pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada pt ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada pt ...
1
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.PLN PERSERO
KEC.BATANG DI KAB.JENEPONTO
SKRIPSI
OLEH
WIRYAWAN
NIM 105720473414
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.PLN PERSERO
KEC.BATANG DI KAB.JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjanav Ekonomi Pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
WIRYAWAN
NIM 105720473414
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Karya Ini Untuk :
Ayahanda Dan IbundaTercinta Sebagai
Tanda Hormat Dan Bakti Ananda,
KeluargaTersayang, Dosen-Dosenku
Yang Telah Menjadi Orang Tua Keduaku
Serta Sahabat-Sahabatku, semoga mereka
selalu dalam lindungan Allah Azza Wa Jalla
Motto
Teruslah berusaha, jadikan kegagalan sebagai motivasi untuk
memperbaiki diri, karena kegagalan adalah awal dari keberhasilan
“sesungguhnya allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga
mereka mengubah diri mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d:11)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.Shalawat dan
salamtak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiadat
ernilai mana kala penulisan Skripsi yang berjudul“Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.PLN (Persero) Kec.Batang
Kab.Jeneponto”Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada
kedua orang tua penulis Bapak Zaenal dan Ibu Darni yang senantiasa member
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tak pamrih. Dan
terimakasih untuk seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan,
dan doa restu yang telah di berikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut
ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada pen ulis menjadi ibadah
dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. AMBO ASSE., M.Ag.Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
viii
v
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM.,Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. NurRasyid, SE., MM Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak selaku Pembimbing IDr. Andi Jam’an,SE., M.Si yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarah kanpenulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Syafaruddin, SE., MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi
Manajemen angkatan 2014 (Navigator 14) yang selalu belajar bersama yang
tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Keluarga besar Manajemen 2 angkatan 2014 yang dalam kurun waktu 4
tahun ini telah bersama-sama belajar dan berbagicerita di
fakultasekonomidanbisnis, teruslahberjuangdanmenjadima nusia yang
hausakan ilmu pengetahuan
10. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisasa yatulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsiini.
11. Teristimewa yang selalu memotivasi dan memberikan semangat bagi penulis
untuk memdapatkan gelar sarjana (S1) yaitu Dewy Arfiany S,.Ip
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsiini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahifii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, 10 Agustus 2020
WIRYAWAN
ix
ABSTRAK
Wiryawan, tahun 2018 penelitian ini di latar belakangi oleh menurunnya kinerja karyawan pt. pln (persero) kabupaten jeneponto yang merupakan elemen yang harus di perhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat persaingan di bidang industry saat ini sangatlah sulit, yang mana antara perusahaan satu dengan yang lainnya berkompetisi ingin menjadi nomor satu dibidangnya,dengan menerbitkan beberapa program dan produk yang di miliki untuk mensiasati persaingan yang terjadi, selain itu kinerja merupakan hal yang fital bagi keberlangsungan kegiatan perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah mereka yang bekerja di PT.PLN (persero) kabupaten jeneponto.Sampel yang diam bila dalah sebanyak 41 orang dengan mengunakan rumus slovin. Metode analisis data yang digunakan dalan penelitian ini adalah regresi linier sederhana, dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Dampak adanya asumsi peniliaian sangat baik (motivasi kerja variabel (x) dari responden yang berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y), makadapat di katakana PT.PLN (persero) telah menunjukkan kinerja yang sangatbaik. Kata Kunci :Motivasi KerjaTerhadap Kinerja Karyawan
ABSTRACT
Wiryawan, in 2018 this research was motivated by the decline in employee
performance pt.pln (Persero) jeneponto district which is an element that must be
considered by the company, especially when considering the current competition
in the industry is very difficult, which one company to another competing to be
number one in their field, by publishing several programs and products in order to
anticipate competition, besides that performance is a fital matter for the
sustainability of the company's activities.
The population in this study are those who work in PT. PLN (Persero) Jeneponto
district. The sample taken was 41 people using the Slovin formula. The data
analysis method used in this research is simple linear regression, which
previously tested the validity and reliability test.
The results showed that work motivation had a significant positive effect on
employee performance. The impact of the assumption of assessment is very
good (variable work motivation (x) of the respondents which has a positive effect
on employee performance (Y), so it can be said that PT. PLN (Persero) has
shown excellent performance.
Keywords: Work Motivation Against Employee Performance
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KARTU KONTROL
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang 1
B. RumusanMasalah 4
C. TujuanPenelitian 4
D. MamfaatPenelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. MotivasiKerja 5
B. Kinerja 24
C. HubunganAntaraMotivasiDenganKinerja 38
D. Tinjauan Emperis 40
E. Kerangka Konseptual 43
F. Hipotesis 43
BAB III. METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian 44
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian 44
C. Populasi Dan Sampel 44
D. Depenisi Operasi Dan Pengukuran Variabel 46
E. Sumber Data 47
F. TeknikPengumpulan Data 48
G. Teknik Analisis Data 48
H. Uji Instrumen Penelitian 49
xi
BAB V. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. PAPARAN DATA 51
1. Sejarahplnwilayahjeneponto (sul-sel) 51
2. Lokasi PT. PLN (Persera) 53
3. LetakGeografis 53
4. Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) 54
5. StrukturOrganisasi PT. PLN (Persero) CabangJeneponto 54
6. Tujuan PT. PLN (Persero) 55
7. RuangLingkup PT. PLN (Persero) CabangJeneponto 55
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 74
1. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan 75
2. Kinerja Karyawan 75
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 77
A. Kesimpulan 77
B. Saran 78
DAFTAR PUSTAKA
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja dipandang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan
produktivitas perusahaan, baik perusahaan di bidang industri, perdagangan
maupun jasa. Perusahaan akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan bersama-sama sebelumnya, namun perlu diketahui bahwa
keberhasilanlah suatu perusahaan dalam berbagai aktivitas dalam mencapai
tujuan bukan tergantung pada keunggulan teknologi dan operasional yang
dimiliki perusahaan saja, namun melainkan juga tergantung pada aspek sumber
daya manusia yang dimiliki.
Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus di
perhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat persaingan di bidang
industri saat ini sangat sulit, yang mana antara perusahaan satu dengan yang
lainnya berkompetisi ingin menjadi nomor satu dibidangnya, dengan menerbitkan
beberapa program dan produk yang di miliki untuk mensiasati persaingan yang
terjadi, selain itu kinerja merupakan hal yang fital bagi keberlangsungan kegiatan
perusahaan, untuk itu sebuah perusahaan yang mempunyai nama besar
haruslah sudah memiliki hal-hal yang perlu dilakukan terkait dengan faktor-faktor
yang penunjang yang nantinya di harapkan dapat mendongkar kinerja karyawan
agar dapat mencapai apa yang telah menjadi tujuan perusahaan tersebut.
Definisi kinerja menurut nawawi hadari, (62-67), dalam kamus besar
bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah sesuatu yang di capai,prestasi
yang diperlihatkan. Sedangkan lavasque dalam dawawi hadari, (62-67).
Mengatakan kinerja adalah segalah sesuatu yang dikerjakan seseorang dan
1
2
hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu pekerjaan, dari dua pengertiaan
tersebut terlihat bahwa kinerja bermakna kemampuan kerja dan hasil atau
prestasi yang di capai dalam melaksanakan pekerjaan.
Stephen Robbin dalam nawawi hadari, (62-67), mengatakan kinerja adalah
jawaban atau pertanyaan’’ apa hasil yang dicapai seseorang sesudah
mengerjakan sesuatu’’. Schermersom mengatakan kinerja adalah kuantitas dan
kualitas pencapaian tuga-tugas, baik yang dilakukan individu, maupun kelompok
organisasi. Aspek kuantitas mengacu pada beban kerja/target kerja, sedang
aspek kualitas menyangkut kesempurnaan dan kerapian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan. Tingkat kompetesi yang tinggi akan memacu setiap perusahaan
untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan
perhatian karena dengan manusialah segala inovasi dan realisir dalam upaya
mewujudkan tujuan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja ialah minat dalam kerja penerimaan delegasi tugas. Peran dan tingkat
motivasi karyawan.
Dari uraian ketiga faktor di atas jelas jika seorang karyawan
melaksanakan pekerjannya tanpa mempunyai landasan minat dalam pikiranya
tidak akan dapat bekerja secara maksimal. Sedangkan tanpa mendapatkan
penerimaan delegasi tugas yang jelas yang seimbang dengan tanggung jawab
yang dipikul, seorang karyawan akan terbatas peluangnya untuk berprestasi
dalam pengambilang keputusanya.memecahkan masalah, melaksanakan
kreatifitas dan inisiatif dan lain-lain. Sedangkan yang terakhir ditekankan pada
peran dan motivasi merupakan penunjang bagi mewujudkan kinerja yang tinggi,
begitu juga sebaliknya jika motivasi pekerja rendah maka kinerjanya akan sangat
rendah dan buruk.
3
Defenisi motivasi menurut Gibson Ivancevich Donnely, (1996:184-185)
Motivasi merupakan konsep yang bersifat penjelasan bahwa kita sering
menggunakan untuk memahami perilaku yang kita amati. Dengan kata lain,
motivasi merupakan dugaan, dari pada dengan secara langsung kita harus
memanipulasi kondisi-kondisi tertentu dan mengamati bagaimana perilaku
berubah. Dari perubahan yang kita amati, kita meningkatkan pemahaman akan
motivasi tentu.
Disisi lain peran motivasi dipandang sangat diperlukan guna meningkatkan
kerja karyawan dan mampu mencapai tujuan perusahaan. Oleh karna itu
seorang manajer harus cerdas dalam membaca situasi sehingga dapat
memanipulasi keadaan-keadaan tertentu dan mengamati bagaimana perilaku
perubahan yang terjadi di perusahaan tersebut. Didalam sebuah teori, menurut
Tampubolon, Manahan P, (2004: 84-91) Teori hirarki kebutuhan menurut
Abraham Maslow, dijelaskan bahwa kebutuhan itu mempunyai tingkatan dari
yang paling rendah ialah fisiologis dan tingkatang tertinggi adalah kebutuhan
sosial Yang pertama ialah:
1. kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan
mendapat tempat tinggal.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, merupakan kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman, seperti aman dari ancaman lingkungan
(penjahat gangguan lingkungan).
3. Kebutuhan rasa memiliki cinta, yaitu kebutuhan akan teman, affiliasi,
interaksi, mencintai dan di cintai.
4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri
dan penghargaan dari orang lain.
4
5. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri
sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalui
keterampilan dan potensi yang ada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka peneliti
merumuskan beberapa masalah yang akan di teliti sebagai berikut:
Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT PLN
Persero di kabupaten jeneponto.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di tuliskan maka ada beberapa
tujuan yang ingin di capai untuk menguji dan menganalisis apakah motivasi
karyawan kebutuhan fisiologis dan keselamatan berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja karyawan PT. PLN Persero Di Kabupaten Jeneponto
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah di harapkan Bagi PT. PLN Persero di
Kabupaten Jeneponto, di harapkan dapat Memberikan masukan-masukan
mengenai peranan motivasi terhadap kinerja karyawan, sehingga terjadi
pertimbangan dalam melaksanakannya
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Kerja
Motivasi Kerja berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan
segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak
motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan
motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu
meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya
dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.
Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan
memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu
sendiri. namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan
motivasi kerja karyawan. Sehingga kelak kita sebagai calon manajer masa depan
bisa meningkatkan motivasi kerja kepada para bawahan kita.
Pada dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka.Hal ini akan meningkatkan produkitvitas
kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan,
sumber motivasi ada tiga faktor, yakni :
a. Kemungkinan untuk berkembang,
b. Jenis pekerjaan ,dan
c. Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan
tempat mereka bekerja.
5
6
Di samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap
motivasi kerja karyawan, yakni: Rasa aman dalam bekerja, Mendapatkan gaji
yang adil dan kompetitif. Lingkungan kerja yang menyengangkan, penghargaan
atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen. Dengan melibatkan
karyawan dalam pengambilan keputusan, Pekerjaan yang menarik menantang,
kelompok dan Rekan-rekan kerja yang menyenangkan, Kejelasan akan standar
keberhasilan, Bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor
pemicu kerja karyawan.
Pada dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan
mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau
tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya
sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa
karyawan secara regular menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
berbicara atau mendiskusikan sesuatu di kantor, yang sebenarnya hanya untuk
memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suat usaha yang bagus,
namun tidak produktif dapat mewujudkan hasil kerja atau target kerja.
1. Pengertian Motivasi kerja
Menurut Gibson Ivancevich Donnely (1996: 184-185) Motivasi merupakan
konsep yang bersifat penjelasan bahwa kita sering menggunakan untuk
memahami perilaku yang kita amati. Dengan kata lain, Motivasi merupakan
dugaan, dari pada dugaan secara langsung kita harus memanipulasi kondisi-
kondisi tertentu dan mengamati bagaimana perilaku berubah. Dari perubahan-
perubahan yang kita amati, kita menigkatkan perubahan pemahaman akan
motivasi tertentu. Anda memnganggap teman baik akan berhenti untuk makan
siang saat anda melihat mobilnya di parker diluar restoran. Tetapi dungaan anda
7
tidak benar karena teman anda sebenarnya berbicara dengan manajer tentang
lowongan pekerjaan di akhir pekan. Jadi jelas bahwa kita harus berhati-hati
dalam membuat kesimpulan tentang Motivasi. Dengan berakumulasi imformasi,
kesimpulan kita lebih akurat karena kita dapat mengeliminir penjelasan alternatif.
Para manajer lebih suka memotivasi karyawan secara positif karena
mereka ingin mencari cara terbaik untuk menjalankan pekerjaan mereka.
Karyawan yang termotivasi tertarik dalam memhasilkan produk atau jasa yang
mermutu tinggi; mereka lebih cenderung produktif dari pada karyawan yang tidak
termotivasi dan apatis. Mereka ingin bekerja dan menjadi anggota tim rekan
kerja. Dengan cara yang sama, organisasi-organisasi lebih yang seperti
dingambarkan oleh close-up, manajer yang percaya diri dan bisa mengambil
keputusan menunjukan tindakan yang di inginkan. Menemukan suatu rangkaian
prinsip-prinsip umum memotivasi pekerja dan manajer nampaknya tidak mungkin
terjadi, tidak ada satu pendekatan yang terbaik.
