PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN...
Transcript of PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN...
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
1 NIM: G44110043
PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
DAN UV-VIS
Norma Nur Azizah1, Mulyati
a, Wulan Suci Pamungkas
a, Mohamad Rafi
a
aDepartemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor, Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Abstrak
Penentuan kandungan besi dalam tablet multivitamin dapat dilakukan
dengan metode spektrofotometri serapan atom dan UV-Vis. Pengukuran dengan
metode spektrofotometri serapan atom dilakukan dengan cara pembuatan kurva
kalibrasi standar pada panjang gelombang 248.30 nm. Metode spektrofotometri
UV-Vis dilakukan dengan metode adisi standar. Sampel ditambahkan ke dalam
larutan standar yang dibuat terlebih dahulu dan dilakukan penambahan H2SO4
pekat, larutan K2S2O8, dan larutan KSCN. Pengukuran kosentrasi Fe dilakukan
setelah penentuan panjang gelombang maksimum, yaitu pada panjang gelombang
471 nm. Kedua metode dibandingkan menggunakan uji T dengan selang
kepercayaan 95%. Kandungan besi yang diperoleh dalam sampel tablet
multivitamin yaitu sebesar 644.70 mg/g sampel dengan metode spektrofotometri
serapan atom, sedangkan dengan metode spektrofotometer UV-Vis kandungan
besi yang diperoleh sebesar 1075 mg/gram sampel. Berdasarkan hasil uji T dapat
dikatakan bahwa penentuan besi dengan metode spektrofotometri serapan atom
dan UV-Vis tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.
Kata kunci: Besi, Kurva kalibrasi, Spektrofotometri serapan atom, UV-Vis.
Pendahuluan
Analisis kadar unsur-unsur pengotor yang terkandung dalam larutan
contoh dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA),
dilakukan dengan cara mengalirkan larutan contoh ke dalam nyala, selanjutnya di
dalam nyala akan terurai menjadi atom-atom bebas dari unsur yang dianalisis,
dengan adanya sinar dari lampu katoda cekung yang mempunyai panjang
gelombang yang sama dengan unsur yang dianalisis, maka akan terjadi
penyerapan sinar oleh atom-atom unsur tersebut yang mengakibatkan atom -atom
tersebut tereksitasi. Banyaknya sinar yang diserap oleh atom-atom tersebut
berbanding lurus dengan konsentasi unsur dalam larutan cuplikan sehingga kadar
unsur dalam contoh dapat diketahui (Boybul dan Hayati 2009).
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk
menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada
proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat
energi dasar (ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang
gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan
tersebut menyebabkan atom penyerap tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom
meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang
diserap sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar
yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat penyerapan
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
2 NIM: G44110043
radiasi (absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka
konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan. Hubungan kuantitatif antara
intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi unsur yang ada dalam larutan
cuplikan menjadi dasar pemakaian SSA untuk analisis unsur-unsur logam. Untuk
membentuk uap atom netral dalam keadaan/tingkat energi dasar yang siap
menyerap radiasi dibutuhkan sejumlah energi. Energi ini biasanya berasal dari
nyala hasil pembakaran campuran gas asetilen-udara atau asetilen-N2O,
tergantung suhu yang dibutuhkan untuk membuat unsur analit menjadi uap atom
bebas pada tingkat energi dasar (ground state) (Boybul dan Hayati 2009).
Kadar mineral yang relatif kecil serta terdapat dalam matriks yang
komplek yaitu dalam tablet multivitamin menjadikan penentuan kadar mineral
menjadi sulit karena adanya gangguan senyawa lain, sehingga proses jaminan
kualitas dalam hal ini adalah penetapan kadar dan keseragaman kadar sulit
dilaksanakan. Penetapan mineral dengan kadar relatif kecil dan terdapat dalam
matriks yang komplek memerlukan metode yang spesifik dan sensitif. Metode
penetapan kadar mineral yang spesifik dan sensitif salah satunya adalah
menggunakan spektrofotometri serapan atom, karena untuk satu logam digunakan
lampu logam tertentu sebagai sumber cahaya. Tetapi sebelumnya harus dilakukan
preparasi sampel apalagi bentuk sediaan adalah tablet multivitamin (Rahayu et
al.2007).
