ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.M UMUR 23 TAHUN P 1 A 0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.M UMUR 23 TAHUN P 1 A 0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN...
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.M UMUR 23TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN BENDUNGAN
ASI DI BPS.DESI ANDRIANI,Amd.KebTELUK BETUNG UTARABANDAR LAMPUNGTAHUN 2013
I. Pengkajian
Tanggal : 22 Mei 2013
Jam : 14.00 Wib
Oleh : Eva Meri Yanti
A. Data Subyektif
1. Identitas
Pasien
Istri Suami
Nama : Ny. M
Tn. W
Umur : 23 tahun
25 tahun
Agama : Islam
Islam
Suku/bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT
Wiraswasta
Alamat : Jl. Mayor Salim
Jl. Mayor Salim
Kupang Tebu Kupang
Tebu
Gg.Melati RT02/RW03 Gg.Melati
RT02/RW03
Teluk Betung Utara Teluk
Betung Utara
Bandar Lampung Bandar
Lampung
2. Alasan Datang : Ibu ingin memeriksakan dirinya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan payudara terasa nyeri dan panas, teraba
keras, dan ibu masih merasakan mules.
4. Riwayat kesehatan
a. Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit
keturunan atau menular seperti Hipertensi, DM, Asma, TBC,
HIV/AIDS dan lain-lain.
b. Yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit
apapun.
c. Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit
keturunan atau menular seperti Hipertensi, DM, Asma, TBC,
HIV, dan lain-lain.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama : 6-7 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut dalam sehari
Warna : Merah segar
Disminorhea : Tidak ada
Bau : Amis
Flour Albus : Tidak ada
b. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 18-8-2012
Taksiran Persalinan : 25-5-2013
Tanggal bersalin : 20-5-2013
Frekuensi ANC : 7 kali
Suntik TT : 2 kali
Penyuluhan yang sudah di dapatkan : Tanda bahaya
kehamilan, tanda-tanda persalinan, dan persiapan
persalinan
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Selama hamil : Makan 3 kali sehari dan minum 7-8
gelas/hari
Selama nifas : Makan 3 kali sehari dan minum 7-8 gelas/hari
b. Pola Eliminasi
Selama hamil : Ibu BAB 1 x sehari, BAK 6-7 x sehari
Selama nifas : Ibu BAB 1 x sehari, BAK 5-6 x
sehari
c. Pola Istirahat
Selama hamil : Ibu tidur siang 2 jam, malam
6-7 jam
Selama nifas : Ibu tidur siang 2 jam, malam
6 jam
d. Personal Hygiene
Selam hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, sikat gigi 2-
3 x/hari, keramas 1x/hari, menggati pakian 2x/hari, dan
mengganti celana dalam 2-3 x/hari atau jika terasa
lembab.
Selama nifas : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, sikat gigi 2-
3 x/hari, keramas 1x/hari, menggati pakian 2x/hari, dan
mengganti celana dalam 2-3 x/hari atau jika terasa
lembab.
e. Pola Seksual
Selama hamil : Ibu mengatakan 2 kali melakukan
hubungan sexual dalam seminggu.
