pengaruh iklim organisasi dan gaya kepemimpinan - Jurnal ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of pengaruh iklim organisasi dan gaya kepemimpinan - Jurnal ...
1
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PT. KARYA
MAKMUR BAHAGIA (KMB) KALIMANTAN TENGAH
Khairil Anwar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono, No. 165
ABSTRAK
Upaya perusahaan untuk meningkatkan loyalitas karyawan sangat
dipengaruhi oleh iklim organisasi dan kepemimpinan yang ada di perusahaan
tersebut. Iklim organisasi merupakan lingkungan internal atau psikologi
organisasi. Adapun kepemimpinan merupakan proses atau upaya perusahaan
dalam melakukan pengelolaan sumber daya perusahaan. Tujuan penelitian ini
yaitu 1) Mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap loyalitas karyawan PT.
Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah 2) Mengetahui pengaruh
kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
Kalimantan Tengah. Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory research). Populasi dalam penelitian ini yaitu
para karyawan pada PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah
yaitu sebanyak 81 karyawan. Teknik pengumpulan sampel dalam peneltian ini
adalah simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara random dengan jumlah yang
proporsional pada tiap-tiap populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dengan metode analisis regresi
lineir berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Iklim organisasi
mempengaruhi loyalitas karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
2
Kalimantan Tengah 2) kepemimpinan mempengaruhi loyalitas karyawan PT.
Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah dan 3) Iklim organisai paling
dominan mempengaruhi loyalitas karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
Kalimantan Tengah.
Kata Kunci: Iklim Organisasi, Kepmimpinan, dan Loyalitas Karyawan
Khairil Anwar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono, No. 165
ABSTRACT
The company's efforts to increase employee loyalty are strongly
influenced by the organization's climate and leadership in the company.
Organizational climate is the internal environment or organizational psychology.
Such leadership is a process or company's efforts in managing corporate
resources. The purpose of this study are 1) Knowing the influence of
organizational climate on employee loyalty PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
Central Borneo 2) Knowing the influence of leadership on employee loyalty PT.
Karya Makmur Bahagia (KMB) Central Borneo. Type of research in the
preparation of this thesis is explanatory research. Population in this research that
is employees at PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Central Borneo that is as
many as 81 employees. Sample completion technique in this research is simple
random sampling. Simple random sampling is a random sampling technique with
a proportional amount in each population. Data analysis technique used in this
research is descriptive statistical analysis with multiple regression analysis
method. The results showed 1) Organizational climate affects employee loyalty
PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Central Borneo 2) leadership leading
3
employee loyalty PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Central Borneo and 3) The
most dominant organizational climate affects employee loyalty of PT. Karya
Makmur Bahagia (KMB) Central Borneo.
Keywords: Organizational Climate, Leadership, and Employee Loyalty
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan saat ini maupun dimasa yang akan datang. Hal
itu dikarenakan peran sumber daya manusia sebagai penggerak utama bagi setiap
perusahaan untuk menjalankan kegiatan atau proses kerja perusahaan. Agar tujuan
perusahaan dapat tercapai, maka dibutuhkan karyawan yang mampu bekerja
secara efisien dan efektif sehingga memberikan hasil kerja atau kinerja yang baik.
Guna menghasilkan kinerja terbaik, dibutuhkan karyawan yang mempunyai
kemampuan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan dan salah satunya
menciptakan iklim organisasi yang baik bagi kelangsungan aktivitas para
karyawan diperusahaan.
