Karies Gigi Ciracas

58
STATUS UJIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS PERIODE 6 Oktober 2014-13 Desember 2014 Mata Ujian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Hari, Tanggal Pengambilan Data : Minggu, 2 Oktober 2014 Hari, Tanggal Intervensi Masalah : Minggu, 2 November 2014 Masalah Kesehatan : Karies Gigi Tempat Pengambilan Data : RT 04 RW 02 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Hari, Tanggal Ujian : Tempat Ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia 1 Nama : Pradinta Bayu Krisna Dewara NIM : 0861050037 TANDA TANGAN :

Transcript of Karies Gigi Ciracas

STATUS UJIAN

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PERIODE 6 Oktober 2014-13 Desember 2014

Mata Ujian : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hari, Tanggal Pengambilan Data : Minggu, 2 Oktober 2014

Hari, Tanggal Intervensi Masalah : Minggu, 2 November 2014

Masalah Kesehatan : Karies Gigi

Tempat Pengambilan Data : RT 04 RW 02 Kelurahan Kelapa Dua

Wetan

Kecamatan Ciracas

Hari, Tanggal Ujian :

Tempat Ujian : Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen

Indonesia

1

Nama : Pradinta Bayu Krisna DewaraNIM : 0861050037TANDA TANGAN :

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan

manusia. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari

kesehatan secara umum yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.

Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut pun harus sangat

diperhatikan. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering

terjadi yaitu karies. Karies merupakan suatu penyakit pada

jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang

disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu

karbohidrat yang diragikan. Proses terjadinya karies dimulai

dengan adanya plak di permukaan gigi.Proses terjadinya karies

dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi.1

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,

kelompok umur 10- 24 tahun lebih banyak menderita karies yakni

66,8-69,5%. Keadaan ini menunjukkan karies gigi banyak terjadi

pada golongan usia produktif. Hal yang demikian dapat dilihat

dari prevalensi rata-rata penduduk Indonesia bermasalah gigi

2

dan mulut sebesar 23,4%. Prevalensi rata-rata karies yang

diukur dengan indeks DMF-T sebesar 4,85 yang berarti rata-rata

penduduk Indonesia telah mengalami kerusakan gigi sebanyak 5

gigi per orang. Selain itu, dilihat dari jumlah penduduk

Indonesia yang tidak menyikat gigi yaitu sebanyak 22,8% dan

dari 77,2 % yang menyikat gigi tersebut cuma 8,1 % yang

menyikat gigi tepat pada waktunya. Fakta yang terjadi 72,1%

pendu- duk Indonesia memiliki masalah karies dan 46,5%

diantaranya tidak melakukan perawatan terhadap karies yang

dideritanya. Kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter

gigi kurang dari 7% dan pada anak- anak hanya sekitar 4%

kunjungan ke dokter gigi. Selain itu, kebiasaan masyarakat

suka mengkonsumsi makanan kariogenik akan meningkatkan resiko

terkena karies.2,3,4

Menurut data statistic Kelurahan Ciracas Mei 2014,

penyakit karies gigi adalah penyakit ke sepuluh terbanyak.

Angka kejadian sebanyak 161 kasus (1,63%).5

Pengertian Karies Gigi

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya

kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif

yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat

terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

3

disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat

sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang

akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain, dimana

prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam

dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat

diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada

proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya

interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi

dan waktu. 2

Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada

email atau kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih

lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan suatu

daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan

email sekelilingnya. 2

Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak

terang, sedangkan karies yang berkembang lambat biasanya

berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi)

dan fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre

molar) kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies gigi,

tetapi karena noda akibat beberapa makanan. 2

4

Anatomi Gigi

Gambar 1. Anatomi Gigi

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat

di RSU Dr. Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12.

Available from URL: http://repository.usu.ac.id/

Bentuk-bentuk Gigi Permanen

Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap

rahang. Di tiap rahang terdapat:

5

a.Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop

dengan tepi yang lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu

akar. Gigi insisivus atas lebih besar daripada gigi yang bawah.

b.Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah.

Gigi ini kuat dan menonjol di “sudut mulut”. Hanya mempunyai

satu akar.

c.Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir

seperti bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di

sebelah pipi dan satu di sebelah lidah. Kebanyakan gigi pre-

molar mempunyai satu akar, bebrapa mempunyai dua akar.

d.Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang

di dalam mulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi

molar mempunyai mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan.

Ada yang mempunyai tiga, empat, atau lima tonjolan. Gigi molar

di rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi molar di rahang

bawah mempunyai dua akar. 2

Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:

a. Enamel: Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan

juga merupakan satu-satunya komponen dalam tubuh manusia yang

tidak mempunyai kekuatan reparatif karena itu regenerasi enamel

tidak mungkin terjadi.Struktur enamel gigi merupakan susunan

kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari 97% mineral

(kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan

organik 2%, yang terletak dalam suatu pola kristalin. Karena

susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam cairan rongga

6

mulut dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini

memungkinkan terjadinya transport ion-ion melalui permukaan

dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan

enamel.

b. Dentin:Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium

dan fospor tetapi dengan proporsi protein yang lebih tinggi

(terutama collagen). Dentin adalah suatu jaringan vital yang

tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma odontoblas.

Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan

hidupnya bergantung kepada penyediaan darah dan drainase

limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap

berbagai macam rangsangan, misal: panas dan dingin serta

kerusakan fisik termasuk kerusakan yang disebabkan oleh bor

gigi.

c. Cementum: Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang

mirip strukturnya dengan tulang.

d. Pulpa: Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan

ikat yang berisikan urat-urat syaraf dan pembuluh-pembuluh

darah yang mensuplai dentin. Urat-urat syaraf ini mengirimkan

rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di mana

hal ini dialami sebagai rasa sakit. Rangsangan yang

membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan dari bakteri

(pada karies), rangsangan mekanis (pada trauma, faktur gigi,

7

preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta bisa juga

disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari makanan,

bahan kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang

mungkin terjadi pada saat preparasi kavitas/pengeboran gigi. 2

Klasifikasi Karies Gigi

Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)

a. Karies Superfisialisdi mana karies baru mengenai enamel

saja, sedang dentin belum terkena.

Gambar 2. Karies Superfisialis

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat8

di RSU Dr. Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12.

Available from URL: http://repository.usu.ac.id/

b. Karies Mediadi mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum

melebihi setengah dentin.

Gambar 3. Karies Media

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat

di RSU Dr. Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12.

Available from URL: http://repository.usu.ac.id/

c. Karies Profundadi mana karies sudah mengenai lebih dari

setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. 6

Gambar 4. Karies Profunda

9

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat

di RSU Dr. Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12.

Available from URL: http://repository.usu.ac.id/

Etiologi Karies Gigi

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja

seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian

proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan

penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi

penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang

memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau

mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu. 7

Faktor Host (Tuan Rumah)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah

terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel

10

(email), faktor kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan

yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada permukaan

oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat

menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan

karies gigi. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan

enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal

enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu

lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini

dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik dan

air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari

gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan

mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah

pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun

waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap

7-8 tahun. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih

dini karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat.

Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi meningkat jika

ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di

dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH. 7

Faktor Agent (Mikroorganisme)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya

karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas

11

kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu

matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang

tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-

beda, pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan

jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,

Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta

beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan

beberapa beberapa spesies Actinomyces. Plak bakteri ini dapat

setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan

putih. Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri

dan 30% materi interseluler yang pada pokoknya berasal dari

bakteri. 7

Pengaruh Substrat atau Diet

Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak

karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme

yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi

metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan

yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang

aktif yang menyababkan timbulnya karies. Dibutuhkan waktu minimum

tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk

membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email.

Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi

bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak

12

mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami

kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet banyak

mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak

memliki karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan

ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari

pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini

dengan bantuan Streptococcus mutans membentuk dekstran yang merupakan

matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh karena itu

sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik (makanan yang dapat

memicu timbulnya kerusakan/karies gigi atau makanan yang kaya

akan gula). Sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi,

maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama. Makanan dan

minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat

sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email.

Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk

kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit.

Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang

akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan

demineralisasi email. 7

Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia

yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya

kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

13

berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies

tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih

berganti.

Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak

menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan

dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies

untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,

diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat

kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. 7

Kebiasaan Makan

Pada zaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan

yang bersifat manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen,

coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya makanan ini

sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang

lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada

gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses

kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat merusak

email gigi.

Hal ini yang perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja,

tetapi cara mengonsumsi jenis makanan dan waktu pemberian, karena

semua ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Sukrosa

adalah salah satu jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan

lainnya yang merupakan substrat untuk pertumbuhan bakteri yang14

pada akhirnya akan meningkatkan proses terjadinya karies gigi. 7

Sosial Ekonomi

Karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi rendah

dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat

hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi. Menurut

Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial ekonomi yaitu pekerjaan

dan pendidikan. Pendidikan adalah faktor kedua terbesar yang

mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik

tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk

hidup sehat. Dalam penelitiannya, Paulander, Axelsson dan Lindhe

(2003) melaporkan jumlah gigi yang tinggal di rongga mulut pada

usia 35 tahun sebesar 26,6% pada pendidikan tinggi sedangkan pada

pendidikan rendah sebesar 25,8%. Hasil penelitian Sondang

Pintauli dkk, dijumpai DMF-T rata-rata sebesar 7,63 dengan DMF-T

rata-rata lebih rendah pada ibu-ibu rumah tangga dengan tingkat

pendidikan tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan

menengah dan tingkat pendidikan rendah. 7

Penggunaan Fluor

Menurut Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan

fluor sangat efektif untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun

penggunaan fluor tidaklah merupakan satu- satunya cara mencegah

gigi berlubang.

15

Demikian halnya penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean

dilaporkan bahwa ada hubungan timbal balik antara konsentrasi

fluor dalam air minum dengan prevalensi karies. Penelitian

epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies

secara optimum dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang

berbintik-bintik putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan

fluor/fluorosis) yang minimal apabila konsentrasi fluor kurang

dari 1 ppm. 7

Pola Makan

Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang

mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di

rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga pH saliva

menurun dan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30

menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja

menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun,

apabila makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email

gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan

remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.

Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang relatif

tinggi. Salah satu penyebabnya adalah makanan yang berpotensi

menimbulkan kerusakan gigi, yaitu empek- empek. Empek-empek

terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat dan zat gula.

Karbohidrat yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal.

