penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting
1
PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING
GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI
PARAGRAF NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1
GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FITRIANTI
10533 06498 10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
OKTOBER 2014
2
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat
Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Kegagalan adalah batu loncatan untuk meraih kesuksesan.
Jadikanlah sabar sebagai keberanian terbesar.
Rasa takut sebagai dosa besar
Jangan menyerah dan teruslah berjuang untuk meraih kesuksesan
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung
penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan
3
ABSTRAK
Fitrianti. 2010. Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing)
dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I A. Rahman Rahim dan
pembimbing II A. Syamsul Alam.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana keefektifan penerapan teknik
memotong dan merekatkan (cuting-gluing) dalam mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara
Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan
perbedaan nilai siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar
pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah
paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-
gluing) dan pada kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi
sebuah paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing).
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experiment
dengan desain penelitian True Experimental Design bentuk posttest control group
design yaitu desain yang terdapat dua kelompok meliputi kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang masing-masing dipilih secara acak atau random.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 20 orang dan
VII 4 yang berjumlah 20 orang di SMP Negeri 1 Galesong Utara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan siswa kelompok eksperimen
kelas VII 1 dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menerapkann teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai
rata-rata 86,5. Sedangkan kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5
dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata
78,7. Berdasarkan hasil uji signifikan diperoleh thitung sebesar 2,45. Hal ini
dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statisika dengan uji t pada taraf
signifikan ∝ ꞊ 0,05, yaitu diperoleh thitung sebesar 2,45 dan ttabel sebesar 1,6859 dengan perbandingan thitung ≥ ttabel yaitu 2,45 ≥ 1,6859. Karena nilai thitung ≥ ttabel
maka maka Ha (terdapat perbedaan yang signifikan) diterima dan Ho (tidak
terdapat perbedaan nilai yang signifikan) ditolak.
Berdasaran hasil penelitian tersebut di atas, hal ini menunjukkan bahwa penerapan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi efektif diterapkan di dalam kelas.
Kata Kunci: Paragraf, Narasi, Teks Wawancara, Teknik Memotong dan
Merekatkan (cutting-gluing).
iii
4
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt atas karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan
henti bertahmid atas anugerah pada detik waku, denyut jantung, gerak langkah,
serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan
berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan. Demikian
juga tulisan ini, segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat
tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya
dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua Irwan dan Nirwana yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya
memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. A.
Rahman Rahim, M. Hum, dan A. Syamsul Alam, S.Pd., M.Pd., pembimbing I dan
pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak
awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. H. Irwan
Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. A. Sukri
Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd., ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, guru, staf SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten takalar, dan
iv
5
ibu Hj. Rosmini, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut yang
telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuanganku Helda dan Eti Harwanti
yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka, sahabat-sahabatku terkasih
serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan 2010 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada
penulis.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi pemulis. Amin.
Makassar, Oktober 2014
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
MOTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS .... 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 8
1. Hasil Penelitian Relevan ...................................................... 8
2. Paragraf Narasi ..................................................................... 8
a) Paragraf ........................................................................ 9
b) Ciri-ciri Paragraf Narasi ................................................ 10
c) Pola pengembangan Narasi ........................................... 12
3. Wawancara ........................................................................... 13
a) Pengertian Wawancara .................................................. 13
b) Teks Wawancara ........................................................... 14
c) Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi . 14
vi
7
4. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-gluing) .......... 15
B. Kerangka Pikir............................................................................. 16
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 20
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 20
B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 21
D. Defenisis Operasional Variabel ................................................... 23
E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 24
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 25
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 33
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 33
1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Kelas
VII 1 dan Kelompok Kontrol Kelas VII 1 ........................... 33
a) Data Observasi .............................................................. 33
b) Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 36
c) Analisis Statistik Inferensial ......................................... 41
(1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1 .............. 42
(2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4 ..................... 44
(3) Uji Hipotesis .......................................................... 47
B. PEMBAHASAN ......................................................................... 48
8
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51
A. SIMPULAN ................................................................................ 51
B. SARAN ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rancangan Tes Akhir dengan Sampel Acak ................................................. 22
3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara .............................. 23
3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................................... 27
3.4 Alat Tes Penelitian ........................................................................................ 28
3.5 Format Penilaian ........................................................................................... 29
3.6 Kualifikasi Nilai Observasi Siswa ............................................................... 29
4.1 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara
Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Eksperimen Siswa Kelas VII 1
SMP Negeri 1 Galesong Utara ................................................................... 34
4.2 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara
Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Kontrol Siswa Kelas VII 4 SMP
Negeri 1 Galesong Utara ............................................................................. 35
4.3 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi
paragraf Narasi dengan Menerapkan Teknik Memotong dan Merekatkan
(cutting-gluing) .......................................................................................... 37
4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan Teknik Memotong dan
Merekatkan (Cutting-Gluing) ...................................................................... 37
4.5 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ................ 38
4.6 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Paragraf Narasi tanpa Menerapkan Teknik Memotong dan Merekatkan
(Cutting-Gluing) .......................................................................................... 39
ix
10
4.7 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan Teknik Memotong dan
Merekatkan (Cutting-Gluing) ...................................................................... 40
4.8 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ................ 41
4.9 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel
X Kelompok Eksperimen ............................................................................. 43
4.10 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel
X Kelompok control .................................................................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan upaya peningkatan diri atau perubahan diri melalui
berbagai proses dan latihan, bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara
kebetulan. Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu yang
singkat. Akan tetapi perlu dikembangkan secara bertahap. Kebiasaan belajar yang
baik pada intinya adalah rencana kegiatan belajar yang jelas dan adanya disiplin
diri yang kuat untuk mencapai apa yang telah direncanakan.
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek
keterampilan, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Sama halnya dengan aspek
keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan aspek keterampilan
berbahasa yang memerlukan latihan agar dapat dikuasai dengan baik. Menulis
juga memerlukan keterampilan yang cukup banyak seperti pilihan kata,
keterkaitan paragraf, gaya bahasa dan lainnya. Pembelajaran menulis di sekolah
dianggap sebagai pengisi waktu kosong jika guru mata pelajaran bahasa Indonesia
sedang ada keperluan lain atau tidak dapat masuk untuk mengajar.
Purwo (1990:166-171) mengatakan kegiatan pengembangan
pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika,
melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat
1
2
menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam
mengasah kecerdasan mareka.
Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk
tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan.
Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah paragraf. Melalui kegiatan
inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud,
2003:14).
Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan
paragraf narasi akan membantu siswa untuk melatih kemampuan menulisnya
dengan menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis.
Dengan teks wawancara siswa dapat diarahkan untuk mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif
bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta
merangkainya menjadi kalimat. Pembelajaran mengubah teks wawancara ini tidak
hanya menuntut siswa untuk dapat mengubah kalimat langsung menjadi kalimat
tak langsung, tetapi juga menuntut siswa untuk dapat merangkai kalimat-kalimat
tak langsung tersebut ke dalam bentuk narasi.
Rata-rata siswa menarasikan teks wawancara dengan tidak
memperhatikan perubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung,
sehingga paragraf yang dihasilkan pun hanya berupa kalimat salinan teks
wawancara. Tidak hanya itu, dalam menarasikan teks wawancara yang ada, siswa
tidak memperhatikan informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga paragraf
yang dihasilkan pun tidak memiliki informasi dan alur jalan ceritanya pun tidak
3
berarti apa-apa. Padahal inti dari paragraf narasi adalah menceritakan rangkaian
peristiwa dengan baik dan secara runtut. Kesulitan yang mengakibatkan
rendahnya mutu keterampilan menulis tersebut dianggap para guru sebagai salah
satu kesalahan dari siswa yang tidak mendengarkan materi pelajaran yang telah
disampaikan guru dengan baik dan seksama. Padahal, tidak pahamnya siswa atas
materi yang telah disampaikan guru bisa berasal dari cara penyampain materi
tersebut. Hal ini berarti guru pun memiliki keterlibatan dalam permasalahan
rendahnya mutu keterampilan menulis di sekolah.
Merujuk pada permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu teknik
pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan semangat siswa dalam
menjalani proses pembelajran menulis yang ada di sekolah. Teknik pembelajaran
adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Setiap
teknik pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Oleh karena itu, yang harus diperhatikan seorang guru dalam memilih dan
menentukan teknik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran adalah
tercapainya empat keterampilan berbahasa dalam diri siswa, yaitu keterampilan
mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menarik perhatian siswa
pada pembelajaran menulis khususnya dalam pembelajaran mengubah teks
wawanara menjadi paragraf narasi adalah dengan menerapkan teknik memotong
dan merekatkan (cutting-gluing) selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik
ini sederhana dan mudah untuk diterapkan karena termasuk dalam salah satu cara
4
berlatih menulis yang paling elementer (Hernowo, 2004:197). Penerapannya yang
sangat sederhana akan menarik perhatian siswa untuk mencoba menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Tidak hanya itu, teknik memotong dan merekatkan ini pun
akan membantu siswa untuk tetap menghadirkan berbagai informasi penting,
sehinggga pembaca dapat merasakan alur atau jalan cerita yang terjadi dalam
paragraf tersebut. Hal ini berarti bahwa teknik memotong dan merekatkan mampu
membantu siswa menuliskan paragraf narasi secara satu kesatuan, seperti yang
telah dipaparkan oleh (Keraf, 1987:137).
