Pasal 28 E Ayat 1

24
Pasal 28 E Ayat 1 Contoh kasus yang ramai pernah terjadi di Indonesia yaitu adanya aliran Ahmadiyah. Di dalam ajaran aliran agama ini, meyakini bahwa nabi Muhammad bukannlah nabi yang terakhir seperti yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Sontak dengan adanya aliran ini membuat seluruh unat muslim menjadi geram. Entahlah, apakah aliran ini sesat atau tidak? Menteri Agama M. Maftuh Basyuni berkeyakinan Ahmadiyah menyesatkan dan sesat. Namun, pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah menteri agama atau aparat negara lainnya mempunyai wewenang menyatakan suatu ajaran keagamaan/kepercayaan sesat dan menyesatkan dalam konteks UUD 1945 dan hak asasi manusia (HAM)? Dalam konteks UUD 1945 dan HAM, pernyataan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni bahwa Ahmadiyah sesat dan menyesatkan merupakan pelanggaran kebebasan memeluk agama. Menteri Agama seharusnya memahami arti kewajivan negara untuk melindungi/memajukan hak atas kebebasan beragama/kepercayaan. Pasal 28 E ayat 2 “ Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya ” Gereja HKBP Pondok Timur Akhirnya Disegel Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin (1/3) siang, akhirnya menyegel rumah tinggal yang dijadikan tempat ibadah jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur di Jalan Puyuh Raya RT 01/15 No 14, Perumahan Pondok Timur Indah, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Papan tanda penyegelan tersebut dipasang petugas Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Pemkot Bekasi, disaksikan puluhan jemaat gereja tersebut. Tulisan di papan ini: “Bangunan ini disegel berdasarkan PP Nomor 36 Tahun 2005, Perda Nomor 61 Tahun 1999, Perda Nomor 74 Tahun 1999, Perda Nomor 4 Tahun 2000, Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 1998 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bangunan.” Namun, setelah ditinggal petugas, papan segel tersebut pun dibuka. Juru Bicara HKBP Pondok Timur Rever Harianja mengungkapkan, petugas P2B melampaui kewenangan karena langsung melakukan penyegelan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Transcript of Pasal 28 E Ayat 1

Pasal 28 E Ayat 1   Contoh kasus yang ramai pernah terjadi di Indonesia yaituadanya aliran Ahmadiyah. Di dalam ajaran aliran agama ini,meyakini bahwa nabi Muhammad bukannlah nabi yang terakhirseperti yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Sontakdengan adanya aliran ini membuat seluruh unat muslim menjadigeram. Entahlah, apakah aliran ini sesat atau tidak?   Menteri Agama M. Maftuh Basyuni berkeyakinan Ahmadiyahmenyesatkan dan sesat. Namun, pernyataan tersebutmenimbulkan pertanyaan, apakah menteri agama atau aparatnegara lainnya mempunyai wewenang menyatakan suatu ajarankeagamaan/kepercayaan sesat dan menyesatkan dalam konteksUUD 1945 dan hak asasi manusia (HAM)?   Dalam konteks UUD 1945 dan HAM, pernyataan Menteri AgamaM. Maftuh Basyuni bahwa Ahmadiyah sesat dan menyesatkanmerupakan pelanggaran kebebasan memeluk agama. Menteri Agamaseharusnya memahami arti kewajivan negara untukmelindungi/memajukan hak atas kebebasanberagama/kepercayaan.

Pasal 28 E ayat 2 “ Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya ”

Gereja HKBP Pondok Timur Akhirnya Disegel  Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin (1/3) siang,akhirnya menyegel rumah tinggal yang dijadikan tempat ibadahjemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) PondokTimur di Jalan Puyuh Raya RT 01/15 No 14, Perumahan PondokTimur Indah, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi.   Papan tanda penyegelan tersebut dipasang petugas DinasPenataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Pemkot Bekasi,disaksikan puluhan jemaat gereja tersebut. Tulisan di papanini: “Bangunan ini disegel berdasarkan PP Nomor 36 Tahun2005, Perda Nomor 61 Tahun 1999, Perda Nomor 74 Tahun 1999,Perda Nomor 4 Tahun 2000, Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor15 Tahun 1998 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bangunan.”Namun, setelah ditinggal petugas, papan segel tersebut pundibuka. Juru Bicara HKBP Pondok Timur Rever Harianjamengungkapkan, petugas P2B melampaui kewenangan karenalangsung melakukan penyegelan tanpa pemberitahuan terlebihdahulu.

