Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelaya

130
i LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS JUDUL : Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU Oleh : WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns NDH : 23 PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XLIX TAHUN 2020 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI 2020

Transcript of Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelaya

i

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD

Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU

Oleh :

WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns

NDH : 23

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

ANGKATAN XLIX TAHUN 2020

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2020

ii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD

Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU

Oleh :

WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns

NDH : 023

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 09 Juni 2020

di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH,

Ir.H.AMIR MA’SUM NIP. 19671001 199303 1 008

MENTOR,

NASIR A.Md.,Kep NIP. 19789828 199403 1 008

iii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD

Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU

Oleh :

WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns

NIP: 19940516 201903 2 021

Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor

pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan

Pada tanggal : 09 Juni 2020

Kendari 09 Juni 2020

PENGUJI,

Dr.RUSLAN, M.Pd

NIP. 19650528 199403 1 007

COACH,

Ir.H.AMIR MA’SUM NIP. 19671001 199303 1 008

MENTOR,

NASIR A.Md.,Kep NIP. 19789828 199403 1 008

Mengetahui : KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si NIP. 19620407 198103 2 002

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas

Rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga Laporan pelaksanaan aktualisasi dengan judul

“PELAKSANAAN SOP PELAYANAN RUJUKAN PADA RUANG PELAYANAN

GAWAT DARURAT UPTD PUSKESMAS POLEANG SELATAN MELALUI PECAT

PARU”, dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari pembuatan Laporan Aktualisasi

ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah

Kabupaten Bombana Golongan III angkatan XLIX tahun 2020. Aktualisasi dan Habituasi secara

substansi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku

ASN dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen

Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi

ini dapat selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Bupati Bombana yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk

mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2020.

2. Ibu Dr.Hj. Nur Endang Abbas,SE.,M.Si selaku Kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajarannya

selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS

3. Bapak Rusman S.Pd.,M.Pd., selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Bombana beserta jajarannya

yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.

4. Bapak Dr.Ruslan.,M.Pd selaku penguji

5. Bapak Ir. H. Amir Ma’sum selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan

bimbingannya.

6. Bapak Nasir A.Md.,Kep, selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan

bimbingan selama penyelesaian Laporan Aktualisasi.

7. Keluarga besar UPTD Puskesmas Poleang Selatan atas dukungan dan kerjasamanya.

8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan

terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.

9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.

10. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Bombana

11. Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua, Saudara (i) yang selalu mendukung dan

mendoakan sepenuh hati demi terciptanya Laporan aktualisasi ini.

v

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang

konstruktif demi penyempurnaan Laporan Aktualisasi ini. Sehingga Laporan Aktualisasi ini dapat

dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN,

serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang

diberikan. Mudah-mudahan mendapat balasan yang setimpal dari Sang Pencipta.

Kendari, 05 Juni 2020

Penulis

Wa Ode Shafitri Harfin S.,Kep.,Ns

Nip.19940516 201903 2 021

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iv

Daftar Tabel ................................................................................................... v

Daftar Gambar……………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... . 1

B. Tujuan ........................................................................................................ 3

C. Manfaat ...................................................................................................... . 4

D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 4

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Organisasi .................................................................... 5

B. Struktur Organisasi .................................................................................... 12

C. Kedudukan Peran ASN ............................................................................. 14

D. Nilai dan Kedudukan ASN ........................................................................ 18

E. Konsep Rujukan…………………………………………………………. 20

F. Identifikasi Isu dan Analisis Dampak……………………………………. 21

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi .............................................................................. 62

B. Hasil Aktualisasi ........................................................................................ 64

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 118

B. Saran .... ................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Wilayah .................................................................................... 6

Tabel 2. Data Demografi ................................................................................ 7

Tabel 3. Distribusi Penduduk dan Jenis Kelamin ....................................... 8

Tabel 4. Geografis dan Sarana ...................................................................... 10

Tabel 5. Data Tenaga PNS ............................................................................. 11

Tabel 6. Data Tenaga PHTT dan Sukarela .................................................. 12

Tabel 7. Kegiatan Terpilih…………………………………………………. 23

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Menyiapkan Bahan Konsultasi………………………………….… 70

Gambar 1.2 Foto jadwal konsultasi pada atasan ........................................ ……………. 71

Gambar 1.3 Proses mengajukan judul dan bahan konsultasi .................... ……………. 72

Gambar 1.4 Foto Lembaran Rencana Kegiatan ......................................... ……………. 73

Gambar 2.1 Proses Penyusunan Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring…………… 80

Gambar 2.2 Proses Konsultasi Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring

dengan Pimpinan ....................................................................... ……………. 81

Gambar 2.3 Proses Konsultasi Hasil Perbaikan Materi Sosialisasi dan

Draft Monitoring ....................................................................... …………….. 82

Gambar 2.4 Foto Penyerahan File Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring …………..83

Gambar 2.5 Proses Penggandaan Materi Sosialisasi dan Draft

Monitoring Rujukan. ................................................................ …………….. 84

Gambar 3.1 Dokumentasi sarana dan prasarana sosialisasi ..................... …………….. 91

Gambar 3.2 Dokumentasi Sosialisasi ............................................................ …………….. 91

Gambar 4.1 Dokumentasi Pembentukan TIM PECAT PARU .................. …………….. 97

Gambar 4.2 Foto Bersama TIM PECAT PARU ......................................... …………….. 97

Gambar 5.1 Foto Menerima pasien yang tidak bisa di tangani

untuk dilakukan rujukan ......................................................... …………….. 107

Gambar 5.2 Foto Mencatat Identitas Pasien di Buku Register .................. ……………. 108

Gambar 5.3 Foto Petugas Mengurus Persiapan Rujukan .......................... ……………. 109

Gambar 5.4 Foto Petugas Melaksanakan Rujukan .................................... ……………. 110

Gambar 6.1 Foto Pengumpulan Bukti-Bukti Laporan ............................... ……………. 117

Gambar 6.2 Foto Lembaran Evaluasi Petugas ............................................ ……………. 117

Gambar 6.3 Foto Hasil Olahan Data Evaluasi Petugas .............................. ……………. 118

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil Negara sebagai: pelaksana kebijakan

publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi

tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan harus secara konsisten

menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi

tersebut juga tidak dapat dijalankan dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri

Aparatur Sipil Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima)

pokok nilai-nilai dasar Aparatur sipil negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dalam menjalankan peran pegawai ASN sebagai pelayanan publik, dari ketiga tugas dan

fungsi Pegawai ASN di atas, tugas dan fungsi pelayan public mendapat sorotan dan perhatian

lebih dari masyarakat luas pada umumnya. Mengingat sedemikian pentingnya pelayanan publik

yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indicator

keberhasilan suatu system penyelenggaraan pemerintahan.

Untuk menjadi pelayan masyarakat seorang ASN perlu mengikuti pelatihan. Dengan

adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan pola baru ini yang

disebut dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader ASN

berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA.

Dengan demikian peserta diklat prajabatan dapat menjadi ASN yang profesional dalam

menjalankan peran dan fungsinya.

Pelatihan Dasar untuk golongan III diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu tahap

internalisasi nilai-nilai dasar PNS dan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Tahap internalisasi

membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas jabatan

sebagai PNS secara professional sebagai pelayan masyarakat, yang meliputi Akuntabilitas,

Nasionalisme, EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Kelima nilai dasar ini untuk

selanjutnya diakronimkan menjadi ANEKA.Tahap aktualisasi merupakan tindak lanjut dari

2

tahap internalisasi. Pada tahap ini setiap peserta dituntut untuk menerapkan nilai-nilai dasar

PNS dalam pekerjaan yang dilaksanakan di instansi atau Organisasi Perangkat Daerah masing-

masing.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No.75, 2014).

Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin

meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, baik pelayanan yang bersifat

preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitative untuk mencapai derajat yang lebih tinggi,

salah satu upaya pelayanan perseorangan adalah pelayanan rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan

masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik baik secara vertikal

maupun horizontal. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan

yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke

tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan horizontal adalah rujukan yang

dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan yang dilakukan apabila perujuk tidak

dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan

fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap (Permenkes RI

No.001 Pasal 4, 2012).

Selama 10 bulan bekerja di Ruang Pelayanan Kegawat daruratan UPTD Puskesmas

Poleang Selatan, penulis mengamati bahwa dalam pelaksanaan rujukan kegawat daruratan

belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dimana dalam pelaksanaan rujukan

eksternal belum dilaksanakan secara optimal pengkajian monitoring kegawat daruratan per lima

belas menit selama merujuk pasien dengan Ambulance. Monitoring ini bertujuan untuk

memantau tingkat kesadaran pasien secara berkala selama dalam perjalanan. Seperti keadaan

umum pasien, tanda-tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,

bantuan oksigen yang diberikan, banyaknya input cairan elektrolit yang diberikan serta obat-

obat emergency atau non emergency yang diberikan. Pemantauan melalui format monitoring

per lima belas menit sangat penting untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya yang

akan diberikan kepada pasien.

Sehubungan dengan uraian hal tersebut, sebagai seorang ASN yang melaksanakan tugas

dan fungsi jabatannya selaku seorang perawat ahli pertama yang ditugaskan di ruang pelayanan

3

kegawat daruratan, penulis tertarik untuk mengangkat judul Aktualisasi dari Nilai-Nilai

Konsepsi Dasar ASN dalam “PELAKSANAAN SOP PELAYANAN RUJUKAN PADA

RUANG PELAYANAN GAWAT DARURAT UPTD PUSKESMAS POLEANG

SELATAN MELALUI PECAT PARU”. Sehingga diharapkan ke depannya pelayanan

rujukan gawat darurat dapat terlaksana sesuai SOP.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan untuk penulis yaitu Terlaksananya pelayanan maksimal kepada masyarakat

dengan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ANEKA di bidang pelayanan kesehatan

khususnya pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat.

2. Tujuan Khusus

a. Tujuan untuk organisasi yaitu terbentuknya tim PECAT PARU, sehingga dapat

32mewujudkan pelayanan rujukan di IGD yang sesuai SOP

b. Tujuan untuk masyarakat yaitu Terwujudnya pelayanan rujukan yang berjalan secara

optimal sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

C. Manfaat

Adapun manfaat dalam penulisan rancangan aktualisasi ini yaitu:

a. Manfaat untuk penulis yaitu agar penulis dapat memahami dan mengimplementasikan

nilai-nilai dasar ASN;

b. Manfaat bagi organisasi yaitu dengan adanya tim PECAT PARU, diharapkan dapat

meningkatkan mutu pelayanan;

c. Manfaat bagi masyarakat yaitu menguatkan visi-misi dan nilai-nilai sehingga dapat

meningkatkan kinerja menjadi lebih baik.

D. Ruang Lingkup

1. PECAT PARU

PECAT PARU merupakan inovasi singkatan dari Petugas Cepat, Tanggap Pasien

Rujuk. Dimana, tim ini terbentuk dari hasil diskusi para petugas kesehatan di Puskesmas

Poleang Selatan. Dengan adanya tim ini,diharapkan penanganan pasien rujuk dapat

berjalan sesuai SOP.

Adapun tugas dari PECAT PARU, yaitu :

a. Melakukan rujukan pada pasien yang membutuhkan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap

b. Mengkordinir proses pengisian draft monitoring rujukan

4

c. Bersedia melakukan rujukan pasien di luar jam kerja dengan cepat tanggap

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pada tanggal 02 Maret-25 Mei 2020 di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Poleang Selatan.

5

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ORGANISASI

1. Profil Organisasi

Gambar 2.1 Gedung UPTD Puskesmas Poleang Selatan

Puskesmas Poleang Selatan adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten

Bombana yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja

Kecamatan Poleang Selatan yang terdiri dari 5 Desa yaitu Desa Batu Putih , Desa Kali Baru, Desa

Waemputtang, Desa Akacipong, Desa Laea. Puskesmas Poleang Selatan memiliki visi, misi dan

tugas pokok yang jelas. Memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang

berkelanjutan yang didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya manusia, anggaran serta sarana

dan prasarana kerja.

a. Luas Wilayah

Secara Geografis Puskesmas Poleang Selatan merupakan salah satu Puskesmas

yang ada di Kabupaten Bombana yang terletak di Kecamatan Poleang Selatan dengan luas

wilayah kerja 159,20 Km2 yang terdiri dari 5 (lima) desa.

Sedangkan secara Administratif Poleang Selatan mempunyai batas-batas wilayah yaitu:

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Selat Kabaena,

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Poleang Tengah,

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Poleang Utara,

6

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Poleang Timur.