Menurut Tampubalon, Manahan P, (2004:82) kebutuhan dan tujuan adalah
konsep yang memberikan dasar untuk menyusun suatu pola terpadu. Langkah
pemulaan dalam pengembangan suatu pola untuk menjelaskan pola memotivasi
adalah memhubungkan variabel-variabel dalam suatu urusan yang di perhatikan.
8
gambar 1.1 proses Motivasi
Menurut Tampubalon, Manahan P, (2004: 84-91). Seperti dilukiskan oleh
gambar itu, orang berusaha memenuhi berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan
yang tidak terpenuhi menyebabkan orang mencari cara untuk menurunkan
tekanan yang timbul dari rasa tidak senang, maka orang memilih suatu tindakan
dan terjadilah perilaku yang diharapkan untuk mencapai tujuan, sesudah lewat
beberapa waktu, maka para manajer menilai prestasi kerja tersebut, evaluasi
mengakibatkan beberapa jenis ganjaran dalam hukuman.
Kemudian hasil ini dipertimbangkan oleh orang tersebut dan kebutuhan
yang tidak terpenuhi dinilai kembali. Selanjutkan ini menggerapkan proses dalam
pola lingkaran dimulai lagi. Pola yang lebih lengkap dan terpadu dapat
dikembangkan dengan menggunakan model lingkaran sebagai dasarnya.
Sejumlah faktor, seperti usaha dan kemampuan yang sangat penting untuk
memahami proses motivasi, tidak disajikan dalam gambar di atas, tetapi faktor-
faktor itu harus dimasukan kedalam pola motivasi yang lengkap. Usaha adalah
Kebutuhan yang tidak
di penuhi
Mencari cara untuk
memenuhi
kebutuhan
KARYAWAN Kebutuhan yg tidak
terpenuhi dinilai
kembali oleh karyawan
Perilaku yang
berorientasi pada
tujuan
Kinerja evaluasi dari
tujuan yang di capai
Imbalan atau
Hukuman
9
tenaga yang dikeluarkan orang pada waktu melakukan pekerjaan. Kemampuan
menunjukan kecakapan orang, seperti kecerdasan orang, seperti kecerdasan
dan keterampilan, jumlah usaha yang di keluarkan berhubungan dari tingkap
kemampuan. Seseorang karyawan yang tidak memiliki kemampuan untuk
menganalisis persoalan mungkin sekali tidak akan berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk memecahkan permasalahan untuk mencari jalan keluar.
2.Teori Motivasi
Menurut Tampubalon, Manahan P, (2004: 84-91) tiap-tiap orang tertarik
pada setiap tujuan, jika seorang manajer harus melamarkan sesuatu secara teliti,
maka ia perlu mengetahui sesuatu tentang tujuan karyawan dan tindakan apa
yang akan di ambil oleh orang itu untuk mencapainya. Ada beberapa teori
motivasi dan hasil riset yang berusaha memberikan penjelasan tentang
hubungan antara perilaku dan hasilnya, kita dapat mengelompokkan teori
motivasi dalam dua kategori.
a. Teori kepuasan, yang memusatkan pada faktor-faktor dalam diri orang
yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku.
Mereka berusaha menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang.
b. Teori proses, menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu di
kuatkan diarahkan, didukung, dan dihentikan, kedua kategori ini
mempunyai pengaruh penting bagi para manajer yang pekerjaanya
berhubungan dengan proses motivasi.
1.Teori Kepuasan
Teori penting tentang kepuasan yaitu: Teori Hirarki dari kebutuhan
Abarahan Maslow. Teori dua faktor dari Frederick Hezbeg, dan teori dari
Abrahan Maslow,teori dua faktor. Teori- teori ini telah mendorong banyak ahli
10
untuk melakukan penelitian yang mendalam serta mendorong para manajer lebih
berusaha keras menerapkannya dalam praktek. Teoti-teori ini di tetap terkenal
dan mempunyai pengaruh pada paraktek manajer selama bertahun-tahun, sejak
teori-teori ini disajikan untuk pertama kalinya.
2. Teori Hirarkhi kebutuhan menurut Abrahan Maslow
Ini terdiri dari teori Maslow yaitu: bahwa kebutuhan itu tersusun dalam
bentuk hirarkhi. Tingkap kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan
realisasi diri. Kebutuhan selanjutnya diartikan pada gambar Hirarkhi kebutuhan
Maslow.
Gambar 1.2
Hirarkhi Keputusan Maslow
Menurut Tampubalon, Manahan P, (2004: 84-91. Penjabaran dari
kebutuhan hirarkhi dari maslow ialah sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan
mendapat tempat tinggal.
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, merupakan kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman, seperti aman dari ancaman lingkungan
(penjahat gangguan lingkungan)
c. Kebutuhan rasa sosial, yaitu kebutuhan akan teman, affiliasi, interaksi,
mencintai dan di cintai
• Aktualisasi diri
• Penghargaan
• Rasa Sosial
• Keselamatan dan Kemampuan
• Fisiologis
11
d. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri
dan penghargaan dari orang lain
Menurut Tampubolon, Manahan P, (2004: 84-91). Teori Maslow mengasumsikan
bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih cocok (Fisiologis)
sebelum memenuhi kebutuhan tertinggi (Realisasi Diri).
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi dahulu sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi mulai mengendalikan seseorang. Hal yang penting dalam
pemikiran Maslow adalah bahwa kebutuhan yang telah terpenuhi akan
menghentikan daya motivasinya. Apabila orang memutuskan bahwa upah yang
diterima dari organisasi sudah cukup tinggi, maka uang tidak lagi mempunyai
daya motivasi.
Menurut Tampubolon, Manahan P, (2004: 84-91). Teori maslo di dasrkan
pada anggapan bahwa orang mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan
maju. Asumsi ini mungkin benar bagi beberapa karyawan, tapi tidak bagi
karyawan lain. Kebenaran dari teori ini masi dipertanyakan bahwa orang dewasa
telah memenuhi delapan puluh persen dari kebutuhan fisiologisnya, tujuh puluh
persen dari kebutuhan keselamatan dan keamanan, dan lima puluh persen dari
kebutuhan rasa sosial, empat puluh persen dari kebutuhan penghargaan dan
sepuluh persen dari kebutuhan realisasi diri.
Menurut Tampubolon, Manahan P, (2004: 84-91). Tidak dipenuhinya
kebutuhan tingkat yang lebih tinggi,yakni kebutuhan dalam kategori realisasi diri
dan penghargaan menyebabkan para manajer harus memusatkan perhatian
pada strategi untuk memenuhi kebutuhan ini. logika ini mengasumsikan bahwa
usaha memenuhi kebutuhan ini lebih besar kemungkinanya untuk berhasil
12
daripada mengarahkan perhatian pada kebutuhan yang lain rendah yang telah
dipenuhi sebelumnya dengan memuaskan.
Selanjutnya, kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali mungkin
menimbulkan bahaya bagi manajer, seorang ahli tehnik yang terampil dalam
suatu laboratorium riset yang diserahi pekerjaan administrative dan buku
pekerjaan yang lebih menantang, merupakan contoh dari orang yang tidak diberi
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan realisasi diri. Tidak adanya
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan ini akan banyak menyebabkan frustasi
dan mengalami tekanan, yang akhirnya menyebabkan hal-hal yang tidak
diingingkan.
3. Teori Dua Faktor Dari Hezberg
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004:84-91).Hezberg mengembangkan
teori dua faktor tentang motivasi, dimana faktor yang membuat orang merasa
puas dan yang membuat tidak puas (ekstrinsik dan intrinsik), yang juga dikenal
sebagai Teori Hygieni Motivasi, Hezberg menggunakan wawancara yang
menjawab seperti: “dapatkah anda menguraikan secara terperinci apabila anda
merasa sangat baik melakukan pekerjaan anda” . Serta, “dapatkah anda
menguraikan secara terperinci apabila anda merasa sangat jelek melakukan
pekerjaan anda ?
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004:84-91) Penelitian Herzberg
melahirkan dua kesimpulan mengenai teori tersebut. Pertama:ada serangkaian
kondisi ekstrinsik, dimana keadaan pekerjaan dan hygieni yang menyebabkan
rasa tidak puas di antara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada, maka hal
ini tidak perlu memotivasi karyawan. Keadaan ini dapat membentuk kepuasan
bagi karyawan. Faktor-faktor ini dapat meliputi :
13
a. Upah
b. Keamanan kerja
c. Kondisi kerja
d. Status
e. Prosedur perusahaan
f. Mutu dari supervisi teknis
Menurut Tampubolon, Manahan P, (2004:84-91).Kedua: serangkaian
kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan
akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan
prestasi - prestasi dan pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka tidak
menimbulkan rasa ketidak puasan yang berlebihan yang dinamakan pemuas
atau motivator, yang meliputi antara lain sebagai berikut.
a. Prestasi
b. Pengakuan
c. Tanggung jawab
d. Kemajuan
e. Pekerjaan itu sendiri
f. Kemungkinan berkembang
Teori Kebutuhan Dari Mc Clelland Menurut Mc Clelland didalam
Tampubolon, Manahan P, (2004:84-91). mengemukakan Teori Motivasi yang
erat hubungannya dengan konsep belajar. dapat mengatakan pendapatnya,
bahwa banyak kebutuhan diperoleh dari kebudayaan. Teori ini dapat
dikemukakan antara lain sebagai berikut.
1. Kebutuhan akan prestasi
2. Kebutuhan akan afiliasi
14
3. Kebutuhan akan kekuasaan
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004:84-91). Mc Clelland
mengemukakan, apabila ada kebutuhan seseorang yang sangat mendesak untuk
memenuhi kebutuhan itu, akan memotivasi kebutuhan orang tersebut untuk
berusaha keras memenuhi kebutuhannya. Jika orang mempunyai kebutuhan
akan prestasi, maka kebutuhan ini akan mendorong orang akan menetapkan
tujuan yang penuh tantangan dan bekerja keras untuk mencapai tujuan itu,
seperti di uraikan gambar di bawah ini.
Gambar 1.3
Hungan prestasi dengan tugas
Secara khusus, individu yang termasuk didalam kreteria ini adalah tipe orang
yang sangat senang menghadapi tantangan di setiap perjalanan karirnya.
Perjalanan karir dilalui dengan kesuksesan menghadapi tantangan di dalam
melaksanakan tugas, tipe individu demikian dikatakan sebagai climber.
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004: 84-91). Tipe Climber secara
psikologis adalah tipe orang memiliki ketahanan malangan yang tinggi, artinya
orang dengan daya fisik dan mental yang tinggi, yang tahan menghadapi segala
tantangan di dalam kehidupannya.Dengan demikian, tipe individu yang didalam
Untuk mencapai prestasi
atas tugas yang penuh
tantangan Umpan balik
Moderator Resiko
Tanggung jawab yang
personal
15
pencapaian prestasi atas tugas yang penuh dengan tantangan secara rincih
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, pengharapan yang utama timbul
adalah merupakan kesuksesan penyelesaian tugas, baru kemudian menilai
kembali prestasinya dengan kemungkinan menerima penghargaan.
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004:84-91).Didalam bertindak, individu
ini akan selalu cermat dan detail menganalisis setiap resiko yang mungkin timbul
dalam menghadapi tantangan, sebagai akibat dari tugas yang mempunyai tingkat
kesulitan yang tinggi, dan resiko kerugian secara fisik dan mental yang di anggap
sebagai taruhanya. Sebagai contoh adalah : orang yang bertugas di dalam
bridge pemadam kebakaran, tentara, penerbang dan pelaut, yang pasti berisiko
tinggi dalam melakukan tugasnya. Contoh lain di dunia olahraga yaitu :pembalap
formula, pemanjat tebing dan pendaki gunung, serta terjun bebas, dan lain
sebagainya, di dalam setiap pertandingan dapat menghadapi risiko yang paling
berat atau fatal terhadap olahragawan, seperti risiko cacat, kehilangan bagian
angota badan , sampai meninggal dunia jika terjadi kesalahan di dalam
menjalankan prosedurnya.
4. Teori Proses Motivasi X danY Dari Mc Gregor
Menurut Douglas MC Gregor didalam Tampubolon, Manahan P,(2004: 84-
91). Menyatakan ada dua sifat yang utama dari manusia, yang pertama disebut
negatif yaitu teori X. teori ini mempunyai empat asumsi yang perlu diperhatikan
para atasan(manager’s).
a. Karyawan pada dasarnya tidak suka bekerja, dan harus dipaksa, bila
memungkinkan ia akan menghindari pekerjaan itu
b. Karena karyawan tidak suka bekerja dan harus dipaksa, dikendalikan,
serta diberi sanksi yang keras untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
16
c. Karyawan akan menghindar dari tanggung jawab dan hanya akan
menerima perintah secara langsung (dipaksa)sedapat mungkin.
d. Karyawan mengharapkan keamanan penuh dari organisasi di dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki sedikit ambisi.
Menurut Tampubolon, Manahan P,(2004:84-91). Berdasarkan teori ini,
dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai karyawan dapat dipresepsikan
sebagai tidak suka bekerja (malas), yang harus dipaksa, dijaga, serta dituntut
agar dapat melaksanakan tugasnya secara baik. Apabila cara ini tidak dapat
dilakukan, maka manusia tidak akan mau bekerja, menghindar dan selalu
mencari aman. Jika dilihat, karyawan didalam melaksanakan pekerjaan menurut
teori ini adalah tipe karyawan yang paling aman, yaitu dengan pencapaian target
yang paling minimal, mendapat gaji dan fasilitas yang wajar, tidak ambisius untuk
meningkatkan jabatan dan gaji, kalau boleh menghindar dari tanggung jawab
atas tugasnya.
Menurut Tampubolon, Manahan P, (2004:84-91). Pertumbuhan dari ilmu
pengetahuan dalam bidang ilmu perilaku selam lima puluh tahun yang lampau,
telah memungkinkan dirumuskanya kembali beberapa anggapan tentang sifat-
sifat dan perilaku manusia di dalam suatu organisasi, dengan menentukan
pemecahan keadaan yang tidak serasi yang diuraikan pada teori X. Perumusan
kembali oleh Douglas dengan sendirinya menjadi landasan untuk memperbaiki
suatu perkiraan dan pengendalian perilaku manusia dalam bidang bisnis,
manufaktur, usaha jasa, dan lainya yang kemudia melahirkan teori Y.
