PENGARUH MODEL CORE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

15
PENGARUH MODEL CORE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Ni Lh Astiningsih 1 , I Nym. Murda 2 , I Md. Suarjana 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:[email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran CORE berbantuan media manipulatif dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen semu dengan rancangan post test only with non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas IV SD Gugus IV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dengan jumlah siswanya 182 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling (undian). Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda berjumlah 30 butir. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t independent. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran CORE berbantuan media manipulatif dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (t hitung = 4,74 ; t tabel = 1,98). Siswa yang mengikuti pembelajaran CORE berbantuan media manipulatif memperoleh rata-rata hasil belajar yaitu 75,5 berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata hasil belajar yaitu 60,03 berada pada kategori sedang. Jadi model pembelajaran CORE berbantuan media manipulatif berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Kata kunci: CORE, Media Manipulatif, Hasil Belajar Abstract The purpose of this research is to recognize the difference results between mathematics students who followed the CORE model learning aided manipulative media and the students who followed the conventional model learning. This research is a quasi experimental research with post test design only with non equivalent control group design. The populations on this research are all class of Elementary School Gugus IV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng which students amount 182 peoples. The sample

Transcript of PENGARUH MODEL CORE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL CORE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIFTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Ni Lh Astiningsih1, I Nym. Murda2, I Md. Suarjana3

1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIPUniversitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:[email protected], [email protected],[email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajarmatematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran COREberbantuan media manipulatif dan siswa yang mengikuti pembelajarankonvensional. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen semu denganrancangan post test only with non equivalent control group design. Populasidalam penelitian ini yaitu seluruh kelas IV SD Gugus IV KecamatanBuleleng, Kabupaten Buleleng dengan jumlah siswanya 182 orang.Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling(undian). Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar dengansoal pilihan ganda berjumlah 30 butir. Data dianalisismenggunakan statistik deskriptif dan uji-t independent. Hasilpenelitian menunjukkan perbedaan hasil belajar matematika antarasiswa yang mengikuti model pembelajaran CORE berbantuan mediamanipulatif dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional(thitung = 4,74 ; ttabel = 1,98). Siswa yang mengikuti pembelajaranCORE berbantuan media manipulatif memperoleh rata-rata hasilbelajar yaitu 75,5 berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswayang mengikuti pembelajaran konvensional memperoleh rata-ratahasil belajar yaitu 60,03 berada pada kategori sedang. Jadi modelpembelajaran CORE berbantuan media manipulatif berpengaruhterhadap hasil belajar matematika.

Kata kunci: CORE, Media Manipulatif, Hasil Belajar

AbstractThe purpose of this research is to recognize the differenceresults between mathematics students who followed the CORE modellearning aided manipulative media and the students who followedthe conventional model learning. This research is a quasiexperimental research with post test design only with nonequivalent control group design. The populations on this researchare all class of Elementary School Gugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng which students amount 182 peoples. The sample

of this research is determined by random sampling technique. Incollecting the data the written test were given through amultiple choices tests comprising of 30 items. The data wereanalyses using a descriptive statistic and independent test. Theresult of this research shows that there is the difference resultbetween the studenst follow CORE model learning aid manipulativemedia and the students follow the conventional model learning(tarithmetic = 4,74 ; ttable = 1,98). Average score of the students whofollow CORE model learning aid manipulative media is 75,5 it isconsidered to be high category. Whereas the students who followthe conventional learning model is 60,03 it is considered to beintermediate category. In this research CORE model learning aidmanipulative media is preponderate for the result of themathematics.

Key words: CORE, Manipulative Media, Learning Results.

PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya

merupakan suatu upaya untukmemberikan pengetahuan, wawasan,keterampilan, dan keahliantertentu kepada individu untukmengembangkan bakat sertakepribadiannya sesuai dengannilai-nilai di masyarakat dankebudayaan (Hasbullah, 2012).Pendidikan menunjukkan suatuproses bimbingan yang di dalamnyamelibatkan pendidik, anak didik,tujuan dan sebagainya. Olehkarena itu, sudah sepatutnyapendidikan mendapat perhatiansecara terus menerus dalam upayameningkatkan kualitas pendidikan.

Pendidikan saat ini dituntutuntuk meningkatkan kualitaspendidikannya sebagai upaya untukmeningkatkan kualitaspembelajaran. “Terwujudnyapendidikan yang berkualitasmemerlukan upaya peningkatankualitas pembelajaran, karenamuara dari berbagai programpendidikan adalah terlaksananyaprogram pembelajaran yangberkualitas” (Hamzah dan SatriaK., 2012:7). Salah satu indikatorkualitas pembelajaran dinyatakanbermutu apabila siswa berhasilmencapai hasil belajar minimalmencapai nilai kriteriakutuntasan minimum (KKM).

