i
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
JUDUL :
Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD
Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU
Oleh :
WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns
NDH : 23
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN XLIX TAHUN 2020
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2020
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD
Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU
Oleh :
WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns
NDH : 023
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 09 Juni 2020
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH,
Ir.H.AMIR MA’SUM NIP. 19671001 199303 1 008
MENTOR,
NASIR A.Md.,Kep NIP. 19789828 199403 1 008
iii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Pelaksanaan SOP Pelayanan Rujukan Pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD
Puskesmas Poleang Selatan Melalui PECAT PARU
Oleh :
WA ODE SHAFITRI HARFIN S.Kep.,Ns
NIP: 19940516 201903 2 021
Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan
Pada tanggal : 09 Juni 2020
Kendari 09 Juni 2020
PENGUJI,
Dr.RUSLAN, M.Pd
NIP. 19650528 199403 1 007
COACH,
Ir.H.AMIR MA’SUM NIP. 19671001 199303 1 008
MENTOR,
…
NASIR A.Md.,Kep NIP. 19789828 199403 1 008
Mengetahui : KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si NIP. 19620407 198103 2 002
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
Rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga Laporan pelaksanaan aktualisasi dengan judul
“PELAKSANAAN SOP PELAYANAN RUJUKAN PADA RUANG PELAYANAN
GAWAT DARURAT UPTD PUSKESMAS POLEANG SELATAN MELALUI PECAT
PARU”, dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari pembuatan Laporan Aktualisasi
ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah
Kabupaten Bombana Golongan III angkatan XLIX tahun 2020. Aktualisasi dan Habituasi secara
substansi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku
ASN dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi
ini dapat selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Bupati Bombana yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2020.
2. Ibu Dr.Hj. Nur Endang Abbas,SE.,M.Si selaku Kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajarannya
selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS
3. Bapak Rusman S.Pd.,M.Pd., selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Bombana beserta jajarannya
yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
4. Bapak Dr.Ruslan.,M.Pd selaku penguji
5. Bapak Ir. H. Amir Ma’sum selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya.
6. Bapak Nasir A.Md.,Kep, selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama penyelesaian Laporan Aktualisasi.
7. Keluarga besar UPTD Puskesmas Poleang Selatan atas dukungan dan kerjasamanya.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan
terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
10. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Bombana
11. Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua, Saudara (i) yang selalu mendukung dan
mendoakan sepenuh hati demi terciptanya Laporan aktualisasi ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang
konstruktif demi penyempurnaan Laporan Aktualisasi ini. Sehingga Laporan Aktualisasi ini dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang
diberikan. Mudah-mudahan mendapat balasan yang setimpal dari Sang Pencipta.
Kendari, 05 Juni 2020
Penulis
Wa Ode Shafitri Harfin S.,Kep.,Ns
Nip.19940516 201903 2 021
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iv
Daftar Tabel ................................................................................................... v
Daftar Gambar……………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... . 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 3
C. Manfaat ...................................................................................................... . 4
D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gambaran Umum Organisasi .................................................................... 5
B. Struktur Organisasi .................................................................................... 12
C. Kedudukan Peran ASN ............................................................................. 14
D. Nilai dan Kedudukan ASN ........................................................................ 18
E. Konsep Rujukan…………………………………………………………. 20
F. Identifikasi Isu dan Analisis Dampak……………………………………. 21
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi .............................................................................. 62
B. Hasil Aktualisasi ........................................................................................ 64
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 118
B. Saran .... ................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Wilayah .................................................................................... 6
Tabel 2. Data Demografi ................................................................................ 7
Tabel 3. Distribusi Penduduk dan Jenis Kelamin ....................................... 8
Tabel 4. Geografis dan Sarana ...................................................................... 10
Tabel 5. Data Tenaga PNS ............................................................................. 11
Tabel 6. Data Tenaga PHTT dan Sukarela .................................................. 12
Tabel 7. Kegiatan Terpilih…………………………………………………. 23
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Menyiapkan Bahan Konsultasi………………………………….… 70
Gambar 1.2 Foto jadwal konsultasi pada atasan ........................................ ……………. 71
Gambar 1.3 Proses mengajukan judul dan bahan konsultasi .................... ……………. 72
Gambar 1.4 Foto Lembaran Rencana Kegiatan ......................................... ……………. 73
Gambar 2.1 Proses Penyusunan Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring…………… 80
Gambar 2.2 Proses Konsultasi Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring
dengan Pimpinan ....................................................................... ……………. 81
Gambar 2.3 Proses Konsultasi Hasil Perbaikan Materi Sosialisasi dan
Draft Monitoring ....................................................................... …………….. 82
Gambar 2.4 Foto Penyerahan File Materi Sosialisasi dan Draft Monitoring …………..83
Gambar 2.5 Proses Penggandaan Materi Sosialisasi dan Draft
Monitoring Rujukan. ................................................................ …………….. 84
Gambar 3.1 Dokumentasi sarana dan prasarana sosialisasi ..................... …………….. 91
Gambar 3.2 Dokumentasi Sosialisasi ............................................................ …………….. 91
Gambar 4.1 Dokumentasi Pembentukan TIM PECAT PARU .................. …………….. 97
Gambar 4.2 Foto Bersama TIM PECAT PARU ......................................... …………….. 97
Gambar 5.1 Foto Menerima pasien yang tidak bisa di tangani
untuk dilakukan rujukan ......................................................... …………….. 107
Gambar 5.2 Foto Mencatat Identitas Pasien di Buku Register .................. ……………. 108
Gambar 5.3 Foto Petugas Mengurus Persiapan Rujukan .......................... ……………. 109
Gambar 5.4 Foto Petugas Melaksanakan Rujukan .................................... ……………. 110
Gambar 6.1 Foto Pengumpulan Bukti-Bukti Laporan ............................... ……………. 117
Gambar 6.2 Foto Lembaran Evaluasi Petugas ............................................ ……………. 117
Gambar 6.3 Foto Hasil Olahan Data Evaluasi Petugas .............................. ……………. 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil Negara sebagai: pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi
tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan harus secara konsisten
menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi
tersebut juga tidak dapat dijalankan dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri
Aparatur Sipil Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima)
pokok nilai-nilai dasar Aparatur sipil negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Dalam menjalankan peran pegawai ASN sebagai pelayanan publik, dari ketiga tugas dan
fungsi Pegawai ASN di atas, tugas dan fungsi pelayan public mendapat sorotan dan perhatian
lebih dari masyarakat luas pada umumnya. Mengingat sedemikian pentingnya pelayanan publik
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indicator
keberhasilan suatu system penyelenggaraan pemerintahan.
Untuk menjadi pelayan masyarakat seorang ASN perlu mengikuti pelatihan. Dengan
adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan pola baru ini yang
disebut dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader ASN
berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA.
Dengan demikian peserta diklat prajabatan dapat menjadi ASN yang profesional dalam
menjalankan peran dan fungsinya.
Pelatihan Dasar untuk golongan III diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu tahap
internalisasi nilai-nilai dasar PNS dan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Tahap internalisasi
membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas jabatan
sebagai PNS secara professional sebagai pelayan masyarakat, yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Kelima nilai dasar ini untuk
selanjutnya diakronimkan menjadi ANEKA.Tahap aktualisasi merupakan tindak lanjut dari
2
tahap internalisasi. Pada tahap ini setiap peserta dituntut untuk menerapkan nilai-nilai dasar
PNS dalam pekerjaan yang dilaksanakan di instansi atau Organisasi Perangkat Daerah masing-
masing.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No.75, 2014).
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, baik pelayanan yang bersifat
preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitative untuk mencapai derajat yang lebih tinggi,
salah satu upaya pelayanan perseorangan adalah pelayanan rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik baik secara vertikal
maupun horizontal. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan horizontal adalah rujukan yang
dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan yang dilakukan apabila perujuk tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap (Permenkes RI
No.001 Pasal 4, 2012).
Selama 10 bulan bekerja di Ruang Pelayanan Kegawat daruratan UPTD Puskesmas
Poleang Selatan, penulis mengamati bahwa dalam pelaksanaan rujukan kegawat daruratan
belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dimana dalam pelaksanaan rujukan
eksternal belum dilaksanakan secara optimal pengkajian monitoring kegawat daruratan per lima
belas menit selama merujuk pasien dengan Ambulance. Monitoring ini bertujuan untuk
memantau tingkat kesadaran pasien secara berkala selama dalam perjalanan. Seperti keadaan
umum pasien, tanda-tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,
bantuan oksigen yang diberikan, banyaknya input cairan elektrolit yang diberikan serta obat-
obat emergency atau non emergency yang diberikan. Pemantauan melalui format monitoring
per lima belas menit sangat penting untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya yang
akan diberikan kepada pasien.
Sehubungan dengan uraian hal tersebut, sebagai seorang ASN yang melaksanakan tugas
dan fungsi jabatannya selaku seorang perawat ahli pertama yang ditugaskan di ruang pelayanan
3
kegawat daruratan, penulis tertarik untuk mengangkat judul Aktualisasi dari Nilai-Nilai
Konsepsi Dasar ASN dalam “PELAKSANAAN SOP PELAYANAN RUJUKAN PADA
RUANG PELAYANAN GAWAT DARURAT UPTD PUSKESMAS POLEANG
SELATAN MELALUI PECAT PARU”. Sehingga diharapkan ke depannya pelayanan
rujukan gawat darurat dapat terlaksana sesuai SOP.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan untuk penulis yaitu Terlaksananya pelayanan maksimal kepada masyarakat
dengan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ANEKA di bidang pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan untuk organisasi yaitu terbentuknya tim PECAT PARU, sehingga dapat
32mewujudkan pelayanan rujukan di IGD yang sesuai SOP
b. Tujuan untuk masyarakat yaitu Terwujudnya pelayanan rujukan yang berjalan secara
optimal sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
C. Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan rancangan aktualisasi ini yaitu:
a. Manfaat untuk penulis yaitu agar penulis dapat memahami dan mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ASN;
b. Manfaat bagi organisasi yaitu dengan adanya tim PECAT PARU, diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan;
c. Manfaat bagi masyarakat yaitu menguatkan visi-misi dan nilai-nilai sehingga dapat
meningkatkan kinerja menjadi lebih baik.
D. Ruang Lingkup
1. PECAT PARU
PECAT PARU merupakan inovasi singkatan dari Petugas Cepat, Tanggap Pasien
Rujuk. Dimana, tim ini terbentuk dari hasil diskusi para petugas kesehatan di Puskesmas
Poleang Selatan. Dengan adanya tim ini,diharapkan penanganan pasien rujuk dapat
berjalan sesuai SOP.
Adapun tugas dari PECAT PARU, yaitu :
a. Melakukan rujukan pada pasien yang membutuhkan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap
b. Mengkordinir proses pengisian draft monitoring rujukan
4
c. Bersedia melakukan rujukan pasien di luar jam kerja dengan cepat tanggap
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pada tanggal 02 Maret-25 Mei 2020 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Poleang Selatan.
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
Gambar 2.1 Gedung UPTD Puskesmas Poleang Selatan
Puskesmas Poleang Selatan adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Bombana yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Kecamatan Poleang Selatan yang terdiri dari 5 Desa yaitu Desa Batu Putih , Desa Kali Baru, Desa
Waemputtang, Desa Akacipong, Desa Laea. Puskesmas Poleang Selatan memiliki visi, misi dan
tugas pokok yang jelas. Memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan yang didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya manusia, anggaran serta sarana
dan prasarana kerja.
a. Luas Wilayah
Secara Geografis Puskesmas Poleang Selatan merupakan salah satu Puskesmas
yang ada di Kabupaten Bombana yang terletak di Kecamatan Poleang Selatan dengan luas
wilayah kerja 159,20 Km2 yang terdiri dari 5 (lima) desa.
Sedangkan secara Administratif Poleang Selatan mempunyai batas-batas wilayah yaitu:
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Selat Kabaena,
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Poleang Tengah,
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Poleang Utara,
6
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Poleang Timur.
