PEMBUATAN MEDIA

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di bumi kita ini selain terdapat mahluk hidup yang menempati, juga terdapat mikroorganisme yang tumbuh di bumi. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu pada praktikum ini kita memepelajari pembuatan medium pertumbuhan jasad renik. Agar bakteri patogen dapat dibiakkan dengan baik, diperlukan tempat (media) yang memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untk pertumbuhan bakteri. Sealin suhu dan PH yang harus sesuai. Semua organisme memerlukan sumber C (karbon) untuk hidupnya. Ada yang mengambil C dalam bentuk CO2, seperti tumbhan yang mempunyai pigmen fotosintesis. Ada yang hanya mengambil C dari persenyawaan organik saja, misalnya hewan. Bakteri-bakteri ynag menggunakan CO2 seabagi sumber C-nya disebut autotrof. Bakteri-bakteri ini hidup bebas di alam, tidak bergantung pada organisme lainnya. Bakteri-bakteri yang hanya dapat menggunakan senyawa organik sebagai sumber C-nya disebut bakteri Heterotrof. Dalam mempelajar bakteri, diperlukan pembenihan bakteri guna kepentingan. Untuk itu dalam membuat media penumbuhan bakteri harus sesuai

Transcript of PEMBUATAN MEDIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di bumi kita ini selain terdapat mahluk hidup yang

menempati, juga terdapat mikroorganisme yang tumbuh di

bumi. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu pada

praktikum ini kita memepelajari pembuatan medium

pertumbuhan jasad renik. Agar bakteri patogen dapat

dibiakkan dengan baik, diperlukan tempat (media) yang

memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh karena itu

media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untk

pertumbuhan bakteri. Sealin suhu dan PH yang harus

sesuai.

Semua organisme memerlukan sumber C (karbon) untuk

hidupnya. Ada yang mengambil C dalam bentuk CO2,

seperti tumbhan yang mempunyai pigmen fotosintesis. Ada

yang hanya mengambil C dari persenyawaan organik saja,

misalnya hewan. Bakteri-bakteri ynag menggunakan CO2

seabagi sumber C-nya disebut autotrof. Bakteri-bakteri

ini hidup bebas di alam, tidak bergantung pada

organisme lainnya. Bakteri-bakteri yang hanya dapat

menggunakan senyawa organik sebagai sumber C-nya

disebut bakteri Heterotrof. Dalam mempelajar bakteri,

diperlukan pembenihan bakteri guna kepentingan. Untuk

itu dalam membuat media penumbuhan bakteri harus sesuai

dengan jenis bakteri. Supaya bakteri yang ditanam

tumbuh subur.

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan

dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan

perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan

secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media

tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta

bibit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, macam-macam

media kultur jaringan telah ditemukan sehingga

jumlahnya cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk

eksplan ini biasanya sesuai dengan nama penemunya.

Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen

bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam

besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Pembuatan

media pada prinsipnya dilakukan dengan melarutan semua

komponen media dalam air sesuai dengan konsentrasi pada

permulasi yang diinginkan, penimbangan komponen media

satu persatu untuk setiap pembuatan media kultur tidak

praktis dan hanya dapat dilakukan jika jumlah zatnya

cukup besar, masalah tersebut dapat diatasi dengan

pembuatan larutan stok.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pembuatan media ini adalah

untuk mengetahui jenis-jenis media kultur dan cara

pembutan media tersebut.

Adapun kegunaan dari pengamatan ini yaitu sebagai

bahan informasi dan menambah khasanah pngetahuan untuk

mahasiswa tentang cara pembuatan media serta jenis-

jenis pembuatan media.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media

Untuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan

mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut dengan

media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan

harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi

oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan,

baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur,

daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan

(berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik)

yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonima,

2013).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan

yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi

yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di

dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit

untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan

dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi

kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media

pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai

pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar

tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad

2010).

Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan

kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium

berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik,

yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik,

medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari

bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium

yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti,

dan medium non-sintetik, yaitu medium yang susunan

kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima,

2013).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan

medium yang berisi zat hara serta lingkungan

pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara

dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan,

sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan

pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber

energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen,

sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur

sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat

pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino,

vitamin, dan nukleotida (Waluyo, 2007).

