penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting

87
1 PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FITRIANTI 10533 06498 10 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA OKTOBER 2014

Transcript of penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting

1

PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING

GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI

PARAGRAF NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1

GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FITRIANTI

10533 06498 10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

OKTOBER 2014

2

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat

Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.

Kegagalan adalah batu loncatan untuk meraih kesuksesan.

Jadikanlah sabar sebagai keberanian terbesar.

Rasa takut sebagai dosa besar

Jangan menyerah dan teruslah berjuang untuk meraih kesuksesan

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung

penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan

3

ABSTRAK

Fitrianti. 2010. Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing)

dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I A. Rahman Rahim dan

pembimbing II A. Syamsul Alam.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana keefektifan penerapan teknik

memotong dan merekatkan (cuting-gluing) dalam mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara

Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan

perbedaan nilai siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar

pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah

paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-

gluing) dan pada kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi

sebuah paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experiment

dengan desain penelitian True Experimental Design bentuk posttest control group

design yaitu desain yang terdapat dua kelompok meliputi kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang masing-masing dipilih secara acak atau random.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 20 orang dan

VII 4 yang berjumlah 20 orang di SMP Negeri 1 Galesong Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan siswa kelompok eksperimen

kelas VII 1 dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menerapkann teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai

rata-rata 86,5. Sedangkan kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5

dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata

78,7. Berdasarkan hasil uji signifikan diperoleh thitung sebesar 2,45. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statisika dengan uji t pada taraf

signifikan ∝ ꞊ 0,05, yaitu diperoleh thitung sebesar 2,45 dan ttabel sebesar 1,6859 dengan perbandingan thitung ≥ ttabel yaitu 2,45 ≥ 1,6859. Karena nilai thitung ≥ ttabel

maka maka Ha (terdapat perbedaan yang signifikan) diterima dan Ho (tidak

terdapat perbedaan nilai yang signifikan) ditolak.

Berdasaran hasil penelitian tersebut di atas, hal ini menunjukkan bahwa penerapan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi efektif diterapkan di dalam kelas.

Kata Kunci: Paragraf, Narasi, Teks Wawancara, Teknik Memotong dan

Merekatkan (cutting-gluing).

iii

4

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt atas karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan

henti bertahmid atas anugerah pada detik waku, denyut jantung, gerak langkah,

serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan

berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan. Demikian

juga tulisan ini, segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat

tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua Irwan dan Nirwana yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. A.

Rahman Rahim, M. Hum, dan A. Syamsul Alam, S.Pd., M.Pd., pembimbing I dan

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. H. Irwan

Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. A. Sukri

Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd., ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah, guru, staf SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten takalar, dan

iv

5

ibu Hj. Rosmini, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut yang

telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuanganku Helda dan Eti Harwanti

yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka, sahabat-sahabatku terkasih

serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan 2010 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada

penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi pemulis. Amin.

Makassar, Oktober 2014

Penulis

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

MOTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS .... 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................. 8

1. Hasil Penelitian Relevan ...................................................... 8

2. Paragraf Narasi ..................................................................... 8

a) Paragraf ........................................................................ 9

b) Ciri-ciri Paragraf Narasi ................................................ 10

c) Pola pengembangan Narasi ........................................... 12

3. Wawancara ........................................................................... 13

a) Pengertian Wawancara .................................................. 13

b) Teks Wawancara ........................................................... 14

c) Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi . 14

vi

7

4. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-gluing) .......... 15

B. Kerangka Pikir............................................................................. 16

C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 20

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 20

B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................... 20

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 21

D. Defenisis Operasional Variabel ................................................... 23

E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 24

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 25

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28

H. Teknik Analisis Data ................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 33

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 33

1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Kelas

VII 1 dan Kelompok Kontrol Kelas VII 1 ........................... 33

a) Data Observasi .............................................................. 33

b) Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 36

c) Analisis Statistik Inferensial ......................................... 41

(1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1 .............. 42

(2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4 ..................... 44

(3) Uji Hipotesis .......................................................... 47

B. PEMBAHASAN ......................................................................... 48

8

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51

A. SIMPULAN ................................................................................ 51

B. SARAN ....................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

9

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Rancangan Tes Akhir dengan Sampel Acak ................................................. 22

3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara .............................. 23

3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................................... 27

3.4 Alat Tes Penelitian ........................................................................................ 28

3.5 Format Penilaian ........................................................................................... 29

3.6 Kualifikasi Nilai Observasi Siswa ............................................................... 29

4.1 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara

Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Eksperimen Siswa Kelas VII 1

SMP Negeri 1 Galesong Utara ................................................................... 34

4.2 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara

Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Kontrol Siswa Kelas VII 4 SMP

Negeri 1 Galesong Utara ............................................................................. 35

4.3 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi

paragraf Narasi dengan Menerapkan Teknik Memotong dan Merekatkan

(cutting-gluing) .......................................................................................... 37

4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan Teknik Memotong dan

Merekatkan (Cutting-Gluing) ...................................................................... 37

4.5 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ................ 38

4.6 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi

Paragraf Narasi tanpa Menerapkan Teknik Memotong dan Merekatkan

(Cutting-Gluing) .......................................................................................... 39

ix

10

4.7 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan Teknik Memotong dan

Merekatkan (Cutting-Gluing) ...................................................................... 40

4.8 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ................ 41

4.9 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel

X Kelompok Eksperimen ............................................................................. 43

4.10 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel

X Kelompok control .................................................................................. 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan upaya peningkatan diri atau perubahan diri melalui

berbagai proses dan latihan, bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara

kebetulan. Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu yang

singkat. Akan tetapi perlu dikembangkan secara bertahap. Kebiasaan belajar yang

baik pada intinya adalah rencana kegiatan belajar yang jelas dan adanya disiplin

diri yang kuat untuk mencapai apa yang telah direncanakan.

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek

keterampilan, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Sama halnya dengan aspek

keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan aspek keterampilan

berbahasa yang memerlukan latihan agar dapat dikuasai dengan baik. Menulis

juga memerlukan keterampilan yang cukup banyak seperti pilihan kata,

keterkaitan paragraf, gaya bahasa dan lainnya. Pembelajaran menulis di sekolah

dianggap sebagai pengisi waktu kosong jika guru mata pelajaran bahasa Indonesia

sedang ada keperluan lain atau tidak dapat masuk untuk mengajar.

Purwo (1990:166-171) mengatakan kegiatan pengembangan

pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika,

melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat

1

2

menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam

mengasah kecerdasan mareka.

Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk

tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan.

Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah paragraf. Melalui kegiatan

inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud,

2003:14).

Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan

paragraf narasi akan membantu siswa untuk melatih kemampuan menulisnya

dengan menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis.

Dengan teks wawancara siswa dapat diarahkan untuk mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif

bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta

merangkainya menjadi kalimat. Pembelajaran mengubah teks wawancara ini tidak

hanya menuntut siswa untuk dapat mengubah kalimat langsung menjadi kalimat

tak langsung, tetapi juga menuntut siswa untuk dapat merangkai kalimat-kalimat

tak langsung tersebut ke dalam bentuk narasi.

Rata-rata siswa menarasikan teks wawancara dengan tidak

memperhatikan perubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung,

sehingga paragraf yang dihasilkan pun hanya berupa kalimat salinan teks

wawancara. Tidak hanya itu, dalam menarasikan teks wawancara yang ada, siswa

tidak memperhatikan informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga paragraf

yang dihasilkan pun tidak memiliki informasi dan alur jalan ceritanya pun tidak

3

berarti apa-apa. Padahal inti dari paragraf narasi adalah menceritakan rangkaian

peristiwa dengan baik dan secara runtut. Kesulitan yang mengakibatkan

rendahnya mutu keterampilan menulis tersebut dianggap para guru sebagai salah

satu kesalahan dari siswa yang tidak mendengarkan materi pelajaran yang telah

disampaikan guru dengan baik dan seksama. Padahal, tidak pahamnya siswa atas

materi yang telah disampaikan guru bisa berasal dari cara penyampain materi

tersebut. Hal ini berarti guru pun memiliki keterlibatan dalam permasalahan

rendahnya mutu keterampilan menulis di sekolah.

Merujuk pada permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu teknik

pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan semangat siswa dalam

menjalani proses pembelajran menulis yang ada di sekolah. Teknik pembelajaran

adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Setiap

teknik pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Oleh karena itu, yang harus diperhatikan seorang guru dalam memilih dan

menentukan teknik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran adalah

tercapainya empat keterampilan berbahasa dalam diri siswa, yaitu keterampilan

mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

menulis.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menarik perhatian siswa

pada pembelajaran menulis khususnya dalam pembelajaran mengubah teks

wawanara menjadi paragraf narasi adalah dengan menerapkan teknik memotong

dan merekatkan (cutting-gluing) selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik

ini sederhana dan mudah untuk diterapkan karena termasuk dalam salah satu cara

4

berlatih menulis yang paling elementer (Hernowo, 2004:197). Penerapannya yang

sangat sederhana akan menarik perhatian siswa untuk mencoba menyelesaikan

tugasnya dengan baik. Tidak hanya itu, teknik memotong dan merekatkan ini pun

akan membantu siswa untuk tetap menghadirkan berbagai informasi penting,

sehinggga pembaca dapat merasakan alur atau jalan cerita yang terjadi dalam

paragraf tersebut. Hal ini berarti bahwa teknik memotong dan merekatkan mampu

membantu siswa menuliskan paragraf narasi secara satu kesatuan, seperti yang

telah dipaparkan oleh (Keraf, 1987:137).

