Pendugaan Umur Simpan pada Wafer
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pendugaan Umur Simpan pada Wafer
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat / 5Juni 2015
Pengemasan Pangan Waktu : 13.00-17.00 WIB
Dosen : Dwi Yuni Hastati, STP,DEA.
Asisten Dosen : Alfredo R. Kresna, A.Md
PENDUGAAN UMUR SIMPAN (ARRHENIUS)
Kelompok 6
Dania Syamsunita Sinaga J3E214099
Melisa Nur Fitriana J3E114018
Tiara Halwa Tsani J3E214125
Tini Anggraeni J3E114042
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wafer merupakan salah satu jenis biskuit yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat. Banyak tipe wafer
yang berada di pasaran tapi dalam penelitian ini
digunakan flat wafer tanpa lapisan coating. Menurut
survei konsumen, rasa dan tekstur wafer merupakan mutu
utama produk wafer. Mutu produk wafer tersebut akan
mengalami reaksi penurunan selama penyimpanan.
Sebanyak 82.5% dari 40 orang konsumen menyatakan bahwa
penurunan mutu wafer yang mudah teridentifikasi secara
organoleptik adalah tekstur wafer yang mulai lembek
(kerenyahan wafer menurun) yang disebabkan penyerapan
uap air oleh wafer sehingga kadar air wafer meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan umur
simpan wafer dengan model kurva sorpsi isotermis dan
modek kadar air kritis termodifikasi. Selain itu,
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model dalam
pendekatan kadar air kritis yang sesuai dan efisien
untuk menentukan umur simpan wafer. Kandungan gizi
wafer ditentukan dengan menggunakan analisis
proksimat.
Keterangan umur simpan (masa kadaluarsa) produk
pangan merupakansalah satu informasi yang wajib
dicantumkan oleh produsen pada label kemasanproduk
pangan. Pencantuman informasi umur simpan menjadi
sangat pentingkarena terkait dengan keamanan produk
pangan dan untuk memberikan jaminanmutu pada saat
produk sampai ke tangan konsumen. Kewajiban
pencantumanmasa kadaluarsa pada label pangan diatur
dalam Undang-undang Pangan no.7/1996 serta Peraturan
Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan Iklan
Pangan,dimana setiap industri pangan wajib
mencantumkan tanggal kadaluarsa (expired date) pada
setiap kemasan produk pangan (Tamiang S, 2010)
Pengolahan pangan pada industri komersial antara lain
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan. Umur simpan
merupakan salah satu persyaratanyang harus dipenuhi
sebelum produk pangan dipasarkan selain produk
amandikonsumsi oleh masyarakat.
Kriteria atau komponen mutu yang penting
padakomoditas pangan adalah keamanan, kesehatan,
flavor, tekstur, warna, umursimpan, kemudahan,
kehalalan, dan harga (Andarwulan dan Hariyadi
2004).Berkaitan dengan berkembangnya industri pangan
skala usaha kecil-menengah, dipandang perlu untuk
mengembangkan penentuan umur simpan produk sebagai
bentuk jaminan keamanan pangan. Penentuan umur simpan
ditingkat industri pangan skala usaha kecil menengah
sering kali terkendala olehfaktor biaya, waktu,
proses, fasilitas, dan kurangnya pengetahuan produsen
pangan (Herawati, H 2009). Penentuan umur simpan
hendaknya dapat memberikan informasi tentang umur
simpan pada kondisi ideal, umur simpan pada kondisi
tidak ideal, dan umur simpan pada kondisi distribusi
dan penyimpanan normal dan penggunaan oleh konsumen.
Suhu normal untuk penyimpanan yaitu suhu yang tidak
menyebabkan kerusakan atau penurunan mutu produk. Suhu
ekstrim atau tidak normal akan mempercepat terjadinya
penurunan mutu produk dan sering diidentifikasi
sebagai suhu pengujian umur simpan produk (Hariyadi,
2004).
