PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

17
ARTIKEL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEGAWATDARURATAN LUKA BAKAR TERHADAP KESIAGAAN PENANGANAN LUKA BAKAR AKIBAT AIR PANAS PADA PEKERJA INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN MLANDINGAN KABUPATEN SITUBONDO Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh : BAGUS RIFANDANI 1911011089 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2020

Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

ARTIKEL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEGAWATDARURATAN LUKA BAKAR TERHADAP

KESIAGAAN PENANGANAN LUKA BAKAR AKIBAT AIR PANAS PADA PEKERJA

INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN MLANDINGAN KABUPATEN

SITUBONDO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh : BAGUS RIFANDANI

1911011089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2020

ARTIKEL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEGAWATDARURATAN LUKA BAKAR TERHADAP

KESIAGAAN PENANGANAN LUKA BAKAR AKIBAT AIR PANAS PADA PEKERJA

INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN MLANDINGAN KABUPATEN

SITUBONDO

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

Bagus Rifandani 1911011089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

KEGAWATDARURATAN LUKA BAKAR TERHADAP KESIAGAAN PENANGANAN LUKA BAKAR

AKIBAT AIR PANAS PADA PEKERJA INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN

MLANDINGAN KABUPATEN SITUBONDO

Bagus Rifandani

NIM. 19 1101 10 89

Aritikel ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 17 September 2020

Pembimbing I

Ns. Cipto Susilo, S. Kep., S.Pd, M.Kep NIP. 19700715 1 93 05 382

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEGAWATDARURATAN LUKA BAKAR TERHADAP

KESIAGAAN PENANGANAN LUKA BAKAR AKIBAT AIR PANAS PADA PEKERJA

INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN MLANDINGAN KABUPATEN

SITUBONDO

(INFLUENCE ON HEALTH EDUCATION BURNING EMERGENCIES AGAINST FIRE HANDLING PREPAREDNESS DUE TO HOT WATER ON

WORKERS INDUSTRIES KNOW IN THE DISTRICT MLANDINGAN DISTRICT SITUBONDO)

Bagus rifandani1), Ns. Cipto Susilo, S. Kep., S.Pd, M.Kep.2), Ns. Mohammad Ali

Hamid, S. Kep., M.Kes.3) 1)Student of Health Science Faculty of Muhammadiyah Jember University

2,3) Health Science Faculty, Muhammadiyah Jember University

Karimata Street no. 49 Jember Phone: (0331) 332240, Fax: (0331) 337957 E-mail: [email protected]

ABSTRAK Pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk membantu seseorang mencapai derajat kesehatan yang optimal .Kesiapsiagaan adalah kegiatan yang difokuskan pada pengembangan rencana untuk menanggapi bencana secara tepat dan efektif. Luka Bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air, bahan kimia, listrik dan radiasi. Pendidikan kesehatan juga dapat diberikan melalui metode ceramah dan demonstrasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kesiapsiagaan penangan luka bakar. Desain pada penelitian ini adalah One Group Pretest and Posttest, sampel pada penelitian ini sebesar 40 dengan tehnik purposive sampling, pengumpulan data menggunakan metode kuisioner dan lembar observasi terstruktur, analisis data dengan uji statistik uji wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kegawatdaruratan luka bakar terhadap kesiapsiagaan penanganan luka bakar pada pekerja industri tahu kecamatan Mlandingan, dengan p value = 0.000. Oleh karena itu metode ceramah dan demostrasi dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran kesiapsiagaan penanganan luka bakar. Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Kesiapsiagaan, Penanganan, Luka Bakar.

ABSTRACT Health education is an attempt to help a person achieve optimal health status Preparedness is an activity that is focused on developing a plan to respond to disasters appropriately and effectively. Burns are caused by loss of tissue contact with a heat

source such as fire, water, chemicals, electricity and radiation. Health education may also be given through a lecture and demonstration. The research objective was to determine the effect of health education on preparedness handlers burns. Designs in this study is one group pretest and posttest, the sample in this study amounted to 40 with purposive sampling technique, data collection using structured questionnaires and observation sheets, data analysis with statistical tests Wilcoxon test. Results of this study showed that there is influence of health education on emergency preparedness burns against burns in workers districts Mlandingan tofu industry, with p value = 0.000. Therefore, methods of lecture and demonstrations can be used for learning activities preparedness burns. Keywords: Health education, preparedness, handling, Burns.