17
3.Tujuan Pemberian Motivasi
Menurut Defita, (2012 :15-16). Tujuan pemberian motivasi adalah :
a. meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas karyawan.
c. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
karyawan.
e. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi pengunaan alat-alat dan bahan baku.
4. Instrumen Motivasi
Menurut Defita, (2012:15-16). Instrumen motivasi yang diberikan kepada
incentive bahwa alat dapat berupa material incentive dan non material.
a. Material Insentif adalah alat motivasi yang diberikan berupa uang dan
atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan
ekonomis. Misalnya : kendaraan, rumah dan lain-lain.
b. Nonmaterial Insentif adalah alat motivasi yang diberikan berupa barang
atau benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan atau
kebangaan rohani saja. Misalnya : medali, piagam bintang jasa dan
lainya.
18
c. Kombinasi Material dan Nommaterial Insentif adalah alat motivasi yang
diberikan berupa materiil( uang dan barang ) dan nonmaterial (medali dan
piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan atau
kebanggaan rohani.
5. Faktor Motivasi Kerja
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi munculnya motivasi kerja
seseorang. Faktor merupakan suatu hal (keadaan atau peristiwa) yang ikut
menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. Berikut adalah berbagai
faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja seseorang:
a. Kesejahteraan
Dapat diartikan sebagai tingkat kesejahteraan perkerja tersebut.
Berdasarkan Habibi (2005) adanya jaminan dari sebuah perusahaan akan
mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini dikarenakan adanya
suatu perasaan aman yang dirasakan oleh seorang karyawan dengan
adanya kesejahteraan dari perusahaan berupa jaminan asuransi, seperti
jaminan sosial tenaga kerja. Adanya rasa keamanan ini cukup penting
bagi seorang pekerja. Rasa keamanan ini akan meringankan beban
pikiran pekerja yang sudah sibuk dengan pekerjaannya.
b. Penghargaan
Seorang pekerja akan lebih memiliki dorongan bekerja dengan adanya
sebuah penghargaan terhadap hasil kerjanya. Hal ini berpengaruh
didalam dua sisi. Seorang pekerja ingin mendapatkan sebuah
penghargaan yang secara langsung menjadi motivasi mereka untuk
bekerja.
19
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja yang nyaman akan memberi dorongan motivasi
terhadap pekerjaan. Selain itu, adanya lingkungan kerja tersebut akan
memudahkan pekerjaan mereka. “Lingkungan kerja yang baik dapat
mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat
bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan” (Analisa, 2011).
d. Masa Kerja
Orang yang memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung lebih
memiliki motivasi kerja dibandingkan pekerja baru. Berdasarkan Seniati
(2006) komitmen seorang pekerja akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia dan semakin lama mereka bekerja. Komitmen
terhadap kerja tersebut dapat kita kaitkan dengan adanya motivasi kerja
dalam diri seseorang.
e. Tingkat Pendidikan
Seorang calon pekerja cenderung memiliki keinginan untuk kerja yang
lebih tinggi bila mereka memiliki pendidikan yang mencukupi. Hal ini bisa
dikaitkan dengan salah satu bagian didalam faktor kesejahteraan.
Seorang pekerja akan mendapat peningkatan motivasi kerja bila memiliki
rasa jaminan terhadap pekerjaan mereka. Pada hal ini, tingkat pendidikan
seseorang memiliki peran penting sebagai sebuah jaminan bagi
seseorang untuk mendapat pekerjaan dan menjamin pengertian terhadap
fokus dari suatu pekerjaan.
6. Manfaat Motivasi Kerja
Sebagai dorongan untuk bekerja itu sendiri, motivasi kerja berpengaruh
langsung terhadap semangat kerja seseorang. Orang yang memiliki motivasi
20
untuk bekerja akan lebih berkomitmen didalam pekerjaan. Secara langsung,
semangat kerja tersebut akan meningkatkan kinerja seseorang. Semakin besar
kinerja seorang pekerja, maka produktivitas mereka akan meningkat. Hal ini tentu
berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan seseorang, terutama dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu penting karena memengaruhi semangat
kerja, produktivitas pekerja, pendapatan kerja, dan terjaminnya kesejahteraan
pekerja.
7. Metode-MetodeMotivasi
a. Menurut Defita, (2012 :15-16). Ada dua model dalam Motivasi yaitu :
b. Model langsung (Direct Motivation) adalah motivasi yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan
dan kepuasannya.
c. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation) adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya.
8. Perbandingan Motivasi Eksternal & Internal
a.motivasi eksternal
Menurut Alimudin Kartika Ibrianti. (2012: 20-22). Motivasi eksternal
menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor
internal yang dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi penghargaan, kenaikan
pangkat dan tanggung jawab. Motivasi eksternal meliputi faktor pengendalian
oleh manajer yang meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti
halnya gaji atau upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan
21
pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan, pengembangan dan
tanggung jawab. Manajer perlu mengenal motivasi eksternal untuk mendapatkan
tanggapan yang positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini
menunjukkan bahwa bawahan sedang bekerja demi kemajuan perusahaan.
Manajer dapat menggunakan motivasi eksternal yang positif maupun negatif.
Motivasi positif merupakan penghargaan atas prestasi yang sesuai, sedangkan
motivasi negatif mengenakan sanksi jika prestasi tidak dapat dicapai.
b. motivasi internal
Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang. Efek motivasi terhadap kinerja karyawan akan tercipta jika motivasi
internal ini sudah ada. Motivasi internal berperan penting dalam menciptakan
prestasi kerja yang tinggi dan terus menerus.
Banyak perlakuan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan motivasi internal,
antara lain memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
Memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan serta membuka peluang bagi
promosi karir, dan sebagainya.
Perbedaan motivasi eksternal dan internal
Motivasi Eksternal Lingkungan Kerja
1. Upah gaji yang baik dan layak.
2. Kondisi kerja yang baik.
3. Supervisi yang baik.
Motivasi Internal Lingkungan Kerja
1. Pekerjaan yang sesuai
dengankeinginanatau menyenangkan.
2. Pekerjaan yang menarik.
3. Pekerjaan yang menantang.
22
Pada tabel diatas adalah pandangan yang membedakan lingkungan kerja
motivasi eksternal dan internal, Berikut aspek-aspek dari lingkungan kerja diatas
terdiri dari :
1. Motivasi Eksternal
a. Pemberian upah/gaji untuk memenuhi kebutuhan fisik minimal maupun
untuk kebutuhan hidup minimal. Tanpa upah/gaji yang layak sulit untuk
mengharapkan atau bahkan memaksa SDM agar memberikan kontribusi
maksimal dalam melaksanakan tugas pokoknya.
b. Kondisi kerja yang baik, perasaan puas dan senang dalam bekerja
dilingkungan organisasi, sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik yang
bersifat fisik/material maupun psikis/non material. Kondisi kerja yang
bersifat fisik menyangkut faktor sarana dan prasarana, seperti luas
ruangan termaksut penataan dalam ruangan. Sedangkan faktorpsikis/non
material mengenai antara hubungan atasan dengan bawahan yang lain.
c. Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati, menilai dan membantu
SDM agar bekerja secara efektif dan efisien, merupakan salah satu
kegiatan prilaku organisasi, karena tujuan untuk terus menerus
memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dalam
bekerja.
2. Motivasi Internal
a. Pekerjaan yang menyenangkan, pekerjaan yang bebas dari tekanan dan
paksaan, disamping mudah atau tidak rumit melaksanakannya. Namun
pekerjaan yang berat dan komplek juga akan menyenangkan, jika
dikerjakan dalam suasana kerja yang saling bantu membantu dan tolong
menolong atau dalam suasana kerjasama yang efektif dan efisien.
23
b. Pekerjaan yang menarik, setiap SDM akan menyenangi bekerja dalam
bidang yang sesuai dengan potensi, latar belakang pengalaman,
pendidikan, keterampilan dan keahlian atau profesionalisme yang
dikuasainya. Kesesuaiannya itu membuat pekerjaannya dirasakan
menarik karena mencakup sesuatu yangsudah dikenal dan dipahaminya.
c. Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja timbul karena
pekerjaan yang menyenangkan, tetapi juga yang menantang untuk
mencapai suatu prestasi, sebagai sukses yang diinginkan oleh setiap
pekerja (SDM). Dengan kata lain pekerjaan yang menantang cenderung
akan menimbulkan motivasi berprestasi melalui kemampuan
berkompentisi secara sehat dalam arti jujur dan sportif,sejalan dengan
kemampuan bekerjasama yang efektif dan efisien.
9. Teori Yang Digunakan
Dari beberapa uraian teori di atas dalam penelitian ini diputuskan
mengunakan teori Hirarkhi Kebutuhan Maslow dikarenakan menurut penyusun
dalam teori Hirarkhi Kebutuhan Maslow bahwa pada dasarnya orang berusaha
memenuhi kebutuhan yang lebih rendah sebelum memenuhi kebutuhan tertingi
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang di embannya tersebut.
10. Dampak Motivasi
Dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi mempunyai dampak yang sangat singnifikan terhadap kinerja
karyawan, seseai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yadi (2011) yang
melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan dengan mengunakan variabel motivasi kebutuhan fisiologis, kebutuhan
24
keamanan dan rasa aman, kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan,ebutuhan
aktualisasi dan pemenuhan diri, terhadap variabel kinerja karyawan (Y).
B.KINERJA
Suatu organisasi, baik itu pemerintah maupun swasta, selalu digerakan
oleh sekelompok orang yang berperan aktif untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dari organisasi tersebut.Tujuan organisasi tentunya tidak akan tercapai
jika kinerja anggota atau pegawainya tidak maksimal. Menurut Mangkunegara
(2002:67) dalam Pasolong (2010:176) kinerja merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
fungsinya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Tidak jauh berbeda, Siagian (1995:227) mendefinisikan kinerja sebagai
suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja sedemikian rupa
sehingga mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai sasaran yang telah
diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio lebih kecil dibandingkan
dengan hasil yang dicapai. Prawirosentono dalam Pasolong (2007:176) lebih
cenderung menggunakan kata performance dalammenyebut kata kinerja.
Menurutnya performance atau kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika.
Berbagai pendapat diatas dapat menggambarkan bahwa kinerja pegawai
dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan
organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku
25
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja
pegawai adalah penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
1. Devinisi Kinerja
Menurut Nawawi Hadari, (62-67). Dalam kamus besar bahasa indonesia
dikatakan bahwa kinerja adalah :
a. sesuatu yang dicapai.
b. prestasi yang diperlihatkan.
Sedangkan lavasque mengatakan kinerja adalah segala sesuatu yang
dikerjakan seseorang dan hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu pekerjaan,
dari dua pengertian tersebut terlihat bahwa kinerja bermakna kemampuan
kerjadan hasil atau prestasi yang dicapai dalam melaksnakan pekerjaan.
Selanjutnya Stephen P.Robbin didalam Nawawi Hadari, (62-67), Mengatakan
kinerja adalah jawaban atas pertanyaan “apa hasil yang dicapai seseorang
sesudah mengerjakan sesuatu “. Schermerson, Hunt dan Osborn mengatakan
kinerja adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang
dilakukan individu, maupun kelompok organisasi. Aspek kuantitas mengacu pada
beban kerja /target kerja, sedang aspek kualitas menyangkut kesempurnaan dan
kerapian pekerjaan yang sudah dilaksanakan.
Pengertian kinerja yang terakhir ini ternyata lebih luas dari pengertian-
pengertian sebelumnya, dan memberikan tolak ukur hasil kerja dari sudut
kuantitas dalam arti target yang pada umumnya harus dihubungkan dengan
waktu. Kinerja dikatakan tinggi ambil suatu target kerja dapat diselesaikan pada
waktu yang tepat atau tidak melampaui batas waktu yang diselesaikan. Kinerja
menjadi rendah jika diselesaikan melampaui batas waktu yang disediakan atau
26
sama sekali tidak terselesaikan. Dengan demikian kinerja dapat dikatakan sangat
tinggi jika target kerja dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang disediakan.
Kemudian pengertian tersebut diatas mengaitkan kinerja dengan aspek kualitas,
yang sangat dipengaruhi/ditentukan oleh berat ringan atau sulit mudahatau
komplek tidaknya pekerjaan yang dilaksanakan.
Ukurang kualitas ini pertama berkenaan dengan pekerjaan/jabatan yang
menuntut kemampuan manajerial dan/professional yang memerlukan keahlian
kerja tertentu. Untuk ini kinerja dalam melakukan kegiatan/pekerjaan bisnis tolak
ukurnya sering dikaitkan juga dengan kemampuan menyelesaikan masalah,
menciptakan danmendesai produk, frekuensi dan mutu kreatifitas, inisiatif,
keberanian mengambil keputusan, kemampuan mengatasi, menghindari risiko
bisnis, dll. Disamping itu pengertian kinerja organisasi yang pada dasarnya
bersumber dari kinerja individu, meskipun tidak berarti sebagai hasil penjumlahan
atau rata-rata dari kinerja individu, sehubungan dengan ini mengenai kinerja
kelompok /item termasuk unit kerja dan organisasi akan dijelaskan sendiri
didalam bab lain bukan bab ini juga.Pengertian kinerja yang berikutnya
diketengahkan oleh Judith R Gordon didalam Nawawi Hadari, (62-67),yang
mengatakan kinerja adalah suatu fungsi kemampuan pekerja dalam menerima
tujuan pekerjaan tingkat pencapaian tujuan dan interaksi antara tujuan dan
kemampuan pekerja. Pengertian ini terlihat sedikit rumit karena mengidentifikasi
kinerja sebagai fungsi kemampuan pekerja dalam menerima tujuan pekerjaan,
yang bermakna kinerja memerlukan kemampuan mengidentifikasi keserasian
antara kemampuan yang dimiliki pekerja dengan tujuan pekerjaan yang akan
dilaksanakannya.
27
Keserasian sebagai kinerja masih dipengaruhi pula oleh interaksi antar
pemahaman dan penerimaan pekerjakaryawan terhadap tujuan pekerjaan
dengan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaanya untuk mencapai
tujuan tersebut. Selanjutnya Maeir memberikan pengertian secara sederhana
dengan mengatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Sukses bermakna seorang pekerja memiliki
kemampuan yang prima dalam bidang kerjanya, sehingga dapat
menyelesaikanya secara efektif, efisien dan produktif sebagaimana yang
diharapkan organisasi/perusahaan.