BERIKUT PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLEANG SELATAN :

Wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan terdiri dari 5 desa yaitu : Desa Batu Putih, Desa

Kalibaru, Desa Waemputtang, Desa Akacipong, Dan Desa Laea. Adapun rincian Luas wilayah

kerja Puskesmas Poleang Selatan masing-masing Desa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Nama Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Poleang Selatan dan Luas Wilayahnya

Sumber : Data UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019

No Nama Desa / Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

1 Desa Batu Putih 26,15

2 Desa Kali Baru 15,35

3 Desa Waemputtang 69,40

4 Desa Akacipong 25,20

5 Desa Laea 23,10

Jumlah 159,2

7

Dapat Pula Dilihat dalam bentuk Grafik Dibawah ini :

Sumber : UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019

2. Keadaan Iklim

Curah hujan di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan yang terbesar terjadi pada bulan

April dengan curah hujan sebesar 117 mm yang turun hujan selama 18 hari dalam bulan tersebut

sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober , dan Bulan Desember yaitu 28 mm

dengan hari hujan hanya 7 hari. Adapun curah hujan diwilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan

dapat dilihat table 2 berikut :

Tabel 2

Curah Hujan dan Jumlah Hujan Menurut Bulan Priode Tahun 2018

Bulan Curah Hujan Banyaknya Hari Hujan

Januari 90,00 13

Februari 301,00 15

Maret 249,00 18

April 81,00 9

Mei 74,00 12

Juni 99,00 15

Juli 53,00 10

Agustus 12,00 7

September 65,00 20

Oktober 180,00 15

0

10

20

30

40

50

60

70

26.15

15.35

69.4

25.2 23.1

Luas Wilayah

Luas Wilayah

8

November 74,00 10

Desember 47,00 7

Tahun 1.325,00 151

Sumber : BPS, 2018

3. Demografi

a. Penduduk

Keadaan penduduk di Kecamatan Poleang Selatan berjumlah 8.313 jiwa yang

terdiri dari laki 4.112, jiwa, perempuan 4.201 jiwa, penduduk tersebut tersebar di 5

(lima) desa yaitu : Desa Batu Putih, Desa Kali Baru, Desa waemputang, Desa

Akacipong, dan Desa Laea. Dengan tingkat pendidikan yang berfareasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada masing-masing tabel berikut:

Tabel 3

Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

NO DESA

JUMLAH PENDUDUK

Jlh

Jiwa

KK Jiwa

LK PR LK PR

1 Batu Putih 425 17 769 850 1.619

2 Kali Baru 420 25 870 915 1.785

3 Waemputtang 499 96 1.245 1.244 2.489

4 Akacipong 209 8 500 446 946

5 L a e a 365 13 728 746 1.474

J u m l a h 1.918 159 4.112 4.201 8.313

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah jiwa didominasi oleh perempuan yaitu

4.201 jiwa, sementara laki- laki 4.112 jiwa, Penduduk terpadat pada Desa Waemputtang

yaitu : 2.489 jiwa, dan terendah pada Desa Akacipong yaitu : 946 jiwa.

b. Ekonomi

Melihat dari status ekonomi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan

65 % penduduk dengan status ekonomi menengah keatas dan selebihnya 35 % dengan

status ekonomi menengah kebawah (kurang mampu). Distribusi Penduduk wilayah kerja

Puskesmas Poleang Selatan bila dilihat dari jenis pekerjaan lebih di dominasi dengan

pekerjaan sebagai Tani, Wiraswasta, Pegawai Negeri, Nelayan selebihnnya belum/tidak

kerja. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Poleang Selatan tahun 2018, sumber mata

9

pencaharian masyarakat sebahagian besar bertani (40%), Wiraswasta (15%), pegawai

Negeri (10 %) Nelayan ( 35 %) .

c. Transportasi

Puskesmas Poleang Selatan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

dua dan roda empat dengan waktu jangkau dari Desa ke Puskesmas yang terdekat 5 menit

yang terjauh 30 menit dengan kondisi jalanan poros beraspal dan sebahagian jalan

pengerasan,semua pusat pemerintahan Desa dan Kecamatan dapat dengan mudah

dijangkau.

d. Pendidikan

Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Poleang Selatan ,tingkat pendidikan

masyarakat berpariasi, mulai dari tidak sekolah, sekolah dasar, SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi. Namun jumlah secara pasti datanya belum lengkap, namun dilihat dari sarana

pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan berjumlah 2 buah yang

tersebar ke 5 Desa

Tabel . 4

No Uraian Satuan Jumlah

1 Luas wilayah Km2 159,20

2 Jumlah Desa/kelurahan desa/kel 5

3 Jumlah Pustu Buah 0

4 Jumlah Polindes Buah 0

5 Jumlah Poskesdes Buah 3

6 Jumlah Posyandu Buah 11

7 Jumlah Puskel R4 Buah

8 Jumlah R2 Buah

9 Jumlah Puskel Perairan Buah -

10 Jumlah Sekolah

- TK Buah 8

- SD Buah 10

- SMP/MTs Buah 4

- SMU/SMK Buah 3

11 Lainnya ....

Sumber : UPTD Puskesmas Poleang Selatan

e. Sosial Budaya

Dalam upaya membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu

diperhatikan berbagai faktor sosial budaya masyarakat. Berdasarkan data yang ada di

Puskesmas Poleang Selatan , ada beberapa kelompok yang menjadi komponen sosial

budaya antara lain Dukun beranak yang terlatih, kelompok LMD yang ada di Tiap desa,

kelompok PKK, dasawisma dan lain-lain.

10

4. Keadaan sumber daya

a. Tenaga

Tabel 5

No Uraian Tupoksi Jml

1 Magister non kesehatan - 0

2 Magister kesehatan - 0

3 Dokter Spesialis - 0

4 Dokter Umum - 0

5 Dokter Gigi - 0

6 Sarjana Kesehatan Masyarakat SP2TP, Surveilans 0

7 Sarjana Farmasi dan Apoteker Pet. Gudang Obat 0

8 Sarjana Keperawatan - 0

9 Perawat Pet.Poli 4

10 Bidan Pet, KIA 5

11 Tenaga Sanitarian Pet. Sanitasi 1

12 Tenaga Farmasi - 0

13 Tenaga Gizi Pet. Gizi 0

14 Tenaga Terapi Fisik - 0

15 Tenaga Keteknisan Medis - 0

16 Sarjana Non Kesehatan 0

17 Lainnya TU

Sumber : Puskesmas Poleang Selatan, 2019

Tabel 6

No Uraian Tupoksi Jml

1 Dokter Umum Pet. Poli 1

2 Dokter Gigi - 1

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2

4 Sarjana Farmasi dan Apoteker - 0

5 Sarjana Keperawatan - 3

6 Perawat - 4

7 Perawat Gigi - 1

8 Bidan Bidan 9

9 Tenaga Sanitarian - 0

10 Tenaga Farmasi - 1

11 Tenaga Gizi 0

12 Tenaga Terapi Fisik - 0

13 Tenaga Keteknisan Medis - 0

14 Sarjana Non Kesehatan - 0

15 SMA 2

16 Lainnya

Sumber: UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019

11

b. Dana

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan diperlukan

dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat (Dana APBN) yakni

dana BOK, Jampersal, Jamkesmas serta dan yang bersumber dari pelayanan rawat jalan

dan rawat inap tingkat pertama , pengalokasian dana dalam program atau kegiatan

hendaknya disesuaikan dengan prioritas yang beriorentasi pada manfaat dan daya guna

yang akan dicapai. Dana diarahkan kepada program atau kegiatan yang bertitik berat

pada Upaya Kesehatan dengan mengutamakan enam program wajib ditambah beberapa

program penunjang kesehatan dengan harapan dapat meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan demi terwujudnya Kecamatan

Sehat.

c. Visi Misi Organisasi dan Nilai Organisasi

Visi

Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya

kecamatan sehat, menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat.

Misi

1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan

2. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

3. Meningkatkan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan

4. Mendorong masyarakat untuk berperilaku dan hidup dalam lingkungan yang sehat.

Tata Nilai

P : PROFESIONAL (Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien berdasarkan

standar profesi)

O : ORGANISASI (Selalu mengutamakan kerja sama dalam berorganisasi baik antar

program maupun lintas sector)

L : LOYAL (Memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan puskesmas)

S : SENYUM ( Melayani dengan senyum karena senyum adalah ibadah paling

mudah)

E : EMPATI ( Memberikan pelayanan yang tulus, ramah dan sepenuh hati)

L : LUGAS ( Petugas memberi informasi yang tepat kepada pasien dan melayani

sesuai SOP)

12

d. Tupoksi Organisasi

Tugas pokok dan fungsi dalam organisasi adalah melaksanakan asuhan keperawatan

pasien

e. Uraian Tugas Perawat

Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 25

tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

2. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;

3. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

4. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam

upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;

5. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/

pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;

6. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada

pelayanan kesehatan;

7. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;

9. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan

tindakan);

11. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan

tindakan);

12. Melakukan tindakan Merujuk pasien pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;

13. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;

14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap

pre/intra/post operasi;

15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/

menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;

19. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;

13

20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;

21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh;

22. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;

23. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;

24. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;

25. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;

26. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

27. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;

28. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan

masalah kesehatan masyarakat;

29. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

30. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;

31. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;

32. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;

33. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;

34. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;

35. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;

36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;

37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas;

38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;

39. Melakukan perawatan luka;

40. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan

keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;

41. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;

42. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;

43. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;

44. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;

45. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua

tim/perawat primer;

46. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;

47. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;

48. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan

perawat;

14

C. KONSEP-KONSEP NILAI DASAR ASN

1. Nilai-nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai

seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya

sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan

kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata

tersebut, yaitu:

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun

seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua

konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban

untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban

pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada

kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung

jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas

adalah:

Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana

pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal

tersebut.

Transparansi

Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua

tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok

/ institusi.

Integritas

Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak

tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah

laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

15

Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan

kesadaran akan kewajiban.

Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai

sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.

Kepercayaan

Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan

ini akan melahirkan akuntabilitas.

Keseimbangan

Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan

adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta

harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan

kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas

sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.

Kejelasan

Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,

peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan

organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun

organisasi.

Konsistensi

Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai

pada tercapainya tujuan akhir.

(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara, 2015)

b. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan

bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana

mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan

bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan

tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus

menghormati bangsa lain.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila

yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan

16

kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi

kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah

air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,

persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap

tenggang rasa.

(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)

c. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang

harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan

moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang

seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik

adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah

perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam

rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-

Undang ASN, yakni sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;

b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;

h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,

berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

17

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara, 2015)

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan

berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:

Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;

Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa

menimbulkan pemborosan;

Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;

Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap

produk atau jasa.

(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara, 2015)

e. Anti Korupsi

Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas

segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma– norma dengan tujuan

memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara

langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari

kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,

penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan

gratifikasi.

Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga

menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri

tidak akan menjalin hubungan dengan pihakpihak yang tidak bertanggung jawab

demi mencapai keuntungan sesaat;

b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari

suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil

maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;

c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang

berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;

18

d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undang yang

mengatur;

e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;

f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);

g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita

kerjakan dalam bentuk apapun;

h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa

yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;

i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun

perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara, 2015)

D. NILAI-NILAI DASAR KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

a. Whole of Goverment

Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan

penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif

pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih

luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program

dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu

pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-

urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik

bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai

respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.

b. Pelayanan Publik

Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian

diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi

penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu

orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan

yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

19

c. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai

ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu

tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan

perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan ASN dalam sistem birokrasi

selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang

profesional.

Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang

dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri

atas Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. ASN

merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat

sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara

nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat

tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian

kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam

rberangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

a. Kepastian hukum;

b. Profesionalitas;

c. Proporsionalitas;

d. Keterpaduan;

e. Delegasi;

f. Netralitas;

g. Akuntabilitas;

h. efektif dan efisien;

i. Keterbukaan;

j. Non diskriminatif;

k. Persatuan;

l. Kesetaraan;

m. Keadilan;

20

n. Kesejahteraan.

(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara, 2017)

E. KONSEP RUJUKAN

Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik

vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang

setingkat kemampuannya) secara rasional kepada yang lebih mampu.

Sistem rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan

koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang

paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi

baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat

dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada. (Depkes RI,

2006). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan

Kesehatan.

a. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien

puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke

rumah sakit umum daerah.

b. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan

upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).

Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi

puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi

puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan

penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah

(pasien tidak dapat di transportasikan atasalas an medis, sumber daya, atau geografis) dan

mendapat persetujuan pasien atau keluarganya. Sebelum melakukan rujukan,petugas harus

:

21

a. Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai

indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien serta

pelaksanaan rujukan.

b. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima

rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat.

c. Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.

Adapun surat pengantar rujukan harus memuat :

a. Identitas pasien;

b. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)

yang telah dilakukan;

c. Diagnosis kerja:

d. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;

e. Tujuan rujukan;

f. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

F. IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAK

1. Identifikasi Isu

Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan

identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di UPTD

Puskesmas Poleang Selatan. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah

mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan

dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam

menjalankan tugas dan fungsi sebagai Perawat ahli pertama yang melaksanakan

pelayanan keperawatan di UPTD Puskesmas Poleang Selatan. Adapun isu-isu yang

didapatkan yaitu :

1. Belum optimalnya Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di

Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD Puskesmas Poleang Selatan.

2. Belum optimalnya penerapan discharge planning pada pasien rawat inap di UPTD

Puskesmas Poleang Selatan.

3. Kurangnya kesadaran petugas kesehatan melakukan Hand Hygiene (cuci tangan) di

UPTD Puskesmas Poleang Selatan.

4. Belum optimalnya kegiatan PROLANIS di UPTD Puskesmas Poleang Selatan.

22

2. Isu yang diangkat

Adapun isu yang diangkat adalah Belum optimalnya Pelaksanaan Standar

Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di Ruang Pelayanan Gawat Darurat Uptd

Puskesmas Poleang Selatan. Analisis Dampak Isu

Dampak yang dapat terjadi apabila isu “Belum optimalnya Pelaksanaan Standar

Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD

Puskesmas Poleang Selatan” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara

lain :

a. Tidak optimalnya pelaksanaan monitoring pasien selama rujukan.

b. Berkurangnya kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan puskesmas dalam

merujuk pasien.

c. Berkurangnya sikap profesionalisme petugas dalam melayani public

3. Faktor Penyebab Masalah

Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi,

maka perlu ditelusuri factor-faktor penyebab terjadinya isu :

23

4. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu

Tabel 7

NO KEGIATAN

1. Melakukan konsultasi dan meminta arahan serta persetujuan dengan

kepala puskesmas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

2. Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat pasien

di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )

3. Melakukan sosialisasi kepada perawat Ruang Pelayanan

Kegawatdaruratan tentang penerapan penggunaan sistem rujukan yang

sesuai SOP

4. Pembentukan tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap Pasien

Rujuk)

5. Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP

6. Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP

Belum optimalnyaPelaksanaan Standar Operasional Prosedur

(Sop) Pelayanan Rujukan di RuangPelayanan Gawat

Darurat

Belum diterapkannyapenggunaan sistemrujukan yang sesuai

SOP

Belum adanyasosialisasi ke petugastentang pentingnya

draft monitoring pasien selama

merujuk

Belum adanya evaluasiterkait pelaksanaan

proses rujukan pasien

Belum tersedianyaformat monitoring

rujukan gawat daruratyang sesuai SOP

24

24

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi Misi

Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Melakukan

konsultasi

pelaksanaan

tentang kegiatan

yang akan

dilaksanakan

1. Menyiapkan

bahan konsultasi

yang akan

disampaikan

kepada Kepala

Puskesmas Poleang

Selatan

Tersedianya

bahan konsultasi

yang akan

disampaikan

kepada kepala

puskesmas

Akuntabilitas:

Menyiapkan daftar kegiatan

aktualisasi secara

bertanggung jawab sebagai

bentuk penghargaan kepada

kepala puskesmas.

Nasionalisme:

Dalam menyiapkan bahan

konsultasi, penulis

bekerjasama dengan teman

sejawad untuk

mempersiapkan bahan yang

akan dikonsultasikan ke

atasan.