Teknik ini pun dilakukan dengan cara memotong dan merekatkan

beberapa kalimat yang ada dalam sebuah teks. Pelaksanaannya yang tedengar

mudah membuat teknik ini jarang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah

karena banyak guru beranggapan bahwa teknik ini terlalu mudah untuk diterapkan

oleh siswa SMP bahkan SMA. Para guru beranggapan bahwa teknik ini hanya

cocok diterapkan pada tingkatan sekolah dasar saja, padahal teknik ini pun

memiliki potensi yang baik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

menguasai materi pembelajran yang ada.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik

Memotong dan Merekatkan (Cutting-Guing) dalam Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Paragraf Narasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara

Kabupaten Takalar”.

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan yang

akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Guru masih kurang persiapan dalam mengajar, seperti pemilihan materi,

teknik pembelajaran, ataupun menciptakan iklim pembelajaran.

2. Siswa masih sulit mengganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak

langsung dengan ejaan yang benar.

3. Siswa masih sulit merangkai dan menempatkan kalimat yang sudah diproses

dengan tepat.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah

dalam penelitian ini.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara

Kabupaten Takalar pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks

wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol

dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

2. Bagaimana perbedaan nilai antara kelompok eksperimen dalam mengubah

teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol

6

dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dalam

penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galesong

Utara Kabupaten Takalar pada kelompok eksperimen dalam mengubah teks

wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok kontrol

dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

2. Untuk mengetahui perbedaan nilai antara kelompok eksperimen dalam

mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada

kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf

narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

E. Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian, maka terdapat beberapa manfaat praktis

dalam penelitian ini yang dapat diterima oleh guru, siswa, calon peneliti, dan

pembaca umum. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

7

1. Hasil penelitian dapat menjadi alat untuk mengungkap manfaat dari

pebelajaran aktif.

2. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi guru dalam menentukan metode

yang tepat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

3. Hasil penelitian dapat menjadi materi pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya pada keterampilan menulis.

4. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam

menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan menarik.

5. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

6. Hasil penelitian dapat langsung dimengerti dan dipraktikkan oleh pembaca

dalam proses pembelajaran.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Keberhasilan penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-

gluing) telah dibuktikan oleh beberapa peneliti terdahulu, Rosida (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul “Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan

(cutting-gluing) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel” menyimpulkan

bahwa penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat

meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic

School selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, Anggraeni (2009)

dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan Teknik Cutting-Gluing dalam

Pembelajaran Menulis Resensi Cerpen (Kuasi Eksperimen pasa siswa XI SMA

Negeri 11 Bandung Tahun ajaran 2008/2009) pun mengaku berhasil dan

menyarankan para guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ini dalam

pembelajaran menulis di sekolah.

2. Paragraf Narasi

Pembahasan mengenai paragraf narasi dapat difokuskan pada dua hal

yaitu paragraf dan narasi yang dirincikan sebagai berikut:

9

a. Paragraf

Paragraf adalah gabungan dari beberapa kalimat yang saling terkait dan

padu serta mengembangkan satu ide pokok pikiran. Adapun hal-hal yang

diuraikan mengenai paragraf adalah sebagi berikut:

1) Syarat-syarat paragraf.

Menurut Rahim (2009:163-164), paragraf yang baik memiliki dua

ketentuan, yaitu: (a) kesatuan paragraf, sebuah paragraf terdapat satu pokok

pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata

secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok

paragraf; (b) kepaduan paragraf, dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara

logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan

yang logis akan terlihat pada susunan kalimat-kalimat dalam paragraf. Paragraf

sebaiknya tidak menggunakan kalimat-kalimat yang sumbang atau kalimat yang

keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

2) Jenis-jenis Paragraf

Paragraf menurut jenisnya dapat dibagi dalam lima jenis yaitu sebagai

berikut:

a) Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sebuah objek

dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat objek yang

digambarkan. Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu hal dengan kata-

kata secara jelas dan terperinci.

10

b) Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang memaparkan sejumlah

pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi

dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.

c) Paragraf narasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu

peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri

kejadian tersebut. Paragraf narasi memiliki tiga unsur utama sebagai

bahannya, yaitu adanya tokoh, kejadian dan adanya latar ruag dan waktu.

d) Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi,

mengimbau, membujuk, atau merayu pembaca, sehingga tergiurr atau

terpengaruh untuk mengikui keinginan penulis.

e) Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang mengemukakan alasan,

contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Tujuannya meyakinkan

pembaca sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap dan keyakinan

penulis.

b. Ciri-Ciri Paragraf Narasi

Setiap paragraf mempunyai ciri tertentu. Adapun ciri-ciri Paragraf narasi

menurut Semi (2003:31), yaitu:

1) Berupa cerita tentang pengalaman manusia.

2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau

kejadian yang benar-benar terjadi, dapat pula berupa semata-semata

imajinasi, atau gabungan keduanya.

3) Bedasarkan konflik. karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.

11

4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainya bersifat sastra,

khususnya narasi berbentuk fiksi.

5) Menekankan susunan kronologis (catatan: deskripsi menekankan susunan

ruang).

6) Biasanya memiliki dialog.

Paragraf narasi bisa berisi fakta bisa pula berisi fiksi atau rekaan yang

direka atau dikhayalkan oleh pengarangnya. Narasi yang berisi fakta adalah

biografi, otobiografi, kisah sejati, dan lain-lain. Sedangakan narasi yang berisi

fiksi seperti novel, cerpen, dan cerita bergambar (Marahami, 2005:96). Selain dari

itu, Semi (2003:32) juga mengatakan bahwa narasi dibagi atas dua jenis, yaitu

narasi informatif yang sering disebut pula narasi ekspositoris, yang pada dasarnya

berkencenderungan sebagai bentuk ekposisi yang berkecenderungan memaparkan

informasi dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan. Kedua

narasi artistik, narasi ini umumnya berupa cerpen atau novel.

Menurut Keraf (1987:133-139), narasi ekpositoris dan narasi sugestis

memiliki ciri-ciri yang berbeda.

1) Narasi ekspositoris memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memperluas pengetahuan;

b. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian;

c. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional;

dan

d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa informatif dengan menitik

beratkan pada penggunaan kata-kata denotatif.

2) Sedangkan narasi sugestis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat;

b. Menimbulkan daya khayal;

c. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan

makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar; dan

12

d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa figuratif dengan menitik

beratkan pada penggunaan kata-kata konotatif.

Berdasarkan kutipan di atas, tujuan narasi ekspositoris adalah untuk

memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah

luas. Sedangakan narasi sugestis menyampaikan suatu makna kepada pembaca

melalui daya khayal yang dimilikinya, sehingga dapat menimbulkan daya tarik

bagi pembaca dari daya khayal yang dikembangkan oleh pengarangnya. Jadi, jelas

bahwa antara narasi ekspositoris dan narasi sugestis terdapat perbedaan tujuan

pengarang dalam menarasikan suatu kejadian atau peristiwa.

c. Pola Pengembangan Narasi

Menurut Semi (2003:30), tulisan narasi biasanya mempuyai pola. Pola

sederhana berupa awal peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir peristiwa. Awal

narasi biasanya berisi pengantar, yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.

Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Dengan kata

lain, bagian ini mempunyai fungsi khusus untuk memancing pembaca dan

mengiring pembaca pada kondisi ingin tahu kejadian selanjutnya.

Bagian tengah merupakan bagian yang menjelaskan secara panjang lebar

tentang peristiwa. Di bagian ini, penulis memunculkan suatu konflik. Kemudian,

konflik tersebut diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan

mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Bagian terakhir

ini konfliknya mulai menuju ke arah tertentu.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-

macam. Ada bagian diceritakan dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang

13

berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk

menebaknya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan

tulisan dengan teknik narasi dilakukan dengan mengemukakan rangkaian

peristiwa yang terjadi secara kronologis. Dalam karangan ini, bagian-bagian

karangan disajikan sesuai dengan kejadian dalam waktu tertentu. Bagian pertama

menyajikan kejadian satu, kemudian disusul dengan kejadian kedua, menyajikan

bagian kedua dan seterusnya. Teknik pengembangan narasi diidentikkan dengan

penceritaan (storitelling), karena teknik ini biasanya selalu digunakan untuk

menyampaikan sesuatu cerita.

3. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Menurut Agus (2007:1), wawancara merupakan suatu bentuk kegiatan

berbahasa lisan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk

memperoleh kebenaran informasi.

Dalam komunikasi, wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam wawancara pihak-pihak yang

diwawancarai dan yang mewawancarai terlibat dalam proses kontak dan

pertukaran informasi. Pihak yang diwawancarai adalah orang yang dari padanya

digali informasi. Pihak yang mewawancarai adalah orang yang ingin

mendapatkan informasi. Selama wawancara, pihak yang diwawancarai dan

14

mewawancarai terlibat percakapan dengan saling berbicara, mendengar, dan

menjawab.

Pembicaraan dalam wawancara mempunyai tujuan yang lebih jauh

daripada percakapan biasa karena mempunyai makna yang melebihi maksud

percakapan biasa. Karena itu, pembicaraan mengikuti struktur tertentu.