Pada tulisan Litwin dan Stringer, seperti dikutip Toulson dan Smith
(1994:457) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu yang dapat diukur pada
lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
karyawan dan pekerjaannya dimana tempat mereka bekerja dengan asumsi akan
perilaku karyawan.Pada dasarnya lingkungan kerja suatu perusahaan selalu ada
sebuah iklim yang memang mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut. Nelson
(1999: 533) iklim organisasi adalah sebuah persepsi, perasaan dan berfikir
anggota tentang organisasinya
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh iklim
organisasi dan gaya kepemimpinan situasional, kompensasi terhadap loyalitas
karyawan PT. KARYA MAKMUR BAHAGIA (KMB) Kalimantan Tengah. Pada
penelitian ini peneliti mengajukan tiga rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1)
4
Mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap loyalitas karyawan PT. KARYA
MAKMUR BAHAGIA (KMB) Kalimantan Tengah 2) Mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan situasional terhadap loyalitas karyawan PT. Karya Makmur
Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah, dan 3) Mengetahui variabel yang paling
dominan mempengaruhi loyalitas karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim Organisai
Definisi Iklim Organisasi
Iklim organisasi memiliki banyak definisi. Definisi pertama dikemukakan
oleh Forehand and Gilmers pada tahun 1964 yang menyatakan bahwa iklim
organisasi adalah serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi yang bertahan
dalam jangka waktu lama (Toulson & Smith, 2004: 455). Pada tulisan Litwin dan
Stringer, seperti dikutip Toulson dan Smith (2004: 457), mendefinisikan iklim
organisasi sebagai suatu yang dapat diukur pada lingkungan kerja baik secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada karyawan dan pekerjaannya
dimana tempat mereka bekerja dengan asumsi akan berpengaruh padadan
motivasi perilaku karyawan.
Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah
persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara
relatif dirasakan oleh anggota organisasi kemudian akan mempengaruhi perilaku
mereka berikutnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Menurut Steers (dalam Sumantono, 2001: 28 ) ada empat perangkat faktor-
faktor yang mempengaruhi iklim organisasi, yaitu:
a. Struktur organisasi
Bukti-bukti yang ada bahwa makin tinggi penstrukturan suatu organisasi,
lingkungannya akan terasa penuh ancaman.
5
b. Ukuran (besarnya) dan posisi kerja seseorang dalam organisasi.
Organisasi yang kecil selalu mempunyai iklim yang terbuka, saling
mempercayai dan saling bergantungan. Sedangkan organisasi yang besar
dianggap sebaliknya.
c. Teknologi kerja
Teknologi cenderung menciptakan iklim yang berorientasi pada peraturan
dengan tingkatkepercayaan dan kreativitas rendah. Teknologi yang lebih
dinamis atau berubah-ubah sebaliknya akan menjurus pada komunikasi yang
lebih terbuka, kepercayaan, kreatifitas, dan penerimaan tanggung jawab
pribadi untuk penyelesaian tugas.
d. Kebijakan dan praktek kerja
Para manajer yang memberikan lebih banyak umpan balik, otonomi, dan
identitas tugas pada bawahannya ternyata sangat membantu terciptanya iklim
yang berorientasi pada prestasi, dimana para pekerja merasa lebih
bertanggung jawab atas pencapaian sasaran organisasi dan kelompok.
Pengertian Gaya kepemimpinan situasional
Menurut Thoha (2004:256) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan
situasional adalah kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain dan
memiliki semangat total terhadap usaha mencapai tujuan organisasi. Menurut
Mohyi (2005:161) yang dimaksud gaya kepemimpinan situasional adalah kegiatan
mempengaruhi, mengorganisir, menggerakkan, mengarahkan atau mempengaruhi
orang lain (bawahan) untuk melaksanakan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan.
Faktor-faktor Gaya Kepemimpinan Situasional
Menurut Thoha (2004:44) untuk mengukur baik tidaknya atau sehat
tidaknya suatu gaya kepemimpinan situasional dapat diukur dengan 8 (delapan)
faktor penilaian yang masuk di dalam faktor-faktor gaya gaya kepemimpinan
situasional yang meliputi:
6
1. Faktor memerima tanggung jawab
Seorang pemimpin harus bersedia bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang terjadi pada organisasi yang dipimpinnya, baik apa yang
dilakukan oleh bawahannya maupun produktivitasnya.
2. Faktor berkemampuan berkomunikasi
Kemampuan seorang pemimpin untuk berkomunikasi dengan bawahannya
mengenai segala perubahan atau perkembangan perubahan serta menerima
saran-saran yang baik dari bawahannya.
