PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG NANGKA TERHADAP PRODUKSI ROSELLA...

21
PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG NANGKA TERHADAP PRODUKSI ROSELLA (Hibiscus sabdariffa l) R. Teti Rostikawati, Surti kurniasaih, Diana Novita Sari Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan ABSTRACT This study aims to find out effect of local microorganisms (MOL) jackfruit banana weevil to production rosella (Hibiscus sabdariffa l). The methods used is completely randomized design (CRD) with six level factor: 0%, 8%, 16%, 24%, 32%, and 40%. In every treatments is repeated four times, the observed variables are number of rosella flowers and wet weight rosella flowers. The calculation of ANOVA to number of rosella flowers and wet weight rosella flowers show that there is an influence in giving jackfruit banana weevil MOL to number of rosella flowers but there isn’t an influence in giving jackfruit banana weevil MOL to wet weight flowers. Optimal concentration of jackfruit banana weevil MOL to number of rosella flowers is 24%. Keywords: local microorganism, jackfruit banana weevil, Hibiscus sabdariffa l ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroorganisme loal (MOL) bonggol pisang nangka terhadap produksi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa l). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam taraf faktor yaitu: 0%, 8%, 16%, 24%, 32%, dan 40%. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali, peubah yang diamati adalah jumlah dan berat basah 1

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG NANGKA TERHADAP PRODUKSI ROSELLA...

PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL(MOL) BONGGOL PISANG NANGKA TERHADAPPRODUKSI ROSELLA (Hibiscus sabdariffa l)

R. Teti Rostikawati, Surti kurniasaih, Diana NovitaSari

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Pakuan

ABSTRACT

This study aims to find out effect of localmicroorganisms (MOL) jackfruit banana weevil toproduction rosella (Hibiscus sabdariffa l). The methodsused is completely randomized design (CRD) with sixlevel factor: 0%, 8%, 16%, 24%, 32%, and 40%. In everytreatments is repeated four times, the observedvariables are number of rosella flowers and wet weightrosella flowers. The calculation of ANOVA to number ofrosella flowers and wet weight rosella flowers showthat there is an influence in giving jackfruit bananaweevil MOL to number of rosella flowers but there isn’tan influence in giving jackfruit banana weevil MOL towet weight flowers. Optimal concentration of jackfruitbanana weevil MOL to number of rosella flowers is 24%.Keywords: local microorganism, jackfruit banana weevil,Hibiscus sabdariffa l

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian mikroorganisme loal (MOL) bonggol pisangnangka terhadap produksi bunga rosella (Hibiscus sabdariffal). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan enam taraf faktor yaitu: 0%, 8%, 16%, 24%,32%, dan 40%. Setiap perlakuan diulang sebanyak empatkali, peubah yang diamati adalah jumlah dan berat basah

1

bunga rosella. Berdasarkan perhitungan analisis varianterhadap jumlah dan berat basah rosella menunjukkanbahwa terdapat pengaruh pemberian MOL bonggol pisangnangka terhadap jumlah bunga rosella namun tidakterdapat pengaruh pemberian MOL bonggol pisang nangkaterhadap berat basah rosella. Konsentrasi MOL bonggolpisang nangka yang optimal untuk jumlah bunga rosellayaitu sebesar 24%.Kata kunci: mikroorganisme lokal, bonggol pisangnangka, Hibiscus sabdariffa l

Pendahuluan Rosella merupakan

salah satu jenis tanamanhias yang tidak hanyaindah tetapi juga memilikibegitu banyak manfaat bagikesehatan manusia. Saatini sudah berkembangberbagai macam olahan yangberbahan dasar rosellaseperti teh, agar-agar,selai dan sirup. Mengingatbukan hanya rasanya yangenak, melainkan olahanrosella juga memberikannilai positif bagikesehatan.

Kini sudah banyakpetani yang mulaimembudidayakan tanamanrosella. Hal ini terjadikarena meningkatnya jumlahpermintaan konsumen akanproduk berbahan rosella.Bunga rosella merupakankomoditas utama yangdiambil dari tanamanrosella. Banyaknya hasil

panen bunga rosella yangdapat diraih tentunyatergantung dari kondisilingkungan tempat tumbuhrosella terutama kesuburanmedia tanamnya. Untukdapat memenuhi kebutuhanrosella akan unsur-unsurhara esensial maka petaniharus memberikan pupuk,kimia ataupun organik.

Pemilihan penggunaanpupuk kimia sudah dapatdipastikan akan memberikanbanyak dampak negatif bagilingkungan dan di lainpihak harganya puncenderung lebih mahal.Mengingat hal tersebut,maka pupuk yang sebaiknyadigunakan adalah pupukorganik. Yaitu pupuk yangberasal dari sisa-sisamakhluk hidup sehinggatidak mencemari lingkunganserta bahannya dapatdiperoleh secara mudah disekitar kita.

