Pegagan sebagai Khasiat Obat

19
ESSAY UCC 2014 Pengelolaan SDA dan lingkungan berkelanjutan dan jangka panjang TeKO (Teh Celup Khasiat Obat) Pegagan: PEMANFAATAN TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) MENJADI TEH CELUP SEBAGAI USAHA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DUSUN LENGKONG DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JEBLUK JEMBER Disusun Oleh: Febiyanto (H1A011050-2011) Ende Hopsah Badriyah (H1A013003-2013) Ryzka Damayanti (H1A013024-2013) i

Transcript of Pegagan sebagai Khasiat Obat

ESSAY UCC 2014

Pengelolaan SDA dan lingkungan berkelanjutan dan jangka

panjang

TeKO (Teh Celup Khasiat Obat) Pegagan: PEMANFAATAN TANAMAN

PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) MENJADI TEH CELUP SEBAGAI

USAHA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DUSUN LENGKONG

DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JEBLUK JEMBER

Disusun Oleh:

Febiyanto (H1A011050-2011)

Ende Hopsah Badriyah (H1A013003-2013)

Ryzka Damayanti (H1A013024-2013)

i

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2014BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sucopangepok merupakan salah satu desa yang

berada di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Dusun

Lengkong merupakan bagian wilayah Desa Sucopangepok yang

cukup terisolasi dimana sarana dan prasarana serta

perekonomiannya belum berkembang. Terlebih dusun ini

memilki Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum mampu dalam

mengolah sumber daya alam yang ada. Salah satunya adalah

tanaman pegagan. Tanaman pegagan memiliki taksonomi

sebagai berikut (Backer dan Van Der Brick, 1986):

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiosspermae

Classis : Dycotyledonaee

Ordo : Umbillates

Familia : Umbelliferae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica L.Urban

ii

Pegagan (Centella asiatica L. Urban) merupakan tanaman

yang berasal dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak

lembab, cukup sinar atau agak terlindung serta dapat

ditemukan di dataran rendah sampai dengan ketinggian

2.500 m dpl (Heyne, 1987; Dalimartha, 2000). Tanaman

pegagan dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30-40

%, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela

musiman maupun tahunan (Januwati dan Yusron, 2004).

Penelitian menunjukkan bahwa tanaman pegagan dapat tumbuh

dengan baik pada tingkat naungan 25%, bahkan pada naungan

75% juga masih menunjukkan pertumbuhan yang baik,

meskipun tetap terjadi penurunan produksi pegagan

(Rachmawaty, 2005).

Kandungan kimia pegagan antara lain asiaticoside, asiatic

acids, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,

brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside,

carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral

seperti K, Na, Mg, Fe (Wijayakusuma dkk., 1994;

Lasmadiwati dkk., 2004), minyak atsiri (1%), pektin

(17.25%) dan vitamin B (Santa dan Bambang, 1992).

Melalui kandungan ini, pegagan telah lama dimanfaatkan

sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar,

kering maupun dalam bentuk ramuan. Tanaman ini telah

iii

Gambar 1. Tanaman pegagan(Herlina dan Hutasoit, 2011)

terbukti memiliki efek farmakologi yang dimanfaatkan

sebagai obat untuk penyembuhan luka, radang, reumatik,

asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan

penambah selera makan (Besung, 2009). Januwati dan Yusron

(2004) menyatakan bahwa di Australia, tanaman pegagan

telah dibuat menjadi obat yang bermanfaat sebagai

antipikun dan juga antistres. Di Indonesia, pegagan telah

banyak dimanfaatkan sebagai obat untuk penyembuhan

penyakit melalui peningkatan ketahanan tubuh pasien.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak air

herba pegagan 150 mg/kg BB menghasilkan efek

imunostimulan kuat pada mencit (Fatmasari, 2007). Secara

empirik pegagan bermanfaat sebagai penyembuh luka,

radang, demam, memperlancar sirkulasi darah dan dapat

meningkatkan daya ingat (Januwati dan Yusron, 2005).