Kandungan cuka dalam cairan yang ditambahkan pada empek-empek

juga tidak bagus untuk gigi, khususnya juga untuk anak di bawah

16

usia delapan tahun. Kandungan fluor dalam gigi anak usia di bawah

delapan tahun belum kuat menahan cuka. 7

Kebersihan Mulut (Oral Higiene)

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan

karies adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies

gigi selama 2 tahun pada 429 orang mahasiswa yang menyikat

giginya dengan teratur setiap habis makan dengan mahasiswa yng

menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan malam pada waktu

sebelum tidur, ternyata bahwa golongan mahasiswa yang menyikat

giginya secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit kariesnya

dibandingkan dengan golongan lainnya. 7

Merokok

Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan

aliran saliva, yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam

hal ini karies ditemukan lebih tinggi pada perokok dibandingkan

dengan bukan perokok. 7

Pencegahan

Pencegahan Primordial

Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan

dentin atau gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui yang

mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein17

untuk pembentukan matriks gigi, vitamin (vitamin A, vitamin C,

vitamin D) dan mineral (Calcium, Phosfor, Fluor, dan Magnesium)

juga dibutuhkan. Pada ibu-ibu yang sedang mengandung sebaiknya

diberikan kalsium yang diberikan dalam bentuk tablet, dan air

minum yang mengandung fluor karena hal ini akan berpengaruh

terhadap pembentukan enamel dan dentin bayi yang akan dilahirkan.8

Pencegahan Primer

Hal ini ditandai dengan:

a. Upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) Upaya promosi

kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak

yang efektif atau cara menyikat gigi dengan pasta gigi yang

mengandung fluor dan menggunakan benang gigi (dental floss).

b. Memberikan perlindungan khusus (spesific protection)

Upaya perlindungan khusus yaitu untuk melindungi host dari

serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan

mikroorganisme. Aplikasi pit dan fisur silen merupakan upaya

perlindungan khusus untuk mencegah karies. 8

Pencegahan Sekunder

Yaitu untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak

berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa

dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh melakukan

penambalan pada gigi dengan lesi karies yang kecil dapat mencegah18

kehilangan struktur gigi yang luas. 8

a. Diagnosa Dini

Penegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi

hal yang sangat penting sejak disadari bahwa karies bukan

hanya suatu proses demineralisasi saja melainkan proses

destruksi dan reparasi yang silih berganti.

Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang

baik dan obyek (gigi) yang kering dan bersih. Jika terdapat

banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus dibersihkan

terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan

tepat. Setelah gigi sudah kering maka tiap kuadran gigi

diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva

dapat dicegah. Gigi harus betul-betul kering dan

pengeringannya biasanya dengan udara yang disemprotkan

perlahan-lahan.

Untuk menentukan tanda awal karies diperlukan penglihatan

tajam. Biasanya pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde

yang tajam sampai terasa menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan

dilakukan pada lesi karies yang masih baru mulai karena sonde

tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde

akan membawa bakteri ke dalam karies sehingga penyebaran

karies akan semakin cepat. 8

19

b. Tindakan(Prompt Treatment)

Penambalan

Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak

dapat disembuhkan dengan sendirinya, dengan pemberian obat-

obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan ke

fungsi pengunyahan semula dengan melakukan pemboran, yang pada

akhirnya gigi tersebut akan ditambal.

Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan

adalah pembersihan gigi yang karies yaitu dengan membuang

jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi yang sehat di

sekelilingnya, karena biasanya bakteri-bakteri penyebab karies

telah masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini

dilakukan sebagai upaya untuk meniadakan kemungkinan

terjadinya infeksi ulang.

Tambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke

dalam gigi atau di sekeliling gigi. Umumnya bahan-bahan

tambalan yang digunakan adalah perak amalgam, resin komposit,

semen ionomer kaca, emas tuang, dan porselen. 8

Pencabutan

Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk

penambalan sudah sukar dilakukan, maka tidak ada cara lain

selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut. Dalam proses

pencabutan maka pasien akan dibius, di mana biasanya pembiusan

20

dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang

mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini

membuat pasien tidak merasakan sakit pada saat pencabutan

dilakukan. 8

c. Pencegahan Tersier

Adalah pelayanan yang ditujukan terhadap akhir dari patogenesis

penyakit yang dilakukanuntuk mencegah kehilangan fungsi, yang

meliputi:

Pembatasan Cacat (Disability Limitation), merupakan tindakan

pengobatan yang parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat

syaraf (perawatan saluran akar), pencabutan gigi dan

sebagainya.

Rehabilitasi (Rehabilitation), merupakan upaya pemulihan atau

pengembalian fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya,

misalnya pembuatan gigi tiruan (protesa). 8

Gambar 5. Segitiga epidemiologi

21

Sumber: google.com

Menurut segitiga epidemiologi, keadaan sehat-sakit

ditentukan oleh host, agent dan environtment. Untuk terjadinya

karies, maka kondisi faktor-faktor tersebut harus saling

mendukung yaitu host yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,

substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

Faktor host: beberapa faktor dari gigi sebagai tuan rumah

dari karies gigi adalah faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk

gigi), struktur enamel dan faktor kimia dari mulut tuan rumah.

Pit dan fisur yang dalam pada gigi posterior sangat rentan

terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah

tersebut. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak

mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel

merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang

mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), bahan

organic 2% dan air 1%. Kepadatan enamel sangat menentukan

kelarutan enamel. Jika enamel larut maka akan terjadi karies

gigi. Hal ini yang menyebabkan gigi susu lebih mudah terserang

karies dari pada gigi tetap, dikarenakan enamel gigi susu

mengandung lebih banyak bahan organic dan air.