2

Namun masalah kembalimuncul ketika dalampembuatan pupuk organikyaitu dengan carapengomposan diperlukanstarter yang harganya puntidak murah. Hargastarter EM4 yang palingbanyak digunakan olehmasyarakat dijual denganharga Rp 15.000/liter.Maka penggunaan teknologiMOL (Mikroorganisme Lokal)dapat menjadi alternatifuntuk mengatasipermasalahan tersebut.Pada dasarnya dalampembuatan MOL ini, petanihanya membiakkanmikroorganisme lokal yangbanyak terdapar di sekitarkita, misalnyamikroorganisme lokal padabonggol pisang nangka.

Prinsip dasar daripembuatan mikroorganismelokal ini hanyalahmembiakkan mikroorganismetersebut denganmencampurkan cacahanbonggol pisang nangkadengan gula merah dan aircucian beras. Gula merahdan air cucian berasmerupakan sumber glukosadan karbohidrat sebagaimedia mikroorganisme.

Mikroorganisme lokalyang terdapat di dalam MOL

bonggol pisang nangkamampu memenuhiketersediaan unsur haraserta hormon pengaturtumbuh yang mampumeningkatkan produksitanaman. Hal inidiharapkan mampu membantupetani rosella untukmeningkatkan produksibunga rosella dengan biayayang murah serta cara yangrelatif mudah.

Penelitian inibertujuan untukmeningkatkan produksitanaman rosella (Hibiscussabdariffa L) denganpemberian mikroorganismelokal (MOL) bonggol pisangnangka.

A. Kajian Pustaka

Tanaman rosella(Hibiscus sabdariffa l)merupakan tanaman yangmemiliki banyak manfaatbagi kesehatan, sehinggapermintaan akan produkberbahan rosella menjadisangat tinggi. Tingginyapermintaan pasar tentunyaharus diimbangi denganjumlah produksi bungarosella. Karena itu perludilakukan upaya untukmeningkatkan jumlah

3

produksi dengan jalanmenyediakan unsur haraserta Zat Pengatur Tumbuh(ZPT) yang optimal untukmeningkatkan jumlahproduksi bunga rosella.Pemberian mikroorganismelokal (MOL) bonggol pisangnangka dapat menjadi jalanuntuk memenuhiketersediaan hara sertaZPT bagi tanaman rosella.

Pada tanaman rosella,unsur nitrogen (N) sangatberpengaruh pada fase awalpertumbuhan rosella,karena nitrogen berperanmendorong pertumbuhanvegetatif, yangberkolerasi denganproduksi kelopak bunga.Dosis pupuk nitrogen dankalium mempengaruhikandungan antosianin,vitamin C, dan karbohidratkelopak bunga. Sementaraphosphor (P) mempengaruhipertumbuhan akar jugamendorong pembentukanbunga (Mardiah danSawarni, 2010).

MOL adalah cairan yangberbahan dari berbagaisumber daya alam yangtersedia setempat. MOLmengandung unsur haramakro dan mikro dan jugamengandung mikroba yangberpotensi sebagai

perombak bahan organik,perangsang pertumbuhan dansebagai agen pengendalihama penyakit tanaman.Berdasarkan kandungan yangterdapat dalam MOLtersebut, maka MOL dapatdigunakan sebagaipendekomposer, pupukhayati, dan sebagaipestisida organik terutamasebagai fungsida(Purwasasmita dan Kunia,2009) dalam (Suhastyo,2011).

Menurut beberapaliteratur dalam MOLbonggol pisang mengandungZat Pengatur TumbuhGiberellin dan Sitokinin.Selain itu dalam molbonggol pisang tersebutjuga mengandung 7mikroorganisme yang sangatberguna bagi tanamanyaitu  : Azospirillium,Azotobacter, Bacillus,Aeromonas, Aspergillus,mikroba pelarut phospatdan mikroba selulotik.Tidak hanya itu MOLbonggol pisang juga tetapbisa digunakan untukdekomposer ataumempercepat prosespengomposan (Maspary,2012).

Mikroba tanahberfungsi sebagai agen

4

biokemik dalam pengubahansenyawa organik yangkompleks menjadi senyawaanorganik. Perubahansenyawa kimia didalamtanah, terutama,pengubahan senyawa organikyang mengandung karbon,nitrogen, sulfur, danfosfor menjadi senyawaanorganik. Proses inidisebut mineralisasi,didalamnya terlibatsejumlah besar perubahansenyawa kimia sertaperanan bermacam-macamspesies mikroba(Ristianti, 2008). Melaluipemberian cairan MOL makakandungan mikroba dalamtanah dapat meningkatsehingga prosesmineralisasi dapatberjalan lebih optimal dankebutuhan unsur haratanaman rosella dapatterpenuhi dengan baik.Penelitian ini bertujuanuntuk meningkatkanproduksi tanaman rosella(Hibiscus sabdariffa L) denganpemberian mikroorganismelokal (MOL) bonggol pisangnangka.

B. Bahan dan Metode

Penelitiandilaksanakan di Kp.Padurenan Kel. PabuaranKec. Cibinong Kab. Bogorselama 7 bulan padapolybag dengan tanahseberat kurang lebih 2000gr.