Pembicaraan itu bolak-balik antara orang yang mewawancarai dan yang

diwawancarai, pertanyaan diajukan dan dijawab secara bergantian dengan maksud

menggali topik yang disepakati untuk dibahas guna mencapai tujuan yang

direncanakan untuk wawancara itu.

b. Teks Wawancara

Menurut Agus (2007:21), teks wawancara merupakan bentuk penyajian

informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dan narasumber. Untuk

menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain,

teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi.

c. Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

Adapun langkah-langkah mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi menurut Agus (2007:3), yaitu:

1. Bacalah teks wawancara dengan cermat.

2. Catatlah pokok-pokok isi wawancara.

3. Buatlah pengantar ke arah isi wawancara.

4. Narasikan isi wawancara dengan mengembangkan pokok-pokok isi

wawancara.

15

5. Lengkapilah narasi dengan bagian penutup.

4. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing)

Dalam Quantum Reading mengatakan bahwa teknik cutting-gluing

adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara memotong dan

merekatkan potongan-potongan materi yang menarik perhatian kita. Teknik

memotong dan merekatkan ini merupakan teknik yang paling mudah dan

sederhana dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, yang

sekaligus merupakan teknik berlatih menulis yang paling elementer. Teknik

cutting-gluing ini dapat memberikan peluang yang sangat besar bagi seseorang

untuk berlatih menulis dengan bahasa orang lain, Herwono (2003:190).

Teknik memotong (cutting) ini dilakukan dengan cara memotong

(memberi tanda, seperti garis bawah) beberapa kata atau kalimat yang menjadi

pokok isi wawancara, setelah itu disusunlah beberapa kata atau kalimat yang

sudah dipotong dengan urutan yang baik, kemudian mengubah beberapa kalimat

langsung yang telah dipotong menjadi kalimat tak langsung. Setelah merasa

cukup mengumpulkan potongan-potongan teks wawancara, dilanjutkan dengan

proses merekatkan (gluing), yaitu menempelkan (dengan cara menuliskan kembali

beberapa kalimat tak langsung), dan mengembangkan gabungan kalimat yang

telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan agar

tercipta sebuah paragraf narasi yang baik.

Adapun langkah-langkah teknik memotong dan merekatkan (Cutting-

Gluing), yaitu :

1. Membaca teks wawancara

16

Siswa membaca teks wawancara yang diberikan oleh guru secara cermat dan

dapat memahami isi wawancara dengan baik.

2. Memotong (Cutting)

Langkah yang kedua yaitu menandai atau menggaris bawahi beberapa kata

atau kalimat yang menjadi pokok isi wawancara, kemudian menyusunnya ke

dalam beberapa kata atau kalimat yang sudah dipotong dengan urutan yang

baik lalu mengubah beberapa kalimat langsung yang telah dipotong menjadi

kalimat tak langsung.

3. Merekatkan (Gluing)

Langkah terakhir yaitu merekatkan atau menuliskan kembali beberapa

kalimat tak langsung, kemudian mengembangkan gabungan kalimat yang

telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan

agar tercipta sebuah paragraf narasi yang baik.

B. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang

mencakup keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan

menulis. Keempat keterampilan tersebut akan tercapai dengan baik jika

dilaksanakan secara terpadu dan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat.

Namun penelitian ini hanya akan membahas keterampilan menulis, khususnya

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Sebagai gambaran tentang landasan berpikir dalam penelitian ini,

diuraikan bahwa kerangka pikir didasari oleh kenyataan bahwa pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi disekolah belum mencapai

17

hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi akan diberikan perlakuan penerapan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing), hal ini dilakukan untuk melihat

tingkat kemampuan siswa yang dalam pembelajarannya tersebut di terapkan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan juga pada siswa yang tidak

mendapatkan perlakuan teknik pembelajaran memotong dan merektkan (cutting-

gluing).

Teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) merupakan salah satu

teknik yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi. Melalui teknik ini, siswa dapat lebih mudah dalam

mengubah kalimat langsung yang ada dalam teks wawancara menjadi kalimat

tidak langsung untuk dapat dikembangkan dalam paragraf narasi. Untuk

mendapakan hasil yang baik, perlu diakukan penelitian secara mendalam agar apa

yang diharapkan dalam pembelajaran ini dapat tercapai dnegan baik. Simpulan

mengenai kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

akan dilakukan melalui proses analisis lebih lanjut dari hasil perlakuan yang

dilakukan.

18

BAGAN KERANGKA PIKIR

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian (Arikunto, 2006:71). Merujuk pada rumusan masalah dan landasan

teori yang ada, maka jawaban sementara dari penelitian ini adalah “Terdapat

perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi pada siswa yang menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Paragraf Narasi

Teks Wawancara

Teknik Cuttint-Gluing Tanpa teknik Cutting-Gluing)

Proses

Kurikulum 2013

Analisis

Hasil

19

paragraf narasi pada siswa yang tidak menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing)”.

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau

quasi experiment. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menilai suatu

perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap subjek/objek penelitian dengan

diterapkannya teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) untuk menguji

hipotesis.

Penelitian eksperimen ini disebut treatment dan diartikan sebagai bentuk

tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui

pengaruhnya dan sekaligus ingin menguji sampai seberapa besar tingkat

signifikansinya pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama

tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

B. Variabel dan Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah True

Experimental Design dengan bentuk posstest control group design yaitu desain

yang terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak atau

random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak diberi

perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Adapun posstest

control group design yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

20

21

Tabel 3.1 Rancangan Tes Akhir dengan Sampel Acak

Kelompok Perlakuan Tes Akhir

E X1 Y1

K - Y2

(Djunaid, 2012:31)

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

Y1 : Tes awal akhir kelas eksperimen

Y2 : Tes akhir pada kelas kontrol

X1: Pemberian materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing).

C. Populasi dan Sampel

Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Galesong Utara

Kabupaten Takalar. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis,

tepatnya dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997:57).

22

Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah keseluruhan siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Adapun data dari keseluruhan

jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Galut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara

No. Kelas Jumlah Siswa

1. VII 1 20

2. VII 2 20

3. VII 3 21

4. VII 4 20

5. VII 5 22

6. VII 6 20

7. VII 7 20

8. VII 8 22

9. VII 9 20

10 VII 10 23

208

Uraian pada tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

dijadikan sebagai populasi penelitian terdiri dari 208 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data

dan dapat mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 1997:57). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan jenis

teknik Simple Random Sampling yang pengambilan sampelnya dilakukan secara

23

acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut

(Sugiyono, 2001:58).

Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII dengan

mengambil dua kelas sampel, yaitu kelas VII 1 dengan jumlah siswa 20 orang dan

kelas VII 4 dengan jumlah siswa 20 orang di SMP Negeri 1 Galesong Utara

Kabupaten Takalar. Kelas VII 1 berlaku sebagai kelompok eksperimen dan kelas

VII 4 berlaku sebagai kelompok kontrol. Kelas tersebut dipilih berdasarkan

pertimbangan bahwa kelas tersebut masih perlu untuk mendapatkan pembelajaran

bahasa Indonesia secara mendalam khususnya dalam meningkatkan keterampilan

menulis siswa melalui pembelajaran yang akan dilakukan.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari beberapa penafsiran, maka di bawah ini peneliti

memberi beberapa defenisi operasional.

1. Paragraf narasi adalah paragraf yang ditulis dengan cara menceritakan suatu

hal secara runtut, yaitu paragraf yang mengisahkan isi teks wawancara yang

di dalamnya terdapat unsur pelaku, waktu dan tempat.

2. Teks wawancara merupakan bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab

antara pewawancara dan narasumber.

3. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) adalah teknik untuk

menyajikan isi teks wawancara dengan cara memotong beberapa kalimat

langsung yang menjadi pokok teks wawancara dan merekatkan kembali

potongan-potongan tersebut dalam bentuk kalimat tak langsung.

24

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap

tersebut adalah berikut ini.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Rincian dari tahap

persiapan adalah di bawah ini:

a) Menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam studi literatur.

b) Mengidentifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, perencanaan

pembelajaran, dan sebagainya.

c) Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk

penelitian.

d) Meminta izin untuk penelitian dengan memberikan surat izin dari fakultas ke

SMA Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar..

e) Menentukan populasi dan sampel.

f) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi kepada guru

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP Negeri 1 galesong

Utara.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Galesong Utara

dengan tahap sebagai berikut.

a) Peneliti mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.

b) Peneliti memberi perlakuan dengan rincian sebagai berikut:

25

(1) Teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) diterapkan pada kelas

eksperimen yaitu kelas VII 1.

(2) Tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

pada kelas konrol yaitu kelas VII 4.

c) Peneliti melaksanakan tes akhir (posttest) terhadap sampel dengan soal dengan

soal yang sama pada kedua kelas dan dengan bobot yang sama. Tes ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian untuk

mendukung proses pengumpulan data dan mengukur tingkat keberhasilan

penelitian dalam hal proses. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar

observasi dan tes.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data dalam

peneitian ini. Lembar observas ini digunakan untuk mengetahui keefektifan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam penerapannya di kelompok

terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi yang di

eksperimenkan oleh peneliti. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti

adalah lembar observasi aktivitas siswa.