PENDAHULUAN

Kecelakaan kerja yang berhubungan

dengan benda-benda panas dapat

menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh

manusia yang berkontak langsung dengan

benda tersebut. Terdapat beberapa pekerjaan

yang sangat rentan dengan terjadinya

kecelakaan kerja luka bakar. Luka bakar

dapat melukai fisik pekerja dan juga akan

mempengaruhi psikis pekerja dengan adanya

rasa trauma yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Kecelakaan seperti ini bisa terjadi

akbibat kesalahan manusia (human eror) atau

karena peralatan kerja yang tidan memenuhi

standart keselamatan kerja. Kecelakaan

massal (mass disaseter) luka bakar yang

terjadi tergolong kasus epidemik yang serius

dalam tahun-tahun belakangan ini (Nugroho,

2012). Luka bakar merupakan penyebab

kematian ketiga akibat kecelakaan, maka dari

itu luka bakar merupakan kegawat daruratan.

Luka bakar merupakan masalah yang

serius dalam kesehatan dunia, khususnya di

negara berkembang. Luka bakar merupakan

salah satu insiden yang sering terjadi di

masyarakat. Sekitar 2,5 juta orang mengalami

luka bakar di Amerika Serikat setiap

tahunnya dari kelompok ini 200.000 pasien

memerlukan penanganan rawat jalan dan

100.000 pasien dirawat di rumah sakit,

sekitar 12.000 meninggal setiap tahunnya.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2013, prevalensi luka bakar

di Indonesia sebesar 0,7%. Prevalensi

tertinggi terjadi pada usia 1-4 tahun (Arif

MZ, 2017).

Studi penelitian yang dilakukan di

kecamatan Mlandingan Situbondo, terdapat

ada 5 industri tahu yang mana telah dilakukan

observasi dan wawancara dengan pekerja

industri sekitar 38 responden, Dimana dari 38

responden mengatakan antara 75%-80% para

pekerja tahu mengalami luka bakar ringan

setiap harinya, dan sekitar 15% mengalami

luka bakar sedang maupun berat, dimana hal

itu jarang sekali terjadi di tempat industri

tersebut.

Salah satu kecelakaan kerja luka

bakar sering terjadi pada perusahaan kecil

menengah dengan tidak adanya standart

keselamatan bagi pekerja. Industri tahu

rumahan menjadi contoh kecil kehidupan

pekerja yang minim dengan adanya

keselamatan kerja. Pada industri tahu sering

terjadi kecelakaan kerja seperti tumpahnya air

saripati kedelai pada pekerja. Kecelakaan

kerja pada saat mengangkat rebusan kedelai

tanpa menggunakan APD (Alat Pelindung

Diri) mengakibatkan air tumpah sehingga

mengenai kulit dan jaringan dibawahnya, dan

menyebabkan menurunnya fungsi barier

kulit. Dengan menurunnya sistim imunitas

tubuh akibat luka bakar baik lokal maupun

sistemik merupakan faktor yang sangat

penting pada proses timbulnya infeksi

(Moenadjat, 2011).

Pengetahuan terhadap penanganan

pertama saat terjadi kecelakaan kerja bagi

pekerja sangatlah penting untuk menghindari

efek yang berbahaya dari kecelakaan kerja

tersebut, dan menghindari terjadinya

kematian. Oleh karena itu pekerja sebaiknya

dibekali pengetahuan terhadap penolongan

pertama pada pekerja di semua jenis industri,

baik itu industri besar sampai industri yang

tergolong rumah tangga atau industri kecil

(Saputra, 2014).