Faktor agen: Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang

terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas

22

suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi

yang tidak dibersihkan. Pada awal pembentukan plak, kokus gram

positif merupakan jenis yang banyak dijumpai, seperti Streptococcus

mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan Streptococus sallivarius.

Beberpa penelitian juga menunjukkan adanya laktobasilus pada plak

gigi, jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 104-105 sel/mg

pak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme diatas mempunyai sifat

asidogenik dan asidurik (resisten asam) terutama S. mutans. Faktor

substrat juga dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.

Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk

memproduksi asam serta bahan lalin yang menimbulkan karies. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi karbohidrat

terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi.

Faktor lingkungan: Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi

rendah kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi sehingga resiko

terjadinya karies lebih besar. Kecenderungan untuk tidak

mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan dengan

masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi.

Kemiskinan pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko

kesehatan mulut yang buruk

23

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT

MENURUT HENDRIK L BLUM

Menurut Hendrik L Blum, terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh

beberapa faktor , yaitu:

24

Faktor lingkungan :

- Biologis :

bakteri

- Sosio

PelayananKesehatan

Promotif :

meningkatkan

pengetahuan

Preventif :

menjaga

kebersihan

gigi dan

mulut

Kuratif :

pengobatan

pada

penderita

karies

Faktor perilaku :- Kebiasaan makan

makanan manis

dan kurangnya

menjaga

kebersihan gigi

Faktor Genetika :

- Herediter

KARIESGIGI

Sehat fisik, mental dan sosial dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor yang terbesar adalah lingkungan. Terbesar kedua

adalah perilaku kesehatan. Faktor etiga adalah pelayanan

kesehatan. Genetic adalah faktor terakhir. Adaptasi dari teori

Hendrik L. Blum akan terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1. Lingkungan

a. Fisik

Faktor fisik seperti benturan tidak mempengaruhi terjadinya

karies gigi.

b. Biologis

Plak gigi melekat erat pada permukaan gigi yang tidak

dibersihkan. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif

merupakan jenis yang banyak dijumpai, seperti Streptococcus

mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan Streptococus sallivarius.

Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya laktobasilus pada

plak gigi, jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 104-

105 sel/mg pak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme diatas

25

mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten asam)

terutama S. mutans. Faktor substrat juga membantu

perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.

Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk

memproduksi asam serta bahan lalin yang menimbulkan karies.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi

karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan

pada gigi. Jadi karies gigi yang terbentuk karena kerusakan

email akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-bakteri

(pada umumnya Streptococus mutans) yang menyebabkan proses 

demineralisasi. Demineralisasi lebih cepat dari proses

mineralisasi. Lalu terbentuklah karies.

c. Sosio-Kultural

Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah kurang

menjaga kebersihan mulut dan gigi sehingga resiko terjadinya

karies lebih besar. Kecenderungan untuk tidak mendapatkan

perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat

dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan

pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan

mulut yang buruk.

2. Perilaku

a. Sikap

Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor

utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah

pengetahuan kesehatan. Pengetahuan masyarakat tentang

26

pentingnya sikat gigi setiap hari dan menjaga kebersihan

gigi. Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali

pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh

dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan

kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada

sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu

masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku

sehat. Sikap dan Praktik dalam menjaga kesehatan gigi dan

mulut menjadi faktor penting dalam mencegah terjadinya

gangguan pada gigi dan mulut.

b. Gaya Hidup

Gaya hidup juga mempengaruhi dalam penyakit karies gigi

antara lain gaya hidup yang sering mengkonsumsi makanan

manis yang dapat menyebabkan terbentuknya karies pada gigi.

Karies pada gigi merupakan salah satu faktor terjadinya

pulpitis atau radang pulpa.

Menurut Hendrik L Blum, karies gigi dipengaruhi oleh

perilaku seseorang yang dibagi menjadi sikap dan gaya hidup.

Sikap yang kurang memperhatikan kebersihan pada gigi dan

gaya hidup yang buruk juga berperan penting terhadap

terjadinya penyakit pulpitis.

3. Pelayanan Kesehatan

Tujuan Utama dari pelayanan kesehatan adalah:

a. Promotif

27

Tindakan promotif yang bisa dilakukan dalam hal mencegah

karies gigi adalah dengan memberikan pengetahuan tentang apa

itu karies gigi. Pemberian pengetahuan ini antara lain dapat

dilakukan dengan cara pemberian penyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya sikat gigi setiap hari, apa

saja yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi, dan

akibat yang ditimbulkan oleh karies gigi.

b. Preventif

Tindakan preventif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

gigi, sikat gigi secara teratur setiap hari dan mengunjugi

dokter gigi di pelayanan kesehatan terdekat seperti

puskesmas setiap 6 bulan sekali.

c. Kuratif

Bagi masyarakat yang sudah menderita karies gigi, di

sarankan untuk segera berobat ke dokter untuk mencegah agar

tidak terjadi komplikasi dari penyakit karies gigi.

d. Rehabilitatif

Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua

anjuran dokter dan meminum obat yang sudah diberikan agar

dapat cepat sembuh dari penyakit ini.

4. Herediter

Tidak ada pengaruh keturunan pada penyakit karies gigi.