Bahan tanaman yangdigunakan adalah benihhrosella (Hibiscus sabdariffa l).Media tanam menggunakan tanah latosolyang memiliki warna merahhingga kecoklatan yangbanyak terdapat di pulauJawa. Sementara bahanpembuatan MOL yangdigunakan adalah aircucian beras 20 litersebagai sumberkarbohidrat, gula merah 2kg sebagai sumber glukosadan bonggol pisang nangka10 kg sebagai sumbermikroorganisme. Bonggolpisang dan gula merah yangtelah dicacah kemudiandimasukkan ke dalam aircucian beras dandifermentasi selama 2-3minggu dalam kondisianaerob untuk menghasilkancairan MOL yang lebihjernih dan beraroma lebihbaik.

5

Rancangan yang digunakanyaitu Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan enamperlakuan pemberian MOLdengan konsentrasi A=0%,B=8%, C=16%, D=24%, E=32%,dan F=40%, masing-masingperlakuan diulang sebanyakempat kali. Pada ujilanjutan ini dilakukanpenelitian denganmenggunakan media tanahjenis latosol yangberwarna merah hinggacoklat atau kekuningan(Usman, 2004) sebanyakkurang lebih 2000 gr.Rancangan percobaan yangdilakukan adalahRancangan Acak Lengkapyang terdiri dari 6perlakuan yaitu:

A. PerlakuanA (0%) = Tanah tanpa

penambahan mikroorganismelokal (MOL) (kontrol),B(8%) = Tanah denganpemberian MOL sebanyak 8%,C (16%) = Tanah denganpemberian MOL sebanyak16%, D (24%) = Tanahdengan pemberian MOLsebanyak 24%, E (32%) =Tanah dengan pemberian MOLsebanyak 32%, F (40%) =Tanah dengan pemberian MOLsebanyak 40%. B. Prosedur Penelitian

1. Tahap PersiapanTahap persiapan

dilakukan denganpembuatan MOL daribonggol pisang.Bonggol pisangdipotong hingga berukuran 5-7cm. Langkahselanjutnya gulamerah yang sudahdiiris halusdimasukkan ke dalamair beras.

Bonggol pisanglalu dimasukkan ke dalamcampuran air berasdan gula, kemudiandiaduk hingga merata.Biarkan fermentasiselama 14-21 hari (2-3minggu) makadiperoleh MOL dengankonsentrasi 100%.Selanjutnya MOL yangtelah siap akan diencerkan menjadilarutan MOL dengankosentrasi 8%, 16%,24%, 32% dan 40%yaitu denganperhitungan sebagaiberikut:Konsentrasi 8%

diperoleh dari : 8 mlMOL + 100 ml Air.

6

Konsentrasi 16%diperoleh dari : 16 ml MOL+ 100 ml Air.

Konsentrasi 24%diperoleh dari : 24 ml MOL+ 100 ml Air.

Konsentrasi 32%diperoleh dari : 32 ml MOL+ 100 ml Air.

Konsentrasi 40%diperoleh dari : 40 ml MOL+ 100 ml Air.

2. PelaksanaanPenelitiana. Persiapan Media

TanamMedia tanam

yang digunakanadalah tanah.Sebelum digunakantanam diayak agarpartikel-partikelselain tanah,terutama yangberukuran sukupbesar dapattersaring.Selanjutnya tanah dicampur dengan mikroorganismelokal (MOL) sesuai dengankonsentrasi yangdiperlukan padatiap-tiapperlakuan.Pemberian MOL

selanjutnyadilakukan diulangkembali setelahtanaman berusia 30hari.

b. Pembibitan danPenanaman

Pembibitandilakukan dengansistem penanamanlangsung, benihditanam 2-3 butirper lubang tanamsedalam 0,5 cm.Setelah bibitberdaun 2-4 helai,dilakukanpenjarangan denganmemilih satutanaman yangmenunjukkanpertumbuhanterbaik. Cara inilebih praktis danmenghindarkantanaman daricekaman akibatpemindahan(Mardiah,Sawarni, Wicaksonodan Rahayu, 2010).

c. PemeliharaanTahap

selanjutnyapemeliharaandilakuka denganpenyiraman secaraberkala pagi dansore, karenarosella memerlukan

7

air yang cukupuntukpertumbuhannya.Selain itu, jikaterdapat tanamanlain yang tumbuh disekitar tanamaninti harus segeradicabut agar tidakmenjadi pesaingbagi tanaman intidalam perolehannutrisi.

Pengamatan dilakukanterhadap parameterproduksi berupa jumlahbunga dan berat basahbunga rosella pada saatpanen yaitu saat tanamanberusia kurang lebih 90hari setelah persemaian.

Data hasil penelitiandiuji homogenitas dannormalitas, setelahmemenuhi kriteria homogendan normal, kemudiandianalisis variansi(ANAVA) dan uji Duncans.