Berdasarkan penelitian, Percepatan

penyembuhan luka bakar bisa dilakukan

dengan pemberian antibiotik dan penanganan

yang tepat yaitu dengan mengaliri luka bakar

dengan air mengalir. Akan tetapi banyak

paradigma yang kurang tepat terhadap

penanganan luka,sehingga mengakibatkan

luka bakar menjadi lebih parah, luka bakar

juga dapat menyebabkan masalah psikologis

yaitu distress emosional (trauma) dan

psikologis yang berat dikarenakan cacat

akibat luka bakar dan bekas luka (scar)

(Revilla, 2013). Kecelakaan terjadi rata-rata

karena human error para pekerja dan kurang

sigapnya penanganan luka bakar pertama.

Selain dengan meningkatkan alat

kerja berstandart demi keselamatan kerja.

Yang menjadi sangat penting juga adalah

peningkatan pengetahuan pegawai terhadap

penanganan pertama pada kecelakaan kerja

yang diharapkan dapat meminimalkan

bahkan mencegah bahaya dari kecelakaan

kerja tersebut. Kesehatan kerja bertujuan

untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga

kerja melalui berbagai upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan gangguan kesehatan

atau penyakit yang mungkin dialami oleh

tenaga kerja akibat pekerjaan atau tempat

kerja.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka

peneliti tertarik mengambil judul pengaruh

pendidikan kesehatan tentang kedaruratan

luka bakar terhadap kesiapsiagaan

penanganan luka bakar pada pekerja industri

tahu Di Kecamatan Mlandingan Kabupaten

Situbondo.

METODE

Prosedur penelitian adalah langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian

berupa metode penelitian, populasi dan

sampel (kuantitatif) atau sampel sumber data

(kualitatif), Instrumen penelitian, tektik

pengumpulan data, dan teknik analisa data

(sugiyono, 2014). Jenis penelitian ini yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian

adalah pre eksperimental dan desain yang

digunakan adalah one group pre test and post

test design.

Pengumpulan data menggunakan

kuesioner. Analsisi data dikategorikan

menjadi univariat dan bivariat. Analisa data

univariat merupakan suatu cara menganalisis

data yang menghasilkan distribusi frekuensi

dan prosentase dari tiap variabel. Sementara

analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon,

uji tersebut dilakukan untuk mengetahui

perbedaan hasil rata-rata variabel dependent

sebelum dan sesudah intervensi dengan

tingkat α = 0,05 atau p < 0,05 artinya H1

diterima, yang berarti ada pengaruh

pendidikan kesehatan tentang luka bakar

terhadap kesiapsiagaan penanganan luka

bakar pada pekerja industri tahu di kecamatan

Mlandingan kabupaten Situbondo.

HASIL PENELITIAN

1. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan jenis kelamin pekerja industri

tahu kecamatan Mlandingan pada bulan Juli

2020. n=40 responden

Pekerja laki-laki lebih banyak 75.0 %

dibandingkan dengan pekerja perempuan

yang hanya 25.0 % dari data sample.

2. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan usia

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan usia pekerja industri tahu

kecamatan Mlandingan pada bulan Juli 2020.

n=40 responden.

Usia Jumlah Prosentase

21-30 tahun 6 15.0 %

31-40 tahun

>40 tahun

22

12

55.0 %

30.0 %

Total 40 100,0 %

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

Laki-laki 30 75.0 %

Perempuan 10 25.0 %

Total 40 100.0 %

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa pekerja berada pada

umur-umur produktif dengan tingkat kerja

tinggi sebagian besar usia responden 31- 40

tahun sebanyak 22 responden (55.0%).

3. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan tingkat pendidikan akhir pada

pekerja industri tahu kecamatan Mlandingan

pada bulan Juli 2020. n=40 responden.

Pendidikan Jumlah Prosentase

SD 18 45.0 %

SMP

SMA

9

13

22.5 %

32.5 %

Total 40 100,0 %

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dalam tingkat akhir pendidikan SD

sebanyak 18 pekerja (45.0 %). Diikuti lulusan

SMP 9 responden (22.5 %) Dan lulusan SMA

13 responden (32.5%).

4. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan lama bekerja pada pekerja

industri tahu kecamatan Mlandingan pada

bulan Juli 2020. n=40 responden

Lama bekerja Jumlah Prosentase

1-5 Tahun 32 80.0 %

6-10 Tahun 8 20.0 %

Total 40 100,0 %

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah

terbanyak lama bekerja dengan 1-5 tahun

dengan jumlah 32 pekerja (80.0 %).

5. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Suku Budaya

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Suku Budaya pada pekerja

industri tahu kecamatan Mlandingan pada

bulan Juli 2020. n=40 responden

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa totalitas pekerja industri tahu bersuku

madura dengan jumlah 40 pekerja (100 %).

Status Tempat

Tinggal

Jumlah Prosentase

Madura 40 100.0 %

Total 40 100,0 %

6. Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan Jenis pekerjaan pada pekerja

industri tahu kecamatan Mlandingan pada

bulan Juli 2020 n=40 responden.

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan jumlah pekerja pencetak tahu

lebih banyak dengan 12 responden 30%.

7. Kesiapsiagaan Penanganan Luka Bakar

sebelum diberikan pendidikan kesehatan

Tabel 5.7 Kesiapsiagaan penanganan luka

bakar sebelum diberikan pendidikan

kesehatan pada pekerja industri tahu

kecamatan Mlandingan pada bulan Juli 2020.

n=40 responden

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa dari 40 responden nilai

rata-rata kesiapsiagaan penanganan luka

bakar pada pekerja indsutri tahu sebelum

diberikan pendidikan kesehatan secara

psikomotor menunjukan bahwa paling

banyak kurang baik sebanyak 32 responden

(80.0 %)

8. Kesiapsiagaan Penanganan Luka Bakar

sesudah diberikan pendidikan kesehatan

Tabel 5.8 Kesiapsiagaan penanganan luka

bakar sesudah diberikan pendidikan

kesehatan pada pekerja industri tahu

kecamatan Mlandingan pada bulan Juli 2020.

n=40 responden

Kemampuan Penanganan

Frekuensi Persentase

Sangat Baik 35 87.5 % Baik 5 12.5 %

Kurang Baik 0 0 Total 40 100 %

Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase

Penggiling 7 17.5 %

Pengaduk 9 22.5 %

Perebus 7 17.5 %

Pencetak 12 30 %

Penjual 5 12.5 %

Total 40 100,0 %

Kemampuan Penanganan

Frekuensi Persentase

Sangat Baik 0 0 Baik 8 20 %

Kurang Baik 32 80 % Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa dari 40 responden nilai

rata-rata kesiapsiagaan penanganan luka

bakar secara kognitif dan afektif pada pekerja

indsutri tahu sesudah diberikan pendidikan

menunjukan bahwa mayoritas kemampuan

penanganan sangat baik sebanyak 35

responden (87.5%) dan yang mempunyai

kemampuan penanganan baik sebanyak 5

(12.5%).

9. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

kesiapsiapsiagaan penanganan luka bakar

pada pekerja industri tahu

Tabel 5.9 Pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap kesiapsiagaan penangnan luka bakar

pada pekerja industri tahu kecamatan

Mlandingan pada bulan Juli 2020. n=40

responden

Mean

Median

Modus

St. Deviasi

Min

Max

Pvalue

Kognitif Afektif

Pre

13.45

5.00 5 1.000 3 6 0,000

Post

17.45

16.00 15 2.982 8 19

Psikomotor

Pre

3.05

4.00 4 0.605 4 5 0,000

Post

10.30

11.95 12 1.982 7 14

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

Berdasarkan tabel di atas hasil pretest dan

posttest setelah di uji dengan uji wilcoxon

menunjukkan bahwa dari 40 responden

diperoleh hasil p value 0.000 < 0,05. Dengan

demikian H1 diterima yang berarti pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap kesiapsiagaan

penanganan luka bakar, pada pekerja industri

tahu kecamatan Mlandingan.