3. Faktor kemampuan untuk bisa perceptif
Seorang pemimpin harus mampu mengatasi persoalan-persoalan yang
muncul, oleh sebab itu pemimpin harus mempunyai kelebihan-kelebihan
tertentu dari bawahannya, sehingga mampu mempengaruhi perilaku
bawahannya untuk melaksanakan pekerjaannya secara sadar dan suka rela
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Faktor kemampuan untuk bersikap objektif
Kemampuan untuk mengambil keputusan secara adil dan dapat diterima
oleh semua pihak yang menjadi bawahannya.
5. Faktor kemampuan menentukan prioritas
Seorang pemimpin harus dapat mengambil keputusan manajemen yang
sangat penting, mengingat terdapat banyak masalah yang muncul yang
memerlukan pemecahan berdasarkan kepentingan yang paling mendesak
untuk diselesaikan terlebih dahulu.
6. Faktor kemampuan mengatasi masalah yang timbul
Seorang pemimpin harus bisa mengatasi persoalan-persoalan yang timbul
melalui pendekatan-pendekatan structural maupun pribadi.
7. Faktor kemampuan untuk merencanakan
Seorang pemimpin harus mampu untuk menentukan apa yang akan
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, kapan akan dikerjakan, dimana
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
8. Faktor kemampuan untuk mengerjakan
7
Kemampuan pemimpin untuk memberitahukan dan menjelaskan tujuan-
tujuan kepada bawahannya, memanajemen dan mengajak para bawahannya
untuk bekerja semaksimal mungkin, membimbing tenaga kerja untuk
mencapai standar operasional, mengembangkan tenaga kerja bawahan guna
merealisasikan kemungkinan-kemingkinan, memberikan hak kepada orang-
orang untuk mendengarkan, memuji dan memberikan solusi secara adil,
serta memperbaiki hasil dipandang dari sudut pengendalian.
Loyalitas Karyawan
Menurut Nitisemito (2000:167) loyalitas pegawai terhadap organisasi
memiliki makna kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan
organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinyademi mencapai
kesuksesan dan keberhasilan organisasi tersebut. Hal ini dapat diupayakan bila
pegawai merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempat ia
bergabung untuk bekerja.
Secara umum loyalitas dapat diartikan dengan kesetiaan, pengabdian dan
kepercayaan yang diberikan atau ditujukan kepadaseseorang atau lembaga, yang
di dalamnya terdapat rasa cinta dan tanggung jawab untuk berusaha memberikan
pelayanan dan perilaku terbaik (Rasimin, 1988). Siswanto (1989) juga
berpendapat hal yang sama bahwa loyalitas adalah tekad dan kesanggupan
individu untuk mentaati, melaksanakan, mengamalkan peraturan- peraturan
dengan penuh kesadaran dan sikap tanggung jawab. Hal ini dibuktikan dengan
sikap dan tingkah laku kerja yang positif.
Adapun karakteristik karyawan yang menunjukkan loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan diantaranya adalah : bersedia bekerja melebihi kondisi biasa,
merasa bangga atas prestasi yang dicapai perusahaan, merasa terinspirasi,
bersedia mengorbankan kepentingan pribadi, merasa ada kesamaan nilai dengan
perusahaan. Loyalitas sebagai sikap menunjukkan taraf sejauh mana seorang
karyawan mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, dan berkeinginan untuk
8
tetap sebagai bagian dari organisasi. Loyalitas ini menunjuk sikap yang amat
positif terhadap organisasi dan kemauan untuk terus menerus bekerja keras demi
organisasi. Loyalitas sebagai suatu sikap ini mempunyai tiga aspek yang meliputi:
a. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan nilai-
nilai organisasi;
b. Keinginan untuk bekerja keras, karena merasa sebagai bagian dariorganisasi;
c. Suatu dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi (Steers dan Porter, 2007).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian penjelasan
(explanatory research), yaitu penelitian yang menyoroti hubunganantarvariabel
dan mengujihipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya(Singarimbun, 2006:5).