Teknik ini pun dilakukan dengan cara memotong dan merekatkan
beberapa kalimat yang ada dalam sebuah teks. Pelaksanaannya yang tedengar
mudah membuat teknik ini jarang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah
karena banyak guru beranggapan bahwa teknik ini terlalu mudah untuk diterapkan
oleh siswa SMP bahkan SMA. Para guru beranggapan bahwa teknik ini hanya
cocok diterapkan pada tingkatan sekolah dasar saja, padahal teknik ini pun
memiliki potensi yang baik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
menguasai materi pembelajran yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik
Memotong dan Merekatkan (Cutting-Guing) dalam Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Paragraf Narasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara
Kabupaten Takalar”.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan yang
akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Guru masih kurang persiapan dalam mengajar, seperti pemilihan materi,
teknik pembelajaran, ataupun menciptakan iklim pembelajaran.
2. Siswa masih sulit mengganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung dengan ejaan yang benar.
3. Siswa masih sulit merangkai dan menempatkan kalimat yang sudah diproses
dengan tepat.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian ini.
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara
Kabupaten Takalar pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks
wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol
dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?
2. Bagaimana perbedaan nilai antara kelompok eksperimen dalam mengubah
teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol
6
dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dalam
penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
1. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong
Utara Kabupaten Takalar pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks
wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol
dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?
2. Untuk mengetahui perbedaan nilai antara kelompok eksperimen dalam
mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada
kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf
narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?
E. Manfaat Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian, maka terdapat beberapa manfaat praktis
dalam penelitian ini yang dapat diterima oleh guru, siswa, calon peneliti, dan
pembaca umum. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
7
1. Hasil penelitian dapat menjadi alat untuk mengungkap manfaat dari
pebelajaran aktif.
2. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi guru dalam menentukan metode
yang tepat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
3. Hasil penelitian dapat menjadi materi pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya pada keterampilan menulis.
4. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam
menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan menarik.
5. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
6. Hasil penelitian dapat langsung dimengerti dan dipraktikkan oleh pembaca
dalam proses pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Keberhasilan penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-
gluing) telah dibuktikan oleh beberapa peneliti terdahulu, Rosida (2010) dalam
penelitiannya yang berjudul “Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan
(cutting-gluing) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel” menyimpulkan
bahwa penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat
meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic
School selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, Anggraeni (2009)
dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan Teknik Cutting-Gluing dalam
Pembelajaran Menulis Resensi Cerpen (Kuasi Eksperimen pasa siswa XI SMA
Negeri 11 Bandung Tahun ajaran 2008/2009) pun mengaku berhasil dan
menyarankan para guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ini dalam
pembelajaran menulis di sekolah.
2. Paragraf Narasi
Pembahasan mengenai paragraf narasi dapat difokuskan pada dua hal
yaitu paragraf dan narasi yang dirincikan sebagai berikut:
9
a. Paragraf
Paragraf adalah gabungan dari beberapa kalimat yang saling terkait dan
padu serta mengembangkan satu ide pokok pikiran. Adapun hal-hal yang
diuraikan mengenai paragraf adalah sebagi berikut:
1) Syarat-syarat paragraf.
Menurut Rahim (2009:163-164), paragraf yang baik memiliki dua
ketentuan, yaitu: (a) kesatuan paragraf, sebuah paragraf terdapat satu pokok
pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata
secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok
paragraf; (b) kepaduan paragraf, dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara
logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan
yang logis akan terlihat pada susunan kalimat-kalimat dalam paragraf. Paragraf
sebaiknya tidak menggunakan kalimat-kalimat yang sumbang atau kalimat yang
keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
2) Jenis-jenis Paragraf
Paragraf menurut jenisnya dapat dibagi dalam lima jenis yaitu sebagai
berikut:
a) Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sebuah objek
dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat objek yang
digambarkan. Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu hal dengan kata-
kata secara jelas dan terperinci.
10
b) Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang memaparkan sejumlah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi
dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
c) Paragraf narasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri
kejadian tersebut. Paragraf narasi memiliki tiga unsur utama sebagai
bahannya, yaitu adanya tokoh, kejadian dan adanya latar ruag dan waktu.
d) Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi,
mengimbau, membujuk, atau merayu pembaca, sehingga tergiurr atau
terpengaruh untuk mengikui keinginan penulis.
e) Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang mengemukakan alasan,
contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Tujuannya meyakinkan
pembaca sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap dan keyakinan
penulis.
b. Ciri-Ciri Paragraf Narasi
Setiap paragraf mempunyai ciri tertentu. Adapun ciri-ciri Paragraf narasi
menurut Semi (2003:31), yaitu:
1) Berupa cerita tentang pengalaman manusia.
2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau
kejadian yang benar-benar terjadi, dapat pula berupa semata-semata
imajinasi, atau gabungan keduanya.
3) Bedasarkan konflik. karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
11
4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainya bersifat sastra,
khususnya narasi berbentuk fiksi.
5) Menekankan susunan kronologis (catatan: deskripsi menekankan susunan
ruang).
6) Biasanya memiliki dialog.
Paragraf narasi bisa berisi fakta bisa pula berisi fiksi atau rekaan yang
direka atau dikhayalkan oleh pengarangnya. Narasi yang berisi fakta adalah
biografi, otobiografi, kisah sejati, dan lain-lain. Sedangakan narasi yang berisi
fiksi seperti novel, cerpen, dan cerita bergambar (Marahami, 2005:96). Selain dari
itu, Semi (2003:32) juga mengatakan bahwa narasi dibagi atas dua jenis, yaitu
narasi informatif yang sering disebut pula narasi ekspositoris, yang pada dasarnya
berkencenderungan sebagai bentuk ekposisi yang berkecenderungan memaparkan
informasi dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan. Kedua
narasi artistik, narasi ini umumnya berupa cerpen atau novel.
Menurut Keraf (1987:133-139), narasi ekpositoris dan narasi sugestis
memiliki ciri-ciri yang berbeda.
1) Narasi ekspositoris memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memperluas pengetahuan;
b. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian;
c. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional;
dan
d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa informatif dengan menitik
beratkan pada penggunaan kata-kata denotatif.
2) Sedangkan narasi sugestis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat;
b. Menimbulkan daya khayal;
c. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan
makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar; dan
12
d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa figuratif dengan menitik
beratkan pada penggunaan kata-kata konotatif.
Berdasarkan kutipan di atas, tujuan narasi ekspositoris adalah untuk
memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah
luas. Sedangakan narasi sugestis menyampaikan suatu makna kepada pembaca
melalui daya khayal yang dimilikinya, sehingga dapat menimbulkan daya tarik
bagi pembaca dari daya khayal yang dikembangkan oleh pengarangnya. Jadi, jelas
bahwa antara narasi ekspositoris dan narasi sugestis terdapat perbedaan tujuan
pengarang dalam menarasikan suatu kejadian atau peristiwa.
c. Pola Pengembangan Narasi
Menurut Semi (2003:30), tulisan narasi biasanya mempuyai pola. Pola
sederhana berupa awal peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir peristiwa. Awal
narasi biasanya berisi pengantar, yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Dengan kata
lain, bagian ini mempunyai fungsi khusus untuk memancing pembaca dan
mengiring pembaca pada kondisi ingin tahu kejadian selanjutnya.
Bagian tengah merupakan bagian yang menjelaskan secara panjang lebar
tentang peristiwa. Di bagian ini, penulis memunculkan suatu konflik. Kemudian,
konflik tersebut diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan
mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Bagian terakhir
ini konfliknya mulai menuju ke arah tertentu.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-
macam. Ada bagian diceritakan dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang
13
berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk
menebaknya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
tulisan dengan teknik narasi dilakukan dengan mengemukakan rangkaian
peristiwa yang terjadi secara kronologis. Dalam karangan ini, bagian-bagian
karangan disajikan sesuai dengan kejadian dalam waktu tertentu. Bagian pertama
menyajikan kejadian satu, kemudian disusul dengan kejadian kedua, menyajikan
bagian kedua dan seterusnya. Teknik pengembangan narasi diidentikkan dengan
penceritaan (storitelling), karena teknik ini biasanya selalu digunakan untuk
menyampaikan sesuatu cerita.
3. Wawancara
a. Pengertian Wawancara
Menurut Agus (2007:1), wawancara merupakan suatu bentuk kegiatan
berbahasa lisan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk
memperoleh kebenaran informasi.
Dalam komunikasi, wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam wawancara pihak-pihak yang
diwawancarai dan yang mewawancarai terlibat dalam proses kontak dan
pertukaran informasi. Pihak yang diwawancarai adalah orang yang dari padanya
digali informasi. Pihak yang mewawancarai adalah orang yang ingin
mendapatkan informasi. Selama wawancara, pihak yang diwawancarai dan
14
mewawancarai terlibat percakapan dengan saling berbicara, mendengar, dan
menjawab.