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
pendugaan umur simpan produk dengan menggunakan
akselerasi dengan model Arrhenius.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Bahan dan Alat
Bahan
o Wafer nabati rasa coklat
o Plastik
Alat
o Inkubator
o Label
2.2 Prosedur Kerja
Grafik 10. Grafik Ordo 0 Suhu 45˚C Parameter Tekstur
Grafik 11. Grafik Ordo 0 Suhu 55˚C Parameter Tekstur
Grafik 11. Grafik Ordo 0 Suhu 55˚C Parameter Tekstur
Grafik 13. Grafik Ordo 1 Suhu 45˚C Parameter Tekstur
Grafik 14. Grafik Ordo 1 Suhu 55˚C Parameter Tekstur
Grafik 15. Grafik Arrhenius Ordo 0 Parameter Tektur
Grafik 16. Grafik Arrhenius Ordo 1 Parameter Tekstur
3.2 Pembahasan
Umur simpan adalah kurun waktu ketika suatu
produk makanan akan tetap aman, mempertahankan sifat
sensori, kimia, fisik, dan mikrobiologi tertentu,
serta esuai dengan keterangan pelabelan data nutrisi,
ketika disimpan pada kondisi tertentu. Wafer adalah
bahan dasar dari
Percobaan umur simpan produk wafer dilakukan
dengan metode ASLT (Accelerated Shelf life Testing) berdasarkan
suhu menggunakan model kinetika Arhenius. Percobaan
dilakukan dengan penyimpanan contoh pada 3 suhu
penyimpanan, yaitu 30oC, 45oC dan 55oC selama 28 hari
dengan waktu pengamatan pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan
28. Data perubahan mutu selama penyimpanan diubah ke
dalam model matematika, kemudian umur simpan
ditentukan dengan cara eksplorasi persamaan pada
kondisi penyimpanan normal. Parameter yang diuji
adalah:
Perubahan mutu organoleptik yang diuji oleh
panelis terlatih menggunakan metode uji pembedaan
rating/skala atribut (1-7). Atribut atau parameter
sensori yang diuji meliputi rasa, aroma, dan tekstur
produk wafer. Focus discussion group tim panelis telah
dilakukan sebelum dimulainya pengujian.
1.Sebagai parameter mutu kritis adalah:
(a) Untuk organoleptik digunakan parameter mutu
kritis: rasa (timbul rasa tengik), aroma
menyimpang (muncul aroma gosong), dan tekstur
melempem. Mutu awal yang digunakan adalah Skor
pada hari ke-0 dan mutu akhir adalah skor pada
saat panelis menyatakan tidak dapat menerima
mutu produk wafer setelah disimpan.
(b) Untuk tekstur digunakan patokan tekstur
produk yang disimpan sampai hari ke-28 pada
suhu 30oC karena warna produk sudah tidak dapat
diterima lagi oleh panelis.
2. Hasil pengujian organoleptik produk selama
penyimpanan menunjukkan terjadinya penurunan
aroma menyimpang (gosong), muncul rasa tidak enak
dan tengik setelah mengkonsumsi wafer.
3.2.1 Rasa
Berdasarkan tabel hasil pengamatan mutu rasa
wafer ordo 0, pada suhu 15° didapatkan -2.452 dengan
nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar 0.086
sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu 15°
selama 46.48 atau 46 hari bila dihitung dalam bulan
maka umur simpan wafer selama 1 bulan 2 minggu 2
hari. Pada suhu 20° didapatkan -2.418 dengan nilai
konstanta laju penurunan mutu sebesar 0.089 sehingga
didapatkan umur simpan wafer pada suhu 20° selama
44.92 atau 44 hari bila dihitung dalam bulan maka umur
simpan wafer selama 1 bulan 2 minggu. Pada suhu 25° C
didapatkan LNK sebesar -2.385 dengan nilai konstanta
laju penurunan mutu sebesar 0.092 sehingga didapatkan
umur simpan wafer pada suhu 25° sebesar 43.476 atau
43 hari bila di hitung dalam bulan maka umur simpan
wafer selama 1 bulan 1 minggu 6 hari. Pada suhu 28° C
didapatkan LNK sebesar -2.366 dengan nilai konstanta
laju penurunan mutu sebesar 0.093 sehingga didapatkan
umur simpan wafer pada suhu 28° sebesar 42.64 atau 42
hari bila di hitung dalam bulan maka umur simpan wafer
selama 1 bulan 12 hari.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan mutu rasa
wafer ordo 1, pada suhu 15° C didapatkan LNK sebesar -
4,259418667 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu
sebesar 0,014130515 sehingga didapatkan umur simpan
wafer pada suhu 15° C selama 59,96227927 atau 60 hari
bila dihitung dalam bulan maka umur simpan wafer
selama 2 bulan. Pada suhu 25° C didapatkan LNK sebesar
-4.155 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu
sebesar 0.015 sehingga didapatkan umur simpan wafer
pada suhu 25° sebesar 112.97 atau 112 hari bila di
hitung dalam bulan maka umur simpan wafer selama 3
bulan 3 minggu 1 hari. Pada suhu 20° C didapatkan -4.
