pembuatan roda gigi

24
PERHITUNGAN DALAM PEMBUATAN RODA GIGI A. Perhitungan bevel gear ( roda gigi payung ) Pemakaian roda gigi payung ini adalah untuk memindahkan putaran ( daya putar ) dari suatu poros lainnya dengan berbagai posisi menyudut dan berbagai macam perbandingan putaran. Berbagai macam posisi menyudut tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Besar sudut sama dengan 90 0 2. Besar sudut lebih kecil dari 90 0 3. Besar sudut lebih besar dari 90 0 Sistem pembentukan profil gigi payung ini, dasar perhitungannya sama dengan roda gigi lainnya yaitu memakai sistem modul atau DP Pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaannya harus selalu berpasangan, karena antara yang satu dengan yang lain berpengaruh baik dalam segi bentuk maupun ukuran. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung telah direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga/putaran dengan suatu perbandingan tertentu dan dengan besar sudut antara kedua porosnya sudah tertentu, maka kedua roda gigi tersebut tidak dapat dipergunakan untuk memindahkan putaran/tenaga dengan besar sudut kedua porosnya lain. Perbedaan antara roda gigi payung dengan roda gigi lurus adalah roda gig lurus giginya sejajar dengan sumbunya. Pada roda gigi payung giginya tidak sejajar dengan garis sumbunya ( membentuk sudut/tirus ). Apabila

Transcript of pembuatan roda gigi

PERHITUNGAN DALAM PEMBUATAN RODA GIGI

A. Perhitungan bevel gear ( roda gigi payung )

Pemakaian roda gigi payung ini adalah untuk

memindahkan putaran ( daya putar ) dari suatu poros

lainnya dengan berbagai posisi menyudut dan berbagai

macam perbandingan putaran.

Berbagai macam posisi menyudut tersebut dapat

dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Besar sudut sama dengan 900

2. Besar sudut lebih kecil dari 900

3. Besar sudut lebih besar dari 900

Sistem pembentukan profil gigi payung ini, dasar

perhitungannya sama dengan roda gigi lainnya yaitu

memakai sistem modul atau DP

Pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaannya

harus selalu berpasangan, karena antara yang satu dengan

yang lain berpengaruh baik dalam segi bentuk maupun

ukuran. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung

telah direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga/putaran

dengan suatu perbandingan tertentu dan dengan besar sudut

antara kedua porosnya sudah tertentu, maka kedua roda

gigi tersebut tidak dapat dipergunakan untuk memindahkan

putaran/tenaga dengan besar sudut kedua porosnya lain.

Perbedaan antara roda gigi payung dengan roda gigi

lurus adalah roda gig lurus giginya sejajar dengan

sumbunya. Pada roda gigi payung giginya tidak sejajar

dengan garis sumbunya ( membentuk sudut/tirus ). Apabila

diperpanjang garis sumbu dan garis gigi akan terjadi

perpotongan

1. Terminologi roda gigi payung ( bevel gear )

Termonologi atau istlah-istilah yang dipakai pada

roda gigi payung dan erlu diketahui, terutama untuk

dalam perencanaan perhitungan pembuatannya

diperlihatkan pada gambar 25 di bawah ini.

Gambar 25. Terminologi roda gigi payung

Keterangan: Dk = Diameter kepala (outside diameter )

Dt = Diameter tusuk ( pitch tusuk )

R = Jari-jari penjuru ( pitch cone radius )

b = Lebar gigi ( face width gear )

Ha = Tinggi kepala gigi ( adendum )

Hi = Tinggi kaki gigi ( dadendum )

β = Sudut tusuk ( pitch cone angel )

ɣ = Sudut muka ( face cone angel )

λ = Sudut potong ( cutting angle of gear )

α = Sudut poros ( shaf angel )

δ = Sudut kepala ( adendum angel )

ξ = Sudut kaki ( dedendum angel )

θ = Sudut miring samping belakang ( back

cone angel )

Hg = Tinggi/dalam gigi

( Er. R K. Jain, 1981, 983 )