Selama nifas : Ibu mengatakan belum pernah melakukan
hubungan sexual selama nifas
8. Riwayat Psikososial
a. Status Perkawinan : Syah, lamanya 1 tahun
b. Status emosional : Baik
9. Riwayat spiritual
Selama hamil : Tidak ada kepercayaan yang dianut selama
hamil
Selama nifas : Ada kepercayaan dalam keluarga tidak
diperbolehkan makan ikan, telur, selama nifas
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran :
Compos mentis
Keadaan emosional :
Stabil
Tanda vital / TTV
TD
: 110/80 mmHg
Pernafasan
: 24 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,70c
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Warna rambut :
Hitam
Ketombe
: Tidak Ada
Benjolan
: Tidak Ada
Wajah :
Hiperpigmentasi :
Tidak Ada
Pucat
: Tidak Ada
Edema
: Tidak Ada
Mata :
Simetris
: Kanan Dan Kiri
Kelopak mata :
Tidak Odema
Konjungtiva :
Merah Muda
Skelera
: Putih
Hidung :
Simetris
: Kanan Dan Kiri
Polip
: Tidak Ada
Kebersihan
: Bersih
Mulut :
Warna bibir
: Merah Muda
Pecah-pecah :
Tidak Ada
Sariawan
: Tidak Ada
Gusi berdarah :
Tidak Ada
Gigi
: Tidak ada karies
Telinga :
Simetris
: Kanan Dan Kiri
Gangguan pendengaran : Tidak
Ada
Leher :
Simetris
: Kanan Dan Kiri
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak
Ada Pembesaran
Pembesaran vena jugularis : Tidak
Ada Pembesaran
Ketiak, pembesaran kelenjar limfe : Tidak Ada
Pembesaran
Dada :
Retraksi
: Tidak Ada
Bunyi mengi dan ronchi : Tidak
Ada
Payudara :
Simertris : Tidak simetris kanan dan kiri
Pembesaran : Ada dikanan dan kiri, bagian kanan
lebih besar dari bagian kiri
Putting susu : Menonjol dikiri, dikanan terbenam
sedikit
Hiperpigmentasi areola mamae : Ada Pada
Sekitar Aerola
Benjolan
: Tidak Ada
Konsisitensi
: Keras
Pengeluaran
: Colostrum
Punggung dan pinggang : Tidak
Lordosis
Simetris
: Kanan Dan Kiri
Nyeri ketuk
: Tidak ada
Abdomen:
Pembesaran :
Tidak Ada
Konsistensi
: keras Saat Kontraksi
Kandung kemih :
Kosong
Uterus
: 3 jari di bawah pusat
Anogenital:
Vulva
: Merah Kebiruan
Perineum
: Luka Jahitan
Pengeluaran pervaginam : Lokea
Rubra
Anus
: Tidak Ada Hemoroid
Ektremitas bawah:
Oedema
: Tidak Ada
Kemerahan :
Tidak Ada
Varices
: Tidak ada
Reflex patella :
(+) Kanan Dan Kiri
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
HB : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Protein urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Glukosa urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Golongan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Data Penunjang
a. Riwayat persalinan sekarang
1. IBU
Tempat melahirkan : BPS Desi Andriani
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : spontan
Lama persalinan : 12 Jam 40
menit
Catatan waktu
Kala I : 10 Jam
Kala II : 30
menit
Kala III : 10
menit
Kala IV : 2 jam
Ketuban pecah : spontan
Plasenta : Lahir
Lengkap
Hari/tanggal : Senin, 20-
5- 2013
Lahir plasenta : Pukul
08.20 Wib
Berat : 500
Gram
Panjang tali pusat : 50 Cm
Perineum : Luka
Jahitan
Terapi obat : Amoxilin, Asammefenamat, Fe
2. Bayi
Lahir tanggal / pukul : 20-5-
2013/08.10 Wib
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Cacat bawaan : Tidak Ada
Masa gestasi : 39 minggu
2 Hari
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Terhadap Ny. M umur 23 tahun P1A0 dengan bendungan ASI
ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus sebagai berikut :
I. Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar
tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan
pengkajian pada ibu nifas Data Subjektif yaitu : Ny. M
umur 23 tahun P1A0 dengan bendungan ASI, yaitu terdiri
dari
A. Data Subjektif
1. Umur
a. Tinjauan teori
Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum
matang, mental psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih
dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.131).
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. M saat ibu berusia 23
tahun.
c. Pembahasan
Saat ini ibu berusia 23 tahun, dan tidak terjadi suatu
komplikasi seperti perdarahan post partum pada Ny. M. Hal
ini sejalan dengan teori dimana menurut Ambarwati dan
Wulandari (2009; h.133) usia yang rentan terjadi resiko
yaitu pada usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari
35 tahun.
2. Suku/bangsa
a. Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.132).
b. Tinjauan Kasus
Suku ibu jawa dan ibu berkebangsaan Indonesia dan ibu
mempunyai adat istiadat untuk tidak memakan telur dan
ikan pada masa nifas.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena di dalam keluarga ibu tidak
diperbolehkan makan ikan, telor, karena dapat menyebabkan
gatal pada luka jahitan.
