Gaya Gesekan
-
Upload
universitasnegerimakassar -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Gaya Gesekan
GAYA GESEKAN
Maulyda Awwaliyah.P, Herawati, Nining Sidriani dan Lia
Aprilia .
Kelas B Biologi FMIPA UNM Tahun 2014
Abstrak
Telah dilakukan percobaan “ Gaya Gesek “ dengan tujuan agarmengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi gayagesekan,memahami konsep gaya static dan kinetic,serta menentukankoefisien static dan kinetic.Adapun alat yang digunakan dalampercobaan ini yaitu neraca pegas 0-5 Newton,katrol meja,balokkasar,balok licin,papan landasan,bidangmiring,meteran,stopwatch,beban dengan massa 50 gram,tali/benang,danbalok persegi.Pada percobaan ini ada 5 kegiatan yang dilakukan yaitu1).gaya tarik terhadap keadaan benda, 2). Hubungan antara gayanormal dengan gaya gesekan,3). Hubungan antara keadaan permukaandengan gaya gesekan, 4).menentukan koefisien gesekan static padabidang miring 5). Menentukan koefisien gesekan kinetic pada bidangmiring.Dari kelima kegiatan ini perlakuan yang diberikan berbeda-beda, Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwasifat dan akibat gesekan dari beberapa jenis permukaan bendatidaklah sama. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya koefisien gesekanyang dimiliki oleh beberapa benda tersebut. Dimana, koefisiengesekan disebabkan oleh factor gaya geseknya (gaya akibatbersentuhannya permukaan benda dengan permukaan bidang miring yangtidak licin) dan sudut elefasi yang dimilikinya serta perbedaan rupa(licin dan kasarnya) suatu permukaan benda/jenis bahan-bahan yangbergesekan.
Kata Kunci :gaya gesekan,gaya tarik,koefisien gesekstatis,koefisien gesek kinetic
RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana cara mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya gesekan?
2. Bagaimana cara memahami konsep gaya gesek statik dan
kinetik?
3. Bagaimana cara menentukan koefisien gesek statik dan
kinetik?
TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
gesekan
2. Memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik
3. Menentukan koefisien gesek statik dan kinetic
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan
bergerak Bila sebuah balok massanya m, kita lepaskan
dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang
horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini
berarti di dalam gerakan balok mengalami perlambatan,
atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut
gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh
Ff
N
WGambar 3.1: Gaya-gaya yang bekerja pada
benda
koefisien gesekan antar kedua permukaan benda dan gaya
normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh
kekasaran permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis
(fs) dan gaya gesekan kinetik (fk). Sebuah balok
beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1
di bawah ini.
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya
penyebabnya F, dan berlaku:
1. Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan
bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka
benda bergerak dan gaya gesekan statis fs akan
berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam
satu terhadap yang lain disebut gaya gesekan statis.
Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak.
Sekali gerak telah dimulai, gaya gesekan antar kedua
permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya
yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak
beraturan. Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang
saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik.
Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum,
maka :
μs=fsN
Dengan μs adalah koefisien gesekan statik dan N adalah
besar gaya normal. Jika fk menyatakan besar gaya
gesekan kinetik, maka :
μk=fkN
dengan μk adalah koefisien gesekan kinetik. Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu
bidang datar, dan kemudian bidang tempat benda
tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut sampai benda tepat akan bergerak, koefisien
gesekan statik antara benda dan bidang diberikan oleh
persamaan,
S = tan c
Dengan c adalah sudut pada saat benda tepat akan
bergerak, yang disebut sudut kritis. Koefisien gesekan
statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang,
dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur.
Pada sudut-sudut yang lebih besar dari c, balok
meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang
miring dengan percepatan :
ax = g (sin θ − μk cos θ)
di mana adalah sudut kemiringan bidang dan k adalah
koefisien gesek kinetik antara benda dengan bidang.
Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien gesekan
k dapat dihitung.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Neraca Pegas 0-5 N
2. Katrol Meja
3. Balok Kasar
4. Balok Licin
5. Beban @50 gram
6. Balok Persegi (dengan stecker penyambung)
7. Papan landasan
8. Bidang Miring
9. Stopwatch
10. Meteran
B. Bahan
1. Tali/benang
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : Keadaan Benda
2. Variabel kontrol : Massa Balok (N)
3. Variabel respon : Gaya Tarik (N)
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : Gaya Normal (N) dan
Keadaan Benda
2. Variabel kontrol : Jenis Permukaan Benda
3. Variabel respon : Gaya Tarik (N)
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi : Keadaan Benda
2. Variabel kontrol : Jenis Permukaan dan Gaya
Normal (N)
3. Variabel respon : Gaya Tarik (N)
Kegiatan 4
1. Variabel manipulasi : Gaya Berat (N)
2. Variabel kontrol : Jenis Permukaan
3. Variabel respon : Sudut Kritis (°)
Kegiatan 5
1. Variabel manipulasi : Jarak Tempuh (cm)
2. Variabel kontrol : Massa Beban (N) dan Sudut
Kemiringan Bidang (°)
3. Variabel respon : waktuh (t) = s
Defenisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang selalu
diubah-ubah. Pada kegiatan pertama, variabel
manipulasinya adalah Keadaan Benda.
Keadaan Benda adalah perubahan posisi yang terjadi
pada benda (balok) misalnya diam, tepat akan
bergerak dan gerak lurus beraturan.
2. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol pada
saat percobaan. Pada kegiatan pertama, variabel
kontrolnya adalah Massa Balok.
Massa balok adalah berat suatu benda (balok) yang
diukur menggunakan neraca pegas dimana balok
tersebut tidak dipengaruhi gaya gravitasi.
3. Variabel respon adalah variabel yang mengikuti pada
variabel manipulasi, artinya ketika variabel
manipulasi diubah, maka variabel respon juga ikut
berubah. Pada kegiatan pertama, variabel responnya
adalah Gaya Tarik.
Gaya tarik adalah gaya gesek yang diberikan terhadap
benda (balok) sehingga terjadi perubahan posisi pada
balok tersebut.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang selalu
diubah-ubah. Pada kegiatan kedua, variabel
manipulasinya adalah Gaya Normal dan Keadaan Benda.
Gaya normal adalah gaya ke atas yang diberikan meja
pada balok yang arahnya selalu tegak lurus dengan
balok dan meja.
Keadaan benda adalah perubahan posisi yang terjadi
pada benda (balok) misalnya diam, tepat akan
bergerak dan gerak lurus beraturan.
2. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol pada
saat percobaan. Pada kegiatan kedua, variabel
kontrolnya adalah Jenis Permukaan.
Jenis permukaan adalah keadaan dasar pada suatu
benda.
3. Variabel respon adalah variabel yang mengikuti pada
variabel manipulasi, artinya ketika variabel
manipulasi diubah, maka variabel respon juga ikut
berubah. Pada kegiatan kedua, variabel responnya
adalah Gaya Tarik.
Gaya tarik adalah gaya gesek yang diberikan terhadap
benda (balok) sehingga terjadi perubahan posisi pada
balok tersebut.
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang selalu
diubah-ubah. Pada kegiatan ketiga, variabel
manipulasinya adalah Keadaan Benda.
Keadaan benda adalah perubahan posisi yang terjadi
pada benda (balok) misalnya diam, tepat akan
bergerak dan gerak lurus beraturan.
2. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol pada
saat percobaan. Pada kegiatan ketiga, variabel
kontrolnya adalah Gaya Normal dan Jenis Permukaan.
Gaya normal adalah gaya ke atas yang diberikan meja
pada balok yang arahnya selalu tegak lurus dengan
balok dan meja.
Jenis Permukaan adalah keadaan dasar pada suatu
benda.
3. Variabel respon adalah variabel yang mengikuti pada
variabel manipulasi, artinya ketika variabel
manipulasi diubah, maka variabel respon juga ikut
berubah. Pada kegiatan ketiga, variabel responnya
adalah Gaya Tarik.
Gaya tarik adalah gaya gesek yang diberikan terhadap
benda (balok) sehingga terjadi perubahan posisi pada
balok tersebut.