Begitu pentingnya tujuanpendidikan sehingga pemerintahdituntut untuk melakukanpenyesuaian terhadap sistempendidikan nasional yang berlakupada masa kini. BerdasarkanUndang-Undang tentang sistempendidikan nasional No. 20 tahun2003 pasal 11 ayat 1

mengamanatkan kepada pemerintahpusat dan pemerintah daerah untukmenjamin terselenggaranyapendidikan yang berkualitas bagisetiap warga negara. Sesuaidengan amanat tersebut, berbagaiupaya yang telah dilakukanpemerintah diantaranya yaitu (1)penyempurnaan kurikulum 1994menjadi kurikulum tahun 2006 yangdinamakan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) kemudianpada tahun ini akandiberlakukannya kurikulum terbaruyaitu kurikulum 2013 yangmengutamakan pembelajaran tematikSD; (2) meningkatkan tenagakependidikan yang bermutu,berkualitas dan profesional; (3)pembaharuan proses belajarmengajar, pengadaan bukupelajaran; (4) pengadaan danpenyempurnaan sarana-prasaranabelajar; (5) penyempurnaan sistempenilaian, penataan organisasi,manajemen pendidikan dan berbagaiusaha yang mengarah padapencapaian hasil pendidikansecara maksimal.

Namun kenyataannya, hasil UNsiswa Sekolah Dasar (SD)khususnya di provinsi Bali,menurut Sujaya (dalam Bali Post,2012:7) menyatakan bahwa,Kabupaten Badung mencatatprestasi terbaik tahun iniberdasarkan nilai rata-rataperolehan UN murni SD/MI.Prestasi Kabupaten Badung itudiukur dari nilai rata-rata untukketiga mata pelajaran yangdiujikan, yakni Bahasa Indonesia,Matematika dan IPA yang mencapai25,01. Kota Denpasar berada diposisi kedua dengan nilai rata-

rata UN 24,76, diikuti Gianyar(24,21), Klungkung (22,60),Tabanan (22,56), Karangasem(22,09), Jembrana (22,02) danBuleleng (21,58). Sedangkanposisi juru kunci ditempatiKabupaten Bangli yang mencatatnilai rata-rata UN murni 21,27untuk ketiga mata pelajaran yangdiujikan. Pernyataan tersebutmenyatakan bahwa, KabupatenBuleleng menduduki peringkat ke-8dari delapan kabupaten dan satukota madya yang ada di Bali. Halitu menunjukkan kualitaspendidikan SD Kabupaten Bulelenglebih rendah dibandingkan dengankabupaten lainnya yang ada diBali.

Selain data tersebut, adapunrata-rata nilai UN tahunpelajaran 2012/2013 siswa SDgugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng setiap matapelajaran yang diujikan yaitu SDNo. 1 Penglatan memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 7,17;matematika 6,87 dan IPA 7,34. SDNo. 2 Penglatan memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 7,78;matematika 7,49 dan IPA 7,53. SDNo. 3 Penglatan memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 7,37;matematika 6,81 dan IPA 7,12. SDNo. 1 Alasangker memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 6,53;matematika 6,30 dan IPA 6,72. SDNo. 2 Alasangker memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 7,02;matematika 6,97 dan IPA 7,05. SDNo. 3 Alasangker memperoleh rata-rata UN Bahasa Indonesia 7,03;matematika 6,90 dan IPA 7,38.Berdasarkan data tersebut, dapatdiketahui bahwa setiap sekolah

yang ada di gugus IV KecamatanBuleleng Kabupaten Bulelengmemperoleh nilai UN matematikalebih rendah dibandingkan dengannilai UN Bahasa Indonesia danIPA.

Sesungguhnya matematikamerupakan salah satu cabang ilmuyang sangat penting dalamkehidupan. Pentingnya matematikaterlihat sampai saat inimerupakan salah satu matapelajaran yang selalu masuk dalamdaftar mata pelajaran yangdiujikan secara nasional daritingkat SD sampai SMA. Selainitu, dalam kehidupan sehari-haritidak bisa terlepas dari kegiatanhitung-menghitung. Pernyataan itusesuai dengan pendapat (Suherman,dkk., 2003:15) yang menyatakanbahwa, ”matematika merupakanaktivitas manusia”. Sejalandengan itu (Wahyudin, 2008:25)menyatakan bahwa, ”matematikauntuk kehidupan”. Berdasarkanuraian tersebut, ilmu pengetahuanmatematika sangat perlu dipahamiagar mampu mencapai hasil belajaryang optimal dan mampumenerapkannya dalam kehidupansehari-hari. Hasil belajarmatematika yang optimal dapatdicapai melalui pembelajaranmatematika yang efektif.