Etika Publik:

Dalam menyiapkan bahan,

penulis cermat dalam

memilih bahan yang akan

dikonsultasikan.

Dengan

terlaksananya

konsultasi dengan

atasan maka dapat

mewujudkan misi ke

2 Puskesmas

Poleang Selatan,

yaitu:

“Peningkatan

Mutu Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan:

”POLSEL”

Organisasi

Loyal

25

Komitmen Mutu:

Menyiapkan materi sebelum

melakukan konsultasi

kepada Kepala Puskesmas

sehingga pertemuan bisa

berjalan dengan efektif.

Anti Korupsi:

Sebelum melakukan

konsultasi, penulis

mencetak bahan yang akan

dikonsultasikan sebagai

bentuk kerja mandiri.

2.Mengajukan

permohonan jadwal

konsultasi kegiatan

kepada Kepala

Puskesmas

Tersedianya

jadwal

permohonan

konsultasi

kegiatan

Akuntabilitas

Dalam melakukan konsultasi

kegiatan, penulis konsisten

terhadap jadwal yang telah

disepakati

Nasionalisme:

Penulis dan atasan

bekerjasama dalam

menyusun jadwal kegiatan

yang akan dilakukan dengan

memperhatikan kepentingan

bersama.

26

Etika Publik

Mengajukan permohonan

jadwal konsultasi dengan

cara bertanggung jawab,

hormat, dan sopan

Komitmen Mutu:

Dalam mengajukan jadwal,

penulis memperhatikan

waktu yang dimiliki kepala

puskesmas agar lebih efisien.

Anti Korupsi:

Dalam mengajukan

jadwal,penulis

memperhatikan waktu luang

kepala puskesmas agar tidak

mengganggu jalannya proses

pelayanan, Peduli

3.Melakukan

konsultasi rencana

kegiatan yang akan

diaktualisasikan

kepada Kepala

Puskesmas

Terlaksananya

konsultasi dengan

kepala puskesmas

Akuntabilitas:

Memaparkan dengan jelas

tentang target dari rancangan

kegiatan yang disusun agar

mudah dimengerti.

Nasionalisme:

Penulis menyampaikan

rencana kegiatan dengan

penuh percaya diri dan

27

semangat agar atasan

memberikan dukungan

penuh terhadap apa yang

akan di aktualisasikan.

Etika publik:

Penulis menggunakan nada

bicara yang halus dan jelas

didengar, mendengarkan

dengan penuh perhatian

sebagai bentuk sikap hormat

pada atasan sehingga

maksud dan tujuan dapat

tersampaikan dengan baik

dan pimpinan dapat

memberikan saran dan

masukan.

Komitmen mutu:

Dalam berkonsultasi dengan

atasan penulis mencatat hal-

hal penting yang menjadi

acuan dalam proses kegiatan

proses diskusi dapat berjalan

efektif dan efisien.

Anti Korupsi:

Penulis enyampaikan

pendapat dengan berani

tentang ide aktualisasi

28

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : Adanya tahap kegiatan yang kurang disetujui pimpinan

Strategi Menghadapi Kendala : Menjelaskan dengan bahasa yang sopan kepada pimpinan tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan pada

saat melakukan habituasi

Keterkaitan dengan agenda III :

Pada kegiatan diatas, memiliki keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN yaitu “Management ASN”,karena dalam prosesnya melibatkan

atasan dan bawahan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN. Sehingga, kegiatan yang akan dilakukan bisa berjalan dengan efektif dan

efisien.

29

No Kegiatan Tahapan

Kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2. Menyusun

pembuatan materi

sosialisasi dan format

monitoring rujukan

gawat darurat pasien

di ambulance yang

sesuai Standar

Operasional

Prosedur ( SOP )

Menyusun

materi

sosialisasi dan

draft

monitoring

rujukan

berdasarkan

SOP

Tersusunnya draft

monitoring rujukan

berdasarkan SOP

Akuntabilitas :

Dalam tahap kegiatan ini,

penulis menyusun materi

sosialisasi dan format draft

monitoring rujukan dengan

memperhatikan hasil konsultasi

yang telah penulis lakukan

sehingga dapat disusun dengan

baik dan dapat

dipertanggungjawabkan yang

berdasarkan pada SOP.

Nasionalisme :

Penulis dalam menyusun

pembuatan materi sosialisasi

dan format monitoring rujukan

menjadikan SOP sebagai

pedoman dalam pembuatan

format. Sehingga, kebutuhan

public terpenuhi,

mengedepankan kepentingan

publik.

Etika Publik :

Dalam penyusunan materi

sosialisasi dan format draft

monitoring rujukan penulis

menggunakan bahasa yang

Dengan

ditetapkannya SOP

maka dapat

mewujudkan misi

ke-1 dan 2

puskesmas, yaitu:

”Menggerakkan

Pembangunan

Berwawasan

Kesehatan”

“Peningkatan

Mutu Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan:

”POLSEL”

Profesional

Organisasi

Loyal

Lugas

30

sopan, dan mudah dimengerti

sehingga tidak membingungkan

petugas saat melakukan

pengisian.

Komitmen Mutu :

Dalam menyusun materi

sosialisasi dan draft monitoring

rujukan penulis memperhatikan

nilai keefektifan, dan efisien,

sehingga monitoring rujukan

nantinya akan terus digunakan

dalam merujuk pasien.

Anti Korupsi :

Dalam penyusunan materi

sosialisasi dan draft monitoring

rujukan penulis melakukannya

secara mandiri agar lebih

terkoordinir.

2.Mengusulkan

materi

sosialisasi dan

draft

monitoring

rujukan yang

sesuai SOP

kepada Kepala

Puskesmas dan

penanggung

jawab UGD

Terlaksananya

pengusulan materi

sosialisasi dan draft

monitoring rujukan

yang sesuai SOP :

- Format draft

monitoring

rujukan

- Materi sosialisasi

Akuntabilitas :

Dalam mengusulkan materi

sosialisasi dan draft monitoring

rujukan kepada atasan, penulis

melakukannya dengan jujur

karena berdasarkan dengan

SOP rujukan.

Nasionalisme :

Penulis menyerahkan hasil draft

monitoring rujukan dengan

percaya diri karena tertuang

dari SOP yang telah dibuat.

31

Etika Publik :

Pada saat pengusulan materi

sosialisasi dan draft monitoring,

penulis bersikap sopan dengan

mengucapkan salam pada saat

masuk ruangan, dan

menggunakan map saat

menyerahkan draft yang telah

dibuat kepada kepala

puskesmas.

Komitmen Mutu :

Penulis mengusulkan materi

sosialisasi dan draft monitoring

kepada kepala puskesmas dan

memberikan waktu pada kepala

puskesmas untuk meninjau

kembali draft yang telah

dibuat,untuk diberikan saran

dan masukan agar draft

monitoring bias bermutu.

Anti Korupsi :

Penulis mengusulkan materi

sosialisasi dan draft monitoring

sesuai dengan jadwal kegiatan

yang telah disepakati, disiplin.

3. Melaporkan

hasil perbaikan

materi

Terlaksananya

pelaporan

materi sosialisasi dan

draft monitoring

Akuntabilitas : Penulis dapat mempertanggung

jawabkan hasil akhir materi

sosialisasi dan draft monitoring

32

sosialisasi dan

monitoring

draft rujukan

yang telah

dikoreksi

kepada Kepala

Puskesmas dan

penanggung

jawab UGD

rujukan yang telah

disetujui

Kepala Puskesmas

dan penanggung

jawab UGD

yang telah direvisi oleh kepala

puskesmas sebagai standar

yang akan digunakan dalam

proses pelayanan.

Nasionalisme : Penulis menyerahkan hasil draft

monitoring rujukan sebagai

bentuk penghargaan kepada

atasan karena telah memberikan

masukan saran perbaikan

kepada penulis.

Etika Publik : Penulis bersikap hormat pada

atasan dengan terlebih dahulu

mengetuk pintu secara sopan,

dan meminta ijin untuk masuk

serta menyerahkan draft

monitoring rujukan ke atasan

untuk di sahkan dan diterapkan

di pelayanan.

Komitmen Mutu : Saat mengesahkan draft

monitoring rujukan yang

penulis buat, penulis tidak lupa

meminta tanda tangan dan

stempel puskesmas sebagai

bukti legalitas draft monitoring

rujukan yang dibuat, orientasi

mutu.

Anti Korupsi : Penulis mengesahkan draft

monitoring yang telah di revisi

33

sesuai dengan jadwal kegiatan

yang telah disepakati, disiplin.

4.Menggandak

an materi

sosialisasi dan

draft

monitoring

rujukan untuk

diadakan

sosialisasi

Tersedianya materi

sosialisasi dan draft

monitoring rujukan

Akuntabilitas : Penulis mengaktualisasikan

nilai tanggung jawab atas

penggandaan draft monitoring

rujukan

Nasionalisme :

Dalam melakukan tahap ini,

penulis menerapkan nilai

Pancasila Sila ke 3 dengan

maksud bahwa penulis Sanggup

dan rela berkorban untuk

kepentingan peningkatan mutu

pelayanan Puskesmas

Etika Publik : Dalam tahap ini, penulis

bersikap

Mempertanggungjawabkan

tindakan dan kinerjanya dalam

hal menggadakan draft

monitoring rujukan

Komitmen Mutu :

Dalam penggadaan format

monitoring rujukan penulis

berharap agar pelaksanaan

monitoring rujukan dapat

berjalan efektif dan efisien

Anti Korupsi : Dalam tahap ini penulis

mengaktualisasikan nilai

kejujuran, peduli sehingga draft

monitoring rujukan yang telah

34

di gandakan menjadi acuan

dalam melaksanakan proses

rujukan

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : Adanya tenaga kesehatan dalam hal ini perawat atau bidan merasa keberatan dengan tugas tambahan ketika

merujuk yaitu dengan mengisi draft monitoring rujukan yang di evaluasi tiap tiga puluh menit pada pasien gawat darurat dalam Ambulance

Strategi Menghadapi Kendala : Menjelaskan kepada teman sejawat tentang pentingnya draft monitoring selama merujuk pasien dan jika

disahkan maka akan menjadi Sumber acuan pelaksanaan tindakan saat merujuk dan akan meningkatkan pelayanan publik serta kepuasan pasien..

KETERKAITAN AGENDA III

Pembuatan draft monitoring pasien berdasarkan SOP merupakan salah satu perwujudan Manajemen ASN asas efektif dan efisien,

Profesionalitas, Akuntabilitas dan Kepastian hukum. Membuat draft monitoring pasien selama merujuk bertujuan untuk meningkatkan

Kompetensi Perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.

35

No Kegiatan Tahapan

Kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

3. Melakukan sosialisasi

kepada perawat Ruang

Pelayanan

Kegawatdaruratan dan

bidan tentang

penerapan penggunaan

draft monitoring

rujukan yang sesuai

SOP

1. Membuat daftar

hadir dan

undangan peserta

sosialisasi

Tersedianya undangan

yang akan disebar dan

daftar hadir yang akan

diisi oleh peserta

sosialisasi

Akuntabilitas : Dengan membuat dan

menyebarkan

undangan,serta adanya

daftar hadir, sebagai

bentuk transpalansi

kegiatan sosialisasi

yang dilakukan oleh

penulis.

Nasionalisme : Dalam membuat

undangan dan daftar

hadir penulis

menggunakan ejaan

bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Etika Publik :

Dalam memberikan

undangan, penulis

menerapkan sikap

sopan,santun, dan

ramah

Dengan

diadakannya

sosialisasi tentang

penggunaan draft

monitoring rujukan

dapat mewujudkan

Misi ke 1 dan 2

Puskesmas Poleang

Selatan

“Menggerakkan

Pembangunan

Berwawasan

Kesehatan”

“Peningkatan

Mutu Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan

”POLSEL”

Profesional

Organisasi

Loyal

Lugas

36

Komitmen Mutu :

Dalam pembuatan

undangan sosialisasi,

penulis membuat surat

sesuai dengan tata cara

penulisan yang benar

sehingga isi undangan

dapat dimengerti,

Mutu.

Anti Korupsi :

Penulis membuat

undangan sosialisasi

agar menghilangkan

sifat apatis dari peserta

sosialisasi, karena

dengan adanya

undangan akan

memperlihatkan sikap

peduli terhadap

peserta

2.Menyiapkan

sarana dan

prasarana yang

dibutuhkan

Tersedianya sarana dan

prasarana yang

dibutuhkan

Akuntabilitas : Penulis

mempersiapkan sarana

dan prasana kegiatan

sosialisasi sebagai

bentuk tanggung

jawab penyelenggara

kegiatan.

37

Nasionalisme:

Dalam

mempersiapkan sarana

dan prasarana, penulis

bersama teman yang

lain melakukan

kerjasama dalam

mempersiapkan

ruangan dan sarana,

sehingga ruangan

untuk kegiatan

pelatihan dapat

digunakan dengan

nyaman.

Etika Publik :

Penulis bersama teman

mempersiapkan

ruangan untuk

kegiatan sosialisasi

dengan menerapkan

nilai sopan, santun

dan ramah saat

meminta bantuan.

Komitmen Mutu :

Penulis

mempersiapkan sarana

dan prasarana sesuai

dengan standar

dengan

38

memperhatikan

kelayakan alat yang

akan digunakan saat

sosialisasi.

Anti Korupsi : Dalam

mempersiapkan sarana

dan prasarana, penulis

telah melakukan

tindakan peduli

dengan memenuhi

kebutuhan untuk

proses sosialisasi demi

keberlangsungan

kegiatan sosialisasi.

3. Melakukan

Sosialisasi

kepada perawat

dan bidan

Terlaksananya sosialisai

sesuai dengan yang

diharapkan

Akuntabilitas :

Dalam tahap ini,

penulis menerapkan

nilai Kepemimpinan

yang dilakukan

dengan penuh

ketegasan dan cakap

sehingga dalam

penyampaian materi

sosialisasi

memberikan antusias

yang tinggi bagi para

peserta.

39

Nasionalisme :

Penulis menerima

masukan dan pendapat

dari peserta sosialisasi

sebagai bentuk

musyawarah.

Etika Publik :

Penulis membuka

kegiatan sosialisasi

dengan mengucapkan

salam terlebih dahulu,

menyampaikan materi

dengan menggunakan

Bahasa yang baik dan

benar dan bersikap

sopan pada peserta.