Pembicaraan dalam wawancara mempunyai tujuan yang lebih jauh
daripada percakapan biasa karena mempunyai makna yang melebihi maksud
percakapan biasa. Karena itu, pembicaraan mengikuti struktur tertentu.
Pembicaraan itu bolak-balik antara orang yang mewawancarai dan yang
diwawancarai, pertanyaan diajukan dan dijawab secara bergantian dengan maksud
menggali topik yang disepakati untuk dibahas guna mencapai tujuan yang
direncanakan untuk wawancara itu.
b. Teks Wawancara
Menurut Agus (2007:21), teks wawancara merupakan bentuk penyajian
informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dan narasumber. Untuk
menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain,
teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi.
c. Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi
Adapun langkah-langkah mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi menurut Agus (2007:3), yaitu:
1. Bacalah teks wawancara dengan cermat.
2. Catatlah pokok-pokok isi wawancara.
3. Buatlah pengantar ke arah isi wawancara.
4. Narasikan isi wawancara dengan mengembangkan pokok-pokok isi
wawancara.
15
5. Lengkapilah narasi dengan bagian penutup.
4. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing)
Dalam Quantum Reading mengatakan bahwa teknik cutting-gluing
adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara memotong dan
merekatkan potongan-potongan materi yang menarik perhatian kita. Teknik
memotong dan merekatkan ini merupakan teknik yang paling mudah dan
sederhana dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, yang
sekaligus merupakan teknik berlatih menulis yang paling elementer. Teknik
cutting-gluing ini dapat memberikan peluang yang sangat besar bagi seseorang
untuk berlatih menulis dengan bahasa orang lain, Herwono (2003:190).
Teknik memotong (cutting) ini dilakukan dengan cara memotong
(memberi tanda, seperti garis bawah) beberapa kata atau kalimat yang menjadi
pokok isi wawancara, setelah itu disusunlah beberapa kata atau kalimat yang
sudah dipotong dengan urutan yang baik, kemudian mengubah beberapa kalimat
langsung yang telah dipotong menjadi kalimat tak langsung. Setelah merasa
cukup mengumpulkan potongan-potongan teks wawancara, dilanjutkan dengan
proses merekatkan (gluing), yaitu menempelkan (dengan cara menuliskan kembali
beberapa kalimat tak langsung), dan mengembangkan gabungan kalimat yang
telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan agar
tercipta sebuah paragraf narasi yang baik.
Adapun langkah-langkah teknik memotong dan merekatkan (Cutting-
Gluing), yaitu :
1. Membaca teks wawancara
16
Siswa membaca teks wawancara yang diberikan oleh guru secara cermat dan
dapat memahami isi wawancara dengan baik.
2. Memotong (Cutting)
Langkah yang kedua yaitu menandai atau menggaris bawahi beberapa kata
atau kalimat yang menjadi pokok isi wawancara, kemudian menyusunnya ke
dalam beberapa kata atau kalimat yang sudah dipotong dengan urutan yang
baik lalu mengubah beberapa kalimat langsung yang telah dipotong menjadi
kalimat tak langsung.
3. Merekatkan (Gluing)
Langkah terakhir yaitu merekatkan atau menuliskan kembali beberapa
kalimat tak langsung, kemudian mengembangkan gabungan kalimat yang
telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan
agar tercipta sebuah paragraf narasi yang baik.
B. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang
mencakup keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan
menulis. Keempat keterampilan tersebut akan tercapai dengan baik jika
dilaksanakan secara terpadu dan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat.
Namun penelitian ini hanya akan membahas keterampilan menulis, khususnya
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
Sebagai gambaran tentang landasan berpikir dalam penelitian ini,
diuraikan bahwa kerangka pikir didasari oleh kenyataan bahwa pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi disekolah belum mencapai
17
hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi akan diberikan perlakuan penerapan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing), hal ini dilakukan untuk melihat
tingkat kemampuan siswa yang dalam pembelajarannya tersebut di terapkan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan juga pada siswa yang tidak
mendapatkan perlakuan teknik pembelajaran memotong dan merektkan (cutting-
gluing).
Teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) merupakan salah satu
teknik yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi. Melalui teknik ini, siswa dapat lebih mudah dalam
mengubah kalimat langsung yang ada dalam teks wawancara menjadi kalimat
tidak langsung untuk dapat dikembangkan dalam paragraf narasi. Untuk
mendapakan hasil yang baik, perlu diakukan penelitian secara mendalam agar apa
yang diharapkan dalam pembelajaran ini dapat tercapai dnegan baik. Simpulan
mengenai kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)
akan dilakukan melalui proses analisis lebih lanjut dari hasil perlakuan yang
dilakukan.
18
BAGAN KERANGKA PIKIR
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian (Arikunto, 2006:71). Merujuk pada rumusan masalah dan landasan
teori yang ada, maka jawaban sementara dari penelitian ini adalah “Terdapat
perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi pada siswa yang menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Paragraf Narasi
Teks Wawancara
Teknik Cuttint-Gluing Tanpa teknik Cutting-Gluing)
Proses
Kurikulum 2013
Analisis
Hasil
19
paragraf narasi pada siswa yang tidak menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing)”.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau
quasi experiment. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menilai suatu
perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap subjek/objek penelitian dengan
diterapkannya teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) untuk menguji
hipotesis.
Penelitian eksperimen ini disebut treatment dan diartikan sebagai bentuk
tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui
pengaruhnya dan sekaligus ingin menguji sampai seberapa besar tingkat
signifikansinya pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama
tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah True
Experimental Design dengan bentuk posstest control group design yaitu desain
yang terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak atau
random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak diberi
perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Adapun posstest
control group design yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
20
21
Tabel 3.1 Rancangan Tes Akhir dengan Sampel Acak
Kelompok Perlakuan Tes Akhir
E X1 Y1
K - Y2
(Djunaid, 2012:31)
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
Y1 : Tes awal akhir kelas eksperimen
Y2 : Tes akhir pada kelas kontrol
X1: Pemberian materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing).
C. Populasi dan Sampel
Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Galesong Utara
Kabupaten Takalar. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis,
tepatnya dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997:57).
22
Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah keseluruhan siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Adapun data dari keseluruhan
jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara
No. Kelas Jumlah Siswa
1. VII 1 20
2. VII 2 20
3. VII 3 21
4. VII 4 20
5. VII 5 22
6. VII 6 20
7. VII 7 20
8. VII 8 22
9. VII 9 20
10 VII 10 23
208
Uraian pada tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
dijadikan sebagai populasi penelitian terdiri dari 208 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 1997:57). Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan jenis
teknik Simple Random Sampling yang pengambilan sampelnya dilakukan secara
23
acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut
(Sugiyono, 2001:58).
Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII dengan
mengambil dua kelas sampel, yaitu kelas VII 1 dengan jumlah siswa 20 orang dan
kelas VII 4 dengan jumlah siswa 20 orang di SMP Negeri 1 Galesong Utara
Kabupaten Takalar. Kelas VII 1 berlaku sebagai kelompok eksperimen dan kelas
VII 4 berlaku sebagai kelompok kontrol. Kelas tersebut dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa kelas tersebut masih perlu untuk mendapatkan pembelajaran
bahasa Indonesia secara mendalam khususnya dalam meningkatkan keterampilan
menulis siswa melalui pembelajaran yang akan dilakukan.
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk menghindari beberapa penafsiran, maka di bawah ini peneliti
memberi beberapa defenisi operasional.
1. Paragraf narasi adalah paragraf yang ditulis dengan cara menceritakan suatu
hal secara runtut, yaitu paragraf yang mengisahkan isi teks wawancara yang
di dalamnya terdapat unsur pelaku, waktu dan tempat.
2. Teks wawancara merupakan bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab
antara pewawancara dan narasumber.
3. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) adalah teknik untuk
menyajikan isi teks wawancara dengan cara memotong beberapa kalimat
langsung yang menjadi pokok teks wawancara dan merekatkan kembali
potongan-potongan tersebut dalam bentuk kalimat tak langsung.
24
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap
tersebut adalah berikut ini.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Rincian dari tahap
persiapan adalah di bawah ini:
a) Menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam studi literatur.
b) Mengidentifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, perencanaan
pembelajaran, dan sebagainya.
c) Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk
penelitian.
d) Meminta izin untuk penelitian dengan memberikan surat izin dari fakultas ke
SMA Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar..
e) Menentukan populasi dan sampel.
f) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi kepada guru
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP Negeri 1 galesong
Utara.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Galesong Utara
dengan tahap sebagai berikut.
a) Peneliti mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.
b) Peneliti memberi perlakuan dengan rincian sebagai berikut:
25
(1) Teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) diterapkan pada kelas
eksperimen yaitu kelas VII 1.