2. Rumus untuk menentukan dimensi roda gigi payung

Untuk menentukan besar dimensi dari roda gigi

payung ini dapat dilakukan dengan dua sistem

sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu yaitu

sistem modul dan sostem diametral pitch ( DP )

Di bawah ini diberikan rumus untuk menentukan

dimensi dari roda gigi payung sbb :

a. Sistem modul b. Sistem DP

Dk = Dt + 2 x M x cos β

Dk = Dt + 2xcosβDP

Dt = Z x M Dt = ZM

Ha = 1 x M Ha = 1DP

Hi = 1,25 x M Hi =

1,157/DP

Hg = Ha + Hi

R = Dt2sinβ atau R =

M2

√Z1xZ2

Tg = HaR

Tg = HiR

b = 1/3 R

ɣ = β + δ

λ = β – ξ

θ = 90 – β

( Er. R. K jain; 1981; 984 )

Jika roda gigi payung ini dibuat untuk bekerja

berpasangan dengan perbandingan jumlah gigi tertentu,

maka sudut tusuk masing-masing roda gigi harus

dihitung. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa

roda gigi payung ini dalam penggunaannya selalu

bekerja berpasangan dimana antara kedua poros roda gigi

payung ini biasanya membentuk sudut 900 , < 900, > 900.

Oleh karena itu jika sepasang roda gigi payung

direncanakan/dibuat untuk memindahkan daya putaran

antara dua poros yang membentuk sudut tertentu, tidak

dapat digunakan untuk memindahkan daya putaran dengan

sudut poros berbeda.

Untuk menentukan besar sudut tusuk masing-masing

sepasang roda gigi payung yang dipergunakan dalam

memindahkan putaran dengan sudut antara keduanporos

tersebut sbb :

a. Untuk sepasang roda gigi payung ( bevel gear )

bekerja dengan sudut antara porosnya 900 adalah :

1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuk = Tg β1 = Z1Z2

2) Untuk roda gigi II, sudut tusuknya adalah : Tg β2

= Z2Z1 atau = 900 – β1

b. Untuk sepasang roda gigi payung dengan sudut poros <

900 adalah :

1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuknya;

Cotg β1 = Z2

Z1sinα + Cotg α

2) Untuk roda gigi II, besar sudut tusuknya;

Cotg β2 = Z1

Z2sinα + Cotg α

Atau dapat juga ditentukan dengan mengurangi

sudut poros dengan salah satu sudut tusuk yang

ditentukan berdasarkan rumus diatas. Misal sudut poros

antara kedua roda 750, setelah diperoleh sudut tusuk

roda gigi I = β1, maka untuk sudut tusuk roda gigi II =

75 – β1

c. Untuk sepasang roda gigi payung dengan sudut

porosnya lebih besar dari 900 adalah :

1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuknya :

Cotg β1 = Z2Z1 x sec θ – Tg θ

2) Untuk roda gigi II, besar sudut tusuknya :

Cotg β2 = Z1Z2 x sec θ – Tg θ

Atau dengan mengurangi saja sudut poros dengan

salah satu sudut tusuk dari roda gigi payung yang telah

diketahui, misalnya sudut tusuk roda gigi II telah

diketahui = β1, maka untuk menentukan besar sudut tusuk

roda gigi II ( β2 ) = sudut poros – sudut tusuk roda

gigi II.

B. Perhitungan worm gear ( roda gigi cacing )

Roda gigi cacing berfungsi dalam memindahkan

tenaga/putaran antara dua sumbu yang tegak lurus

sesamanya. Dalam bekerja memindahkan daya/putaran roda

gigi cacing ini berpasangan ulir cacing, tidak sesama

roda gigi, dalam berbagai perbandingan putaran. Dimana

roda gigi cacing sebagai roda gigi yang digerakkan dan

ulir cacingnya sebagai penggerak. Tegasnya adalah bila

roda gigi cacing dan ulirnya dipergunakan untuk

memindahkan daya/putaran antara dua poros, maka ulir

cacing harus ditempatkan pada poros penggerak dan roda

gigi pada poros yang digerakkan ( tidak bisa

sebaliknya ). Oleh karena roda gigi cacing dan ulir

cacing ini dalam perencanaannya selalu dibuat

berpasangan. Keuntungan dari pasangan roda gigi dan ulir

cacing. Ini antara lain dapat memindahkan beban yang

besar dengan tenaga yang kecil dan gerakan keduanya

halus.