26

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang dinilai Pertemuan

I II III

1. Jumlah siswa yang hadir.

2. Siswa yang memperhatikan

pelajaran.

3. Siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran.

4. Siswa yang aktif bertanya.

5. Siswa yang menyampaikan

pendapatnya tentang

kesulitan-kesulitan yang

ditemui dalam menarasikan

teks wawancara.

6. Siswa yang melakukan

aktifitas negatif pada proses

pembelajaran (sering keluar

kelas, mengganggu teman,

ribut, dll)

2. Tes

Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang penting dalam

penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis,

yang terdiri dari tes akhir. Tes akhir diberikan kepada siswa setelah mendapatkan

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, baik pada

kelompok kesperimen kleas VII 1 maupun pada kelompok kontrol kelas VII 4.

27

Tabel 3.4 Alat Tes Penelitian

1. Memahami teks wawancara

2. Narasikanlah teks wawancara di bawah ini !

TEKS WAWANCARA

Fitri :“Selamat pagi, Sari!”

(Siswa) Tini :“Selamat pagi Mbak Ani!”

Fitri :”Bagaimana perasaan kamu sekarang sudah menjadi anak

SMP?”

(Siswa) Tini :”Perasaan saya tentunya sangat senang, karena selain

mendapatkan teman- teman baru dan guru-guru baru, gedung

sekolahnya juga sangat bagus.”

Fitri :”Mengapa kamu memilih sekolah di sini?”

(Siswa) Tini :”Ya karena sekolahnya saya suka, tempatnyapun dekat dari

rumah dan juga sekolah yang saya pilih ini menjadi sekolah

unggulan, jadi tidak salah saya memilih sekolah di sini.

Fitri :”Apa kamu yakin mampu meraih prestasi di sekolah ini?”

(Siswa) Tini :”Iya saya yakin.

Amir : “Baiklah, terima kasih atas waktunya.”

Tabel 3.5 Format Penilaian

No. Aspek Penilaian Bobot

Skor

Skor Skor

Maksimum 1 2 3 4

1. Kesesuaian narasi dengan teks

wawancara.

5 20

2. Ketepatan dalam mengubah

kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung.

5 20

3. Kelengkapan informasi dalam 5 20

28

narasi.

4. Ketetapan ejaan dan tanda

baca.

5 20

5. Kefektifan kalimat. 5 20

Jumlah 25

Keterangan skor :

1 : Kurang 3 : Baik

2 : Cukup 4 : Sangat baik

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

teknis tes dan nontes.

1. Teknik Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif

atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah tes akhir (posttest).

Pertama, peneliti memberikan materi kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Kemudian peneliti memberikan tes akhir kepada kedua kelompok setelah

kelompok eksperimen mendapat perlakuan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dan

kelompok kontrol mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi.

29

2. Teknik Nontes

Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan bentuk

observasi. Observasi dilakukan terhadap dua objek pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yaitu siswa, hal ini dilakukan untuk melihat secara faktual

sasaran teliti. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat semua

aktivitas siswa saat melaksanakan pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Pengolahan Hasil Observasi

Kualifkasi nilai observer siswa menggunakan penelitian skala tempat

penelitian berlangsung. Kualifikasi kedua nilai observasi tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Kualifikasi Nilai Observasi Siswa

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 100 – 90 Baik Sekali

B 89 – 80 Baik

C 79 – 75 Cukup

D 74 – 60 Kurang

E <60 Kurang Sekali

(Standar penilaian SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar)

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Pengolahan data hasil tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Statistik deksriptif

30

Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

presentase hasil belajar siswa yang diajar baik dengan menggunakan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) maupun dengan yang tidak

menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing). Pengolahan

data melalui statistik deskripsi sebagai berikut:

1) Membuat tabel-tabel data hasil tes akhir dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

2) Menentukan nilai rata-rata atau mean dari kelompok eksperiman dan

kelompok kontrol.

Mean skor (x)

x = ∑ 𝑓𝑥

𝑛

Keterangan :

x = Mean atau nilai rata-rata yang ingin dicari.

fx = Jumlah dari perkalian antara interval kelas atau jumlah nilai rata-rata

dengan frekuensi.

n = Banyaknya responden (Subana, 2005:63 )

3) Menentukan standar deviasi atau simpangan baku (S) dengan rumus :

S = √∑𝑓(𝑥−𝑥)²

𝑛−1

Keterangan:

S = Standar Deviasi

n = Banyaknya responden (Sudjono, 2006:158)

31

b. Statistik Inferensial

Sebelum menggunakan statistik inferensial untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunkaan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

data. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data yaitu dengan membuat

daftar frekuensi yang diharapkan.

1) Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z ꞊ Batas kelas - x

S

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka

dari nilai Z-score.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi

dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).

5) Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:

(X2) ꞊ ∑

(fo-fe)²

fe

Keterangan :

𝑂𝑖= frekuensi observasi atau pengamatan

𝐸𝑖= frekuensi ekspektasi (harapan)

32

6) Membandingkan X2hitung dengan X

2tabel (Riduwan, 2010:189-191)

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan terhadap kedua kelompok objek

penelitian atas hasil tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah

pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Menentukan nilai varian (S2) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Mencari nilai thitung dengan rumus:

thitung ꞊ Xa+Xb

√(𝑆𝑎

2

𝑛𝑎)+(

𝑆𝑏2

𝑛𝑏)

Keterangan :

Xa : Nilai mean kelompok pertama

Xb : Nilai mean kelompok kedua

S2a : Nilai Varian kelompok pertama

S2b : Nilai varian kelompok kedua

c. Mencari nilai ttabel dengan ketentuan:

Taraf signifikan ∝ ꞊ 0,05, db ꞊ n1 + n2 – 2

Kriteria pengujian:

Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan jika thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.

d. Membandingkan thitung dengan ttabel.

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang hasil penelitian yang menunjukkan

perbedaan hasil belajar mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

metode memotong dan merekatkan (cuting-gluing) dan tanpa metode memotong

dan merekatkan (cutting-gluing) pada kelas kontrol. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil dua sampel kelas yaitu kelas VII 1 sebagai kelompok eksperimen dan

kelas VII 4 sebagai kelompok kontrol. Adapun yang dianalisis yaitu perbedaan

skor hasil belajar pada siswa kelas secara deskriptif. Data hasil penelitian yang

diperoleh adalah skor hasil belajar siswa pada kelompok kesperimen kelas VII 1

dan kelompok kontrol kelas VII 4.

Hasil dan pembahasan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Belajar Siwa Kelompok Eksperimen Kelas VII 1 dan

Kelompok Kontrol Kelas VII 4.

a. Data Observasi

Hasil pengamatan melalui lembar observasi terhadap tingkat aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat digambarkan pada tabel 4.1

untuk kelompok eksperimen kelas VII 1 dan tabel 4.2 untuk kelompok kontrol

kelas VII 4.

33

34

Tabel 4.1 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks

Wawancara Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok

Eksperimen Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Galesong Utara.

No. Aspek yang dinilai Pertemuan Rata-rata Persentase

(%) I II III

1. Jumlah siswa yang hadir. 19 20 20 19,6 98

2. Siswa yang memerhatikan

pelajaran.

16 18 19 17,6 88

3. Siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran.

16 18 20 18 90

4. Siswa yang aktif bertanya. 6 6 8 6,67 33,35

5. Siswa yang menyampaikan

pendapatnya tentang

kesulitan-kesulitan yang

ditemui dalam menarasikan

teks wawancara.

8 10 10 9,33 46,65

6. Siswa yang melakukan

aktifitas negatif pada proses

pembelajaran (sering keluar

kelas, mengganggu teman,

ribut, dll)

5 3 2 3,33 16,65

Keterangan pada tabel 4.1 di peroleh bahwa dari 20 siswa yang hadir

dikelas VII 1 SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar pada kelompok

eksperimen kelas VII 1 menunjukkan bahwa siswa yang hadir pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung sebanyak 98%, siswa yang memerhatikan pelajaran

sebanyak 88%, siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 90%, siswa yang aktif

35

bertanya 33,35%, siswa yang menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-

kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara 46,65%, Siswa yang

melakukan aktifitas negatif pada proses pembelajaran (sering keluar kelas,

mengganggu teman, ribut, dan lain lain) sebanyak 16,65%.

Tabel 4.2 Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Mengubah Teks

Wawancara Menjadi paragraf Narasi pada Kelompok Kontrol

Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 1 Galesong Utara.

No. Aspek yang dinilai Pertemuan Rata-rata Persentase

(%) I II III

1. Jumlah siswa yang hadir. 19 19 20 19,33 96,65

2. Siswa yang memerhatikan

pelajaran.

16 18 19 17,67 88,35

3. Siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran.

15 17 20 17,33 86,65

4. Siswa yang aktif bertanya. 4 5 8 5,67 28,35

5. Siswa yang menyampaikan

pendapatnya tentang

kesulitan-kesulitan yang

ditemui dalam menarasikan

teks wawancara.