C. Temuan Penelitian

A. Hasil Penelitian

1. Jumlah Produksi BungaRosella (Hibiscussabdariffa l)

Pengamatan terhadapproduksi bunga roselladilakukan pada usia tanam± 90 hari setelahpersemaian atau usia bunga± 60 hari setelah munculbunga. Dari data jumlahbunga yang dihasilkan padatiap-tiap perlakuanmenunjukkan perbedaan.Jumlah bunga tertinggiterdapat pada pemberianMOL bonggol pisang dengankonsentrasi 24% denganrata-rata jumlah bungasebesar 4, sedangkanproduksi bunga terendahterdapat pada pemberianMOL bonggol pisang dengankonsentrasi 16% dan 32%dengan rata-rata jumlahbunga sebanyak 3 (Gambar1).

A B C D E F012345

Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 3Ulangan 4

Konsentrasi Mol Bonggol Pisang

Juml

ah B

unga

Ros

ella

Gambar 1. Perolehan Jumah BungaRosella

8

Setelah dilakukan ujihomogenitas dan normalitasdengan hasil penelitiandata homogen dan normal,dilakukan analisis varianterhadap data. Hasil ujianava menunjukkan bahwanilai F hitung sebesar 4lebih besar dibandingkannilai F tabel pada taraf0,05 sebesar 2,77 (Tabel1), hal ini menunjukkanbahwa hipotesis nol (H0)ditolak dan hipotesisanalisis (H1) diterima,yaitu terdapat perbedaanjumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) denganpemberian MOL bonggolpisang nangka padakonsentrasi yang berbeda.

Tabel 1. Hasil Uji Anava JumlahBunga RosellaPembahasan

SumberKeragama

nDb JK KT

Fhitung

Ftable5%

Perlakuan 5 2,

80,56 4** 2,77

Galat 18 2,5

0,14

Total 23

Selanjutnya dilakukanuji Duncan’s untukmembandingkan antarperlakuan. Hasil ujiduncan’s menunjukkan bahwajumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) yang

dihasilkan pada penggunaankonsentrasi Mol bonggolpisang nangka dengankonsentrasi 24% berbedanyata dengan konsentrasilainnya (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil uji Duncan’spengaruh konsentrasi MOL

bonggol pisang nangka terhadapjumlah bunga tanaman rosella

(Hibiscus sabdariffa l)

Per-lakuan

NT Rp NT-Rp

GrupDun-can’s

A 3,5 0,56 2,94 C

B 3,25

0,59 2,66 B

C 3 0,61 2,39 A

D 4 0,62 3,38 D

E 3 0,63 2,37 A

F 3,25

0,64 2,61 B

Ket: Huruf yang samamenunjukkan tidak berbeda nyata

Hasil penelitianmengenai berat basahbunga rosella (Hibiscussabdariffa l) menunjukkanbahwa bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) yangdiberi konsentrasi MOLbonggol pisang nangkasebesar 24% memilikiberat rata-rata yangjauh lebih tinggidibandingkan dengan

9

konsentrasi lainnyayaitu sebesar 31,75 gr,sedangkan rata-rataberat basah bungarosella (hibiscus Hasilpenelitian menunjukkanbahwa terdapatperbedaan jumlahproduksi bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l)dengan pemberian MOLbonggol pisang nangkapada konsentrasi yangberbeda, namun tidakterdapat perbedaanberat basah bungarosella (Hibiscus sabdariffal) dengan pemberian MOLbonggol pisang nangkapada konsentrasi yangberbeda.

Pada pengamatanjumlah bunga yangdihasilkan menunjukkanbahwa produksi bungapaling baik terdapatpada konsentrasi 24%,hal ini dapat dilihatdari jumlah bunga yangdihasilkan lebih banyakdan berbeda nyatadibandingkan denganperlakuan lainnya(tabel 7). Sementarapada konsentrasi 0%,8%, 16%, 32% dan 40 %memperlihatkan hasilyang tidak jauh bebeda.Berdasarkan uji anava

terhadap jumlah bungamenunjukkan perbedaannyata yang berartibahwa dengan pemberianMOL bonggol pisangnangka dapatmeningkatkan produksibunga rosella (Hibiscussabdariffa l) yaitu padajumlah bunga yangdihasilkan.

Untuk dapat tumbuhdengan baik tanamanrosella (Hibiscus sabdariffal) membutuhkan unsurhara yang cukup darimedia tanamnya. Sepertitanaman lainnya, unsurhara utama bagi tanamanrosella adalah nitrogen(N), fosfor (P) dankalium (K). MenurutMardiah dan Sawarni(2010) pada tanamanrosella, unsur nitrogen(N) berpengaruh padafase awal pertumbuhanrosella, karenanitrogen berperanmendorong pertumbuhanvegetatif, yangberkolerasi denganproduksi kelopak bunga.Dosis pupuk nitrogendan kalium mempengaruhi kandunganantosianin, vitamin C,dan karbohidrat kelopakbunga. Sementara

10

phosphor (P)mempengaruhipertumbuhan akar jugamendorong pembentukanbunga.