Komitmen Mutu :

Dalam tahap ini

penulis menyiapkan

media yg mudah di

pakai (leaflet),

sehingga kegiatan

sosialisasi berjalan

dengan lancar, efektif

Anti Korupsi :

Penulis memaparkan

materi secara mandiri

40

dan tidak bergantung

pada orang lain.

4.Menentukan

rencana tindak

lanjut sosialisasi :

Membentuk tim

“PECAT PARU

(Petugas Cepat

Tanggap Pasien

Rujuk)

Penandatangan

komitmen bersama

tentang penerapan

penggunaan

monitoring rujukan

Terbentuknya rencana

tindak lanjut sosialisasi :

Terbentuk tim PECAT

PARU (Pe tugas Cepat

Tanggap Pasien Rujuk)

Penandatangan

komitmen bersama

tentang penerapan

penggunaan monitoring

rujukan

Akuntabilitas :

Penulis melibatkan

peserta dalam

menentukan anggota

tim agar pasien merasa

dianggap

keberadaannya

sebagai wujud dari

partisipatif, dan di

buktikan dengan

penandatangan

komitmen Bersama

sebagai bentuk

profesionalisme.

Nasionalisme :

Penulis menghormati

masukan dari peserta

dalam memilih

anggota tim pecat

paru, dan bekerja

sama dalam menjaga

komitmen yang telah

disepakati.

Etika Publik : Penulis menghargai

usulan yang diberikan

oleh peserta sosialisasi

dan bersikap sopan

41

dalam menentukan tim

pecat paru.

Komitmen Mutu :

Penandatanganan

komitmen bersama

menunjukkan bahwa

penulis menyajikan

inovasi baru dalam

kesepakatan yang

dilakukan guna

meningkatkan mutu

pelayanan.

Anti Korupsi : Dalam menentukan

tim dan

penandatanganan

komitmen mutu,

penulis melakukannya

dengan transparan

sehinnga dapat di

lakukan oleh petugas.

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : alat dan bahan yang digunakan pada saat sosialisasi mengalami gangguan atau rusak serta peserta yang

telah diberikan undangan tidak hadir karena memiliki kesibukan lain.

Strategi Menghadapi Kendala : menyiapkan media cadangan yang akan digunakan untuk sosialisasi dan melakukan koordinasi kembali

dengan kepala puskesmas agar mampu mengkordinir petugas untuk hadir sosialisasi.

42

No Kegiatan Tahapan

Kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

4. Membentuk tim

“PECAT PARU

(Petugas Cepat

Tanggap Pasien

Rujuk)

1. Melakukan

diskusi untuk

memilih tim Pecat

Paru

1. Terbentuknya tim

PECAT PARU (Petugas

Cepat Tanggap Pasien

Rujuk)

Akuntabilitas :

Dalam tahap ini,

penulis menerapkan

nilai Kepemimpinan

yang dilakukan

dengan penuh

ketegasan dan cakap

dalam memilih

anggota tim pecat paru

Nasionalisme :

Penulis melakukan

diskusi terlebih dahulu

sebelum memilih

anggota tim pecat paru

Etika Publik :

penulis menggunakan

bahas sopan,bersikap

lemah lembut selama

proses pemilihan tim

pecat paru

Dengan

diadakannya

sosialisasi tentang

penggunaan draft

monitoring rujukan

dapat mewujudkan

Misi ke 1 dan 2

Puskesmas Poleang

Selatan

“Menggerakkan

Pembangunan

Berwawasan

Kesehatan”

“Peningkatan

Mutu Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan

”POLSEL”

Profesional

Organisasi

Loyal

Lugas

43

Komitmen Mutu :

Pembentukan tim

pecat paru merupakan

sebuah inovasi yang

dibuat oleh penulis

untuk puskesmas.

Anti Korupsi:

Dalam menentukan

tim, penulis

melakukannya dengan

transparan sehinnga

dapat di lakukan oleh

petugas.

2.Menentukan

tugas yang akan

dilakukan oleh tim

pecat paru

Tersusunnya tugas yang

akan dilakukan oleh tim

pecat paru

Akuntabilitas :

Penulis menetapkan

tugas tim pecat paru

Sesuai dengan standar

profesi petugas.

(Profesional)

Nasionalisme:

Penulis menanyakan

kembali kesanggupan

petugas pecat paru

dalam menjalankan

tugas. (Kejelasan)

44

Etika Publik :

Penulis menghargai

usulan yang diberikan

oleh peserta dan

bersikap sopan dalam

menentukan tugas tim

pecat paru.

Komitmen Mutu:

Penulis dan peserta

menentukan tugas tim

pecat paru dengan

efektif dan efisien,

sehingga dapat

berjalan dengan baik.

Anti Korupsi:

Penulis membentuk

tim pecat paru sebagai

bentuk peduli terhadap

peningkatan mutu

pelayanan.

3.Melakukan

penandatangan

komitmen bersama

tentang penerapan

penggunaan

monitoring rujukan

Terlaksananya

penandatangan

komitmen bersama

tentang penerapan

penggunaan monitoring

rujukan

Akuntabilitas :

Penulis membuktikan

dengan

penandatanganan

komitmen bersama

sebagai bentuk

profesionalisme dalam

bekerja.

Nasionalisme :

45

Penulis bekerja sama

dalam menjaga

komitmen yang telah

disepakati yang

ditandai dengan

adanya tanda tangan

komitmen mutu.

Etika Publik : Penulis menghargai

usulan yang diberikan

oleh petugas untuk

proses penanda

tanganan komitmen

mutu dan bersikap

sopan selama prose

berlangasung.

Komitmen Mutu :

Penandatanganan

komitmen bersama

menunjukkan bahwa

penulis menyajikan

inovasi baru dalam

kesepakatan yang

dilakukan guna

meningkatkan mutu

pelayanan.

Anti Korupsi : Penandatanganan

komitmen mutu

menjadi bukti agar

petugas bertanggung

46

jawab atas komitmen

yang telah disepakati.

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : Petugas tim pecat paru berhalangan dalam menjalankan tugasnya.

Strategi Menghadapi Kendala : Melakukan evaluasi kembali terhadap tugas yang telah di emban.

47

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

5 Melaksanakan

penerapan penggunaan

sistem rujukan yang

sesuai SOP

1.Menerima pasien

gawat darurat

yang tidak bisa

ditangani dan

harus dirujuk

Teraktualisasinya

penerimaan pasien

yang akan dilakukan

rujukan

Akuntabilitas :

Dalam menerima pasien

gawat darurat penulis

ataupun petugas

bertanggung jawab

melakukan konfirmasi

kepada unit yang akan

menerima pasien.

Nasionalisme :

Penulis ataupun petugas

bekerja sama dalam proses

menyiapkan keperluan

berkas yang dibutuhkan

saat akan merujuk.

Etika Publik :

Penulis menggunakan

Bahasa yang sopan dan

kata-kata yang lembut

dalam memberikan

informasi kepada keluarga

pasien bahwa pasien akan

di rujuk.

Dengan diadakannya

sosialisasi tentang

penggunaan draft

monitoring rujukan

dapat mewujudkan

Misi ke 1 dan 2

Puskesmas Poleang

Selatan

“Menggerakkan

Pembangunan

Berwawasan

Kesehatan”

“Peningkatan Mutu

Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan

”POLSEL”

Profesional

Organisasi

Loyal

Senyum

Empati

Lugas

48

Komitmen Mutu :

Dalam menyiapkan pasien

untuk di rujuk,penulis

ataupun petugas bekerja

dengan efektif dan efisien

agar proses rujuk dapat

segera dilakukan.

Anti Korupsi :

Penulis ataupun petugas

tidak membeda-bedakan

pasien yang akan dirujuk,

adil.

2. Mencatat biodata

dan anamnesa

pasien di buku

Register Ruang

Gawat Darurat

Tercatatnya biodata

dan anmnesis pasien

di buku register

Akuntabilitas :

Penulis atau petugas

mencatat identitas pasien di

register puskesmas agar

petugas memiliki kejelasan

terkait informasi pasien di

kemudian hari.

Nasionalisme :

Pada saat melakukan

register penulis ataupun

petugas tidak menanyakan

hal-hal yang bersifat

pribadi yang tidak ada

hubungannya dengan

49

riwayat penyakit pasien,

menghormati privacy

Etika Publik :

Penulis ataupun petugas

meminta izin terlebih

dahulu kepada pasien dan

keluarga untuk melakukan

pemeriksaan dengan

menggunakan dengan

sikap yang sopan dan

menunjukkan empati.

Komitmen Mutu :

Penulis/petugas menulis

register pasien yang akan

di rujuk menunjukkan

bahwa penulis ataupun

petugas bertanggung

jawab terhadap tugasnya.

Anti Korupsi :

Dalam proses merujuk

pasien,penulis/petugas

menjelaskan alur atau

proses yang akan dilakukan

50

dalam merujuk secara

transparan.

3.Mengurus

persiapan rujukan

Tersedianya

persiapan dokumen

untuk rujuk pasien

Akuntabilitas :

Penulis/petugas

menyiapkan dokumen

secara jelas sesuai dengan

persyaratan yang diminta.

Nasionalisme :

Penulis/petugas

menghormati keputusan

pasien ataupun keluarga

dala mengambil langkah

perawatan selanjutnya.

Etika Publik :

Penulis/petugas bersikap

sopan dan bertutur kata

yang lembut dalam

meminta dokumen

kelengkapan persiapan

rujukan.

51

Komitmen Mutu :

Penulis dalam menjelaskan

pelayanan tentang

peraturan rujukan dengan

sikap empati dan

responsive kepada

keluarga pasien

Anti Korupsi :

Dalam menjelaskan rincian

biaya yang harus

dibebankan kepada pasien

penulis merinci biaya

dengan jujur tanpa

melebihkan atau

mengurangi.

4. Melaksanakan

Rujukan gawat

darurat

Terlaksananya

proses merujuk

pasien

Akuntabilitas :

Penulis/petugas dalam

melakukan rujukan

terhadap pasien kegawat

daruratan berada di

samping pasien sebagai

bentuk profesionalisme

dalam bekerja.

Nasionalisme :

Penulis tidak membeda-

bedakan suku, keturunan,

agama, kepercayaan, jenis

52

kelamin, kedudukan sosial,

warna kulit dan

sebagainya. Semua

mendapat pelayanan yang

merata dan terjangkau

Etika Publik :

Dalam melakukan rujukan

gawat darurat penulis

dalam berkomunikasi

menggunakan bahasa yang

sopan dan santun

Komitmen Mutu :

Penulis/petugas mengisi

lembar monitoring selama

dalam perjalanan untuk

memantau kondisi pasien.

Orientasi mutu.

Anti Korupsi :

Ketika pasien atau keluarga

pasien bertanya penulis

selalu cepat

memperhatikan dan

menjelaskan pertanyaan

pasien/keluarga. Peduli

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : Format monitoring rujukan tiba-tiba kosong

53

Strategi Menghadapi Kendala : Memperbanyak format monitoring rujukan dan disimpan dalam satu tempat

54

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi Misi

Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

6 Evaluasi penerapan

penggunaan sistem

rujukan yang sesuai

SOP

1. Mengevaluasi bukti

bukti laporan kegiatan

yang telah dilaksanakan

Terpenuhinya

Laporan evaluasi

kegiatan

Akuntabilitas :

Dalam mengelola data

dan menyusun laporan

harus bersifat transparan,

netral sertai disertai

kejelasan target dan dapat

dipertanggung jawabkan

yang telah dilaksanakan.

Nasionalisme:

Penulis dalam

mengevaluasi bukti

laporan menggunakan

bahasa Indonesia yang

baik dan benar

Etika Publik :

Dalam mengevaluasi

bukti laporan yang telah

dilaksanakan penulis

menerapkan nilai tepat

Dengan diadakannya

sosialisasi tentang

penggunaan draft

monitoring rujukan

dapat mewujudkan

Misi ke 1 dan 2

Puskesmas Poleang

Selatan

“Menggerakkan

Pembangunan

Berwawasan

Kesehatan”

“Peningkatan Mutu

Pelayanan

Kesehatan”

Tata nilai

Puskesmas

Poleang

Selatan

”POLSEL”

Profesional

Organisasi

Loyal

Senyum

Empati

Lugas

55

dan akurat sesuai dengan

kejadian di lapangan

Komitmen Mutu :

Penulis dalam

mengevaluasi bukti

laporan yang telah

dilaksanakan mencapai

hasil sesuai target (efektif)

Anti Korupsi :

Penulis dalam

mengevaluasi bukti

laporan yang telah

dilaksanakan menerapkan

nilai kejujuran, keadilan

serta rasa tenggung

jawab yang besar

2.Mengolah data

hasil aktualisasi

yang telah

dilaksanakan

Tersedianya olah

data atau bukti bukti

aktualisasi

Akuntabilitas :

Penulis melakukan

pengolahan data

aktualisasi dengan

pengumpulan data dalam

bentuk Transparansi,

Integritas, Tanggung

jawab sehinngga dapat

diketahui keberhasilan

kegiatan yang telah

diaktualisasikan.

56

Nasionalisme :

Dalam pengumpulan data

seperti dokumentasi

penulis meminta

kesediaan pihak-pihak

yang akan di wawancara

dengan menerapkan nilai

tidak memaksakan

kehendak orang lain

sesuai dengan Nilai

Pancasila sila ke 4

Etika Publik :

Bukti aktualisasi penulis

dengan menggunakn foto

dan video. Dalam

mengumpulkan bukti

aktualisasi penulis

meminta kesediaan

rekan-rekan yang

diwawancara dengan

menggunakan bahasa

yang sopan dan santun.