BERIKUT PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLEANG SELATAN :
Wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan terdiri dari 5 desa yaitu : Desa Batu Putih, Desa
Kalibaru, Desa Waemputtang, Desa Akacipong, Dan Desa Laea. Adapun rincian Luas wilayah
kerja Puskesmas Poleang Selatan masing-masing Desa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Nama Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Poleang Selatan dan Luas Wilayahnya
Sumber : Data UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019
No Nama Desa / Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
1 Desa Batu Putih 26,15
2 Desa Kali Baru 15,35
3 Desa Waemputtang 69,40
4 Desa Akacipong 25,20
5 Desa Laea 23,10
Jumlah 159,2
7
Dapat Pula Dilihat dalam bentuk Grafik Dibawah ini :
Sumber : UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019
2. Keadaan Iklim
Curah hujan di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan yang terbesar terjadi pada bulan
April dengan curah hujan sebesar 117 mm yang turun hujan selama 18 hari dalam bulan tersebut
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober , dan Bulan Desember yaitu 28 mm
dengan hari hujan hanya 7 hari. Adapun curah hujan diwilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan
dapat dilihat table 2 berikut :
Tabel 2
Curah Hujan dan Jumlah Hujan Menurut Bulan Priode Tahun 2018
Bulan Curah Hujan Banyaknya Hari Hujan
Januari 90,00 13
Februari 301,00 15
Maret 249,00 18
April 81,00 9
Mei 74,00 12
Juni 99,00 15
Juli 53,00 10
Agustus 12,00 7
September 65,00 20
Oktober 180,00 15
0
10
20
30
40
50
60
70
26.15
15.35
69.4
25.2 23.1
Luas Wilayah
Luas Wilayah
8
November 74,00 10
Desember 47,00 7
Tahun 1.325,00 151
Sumber : BPS, 2018
3. Demografi
a. Penduduk
Keadaan penduduk di Kecamatan Poleang Selatan berjumlah 8.313 jiwa yang
terdiri dari laki 4.112, jiwa, perempuan 4.201 jiwa, penduduk tersebut tersebar di 5
(lima) desa yaitu : Desa Batu Putih, Desa Kali Baru, Desa waemputang, Desa
Akacipong, dan Desa Laea. Dengan tingkat pendidikan yang berfareasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada masing-masing tabel berikut:
Tabel 3
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
NO DESA
JUMLAH PENDUDUK
Jlh
Jiwa
KK Jiwa
LK PR LK PR
1 Batu Putih 425 17 769 850 1.619
2 Kali Baru 420 25 870 915 1.785
3 Waemputtang 499 96 1.245 1.244 2.489
4 Akacipong 209 8 500 446 946
5 L a e a 365 13 728 746 1.474
J u m l a h 1.918 159 4.112 4.201 8.313
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah jiwa didominasi oleh perempuan yaitu
4.201 jiwa, sementara laki- laki 4.112 jiwa, Penduduk terpadat pada Desa Waemputtang
yaitu : 2.489 jiwa, dan terendah pada Desa Akacipong yaitu : 946 jiwa.
b. Ekonomi
Melihat dari status ekonomi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan
65 % penduduk dengan status ekonomi menengah keatas dan selebihnya 35 % dengan
status ekonomi menengah kebawah (kurang mampu). Distribusi Penduduk wilayah kerja
Puskesmas Poleang Selatan bila dilihat dari jenis pekerjaan lebih di dominasi dengan
pekerjaan sebagai Tani, Wiraswasta, Pegawai Negeri, Nelayan selebihnnya belum/tidak
kerja. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Poleang Selatan tahun 2018, sumber mata
9
pencaharian masyarakat sebahagian besar bertani (40%), Wiraswasta (15%), pegawai
Negeri (10 %) Nelayan ( 35 %) .
c. Transportasi
Puskesmas Poleang Selatan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat dengan waktu jangkau dari Desa ke Puskesmas yang terdekat 5 menit
yang terjauh 30 menit dengan kondisi jalanan poros beraspal dan sebahagian jalan
pengerasan,semua pusat pemerintahan Desa dan Kecamatan dapat dengan mudah
dijangkau.
d. Pendidikan
Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Poleang Selatan ,tingkat pendidikan
masyarakat berpariasi, mulai dari tidak sekolah, sekolah dasar, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi. Namun jumlah secara pasti datanya belum lengkap, namun dilihat dari sarana
pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan berjumlah 2 buah yang
tersebar ke 5 Desa
Tabel . 4
No Uraian Satuan Jumlah
1 Luas wilayah Km2 159,20
2 Jumlah Desa/kelurahan desa/kel 5
3 Jumlah Pustu Buah 0
4 Jumlah Polindes Buah 0
5 Jumlah Poskesdes Buah 3
6 Jumlah Posyandu Buah 11
7 Jumlah Puskel R4 Buah
8 Jumlah R2 Buah
9 Jumlah Puskel Perairan Buah -
10 Jumlah Sekolah
- TK Buah 8
- SD Buah 10
- SMP/MTs Buah 4
- SMU/SMK Buah 3
11 Lainnya ....
Sumber : UPTD Puskesmas Poleang Selatan
e. Sosial Budaya
Dalam upaya membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu
diperhatikan berbagai faktor sosial budaya masyarakat. Berdasarkan data yang ada di
Puskesmas Poleang Selatan , ada beberapa kelompok yang menjadi komponen sosial
budaya antara lain Dukun beranak yang terlatih, kelompok LMD yang ada di Tiap desa,
kelompok PKK, dasawisma dan lain-lain.
10
4. Keadaan sumber daya
a. Tenaga
Tabel 5
No Uraian Tupoksi Jml
1 Magister non kesehatan - 0
2 Magister kesehatan - 0
3 Dokter Spesialis - 0
4 Dokter Umum - 0
5 Dokter Gigi - 0
6 Sarjana Kesehatan Masyarakat SP2TP, Surveilans 0
7 Sarjana Farmasi dan Apoteker Pet. Gudang Obat 0
8 Sarjana Keperawatan - 0
9 Perawat Pet.Poli 4
10 Bidan Pet, KIA 5
11 Tenaga Sanitarian Pet. Sanitasi 1
12 Tenaga Farmasi - 0
13 Tenaga Gizi Pet. Gizi 0
14 Tenaga Terapi Fisik - 0
15 Tenaga Keteknisan Medis - 0
16 Sarjana Non Kesehatan 0
17 Lainnya TU
Sumber : Puskesmas Poleang Selatan, 2019
Tabel 6
No Uraian Tupoksi Jml
1 Dokter Umum Pet. Poli 1
2 Dokter Gigi - 1
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
4 Sarjana Farmasi dan Apoteker - 0
5 Sarjana Keperawatan - 3
6 Perawat - 4
7 Perawat Gigi - 1
8 Bidan Bidan 9
9 Tenaga Sanitarian - 0
10 Tenaga Farmasi - 1
11 Tenaga Gizi 0
12 Tenaga Terapi Fisik - 0
13 Tenaga Keteknisan Medis - 0
14 Sarjana Non Kesehatan - 0
15 SMA 2
16 Lainnya
Sumber: UPTD Puskesmas Poleang Selatan, 2019
11
b. Dana
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan diperlukan
dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat (Dana APBN) yakni
dana BOK, Jampersal, Jamkesmas serta dan yang bersumber dari pelayanan rawat jalan
dan rawat inap tingkat pertama , pengalokasian dana dalam program atau kegiatan
hendaknya disesuaikan dengan prioritas yang beriorentasi pada manfaat dan daya guna
yang akan dicapai. Dana diarahkan kepada program atau kegiatan yang bertitik berat
pada Upaya Kesehatan dengan mengutamakan enam program wajib ditambah beberapa
program penunjang kesehatan dengan harapan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Poleang Selatan demi terwujudnya Kecamatan
Sehat.
c. Visi Misi Organisasi dan Nilai Organisasi
Visi
Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya
kecamatan sehat, menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat.
Misi
1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
3. Meningkatkan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan
4. Mendorong masyarakat untuk berperilaku dan hidup dalam lingkungan yang sehat.
Tata Nilai
P : PROFESIONAL (Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien berdasarkan
standar profesi)
O : ORGANISASI (Selalu mengutamakan kerja sama dalam berorganisasi baik antar
program maupun lintas sector)
L : LOYAL (Memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan puskesmas)
S : SENYUM ( Melayani dengan senyum karena senyum adalah ibadah paling
mudah)
E : EMPATI ( Memberikan pelayanan yang tulus, ramah dan sepenuh hati)
L : LUGAS ( Petugas memberi informasi yang tepat kepada pasien dan melayani
sesuai SOP)
12
d. Tupoksi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi dalam organisasi adalah melaksanakan asuhan keperawatan
pasien
e. Uraian Tugas Perawat
Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 25
tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
3. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
4. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam
upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
5. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/
pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
6. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada
pelayanan kesehatan;
7. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
9. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan
tindakan);
11. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan
tindakan);
12. Melakukan tindakan Merujuk pasien pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi;
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
19. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
13
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh;
22. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
23. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
24. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;
25. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
26. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
27. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
28. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
30. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
31. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
32. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
33. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
34. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;
35. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas;
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
39. Melakukan perawatan luka;
40. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
41. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
42. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
43. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
44. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
45. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer;
46. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
47. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;
48. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan
perawat;
14
C. KONSEP-KONSEP NILAI DASAR ASN
1. Nilai-nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan
kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata
tersebut, yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas
adalah:
Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal
tersebut.
Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
/ institusi.
Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
15
Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.
Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan
kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapainya tujuan akhir.
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015)
b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
16
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
c. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
17
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015)
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan pemborosan;
Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap
produk atau jasa.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015)
e. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma– norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihakpihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
18
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undang yang
mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa
yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015)
D. NILAI-NILAI DASAR KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
a. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
b. Pelayanan Publik
Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian
diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi
penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan
yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
19
c. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan ASN dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri
atas Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. ASN
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rberangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
20
n. Kesejahteraan.
(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2017)
E. KONSEP RUJUKAN
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya) secara rasional kepada yang lebih mampu.
Sistem rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi
baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat
dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada. (Depkes RI,
2006). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan
Kesehatan.
a. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke
rumah sakit umum daerah.
b. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan
upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi
puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan
penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah
(pasien tidak dapat di transportasikan atasalas an medis, sumber daya, atau geografis) dan
mendapat persetujuan pasien atau keluarganya. Sebelum melakukan rujukan,petugas harus
:
21
a. Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai
indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien serta
pelaksanaan rujukan.
b. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima
rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat.
c. Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.
Adapun surat pengantar rujukan harus memuat :
a. Identitas pasien;
b. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
yang telah dilakukan;
c. Diagnosis kerja:
d. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e. Tujuan rujukan;
f. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
F. IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAK
1. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di UPTD
Puskesmas Poleang Selatan. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan
dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam
menjalankan tugas dan fungsi sebagai Perawat ahli pertama yang melaksanakan
pelayanan keperawatan di UPTD Puskesmas Poleang Selatan. Adapun isu-isu yang
didapatkan yaitu :
1. Belum optimalnya Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di
Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD Puskesmas Poleang Selatan.
2. Belum optimalnya penerapan discharge planning pada pasien rawat inap di UPTD
Puskesmas Poleang Selatan.
3. Kurangnya kesadaran petugas kesehatan melakukan Hand Hygiene (cuci tangan) di
UPTD Puskesmas Poleang Selatan.
4. Belum optimalnya kegiatan PROLANIS di UPTD Puskesmas Poleang Selatan.
22
2. Isu yang diangkat
Adapun isu yang diangkat adalah Belum optimalnya Pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di Ruang Pelayanan Gawat Darurat Uptd
Puskesmas Poleang Selatan. Analisis Dampak Isu
Dampak yang dapat terjadi apabila isu “Belum optimalnya Pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur (Sop) Rujukan di Ruang Pelayanan Gawat Darurat UPTD
Puskesmas Poleang Selatan” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara
lain :
a. Tidak optimalnya pelaksanaan monitoring pasien selama rujukan.
b. Berkurangnya kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan puskesmas dalam
merujuk pasien.
c. Berkurangnya sikap profesionalisme petugas dalam melayani public
3. Faktor Penyebab Masalah
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi,
maka perlu ditelusuri factor-faktor penyebab terjadinya isu :
23
4. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Tabel 7
NO KEGIATAN
1. Melakukan konsultasi dan meminta arahan serta persetujuan dengan
kepala puskesmas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat pasien
di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )
3. Melakukan sosialisasi kepada perawat Ruang Pelayanan
Kegawatdaruratan tentang penerapan penggunaan sistem rujukan yang
sesuai SOP
4. Pembentukan tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap Pasien
Rujuk)
5. Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP
6. Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP
Belum optimalnyaPelaksanaan Standar Operasional Prosedur
(Sop) Pelayanan Rujukan di RuangPelayanan Gawat
Darurat
Belum diterapkannyapenggunaan sistemrujukan yang sesuai
SOP
Belum adanyasosialisasi ke petugastentang pentingnya
draft monitoring pasien selama
merujuk
Belum adanya evaluasiterkait pelaksanaan
proses rujukan pasien
Belum tersedianyaformat monitoring
rujukan gawat daruratyang sesuai SOP
24
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan
konsultasi
pelaksanaan
tentang kegiatan
yang akan
dilaksanakan
1. Menyiapkan
bahan konsultasi
yang akan
disampaikan
kepada Kepala
Puskesmas Poleang
Selatan
Tersedianya
bahan konsultasi
yang akan
disampaikan
kepada kepala
puskesmas
Akuntabilitas:
Menyiapkan daftar kegiatan
aktualisasi secara
bertanggung jawab sebagai
bentuk penghargaan kepada
kepala puskesmas.
Nasionalisme:
Dalam menyiapkan bahan
konsultasi, penulis
bekerjasama dengan teman
sejawad untuk
mempersiapkan bahan yang
akan dikonsultasikan ke
atasan.
Etika Publik:
Dalam menyiapkan bahan,
penulis cermat dalam
memilih bahan yang akan
dikonsultasikan.
Dengan
terlaksananya
konsultasi dengan
atasan maka dapat
mewujudkan misi ke
2 Puskesmas
Poleang Selatan,
yaitu:
“Peningkatan
Mutu Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan:
”POLSEL”
Organisasi
Loyal
25
Komitmen Mutu:
Menyiapkan materi sebelum
melakukan konsultasi
kepada Kepala Puskesmas
sehingga pertemuan bisa
berjalan dengan efektif.
Anti Korupsi:
Sebelum melakukan
konsultasi, penulis
mencetak bahan yang akan
dikonsultasikan sebagai
bentuk kerja mandiri.
2.Mengajukan
permohonan jadwal
konsultasi kegiatan
kepada Kepala
Puskesmas
Tersedianya
jadwal
permohonan
konsultasi
kegiatan
Akuntabilitas
Dalam melakukan konsultasi
kegiatan, penulis konsisten
terhadap jadwal yang telah
disepakati
Nasionalisme:
Penulis dan atasan
bekerjasama dalam
menyusun jadwal kegiatan
yang akan dilakukan dengan
memperhatikan kepentingan
bersama.
26
Etika Publik
Mengajukan permohonan
jadwal konsultasi dengan
cara bertanggung jawab,
hormat, dan sopan
Komitmen Mutu:
Dalam mengajukan jadwal,
penulis memperhatikan
waktu yang dimiliki kepala
puskesmas agar lebih efisien.
Anti Korupsi:
Dalam mengajukan
jadwal,penulis
memperhatikan waktu luang
kepala puskesmas agar tidak
mengganggu jalannya proses
pelayanan, Peduli
3.Melakukan
konsultasi rencana
kegiatan yang akan
diaktualisasikan
kepada Kepala
Puskesmas
Terlaksananya
konsultasi dengan
kepala puskesmas
Akuntabilitas:
Memaparkan dengan jelas
tentang target dari rancangan
kegiatan yang disusun agar
mudah dimengerti.