Spektrofotometer UV-VIS biasanya digunakan untuk analisa kimia
kuantitatif, namun dapat juga digunakan untuk analisa kimia semi kualitatif.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-VIS didasarkan pada fenomena penyerapan
sinaroleh spesi kimia tertentu didaerah ultra lembayung (ultra violet) dan sinar
tampak (visible). Meskipun tidak sepeka analisa dengan menggunakan teknologi
nuklir, analisa dengan UV-VIS memiliki kepakaan yang cukup tinggi dan relatif
mudah dilakukan. Analisa dengan cara ini digunakan secara meluas untuk
menganalisa sampel dalam berbagai spesi, baik ion maupun senyawaan (Huda
2001).
Praktikum bertujuan mengukur kadar besi (Fe) dalam tablet multivitamin
dan membandingkannya dengan metode spektrofotometri serapan atom (AAS)
dan spektrofotometri UV-VIS.
Metode percobaan
Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaituSpektrofotometer Serapan Atom,
spektrofotometer UV-Vis, labu takar, lampu Katode Rongga Fe, Corong, pipet
mohr, gelas piala dan heater. Bahan yang digunakan adalah HCl pekat, larutan
standar Fe 10 ppm, Air deionisasi, H2SO4 pekat, larutan K2S2O8 jenuh, KSCN 3N,
tablet multivitamin, dan kertas saring.
Prosedur percobaan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Preparasi larutan standar, larutan standar Fe disiapkan dengan konsentrasi 1,
2, 3, 4, dan 5 ppm. Nilai absorbans larutan standar dibaca pada SSA. Preparasi
larutan sampel dan pengukuran absorbans. Sejumlah tablet dimasukkan ke dalam
gelas piala dan ditambahkan 7 ml HCl pekat, kemudian dipanaskan secara
perlahan menggunakan lempeng hangat pada ruang asam hingga larut. Setelah itu
tambahkan air deionisasi dan disaring saat dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml.
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
3 NIM: G44110043
Diencerkan lagi ke dalam labu takar 10 mL dan ditera dengan air deionisasi.
Preparasi sampel dilakukan 6 kali ulangan. Nilai absorbans larutan sampel dibaca
pada SSA.
Spektrofotometer UV-Vis
Sampel dibuat dengan melarutkan sampel dengan H2SO4 pekat dan 100 ml
air. Larutan sampel dipipet 10 ml ke dalam labu takar 50 ml sebanyak 6 kali ke
dalam 6 buah labu takar berbeda. Larutan standar Fe 10 ppm dipipet 5, 10, 15, 20,
25, dan 30 ml ke dalam labu takar 1 hingga 6 sesuai urutan dan beri label. Pada
tiap labu ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat dan 2 ml K2S2O8 lalu dikocok baik-baik,
ditambahkan air sampai tanda tera. Diambil menggunakan pipet 10 ml masing-
masing larutan ke dalam gelas piala 50 ml yang betul-betul kering. Tambahkan 10
ml air, 1ml K2S2O8 dan 4 ml KSCN , diaduk baik-baik. Larutan blangko seperti
perlakuan di atas tanpa penambahan larutan standar dan sampel. dibuat spektrum
serapan dengan menggunakan salah satu larutan standar, dan ditentukan panjang
gelombang maksimumnya. Diukur serapan semua larutan pada panjang
gelombang maksimum kemudian dibuat kurva kalibrasi penambahan standar dan
ditentukan konsentrasi besi dalam analat. Pengerjaan dilakukan sebanyak 6 kali
ulangan.