3. Pendidikan
a. Tinjauan teori
Dikaji karena berpengaruh terhadap tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikan (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.132)
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny.M pendidikan terakhirnya
yaitu SMA
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dimana pada
kasus Ny. M berpendidikan terakhir SMA. Dan pada saat
diberikan penyuluhan Ny. M dapat dengan cepat mengerti
tentang penyuluhan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
teori dimana tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat
intelektualnya.
4. Pekerjaan
a. Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.132).
b. Tinjauan Kasus
Ny M sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai
wiraswasta
c. Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena meskipun Ny.M hanya sebagai ibu rumah
tangga tetapi nutrisi dan kebutuhan sehari-hari terpenuhi
karena didukung oleh pekerjaan suami sebagai wiraswasta.
5. Keluhan Utama
a. Menurut tinjauan teori
Menurut teori keluhan utama dikaji untuk mengetahui
masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.132).
Menurut Prawiroharjo (2010; h.652) keluhan yang dirasakan
pada pasien dengan bendungan ASI dengan ditandainya
pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi secara
keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai
peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-
tanda kemerahan dan demam
b. Menurut tinjauan kasus
Ny. M mengeluh bengkak pada payudara dan nyeri pada saat
menyusui, keras saat diraba, tetapi ibu tidak merasakan
demam.
c. Pembahasan
Ny. M mengeluh bengkak pada payudara dan nyeri pada saat
menyusui dan dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada karena menurut
Prawiroharjo (2010;h .652) keluhan yang dirasakan pada
pasien dengan bendungan ASI dengan ditandainya
pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi secara
keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai
peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-
tanda kemerahan dan demam.
6. Riwayat Kesehatan
a. Tinjauan Teori
Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.133)
b. Tinjauan Kasus
Ny.M tidak memiliki riwayat penyakit penyulit baik
penyakit keturunan seperti Diabetes, Hipertensi, jantung
dan asma. Ataupun penyakit menular seperti hepatitis,
PMS/HIV AIDS. Di keluarga ibu juga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menular ataupun keturunan.
c. Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit
maupun dari ibu sendiri dan keluarga.
7. Riwayat KB
a. Tinjauan Teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa,berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa
nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.134)
b. Tinjauan Kasus
Ny. M belum pernah menggunakan KB
c. Pembahasan
Hasil pembahasan didapatkan tidak terdapat kesenjangan
karena Ny.M belum menggunakan KB
8. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Tinjauan Teori
Ibu nifas membutuhkan nutrisi dan cairan untuk pemulihan
kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga
serta memenuhi produksi air susu. Ibu nifas membutuhkan
tambahan makanan kurang lebih 500 kalori tiap hari (Yanti
dan Sundawati, 2011; h.79)
Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas
normal sebesar 20 gram/hari. Peningkatan kebutuhan ini
ditujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein
susu, tetapi juga sintesis hormon yang memproduksi
(prolaktin), serta yang mengeluarkan ASI, dan sumber
protein paling banyak didapatkan pada protein hewani
(Sulistyawati, 2009; h.98)
2) Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan sehari-hari makan dengan menu nasi, sayur
mayur, lauk berupa : Tahu, tempe, buah-buahan dan sehari
ibu makan 3 kali dan minum air putih 7 gelas.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat
kesenjangan karena Ny.M belum memenuhi kebutuhan nutrisi
pda masa nifas.
9. Eliminasi
a. BAK
1. Tinjauan Teori
Miksi normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam
(Yanti dan Sundawati, 2011; h.83).
2. Tinjauan Kasus
Ny. M sudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna jernih
dan bau khas urin.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny.M telah BAK setelah 3 jam
postpatum.
b. BAB
1. Tinjauan Teori
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari setelah
persalinan (Yanti dan Sundawati, 2011: h.83)
2. Tinjauan Kasus
Ibu BAB pertama kali 4 hari setelah persalinan,dengan
konsistensi keras.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan karena telah BAB ketika 4 hari setelah
persalinan.
10. Pola istirahat
a. Tinjauan Teori
Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam
sehari, yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam, dan
siang (Sulistiyawati, 2009; h.103)
b. Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan tidur malam 6 jam karna terbangun untuk
menyusui bayinya, Ibu tidur siang 2 jam dalam sehari.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena dalam
hal ini ibu telah istirahat teratur / cukup.