Nasionalisme:
Penulis menyampaikan
rencana kegiatan dengan
penuh percaya diri dan
27
semangat agar atasan
memberikan dukungan
penuh terhadap apa yang
akan di aktualisasikan.
Etika publik:
Penulis menggunakan nada
bicara yang halus dan jelas
didengar, mendengarkan
dengan penuh perhatian
sebagai bentuk sikap hormat
pada atasan sehingga
maksud dan tujuan dapat
tersampaikan dengan baik
dan pimpinan dapat
memberikan saran dan
masukan.
Komitmen mutu:
Dalam berkonsultasi dengan
atasan penulis mencatat hal-
hal penting yang menjadi
acuan dalam proses kegiatan
proses diskusi dapat berjalan
efektif dan efisien.
Anti Korupsi:
Penulis enyampaikan
pendapat dengan berani
tentang ide aktualisasi
28
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : Adanya tahap kegiatan yang kurang disetujui pimpinan
Strategi Menghadapi Kendala : Menjelaskan dengan bahasa yang sopan kepada pimpinan tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan pada
saat melakukan habituasi
Keterkaitan dengan agenda III :
Pada kegiatan diatas, memiliki keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN yaitu “Management ASN”,karena dalam prosesnya melibatkan
atasan dan bawahan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN. Sehingga, kegiatan yang akan dilakukan bisa berjalan dengan efektif dan
efisien.
29
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyusun
pembuatan materi
sosialisasi dan format
monitoring rujukan
gawat darurat pasien
di ambulance yang
sesuai Standar
Operasional
Prosedur ( SOP )
Menyusun
materi
sosialisasi dan
draft
monitoring
rujukan
berdasarkan
SOP
Tersusunnya draft
monitoring rujukan
berdasarkan SOP
Akuntabilitas :
Dalam tahap kegiatan ini,
penulis menyusun materi
sosialisasi dan format draft
monitoring rujukan dengan
memperhatikan hasil konsultasi
yang telah penulis lakukan
sehingga dapat disusun dengan
baik dan dapat
dipertanggungjawabkan yang
berdasarkan pada SOP.
Nasionalisme :
Penulis dalam menyusun
pembuatan materi sosialisasi
dan format monitoring rujukan
menjadikan SOP sebagai
pedoman dalam pembuatan
format. Sehingga, kebutuhan
public terpenuhi,
mengedepankan kepentingan
publik.
Etika Publik :
Dalam penyusunan materi
sosialisasi dan format draft
monitoring rujukan penulis
menggunakan bahasa yang
Dengan
ditetapkannya SOP
maka dapat
mewujudkan misi
ke-1 dan 2
puskesmas, yaitu:
”Menggerakkan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan”
“Peningkatan
Mutu Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan:
”POLSEL”
Profesional
Organisasi
Loyal
Lugas
30
sopan, dan mudah dimengerti
sehingga tidak membingungkan
petugas saat melakukan
pengisian.
Komitmen Mutu :
Dalam menyusun materi
sosialisasi dan draft monitoring
rujukan penulis memperhatikan
nilai keefektifan, dan efisien,
sehingga monitoring rujukan
nantinya akan terus digunakan
dalam merujuk pasien.
Anti Korupsi :
Dalam penyusunan materi
sosialisasi dan draft monitoring
rujukan penulis melakukannya
secara mandiri agar lebih
terkoordinir.
2.Mengusulkan
materi
sosialisasi dan
draft
monitoring
rujukan yang
sesuai SOP
kepada Kepala
Puskesmas dan
penanggung
jawab UGD
Terlaksananya
pengusulan materi
sosialisasi dan draft
monitoring rujukan
yang sesuai SOP :
- Format draft
monitoring
rujukan
- Materi sosialisasi
Akuntabilitas :
Dalam mengusulkan materi
sosialisasi dan draft monitoring
rujukan kepada atasan, penulis
melakukannya dengan jujur
karena berdasarkan dengan
SOP rujukan.
Nasionalisme :
Penulis menyerahkan hasil draft
monitoring rujukan dengan
percaya diri karena tertuang
dari SOP yang telah dibuat.
31
Etika Publik :
Pada saat pengusulan materi
sosialisasi dan draft monitoring,
penulis bersikap sopan dengan
mengucapkan salam pada saat
masuk ruangan, dan
menggunakan map saat
menyerahkan draft yang telah
dibuat kepada kepala
puskesmas.
Komitmen Mutu :
Penulis mengusulkan materi
sosialisasi dan draft monitoring
kepada kepala puskesmas dan
memberikan waktu pada kepala
puskesmas untuk meninjau
kembali draft yang telah
dibuat,untuk diberikan saran
dan masukan agar draft
monitoring bias bermutu.
Anti Korupsi :
Penulis mengusulkan materi
sosialisasi dan draft monitoring
sesuai dengan jadwal kegiatan
yang telah disepakati, disiplin.
3. Melaporkan
hasil perbaikan
materi
Terlaksananya
pelaporan
materi sosialisasi dan
draft monitoring
Akuntabilitas : Penulis dapat mempertanggung
jawabkan hasil akhir materi
sosialisasi dan draft monitoring
32
sosialisasi dan
monitoring
draft rujukan
yang telah
dikoreksi
kepada Kepala
Puskesmas dan
penanggung
jawab UGD
rujukan yang telah
disetujui
Kepala Puskesmas
dan penanggung
jawab UGD
yang telah direvisi oleh kepala
puskesmas sebagai standar
yang akan digunakan dalam
proses pelayanan.
Nasionalisme : Penulis menyerahkan hasil draft
monitoring rujukan sebagai
bentuk penghargaan kepada
atasan karena telah memberikan
masukan saran perbaikan
kepada penulis.
Etika Publik : Penulis bersikap hormat pada
atasan dengan terlebih dahulu
mengetuk pintu secara sopan,
dan meminta ijin untuk masuk
serta menyerahkan draft
monitoring rujukan ke atasan
untuk di sahkan dan diterapkan
di pelayanan.
Komitmen Mutu : Saat mengesahkan draft
monitoring rujukan yang
penulis buat, penulis tidak lupa
meminta tanda tangan dan
stempel puskesmas sebagai
bukti legalitas draft monitoring
rujukan yang dibuat, orientasi
mutu.
Anti Korupsi : Penulis mengesahkan draft
monitoring yang telah di revisi
33
sesuai dengan jadwal kegiatan
yang telah disepakati, disiplin.
4.Menggandak
an materi
sosialisasi dan
draft
monitoring
rujukan untuk
diadakan
sosialisasi
Tersedianya materi
sosialisasi dan draft
monitoring rujukan
Akuntabilitas : Penulis mengaktualisasikan
nilai tanggung jawab atas
penggandaan draft monitoring
rujukan
Nasionalisme :
Dalam melakukan tahap ini,
penulis menerapkan nilai
Pancasila Sila ke 3 dengan
maksud bahwa penulis Sanggup
dan rela berkorban untuk
kepentingan peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas
Etika Publik : Dalam tahap ini, penulis
bersikap
Mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya dalam
hal menggadakan draft
monitoring rujukan
Komitmen Mutu :
Dalam penggadaan format
monitoring rujukan penulis
berharap agar pelaksanaan
monitoring rujukan dapat
berjalan efektif dan efisien
Anti Korupsi : Dalam tahap ini penulis
mengaktualisasikan nilai
kejujuran, peduli sehingga draft
monitoring rujukan yang telah
34
di gandakan menjadi acuan
dalam melaksanakan proses
rujukan
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : Adanya tenaga kesehatan dalam hal ini perawat atau bidan merasa keberatan dengan tugas tambahan ketika
merujuk yaitu dengan mengisi draft monitoring rujukan yang di evaluasi tiap tiga puluh menit pada pasien gawat darurat dalam Ambulance
Strategi Menghadapi Kendala : Menjelaskan kepada teman sejawat tentang pentingnya draft monitoring selama merujuk pasien dan jika
disahkan maka akan menjadi Sumber acuan pelaksanaan tindakan saat merujuk dan akan meningkatkan pelayanan publik serta kepuasan pasien..
KETERKAITAN AGENDA III
Pembuatan draft monitoring pasien berdasarkan SOP merupakan salah satu perwujudan Manajemen ASN asas efektif dan efisien,
Profesionalitas, Akuntabilitas dan Kepastian hukum. Membuat draft monitoring pasien selama merujuk bertujuan untuk meningkatkan
Kompetensi Perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.
35
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan sosialisasi
kepada perawat Ruang
Pelayanan
Kegawatdaruratan dan
bidan tentang
penerapan penggunaan
draft monitoring
rujukan yang sesuai
SOP
1. Membuat daftar
hadir dan
undangan peserta
sosialisasi
Tersedianya undangan
yang akan disebar dan
daftar hadir yang akan
diisi oleh peserta
sosialisasi
Akuntabilitas : Dengan membuat dan
menyebarkan
undangan,serta adanya
daftar hadir, sebagai
bentuk transpalansi
kegiatan sosialisasi
yang dilakukan oleh
penulis.
Nasionalisme : Dalam membuat
undangan dan daftar
hadir penulis
menggunakan ejaan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Etika Publik :
Dalam memberikan
undangan, penulis
menerapkan sikap
sopan,santun, dan
ramah
Dengan
diadakannya
sosialisasi tentang
penggunaan draft
monitoring rujukan
dapat mewujudkan
Misi ke 1 dan 2
Puskesmas Poleang
Selatan
“Menggerakkan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan”
“Peningkatan
Mutu Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan
”POLSEL”
Profesional
Organisasi
Loyal
Lugas
36
Komitmen Mutu :
Dalam pembuatan
undangan sosialisasi,
penulis membuat surat
sesuai dengan tata cara
penulisan yang benar
sehingga isi undangan
dapat dimengerti,
Mutu.
Anti Korupsi :
Penulis membuat
undangan sosialisasi
agar menghilangkan
sifat apatis dari peserta
sosialisasi, karena
dengan adanya
undangan akan
memperlihatkan sikap
peduli terhadap
peserta
2.Menyiapkan
sarana dan
prasarana yang
dibutuhkan
Tersedianya sarana dan
prasarana yang
dibutuhkan
Akuntabilitas : Penulis
mempersiapkan sarana
dan prasana kegiatan
sosialisasi sebagai
bentuk tanggung
jawab penyelenggara
kegiatan.
37
Nasionalisme:
Dalam
mempersiapkan sarana
dan prasarana, penulis
bersama teman yang
lain melakukan
kerjasama dalam
mempersiapkan
ruangan dan sarana,
sehingga ruangan
untuk kegiatan
pelatihan dapat
digunakan dengan
nyaman.
Etika Publik :
Penulis bersama teman
mempersiapkan
ruangan untuk
kegiatan sosialisasi
dengan menerapkan
nilai sopan, santun
dan ramah saat
meminta bantuan.
Komitmen Mutu :
Penulis
mempersiapkan sarana
dan prasarana sesuai
dengan standar
dengan
38
memperhatikan
kelayakan alat yang
akan digunakan saat
sosialisasi.
Anti Korupsi : Dalam
mempersiapkan sarana
dan prasarana, penulis
telah melakukan
tindakan peduli
dengan memenuhi
kebutuhan untuk
proses sosialisasi demi
keberlangsungan
kegiatan sosialisasi.
3. Melakukan
Sosialisasi
kepada perawat
dan bidan
Terlaksananya sosialisai
sesuai dengan yang
diharapkan
Akuntabilitas :
Dalam tahap ini,
penulis menerapkan
nilai Kepemimpinan
yang dilakukan
dengan penuh
ketegasan dan cakap
sehingga dalam
penyampaian materi
sosialisasi
memberikan antusias
yang tinggi bagi para
peserta.
39
Nasionalisme :
Penulis menerima
masukan dan pendapat
dari peserta sosialisasi
sebagai bentuk
musyawarah.
Etika Publik :
Penulis membuka
kegiatan sosialisasi
dengan mengucapkan
salam terlebih dahulu,
menyampaikan materi
dengan menggunakan
Bahasa yang baik dan
benar dan bersikap
sopan pada peserta.
Komitmen Mutu :
Dalam tahap ini
penulis menyiapkan
media yg mudah di
pakai (leaflet),
sehingga kegiatan
sosialisasi berjalan
dengan lancar, efektif
Anti Korupsi :
Penulis memaparkan
materi secara mandiri
40
dan tidak bergantung
pada orang lain.
4.Menentukan
rencana tindak
lanjut sosialisasi :
Membentuk tim
“PECAT PARU
(Petugas Cepat
Tanggap Pasien
Rujuk)
Penandatangan
komitmen bersama
tentang penerapan
penggunaan
monitoring rujukan
Terbentuknya rencana
tindak lanjut sosialisasi :
Terbentuk tim PECAT
PARU (Pe tugas Cepat
Tanggap Pasien Rujuk)
Penandatangan
komitmen bersama
tentang penerapan
penggunaan monitoring
rujukan
Akuntabilitas :
Penulis melibatkan
peserta dalam
menentukan anggota
tim agar pasien merasa
dianggap
keberadaannya
sebagai wujud dari
partisipatif, dan di
buktikan dengan
penandatangan
komitmen Bersama
sebagai bentuk
profesionalisme.
Nasionalisme :
Penulis menghormati
masukan dari peserta
dalam memilih
anggota tim pecat
paru, dan bekerja
sama dalam menjaga
komitmen yang telah
disepakati.
Etika Publik : Penulis menghargai
usulan yang diberikan
oleh peserta sosialisasi
dan bersikap sopan
41
dalam menentukan tim
pecat paru.
Komitmen Mutu :
Penandatanganan
komitmen bersama
menunjukkan bahwa
penulis menyajikan
inovasi baru dalam
kesepakatan yang
dilakukan guna
meningkatkan mutu
pelayanan.
Anti Korupsi : Dalam menentukan
tim dan
penandatanganan
komitmen mutu,
penulis melakukannya
dengan transparan
sehinnga dapat di
lakukan oleh petugas.