Komitmen Mutu :

Dalam mengumpulkan

bukti-bukti aktualisasi

penulis harus selektif

dalam mensortir

dokumen yang akan

57

dijadikan laporan. Dalam

hal ini penulis

menerapkan nilai teliti

dan cermat

Anti Korupsi :

Penulis dalam

mengumpulkan bukti

aktualisasi sesuai dengan

kebenaran yang ada

dilapangan dan tidak

melakukan dokumentasi

rekayasa (jujur)

3.Merumuskan hasil

evaluasi

Tersusunnya laporan

aktualisasi

Akuntabilitas :

Dalam melakukan

penyusunan laporan

aktualisasi penulis

melakukannya dengan

sungguh-sungguh dan

tuntas sampai pada

tercapai tujuan akhir

(konsisten)

Nasionalisme :

Dalam menyusun laporan

aktualisasi penulis

58

menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan

benar agar bisa dijadikan

rujukan referensi dan

mudah dimengerti

Etika Publik :

Penyusunan laporan hasil

aktualisasi penulis

menggunakan bahasa

yang sopan dan santun

Komitmen Mutu :

Laporan hasil aktualisasi

harus berdaya guna dan

menarik serta

memberikan banyak

manfaat kepada

organisasi maupun

stekholder (inovatif)

Anti Korupsi :

Penulis dalam menyusun

laporan aktualisasi

didasari oleh nilai-nilai

kedisiplinan sehingga

penulis mempunyai dasar

ketetapan dalam

menyusun laporan

aktualisasi

59

ANALISIS DAMPAK

Kendala yang mungkin terjadi : Penggunaan monitoring rujukan di dalam ambulance kadang terlupakan

Strategi Menghadapi Kendala : Melakukan peringatan setiap saat apabila ada pasien yang akan dirujuk harap petugas mengisi monitoring rujukan

60

E. Jadwal Rancangan Aktualisasi

Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi (habituasi) ini dijadwalkan selama 30 hari sesuai dengan kalender akademik “off class” dari panitia

Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XLIX Lingkup Pemerintah Kabupaten Bombana bekerja sama dengan BPSDM Prov. Sulawesi Tenggara.

Rincian jadwal kegiatian setiap minggunya dipaparkan pada tabel

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Maret

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 Melakukan konsultasi dan

meminta arahan serta

persetujuan dengan kepala

puskesmas

2 Menyusun pembuatan

format monitoring rujukan

gawat darurat

3 Melakukan sosialisasi

kepada perawat dan bidan

4 Membentuk tim PECAT

PARU

5 Melaksanakan penerapan

penggunaan sistem rujukan

yang sesuai SOP

61

6 Evaluasi penerapan

penggunaan sistem rujukan

yang sesuai SOP

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

April

31 1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Melakukan konsultasi dan meminta arahan serta persetujuan

dengan kepala puskesmas

2 Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat

3 Melakukan sosialisasi kepada perawat dan bidan

4 Membentuk tim PECAT PARU

5 Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang

sesuai SOP

6 Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP

62

BAB III

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi

Selama melakukan kegiatan aktualisasi penulis mengalami beberapa kendala. Pertama

adalah padatnya jadwal kepala puskesmas, Kedua sulitnya mengumpulkan staf untuk diadakan

rapat. Ketiga, sulitnya melakukan draft monitoring selama pasien merujuk diakibatkan jarak

antar puskesmas dan rumah sakit yang ditempuh ±1 jam.

No Uraian tugas Kendala Solusi

1. Melakukan konsultasi

pelaksanaan tentang

kegiatan yang akan

dilaksanakan

Padatnya jadwal Kepala

Puskesmas

Mengatur waktu yang tepat untuk

bertemu atasan

2 Menyusun pembuatan

materi sosialisasi dan

format monitoring

rujukan gawat darurat

pasien di ambulance

yang sesuai Standar

Operasional Prosedur (

SOP )

Tidak adanya surat

keputusan (SK) yang

menguatkan kegiatan

monitoring pasien

rujukan

Membuat SK Pasien Rujuk

3 Melakukan sosialisasi

kepada perawat Ruang

Pelayanan

Kegawatdaruratan dan

bidan tentang

penerapan penggunaan

draft monitoring

rujukan yang sesuai

SOP

Petugas yang telah

diberikan undangan

tidak hadir karena

memiliki kesibukan

lain.

a. Melakukan koordinasi kembali

dengan kepala puskesmas agar

mampu mengkordinir petugas

untuk hadir sosialisasi.

b.Melakukan koordinasi kembali

dengan petugas yang tidak

menghadiri rapat terkait dengan

hasil rapat

4

Membentuk tim

“PECAT PARU

(Petugas Cepat

Tanggap Pasien

Rujuk)

Tidak ditemukan

kendala dalam kegiatan

4

Petugas yang ditunjuk bersedia

menjadi tim pecat paru

63

5

Melaksanakan

penerapan penggunaan

sistem rujukan yang

sesuai SOP

Petugas yang

melakukan rujukan sulit

membuat dokumentasi

kegiatan selama proses

merujuk

Meminta partisipasi dari keluarga

pasien untuk membantu proses

dokumentasi

6 Evaluasi penerapan

penggunaan sistem

rujukan yang sesuai

SOP

Tidak ditemukan

kendala dalam

melakukan evaluasi

-

64

Judul Kegiatan 1. Melakukan konsultasi pelaksanaan tentang kegiatan yang

akan dilaksanakan

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

2 Maret 2020

Daftar Lampiran

Bukti

Kegiatan/Evidence

1. Dokumentasi menyiapkan bahan konsultasi

2. Dokumentasi Jadwal Konsultasi

3. Dokumentasi bahan konsultasi

4. Foto bersama mentor (Bapak Nasir Amd.,Kep selaku kepala

Puskesmas Poleang Selatan)

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Melakukan konsultasi pelaksanaan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan”

mengandung Mata Pelatihan Agenda III yaitu Manajemen ASN. Kegiatan konsultasi dan

meminta persetujuan pimpinan mengandung asas profesionalitas dan akuntabilitas, yakni

segala bentuk kegiatan dalam organisasi wajib terlebih dahulu dikoordinasikan dan mendapat

persetujuan pimpinan, demi menghindari benturan kepentingan pribadi dan memastikan

kegiatan tersebut akuntabel dan bermanfaat untuk organisasi.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala Puskesmas

Poleang Selatan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah tanggung jawab. Dalam

menyiapkan bahan konsultasi dengan atasan penulis menyiapkan segala hal yang akan

dikonsultasikan secara tertulis agar hasil konsultasi lebih akuntabel.

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerja sama, Dalam

menyiapkan bahan konsultasi, penulis bekerja sama dengan teman sejawad untuk

mempersiapkan bahan yang akan dikonsultasikan ke atasan. Dalam hal ini staf

administrasi untuk membantu menyediakan kertas dan printer agar bahan konsultasi dapat

dicetak melalui printer.

.

B. Hasil Kegiatan

65

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat. Dalam menyiapkan

bahan konsultasi penulis memeriksa setiap bahan yang akan dikonsultasikan dengan

baik sebelum diserahkan kepada atasan.

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif. Dimana,

penulis menyiapkan bahan konsultasi sebelum melakukan konsultasi kepada Kepala

Puskesmas sehingga pertemuan bisa berjalan dengan efektif.

Anti korupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah transparan. Dalam menyiapkan

bahan konsultasi penulis menuangkan segala ide dan tahapan kegiatan terkait kegiatan

aktualisasi yang akan dilakukan dalam bentuk tertulis agar setiap tahapan kegiatan

yang akan dilakukan diketahui oleh atasan.

Adapun Teknik aktualisasi yang dipergunakan yaitu teknik tanggung jawab dimulai dengan

menyiapkan bahan konsultasi, bekerja sama dengan teman sejawad dalam mempersiapkan

bahan konsultasi. Dimana, dalam menyiapkan bahan yang akan dikonsultasikan penulis

bersikap cermat sehingga saat melakukan konsultasi dapat berjalan efektif. Hal ini dibuktikan

dengan adanya dokumentasi penulis menyusun bahan konsultasi.

b. Mengajukan permohonan jadwal konsultasi kegiatan kepada Kepala Puskesmas

Akuntabilitas = nilai akuntabilitas yang terkait ialah kejelasan target. Penulis

menjelaskan maksud dan tujuan ingin bertemu dengan atasan dan menanyakan waktu

luang atasan serta dimana tempat yang bisa digunakan untuk mengajukan permohonan

jadwal konsultasi.

Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah pada sila keempat yaitu tidak

memaksakan kehendak. Penulis memberikan kesempatan pada atasan untuk

menentukan jadwal konsultasi sesuai dengan kesempatannya.

Etika publik = nilai etika publik yang terkait ialah sopan. Penulis berkomunikasi

dengan baik dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi dan menghargai arahan

dari atasan.

Komitmen mutu = nilai komitmen mutu yang terkait ialah efisien. Penulis menemui

atasan dan mengajukan permohonan jadwal konsultasi sesuai dengan permintaan

atasan.

Anti korupsi = nilai anti korupsi yang terkait ialah mandiri. Penulis tidak bergantung

pada orang lain dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi kepada atasan dan

juga tidak melakukan suap kepada atasan untuk mempercepat kepentingan.

66

Teknik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kejelasan target sasaran, waktu dan

tempat untuk melakukan kegiatan, mengaitkan sila keempat kerakyatan yaitu tidak

memaksakan kehendak kepada atasan, sopan dan efisien pada saat melakukan komunikasi

dengan atasan dan mandiri dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi. Dibuktikan

dengan adanya dokumentasi kegiatan pengajuan jadwal konsultasi bersama atasan.

c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan kepada Kepala

Puskesmas;

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah transparan. Dalam berkonsultasi

dengan atasan penulis mengemukakan semua kegiatan dan tahapan-tahapan kegiatan

aktualisasi tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkait ialah menghormati kedudukan, hak dan

kewajiban. Dalam berkonsultasi dengan atasan penulis mendengarkan semua arahan,

memperhatikan dengan seksama yang disampaikan oleh atasan sebagai bukti bahwa

penulis menghargai kepala puskesmas sebagai atasan.

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah tanggap, yakni penulis bersikap

tanggap mengenai segala bimbingan dan arahan yang diberikan oleh pimpinan;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkait ialah inovatif. Penulis

menyampaikan kepada kepala puskesmas / atasan bahwa penulis akan melakukan

kegiatan yang belum pernah dilakukan dipuskesmas

Antikorupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah Berani. Dalam berkonsultasi dengan

atasan penulis berani memberikan informasi yang jelas kepada atasan sesuai dengan fakta

yang ada.

Tehnik yang digunakan dalam tahap kegiatan ini adalah transparan dalam mengemukakan

pendapat, merujuk kepada sila keempat yaitu menghargai atasan, sopan, inovatif dan

berani memberikan informasi sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini dibuktikan dengan

adanya catatan dari mentor dan dokumentasi penulis sedang melakukan konsultasi.

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala Puskesmas

Poleang Selatan

Senin 02 maret 2020 merupakan awal penulis memulai kegiatan aktualisasi di lingkungan

kerja UPTD Puskesmas Poleang Selatan. Dalam melakukan aktualisasi, penulis berpatokan

pada rancangan aktualisasi yang telah dibuat yaitu melakukan konsultasi dengan atasan

dengan menyiapkan bahan konsultasi lebih awal. Penulis dengan penuh rasa tanggung

67

jawab menyiapkan seluruh bahan konsultasi dan dengan teliti memeriksaa kekurangan

bahan konsultasi sebelum menemui kepala puskesmas atau atasan. Adapun output dari

kegiatan ini adalah tersedianya bahan konsultasi yang akan diajukan kepada kepala

puskesmas / atasan.

b. Mengajukan permohonan jadwal konsultasi kepada kepala puskesmas

Penulis membuat permohonan jadwal konsultasi kepada kepala puskesmas terlebih dahulu

kemudian pada saat pertemuan penulis menyerahkan jadwal konsultasi kepada mentor

untuk disesuaikan dengan jadwal yang dimiliki oleh atasan dan juga kegiatan dipuskesmas.

Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Jadwal konsultasi kegiatan.

c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan kepada

Kepala Puskesmas

Penulis mengajukan daftar kegiatan aktualisasi beserta tahapan-tahapam kegiatannya yang

telah disepakati sebelumnya pada saat seminar rancangan aktualisasi. Dalam kegiatan ini

mentor memberikan masukan kepada penulis untuk mengubah sedikit dari kegiatan yang

akan dilakukan agar lebih efektif pelaksanaannya. Adapun Output dari tahapan kegiatan

ini ialah: Terlaksananya konsultasi dengan mentor dan dokumentasi pelaksanaan.

3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi

Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu

Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,

menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap pencapaian

misi organisasi yakni Peningkatan mutu pelayanan. Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan

kegiatan ini ialah Organisasi dan Loyal.

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi

tidak berdasarkan NDS

a. Dampak terhadap satuan kerja

Jika konsultasi dan meminta persetujuan mentor tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-

nilai ANEKA, maka akan ditemui banyak kendala dalam pelaksanaan proyek aktualisasi.

Sama halnya jika terdapat masalah, mentor belum tentu akan membantu penyelesaiannya

karena tidak ada konsultasi awal mengenai kegiatan yang dilakukan dalam proyek aktualisasi

ini;

68

b. Dampak terhadap organisasi

Jika konsultasi dan meminta persetujuan pimpinan tidak dilakukan dan tidak berdasarkan

nilai-nilai ANEKA, maka tidak ada dukungan penuh dari pimpinan atas pelaksanaan proyek

aktualisasi ini. Hal tersebut berdampak kepada pimpinan tidak turut bertanggung jawab atas

masalah yang mungkin muncul, penulis tidak mendapatkan arahan dan bimbingan yang

dibutuhkan, serta kegiatan yang direncanakan belum tentu dinilai efektif karena tidak adanya

konsultasi;

c. Dampak terhadap masyarakat

Adapun dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat jika kegiatan konsultasi ini tidak

dilaksanakan adalah tidak optimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat karena

kepala puskesmas atau atasan tidak mengetahui kegiatan apa yang dilakuakan dan bisa saja

atasan tidak akan mengeluarkan izin pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

69

Evidence Kegiatan

Gambar 1.1 Penulis Menyiapkan bahan konsultasi

Gambar 3.1 Foto penulis menyiapkan bahan

konsultasi (Konsultasi Rancangan Kegiatan)

70

Gambar 1.2 Form Jadwal Konsultasi kepada

Atasan (Kepala Puskesmas)

71

Gambar 1.3 Foto Lembaran Rencana

Kegiatan yang akan diaktualisasikan

72

Gambar 1.4 Foto Konsultasi Rencana

Kegiatan yang akan diaktualisasikan

73

Judul Kegiatan 2. Menyusun materi sosialisasi dan pembuatan format

monitoring rujukan gawat darurat pasien di ambulance yang

sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )

3. Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

02 Maret-07 Maret 2020

Daftar Lampiran

Bukti

Kegiatan/Evidence

1. Foto draft monitoring rujukan;

2. Foto konsultasi bersama dengan kepala puskesmas dan

penanggungjawab UGD terkait draft monitoring

3. Foto konsultasi hasil perbaikan dengan kepala puskesmas dan

penanggung jawab UGD

4. Foto lembaran perbaikan draft monitoring oleh kepala

puskesmas/penanggung jawwab UGD

5. Foto SOP pasien rujukan

6. Foto penggandaan draft monitoring

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat pasien di

ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )” mengandung Mata Pelatihan

Agenda III yaitu Manajemen ASN asas efektif dan efisien, Profesionalitas, Akuntabilitas dan

Kepastian hukum. Membuat draft monitoring pasien selama merujuk bertujuan untuk

meningkatkan Kompetensi Perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. Menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasarkan SOP;

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah konsisten. Dalam menyusun

materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, penulis menggunakan sistematika

penulisan yang telah disepakati dipuskesmas poleang selatan untuk dijadikan acuan

penyusunan draft monitoring.