(2) Tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)
pada kelas konrol yaitu kelas VII 4.
c) Peneliti melaksanakan tes akhir (posttest) terhadap sampel dengan soal dengan
soal yang sama pada kedua kelas dan dengan bobot yang sama. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian untuk
mendukung proses pengumpulan data dan mengukur tingkat keberhasilan
penelitian dalam hal proses. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi dan tes.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data dalam
peneitian ini. Lembar observas ini digunakan untuk mengetahui keefektifan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam penerapannya di kelompok
terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi yang di
eksperimenkan oleh peneliti. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti
adalah lembar observasi aktivitas siswa.
26
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek yang dinilai Pertemuan
I II III
1. Jumlah siswa yang hadir.
2. Siswa yang memperhatikan
pelajaran.
3. Siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran.
4. Siswa yang aktif bertanya.
5. Siswa yang menyampaikan
pendapatnya tentang
kesulitan-kesulitan yang
ditemui dalam menarasikan
teks wawancara.
6. Siswa yang melakukan
aktifitas negatif pada proses
pembelajaran (sering keluar
kelas, mengganggu teman,
ribut, dll)
2. Tes
Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang penting dalam
penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis,
yang terdiri dari tes akhir. Tes akhir diberikan kepada siswa setelah mendapatkan
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, baik pada
kelompok kesperimen kleas VII 1 maupun pada kelompok kontrol kelas VII 4.
27
Tabel 3.4 Alat Tes Penelitian
1. Memahami teks wawancara
2. Narasikanlah teks wawancara di bawah ini !
TEKS WAWANCARA
Fitri :“Selamat pagi, Sari!”
(Siswa) Tini :“Selamat pagi Mbak Ani!”
Fitri :”Bagaimana perasaan kamu sekarang sudah menjadi anak
SMP?”
(Siswa) Tini :”Perasaan saya tentunya sangat senang, karena selain
mendapatkan teman- teman baru dan guru-guru baru, gedung
sekolahnya juga sangat bagus.”
Fitri :”Mengapa kamu memilih sekolah di sini?”
(Siswa) Tini :”Ya karena sekolahnya saya suka, tempatnyapun dekat dari
rumah dan juga sekolah yang saya pilih ini menjadi sekolah
unggulan, jadi tidak salah saya memilih sekolah di sini.
Fitri :”Apa kamu yakin mampu meraih prestasi di sekolah ini?”
(Siswa) Tini :”Iya saya yakin.
Amir : “Baiklah, terima kasih atas waktunya.”
Tabel 3.5 Format Penilaian
No. Aspek Penilaian Bobot
Skor
Skor Skor
Maksimum 1 2 3 4
1. Kesesuaian narasi dengan teks
wawancara.
5 20
2. Ketepatan dalam mengubah
kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung.
5 20
3. Kelengkapan informasi dalam 5 20
28
narasi.
4. Ketetapan ejaan dan tanda
baca.
5 20
5. Kefektifan kalimat. 5 20
Jumlah 25
Keterangan skor :
1 : Kurang 3 : Baik
2 : Cukup 4 : Sangat baik
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknis tes dan nontes.
1. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif
atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah tes akhir (posttest).
Pertama, peneliti memberikan materi kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
Kemudian peneliti memberikan tes akhir kepada kedua kelompok setelah
kelompok eksperimen mendapat perlakuan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dan
kelompok kontrol mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi.
29
2. Teknik Nontes
Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan bentuk
observasi. Observasi dilakukan terhadap dua objek pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yaitu siswa, hal ini dilakukan untuk melihat secara faktual
sasaran teliti. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat semua
aktivitas siswa saat melaksanakan pembelajaran.
H. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Pengolahan Hasil Observasi
Kualifkasi nilai observer siswa menggunakan penelitian skala tempat
penelitian berlangsung. Kualifikasi kedua nilai observasi tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Kualifikasi Nilai Observasi Siswa
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 100 – 90 Baik Sekali
B 89 – 80 Baik
C 79 – 75 Cukup
D 74 – 60 Kurang
E <60 Kurang Sekali
(Standar penilaian SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar)
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
Pengolahan data hasil tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Statistik deksriptif
30
Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
presentase hasil belajar siswa yang diajar baik dengan menggunakan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) maupun dengan yang tidak
menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing). Pengolahan
data melalui statistik deskripsi sebagai berikut:
1) Membuat tabel-tabel data hasil tes akhir dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
2) Menentukan nilai rata-rata atau mean dari kelompok eksperiman dan
kelompok kontrol.
Mean skor (x)
x = ∑ 𝑓𝑥
𝑛
Keterangan :
x = Mean atau nilai rata-rata yang ingin dicari.
fx = Jumlah dari perkalian antara interval kelas atau jumlah nilai rata-rata
dengan frekuensi.
n = Banyaknya responden (Subana, 2005:63 )
3) Menentukan standar deviasi atau simpangan baku (S) dengan rumus :
S = √∑𝑓(𝑥−𝑥)²
𝑛−1
Keterangan:
S = Standar Deviasi
n = Banyaknya responden (Sudjono, 2006:158)
31
b. Statistik Inferensial
Sebelum menggunakan statistik inferensial untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunkaan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
data. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data yaitu dengan membuat
daftar frekuensi yang diharapkan.
1) Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z ꞊ Batas kelas - x
S
3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka
dari nilai Z-score.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).
5) Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:
(X2) ꞊ ∑
(fo-fe)²
fe
Keterangan :
𝑂𝑖= frekuensi observasi atau pengamatan
𝐸𝑖= frekuensi ekspektasi (harapan)
32
6) Membandingkan X2hitung dengan X
2tabel (Riduwan, 2010:189-191)
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan terhadap kedua kelompok objek
penelitian atas hasil tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah
pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Menentukan nilai varian (S2) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Mencari nilai thitung dengan rumus:
thitung ꞊ Xa+Xb
√(𝑆𝑎
2
𝑛𝑎)+(
𝑆𝑏2
𝑛𝑏)
Keterangan :
Xa : Nilai mean kelompok pertama
Xb : Nilai mean kelompok kedua
S2a : Nilai Varian kelompok pertama
S2b : Nilai varian kelompok kedua
c. Mencari nilai ttabel dengan ketentuan:
Taraf signifikan ∝ ꞊ 0,05, db ꞊ n1 + n2 – 2
Kriteria pengujian:
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan jika thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.
d. Membandingkan thitung dengan ttabel.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang hasil penelitian yang menunjukkan
perbedaan hasil belajar mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
metode memotong dan merekatkan (cuting-gluing) dan tanpa metode memotong
dan merekatkan (cutting-gluing) pada kelas kontrol. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil dua sampel kelas yaitu kelas VII 1 sebagai kelompok eksperimen dan
kelas VII 4 sebagai kelompok kontrol. Adapun yang dianalisis yaitu perbedaan
skor hasil belajar pada siswa kelas secara deskriptif. Data hasil penelitian yang
diperoleh adalah skor hasil belajar siswa pada kelompok kesperimen kelas VII 1
dan kelompok kontrol kelas VII 4.
Hasil dan pembahasan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian ini
diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Belajar Siwa Kelompok Eksperimen Kelas VII 1 dan
Kelompok Kontrol Kelas VII 4.
a. Data Observasi
Hasil pengamatan melalui lembar observasi terhadap tingkat aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat digambarkan pada tabel 4.1
untuk kelompok eksperimen kelas VII 1 dan tabel 4.2 untuk kelompok kontrol
kelas VII 4.
33
34
Tabel 4.1 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks
Wawancara Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok
Eksperimen Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Galesong Utara.
No. Aspek yang dinilai Pertemuan Rata-rata Persentase
(%) I II III
1. Jumlah siswa yang hadir. 19 20 20 19,6 98
2. Siswa yang memerhatikan
pelajaran.
16 18 19 17,6 88
3. Siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran.
16 18 20 18 90
4. Siswa yang aktif bertanya. 6 6 8 6,67 33,35
5. Siswa yang menyampaikan
pendapatnya tentang
kesulitan-kesulitan yang
ditemui dalam menarasikan
teks wawancara.
8 10 10 9,33 46,65
6. Siswa yang melakukan
aktifitas negatif pada proses
pembelajaran (sering keluar
kelas, mengganggu teman,
ribut, dll)
5 3 2 3,33 16,65
Keterangan pada tabel 4.1 di peroleh bahwa dari 20 siswa yang hadir
dikelas VII 1 SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar pada kelompok
eksperimen kelas VII 1 menunjukkan bahwa siswa yang hadir pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung sebanyak 98%, siswa yang memerhatikan pelajaran
sebanyak 88%, siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 90%, siswa yang aktif
35
bertanya 33,35%, siswa yang menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-
kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara 46,65%, Siswa yang
melakukan aktifitas negatif pada proses pembelajaran (sering keluar kelas,
mengganggu teman, ribut, dan lain lain) sebanyak 16,65%.
Tabel 4.2 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks
Wawancara Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Kontrol
Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 1 Galesong Utara.
No. Aspek yang dinilai Pertemuan Rata-rata Persentase
(%) I II III
1. Jumlah siswa yang hadir. 19 19 20 19,33 96,65
2. Siswa yang memerhatikan
pelajaran.