Pembelajaran matematika yangefektif adalah pembelajaran yangdapat menghubungkan pengetahuansiswa melalui contoh-contohpenerapan dalam kehidupan sehari-hari atau melalui media yangdapat digunakan secara langsungdalam pembelajaran. Sesuai denganhal tersebut menurut Marsigit,(2008) menyatakan bahwa,

pembelajaran matematika merupakanpembelajaran yang memanfaatkandan mengembangkan lingkunganbelajar sebagai perantara untukmenyampaikan materi pembelajaranmatematika. Begitu juga (Heruman,2008:5) menyatakan bahwa“pembelajaran matematika harusterdapat keterkaitan antarapengalaman siswa sebelumnyadengan konsep yang akan diajarkandan setiap konsep berkaitandengan konsep lain serta satuankonsep menjadi prasyarat bagikonsep lain”. Oleh karena itu,siswa harus lebih banyakdiberikan kesempatan untukmelakukan keterkaitan konsepmelalui sebuah perantara yangdisebut dengan media.

Konsep yang dipelajari dapatdidekatkan dengan menggunakanpengalaman siswa atau benda-bendakonkret yang ada dalam kehidupansehari-hari (Suherman, dkk.,2003). Benda-benda konkret yangdimaksud itu, berperan sebagaimedia pembelajaran. Dalampembelajaran matematika, saranadan prasarana berupa mediapembelajaran yang mendukungkeberhasilan proses belajarmengajar perlu diperhatikankeberadaan dan penggunaannya.Keberhasilan proses belajarmengajar tergantung padapencapaian hasil belajar siswa.Hasil belajar merupakan”kemampuan-kemampuan yangdimiliki siswa setelah iamenerima pengalaman belajarnya”(Sudjana, 2004:22). Sejalandengan pendapat itu, (Susanto,2013:5) menyatakan bahwa, ”hasilbelajar yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa,baik yang menyangkut aspekkognitif, afektif dan psikomotorsebagai hasil dari kegiatanbelajar”.

Kondisi-kondisi yangdiharapkan seperti uraiantersebut, bertolak belakangdengan kondisi yang ditemukanpada saat ini. Berdasarkan hasilobservasi dan wawancara di SDGugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng, hal-hal yangditemukan yaitu kurangnyaperlakuan model-modelpembelajaran yang inovatif dankurang mengaitkan pengetahuansiswa dengan pengalamanbelajarnya melalui keterlibatanmedia dalam pembelajaranmatematika. Hal tersebutberdampak pada hasil belajarmatematika siswa SD gugus IVKecamatan Buleleng KabupatenBuleleng yang masih kurang.Pernyataan itu dapat ketahui darirata-rata Ulangan Akhir SemesterI matematika yaitu SD No. 1Penglatan (61,57), SD No. 2Penglatan (61,35), SD No. 3Penglatan (61,25), SD No. 1Alasangker (60,80), SD No. 2Alasangker (61,63), SD No. 3Alasangker (60,63). Data itumenunjukkan hasil belajar siswayang belum tuntas memenuhi nilaiKKM matematika yaitu 62 untuk SDyang ada di Desa Penglatan dan 63untuk SD yang ada di DesaAlasangker.

Berdasarkan kondisi yangditemukan itu, adapun upaya yangdilakukan untuk mengatasi hal-halyang ditemukan di SD Gugus IVKecamatan Buleleng Kabupaten

Buleleng yaitu melaksanakanpembelajaran matematika denganmodel pembelajaran COREberbantuan media manipulatif.Model pembelajaran CORE adalahsalah satu model pembelajaranyang mencakup empat aspekkegiatan yaitu connecting, organizing,reflecting, dan extending. Adapunkeempat aspek tersebut menurut(Suyatno, 2009:67) menyatakan,“connecting (c) merupakan kegiatanmengoneksikan atau menghubungkaninformasi lama dan informasi barudan antar konsep; organizing (o)merupakan kegiatanmengorganisasikan ide-ide untukmemahami materi; reflecting (r)merupakan kegiatan memikirkankembali, mendalami dan menggaliinformasi yang sudah didapat;extending (e) merupakan kegiatanuntuk mengembangkan danmemperluas pengetahuan selamaproses belajar mengajarberlangsung”.

Berdasarkan pernyataan itu,model pembelajaran inimenghubungkan pengetahuan awalyang telah dimiliki siswa tentangsuatu materi atau konsep dengankonsep baru yang akan dipelajari.Kemudian siswa mengorganisasikaninformasi dari berbagai sumberuntuk memahami materi. Setelahitu siswa merefleksikan danmengembangkan pengetahuan ataukonsep yang telah diperolehnya.