Pegagan adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di

berbagai tempat seperti perkebunan, ladang, tepi jalan,

pematangan sawah ataupun di ladang yang agak basah

(Besung, 2009). Pegagan saat ini belum banyak

dibudidayakan oleh petani (Musyarofah dkk., 2007),

khususnya di Dusun Lengkong Kecamatan Jelbuk Kabupaten

Jember. Karena jumlahnya cukup melimpah dan belum

dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu dimanfaatkan

menjadi produk yang lebih bermanfaat yakni TeKO (Teh Celup

iv

Khasiat Obat) Pegagan untuk meningkatkan nilai perekonomian

masyarakat sekitar.

BAB II ISI

2.1 Analisis dan Sintesis

Dusun Lengkong dilihat dari kekayaan alamanya

memiliki sumber daya alam berupa tanaman pegagan yang

melimpah ruah. Tanaman pegagan ini belum dimanfaatkan

secara optimal oleh warga sekitar sehingga menjadi sia-

sia. Pegagan ini dapat dioptimalkan menjadi produk olahan

yang bernilai ekonomi. Salah satunya melalui pembuatan

teh celup yang berkhasiat sebagai obat atau TeKO (Teh Celup

Khasiat Obat). Produk olahan dari pegagan merupakan produk

yang menjanjikan dan bernilai ekonomi bila dimanfaatkan

secara optimal. Menurut Musyarofah dkk., (2007), bisnis

tanaman obat khususnya pegagan nampaknya sangat

menjanjikan. Hal ini didukung dengan kecenderungan muncul

kembali pemikiran masyarakat dalam pemanfaatan tanaman

yang tumbuh di sekitarnya sebagai obat (back to nature)

serta peluang usaha yang masih cukup luas. Oleh karena

itu, usaha ini layak untuk dikembangkan sebagai mata

v

pencharian masyarkat Dusun Lengkong karena TeKO ini

merupakan inovasi baru bagi masyarakat Dusun Lengkong.

TeKO ini mengandung kandungan yang bermanfaat bagi

manusia diantaranya sebagai obat untuk penyembuhan luka,

radang, reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra,

disentri, demam, penambah selera makan (Besung, 2009),

antipikun dan juga antistres (Januwati dan Yusron, 2004).

Pegagan yang dijadikan TeKO merupakan teh herbal

berkhasiat obat yang aman untuk dikonsumsi. Menurut

Rifatul (2009) dalam Suhitna dkk. (2013), kandungan pada

bahan alami umumnya bersifat seimbang dan saling

menetralkan. Jadi, efek samping obat herbal jauh lebih

kecil dibandingkan dengan obat sintesa. Untuk

meningkatkan nilai jual, produk TeKO Pegagan ini disajikan

dalam kotak yang berlabel khas Dusun Lengkong sehingga

meningkatkan nilai mutu dari pegagan sebagai teh celup.

Kajian mengenai masyarakat Dusun Lengkong

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sandra, C. dan

E. Witcahyo, (2011) diketahui bahwa penghasilan dan

pendapatan tiap-tiap responden bervariasi, tetapi

sebagian besar responden berpenghasilan kurang dari Rp.

875.000 per bulan dengan jumlah 77% responden. Sebesar

54% responden mengeluarkan biaya untuk kesehatan berkisar

antara Rp. 20.000-Rp. 50.000. Melalui pegagan ini dapat

memberikan pemasukan tambahan bagi warga sekitar sehingga

vi

menjadi faktor penaikkan ekonomi raktnya Dusun Lengkong

dimana penghasilannya masihnya rendah.

TeKO Pegagan dapat menjadi salah satu terobosan

inovasi untuk meningkatkan pendapatan negara khusunya

perekonomian masyarakat Dusun Lengkong. Seperti yang

telah dikemukakan oleh (International Tea Committe, 2006),

komoditas teh mampu menyumbang devisa negara sekitar Rp.