16 18 19 17,67 88,35
3. Siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran.
15 17 20 17,33 86,65
4. Siswa yang aktif bertanya. 4 5 8 5,67 28,35
5. Siswa yang menyampaikan
pendapatnya tentang
kesulitan-kesulitan yang
ditemui dalam menarasikan
teks wawancara.
7 9 10 8,67 43,35
6. Siswa yang melakukan
aktifitas negatif pada proses
pembelajaran (sering keluar
kelas, mengganggu teman,
ribut, dll)
6 4 2 4 20
36
Keterangan pada tabel 4.2 di peroleh bahwa dari 20 siswa yang hadir
dikelas VII 4 SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar pada kelompok
kontrol kelas VII 4 menunjukkan bahwa siswa yang hadir pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung sebanyak 96,65%, siswa yang memerhatikan pelajaran
sebanyak 88,35%, siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 86,65%, siswa
yang aktif bertanya 28,35%, siswa yang menyampaikan pendapatnya tentang
kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara 43,35%,
Siswa yang melakukan aktifitas negatif pada proses pembelajaran (sering keluar
kelas, mengganggu teman, ribut, dan lain lain) sebanyak 20%.
b. Analisis Statistik Deskriptif
1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) pada kelas eksperimen digambarkan melalui analisis statistik
deskriptif. Analisis statistika deskriptif menggambarkan perolehan skor siswa
mulai yang tertinggi sampai yang terendah.
Dari data hasil posttest siswa kelas VII 1, tidak terdapat siswa pada
kategori sangat rendah dan kategori rendah, pada kategori sedang terdapat 4 orang
siswa, kategori tinggi terdapat 6 orang siswa, dan pada kategori sangat tinggi
terdapat 10 orang siswa. Gambaran hasil posttest kelompok eksperimen kelas VII
1 disajikan pada tabel berikut.
37
Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerapkan Teknik Memotong
dan Merekatkan (Cutting-Gluing)
No Interval Nilai Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)
1. 0 – 39 Sangat rendah - -
2. 40 – 69 Rendah - -
3. 70 – 79 Sedang 4 20
4. 80 – 89 Tinggi 6 30
5. 90 – 100 Sangat Tinggi 10 50
Berdasarkan tabel 4.3 hasil dari kategorisasi pada pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) menunjukkan bahwa tidak
seorangpun siswa yang memeroleh kategori sangat rendah dan kategori rendah.
Untuk pembelajaran pada kelompok eksperimen kelas VII 1, siswa yang berada
pada kategori sedang diperoleh 4 orang siswa (20%), kategori tinggi diperoleh 6
orang siswa (30%), dan kategori sangat tinggi terdapat 10 orang siswa (50%).
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen kelas VII 1 berada pada kategori sangat tinggi.
Hasil analisis statistik deskriptif dalam pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan
Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing).
38
Statistik Nilai Statistik
Skor tertinggi
Skor terendah
Rata-rata (mean)
Standar deviasi
Derajat kebebasan
100
70
86,5
9,79
2
Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa dari 20 orang siswa
pada kelompok eksperimen kelas VII 1 yang dijadikan sebagai sampel penelitian,
pada umumnya memiliki tingkat hasil belajar yang cenderung tinggi. Skor
tertinggi yaitu 100 dan skor terendah yaitu 70 yang berada pada nilai rata-rata
siswa 86,5 dan nilai standar deviasi 9,79 dengan derajat kebebasan 2. Perolehan
nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa tingkat hasil belajar siswa cenderung
tinggi.
Mengenai kriteria ketuntasan hasil belajar, maka hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), dikelompokan ke
dalam dua kategori sehingga diperoleh skor frekuensi dan persentase yng
ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing).
39
No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 70 Tidak Tuntas - -
2. ≥ 70 Tuntas 20 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memiliki
tingkat kemampuan yang cukup signifikan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) pada kelas kontrol digambarkan melalui analisis statistik
deskriptif. Analisis statistik deskriptif menggambarkan perolehan skor siswa
mulai yang tertinggi sampai yang terendah.
Dari data hasil posttest siswa kelas VII 4, tidak terdapat siswa pada
kategori sangat rendah dan kategori sangat inggi, pada kategori rendah terdapat 7
orang siswa, kategori sedang terdapat 8 orang siswa, dan pada kategori tinggi
terdapat 5 orang siswa. Gambaran hasil posttest kelompok kontrol kelas VII 1
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Paragraf Narasi tanpa Menerapkan Teknik Memotong
dan Merekatkan (Cutting-Gluing)
40
No Interval Nilai Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)
1. 0 – 39 Sangat rendah - -
2. 40 – 69 Rendah 3 15
3. 70 – 79 Sedang 7 35
4. 80 – 89 Tinggi 10 50
5. 90 – 100 Sangat Tinggi - -
Berdasarkan tabel 4.6 hasil dari kategorisasi pada pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) menunjukkan bahwa tidak
seorangpun siswa yang memeroleh kategori sangat rendah dan kategori sangat
tinggi. Untuk pembelajaran pada kelompok kontrol kelas VII 4, siswa yang berada
pada kategori rendah diperoleh 3 orang siswa (15%), kategori sedang diperoleh 7
orang siswa (35%), dan kategori tinggi diperoleh 10 orang siswa (50%).
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada
kelompok kontrol kelas VII 4 berada pada kategori tinggi.
Hasil analisis statistik deskriptif dalam pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan
Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing).
Statistik Nilai Statistik
Skor tertinggi
Skor terendah
90
60
41
Rata-rata (mean)
Standar deviasi
Derajat kebebasan
78,7
10,32
2
Berdasarkan tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa dari 20 orang siswa
pada kelompok kontrol kelas VII 4 yang dijadikan sebagai sampel penelitian,
terlihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 dan skor terendah
yaitu 60 yang berada pada nilai rata-rata siswa 78,7 dan nilai standar deviasi 10,32
dengan derajat kebebasan 2.
Mengenai kriteria ketuntasan hasil belajar, maka hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), dikelompokan ke
dalam dua kategori sehingga diperoleh skor frekuensi dan persentase yang
ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing).
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 70 Tidak Tuntas 3 -
2. ≥ 70 Tuntas 17 85
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memiliki tingkat
42
kemampuan yang tidak begitu signifikan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
c. Analisis Statistika Inferensial
Untuk mengetahui perbedaan penerapan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi pada kelompok eksperimen kelas VII 1 dan kelompok kontrol kelas VII 4,
maka data yang diperoleh dari kedua kelas dianalisis dengan analisis statistik
inferensial. Anailisis statistik inferensial dilakukan dengan cara perhitungan
manual sesuai dengan rumus dan langkah-langkah yang telah ditentukan. Hasil
analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya.
1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1.
Uji normalitas dlakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
Sehingga didapat 69,5 ; 75,5 ; 81,5 ; 87,5 ; 91,5 ; 97,5 ; 105,5.
- Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z ꞊ Batas kelas - x
S
Diketahui: x ꞊ 86,5 S ꞊ 9,79
Z1 ꞊ 69,5-86,5
9,79 ꞊ -1,73 Z5 ꞊
91,5-86,5
9,79 ꞊ 0,51
Z2 ꞊ 75,5-86,5
9,79 ꞊ -1,12 Z6 ꞊
97,5-86,5
9,79 ꞊ 1,12
43
Z3 ꞊ 81,5-86,5
9,79 ꞊ -0,51 Z7 ꞊
105,5-86,5
9,79 ꞊ 1,91
Z4 ꞊ 87,5-86,5
9,79 ꞊ 0,10
- Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka
dari nilai Z-score, sehingga didapat 0,4582 ; 0,3686 ; 0,1950 ; 0,0398 ; 0,1950
; 0,3686; 0,4719.
- Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).
0,4582 – 0,3686 ꞊ 0,0896 × 20 ꞊ 1,79
0,3686 – 0,1950꞊ 0,1736 × 20 ꞊ 3,47
0,1950 – 0,0398 ꞊ 0,1552 × 20 ꞊ 3,10
0,0398 – 0,1950 ꞊ 0,1552 × 20 ꞊ 3,10
0,1950 – 0,3686 ꞊ 0,1736 × 20 ꞊ 3,47
0,3686 – 0,4719 ꞊ 0,1033 × 20 ꞊ 2,07
Tabel 4.9 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk
Variabel X Kelompok Eksperimen.
No. Batas
Kelas
Z Luas
0 – Z
Luas Tiap Kelas
Interval
fe fo
1. 69,5 -1,73 0,4582 0,0896 1,79 4
2. 75,5 -1,12 0,3686 0,1736 3,47 2
44
3. 81,5 -0,51 0,1950 0,1552 3,10 4
4. 87,5 0.10 0,0398 0,1552 3,10 5
5. 91,5 0,51 0,1950 0,1736 3,47 3
6. 97,5 1,12 0,3686 0,1033 2,07 2
7. 105,5 1,91 0,4719
- Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:
(X2) ꞊ ∑
(fo-fe)²
fe
X2
꞊ ∑(4-1,79)²
1,79 + ∑
(2-3,47)²
3,47 + ∑
(4-3,10)²
3,10 + ∑
(5-3,10)²
3,10 + ∑
(3-3,47)²
3,47 +
∑(2-2,07)²
2,07
꞊ 2,73 + 0,62 + 0,26 + 1,16 + 0,06 + 0,002 ꞊ 4,832
- Membandingkan X2hitung dengan X
2tabel.
db ꞊ k – 3 ꞊ 2 dan ∝ ꞊ 0,005 didapat X2tabel ꞊ 5,991
Kaidah keputusan:
Jika X2hitung ≥ X
2tabel, maka distribusi data tidak normal.