1. Teminologi roda gigi cacing dan ulir cacing

Terminologi dari pasangan roda gigi cacing dan

ulir cacing, yang perlu diketahui dan ditentukan dalam

perencanaan pembuatannya, lihat dan perhtikan gambar 27

dibawah ini

Keterangan: Dt = diameter tusuk ( pitch

diameter ) roda gigi cacing

Do = diameter luar pada lengkungan

( throat diameter )

Do’ = diameter luar pada ujung tajam

( diameter over the sharp corners )

C = jarak senter antara roda gigi cacing

dengan ulir cacing

θ = sudut muka ( face angel )

dt = diameter tusuk ulir cacing ( pitch

diameter of the worm )

dr = diameter dasar ulir cacing ( root

diameter of worm )

do = diameter luar ulir cacing ( outside

diameter of worm )

R = radius luar roda cacing ( throat

radius worm wheel )

.α1 = sudut helik ulir cacing ( helical angle

of worm )

cp = jarak puncak ke puncak gigi roda

( circular pitch )

Hg = dalam pemotongan gigi ( whole depth )

n = jumlah jalan ulir

L = kisar ulir cacing ( lead worm )

a = adendum ( tinggi kepala gigi ) ulir

cacing

Ht = dalam ulir cacing ( depth of worm )

P = jarak puncak ke puncak ulir/tusuk ulir

( pitch of worm )

F = lebar roda gigi ( face width of the

wheel )

Lw = panjang ulir cacing ( length of

worm )

wc = lebar ujung pahat potong ulir

.α2 = sudut kemiringan gigi roda gigi

cacing

Rumus-rumus untuk menentukan dimensi pasangan

roda gigi cacing dan ulir cacing

Untuk menentukan dimensi-dimensi terpenting dari

pasangan roda gigi cacing dan ulir cacing ini juga

prinsipnya sama dengan menentukan roda gigi lainnya

yaitu dengan dua cara/sistem yaitu sistem modul dan DP.

Di bawah ini diberika persamaan dalam sistem metrik

( modul ), tetapi dapat juga dipergunakan untuk

menentukan dimensi roda gigi dan ulir cacing dengan

menggunakan sistem DP ( inch ).

2. Rumus-rumus untuk menentukan dimensi roda gigi cacing

dan ulir cacing

L = p x n n =

jumlah jalan ulir ( tunggal/ulir ganda )

p = π x Mdt = do – 2 x a atau dt = 2 x c

– dt

a = do−dt2 = 0,3183 x p

ht = do−dr2 = 0,6866 x p

dr = do – 2 x ht

tg α1 = πxdtL

α2 = 900 – α1 atau

cotg α2 = πxdtL

Lw = p ( 0,020 x Z + 4,5 )

Wc = 0.31 x p

C = Dt+dt2

Dt = Zxpπ pπ =

M ( Modul )

Do = Dt + 2 x a

R = dr2

= do2 −¿ 2 x Ht

Do’ = 2 x R ( 1 – cos θ2 ) + Do

θ = 300 600

F = 2,38 x p + 6,35

C. perhitungan helical gear ( roda gigi spiral )

Roda gigi helix/spiral adalah roda gigi yang profil

giginya miring berputar seperti spiral. Dengan bentuk

profil yang demikian memungkinkan roda gig spiral

memindahkan daya antara poros yang saling bersilangan.