1,2 triliun setiap tahunnya. Tercatat perkebunan teh

(bagian hulu) mempekerjakan sekitar 320.000 pekerja

sedangkan pada bagian hilir, industri teh mempekerjakan

sekitar 50.000 orang pekerja. Teh yang ada saat ini

memiliki ekonomi yang tinggi sehingga tak ayal penerapan

teh dari pegagan juga akan mempengaruhi kehidupan dari

masyarakat Dusun Lengkong. Terlebih jika dibandingkan

dengan tumbuhan teh yang ada saat ini, pegagan merupakan

tumbuhan yang mudah tumbuh dan berada dalam jumlah

melimpah di Dusun Lengkong sehingga keberlangsungan usaha

teh ini pun akan berlangsung.

Berikut merupakan alur yang menggambarkan proses

pembuatan TeKO:

vii

PegaganDicuci dan

dioven sampaikering

Warna daunpegagan berubahkehitam-hitmanlayaknya teh

Disortir

2.2 Strategi Penerapan

Penerapan atau upaya yang perlu dilakukan guna

mendayagunkana pegegan sebagai TeKO agar dapat diterima

oleh masyarakat dapat digambarkan dalam bagan di bawah

ini:

viii

Perumusan masalahyang ada di Dusun

Lengkong

Pegagan yang belumoptimal dimanfaatkandijadikan TeKO (Teh

Sosialisasi akanmanfaat pegagansehingga dapat

Kelompok taniyang

membudidayakanpegagan

FormulaTeKO yangtelah

Pegagan yangtelah keringdikemas dalm

Dimasukkan kedalam kotak yangberisi 25 teh

Berdasarkan Bagan 1. dapat dijelakan bahwa Masalah

yang telah dianalisis yakni dalam hal ini adalah

kurangnya pemnfaatn pegagan secara optimal di Dusun

Lengkong.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ix

Pembuatan TeKO

Bekerja sama denganKepala Dusun danjajarannya serta

penyuluh pertaniandalam memperkuat

Proses pembuatanTeKO dan budidayapegagan yang baik

dan benar

Pengawasan,pengontrolan dan

penyuluhan

Bagan 1. Strategi penerapan TeKO di

masyarakat dusun Lengkong

1. Tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban) memilki

potensi yang dapat dijadikan sebagai sirup TeKO

Pegagan.

2. TeKO Pegagan dapat dijadikan salah satu produk khas

masyarakat Dusun Lengkong dalam rangka meningkatkan

perekonomian masyarakat.

3.2 Saran

1. Pegagan memilki kandungan senyawa vellarine  yang

memberikan rasa pahit sehingga perlu dilakukan uji

secara lebih lanjut sehingga memberikan komposisi

terbaik agar kualitas TeKO Pegagan tetap terjaga.

2. Diperlukan manajemen ekonomi melalui penyuluhan dan

pendampingan kepada masyarakat Dusun Lengkong dan

penghimpunan wirausahawan/wati dalam mengelola

pegagan sehingga mampu mengembangkan produk TeKO

Pegagan secara mandiri.

3. Penelitian secara kompherensif sehingga tanaman

pegagan dapat dimanfaatkan menjadi produk yang

bervariasi.

x

DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H.C., 1989, Pengatar Bentuk sediaan Farmasi, UI Press,

Jakarta.

Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2010. Profil Desa/Kelurahan

Lengkong Kecamatan Mumbulsari. Jember

Besung, Kerta Nengah I., 2009, Pegagan (Centella aisatica)

Sebagai Alternative Pencegahan Infeksi Pada Ternak,

Jurnal Penelitian, 2[1].

Dalimartha, S, 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia 2, Trubus

Agriwidya: Jakarta.

Herlina dan L. Hutasoit, 2011, Pengaruh Senyawa Murni

dari Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap

Fungsi Kognitif Belajar dan Mengingat dan Efek

Toksisitas Pada Mencit (Mus musculus) Betina, Seminar

Sains IV, 2011, Kampus IPB Dramaga Bogor, Bogor.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IIIYayasan

Sarana Wana Jaya: Jakarta.