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : alat dan bahan yang digunakan pada saat sosialisasi mengalami gangguan atau rusak serta peserta yang
telah diberikan undangan tidak hadir karena memiliki kesibukan lain.
Strategi Menghadapi Kendala : menyiapkan media cadangan yang akan digunakan untuk sosialisasi dan melakukan koordinasi kembali
dengan kepala puskesmas agar mampu mengkordinir petugas untuk hadir sosialisasi.
42
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membentuk tim
“PECAT PARU
(Petugas Cepat
Tanggap Pasien
Rujuk)
1. Melakukan
diskusi untuk
memilih tim Pecat
Paru
1. Terbentuknya tim
PECAT PARU (Petugas
Cepat Tanggap Pasien
Rujuk)
Akuntabilitas :
Dalam tahap ini,
penulis menerapkan
nilai Kepemimpinan
yang dilakukan
dengan penuh
ketegasan dan cakap
dalam memilih
anggota tim pecat paru
Nasionalisme :
Penulis melakukan
diskusi terlebih dahulu
sebelum memilih
anggota tim pecat paru
Etika Publik :
penulis menggunakan
bahas sopan,bersikap
lemah lembut selama
proses pemilihan tim
pecat paru
Dengan
diadakannya
sosialisasi tentang
penggunaan draft
monitoring rujukan
dapat mewujudkan
Misi ke 1 dan 2
Puskesmas Poleang
Selatan
“Menggerakkan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan”
“Peningkatan
Mutu Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan
”POLSEL”
Profesional
Organisasi
Loyal
Lugas
43
Komitmen Mutu :
Pembentukan tim
pecat paru merupakan
sebuah inovasi yang
dibuat oleh penulis
untuk puskesmas.
Anti Korupsi:
Dalam menentukan
tim, penulis
melakukannya dengan
transparan sehinnga
dapat di lakukan oleh
petugas.
2.Menentukan
tugas yang akan
dilakukan oleh tim
pecat paru
Tersusunnya tugas yang
akan dilakukan oleh tim
pecat paru
Akuntabilitas :
Penulis menetapkan
tugas tim pecat paru
Sesuai dengan standar
profesi petugas.
(Profesional)
Nasionalisme:
Penulis menanyakan
kembali kesanggupan
petugas pecat paru
dalam menjalankan
tugas. (Kejelasan)
44
Etika Publik :
Penulis menghargai
usulan yang diberikan
oleh peserta dan
bersikap sopan dalam
menentukan tugas tim
pecat paru.
Komitmen Mutu:
Penulis dan peserta
menentukan tugas tim
pecat paru dengan
efektif dan efisien,
sehingga dapat
berjalan dengan baik.
Anti Korupsi:
Penulis membentuk
tim pecat paru sebagai
bentuk peduli terhadap
peningkatan mutu
pelayanan.
3.Melakukan
penandatangan
komitmen bersama
tentang penerapan
penggunaan
monitoring rujukan
Terlaksananya
penandatangan
komitmen bersama
tentang penerapan
penggunaan monitoring
rujukan
Akuntabilitas :
Penulis membuktikan
dengan
penandatanganan
komitmen bersama
sebagai bentuk
profesionalisme dalam
bekerja.
Nasionalisme :
45
Penulis bekerja sama
dalam menjaga
komitmen yang telah
disepakati yang
ditandai dengan
adanya tanda tangan
komitmen mutu.
Etika Publik : Penulis menghargai
usulan yang diberikan
oleh petugas untuk
proses penanda
tanganan komitmen
mutu dan bersikap
sopan selama prose
berlangasung.
Komitmen Mutu :
Penandatanganan
komitmen bersama
menunjukkan bahwa
penulis menyajikan
inovasi baru dalam
kesepakatan yang
dilakukan guna
meningkatkan mutu
pelayanan.
Anti Korupsi : Penandatanganan
komitmen mutu
menjadi bukti agar
petugas bertanggung
46
jawab atas komitmen
yang telah disepakati.
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : Petugas tim pecat paru berhalangan dalam menjalankan tugasnya.
Strategi Menghadapi Kendala : Melakukan evaluasi kembali terhadap tugas yang telah di emban.
47
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Melaksanakan
penerapan penggunaan
sistem rujukan yang
sesuai SOP
1.Menerima pasien
gawat darurat
yang tidak bisa
ditangani dan
harus dirujuk
Teraktualisasinya
penerimaan pasien
yang akan dilakukan
rujukan
Akuntabilitas :
Dalam menerima pasien
gawat darurat penulis
ataupun petugas
bertanggung jawab
melakukan konfirmasi
kepada unit yang akan
menerima pasien.
Nasionalisme :
Penulis ataupun petugas
bekerja sama dalam proses
menyiapkan keperluan
berkas yang dibutuhkan
saat akan merujuk.
Etika Publik :
Penulis menggunakan
Bahasa yang sopan dan
kata-kata yang lembut
dalam memberikan
informasi kepada keluarga
pasien bahwa pasien akan
di rujuk.
Dengan diadakannya
sosialisasi tentang
penggunaan draft
monitoring rujukan
dapat mewujudkan
Misi ke 1 dan 2
Puskesmas Poleang
Selatan
“Menggerakkan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan”
“Peningkatan Mutu
Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan
”POLSEL”
Profesional
Organisasi
Loyal
Senyum
Empati
Lugas
48
Komitmen Mutu :
Dalam menyiapkan pasien
untuk di rujuk,penulis
ataupun petugas bekerja
dengan efektif dan efisien
agar proses rujuk dapat
segera dilakukan.
Anti Korupsi :
Penulis ataupun petugas
tidak membeda-bedakan
pasien yang akan dirujuk,
adil.
2. Mencatat biodata
dan anamnesa
pasien di buku
Register Ruang
Gawat Darurat
Tercatatnya biodata
dan anmnesis pasien
di buku register
Akuntabilitas :
Penulis atau petugas
mencatat identitas pasien di
register puskesmas agar
petugas memiliki kejelasan
terkait informasi pasien di
kemudian hari.
Nasionalisme :
Pada saat melakukan
register penulis ataupun
petugas tidak menanyakan
hal-hal yang bersifat
pribadi yang tidak ada
hubungannya dengan
49
riwayat penyakit pasien,
menghormati privacy
Etika Publik :
Penulis ataupun petugas
meminta izin terlebih
dahulu kepada pasien dan
keluarga untuk melakukan
pemeriksaan dengan
menggunakan dengan
sikap yang sopan dan
menunjukkan empati.
Komitmen Mutu :
Penulis/petugas menulis
register pasien yang akan
di rujuk menunjukkan
bahwa penulis ataupun
petugas bertanggung
jawab terhadap tugasnya.
Anti Korupsi :
Dalam proses merujuk
pasien,penulis/petugas
menjelaskan alur atau
proses yang akan dilakukan
50
dalam merujuk secara
transparan.
3.Mengurus
persiapan rujukan
Tersedianya
persiapan dokumen
untuk rujuk pasien
Akuntabilitas :
Penulis/petugas
menyiapkan dokumen
secara jelas sesuai dengan
persyaratan yang diminta.
Nasionalisme :
Penulis/petugas
menghormati keputusan
pasien ataupun keluarga
dala mengambil langkah
perawatan selanjutnya.
Etika Publik :
Penulis/petugas bersikap
sopan dan bertutur kata
yang lembut dalam
meminta dokumen
kelengkapan persiapan
rujukan.
51
Komitmen Mutu :
Penulis dalam menjelaskan
pelayanan tentang
peraturan rujukan dengan
sikap empati dan
responsive kepada
keluarga pasien
Anti Korupsi :
Dalam menjelaskan rincian
biaya yang harus
dibebankan kepada pasien
penulis merinci biaya
dengan jujur tanpa
melebihkan atau
mengurangi.
4. Melaksanakan
Rujukan gawat
darurat
Terlaksananya
proses merujuk
pasien
Akuntabilitas :
Penulis/petugas dalam
melakukan rujukan
terhadap pasien kegawat
daruratan berada di
samping pasien sebagai
bentuk profesionalisme
dalam bekerja.
Nasionalisme :
Penulis tidak membeda-
bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis
52
kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan
sebagainya. Semua
mendapat pelayanan yang
merata dan terjangkau
Etika Publik :
Dalam melakukan rujukan
gawat darurat penulis
dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa yang
sopan dan santun
Komitmen Mutu :
Penulis/petugas mengisi
lembar monitoring selama
dalam perjalanan untuk
memantau kondisi pasien.
Orientasi mutu.
Anti Korupsi :
Ketika pasien atau keluarga
pasien bertanya penulis
selalu cepat
memperhatikan dan
menjelaskan pertanyaan
pasien/keluarga. Peduli
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : Format monitoring rujukan tiba-tiba kosong
53
Strategi Menghadapi Kendala : Memperbanyak format monitoring rujukan dan disimpan dalam satu tempat
54
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6 Evaluasi penerapan
penggunaan sistem
rujukan yang sesuai
SOP
1. Mengevaluasi bukti
bukti laporan kegiatan
yang telah dilaksanakan
Terpenuhinya
Laporan evaluasi
kegiatan
Akuntabilitas :
Dalam mengelola data
dan menyusun laporan
harus bersifat transparan,
netral sertai disertai
kejelasan target dan dapat
dipertanggung jawabkan
yang telah dilaksanakan.
Nasionalisme:
Penulis dalam
mengevaluasi bukti
laporan menggunakan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik :
Dalam mengevaluasi
bukti laporan yang telah
dilaksanakan penulis
menerapkan nilai tepat
Dengan diadakannya
sosialisasi tentang
penggunaan draft
monitoring rujukan
dapat mewujudkan
Misi ke 1 dan 2
Puskesmas Poleang
Selatan
“Menggerakkan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan”
“Peningkatan Mutu
Pelayanan
Kesehatan”
Tata nilai
Puskesmas
Poleang
Selatan
”POLSEL”
Profesional
Organisasi
Loyal
Senyum
Empati
Lugas
55
dan akurat sesuai dengan
kejadian di lapangan
Komitmen Mutu :
Penulis dalam
mengevaluasi bukti
laporan yang telah
dilaksanakan mencapai
hasil sesuai target (efektif)
Anti Korupsi :
Penulis dalam
mengevaluasi bukti
laporan yang telah
dilaksanakan menerapkan
nilai kejujuran, keadilan
serta rasa tenggung
jawab yang besar
2.Mengolah data
hasil aktualisasi
yang telah
dilaksanakan
Tersedianya olah
data atau bukti bukti
aktualisasi
Akuntabilitas :
Penulis melakukan
pengolahan data
aktualisasi dengan
pengumpulan data dalam
bentuk Transparansi,
Integritas, Tanggung
jawab sehinngga dapat
diketahui keberhasilan
kegiatan yang telah
diaktualisasikan.
56
Nasionalisme :
Dalam pengumpulan data
seperti dokumentasi
penulis meminta
kesediaan pihak-pihak
yang akan di wawancara
dengan menerapkan nilai
tidak memaksakan
kehendak orang lain
sesuai dengan Nilai
Pancasila sila ke 4
Etika Publik :
Bukti aktualisasi penulis
dengan menggunakn foto
dan video. Dalam
mengumpulkan bukti
aktualisasi penulis
meminta kesediaan
rekan-rekan yang
diwawancara dengan
menggunakan bahasa
yang sopan dan santun.
Komitmen Mutu :
Dalam mengumpulkan
bukti-bukti aktualisasi
penulis harus selektif
dalam mensortir
dokumen yang akan
57
dijadikan laporan. Dalam
hal ini penulis
menerapkan nilai teliti
dan cermat
Anti Korupsi :
Penulis dalam
mengumpulkan bukti
aktualisasi sesuai dengan
kebenaran yang ada
dilapangan dan tidak
melakukan dokumentasi
rekayasa (jujur)
3.Merumuskan hasil
evaluasi
Tersusunnya laporan
aktualisasi
Akuntabilitas :
Dalam melakukan
penyusunan laporan
aktualisasi penulis
melakukannya dengan
sungguh-sungguh dan
tuntas sampai pada
tercapai tujuan akhir
(konsisten)
Nasionalisme :
Dalam menyusun laporan
aktualisasi penulis
58
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar agar bisa dijadikan
rujukan referensi dan
mudah dimengerti
Etika Publik :
Penyusunan laporan hasil
aktualisasi penulis
menggunakan bahasa
yang sopan dan santun
Komitmen Mutu :
Laporan hasil aktualisasi
harus berdaya guna dan
menarik serta
memberikan banyak
manfaat kepada
organisasi maupun
stekholder (inovatif)
Anti Korupsi :
Penulis dalam menyusun
laporan aktualisasi
didasari oleh nilai-nilai
kedisiplinan sehingga
penulis mempunyai dasar
ketetapan dalam
menyusun laporan
aktualisasi
59
ANALISIS DAMPAK
Kendala yang mungkin terjadi : Penggunaan monitoring rujukan di dalam ambulance kadang terlupakan
Strategi Menghadapi Kendala : Melakukan peringatan setiap saat apabila ada pasien yang akan dirujuk harap petugas mengisi monitoring rujukan
60
E. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi (habituasi) ini dijadwalkan selama 30 hari sesuai dengan kalender akademik “off class” dari panitia
Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XLIX Lingkup Pemerintah Kabupaten Bombana bekerja sama dengan BPSDM Prov. Sulawesi Tenggara.