Melalui pemberianMOL bonggol pisangkebutuhan tanamanrosella (Hibiscus sabdariffal) dapat terpenuhi.Sutaryat danSupardiyono (2011)menjelaskan bahwa MOLbonggol pisang sumbernitrogen dan fosforbagi tanaman. MenurutMaspary (2012) dalamMOL bonggol pisangmengandung Zat PengaturTumbuh Giberellin danSitokinin. Selain itudalam mol bonggolpisang tersebut jugamengandung 7mikroorganisme yangsangat berguna bagitanaman yaitu  :Azospirillium,Azotobacter, Bacillus,Aeromonas, Aspergillus,mikroba pelarut phospatdan mikroba selulotik.

Keberadaanmikroorganisme dalamMOL bonggol pisangnangka dengankonsentrasi 24% telahmampu memenuhiketersediaan unsur hara

serta hormon pengaturtumbuh yang optimaluntuk meningkatkanjumlah bunga. Sepertiyang dijelaskan olehPurwasasmita dan Kunia(2009) dalam Suhastyo(2011) MOL adalahcairan yang berbahandari berbagai sumberdaya alam yang tersediasetempat. MOLmengandung unsur haramakro dan mikro danjuga mengandung mikrobayang berpotensi sebagaiperombak bahan organik,perangsang pertumbuhandan sebagai agenpengendali hamapenyakit tanaman.Berdasarkan kandunganyang terdapat dalam MOLtersebut, maka MOLdapat digunakan sebagaipendekomposer, pupukhayati, dan sebagaipestisida organikterutama sebagaifungisida.

Jumlah produksibunga rosella (Hibiscussabdariffa l) yang tinggipada pemberiankonsentrasi MOL bonggolpisang nangka sebesar24% memperlihatkanbahwa pada dosis MOLtersebut kebutuhan

11

unsur hara makro danmikro yang diperlukanoleh tanaman rosellaberada pada titikoptimal. Rahardi (2007)mengemukakan bahwakomposisi dan kadarunsur hara makroataupun mikro sangatberpengaruh terhadaptanaman, karenanyapemberian pupuk harusseimbang sesuai dengankebutuhan.

Mikroorganismedalam MOL memilikikemampuan untukmemfiksasi nitrogen(N2). Budiana (2007)menjelaskan bahwaNitrogen merupakanunsur hara utamapenunjang pertumbuhanvegetatif tanaman.Unsur ini berperandalam pembentukan seldan jaringan di dalamtanaman seperti akar,batang, daun dan awalpembentukan bunga. Makadari itu bagi tanamanrosella (Hibiscis sabdariffal) yang dibudidayakanuntuk diambil bunganyamaka penting untukmendapatkan unsur haranitrogen dalampertumbuhannya.Mengingat menurut Mubin

(2004) nitrogenmemiliki fungsi bagitanaman untuk mendorongpertumbuhan tanamansecara keseluruhan baikakar, daun, batang,serta pembungaan danpembuahan.

Melalui pemanfaatanmikroba pemfiksasi N2

kebutuhan tanamanrosella akan nitrogendapat terpenuhisehingga produksi bungadapat meningkat. Selainitu, ketergantunganpetani akan pupuk Nsintetis dapatberkurang. MenurutJames and Olivares(1997) dalam Saraswatidan Suwarno (2008)pemanfaatan bakterifiksasi N2, baik yangdiaplikasikan melaluitanah maupundisemprotkan padatanaman, mampumeningkatkan efisiensipemupukan N. Dalamupaya mencapai tujuanpertanian ramahlingkungan danberkelanjutan,penggunaan bakterifikasi N2 berpotensimengurangi kebutuhanpupuk N sintetis,meningkatkan produksi

12

dan pendapatan usahatani dengan masukanyang lebih murah.

Pemberian MOLbonggol pisang nangkaini tidak hanyamenyediakan kebutuhantanaman rosella akanunsur hara nitrogentetapi juga fosfat ataufosfor (P).Terpenuhinya unsur inimembantu rosella(Hibiscus sabdariffa l) untuktumbuh lebih baik.Menurut Budiana (2007)fosfor (P) dibutuhkantanaman untukpertumbuhan vegetatif,seperti pembentukanakar (terutama tanamanmuda), pembentukan intisel dan pembelahan sel,merangsang pembungaan,pembentukan biji, sertamemperkua daya tahantanaman terhadapserangan penyakit.Pertumbuhan akar jugasangat dipengaruhi olehketersediaan fosforyang memadai. Jumlahakar yang banyakmembuat tanaman dapatmenyerap air besertaunsur hara lebihbanyak. Fosfor sangatberpengaruh dalam

proses pebungaan sertaproduksi buah dan biji.

Mikroorganismepelarut fosfat yangterdapat di dalam MOLbonggol pisang nangkamampu memenuhikebutuhan tanamanrosella akan fosforkarena kemampuannyadalam melarutkan Psukar larut menjadilarut, baik yangberasal dari dalamtanah maupun daripupuk, sehingga dapatdiserap oleh tanaman.Saraswati dan Suwarno(2008) menjelaskanalternatif untukmeningkatkan efisiensipemupukan P dan untukmengatasi rendahnya Ptersedia atau kejenuhanP dalam tanah adalahdengan memanfaatkankelompok mikroorganismepelarut P sebagai pupukhayati. Mikroorganismepelarut P adalahmikroorganisme yangdapat melarutkan Psukar larut menjadilarut, baik yangberasal dari dalamtanah maupun daripupuk, sehingga dapatdiserap oleh tanaman.