Pelaksanaan modelpembelajaran CORE tepatnya padasintaks conneting dan orginizing akanberjalan lebih efektif dan lebihbermakna apabila selama prosespembelajaran matematika, siswadilibatkan untuk “mengutak-atik”

media manipulatif. Mengingatsiswa SD masih berada pada tahapoperasional konkret menurutPiaget (dalam Japa, dkk., 2011)maka diperlukan media yangbercirikan konkret dan dapatdimanipulasi oleh siswa sehinggasiswa mudah mengingat konsepmatematika yang abstrak. MenurutRumampunk (dalam Langnge, 2012:6)“Berbagai jenis benda yang dapatdimanipulasi atau ‘diutak-atik’untuk mempelajari matematikadisebut media manipulatif”. Mediamanipulatif yang dimaksud ituadalah segala benda yangdimodifikasi atau diberikanperlakuan, didesain seperti bendanyata (konkret) dan dekat dengankehidupan sehari-hari siswa.Oleh karena media manipulatifmerupakan benda yang diberikanperlakuan seperti benda konkretsehingga media manipulatif dapatdisebut juga media pengganti.“Media pengganti adalah segalabenda yang tidak sebenarnya atautidak seutuhnya dan dapatmenunjukkan model yang konkret”(Tegeh, 2010:37). Berdasarkanpernyataan itu, dapat diketahuibahwa media manipulatif merupakansegala benda tiga dimensi maupundua dimensi dalam bentuk konkretatau pengganti benda asli yangdikonkretkan sehingga memilikifungsi manipulatif (dapatdimanipulasi/diutak-atik).

Pembelajaran matematika yangdilaksanakan dengan modelpembelajaran CORE sangatdiperlukan keberadaan danpenggunaan media manipulatif.Karena model pembelajaran COREmengutamakan keaktifan siswa

untuk bereksplorasi menemukan idedalam pembelajaran. Agar siswadapat bereksplorasi menemukan ideyang diharapkan guru sehinggadiperlukan media manipulatifuntuk membantu pelaksanaan modelpembelajaran CORE. Mengingat“siswa SD berada pada tahapberpikir intuitif dan tahapberpikir konkret sehingga harusbekerja dengan benda-bendakonkret dulu sebelum memahamihal-hal yang bersifat abstrak”(Iskandar, 1996:29). Hal inisenada dengan teori Bruner (dalamSuherman, dkk., 2003:170)menyatakan bahwa, “Proses belajaranak sebaiknya diberi kesempatanuntuk memanipulasi benda-benda(alat peraga)”.

Dengan demikian, pelaksanaanmodel pembelajaran COREberbantuan media manipulatifdapat melibatkan siswa secaraaktif mengikuti pembelajaran,dapat melatih daya ingat siswamengenai suatu konsep, dapatmelatih daya pikir siswa danmampu memberikan pengalamanbelajar yang inovatif kepadasiswa akhirnya bermuara padahasil belajar matematika yanglebih optimal (Suyatno, 2009).Berdasarkan uraian tersebut,model pembelajaran COREberbantuan media manipulatifdiasumsikan dapat meningkatkanhasil belajar matematika. Olehkarena itu, perlu dilakukanpenelitian yang berjudul“Pengaruh Model CORE BerbantuanMedia Manipulatif terhadap HasilBelajar Matematika Siswa kelas IVSD Gugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng Tahun

Pelajaran 2013/2014”.

METODE Jenis penelitian yang

dilakukan adalah penelitianeksperimen semu atau quasiexperiment karena tidak semuavariabel yang muncul bisadikontrol dengan ketat.Penelitian ini dilaksanakan di SDGugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng pada semestergenap tahun pelajaran 2013/2014.Adapun rancangan penelitian yangdigunakan adalah Non-Equivalent Post-Test Only Control Group Design. Dalampenelitian ini, populasinya yaituseluruh kelas IV SD gugus IVKecamatan Buleleng dengan jumlahsiswanya sebanyak 182 orang.Sampel penelitian ditentukandengan teknik Simple RandomSampling yaitu dengan carapengundian atau random. Sebelummenentukan sampel yang akandiambil dalam penelitian ini,terlebih dahulu yang dilakukanadalah menguji kesetaraan daripopulasi dengan menganalisishasil belajar matematika ulanganakhir semester ganjil siswa kelasIV SD gugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng denganmenggunakan analisis varians satujalur (ANAVA A). Hasil ujikesetaraan hasil belajarmatematika menunjukkan kemampuansiswa kelas IV SD gugus IVKecamatan Buleleng KabupatenBuleleng adalah setara.

Mengingat jumlah SD yang adadi gugus tersebut yaitu enamkelas, maka diadakan pengundian

untuk mengambil dua kelas yangmenjadi sampel penelitian. Hasilundian diperoleh dua kelas yaitukelas di SD No. 2 Penglatan dankelas di SD No. 2 Alasangker.Kedua kelas tersebut diundikembali untuk menentukan kelaseksperimen dan kontrol. Hasildari pengundian tersebut yaitukelas di SD No. 2 Penglatansebagai kelas eksperimen dankelas di SD No. 2 Alasangkersebagai kelas kontrol. Kelaseksperimen diberikan perlakuandengan model pembelajaran COREberbantuan media manipulatifsedangkan kelas kontrol diberikanperlakuan dengan modelpembelajaran konvensional.