Hasil dan pembahasan
Menentukan kadar besi dalam multivitamin menggunakan metode AAS
berdasar pada prinsip penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada
pada tingkat energi dasar (ground state). Sampel dialirkan pada alat kemudian di
tembak dengan lampu katoda yang sesuai (khusus untuk Fe) menghasilkan atom-
atom dan menghasilkan informasi berupa nilai absorbans yang terukur. Sampel
disiapkan dengan menambahkan 7 mL HCl pekat lalu dipanaskan, pembuatan
larutan sampel dilakukan di ruang asam. Penambahan HCl pekat bertujuan agar
serbuk multivitamin larut sempurna, karena serbuk multivitamin ini sukar larut
dalam air,sedangkan tujuan dilakukan di ruang asam agar asap dari hasil reaksi
pelarutan serbuk dengan HCl pekat tidak tersebar ke lingkungan luar karena asap
HCl termasuk berbahaya untuk kesehatan (Kristianingrum 2012). Selain itu
Pelarutan sampel menggunakan HCl bertujuan mencegah terbentuknya endapan
Fe(OH)3. Di dalam air, ion besi dapat mengalami hidrolisis dan membentuk
padatan Fe(OH)3 yang dapat mengurangi ketepatan pengukuran. Larutan standar
di ukur pada AAS dengan panjang gelombang 243.30 nm. Batas deteksi pada
panjang gelombang tersebut sebesar 0,006 μg/mL dan kisaran kerja 2,5-60 μg/mL.
Tipe nyala yang digunakan adalah udara-asetilena untuk mencapai suhu 2300 °C
(Ganjar 2010).
Absorbans yang diperoleh dari hasil pengukuran di plotkan terhadap
konsentrasi larutan standar dalam ppm (Gambar 1). Persamaan regresi yang
diperoleh, yaitu y = 0.0527x + 0.0184 dengan R2 sebesar 0.9922. Absorbans
sampel yang diperoleh kemudian disubstitusikan ke persamaan regresi yang
diperoleh tersebut dimana y adalah absorbans dan x adalah konsentrasinya.
Diperoleh rerata konsentrasi sampel dalam pengukuran 6 kali ulangan sebesar
644.70 mg/g dengan ketelitian 82.24% (Tabel 2). Koefisien korelasi yang
diperoleh dari kurva tersebut sudah cukup baik karena nilainya mendekati 1
berarti linearitasnya baik.
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
4 NIM: G44110043
y = 0.0527x + 0.0184 R² = 0.9922
0,0000
0,0500
0,1000
0,1500
0,2000
0,2500
0,3000
0 1 2 3 4 5 6
Ab
sorb
ans
Konsentrasi standar (ppm)
Gambar 1 Hubungan absorbans terhadap konsentrasi larutan standar
Kadar besi dalam tablet multivitamin dengan metode spektrofotometer
UV-VIS dilakukan dengan cara adisi standar. Adsi standar adalah metode analisis
dengan menambahkan larutan sampel dan larutan standar dalam satu tabung
pengukuran. Adisi standar digunakan untuk menghindari terjadinya gangguan
yang berasal dari matriks (Skoog 2000). Spektrofotometer UV-VIS yang
digunakan adalah spektrofotometer Genesis. Mengukur konsentrasi besi dalam
tablet multivitamin dibuat terlebih dulu deret standar dari larutan induk 10ppm
dan dipipet sesuai konsentrasi yang diinginkan, yaitu 5,10,15,20,25, dan 30 mL
larutan induk yang dipipet lalu direaksikan dengan larutan H2SO4. Fungsi
penambahan larutan H2SO4 ini adalah untuk mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+
sehingga hanya terdapat Fe3+
dalam larutan. Pengukuran konsentrasi dengan
spektrofotometer UV-VIS biasanya digunakan pada larutan yang berwarna, maka
dari itu larutan sampel diberi penambahan KSCN yang bertujuan untuk
membentuk senyawa kompleks Fe(SCN)3 agar larutan menjadi berwarna merah.
Warna yang ditimbulkan stabil untuk jangka waktu yang lama sehingga
serapannya tidak berubah hingga akhir analisis.
Sebelum pengukuran larutan, ditentukan terlebih dulu panjang gelombang
maksimum menggunakan salah satu larutan dengan konsentrasi tertingi.