Pengertian lain dari Hasibuan yang mengatakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya, berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan
dan waktu.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Ruqo’iye (2012:19-20) Para pimpinan organisasi sangat
menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan yang ainnya,
walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun
produktivitas mereka tidak sama secara garis besar perbedaan kinerja ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor individu dan situasi kerja. Ada dua faktor
yaitu faktor individu dan situasi kerja.
Menurut Ruqo’iye (2012:19-20) Ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja yaitu kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) dimana dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Human performance : Ability Motivation.
Motivation: Attidute + Situation.
28
Ability : Knowledg + Skill.
Penjelasan :
A. Faktor Kemampuan (Ability)
Menurut Ruqo’iye (2012:19-20 ). Secara individu kemampuan terdiri dari
kemampuan potensi (intelektual Quotion) dan kemampuan relity (knowledge +
Skill) yang mana karyawan memiliki potensi diatas rata-rata dengan pendidikan
yang memadahi untuk jabatanya dan terampil dalam menjalankan pekerjaan-nya,
maka karyawan tersebut akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan,
oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya.
Dengan kata lain kinerja (performance) dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor individu
• Kemampuan dan keahlian Latar belakang
• Demografi atau perubahan
2. Faktor psikologis yang terdiri dari :
• Presepsi
• Atitude
• Personality
• Pembelajaran
• Motivasi
3. Faktor organisasi yang terdiri dari :
• Sumberdaya
• Kepemimpinan
• Penghargaan
• Struktur
29
• job design
B. Faktor Motivasi (Motivation)
Menurut Ruqo’iye (2012:19-20 ).Motivasi diartikan sebagai suatu sikap
(attitude)seorang karyawan dan menghadapi situasi kerja dengan adanya
motivasi bagi karyawan dapat mengerakan karyawan karyawan yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kinerja). Seorang karyawan harus
punya mental yang siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi dalam hal ini
dimana karyawan harus siap mental maupun secara fisik memahami tujuan dan
target kinerja yang harus dicapai mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi
kerja. Namun untuk memperoleh kinerja yang baik maka karyawan yang baik
harus mempunyai motivasi berprestasi dimana terdapat karakteristik karyawan
yang memiliki motivasi prestasi tinggi.
Yaitu :
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi
2. Berani mengambil resiko
3. Memiliki tanggung jawab realitas
4. Mempunyai rencana kerja yang menyeluruh dan berfikir untuk
merealisasikan tujuannya
5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukan.
Menurut Nawawi Hadari, (2011:62-67). Dikatakann juga bahwa hasil kerja
atau prestasi itu merupakan gabungan dari tiga faktor terdiri dari :
1. minat dalam kerja.
2. Penerimaan delegasi tugas.
3. Peran dan tingkat motivasi seorang pekerja.
30
Semakin tinggi baik ketiga faktor tersebut dalam bekerja maka semakin
besar baik prestasi kerja atau kinerja karyawan/pegawai. Dari pengertian
tersebut jelas bahwa tanpa minat terhadap suatu pekerjaan, tidak mungkin
seorang pekerja/karyawan dapat melaksanakan pekerjaanya dengan
mengerahkan tenaga dan pikiranya secara maksimal.Demikian juga tanpa
mendapat pelimpahan atau delegasi tugas yang jelas dan seimbang dengan
tanggung jawab yang dipikul, seorang pekerja akan terbatas peluangnya untuk
berprestasi dalam pengambilan keputusan, memecahkan masalah,
melaksanakan kreatifitas dan inisiatif, dll.Sedang aspek yang ketiga didalam
pegertian di atas menekankan pada faktor motivasi atau dorongan pada
seseorang pekerja/karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik motivasi
dari dalam maupun dari luar dirinya. Motivasi kerja yang tinggi merupakan
penunjang bagi terwujudnya kinerja yang tinggi. Sebaliknya motivasi kerja yang
rendah akan berdampak kinerja akan menjadi buruk.
Menurut Nawawi Hadari (2011: 62-67). Kinerja merupakan gabungan dari
tiga faktor yang terdiri dari :
1. Pengetahuan, khusunya yang berhubungan dengan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab dalam bekerja. Faktor ini mencakup jenis dan
panjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti dibidangnya.
2. Pengalaman, yang tidak sekedar berarti jumlah waktu atau lamanya
dalam bekerja, tetapi bekerja juga dengan substansi, yang dikerjakan jika
dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama akan meningkatkan
kemampuan dalam melakukan sesuatu bidang tertentu.
3. Kepribadian berubah kondisi didalam diri seorang dalam menghadapi
bidang kerjanya seperti minat, bakat, kemampuan bekerjasama/
31
keterbukaan, ketekunan, kejujuran, motivasi kerja, dan sikap terhadap
pekerjaan.
Untuk kinerja dapat digambarkan sebagai pengintegrasian ketiga faktor
tersebut diatas sebagai terlihat dalam diagram berikut ini:
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Berikutnya Suyadi Pariwosentono didalam Nawawi Hadari (2011: 62-67).
Mengatakan bahwa kinerja adalah hasilkerja yang dicapai seorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan
wewenang dantanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan
etika.
Sedangkan upaya dalam melaksanakan pekerjaan dibatasi dalam lingkup
tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi /perusahaan yang telah di atur
dan dilimpahkan kewenangan dan tanggung jawabnya secara legal/ resmi,
wewenang dan tanggung jawab ini harus dilaksanakan dengan tidak melanggar
hukum dalam pengertian tidak keluar dari ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan organisasi/perusahaan dan ketentuan perundang-undangan yan
ditetapkan oleh pemerintah sedang dalam interaksi untuk mewujudkan kinerja
yang tinggi agar tercapai hasil yang diharapkan, harus dijalin kerjasama, baik
didalam maupun dengan pihak diluar organisasi/perusahaan berdasarkann nilai-
PENGETAHUA
N
PENGALAMAN KINERJA
KEPRIBADIAN
32
nilai moral dan etika didalam budaya organisasi dan sesuai pula dengan budaya
masyarakat sekitar.
Pengertian-pengertian kinerja dalam uraian di atas menunjukkan bahwa
kinerja bukan sifat atau karakteristik individu, tetapi kemampuan kerja yang
ditunjukan melalui proses atau cara kerja dan hasilnya yang dicapai didalamnya
terdapat tiga unsur penting yang terdiri dari :
1. Unsur kemampuan
2. Unsur usaha dan
3. Unsur kesempatan
Menurut Nawawi Hadari, (2011: 62-67). Yang bermuara pada hasil kerja
yang dicapai, dengan demikian berarti seorang yang memiliki kemampuan tinggi
dibidang kerjanya hanya akan sukses akan memiliki kesediaan melakukan usaha
yang terterah pada tujuan organisasi/perusahaan. Tanpa usaha kemampuan
akan kehilangan artinya. Selanjutnya kemampuan dan usaha saja tidak cukup
apabila tidak ada kesempatan untuk sukses, baik yang dicapai sendiri maupun
yang diperoleh dari pihak lain.
Khususnya dari pihak atasan atau pimpinanmanajer masing-masing. Oleh
karena itu dalam pengertian yang bersifat praktis. Kinerja dapat diartikan sebagai
apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seorang karyawan dalam
melakukan tugas-tugas pokoknya. Dalam pengertian praktis itu berarti indikator
kinerja dalam melaksanakan pekerjaan dilingkungan sebuah
organisasi/perusahaan mencakup lima unsur sebagai berikut :
1. Kuantitas hasil kerja yang dicapai
2. Kualitas hasil kerja yang dicapai
3. Jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut
33
4. Kehadiran dan kegiatan selama hadir ditempat kerjae.
5. Kemampuan bekerjasama
Berdasarkan uraian-uraian diatas berarti kinerja seseorang dilingkungan
suatu organisasi/perusahaan dapat dilihat dari dua orientasi:
1. Orientasi proses yang menyangkut efektifitas dan efisien pelaksanaan
pekerjaan dari sudut metode/cara kerja yakni yang mudah/tidak sulit,
sedikitmengunakan tenaga dan pikiran (ringan), hemat dan/atau tempat
waktu atau cepat, hemat bahan dan rendah pembiayaan.
2. Orientasi hasil dalam arti dengan proses seperti tersebut di atas dicapai
hasil dengan kriteria produktifitas tinggi, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas yang sesuai keinginan konsumen.
3. Fungsi Kinerja
Menurut Sani Achmad, (2006 :19-21). Manajemen kinerja adalah apa
tujuan yang ingin di capai oleh perusahaan dengan menerapkan sistem
manajemen kinerja tersebut. Dengan katalain untuk apa perusahaan harus
mengeluarkan biaya dalam bentuk waktu, enerji dan lain-lain, untuk menerapkan
sebuah sistem yang namanya penilaian prestasi kerja atau manajemen kinerja.
Menurut Sani Achmad, (2006 : 19-21). Ada sejumlah tujuan yang biasanya dapat
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan dengan menerapkan sebuah
sistem Manajemen Kinerja seperti dapat dilihat dalam daftar di bawah in :
1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
sebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan
kesempatan pada merekauntuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama
34
atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar
prestasi yang harus dicapai pada akhir kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada karyawan secara perorangan pada
giliranya akan mendorong kinerja sumberdaya manusia secara
keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktifitas. Dengan
kata lain, peningkatan produk tivitas sumberdaya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja
karyawan secara perorangan (individu).
3. Merangsang minat dalam pengengembangan pribadi-pribadi secara
potensi laten karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada
mereka tentang prestasi mereka.
4. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan
dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna, pada giliranya usaha ini
akan membantu perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang
cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan perusahaan
dimasa depan.
5. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
dengan tingkatan gajinya atau imbalannya sebagian dari kebijakan dan
sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaanya
tentang pekerjaan atau hal-hal yang akhirnya. Dengan demikian jalur
komunikasi dan dialog akan terbuka dan dengan demikian diharapkan
bahwa proses penilaian prestasi kerja akan mengeratkan hubungan antar
atasan dan bawahan.
35
Dari daftar di atas terlihat bahwa penggunaan sistem Manajemen Kinerja
sebagai dasar bagi kebijakan pemberian reward yang umum disebut merit
system atau pun untuk dasar bagi pembagian bonus misalnya, halnya, hanyalah
salah satu dari berbagai tujuan sistem tersebut dan seharusnya bukan menjadi
tujuan sistem tersebut dan seharusnya bukan menjadi tujuan yang pertama.
1. Pengukuran Kinerja
Menurut Defita,(2012 :24-27). Penilaian kerjayaitu membandingkan antara
hasil yang sebenarnya diperoleh dengan yang direncanakan. Dengan kata lain,
sasaran-sasaran tersebut harus diteliti satu persatu, mana yang telah dicapai
sepenuhnya (100%), mana yang diatas standar (target), dan mana yang dibawah
target atau tidak tercapai penuh. Penilaian hasil atau prestasi sendiri tidak boleh
diserahkan pada atasan, tetapi harus dilakukan oleh bawahan sendiri karena
seyogyanya setiap orang memang mampu melakukanya. Semua itu dapat
dilakukan melalui sistem informasi yang sudah berjalan seperti sistem pada
pelaporan produksi atau penjualan atau dagangan pengecekan khusus. Baru
setelah proses penilaian sendiri (self assesment) selesai, hasilnya dikirimkan
kepada atasan sendiri, dilengkapi dengan analisis faktor-faktor yang membantu
atau menghambat tercapainya prestasi, bila itulah yang terjadi.
Menurut Defita,(2012:24-27). Dalam organisasi pengukuran kinerja digunakan
untuk melihat sejauh mana kativitas yang selama ini dilakukan dengan
membandingkan output atau hasil yang telah dicapai. Ada 10 (sepuluh) indikator
dalam mengukur kinerja karyawan dalam organisasi yaitu :
a. Kuantitas, yaitu dalam mengukur kinerja maka yang harus dilihat adalah
jumlah atau kuantitas kegiatan yang mampu diselesaikan atau
disesuaikan dengan standard.
36
b. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan didalam
pekerjaannya.
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan
jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi
kerja, dan peralatan kerja.
d. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
karyawan yang berada didalam organisasi.
e. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga
dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
f. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk
mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-
g. kebutuhan bawahannya.
h. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan kelemahan
dimasa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
i. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
j. Sebagai alat untuk mengedentifikasi kelemahan kelemahan personel dan
dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa
diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahaan.
k. Sebagai alat untuk memperbaiki ataumengembangkan kecakapan
karyawan.
Menurut Robert L. dalam Mathis John H Jackson (2002:78)
mengidentifikasi kinerja, pada dasarnya kinerja adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah apa yang mempengaruhi
seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain
termasuk :
37
1. Kuantitas Output
2. Kualitas Output
3. angka Waktu Output
4. Kehadiran di tempat kerja
5. Sikap kooperatif
4. Pengertian Penilaian Kinerja
Menurut Hasibuan (2005:87) Penilaian Prestasi adalah kegiatan manager
untuk mengevauasi perilaku prestosi kerja karyawan serta menetapkan
kebijaksanaan selanjutnya.Kinerja sebagai proses yang dilakukan perusahaan
dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Penilaian kerja adalah suatu
proses yang digunakan pemimpin untuk menemukan apakah seorang karyawan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Mangkunegara (2007: 9-10 ). Penilaian kinerja adalah suatu proses
yang digunakan pemimpin untuk menemukan apakah seorang karyawan
melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
5. Tujuan Penilaian Kinerja
Terdapat berbagai macam tujuan penilaian kinerja sesuai dengan konteks
organisasional tertentu. Menurut Hasibuan (2002: 89-90). Tujuan penilaian
kinerja atau prestasi kerja karyawan pada dasarnya meliputi :
a. a.Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk
promosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.
b. b.Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa
sukses dalam pekerjaannya
38
c. Kualitas, yaitu mutu hasil pekerjaan yang mampu dihasilkan dibandingkan
dengan standart yang telah ditentukan. Ukuran kualitas pekerjaan adalah
kerapian, kebersihan dan keteraturan.
d. Ketetapan waktu, yaitu seberapa cepat pekerjaan bisa diselesaikan
secara benar dan tepat waktu sesuai setandart yang telah ditentukan.
e. Kedisiplinan, yaitu kemampuan untuk dapat bekerja sesuai dengan
aturan-aturan yang telah ditentukan.
f. Kepemimpinan, yaitu kemampuan yang dimiliki dalam memimpin untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Kreativitas dan inovasi, yaitu kemampuan untuk selalu melakukan inovatif
dan kreatif dalam usaha untuk mencapai tujuan.
h. Kehadiran/absensi, yaitu jumlah kehadiran dibandingkan dengan standart
yang telah ditentukan.
i. Kerjasama tim, yaitu kemampuan untuk membentuk tim kerja yang solid
yang mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan.
j. Tanggung jawab, yaitu kemampuan untuk bekerja secara penuh.
k. Perencanaan pekerjaan, yaitu kemampuan dalam melakukan
perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi.
C. Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja
Tenaga kerja adalah aset utama dari sebuah organisasi perusahaan, maka
dari itu untuk mewujudkan tujuan perusahaan maka seorang pimpinan harus bisa
mengarahkan karyawannya , salah satu cara untuk mewujudkan tujuan dari
perusahaan adalah dengan memberikan meotivasi kepada bawahan.
39
Motivasi adalah salah satu faktor yang ada pada diri manusia yang mana
dalam diri manusia terjadi suatu faktor yang ada pada diri manusia terjadi suatu
proses untuk mendorong, mengarahkan dan memilih perilaku untuk mencapai
tujuan tertentu sehingga menghasilkan kinerja yang efektif.Adapun dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yadi pada tahun 2011 tentang pengaruh motivasi
untuk meningkatkan kinerja karyawan, menunjukan adanya pengaruh yang besar
terhadap kinerja karyawan hal ini menunjukan bahwa motivasi sangat
berhubungan dengan kinerja,penelitian.
Menurut Penelitian Defita Fitriana (2012) dengan judul pengaruh Motivasi
Terhadap kinerja Karyawan PT. BRI Syariah Malang. Dengan menggunakan
variabel motivasi kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan
aktualisasi diri terhadap kinerja karyawan, secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yangdilakukan oleh Herman (2005)
dengan judul pengaruh motivasi terhadap produktiftas kerja karyawan Bagian
Produksi Pada Perusahaan Besi Musripah Malang. dari hasil analisis korelasi
yang diperoleh dari output regresimeng korelasi pengaruh, variabel kebutuhan
fisologis, variabel kebutuhan rasa aman, variabel kebutuhan sosial, variabel
kebutuhan penghargaan, variabel kebutuhan aktualisasi terhadap produktivitas
kerja diperoleh nilai R2 =0.463. angka ini menunjukan bahwa variasi nilai
produktifitas kerja yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh
sebesar 46,3 % sedangkan hasilnya, yaitu 53,7%, dijelaskan oleh variabel lain
diluar persamaan model R sebesar 0,681 artinya pengaruh antara variabel
kebutuhan fisiologis, variabel kebutuhan rasa aman, variabel kebutuhan
aktualisasi diri terhadap produktifitas kerja adalah kurang kuat.
40
Model Konsep
Dalam penelitian ini model konsepnya dapat dilihat dalam gambar berikut
ini
gambar
Model Konsep
D. Tinjauan Emperis
Dasar atau acuan yang berua teori-teori atau temua-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat
dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut
peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini,
fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah
kompetensi, sarana dan prasarana serta kinerja pegawai. Oleh karna itu peneliti
melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal
nasional dan jurnal internasional dapat dilihat pada tabel berikut.
Nama, Judul, Thn
Variabel dan Indikator Hasil
Herman (2005)
dengan judul
pengaruh motivasi
terhadap
produktiftas kerja
karyawan Bagian
Produksi Pada
variabel motivasi kerja
terhadap kinerja
karyawan,variabel
aktualisasi terhadap kinerja
karyawan
Dari penelitian terbukti
motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan.
MOTIVASI KINERJA KARYAWAN
41
Perusahaan
Besi Musripah
Malang
.s
Defita Fitriana
(2012)
dengan judul
pengaruh
Motivasi Terhadap
kinerja Karyawan
PT. BRI Syariah
Malang
Menggunakan analisis
regresi berganda dengan
variabel X adalah
Motivasi Kerja dan variabel
Y terhadap kinerja karyawn
di pt.pln persero.
Menunjukan
motivasi berpengaruh
positif secara terhadap
prestasi kerja, artinya
jika motivasi kerja akan
meningkat maka
prestasi kerja akan
meningkat.
42
Yadi (2011) dengan
judul
pengaruh motivasi
untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan
pa
da
cv
dharma
utama
(duta
paint) kota batu.
-motivasai kerja variabel X .
- Terhadap kinerja karyawan
Variabel (Y)
Bahwa kelima variabel
yang meliputi motivasi
kerja berpengaruh kuat
terhadap kinerja
karyawan
43
E. Kerangka Konseptual
Hipotesis ini adalah jawaban sementara terhadap masalah penelian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris, dalam penelitian ini dirumuskan model
hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam model
hipotesis, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut
F. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
Diduga motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan Di PT. PLN persero di kabupaten jeneponto
Motivasi Kerja (x)
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keselamatan
3. Penghargaan
4. aktualisasi
Kinerja karyawan (Y)
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan
Waktu
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif Penelitian deskriptif terbatas
pada usaha mengunkapkan suatu masalah atau keadaan dan peristiwa atau
sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengunkapkan fakta dan
gambaran dasar penelitiannya dari objek kinerja karyawan pada PT.PLN persero
Tipe penelitiannya terminologi adalah suatu penjelasan atas istilah,kata,
dan konsep maupun hal tertentu dan dapat memberikan pemahaman kepada
karyawan dan narasumber yang berkaitan dengan judul penelitian.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis melakukan penelitian di PT.
PLN persero di Kabupaten Jeneponto. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa
pembangkit listrik tenaga nuklir yang memiliki pelanggan sangat tinggi, tentunya
dengan demikian perusahaan memerlukan karyawan yang cukup professional
sehingga kinerja yang di capai dapat memenuhi tujuan perusahaan.
Waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi akan dilaksanakan
selama 2 bulan setelah di terbitkan surat izin penelitian.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
44
45
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan
penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti
tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga
generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat
mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu
pengambilan sampel secara acak (random sampling) mengingat sifat populasi
tidak memiliki angka tetap, jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus slovin
yang dikutip oleh Usman (2012) adalah sebagai berikut :
n =N
1 + n(e)
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = Taraf signifikan (10%)
jadi n =�
� �(�)�
n =��
� ��(��%)�
n =��
� ��(�,��)�
n =��
� �,��
46
n =��
�,��
n = 40,828 dibulatkan menjadi 41 responden
n = 41 responden
Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel yang
diperlukan adalah 41 responden.
D. Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
1. defenisi operasional
a. variabel motivasi kerja (x1) Menurut Gibson Ivancevich Donnely
(1996: 184-185) Motivasi merupakan konsep yang bersifat penjelasan bahwa kita
sering menggunakan untuk memahami perilaku yang kita amati. Dengan kata
lain, Motivasi merupakan dugaan, dari pada dugaan secara langsung kita harus
memanipulasi kondisi-kondisi tertentu dan mengamati bagaimana perilaku
berubah.
Indikator motivasi kerja:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keselamatan
3. Penghargaan
4. Keselamatandan keamanan
b. variabel kinerja karyawan (Y) Stephen P.Robbin didalam Nawawi
Hadari, (62-67), Mengatakan kinerja adalah jawaban atas pertanyaan “apa hasil
yang dicapai seseorang sesudah mengerjakan sesuatu.
Indikator kinerja karyawan
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan Waktu
47
2. skala pengukuran variabel
Variabel yang ada pada penelitian ini yaitu, variabel motivasi kerja dan
variabel kinerja karyawan yang dapat diukur menggunakan skala likert. Skala
likert merupakan skala yang di pakai untuk mengukur sikap atas pendapat dan
presepsi akan seseorang maupun sekelompok orang mengenal fenomena sosial,
sugiyono, (2008). Skala likert ini banyak dilakukan karena mudah dalam
pembuatan, bebas dalam memasukkan pertanyaan yang sesuai dan
releva,realibilitas tinggi, serta aplikatif terhadap program spss.
Skala likert diukur dengan 5 poin yaitu:
Sangat setuju =5
Setuju =4
Kurang setuju =3
Tidak setuju =2
Sangat tidak setuju =1
E. Sumber Data
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data utama yang di gunakan untuk
menjaring berbagai data dan informasi yang terkait dengan fokus yang dikaji. Hal
ini dilakukan melalui metode wawancara obsevasi dan persedian kuesioner
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung yang diperlukan
untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai
upaya penyusaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek
yang dikaji. Data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi.
48
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data-data yang relevan dengan
tujuan penelitian maka, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematik tentang gejala–
gejala yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara observasi langsung dengan pelaku-pelaku yang memiliki hubungan objek
penelitian yang memahami tujuan-tujuan dilaksanakannya suatu penelitian dan
pengamatan secara kritis dan cermat. Observasi dilakukan untuk mengamati hal-
hal yang kurang disadari oleh lain. Observasi merupakan metode yang paling
mudah dalam pengumpulan data dan informasi bila dibandingkan dengan
metode yang lain.
2. kuesioner
Suatu teknik pengumpulan imformasi yang memungkinkan analis mempelajari
sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik.
G. Teknik Analisis Data
1. analisis regresi linear sederhana
Teknik analis Regresi Linier sederhana untuk melihat pengaruh 2 variabel
terikat secara bersama-sama yang ditujukan oleh koefisien regresi (bi). Rumus
persamaan regresinya adalah:
Y= a + b1x1 + e
Y= kinerja karyawan
a= konstanta
49
b1,1 K= koefesien regresi
x1= Motivasi kerja
2. Uji Persial (T)
Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent
(ghozali 2011:98). Dalam hal ini untuk secara persial terhadap kinerja karyawan
pt.pln kabupaten jeneponto. Adapun kreteria pengujian secara persial dengan
tingkat level of significant = 0,05 sebagai berikut: jika nilai signifikan iji t >0,05
maka H0 di terima dan b1 ditolak yang berarti motivasi kerja secara persial tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pt,pln kabupaten jeneponto. Namun jika
nilai signifikan uji t < 0,05 maka, H0 ditolak dan b1 diterima yang berarti
kompetensi, motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di pt.pln
(persero) kabupaten jeneponto.
H. Uji Instrument Penelitian
1. uji validitas
Uji Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data-data yang
ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur.
Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengorelasikan
antara skor butir dengan skor total. Apabila korelasi r diatas 0,3 maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut valid, sebaliknya bila korelasi r di bawah
0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid (Usman,
2012:287).
Uji Reliabilitas adalah metode pengujian yang digunakan untuk
menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini adalah kuesioner dapat
50
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan
menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, realibilitas instrument
mencirikan tingkat konsistensi. Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas
0.60. Pengukuran validitas dan realibilitas mutlak dilakukan, karena jika
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil
penelitiannya juga tidak akan valid dan reliabel (Umar, 2008:54).
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah pln wilayah jeneponto (sul-sel)
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa
perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan
umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang
semula bergerak dibidang gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk
kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s' Lands
Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA
Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa
Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di
Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk
perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang
Dunia II maka Indonesia dikuasai Jepang; oleh karena itu perusahaan listrik dan
gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan
listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ke
tangan Sekutu dan diproklamasikannya kemerdekaaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda
serta buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik
dan gas yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan
Jepang, kemudian pada bulan September 1945, Delegasi dari Buruh /
51
52
Pegawai Listrik dan Gas yang diketuai oleh Kobarsjih menghadap Pimpinan KNI
Pusat yang waktu diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil
perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi Kobarsjih bersama-sama dengan
Pimpinan KNPI Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian dengan
Penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka
dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga.
Dengan adanya Agesi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-
perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya
semula. Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerjasama kemudian mengungsi
dan menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-
daerah Republik Indonesia yang bukan daerah pendudukan Belanda untuk
meneruskan perjuangan. Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal
dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas
Swasta kepada Pemerintah. Selanjutnya kristalisasi dari semangat dan jiwa mosi
tersebut tertuang dalam Ketetapan Parleman RI No 163 tanggal 3 Oktober 1953
tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik bangsa asing di Indonesia, jika
waktu konsesinya habis.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkeraman penjajah Belanda maka dikeluarkan
Undang Undang Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang
Nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor
18Tahun 1958 tentang nasionalisasi listrik dan gas milik Belanda. Dengan
53
Undang-undang tersebut, maka seluruh perusahaan listrik Belanda berada
ditangan bangsa Indonesia.
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan
dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945
kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati
untuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan
secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan
keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Nomor 20 tahun 1960. Namun
kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan
Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-
nilai hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi,
Nomor 1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27
Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
2. Lokasi PT. PLN (Persera)
Lokasi kantor PT. PLN (persero) dalam penelitian ini bertempat di jalan
lanto dg pasewang, depan kantor pegadaian jeneponto.
3. Letak Geografis
PT, PLN (persero) area jeneponto adalah salah satu dari 10 area asuhan
wilayah kerja PT. PLN (persero) wilayah sulsel, sultra dan sulbar. Lingkup
wilayah perusahaan yaitu kabupaten jeneponto (luas wilayah 749, 79 km),
kabupaten bantaeng (luas wilayah 395, 83 km, bulukumba (luas wilayah
54
1.154,67 km, kabupaten sinjai (luas wilayah 819,96km, dan kabupaten selayar
(luas wilayah 903,35 km.
4. Visi Dan Misi PT. PLN (Persero)
Visi, misi dan tujuan dari PT. PLN persero adalah sebagai berikut.
a. moto:
“Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
b. Visi:
Pt. pln (persero) adalah di akui sebagai perusahaan kelas
dunia yang bertumbuh-kembang, unggul dan terpercaya
dengan bertumbuh pada potensi insane.
c. Misi:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan, dan bidang lain yang terkait
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Megupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Jeneponto
Mengambarkan bagaimana pola hubungan struktrual yang ada di PT. PLN
(persero) cabang jeneponto, merupakan struktur organisasi secara garis besar.
55
6. Tujuan PT. PLN (Persero)
Merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat
laporan atas pencapaian pendapatan, penjualan, tenaga listrik, pelayanan
pelanggan, pegoperasian, pemeliharaan jaringan distribusi didaerah kerjanya
secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik untuk mencapai kinerja
unit.