Data hasil belajar siswadikumpulkan dengan instrumen teshasil belajar yang berupa pilihanganda sebanyak 35 butir soal dariranah C1 sampai C6. Testersebut sebelum digunakan untukmengukur hasil belajar matematikadi kelas sampel, perlu diuji cobakepada siswa kelas V SD gugus IVKecamatan Buleleng KabupatenBuleleng yang tidak termasuksebagai kelas eksperimen dankelas kontrol. Pengujian yangdilakukan terhadap intrumentersebut meliputi validitas soal,reliabilitas, tingkat kesukarandan daya beda tes. Hasil uji cobamenyatakan 30 soal valid danlayak digunakan dalampenelitian, reliabilitasinstrumen tes yaitu 0,658memiliki kriteria reliabilitastinggi, taraf kesukaran perangkattes diperoleh 0,64 berada padakriteria sedang dan daya beda tes

sebesar 0,31 termasuk kriteriacukup baik.

Dalam penelitian ini,analisis data yang digunakanadalah analisis deskriptif yaitumean, median, modus. Hasilperhitungan mean, median, modusdisajikan ke dalam kurva poligon.Penyajian data dengan kurvapoligon bertujuan untukmenafsirkan sebaran data hasilbelajar matematika pada kelompokeksperimen dan kontrol. Hubunganantara mean (M), median (Md) danmodus (Mo) digunakan untukmenentukan kemiringan kurvapoligon distribusi frekuensi.

Selain teknik analisisdeskriptif, analisis data denganuji-t dilakukan pula untukmenguji hipotesis penelitian.Sebelum dilakukan analisis t-test,data yang diperoleh perlu diujinormalitas dan homogenitasnya.Uji normalitas untuk skor hasilbelajar matematika siswadigunakan analisis chi-kuadrat danuji homogenitas varians denganuji-F. Jika hasil analisismenunjukkan data yang normal danhomogen serta jumlah siswa antarkelas sampel berbeda, maka rumusuji-t yang digunakan adalah polledvarians.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini menganalisisdata hasil penelitian denganstasistik deskriptif danstatistisk inferensial yaitu uji-t. Data yang dimaksud dalampenelitian ini yaitu skor hasilbelajar matematika siswa sebagaiakibat dari perlakuan model

pembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif pada kelaseksperimen dan model konvensionalpada kelas kontrol. Berikut inirekapitulasi perhitungan hasil

belajar matematika hasil analisisdeskriptif disajikan pada tabel1.

Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Hasil Belajar Matematika

StatistikDeskriptif

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Modus (Mo) 24,83 15Median (Md) 23,33 16,55Mean (M) 22,65 18,09Varians 18,31 19,63Standar Deviasi 4,27 4,43

Berdasarkan tabel 1, dapatdiketahui bahwa pada kelompokeksperimen Mo>Md>M sedangkan padakelompok kontrol Mo<Md<M. Datahasil belajar matematika padakelas eksperimen dapat disajikanke dalam bentuk kurva poligonseperti pada gambar 1.

Gambar 1. Kurva Poligon HasilBelajar

Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 1,terlihat bahwa sebaran datakelompok siswa yang mengikutimodel pembelajaran COREberbantuan media manipulatif padakelas eksperimen menunjukkan

kurva juling negatif. Berdasarkananalisis data, mean hasil belajarmatematika siswa yang berada padakelas eksperimen yaitu 22,65.Setelah dikonversi ke dalam PAPskala lima, mean hasil belajarmenjadi 75,5 berada pada kategoritinggi.

Distribusi frekuensi datahasil belajar matematika padakelas kontrol yang mengikutimodel pembelajaran konvensionaldisajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Kurva Poligon Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 2,terlihat bahwa sebaran datakelompok siswa yang mengikutimodel pembelajaran konvensionalpada kelas kontrol menunjukkankurva juling positif. Berdasarkananalisis data, mean hasil belajarmatematika siswa yang berada padakelas kontrol yaitu 18,09.Setelah dikonversi ke dalam PAPskala lima, mean hasil belajarmenjadi 60,03 berada padakategori sedang.

Sebelum melakukan ujihipotesis, dilakukan beberapa ujiprasyarat yang meliputi ujinormalitas dan uji homogenitas.Uji normalitas dilakukan untukmembuktikan bahwa frekuensi datahasil penelitian benar-benarberdistribusi normal. Berdasarkanhasil analisis data post testkelas eksperimen denganmenggunakan rumus chi kuadrat,diperoleh X2

hitung = 2,815 dan X2tabel =

9,49 dengan taraf 5% dan dk = 4.Dengan demikian X2

hitung < X2tabel, ini

berarti data post test hasil tesbelajar matematika kelaseksperimen berdistribusi normal.Sedangkan hasil analisis datapost test kelas kontrol diperolehX2

hitung = 1,805 dan X2tabel = 9,49 dengan

taraf 5% dan dk = 4. Dengandemikian X2

hitung < X2tabel,, maka data

post test hasil belajar kelas

control berdistribusi normalpula.