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah mengedepankan

kepentingan publik, bahwa dalam melakukan proses menyusun isi draft monitoring

rujukan yaitu untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien selama dirujuk;

74

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, sikap tersebut

yang diterapkan penulis dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring

rujukan;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah produktif, bahwa

menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring merupakan salah satu tindakan

yang menunjang produktifitas dan kualitas seorang petugas;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri. Penulis tidak

bergantung pada orang lain dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring

rujukan;

Dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, penulis menerapkan nilai

integritas dengan Teknik aktualisasi mengedepankan kepentingan public dan sopan santun.

Penyusunan draft monitoring rujukan didasarkan pada SOP pasien rujukan sehingga petugas

dapat bekerja dengan produktif. Hal ini dibuktikan dengan adanya materi sosialisasi, draft

monitoring rujukan dan juga SOP rujukan.

b. Mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP

kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah Jujur. Penulis mengusulkan

draft monitoring rujukan berdasarkan dengan SOP pasien rujukan dan materi

sosialisasi sesuai dengan ilmu keperawatan ;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan

kehendak, penulis mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan

kepada kepala puskesmas dan menerima koreksi perbaikan yang diberikan oleh

kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD;

Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, penulis

bersikap sopan dan santun saat melakukan konsultasi untuk mengusulkan materi

sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah teliti dan sesuai

standar, yakni materi sosialisasi dan draft monitoring yang dikoreksi diperiksa

kembali dengan teliti;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tanggung jawab, penulis

mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan dengan penuh tanggung

jawab kepada kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD;

75

Proses pengusulan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan menerapkan nilai

dasar jujur yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam melakukan konsultasi.

Dibuktikan dengan adanya lembaran perbaikan hasil konsultasi.

c. Melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring draft rujukan yang

telah dikoreksi kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalitas. Penulis

membuat materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasrkan dengan koreksi

perbaikan oleh kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan

kehendak, penulis melaporkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan

kepada kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD sesuai dengan hasil perbaikan

sebelumnya;

Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, penulis

bersikap sopan dan santun saat melakukan konsultasi;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah teliti dan sesuai

standar, yakni materi sosialisasi dan draft monitoring yang di konsulkan kembali

sesuai dengan perbaikan yang dianjurkan oleh kepala puskesmas dan penanggung

jawab UGD;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tanggung jawab, penulis

melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring rujukan dengan penuh

tanggung jawab karena sesuai dengan perbaikan dari kepala puskesmas dan

penanggung jawab UGD;

Proses pelaporan hasil perbaikan monitoring draft rujukan menerapkan nilai dasar

profesionalitas yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam melakukan perbaikan

konsultasi. Dibuktikan dengan adanya draft monitoring rujukan yang sudah di sepakati bersama

oleh penulis, Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UGD.

d. Menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan untuk diadakan

sosialisasi

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab. Penulis

bertanggung jawab dalam proses menggandakan materi sosialisasi dan draft

monitoring.

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah demi kepentingan bersama.

Dimana penulis sanggup menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring;

76

Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, dalam

proses penggandaan penulis menunjukkan sikap sopan santun kepada petugas;

Komitmen Mutu = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah teliti, penulis sangat

berhati-hati dalam menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring, sehingga

tidak terjadi kesalahan;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah peduli. Penulis memberikan

file materi sosialisasi dan draft monitoring kepada petugas rekam medis untuk

digandakan sebagai bentuk kepedulian peningkatan mutu pelayanan puskesmas;:

Proses menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan menerapkan nilai dasar

tanggung jawab yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam menggandakan draft

monitoring. Dibuktikan dengan tersedianya soft copy draft monitoring rujukan di rekam medik

dan print out materi sosialisasi.

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasarkan SOP;

Penulis menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, didasarkan pada

SOP pasien rujukan. Dimana, penulis menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring

dengan hati-hati dan teliti sehingga tidak terdapat kekeliruan didalamnya. Ketika materi

sosialisasi dan draft monitoring selesai disusun, maka selanjutnya penulis melakukan

konsultasi kepada kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD. Adapun Output

dari kegiatan ini ialah : materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan.

b. Mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP

kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;

Setelah draft monitoring dibuat, selanjutnya penulis melakukan konsultasi kepada

kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD terkait dengan materi sosialisasi dan

draft monitoring yang telah dibuat. Selama proses konsultasi, penulis mencatat perbaikan

yang diberikan yang selanjutnya akan diperbaiki kembali oleh penulis dan dilakukan

konsultasi kembali. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: lembaran perbaikan

konsultasi.

c. Melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring draft rujukan yang

telah dikoreksi kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;

Draft monitoring rujukan yang telah diperbaiki, di konsulkan kembali kepada kepala

puskesmas dan penanggung jawab UGD untuk di lihat kembali. Selanjutnya, jika telah

77

disepakati, maka materi sosialisasi dan draft monitoring tersebuat siap digandakan dan

disosialisasikan. Adapun Output dari tahapan kegiatan ini ialah: materi sosialisasi

dan draft monitoring rujukan yang telah disepakati;

d. Menggandakan draft monitoring rujukan untuk diadakan sosialisasi

Selanjutnya, file draft monitoring yang telah disepakati diserahkan penulis kepada

petugas rekam medik untuk digandakan, dan akan digunakan untuk sosialisasi kepada

petugas. selain itu juga, akan disiapkan map yang berisi draft monitoring rujukan. Adapun

Output dari tahapan kegiatan ini ialah: dokumentasi penulis menyerahkan file ke

petugas rekam medis, penggandaan lembaran draft monitoring dan materi

sosialisasi.

3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi

Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi

yaitu Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya

kecamatan sehat, menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga

kontribusi terhadap pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan

berwawasan kesehatan(1) dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai

organisasi yang dapat dicapai dengan kegiatan ini ialah Organisasi, Loyal, dan Lugas.

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika

aktualisasi tidak berdasarkan NDS

a. Dampak terhadap satuan kerja

Jika Menyusun pembuatan materi sosialisasi dan format monitoring rujukan

gawat darurat pasien di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )

tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka besar kemungkinan draft

monitoring tidak diterapkan sebab tidak mempunyai dasar perintah untuk membuat draft

tersebut;

b. Dampak terhadap organisasi

Jika Menyusun pembuatan materi sosialisasi dan format monitoring rujukan

gawat darurat pasien di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )

tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka draft yang dimaksud

penyelesaiannya tidak akan efektif dan efisien, sehingga mengakibatkan petugas

kembali berkutat di permasalahan yang sama, yakni kurang puasnya masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan petugas selama proses merujuk;

78

c. Dampak terhadap masyarakat

Merujuk kepada dampak negatif terhadap organisasi, pelayanan yang diberikan

tidak sesuai SOP, tentu saja akan berujung kepada pelayanan kepada masyarakat yang

tidak maksimal.

79

Evidence Kegiatan

Gambar 2.1 Penulis Menyusun Materi Sosialisasi

dan Draft Monitoring Rujukan

80

Gambar 2.2 Penulis Mengusulkan materi sosialisasi dan draft

monitoring rujukan pada Kepala Puskesmas dan Kepala UGD

Keperawatan dan Kebidanan

81

Gambar 2.3 Penulis Melaporkan Hasil Perbaikan Materi Sosialisasi

dan Draft Monitoring Kepada Kepala Puskesmas dan Penanggung

Jawab UGD

82

Gambar 2.4 Penulis Menyerahkan File Materi Sosialisasi dan Draft

Monitoring Rujukan

Pada Petugas Rekam Medik

83

Gambar 2.5 Proses Penggandaan Materi Sosialisasi dan Draft

Monitoring Rujukan

84

85

Judul Kegiatan 3. Melakukan Sosialisasi kepada Perawat Ruang Pelayanan

Kegawatdaruratan dan Bidan tentang Penerapan

Penggunaan Draft Monitoring Rujukan yang sesuai SOP

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

12 Maret 2020

Daftar Lampiran Bukti

Kegiatan/Evidence

1. Foto konsultasi dengan Kepala Puskesmas

2. Foto undangan, daftar Hadir, dan Notulen

3. Foto leaflet Sosialisasi

4. Foto Proses Sosialisasi

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Melakukan sosialisasi kepada perawat Ruang Pelayanan Kegawatdaruratan dan bidan

tentang penerapan penggunaan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP” mengandung Mata

Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik dan Whole of Government. Sosialisasi yang

dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas sekaligus pelayanan public.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. Membuat daftar hadir dan undangan peserta sosialisasi

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis

dalam membuat daftar hadir menyiapkan tempat tanda tangan peserta sosialisasi dan

undangan sosialisasi memperhatikan kejelasan tempat, waktu dan tanggal pelaksanaan

dalam undangan sosialisasi agar yang membaca dapat memahami;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis

bersikap peduli yaitu dengan melakukan sosialisasi pada saat jam pelayanan

puskesmas selesai;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, bahwa penulis

membuat daftar hadir dan membagikan undangan sosialisasi menggunakan bahasa

yang sopan dan santun;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien. penulis

membuat daftar hadir dan undangan sosialisasi sehari sebelum pelaksanaan sosialisasi.

86

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, penulis

menunjukkan sikap mandiri dengan berinisiasi membuat daftar hadir dan undangan

sosialisasi untuk penggunaan draft monitoring rujukan;

Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat membuat daftar hadir dan undangan sosialisasi

adalah teknik kehati-hatian, teliti, dan jelas. Dibuktikan dengan adanya undangan dan daftar

hadir yang jelas.

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab. Penulis

sebagai penyelenggara kegiatan memfasilitasi sarana dan prasaran yang

dibutuhkan;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah kerjasama. Dalam

mempersiapkan ruangan dan sarana,penulis bekerjasama dengan teman sehingga

ruangan untuk kegiatan sosialisasi dapat digunakan dengan nyaman;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, santun dan ramah,

penulis bersikap ramah, sopan dan santun dalam menyiapkan sarana dan prasarana

sosialisasi;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai dengan

standar, bahwa sarana dan prasarana layak untuk digunakan;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah peduli, penulis peduli

akan kebutuhan yang diperlukan saat melakukan sosialisasi;

Teknik yang digunakan yaitu Teknik tanggung jawab yang mengandalkan kerjasama dan

juga sopan santun serta peduli. Hal ini diakukan penulis sebagai bentuk tanggung jawab dari

pelaksana kegiatan. Sehingga, peserta sosialisasi merasa nyaman dalam menerima materi.

c. Melakukan Sosialisasi kepada Perawat dan Bidan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis

dalam melakukan sosialisasi memperhatikan kejelasan materi yang dipaparkan

pada saat sosialisasi agar para peserta dapat memahami;

Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah semangat. Penulis memulai

kegiatan Sosialisasi dengan Basmalah dan mengakhirinya dengan ucapan

hamdalah;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, penulis

bersikap sopan dan santuan selama memaparkan materi sosialisasi;

87

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkait ialah efektif. penulis

memberikan kesempatan kepada peserta sosialisasi untuk bertanya dan

menyampaikan masukannya agar kegiatan sosialisasi lebih efektif

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah berani, penulis bersikap

berani dan percaya diri ketika menjadi pemateri di sosialisasi;

Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat sosialisasi kepada perawat dan bidan adalah

komunikasi yang efektif, jelas, dan ramah. Dibuktikan dengan proses sosialisasi berlangsung

dengan lancar dan di hadiri oleh petugas. yang selanjutnya dilakukan dokumentasi selama

proses berjalannya sosialisasi. Penulis juga membuka sesi tanya jawab kepada peserta

sosialisasi terkait hal-hal yang belum dipahami selama proses sosialisasi;

d. Menentukan rencana tindak lanjut sosialisasi

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah parsitipasi. Penulis

memberikan kesempatan kepada peserta sosialisasi dalam menentukan rencana

tindak lanjut untuk penerapan SOP rujukan;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan

kehendak, Dalam menyusun rencana tindak lanjut penulis tidak memaksakan

kehendak kepada masyarakat dan membuat rencana tindak lanjut dengan

memperhatikan kesiapan peserta.

Etika Publik = nilai etika publik yang terkait adalah terbuka. Penulis memberikan

kesempatan kepada peserta untuk mengeluarkan pendapatnya terkait pelaksanaan

penerapan draft monitoring rujuka;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi, bahwa

penulis membuat inovasi yaitu pembentukan tim PECAT PARU

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah berani, menentukan

rencana tindak lanjut merupakan wujud keberanian penulis sebagai hasil kegiatan

yang dilakukan.

Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu partisipatif dengan mengedepankan peduli dan

melakukan inovasi. Inovasi diperlukan untuk memberikan hal-hal baru dalam pemberian

pelayanan dipuskesmas. Dibuktikan dengan terbentuknya tim PECAT PARU dan

penandatanganan komitmen mutu.

88

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Membuat daftar hadir dan undangan peserta sosialisasi

Pembuatan undangan dan daftar hadir sosialisasi dilakukan pada tanggal 11 Maret

2020, dengan menggunakan Microsoft Word. Setelah dilakukan pencetakan dan

penandatanganan pimpinan, undangan sosialisasi didistribusi kepada perawat dan bidan.

Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Tersedianya undangan dan daftar hadir

sosialisasi;

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

Sarana dan prasarana dipersiapkan pada tanggal 12 Maret 2020. Media yang

digunakan untuk sosialisasi menggunakan leaflat yang telah digandakan dan akan

dibagikan kepada peserta sosialisasi. Adapun Output dari kegiatan ini ialah : Kursi

peserta sosialisasi dan leaflat sebagai media penyampaian materi.

c. Melakukan Sosialisasi kepada perawat dan bidan

Sosialisasi dilakukan pada tanggal 12 Maret 2020 bertempat di UPTD Puskesmas

Poleang Selatan yang dilaksanakan saat pelayanan kepada masyarakat selesai dilakukan .