13

Mikroorganisme yangterdapat dalam cairanMOL juga akan berperandalam tanah sebagaidekomposer yang bekerjamerubah ataumenguraikan limbahorganik menjadi bahanorganik sederhana,serta mampu menyimpandan melepaskan hara disekitar tanaman. Tidakhanya itu, kebutuhantanaman akan ZPT (ZatPengatur Tumbuh)sitokinin dan giberelinpun dapat terpenuhi.Menurut Maspary (2012)dalam MOL bonggolpisang mengandung ZPTgiberellin dansitokinin.

Azotobacter, Azospirillum,dan Bacillus merupakanmikroorganisme yang mampumemproduksi ZPT dan terdapatdalam larutan MOL bonggolpisang nangka. Tien et al.(1979), Schroth&Weinhold (1986),Zakharova et al. (1999),Maor et al. (2004) dalamSaraswati dan Suwarno(2008) menjelaskanbahwa bakteri pemacutumbuh secara langsungmemproduksi fitohormonyang dapat menginduksipertumbuhan.

Peningkatan pertumbuhantanaman dapat terjadiketika suaturizobakteriummemproduksi metabolityang berperan sebagaifitohormon yang secaralangsung meningkatkanpertumbuhan tanaman.

Sementara rendahnyajumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) padakonsentrasi 0% dan 18%disebabkan olehkekurangan hara padamedia tanam. Sedangkanrendahnya jumlah bungarosella (Hibiscus sabdariffal) pada konsentrasi 32%dan 40% disebabkankarena komposisi harayang terlalu berlebih.

Menurut Pracaya(1999) Jika unsur harayang ada dalam tanahhanya sedikit makatimbul tanda-tandasakit kelaparan unsur-unsur hara(defisiensi). Dalamkeadaan yang demikian,tanaman tidak tumbuhdengan baik danhasilnya (produksi)rendah. Sementara,kelebihan unsur-unsurhara seringkaliditandai dengan adanyaair yang berlebih,

14

akibatnya yaitubertambahnyaperkembangan vegetatif,bertambahnya warnahijau melebihi normal,jaringan lebih berairdan tertundanya fungsireproduksi. Tanamanyang berlebihan unsurehara sering kali lebihsensitif pada faktor-faktor iklim yang tidakbaik dan mudahterserang penyakit.Umumnya kelebihan unsurhara menyebabkanpenimbunan yangberlebihan zat-zatdalam tanaman yangdapat merubahmorfologi.

Berdasarkanpenelitian yang sudahdilakukan terdapathubungan antarapemberian MOL bonggolpisang nangka denganjumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l),namun ternyata tidakdemikian dengan beratbasah bunga. Hal initerjadi karena prosespengamatan dilakukanpada musim kemaraudimana curah hujanrendah, sedangkanmenurut Sutanto (2005)20%-90% berat basah

berasal dari kandunganair. Meskipunpenyiraman sudahdilakukan secarateratur namun tingginyaintensitas sinarmatahari menyebabkanproses transpirasitanaman menjadi lebihcepat sehinggakandungan air menjadimenurun.

Latifa danAnggarwulan (2009)menjelaskan bahwaperlakuan naunganberpengaruh padakandungan nitrogenjaringan, berat basahtanaman, dan rasiopucuk/akar. Pemberiannaungan pada tanamanbertujuan untukmengurangi intensitassinar matahari yangmengenai tanamansehingga tidak terjadiproses transpirasiberlebih yang dapatmenurunkan berat basahtanaman. Pada penanamanrosella (Hibiscus sabdariffal) ini tidak dilakukanperlakuan naungansehingga jumlahintensitas penyinaranmatahari sangat besarpada tanaman rosella(Hibiscus sabdariffa l).

15

Menurut Wattimena(1988), auksin akanmeningkatkan kandunganzat organik dananorganik di dalam sel.Selanjutnya zat zattersebut akan diubahmenjadi protein, asamnukleat, polisakarida,dan molekul komplekslainnya. Senyawasenyawa tersebut akanmembentuk jaringan danorgan. Dengan demikian,berat basah dan beratkerting tanamanmeningkat, sedangkanpada MOL bonggol pisangnangka zat yangterkandung di dalamnyabukanlah auksinmelainkan giberelin dansitokinin. Fungsigiberelin adalahmerangsang pembelahansel serta merangsangaktivitas enzim amylasedan proteinase yangberperan dalamperkecambahan.Giberelin jugamerangsang pembentukantunas, menghilangkandormansi biji, danmerangsang pertumbuhanbuah secaraparthenogenesis. Fungsisitokinin adalahmerangsang pembelahan

sel, merangsangpembentukan tunas padabatang maupun padakalus, menghambat efekdominansi apikal, danmempercepat pertumbuhanmemanjang. Fakta inimenjelaskan bahwa tidakada hubungan yangsignifikan terhadappertambahan berat basahbunga rosella (Hibiscussabdariffa l) denganpemberian MOL bonggolpisang nangka.

sabdariffa l) padakonsentrasi 0% dan 8%sebesar 26,75 gr, padakonsentrasi 16% sebesar27,5 gr, konsentrasi 32%sebesar 26,5 gr dan padakonsentrasi 40% sebesar 25gr.