Rincian jadwal kegiatian setiap minggunya dipaparkan pada tabel
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Maret
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 Melakukan konsultasi dan
meminta arahan serta
persetujuan dengan kepala
puskesmas
2 Menyusun pembuatan
format monitoring rujukan
gawat darurat
3 Melakukan sosialisasi
kepada perawat dan bidan
4 Membentuk tim PECAT
PARU
5 Melaksanakan penerapan
penggunaan sistem rujukan
yang sesuai SOP
61
6 Evaluasi penerapan
penggunaan sistem rujukan
yang sesuai SOP
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
April
31 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Melakukan konsultasi dan meminta arahan serta persetujuan
dengan kepala puskesmas
2 Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat
3 Melakukan sosialisasi kepada perawat dan bidan
4 Membentuk tim PECAT PARU
5 Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang
sesuai SOP
6 Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai SOP
62
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi
Selama melakukan kegiatan aktualisasi penulis mengalami beberapa kendala. Pertama
adalah padatnya jadwal kepala puskesmas, Kedua sulitnya mengumpulkan staf untuk diadakan
rapat. Ketiga, sulitnya melakukan draft monitoring selama pasien merujuk diakibatkan jarak
antar puskesmas dan rumah sakit yang ditempuh ±1 jam.
No Uraian tugas Kendala Solusi
1. Melakukan konsultasi
pelaksanaan tentang
kegiatan yang akan
dilaksanakan
Padatnya jadwal Kepala
Puskesmas
Mengatur waktu yang tepat untuk
bertemu atasan
2 Menyusun pembuatan
materi sosialisasi dan
format monitoring
rujukan gawat darurat
pasien di ambulance
yang sesuai Standar
Operasional Prosedur (
SOP )
Tidak adanya surat
keputusan (SK) yang
menguatkan kegiatan
monitoring pasien
rujukan
Membuat SK Pasien Rujuk
3 Melakukan sosialisasi
kepada perawat Ruang
Pelayanan
Kegawatdaruratan dan
bidan tentang
penerapan penggunaan
draft monitoring
rujukan yang sesuai
SOP
Petugas yang telah
diberikan undangan
tidak hadir karena
memiliki kesibukan
lain.
a. Melakukan koordinasi kembali
dengan kepala puskesmas agar
mampu mengkordinir petugas
untuk hadir sosialisasi.
b.Melakukan koordinasi kembali
dengan petugas yang tidak
menghadiri rapat terkait dengan
hasil rapat
4
Membentuk tim
“PECAT PARU
(Petugas Cepat
Tanggap Pasien
Rujuk)
Tidak ditemukan
kendala dalam kegiatan
4
Petugas yang ditunjuk bersedia
menjadi tim pecat paru
63
5
Melaksanakan
penerapan penggunaan
sistem rujukan yang
sesuai SOP
Petugas yang
melakukan rujukan sulit
membuat dokumentasi
kegiatan selama proses
merujuk
Meminta partisipasi dari keluarga
pasien untuk membantu proses
dokumentasi
6 Evaluasi penerapan
penggunaan sistem
rujukan yang sesuai
SOP
Tidak ditemukan
kendala dalam
melakukan evaluasi
-
64
Judul Kegiatan 1. Melakukan konsultasi pelaksanaan tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
2 Maret 2020
Daftar Lampiran
Bukti
Kegiatan/Evidence
1. Dokumentasi menyiapkan bahan konsultasi
2. Dokumentasi Jadwal Konsultasi
3. Dokumentasi bahan konsultasi
4. Foto bersama mentor (Bapak Nasir Amd.,Kep selaku kepala
Puskesmas Poleang Selatan)
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Melakukan konsultasi pelaksanaan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan”
mengandung Mata Pelatihan Agenda III yaitu Manajemen ASN. Kegiatan konsultasi dan
meminta persetujuan pimpinan mengandung asas profesionalitas dan akuntabilitas, yakni
segala bentuk kegiatan dalam organisasi wajib terlebih dahulu dikoordinasikan dan mendapat
persetujuan pimpinan, demi menghindari benturan kepentingan pribadi dan memastikan
kegiatan tersebut akuntabel dan bermanfaat untuk organisasi.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala Puskesmas
Poleang Selatan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah tanggung jawab. Dalam
menyiapkan bahan konsultasi dengan atasan penulis menyiapkan segala hal yang akan
dikonsultasikan secara tertulis agar hasil konsultasi lebih akuntabel.
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerja sama, Dalam
menyiapkan bahan konsultasi, penulis bekerja sama dengan teman sejawad untuk
mempersiapkan bahan yang akan dikonsultasikan ke atasan. Dalam hal ini staf
administrasi untuk membantu menyediakan kertas dan printer agar bahan konsultasi dapat
dicetak melalui printer.
.
B. Hasil Kegiatan
65
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat. Dalam menyiapkan
bahan konsultasi penulis memeriksa setiap bahan yang akan dikonsultasikan dengan
baik sebelum diserahkan kepada atasan.
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif. Dimana,
penulis menyiapkan bahan konsultasi sebelum melakukan konsultasi kepada Kepala
Puskesmas sehingga pertemuan bisa berjalan dengan efektif.
Anti korupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah transparan. Dalam menyiapkan
bahan konsultasi penulis menuangkan segala ide dan tahapan kegiatan terkait kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan dalam bentuk tertulis agar setiap tahapan kegiatan
yang akan dilakukan diketahui oleh atasan.
Adapun Teknik aktualisasi yang dipergunakan yaitu teknik tanggung jawab dimulai dengan
menyiapkan bahan konsultasi, bekerja sama dengan teman sejawad dalam mempersiapkan
bahan konsultasi. Dimana, dalam menyiapkan bahan yang akan dikonsultasikan penulis
bersikap cermat sehingga saat melakukan konsultasi dapat berjalan efektif. Hal ini dibuktikan
dengan adanya dokumentasi penulis menyusun bahan konsultasi.
b. Mengajukan permohonan jadwal konsultasi kegiatan kepada Kepala Puskesmas
Akuntabilitas = nilai akuntabilitas yang terkait ialah kejelasan target. Penulis
menjelaskan maksud dan tujuan ingin bertemu dengan atasan dan menanyakan waktu
luang atasan serta dimana tempat yang bisa digunakan untuk mengajukan permohonan
jadwal konsultasi.
Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah pada sila keempat yaitu tidak
memaksakan kehendak. Penulis memberikan kesempatan pada atasan untuk
menentukan jadwal konsultasi sesuai dengan kesempatannya.
Etika publik = nilai etika publik yang terkait ialah sopan. Penulis berkomunikasi
dengan baik dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi dan menghargai arahan
dari atasan.
Komitmen mutu = nilai komitmen mutu yang terkait ialah efisien. Penulis menemui
atasan dan mengajukan permohonan jadwal konsultasi sesuai dengan permintaan
atasan.
Anti korupsi = nilai anti korupsi yang terkait ialah mandiri. Penulis tidak bergantung
pada orang lain dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi kepada atasan dan
juga tidak melakukan suap kepada atasan untuk mempercepat kepentingan.
66
Teknik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kejelasan target sasaran, waktu dan
tempat untuk melakukan kegiatan, mengaitkan sila keempat kerakyatan yaitu tidak
memaksakan kehendak kepada atasan, sopan dan efisien pada saat melakukan komunikasi
dengan atasan dan mandiri dalam mengajukan permohonan jadwal konsultasi. Dibuktikan
dengan adanya dokumentasi kegiatan pengajuan jadwal konsultasi bersama atasan.
c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan kepada Kepala
Puskesmas;
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah transparan. Dalam berkonsultasi
dengan atasan penulis mengemukakan semua kegiatan dan tahapan-tahapan kegiatan
aktualisasi tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkait ialah menghormati kedudukan, hak dan
kewajiban. Dalam berkonsultasi dengan atasan penulis mendengarkan semua arahan,
memperhatikan dengan seksama yang disampaikan oleh atasan sebagai bukti bahwa
penulis menghargai kepala puskesmas sebagai atasan.
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah tanggap, yakni penulis bersikap
tanggap mengenai segala bimbingan dan arahan yang diberikan oleh pimpinan;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkait ialah inovatif. Penulis
menyampaikan kepada kepala puskesmas / atasan bahwa penulis akan melakukan
kegiatan yang belum pernah dilakukan dipuskesmas
Antikorupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah Berani. Dalam berkonsultasi dengan
atasan penulis berani memberikan informasi yang jelas kepada atasan sesuai dengan fakta
yang ada.
Tehnik yang digunakan dalam tahap kegiatan ini adalah transparan dalam mengemukakan
pendapat, merujuk kepada sila keempat yaitu menghargai atasan, sopan, inovatif dan
berani memberikan informasi sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini dibuktikan dengan
adanya catatan dari mentor dan dokumentasi penulis sedang melakukan konsultasi.
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala Puskesmas
Poleang Selatan
Senin 02 maret 2020 merupakan awal penulis memulai kegiatan aktualisasi di lingkungan
kerja UPTD Puskesmas Poleang Selatan. Dalam melakukan aktualisasi, penulis berpatokan
pada rancangan aktualisasi yang telah dibuat yaitu melakukan konsultasi dengan atasan
dengan menyiapkan bahan konsultasi lebih awal. Penulis dengan penuh rasa tanggung
67
jawab menyiapkan seluruh bahan konsultasi dan dengan teliti memeriksaa kekurangan
bahan konsultasi sebelum menemui kepala puskesmas atau atasan. Adapun output dari
kegiatan ini adalah tersedianya bahan konsultasi yang akan diajukan kepada kepala
puskesmas / atasan.
b. Mengajukan permohonan jadwal konsultasi kepada kepala puskesmas
Penulis membuat permohonan jadwal konsultasi kepada kepala puskesmas terlebih dahulu
kemudian pada saat pertemuan penulis menyerahkan jadwal konsultasi kepada mentor
untuk disesuaikan dengan jadwal yang dimiliki oleh atasan dan juga kegiatan dipuskesmas.
Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Jadwal konsultasi kegiatan.
c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan kepada
Kepala Puskesmas
Penulis mengajukan daftar kegiatan aktualisasi beserta tahapan-tahapam kegiatannya yang
telah disepakati sebelumnya pada saat seminar rancangan aktualisasi. Dalam kegiatan ini
mentor memberikan masukan kepada penulis untuk mengubah sedikit dari kegiatan yang
akan dilakukan agar lebih efektif pelaksanaannya. Adapun Output dari tahapan kegiatan
ini ialah: Terlaksananya konsultasi dengan mentor dan dokumentasi pelaksanaan.
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu
Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,
menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap pencapaian
misi organisasi yakni Peningkatan mutu pelayanan. Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan
kegiatan ini ialah Organisasi dan Loyal.
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi
tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika konsultasi dan meminta persetujuan mentor tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka akan ditemui banyak kendala dalam pelaksanaan proyek aktualisasi.
Sama halnya jika terdapat masalah, mentor belum tentu akan membantu penyelesaiannya
karena tidak ada konsultasi awal mengenai kegiatan yang dilakukan dalam proyek aktualisasi
ini;
68
b. Dampak terhadap organisasi
Jika konsultasi dan meminta persetujuan pimpinan tidak dilakukan dan tidak berdasarkan
nilai-nilai ANEKA, maka tidak ada dukungan penuh dari pimpinan atas pelaksanaan proyek
aktualisasi ini. Hal tersebut berdampak kepada pimpinan tidak turut bertanggung jawab atas
masalah yang mungkin muncul, penulis tidak mendapatkan arahan dan bimbingan yang
dibutuhkan, serta kegiatan yang direncanakan belum tentu dinilai efektif karena tidak adanya
konsultasi;
c. Dampak terhadap masyarakat
Adapun dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat jika kegiatan konsultasi ini tidak
dilaksanakan adalah tidak optimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat karena
kepala puskesmas atau atasan tidak mengetahui kegiatan apa yang dilakuakan dan bisa saja
atasan tidak akan mengeluarkan izin pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
69
Evidence Kegiatan
Gambar 1.1 Penulis Menyiapkan bahan konsultasi
Gambar 3.1 Foto penulis menyiapkan bahan
konsultasi (Konsultasi Rancangan Kegiatan)
73
Judul Kegiatan 2. Menyusun materi sosialisasi dan pembuatan format
monitoring rujukan gawat darurat pasien di ambulance yang
sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )
3. Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
02 Maret-07 Maret 2020
Daftar Lampiran
Bukti
Kegiatan/Evidence
1. Foto draft monitoring rujukan;
2. Foto konsultasi bersama dengan kepala puskesmas dan
penanggungjawab UGD terkait draft monitoring
3. Foto konsultasi hasil perbaikan dengan kepala puskesmas dan
penanggung jawab UGD
4. Foto lembaran perbaikan draft monitoring oleh kepala
puskesmas/penanggung jawwab UGD
5. Foto SOP pasien rujukan
6. Foto penggandaan draft monitoring
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Menyusun pembuatan format monitoring rujukan gawat darurat pasien di
ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )” mengandung Mata Pelatihan
Agenda III yaitu Manajemen ASN asas efektif dan efisien, Profesionalitas, Akuntabilitas dan
Kepastian hukum. Membuat draft monitoring pasien selama merujuk bertujuan untuk
meningkatkan Kompetensi Perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasarkan SOP;
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkait ialah konsisten. Dalam menyusun
materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, penulis menggunakan sistematika
penulisan yang telah disepakati dipuskesmas poleang selatan untuk dijadikan acuan
penyusunan draft monitoring.
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah mengedepankan
kepentingan publik, bahwa dalam melakukan proses menyusun isi draft monitoring
rujukan yaitu untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien selama dirujuk;
74
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, sikap tersebut
yang diterapkan penulis dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring
rujukan;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah produktif, bahwa
menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring merupakan salah satu tindakan
yang menunjang produktifitas dan kualitas seorang petugas;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri. Penulis tidak
bergantung pada orang lain dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring
rujukan;
Dalam menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, penulis menerapkan nilai
integritas dengan Teknik aktualisasi mengedepankan kepentingan public dan sopan santun.