Kegiatan 4
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang selalu
diubah-ubah. Pada kegiatan keempat, variabel
manipulasinya adalah Gaya Berat.
Gaya berat adalah berat benda (balok) yang
dipengaruhi gaya gravitasi.
2. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol pada
saat percobaan. Pada kegiatan keempat, variabel
kontrolnya adalah Jenis Permukaan.
Jenis Permukaan adalah keadaan dasar pada suatu
benda.
3. Variabel respon adalah variabel yang mengikuti pada
variabel manipulasi, artinya ketika variabel
manipulasi diubah, maka variabel respon juga ikut
berubah. Pada kegiatan keempat, variabel responnya
adalah Sudut Kritis.
Sudut kritis adalah sudut yang terbentuk pada bidang
miring pada saat balok tepat akan bergerak.
Kegiatan 5
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang selalu
diubah-ubah. Pada kegiatan kelima, variabel
manipulasinya adalah Jarak tempuh.
Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang yang
dilalui balok pada waktu yang tertentu.
2. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol pada
saat percobaan. Pada kegiatan kelima, variabel
kontrolnya adalah Massa beban dan Sudut kemiringan
bidang.
Massa beban adalah berat suatu benda (balok) yang
diukur menggunakan neraca pegas dimana balok
tersebut tidak dipengaruhi gaya gravitasi.
Sudut kemiringan bidang adalah sudut yang ditentukan
pada bidang miring untuk mengukur waktu yang
digunakan pada gerak lurus beraturan balok dengan
jarak tempuh yang berbeda
Balok
Meja
Neraca pegas
Katrol
Tali
3. Variabel respon adalah variabel yang mengikuti pada
variabel manipulasi, artinya ketika variabel
manipulasi diubah, maka variabel respon juga ikut
berubah. Pada kegiatan kelima, variabel responnya
adalah Waktu tempuh.
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh balok
untuk sampai pada titik akhir dengan jarak tempuh
yang berbeda.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1 (Gaya tarik terhadap keadaan benda)
Menyediakan dan merangkai alat yang tersedia seperti
gambar di bawah. Menaarik pegas pelan-pelan dengan gaya
kecil. Memperhatikan penunjukan neraca pegas dengan apa
yang terjadi pada balok.Memperbesar gaya tarik sambil
memperhatikan keadaan balok. Melakukan hal ini hingga
balok tepat akan bergerak.
Balok
Meja
Neraca pegas
Katrol
Tali
Pada keadaan ini,memperhatikan penunjukan neraca pegas.
Menarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan,
memperhatikan penunjukan neraca pegas. Mencatat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan. Mencatat besar gaya
tarik, dan keadaan benda (diam, tepat akan bergerak, dan
bergelak lurus beraturan) pada tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2 (Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan)
Menambahkan beban di atas balok, melakukan seperti
Kegiatan 1. Mengamati penunjukan neraca pegas pada saat
balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak
lurus beraturan. Melakukan beberapa kali dengan mengubah-
ubah penambahan beban di atas balok. Mencatat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 3 (Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan)
Melakukan seperti Kegiatan 1. Mengganti balok yang
lebih kasar. Mengamati penunjukan pegas. Pada saat balok
tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus
beraturan. Melakukan kegiatan ini beberapa kali dengan
mengganti permukaan meja atau balok yang lebih
kasar/halus. Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.
Kegiatan 4 (Menentukan koefisien gesekan statik pada bidang miring)
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.Meletakkan
bidang di atas meja dengan posisi mendatar ( =
0).Meletakkan balok persegi di salah satu ujung bidang
tersebut.Mengangkat secara perlahan ujung bidang tempat
balok persegi berada sehingga sudut kemiringan bidang
bertambah. Menatat sudut kemiringan bidang pada saat
benda tepat akan bergerak.Mengulangi kegiatan (d) dengan
menambah beban pada balok persegi hingga di peroleh 4
data pengukuran sudut.
