pembuatan film “ayo menabung” berbasis animasi 2d - Format ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pembuatan film “ayo menabung” berbasis animasi 2d - Format ...
PEMBUATAN FILM “AYO MENABUNG” BERBASIS ANIMASI 2D
DENGAN TEKNIK ANIMASI DIGITAL
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Muhammad Mayriszki
11.11.5665
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
1
PEMBUATAN FILM “AYO MENABUNG” BERBASIS ANIMASI 2D DENGAN TEKNIK
ANIMASI DIGITAL
Muhammad Mayriszki1)
, Tonny Hidayat2)
1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : [email protected]), [email protected])
Abstract
The rapid development of technology to make
things more practical, including the 2 dimensional
animation film making that is now increasingly easy with
the many support tools to make it easier to design the
animation so that it becomes more effective and efficient
in its manufacture. In this digital era of the all two-
dimensional animation making too many have switched
from traditional manufacture that requires very much
time and cost to manufacture digital switching by
comparison instead.
Digital technique is the combination technique
of animation cells (Hand Drawn) with increasingly
advanced technology development making digital
animation no longer require a lot of paper material in
the drawing process but using a drawing tool called pen
tablet / drawing pen in lieu of paper, thereby reducing
the amount of expenses of paper and no scanning
process in the making.
Images that have been made by hand and then
colored, was animated, and given effect in the computer,
so the animation is obtained more lively but still do not
abandon its identity as a 2 dimensional animation with
faster results, practical, detailed, and looks modern.
Keywords – Film, Animation, 2 Dimension, , Digital
technique.
1. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan teknologi membuat
segalanya menjadi lebih praktis, termasuk pada
pembuatan film animasi 2 dimensi yang sekarang ini
semakin dipermudah dengan banyaknya alat pendukung
guna mempermudah saat perancangan animasinya
sehingga menjadi lebih efektif dan efisien dalam
pembuatannya. Pada zaman yang serba digital ini
pembuatan animasi 2 dimensi pun sudah banyak yang
beralih dari pembuatan secara tradisional yang
memerlukan biaya dan waktu sangat banyak berpindah
ke pembuatan secara digital dengan perbandingan
sebaliknya.
Film animasi 2 dimensi di Indonesia sendiri
sudah sangat banyak bermunculan, mulai tontonan untuk
anak – anak, hingga untuk semua kalangan. Tidak hanya
film saja, melainkan iklan dan media pembelajaran
sudah banyak yang menggunakan animasi sebagai media
penyampaian pesan karena menjadi daya tarik bagi para
penonton. Namun perfilman animasi 2 dimensi sendiri di
Indonesia masih didominasi oleh karya Negara lain
khususnya Jepang dan Amerika Serikat yang
menyebabkan semakin sulitnya film animasi 2 dimensi
buatan lokal dapat diterima oleh masyarakat yang sudah
terbiasa dengan produk film animasi buatan luar Negri,
sehingga banyak orang awam tidak tertarik untuk
menjadi seorang animator karena mereka pikir bahwa
membuat film animasi membutuhkan biaya yang sangat
besar serta sumber daya manusia yang banyak dalam
proses pembuatannya, dan juga menilai bahwa industri
film animasi di negara ini memiliki prospek yang kurang
menjanjikan ke depan.
Teknik digital merupakan penggabungan teknik
animasi cell (Hand Drawn) dengan semakin majunya
perkembangan teknologi pembutan animasi digital tidak
lagi memerlukan banyak bahan kertas pada proses
menggambar namun menggunakan alat gambar bernama
pen tablet / drawing pen sebagai pengganti kertas
sehingga mengurangi jumlah pengeluaran kertas dan
tanpa proses scanning pada pembuatannya. Gambar
yang sudah dibuat dengan tangan kemudian diwarnai,
diberi animasi, dan diberi efek di komputer, sehingga
animasi yang didapatkan lebih hidup tetapi tetap tidak
meninggalkan identitasnya sebagai animasi 2 dimensi
dengan hasil lebih cepat, praktis, detail, dan tampak
modern.
Rumusan masalah yang diambil dari latar
belakang yaitu bagaimana membuat film animasi 2D
dengan menggunakan teknik animasi digital pada proses
pembuatannya ?