“Penyegelan ini kami anggap tidak ada. Berita acaranyasaja tidak diserahkan kepada kami,” tegasnya. Ia mengatakan,tempat tersebut tetap akan digunakan sebagai tempat untukmenjalankan ibadah. “Tidak mungkinlah kami tidak beribadah,”ungkap Rever yang dibenarkan sejumlah ibu-ibu warga jemaat.Lokasi itu pun tetap dijaga karena  sudah sejak tahun 2007mereka menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat ibadah.

Didemo Warga Seperti diberitakan sebelumnya,sedikitnya 250 orang yang mengaku sebagai warga setempat,Minggu (28/2) pagi, menggelar unjuk rasa dan meminta rumahyang dijadikan sebagai gereja itu ditutup dan dikembalikanfungsinya. Penyegelan itu sendiri juga disesalkan parajemaat. Pendeta Gereja HKBP Pondok Timur Luspita Simanjuntaksebelumnya juga menjelaskan bahwa tempat itu sudah dijadikansebagai tempat ibadah sejak tiga tahun lalu.”Rumah tinggal yang sudah dibeli pihak gereja itu dibeli dandijadikan sebagai gereja karena sudah 17 tahun kami mengurus izin pembangunan gereja, tetapi selalu mendapatpenolakan dari  masyarakat Mustika Jaya,” katanya.

   Dia menambahkan,  pihaknya bersama beberapa pengurusgereja lainnya, termasuk pengurus Gereja HKBP Philadelpia diDesa  Jejalen Jaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi sudah mendatangi Komisi III DPR RI, bahkan juga keKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI

SK     : Menganalisis PerjuanganIndonesia Sejak Proklamasi HinggaLahirnya Orde Baru

KD :Menganalisis perjuangan bangsaIndonesia dalam mempertahankankemerdekaan dari ancamandisintegrasi terutama bentukpergolakan dan pemberontakan ( PKIMadiun 1948, DI/TII, Andi Azis, RMS,PRRI/Permesta, G/30/S/1965

PERJUANGAN MENGHADAPIPERGOLAKAN DALAM NEGERI

Peta Konsep

Kabinet Ali Sastroamidjojo mengeluarkan UndangUndang No. 1 tahun 1957 yang mengatur tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah, dimana didalamnya diaturpembagian kekuasaan dan keuangan pusat dengan daerah.

Pada tanggal 9 April 1957 Kabinet Karya pimpinanPerdana Menteri Djuanda menggantikan Kabinet AliSastroadmijojo II. Kabinet ini secara teoritis bersifatnon partai, namun pada hakikatnya kabinet ini merupakankoalisi antara PNI dan NU.Pada bulan Mei 1957 dibentuklah Dewan Nasional yangterdiri dari 41 wakil golongan fungsional [ pemuda,kaum petani, kaum buruh, kaum wanita, para cendekiawan,

pemuka agama, kelompok-kelompok daerah dan lain-lain]di tambah beberapa anggota ex officio. Dewan Nasionalini langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno, sedangkanpelaksana harian adalah wakil ketuanya RuslanAbdulgani. Kalangan militer berusaha menjamin bahwacara-cara baru yang bersandar pada golongan golonganfungsional yang berafiliasi dengan partai-partai.Kabinet menjalin hubngan  dengan dewan dewan militerdaerah yang telah mengambil alih kekuasaan di daerahdaerahnya, bahkan memberi mereka beberapa dana dengankedok pembangunan daerah.

Pada tanggal 10 – 14 September 1957 Kabinet Djuandamengadakan musyawarah nasional di Jakarta. Ada harapanbahwa musyawarah nasional yang pertama ini akan membawahasil tentang cara cara pemecahan riil maslahperimbangan keuangan pusat dan daerah yang dirasakanselama itu tidak adil. Para wakil dari dewan dewandaerah tampaknya bersedia bekerjasama, tetapi setiapkali pertemuan  selalu tidak mencapai tujuan (selalumenemui jaklan buntu). Pada masa pemerintahan kabinetini hubungan pemerintah pusat dengan daerah semakintidak harmonis. Hal ini terlihat dari mumculnyaberbagai pergolakan di berbagai daerah yang berhubungandengan perimbangan perekonomian pusat dengan daerah.Adanya konsepsi presiden tentang Konsep EkonomiNasional  menambah ketegangan di daerah. Perkembanganyang terjadi sangat tidak menguntungkan pemerintah RI.Pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintahpusat yang berpokok pada masalah ekonomi danperimbangan keuangan Pusat dan daerah makin lama makinmeningkat.