Penentuan panjang gelombang maksimum sebelum pengukuran bertujuan agar
mendapatkan puncak serapan yang maksimum pada sampel dengan warna
tersebut. Karena panjang gelombang maksimum pada suatu larutan berwarna
bersifat khas dan spesifik. Semakin pekat larutan tersebut maka semakin tinggi
nilai absorbansnya dan semakin kecil nilai transmitannya. Panjang gelombang
maksimum dicari dengan kisaran panjang gelombang 425-525 nm dengan interval
2 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari hasil pengkuran besi
adalah 471 nm (Gambar 2). Panjang gelombang maksimum yang diperoleh
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
5 NIM: G44110043
0,1000,1100,1200,1300,1400,1500,1600,1700,180
400 450 500
Ab
sorb
ans
Panjang Gelombang (nm)
y = 0,0028x + 0,0865 R² = 0,9748
0,080
0,090
0,100
0,110
0,120
0,130
0,140
0,150
0,160
0,170
0,180
0 5 10 15 20 25 30 35
Ab
sorb
ans
Volume Spike (mL)
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai absorbans larutan untuk
menentukan konsentrasi (kadar) besi dalam tablet multivitamin.
Gambar 2 Kurva penentuan panjang gelombang maksimum
Larutan yang diukur absorbansnya pada panjang gelombang 471 nm
menghasilkan persamaan regresi linear hubungan antara volume spike dan
absorbans yang diperoleh adalah y = 0.002x + 0.086 dengan R2
= 0.974.
persamaan regresi ini sebanding dengan persamaan Sspike =𝑘𝐶𝑠
𝑉𝑓 𝑉𝑠 + k
𝐶𝐴.𝑉0
𝑉𝑓.
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh konsentrasi analat (Fe) dalam sampel
(Gambar 3).
Gambar 3 Hubungan volume spike Fe dan absorbans
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
6 NIM: G44110043
Data absorbans yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4. Konsentrasi analat
yang diperoleh dari persamaan tersebut kemudian dikonversi ke dalam satuan
mg/g sampel. Kadar besi dalam tablet multivitamin diperoleh dari besarnya kadar
besi hasil pengukuran dalam mg terhadap massa sampel dalam gram, sehingga
diperoleh sebesar 1075 mg/g multivitamin.
Kadar besi dalam tablet multivitamin menggunakan metode
spektrofotometer serapan atom (AAS) dan spektrofotometer UV-VIS Genesis,
diuji menggunakan uji statistika, yaitu uji T yang bertujuan untuk
membandingkan kedua metode tersebut untuk menentukan hasil yang terbaik.
Hasil yang diperoleh adalah Thitung<Ttabel, sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil dari kedua metode tidak berbeda nyata. Namun jika dilihat dari hasil
pengukuran konsentrasi besi dari kedua metode berbeda sangat jauh. Hal ini bisa
dimungkinkan akibat kesalahan saat praktikum berlangsung, seperti kesalahan
sistematik saat praktikum. Penghilangan gangguan matriks pada metode adisi
standar seharusnya memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat dibandingkan
dengan metode standar eksternal. Kadar besi dalam tablet multivitamin
menggunakan metode AAS lebih kecil dibandingkan dengan metode
spektrofotometer UV-VIS genesis.
Simpulan
Penentuan konsentrasi besi dalam tablet multivitamin dapat dilakukan
dengan metode spektrofotometri serapan atom maupun UV-Vis. Kandungan besi
yang diperoleh dalam sampel tablet multivitamin yaitu sebesar 644.70 mg/g
dengan metode spektrofotometri serapan atom, sedangkan dengan metode
spektrofotometer UV-Vis kandungan besi yang diperoleh sebesar 1075 mg/g.
Berdasarkan hasil uji T dapat dikatakan bahwa penentuan besi dengan metode
spektrofotometri serapan atom dan UV-Vis tidak berbeda nyata.