Adapun maksud dan tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah:
1. Mampu membuat sebuah film animasi 2D yang
menarik.
2. Mampu membuat sebuah film animasi 2D sebagai
media hiburan dan pembelajaran.
3. Memberikan pengetahuan tentang teknik animasi
digital dalam pembuatan film animasi 2D.
Penulis mengumpulkan dan mendapatkan data
melalui berbagai macam metode dalam penelitian
ini, yaitu :
1. Pengumpulan Data
2
a) Metode Kepustakaan
Yaitu proses pengumpulan data melalui buku –
buku, tutorial – tutorial dan berbagai materi yang
berkaitan dengan proses penelitian ini yang dapat
diperoleh di perpustakaan.
b) Metode Observasi
Yaitu memperoleh data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap film – film animasi guna
mendapatkan ide cerita serta karakter untuk film
animasi 2D yang akan dibuat.
c) Metode Study Literatur
Yaitu mengambil data melalui cara
pemanfaatan fasilitas internet, dengan menjelajahi
situs yang berhubungan dengan dunia perfilman
animasi.
d) Metode Wawancara
Penulis bertanya dan berkonsultasi langsung
dengan orang – orang yang telah lama menggeluti
serta berpengalaman dalam pembuatan film animasi
2D.
2. Metode Perancangan
Metode perancangan adalah merupakan tahapan
pertama dalam pembuatan video animasi yaitu tahap
pra produksi. Pada tahapan ini dilakukan persiapan
yang dibutuhkan untuk membuat video animasi,
diawali dengan menentukan ide cerita, naskah dialog,
hingga pembuatan storyboard.
2. Tinjauan Pustaka
Animasi berasal dari kata dalam bahasa
latin anima, yang secara harfiah berarti jiwa (soul), atau
animare yang berarti nafas kehidupan (vital breath).
Dalam bahasa Inggris, animation yang berasal dari
kata animated atau toanimate, yang berarti membawa
hidup atau bergerak. Istilah animasi berawal dari semua
penciptaan kehidupan atau meniupkan kehidupan ke
dalam obyek yang tidak bernyawa atau benda mati
(gambar).[1]
Secara umum animasi merupakan suatu proses
menggambar dengan memodifikasi gambar dari tiap-tiap
frame yang diekspos pada tenggang waktu tertentu
sehingga tercipta sebuah ilusi gambar bergerak. Animasi
adalah menghidupkan gambar, sehingga perlu
mengetahui dengan pasti setiap detail karakter, mulai
dari tampak depan, belakang, dan samping, dan detail
muka karakter dalam berbagai ekspresi. Arti animasi
intinya adalah membuat gambar lebih kelihatan hidup,
sehingga bisa mempengaruhi emosi penonton, turut
menjadi sedih, ikut menangis, jatuh cinta, kesal,
gembira, bahkan tertawa. Jenis – jenis animasi ada 2
yaitu animasi 2 dimensi dan 3 dimensi.[2]
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Analisis
a. Analisis Kebutuhan Fungsional
Dalam penyampaian informasi, kebutuhan
fungsional sangat berperan penting karena ini
merupakan hasil akhir yang dihasilkan oleh media
yang baru, sehingga pada akhirnya dapat mencakup
tentang hal-hal sebagai berikut :
a) Film ini diharapkan memberikan edukasi manfaat
menabung sejak dini bagi anak – anak.
b) Film ini diharapkan dapat dijadikan media yang
menghibur dan mendidik bagi penonton khususnya
anak – anak.
c) Penggunaan teks, gambar, audio, video, dan animasi
dalam film harus dapat memberikan kesan yang baik
agar dapat mempengaruhi penonton khususnya anak –
anak agar tertarik mulai belajar menabung.
b. Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Dalam pembuatan film animasi “Ayo
Menabung” menggunakan hardware dan software
sebagai berikut :
Tabel 1. Kebutuhan perangkat keras
Digunakan Rekomendasi
Spesifikasi Komputer :
- Processor : Intel (R)
Core ™ i3-3210M
- Installed Memmory :
6.00 GB
- System Type : 64 – bit
OS
- Harddisk : 500GB
Perangkat Lainnya :
- Pen Tablet
- Headphone
- Speaker
- Keyboard
- Mouse
- Kertas A4
- Alat Tulis
Spesifikasi Komputer :
- Processor : Intel (R)
Core ™ i3
- Installed Memmory :
4.00 GB
- System Type : 64 – bit
OS
- Harddisk : 128GB
Perangkat Lainnya :
- Scanner
- Microphone Recorder
- Speaker
- Keyboard
- Mouse
- Kertas A4
- Alat Tulis
- Meja Gambar
Tabel 2. Kebutuhan perangkat lunak
Digunakan Rekomendasi
- OS : Windows 7
Ultimate 64-bit
- Paint Tool SAI
- Adobe CS6 Collection:
1. Photoshop CS6
2. After Effect CS6
3. Audition CS6
4. Premiere Pro CS6
- OS : Windows XP
- Adobe CS3 Collection:
1. Photoshop CS3
2. After Effect CS3
3. Audition CS3
4. Premiere Pro CS3
3.2 Perancangan
3.2.1 Pra Produksi
3
Pra Produksi merupakan tahap awal yang dalam
pembuatan sebuah film animasi. Karena dengan tahap pra
produksi ini proses pembuatan film animasi akan lebih rapih
dan mudah dalam pengerjaannya karena sudah ada panduan
yang tersusun dan terkoordinir dengan baik.[3]
Ide cerita pada film animasi “Ayo Menabung” diambil
dari pengalaman pribadi saat kecil ketika belajar menabung
dengan diberi tambahan cerita agar lebih menarik. Adapun
pesan yang ingin disampaikan pada film ini yaitu agar mulai
belajar berhemat sejak dini dengan menabung.
Gambar 1. Karakter Ibu dan Joni
Kemudian untuk memudahkan dalam adegan cerita
pembuatan film animasi ini diperlukan storyboard sebagai
petunjuk dari cerita yang dibuat, penempatan posisi kamera, dan
waktu yang diperlukan pada setiap adegan.
Gambar 2. Storyboard
3.3 Produksi
3.3.1 Drawing
Alat gambar yang digunakan dalam film animasi 2D
“Ayo Menabung” ini dibuat langsung menggunakan alat
bernama Pen Tablet / Drawing Pen secara digital dengan hasil
yang langsung muncul pada layar kerja sehingga dapat diolah
langsung di komputer dan untuk perangkat lunak untuk
menggambarnya menggunakan Paint Tool SAI. Pada proses ini,
pembuatan objek, karakter, background melewati 3 tahap yaitu
proses sketching (sketsa kasar sesuai dengan adegan yang ingin
dibuat), line art (pemberian garis tegas pada sketsa kasar), dan
coloring (pemberian warna dengan cara menyeleksi bagian
objek).
Gambar 3. Sketching
Gambar 4. Line Art
Gambar 5. Coloring
3.3.2 Export File Setelah proses drawing dan coloring selesai,
simpan file tersebut sesuai nama dan tempat yang
ditentukan, lalu export file tersebut agar menjadi format
.psd (Photoshop) untuk di import langsung dan
dianimasikan pada Adobe After Effect dengan cara pilih
submenu export as pada menu file.
Gambar 6. Export File
4
3.3.3 Animating
Proses animasi dalam pembuatan film animasi 2D
“Ayo Menabung” ini dilakukan menggunakan software
Adobe After Effect untuk membuat animasi pada
karakter, teks, gambar, pemberian efek, dan posisi
kamera. Proses animasi yang penulis lakukan dalam
Adobe After Effect adalah animasi teks dan grafik
sederhana yang menggunakan fasilitas transform,
Anchor Point, Position, Scale, Opacity, Orientation, X
Rotation, Y Rotation, dan Z Rotation. Langkah awal
sebelum membuat animasi terlebih dahulu
mempersiapkan file – file hasil gambar karakter, objek,
dan latar belakang yang sudah di export, lalu buat
beberapa folder adegan atau scene dengan berisikan file
– file sesuai adegan yang ingin dianimasikan agar tidak
tercampur dengan file – file adegan yang lainnya agar
pengerjaannya lebih rapih.
Gambar 7. Folder – Folder Berisi File Setiap Adegan
Setelah membuat folder berisi file - file yang
dibutuhkan, kembali pada layar kerja Adobe After
Effect, langkah pertama membuat sebuah composition
baru dengan cara memilih menu composition kemudian
pilih submenu new composition atau dengan
menggunakan tombol pada keyboard Ctrl + N hingga
muncul kotak dialog composition setting.