Penyusunan draft monitoring rujukan didasarkan pada SOP pasien rujukan sehingga petugas
dapat bekerja dengan produktif. Hal ini dibuktikan dengan adanya materi sosialisasi, draft
monitoring rujukan dan juga SOP rujukan.
b. Mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP
kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah Jujur. Penulis mengusulkan
draft monitoring rujukan berdasarkan dengan SOP pasien rujukan dan materi
sosialisasi sesuai dengan ilmu keperawatan ;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan
kehendak, penulis mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan
kepada kepala puskesmas dan menerima koreksi perbaikan yang diberikan oleh
kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD;
Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, penulis
bersikap sopan dan santun saat melakukan konsultasi untuk mengusulkan materi
sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah teliti dan sesuai
standar, yakni materi sosialisasi dan draft monitoring yang dikoreksi diperiksa
kembali dengan teliti;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tanggung jawab, penulis
mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan dengan penuh tanggung
jawab kepada kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD;
75
Proses pengusulan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan menerapkan nilai
dasar jujur yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam melakukan konsultasi.
Dibuktikan dengan adanya lembaran perbaikan hasil konsultasi.
c. Melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring draft rujukan yang
telah dikoreksi kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalitas. Penulis
membuat materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasrkan dengan koreksi
perbaikan oleh kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan
kehendak, penulis melaporkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan
kepada kepala puskesmas dan penanggung jawab UGD sesuai dengan hasil perbaikan
sebelumnya;
Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, penulis
bersikap sopan dan santun saat melakukan konsultasi;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah teliti dan sesuai
standar, yakni materi sosialisasi dan draft monitoring yang di konsulkan kembali
sesuai dengan perbaikan yang dianjurkan oleh kepala puskesmas dan penanggung
jawab UGD;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tanggung jawab, penulis
melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring rujukan dengan penuh
tanggung jawab karena sesuai dengan perbaikan dari kepala puskesmas dan
penanggung jawab UGD;
Proses pelaporan hasil perbaikan monitoring draft rujukan menerapkan nilai dasar
profesionalitas yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam melakukan perbaikan
konsultasi. Dibuktikan dengan adanya draft monitoring rujukan yang sudah di sepakati bersama
oleh penulis, Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UGD.
d. Menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan untuk diadakan
sosialisasi
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab. Penulis
bertanggung jawab dalam proses menggandakan materi sosialisasi dan draft
monitoring.
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah demi kepentingan bersama.
Dimana penulis sanggup menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring;
76
Etika Publik = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah sopan dan santun, dalam
proses penggandaan penulis menunjukkan sikap sopan santun kepada petugas;
Komitmen Mutu = Nilai Etika Publik yang terkandung ialah teliti, penulis sangat
berhati-hati dalam menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring, sehingga
tidak terjadi kesalahan;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah peduli. Penulis memberikan
file materi sosialisasi dan draft monitoring kepada petugas rekam medis untuk
digandakan sebagai bentuk kepedulian peningkatan mutu pelayanan puskesmas;:
Proses menggandakan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan menerapkan nilai dasar
tanggung jawab yang berlandaskan Teknik teliti dan kehati-hatian dalam menggandakan draft
monitoring. Dibuktikan dengan tersedianya soft copy draft monitoring rujukan di rekam medik
dan print out materi sosialisasi.
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan berdasarkan SOP;
Penulis menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan, didasarkan pada
SOP pasien rujukan. Dimana, penulis menyusun materi sosialisasi dan draft monitoring
dengan hati-hati dan teliti sehingga tidak terdapat kekeliruan didalamnya. Ketika materi
sosialisasi dan draft monitoring selesai disusun, maka selanjutnya penulis melakukan
konsultasi kepada kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD. Adapun Output
dari kegiatan ini ialah : materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan.
b. Mengusulkan materi sosialisasi dan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP
kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;
Setelah draft monitoring dibuat, selanjutnya penulis melakukan konsultasi kepada
kepala puskesmas dan juga penanggung jawab UGD terkait dengan materi sosialisasi dan
draft monitoring yang telah dibuat. Selama proses konsultasi, penulis mencatat perbaikan
yang diberikan yang selanjutnya akan diperbaiki kembali oleh penulis dan dilakukan
konsultasi kembali. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: lembaran perbaikan
konsultasi.
c. Melaporkan hasil perbaikan materi sosialisasi dan monitoring draft rujukan yang
telah dikoreksi kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UGD;
Draft monitoring rujukan yang telah diperbaiki, di konsulkan kembali kepada kepala
puskesmas dan penanggung jawab UGD untuk di lihat kembali. Selanjutnya, jika telah
77
disepakati, maka materi sosialisasi dan draft monitoring tersebuat siap digandakan dan
disosialisasikan. Adapun Output dari tahapan kegiatan ini ialah: materi sosialisasi
dan draft monitoring rujukan yang telah disepakati;
d. Menggandakan draft monitoring rujukan untuk diadakan sosialisasi
Selanjutnya, file draft monitoring yang telah disepakati diserahkan penulis kepada
petugas rekam medik untuk digandakan, dan akan digunakan untuk sosialisasi kepada
petugas. selain itu juga, akan disiapkan map yang berisi draft monitoring rujukan. Adapun
Output dari tahapan kegiatan ini ialah: dokumentasi penulis menyerahkan file ke
petugas rekam medis, penggandaan lembaran draft monitoring dan materi
sosialisasi.
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi
yaitu Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya
kecamatan sehat, menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga
kontribusi terhadap pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan(1) dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai
organisasi yang dapat dicapai dengan kegiatan ini ialah Organisasi, Loyal, dan Lugas.
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika Menyusun pembuatan materi sosialisasi dan format monitoring rujukan
gawat darurat pasien di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )
tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka besar kemungkinan draft
monitoring tidak diterapkan sebab tidak mempunyai dasar perintah untuk membuat draft
tersebut;
b. Dampak terhadap organisasi
Jika Menyusun pembuatan materi sosialisasi dan format monitoring rujukan
gawat darurat pasien di ambulance yang sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )
tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka draft yang dimaksud
penyelesaiannya tidak akan efektif dan efisien, sehingga mengakibatkan petugas
kembali berkutat di permasalahan yang sama, yakni kurang puasnya masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan petugas selama proses merujuk;
78
c. Dampak terhadap masyarakat
Merujuk kepada dampak negatif terhadap organisasi, pelayanan yang diberikan
tidak sesuai SOP, tentu saja akan berujung kepada pelayanan kepada masyarakat yang
tidak maksimal.
80
Gambar 2.2 Penulis Mengusulkan materi sosialisasi dan draft
monitoring rujukan pada Kepala Puskesmas dan Kepala UGD
Keperawatan dan Kebidanan
81
Gambar 2.3 Penulis Melaporkan Hasil Perbaikan Materi Sosialisasi
dan Draft Monitoring Kepada Kepala Puskesmas dan Penanggung
Jawab UGD
82
Gambar 2.4 Penulis Menyerahkan File Materi Sosialisasi dan Draft
Monitoring Rujukan
Pada Petugas Rekam Medik
85
Judul Kegiatan 3. Melakukan Sosialisasi kepada Perawat Ruang Pelayanan
Kegawatdaruratan dan Bidan tentang Penerapan
Penggunaan Draft Monitoring Rujukan yang sesuai SOP
Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
12 Maret 2020
Daftar Lampiran Bukti
Kegiatan/Evidence
1. Foto konsultasi dengan Kepala Puskesmas
2. Foto undangan, daftar Hadir, dan Notulen
3. Foto leaflet Sosialisasi
4. Foto Proses Sosialisasi
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Melakukan sosialisasi kepada perawat Ruang Pelayanan Kegawatdaruratan dan bidan
tentang penerapan penggunaan draft monitoring rujukan yang sesuai SOP” mengandung Mata
Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik dan Whole of Government. Sosialisasi yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas sekaligus pelayanan public.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Membuat daftar hadir dan undangan peserta sosialisasi
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis
dalam membuat daftar hadir menyiapkan tempat tanda tangan peserta sosialisasi dan
undangan sosialisasi memperhatikan kejelasan tempat, waktu dan tanggal pelaksanaan
dalam undangan sosialisasi agar yang membaca dapat memahami;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis
bersikap peduli yaitu dengan melakukan sosialisasi pada saat jam pelayanan
puskesmas selesai;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, bahwa penulis
membuat daftar hadir dan membagikan undangan sosialisasi menggunakan bahasa
yang sopan dan santun;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien. penulis
membuat daftar hadir dan undangan sosialisasi sehari sebelum pelaksanaan sosialisasi.
86
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, penulis
menunjukkan sikap mandiri dengan berinisiasi membuat daftar hadir dan undangan
sosialisasi untuk penggunaan draft monitoring rujukan;
Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat membuat daftar hadir dan undangan sosialisasi
adalah teknik kehati-hatian, teliti, dan jelas. Dibuktikan dengan adanya undangan dan daftar
hadir yang jelas.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab. Penulis
sebagai penyelenggara kegiatan memfasilitasi sarana dan prasaran yang
dibutuhkan;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah kerjasama. Dalam
mempersiapkan ruangan dan sarana,penulis bekerjasama dengan teman sehingga
ruangan untuk kegiatan sosialisasi dapat digunakan dengan nyaman;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, santun dan ramah,
penulis bersikap ramah, sopan dan santun dalam menyiapkan sarana dan prasarana
sosialisasi;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai dengan
standar, bahwa sarana dan prasarana layak untuk digunakan;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah peduli, penulis peduli
akan kebutuhan yang diperlukan saat melakukan sosialisasi;
Teknik yang digunakan yaitu Teknik tanggung jawab yang mengandalkan kerjasama dan
juga sopan santun serta peduli. Hal ini diakukan penulis sebagai bentuk tanggung jawab dari
pelaksana kegiatan. Sehingga, peserta sosialisasi merasa nyaman dalam menerima materi.
c. Melakukan Sosialisasi kepada Perawat dan Bidan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis
dalam melakukan sosialisasi memperhatikan kejelasan materi yang dipaparkan
pada saat sosialisasi agar para peserta dapat memahami;
Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah semangat. Penulis memulai
kegiatan Sosialisasi dengan Basmalah dan mengakhirinya dengan ucapan
hamdalah;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, penulis
bersikap sopan dan santuan selama memaparkan materi sosialisasi;
87
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkait ialah efektif. penulis
memberikan kesempatan kepada peserta sosialisasi untuk bertanya dan
menyampaikan masukannya agar kegiatan sosialisasi lebih efektif
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah berani, penulis bersikap
berani dan percaya diri ketika menjadi pemateri di sosialisasi;
Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat sosialisasi kepada perawat dan bidan adalah
komunikasi yang efektif, jelas, dan ramah. Dibuktikan dengan proses sosialisasi berlangsung
dengan lancar dan di hadiri oleh petugas. yang selanjutnya dilakukan dokumentasi selama
proses berjalannya sosialisasi. Penulis juga membuka sesi tanya jawab kepada peserta
sosialisasi terkait hal-hal yang belum dipahami selama proses sosialisasi;
d. Menentukan rencana tindak lanjut sosialisasi
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah parsitipasi. Penulis
memberikan kesempatan kepada peserta sosialisasi dalam menentukan rencana
tindak lanjut untuk penerapan SOP rujukan;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak memaksakan
kehendak, Dalam menyusun rencana tindak lanjut penulis tidak memaksakan
kehendak kepada masyarakat dan membuat rencana tindak lanjut dengan
memperhatikan kesiapan peserta.
Etika Publik = nilai etika publik yang terkait adalah terbuka. Penulis memberikan
kesempatan kepada peserta untuk mengeluarkan pendapatnya terkait pelaksanaan
penerapan draft monitoring rujuka;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi, bahwa
penulis membuat inovasi yaitu pembentukan tim PECAT PARU
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah berani, menentukan
rencana tindak lanjut merupakan wujud keberanian penulis sebagai hasil kegiatan
yang dilakukan.
Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu partisipatif dengan mengedepankan peduli dan
melakukan inovasi. Inovasi diperlukan untuk memberikan hal-hal baru dalam pemberian
pelayanan dipuskesmas. Dibuktikan dengan terbentuknya tim PECAT PARU dan
penandatanganan komitmen mutu.
88
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Membuat daftar hadir dan undangan peserta sosialisasi
Pembuatan undangan dan daftar hadir sosialisasi dilakukan pada tanggal 11 Maret
2020, dengan menggunakan Microsoft Word. Setelah dilakukan pencetakan dan
penandatanganan pimpinan, undangan sosialisasi didistribusi kepada perawat dan bidan.
Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Tersedianya undangan dan daftar hadir
sosialisasi;
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Sarana dan prasarana dipersiapkan pada tanggal 12 Maret 2020. Media yang
digunakan untuk sosialisasi menggunakan leaflat yang telah digandakan dan akan
dibagikan kepada peserta sosialisasi. Adapun Output dari kegiatan ini ialah : Kursi
peserta sosialisasi dan leaflat sebagai media penyampaian materi.
c. Melakukan Sosialisasi kepada perawat dan bidan
Sosialisasi dilakukan pada tanggal 12 Maret 2020 bertempat di UPTD Puskesmas
Poleang Selatan yang dilaksanakan saat pelayanan kepada masyarakat selesai dilakukan .
Sosialisasi dibuka dengan diawali dengan pengantar oleh penulis yang dilanjutkan oleh
pemaparan materi oleh penulis. Para petugas mengikuti sosialisasi dengan antusias.
Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Terselenggaranya sosialisasi;
d. Menentukan rencana tindak lanjut sosialisasi
Rencana tindak lanjut dibuat berdasarkan rangkuman hasil kegiatan sosialisasi dan
dicatat. Notulen rapat memuat detail kegiatan seperti waktu dan tempat, agenda, nama
penyaji, dan kesimpulan hasil kegiatan. Adapun Output dari kegiatan ini ialah:
Adanya catatan hasil kegiatan sosialisasi;
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu
Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,
menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap
pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan(1)
dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan
kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, dan Lugas.