Jika X2hitung ≤ X
2tabel, maka distribusi data normal.
Ternyata X2hitung ≤ X
2tabel, atau 4,832 ≤ 5,991 maka distribusi data normal.
2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4.
Uji normaitas dilakukan dengan langkah-langkah sebgai berikut:
- Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
Sehingga didapat 59,5 ; 64,5 ; 69,5 ; 74,5 ; 79,5 ; 84,5 ; 89,5.
45
- Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z ꞊ Batas kelas - x
S
Diketahui: x ꞊ 78,7 S ꞊ 10,32
Z1 ꞊ 59,5-78,7
10,32 ꞊ -1,86 Z5 ꞊
79,5 – 78,7
10,35 ꞊ 0,07
Z2 ꞊ 64,5-78,7
10,32 ꞊ -1,37 Z6 ꞊
84,5-78,7
10,32 ꞊ 0,56
Z3 ꞊ 69,5-78,7
10,32 ꞊ -0,89 Z7 ꞊
85,5-78,7
10,32 ꞊ 0,65
Z4 ꞊74,5-78,7
10,32 ꞊ -0,40
- Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka
dari nilai Z-score, sehingga didapat 0,4686 ; 0,4147 ; 0,3133 ; 0,1554 ;
0,0279; 0,2123 ; 0,3790.
- Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).
0,4686 – 0,4147 ꞊ 0,0539 × 20 ꞊ 1,08
0,4147 – 0,3133 ꞊ 0,1014 × 20 ꞊ 2,03
0,3133 – 0,1554 ꞊ 0,1579 × 20 ꞊ 3,16
0,1554 – 0,0279 ꞊ 0,1275 × 20 ꞊ 2,55
0,0279 – 0,2123 ꞊ 0,1844 × 20 ꞊ 3,67
46
0,2123 – 0,4066 ꞊ 0,1943 × 20 ꞊ 3,88
Tabel 4.10 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo)
untuk Variabel X Kelompok kontrol.
No. Batas
Kelas
Z Luas
0 – Z
Luas Tiap Kelas
Interval
fe fo
1. 59,5 -1,86 0,4686 0,0539 1,08 3
2. 64,5 -1,37 0,4147 0,1014 2,03 2
3. 69,5 -0,89 0,3137 0,1579 3,16 4
4. 74,5 -0,40 0,1554 0,1275 2,55 4
5. 79,5 0.07 0,0279 0,1844 3,67 3
6. 84,5 0,56 0,2123 0,1943 3,88 4
7. 89,5 0,65 0,4066
- Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:
(X2) ꞊ ∑
(fo-fe)²
fe
X2
꞊ ∑(3-1,08)²
1,08 + ∑
(2-2,03)²
2,03 + ∑
(4-3,16)²
3,16 + ∑
(4-2,55)²
2,55 + ∑
(3-3,67)²
3,67 +
∑(4-3,88)²
0,60
꞊ 3,41 + 0,00 + 0,22 + 0,82 + 0,12 + 0,00 ꞊ 4,57
- Membandingkan X2hitung dengan X
2tabel.
db ꞊ k – 3 ꞊ 2 dan ∝ ꞊ 0,05 didapat X2tabel ꞊ 5,991
Kaidah keputusan:
Jika X2hitung ≥ X
2tabel, maka distribusi data tidak normal.
Jika X2hitung ≤ X
2tabel, maka distribusi data normal.
47
Ternyata X2hitung ≤ X
2tabel, atau 4,57 ≤ 5,991 maka distribusi data normal.
Setelah melakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat sebelum
melakukan uji hipotesis (t), dan data yang diperoleh memenuhi syarat untuk
melakukan uji t. Maka selanjutnya akan dilakukan uji t untuk menjawab hipotesis
yang telah disusun sebelumnya.
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan
nilai yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi pada siswa yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi pada siswa yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing)”. Uji hipotesis yang digunakan adalah teknik uji t independen
sampel t test. Adapun langkah-langkah untuk pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
(1) Menentukan nilai varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
(i) Kelompok eksperimen
S2 ꞊ 9,79 ꞊ 95,84
(ii) Kelompok kontrol
S2 ꞊ 10,32 ꞊ 106,50
(2) Mencari nilai thitung dengan rumus:
thitung ꞊ Xa + Xb
√(Sa
2
na)+(
Sb2
nb)
꞊ 86,5 - 78,7
√(95,84
20)+(
106,50
20)
꞊ 7,8
√(4,79)+(5,32) ꞊
7,8
√10,11 ꞊
7,8
3,18 ꞊ 2,45
48
(3) Mencari nilai ttabel dengan ketentuan:
Taraf signifikan ∝ ꞊ 0,05, db ꞊ n1 + n2 – 2 ꞊ 20 + 20 – 2 ꞊ 38.
Maka diperoleh nilai ttabel ꞊ 1,6859.
Kriteria pengujian:
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan jika thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.
(4) Membandingkan thitung dengan ttabel.
Ternyata thitung ≥ ttabel, atau 2,45 ≥ 1,6859, maka Ha diterima.
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan temuan yang diperoleh dari hasil analisis
data penelitian tentang penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-
gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil
analisis data kedua sampel penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelompok eksperimen
kelas VII 1 dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menerapkann teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai
rata-rata 86,5. Sedangkan kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5
dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata
73,25.
Dari data di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan
antara kedua sampel penelitian. Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran
49
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada kelompok eksperimen, tampak
semua siswa sangat antusias dan sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Herwono (2003:190) dalam Quantum
Reading bahwa teknik cutting-gluing adalah teknik pembelajaran yang dilakukan
dengan cara memotong dan merekatkan potongan-potongan materi yang menarik
perhatian kita. Dalam pembelajaran ini siswa dituntun untuk mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik cutting-gluing
yang dapat mempermudah siswa dalam menyusun paragraf narasi sesuai dengan
urutan waktu dalam teks wawancara, selain itu siswa juga diarahkan dalam
mengubah kalimat langsung yang ada dalam teks wawancara menjadi kalimat
tidak langsung yang akan dituangkan ke dalam paragraf narasi, dan teknik cutting-
gluing ini dapat memberikan peluang yang sangat besar bagi seorang siswa untuk
berlatih menulis dengan bahasa orang lain.
Berbeda halnya dengan fenomena yang terjadi dalam pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing). Pada kelompok kontrol siswa terlihat
jenuh karena proses pembelajaran didominasi oleh guru saja, sehingga
memengaruhi hasil belajarnya. Peran guru sangat dominan karena harus
mengelolah kelas agar tetap tenang dan memerhatikan penjelasan guru mengenai
cara mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi hingga akhirnya siswa
diberikan tugas untuk mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Pada
pembelajaran ini terihat siswa masih kesulitan dalam mengubah kalimat langsung
50
menjadi kalimat tidak langsung dan juga isi paragraf tidak sesuai dengan urutan
waktu teks wawancara yang diberikan.
Penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi ternyata cukup
memberikan dampak yang positif pada proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sampel yang menerapkan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memeroleh nilai yang lebih tinggi
dari pada sampel yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Oleh
karena itu, sebaiknya pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi dilaksanakan dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-luing), agar siswa menjadi tertarik dan mampu memahami dengan baik
materi yang diberikan.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka
disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan siswa kelompok eksperimen kelas VII 1 dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkann teknik memotong
dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata 86,5. Sedangkan
kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5 dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata 78,7. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-
gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi efektif
diterapkan di dalam kelas.
2. Berdasarkan hasil uji signifikan diperoleh thitung sebesar 2,45. Hal ini
dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statisika dengan uji t pada taraf
signifikan ∝ ꞊ 0,05, yaitu diperoleh thitung sebesar 2,45 dan ttabel sebesar 1,6859
dengan perbandingan thitung ≥ ttabel yaitu 2,45 ≥ 1,6859. Karena nilai thitung ≥
ttabel maka maka Ha (terdapat perbedaan yang signifikan) diterima dan Ho
(tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan) ditolak.
51
52
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
perlu diuraikan beberapa saran berikut ini.
1. Berdasarkan hasil penelitian, teknik memotong dan merekatkan (cuting-
gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, teknik
pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
dalam proses belajar mengajar di kelas.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain guna meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
Jika peneliti lanjutan ingin menggunakan teknik pembelajaran ini hendaknya
mencoba materi lain yang dianggap sesuai demi keefektifan penggunaan
teknik pembelajaran ini.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Deporter, Robbi. 2009. Quantum Writer. Bandung: Kaifa.