Daftar pustaka
Boybul, Iis H. 2009. Analisis unsur pengotor Fe, Cr, dan Ni dalam larutan uranil
nitrat menggunakan spektrofotometer serapan atom. Seminar Nasional V
SDM Teknologi Nuklir; 2009 Nov 5; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta
(ID): Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN. hlm 565-572.
Ganjar, IG. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.
Huda N.2001.Pemeriksaan kinerja spektrofotometer UV-VIS.GBC 911A
menggunakan pewarna tartazine CL 19140.Sigma Epsilon 20(21): 15-20.
Kristianingrum S.2012.MSDS Asam Klorida Pekat.Yogyakarta(ID):UNY Press.
Rahayu WR, Djalil A,Fauziyah.2007.Validasi penetapan kadar besi dalam sediaan
tablet multivitamin dengan metode spektrofotometri UV-VIS.Pharmacy
5(1): 57-62.
Skoog, Douglas A. 2000. Principle of Instrumental Analysis. Philadelphia
(US):Saunders.
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
7 NIM: G44110043
LAMPIRAN
Metode Spektrofotometri Serapan Atom
Tabel 1 Penentuan Kurva Larutan Standar Besi
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbans Absorbans Terkoreksi
Blanko 0.0000 0.0007 -
Standar 1 1.0000 0.0671 0.0664
Standar 2 2.0000 0.1294 0.1287
Standar 3 3.0000 0.1742 0.1735
Standar 4 4.0000 0.2404 0.2397
Standar 5 5.0000 0.2753 0.2746
Perhitungan :
1. Pembuatan larutan standar besi 50 ppm
V1. N1 = V2.N2
V1 . 100 ppm = 100 mL .50 ppm
V1 = 100 𝑚𝐿.50 𝑝𝑝𝑚
100 𝑝𝑝𝑚
V1 = 50 mL
2. Pembuatan larutan standar besi 1, 2, 3, 4 ,dan 5 ppm
V1. N1 = V2.N2
V1 . 50 ppm = 25 mL .1 ppm
V1 = 25 𝑚𝐿.1 𝑝𝑝𝑚
50 𝑝𝑝𝑚
V1 = 0,5 mL
Tabel 2 Penentuan Konsentrasi Besi dalam Sampel Tablet Multivitamin
Larutan Absorbans Absorbans
terkoreksi
[Fe] dalam
labu (ppm)
Massa
Sampel
(g)
[Fe] dalam
sampel (mg/g)
Blanko 0.0062 - - - -
Sampel 1 0.1240 0.1178 1.8861 0.0099 476.30
Sampel 2 0.1952 0.1890 3.2372 0.0101 801.28
Sampel 3 0.1497 0.1435 2.3738 0.0102 581.82
Sampel 4 0.1695 0.1633 2.7495 0.0102 673.91
Sampel 5 0.1807 0.1745 2.9620 0.0102 725.99
Sampel 6 0.1581 0.1519 2.5332 0.0104 608.94
Rerata 644.70
SD 114.52
Ketelitian (%) 82.24
Perhitungan:
1. Penentuan konsentrasi Fe2+
dalam labu takar 10 ml (sampel 1)
Persamaan regresi linear :
𝑦 = 0.0527𝑥 + 0.0184 0.1178.0527 x + 0.0184
x = 1.8861ppm
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
8 NIM: G44110043
2. Penentuan bobot Fe dalam sampel (sampel 1)
Bobot Fe (mg) = ppm Fe x V labu x fp
= 1.8861ppm x 0.01 L x 250
= 4.7154 mg
3. Penentuan kadar Fe dalam sampel (sampel 1)
Kadar Fe dalam sampel (mg/g) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐹𝑒 (𝑚𝑔)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
= 4.7154
0.0099
= 476.30 mg/g
4. Penentuan rerata, standar deviasi, dan ketelitian
Rerata = ([𝐵𝑒𝑠𝑖]1 + [𝐵𝑒𝑠𝑖]2 + [𝐵𝑒𝑠𝑖]3 + [𝐵𝑒𝑠𝑖]4 + [𝐵𝑒𝑠𝑖]5 + [𝐵𝑒𝑠𝑖]6