Sosialisasi dibuka dengan diawali dengan pengantar oleh penulis yang dilanjutkan oleh

pemaparan materi oleh penulis. Para petugas mengikuti sosialisasi dengan antusias.

Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Terselenggaranya sosialisasi;

d. Menentukan rencana tindak lanjut sosialisasi

Rencana tindak lanjut dibuat berdasarkan rangkuman hasil kegiatan sosialisasi dan

dicatat. Notulen rapat memuat detail kegiatan seperti waktu dan tempat, agenda, nama

penyaji, dan kesimpulan hasil kegiatan. Adapun Output dari kegiatan ini ialah:

Adanya catatan hasil kegiatan sosialisasi;

3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi

Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu

Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,

menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap

pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan(1)

dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan

kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, dan Lugas.

89

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi

tidak berdasarkan NDS

1. Dampak terhadap satuan kerja

Jika sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka para

petugas belum tentu paham akan fungsi dan tata cara penggunaan draft monitoring

rujukan;

2. Dampak terhadap organisasi

Adanya ketidakpahaman dari para petugas akan pentingnya draft monitoring rujukan

pasien selama proses merujuk, dapat menyebabkan tidak terisinya draft monitoring

rujukan;

3. Dampak terhadap masyarakat

Jika para petugas tidak paham, dapat berdampak pada penilaian pelayanan publik yang

menurun;

90

Evidence Kegiatan

Gambar 3.1 Sarana dan Prasarana Yang digunakan saat Sosialisasi

Gambar 3.2 Foto Penulis Melakukan Sosialisasi Penerapan Draft

Monitoring Rujukan

91

92

Judul Kegiatan 4. Membentuk tim “PECAT PARU” (Petugas Cepat Tanggap

Pasien Rujuk

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

12 Maret-14 Maret 2020

Daftar Lampiran

Bukti

Kegiatan/Evidence

1. Foto diskusi memilih tim

2. Foto Hasil Notulen Pembentukan tim

3. Foto anggota tim pecat paru

4. Foto penandatanganan komitmen bersama

5. Foto SOP Pelaksanaan rujukan

6. Foto SK tim PECAT PARU

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Membentuk tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)”

mengandung Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik dan Whole of

Government. Sosialisasi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

puskesmas sekaligus pelayanan public.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan

sebagai berikut:

a. Melakukan diskusi untuk memilih tim Pecat Paru

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah Kepemimpinan. Penulis

dengan penuh ketegasan dan cakap dalam memilih anggota tim pecat paru ;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis

melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum memilih anggota tim pecat paru

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, bahwa

penulis dalam memilih anggota tim menggunakan bahasa yang sopan dan santun;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi. Dimana,

penulis membuat sesuatu yang belum ada di puskesmas yaitu dengan pembentukan

TIM PECAT PARU;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Penulis

membentuk tim dengan terbuka sehingga dapat di saksikan oleh peserta;

93

Teknik aktualisasi yang digunakan saat diskusi untuk memilih tim adalah teknik inovasi

dengan memperhatikan proses pemilihan yang bersifat transparan sehingga dapat di

saksikan oleh peserta dengan rasa peduli dan sopan santun serta penuh ketegasan dan cakap

dalam memilih anggota. Sehingga, anggota tim yang dibentuk dapat dengan aktif

menjalankan tugasnya. Dibuktikan dengan terbentuknya tim PECAT PARU yang terdiri

dari perawat dan bidan.

b. Menentukan tugas yang akan dilakukan oleh TIM PECAT PARU

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah professional. Penulis dan

juga tim menentukan tugas yang akan dilakukan sesuai dengan standar dan tugas

pokok petugas;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah gotong royong, penulis

dan petugas bersama-sama dalam menentukan tugas yang akan di emban;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, penulis bersikap

sopan dalam melakukan diskusi penentuan tugas;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien.

Menentukan tugas dilakukan agar petugas mempunyai pedoman terhadap tugas

yang harus dikerjakan;

Anti Korupsi = nilai Anti Korupsi yang terkandung adalah peduli. Penulis dan

petugas peduli terhadap proses peningkatan mutu puskesmas serta kualitas kerja

petugas;

Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu professional sesuai dengan tugas pokok

petugas yang mengandalkan gotong royong, sopan dan peduli. Dibuktikan dengan

terbentuknya tugas tim pecat paru.

c. Melakukan penandatanganan komitmen bersama tentang penerapan

penggunaan monitoring rujukan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalisme.

Penandatanganan komitmen bersama menunjukkan penulis dan juga petugas

menunujukkan profesionalisme dalam bekerja;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerja sama. Dalam

menandatangani komitmen, sebagai wujud petugas menunjukkan sikap kerja sama

yang baik untuk kepentingan pelayanan;

94

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan santun. Penulis

dan petugas lainnya bersikap sopan dan santun selama proses penandatanganan

komitmen;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi. Penulis

membuat ide baru dengan adanya penandatanganan komitmen;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan, dengan adanya

penandatanganan komitmen, menunjukkan bahwa kegiatan ini bersifat transparan

sehingga dapat disaksikan oleh petugas puskesmas lainnya;

Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu professional sesuai dengan tugas pokok

petugas yang mengandalkan gotong royong, sopan dan peduli adanya tanda tangan

komitmen bersama sebagai bentuk transparansi petugas tim. Hal ini dibuktikan dengan

adanya penandatanganan komitmen bersama.

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Melakukan diskusi untuk memilih tim Pecat Paru

Rencana tindak lanjut dari sosialisasi yang dilakukan oleh penulis adalah

pembentukan tim pecat paru. Pemilihan tim pecat paru dilakukan berdasarkan kesepakatan

bersama yang beranggotakan perawat dan bidan pada masing-masing shift jaga petugas.

Output dari kegiatan ini ialah: Adanya dokumentasi anggota tim pecat paru.

b. Menentukan tugas yang akan dilakukan oleh tim pecat paru

Setelah anggota tim pecat paru terbentuk, selanjutnya dilakukan penentuan tugas

yang akan dilakukan oleh tim. Dari hasil diskusi, didapatkan hasil tugas yang dilakukan

oleh tim yaitu melakukan rujukan pada pasien, mengkordinir proses pengisian draft

monitoring, dan bersedia melakukan rujukan diluar jam kerja. Hasil daripada diskusi ini

selanjutnya di tulis oleh notulen sebagai kesimpulan dari sosialisasi yang dilakukan.

Output dari kegiatan ini ialah: Hasil rencana tindak lanjut notulen yang berisi tugas

tim.

c. Melakukan penandatanganan komitmen bersama tentang penerapan penggunaan

monitoring rujukan

Untuk meyakinkan hasil pembentukan tim, maka selanjutnya dilakukan

penandatanganan komitmen oleh anggota tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap

Pasien Rujuk). Yang selanjutnya, penandatanganan tersebut dijadikan bukti bahwa tim

95

akan bekerja sesuai dengan tugasnya dan tealah berkomitmen. Output dari kegiatan ini

ialah : adanya dokumentasi anggota tim melakukan penandatangan komitmen.

3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi

Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu

Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,

menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap pencapaian

misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan (1) dan

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan

kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, dan Lugas.

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi

tidak berdasarkan NDS

1. Dampak terhadap satuan kerja

Jika pembentukan tim tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, tidak ada

petugas yang mengontrol pelaksanaan draft monitoring rujukan;

2. Dampak terhadap organisasi

Adanya ketidakpahaman dari para petugas akan pentingnya draft monitoring rujukan

pasien selama proses merujuk menyebabkan petugas tiak bekerja sesuai dengan SOP

yang sebenarnya;

3. Dampak terhadap masyarakat

Jika para petugas tidak paham, dapat berdampak pada penilaian pelayanan di

masyarakat

96

Evidence Kegiatan

Gambar 4.1 Diskusi memilih anggota Tim PECAT PARU

(Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)

Gambar 4.2 Foto Bersama anggota TIM PECAT PARU

(Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)

97

Gambar 4.3 Foto Penandatangan Komitmen Bersama

Anggota TIM PECAT PARU)

98

99

100

101

Judul Kegiatan 5. Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang

sesuai SOP

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

12 Maret-25 Mei 2020

Daftar Lampiran

Bukti

Kegiatan/Evidence

1. Foto petugas menyiapkan persiapan rujukan

2. Foto petugas merujuk pasien

3. Foto isi lembaran draft monitoring pasien selama di rujuk

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Melaksanakan penerapan penggunaan system rujukan sesuai SOP” mengandung

Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik. Penggunaan draft monitoring rujukan

sesuai SOP diberikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menerima pelayanan.

Petugas mengacu pada SOP kegiatan.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan

sebagai berikut:

a. Menerima pasien gawat darurat yang tidak bisa ditangani dan harus dirujuk

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab. Petugas

dengan tanggung jawab menerima pasien dan melakukan konfirmasi kepada unit yang

lebih lengkap sebelum merujuk pasien yang tidak bisa ditangani;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah, sebelum

merujuk pasien, petugas memberikan kesempatan kepada pihak keluarga pasien untuk

melakukan musyawarah terlebih dahulu atas tindakan rujuk yang akan dilakukan

kepada pasien;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, petugas

bersikap sopan santun dalam memberikan penjelasan kepada keluarga pasien, bahwa

pasien harus di rujuk untuk mendapatkan pelayanan yang lebih lengkap;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien,

petugas mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk merujuk dengan

rujukan dengan sigap tanggap sehingga pasien tidak menunggu waktu lama dan

dapat dilkaukan tindakan rujukan segera mungkin;

102

efektif sehingga pasien dapat segera di tindaki;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tidak membeda-bedakan.

Petugas tidak membeda-bedakan pasien yang akan di rujuk, semua mendapat

pelayanan yang sama oleh petugas;

Teknik aktualisasi yang digunakan saat menerima pasien gawat darurat dan harus dirujuk yaitu

profesionalisme yang ditandai dengan petugas melakukan pemeriksaan secara lengkap terlebih

dahulu untuk memastikan kondisi pasien sebelum dilakukan rujukan.

b. Mencatat biodata dan anamnesa pasien di buku register Ruang Gawat Darurat

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan. Petugas

mencatat biodata dan anamnesa yang diperlukan oleh puskesmas di buku register

untuk mengetahui data pasien yang keluar dan masuk di UGD;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghargai privacy,

dalam melakukan anamnesa petugas menjaga kerahasiaan data yang diberikan oleh

pasien ataupun keluarga pasien terkait dengan kondisi pasien dan mencatatnya di

buku register;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, petugas

bersikap sopan dalam melakukan anamnesa serta bersikap empati kepada pasien dan

keluarga pasien yang selanjutnya di tulis di buku register;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai prosedur,

petugas mencatat biodata dan melakukan anamnesa sesuai dengan prosedur yang

digunakan (SOP);

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Petugas

mencatat dan melakukan anamnesa secara transparan untuk keperluan administrasi

dan dokumentasi;

Teknik aktualisasi yang digunakan saat mencatat biodata dan melakukan anamnesa

kepada pasien yaitu menghargai privacy yang ditandai dengan petugas menjaga

kerahasiaan data yang diberikan oleh keluarga ataupun pasien dengan tetap bersikap

empati dan transparan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Dibuktikan dengan

adanya data pasien rujukan.

c. Mengurus persiapan rujukan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan. Petugas

menyiapkan keperluan dengan jelas sesuai dengan persyaratan rujukan;

103

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghormati keputusan

keluarga pasien, petugas menghargai segala keputusan keluarga pasien setelah

diberikan penjelasan;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, petugas

bersikap sopan selama mengurus persiapan rujukan serta bersikap empati kepada

pasien dan keluarga pasien;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai prosedur,

petugas melengkapi surat-surat yang dibutuhkan

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung peduli. Petugas peduli akan

kebutuhan pasien untuk dilakukan rujukan;

Teknik aktualisasi yang digunakan saat mengurus persiapan rujukan yaitu kejelasan

dengan tetap peduli akan kebutuhan yang diperlukan untuk merujuk, dan petugas tetap

memberikan sikap empati kepada pasien dan keluarga. Dibuktikan dengan surat-surat saat

rujukan lengkap.

d. Melaksanakan Rujukan gawat darurat

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalisme. Petugas

melakukan rujukan pada pasien sesuai dengan standar rujukan;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghormati privacy

pasien, petugas dalam melakukan rujukan memberikan pelayanan dengan

menghormati privacy pasien misalnya dengan memaikan selimut dibadan pasien

selama merujuk;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, dalam

proses merujuk, petugas tetap bersikap sopan dan empati selama memperhatikan

kondisi pasien;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah berorientasi mutu,

petugas memantau kondisi pasien dan mengisi dalam draft monitoring rujukan;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Petugas

melakukan pemantauan dan mencatat di lembaran draft monitoring secara

transparan;

Teknik aktualisasi yang digunakan saat melaksanakan rujukan gawat darurat yaitu

profesionalisme yang tetap berorientasi pada mutu. Petugas melakukan monitoring

kepada pasien selama proses merujuk pasien dan menulis hasil pemeriksaan di

lembaran draft monitoring. Dibuktikan terisinya lembaran draft monitoring.

104

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Menerima pasien gawat darurat yang tidak bisa ditangani dan harus dirujuk

Pasien yang di UGD puskesmas di lakukan pemeriksaan, apabila kondisi pasien

tidak dapat ditangani dan perlu penanganan lebih lanjut, maka selanjutnya petugas

akan menginstruksikan untuk merujuk pasien. Adapun Output dari kegiatan ini

ialah: petugas menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien;

b. Mencatat biodata dan anamnesa pasien di buku register Ruang Gawat Darurat

Petugas mencatat biodata dan anamnesa pasien setelah pasien masuk untuk arsip

puskesmas. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: petugas mengisi bukuu

register;

c. Mengurus persiapan rujukan

Selanjutnya petugas menyiapkan berkas yang diperlukan seperti

KK,Ktp,Bpjs,Surat rujukan dan keperluan lain yang dibutuhkan. Adapun Output dari

kegiatan ini ialah: Berkas rujukan pasien;

d. Melaksanakan rujukan gawat darurat

Apabila berkas pasien telah lengkap, maka pasien selanjutnya d bawa ke ambulans

dan dilakukan proses rujukan. Petugas memantau kondisi pasien selama proses

merujuk dan hasilnya dicatat di lembaran draft monitoring rujukan. Adapun Output

dari kegiatan ini ialah: hasil pemantauan kondisi pasien selama merujuk di

lembar draft monitoring rujukan;

3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi

Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu

Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,

menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap

pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan(1)

dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan

kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, Senyum, Empati dan Lugas.