7. Ruang Lingkup PT. PLN (Persero) Cabang Jeneponto
a. bagian niaga dan pelayanan pelanggan
Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana penjualan dan
pegembangan usaha sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada, serta
pelaksanaan kegiatan pelanan khusus yang diprioritaskan kepada pelanggan-
pelanggan potensial untuk menjamin terciptanya peningkatan kepuasan
GENERAL MANAJER
Manajer SDM
Manajer Niaga Kepala Audit Internal Manajer Keuangan
Manajer Perencanaan Manajer Komunikasi
Hukum Dan Bisnis
Manajer Distribusi
56
pelanggan potensial. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana di
sebutkan diatas, bagian pemasaran mempunyai fungsi:
1. Menyusun data potensi pasar, rencana penjualan serta perkiraan
pendapatan di daerah kerja APJ maupun dimasing-masing unit
usahanya.
2. Mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru sesuai
dengan program yang telah ditetapkan.
3. Memonitor dan melakukan analisa atas pemakaian energi pada
pelanggan-pelanggan potensial.
Bertanggung jawab dalam kekiatan pelayanan pelanggan, administrasi
pelanggan pembuatan tagihan listrik dan pengadilan pendapatan untuk
menjamin peningkatan pelayanan dan peningkatan pelanggan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab sebagaimana di sebutkan diatas, bagian niaga
mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pelayanan
pelanggan/calon pelanggan
2. Menyusun dan memilihara data induk pelanggan (DIL) dan data induk
saldo (DIS)
3. Megawasi kegiatan pencatatan meter dan melaksanakan pembinaan
dalam rangka meningkat kan kualitas hasil pembacaan meter
4. Melaksanakan dan memonitor proses pengolaan data dalam rangka
pembuatan tagihan listrik sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
ada
57
b. bagian distribusi
bertanggung jawab dalam perancanaan dan pembagunan jaringan
distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pegembangan sistem,
merencanakan dan melaksanakan pegoperasian jaringan distribusi untuk
menjamin kontiyuitas peyanan dengan mutu dan keandalan yang memadai, serta
mengoptimalkan pelaksanaan pemeliharaan dan pengaturan jaringan distribusi
agar di capai pengusahaan energi yang efisien. Untuk melaksanakan tanggung
jawab sebagaimana di sebutkan di atas bagian distribusi mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana dan melaksanakan pembagunan jaringan untuk
melayani pelanggan dan pegembangan sistem
2. Menyusun SOP (standar operasional pelayanan) dan mengatur
pegoperasian jaringan distribusi
3. Menyusun rencana pemeliharaan dan melaksanakan pemeliharaan
jaringan distribusi
4. Mengolah aset jaringan distribusi dan menyusum data induk jaringan
c. bagian SDM dan Keuangan
bertanggung jawab dalam pencatatan aset, perencanaan dan
pengendalian anggaran dan pendapatan dengan prosedur administrasi dan
akuntansinya, untuk menjamin pengelolaan pendapatan dan anggaran yang
efektif dan efisien guna peningkatan kinerja keuangan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab sebagaimana di sebutkan diatas, bagian keuagan mempunyai
fungsi:
1. Melaksanakan pencatatan dan pembekuan aset
2. Melaksanakan pengawasan dan pengadilan pendapatan serta
mengadakan rekonsiliasi dengan fungsi terkait
58
3. Menyusun ROA (Return On Assef) sesuai dengan jadwal dan pedoman
yang ada
4. Mengatur dan melaksanakan pengawasan atas penggunaan anggaran
investasi maupun operasi
5. Mengatur dan pengandalikan likuinitas keuangan secara optimal
6. Melaksanakan supervise tentang keuangan dan akuntasi terhadap unit
usahanya
7. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan evaluasi
untuk merumuskan upaya perbaikannya
8. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan
9. Mengamankan dan mengendalikan pendapatan dengan melaksanakan
administrasi pelanngan secara tertib
10. Melakukan pengawasan dan mengkoordinir kegiatan penagihan dalam
rangka pegelolaan piutang
Bertangung jawab dalam pengembagan dan administrasi sumber daya
manusia, pengolahan kegiatan kesekretariatan dan umum untuk menjamin
kelancaran operasional, serta melaksanaka kegiatan kehumasan dan
pemberdayaan lingkungan. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana
di sebutkan diatas, bagian SDM dan administrasi mempunyai fungsi:
1. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta
menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharaan
2. Melaksanakan administrasi kepegawaian, membuat perhitungan dan
melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai dengan ketentuan
yang ada
59
3. Menyusun dan memelihara data induk kepegawaian serta
melaksanakan monitoring dan evaluasi SDM
4. Melaksanakan pembinaan SDM serta menyusun rencana pegembangan
SDM
5. Merencanakan dan megelola kegiatan kesekretarian, umum dan
khusus
6. Mengatur menyelesaikan masalah hukum yang terkait dengan masalah
kedinasan, baik dilingkungan internal maupun eksternal
7. Mengatur dan melaksanakan program kehumasan dan perbedayaan
lingkungan
8. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian SDM dan administrasi
d. bagian perencanaan
bertanggung jawab dalam perencanaan dan pembagunan jaringan
distribusi untuk mematuhi kebutuhan pelanggan dan pengembangan sistem,
untuk menjamin tercapainya keandalan pasokan energi listrik.
1. Menyusun rencana dan melaksanakan pembagunan jaringan untuk
melayani pelanggan dan pengembangan sistem
2. Megelola aset jaringan distribusi dan menyusun data induk jaringan
3. Membuat data peta jaringan (mapping) dan memelihara akurasi data
sesuai dengan perkembangan
4. Melaksanakan evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian
finansialnya
5. Melaksanakan konstruksi jaringan distribusi dan administrasi pekerjaan
6. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian perencanaan dan
konstruksi
60
e. bagian alat pembatas dan pengukur
bertanggung jawab dalam pengembangan pelayanan pelanggan melalui
pelaksana pemutusan dan penyambungan, pemeliharaan dan kekuatan APP
(alat pembatas pengukur) untuk menjamin tercapainya akurasi pemakaian energi
listrik.
f. perencanaan strategis PLN persero APJ jeneponto
dalam perencanaan strategis, PLN persero APJ jeneponto merencanakan
strategis “MaPro2Tas” yaitu Manusia Produktif Produktif adalah sebagai berikut:
1. Pencapaian kinerja yang excellent
2. Bekerja secara efektif dan efisien sesuai kompetensi
3. Mengembankan bidang dengan standar WCS (World Class Service)
g. Bagian Pendapatan
Bagian ini terdiri dari 4 sub bagian yaitu supervisior pendapatan, enagihan,
pengendalian piutang dan supervisor pembacaan meter dan pengelolaan
rekening. Adapun tugas dan tanggung jawab pokok masing-masing adalah
sebagai berikut:
1) Supervisior Pendapatan
Bagian ini mempunyai Tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan pembukuan pendapatan ranting.
b. Mengawasi pendistribusian dan penagihan rekening listrik.
c. Mengawasi peyetoran uang penagihan rekening listrik untuk dievaluasi.
d. Mengawasi dan mengecek secara rutin rekening yang belum dilunasi
agar tunggakan tidak melampaui jumlah uang jaminan pelanggan.
e. Menyusun saldo tunggakan, pemutusan dan pembatalan rekening listrik
secara periodic.
61
f. mengusulkan dan memonitor penghapusan piutang ragu-ragu.
g. Menyusun laporan piutang pelanggan.
h. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang.
i. Melaksanakan legalitas rekening TNI/Polri.
j. Mengawasi pendapatan PTL (giralisasi, payment point, multi guna)
k. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugas.
l. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang sesuai dengan kewajiban dan
tanggung jawabnya.
2) Supervisior Penagihan
Bagian ini mempunyai Tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Menerima dan menghitung listrik serta mendistribusikan ke payment
point.
b. Mengelompokkan rekening listrik sesuai dengan golongan tarif dan lokasi.
c. Menginformasikan kesalahan rekening listrik.
d. Mengelola administrasi Pajak penerangan jalan.
e. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugas.
3) Pengendalian Piutang
Bagian ini mempunyai Tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Memeriksa dan mencatat secara rutin rekening yang belum dilunasi agar
tunggakan tidak melampaui jumlah uang jaminan pelanggan.
b. Menetapkan jumlah biaya pembayaran bagi pelanggan yang menunggak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Mengecek jumlah uang jaminan langganan untuk mengetahui fisik uang
dengan mencatat jumlah UJL.
62
d. Membuat saldo tunggakan,pemutusan dan pembatalan rekening listrik
secara periodic.
e. Membuat usulan penghapusan piutang ragu-ragu.
f. Menghimpun dan mengklasifikasikan tunggakan rekening listrik termasuk
piutang ragu-ragu.
g. Memproses pemutusan sementara dan penyambungan kembali.
h. Membuat laporan berkala sesuai dengan tugasnya.
i. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang sesuai dengan kewajiban
dan tanggung jawab pokoknya.
4) Supervisior Pembacaan Meter
Bagian ini mempunyai Tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Mengawasi dan melaksanakan pembacaan meter pada konsumen besar
b. Merencanakan dan mengawasi route baca meter
c. Mengevaluasi kesalahan baca meter dan melaksanakan pemeriksaan
sampling hasil pembacaan meter
d. Memeriksa DPM yang dikirim ke pengelola rekening
e. Mengawasi pencatatan rekening listrik yang salah untuk dilakukan
perbaikan
f. Memeriksa pembukuan rekening listrik yang meliputi rupiah rekening,
rupiah PPJ, rupiah tagihan sesuai tarif dan penggolongan.
g. Memeriksa pengiriman rekening listrik yang sudah dibukukan untuk
membuat laporan
h. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi baca meter
i. Mengirimkan rekening listrik yang sudah dibukukan untuk membuat
laporan losses dan KWH bulanan
63
j. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidang tugasnya
k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain ang sesui dengan kewajiban
dan tanggung jawab pokoknya.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi identitas responden
menurut sampel peneltian yang telah ditetapkan.Tujuannya adalah memberikan
gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Karakteristik responden
dikelompokkan menurut jenis kelamin, tingkatusia, tingkat pendidikan dan masa
kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT PLN (persero) Kec.
Batang Kab. Jeneponto, maka dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Responden Persentase %
Laki-Laki 25 60,9 %
Perempuan 16 35,1 %
Total 41 100 %
Sumber : Hasil Olah Data SPSS,2018
Berdasarkan pada tabel 1.1 dapat dilihat sebagian besar responden adalah
laki-laki yaitu berjumlah 25 orang (60,9%), dan 16 orang (35,1%) berjenis
kelamin perempuan. Dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah laki-laki,
hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan yang umumnya memerlukan keterampilan
teknik mengoperasikan mesin dan peralatan berat,sehinngga laki-laki lebih tepat
dan berpeluang untuk jenis pekerjaan tersebut. Karyawan perempuan umumnya
ditempatkan di bagian quality dan pekerjaan yang bersifat administratif.
64
Tabel 1.2
Tingkat Usia Responden
No Tingkat Usia Responden Persentase %
1 16-25 tahun 9 21,9%
2 26-35 tahun 24 58,5%
3 36-45 tahun 1 2,5%
4 Diatas 46 tahun 7 17,1 %
Total 41 100 %
Sumber : Hasil Olah Data SPSS,2018
Berdasarkan pada tabel 1.2 dapat dilihat sebanyak 9 responden (21,9%)
dengan tingkat usia 16-25 tahun, 24 responden (58,5%) dengan tingkat usia 26-
35 tahun,1 responden (2,5%) dengan tingkat usia 36-45 tahun, dan 7 responden
(17,1%) dengan tingkat usia diatas 46 tahun. Dengan mayoritas responden
berumur 26-35 tahun yang tergolong memiliki kemampuan kerja yang tinggi
dengan demikian mereka bisa bekerja secara optimal untuk meningkatkan
kinerja
Tabel 1.3
Tingkat Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan Responden Persentase %
1 SMA 10 24,4%
2 Diploma III 11 26,8%
3 S1 16 39,0%
4 S2 4 9,8%
Total 41 100%
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2018
65
Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa 10 responden (24,4%) dengan
tingkat pendidikan SMA, 11 responden (26,8%) dengan tingkat pendidikan
Diploma III, 16 responden (39,0%) dengan tingkat pendidikan Strata I dan 4
responden (9,8%) dengan tingkat pendidikan Strata II. Hal ini menunjukkan
bahwa kantor PT, PLN (persero) Kab.Jeneponto lebih mengutamakan rekrutmen
kinerja yang berlatar belakang Strata I karena manajemen kantor membutuhkan
sumber daya manusia (SDM) yang berbasis analisa.
Tabel 1.4
Masa Kerja Responden
No Masa Kerja
Responden Persentase %
1 0-5 tahun 6 14,6%
2 6-10 tahun 16 39,1%
3 11-15 tahun 13 31,7 %
4 16-20 tahun 5 12,1%
5 Diatas 21 tahun 1 2,5%
Total 41 100 %
Sumber : Hasil Olah Data SPSS,2018
Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat dari masa kerja, sebanyak 6 responden
(14,6%) dengan masa kerja 0-5 tahun, 6 responden (14,6%) dengan masa kerja
6-10 tahun, 16 responden (39,1%) dengan masa kerja 11-15 tahun, 13
responden (31,7%) dengan masa kerja 16-20 tahun, dan 5 responden (21,1%)
dengan masa kerja diatas 21 tahun.
2. Deskripsi Variabel
Variabel penelitian terdiri dari 2 (dua) yaitu: variabel independent yaitu
motivasi kerja (X), dan variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y). Survey ini
menggunakan skala pengukuran dengan skala Likert dengan bobot tertinggi
disetiap pertanyaan adalah 5 (lima) dan bobot terendah adalah 1 (satu) dengan
jumlah responden sebanyak 41 orang.