International Tea Commitee (ITC), 2006. Annual Bulletin of Statistics 2006, International Tea Committe, London.

Januwati, M., dan Yusron, 2004, Standar Operasional : Budidaya

Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto dan Kumis Kucing, Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat: Bogor.

Musyarofah, N., S. Susanto, S.A. Aziz dan S.

Kartosoewarno, 2007, Respon Tanaman Pegagan (Centella

xi

asiatica L. Urban) Terhadap Pemberian Pupuk Alami di

Bawah Naungan.

Rachmawaty, R. 2005. Pengaruh naungan dan jenis pegagan

(Centella asiatica L. (Urban)) terhadap pertumbuhan,

produksi dan kandungan triterpenoidnya sebagai bahan

obat. [Skripsi] Departemen Budidaya Pertanian Faperta

IPB.

Sandra, C. dan E. Witcahyo, 2011, Stdi Deskriptif tentang

Kesehatan Anak Material Dan Neonatal di Desa

Lengkong Kabupaten Jember (online), diunduh dari

http://fkm.unej.ac.id/files/Semnas2011/06.pdf ,

diakses pada tanggal 29 Agustus 2014.

Santa, I. G. P., P. E. W. Bambang. 1992. Studi taksonomi

Centella asiatica (L.). Urban. Warta Tumbuhan Obat

Indonesia 1 (2) : 46-48.

Suhitna, N.L.P.R., I.W. Sudira dan I.B.O Winaya, 2013,

Hispatologi Ginjal Tikus Putih Akibat Pemberian

Ekstrak Pegagan (Cantella asiatica) Peroral, Buletin

Veteriner Udayana, [5]2:71-78.

Wijayakusuma, H., A. S. Wirian, Yaputra T, Dalimartha S,

Wibowo B. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di

Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Kartini.

xii

LAMPIRAN CV

1. Identitas Ketua

xiii

Nama : FebiyantoTempat Tanggal

Lahir

: Cirebon, 01 Februari 1993

Alamat Domisili : Jalan Gunung Muria RT/RW:

04/08 Grendeng Purwokerto

UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal

Soedirman

Karya Ilmiah yang pernah dibuat :

a. PKM GT tahun 2012: Mabishi : Pemanfaatan Mangrove

Sebagai Tsunami Bio-Shield.

b. MTQ Unsoed tahun 2012: Integrasi dan Implementasi

Al-Qur’an dalam NKRI.

c. PKM GT tahun 2013: Minyak Ketapang (MiyKe) :

Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia cattapa L) di

Daerah Cilacap Sebagai Minyak Goreng.

d. PKM P tahun 2013: Plastik Ramah Lingkungan dari

Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus L.).

e. PKM P tahun 2013: Isolasi dan Identifikasi

Senyawa Tanin dari Tanaman Paci-Paci (Leucas

lavandulaefolia) Sebagai Biopestisida.

f. PKM GT tahun 2014: Ory-Ben (Oryzae Sativa-Adsorben):

Upaya Penanganan Limbah Merkuri yang Dihasilkan

xiv

dari Aktivitas Pertambangan Emas Rakyat di Daerah

Sangon D.I Yogyakarta.

g. PKM GT tahun 2014: Ory-Sugar: Fermentasi Limbah

Sekam Padi Menggunakan Khamir Candida Tropicalis Untuk

Memproduksi Gula Rendah Kalori Bagi Penderita

Diabetes.

h. Opini Ilmiah MITI 2014: Save Our Water: “Dari Limbah

Untuk Penanganan Limbah”.

i. Essay Ilmiah tahun 2014: “Melahirkan BaBE (Bahan

Bakar Etanol) di Desa Gumelar Kabupaten Banyumas Jawa

Tengah”

j. Karta Tulis Ilmiah Mapres tahun 2014: IPAL-TiO2 :