Kegiatan 5 (Menentukan koefisien gesekan kinetik pada bidang miring)
Mengatur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih
besar dari sudut kritis (c) yang telah di peroleh pada
bagian 1 di atas untuk balok persegi tanpa beban
tambahan. Mencatat sudut kemiringan ini sebagai
1.Meletakkan balok di ujung atas bidang yang telah
diketahui panjangnya.Melepaskan balok bersamaan dengan
menjalankan stopwacth untuk mengukur waktu tempuh balok
persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke ujung
bawah bidang. Mencatat waktu tempuh ini sebagai
t1.Mengulangi kegiatan (c) dengan sudut kemiringan yang
lebih besar hingga diperoleh 3 pasangan data.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Eksperimen
Kegiatan 1
Massa balok = │0,60±0,05│ N
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh gaya tarik terhadap benda
No Gaya Tarik (N) Keadaan benda
1 ¿│0,35±0,05│ Diam
2 │0,35±0,05│ Tepat akan
bergerak
3 │0,20±0,05│ Gerak lurus
beraturan
Kegiatan 2
Jenis Permukaan adalah 2 (Dua)
Tabel 2. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
No Gaya
Normal
(N)
Keadaan
benda
Gaya Tarik (N)
Pengukuran ke- Rata-rata
1
│1,10±0,05│
Diam ¿│0,65±0,05│ ¿│0,65±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │0,65±0,05│
2. │0,75±0,05│
3. |│0,65±0,05│
│0,68±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1. │0,35±0,05│
2. │0,40±0,05│
3. │0,35±0,05│
│0,36±0,05│
2
│1,60
Diam ¿│0,85±0,05│ ¿│0,85±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │0,85±0,05│
2.│0,85±0,05│ │0,83±0,05│
±0,05│ 3. │0,80±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1.│0,50±0,05│
2.│0,50±0,05│
3. │0,45±0,05│
│0,48±0,05│
3 │2,10±0,05│
Diam ¿│1,05±0,05│¿│1,05±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │1,05±0,05│
2. │1,15±0,05│
3. │1,00±0,05│
│1,06±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1. │0,75±0,05│
2.│0,60±0,05│
3. │0,65±0,05│
│0,66±0,05│
Kegiatan 3
Gaya Normal = |│0,60±0,05│N
Tabel 3. Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
Jenis Keadaan Gaya Tarik (N)
Permukaan benda Pengukuran ke- Rata-rata
I Diam ¿│0,60±0,05│ ¿│0,60±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │0,60±0,05│
2. │0,55±0,05│
3.│0,55±0,05│
│0,56±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1. │0,30±0,05│
2. │0,25±0,05│
3. │0,25±0,05│
│0,26±0,05│
II Diam ¿│0,45±0,05│ ¿│0,45±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │0,45±0,05│
2. │0,35±0,05│
3. │0,35±0,05│
│0,38±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1. │0,20±0,05│
2. │0,25±0,05│
3. │0,25±0,05│
│0,23±0,05│
III Diam ¿│0,85±0,05│ ¿│0,85±0,05│
Tepat akan
bergerak
1. │0,85±0,05│
2. │0,65±0,05│
3. │0,65±0,05│
│0,71±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
1. │0,25±0,05│
2. │0,30±0,05│
3. │0,30±0,05│
│0,28±0,05│
Kegiatan 4
Tabel 4 Gaya gesekan statik pada bidang miring
No Gaya berat
(N)
Sudut Kritis (0)
Pengukuran ke- Rata-rata
1
│0,60±0,05│1. │22,00±0,05│
2. │22,50±0,05│
3. │22,00±0,05│
│22,10±0,05│
2
│1,10±0,05│1. │22,00±0,05│
2. │23,00±0,05││22,30±0,05│
3. │22,00±0,05│
3
│1,60±0,05│1. │24,00±0,05│
2. │24,00±0,05│
3. │23,50±0,05│
│23,80±0,05│
4
│2,10±0,05│1. │20,00±0,05│
2. │21,00±0,05│
3. │20,50±0,05│
│23,80±0,05│
Kegiatan 5
Massa beban = │0,60±0,05│ NSudut kemiringan bidang = │25°±0,5│
Tabel 5 Gaya gesekan kinetik pada bidang miring
No Jarak tempuh (cm) Waktu tempuh (s)
Pengukuran ke- Rata-rata
1
│80,00±0,05│1.│1,1±0,1│
2.│1,3±0,1││1,2±0,1│
Ffs
N
Wdiam
F > fs
= < 0,35 N
3.│1,2±0,1│
2
│60,00±0,05│1.│1,0±0,1│
2.│0,9±0,1│
3.│0,8±0,1│
│0,9±0,1│
3
│35,50±0,05│1.│0,6±0,1│
2.│0,7±0,1│
3.│0,6±0,1│
.│0,6±0,1│
Analisis Data
Kegiatan 1 : Gaya tarik terhadap keadaan benda
Gaya – gaya yang bekerja pada benda ketika benda
dalam keadaan diam ,benda tepat bergerak ,dan benda
bergerak lurus beraturan .