PEMBAHASAN

1. Kesiapsiagaan Penanganan Luka

Bakar sebelum Dilakukan Pendidikan

Kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

paling banyak kurang baik, sebanyak 32

responden (80.0 %)

Menurut Ilham Effendi (2016), Proses

belajar terdiri dari tiga tahapan, yakni

asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi

(penyeimbangan). Proses asimilasi adalah

proses penyatuan (pengintegrasian) informasi

baru ke struktur baru kognitif yang sudah ada

dalam benak siswa. Proses akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi

yang baru, proses equilibrasi adalah

penyesuaian berkesinambungan antara

asimilasi dan akomodasi. Pemberian pre-test

yang dilaksanakan akan meningkatkan

frekuensi latihan terhadap pelajaran yang

diberikan sehingga kesiapan siswa terhadap

pelajaran dan tes akhir lebih baik..

Peneliti berpendapat, bahwa kesiapsiagaan

penanganan luka bakar sebelum diberikan

pendidikan kesehatan mayoritas pekerja

industri tahu secara komponen kognitif dan

afektif dikategorikan kurang, dan

kesiapsiagaan penanganan luka bakar secara

komponen psikomotor sebelum diberikan

pendidikan kesehatan sebagian besar

dikategorikan cukup, hal tersebut merupakan

faktor pendidikan yang rendah, kurangnya

informasi serta budaya dimasyarakat

setempat yang masih melekat dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan pendidikan

yang rendah, kurangnya informasi serta

budaya masyarakat yang masih melekat,

sehingga sangat berpengaruh sekali dalam

penilaian lembar kuisioner dan observasi

penelitian peneliti dalam komponen kognitif,

afektif dan psikomotor pada pekerja industri

tahu di kecamatan Mlandingan.

2. Kesiapsiagaan Penanganan Luka Bakar

Sesudah Dilakukan Pendidikan

Kesehatan Tentang Luka Bakar.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

sangat baik sebanyak 35 responden (87.5%)

dan yang mempunyai kemampuan

penanganan baik sebanyak 5 (12.5%).

Pendidikan kesehatan adalah suatu

kegiatan atau usaha untuk menyampaikan

pesan kesehatan kepada masyarakat,

kelompok, atau individu. Dengan harapan

bahwa dengan adanya pesan tersebut,

masyarakat, kelompok, atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan

yang lebih baik (Notoadmodjo, 2011).

Pemberian post-test di setiap akhir pertemuan

akan sangat membantu siswa dalam kembali

mengulang atau mengambil kesimpulan

selama pelajaran yang telah diikutinya,

sehingga apa yang sudah diserap siswa akan

lebih lama bertahan dalam ingatan siswa

(Ilham Effendi 2016).

Peneliti berpendapat bahwa, setelah

dilakukan pendidikan kesehatan mayoritas

pekerja industri tahu secara komponen

kognitif, afektif dan psikomotor

dikategorikan baik. Hal tersebut karena

bertambahnya informasi dan ditunjang

adanya pendidikan kesehatan terutama

tentang penanganan luka bakar yang dengan

langsung oleh petugas kesehatan

memungkinkan responden mampu

memahami tentang kesiapsiagaan

penanganan luka bakar dengan baik.

3. Pengaruh pendidikan kesehatan

tentang luka bakar terhadap

kesiapsiagaan penanganan luka bakar

pada pekerja industri

Pada penelitian ditemukan bahwa hasil

pretest dan posttest Setelah diuji dengan uji

wilcoxon menunjukkan bahwa dari 40

responden memiliki p value = 0.000.

Berdasarkan uraian diatas, H1 diterima

sehingga dapat dikatakan ada pengaruh

kesiapsiagaan penanganan luka bakar dalam

komponen kognitif, afektif dan psikomotor

sebelum dan sesudah diberikannya

pendidikan kesehatan tentang kesiapsiagaan

penanganan luka bakar pada pekerja industri

tahu di kecamatan mlandingan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan

metode Wilcoxon didapatkan peningkatan

nilai rata-rata komponen kognitif dan afektif

sebelum diberikan pendidikan kesehatan 5.50

dan setelah diberikan pendidikan kesehatan

16.45 dengan selisih peningkatan dari nilai

rata-rata sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan yaitu 10.95. dan nilai rata-rata

komponen psikomotor sebelum diberikan

pendidikan kesehatan 5.05 dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan adalah 11.70

dengan selisih peningkatan dari rata-rata

sebelum dan sesudah penkes yaitu 6.65.