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari

campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan

mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat

pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba,

pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah

mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat

baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga

masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik

yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada

media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan

dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk

atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu

koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata

biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah

satu keturunan mikroorganisme bisa disebut berasal dari

satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonimb ,

2013).

Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut

inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien

(nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan

metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah

sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal

terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka

koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat

bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak

bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium

agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar, 2008).

Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa

digunakan adalah air kaldu. Medium kental, dahulu

kala orang lazim menggunakan kentang yang

dipotong-potong berupa silinder untuk medium-medium

yang diperkaya dan medium kering. Pekerjaan

laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan

telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam

bentuk serba kering. Dan yang terakhir adalah medium

sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang

tertentu, yang mengandung zat karbon dan nitrogen yang

diperlukan oleh mikroba untuk melakukan metabolisme

(Dwidjoseputro, 1991).

Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama

dengan media padat, tetapi yang berbeda adalah

komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat

gerak kuman secara mikroskopik. Pada media mati juga

dikenal dengan adanya media sintetis. Media sintesis

merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan

yang telah diketahui secara terperinci. Media sintesis

sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan

senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan

senyawa organik yang ditambahkan kedalam media sintetis

harus murni. Dengan demikian, media sistetis harganya

menjadi cukup mahal (Waluyo, 2007).

Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin

di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar

makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah

medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan

daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-

ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat

tumbuh dengan baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi

syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua

nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga

harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH

yang sesuai, medium tidak mengandung zat-zat yang

menghambat, dan medium harus steril tidak ada

kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan

(Anonima , 2013).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Pembuatan Media tersebut dilakukan di

Ruang Bioteknologi, Lantai 4, Gedung PKP, Universitas

Hasanuddin, Makassar dan dilaksanakan pada hari Jumat,

8 Maret 2013, pukul 07:30 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan media PDA

(Potato Dextrose Agar) dan MS (Murashige and Skoog)

adalah timbangan(neraca), Kompor, Erlenmeyer, Hotplate,

Magnet siklik, pH meter, Botol Kultur, dan Autoclaft.

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan media

PDA (Potato Dextrose Agar) dan MS (Murashige and Skoog)

adalah kentang, gula pasir, agar-agar putih, aquades,

Cloron Fenicol, unsur hara mikro dan makro, serta

hormon penumbuh dan vitamin.

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan dalam membuat media PDA

adalah:

1. Menimbang seluruh bahan dengan menggunakan neraca

2. Mencuci bersih semua kentang kemudian dipotong dadu

dan dimasak menggunakan aquadest sampai menghasilkan

ekstrak kentang

3. Sambil menunggu kentang masak agar-agar beserta gula

pasir dituangkan ke dalam Erlenmeyer lalu

ditambahkan dengan ekstrak kentang dan dimasak di

hotplate serta dihomogenkan

4. Setelah homogeny dan mendidih, matikan hotplate dan

angkat erlemeyer kemudian Erlenmeyer ditutup

menggunakan alumunium foil sebelum itu campurkan

terlebih dahulu dengan Chloron Fenicol untuk

mematikan bakteri yang tersisa

5. Kemudian masukkan media ke dalam Autoclaft untuk

disterilkan.

Adapun prosedur percobaan dalam membuat media MS

adalah:

A. Larutan Stok A

1. Memilih dan menimbang bahan yang digunakan

berdasarkan tabel yang telah disediakan

2. Melarutkan semua bahan dalam 350 ml akuades pada

beaker glass dan mengaduk menggunakan stirrer

magnetic.

3. Setelah semua bahan diaduk, menambahkan akuades pada

beaker glass sampai volume 500 ml

4. 100 ml larutan stok A dibutuhkan untuk membuat 1 L

larutan dalam media MS.