Gambar 8. Composition Setting
Pada proses pengaturan ini diberikan nama pada
composition name yaitu “SCENE 1”, kemudian
menggunakan Preset HDV/HDTV 720 25 maka secara
otomatis ukuran Width : 1280 px, dan Height : 720 px,
Pixel Aspect Ratio : Square Pixels, Frame rate : 25 fps,
Duration : 15.00 detik, dan Background color berwarna
putih.
Proses animasi pada Adobe After Effect
dilakukan dengan cara meletakkan gambar atau objek
kedalam panel layer kemudian disusun sesuai kebutuhan
dan selanjutnya setiap objek yang ingin digerakan diolah
menggunakan fasilitas transform untuk mengatur Anchor
Point, Position, Scale, Orientation, Rotation, dan
Opacity.
Gambar 9. Proses Animasi
Setelah proses menganimasi selesai dikerjakan,
proses selanjutnya yaitu rendering, Proses render pada
Adobe After Effect CS6 dapat dilakukan dengan cara
memilih menu composition dan pilih add to render
queue atau dengan tombol keyboard Ctrl + M maka akan
muncul kotak dialog dibawah layar kerja. Setelah itu
pada pilihan output module ubah format video menjadi
H.264, ubah output to untuk memberi nama file dan
dimana tempat menyimpan file tersebut sesuai yang
diingkan atau yang telah disiapkan, kemudian klik
tombol render.
Gambar 10. Proses Rendering
3.4 Pasca Produksi
Proses pasca produksi dilakukan proses
pemberian suara karakter sesuai naskah yang telah
dibuat dan penambahan suara lainnya seperti backsound,
dan sound effect menggunakan software Adobe
Audition. Kemudian pada proses akhir yaitu editing yang
pada prosesnya menggabungkan seluruh hasil render
adegan video animasi sesuai urutannya dengan
menggabungkan suara karakter, backsound, hingga
sound effect, proses penggabungan ini menggunakan
software Adobe Premiere Pro sehingga menghasilkan
satu file video film animasi “Ayo Menabung” yang utuh
dan siap untuk ditayangkan.
3.4.1 Pengisian Suara
5
Proses pengisian dan pengolahan suara dilakukan dengan
merekam suara dari pengisi suara atau dubber sesuai naskah
yang telah dibuat, untuk hardware penulis menggunakan
headphone Logitech G230 sebagai alat merekam suara dan
kemudian diolah langsung menggunakan software Adobe
Audition CS6 saat proses pengambilan suara.
Gambar 11. Proses Merekam Suara
Selain membuat atau merekam sendiri file suara yang akan
digunakan dalam film animasi, penulis juga menggunakan file
suara yang sudah siap pakai. Dalam hal ini penulis
menggunakan beberapa file suara yang didapatkan dari youtube
secara gratis
3.4.2 Editing
Proses editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir
sebuah film, mensinkronkan suara dengan visual, serta
memberikan special effect. Selain itu dalam proses editing juga
dilakukan pergantian antar cut antar scene dengan penambahan
fade dan dissolve agar setiap perpindahan cut dan scene terlihat
halus dan profesional. Dalam proses editing ini mengunakan
software Adobe Premiere Pro CS6.
Sebelum memulai pekerjaan pada Adobe Premiere, terlebih
dahulu membuat lembar kerja atau sequence baru serta
mengatur Sequence Presets yang akan digunakan. Pada proses
ini menggunakan preset DV-PAL widescreen 48khz yang
memiliki video setting yaitu frame size : 720h 576v, frame rate:
25 frames/second, pixel aspect ratio : D1/DV PAL Widescreen
16:9, dan Audio setting yaitu sample rate : 48000
sample/second, serta dengan Default Sequence yaitu Total
video tracks : 3, master track type : Stereo, dan Audio tracks :
Standard.
Gambar 12. Pengaturan Squence Presets
Editing mulai dilakukan dengan cara meletakkan file
yang sudah dimasukkan atau di import ke dalam panel
project ke dalam timeline. File video dan audio yang
sudah diletakkan di dalam timeline kemudian di susun
sesuai urutan cut dan scene berdasarkan storyboard yang
sudah dibuat.