- Benda dalam keadaan diam=0,6
Ffk
N
WTepat akan bergerak
F = fs
=0,35 N
Ffk
N
WbergerakF fs
=0,20 N
- Benda tepat bergerak
- Benda bergerak lurus beratururan
Kegiatan 2: Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
1. Tabel Hubungan gaya normal dengan gaya gesekan
No Gaya
Normal
Keadaan
benda
Gaya Tarik
(N)
= 0,6 N
= 0,6 N
(N) Rata-rata
1
│1,10±0,05│
Diam ¿│0,65±0,05│
Tepat akan
bergerak
│0,68±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
│0,36±0,05│
2
│1,60±0,05│
Diam ¿│0,85±0,05│
Tepat akan
bergerak
│0,83±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
│0,48±0,05│
3
│2,10±0,05│
Diam¿│1,05±0,05│
Tepat akan
bergerak │1,06±0,05│
Bergerak
lurus
beraturan
│0,06±0,05│
Kegiatan 3
1. Koefisien gaya gesek statis (tepat akan bergerak)
a. Jenis Permukaan 1
μs1=fgN
μs1 ¿0,560,60
¿0,93
∆fg=δmax=fg−x
δ1=│0,56−0,60=0,04N│
δ2=│0,56−0,55=0,01N│
δ3=│0,56−0,55=0,01N
δmax=0,04N
∆μs={|∆fgfg |+|∆NN |}μs
∆μs1={|0,040,56|+|0,050,60|}0,93
¿ {|0,071|+|0,083|}0,93 ¿0,14322
KR=|∆μsμs |x100%
KR=0,1430,93
×100%=15%
μs=|μs±∆μs|
μs= |0,93±0,14|
b. Jenis Permukaan 2
μs1=fgN
μs1 ¿0,380,60
¿0,63
∆fg=δmax=fg−x
δ1=│0,38−0,35=0,07N│
δ2=│0,38−0,35=0,03N│
δ3=│0,38−0,35=0,03N
δmax=0,07N
∆μs={|∆fgfg |+|∆NN |}μs
∆μs1={|0,070,38|+|0,050,60|}0,63¿ {|0,184|+|0,083|}0,63 ¿0,16821
KR=|∆μsμs |x100%
KR=0,1680,63
×100%=26%
μs=|μs±∆μs|
μs= |0,63±0,16|c. Jenis Permukaan 3
μs1=fgN
μs1 ¿0,710,60
¿1,18
∆fg=δmax=fg−x
δ1=│0,71−0,85=0,14N│
δ2=│0,71−0,65=0,06N│
δ3=│0,71−0,65=0,06N
δmax=0,14N
∆μs={|∆fgfg |+|∆NN |}μs
∆μs1={|0,140,71|+|0,050,60|}1,18¿ {|0,197|+|0,083|}1,18 ¿0,3304
KR=|∆μsμs |x100% KR=
0,330,71
×100%=46%
μs=|μs±∆μs| μs=|0,71±0,33|
2. Koefisien gaya gesek kinetic (bergerak lurus beraturan)
a. Jenis Permukaan 1
μk1=fgN
μk1 ¿0,260,60
= 0,43
∆fg=δmax=fg−x
δ1=│0,26−0,30N│=0,04
δ2=│0,26−0,25N│=0,01
δ3=│0,26−0,25N│=0,01
δmax=0,04
∆μk={|∆fgfg |+|∆NN |}μk ∆μk1={|0,040,26|+|0,050,60|}0,43
¿ {|0,153|+|0,083|}0,43 ¿0,10148
KR=|∆μkμk |x100%
KR=0,100,43
×100%=23%
μk=|μk±∆μk| μk= |0,43±0,10|
b. Jenis Permukaan 2
μk1=fgN
μk1 ¿0,230,60
= 0,88
∆fg=δmax=fg−x
δ1=│0,23−0,20N│=0,03
δ2=│0,23−0,25N│=0,02
δ3=│0,23−0,25N│=0,02
δmax=0,03
∆μk={|∆fgfg |+|∆NN |}μk∆μk1={|0,030,23|+|0,050,60|}0,88
¿ {|0,130|+|0,083|}0,88 ¿0,18744
KR=|∆μkμk |x100%
KR=0,180,23
×100%=78%
μk=|μk±∆μk| μk=|0,23±0,18|
c. Jenis Permukaan 3
μk1=fgN
μk1 ¿0,280,60
= 0,46∆fg=δmax=fg−xδ1=│0,28−0,25N│=0,03
δ2=│0,28−0,30N│=0,02δ3=│0,28−0,30N│=0,02δmax=0,03
∆μk={|∆fgfg |+|∆NN |}μk∆μk1={|0,030,28|+|0,050,60|}0,88
¿ {|0,107|+|0,083|}0,46 ¿0,08
KR=|∆μkμk |x100%KR=
0,080,28
×100%=28%
μk=|μk±∆μk| μk=|0,28±0,08|
Kegiatan 4 Gaya gesekan statik pada bidang miring
Koefisien gesek statik
Analisis perhitungan
μs=tanθ
dμs=∂μs∂θ
dθ
¿∂tanθ∂θ
dθ
∆μs=sec2θ∆θ
∆μs=1