7 9 10 8,67 43,35

6. Siswa yang melakukan

aktifitas negatif pada proses

pembelajaran (sering keluar

kelas, mengganggu teman,

ribut, dll)

6 4 2 4 20

36

Keterangan pada tabel 4.2 di peroleh bahwa dari 20 siswa yang hadir

dikelas VII 4 SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar pada kelompok

kontrol kelas VII 4 menunjukkan bahwa siswa yang hadir pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung sebanyak 96,65%, siswa yang memerhatikan pelajaran

sebanyak 88,35%, siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 86,65%, siswa

yang aktif bertanya 28,35%, siswa yang menyampaikan pendapatnya tentang

kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara 43,35%,

Siswa yang melakukan aktifitas negatif pada proses pembelajaran (sering keluar

kelas, mengganggu teman, ribut, dan lain lain) sebanyak 20%.

b. Analisis Statistik Deskriptif

1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) pada kelas eksperimen digambarkan melalui analisis statistik

deskriptif. Analisis statistika deskriptif menggambarkan perolehan skor siswa

mulai yang tertinggi sampai yang terendah.

Dari data hasil posttest siswa kelas VII 1, tidak terdapat siswa pada

kategori sangat rendah dan kategori rendah, pada kategori sedang terdapat 4 orang

siswa, kategori tinggi terdapat 6 orang siswa, dan pada kategori sangat tinggi

terdapat 10 orang siswa. Gambaran hasil posttest kelompok eksperimen kelas VII

1 disajikan pada tabel berikut.

37

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerapkan Teknik Memotong

dan Merekatkan (Cutting-Gluing)

No Interval Nilai Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)

1. 0 – 39 Sangat rendah - -

2. 40 – 69 Rendah - -

3. 70 – 79 Sedang 4 20

4. 80 – 89 Tinggi 6 30

5. 90 – 100 Sangat Tinggi 10 50

Berdasarkan tabel 4.3 hasil dari kategorisasi pada pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) menunjukkan bahwa tidak

seorangpun siswa yang memeroleh kategori sangat rendah dan kategori rendah.

Untuk pembelajaran pada kelompok eksperimen kelas VII 1, siswa yang berada

pada kategori sedang diperoleh 4 orang siswa (20%), kategori tinggi diperoleh 6

orang siswa (30%), dan kategori sangat tinggi terdapat 10 orang siswa (50%).

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada

kelompok eksperimen kelas VII 1 berada pada kategori sangat tinggi.

Hasil analisis statistik deskriptif dalam pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks

Wawancara Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan

Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing).

38

Statistik Nilai Statistik

Skor tertinggi

Skor terendah

Rata-rata (mean)

Standar deviasi

Derajat kebebasan

100

70

86,5

9,79

2

Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa dari 20 orang siswa

pada kelompok eksperimen kelas VII 1 yang dijadikan sebagai sampel penelitian,

pada umumnya memiliki tingkat hasil belajar yang cenderung tinggi. Skor

tertinggi yaitu 100 dan skor terendah yaitu 70 yang berada pada nilai rata-rata

siswa 86,5 dan nilai standar deviasi 9,79 dengan derajat kebebasan 2. Perolehan

nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa tingkat hasil belajar siswa cenderung

tinggi.

Mengenai kriteria ketuntasan hasil belajar, maka hasil belajar siswa

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), dikelompokan ke

dalam dua kategori sehingga diperoleh skor frekuensi dan persentase yng

ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing).

39

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 70 Tidak Tuntas - -

2. ≥ 70 Tuntas 20 100

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memiliki

tingkat kemampuan yang cukup signifikan dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) pada kelas kontrol digambarkan melalui analisis statistik

deskriptif. Analisis statistik deskriptif menggambarkan perolehan skor siswa

mulai yang tertinggi sampai yang terendah.

Dari data hasil posttest siswa kelas VII 4, tidak terdapat siswa pada

kategori sangat rendah dan kategori sangat inggi, pada kategori rendah terdapat 7

orang siswa, kategori sedang terdapat 8 orang siswa, dan pada kategori tinggi

terdapat 5 orang siswa. Gambaran hasil posttest kelompok kontrol kelas VII 1

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Paragraf Narasi tanpa Menerapkan Teknik Memotong

dan Merekatkan (Cutting-Gluing)

40

No Interval Nilai Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)

1. 0 – 39 Sangat rendah - -

2. 40 – 69 Rendah 3 15

3. 70 – 79 Sedang 7 35

4. 80 – 89 Tinggi 10 50

5. 90 – 100 Sangat Tinggi - -

Berdasarkan tabel 4.6 hasil dari kategorisasi pada pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) menunjukkan bahwa tidak

seorangpun siswa yang memeroleh kategori sangat rendah dan kategori sangat

tinggi. Untuk pembelajaran pada kelompok kontrol kelas VII 4, siswa yang berada

pada kategori rendah diperoleh 3 orang siswa (15%), kategori sedang diperoleh 7

orang siswa (35%), dan kategori tinggi diperoleh 10 orang siswa (50%).

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada

kelompok kontrol kelas VII 4 berada pada kategori tinggi.

Hasil analisis statistik deskriptif dalam pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Dalam Mengubah Teks

Wawancara Menjadi Paragraf Narasi dengan Menerpakan

Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing).

Statistik Nilai Statistik

Skor tertinggi

Skor terendah

90

60

41

Rata-rata (mean)

Standar deviasi

Derajat kebebasan

78,7

10,32

2

Berdasarkan tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa dari 20 orang siswa

pada kelompok kontrol kelas VII 4 yang dijadikan sebagai sampel penelitian,

terlihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 dan skor terendah

yaitu 60 yang berada pada nilai rata-rata siswa 78,7 dan nilai standar deviasi 10,32

dengan derajat kebebasan 2.

Mengenai kriteria ketuntasan hasil belajar, maka hasil belajar siswa

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), dikelompokan ke

dalam dua kategori sehingga diperoleh skor frekuensi dan persentase yang

ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Distribusi dan Persentase kriteria ketuntasan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing).

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 70 Tidak Tuntas 3 -

2. ≥ 70 Tuntas 17 85

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memiliki tingkat

42

kemampuan yang tidak begitu signifikan dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

c. Analisis Statistika Inferensial

Untuk mengetahui perbedaan penerapan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi pada kelompok eksperimen kelas VII 1 dan kelompok kontrol kelas VII 4,

maka data yang diperoleh dari kedua kelas dianalisis dengan analisis statistik

inferensial. Anailisis statistik inferensial dilakukan dengan cara perhitungan

manual sesuai dengan rumus dan langkah-langkah yang telah ditentukan. Hasil

analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian

yang telah dirumuskan sebelumnya.

1) Data Kelompok Eksperimen Kelas VII 1.

Uji normalitas dlakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

Sehingga didapat 69,5 ; 75,5 ; 81,5 ; 87,5 ; 91,5 ; 97,5 ; 105,5.

- Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z ꞊ Batas kelas - x

S

Diketahui: x ꞊ 86,5 S ꞊ 9,79

Z1 ꞊ 69,5-86,5

9,79 ꞊ -1,73 Z5 ꞊

91,5-86,5

9,79 ꞊ 0,51

Z2 ꞊ 75,5-86,5

9,79 ꞊ -1,12 Z6 ꞊

97,5-86,5

9,79 ꞊ 1,12

43

Z3 ꞊ 81,5-86,5

9,79 ꞊ -0,51 Z7 ꞊

105,5-86,5

9,79 ꞊ 1,91

Z4 ꞊ 87,5-86,5

9,79 ꞊ 0,10

- Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka

dari nilai Z-score, sehingga didapat 0,4582 ; 0,3686 ; 0,1950 ; 0,0398 ; 0,1950

; 0,3686; 0,4719.

- Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi

dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).

0,4582 – 0,3686 ꞊ 0,0896 × 20 ꞊ 1,79

0,3686 – 0,1950꞊ 0,1736 × 20 ꞊ 3,47

0,1950 – 0,0398 ꞊ 0,1552 × 20 ꞊ 3,10

0,0398 – 0,1950 ꞊ 0,1552 × 20 ꞊ 3,10

0,1950 – 0,3686 ꞊ 0,1736 × 20 ꞊ 3,47

0,3686 – 0,4719 ꞊ 0,1033 × 20 ꞊ 2,07

Tabel 4.9 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk

Variabel X Kelompok Eksperimen.

No. Batas

Kelas

Z Luas

0 – Z

Luas Tiap Kelas

Interval

fe fo

1. 69,5 -1,73 0,4582 0,0896 1,79 4

2. 75,5 -1,12 0,3686 0,1736 3,47 2

44

3. 81,5 -0,51 0,1950 0,1552 3,10 4

4. 87,5 0.10 0,0398 0,1552 3,10 5

5. 91,5 0,51 0,1950 0,1736 3,47 3

6. 97,5 1,12 0,3686 0,1033 2,07 2

7. 105,5 1,91 0,4719

- Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:

(X2) ꞊ ∑

(fo-fe)²

fe

X2

꞊ ∑(4-1,79)²

1,79 + ∑

(2-3,47)²

3,47 + ∑

(4-3,10)²

3,10 + ∑

(5-3,10)²

3,10 + ∑

(3-3,47)²

3,47 +

∑(2-2,07)²

2,07

꞊ 2,73 + 0,62 + 0,26 + 1,16 + 0,06 + 0,002 ꞊ 4,832

- Membandingkan X2hitung dengan X

2tabel.

db ꞊ k – 3 ꞊ 2 dan ∝ ꞊ 0,005 didapat X2tabel ꞊ 5,991

Kaidah keputusan:

Jika X2hitung ≥ X

2tabel, maka distribusi data tidak normal.

Jika X2hitung ≤ X

2tabel, maka distribusi data normal.