Gambar 13. Proses Editing
Pada proses editing juga ditambahkan spesial efek
yang digunakan untuk memperhalus perpindahan antar
cut dan antar scene, yaitu menggunakan efek video
transition yang berada pada fasilitas video transition
pada panel effects dalam Adobe Premiere.
3.4.3 Rendering
proses selanjutnya yaitu rendering atau menyatukan
semua file video dan suara menjadi satu file video yang
bersuara sesuai apa yang telah diproses sebelumnya.
Proses render pada Adobe Premiere Pro CS6 dapat
dilakukan dengan cara memilih menu file, kemudian
pilih submenu export lalu pilih media atau dengan
tombol keyboard Ctrl + M.
Gambar 14. Proses Rendering
Pada kotak dialog seperti gambar diatas, penulis
mengubah Output Name dan mengubah format video
menjadi format H.264 seperti saat merender pada Adobe
After Effect karena format H-264 dikenal sebagai
teknologi kompresi MPEG-4 generasi ke-10 di mana
teknologi kompresi ini menggunakan format MPEG-4,
dan teknologi kompresi H-264 memiliki kemampuan
menghasilkan kompresi data yang lebih baik daripada
MPEG-4 sehingga membuat teknologi kompresi ini
paling ideal untuk digunakan tanpa mengurangi kualitas
video dan audio dengan ukuran file lebih kecil dan dapat
6
menghemat ruang pada harddisk yang digunakan.
Setelah mengubah Output Name dan format juga
menentukan lokasi penyimpanan.
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan implementasi dan pembahasan yang
telah dilakukan dalam proses pembuatan film “Ayo
Menabung” berbasis animasi 2D dengan teknik digital,
maka dapat diambil kesimpulan :
1. Dengan menggunakan teknik digital, proses
pembuatan animasi 2D menjadi lebih efektif dan
efisien karena animator telah didukung dengan
berbagai macam tools baik hardware maupun
software.
2. Dengan menggunakan teknik digital, pada proses
animasinya, gambar akan dibuat pada setiap layer
yang ada pada frame, dimana setiap pergerakan akan
diatur pada setiap frame.
3. Pembuatan film animasi 2D “Ayo Menabung” dibuat
sebagai media hiburan dan edukasi tentang manfaat
menabung khususnya untuk anak – anak dengan
pengawasan orang tua.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang penulis sampaikan dengan
harapan bisa dipertimbangkan, yaitu :
1. Perancangan film animasi 2D dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, oleh karena itu perlu untuk
memahami teknik-teknik pembuatan film animasi
agar pembuatan film animasi bisa lebih efektif dan
efisien.
2. Film animasi 2D ini dirancang dengan teknik digital,
oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk
menggambar dengan baik secara manual dan digital.
3. Film animasi 2D ini dirancang dengan perangkat yang
masih terbilang standar sehingga kualitas yang
dihasilkan belum maksimal, semoga kedepannya
kualitas perangkat dan kemampuan yang dihasilkan
akan lebih baik dari yang sekarang.
4. Film animasi 2D ini dirancang sebagai media edukasi
dan hiburan tentang manfaat menabung pada anak
dengan pengawasan orang tua.
5. Perancangan film aniamsi 2D digabungkan dengan
teknik 3D agar memiliki ruang ruang gerak yang luas,
dan diperbanyak objek yang digunakan agar terlihat
menarik.
Daftar Pustaka
[1] Suyanto, M dan AryantoYuniawan. 2006.
Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta:
Andi Offset.
[2] Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto. 2008.
Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing, &
Video Editing. Yogyakarta: Andi Offset.
[3] Soewignjo, Santosa. 2005 Belajar Membuat
Animasi 2 – Dimensi Let’s Animate !. Jakarta: Nexx
Media Inc.TM.
Biodata Penulis
Muhammad Mayriszki, yang akan memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta, pada tahun 2016.
Tonny Hidayat, memperoleh gelar SarjanaKomputer
(S.Kom) STMIK AMIKOM Yogyakarta . Memperoleh
gelar Magister Teknik Informatika (M.Kom) STMIK
AMIKOM Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen di
STMIK AMIKOM Yogyakarta.