ABCDEF0

10203040

Ulangan 1Ulangan 2Ulangan3Ulangan 4

Konsentrasi Mol Bonggol Pisang Nangka

Bera

t Ba

sah

Bung

ga

Rose

lla

Gambar 2. Perolehan Berat BasahBunga Rosella

Setelah dilakukan ujihomogenitas dan normalitasdengan hasil penelitian

16

data homogen dan normal,selanjutnya dilakukanpengujian hipotesis denganmenggunakan uji analisisvarian (Anava). Hasil ujianava menunjukkan bahwanilai F hitung sebesar0,96 lebih kecildibandingkan nilai F tabelpada taraf 0,05 sebesar2,77 (Tabel 3), hal inimenunjukkan bahwahipotesis nol (H0)diterima dan hipotesisanalisis (H1) ditolak,yaitu tidak terdapatperbedaan berat basahrosella (Hibiscus sabdariffa l)dengan pemberian MOLbonggol pisang nangka padakonsentrasi yang berbeda.

Tabel 3. F hitung berat basahbunga rosella (Hibiscus sabdariffa

l)Sumber

Kera-gaman

Db JK KTF

hitung

Ftable5%

Perlaku-an 5 119,

323,86

0,96** 2,77

Galat 18 444 24,7Total 23

D. Pembahasan

Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapatperbedaan jumlah bunga

rosella (Hibiscus sabdariffa l)dengan pemberian MOLbonggol pisang nangka padakonsentrasi yang berbeda,namun tidak terdapatperbedaan berat basahbunga rosella (Hibiscussabdariffa l) denganpemberian MOL bonggolpisang nangka padakonsentrasi yang berbeda.

Pada pengamatan jumlahbunga yang dihasilkanmenunjukkan bahwa produksibunga paling baik terdapatpada konsentrasi 24%.Sementara pada konsentrasilainnya yaitu padakonsentrasi 0%, 8%, 16%,32% dan 40 %memperlihatkan hasil yangtidak jauh bebeda.Berdasarkan uji anavaterhadap jumlah bungamenunjukkan perbedaannyata yang berarti bahwadengan pemberian MOLbonggol pisang nangkadapat meningkatkanproduksi bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) yaitupada jumlah bunga yangdihasilkan.

Melalui pemberian MOLbonggol pisang kebutuhantanaman rosella (Hibiscussabdariffa l) dapatterpenuhi. Sutaryat danSupardiyono (2011)

17

menjelaskan bahwamikroorganisme lokalbonggol pisang sumbernitrogen dan fosfor bagitanaman.

Jumlah produksi bungarosella (Hibiscus sabdariffa l)yang tinggi pada pemberiankonsentrasi MOL bonggolpisang nangka sebesar 24%memperlihatkan bahwa padadosis MOL tersebutkebutuhan unsur hara makrodan mikro yang diperlukanoleh tanaman rosellaberada pada titik optimal.Pada konsentrasi 24%ketersediaan unsur harayang disediakan olehmikroorganisme lokal sertaZat Pengatur Tumbuh (ZPT)telah memenuhi komposisiyang seimbang. Rahardi(2007) mengemukakan bahwakomposisi dan kadar unsurhara makro ataupun mikrosangat berpengaruhterhadap tanaman,karenanya pemberian pupukharus seimbang sesuaidengan kebutuhan.

Sementara rendahnyajumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l) padakonsentrasi 0% dan 18%disebabkan oleh kekuranganhara pada media tanam.Rendahnya jumlah bunga

rosella (Hibiscus sabdariffa l)pada konsentrasi 32% dan40% disebabkan karenakomposisi hara yangterlalu berlebih.

Menurut Pracaya (1999)Jika unsur hara yang adadalam tanah hanya sedikitmaka timbul tanda-tandasakit kelaparan unsur-unsur hara (defisiensi).Dalam keadaan yangdemikian, tanaman tidaktumbuh dengan baik danhasilnya (produksi)rendah. Sementara,kelebihan unsur-unsur haraseringkali ditandai denganadanya air yang berlebih,akibatnya yaitubertambahnya perkembanganvegetatif, bertambahnyawarna hijau melebihinormal, jaringan lebihberair dan tertundanyafungsi reproduksi. Tanamanyang berlebihan unsur harasering kali lebih sensitifpada faktor-faktor iklimyang tidak baik dan mudahterserang penyakit.Umumnya kelebihan unsurhara menyebabkanpenimbunan yang berlebihanzat-zat dalam tanaman yangdapat merubah morfologi.