Selanjutnya uji homogenitasvarians dilakukan terhadapvarians pasangan antar kelaseksperimen dan kontrol. Uji yangdigunakan adalah uji-F dengankriteria data homogen jika Fhitung

< Ftabel. Berdasarkan hasilperhitungan uji homogenitasdidapatkan Fhitung = 1,07 dan Ftabel =1,69 pada taraf signifikasi 5%.Dengan demikian varians antarkelas eksperimen dan kelaskontrol adalah homogen.

Berdasarkan hasil analisisujii prasyarat diperoleh bahwadata hasil belajar matematikasiswa kelas eksperimen dankontrol adalah normal danhomogen, sehingga pengujianhipotesis penelitian dengan uji-tdapat dilakukan. Oleh karena datahasil belajar matematikaberdistribusi normal dan homongenserta jumlah siswa pada kelaseksperimen berbeda dengan jumlahsiswa pada kelas kontrol, makapengujian hipotesis dilakukandengan menggunakan uji-t sampelindependent (tidak berkorelasi)yaitu rumus polled varians dengankriteria H0 ditolak jika thitung >ttabel dan H0 terima jika thitung <ttabel. Berikut ini ringkasan hasiluji hipotesis disajikan padatabel 2.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji-t Independent dengan Polled Varians

Kelas Varians N Db t hitung

ttabel Kesimpulan

Eksperimen 18,31 37Kontrol 19,63 41 76 4,74

1,98 Signifikan

Sesuai dengan tabel 2 tersebut,terlihat bahwa thitung > ttabel. Halini berarti H0 ditolak dengandemikian dapat diinterpretasikanbahwa terdapat perbedaan yangsignifikan hasil belajarmatematika antara siswa yangmengikuti model pembelajaran COREberbantuan media manipulatifdengan siswa mengikutipembelajaran konvensional padasiswa kelas IV SD Gugus IVKecamatan Buleleng KabupatenBuleleng Tahun Pelajaran2013/2014.

Pembahasan Dalam penelitian ini, model

pembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif yang diikutioleh kelas eksperimen di SD No. 2Penglatan dan model pembelajarankonvensional yang diikuti olehkelas kontrol di SD No. 2Alasangker menunjukkan pengaruhyang berbeda terhadap hasilbelajar matematika siswa kelasIV. Perbedaan ini dapat diketahuidari rata-rata skor hasil belajarmatematika dan hasil uji-t padakedua kelompok tersebut.

Secara deskriptif, hasilbelajar matematika siswa yangberada pada kelas eksperimenlebih tinggi dibandingkan dengansiswa yang berada pada kelaskontrol. Pernyataan ini dapatdiketahui berdasarkan rata-ratahasil belajar matematika dankecenderungan skor yang diperolehkedua kelas tersebut. Rata-rataskor hasil belajar matematikasetelah didistribusikan pada

kriteria penilaian PAP, siswayang berada pada kelas eksperimenmemperoleh rata-rata 75,5terletak pada kategori tinggi.Sedangkan rata-rata hasil belajarpada kelas kontrol yaitu 60,03terletak pada kategori sedang.Perbedaan itu menyebabkan bentukkurva sebaran data kedua kelompoktersebut berbeda pula. Padakelompok eksperimen kurva sebarandatanya tampak juling negatif.Hal ini karena sebagian besarskor yang diperoleh siswacenderung tinggi. Namun berbedahalnya dengan kelompok kontrol,kurva sebaran datanya tampakjuling positif. Hal ini karenasebagian besar skor yangdiperoleh siswa cenderung rendah.

Berdasarkan analisis datamenggunakan uji-t diketahui thitung

= 4,74 dan ttabel = 1,98. Hasilperhitungan tersebut menunjukkanbahwa thitung lebih besar dari ttabel

(thitung > ttabel) sehingga hasilpenelitian ini adalah signifikan.Hal ini berarti bahwa terdapatperbedaan yang signifikan hasilbelajar matematika antara siswayang mengikuti model pembelajaranCORE berbantuan media manipulatifdan siswa yang mengikutipembelajaran konvensional. Adanyaperbedaan yang signifikanmenunjukkan bahwa modelpembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif berpengaruhterhadap hasil belajar matematikasiswa kelas IV.

Perbedaan yang signifikanhasil belajar matematika antarasiswa yang mengikuti model

pembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif dengan siswayang mengikuti pembelajarankonvensional disebabkan olehperbedaan perlakuan langkah-langkah pembelajaran. Modelpembelajaran CORE memberikankesempatan kepada siswa untukberinteraksi memberikan pendapatdan pengalaman yang pernahdimiliki untuk dihubungkan denganmateri yang sedang dipelajarinya.Selain itu, model CORE mampumelatih siswa untukmengorganisasikan ide dalammemahami materi dan meningkatkandaya pikir siswa untuk mengingatkembali konsep yang sedangdipelajari dan dapat memperluaspengetahuan siswa melaluipemberian soal evaluasi.Pernyataan itu sesuai denganpendapat yang dikemukakan oleh(Suyatno, 2009) menyatakan bahwamodel pembelajaran CORE merupakanmodel yang mencakup empat aspekkegiatan yaitu “connecting (c)adalah koneksi informasi lama-baru dan antar konsep; organizing(o) adalah organisasi ide untukmemahami materi; reflecting (r) adalahmemikirkan kembali, mendalami danmenggali dan extending (e)mengembangkan, memperluas,menggunakan dan menemukan”.