Keuntungan lainnya dari roda gigi spiral dalam bekerja

memindahkan daya bunyinya dalam meluncur tidak terlalu

keras seperti dengan roda gigi lurus ( gaya tekan putar

pada bidang profil tidak sekaligus menyentuh terhadap

semua bidang profil gigi )

1. Terminologi roda gigi helix ( spiral )

Terminologi dalam roda gigi helix ini sama dengan

terminologi yang terdapat pada roda gigi lainnya yaitu

keterangan: Z = jumlah/banyak gigi

Dt = diameter tusuk ( pitch diameter )

Dk = diameter kepala ( outside diameter )

β = sudut helik ( helix angle )

Dr = Diameter dasar ( root diameter )

Ha = kepala gigi ( adendum )

Hi = kaki gigi ( dedendum )

Hg = dalam gigi ( tooth depth )

Lh = lead helik

P = jarak tusuk gigi ( circular pitch )

ms = modul keliling

2. rumus untuk menentukan dimensi roda gigi spiral

Dt = Z x Ms

Ha = 1 x M

Hi = 1,25 x M

Hg = 2,25 x M

Tg = πxDtLH

LH = π x Dt x cotg β

P = π x Ms

Ms = Mcosβ M = modul mormal ( modul

standar )

Dk = Dt + 2 x M

Dr = dt – 2 x Hg

D. Perhitungan Gigi Rack ( Rack Gear )

gigi rack adalah batang bergigi yang berfungsi untuk

merubah atau memindahkan gerak putar menjadi gerak lurus.

Contoh pemakaian gigi rack ini dapat dilihat pada mesin

bor tegak yaitu untuk pergerakan meja bor turun naik.

Dalam bekerja memindahkan daya/gerak putar menjadi gerak

lurus, gigi rack berpasangan dengan roda gigi jenis spur

gear yang kecil, yang disebut dengan roda gigi ponion.

1. Terminologi gigi rack

Terminologi gigi rack yang diperlukan dalam

pembuatan adalah sbb :

Keterangan: Z = Jumalah gigi

Ha = kepala gigi ( adendum )

Hi = kaki gigi ( dedendum )

Hg = dalam gigi ( whole depth )

P = tusuk gigi ( circular pitch )

Tg = tebal gigi ( thickness )

Lg = Panjang Batang Bergigi

2. Rumus untuk menentukan dimensi gigi rack

Untuk menentukan dimensi/ukuran sebuah gigi rack

yang direncanakan digunakan untuk memindahkan daya,

dapat dilakukan dengan salah satu diantara dua sistem

standar roda gigi yaitu : sistem modul atau sisem

diametral pitch (DP). Di bawa ini diberikan rumus yang

biasanya digunakan dalam perencanaan pembuatan gigi

rack.

a. Sistem modul :

Ha = 1 x M

Hi = 1,25 x M

P = π x MTg = 1,5708 x M

Lg = π x M x Z Hg = 2,25 x M

b. Sistem diametral pitch ( DP )

Ha = 1DP

Hi = 1,157DP

P = πDP

Tg = 1,5708DP

Hg = 2,157DP

Lg = ZxπDP

E. Perhitungan spur gear ( roda gigi lurus )

Roda gigi lurus adalah roda gigi yang profil giginya

arah lebar sejajar dengan garis sumbu. Biasanya digunakan

untuk memindahkan daya putar antara dua poros yang

sejajar.

1. Terminologi roda gigi lurus ( spur gear )

Terminologi dari roda gigi lurus perhatikan

gambar 32 di bawah ini meliputi antara lain :

Dt = diameter tusuk ( pitch diameter )

Dk = diameter kepala ( outside diameter )

Dr = diameter dasar ( root diameter )

Ha = kepala gigi ( adendum )

Hi = kaki gigi ( dedendum )

Z = jumlah/banyak gigi

Hg = dalam gigi ( whole depth )

P = tusuk gigi ( circular picth )

Tg = tebal gigi ( thickness )

b = lebar gigi

2. Rumus untuk menentukan dimensi spur gear

Rumus untuk menentukan dimensi/ukuran-ukuran dari

sebuah spur gear yang direncanakan untuk memindahkan

daya putar, dapat dilakukan dengan menggunakan salah

satu diantara dua sistem standar roda gigi yaitu :

sistem modul dan atau sistem diametral pitch ( DP ). Di

bawah ini diberikan rumus-rumus yang dipakai untuk

menghitung/menentukan dimensi yang terpenting untuk

pembuatan sebuah spur gear.

a. Sistem modul ( m ) b.