cos2θ∆θ
∆θc = 12 x NST busur x π180 =
12 x 1
0 x 3,14180 = 0,5180 x 3,14 =
0,0087
1. Untuk N = 0,60 N
μs1¿tanθc1
¿tan 22,10
¿0,40
∆μs1=1
cos2θ∆θ
¿1
cos222,10,0087
¿1
0,840,0087
¿0,01
KR=∆μsμs
×100%
KR=0,010,40
×100%
¿2,05%
μs=|μs±∆μs|
¿|0,400±0,010|
2. Untuk N = 1,10 N
μs1¿tanθc1
¿tan 22,30
¿0,41
∆μs1=1
cos2θ∆θ
¿1
cos222,30,0087
¿1
0,840,0087
¿0,01
KR=∆μsμs
×100%
KR=0,010,41
×100%
¿2,43%
μs=|μs±∆μs|
¿|0,410±0,010|
3. Untuk N = 1,60
μs3¿tanθc3
¿tan 23,80
¿0,44
∆μs3=1
cos2θ∆θ
¿1
cos223,80,0087
¿1
0,820,0087
¿0,01
KR=0,010,44
×100%
¿2,27%
μs=|μs±∆μs|
¿|0,440±0,010|
4. Untuk N = 2,10N
μs4¿tanθc4
¿tan 23,80
¿0,44
∆μs4=1
cos2θ∆θ
¿1
cos223,80,0087
¿1
0,820,0087
¿0,01
KR=0,010,47
×100%
¿2,12%
μs=|μs±∆μs|
¿|0,440±0,010|
Hubungan antara massa beban dan koefisien gesekan statik
No Beban μs1 0,60 0,402 1,10 0,413 1,60 0,444. 2,10 0,44
PEMBAHASAN
Gaya gesek merupakan gaya yang muncul apabila kedua
permukaan suatu benda saling bersentuhan,dimana arah
gerak gaya gesekan berlawanan arah gerak relative suatu
benda.Pada percobaan ini Faktor- factor yang mempengaruhi
gaya gesek yaitu:
1) Gaya tarik,karena semakin besar gaya tariknya,maka
juga memungkinkan benda untuk bergerak,dan mengalami
gesekan,walaupun pada keadaan diam benda juga
mengalami gesekan yaitu gaya gesek static
2) Gaya normal,tergantung pada gaya tekan benda secara
tegak lurus.Oleh karena itu semakin besar gaya
normalnya,semakin besar juga gaya tarik yang diberikan
pada suatu benda
3) Keadaan permukaan benda,jika permukaan benda licin
maka koefisien geeknya lebih kecil
4) Koefisien gesek
Gaya geseskan static merupakan gesekan antara dua
benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama
lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring.Gaya gesekan
statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya
mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya
tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil
dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda masih dalam
keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja pada benda
mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong
pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekan statis
maksimum adalah :
fs= μs.NGaya gesekan kinetik merupakan gaya gesekan yang
bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut telah
bergerak.Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika
dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling
bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya
gesek statis untuk material yang sama.Besarnya gaya
gesekan kinetisnya adalah:
fk¿μk.N
Kegiatan pertama dilakukan tiga kali yaitu pengaruh
gaya tarik pada benda diam, tepat akan bergerak, dan