Penelitian penjelasan ini juga dinamakan penelitian pengujian hipotesis (Testing
Research) dimana dilakukan pengujian terhadap hipotesis sesuai dengan yang
digunakan. Pada penelitian explanatory, hipotesis yang dirumuskan akan diuji
unuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian ini
mengenai pengaruh iklim organisasi dan gaya kepemimpinan situasional terhadap
loyalitas karyawan
Konsep, Variabel dan Skala Pengukuran
Konsep
Sebuah penelitian memerlukan adanya pemahaman tentang konsep dari
permasalahan yang hendak di teliti, karena melalui konsep akan dapat dirumuskan
hubungan hubungan teoritis. Pengertian konsep yang dikemukakan oleh
Singarimbun dan Effendi (2006:33), adalah istilah dan definisi yang digunakan
untuk mengGambarkan scara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Penelitian ini menggunakan konsep
yaitu:
9
1. Iklim organisasi (X1)
Iklim organisasi merupakan kombinasi antara nilai dan tujuan yang akan dicapai
oleh perusahaan secara langsung maupun tidak lansung yang akan mempengaruhi
pada karyawan dan pekerjaanya, indikator dari iklim organsiasi yaitu sebagai
berikut: gaya kepemimpinan situasional, motivasi, komunikasi, interaksi,
pengambilan keputusan, penetapan tujuan dan pengendalian.
2. Gaya kepemimpinan situasional ( X2)
Gaya kepemimpinan situasional ( X2) bertujuan untuk mendorong gairah kerja,
keputusan kerja, dan produktivitas kerja karyawan yang tinggi agar dapat
mencapai tujuan. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan
kebijakan dengan bebas.
3. Loyalitas kerja karyawan (Y)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah loyalitas kerja
karyawan. Loyalitas kerja karyawan adalah suatu sikap yang positif terhadap
pekerjaannya. Indikator dari variabel loyalitas kerja karyawan yaitu meliputi:
a. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan
nilai-nilai organisasi.
b. Keinginan untuk bekerja keras, karena merasa sebagai bagian dari organisasi
c. Suatu dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi
10
Definisi Operasional Variabel
Konsep Variabel Indikator Sumber
Variabel bebas
(X)
Iklim
organisasi (X1)
a. Gaya kepemimpinan
situasional
b. Motivasi
c. Komunikasi
d. Interaksi
e. Pengambilan keputusan
f. Penetapan tujuan
g. Pengendalian
Davis &
Newstrom,
(1996)
Gaya Gaya
kepemimpinan
situasional
(X2)
1) Memberikan instruksi
dalam memberikan tugas
secara jelas
2) Memberikan dorongan
kerja
3) Penjelasan secara detail
tentang tugas yang harus
diselesiakan
4) Mengendalikan
pekerjaan
5) Menetapkan batas waktu
yang merupakan batas
waktu penyelesaian
pekerjaan yang diberikan
Agus
Dharma
(1992)
Variabel
terikat (Y)
Loyalitas kerja
karyawan (Y)
a. Kepercayaan yang kuat
dan penerimaan yang
penuh terhadap tujuan
dan nilai-nilai organisasi
b. Keinginan untuk bekerja
Steers &
Porter
(2007)
11
keras, karena merasa
sebagai bagian
dariorganisasi
c. Suatu dorongan yang
kuat untuk
mempertahankan
keanggotaannya dalam
organisasi
a. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini dipergunakan kuesioner baik untuk mengungkapkan
variabel bebas maupun variabel terikat, kuesioner diberikan kepada Pegawai dan
dibuat dalam bentuk pertanyaan ataupun pernyataan tertutup, dimana jawaban dan
pernyataan responden yang sesuai tinggal memberikan tanda ( √ ) pada kotak
pilihan yang tersedia dan sesuai. Skor jawaban yang diperoleh merupakan Skala
Ordinal, agar dapat dianalisis maka diangkakan dengan menggunakan Skala
Likert lima tingkat antara 1 sampai 5, dimana pernyataan yang mengarah positif
diberi skor 5 dan pernyataan yang mengarah negatif diberi skor 1. Secara rinci
pemberian skor adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2006)
Sangat Setuju Skor 5
Setuju Skor 4
Cukup Setuju Skor 3
Tidak Setuju Skor 2
Sangat Tidak Setuju Skor 1