B. Larutan Stok B

1. Memilih dan menimbang bahan yang digunakan

berdasarkan tabel yang telah disediakan

2. Melarutkan semua bahan dalam 350 ml akuades pada

beaker glass dan mengaduk menggunakan stirrer

magnetic

3. Setelah semua bahan diaduk, menambahkan akuades pada

beaker glass sampai volume 500 ml

4. 5 ml larutan stok B dibutuhkan untuk membuat 1 L

larutan dalam media MS.

C. Larutan Stok C

1. Memilih dan menimbang bahan yang digunakan

berdasarkan tabel yang telah disediakan.

2. Melarutkan semua bahan dalam 350 ml akuades pada

beaker glass. Mengaduk dan memanaskan dengan stirrer

untuk melarutkan unsur tersebut.

3. Setelah semua bahan diaduk, menambahkan akuades pada

beaker glass sampai volume 500 ml

4. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam botol dan

ditutup menggunakan alumunium foil supaya terhindar

dari cahaya matahari langsung.

5. 50 ml larutan stok C dibutuhkan untuk membuat 1 L

larutan dalam media MS.

D. Larutan Stok D

1. Memilih dan menimbang bahan yang digunakan

berdasarkan tabel yang telah disediakan.

2. Melarutkan semua bahan dalam 350 ml akuades pada

beaker glass dan mengaduk menggunakan stirrer

magnetic.

3. Setelah semua bahan diaduk, menambahkan akuades pada

beaker glass sampai volume 500 ml

4. 5 ml larutan stok B dibutuhkan untuk membuat 1 L

larutan dalam media MS.

E. Larutan Stok F

1. Larutan stok E (sitokinin) dapat membuat 1 mg l-1

Kinetin

2. Melarutkan bubuk menggunakan HCl dalam 350 ml

akuades pada beaker glass dan mengaduk menggunakan

stirrer magnetic.

3. Ketika sudah larut, menambahkan akuades sampai

volume 500 L dan mengaduk menggunakan stirrer.

4. Larutan stok F harus disimpan dalam pendingin (5 0C)

5. 1 ml larutan stok B dibutuhkan untuk membuat 1 L

larutan dalam media MS.

F. Pembuatan MS Media

1. Melarutkan semua larutan yang dibutuhkan dari media

MS untuk setiap larutan stok

2. Ketika semua unsur sudah larut, tambahkan 30 gr

sukrosa dan tambahkan volume dengan akuades sampai

900 ml kemudian aduk menggunakan stirrer.

3. Mengecek pH menggunakan pH meter

4. Jika pH kurang dari 5,8 tambahkan NaOH sampai pH

mencapai 5,8

5. Jika pH lebih dari 5,8 tambahkan HCl sampai pH

mencapai 5,8

6. Masak media yang telah siap dengan ditambahkan 8 gr

agar bubuk sampai mendidih

7. Memasukkan media yang telah mendidih ke dalam botol

kultur dan ditutup menggunakan plastik.

8. Media di autoklaf pada 121 0C-126 oC selama 15 menit

9. Media yang sudah di autoklaf disimpan dalam rak

inkubasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari pembuatan media PDA dan MS adalah:

Alat dan Bahan Media MS

Kompor

AutoklafTimbangan

PH Meter Timbangan

Kentang

4.2 Pembahasan

4.2.1 Media PDA

Pada media PDA bahan yang digunakan, yaitu : 400

gr kentang (kupas kulitnya), 15 gr dektrosa, 15 gr

agar-agar , 1000 ml air (suling atau sumur). Sedangkan

alat yang digunakan, yaitu : Erlenmeyer flask (botol,

panic, pisau, dan Autoclave (bisa diganti dengan panci

presto apabila bekerja di rumah) Dalam pembuatan PDA

ini biasa digunakan Dextrosa, namun dextros ini dapat

digantikan dengan gula pasir biasa(Volk, dan

Wheeler,1993). Apabila autoclave tersedia, maka media

PDA yang telah dibuat disterilkan selama 15 menit pada

suhu 121 derajat celcius dan 1 ATM. Tetapi apabila

tidak tersedia autoclave, gunakan panci presto. Setelah

panci presto panas, mulailah menghitung waktu,

setidaknyadiamkan media PDA dalam panci selama 30

menit. Setelah itu biarkan media dingin. Apabila

Erlenmeyer sudah bisa dipegang (kira-kira temperatur 40

derajat), maka  media bisa dituang ke petri dish

(cawan) ataupun botol kultur.