bergerak lurus beraturan, kegiatan ini dilakukan dengan
menarik balok yang memiliki massa 0,6 N kemudian gaya
tarik diukur dengan menggunakan neraca pegas dengan nilai
skala terkecil 0,1 N/skala dan kesalahan mutlaknya yaitu
0,05 N/skala . Pada benda diam besar gaya tariknya lebih
besar dari benda yang tepat akan bergerak yaitu ¿ 0,35 N,
dan pada benda tepat akan bergerak gaya tariknya sebesar
0,35 N, dan pada benda bergerak lurus beraturan besar
gaya tariknya lebih kecil dari benda tepat akan bergerak
yaitu 0,20 N.
Kegiatan kedua dilakukan percobaan pada benda
keadaan diam, tepat akan bergerak dan bergerak lurus
beraturan. Pada benda tepat akan bergerak dan bergerak
lurus beraturan dilakukan percobaan sebanyak tiga kali
dengan gaya normal 1,10 N, 1,60 N, dan 2,10 N. Seperti
pada kegiatan pertama pada kegiatan ini besar gaya tarik
diukur dengan menggunakan neraca pegas dengan nilai skala
terkecil 0,1 N/skala dan kesalahan mutlaknya yaitu 0,05
N/skala . Dengan gaya normal 1,10 N pada benda diam
diperoleh nilai gaya tarik ¿ 0,65 N, pada benda tepat
akan bergerak diperoleh rata-rata besar gaya tarik 0,68
N, dan pada benda bergerak lurus beraturan rata-rata
besar gaya tarik yaitu 0,36 N. Pada gaya normal 1,60 N
pada benda diam diperoleh nilai gaya tarik ¿ 0,85 N, pada
benda tepat akan bergerak diperoleh rata-rata besar gaya
tarik 0,83 N, dan pada benda bergerak lurus beraturan
rata-rata besar gaya tarik yaitu 0,48 N, dan pada gaya
normal 2,10 N pada benda diam diperoleh nilai gaya tarik¿ 1,05 N, pada benda tepat akan bergerak diperoleh rata-
rata besar gaya tarik 1,06 N, dan pada benda bergerak
lurus beraturan rata-rata besar gaya tarik yaitu 0,65 N.
Jadi besar gaya gesek berbanding lurus dengan gaya
normalnya yaitu semakin besar gaya normal maka semakin
besar gaya geseknya.
Kegiatan ketiga yaitu mengukur gaya tarik
bendadengan menggunakan neraca pegas dengan nilai skala
terkecil 0,1 N/skala dan kesalahan mutlaknya yaitu 0,05
N/skala . Dimana jenis permukaan balok yang di ukur
adalah permukaan 1, 2 , dan 3 dengan gaya normal 0,60 N
pada keadaan diam, tepat akan bergerak, dan bergerak
lurus beraturan. Seperti pada kegiatan kedua pada benda
tepat akan bergerak dan bergerak lurus beraturan
dilakukan percobaan sebanyak tiga kali. Pada permukaan 1
rata-rata besar gaya tarik benda tepat akan bergerak
yaitu 0,56 N, dan pada benda bergerak lurus beraturan
rata-rata besar gaya tarik 0,26 N. Pada permukaan 2
rata-rata besar gaya tarik benda tepat akan bergerak
yaitu 0,38 N, dan pada benda bergerak lurus beraturan
rata-rata besar gaya tarik 0,23 N. Dan pada permukaan
3 rata-rata besar gaya tarik benda tepat akan bergerak
yaitu 0,71 N, dan pada benda bergerak lurus beraturan
rata-rata besar gaya tarik 0,28 N.