Sebelum kuesioner digunakan untuk mengukur variabel yang ada, maka
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
12
Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian
ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian. Pada penelitian ini analisis data yang
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini untuk mendiskripsikan karakteristik lokasi penelitian responden
yang diikuti distribusi frekuensi variabel. Data yang telah dikumpulkan
selanjutnya diolah dalam Tabel, setelah itu dibahas secara diskriptif. Nazir
(1999:63) Menyatakan metode diskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia atau obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Lebih lanjut dijelaskan Nazir bahwa
metode diskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan
akumulasi data dasar belaka. Ukuran deskriptifnya adalah pemberian angka, baik
dalam responden meupun dalam rangka persentase yang dituangkan dalam
diagram atau Tabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Jenis Kelamin Responden
Untuk mengetahui perbandingan jumlah jenis kelamin para staff
karyawan bagian produksi pada PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
Kalimantan Tengah, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase
Pria
Wanita
71
10
87,65%
12,34%
13
Jumlah 81 100%
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.2, dari 81 responden yaitu para staff karyawan
bagian produksi pada PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan
Tengahmenunjukkan bahwa sebanyak 71 responden atau sebesar 87,65%
adalah pria dan 10 responden atau 12,34% adalah wanita. Banyaknya
karyawan pria tersebut terkait dengan jenis pekerjaan yang menjadi
tanggungjawab masing-masing karyawan bagian produksi, dimana bagian
produksi merupakan bagian yang secara langsung melaksanakan aktivitas
operasional perusahaan dan menjadi pertimbangan perusahaan untuk
memperkerjakan karyawan pria.
2. Tingkat Usia Responden
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Prosentase
21 – 30 tahun
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
58
19
4
71,60%
23,45%
4,92%
Jumlah 81 100%
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
Responden
Prosentase
Tamatan Sekolah Dasar
Tamatan Sekolah lanjutan tingkat pertama
-
7
-
8,64%
14
Tamatan Sekolah Menengah Atas/ SMK
Diploma ( D1, D2 dan D3 )
Sarjana (S1)
69
2
3
85,18%
2,47%
3,70%
Jumlah 81 100%
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
4. Masa Kerja Responden
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah Responden Prosentase
< dari 1 tahun
1 tahun – 5 tahun
> dari 5 tahun
31
43
7
38,27%
53,08%
8,64%
Jumlah 81 100%
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
1. Uji Validitas
Uji Validitas Variabel Iklim Organisasi (X1)
Variabel Item Koefisien Korelasi r Tabel Keterangan
Iklim
organisasi
(X1)
X1.1 0,534 0,220 Valid
X1.2 0,526 0,220 Valid
X1.3 0,474 0,220 Valid
X1.4 0,530 0,220 Valid
X1.5 0,552 0,220 Valid
15
X1.6 0,351 0,220 Valid
X1.7 0,603 0,220 Valid
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
Uji Validitas Variabel Gaya kepemimpinan situasional(X2)
Variabel Item Koefisien Korelasi r Tabel Keterangan
Gaya
kepemimpinan
situasional(X2)
X2.1 0,508 0,220 Valid
X2.2 0,503 0,220 Valid
X2.3 0,572 0,220 Valid
X2.4 0,493 0,220 Valid
X2.5 0,509 0,220 Valid
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
Uji Validitas Variabel Loyalitas Karyawan (Y)
Variabel Item Koefisien Korelasi r Tabel Keterangan
Loyalitas
Karyawan
(Y)
Y1.1 0,728 0,220 Valid
Y1.2 0,747 0,220 Valid
Y1.3 0,621 0,220 Valid
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
Dari Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel
loyalitas karyawan adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih
besar dari nilai kritik atau Tabel pada tingkat signifikan 5%.
2. Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas
16
Item Koefisien
Reliabilitas
Hasil Uji
Iklim organisasi
Gaya kepemimpinan situasional
Loyalitas karyawan
0,701
0,675
0,772
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2017
Pembahasan
1. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap loyalitas karyawan PT. Karya
Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah
Hasil analisis dapat diketahui bahwa iklim organisasi berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas karyawan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dengan semakin baiknya iklim organisasi maka dapat
meningkatan loyalitas para karyawan. Berdasarkan hasil analisis dapat
diketahui bahwa dengan semakin baiknya Iklim organisasi yaitu
merupakan kombinasi antara nilai dan tujuan yang akan dicapai oleh
perusahaan secara langsung maupun tidak lansung yang akan
mempengaruhi pada karyawan dan pekerjaanya dalam hal ini mengenai
gaya kepemimpinan situasional, motivasi, komunikasi, interaksi,
pengambilan keputusan, penetapan tujuan dan pengendalian akan
meningkatkan loyalitas karyawan dalam bekerja diperusahaan.
Loyalitas karyawan pada suatu perusahaan ditunjukan dengan
komitmen karyawan didalam perusahaan, komitmen pada berorganisasi
bisa terjadi karena ada faktor - faktor yaitu dari diri sendiri dan organisasi.
Penempatan karyawan yang kurang tepat dapat berakibat terhambatnya
produktivitas karyawan terutama bagi yang memiliki kepuasan dan
produktivitas kerja yang tinggi. Ini mengakibatkan karyawan cenderung
memilih untuk berhenti pada di awal bulan bekerja (Rivai, 2011:187).
17
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Yaqin (2009) yang menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh
terhadap loyalitas karyawan.
2. Pengaruh Gaya kepemimpinan situasional terhadap loyalitas
karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah.
Hasil analisis dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan
situasional berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas karyawan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan semakin baiknya gaya
kepemimpinan situasional maka dapat meningkatan loyalitas para
karyawan.Peranan pimpinan yang dominan itu tampak lebih jelas apabila
dikaitkandengan keharusan berinteraksi dengan lingkungan yang selalu
berubah danberkembang, antara lain karena kemajuan pesat yang terjadi di
bidang ilmupengetahuan dan teknologi. Pimpinanlah yang diharapkan
mempunyai kelebihandibandingkan dengan para tenaga pelaksana untuk
menjawab tantangan danmemanfaatkan peluang yang timbul. Pimpinanlah
yang dianggap mampu melihatimplikasi bagi kehidupan organisasi.
Eksistensi dan perkembangan suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh faktor gaya kepemimpinan situasional. Gaya
kepemimpinan situasional perusahaan penting dan menarik untuk diteliti
dalam upaya memahami perkembangan perusahaan yang terjadi dan
prospeknya pada masa depan. Salah satu aspek gaya kepemimpinan
situasional yang penting terus dipelajari adalah gaya kepemimpinan
situasional yang diterapkan atasan terhadap bawahan (karyawan) yang
dapat memotivasi karyawan secara efektif untuk bekerja lebih sungguh-
sungguh dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Menurut Mathis dan Jackson (2001:89), motivasi merupakan
hasrat didalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan
tindakan. Seseorang sering melakukan tindakan untuk suatu hal: mencapai
tujuan.
18
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap loyalitas karyawan PT. Karya
Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah.
2. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap loyalitas
karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah.
3. Gaya kepemimpinan situasional mempunyai pengaruh dominan terhadap
loyalitas karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan
Tengah.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan maka
diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Bagi PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah
a. Dalam upaya untuk menciptakan loyalitas kerja karyawan maka
pimpinan diharapkan selalu berupaya untuk menjelaskan secara detail
atas tujuan yang akan dicapaisehingga aktivitas karyawan benar-benar
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Pimpinan harus menetapkan batas waktu dalam proses penyelesaian
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya dan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan instansi.
c. Pimpinan harus memberikan instruksi dalam memberikan tugas secara
jelas sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas dan
ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Pimpinan harus memberikan dorongan atau motivasi kepada pegawai
agar menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
2. Bagi pihak lain.
19
Berdasarkan hasil analisis maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
menggunakan variabel lain yang berpengaruh terhadap loyalitas
karyawandengan harapan penelitian ini dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Darma, 1992, Manajemen Personalia, Edisi keempat, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Alex S. Nitisemito. 2000. Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya
Manusia, Ed. 3. Ghalia Indonesia, jakarta.