Ternyata X2hitung ≤ X

2tabel, atau 4,832 ≤ 5,991 maka distribusi data normal.

2) Data Kelompok Kontrol Kelas VII 4.

Uji normaitas dilakukan dengan langkah-langkah sebgai berikut:

- Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

Sehingga didapat 59,5 ; 64,5 ; 69,5 ; 74,5 ; 79,5 ; 84,5 ; 89,5.

45

- Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z ꞊ Batas kelas - x

S

Diketahui: x ꞊ 78,7 S ꞊ 10,32

Z1 ꞊ 59,5-78,7

10,32 ꞊ -1,86 Z5 ꞊

79,5 – 78,7

10,35 ꞊ 0,07

Z2 ꞊ 64,5-78,7

10,32 ꞊ -1,37 Z6 ꞊

84,5-78,7

10,32 ꞊ 0,56

Z3 ꞊ 69,5-78,7

10,32 ꞊ -0,89 Z7 ꞊

85,5-78,7

10,32 ꞊ 0,65

Z4 ꞊74,5-78,7

10,32 ꞊ -0,40

- Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal 0 – Z dengan menggunakan angka

dari nilai Z-score, sehingga didapat 0,4686 ; 0,4147 ; 0,3133 ; 0,1554 ;

0,0279; 0,2123 ; 0,3790.

- Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka 0 – Z,

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi

dengan angka baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Kemudian mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n ꞊ 64).

0,4686 – 0,4147 ꞊ 0,0539 × 20 ꞊ 1,08

0,4147 – 0,3133 ꞊ 0,1014 × 20 ꞊ 2,03

0,3133 – 0,1554 ꞊ 0,1579 × 20 ꞊ 3,16

0,1554 – 0,0279 ꞊ 0,1275 × 20 ꞊ 2,55

0,0279 – 0,2123 ꞊ 0,1844 × 20 ꞊ 3,67

46

0,2123 – 0,4066 ꞊ 0,1943 × 20 ꞊ 3,88

Tabel 4.10 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo)

untuk Variabel X Kelompok kontrol.

No. Batas

Kelas

Z Luas

0 – Z

Luas Tiap Kelas

Interval

fe fo

1. 59,5 -1,86 0,4686 0,0539 1,08 3

2. 64,5 -1,37 0,4147 0,1014 2,03 2

3. 69,5 -0,89 0,3137 0,1579 3,16 4

4. 74,5 -0,40 0,1554 0,1275 2,55 4

5. 79,5 0.07 0,0279 0,1844 3,67 3

6. 84,5 0,56 0,2123 0,1943 3,88 4

7. 89,5 0,65 0,4066

- Mencari Chi Kuadrat (X2hitung) dengan rumus:

(X2) ꞊ ∑

(fo-fe)²

fe

X2

꞊ ∑(3-1,08)²

1,08 + ∑

(2-2,03)²

2,03 + ∑

(4-3,16)²

3,16 + ∑

(4-2,55)²

2,55 + ∑

(3-3,67)²

3,67 +

∑(4-3,88)²

0,60

꞊ 3,41 + 0,00 + 0,22 + 0,82 + 0,12 + 0,00 ꞊ 4,57

- Membandingkan X2hitung dengan X

2tabel.

db ꞊ k – 3 ꞊ 2 dan ∝ ꞊ 0,05 didapat X2tabel ꞊ 5,991

Kaidah keputusan:

Jika X2hitung ≥ X

2tabel, maka distribusi data tidak normal.

Jika X2hitung ≤ X

2tabel, maka distribusi data normal.

47

Ternyata X2hitung ≤ X

2tabel, atau 4,57 ≤ 5,991 maka distribusi data normal.

Setelah melakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat sebelum

melakukan uji hipotesis (t), dan data yang diperoleh memenuhi syarat untuk

melakukan uji t. Maka selanjutnya akan dilakukan uji t untuk menjawab hipotesis

yang telah disusun sebelumnya.

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan

nilai yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi pada siswa yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi pada siswa yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing)”. Uji hipotesis yang digunakan adalah teknik uji t independen

sampel t test. Adapun langkah-langkah untuk pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

(1) Menentukan nilai varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(i) Kelompok eksperimen

S2 ꞊ 9,79 ꞊ 95,84

(ii) Kelompok kontrol

S2 ꞊ 10,32 ꞊ 106,50

(2) Mencari nilai thitung dengan rumus:

thitung ꞊ Xa + Xb

√(Sa

2

na)+(

Sb2

nb)

꞊ 86,5 - 78,7

√(95,84

20)+(

106,50

20)

꞊ 7,8

√(4,79)+(5,32) ꞊

7,8

√10,11 ꞊

7,8

3,18 ꞊ 2,45

48

(3) Mencari nilai ttabel dengan ketentuan:

Taraf signifikan ∝ ꞊ 0,05, db ꞊ n1 + n2 – 2 ꞊ 20 + 20 – 2 ꞊ 38.

Maka diperoleh nilai ttabel ꞊ 1,6859.

Kriteria pengujian:

Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan jika thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.

(4) Membandingkan thitung dengan ttabel.

Ternyata thitung ≥ ttabel, atau 2,45 ≥ 1,6859, maka Ha diterima.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan diuraikan temuan yang diperoleh dari hasil analisis

data penelitian tentang penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-

gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi pada siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil

analisis data kedua sampel penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelompok eksperimen

kelas VII 1 dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menerapkann teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai

rata-rata 86,5. Sedangkan kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5

dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata

73,25.

Dari data di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan

antara kedua sampel penelitian. Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran

49

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada kelompok eksperimen, tampak

semua siswa sangat antusias dan sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Herwono (2003:190) dalam Quantum

Reading bahwa teknik cutting-gluing adalah teknik pembelajaran yang dilakukan

dengan cara memotong dan merekatkan potongan-potongan materi yang menarik

perhatian kita. Dalam pembelajaran ini siswa dituntun untuk mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkan teknik cutting-gluing

yang dapat mempermudah siswa dalam menyusun paragraf narasi sesuai dengan

urutan waktu dalam teks wawancara, selain itu siswa juga diarahkan dalam

mengubah kalimat langsung yang ada dalam teks wawancara menjadi kalimat

tidak langsung yang akan dituangkan ke dalam paragraf narasi, dan teknik cutting-

gluing ini dapat memberikan peluang yang sangat besar bagi seorang siswa untuk

berlatih menulis dengan bahasa orang lain.

Berbeda halnya dengan fenomena yang terjadi dalam pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing). Pada kelompok kontrol siswa terlihat

jenuh karena proses pembelajaran didominasi oleh guru saja, sehingga

memengaruhi hasil belajarnya. Peran guru sangat dominan karena harus

mengelolah kelas agar tetap tenang dan memerhatikan penjelasan guru mengenai

cara mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi hingga akhirnya siswa

diberikan tugas untuk mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Pada

pembelajaran ini terihat siswa masih kesulitan dalam mengubah kalimat langsung

50

menjadi kalimat tidak langsung dan juga isi paragraf tidak sesuai dengan urutan

waktu teks wawancara yang diberikan.

Penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi ternyata cukup

memberikan dampak yang positif pada proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan

dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sampel yang menerapkan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) memeroleh nilai yang lebih tinggi

dari pada sampel yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Oleh

karena itu, sebaiknya pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi dilaksanakan dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-luing), agar siswa menjadi tertarik dan mampu memahami dengan baik

materi yang diberikan.

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka

disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan siswa kelompok eksperimen kelas VII 1 dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi dengan menerapkann teknik memotong

dan merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata 86,5. Sedangkan

kemampuan siswa pada kelompok kontrol kelas VII 5 dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) berada pada nilai rata-rata 78,7. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-

gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi efektif

diterapkan di dalam kelas.

2. Berdasarkan hasil uji signifikan diperoleh thitung sebesar 2,45. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statisika dengan uji t pada taraf

signifikan ∝ ꞊ 0,05, yaitu diperoleh thitung sebesar 2,45 dan ttabel sebesar 1,6859

dengan perbandingan thitung ≥ ttabel yaitu 2,45 ≥ 1,6859. Karena nilai thitung ≥

ttabel maka maka Ha (terdapat perbedaan yang signifikan) diterima dan Ho

(tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan) ditolak.

51

52

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

perlu diuraikan beberapa saran berikut ini.

1. Berdasarkan hasil penelitian, teknik memotong dan merekatkan (cuting-

gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, teknik

pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran

dalam proses belajar mengajar di kelas.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain guna meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Jika peneliti lanjutan ingin menggunakan teknik pembelajaran ini hendaknya

mencoba materi lain yang dianggap sesuai demi keefektifan penggunaan

teknik pembelajaran ini.

53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani.

Deporter, Robbi. 2009. Quantum Writer. Bandung: Kaifa.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.

Yogyakarta : Kanisius, (online), (http://www.galeripust

aka.com/2013/03/defenisi-struktur-dan-manfaat wawancara.html, diakses

22 April 2014).

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herwono. 2003. Quantum Reading. Cetakan ke-5. Bandung: MLC

Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Mahmud, Saifuddin. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning). Banda Aceh: Dinas Pendidikan NAD dan Universitas Syiah

Kuala.

Marahami, Ismail. 2005. Menulis Secara Populer. Cetakan Kelima. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Munirah. 2007. Dasar Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP Unismuh

Makassar.

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertip dan Sistematis. Jakarta: Erlangga.