Kegiatan keempat yaitu mengukur sudut kritis benda
dengan gaya berat 0,60 N,
1,10 N, 1,60 N, dan 2,10 N dengan meggunakan busur yang
memiliki nilai skala terkecil sebesar 1° /¿ skala dengan
kesalahan mutak 0,5 ° /¿ skala. Pengukuran dilakukan
sebanyak tiga kali, pada benda yang gaya beratnya 0,60 N
diperoleh rata-rata besar sudut kritis yaitu 22,1°, padabenda dengan gaya berat 1,10 N diperoleh rata-rata besar
sudut kritis 22,3 °, benda dengan gaya berat 1,60 N
diperoleh rata-rata besar sudut kritis 23,8°, dan padabenda dengan gaya berat 2,10 N diperoleh rata-rata besar
sudut kritis 23,8°. Dan berdasarkan analisis data
diperoleh koefisien gesek statik benda dengan gaya berat
0,60 N, 1,10 N, 1,60 N, dan 2,10N adalah 0,40, 0,41,
0,44, dan 0,44
Kegiatan kelima yaitu menghitung waktu tempuh yang
diperlukan oleh benda yang bermassa 0,60 N dengan sudut
kemiringan bidang 25° pada jarak tempuh 80 cm, 60 cm, dan35,5 cm. Pengukuran waktu tempuh dilakukan sebanyak tiga
kali dan diukur dengan menggunakan stopwatch dengan nilai
skala terkecil 0,1 detik/skala dan kesalahan mutlaknya
0,05 detik/skala. Pada jarak tempuh 80 cm, rata-rata
waktu tempuh benda yaitu 1,2detik, pada jarak tempuh 60
cm rata-rata waktu tempuh benda yaitu 0,9 detik, dan pada
jarak tempuh 35 cm rata-rata waktu tempuh benda adalah
0,6 detik. Jadi semakin panjang jarak tempuhnya maka
semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sifat dan akibat gesekan dari beberapa
jenis permukaan benda tidaklah sama. Hal ini dipengaruhi
oleh besarnya koefisien gesekan yang dimiliki oleh
beberapa benda tersebut. Dimana, koefisien gesekan
disebabkan oleh factor gaya geseknya (gaya akibat
bersentuhannya permukaan benda dengan permukaan bidang
miring yang tidak licin) dan sudut elefasi yang
dimilikinya serta perbedaan rupa (licin dan kasarnya)
suatu permukaan benda/jenis bahan-bahan yang bergesekan.
Faktor – factor yang mempengaruhi gaya gesek yaitu
gaya tarik,gaya normal,keadaan permukaan benda,dan
koefisien gesek. Gaya gesek statik selalu lebih besar
dibanding gaya gesek kinetik. Makin besar gaya normal
suatu benda maka gaya tarik yang dibutuhkan akan semakin
besar. Benda yang memiliki massa yang besar, memiliki
sudut kritis yang lebih kecil dibanding dengan massa yang
lebih ringan, sehingga mengakibatkan benda lebih cepat
meluncur pada bidang miring, karena pada bidang miring
gaya gesek statik berbanding terbalik dengan berat benda.
Gaya gesekan kinetik dengan jarak tempuh yang panjang
dilalui balok pada bidang miring, memerlukan waktu yang
lebih lama untuk sampai di ujung bawah bidang, hal ini
disebabkan karena benda mengalami gaya kinetik yang lebih
lama dibanding dengan benda yang meluncur dari jarak yang
lebih dekat dari ujung bawah bidang. Benda yang memiliki
permukaan licin, memerlukan gaya dan koefisien gesekan
yang dihasilkan lebih kecil, dibanding dengan benda yang
memiliki permukaan yang dilapisi dengan beludru,
memerlukan gaya dan koefisien gesekan akan lebih besar.
Saat menarik benda hingga bergerak lurus beraturan,