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi

tidak berdasarkan NDS

1. Dampak terhadap satuan kerja

Jika penerapan penggunaan system rujukan tidak dilakukan dan tidak

berdasarkan nilai ANEKA, maka kualitas pelayanan puskesmas dapat berkurang,

105

dan satuan kerja tidak mempunyai data apabila terjadi sesuatu selama proses

merujuk pasien;

2. Dampak terhadap organisasi

Apabila petugas tidak menerapkan penggunaan system rujukan, maka petugas

tidak mengetahaui perkembangan kondisi pasien selama perjalanan merujuk;

3. Dampak terhadap masyarakat

Jika terjadi sesuatu pada saat proses merujuk, dan petugas tidak menerapkan draft

monitoring rujukan pasien, maka masyarakat akan berpikir bahwa petugas tidak

memperhatikan pasien selama di perjalanan rujukan;

106

Evidence kegiatan

Gambar 5.1 Menerima pasien gawat yang tidak

bisa ditangani dan harus dirujuk

107

Gambar 5.2 Foto Petugas Mencatat di buku register data

pasien yang dirujuk

108

Gambar 5.3 Petugas Mengurus Persiapan Rujukan

109

Gambar 5.4 Foto Petugas Melaksanakan RUjukan

Gawat Darurat

110

111

Judul Kegiatan 6. Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai

SOP

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan

26 Mei 2020

Daftar Lampiran Bukti

Kegiatan/Evidence

Dokumentasi Evaluasi

1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi

Agenda III

Kegiatan “Melakukan evaluasi penerapan penggunaan system rujukan yang sesuai

SOP”mengandung nilai dasar Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik. Evaluasi

yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan mutu puskesmas sekaligus pelayanan

public.

Agenda II

Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. Mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis

dalam mengevaluasi bukti laporan kegiatan sesuai dengan bukti-bukti laporan yang

terkumpul;

Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah semangat. Dalam mengumpulkan

bukti-bukti laporan kegiatan penulis melakukannya dengan teliti dan penuh suka cita

agar pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan yang diinginkan.

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa dalam

mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan, penulis melakukannya dengan cermat agar

tidak terjadi kekeliruan;

112

Komitmen Mutu = Nilai Komitmen Mutu yang terkandung yakni saat

mengumpulkan data, Penulis menyiapkan pulpen dan perallatan lainnya agar

pengumpulan data berjalan efektif dan efisien.

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, penulis

menunjukkan sikap mandiri dengan berinisiasi mengevaluasi bukti-bukti laporan.

Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu teknik kehati-hatian, cermat, dan jelas. Hal

ini ditandai dengan penulis mengumpulkan lembar monitoring yang telah di isi oleh

petugas yang melakukan rujukan serta mengumpulkan dokumentasi yang dilakukan

selama proses rujukan;

b. Mengolah data hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab. Penulis

beratanggung jawab terhadap olahan data yang dilakukan;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerjasama. Penulis

bekerja sama dengan rekan yang memahami instrument mengolah data;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa dalam

melakukan kegiatan olah data, penulis melakukannya dengan cermat agar tidak

terjadi kekeliruan saat mengolah data;

Komitmen Mutu = Nilai Komitmen Mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien.

Yakni saat mengolah data, Penulis menyiapkan seluruh data dan hal-hal lain yang

dibutuhkan agar pengolahan data dapat berjalan efektif dan efisien.

Anti Korupsi = Nilai Antikorupsi yang terkandung saat mengolah data, Penulis

mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki secara mandiri.

Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat mengolah data hasil aktualisasi adalah

kemampuan berintegritas, melakukan musyawarah, cermat serta bertanggung

jawab. Dalam mengolah data, penulis menggunakan metode wawancara dan

observasi lembar monitoring terhadap petugas yang melakukan rujukan dan mengisi

lembar monitoring selama melakukan rujukan. Hasil dari wawancara yang

dilakukan, kemudian di olah dan dihitung persentasinya untuk menilai tingkat

keberhasilan penerapan SOP;

113

c. Merumuskan Hasil Evaluasi

Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi penyusunan

laporan hasil aktualisasi merupakan wujud keterbukaan akan hasil dari aktualisasi

yang dilakukan oleh penulis;

Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah kepentingan bersama,

bahwa dalam melakukan kegiatan, penulis lakukan untuk kepentingan bersama;

Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa penulis dalam

merumuskan hasil evaluasi dilakukan dengan cermat sehingga tidak terjadi

kekeliruan hasil laporan;

Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa

dengan merumuskan hasil dari evaluasi, penulis dapat mengukur peningkatkan mutu

pelayanan puskesmas melalui penerapan petugas terhadap SOP pelaksanaan

rujukan;

Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah Jujur. Dalam merumuskan hasil

penulis menuangkan segala bukti sesuai dengan apa yang dilakukan dilapangan.

Teknik aktualisasi yang digunakan ialah kehati-hatian dengan menerapkan

teknik analisis kuantitatif dan merumuskan hasil berdasarkan olahan data tersebut.

Penulis mengumpulkan seluruh data dari petugas dengan cara mendeskripsikan data

yang sudah terkumpul sebagaimana adanya selama proses merujuk dengan melihat

kepatuhan petugas terhadap mengisi lembaran monitoring rujukan.

2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan

a. Mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan

Evaluasi buki-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dilakukan oleh

penulis yaitu dengan mengumpulkan lembaran monitoring pasien selama rujuk yang

telah di isi oleh petugas yang melakukan rujukan (TIM PECAT PARU). Selanjutnya,

laporan tersebut nantinya akan digunakan untuk menilai proses berjalannya penerapan

SOP pasien rujukan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara kepada petugas

yang melakukan rujukan. Dari hasil wawancara tersebut, selanjutnya penulis

melakukan olah data menggunakan metode analisis kuantitatif. Adapun Output dari

kegiatan ini ialah: Tersedianya lembaran monitoring yang telah diisi oleh petugas

serta dokumentasi pelaksanaan monitoring.

114

b. Mengolah data hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan

Setelah laporan evaluasi telah terkumpul, selanjutnya data tersebut akan di olah

oleh penulis dengan cermat. Penulis memperoleh 6 petugas melakukan rujukan. Dari

6 petugas tersebut, selanjutnya penulis melakukan perhitungan dengan rumus :

Jumlah petugas yang melakukan rujukan sesuai SOP x 100%

Jumlah keseluruhan petugas yang melakukan rujukan

Dari hasil tersebut, selanjutnya penulis dapat merumuskan hasil dari aktualisasi

yang di lakukan. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Diperolehnya hasil

persentase dari olah data untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan

SOP pasien rujukan.

c. Merumuskan Hasil evaluasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahap akhir dalam aktualisasi. Penulis

melakukan evaluasi dan menentukan hasil dari aktualisasi yang telah dikerjakan.

Penulis memperoleh dari 6 petugas, terdapat 5 petugas yang melakukan SOP

monitoring pasien rujukan. Dimasukkan kedalam rumus :

Jumlah petugas yang melakukan rujukan sesuai SOP x 100%

Jumlah keseluruhan petugas yang melakukan rujukan

=5 x 100%

6

= 83 %

Sehingga, hasilnya sebanyak 83% petugas menerapkan SOP monitoring pasien selama

proses rujukan. Hal ini menunjukkan,bahwa Petugas telah menerapkan SOP pada saat

melakukan rujukan pasien. Hasil ini selanjutnya oleh penulis dapat dijadikan

kesimpulan bahwa SOP monitoring pasien selama merujuk pasien telah diterapkan

atau dilaksanakan, lembar monitoring diisi oleh petugas selama merujuk.

3. Manfaat kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini memliki kontribusi dalam Visi puskesmas yakni pembangunan

kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat, menuju

bombana sejahtera dan indonesia sehat. Dan juga dalam menjalankan Misi

Menggerakan Pembangunan berwawasan kesehatan. Dan juga berkontribusi dalam

Tata Nilai Puskesmas yaitu Profesional,Organisasi,Loyal,Lugas.

115

4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika

aktualisasi tidak berdasarkan NDS

1. Dampak terhadap satuan kerja

Jika penulis tidak melakukan evaluasi, maka penulis tidak dapat memahami

apakah kegiatan mencapai hasil dan juga penulis tidak dapat mengetahui hal-hal yang

perlu diperbaiki agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi.

2. Dampak terhadap organisasi

Apabila petugas tidak melakukan evaluasi, maka penulis tidak dapat mengetahui

apakah petugas TIM melakukan tugasnya sesuai dengan SOP atau tidak, sehingga

dengan dilakukannya evaluasi, maka dapat juga diperoleh hasil peningkatan mutu

petugas.

3. Dampak terhadap masyarakat

Jika petugas telah meneraapkan SOP monitoring rujukan saat melakukan rujukan,

maka dapat dapat meningkatkan rasa percaya masyarakat kepada petugas. hal ini dapat

diukur dengan cara melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaannya.

116

Evidence Kegiatan

Gambar 6.1 Penulis mengumpukan bukti-bukti

laporan

Gambar 6.2 Lembaran evaluasi petugas

117

Gambar 6.3 Hasil Evaluasi Olahan Data Petugas

118

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil aktualisasi ini dibuat berdasarkan pada rancangan aktualisasi yang telah

disepakati sebelumnya dengan atasan (Kepala Puskesmas Poleang Selatan). Aktualisasi ini

diangkat dari rancangan yang dibuat yaitu belum optimalnya pelaksanaan SOP monitoring

pasien selama rujukan. Dimana, hal tersebut disebabkan oleh belum diterapkannya SOP

pelaksanaan monitoring pasien selama rujukan, tidak adanya lembar monitoring pasien

selama rujukan, kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pelaksanaan SOP monitoring pasien

selama rujukan serta belum adanya evaluasi terkait rujukan pasien. Oleh karena itu, Penulis

melaksanakan kegiatan aktualisasi yang berjudul Pelaksanaan SOP pelayanan rujukan pada

ruang pelayanan gawat darurat uptd puskesmas poleang selatan melalui tim pecat paru.

Selama proses aktualisasi, penulis melakukan enam kegiatan. Dari kegiatan tersebut,

tujuan dan manfaat yang dirancangkan telah tercapai, antara lain telah terbentuknya tim

PECAT PARU yang bertugas untuk melakukan rujukan pasien yang berdasarkan dengan SOP

yang telah disepakati sebelumnya sehingga dapat meningkatkan mutu , dan juga

terlaksananya pelayanan rujukan yang sesuai dengan SOP, ditandai dengan pengisian lembar

monitoring pasien selama merujuk.

Hasil evaluasi yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada petugas yang

melakukan rujukan dalam hal ini adalah tim PECAT PARU,dan diperoleh hasil dari 6 petugas

yang melakukan rujukan, 5 petugas diantaranya mengatakan menerapkan SOP pelaksanaan

monitoring pasien rujukan, mengisi lembaran monitoring pasien rujuk dan juga mengatakan

terdapat perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah penerapan SOP tersebut. Sehingga,

penulis melakukan perhitungan secara analisis kuantitatif berdasarkan hasil, diperoleh bahwa

terdapat 83 % menyatakan bahwa petugas menerapkan SOP pasien rujukan. Hal tersebut

menunjukkan hasil yang cukup baik dimana sebagian besar petugas menerapkan Pelaksanaan

SOP pasien rujukan.

119

Adapun pencapaian hasil kegiatan, dirincikan dalam bentuk berikut :

Kegiatan Sebelum aktualisasi Setelah aktualisasi

Penerapan SOP monitoring

rujukan

Tidak diterapkannya SOP

monitoring rujukan

Telah diterapkannya SOP

monitoring rujukan

Pembuatan draft monitoring

pasien rujukan

Tidak tersedianya draft

monitoring rujukan

Tersedianya draft

monitoring rujukan

Pembentukan petugas

rujukan

Tidak adanya petugas yang

bertnggung jawab untuk

rujuk pasien dibuktikan

dengan tidak adanya SK

sebagai penguat

Tersedianya SK petugs

rujukan yang didalamnya

mencakup nama-nama

petugas (TIM PECAT

PARU) serta tugas yang

diemban

Sosialisasi penerapan SOP

rujukan

Tidak dilakukannya

sosialisasi tentang SOP

rujukan

Dilakukan sosialisasi

tentang SOP rujukan oleh

penulis

B. SARAN

1. Untuk Organisasi Perangkat Daerah

Dalam hal ini adalah UPTD Puskesmas Poleang Selatan, agar mensosialisasikan

nilai-nilai dasar profesi ASN kepada seluruh stakeholder yang ada di lingkungan UPTD

Puskesmas Poleang Selatan dengan tujuan untuk mengubah cara pandang para pegawai

khususnya ners bahwa profesi ners dapat menjalankan perannya sebagai pelayan

masyarakat bukan dilayani melainkan melayani sehingga diharapkan akan meningkatkan

kualitas kerja terlebih kualitas pelayanan kesehatan demi tercapainya visi dan UPTD

Puskesmas Poleang Selatan Kabupaten Bombana.

Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi ini, beberapa rekomendasi yang

diajukan adalah:

Diperlukan kegiatan pemantauan serupa secara berkelanjutan untuk tercipta pelayanan

kesehatan yang bermutu dan semakin baik.

Diperlukan dukungan dari kepala puskesmas untuk dapat meningkatkan kualitas

pelayanan pada saat melakukan rujukan.

120

2. Untuk Rekan Kerja

Dalam Hal ini staf puskesmas Poleang Selatan Kabupaten Bombana agar selalu

menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai ASN

demi terwujudnya pelayanan masyarakat yang berkualitas dan bermutu serta

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadapa kinerja ASN, salah satunya dengan

bekerja sesuai dengan SOP Pelayanan.

121

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian

Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Akuntabilitas, Modul Pendidikan Dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan Dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan Dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan Dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Nasionalisme,Modul Pendidikan Dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara, 2017,Manajemen Aparatur Sipil Negara, Modul Pelatihan

Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon

PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Whole of Goverment, Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73

tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian

Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.