89
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi
tidak berdasarkan NDS
1. Dampak terhadap satuan kerja
Jika sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, maka para
petugas belum tentu paham akan fungsi dan tata cara penggunaan draft monitoring
rujukan;
2. Dampak terhadap organisasi
Adanya ketidakpahaman dari para petugas akan pentingnya draft monitoring rujukan
pasien selama proses merujuk, dapat menyebabkan tidak terisinya draft monitoring
rujukan;
3. Dampak terhadap masyarakat
Jika para petugas tidak paham, dapat berdampak pada penilaian pelayanan publik yang
menurun;
90
Evidence Kegiatan
Gambar 3.1 Sarana dan Prasarana Yang digunakan saat Sosialisasi
Gambar 3.2 Foto Penulis Melakukan Sosialisasi Penerapan Draft
Monitoring Rujukan
92
Judul Kegiatan 4. Membentuk tim “PECAT PARU” (Petugas Cepat Tanggap
Pasien Rujuk
Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
12 Maret-14 Maret 2020
Daftar Lampiran
Bukti
Kegiatan/Evidence
1. Foto diskusi memilih tim
2. Foto Hasil Notulen Pembentukan tim
3. Foto anggota tim pecat paru
4. Foto penandatanganan komitmen bersama
5. Foto SOP Pelaksanaan rujukan
6. Foto SK tim PECAT PARU
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Membentuk tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)”
mengandung Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik dan Whole of
Government. Sosialisasi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas sekaligus pelayanan public.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan
sebagai berikut:
a. Melakukan diskusi untuk memilih tim Pecat Paru
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah Kepemimpinan. Penulis
dengan penuh ketegasan dan cakap dalam memilih anggota tim pecat paru ;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis
melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum memilih anggota tim pecat paru
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, bahwa
penulis dalam memilih anggota tim menggunakan bahasa yang sopan dan santun;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi. Dimana,
penulis membuat sesuatu yang belum ada di puskesmas yaitu dengan pembentukan
TIM PECAT PARU;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Penulis
membentuk tim dengan terbuka sehingga dapat di saksikan oleh peserta;
93
Teknik aktualisasi yang digunakan saat diskusi untuk memilih tim adalah teknik inovasi
dengan memperhatikan proses pemilihan yang bersifat transparan sehingga dapat di
saksikan oleh peserta dengan rasa peduli dan sopan santun serta penuh ketegasan dan cakap
dalam memilih anggota. Sehingga, anggota tim yang dibentuk dapat dengan aktif
menjalankan tugasnya. Dibuktikan dengan terbentuknya tim PECAT PARU yang terdiri
dari perawat dan bidan.
b. Menentukan tugas yang akan dilakukan oleh TIM PECAT PARU
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah professional. Penulis dan
juga tim menentukan tugas yang akan dilakukan sesuai dengan standar dan tugas
pokok petugas;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah gotong royong, penulis
dan petugas bersama-sama dalam menentukan tugas yang akan di emban;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, penulis bersikap
sopan dalam melakukan diskusi penentuan tugas;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien.
Menentukan tugas dilakukan agar petugas mempunyai pedoman terhadap tugas
yang harus dikerjakan;
Anti Korupsi = nilai Anti Korupsi yang terkandung adalah peduli. Penulis dan
petugas peduli terhadap proses peningkatan mutu puskesmas serta kualitas kerja
petugas;
Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu professional sesuai dengan tugas pokok
petugas yang mengandalkan gotong royong, sopan dan peduli. Dibuktikan dengan
terbentuknya tugas tim pecat paru.
c. Melakukan penandatanganan komitmen bersama tentang penerapan
penggunaan monitoring rujukan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalisme.
Penandatanganan komitmen bersama menunjukkan penulis dan juga petugas
menunujukkan profesionalisme dalam bekerja;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerja sama. Dalam
menandatangani komitmen, sebagai wujud petugas menunjukkan sikap kerja sama
yang baik untuk kepentingan pelayanan;
94
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan santun. Penulis
dan petugas lainnya bersikap sopan dan santun selama proses penandatanganan
komitmen;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah inovasi. Penulis
membuat ide baru dengan adanya penandatanganan komitmen;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan, dengan adanya
penandatanganan komitmen, menunjukkan bahwa kegiatan ini bersifat transparan
sehingga dapat disaksikan oleh petugas puskesmas lainnya;
Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu professional sesuai dengan tugas pokok
petugas yang mengandalkan gotong royong, sopan dan peduli adanya tanda tangan
komitmen bersama sebagai bentuk transparansi petugas tim. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penandatanganan komitmen bersama.
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Melakukan diskusi untuk memilih tim Pecat Paru
Rencana tindak lanjut dari sosialisasi yang dilakukan oleh penulis adalah
pembentukan tim pecat paru. Pemilihan tim pecat paru dilakukan berdasarkan kesepakatan
bersama yang beranggotakan perawat dan bidan pada masing-masing shift jaga petugas.
Output dari kegiatan ini ialah: Adanya dokumentasi anggota tim pecat paru.
b. Menentukan tugas yang akan dilakukan oleh tim pecat paru
Setelah anggota tim pecat paru terbentuk, selanjutnya dilakukan penentuan tugas
yang akan dilakukan oleh tim. Dari hasil diskusi, didapatkan hasil tugas yang dilakukan
oleh tim yaitu melakukan rujukan pada pasien, mengkordinir proses pengisian draft
monitoring, dan bersedia melakukan rujukan diluar jam kerja. Hasil daripada diskusi ini
selanjutnya di tulis oleh notulen sebagai kesimpulan dari sosialisasi yang dilakukan.
Output dari kegiatan ini ialah: Hasil rencana tindak lanjut notulen yang berisi tugas
tim.
c. Melakukan penandatanganan komitmen bersama tentang penerapan penggunaan
monitoring rujukan
Untuk meyakinkan hasil pembentukan tim, maka selanjutnya dilakukan
penandatanganan komitmen oleh anggota tim PECAT PARU (Petugas Cepat Tanggap
Pasien Rujuk). Yang selanjutnya, penandatanganan tersebut dijadikan bukti bahwa tim
95
akan bekerja sesuai dengan tugasnya dan tealah berkomitmen. Output dari kegiatan ini
ialah : adanya dokumentasi anggota tim melakukan penandatangan komitmen.
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu
Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,
menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap pencapaian
misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan (1) dan
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan
kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, dan Lugas.
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi
tidak berdasarkan NDS
1. Dampak terhadap satuan kerja
Jika pembentukan tim tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai ANEKA, tidak ada
petugas yang mengontrol pelaksanaan draft monitoring rujukan;
2. Dampak terhadap organisasi
Adanya ketidakpahaman dari para petugas akan pentingnya draft monitoring rujukan
pasien selama proses merujuk menyebabkan petugas tiak bekerja sesuai dengan SOP
yang sebenarnya;
3. Dampak terhadap masyarakat
Jika para petugas tidak paham, dapat berdampak pada penilaian pelayanan di
masyarakat
96
Evidence Kegiatan
Gambar 4.1 Diskusi memilih anggota Tim PECAT PARU
(Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)
Gambar 4.2 Foto Bersama anggota TIM PECAT PARU
(Petugas Cepat Tanggap Pasien Rujuk)
101
Judul Kegiatan 5. Melaksanakan penerapan penggunaan sistem rujukan yang
sesuai SOP
Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
12 Maret-25 Mei 2020
Daftar Lampiran
Bukti
Kegiatan/Evidence
1. Foto petugas menyiapkan persiapan rujukan
2. Foto petugas merujuk pasien
3. Foto isi lembaran draft monitoring pasien selama di rujuk
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Melaksanakan penerapan penggunaan system rujukan sesuai SOP” mengandung
Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik. Penggunaan draft monitoring rujukan
sesuai SOP diberikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menerima pelayanan.
Petugas mengacu pada SOP kegiatan.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan
sebagai berikut:
a. Menerima pasien gawat darurat yang tidak bisa ditangani dan harus dirujuk
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab. Petugas
dengan tanggung jawab menerima pasien dan melakukan konfirmasi kepada unit yang
lebih lengkap sebelum merujuk pasien yang tidak bisa ditangani;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah, sebelum
merujuk pasien, petugas memberikan kesempatan kepada pihak keluarga pasien untuk
melakukan musyawarah terlebih dahulu atas tindakan rujuk yang akan dilakukan
kepada pasien;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, petugas
bersikap sopan santun dalam memberikan penjelasan kepada keluarga pasien, bahwa
pasien harus di rujuk untuk mendapatkan pelayanan yang lebih lengkap;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien,
petugas mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk merujuk dengan
rujukan dengan sigap tanggap sehingga pasien tidak menunggu waktu lama dan
dapat dilkaukan tindakan rujukan segera mungkin;
102
efektif sehingga pasien dapat segera di tindaki;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah tidak membeda-bedakan.
Petugas tidak membeda-bedakan pasien yang akan di rujuk, semua mendapat
pelayanan yang sama oleh petugas;
Teknik aktualisasi yang digunakan saat menerima pasien gawat darurat dan harus dirujuk yaitu
profesionalisme yang ditandai dengan petugas melakukan pemeriksaan secara lengkap terlebih
dahulu untuk memastikan kondisi pasien sebelum dilakukan rujukan.
b. Mencatat biodata dan anamnesa pasien di buku register Ruang Gawat Darurat
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan. Petugas
mencatat biodata dan anamnesa yang diperlukan oleh puskesmas di buku register
untuk mengetahui data pasien yang keluar dan masuk di UGD;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghargai privacy,
dalam melakukan anamnesa petugas menjaga kerahasiaan data yang diberikan oleh
pasien ataupun keluarga pasien terkait dengan kondisi pasien dan mencatatnya di
buku register;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, petugas
bersikap sopan dalam melakukan anamnesa serta bersikap empati kepada pasien dan
keluarga pasien yang selanjutnya di tulis di buku register;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai prosedur,
petugas mencatat biodata dan melakukan anamnesa sesuai dengan prosedur yang
digunakan (SOP);
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Petugas
mencatat dan melakukan anamnesa secara transparan untuk keperluan administrasi
dan dokumentasi;
Teknik aktualisasi yang digunakan saat mencatat biodata dan melakukan anamnesa
kepada pasien yaitu menghargai privacy yang ditandai dengan petugas menjaga
kerahasiaan data yang diberikan oleh keluarga ataupun pasien dengan tetap bersikap
empati dan transparan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Dibuktikan dengan
adanya data pasien rujukan.
c. Mengurus persiapan rujukan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan. Petugas
menyiapkan keperluan dengan jelas sesuai dengan persyaratan rujukan;
103
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghormati keputusan
keluarga pasien, petugas menghargai segala keputusan keluarga pasien setelah
diberikan penjelasan;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, petugas
bersikap sopan selama mengurus persiapan rujukan serta bersikap empati kepada
pasien dan keluarga pasien;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah sesuai prosedur,
petugas melengkapi surat-surat yang dibutuhkan
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung peduli. Petugas peduli akan
kebutuhan pasien untuk dilakukan rujukan;
Teknik aktualisasi yang digunakan saat mengurus persiapan rujukan yaitu kejelasan
dengan tetap peduli akan kebutuhan yang diperlukan untuk merujuk, dan petugas tetap
memberikan sikap empati kepada pasien dan keluarga. Dibuktikan dengan surat-surat saat
rujukan lengkap.
d. Melaksanakan Rujukan gawat darurat
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah profesionalisme. Petugas
melakukan rujukan pada pasien sesuai dengan standar rujukan;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghormati privacy
pasien, petugas dalam melakukan rujukan memberikan pelayanan dengan
menghormati privacy pasien misalnya dengan memaikan selimut dibadan pasien
selama merujuk;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan empati, dalam
proses merujuk, petugas tetap bersikap sopan dan empati selama memperhatikan
kondisi pasien;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah berorientasi mutu,
petugas memantau kondisi pasien dan mengisi dalam draft monitoring rujukan;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah transparan. Petugas
melakukan pemantauan dan mencatat di lembaran draft monitoring secara
transparan;
Teknik aktualisasi yang digunakan saat melaksanakan rujukan gawat darurat yaitu
profesionalisme yang tetap berorientasi pada mutu. Petugas melakukan monitoring
kepada pasien selama proses merujuk pasien dan menulis hasil pemeriksaan di
lembaran draft monitoring. Dibuktikan terisinya lembaran draft monitoring.
104
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Menerima pasien gawat darurat yang tidak bisa ditangani dan harus dirujuk
Pasien yang di UGD puskesmas di lakukan pemeriksaan, apabila kondisi pasien
tidak dapat ditangani dan perlu penanganan lebih lanjut, maka selanjutnya petugas
akan menginstruksikan untuk merujuk pasien. Adapun Output dari kegiatan ini
ialah: petugas menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien;
b. Mencatat biodata dan anamnesa pasien di buku register Ruang Gawat Darurat
Petugas mencatat biodata dan anamnesa pasien setelah pasien masuk untuk arsip
puskesmas. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: petugas mengisi bukuu
register;
c. Mengurus persiapan rujukan
Selanjutnya petugas menyiapkan berkas yang diperlukan seperti
KK,Ktp,Bpjs,Surat rujukan dan keperluan lain yang dibutuhkan. Adapun Output dari
kegiatan ini ialah: Berkas rujukan pasien;
d. Melaksanakan rujukan gawat darurat
Apabila berkas pasien telah lengkap, maka pasien selanjutnya d bawa ke ambulans
dan dilakukan proses rujukan. Petugas memantau kondisi pasien selama proses
merujuk dan hasilnya dicatat di lembaran draft monitoring rujukan. Adapun Output
dari kegiatan ini ialah: hasil pemantauan kondisi pasien selama merujuk di
lembar draft monitoring rujukan;
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kegiatan ini tentu saja berkontribusi terhadap pencapaian visi dan misi organisasi yaitu
Pembangunan kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat,
menuju bombana sejahtera dan indonesia sehat. Tak luput juga kontribusi terhadap
pencapaian misi organisasi yakni Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan(1)
dan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan (2). Nilai organisasi yang dapat dicapai dengan
kegiatan ini ialah Profesional, Organisasi, Loyal, Senyum, Empati dan Lugas.