Sistem DP

Dt = Z x M Dt =

ZDP

Dk = Dt + 2 x M

Dk = Z+2DP

Hg = 2,25 x M Hg

= 2,175DP

Ha = 1 x M Ha =

1DP

Hi = 1,25 x M Hi

= 1,57DP

Tg = 1,5708 x M Tg

= 1,5708DP

P = π x M P =

πDP

Dr = Dt – 2 x Hg

b = 6 8

x M

jarak titik center dua roda gigi ( C ) =Dt1+Dt2

2

perbandingan putaran ( i ) = Z1Z2 = n1n1

= Dt1Dt2

BAB VI

PROSEDUR PENFRISAN RODA GIGI

Untuk pembuatan suatu roda gigi dengan mempergunakan

mesin perkakas pada umumnya langkah-langkah pengerjaannya

dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok kegiatan yaitu :

1. Perencanaan roda gigi ( menghitung harga-harga

dimensi dari roda gigi yang akan dibuat, dan

membuat gambar kerjanya/job sheetnya )

2. Membuat bakal roda gigi dengann mesin bubut

( membuat kontruksi roda gigi yang akan dibuat

dengan ukuran-ukuran sesuai dengan yang

direncanakan )

3. Membuat/memotong profil gigi pada bakal roda dengan

mesin perkakas ( membuat roda gigi )

Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah

pengerjaan pembuatan roda gigi dengan mesin fris, sbb .

A. Prosedur menfrais roda gigi lurus ( spur gear )

Prisip kerja pemotongan gigi lurus pada mesin fris

adalah : dimana benda kerja ( bakal roda gigi )

dipasang/diikat pada kepala pembagi di atas meja mesin

yang membawa benda kerja bergerak secara longitudinal

menuju cuter gear yang terpasang pada arbor spindle mesin

( gambar 31 )

Langkah-langkah kerja pemotongan roda gigi lurus ini

antara lain sbb :

1. Mempersiapkan mesin dan peralatan bantu lainnya yang

diperlukan seperti : kepala pembagi, mandrel, kepala

epas, cutter gear, alat ukur, dsb

2. Pasang/ikatlah kepala pembagi dan kepala lepas di atas

meja fris periksa kedudukan antara keduanya

(kelurusannya terhadap mesin dan jarak antara kedua

senter, supaya benda kerja dapat diikat antara kepala

pembagi dengan lepas)

3. Pasang benda pada mandrel dan jepit/ikat pada kepala

pembagi dengan di tumpu kepala lepas, serta hati/hati

dalam menempatkan benda kerja diantara keduanya jangan

smpai saat pemotongan terjadi benturan antara cutter

gear dengan kedua alat tsb. ( kepala pembagi dan

kepala lepas )

4. Persiapkan pembagian kepala pembagi ( mengatur letak

puncak engkol pemutar kepala pembagi pada lobang plat

pembagi dan mengatur jarak pembatas putaran ),

misalnya gigi yang akan dibuat sebanyak 15 buah gigi,

maka engkol pemutar kapala pembagi harus diputar

setiap selesai satu gigi = 40/15 = 2 2/3 putaran.

Untuk mendapatkan yang 2/3 putaran dengan tepat dan

cepat, digunakan lobang-lobang pembagi yang terdapat

pada plat pembagi yaitu lobang yang berangka dapat

dibagi dengan 3, yang terdapat pada plat pembagi.

Misalnya lobang yang berangka 27, maka 2/3 putaran =

2/3 x 27 = 18 bagian ( 19 lobang ). Jadi setiap

selesai satu gigi engkol pemutar diputar 2 kali

putaran penuh ditambah 18 bagian ( 19 lobang ) pada

lobang plat pembagi yang berangka 27 ( puncak engkol

dalam berputar segaris lingkaran dengan lingkaran

lobang 27 , untuk tidak selalu menghityng penambahan

18 bagian ( 19 lobang ) diaturlah jangka pembatas

sejarak 18 bagian ( 19 lobang )

5. Pasangkan/ikat cutter gear pada arbor mesin dengan

baik dam kuat, dan periksa kedudukannya terhadap

senter kepala pembagi/kepala lepas, sehingga

kedudukannya segaris.