Arifin, Amirullah, Fauziah, 2005, Perilaku Organisasi, Edisi 1, Penerbit
Bayumedia, Malang.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Metodologi Penelitian, Penerbit PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Azwar, Saifuddin, 2001, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Davis, Keith dan John W. Newstrom, 1985,Perilaku Dalam Organisasi. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Davis, Keith dan Newstrom, 2000, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ketujuh,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005,Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasibuan., 2005,Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Hendrawati, Yeni. 2002. Pengaruh Faktor Iklim Organisasi terhadap Prestasi
Kerja Karyawan pada Perusahaan Tenun Pelangi Lawang Malang,
Skripsi (tidak diterbitkan) Universitas Muhammadiyah Malang.
20
Hersey, Paul dan Kenneth. H. Blanchard, 2000, Manajemen Perilaku Organisasi :
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Terjemahan Agus Dharma,
Erlangga, Jakarta.
Kolb, D. A. 1991, In Lois Lamdin (Ed.) The Council of Adult Development and
Experiential Learning (CAEL). Chicago.
Kossen, S., 1983, The Human Side of Organization, Thirth Edition, New York:
Harper & Row, Publisher, inc.
Lussier, R. N., 2005 Human Relation In Organization: Applications and Skills
Building (6th Ed.) New York
Mathis Robert L dan Jackson John H. 2002, Humarn Resource Management, alih
Bahasa, Salemba Empat, Jakarta
Miftah, Thoha., 2004, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Moh., Nazir, 1999, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mohyi, A. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Unit
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Newstorm, Davis., 1996,Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Tujuh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Poerwopoespito, F.Z. 2004,Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. PT
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Rasimin, B.S., 1989, Kerja dalam Persepsi Beberapa Kelompok Karyawan di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Terapan. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Rivai, Veithzal dan Basri., 2005,Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat
Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. PT RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta.
21
Robbins, S. P., 2005, Management. 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Robbins, Stephen. P., 2006, Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia.PT
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono, 2002, Riset Pemasaran: Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Satria, R.Yudhi. 2005,Hubungan antara Komitmen Organisasi dan Iklim
Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Benefit. 9(2), 120-128
Schultz, D., & Schultz, S.E. (1994). Theories of Personality 5th Edition.
California : Brooks/Cole.
Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga,
Bagian Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
Simamora., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN: Yogyakarta
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2006, Metode Penelitian Survai, Penerbit
Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta,
Steers, R.M. and Porter, L. W., 2003,Motivation and Work Behavior. New York:
Mc Graw-Hill Book Company.
Sugiyono. 2006, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung
Suharsaputra, Udar, 2013, Administrasi Pendidikan. PT. Rafika Aditama,
Bandung.
Toulson, P. & Mike, Smith., 1994,The Relationship Between Organizational
Climate and Employee Perceptions of Personnel Management Practices.
Journal of Public Personnel Management. Vol. 23, Issue 3. (Fall).
22
Vandenberg R. J. & Nelson J.B. (1999). Disaggregating the Motives Underlying
Turnover Intentions: When Do Intentions Predict Turnover Behavior?.
Human Relations, Vol.52, Oktober,
Widayat. 2004, Metode Penelitian Pemasaran. CV. Cahaya Press, Malang
Wirawan, 2007, Budaya dan iklim organisasi, Salemba Empat, Jakarta.
Wiza, Munyeka dan Hlanganipai, Ngirande. 2014, The impact og leadership style
on employee organizational commitment in higher learning institutions,
mediterranean journal of social science, vol 5.
Yaqin, Ainuil, Ahmad. 2009, Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Prestasi
Kerja Karyawan Borongan Bagian Produksi PTO (Pelled Tail On) Black
Tiger Di PT. Mega Marine Pride Pasuruan, Skripsi, Universitas Islam
Negeri Malang, Malang.