Pada kondisi inikeberadaan mikroorganismelokal yang tersedia di

18

dalam tanah dengankonsentrasi di bawah 24%belum mampu memenuhiketersediaan unsur haraserta ZPT yang dibutuhkanoleh tanaman, begitupununtuk kondisi sebaliknya.Media tanam dengankonsentrasi MOL di atas24% menjadikan jumlahmikroorganisme melimpahsehingga aktivitasmineralisasi menjadisangat maksimal, akibatnyatanaman mengalamikelebihan ketersediaanunsur hara serta ZPTsehingga pertumbuhannyapun menjadi tidak optimal.

Berdasarkan penelitianyang sudah dilakukanterdapat hubungan antarapemberian MOL bonggolpisang nangka denganjumlah bunga rosella(Hibiscus sabdariffa l), namunternyata tidak demikiandengan berat basah bunga.Hal ini terjadi karenaproses pengamatandilakukan pada musimkemarau dimana curah hujanrendah, sedangkan menurutSutanto (2005) 20%-90%berat basah berasal darikandungan air. Meskipunpenyiraman sudah dilakukansecara teratur namuntingginya intensitas sinar

matahari menyebabkanproses transpirasi tanamanmenjadi lebih cepatsehingga kandungan airmenjadi menurun.

Latifa dan Anggarwulan(2009) menjelaskan bahwaperlakuan naunganberpengaruh pada kandungannitrogen jaringan, beratbasah tanaman, dan rasiopucuk/akar. Pemberiannaungan pada tanamanbertujuan untuk mengurangiintensitas sinar matahariyang mengenai tanamansehingga tidak terjadiproses transpirasiberlebih yang dapatmenurunkan berat basahtanaman. Pada penanamanrosella (Hibiscus sabdariffa l)ini tidak dilakukanperlakuan naungan sehinggajumlah intensitaspenyinaran matahari sangatbesar pada tanaman rosella(Hibiscus sabdariffa l).

Menurut Wattimena(1988), auksin akanmeningkatkan kandungan zatorganik dan anorganik didalam sel. Selanjutnya zatzat tersebut akan diubahmenjadi protein, asamnukleat, polisakarida, danmolekul kompleks lainnya.Senyawa senyawa tersebutakan membentuk jaringan

19

dan organ. Dengandemikian, berat basah danberat kerting tanamanmeningkat, sedangkan padaMOL bonggol pisang nangkazat yang terkandung didalamnya bukanlah auksinmelainkan giberelin dansitokinin. Fungsigiberelin adalahmerangsang pembelahan selserta merangsang aktivitasenzim amylase danproteinase yang berperandalam perkecambahan.Giberelin juga merangsangpembentukan tunas,menghilangkan dormansibiji, dan merangsangpertumbuhan buah secaraparthenogenesis. Fungsisitokinin adalahmerangsang pembelahan sel,merangsang pembentukantunas pada batang maupunpada kalus, menghambatefek dominansi apikal, danmempercepat pertumbuhanmemanjang. Fakta inimenjelaskan bahwa tidakada hubungan yangsignifikan terhadappertambahan berat basahbunga rosella (Hibiscussabdariffa l) denganpemberian MOL bonggolpisang nangka.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasilpenelitian, perhitungandan analisis data yangtelah dilakukan maka dapatdisimpulkan bahwa terdapatpengaruh pemberianMikroorganisme Lokal (MOL)bonggol pisang nangkaterhadap jumlah bungarosella (Hibiscus sabdariffa l),tetapi tidak terdapatpengaruh pemberian MOLbonggol pisang nangkaterhadap berat basahrosella (Hibiscus sabdariffa l).Jumlah bunga yang optimaldihasilkan oleh tanamanrosella (Hibiscus sabdariffa l)pada media tanah dengankonsentrasi MOL sebesar24%.

F. Daftar PustakaLatifa dan Anggarwulan.

2009. Kandungannitrogen jaringan,aktivitas nitratreduktase, danbiomassa tanamankimpul (Xanthosomasagittifolium) padavariasi naungan danpupuk nitrogen. JurnalBioteknologi 6 (2):70-79

Mardiah, Sawarni, RekiWicaksono dan Arifahrahayu. 2010. BudiDaya dan Pengolahan

20

Rosela Si MerahSegudang Manfaat.Agromedia, Jakarta

Maspary. 2012. ApaKehebatan MOL BonggolPisang.http://www.gerbangpertanian.com/2012/05/apa-kehebatan-mol-bonggol-pisang.html

Pracaya. 1999. Hama danPenyakit Tanaman.Penebar Swadaya,Depok.

Rahardi, F. 2007. AgarTanaman Cepat Berbuah.Agromedia, Jakarta.

Suhastyo, Arum Asriyanti.2011. StudiMikrobiologi dan SifatKimia MikroorganismeLokal (MOL) yangDigunakan PadaBudidaya Padi MetodeSri. TesisPascasarjana. InstitutPertanian Bogor,Bogor.

Sutaryat, Alik dan S.Suparyono. 2011.Sumber hara.Trubus.504:119

Ristianti, Ni Putu. 2008.Isolasi danIdentifikasi BakteriPenambat Nitrogen NonSimbiosis Dari DalamTanah. JurnalPenelitian dan

Pengembangan Sains &Humaniora 2(1), 68-80.

21