6. Aturlah/stel kedudukan benda kerja terhadap cutter

yaitu : dimana jarak antara mata potong cutter dengan

benda kerja setebal kertas, dan cutter berada tepat di

puncak garis tengah bakal roda gigi. ( untuk

mendapatkan kadudukan cutter tepat di puncak garis

tengah benda kerja dapat dilakukan dengan berbagai

cara dan salah satu cara dengan bantuan height gauge (

alat ukur ketinggian ) dengan langkah-langkah sbb :

tempatkan height gauge di atas meja mesin. Atur ujung

penggires height gauge setinggi garis senter kepala

pembagi/kepala lepas lalu goreskan terhadap benda

kerja dalam kedudukan tetap di atas meja mesin.

Selanjutnya pindahkan letak height gauge. Setelah itu

putar kepala pembagi 10 putaran penuh sehingga goresan

yang terdapat pada benda kerja disebabkan ujung

penggores height gauge berada di puncak. Atur/stel

ujung mata potong cutter tepat pada garis goresan tsb.

7. Geser meja mesin hingga benda kerja kedudukannya

berada diuar cutter, dan tempatkan garis pengukur

tebal penyayatan ( mokrometer dial ) yang terdapat

pada engkol pemutar gerakan meja vertikal pada angka

nol.

8. Naikan meja mesin untuk mendapatkan tebal penyayatan

gigi ( dalam gigi ) dengan berpedoman ada mikrometer

dialnya. Dalam penentuan tebal penyayatan tergantung

kapada kondisi mesin, cutter, dan bahan benda kerja

berdasarkan hasil pengalaman prakteknya, sebaiknya

penyayatan dalam pembuatan gigi dengan mesin fris

dilakukan dua kali penyayatan dengan tebal penyayatan

yanng pertama max ½ dari tunggi gigi yang akan dibuat.

9. Keraskan semua mur pengikat gerak meja arah vertiakal

dan melintang. Setelah itu pastikan coolant bekerja

dan atur kecepatan putaran mesisn ( putaran cuttar dan

gerakan meja untuk pemotongan/feeding ).

10. Hidupkan dan jalankan mesin dan mulailah melakukan

penyayatan/pemotongan pertama dengan gerakan meja

secara otomatis ( feeding ). Jika gigi pertama telah

selesai disayat, kembalikan posisisi benda kerja

kearah awal penyayatan ( pada posisi langkah 7 )

dengan menggerakkan meja dengan menekan tombol

otomatis atau dengan cara manual. Selanjutnya putar

engkol pemutar kepala pembagi sebanyak yang telah

ditentukan sebelumnya ( langkah 4 ) untuk penyayatan

gigi kedua. Dan sayatlah gigi kedua ini dengan cara

yang sama dengan gigi pertama, demikian pula gigi yang

lainnya, sehingga semuanya tersayat.

11. Kendorkan mur pengikat/penahan gerakan meja vertikal

agar meja dapat bergerak keatas untuk menambah tebal

penyayatan berikutnya. Naikanlah meja mesin setinggi

dalam gigi yang sebenarnya tercapai. Selanjutnya

keraskan kembali mur pengikat/penahan gerakan meja

vertikal.

12. Mulailah/lakukanlah penyayatan kedua ( penyayatan

terakhir ) dengan cara yang sama seperti panyayatan

pertama sampai semua gigi tersayat semuanya.

Catatan : selama penfraisan gigi tersebut, cutter fris

hendaknya selalu diberikan cairan pendingin

( coolant ) agar mata potong cutter fris tidak

cepat tumpul.

B. Prosedur menfrais roda gigi helik ( helical gear )

Cara pembuatan roda gigi helik ini pada mesin frais

pada dasarnya prinsipnya hampir sama dengan pemotongan

gigi lurus. Perbedaannya antara lain dalam pemotongan

gigi helik, meja mesin mesti dimiringkan sebesar sudut

helik roda gigi dan benda kerja (bakal roda gigi)

disamping bergerak lurus dibawa meja mesin juga berputar

yang digerakkan oleh kepala pembagi disebabkan oleh

hubungan roda gigi yang dipasang pada sumbu ulir cacing

kepala pembagi dan sumbu transportir meja mesin

Arah miring meja mesin dalam pemotongan roda gigi

helik ditentukan oleh jenis gigi helik yang akan dibuat,

yaitu: gigi heliks kiri atau gigi helik kanan.