66
a. Deskripsi Variabel motivasi kerja
Adapun deskripsi data tanggapan kinerja karyawan pada PT. PLN
(persero) di kabupaten jeneponto, dapat dilihat pada tabel 1.5 sebagai berikut :
Tabel 1.5
Deskripsi Variabel motivasi kerja (X)
Deskripsi Mean Median Std Daviation Min Max Variance Sum
X1 4.4146 5 0.74080 2 5 0.549 181
X2 4.1951 4 0.67895 2 5 0.416 172
X3 3.8537 5 0.79520 2 5 0.628 158
X4 3.9756 4 0.90796 2 5 0.824 163
X5 3.7317 4 0.67173 2 5 0.451 153
X6 3.9512 4 0.97343 2 5 0.948 162
X7 3.6098 4 0.80244 2 5 0.644 148
X8 3.4390 3 0.77617 2 5 0.602 141
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2018
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa :
1) Saya memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaan. Jawaban dari
responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 181 dengan mean 4.4146
standar deviation 0.74080 dan variance. 0.549
2) Gaji yang diterima cukup memenuhi kebutuhan saya. Jawaban dari
responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 172 dengan mean 4.1951
standar deviation 0.67895 dan variance 0.416.
3) Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang prosedur keselamatan
kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpot ensi bahaya . Jawaban
dari responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 158 dengan mean 3.8537
standar deviation 0.79520 dan variance 0.628.
67
4) Perusahaan melakukan sosialisasi tentang pengunaan alat perlindungan
diri. Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 163 dengan
mean 3.9756 standar deviation 0.90796 dan variance 0.824
5) Saya akan menjadi semakin bersemangat dan giat jika saya diakui
sebagai karyawan terbaik. Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2
dan sum 153 dengan mean 3.7317 standar deviation 0.67173 dan
variance 0.451
6) Perusahaan memberikan reward kepada karyawan jika karyawan dapat
meningkatkan kinerja semakin baik. Jawaban dari responden maksimal 5
minimal 2 dan sum 162 dengan mean 3.9512 standar deviation 0.97343
dan variance 948
7) Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi lingkungan kerja
yang aman, bersih dan sehat. Jawaban dari responden maksimal 5
minimal 2 dan sum 148 dengan mean 3.6098 standar deviation 0.80244
dan variance 0.644.
8) Perusahaan menerapkan Jaminan kesehatan sesuai dengan standar
Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 141 dengan
mean 3.4390 standar deviation 0.77617 dan variance 0.602
b. Deskripsi Variabel Prestasi Kerja Karyawan
Adapun deskripsi data tanggapan karyawan mengenai prestasi kerja
karyawan pada pt.pln (persero) di kabupaten jeneponto, dapat dilihat pada tabel
1.6 sebagai berikut :
68
Tabel 1.6
Deskripsi Variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y)
Deskripsi Mean Median Std Daviation Min Max Variance Sum
Y1 4.4146 5 0.74080 2 5 0.549 181
Y2 4.1951 4 0.67895 2 5 0.461 172
Y3 3.7317 4 0.67173 2 5 0.451 153
Y4 4.0976 4 0.62470 3 5 0.390 168
Y5 4.3659 4 0.58121 3 5 0.338 179
Y6 3.9756 4 0.72415 2 5 0.524 163
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2018
Dari table diatas disimpulkan bahwa:
1) Standar kualitas kerja yang telah ditetapkan oleh instansi selama ini dapat
saya capai dengan baik. Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2
dan sum 181 dengan mean 4.4146 standar deviation 0.74080 dan
variance 0.549.
2) Saya berusaha menghasilkan kualitas kerja yang baik dibandingkan
dengan rekan kerja. Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2 dan
sum 172 dengan mean 4.4951 standar deviation 0.67895 dan variance
0.461.
3) Selama bekerja, hasil pekerjaan saya lebih baik bila dibandingkan dengan
waktu yang lalu. Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2 dan sum
153 dengan mean 3.7317 standar deviation 0.67173 dan variance 0.451.
4) Selama bekerja, saya berusaha bekerja lebih baik dari rekan kerja.
Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 3 dan sum 168 dengan
mean 4.0976 standar deviation 0.62470 dan variance 0.390.
69
5) Seluruh tugas pekerjaan selama ini dapat saya kerjakan dan hasilnya
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan instansi. Jawaban dari
responden maksimal 5 minimal 3 dan sum 179 dengan mean 4.3659
standar deviation 0.58121 dan variance 0.338.
6) Waktu pengerjaan tugas selama ini lebih cepat dari sebelumnya.
Jawaban dari responden maksimal 5 minimal 2 dan sum 163 dengan
mean 3.9756 standar deviation 0,72415 dan variance 0.524
3. Uji Kualitas Data
Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan. Uji kualitas data yang dihasilkan dari
penggunaan instrument penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner
dapat dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui
item pernyataan itu valid dengan melihat nilai Corrected Item Total Corelation.
Apabila item pernyataan mempunyai r hitung > dari r tabel maka dapat dikatakan
valid. Pada penelitian ini terdapat jumlah sampel (n) = 41 dan besarnya df dapat
dihitung 41–2 =39 dengan taraf signifikan 5% didapat r tabel = 771 Jadi, item
pernyataan yang valid mempunyai r hitung lebih besar dari 821.
Adapun hasil uji validitas data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
70
Tabel 1.7
Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item R Hitung R Tabel keterangan
Motivasi kerja (x)
x.1 821 771 valid
x.2 710 771 valid
x.3 589 771 valid
X.4 676 771 valid
x.5 610 771 valid
x.6 782 771 valid
x.7 741 771 valid
x.8 652 771 valid
Variable Item R hitung R tabel keterangan
Kinerja karyawan (Y)
Y.1 817 761 valid
Y.2 640 761 valid
Y.3 574 761 valid
Y.4 743 761 valid
Y.5 561 761 valid
Y.6 574 761 valid
Sumber : Hasil Olah Data SPSS,2018
Tabel diatas memperlihatkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki
nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari pada R-tabel. Hal ini
berarti bahwa data yang diperoleh telah valid dan dapat dilakukan pengujian
data lebih lanjut.
71
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatau kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data dilakukan dengan
menggunakan metode Cronbach Alpha yakni suatu instrumen dikatakan
reliabel bila memiliki koefisien keandalan reabilitas sebesar 0,60 atau lebih.
Hasil pengujian reliabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.8
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No Variabel Cronbach’
Alpha
Batas
Reliabilitas
Keterangan
Motivasi kerja (X) 0.771 0.60 Reliabel
Kinerja karyawan (Y) 0.761 0.60 Reliabel
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dari semua
variabel lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari
kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel soft skill dan prestasi kerja
yaitu dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.
c. Regresi Liner Sederhana
Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel X dengan variabel Y apakah positif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
72
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasion.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Teknik analisis yang
digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan analisis regresi dengan
meregresikan variabel independen (motivasi kerja) terhadap variabel dependen
(kineeja karyawan).Uji hipotesis ini dibantu dengan menggunakan program SPSS
versi 20. Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil olahan data analisis regresi
linear sederhana dibawah ini:
Tabel 1.9
Koefisien Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 9.328 1.633 5.711 .000
Motivasi Kerja .496 .052 .837 9.554 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2018
Berdasarkan tabel 1.9 diatas dapat dianalisis model estimasi sebagai
berikut :
Y = 9.328 + 0.496 X
Keterangan :
Y = kinerja karyawan
X = motivasi kerja
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
73
a. Constanta sebesar 9.328 artinya jika motivasi kerja (X) nilainya
adalah Nol, maka kinerja karyawan adalah 9.328.
b. Koefisien regresi variabel motivasi kerja sebesar 0.496 dengan nilai
signifikan 0.000 < 0.05 artinya motivasi kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa, semakin
baik motivasi kerja maka kinerja karyawan semakin meningkat.
d. Uji R² (Uji Determinasi)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan variasi
variabel bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata
lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-
variabel bebas (motivasi kerja) dalam menerangkan variabel terikatnya (kinerja
karyawan). Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 1.10
Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimat
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .837a .701 .693 1.45817 .701 91.286 1 39 .000
a. Predictors: (Constant), MotivasiKerja
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien deteminasi diatas, nilai R2 (R Square) dari
model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
bebas dalam menerangkan variabel terikat. Dari tabel diatas diketahui bahwa
nilai R2 sebesar 0.837, hal ini berarti bahwa 83,7% yang menunjukkan bahwa
74
kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel motivasi kerja. Sisanya sebesar
16,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Herman (2005) dengan judul pengaruh motivasi terhadap produktiftas
kerja karyawan Bagian Produksi Pada Perusahaan. Besi Musripah Malang
variabel kebutuhan fisologis,variabel kebutuhan keselamatan, variabel kebutuhan
sosial, variabel kebutuhan penghargaan, variabel kebutuhan aktualisasi terhadap
produktivitas kerja Dari penelitian terbukti kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri kurang berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan.
Defita Fitriana (2012) dengan judul pengaruh Motivasi Terhadap kinerja
Karyawan PT. BRI Syariah Malang Menggunakan analisis regresi berganda
dengan
variabel X adalah Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan Menunjukan
motivasi berpengaruh positif secara parsialdan terhadap prestasi kerja, artinya
jika motivasi kerja akan meningkat maka prestasi kerja akan meningkat
1. pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada pt. Pln persero
Untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis pertama dapat diamati
dari hasi analisis regresi pada tabel 1.9. Dari tabel tersebut menunjukkan variabel
motivasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyanwan,
hasil menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh karyawan
PLN (Persero) kabupaten jeneponto maka akan semakin berkontribusi kuat
terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil penelitian bahwa kompetensi pegawaI
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.
75
Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel mutasi kerja berada
pada kategori kuat/penting dengan nilai rata-rata 4,16, dengan demikian maka
mutasi berada pada kategori baik dengan indikator bahwa kinerja Pt PLN
persero memilki pengetahuan yang baik tentang bagaimana meningkatkan dan
menerapkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan.
2. kinerja karyawan
Rumusan masalah dan hipotesis pertama dapat di amati dari hasil
analisis regresi pada tabel 1.9. dari tabel tersebut menunjukkan variabel kinerja
karyawan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil menunjukkan bahwa semaking baik kinerja karyawan yang dimiliki PT PLN
persero kabupaten jeneponto maka akan semaking berkontribusi kuat terehadap
kinerja karyawan PLN persero kabupaten jeneponto. Dengan hasil penelitian
secara bersama-sama variabel kinerja karyawan berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan produktifitas kerja karyawan.
Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan
berada pada kategori kuat /penting dengan nilai rata-rata 4,00, dengan demikian
maka kinerja berada pada kategori baik/penting dengan indikator bahwa PT PLN
persero memiliki pengetahuan yang baik tentang kinerja karyawan lebih
maksimal dalam menyesaikan pekerjaan atau tugas yang diberikan oleh atasan.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Pada penulis skripsi ini di gunakan responden 41 orang. Berikutnya dari
hasil analisis statistik terhadap data yang di peroleh penelitian menghasilkan
makna.
Dari penjabaran yang telah di uraikan dapat di simpulkan bahwa hasil
penelitian menunjutkan bahwa variabel, Motivasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pada PT.PLn persero (Y). Dengan demikian teruji secara stastik. Hal
ini dikarenakan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang dianggap
penting untuk melakukan setiap kegiatan dalam perusahaan dengan nyaman dan
merasa keberadaannya tidak diabaikan oleh rekan kerja di perusahaan, namun
pastinya motivasi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat jabatan atau
jenjang karir seseorang tersebut,motivasi berpengaru terhadap kinerja karyawan
karena setiap orang yang bekerja pastilah ingin merasa dicintai dan mencintai
sama rekan kerja guna meningkatkan kerja sama dan saling membantu dalam
proses penyelesaian tugas yang di berikan perusahaan terhadap karyawan.
76
77
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,maka saran yang dapat diajukan adalah
berikut:
1. Dengan diketahui bahwa motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di pt.pln
persero Memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan,maka perusahaan
dalam melakukan keputusan terkait masalah tingkat kinerja karyawan dada
PT.PLN persero di kec batang kab Jeneponto.
2. Pinpinam Perusahaan hendaknya meningkatkan kinerja karyawan dengan
menperhatikan motivasi terhadap karyawan akan gaji seperti gaji yang
sesuai dengan standar UMR (umpan minumum regional) kota jeneponto,
sehingah karyawan mempinyai motivasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Selain itu perusahaan juga hendaknya menperhatikan kinerja
karyawan dalam melakukan aktifitas pekerjaannya di kantor.
3. Herman (2005) dengan judul pengaruh motivasi terhadap produktiftas kerja
karyawan Bagian Produksi Pada Perusahaan. Besi Musripah Malang
variabel kebutuhan fisologis,variabel kebutuhan keselamatan, variabel
kebutuhan sosial, variabel kebutuhan penghargaan, variabel kebutuhan
aktualisasi terhadap produktivitas kerja Dari penelitian terbukti kebutuhan
fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri kurang
berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.
4. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti perlu
memberikan saran bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya
lebih mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan
lebih sempurna lagi. Karena dalam peneliti ini,peneliti masih merasa
78
banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki. Selain itu diharapkan
bagi peneliti selanjutnya bisa meneliti tentang spiritual karyawan.
80
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
• Pendahuluan
Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Daftar
pernyataan ini dibuat dengan maksud mengumpulkan data dalam rangka
penyusunan Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Kompetensi dan Sarana
Prasarana Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai BKKBN Kabupaten
Jeneponto”.
• Identitas Responden
� Nama : TTTTTTTTTTT. (boleh di rahasiakan)
� Jenis Kelamin : □ Laki-Laki □ Perempuan
� Usia : TTTTTTTTTTT.
� Pendidikan : TTTTTTTTTTT.
� Masa Kerja : TTTTTTTTTTT.
Jika yang diteliti Pegawai atau Karyawan item di atas bias diubah atau
ditambahkan sesuai informasi yang dibutuhkan dari responden seperti : Masa
kerja, pendidikan terakhir.
• Pertanyaan
Lingkarilah salah satu pilihan yang dianggap paling tepat, dengan bobot
penilaian sebagai berikut:
81
Motivasi Kerja (X)
1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Kurang Setuju 4. Setuju 5. Sangat
Setuju
1 Saya memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaan
1 2 3 4 5
2 Gaji yang diterima cukup memenuhi kebutuhan saya
1 2 3 4 5
3
Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang prosedur keselamatan kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
1 2 3 4 5
4 Perusahaan melakukan sosialisasi tentang pengunaan alat perlindungan diri
1 2 3 4 5
5 Saya akan menjadi semakin bersemangat dan giat jika saya diakui sebagai karyawan terbaik
1 2 3 4 5
6
Perusahaan memberikan reward kepada karyawan jika karyawan dapat meningkatkan kinerja semakin baik
1 2 3 4 5
7 Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi lingkungan kerja yang aman, bersih dan sehat
1 2 3 4 5
8 Perusahaan menerapkan Jaminan kesehatan sesuai dengan standar
1 2 3 4 5
82
Kinerja karyawan (Y)
1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Kurang Setuju 4. Setuju 5.