Menurut Ilham Effendi (2016)

mengungkapkan bahwa pemberian metode

Pre-test dan post-test dalam proses belajar

mengajar, Metode ini oleh guru dijadikan

pengatur kemajuan belajar (Advance

Organizations) bermanfaat sebagai jembatan

yang menghubungkan antara apa yang sedang

dipelajari siswa saat ini dengan apa yang

akan dipelajari, sehingga siswa akan lebih

mampu memahami bahan belajar secara

mudah, yang bisa mengukur sejauh mana

kesiapan siswa terhadap materi yang akan

diajarkan dan juga melihat sejauh mana hasil

atau kemampuan yang sudah dicapai siswa

dalam belajar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Nuryati, (2011), yang berjudul pengaruh

penyuluhan kesehatan reproduksi remaja

terhadap kemampuan kognitif penyelesaian

masalah kehamilan tidak diinginkan pada

mahasiswa kebidanan di Yogyakarta.

Populasi sebanyak 46 orang, sampel yang

digunakan total sampling, dengan uji paired t

test, mengutarakan ada pengaruh yang

signifikan dari penyuluhan kesehatan

reproduksi remaja terhadap kemampuan

kognitif dalam menyelesaikan masalah KTD,

didapatkan p 0,000 < p 0,05 yang artinya ada

pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi

remaja terhadap kemampuan kognitif

penyelesaian masalah kehamilan tidak

diinginkan.

Peneliti berpendapat bahwa responden

setelah diberikan pendidikan kesehatan

mempunyai kualitas kesiapsiagaan persepsi

penanganan luka bakar yang tepat yang

meningkat dari pada sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang kesiapsiagaan

penanganan luka bakar, Ditinjau dari

perubahan kesiapsiagaan yang ditunjukkan

sebelum dan setelah diberikan pendidikan

kesehatan tentang penanganan luka bakar,

hal ini menunjukkan bahwa pendidikan

kesehatan mempunyai peranan yang sangat

penting terhadap kesiapsiagaan penanganan

luka bakar. Perubahan yang terjadi karena

adanya peningkatan pengetahuan serta

penyerapan informasi yang baik terhadap

pendidikan kesehatan yang telah diberikan.

sehingga meminimalisir, dan dapat

terhindar dari resiko atau dampak dari luka

bakar pada pekerja industri tahu. Kurangnya

pengetahuan tentang kesiapsiagaan

penanganan luka bakar yang tepat pada

pekerja industri tahu di kecamatan

mlandingan dapat meningkatkan resiko cacat

bahkan kematian, apabila pekerja salah

mempersepsikan penanganan luka bakar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan mempunyai peranan

yang sangat penting dalam menambah

informasi guna meningkatkan pengetahuan

dan persepsi yang baik dalam kehidupan

masyarakat. Dengan banyak informasi yang

diperoleh maka pengetahuan seseorang akan

semakin baik dengan memiliki

pengetahuan yang baik maka seseorang

dapat memiliki persepsi yang baik pula.

Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa

keterbatasan sehingga mungkin dapat

berpengaruh terhadap hasl penelitiaan, antara

lain:

Instrumen penelitian

Instrument penelitian dibuat sendiri oleh

peneliti dan belum di uji validitas dan

reliabilitas sehingga hasil yang diperoleh

sangat mempengaruhi hasil penelitian.

Variable perancu

Variabel yang memungkinkan biasnya suatu

penelitian tidak terlalu diperhatikan oleh

peneliti seperti faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapsiagaan penanganan

luka bakar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti

menyimpulkan bahwa Rata- rata tingkat

kesiapsiagaan penanganan luka bakar

dalam komponen psikomotor sebelum

diberikan pendidikan kesehatan

menunjukan bahwa paling banyak kurang

baik sebanyak 32 responden (80.0 %)

2. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti

menyimpulkan bahwa Rata- rata tingkat

kesiapsiagaan penanganan luka bakar

dalam komponen kognitif dan afektif pada

pekerja indsutri tahu sesudah diberikan

pendidikan menunjukan bahwa mayoritas

kemampuan penanganan sangat baik

sebanyak 35 responden (87.5%) dan yang

mempunyai kemampuan penanganan baik

sebanyak 5 (12.5%).