1. Roda gigi helik kiri

Jika jenis roda gigi helik kiri yang akan dibuat, maka:

a. Meja mesin dimiringkannya digerakan / diputar searah

dengan putaran jarum jam.

b. Roda gigi perantara (roda gigi yang menghubungkan

antara roda gigi yang dipasang pada poros

transportir meja mesin dan roda gigi yang dipasang

pada poros cacing kepala pembagi) harus ganda, yaitu

dua atau empat.

2. Roda gigi helik kanan

Jika jenis roda gigi helik kanan yang akan dibuat,

maka:

a. Meja mesin dimiringkannya digerakan / diputar

berlawanan arah dengan putaran jarum jam.

b. Roda gigi perantara harus ganjil, yaitu satu atau

tiga buah

Untuk menentukan jumlah gigi dari roda gigi yang

akan dipasangkan pada poros cacing kepala pembagi dan

poros transportir meja mesin adalah:

.Z1Z2 = LeadporostransportirmejamesinLeadrodagigihelik (Lh)

x 40

Z1 = Jumlah gigi (roda gigi) yang dipasangkan pada

poros transportir meja mesin (roda gigi penggerak)

Z2 = Jumlah gigi (roda gigi) yang dipasangkan pada

poros ulir cacing kepala pembagi (roda gigi yang

digerakan)

Langkah-langkah kerja pembuatan roda gigi helik ini

sama dengan langkah pengerjaan pembuatan roda gigi lurus,

tambahan langkah kerjanya adalah memiringkan meja mesin

dan memasang roda gigi pada poros ulir cacing kepala

pembagi dan poros transportir meja mesin (langkah kerja

ini dilakukan setelah langkah ke 5 pada urutan menurut

langkah kerja pembuatan roda gigi lurus dan langkah

selanjutnya sama)

C. Prosedur Menfrais Gigi Rack (Rack Gear)

Prinsip kerja pembuatan gigi rack ini sama dengan

cara pembuatan gigi lurus, tetapi pada pembuatan gigi

rack ini benda kerja (bakal gigi) tidak dipasang / diikat

dengan kepala pembagi, melainkan dijepit / diikat dengan

ragum atau klem penjepit di atas meja mesin. Dan untuk

penyayatan gigi berikutnya setelah gigi pertama adalah

dengan menggeser meja melintang sejauh jarak puncak ke

puncak gigi (Kisar). Dan langkah-langkah kerja

pembuatannya sama dengan langkah-langkah kerja pembuatan

roda gigi lurus yang telah dijelaskan terdahulu.

D. Prosedur Menfrais Roda Gigi Payung (Bevel Gear)

Prinsip kerja pembuatan / pemotongan roda gigi

payung ini sama persis dengan roda gigi lurus atau gigi

helik, yaitu benda kerja bergerak horizontal dibawa meja

mesin dengan gerakan memanjang menuju cutter gear yang

berputar pada arbor/ sumbu mesin. Perbedaannya hanya

terletak pada posisi/ kedudukan kepala pembaginya. Kepala

pembaginya dimiringkan sebesar sudut potong dari roda

gigi payung yang akan dibuat. Jadi langkah kerja

pembuatan roda gigi payung disamping persis sama dengan

langkah kerja pembuatan roda gigi lurus ditambah satu

langkah kerja lagi yaitu memiringkan kepala pembagi

sebesar sudut potong roda gigi payung akan dibuat.

Disamping penambahan langkah kerja memiringkan kepala

pembagi masih ada pengerjaan lanjutan dalam pembuatan

roda gigi payung ini yaitu pengerjaan merapikan profil

gigi roda gigi payung (memotong kedua sisi dari masing-

masing profil gigi). Pengerjaan memotong kedua sisi

profil-profil gigi itu dimaksudkan supaya antara lembah

dan gunung dari roda gigi payung simetris dan dengan

demikian baru akan dapat bekerja berpasangan.