Selain itu, sesuai denganpenelitian yang telah dilakukan,model pembelajaran CORE menjadilebih efektif dan lebih bermaknadengan keterlibatan mediamanipulatif dalam pembelajaranmatematika. Media manipulatifmerupakan segala benda tigadimensi maupun dua dimensi dalambentuk konkret atau pengganti

benda asli yang dikonkretkan danmemiliki fungsi manipulatif(dapat dimanipulasi/diutak-atik).Dalam pembelajaran matematikayang bersifat abstrak dapatdikonkretkan melalui keterlibatanmedia manipulatif. Hal itu sesuaidengan pendapat Piaget (dalamJapa, dkk., 2011:4) yangmenyatakan bahwa, “siswa SD masihberada dalam tahap operasionalkonkret, untuk memahami konsepyang abstrak maka diperlukanbenda-benda kongkret sebagaiperantara atau visualisasinya”.Pernyataan itu didukung pula oleh(Iskandar, 1996:29) “siswa SDberada pada tahap berpikirintuitif dan tahap berpikirkonkret sehingga harus bekerjadengan benda-benda konkret dulusebelum memahami hal-hal yangbersifat abstrak”.

Dengan demikian modelpembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif dapat melatihdaya pikir, melatih daya ingatdan mampu memberikan pengalamanbelajar yang inovatif padaakhirnya berpengaruh terhadaphasil belajar matematika(Suyatno, 2009). Berdasarkanteori itu, hasil penelitianmenunjukkan sebagian besar siswayang mengikuti model COREberbantuan media manipulatifmemperoleh skor tinggi. Haltersebut menandakan bahwa modelCORE berbantuan media manipulatifyang diungkapkan Suyatno (2009)berpengaruh terhadap hasilbelajar matematika.

Temuan penelitian tersebutsesuai dengan hasil penelitiansebelumnya yang telah dilakukan

oleh Renita (2013) terkait denganmodel pembelajaran COREmenemukan bahwa skor keterampilanberpikir kritis siswa yangbelajar dengan model COREberbantuan lingkungan cenderungtinggi dengan mean 64,10 %.Penelitian yang serupa dilakukanoleh Yuniarti (2013) menemukanbahwa pemahaman matematika siswadengan menggunakan modelpembelajaran CORE lebih tinggidaripada pemahaman matematikdengan menggunakan modelpembelajaran konvensional. Selainitu, penelitian ini didukung puladengan penelitian yang terkaitdengan pemanfaatan mediamanipulatif yaitu penelitian yangdilakukan oleh Yeni (2011)menemukan bahwa terdapatpeningkatan pemahaman konsepgeometri dan kemampuan tilikanruang antara siswa yang belajarmatematika memanfaatkan benda-benda manipulatif dengan siswayang memperoleh pembelajarankonvensional.

Keberhasilan penelitian-penelitian tersebut mendukungkeberhasilan penelitian tentangpengaruh model CORE berbantuanmedia manipulatif terhadap hasilbelajar matematika. Berdasarkanpemaparan tersebut, maka dapatdisimpulkan bahwa modelpembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif berpengaruhterhadap hasil belajar matematikasiswa.

Berbeda halnya dengan modelpembelajaran konvensional yangdiikuti oleh kelompok siswa yangada di kelas kontro,l metode yangbiasa dilakukan oleh guru yaitu

ceramah, tanya jawab danpemberian tugas selamapembelajaran berlangsung. Hal inimenunjukkan bahwa aktivitas gurulebih banyak daripada aktivitassiswa sehingga siswa menjadipasif dan kurang memahami materiyang dipelajari. Pembelajarankonvensional pada umumnya,kegiatan mengingat kembali,menghubungkan konsep lama dengankosep yang baru jarang dilakukandan kurang mengaitkan pengetahuansiswa dengan pengalamanbelajarnya melalui keterlibatanmedia dalam pembelajaranmatematika di SD. Pernyataan inisesuai dengan pendapat Rasana(2009:20) ”pembelajarankonvensional sampai saat inimasih banyak diterapkan di SD.Penyampaian materi lebih banyakdilakukan melalui ceramah, tanyajawab dan penugasan”. Berdasarkanpernyataan itu, dalampembelajaran konvensional siswahanya mengikuti alur yangdiciptakan guru sehingga siswatampak pasif menerima materi yangdisampaikan oleh guru sehinggaberpengaruh terhadap hasilbelajar siswa yang lebih rendahdibandingkan dengan kelasekperimen. Berdasarkan uraiantersebut, dapat disimpulkan bahwamodel pembelajaran COREberbantuan media manipulatifberpengaruh terhadap hasilbelajar matematika siswa kelasIV.