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.
Yogyakarta : Kanisius, (online), (http://www.galeripust
aka.com/2013/03/defenisi-struktur-dan-manfaat wawancara.html, diakses
22 April 2014).
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herwono. 2003. Quantum Reading. Cetakan ke-5. Bandung: MLC
Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Mahmud, Saifuddin. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Banda Aceh: Dinas Pendidikan NAD dan Universitas Syiah
Kuala.
Marahami, Ismail. 2005. Menulis Secara Populer. Cetakan Kelima. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Munirah. 2007. Dasar Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP Unismuh
Makassar.
Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertip dan Sistematis. Jakarta: Erlangga.
Purwo, Bambang Kaswati. 1990. Pragmatik dalam pengajaran Bahasa.
Yogyakarata Karnisius.
54
Rahim, Yusuf. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Melalui
Penggunaan Metode Image Streaming pada Murid Kelas IV SD Negeri
29 Cambaga Loe Kabupaten Bantaeng. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar: Unismuh.
Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sugiono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17.
Bandung: Alfabeta.
Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Syafie’ie, Imam. 1988, Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis. Bandung: Percetakan Angkasa.
Warsinto Elwin. 2011. Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi
Berdasarkan Teks Wawancara Pada Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 3
Bontobahari Kab.Bulukumba. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Karnisius.
Zain, Aswan dan Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
58
DAFTAR HADIR SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII 1/1
No. Nama Siswa Pertemuan Ket.
I II III
1. Musdalifah
2. Fahri Maulana Sabirin
3. Juslia
4. Nirwana
5. Aslam Alamsyah
6. Alna Tenri Rijal M
7. Hasan
8. Rahmianty
9. Aldi a
10. Suherni
11. Wahyuni
12. Syafa Tasya Ramadhani
13. Nurmala
14. Nuraidha
15. Tasnianti
16. Suharwan
17. Wijil
18. Ishak
19. Risna Rahma Dani
20. Muh. Ichsan
59
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII 5/1
No. Nama Siswa Pertemuan
Ket.
I II III
1. Reni Astuti Ashang
2. Awaluddin HR
3. Nirwana Rosita
4. Riska Aulia Ridwan
5. Risnawati
6. Sri Ratnasari
7. Karpila
8. Sunarti Hamid
9. Nur Harmawati Hamsah
10. Marwah
11. Muh. Rifaldy Azis
12. Rahmianti Syarif
13. Fitriani Basri
14. Jusmawati
15. Siska Amelia Rajab
16. Suharwan
17. Marzuki a a
18. Rismawati Siking
19. Bayu Sandi
20. Nurwahyui
60
NILAI POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
A. Nilai Hasil Posttest Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf
Narasi Pada Kelompok Eksperimen Siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1
Galesong Utara Kabupaten Takalar.
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Nilai
1 2 3 4 5
1. Musdalifah 20 20 20 20 15 95
2. Fahri Maulana Sabirin 20 20 15 15 15 85
3. Juslia 15 10 15 15 15 70
4. Nirwana 20 15 20 15 15 85
5. Aslam Alamsyah 15 15 20 15 15 80
6. Alna Tenri Rijal M 15 20 15 15 15 80
7. Hasan 20 10 15 15 15 75
8. Rahmianty 15 10 15 15 15 70
9. Aldi 20 20 20 15 15 90
10. Suherni 20 15 20 20 15 90
11. Wahyuni 20 20 15 15 15 85
12. Syafa Tasya Ramadhani 20 20 20 15 15 90
13. Nurmala 20 20 20 20 20 100
14. Nuraidha 20 20 20 15 15 90
15. Tasnianti 20 20 20 20 15 95
16. Suharwan 20 20 20 20 15 95
17. Wijil 20 20 15 15 15 85
18. Ishak 20 15 15 20 20 90
19. Risna Rahma Dani 20 20 20 20 20 100
20. Muh. Ichsan 20 15 10 15 15 75
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil posttest siswa kelas VII 1
SMP Negeri 1 Galesong Utara dengan menggunakan teknik memotong dan
61
merekatkan (cutting-gluing) terdapat tidak ada siswa pada kategori rendah dan
kategori sangat rendah, siswa yang berada pada kategori sedang diperoleh 4 orang
siswa (20%), kategori tinggi diperoleh 6 orang siswa (30%), dan kategori sangat
tinggi terdapat 10 orang siswa (50%). Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat
bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen kelas VII 1 berada pada
kategori sangat tinggi.
B. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
Kelas Interval F X Fx (x – x) (x – x)2
f(x – x)2
70 - 75 4 72,5 290 -14 196 784
76 - 81 2 78,5 151 -8 64 128
82 - 87 4 84,5 338 -2 4 16
88 - 93 5 90,5 452,5 4 16 80
94 - 99 3 96,5 289,5 10 100 300
100 - 105 2 102,5 205 16 256 512
n = 20 1730 1820
- Menghitung mean Mean ∑ x ꞊∑ fx
n꞊
1730
20꞊ 86,5
- Menentukan simpangan baku (standar deviasi):
S= √∑f(x−x)²
n−1 ꞊ √
1820
19 ꞊ √95,79 ꞊ 9,79
- Menentukan derajat kebebasan (db):
db ꞊ k – 3 ꞊ 5 – 3 ꞊ 2
62
NILAI POSTTEST KELOMPOK KONTROL
A. Nilai Hasil Posttest Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf
Narasi Pada Kelompok Kontrol Siswa kelas VII 4 SMP Negeri 1
Galesong Utara Kabupaten Takalar.
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Nilai
1 2 3 4 5
1. Reni Astuti Ashang 15 15 20 15 15 80
2. Awaluddin HR 20 15 15 15 15 80
3. Nirwana Rosita 20 10 15 15 15 75
4. Riska Aulia Ridwan 20 20 10 15 15 80
5. Risnawati 15 10 20 15 15 75
6. Sri Ratnasari 20 10 20 10 10 70
7. Karpila 20 15 20 15 15 85
8. Sunarti Hamid 20 20 15 15 15 70
9. Nur Harmawati Hamsah 20 15 20 10 10 75
10. Marwah 15 15 20 10 15 75
11. Muh. Rifaldy Azis 20 20 15 15 15 85
12. Rahmianti Syarif 20 20 20 15 15 90
13. Fitriani Basri 20 15 20 15 20 90
14. Jusmawati 20 10 20 10 15 70
15. Siska Amelia Rajab 15 5 10 15 15 60
16. Suharwan 15 10 15 10 15 65
17. Marzuki 10 15 15 15 10 65
18. Rismawati Siking 20 15 15 20 20 90
19. Bayu Sandi 20 15 20 15 20 90
20. Nurwahyuni 20 15 15 15 15 80
63
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil posttest siswa kelas VII 4
SMP Negeri 1 Galesong Utara tanpa menggunakan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) tidak seorangpun siswa yang memeroleh kategori
sangat rendah dan kategori sangat tinggi. Untuk pembelajaran pada kelompok
kontrol kelas VII 4, siswa yang berada pada kategori rendah diperoleh 3 orang
siswa (15%), kategori sedang diperoleh 7 orang siswa (35%), dan kategori tinggi
diperoleh 10 orang siswa (50%). Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat
bahwa hasil belajar siswa pada kelompok kontrol kelas VII 4 berada pada kategori
tinggi.
a) Analisis Statistik deksriptif
- Menentukan rentang kelas:
r ꞊ Skor tertinggi – skor terendah
꞊ 90 − 60 ꞊ 30
- Menentukan jumlah kelas:
k ꞊ 1 + 3,3 log n
꞊ 1 + 3,3 log 20
꞊ 1 + 3,3 (1,30)
꞊ 1 + 4,29 = 5,29 dibulatkan menjadi 5 atau 6
- Menentukan panjang kelas:
p ꞊ r
k ꞊
30
5 ꞊ 6
- Membuat daftar tabel distribusi frekuensi skor baku variabel X.
64
B. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
Kelas
Interval
f x fx (x – x) (x – x)2
f(x – x)2
60 – 65 3 62,5 187,5 -16,2 262,44 787,32
66 - 71 2 68,5 137 -10,2 104,4 208,8
72 - 77 4 74,5 298 -9,2 17,64 70,56
78 - 83 4 80,5 322 1,8 3,24 12,96
84 - 89 3 86,5 259,5 7,8 60,84 182,52
90 - 95 4 92,5 370 13,8 190,44 761,76
n = 20 1574 639 2023,92
- Menghitung mean ∑ x ꞊∑ fx
n꞊
1574
20꞊ 78,7
- Menentukan simpangan baku (standar deviasi):
S = √∑f(x-x)²
n-1 ꞊ √
2023,92
19 ꞊ √106,52 ꞊ 10,32
- Menentukan derajat kebebasan (db):
db ꞊ k – 3 ꞊ 5 – 3 ꞊ 2
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP )
Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 GALESONG UTARA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi pokok : Pemodelan Teks hasil Observasi
Tema : BAB I Cinta Lingkungan Hidup
Subtema : 1.1 Cinta Lingkungan
Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (3 x tatap muka)
A. KOMPETENSI INTI
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi,gotong royong).santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba mengolah, dan menyaji dalam konkrit (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan rana abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /
teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa
Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.