B. DATA GEOGRAFI

28

Kecamatan Ciracas merupakan salah satu dari 10 Kecamatan

dalam lingkungan Kota Administrasi Jakarta Timur, dengan luas

wilayah seluruhnya 1.608.97 Ha yang terdiri dari 5 kelurahan,

yaitu :

1. Kelurahan Cibubur

2. Kelurahan Ciracas

3. Kelurahan Susukan

4. Kelurahan Kelapa Dua Wetan

5. Kelurahan Rambutan

Tabel 1. Data Luas Wilayah Sekecamatan Ciracas Tahun 2013

NO KELURAHAN LUAS (Ha)

1 RAMBUTAN 209.002 SUSUKAN 218.853 CIRACAS 393.364 KELAPA DUA WETAN 336.86

5 CIBUBUR 450.90

JUMLAH 1.608.97Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013

BATAS WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS

Utara : Jl. Raya Pondok Gede, Jl. Outer Ring Road,

Kecamatan Kramatjati

Selatan : Jl. Pusdika Cibubur, Batas DKI –Jabar

No.165/168. Jl. Habibi, Patok

29

Batas DKI – Jabar 169/170, Kecamatan Cimanggis,

Kotamadya

Depok.

Barat : Kali Cipinang,Jl PKP, Kali Baru Kecamatan Pasar

Rebo

Timur : Jl.Tol Jagorawi, Kecamatan Cipayung

Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Laporan

Tahunan Kelurahan Ciracas 2014, dinyatakan luas wilayah Kelurahan

Ciracas adalah 393,36 Ha yang terbagi habis dalam 10 Rukun Warga

dan 139 Rukun Tetangga.

Batas Wilayah Puskesmas Kelurahan Ciracas:

Utara : Jl. Pule Kel. Susukan, Jl. Penganten Ali

Jl. Mahakam Kel. Rambutan

Selatan : Jl. Raya Ciracas Kel. Kelapa Dua Wetan

Jl. Raya Kiwi Kel. Pekayon

Timur : Jl. Tol Jagorawi Kel. Cipayung

Barat : Jl. Kali Baru Kel. Cijantung

Status tanah

- Tanah Negara = 74.845 Ha

- Tanah milik adat = 290.924 Ha

- Tanah Wakaf = 21.660 Ha

- Tanah lain-lain = 5.880 Ha

Keadaan Tanah

- Tanah Darat = 297.934 Ha

30

- Tanah Sawah = 89.485 Ha

- Tanah Lain-lain = 5.880 Ha

Peruntukan Tanah

- Perumahan = 202.315 Ha

- Perkebunan/Tani = 114.790 Ha

- Fasilitas Umum = 74.845 Ha

- Pemakaman = 1.350 Ha

C. KEADAAN DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Ciracas, jumlah

penduduk Kecamatan Ciracas tahun 2013 adalah sebanyak 275.509

jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 142.264 jiwa dan

perempuan sebanyak 133.245 jiwa. Rincian selengkapnya dapat

dilihat dari tabel dibawah ini(8)

Tabel 2. Data RT/RW di Kecamatan Ciracas Tahun 2013

NO KELURAHANJUMLAH

RT PENGURUS RW PENGURUS

1 CIBUBUR 153 164 14 14

2 CIRACAS 136 408 10 10

31

3KELAPA DUA

WETAN132 372 12 12

4 RAMBUTAN 87 258 16 6

5 SUSUKAN 89 264 7 7

KECAMATAN CIRACAS 597 1466 49 49

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas Th.2013

TABEL 3 : Data Penduduk Dan Kk Se-Kecamatan Ciracas Tahun 2013

No KELURAHANJUMLAH PENDUDUK

TOTALJUMLAH

KKLK PR

1 CIBUBUR 37.743 35.998 73.741 21.260

2 CIRACAS 34.546 31.915 66.461 18.733

3KELAPA DUA

WETAN24.973 23.973 48.910 15.126

32

4 RAMBUTAN 21518 20.126 41.644 11.827

5 SUSUKAN 23.520 21.233 44.753 13.969

KECAMATAN 142.264 133.245 275.509 80.915

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas Th.2013

TABEL 4 : Data Penduduk Sekecamatan Ciracas Menurut Kelompok

Umur & Jenis Kelamin Tahun 2013

NOKELOMPOK

UMUR

WNI

L P JUMLAH

1 0 - 927.12

5

23.73

350.858

33

2 10 – 1922.20

7

21.14

143.348

3 20 – 2926.52

4

24.02

650.550

4 30 -3926.78

7

24.59

351.380

5 40 – 4919.62

7

19.67

039.297

6 50 – 5912.10

5

12.21

524.320

7 60 – 69 5.391 5.735 11.126

8 >70 2.498 2.132 4.630

JUMLAH142.2

64

133.2

45

275.50

9

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas Th.2013

Mobilitas penduduk yang datang dan pindah di wilayah

Puskesmas Kecamatan Ciracas cukup tinggi, mengingat letaknya

berbatasan dengan Jawa Barat, serta wilayah kerjanya

meliputi Terminal Kampung Rambutan.