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika aktualisasi
tidak berdasarkan NDS
1. Dampak terhadap satuan kerja
Jika penerapan penggunaan system rujukan tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai ANEKA, maka kualitas pelayanan puskesmas dapat berkurang,
105
dan satuan kerja tidak mempunyai data apabila terjadi sesuatu selama proses
merujuk pasien;
2. Dampak terhadap organisasi
Apabila petugas tidak menerapkan penggunaan system rujukan, maka petugas
tidak mengetahaui perkembangan kondisi pasien selama perjalanan merujuk;
3. Dampak terhadap masyarakat
Jika terjadi sesuatu pada saat proses merujuk, dan petugas tidak menerapkan draft
monitoring rujukan pasien, maka masyarakat akan berpikir bahwa petugas tidak
memperhatikan pasien selama di perjalanan rujukan;
111
Judul Kegiatan 6. Evaluasi penerapan penggunaan sistem rujukan yang sesuai
SOP
Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
26 Mei 2020
Daftar Lampiran Bukti
Kegiatan/Evidence
Dokumentasi Evaluasi
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Agenda III
Kegiatan “Melakukan evaluasi penerapan penggunaan system rujukan yang sesuai
SOP”mengandung nilai dasar Mata Pelatihan Agenda III yaitu Pelayanan Publik. Evaluasi
yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan mutu puskesmas sekaligus pelayanan
public.
Agenda II
Keterkaitan dengan Mata Pelatihan Agenda II akan dijelaskan per tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa penulis
dalam mengevaluasi bukti laporan kegiatan sesuai dengan bukti-bukti laporan yang
terkumpul;
Nasionalisme = nilai nasionalisme yang terkait ialah semangat. Dalam mengumpulkan
bukti-bukti laporan kegiatan penulis melakukannya dengan teliti dan penuh suka cita
agar pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan yang diinginkan.
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa dalam
mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan, penulis melakukannya dengan cermat agar
tidak terjadi kekeliruan;
112
Komitmen Mutu = Nilai Komitmen Mutu yang terkandung yakni saat
mengumpulkan data, Penulis menyiapkan pulpen dan perallatan lainnya agar
pengumpulan data berjalan efektif dan efisien.
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, penulis
menunjukkan sikap mandiri dengan berinisiasi mengevaluasi bukti-bukti laporan.
Teknik aktualisasi yang digunakan yaitu teknik kehati-hatian, cermat, dan jelas. Hal
ini ditandai dengan penulis mengumpulkan lembar monitoring yang telah di isi oleh
petugas yang melakukan rujukan serta mengumpulkan dokumentasi yang dilakukan
selama proses rujukan;
b. Mengolah data hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab. Penulis
beratanggung jawab terhadap olahan data yang dilakukan;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerjasama. Penulis
bekerja sama dengan rekan yang memahami instrument mengolah data;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa dalam
melakukan kegiatan olah data, penulis melakukannya dengan cermat agar tidak
terjadi kekeliruan saat mengolah data;
Komitmen Mutu = Nilai Komitmen Mutu yang terkandung ialah efektif dan efisien.
Yakni saat mengolah data, Penulis menyiapkan seluruh data dan hal-hal lain yang
dibutuhkan agar pengolahan data dapat berjalan efektif dan efisien.
Anti Korupsi = Nilai Antikorupsi yang terkandung saat mengolah data, Penulis
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki secara mandiri.
Teknik aktualisasi yang digunakan pada saat mengolah data hasil aktualisasi adalah
kemampuan berintegritas, melakukan musyawarah, cermat serta bertanggung
jawab. Dalam mengolah data, penulis menggunakan metode wawancara dan
observasi lembar monitoring terhadap petugas yang melakukan rujukan dan mengisi
lembar monitoring selama melakukan rujukan. Hasil dari wawancara yang
dilakukan, kemudian di olah dan dihitung persentasinya untuk menilai tingkat
keberhasilan penerapan SOP;
113
c. Merumuskan Hasil Evaluasi
Akuntabilitas = Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi penyusunan
laporan hasil aktualisasi merupakan wujud keterbukaan akan hasil dari aktualisasi
yang dilakukan oleh penulis;
Nasionalisme = Nilai nasionalisme yang terkandung ialah kepentingan bersama,
bahwa dalam melakukan kegiatan, penulis lakukan untuk kepentingan bersama;
Etika Publik = Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, bahwa penulis dalam
merumuskan hasil evaluasi dilakukan dengan cermat sehingga tidak terjadi
kekeliruan hasil laporan;
Komitmen Mutu = Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
dengan merumuskan hasil dari evaluasi, penulis dapat mengukur peningkatkan mutu
pelayanan puskesmas melalui penerapan petugas terhadap SOP pelaksanaan
rujukan;
Anti Korupsi = Nilai anti korupsi yang terkait ialah Jujur. Dalam merumuskan hasil
penulis menuangkan segala bukti sesuai dengan apa yang dilakukan dilapangan.
Teknik aktualisasi yang digunakan ialah kehati-hatian dengan menerapkan
teknik analisis kuantitatif dan merumuskan hasil berdasarkan olahan data tersebut.
Penulis mengumpulkan seluruh data dari petugas dengan cara mendeskripsikan data
yang sudah terkumpul sebagaimana adanya selama proses merujuk dengan melihat
kepatuhan petugas terhadap mengisi lembaran monitoring rujukan.
2. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Mengevaluasi bukti-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
Evaluasi buki-bukti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dilakukan oleh
penulis yaitu dengan mengumpulkan lembaran monitoring pasien selama rujuk yang
telah di isi oleh petugas yang melakukan rujukan (TIM PECAT PARU). Selanjutnya,
laporan tersebut nantinya akan digunakan untuk menilai proses berjalannya penerapan
SOP pasien rujukan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara kepada petugas
yang melakukan rujukan. Dari hasil wawancara tersebut, selanjutnya penulis
melakukan olah data menggunakan metode analisis kuantitatif. Adapun Output dari
kegiatan ini ialah: Tersedianya lembaran monitoring yang telah diisi oleh petugas
serta dokumentasi pelaksanaan monitoring.
114
b. Mengolah data hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan
Setelah laporan evaluasi telah terkumpul, selanjutnya data tersebut akan di olah
oleh penulis dengan cermat. Penulis memperoleh 6 petugas melakukan rujukan. Dari
6 petugas tersebut, selanjutnya penulis melakukan perhitungan dengan rumus :
Jumlah petugas yang melakukan rujukan sesuai SOP x 100%
Jumlah keseluruhan petugas yang melakukan rujukan
Dari hasil tersebut, selanjutnya penulis dapat merumuskan hasil dari aktualisasi
yang di lakukan. Adapun Output dari kegiatan ini ialah: Diperolehnya hasil
persentase dari olah data untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan
SOP pasien rujukan.
c. Merumuskan Hasil evaluasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahap akhir dalam aktualisasi. Penulis
melakukan evaluasi dan menentukan hasil dari aktualisasi yang telah dikerjakan.
Penulis memperoleh dari 6 petugas, terdapat 5 petugas yang melakukan SOP
monitoring pasien rujukan. Dimasukkan kedalam rumus :
Jumlah petugas yang melakukan rujukan sesuai SOP x 100%
Jumlah keseluruhan petugas yang melakukan rujukan
=5 x 100%
6
= 83 %
Sehingga, hasilnya sebanyak 83% petugas menerapkan SOP monitoring pasien selama
proses rujukan. Hal ini menunjukkan,bahwa Petugas telah menerapkan SOP pada saat
melakukan rujukan pasien. Hasil ini selanjutnya oleh penulis dapat dijadikan
kesimpulan bahwa SOP monitoring pasien selama merujuk pasien telah diterapkan
atau dilaksanakan, lembar monitoring diisi oleh petugas selama merujuk.
3. Manfaat kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini memliki kontribusi dalam Visi puskesmas yakni pembangunan
kesehatan melalui pelayanan yang optimal demi tercapainya kecamatan sehat, menuju
bombana sejahtera dan indonesia sehat. Dan juga dalam menjalankan Misi
Menggerakan Pembangunan berwawasan kesehatan. Dan juga berkontribusi dalam
Tata Nilai Puskesmas yaitu Profesional,Organisasi,Loyal,Lugas.
115
4. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
1. Dampak terhadap satuan kerja
Jika penulis tidak melakukan evaluasi, maka penulis tidak dapat memahami
apakah kegiatan mencapai hasil dan juga penulis tidak dapat mengetahui hal-hal yang
perlu diperbaiki agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi.
2. Dampak terhadap organisasi
Apabila petugas tidak melakukan evaluasi, maka penulis tidak dapat mengetahui
apakah petugas TIM melakukan tugasnya sesuai dengan SOP atau tidak, sehingga
dengan dilakukannya evaluasi, maka dapat juga diperoleh hasil peningkatan mutu
petugas.
3. Dampak terhadap masyarakat
Jika petugas telah meneraapkan SOP monitoring rujukan saat melakukan rujukan,
maka dapat dapat meningkatkan rasa percaya masyarakat kepada petugas. hal ini dapat
diukur dengan cara melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaannya.
116
Evidence Kegiatan
Gambar 6.1 Penulis mengumpukan bukti-bukti
laporan
Gambar 6.2 Lembaran evaluasi petugas
118
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil aktualisasi ini dibuat berdasarkan pada rancangan aktualisasi yang telah
disepakati sebelumnya dengan atasan (Kepala Puskesmas Poleang Selatan). Aktualisasi ini
diangkat dari rancangan yang dibuat yaitu belum optimalnya pelaksanaan SOP monitoring
pasien selama rujukan. Dimana, hal tersebut disebabkan oleh belum diterapkannya SOP
pelaksanaan monitoring pasien selama rujukan, tidak adanya lembar monitoring pasien
selama rujukan, kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pelaksanaan SOP monitoring pasien
selama rujukan serta belum adanya evaluasi terkait rujukan pasien. Oleh karena itu, Penulis
melaksanakan kegiatan aktualisasi yang berjudul Pelaksanaan SOP pelayanan rujukan pada
ruang pelayanan gawat darurat uptd puskesmas poleang selatan melalui tim pecat paru.
Selama proses aktualisasi, penulis melakukan enam kegiatan. Dari kegiatan tersebut,
tujuan dan manfaat yang dirancangkan telah tercapai, antara lain telah terbentuknya tim
PECAT PARU yang bertugas untuk melakukan rujukan pasien yang berdasarkan dengan SOP
yang telah disepakati sebelumnya sehingga dapat meningkatkan mutu , dan juga
terlaksananya pelayanan rujukan yang sesuai dengan SOP, ditandai dengan pengisian lembar
monitoring pasien selama merujuk.
Hasil evaluasi yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada petugas yang
melakukan rujukan dalam hal ini adalah tim PECAT PARU,dan diperoleh hasil dari 6 petugas
yang melakukan rujukan, 5 petugas diantaranya mengatakan menerapkan SOP pelaksanaan
monitoring pasien rujukan, mengisi lembaran monitoring pasien rujuk dan juga mengatakan
terdapat perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah penerapan SOP tersebut. Sehingga,
penulis melakukan perhitungan secara analisis kuantitatif berdasarkan hasil, diperoleh bahwa
terdapat 83 % menyatakan bahwa petugas menerapkan SOP pasien rujukan. Hal tersebut
menunjukkan hasil yang cukup baik dimana sebagian besar petugas menerapkan Pelaksanaan
SOP pasien rujukan.
119
Adapun pencapaian hasil kegiatan, dirincikan dalam bentuk berikut :
Kegiatan Sebelum aktualisasi Setelah aktualisasi
Penerapan SOP monitoring
rujukan
Tidak diterapkannya SOP
monitoring rujukan
Telah diterapkannya SOP
monitoring rujukan
Pembuatan draft monitoring
pasien rujukan
Tidak tersedianya draft
monitoring rujukan
Tersedianya draft
monitoring rujukan
Pembentukan petugas
rujukan
Tidak adanya petugas yang
bertnggung jawab untuk
rujuk pasien dibuktikan
dengan tidak adanya SK
sebagai penguat
Tersedianya SK petugs
rujukan yang didalamnya
mencakup nama-nama
petugas (TIM PECAT
PARU) serta tugas yang
diemban
Sosialisasi penerapan SOP
rujukan
Tidak dilakukannya
sosialisasi tentang SOP
rujukan
Dilakukan sosialisasi
tentang SOP rujukan oleh
penulis
B. SARAN
1. Untuk Organisasi Perangkat Daerah
Dalam hal ini adalah UPTD Puskesmas Poleang Selatan, agar mensosialisasikan
nilai-nilai dasar profesi ASN kepada seluruh stakeholder yang ada di lingkungan UPTD
Puskesmas Poleang Selatan dengan tujuan untuk mengubah cara pandang para pegawai
khususnya ners bahwa profesi ners dapat menjalankan perannya sebagai pelayan
masyarakat bukan dilayani melainkan melayani sehingga diharapkan akan meningkatkan
kualitas kerja terlebih kualitas pelayanan kesehatan demi tercapainya visi dan UPTD
Puskesmas Poleang Selatan Kabupaten Bombana.
Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi ini, beberapa rekomendasi yang
diajukan adalah:
Diperlukan kegiatan pemantauan serupa secara berkelanjutan untuk tercipta pelayanan
kesehatan yang bermutu dan semakin baik.
Diperlukan dukungan dari kepala puskesmas untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan pada saat melakukan rujukan.
120
2. Untuk Rekan Kerja
Dalam Hal ini staf puskesmas Poleang Selatan Kabupaten Bombana agar selalu
menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai ASN
demi terwujudnya pelayanan masyarakat yang berkualitas dan bermutu serta
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadapa kinerja ASN, salah satunya dengan
bekerja sesuai dengan SOP Pelayanan.
121
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian
Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Akuntabilitas, Modul Pendidikan Dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan Dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan Dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan Dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Nasionalisme,Modul Pendidikan Dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara, 2017,Manajemen Aparatur Sipil Negara, Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2017, Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2017, Whole of Goverment, Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Top Related