207 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.0149 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu
20° selama 118,89 atau 118 hari bila dihitung dalam
bulan maka umur simpan wafer selama 3 bulan 3 minggu.
Pada suhu 28° C didapatkan LNK sebesar -4,12563 dengan
nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,016153
sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu 28° C
sebesar 52,45325 atau 52 hari bila dihitung dalam
bulan maka umur simpan wafer selama 1 bulan 3 minggu 1
hari.
Perubahan flavor dan cita rasa pada produk
pangan diakibatkan oleh pertumbuhan bakteri. Suhu
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
perubahan mutu pangan, semakin tinggi suhu
penyimpanan maka laju reaksi berbagai senyawa kimia di
dalam bahan pangan akan semakin cepat. Penyimpanan
suhu yang lebih rendah dapat memperpanjang masa simpan
wafer dibandingkan dengan penyimpanan suhu tinggi
karena pada suhu penyimpanan ini aktifitas
mikroorganisme, reaksi kimia, dan biokimia di dalam
produk terhambat.
3.2.2 Aroma
Berdasarkan tabel hasil pengamatan mutu aroma
pada wafer ordo 0, pada suhu 15° didapatkan LNK
sebesar -2.764 dengan nilai konstanta laju penurunan
mutu sebesar 0.063 sehingga didapatkan umur simpan
wafer pada suhu 15° sebesar 63.46 atau 63 hari bila
di hitung dalam bulan maka umur simpan wafer selama 2
bulan 3 hari. . Pada suhu 20° didapatkan LNK sebesar -
2.668 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu
sebesar 0.069 sehingga didapatkan umur simpan wafer
pada suhu 20° selama 57.66 atau 57 hari bila dihitung
dalam bulan maka umur simpan wafer 1 bulan 3 minggu 6
hari. Pada suhu 25° didapatkan LNK sebesar -2.557
dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.076 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu
25° sebesar 52.56 atau 52 hari bila di hitung dalam
bulan maka umur simpan wafer selama 1 bulan 3 minggu 1
hari. Pada suhu 28° didapatkan LNK sebesar -2.521
dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.080 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu
28° sebesar 49.79 atau 49 hari bila di hitung dalam
bulan maka umur simpan wafer selama 1 bulan 2 minggu 5
hari.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan mutu aroma
pada wafer ordo 1, pada suhu 15° didapatkan LNK
sebesar -4.654 dengan nilai konstanta laju penurunan
mutu sebesar 0.009 sehingga didapatkan umur simpan
wafer pada suhu 15° sebesar 89.045 atau selama 89
hari bila di hitung dalam bulan maka umur simpan wafer
selama 2 bulan 4 minggu 1 hari. Pada suhu 20°
didapatkan LNK -4.521 dengan nilai konstanta laju
penurunan mutu sebesar 0.010 sehingga didapatkan umur
simpan wafer pada suhu 20° sebesar 77.923 atau selama
77 hari bila dihitung dalam bulan maka umur simpan
wafer selama 2 bulan 2 minggu 3 hari. Pada suhu 25°
didapatkan LNK sebesar -4.392 dengan nilai konstanta
laju penurunan mutu sebesar 0.012 sehingga didapatkan
umur simpan wafer pada suhu 25° sebesar 68.497 atau
selama 68 hari bila di hitung dalam bulan maka umur
simpan wafer selama 2 bulan 1 minggu 1 hari. Pada suhu
28° didapatkan LNK sebesar -4.317 dengan nilai
konstanta laju penurunan mutu sebesar 0.013 sehingga
didapatkan umur simpan wafer pada suhu 28° sebesar
63.528 atau selama 63 hari bila di hitung dalam bulan
maka umur simpan wafer selama 2 bulan 3 hari.
Di antara suhu yang telah dihitung untuk
menentukan umur simpan didapatkan hasil bahwa semakin
rendah suhu maka umur simpan produk lebih lama
dibandingkan suhu yang tinggi. Aroma tengik yang
muncul pada produk dikarenakan pada wafer ini
mengandung lemak. Jika lemak yang terdapat dalam
produk terkena panas yang cukup lama dan suhu tinggi
maka akan timbul aroma tengik pada produk. Bau tengik
tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa – senyawa
hasil pemecahan hidroperoksida. Maka dapat terlihat
bahwa semakin tinggi suhu umur simpan maka aroma wafer
akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan karena bila
wafer disimpan pada suhu tinggi maka produk wafer
tersebut akan cepat mengalami ketengikan.