34

Gambar 4. Piramida Penduduk

Dependency ratio

Usia produktif 208.895 = 3,13

Usia non produktif 66.623

Intepretasi : usia produktif di Kelurahan Kelapa Dua Wetan lebih tinggi

dibandingkan usia non produktif

Sex ratio

35

jumlah laki-laki : jumlah perempuan x 100

= 142.264 X 100

133.245

= 106,7

NO

NAMA

FASILITAS

KESEHATAN

KELURAHAN

TOTALCIRACAS SUSUKAN CIBUBUR

KELAPA

DUA

WETAN

RAMBUTAN

1 Dr Praktek 9 7 6 5 32

2Klinik 24

Jam2 1 1 1 1 6

3 Apotik 3 1 3 1 2 10

4 Toko obat 7 3 2 2 0 14

5

Tukang

Gigi /

Ahli Gigi

5 5 6 4 2 22

6Bidan

Praktek16 7 11 10 8 52

7Klinik

Rongent2 1 1 0 0 3

36

8Klinik

Swasta8 6 4 6 3 26

9Laboratori

um Klinik1 0 0 0 0 1

10Rumah

Bersalin2 1 1 1 0 5

11 Posyandu 28 20 31 18 15 112

12 Puskesmas 1 1 2 1 1 6

13Rumah

sakit0 1 1 0 1 3

14Praktek dr

Gigi5 4 5 4 4 22

TABEL 5 : Data Sarana Kesehatan Di Wilayah Kecamatan Ciracas 2011

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas Th.2013

TABEL 6 : Data Sekolah Di Wilayah Kecamatan Ciracas Tahun 2013

NO KELURAHAN TKSD /

MI

SLTP

/

MTs

SLTA/

SMAK /

ALIYAH

AKADEMI

/ PTTOTAL

1 RAMBUTAN 14 9 6 7 2 38

37

2 SUSUKAN 15 12 1 2 0 30

3 CIRACAS 21 21 6 6 1 56

4KELAPA DUA

WETAN15 11 6 10 1 43

5 CIBUBUR 22 20 6 6 1 55

JUMLAH 87 74 25 31 5 222

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas Th.2013

Tabel 7. Data Penyakit Terbesar Di Puskesmas Kelurahan

Kelapa dua wetan

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH %

1.Infeksi akut lain

Pernafasan Atas1567

38,2

2.Penyakit Pulpa & Jaringan

Periapikal540

13,1

7

38

3.Ginggivitis & Peny.

Periodental415

10,1

24. Penyakit Darah Tinggi 316 7,70

5.Penyakit pd Sistem Otot &

Jar. Pengikat

256

6,24

6. Karies Gigi 254 6,19

7.Peny. Lain pd Saluran

Pernafasan Atas231

5,63

8. Penyakit Kulit Alergi 190 4,639. Diare 181 4,4110. Penyakit Kulit Infeksi 150 3,65

Sumber : Laporan Data Kesakitan Kelurahan Kelapa Dua Wetan Januari-Mei 2014

Gambar 5. Penyakit Terbanyak Di Kelurahan Kelapa Dua Wetan

39

0%20%

16%

16%15%

12%

11%

9%

10 penyakit terbanyak

Infeksi akut lain Pernafasan Atas Penyakit Pulpa & Jaringan PeriapikalGinggivitis & Peny. PeriodentalPenyakit Darah TinggiiPenyakit pd Sistem Otot & Jar. PengikatKaries GigiPeny. Lain pd Saluran Pernafasan AtasPenyakit Kulit AlergiDiare Penyakit Kulit Infeksi

40

I. DIAGNOSIS MASALAH

Masalah : Karies Gigi

Wilayah Masalah : RT 04 RW 02 Kelurahan Kelapa Dua Wetan,

Kecamatan Ciracas, Jakarta

Timur

Sasaran : Warga RT 04 /RW 02 Kelurahan Kelapa Dua

wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta

Timur

Jumlah KK : 101 Kepala Keluarga

Jumlah Sasaran : 524 orang

Target sasaran : 20 orang

Jumlah yang hadir : 21 orang

II. PERUMUSAN MASALAH

Tabel 13. Distribusi Orang yang Menjawab Benar Pertanyaan

Kuesioner Pre-Test

No Pertanyaan N %1 Yang mengetahui keadaan gigi

yang sehat9 40,9

2 Yang mengetahui yang dimaksud

dengan karies gigi9 40,9

41

3 Yang mengetahui penyebab

karies gigi8 36,4

4 Yang mengetahui makanan yang

menyebabkan karies gigi 12 54,5

5 Yang mengetahui gejala dari

karies gigi8 36,4

6 Yang mengetahui akibat karies

gigi11 50

7 Yang mengetahui cara mencegah

terjadinya karies gigi5 22,7

8 Yang mengetahui waktu

menggosok gigi yang baik10 45,5

9 Yang mengetahui cara menggosok

gigi yang benar8 36,4

10 Yang mengetahui kapan

memeriksakan gigi ke dokter11 50

Berdasarkan tabel diatas didapatkan:

1. Yang mengetahui keadaan gigi yang sehat ada 9 orang dari 22 orang

(40,9%).

2. Yang mengetahui yang dimaksud dengan karies gigi ada 9 orang dari

22 orang (40,9%).

3. Yang mengetahui penyebab karies gigi ada 8 orang dari 22 orang

(36,4%).

4. Yang mengetahui makanan yang menyebabkan karies gigi ada 12 orang

dari 22 orang (54,5%).