11. Personal hygiene
a. Tinjauan Teori
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan
(Yanti dan Sundawati, 2011; h.84)
b. Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, sikat gigi 2-3
kali/hari , keramas 1 kali/hari , mengganti pakaian 2
kali/hari dan mengganti celana dalam 2-3 x sehari atau
jika terasa lembab.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena Ny.M selalu menjaga
kebersihan diri nya dengan baik.
B.Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Tinjauan Teori
1) Keadaan umum
Data ini di kumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data
objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang di
lakukan secara berurutan (Sulityawati, 2010; h.226)
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,kita
dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan compos mentis sampai dengan koma (Sulistyawati,
2010; h.226)
b. Tinjauan Kasus
Keadaan umum : baik
Keadaan emosional : stabil
Kesadaran : compos mentis
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena keadaan,dan kesadaran ibu dalam keadaan
baik.
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
1) Tinjauan teori
Tekanan darah pada beberapa kasus di temukan keadaan
hipertensi post partum, tetapi keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-
penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.139).
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-
120 Mmhg dan sistolik 60-80 Mmhg. Pasca melahirkan pada
kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca
melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan
tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum
(http://masalahkebidanan.blogspot.com/2012/11/tanda-
tanda-vital-pada-ibu-nifas.html)
2) Tinjauan kasus
Tekanan darah : 110/80 Mmhg
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena pada tekanan darah Ny.M
110/80 Mmhg. Dan tidak ada peningkatan tekanan darah.
b. Nadi
1) Tinjauan teori
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya
suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan
oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah
yang berlebih (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.138)
2) Tinjauan kasus
Nadi : 80 x/menit
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena Ny.M nadi dalam keadaan
normal
c. Pernafasan
1) Tinjauan teori
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu
sekitar 20-30 x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2009;
h.139)
2) Tinjauan kasus
Pernapasan: 22 x/menit
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena Ny.M nadi dalam keadaan
normal
d. Suhu
1) Tinjauan teori
Suhu tubuh ibu inpartu tidak lebih dari 37,2oc. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5oc dari
keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja
keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun
kelelahan (Yanti dan Sundawati, 2011; h.67)
Bendungan ASI terjadinya pembengkakan pada payudara
karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga
menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai
kenaikan suhu badan (Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.345)
Tanda dan gejala, yaitu:
Mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting
susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusui,
pengeluaran susu terkadang terhalang oleh duktuli
laktiferi menyempit, payudara bengkak, keras, panas.
Nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai
380c (Rukiyah dan yulianti, 2010; h.346)
Tanda gejala menurut Prawirohardjo ( 2010; h.652) yaitu
pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi secara
keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai
peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-
tanda kemerahan dan demam
2) Tinjauan kasus
Suhu : 36,7 ºC
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena pada teori menurut
Prawirohardjo (2010; h.652) pembengkakan payudara
bilateral dan secara palpasi secara keras, kadang terasa
nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu badan
ibu, tetapi tidak terdapat tanda- tanda kemerahan dan
demam.
3. Pemeriksaan fisik
a. Payudara
1) Tinjauan Teori
Hormon estrogen dan progestron yang meningkat pada
kehamilan membantu maturasi alveoli, kadar estrogen dan
progestron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga
pasca persalinan. Sehingga terjadi sekresi ASI (Yanti dan
Wulandari, 2009; h.7)
2) Tinjauan Kasus
Bentuk payudara Ny.M tidak simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat benjolan, pembesaran ada namun pada bagian kanan
lebih besar dari yang kiri dan sudah ada pengeluaran
ASI ,namun puting susu sebelah kanan ibu tenggelam
sedikit sehingga terjadi bendungan ASI.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan karena pada payudara sudah
mengeluarkan ASI namun ibu mengalami bendungan ASI
dikarenakan puting susu sebelah kanan ibu tenggelam
sedikit.