6
= (476.30 + 801.28 + 581.81 + 673.91 + 725.99 + 608.94)/6
= 644.70 mg/g
Standar Deviasi = √∑ (x−xrata−rata)2n
i=1
n−1
= 114.52 mg/g
Ketelitian = (1 − (𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎))𝑥 100%
= 82.24%
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
9 NIM: G44110043
Metode Spektrofotometri UV-VIS Standar Adisi
Tabel 3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbans
Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbans
425 0.121 477 0.175
427 0.125 479 0.175
429 0.128 481 0.174
431 0.131 483 0.174
433 0.134 485 0.174
435 0.137 487 0.173
437 0.139 489 0.172
439 0.142 491 0.171
441 0.144 493 0.170
443 0.147 495 0.168
445 0.150 497 0.166
447 0.153 499 0.164
449 0.156 501 0.161
451 0.159 503 0.159
453 0.161 505 0.157
455 0.164 507 0.155
457 0.166 509 0.153
459 0.168 511 0.151
461 0.170 513 0.149
463 0.172 515 0.147
465 0.174 517 0.144
467 0.175 519 0.140
469 0.176 521 0.137
471 0.176 523 0.133
473 0.176 525 0.129
475 0.175
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
10 NIM: G44110043
Tabel 4 Penentuan Konsentrasi Besi dalam Sampel Tablet Multivitamin
Larutan
Volume
Sampel
(mL)
Volume
Standar
(mL)
[Fe]
Standar
(ppm)
A [Fe] dalam
labu (mg)
[Fe2+
] dalam
sampel
(mg/g)
1 10 5 10 0.100
10.75 1075
2 10 10 10 0.118
3 10 15 10 0.122
4 10 20 10 0.141
5 10 25 10 0.161
6 10 35 10 0.167
Perhitungan:
1. Penentuan konsentrasi Fe dalam labu takar 100 ml
Persamaan regresi : Sspike =𝑘𝐶𝑠
𝑉𝑓 𝑉𝑠 + k
𝐶𝐴.𝑉0
𝑉𝑓
Persamaan regresi : y = 0.002x + 0.086
Ketika nilai y = 0, nilai x negatif = konsentrasi Fe dalam sampel yang telah
diencerkan
0 = 0.002x + 0.086
x = -43 mL
x =−𝐶𝐴 .𝑉0
𝐶𝑆 ; Keterangan : CA = Konsentrasi analat (ppm)
V0 = Volume sampel (mL)
CS = Konsentrasi standar (ppm)
−43𝑚𝐿 =−𝐶𝐴 .10 𝑚𝐿
10 𝑝𝑝𝑚
− 𝐶𝐴=−43 𝑚𝐿. 10 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝐿
CA = 43 ppm
2. Penentuan bobot Fe dalam sampel
Bobot Fe (mg) = ppm Fe x V labu x fp
= 43 x 0.05 L x 5
= 10.75 mg
3. Penentuan kadar Fe dalam sampel
Kadar Fe dalam sampel (mg/g) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐹𝑒 (𝑚𝑔)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
= 10.75
0.01
= 1075 mg/g
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014
11 NIM: G44110043
Tabel 4 Pengujian kedua metode dengan uji T
Metode
[Besi]
(mg/tablet)
UV-Vis 1075 1075 1075 1075 1075 1075
SSA 476.30 801.28 581.82 673.91 725.99 608.94
t hitung
2.54 x 10-4
t tabel (n+n-2)
(α=0,05)
2.228
t hitung < t tabel
Tidak berbeda nyata
Perhitungan :
Thit dihitung menggunakan aplikasi MS.Exel:
=TTEST(1075: 1075: 1075: 1075: 1075: 1075: 1075, 476.30: 801.28: 581.82:
673.91: 725.99: 608.94,2,1)
=2.54 x 10-4
t hitung = 2.54 x 10-4
; t tabel (n+n-2) = t tabel (6+6-2) = t tabel (10) (α=0,05) :
2,228