2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi
secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi.
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
66
Indikator:
1. Memahami teks wawancara sebagai hasil laporan observasi.
2. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk paragraf narasi.
4.1 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator :
1. Menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.
2. Menemukan makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil
observasi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana informasi tulisan.
2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa menghargai dan
mensyukuri keberadaan Bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulisan.
3. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan sikap
jujur, tanggung jawab, dan santun dengan menggunkan Bahasa Indonesia
dalam menyusun hasil observasi baik lisan maupun tulisan.
4. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menyususn paragraf
narasi dengan penuh tanggung jawab.
5. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menetukan ciri-ciri
bahasa teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.
6. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menjawab pertanyaan
tentang isi teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.
7. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menemukan makna
kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil observasi dengan penuh
tanggung jawab.
D. Materi Pembelajaran
Teks hasil observasi
Struktur teks hasil observasi
E. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.
3. Teknik : Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing)
67
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Teks hasil observasi
2. Alat
a. Laptop
3. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Wahana Pengetahuan Kemendikbud tahun 2013
b. LKS yang berisi materi pelajaran
c. Internet
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa merespon salam guru dan penyiapan kondisi kelas yang
optimal.
2. Dengan sikap religius siswa berdoa bersama sesuai dengan
keyakinan masing-masing.
3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa
4. Guru/siswa membacakan puisi bertema lingkungan hidup untuk
menarik minat siswa dalam pembelajaran.
5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Mengamati :
Dengan sikap santun dan peduli, siswa memahami keadaan
alam melalui sajian puisi, gambar, nyanyian dan atau
tayangan.
Dengan sikap santun dan peduli membaca teks hasil
observasi dengan cermat dan menjawab pertanyaan.
Menanya :
Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
mempertanyakan tentang teks hasil observasi ( struktur dan
ciri-ciri bahasa)
Mengumpulkan informasi
1. Dengan sikap santun dan peduli salah seorang siswa
membaca teks laporan hasil observasi.
2. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan struktur isi
teks hasil observasi.
68
3. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan ciri bahasa
teks hasil observasi.
Mengasosiasi
1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.
Mengomunikasikan
1. Dengan sikap tanggungjawab siswa melaporkan hasil
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
2. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan
santun.
3. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang dialami saat memahami mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi dengan menggunakan teknik cutting-
gluing.
4. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru
atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
isi teks hasil observasi
5. Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dengan sikap
peduli dan tanggung jawab.
2. Sisiwa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Dengan sikap religius siswa berdoa sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa.
4. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
69
b. Kegiatan Inti
1. Dengan sikap santun dan peduli siswa bertanya jawab tentang
hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks hasil observasi.
2. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa
membaca dan menentukan struktur teks hasil laporan observasi.
3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan
santun.
4. Dengan sikap tanggungjawab, peduli dan santun siswa mengisi
latihan berupa mencocokkan kalimat dan kata yang isinya
berkaitan dengan teks dan menjawab pertanyaan dengan memilih
salah satu jawaban yang sesuai dengan teks.
5. Dengan sikap santun dan percaya diri siswa bersama guru
membahas hasil latihan.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Guru memberikan PR untuk mencari contoh teks laporan hasil
observasi.
3. Penilaian Hasil Belajar
Format Penilaian
No. Aspek yang dinilai Bobot
Skor
Skor Skor
Maksimum 1 2 3 4
1. Kesesuaian narasi dengan
teks wawancara.
5 20
2. Ketepatan dalam mengubah
kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung.
5 20
3. Kelengkapan informasi dalam
narasi.
5 20
4. Ketetapan ejaan dan tanda
baca.
5 20
5. Kefektifan kalimat. 5 20
Jumlah 5 10
70
Keterangan skor :
1 : Kurang 3 : Baik
2 : Cukup 4 : Sangat baik
Mengetahui,
Guru Pamong
Hj. ROSMINI, S.Pd.
NIP 19590617 198003 2 001
Galesong Utara, Agustus 2014
Mahasiswa
FITRIANTI
NIM 10533 6498 10
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 GALESONG UTARA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi pokok : Pemodelan Teks hasil Observasi
Tema : BAB I Cinta Lingkungan Hidup
Subtema : 1.1 Cinta Lingkungan
Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (3 x tatap muka)
A. KOMPETENSI INTI
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi,gotong royong).santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba mengolah, dan menyaji dalam konkrit (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan rana abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /
teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa
Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.
2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi
secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi.
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
72
Indikator:
3. Memahami teks wawancara sebagai hasil laporan observasi.
4. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk paragraf narasi.
4.2 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator :
3. Menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.
4. Menemukan makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil
observasi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana informasi tulisan.
2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa menghargai dan
mensyukuri keberadaan Bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulisan.
3. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan sikap
jujur, tanggung jawab, dan santun dengan menggunkan Bahasa Indonesia
dalam menyusun hasil observasi baik lisan maupun tulisan.
4. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menyususn paragraf
narasi dengan penuh tanggung jawab.
5. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menetukan ciri-ciri
bahasa teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.
6. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menjawab pertanyaan
tentang isi teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.
7. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menemukan makna
kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil observasi dengan penuh
tanggung jawab.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Teks hasil observasi
Struktur teks hasil observasi
E. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.
3. Teknik : -
73
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Teks hasil observasi
2. Alat
b. Laptop
3. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Wahana Pengetahuan Kemendikbud tahun 2013
b. LKS yang berisi materi pelajaran
c. Internet
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa merespon salam guru dan penyiapan kondisi kelas yang
optimal.
2) Dengan sikap religius siswa berdoa bersama sesuai dengan
keyakinan masing-masing.
3) Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa
4) Guru/siswa membacakan puisi bertema lingkungan hidup untuk
menarik minat siswa dalam pembelajaran.
5) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Mengamati :
Dengan sikap santun dan peduli, siswa memahami keadaan
alam melalui sajian puisi, gambar, nyanyian dan atau
tayangan.
Dengan sikap santun dan peduli membaca teks hasil
observasi dengan cermat dan menjawab pertanyaan.
Menanya :
Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
mempertanyakan tentang teks hasil observasi ( struktur dan
ciri-ciri bahasa)
Mengumpulkan informasi
1. Dengan sikap santun dan peduli salah seorang siswa
membaca teks laporan hasil observasi.
74
2. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan struktur isi
teks hasil observasi.
3. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan ciri bahasa
teks hasil observasi.
Mengasosiasi
1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.
Mengomunikasikan
2. Dengan sikap tanggungjawab siswa melaporkan hasil
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan
santun.
4. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang dialami saat memahami mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi.
5. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru
atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
isi teks hasil observasi
6. Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dengan
sikap peduli dan tanggung jawab.
2. Sisiwa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Dengan sikap religius siswa berdoa sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa.
4. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
75
b. Kegiatan Inti
1. Dengan sikap santun dan peduli siswa bertanya jawab tentang
hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks hasil observasi.
2. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa
membaca dan menentukan struktur teks hasil laporan observasi.
3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan
santun.
4. Dengan sikap tanggungjawab, peduli dan santun siswa mengisi
latihan berupa mencocokkan kalimat dan kata yang isinya
berkaitan dengan teks dan menjawab pertanyaan dengan memilih
salah satu jawaban yang sesuai dengan teks.
5. Dengan sikap santun dan percaya diri siswa bersama guru
membahas hasil latihan.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Guru memberikan PR untuk mencari contoh teks laporan hasil
observasi.
G. Penilaian Hasil Belajar
Format Penilaian
No. Aspek yang dinilai Bobot
Skor
Skor Skor
Maksimum 1 2 3 4
1. Kesesuaian narasi dengan
teks wawancara.
5 20
2. Ketepatan dalam mengubah
kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung.
5 20
3. Kelengkapan informasi dalam
narasi.
5 20
4. Ketetapan ejaan dan tanda
baca.
5 20
5. Kefektifan kalimat. 5 20
Jumlah 5 10
76
Keterangan skor :
1 : Kurang 3 : Baik
2 : Cukup 4 : Sangat baik
Mengetahui,
Guru Pamong
Hj. ROSMINI, S.Pd.
NIP 19590617 198003 2 001
Galesong Utara, Agustus 2014
Mahasiswa
FITRIANTI
NIM 10533 6498 10
77
RIWAYAT HIDUP
Fitrianti. Dilahirkan di Makassar pada tanggal 21 November
1992, dari pasangan Ayahanda Irwan dan Ibunda Nirwana.
Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 1998 di SD Negeri
118 Inpres Bontolebang Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar dan tamat tahun 2004, tamat SMP tahun
2007 di SMP Negeri 1 Galesong Utara, dan tamat SMA tahun
2010 di SMA Negeri 1 Galesong Utara.
Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Insya Allah pada tahun 2014
akan menyelesaikan studi sekaligus menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.
Pd), diakhir studinya ia menyususn skripsi dengan judul: “Penerapan Teknik
Memotong dan Merekatkan dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Paragraf Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara”.