4.2.2 Media MS

Tahun 1962 Murashige dan Skoog memperkenalkan hasil

temuannya berupa komposisi media kultur yang terdiri

dari unsur makro, unsur mikro, vitamin dan asam amino

pada konsentrasi tertentu. Temuan ini dikenal dengan

nama media Murashige dan Skoog (MS). Media MS

(Murashige dan Skoog) merupakan media universal yang

paling umum digunakan pada kegiatan kultur jaringan

tanaman(Volk, dan Wheeler,1993).

Merupakan perbaikan komposisi media Skoog, terutama

kebutuhan garam anorganik yang mendukung pertumbuhan

optimum pada kultur jaringan tembakau. Media MS

mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam

bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi

dari N total yang terdapat pada media Miller, 15 kali

lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19

kali lebih tinggi dari media White. Kalium juga

ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P, 1.25 mM. Unsur

makro lainnya konsentrasinya dinaikkan sedikit. Pertama

kali unsur-unsur makro dalam media MS dibuat untuk

kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini sudah

umum digunakan untuk kultur jaringan jenis tanaman

lain. Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai

tujuan kultur pada tahun-tahun sesudah penemuan media

MS, sehingga dikembangkan media-media lain berdasarkan

media MS tersebut

Media merupakan  faktor penentu dalam perbanyakan

dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan

tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.

Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan

juga bahan  tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.

Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga

bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.

Media yang sudah jadi ditempatkan pada botol-botol

kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan

dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Dwidjoseputro 1986). Pelaksanaan teknik ini

memerlukan  berbagai prasyarat  untuk mendukung

kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial

adalah wadah dan  media tumbuh  yang  steril. Media

adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh  dan mengambil

nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh

menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan

untuk hidup dan memperbanyak dirinya (Gardner 1991).

Apabila melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di

dalam laboratorium, akan mengakibatkan timbulnya suatu

awan debu yang hampir tidak tampak. Debu tersebut

mengandung spora yang sangat besar jumlahnya. Bila

spora  ini kontak dengan media kultur yang digunakan

dalam pekerjaan tersebut, spora akan tumbuh dengan

cepat. Spora dalam beberapa hari akan tumbuh menjadi

koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982).

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang

ditentukan, diperlukan penimbangan dan penakaran bahan

secara tepat (Rahardja 1988).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Media PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur

sedangkan untuk Media MS umumnya digunakan untuk

kultur jaringan.

2. Medium pertumbuhan jasad renik adalah suatu bahan

yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrien)

yang diperlukan jasad renik untuk pertumbuhannya.

3. Kehidupan mikroorganisme tergantung pada nutrisi

dalam substrat/medium dan faktor lingkungan yang

baik.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang kami ajukan yaitu :

1. Untuk pembuatan media ini agar kiranya praktikan

diberikan kepercayaan untuk melakukan pembuatan

media tersebut agar bisa mengetahuinya secara

lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima . 2011. Pembuatan Media Mikroorganisme.http://wikipedia.org/wiki/media

mikroorganisme. Diakses pada Selasa, 12 Maret 2013pukul 22.00 WITA.

Anonimb. 2011. Pembuatan Media.http://biologiAsik.blogspot.com Diakses pada Selasa,12 Maret 2013 pukul 22.00 WITA.

Dwidjoseputro. 1994. Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta

Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia. Jakarta.

Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media.http://AhmadSoni.web.id. Diakses pada Selasa, 12Maret 2013 pukul 22.00 WITA.

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta.

LAPORANPENGANTAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

PEMBUATAN MEDIA

NAMA : USWAH TRYWULAN SYAH

NIM : G11112020

KELOMPOK : EMPAT (4)

ASISTEN : NURUL MU’MIN Z.

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013