3.2.3 Tekstur
Berdasarkan tabel hasil pengamatan parameter mutu
tekstur wafer ordo 0, pada suhu 150 C didapat LNK sebesar -
2.62017 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.07279 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu 150C sebesar 54.95223083 atau selama 55 hari dalam kisaran
bulan kurang lebih selama 1 bulan 3 minggu 4 hari. Pada
suhu 200 C, didapat LNK sebesar -2.55405 dengan nilai
konstanta laju penurunan mutu sebesar 0.077766 sehingga
didapatkan umur simpan wafer pada suhu 200 C sebesar
51.4363 atau selama 51 hari dalam kisaran bulan kurang
lebih selama 1 bulan 3 minggu. Pada suhu 250 C, didapat
LNK sebesar - -2.49015 dengan nilai konstanta laju
penurunan mutu sebesar 0.082898 sehingga didapatkan umur
simpan wafer pada suhu 250 C sebesar 48.2522 atau selama 48
hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 2
minggu 4 hari. Pada suhu 280 C, didapat LNK sebesar -
2.45282 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.08605 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu 250
C sebesar 46.4845 atau selama 46 hari dalam kisaran bulan
kurang lebih selama 1 bulan 2 minggu 2 hari.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan parameter mutu
tekstur wafer ordo 1, pada suhu 150C didapat LNK sebesar -
4.46085 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar
0.011553 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu
150C sebesar 73.3429 atau selama 73 hari dalam kisaran
bulan kurang lebih selama 2 bulan 1 minggu 6 hari. Pada
suhu 200C, didapat LNK sebesar -4.36981 dengan nilai
konstanta laju penurunan mutu sebesar 0.012654 sehingga
didapatkan umur simpan wafer pada suhu 20 0C sebesar
66.9609 atau selama 67 hari dalam kisaran bulan kurang
lebih selama 2 bulan 1 minggu. Pada suhu 25 0C, didapat
LNK sebesar -4.28183 dengan nilai konstanta laju penurunan
mutu sebesar 0.013817 sehingga didapatkan umur simpan wafer
pada suhu 25 0C sebesar 61.3212 atau selama 61 hari dalam
kisaran bulan kurang lebih selama 2 bulan 1 hari. Pada suhu
28 0C, didapat LNK sebesar -4.23044 dengan nilai konstanta
laju penurunan mutu sebesar 0.014546 sehingga didapatkan
umur simpan wafer pada suhu 28 0C sebesar 58.2497 atau
selama 58 hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1
bulan 3 minggu 6 hari.
Hal ini pada kerenyahan wafer dipengaruhi oleh
sejumlah air terikat pada matriks karbohidrat yang
mempengaruhi pergerakan relatif dari kristalin dan amorf,
struktur amorf sendiri terbentuk karena adanya proses salah
satunya yaitu proses pemanggangan. Kerenyahan wafer sendiri
dipengaruhi oleh komposisi utama wafer yang komposisinya
terdiri dari lemak nabati, gula, terigu, pengemulsi, kakao,
dan perisai coklat, selain itu proses pemanggangan, dan
jenis dari kemasan wafer itu sendiri. Komponen yang
berperan sebagai pembentuk struktur wafer adalah tepung
terigu dan air. Lemak yang ditambahkan ke dalam formulasi
wafer untuk memperbaiki tekstur wafer. Kerenyahan wafer
sendiri akan semakin menurun dengan bertambahnya waktu
penyimpanan.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum pendugaan umur simpan produk
pangan dengan metode Accelerated Shelf Life Testing dapat diketahui
semakin rendah suhu penyimpanan produk wafer, maka umur
simpan (shelf life) produk wafer akan semakin lama. Selain
suhu, komposisi wafer akan mempengaruhi mutu aroma,
tekstur, dan rasa wafer sehingga akan mempengaruhi umur
simpan produk tersebut.
4.2 Saran
Dalam pemberian skor dengan uji skor harus
menggunakan panelis yang terlatih agar penilaian dilakukan
secara subjektif dan objektif. Selain itu, inkubator yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk simulasi suhu
penyimpanan harus dijaga dan diawasi agar suhunya tetap
stabil. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu,
inkubator dapat mati mendadak akibatnya mengalami perubahan
suhu sehingga data yang didapat kurang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N. dan P. Hariyadi. 2004. Perubahan mutu
(fisik, kimia, mikrobiologi) produk pangan selama
pengolahan dan penyimpanan produk pangan.
Pelatihan Pendugaan Waktu Kedaluwarsa (Self Life),
Bogor, 1−2 Desember 2004. Pusat Studi Pangan dan
Gizi, IPB, Bogor.