42

5. Yang mengetahui gejala dari karies gigi ada 8 orang dari 22 orang

(36,4%)

6. Yang mengetahui akibat karies gigi ada 11 orang dari 22 orang

(50%)

7. Yang mengetahui cara mencegah terjadinya karies gigi ada 5 orang

dari 22 orang (22,7%)

8. Yang mengetahui waktu menggosok gigi yang baik ada 10 orang

(45,5%)

9. Yang mengetahui cara menggosok gigi yang benar ada 8 orang dari

22 orang (36,4%)

10. Yang mengetahui kapan memeriksakan gigi ke dokter ada 11

orang dari 22 orang (50%)

Tabel 9. Hasil Pretest

43

44

NO PRE TEST

1 40

2 60

3 50

4 50

5 40

6 50

7 60

8 60

9 60

10 60

11 60

12 50

13 50

14 60

15 60

16 50

17 60

18 60

19 60

20 60

21 40

22 60

Tabel 12. Tabel Kriteria Penilaian

45

NO

.NILAI KETERANGAN

1 ≤ 50 Sangat kurang

2 51 – 60 Kurang

3 61 – 70 Cukup

4 71 – 80 Baik

5 ≥80 Sangat baik

Keterangan :

Tingkat pengetahuan masyarakat dilihat berdasarkan nilai rata-

rata pretest responden.

Nilai rata-rata :

40 + 60 + 50 + 50 + 40 +50 + 60 + 60 + 60+ 60 + 60 + 50 + 50 +

60 + 60 + 50 + 60 + 60 + 60 + 60 + 40+60 =

IV. PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

Masalah intervensi : Karies Gigi

Rencana intervesi : Penyuluhan tentang Karies Gigi

Tujuan

46

1200 = 54,5422

Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan warga RT 04 / RW

02 Kelurahan Kelapa Dua wetan, Kecamatan

Ciracas, Jakarta Timur

Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan pengetahuan kebersihan Gigi

b. Meningkatkan pengetahuan penyebab Karies Gigi

c. Meningkatkan pengetahuan faktor yang memperberat

terjadinya Karies Gigi

Sasaran :

Warga RT 04 / RW 02 Kelurahan Kelapa Dua wetan, Kecamatan

Ciracas, Jakarta Timur

a. Target Peserta : 25 orang

Rencana Kegiatan

Hari/Tanggal : Minggu, 2 November 2014

Jam : 15.00 – 17.00 WIB

Tempat : Rumah Warga RW 02 kelurahan Kelapa Dua

Wetan

Sumber Daya

- Dokter Muda : 1 orang

- Kader : 1 orang

- Petugas puskesmas: 1 orang

- Alat peraga : Leaflet, Flipchart

- Anggaran biaya :

Tabel 10. Perencanaan Biaya

NO KETERANGAN JUMLAH

47

1. Snack Rp 210.000,-

2. Fotocopy pretest dan

posttest (50 lembar)

Rp 10.000,-

3. Leaflet Rp 100.000,-

4. Alat tulis Rp 30.000,-

TOTAL Rp 350.000,-

Materi yang disampaikan :

Pengertian Karies Gigi

Penyebab Karies Gigi

Gejala Karies Gigi

Faktor terjadinya Karies Gigi

Faktor yang meperberat Karies Gigi

Pencegahan Karies Gigi

Evaluasi : Melakukan penyuluhan dan post – test

V. PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

1. Masalah kesehatan :Karies Gigi

2. Kegiatan : Penyuluhan

3. Target peserta : 25 Orang

4. Jumlah peserta yang hadir: 22 orang

5. Waktu dan tempat :

Hari / tanggal : Minggu, 2 November 2014

48

Jam : 16.00 – 17.00 WIB

Tempat : Rumah Warga RW 02 kelurahan Kelapa Dua

Wetan

6. Sumber daya :

- Dokter muda : 1 orang

- Petugas puskesmas : 1 orang

- Kader : 1 orang

- Alat peraga : leaflet, Flipchart

- Biaya operasional :

NO KETERANGAN JUMLAH

1. Snack Rp 195.000,-

2. Fotocopy pretest dan

posttest (50 lembar)

Rp

8.000,-

3. Leaflet Rp 60.000,-

4. Alat tulis Rp 30.000,-

TOTAL Rp 293.000,-

7. Evaluasi : Melakukan penyuluhan dan post test

III. EVALUASI

a. Input

oSumber Daya Manusia :

Dokter muda 1 orang49

Petugas puskesmas 1 orang

Koordinator kader 1 orang

Hal ini sesuai dengan perencanaan

oPada penyuluhan digunakan sarana berupa flipchart. Hal ini

dilakukan sesuai perencanaan.

oSepuluh materi yang telah direncanakan dapat di presentasikan

sesuai perencanaan.

oDana yang digunakan untuk kegiatan di bawah anggaran yang

direncanakan. Terjadi perubahan dana dari Rp. 350.000,-

menjadi Rp. 293.000,-. Karena mendapatkan harga pulpen dan

souvernir yang lebih murah. Biaya lebih rendah Rp 57.000,-

b. Proses

o Kegiatan adalah pre test/pos test dan penyuluhan mengenai

karies gigi. Kegiatan dilakukan selama 120 menit, dari pukul

15.00-17.00 pada hari Minggu, 2 November 2014 di rumah Warga

RT 04 RW 02 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas,

Jakarta Timur. Kegiatan ini terlaksana sesuai perencanaan.

Metode Internvensi adalah penyuluhan dengan menggunakan media

flipchart berisikan 10 materi. Jumlah peserta tidak sesuai

dengan target yang direncanakan, yaitu 25 orang dan peserta

yang hadir hanya 22 orang. Metode Internvensi adalah

penyuluhan dengan menggunakan media flipchart

o Pertanyaan dari peserta sesuai dengan topic yaitu:

50

1. Kenapa makanan

dapat merusak

Gigi?