Reaktor Berbasis TiO2 Sebagai Upaya Menurunkan

Kadar COD dan BOD Hasil Pengolahan Limbah Cair

Tahu IPAL Biolita I Desa Kalisari Banyumas Jawa

Tengah.

k. ITS Expo tahun 2014: Fermentasi Serat Biji

Ketapang (Terminalia catappa L) Menggunakan Khamir

Saccharomyces cerevisiae Untuk Produksi Bioetanol

Sebagai Bahan Bakar Industri Kecil-Menengah di

Daerah Purwokerto Jawa Tengah.

l. PMW Unsoed tahun 2014: Figur Mahasiswa (Fungi

Agriculture): Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus ostreatus)

Sebagai Usaha Kecil Mahasiswa di Daerah Bobosan

Purwokerto

xv

m. Soedirman Science Competition 2014: Optimalisasi

Batang Karbon dari Baterai Bekas dalam

Mendegradasi Limbah Cair Batik dengan Menggunakan

Metode Elektrodekolorisasi untuk Meningkatkan

Stabilitas Produksi

n. RAMIPB: Langit-Langit Rumah Sehat sebagai

Penyerap Panas dari Limbah Kertas dan Serat

Kelapa

o. LKTIN Administrasi Negara Unsoed: POLiCaT (Pupuk

Organik Limbah Cair Tahu) : Pemanfaatan Limbah Cair

Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) Untuk

Meminimalisir Pencemaran Ekosistem Air Sungai

Desa Kalisari Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

p. Proyek Sains Pertamina 2014: Pembuatan BoLiTa

(Bioetanol Limbah Tapioka) dan Penerapannya di Desa

Gumelar Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

q. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup

Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan

(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup Sebagai

Usaha Peningkatan Perekonomian Masyarakat Dusun

Lengkong Kabupaten Jember

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :

a. Juara 1 Berkelompok Essay Nasional Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

xvi

b. Juara 2 Mapres Tingkat Fakultas Sains dan Teknik

Universitas Jenderal Soedirman.

c. Juara 3 MTQ Unsoed Cabang KTI.

d. Octo Finalist Inter Faculty Debate Competition

Unsoed.

e. The best of the best speaker 4th Sainsation

Science and Engineering Faculty Jenderal

Soedirman University

f. Opini Ilmiah Terbaik versi MITI dengan tema Waste

Management 2014: Save Our Water: “Dari Limbah Untuk

Penanganan Limbah”

g. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Soedirman 3nd

Soedirman Science Competition 2014.

2. Identitas Anggota 1

Nama : Ende Hopsah BadriyahTempat Tanggal

Lahir

: Garut, 30 Juni 1995

Alamat Domisili : Jln. Gunung Muria Grendeng

Purwokerto UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal

Soedirman

Karya Ilmiah yang pernah dibuat:

xvii

a. Pemanfaatan Daun Pisang Kering sebagai

Insektisida Organik.

b. Soedirman Science Competition 2014: Optimalisasi

Batang Karbon dari Baterai Bekas dalam

Mendegradasi Limbah Cair Batik dengan Menggunakan

Metode Elektrodekolorisasi untuk Meningkatkan

Stabilitas Produksi

c. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup

Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan

(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup Sebagai

Usaha Peningkatan Perekonomian Masyarakat Dusun

Lengkong Kabupaten Jember.

Penghargaan Ilmiah :

a. Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Pelajar SMA Plus Al-

Wahid.

b. Quarter Finalist Inter Faculty Debate Competition

Unsoed.

c. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Soedirman 3nd

Soedirman Science Competition 2014.

3. Identitas Anggota 2:

Nama : Ryzka DamayantiTempat Tanggal

Lahir

: Bekasi, 4 Mei 1995

Alamat Domisili : Jln. Gunung Srandil

xviii

Karawangkal Purwokerto UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal

Soedirman

Karya Ilmiah yang pernah dibuat :

a. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup

Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan

(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup

Sebagai Usaha Peningkatan Perekonomian

Masyarakat Dusun Lengkong Kabupaten Jember

Penghargaan Ilmiah : -

xix