Sangat Setuju
1 Standar kualitas kerja yang telah ditetapkan oleh instansi selama ini dapat saya capai dengan baik
1 2 3 4 5
2 Saya berusaha menghasilkan kualitas kerja yang baik dibandingkan dengan rekan kerja
1 2 3 4 5
3 Selama bekerja, hasil pekerjaan saya lebih baik bila dibandingkan dengan waktu yang lalu
1 2 3 4 5
4 Selama bekerja, saya berusaha bekerja lebih baik dari rekan kerja
1 2 3 4 5
5
Seluruh tugas pekerjaan selama ini dapat saya kerjakan dan hasilnya sesuai dengan waktu yang telah direncanakan instansi
1 2 3 4 5
6 Waktu pengerjaan tugas selama ini lebih cepat dari sebelumnya
1 2 3 4 5
83
Lampiran 2
Daftar Jawaban Responden
1. Variaber Motivasi Kerja (��)
RESPONDEN MOTIVASI KERJA (X)
TOTAL X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 3 3 3 3 3 2 2 2 21
2 3 4 3 3 3 2 2 2 22
3 4 4 3 3 3 3 2 2 24
4 2 2 2 2 2 2 2 2 16
5 4 4 4 3 3 3 4 4 29
6 4 4 4 3 4 3 4 4 30
7 4 5 4 3 4 5 4 4 33
8 4 4 4 4 4 3 3 3 29
9 4 4 4 4 5 5 3 5 34
10 5 5 5 5 3 3 3 3 32
11 5 5 5 4 4 4 4 4 35
12 5 5 4 5 4 4 4 4 35
13 4 4 3 4 4 3 3 3 28
14 5 4 3 5 4 5 4 3 33
15 5 5 3 5 4 5 4 3 34
16 5 5 5 4 4 4 4 4 35
17 5 5 5 5 5 5 4 4 38
18 4 4 4 4 4 3 3 3 29
19 4 4 4 4 5 5 3 5 34
20 5 5 5 5 3 3 3 3 32
21 5 5 5 4 4 4 4 4 35
22 5 5 4 5 4 4 4 4 35
23 4 4 3 4 4 3 3 3 28
24 5 4 3 5 4 5 4 3 33
25 5 5 3 5 4 5 4 3 34
26 5 4 4 3 4 5 4 3 32
27 5 4 4 3 4 5 4 3 32
28 5 4 4 5 4 5 5 3 35
29 5 4 3 5 4 5 5 3 34
30 5 4 3 5 3 5 5 4 34
31 5 4 5 5 3 5 5 4 36
32 5 4 5 5 3 5 3 4 34
33 4 4 4 4 5 4 4 4 33
34 4 4 4 3 4 4 4 5 32
84
35 4 4 4 3 3 4 4 3 29
36 5 3 4 2 3 3 4 4 28
37 4 4 4 4 4 3 4 3 30
38 3 3 4 4 3 4 3 3 27
39 4 5 3 4 4 4 3 3 30
40 5 4 3 3 3 4 3 4 29
41 5 5 5 4 4 4 4 4 35
2. Variabel Kinerja karyawan (��)
RESPONDEN KINERJA KARYAWAN (Y)
Y2 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
1 3 3 3 3 3 3 18
2 3 4 3 4 4 4 22
3 4 4 3 4 4 2 21
4 2 2 2 3 4 4 17
5 4 4 3 3 3 3 20
6 4 4 4 4 4 4 24
7 4 5 4 4 4 2 23
8 4 4 4 3 4 4 23
9 4 4 5 4 4 4 25
10 5 5 3 4 4 4 25
11 5 5 4 5 4 3 26
12 5 5 4 4 4 4 26
13 4 4 4 4 4 5 25
14 5 4 4 4 5 4 26
15 5 5 4 4 4 4 26
16 5 5 4 4 4 4 26
17 5 5 5 5 4 5 29
18 4 4 4 3 5 3 23
19 4 4 5 4 5 4 26
20 5 5 3 4 4 4 25
21 5 5 4 4 5 5 28
22 5 5 4 4 4 4 26
23 4 4 4 4 4 4 24
24 5 4 4 5 5 5 28
25 5 5 4 4 5 4 27
26 5 4 4 5 4 4 26
27 5 4 4 5 5 4 27
28 5 4 4 5 5 5 28
29 5 4 4 5 5 4 27
30 5 4 3 5 5 5 27
85
31 5 4 3 4 5 4 25
32 5 4 3 4 5 4 25
33 4 4 5 3 5 3 24
34 4 4 4 4 5 4 25
35 4 4 3 4 4 4 23
36 5 3 3 4 5 5 25
37 4 4 4 4 4 4 24
38 3 3 3 4 4 4 21
39 4 5 4 5 5 5 28
40 5 4 3 4 5 4 25
41 5 5 4 5 4 4 27
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 TOTAL
X1
Pearson Correlation 1 .630** .447
** .573
** .279 .618
** .658
** .371
* .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .077 .000 .000 .017 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X2
Pearson Correlation .630** 1 .473
** .535
** .447
** .355
* .327
* .308 .710
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .003 .023 .037 .050 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X3
Pearson Correlation .447** .473
** 1 .238 .206 .185 .301 .513
** .589
**
Sig. (2-tailed) .003 .002 .134 .196 .247 .056 .001 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X4
Pearson Correlation .573** .535
** .238 1 .317
* .508
** .398
** .122 .676
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .134 .043 .001 .010 .447 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X5
Pearson Correlation .279 .447** .206 .317
* 1 .477
** .311
* .471
** .610
**
Sig. (2-tailed) .077 .003 .196 .043 .002 .048 .002 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X6
Pearson Correlation .618** .355
* .185 .508
** .477
** 1 .647
** .459
** .782
**
Sig. (2-tailed) .000 .023 .247 .001 .002 .000 .003 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X7
Pearson Correlation .658** .327
* .301 .398
** .311
* .647
** 1 .443
** .741
**
Sig. (2-tailed) .000 .037 .056 .010 .048 .000 .004 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X8
Pearson Correlation .371* .308 .513
** .122 .471
** .459
** .443
** 1 .652
**
Sig. (2-tailed) .017 .050 .001 .447 .002 .003 .004 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
TOTAL
Pearson Correlation .821** .710
** .589
** .676
** .610
** .782
** .741
** .652
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 TOTAL
Y
1
Pearson Correlation 1 .630** .279 .559
** .394
* .299 .817
**
Sig. (2-tailed) .000 .077 .000 .011 .058 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
Y
2
Pearson Correlation .630** 1 .447
** .367
* .005 .010 .640
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .018 .977 .951 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
Y
3
Pearson Correlation .279 .447** 1 .243 .194 .089 .574
**
Sig. (2-tailed) .077 .003 .126 .225 .580 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
Y
4
Pearson Correlation .559** .367
* .243 1 .312
* .448
** .743
**
Sig. (2-tailed) .000 .018 .126 .047 .003 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
Y
5
Pearson Correlation .394* .005 .194 .312
* 1 .378
* .561
**
Sig. (2-tailed) .011 .977 .225 .047 .015 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
Y
6
Pearson Correlation .299 .010 .089 .448** .378
* 1 .574
**
Sig. (2-tailed) .058 .951 .580 .003 .015 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
T
O
T
A
L
Pearson Correlation .817** .640
** .574
** .743
** .561
** .574
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 41 41 41 41 41 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 41 100.0
Excludeda 0 .0
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.771 .892 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1 4.4146 .74080 41
X2 4.1951 .67895 41
X3 3.8537 .79250 41
X4 3.9756 .90796 41
X5 3.7317 .67173 41
X6 3.9512 .97343 41
X7 3.6098 .80244 41
X8 3.4390 .77617 41
TOTAL 31.1707 4.44355 41
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum /
Minimum
Variance N of Items
Item Means 6.927 3.439 31.171 27.732 9.064 82.741 9
Item Variances 2.761 .451 19.745 19.294 43.759 40.589 9
Inter-Item
Covariances .752 .086 3.384 3.298 39.355 .911 9
Inter-Item
Correlations .478 .122 .821 .699 6.729 .031 9
Reliability
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 57.9268 68.720 .791 . .739
X2 58.1463 70.878 .668 . .750
X3 58.4878 71.306 .526 . .755
X4 58.3659 68.888 .615 . .744
X5 58.6098 72.144 .560 . .756
X6 58.3902 66.394 .734 . .731
X7 58.7317 69.051 .696 . .742
X8 58.9024 70.590 .597 . .750
TOT
AL 31.1707 19.745 1.000 . .847
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
62.3415 78.980 8.88710 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.761 .828 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y1 4.4146 .74080 41
Y2 4.1951 .67895 41
Y3 3.7317 .67173 41
Y4 4.0976 .62470 41
Y5 4.3659 .58121 41
Y6 3.9756 .72415 41
TOTAL 24.7805 2.63166 41
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum /
Minimum
Variance N of Items
Item Means 7.080 3.732 24.780 21.049 6.641 60.974 7
Item Variances 1.377 .338 6.926 6.588 20.502 5.992 7
Inter-Item
Covariances .430 .002 1.593 1.591 871.000 .235 7
Inter-Item
Correlations .408 .005 .817 .813 176.304 .050 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 45.1463 21.878 .761 . .701
Y2 45.3659 23.588 .554 . .733
Y3 45.8293 24.095 .479 . .742
Y4 45.4634 23.205 .682 . .722
Y5 45.1951 24.611 .478 . .746
Y6 45.5854 23.849 .471 . .741
TOTAL 24.7805 6.926 1.000 . .730
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
49.5610 27.702 5.26331 7
Frequencies
Frequency Table
X1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 3 7.3 7.3 9.8
4.00 15 36.6 36.6 46.3
5.00 22 53.7 53.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
Statistics
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
N Valid 41 41 41 41 41 41 41 41
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.4146 4.1951 3.8537 3.9756 3.7317 3.9512 3.6098 3.4390
Median 5.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 3.0000
Std. Deviation .74080 .67895 .79250 .90796 .67173 .97343 .80244 .77617
Variance .549 .461 .628 .824 .451 .948 .644 .602
Range 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 181.00 172.00 158.00 163.00 153.00 162.00 148.00 141.00
X2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 3 7.3 7.3 9.8
4.00 24 58.5 58.5 68.3
5.00 13 31.7 31.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
X3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 13 31.7 31.7 34.1
4.00 18 43.9 43.9 78.0
5.00 9 22.0 22.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
X4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 4.9 4.9 4.9
3.00 11 26.8 26.8 31.7
4.00 14 34.1 34.1 65.9
5.00 14 34.1 34.1 100.0
Total 41 100.0 100.0
X5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 13 31.7 31.7 34.1
4.00 23 56.1 56.1 90.2
5.00 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
X6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 3 7.3 7.3 7.3
3.00 11 26.8 26.8 34.1
4.00 12 29.3 29.3 63.4
5.00 15 36.6 36.6 100.0
Total 41 100.0 100.0
X7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 9.8 9.8 9.8
3.00 12 29.3 29.3 39.0
4.00 21 51.2 51.2 90.2
5.00 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
X8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 9.8 9.8 9.8
3.00 18 43.9 43.9 53.7
4.00 16 39.0 39.0 92.7
5.00 3 7.3 7.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Y1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 3 7.3 7.3 9.8
4.00 15 36.6 36.6 46.3
5.00 22 53.7 53.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
N Valid 41 41 41 41 41 41
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 4.4146 4.1951 3.7317 4.0976 4.3659 3.9756
Median 5.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000
Std. Deviation .74080 .67895 .67173 .62470 .58121 .72415
Variance .549 .461 .451 .390 .338 .524
Range 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00
Minimum 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 181.00 172.00 153.00 168.00 179.00 163.00
Y4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 14.6 14.6 14.6
4.00 25 61.0 61.0 75.6
5.00 10 24.4 24.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Y2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 3 7.3 7.3 9.8
4.00 24 58.5 58.5 68.3
5.00 13 31.7 31.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
Y3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 2.4 2.4 2.4
3.00 13 31.7 31.7 34.1
4.00 23 56.1 56.1 90.2
5.00 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
Y5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 4.9 4.9 4.9
4.00 22 53.7 53.7 58.5
5.00 17 41.5 41.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Regression
Y6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 4.9 4.9 4.9
3.00 5 12.2 12.2 17.1
4.00 26 63.4 63.4 80.5
5.00 8 19.5 19.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
KinerjaKaryawan 24.7805 2.63166 41
MotivasiKerja 31.1707 4.44355 41
Correlations
KinerjaKaryawa
n
MotivasiKerja
Pearson Correlation KinerjaKaryawan 1.000 .837
MotivasiKerja .837 1.000
Sig. (1-tailed) KinerjaKaryawan . .000
MotivasiKerja .000 .
N KinerjaKaryawan 41 41
MotivasiKerja 41 41
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 MotivasiKerjab . Enter
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .837a .701 .693 1.45817 .701 91.286 1 39 .000
a. Predictors: (Constant), MotivasiKerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.328 1.633 5.711 .000
MotivasiKerja .496 .052 .837 9.554 .000
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 194.100 1 194.100 91.286 .000b
Residual 82.925 39 2.126
Total 277.024 40
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. Predictors: (Constant), MotivasiKerja
Coefficient Correlationsa
Model MotivasiKerja
1 Correlations MotivasiKerja 1.000
Covariances MotivasiKerja .003
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
WIRYAWAN,Lahir di jeneponto kecematan batang
kabupaten jeneponto pada tanggal 20 April 1993 dari
pasangan suami isteri Bapak SAENAL dengan DARNI.
Peneliti adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Peneliti
sekarang tinggal di jl.Sultan Hasanuddin, Pandang-
Pandang, Kabupaten Gowa.
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Kalongko padatahun 1999 -
2005, SMP 1Tarowang padat ahun 2005 – 2008, SMA Negeri Kelara padatahun
2009-2012 dan mulai mengikuti Program Strata 1 (S1) Manajemen di kampus
Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2014 sampai sekarang.
Program Studi Manajemen S1 Universitas Muhammadiyah Makassar.