b. Abdomen
1) Tinjauan Teori
Selama masa kehamilan kulit abdomen akan melebar,
melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan (Yanti dan
Sundawati, 2009; h.62)
Tabel involusi uterus
Involusi TFUBerat Uterus(gr)
Diameter bekas melekat Plasenta
Keadaan Serviks
Bayi Lahir
Setinggi Pusat 1000
Uri Lahir 2 Jari di bawah Pusat
750 12,5 Lembek
Satu minggu
Pertengahan pusat- sympisis
500 7,5 Beberapa hari setelah post partum dapat di lalui 2 jari akhirminggu pertama dapat di masuki 1 jari
Dua minggu
Tak teraba di atas sympisis
350 3-4
Enam minggu
Bertabah Kecil 50-60 1-2
Delapan minggu
Sebesar normal 30
(Saleha, 2009; h.55)
2) Tinjauan Kasus
Pembesaran :Normal
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Uterus : Tinggi Fundus uteri 3 jari di
bawah pusat
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena TFU Ny. M teraba 3 jari di
bawah pusat pada 3 hari setelah persalinan.
c. Anogenital
1) Tinjauan Teori
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
penekanan serta meregang, setelah beberapa hari
persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor.
Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.
Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya
rasa nyeri yang disebut after pain yaitu perasaan mulas-
mulas yang diakibatkan oleh kontraksi rahim, biasanya
berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses
kontraksi juga mempengaruhi pengeluaran secret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang
disebut dengan Lochea (Yanti dan Sundawati, 2009; h.5).
Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan
wakru keluarnya:
a) Lochea rubra berawana merah karena berisi darah segar
dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,vernik
caseossa,lanugo,mekonium selama 2 hari pasca persalinan
(Saleha, 2009; h.58)
b) Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah
dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca
persalinan
c) Lochea serosa adalah lokia berikutnya. Di mulai dengan
versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Cairan tidak
berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14
pascapersalinan berisi cairan serum jaringan desidua,
leukosit, dan eritrosit.
d) Lochea Alba adalah lokia yang terakhir .di mulai dari
hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama
sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya
(Saleha, 2009; h.56).
2) Tinjauan Kasus
Vulva :Bersih
Perineum : Terdapat luka
jahitan
Pengeluaran Pervaginam : Lochea rubra
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena pengeluaran lochea normal 3 hari
post partum.
II. Identifikasi, masalah, dan kebutuhan
A. Diagnosa Kebidanan
1. Tinjauan Teoritas
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap
diagnose, masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan (Yanti
dan Sundawati, 2011; h.112).
Langkah awal dari perumusan diagnose atau masalah adalah
pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan data
satu dengan data yang lainnya (Sulistyawati, 2009; h.177)
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada
payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe
sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. (Aiyeyeh, 2010; h.345)
Tanda gejala bendungan ASI, yaitu:
Mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting
susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusui,
pengeluaran susu terkadang terhalang oleh duktuli
laktiferi menyempit, payudara bengkak, keras, panas.
Nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai
380c (Rukiyah dan yulianti, 2010; h.346).
2. Tinjauan Kasus
Dari kasus diperoleh diagnosa Ny.M usia 23 tahun P1A0
postpartum hari ke 3 dengan Bendungan ASI.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena data ibu sesuai dengan tanda
gejala bendungan ASI, ditandai dengan mamae panas serta
keras pada perabaan dan nyeri, payudara terlihat bengkak.
B. Masalah
1. Tinjauan teori
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.141)
2. Tinjauan kasus
Pada kasus ibu mengatakan payudara terasa nyeri dan
panas, bengkak, teraba keras, dan ibu masih merasakan
mules.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena dalam masalah yang
fisiologis.
C. Kebutuhan
1. Tinjauan teori
Yang memerlukan penanganan segera beberapa data demi
menunjukan situasi emergensi dimana kita perlu bertindak
demi keselamatan klien (Mufdillah, 2009; h.75-76).
2. Tinjauan Kasus
Kebutuhan yang diperlukan yaitu cara mengatasi nyeri pada
payudara, penjelasan tentang cara mengatasi putting susu
terbenam, penjelasan tentang tehnik menyusui yang benar.
3. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena asuhan yang diberikan telah sesuai
dengan kebutuhan ibu.
III. Antisipasi Masalah Potensial
1. Tinjauan Teori
Pada langkah ke-tiga ini mengidentifikasikan masalah
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani, 2008; h.99).
2. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini terdapat masalah potensial yaitu
terjadinya mastitis.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena mengidentifikasi masalah
potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
IV. Tindakan Segera
1. Tinjauan Teori
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengn anggota tim kesehatan lain
sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari,
2009; h.143).
2. Tinjauan Kasus
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.M membutuhkan
tindakan segera yaitu dengan cara penanganan putting susu
terbenam, tehnik menyusui yang benar, dan tehnik
pengeluaran ASI.
3. Pembahasan
Dari asuhan yang diberikan tidak terdapat kesenjangan
karena ibu mengalami bendungan ASI, yang disebabkan
karena putting susu terbenam pada bagian kanan, sehingga
dilakukannya tindakan segera.
V. Perencanaan
1. Tinjauan Teori
Langkah-langkah ini di tentukan oleh sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah
di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat
dari kondisi pasien atau dari masalah yang
berkaitan ,tetapi juga dengan kerangka pedoman antisipasi
bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.143).
Penanganan bendungan ASI yaitu:
a. Pantau keadaan umum ibu
b. Mencegah masa nifas karena atonia uteri
c. Lakukan perawatan payudara
d. Siapkan alat-alat yang di gunakan untuk perawatan
pada payudara
e. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
f. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
g. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
h. Memastika ibu dapat mobilisasi dengan baik
i. Memastikan ibu menjaga personal hygiene dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
j. Beritahu kunjungan ulang (Ambarwati dan Wulandari,
2009; h.5)
2. Tinjauan Kasus
a. Beritahu kondisi ibu
b. Mengajarkan dan melakukan cara penanganan payudara
bengkak akibat putting susu terbenam
c. Lakukan dan ajarkan tentang tehnik pengeluaran ASI
d. Ajarkan ibu tehnik menyusui yang benar
e. Anjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya
f. Ajarkan ibu menyendawakan bayi
g. Anjurkan ibu untukmemenuhi kebutuhan nutrisi
h. Lakukan pemeriksaan anogental dan anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan diri terutama alat genetalianya.
i. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
j. Berikan penjelasan tentang terapi obat
k. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
3. Pembahasaan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena asuhan yang diberikan pada
Ny. M telah sesuai dengan tinjauan teori.
VI. Implementasi
1. Tinjauan Teori
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
penyuluhan pada klien dan keluarga.Mengarahkan atau
melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.145).
2. Tinjauan Kasus
Implementasi telah dilakukan sesuai dengan perencanan
yang telah diberikan pada ibu.
3. Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan pada Ny.M tidak terdapat
kesenjangan karena asuhan yang dilakukan sesuai dengan
tinjauan teori.
VII. Evaluasi
1. Tinjauan Teori
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji
ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui
factor mana yang menguntungkan atau menghambat
keberhasilan yang diberikan. Pada langkah terakhir,
dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan (Soepardan, 2008; h. 96 - 102).
2. Tinjauan Kasus
a. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
b. Ibu mengerti dan bersedia melakukan cara penanganan
putting susu yang telah diajarkan.
c. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan tehnik
yang telah diajarkan.
d. Ibu mengerti tentang tehnik menyusui yang benar.
e. Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya.
f. Ibu mengerti tentang menyendawakan bayinya.
g. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan.
h. Pemeriksaan anogenital telah dilakukan, Ibu bersedia
untuk menjaga kebersihan dirinya terutama daerah
genetalianya.
i. Ibu mengerti tentang kebutuhan istirahat.
j. Ibu mengerti tentang penjelasan terapi obat dan mau
mengkonsumsinya.
k. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan karena setelah dilakukan perawatan
dan kunjungan rumah hari ke-6, asuhan yang di berikan
pada Ny.M proses involusi berjalan dengan normal, ibu
tidak mengalami tanda tanda infeksi, payudara ibu sudah
tidak bengkak, serta putting susu ibu mulai menonjol dan
tidak ada kesulitan dalam menyusui bayinya.