Pengerjaan merapikan profil gigi roda gigi payung

dilakukan setelah selesai pemotongan profil gigi itu

sedalam yang direncanakan (Hg) secara keseluruhan, dengan

langkah kerja sebagai berikut:

1. Setelah pemotongan semua profil gigi sedalam Hg

siap dilaksanakan, jauhkan cutter dari benda

kerja, lepaskan/ longarkan mur penggunci gerakkan

meja mesin arah melintang, kemudian nolkan

mikrimeter dial yang terdapat pada engkol pemutar

meja arah melintang tersebut.

2. Geser meja mesin arah melintang sejauh secara

praktis 1/7 dari tebal profil gigi. Misalnya jika

tebal profil gigi 1,5708 mm, maka meja mesin

digeser arah melintang (menjauhi / mendekati

operator) = 1/7 x 1,5707 mm = 0,24 mm.

3. Dekatkan kembali benda kerja terhadap cutter,

kemudian longgarkan ikatan chuck kepala pembagi

terhadap benda kerja. Aturlah / paskan kembali

ujung mata potong cutter gear tepat pada alur

(lembah) dari roda gigi yang dibuat pada ujungnya

(pada bagian profil gigi yang kecil). Selanjutnya

kencangkan kembali ikatan/jepitan chuck terhadap

benda kerja, dan jauhkan benda kerja dari cutter.

4. Kencangkan kembali terlebih dahulu mur penahan

gerakkan meja arah melintang. Selanjutnya hidupkan

mesin lakukan pemotongan sisi pertama dari profil

gigi ini. Dan untuk pemotongan sisi pertama dari

profil gigi berikutnya putar engkol kepala pembagi

sebanyak putaran pembuatan profil gigi terdahulu

(sebelum pekerjaan merapikan profil gigi)

5. Setelah semua sisi pertama profil gigi roda gigi

dipotong. Lanjutkan pemotongan sisi kedua (sisi

profil gigi lainnya) dengan cara bebaskan benda

kerja dari cutter, longarkan kembali mur penahan

gerakan meja arah melintang. Selanjutnya geser

meja arah melintang ini berlawanan arah

penggeseran pemotongan sisi pertama profil gigi

sejuah 2/7 dari lebar gigi. Kemudian lakukan

kembali pengepasan cutter pada alur (lembah) gigi

seperti langkah 3 tersebut di atas. Setelah itu

lakukan pemotongan sisi kedua dari profil gigi

sebagaimana pemotongan sisi pertama (seperti

langkah 4 tersebut di atas).

E. Prosedur Menfrais Roda Gigi Cacing

Prinsip kerja pemotongan profil gigi rda gigi cacing

berbeda dengan roda gigi lurus yaitu dalam gerakan meja

mesin pada waktu pemotongan. Gerakan meja mesin frais

tidak horizontal tetapi adalah verikal dan posisi cutter

pada saat penyayatan tetap yaitu garis tengah cutter

sejajar dengan garis tengah lebar bakal gigi (garis

tengah radius luar roda gigi cacing). Dan meja mesin

miring sebesar sudut helik ulir cacing.

Langkah-langkah pengerjaannya tidak jauh berbeda

dengan pembuatan gigi lurus, hanya pada langkah

pengaturan kedudukan posisi cutter (setting) terhadap

benda kerja disamping cutter berada pada sejarak setabal

kertas dari puncak garis tengah bakal roda gigi, juga

garis sumbu cutter vertikal segaris dengan garis tengah

lebar roda gigi. Langkah lainnya untuk pembuatan roda

gigi cacing meja mesin dimiringkan sebesar sudut helik

ulir cacingnya. Penyayatan kedalaman profil gigi

dilakukan satu persatu dengan menaikan meja vertikal ke

atas perlahan-lahan sampai sedalam gigi. Untuk memotong

profil gigi berikutnya turunkan meja mesin (cutter dan

benda kerja bebas), putar engkol kepala pembagi sebanyak

40/Z. Selanjtnya naikan meja kembali perlahan setinggi

gerakan pemotongan profil pertama tadi. Begitulah

selanjutnya sampai profil gigi cacing selesai dipotong.