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan yang telahdiuraikan, dapat disimpulkan

bahwa hasil perhitungan meankelas eksperimen adalah 22,65 danmean pada kelas kontrol adalah18,09. Ini berarti rata-ratahasil belajar siswa kelaseksperimen lebih tinggidibandingkan dengan rata-ratahasil belajar kelas kontrol.Hasil analisis uji-t sampel tidakberkorelasi diperoleh thitung =4,74 dan dengan tarafsignifikansi 5% dan derajatkebebasan 76 diperoleh ttabel =1,98 yang berarti thitung > ttabel.Hal ini berarti bahwa terdapatperbedaan yang signifikan hasilbelajar matematika siswa antarakelompok siswa yang mengikutimodel pembelajaran COREberbantuan media manipulatifdengan kelompok siswa yangmengikuti model pembelajarankonvensional pada siswa kelas IVSD di Gugus IV Kecamatan BulelengKabupaten Buleleng. Adanyaperbedaan yang signifikanmenunjukkan bahwa modelpembelajaran CORE berbantuanmedia manipulatif berpengaruhpositif terhadap hasil belajarmatematika siswa dibandingkandengan model pembelajarankonvensional.

Adapun beberapa saran yangdapat disampaikan berdasarkanpenelitian yang telah dilakukan.Disarankan kepada siswa agartetap mematuhi permintaan gurusaat pembelajaran berlangsungsehingga pembelajaran dapatberjalan tepat pada waktunya.Kemudian saran ditunjukkan kepadaguru yaitu dalam melaksanakanpembelajaran hendaknya memakaimodel pembelajaran CORE

berbantuan media manipulatifuntuk meningkatkan hasil belajarsiswa khususnya matematika.Disarankan kepada pihak sekolahagar model pembelajaran COREberbantuan media manipulatiftetap dijadikan sebagai salahsatu model pembelajaran yangdapat meningkatkan hasil belajarmatematika. Selanjutnyadisarankan kepada peneliti lainyang memiliki keinginan untukmengadakan penelitian lebihlanjut dengan model pembelajaranCORE berbantuan media manipulatifdalam matematika maupun bidangilmu lainnya, agar memperhatikankendala-kendala yang dialamidalam penelitian ini sebagaibahan pertimbangan untukperbaikan dan penyempurnaanpenelitian yang akandilaksanakan.

DAFTAR RUJUKAN”Badung Terbaik, Bangli Juru

Kunci”. 2012, 15 Juni. BaliPost, hlm.7.

Hamzah dan Satria K. 2012.Assessment Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar IlmuPendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Heruman. 2008. Model PembelajaranMatematika di Sekolah Dasar.Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Japa, dkk. 2011. Seri Bahan AjarPendidikan Guru Sekolah DasarPendidikan Matematika I.Singaraja: Undiksha.

Iskandar, Srini M. 1996.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Depdikbud Dirjendikti.

Langnge, Ansar. Panduan Pembuatandan Penggunaan MediaPembelajaran Sederhana, 2012.Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Dasar.

Marsigit. 2008. “Indikator GuruMatematika”. Tersedia padahttp://pbmmatmarsigit.com/2008/12/indikator-guru-matematika-yang.html.(diakses pada tanggal 21November 2013).

Rasana, Raka. 2009. Model-ModelPembelajaran. Singaraja:Universitas PendidikanGanesha.

Renita, Filla. 2013. “PengaruhModel Pembelajaran COREBerbantuan LingkunganTerhadap KeterampilanBerpikir Kritis IPA SiswaKelas IV SD Gugus IKecamatan Negara”. Volume 1.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian HasilProses Belajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Suherman, dkk. 1992. Strategi BelajarMengajar Matematika. Jakarta:Universitas Terbuka

-------. 2003. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer.Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajardan Pembelajaran di SekolahDasar. Jakarta: KencanaPernada Media Group.

Suyatno. 2009. MenjelajahPembelajaran Inovatif.Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta:PT Amas Duta Jaya.

Wahyudin. 2008. Pembelajaran danModel-Model Pembelajaran.Jakarta: CV IPA Abong.

Yeni, Ety Mukhlesi. 2011.“Pemanfaatan Benda-BendaManipulatif untukMeningkatakan PemahamanKonsep Geometri danKemampuan Tilikan RuangSiswa Kelas V SekolahDasar”. ISSN 1412-565X.Edisi Khusus 1 (63-75).

Yuniarti, Santi. 2013. ”PengaruhModel CORE BerbasisKontekstual TerhadapKemampuan PemahamanMatematika Siswa”. Tersediapadahttp://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Santi-Yuniarti.pdf. (diaksestanggal 12 Oktober 2013).