Purwo, Bambang Kaswati. 1990. Pragmatik dalam pengajaran Bahasa.

Yogyakarata Karnisius.

54

Rahim, Yusuf. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Melalui

Penggunaan Metode Image Streaming pada Murid Kelas IV SD Negeri

29 Cambaga Loe Kabupaten Bantaeng. Skripsi tidak diterbitkan.

Makassar: Unismuh.

Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sugiono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17.

Bandung: Alfabeta.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Syafie’ie, Imam. 1988, Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis. Bandung: Percetakan Angkasa.

Warsinto Elwin. 2011. Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi

Berdasarkan Teks Wawancara Pada Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 3

Bontobahari Kab.Bulukumba. Makassar: Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Karnisius.

Zain, Aswan dan Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

55

DOKUMENTASI

74

56

57

58

DAFTAR HADIR SISWA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VII 1/1

No. Nama Siswa Pertemuan Ket.

I II III

1. Musdalifah

2. Fahri Maulana Sabirin

3. Juslia

4. Nirwana

5. Aslam Alamsyah

6. Alna Tenri Rijal M

7. Hasan

8. Rahmianty

9. Aldi a

10. Suherni

11. Wahyuni

12. Syafa Tasya Ramadhani

13. Nurmala

14. Nuraidha

15. Tasnianti

16. Suharwan

17. Wijil

18. Ishak

19. Risna Rahma Dani

20. Muh. Ichsan

59

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VII 5/1

No. Nama Siswa Pertemuan

Ket.

I II III

1. Reni Astuti Ashang

2. Awaluddin HR

3. Nirwana Rosita

4. Riska Aulia Ridwan

5. Risnawati

6. Sri Ratnasari

7. Karpila

8. Sunarti Hamid

9. Nur Harmawati Hamsah

10. Marwah

11. Muh. Rifaldy Azis

12. Rahmianti Syarif

13. Fitriani Basri

14. Jusmawati

15. Siska Amelia Rajab

16. Suharwan

17. Marzuki a a

18. Rismawati Siking

19. Bayu Sandi

20. Nurwahyui

60

NILAI POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN

A. Nilai Hasil Posttest Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf

Narasi Pada Kelompok Eksperimen Siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1

Galesong Utara Kabupaten Takalar.

No. Nama Siswa Aspek Penilaian Nilai

1 2 3 4 5

1. Musdalifah 20 20 20 20 15 95

2. Fahri Maulana Sabirin 20 20 15 15 15 85

3. Juslia 15 10 15 15 15 70

4. Nirwana 20 15 20 15 15 85

5. Aslam Alamsyah 15 15 20 15 15 80

6. Alna Tenri Rijal M 15 20 15 15 15 80

7. Hasan 20 10 15 15 15 75

8. Rahmianty 15 10 15 15 15 70

9. Aldi 20 20 20 15 15 90

10. Suherni 20 15 20 20 15 90

11. Wahyuni 20 20 15 15 15 85

12. Syafa Tasya Ramadhani 20 20 20 15 15 90

13. Nurmala 20 20 20 20 20 100

14. Nuraidha 20 20 20 15 15 90

15. Tasnianti 20 20 20 20 15 95

16. Suharwan 20 20 20 20 15 95

17. Wijil 20 20 15 15 15 85

18. Ishak 20 15 15 20 20 90

19. Risna Rahma Dani 20 20 20 20 20 100

20. Muh. Ichsan 20 15 10 15 15 75

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil posttest siswa kelas VII 1

SMP Negeri 1 Galesong Utara dengan menggunakan teknik memotong dan

61

merekatkan (cutting-gluing) terdapat tidak ada siswa pada kategori rendah dan

kategori sangat rendah, siswa yang berada pada kategori sedang diperoleh 4 orang

siswa (20%), kategori tinggi diperoleh 6 orang siswa (30%), dan kategori sangat

tinggi terdapat 10 orang siswa (50%). Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat

bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen kelas VII 1 berada pada

kategori sangat tinggi.

B. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

Kelas Interval F X Fx (x – x) (x – x)2

f(x – x)2

70 - 75 4 72,5 290 -14 196 784

76 - 81 2 78,5 151 -8 64 128

82 - 87 4 84,5 338 -2 4 16

88 - 93 5 90,5 452,5 4 16 80

94 - 99 3 96,5 289,5 10 100 300

100 - 105 2 102,5 205 16 256 512

n = 20 1730 1820

- Menghitung mean Mean ∑ x ꞊∑ fx

n꞊

1730

20꞊ 86,5

- Menentukan simpangan baku (standar deviasi):

S= √∑f(x−x)²

n−1 ꞊ √

1820

19 ꞊ √95,79 ꞊ 9,79

- Menentukan derajat kebebasan (db):

db ꞊ k – 3 ꞊ 5 – 3 ꞊ 2

62

NILAI POSTTEST KELOMPOK KONTROL

A. Nilai Hasil Posttest Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf

Narasi Pada Kelompok Kontrol Siswa kelas VII 4 SMP Negeri 1

Galesong Utara Kabupaten Takalar.

No. Nama Siswa Aspek Penilaian Nilai

1 2 3 4 5

1. Reni Astuti Ashang 15 15 20 15 15 80

2. Awaluddin HR 20 15 15 15 15 80

3. Nirwana Rosita 20 10 15 15 15 75

4. Riska Aulia Ridwan 20 20 10 15 15 80

5. Risnawati 15 10 20 15 15 75

6. Sri Ratnasari 20 10 20 10 10 70

7. Karpila 20 15 20 15 15 85

8. Sunarti Hamid 20 20 15 15 15 70

9. Nur Harmawati Hamsah 20 15 20 10 10 75

10. Marwah 15 15 20 10 15 75

11. Muh. Rifaldy Azis 20 20 15 15 15 85

12. Rahmianti Syarif 20 20 20 15 15 90

13. Fitriani Basri 20 15 20 15 20 90

14. Jusmawati 20 10 20 10 15 70

15. Siska Amelia Rajab 15 5 10 15 15 60

16. Suharwan 15 10 15 10 15 65

17. Marzuki 10 15 15 15 10 65

18. Rismawati Siking 20 15 15 20 20 90

19. Bayu Sandi 20 15 20 15 20 90

20. Nurwahyuni 20 15 15 15 15 80

63

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil posttest siswa kelas VII 4

SMP Negeri 1 Galesong Utara tanpa menggunakan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) tidak seorangpun siswa yang memeroleh kategori

sangat rendah dan kategori sangat tinggi. Untuk pembelajaran pada kelompok

kontrol kelas VII 4, siswa yang berada pada kategori rendah diperoleh 3 orang

siswa (15%), kategori sedang diperoleh 7 orang siswa (35%), dan kategori tinggi

diperoleh 10 orang siswa (50%). Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat

bahwa hasil belajar siswa pada kelompok kontrol kelas VII 4 berada pada kategori

tinggi.

a) Analisis Statistik deksriptif

- Menentukan rentang kelas:

r ꞊ Skor tertinggi – skor terendah

꞊ 90 − 60 ꞊ 30

- Menentukan jumlah kelas:

k ꞊ 1 + 3,3 log n

꞊ 1 + 3,3 log 20

꞊ 1 + 3,3 (1,30)

꞊ 1 + 4,29 = 5,29 dibulatkan menjadi 5 atau 6

- Menentukan panjang kelas:

p ꞊ r

k ꞊

30

5 ꞊ 6

- Membuat daftar tabel distribusi frekuensi skor baku variabel X.

64

B. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

Kelas

Interval

f x fx (x – x) (x – x)2

f(x – x)2

60 – 65 3 62,5 187,5 -16,2 262,44 787,32

66 - 71 2 68,5 137 -10,2 104,4 208,8

72 - 77 4 74,5 298 -9,2 17,64 70,56

78 - 83 4 80,5 322 1,8 3,24 12,96

84 - 89 3 86,5 259,5 7,8 60,84 182,52

90 - 95 4 92,5 370 13,8 190,44 761,76

n = 20 1574 639 2023,92

- Menghitung mean ∑ x ꞊∑ fx

n꞊

1574

20꞊ 78,7

- Menentukan simpangan baku (standar deviasi):

S = √∑f(x-x)²

n-1 ꞊ √

2023,92

19 ꞊ √106,52 ꞊ 10,32

- Menentukan derajat kebebasan (db):

db ꞊ k – 3 ꞊ 5 – 3 ꞊ 2

65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP )

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 GALESONG UTARA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Materi pokok : Pemodelan Teks hasil Observasi

Tema : BAB I Cinta Lingkungan Hidup

Subtema : 1.1 Cinta Lingkungan

Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (3 x tatap muka)

A. KOMPETENSI INTI

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi,gotong royong).santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Mencoba mengolah, dan menyaji dalam konkrit (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi dan membuat) dan rana abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /

teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa

Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi

secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi.

3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.

66

Indikator:

1. Memahami teks wawancara sebagai hasil laporan observasi.

2. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk paragraf narasi.

4.1 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks hasil

observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek

baik melalui lisan maupun tulisan.

Indikator :

1. Menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.

2. Menemukan makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil

observasi.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menghargai dan

mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana informasi tulisan.

2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa menghargai dan

mensyukuri keberadaan Bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulisan.

3. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan sikap

jujur, tanggung jawab, dan santun dengan menggunkan Bahasa Indonesia

dalam menyusun hasil observasi baik lisan maupun tulisan.

4. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menyususn paragraf

narasi dengan penuh tanggung jawab.

5. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menetukan ciri-ciri

bahasa teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.

6. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menjawab pertanyaan

tentang isi teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.

7. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menemukan makna

kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil observasi dengan penuh

tanggung jawab.

D. Materi Pembelajaran

Teks hasil observasi

Struktur teks hasil observasi

E. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Scientific Approach

2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.

3. Teknik : Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing)

67

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR

1. Media

a. Teks hasil observasi

2. Alat

a. Laptop

3. Sumber Belajar

a. Buku Siswa Wahana Pengetahuan Kemendikbud tahun 2013

b. LKS yang berisi materi pelajaran

c. Internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa merespon salam guru dan penyiapan kondisi kelas yang

optimal.

2. Dengan sikap religius siswa berdoa bersama sesuai dengan

keyakinan masing-masing.

3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa

4. Guru/siswa membacakan puisi bertema lingkungan hidup untuk

menarik minat siswa dalam pembelajaran.

5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

Mengamati :

Dengan sikap santun dan peduli, siswa memahami keadaan

alam melalui sajian puisi, gambar, nyanyian dan atau

tayangan.

Dengan sikap santun dan peduli membaca teks hasil

observasi dengan cermat dan menjawab pertanyaan.

Menanya :

Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

mempertanyakan tentang teks hasil observasi ( struktur dan

ciri-ciri bahasa)

Mengumpulkan informasi

1. Dengan sikap santun dan peduli salah seorang siswa

membaca teks laporan hasil observasi.

2. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan struktur isi

teks hasil observasi.

68

3. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan ciri bahasa

teks hasil observasi.

Mengasosiasi

1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.

Mengomunikasikan

1. Dengan sikap tanggungjawab siswa melaporkan hasil

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

2. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan

santun.

3. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan

yang dialami saat memahami mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi dengan menggunakan teknik cutting-

gluing.

4. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru

atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami

isi teks hasil observasi

5. Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dengan sikap

peduli dan tanggung jawab.

2. Sisiwa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut

pembelajaran.

2. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan

dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.

2. Dengan sikap religius siswa berdoa sesuai dengan keyakinan

masing-masing.

3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa.

4. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

69

b. Kegiatan Inti

1. Dengan sikap santun dan peduli siswa bertanya jawab tentang

hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks hasil observasi.

2. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa

membaca dan menentukan struktur teks hasil laporan observasi.

3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan

santun.

4. Dengan sikap tanggungjawab, peduli dan santun siswa mengisi

latihan berupa mencocokkan kalimat dan kata yang isinya

berkaitan dengan teks dan menjawab pertanyaan dengan memilih

salah satu jawaban yang sesuai dengan teks.

5. Dengan sikap santun dan percaya diri siswa bersama guru

membahas hasil latihan.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilakukan.

3. Guru memberikan PR untuk mencari contoh teks laporan hasil

observasi.

3. Penilaian Hasil Belajar

Format Penilaian

No. Aspek yang dinilai Bobot

Skor

Skor Skor

Maksimum 1 2 3 4

1. Kesesuaian narasi dengan

teks wawancara.

5 20

2. Ketepatan dalam mengubah

kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung.

5 20

3. Kelengkapan informasi dalam

narasi.

5 20

4. Ketetapan ejaan dan tanda

baca.

5 20

5. Kefektifan kalimat. 5 20

Jumlah 5 10

70

Keterangan skor :

1 : Kurang 3 : Baik

2 : Cukup 4 : Sangat baik

Mengetahui,

Guru Pamong

Hj. ROSMINI, S.Pd.

NIP 19590617 198003 2 001

Galesong Utara, Agustus 2014

Mahasiswa

FITRIANTI

NIM 10533 6498 10

71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 GALESONG UTARA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Materi pokok : Pemodelan Teks hasil Observasi

Tema : BAB I Cinta Lingkungan Hidup

Subtema : 1.1 Cinta Lingkungan

Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (3 x tatap muka)

A. KOMPETENSI INTI

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi,gotong royong).santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Mencoba mengolah, dan menyaji dalam konkrit (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi dan membuat) dan rana abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /

teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa

Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi

secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi.

3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.

72

Indikator:

3. Memahami teks wawancara sebagai hasil laporan observasi.

4. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk paragraf narasi.

4.2 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks hasil

observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek

baik melalui lisan maupun tulisan.

Indikator :

3. Menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.

4. Menemukan makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil

observasi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menghargai dan

mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana informasi tulisan.

2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa menghargai dan

mensyukuri keberadaan Bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulisan.

3. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan sikap

jujur, tanggung jawab, dan santun dengan menggunkan Bahasa Indonesia

dalam menyusun hasil observasi baik lisan maupun tulisan.

4. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menyususn paragraf

narasi dengan penuh tanggung jawab.

5. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menetukan ciri-ciri

bahasa teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.

6. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menjawab pertanyaan

tentang isi teks hasil observasi dengan penuh tanggung jawab.

7. Diberikan model teks hasil observasi, siswa dapat menemukan makna

kata-kata sulit yang terdapat dalam teks hasil observasi dengan penuh

tanggung jawab.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Teks hasil observasi

Struktur teks hasil observasi

E. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Scientific Approach

2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.

3. Teknik : -

73

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR

1. Media

a. Teks hasil observasi

2. Alat

b. Laptop

3. Sumber Belajar

a. Buku Siswa Wahana Pengetahuan Kemendikbud tahun 2013

b. LKS yang berisi materi pelajaran

c. Internet

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa merespon salam guru dan penyiapan kondisi kelas yang

optimal.

2) Dengan sikap religius siswa berdoa bersama sesuai dengan

keyakinan masing-masing.

3) Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa

4) Guru/siswa membacakan puisi bertema lingkungan hidup untuk

menarik minat siswa dalam pembelajaran.

5) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

Mengamati :

Dengan sikap santun dan peduli, siswa memahami keadaan

alam melalui sajian puisi, gambar, nyanyian dan atau

tayangan.

Dengan sikap santun dan peduli membaca teks hasil

observasi dengan cermat dan menjawab pertanyaan.

Menanya :

Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

mempertanyakan tentang teks hasil observasi ( struktur dan

ciri-ciri bahasa)

Mengumpulkan informasi

1. Dengan sikap santun dan peduli salah seorang siswa

membaca teks laporan hasil observasi.

74

2. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan struktur isi

teks hasil observasi.

3. Dengan sikap santun dan peduli mendiskusikan ciri bahasa

teks hasil observasi.

Mengasosiasi

1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks hasil observasi.

Mengomunikasikan

2. Dengan sikap tanggungjawab siswa melaporkan hasil

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan

santun.

4. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan

yang dialami saat memahami mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi.

5. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru

atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami

isi teks hasil observasi

6. Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dengan

sikap peduli dan tanggung jawab.

2. Sisiwa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilakukan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut

pembelajaran.

2. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan

dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.

2. Dengan sikap religius siswa berdoa sesuai dengan keyakinan

masing-masing.

3. Guru melakukan apersepsi, mengecek kehadiran siswa.

4. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

75

b. Kegiatan Inti

1. Dengan sikap santun dan peduli siswa bertanya jawab tentang

hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks hasil observasi.

2. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa

membaca dan menentukan struktur teks hasil laporan observasi.

3. Siswa lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan

santun.

4. Dengan sikap tanggungjawab, peduli dan santun siswa mengisi

latihan berupa mencocokkan kalimat dan kata yang isinya

berkaitan dengan teks dan menjawab pertanyaan dengan memilih

salah satu jawaban yang sesuai dengan teks.

5. Dengan sikap santun dan percaya diri siswa bersama guru

membahas hasil latihan.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilakukan.

3. Guru memberikan PR untuk mencari contoh teks laporan hasil

observasi.

G. Penilaian Hasil Belajar

Format Penilaian

No. Aspek yang dinilai Bobot

Skor

Skor Skor

Maksimum 1 2 3 4

1. Kesesuaian narasi dengan

teks wawancara.

5 20

2. Ketepatan dalam mengubah

kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung.

5 20

3. Kelengkapan informasi dalam

narasi.

5 20

4. Ketetapan ejaan dan tanda

baca.

5 20

5. Kefektifan kalimat. 5 20

Jumlah 5 10

76

Keterangan skor :

1 : Kurang 3 : Baik

2 : Cukup 4 : Sangat baik

Mengetahui,

Guru Pamong

Hj. ROSMINI, S.Pd.

NIP 19590617 198003 2 001

Galesong Utara, Agustus 2014

Mahasiswa

FITRIANTI

NIM 10533 6498 10

77

RIWAYAT HIDUP

Fitrianti. Dilahirkan di Makassar pada tanggal 21 November

1992, dari pasangan Ayahanda Irwan dan Ibunda Nirwana.

Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 1998 di SD Negeri

118 Inpres Bontolebang Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar dan tamat tahun 2004, tamat SMP tahun

2007 di SMP Negeri 1 Galesong Utara, dan tamat SMA tahun

2010 di SMA Negeri 1 Galesong Utara.

Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Insya Allah pada tahun 2014

akan menyelesaikan studi sekaligus menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.

Pd), diakhir studinya ia menyususn skripsi dengan judul: “Penerapan Teknik

Memotong dan Merekatkan dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi

Paragraf Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Galesong Utara”.