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Hariyadi, P. 2004. Prinsip-prinsip pendugaan masa
kedaluwarsa dengan metode Accelerated Shelf Life
Test. Di dalam Pelatihan Pendugaan Waktu
Kedaluwarsa (Shelf Life). Bogor: Pusat Studi Pangan
dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Herawati, H. 2009. Pendugaan umur simpan produk
pangan. Bukit Tegalepek: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Karel, M., Fennema, O.R. and Lund. D.B. (1978),
Pyhsical Principles of Food Preservation, Marcel
Dekker, Inc. New York and Basel.
Kusmiadi, Riwan. 2008. Manisan Buah dalam artikel
Rektorat Universitas Bangka Belitung.
Tamiang, S. 2010. Pendugaan umur simpan kemasan
http://resepcarapembuatanpengolahanhasilkue.blogsp
ot.com [7 Juni 2015]
PENDUGAAN UMUR SIMPAN ORDO 0
T 25 T 20T (k) 298 T (K) 293
ln K-
2,3859234 ln K-
2,41881
K (anti ln)0,0920039
8 K (anti ln)0,08902
8 Umur Simpan (HARI)
43,4763799
Umur Simpan (Hari)
44,92981
T 28 T 15T (k) 301 T (K) 288ln K -2,3667 ln K -2,4528K (anti ln) 0,0938 K (anti ln) 0,0860 Umur Simpan (HARI) 42,6493
Umur Simpan (Hari) 46,4849
PENDUGAAN UMUR SIMPAN ORDO 1
T 25 T 20T (K) 298 T (K) 293
LN K
-4,1554
6 ln K
-4,20655464
4
k (anti ln)0,0156
79 k (anti ln)0,01489760
8 UMUR SIMPAN (HARI) 54,042
Umur Simpan (Hari)
56,87476029
T 28 T 15T (K) 301 T (K) 288
LN K
-4,1256
3 ln K
-4,259418
667
k (anti ln)0,0161
53 k (anti ln)0,014130
515 UMUR SIMPAN (HARI)
52,45325
Umur Simpan (Hari)
59,96227927
2. PARAMETER TEKSTUR
3. PARAMETER AROMA
Suhu Hari Skor hedonik rasaLn skor hedonik rasa30°C 0 6.965517 1.940972
7 6.965517 1.94097214 5.931034 1.78019921 5.413793 1.6889528 4.862069 1.581464
45°C 0 6.896552 1.9310227 6.62069 1.890214 5.689655 1.7386521 4.551724 1.51550628 4.068966 1.403389
55°C 0 6.896552 1.9310227 6.137931 1.81448814 4.862069 1.58146421 4.310345 1.46101828 3.517241 1.257677
Slope (k) Intercept
45
-0.11034 7.110345 0.967304
55
-0.12266 6.862069 0.985582
Ordo 0 (Qo-kt)
30
-0.08227 7.17931 0.946416
�ଶ
Slope (k) Intercept
55
-0.02429 1.949165 0.98988472
Ordo 1 (Ln Qt=Ln Qo-kt)
30
-0.01387 1.980719 0.94938325
45
-0.02043 1.981745 0.96014218
�ଶ
Ln k T 1/Tordo 0
-2.20415
-2.4978 303 0.0033
318 0.003145
-2.09834 328 0.003049
ordo 1Ln k T 1/T
328 0.003049
0.0033
0.003145
-4.27789 303
-3.89085 318
-3.71777
ARRHENIUS
1/T ln k intercept slope0.0033 -2.4978 2.849472 -1616.710.0031 -2.20410.0030 -2.0983
ordo 0
t=15 288 t=20 293 T=25 298 T=28 301Ln K -2.76412 ln k -2.66832 Ln k -2.57574 ln k -2.52167K 0.063032 k 0.069369 k 0.076097 k 0.080325t (hari) 63.46005 t hari 57.66299 t(hari) 52.56419 t (hari) 49.79742
ordo 0Lnk= int-slope (1/T)
ARRHENIUS
1/T ln k intercept slope0.0033 -4.27789 3.163317 -2251.630.0031 -3.89080.0030 -3.7178
ordo 1
t=15 288 t=20 293 T=25 298 T=28 301Ln K -4.65485 ln k -4.52143 Ln k -4.39249 ln k -4.31719K 0.009515 k 0.010873 k 0.01237 k 0.013337t (hari) 89.04527 t hari 77.92362 t(hari) 68.49703 t (hari) 63.52816
Lnk= int-slope (1/T)