2. Apakah boleh

menyikat gigi hanya

sekali dalam

sehari?

3. Apa yang harus

dilakukan

jika anak saya

gemar makan

Coklat dan

Permen?

Output

Tabel 11. Hasil Pre

Test dan Post Test

51

NO PRE TEST POST TEST

1 40 70

2 60 70

3 50 80

4 50 80

5 40 60

6 50 60

7 60 70

8 60 90

9 60 80

10 60 80

11 60 90

12 50 70

13 50 70

14 60 90

15 60 90

16 50 70

17 60 80

18 60 80

19 60 70

20 60 80

21 40 70

22 60 70

52

Berdasarkan data Tabel. Terdapat kenaikan rata-rata hasil pre

test dan post test dari 54,54 poin menjadi 75,90 poin. Kenaikan

nilai sebesar 21,36 dengan presentase sebesar 40,13%.

Penilaian : post test – pre test = 54,54 – 75,90

= 21,36

Presentase kenaikan :

Jumlah selisih post test – pretest

rata – rata pretest

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 04/ RW

02 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta

Timur mengenai karies gigi dalam kategori kurang, sedangkan

setelah dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat meningkat

dan masuk ke dalam kategori baik. Hal ini menandakan

pengetahuan responden telah meningkat.

b. Saran

Kepada warga di RT 04/ RW 02 Kelurahan Ciracas, Kecamatan

Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur:

a. Agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah

diberikan

53

X 100%21,3654,5

x 100% =

b. Agar dapat mengajak keluarga dan kerabat dekat untuk

menjaga kebersihan gigi agar terhindar dari penyakit

gigi dan mulut terutama karies gigi

Kepada Petugas kesehatan:

a. Agar lebih memerhatikan tentang karies gigi

b. Agar dapat secara berkala memberikan penyuluhan tentang

karies gigi. Pada setiap golongan umur. Hal ini

dikarenakan karies gigi dapat timbul dari usia anak,

remaja, dewasa ataupun lanjut usia.

V. DAFTAR PUSTAKA

Jose O. Cortes G, Carlo E, Solis M, Juan P, Jorge A et

al. Dental caries’ experience, prevalence and severity in

Mexican adolescents and young adults. Mexico: Sauld

Publica; 2009. p.83-84.

Pintauki S. Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat:

pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press; 2008. h.

4-24. Available from: URL: http://repository.usu.ac.id/

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Rekapitulasi

laporan bulanan data kesakitan (LB-1) Kab/Kota se-

provinsi Sulut. Sulawesi Utara, 2008.

54

Riset Kesehatan Dasar. Laporan kesehatan gigi dan mulut;

2007.

Laporan Tahunan Data Kesakitan Puskesmas Kelurahan

Ciracas April 2014

Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat

di RSU Dr. Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-

12. Available from URL: http://repository.usu.ac.id/

Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan

kesehatan gigi dengan karies gigi pada anak SD 060935 di

jalan pintu air II simpang gudang kota medan tahun 2008.

Medan. USU Press; 2009.h.57-61. Available from URL:

http://repository.usu.ac.id/

M Paula, Petersen PE. Diet, nutrition and the prevention

of dental diseases. Denmark: Public Health Nutrition.

2004.

Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013

Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

55

LAMPIRAN

KUESIONERPENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KARIES GIGI DI KELURAHAN

KELAPA DUA WETAN 2014

IDENTITAS :Nama :Umur :Jenis kelamin :Pekerjaan :

Pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat1. Bagaimana keadaan gigi yang sehat?

a. Gigi yang tidak berlubang, tidak ada makanan yang menempel dan tidak berbau

b. Gigi yang putihc. Gigi yang kuat

2. Apa yang dimaksud dengan karies gigi (gigi berlubang)?a. Gigi berlubang karena sering dicongkelb. Gigi berlubang dan sakitc. Menempelnya sisa makanan pada gigi dan menjadi tempat

berkembang biaknya kuman membuat lubang pada gigi3. Apa penyebab dari karies gigi?

a. tidak berkumur setelah makanb. mencongkel gigic. jarang menggosok gigi, makan makanan manis dan tidak

pernah memeriksakan gigi ke dokter4. Makanan apa yang menyebabkan karies gigi?

a. Buah-buahan, sayurb. Kacang-kacanganc. Makanan manis, lengket dan berzat tepung

5. Apa gejala dari karies gigi?a. Perubahan warna menjadi coklat, nyeri, nafas berbaub. Makanan menyangkutc. Warna gigi menjadi hitam

6. Apa akibat dari karies gigi?

56

a. Gigi mudah tanggalb. Gigi infeksi dan mati, sulit makan, bengkak pada gusic. Gigi mudah keropos

7. Bagaimana cara mencegah terjadinya karies gigi?a. membatasi makan makanan manis dan menggosok gigi secara

teraturb. tidak menggosok gigi setiap haric. tidak berkumur setelah makan

8. Kapan waktu menggosok gigi yang baik?a. setiap pagi setelah sarapan dan sebelum tidurb. setelah makan sajac. saat mandi

9. Bagian gigi mana saja yang harus disikat?a. bagian luar sajab. bagian dalam sajac. seluruh permukaan gigi yaitu bagian depan, dalam dan

dataran pengunyahan10. Kapan anda memeriksakan gigi ke dokter?

a. saat gigi sakitb. setiap 6 bulan sekalic. setiap 1 tahun sekali

57

Dokumentasi

58