3. Ada pengaruh yang signifikan di mana

nilai diperoleh hasil p Value = 0,000 <

0,05. dengan demikian H1 diterima yang

berarti ada pengaruh

Ada pengaruh pendidikan kesehatan

tentang luka bakar terhadap kesiapsiagaan

penanganan luka bakar pada pekerja industri

tahu dikecamatan mlandingan.

SARAN

Setelah dilakukan penelitian, adapun saran

yang bermanfaat bagi:

1. Pekerja

Disarankan mencari informasi tentang

kesiapsiagaan penanganan luka bakar dari

sumber yang terpercaya sehingga

meminimalisir terjdinya luka bakar dan

mengurangi resiko luka bakar, dampak

luka bakar dan kematian.

2. Industri tahu

Industri disarankan dapat memberikan

pendidikan kesiapsiagaan penanganan

luka bakar yang terarah dengan cara

menyediakan alat beserta APD (alat

pelindung diri) kesiapsiagaan penanganan

luka bakar, sehingga pekerja memiliki

pengetahuan dengan baik agar dapat

mengurangi terjadinya luka bakar .

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan penelitian selanjutnya dan

mengharap kepada peneliti lain untuk

dapat mengembangkan penelitian ini

dengan variable yang berbeda guna

meningkatkan hasil pembelajaran yang

lebih baik. Berdasarkan penelitian ini alat

ukur yang digunakan tidak dilakukan uji

validitas dan realibilitas sehingga tidak

diketahui tingkat kevalidannya, untuk

peneliti selanjutnya disarankan melakukan

uji validitas dan reabilitas dalam

pembuatan instrument penelitian. Peneliti

selanjutnya juga dapat mengembangkan

penelitian ini dengan judul yang lebih

mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. (2013). Mitasi dan

Kesiapsiagaan Bencana Alam. Jakarta: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Deni, Hidayati. (2006). Pendidikan Siaga

Bencana. Bandung: ITB. Ilham Effendy. (2016). Pengaruh Pemberian

Pre-test dan Post-test Terhadap Hasil Belajar. Padang: UNTIRTA

Joshua Vorstenbosch, MDCM, phD. (2019).

Thermal Burns. Canada Nasrul. (2012). Dasar-Dasar Keperawatan

Kesehatan Masyarakat (Ed. 2). Jakarta: EGC.

Fitria, Meishinta, Deddy Saputra, dan Gusti

Revilla. (2014). Pengaruh Papain Getah Pepaya terhadap Pembentukan Jaringan

Granulasi Pada Penyembuhan Luka Bakar Tikus Percobaan. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1).

Jong, Wim de. (2011). Luka. Buku-ajar ilmu

bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Kumorateh, Ajeng. (2009). Panduan Praktis

P3K Pertolongan Pertama Pada Kedaruratan. Surakarta: Mahkota Kita.

Moenadjat, Yefta.(2010). Luka Bakar

Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta: FK UI.

Nasution, M. Darwin. (2008). Hukum

Ketenagakerjaan, Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja. Bandung: Mandar Maju.

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi

penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, T. (2012). Luka Bakar dan Artritis

Reumatoid. Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho. Taufan. (2012). Patologi

Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan

Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Revilla Arisanty. (2014). Konsep dasar

manajemen perawatan luka. Jakarta: EGC.

Robinson, Tarigan. 2010. Ekonomi Regional,

Teori dan Aplikasi. Bandung: Bumi Aksara.

Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Sopaheluwakan, Jan. (2006). Kajian

Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempal Bumi dan Tsunami. LIPI – UNESCO / ISDR.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif). Bandung: Alfabeta.

Susilo, R. (2011). Pendidikan Kesehatan

dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Zaini, Mochammad. (2008). Panduan

Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran,. Jakarta: PT. Dinastindo Adi Perkasa Internasional.