    A. Peristiwa Madiun/PKI dan cara yang dilakukanpemerintah dalam penanggulangannya dan  konflik-konflikinternal lainnya

            Perundingan Renville yang sangat merugikanbangsa Indonesia, akhirnya membawa korban, yaitu dengandibubarkannya kabinet Amir Syarifudin dan digantikan

oleh Kabinet Hatta. Selanjutnya Amir Syarifudin merasasakit hati dan membentuk Front DemokratikRakyat  (FDR)pada tanggal 28 Juni 1948, dan memposisikan dirinyasebagai oposisi dari pemerintah kabinet Hatta.            FDR pada kemudian hari akhirnya bergabungdengan Partai Komunis Indonesia pimpinan Muso, Alimin,Semaun dan Darsono. Bersama PKI, FDR merencanakan suatuperebutan kekuasaan. Sebelum melakukan perebutankekuasaan gerakan ini berusaha untuk melakukan agitasi-agitasi dengan cara merongrong, menyebarkan berita-berita yang tidak benar tentang pemerintahan kabinetHatta. Mereka berusaha untuk mempengaruhi rakyat danmenimbulkan kebencian kepada pemerintah.

            Puncak dari gerakan PKI ini adalah tanggal 18September 1948 dengan mengumumkan berdirinya NegaraSoviet Republik Indonesia di Madiun. Menyertai gerakanini,  mereka mengadakan aksi-aksi kejam, denganmengadakan penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh pemerintah dan agama. Salah satu tokoh pemerintahyang menjadi korban gerakan ini adalah Gubernur JawaTimur, R.M. Suryo  R.M Soeryo

      Gerakan ini merupakan sebuah pengkhianatan daridalam negeri, mengingat disaat yang sama pemerintah danbangsa Indonesia sedang menghadapi Agresi MiliterBelanda dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

      Untuk menumpas pemberontakan  pemerintah melakukanserangkaian operasi sebagai berikut :1.        Ketika kekacauan di Solo meningkat, pemerintah

mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi GubernurMiliter Surakarta dan sekitarnya (Semarang. Pati,Madiun)

2.                  Mengangkat Kolonel Soengkono sebagaiGubernur Militer jawa Timur

3.     Menyerahkan pimpinan operasi penumpasan kepadaPanglima Teritorium Jawa Kolonel A.H.Nasution (karena panglima TNI / Panglima BesarJenderal Sudirman sedang sakit)

Pada tanggal 30 September 1948 Madiun dapat direbutdan diduduki kembali oleh pasukan Brigade Siliwangi

pimpinan Mayor Ahmad Wiranatakusumah dan Brigade JawaTimur pimpinan Kolonel Soengkono. Dalam operasi inipimpinan PKI Madiun, Muso berhasil ditembak mati padasaat akan melarikan diri ke Rusia, sedangkan pimpinanyang lain seperti, Semaun, Darsono, Alimin, dan AmirSyarifudin berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman matidalam pengadilan / mahkamah militer.Dampak dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah :

-         Korban pemberontakan PKI dari kedua belah pihaksangat besar, termasuk rakyat yang tidak mengerti soalpolitik.

-         Kekuatan bangsa Indonesia dalam perjuanganmenghadapi Belanda menjadi lemah dan dimanfaatkanBelanda untuk melancarkan agresi militernya yang kedua

-         Keberhasilan menumpas pemberontakan PKI Madiunmenimbulkan simpati dari dunia barat, terutama AmerikaSerikat sehingga memperkuat posisi Indonesia dalamperjuangan diplomasi melawan Belanda

PKI Madiun 1948

Musso

B.  Peristiwa DI/TII dan Cara Yang Dilakukan PemerintahDalam Penanggulangannya      Gerakan pemberontakan ini berawal dari gagasan /ide Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo untuk membentuksebuah negara Islam. Kartosuwiryo mendirikan PondokPesantren Sufah, di Malangbong Jawa Barat. Di pondokinilah ia menggembeng pasukan Hizbullah dansabillillah. Ia pernah menjadi sekretaris partaiMasyumi Jawa Barat, bahkan pernah dicalonkan sebagaiMenteri Muda Pertahanan. Namun jabatan ini tidak pernahdiembannya.

Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda I, ia danpasukannya melancarkan perang suci melawan Belanda.Puncak dari peristiwa yang meletuskan pemberontakanKartosuwiryo adalah hasil perundingan Renville yangmengakibatkan seluruh pasukan TNI harus melakukanhijrah ke dalam wilayyah RI di Yogyakarta. PasukanDivisi pimpinan Kartosuwiryo ( bagian dari DivisiSiliwangi Jawa Barat ), menyatakan tidak bersediahijrah. Kantong-kantong TNI yang ditinggal hijrah diisioleh pasukan Kartosuwiryo, dan meneruskan gerilyamelawan Belanda di Jawa Barat.      Pada bulan Pebruari 1948, Kartosuwiryo mengubahgerakan suci melawan Belanda menjadi sebuah gerakanpolitik, dengan menobatkan diri sebagai Imam NegaraIslam Indonesia, dan menamakan pasukannya dengan namaTentara Islam Indonesia (TII).      Kontak senjata pertama terjadi dengan pasukan TNIdari Divisi Siliwangi  yang baru kembali dariYogyakarta tanggal 25 Januari 1949. Sejak saat ituterjadi perang segi tiga antara pasukan DI/TII – TNI –Belanda.Tindakan pemerintah dalam menumpas gerakan DI/TII :

1.      Pendekatan oleh pimpinan Partai Masyumi : Moh.Natsir melalui surat tidak berhasil,

bahkan Kartosuwiryo secara resmi membalas suratitu dengan memproklamasikan berdirinya NegaraIslam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949

2.      Bulan September 1949 untuk kedua kali Moh.Natsir membujuk Kartosuwiryo untuk menghentikanpemberontakan dan kembali ke pangkuan RI, tetapigagal. Bahkan sejak saat itu rakyat Jawa Baratmulai mengalami teror dari gerombolan DI/TII yangsering melakukan pembunuhan, merampas harta bendarakyat untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan /gerombolan ini.

3.    Setelah tindakan persuasif tidak berhasil mengembalikan Kartosuwiryo ke pangkuan ibu pertiwi, pemerintah bertindak tegas dengan menggelarOperasi Pagar Betis. Operasi yang dilaksanakan dengan bantuan rakyat Jawa barat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak gerombolan. Sehingga semakin hari semakin banyak para pengikut Kartosuwiryo yang menyerahkan diri dan kembali ke tengah- tengah masyrakat. Gerombolan DI/TII terdesak di Gunung Geber, Tasikmalaya.

4.      Akhirnya tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo beserta keluarga dan pengikutnya dapat ditangkap hidup-hidup dalam sebuah operasi yang diberi nama sandi OperasiBaratayudha. Dan pada tanggal 16 Agustus Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

 Kartosuwiryo

           Gambar :Kartosuwitertangkaphidup-hidup di GunungGeber, Tasikmalaya 

Sumber : 30 Tahun IndonesiaMerdeka

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia,ternyata mendapat simpati dari berbagai daerah diIndonesia, seperti :

a. Jawa Tengah

          Gerakan ini diproklamasikan di DesaPengarasan, kabupaten Tegal pada tanggal 23 Agustus1949, dan menyatakan diri bergabung dengan Negara IslamIndonesia pimpinan Kartosuwiryo. Gerakan ini dipimpinoleh Amir Fatah, bekas anggota TNI dari kesatuanHizbullah.Gerakan dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Negarapimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan LetkolAhmad Yani, pada tahun 1950.

b.  KebumenGerakan ini dipimpin oleh Mohammad Mahfud

Abdulrahman atau yang lebih dikenal dengan sebutan KyaiSumolangu. Seperti Amir Fatah, gerakan ini jugamenyatakan sebagai bagian dari NII Kartosuwirtyo.Gerombolan ini dapat ditumpas pada tahun 1954 melaluisebuah operasi militer yang diberi nama Operasi Guntur.

        c.  Kalimantan SelatanPemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpinoleh bekas Letnan Dua TNI yang bernama Ibnu hajar. Iamenamakan pasukannya sebagai Kesatuan Rakyat yangTertindas [KRYT].Semula pemerintah bertindak persuasif terhadap gerakanini, karena Ibnu Hajar bersedia kembali bergabungdengan APRIS. Namun tindakan ini ternyata hanyamuslihat Ibnu Hajar supaya pasukannya semakin kuat danakembali melakukan pemberontakan. Akhirnya pemerintahbertindak tegas dengan menumpas habis gerakan ini padatahun 1959.

  d. Sulawesi SelatanKahar Muzakar memulai gerakannya pada tahun 1951 danmenamakan gerakannya dengan Komando Gerakan GerilyaSulawesi Selatan. Ia menuntut supaya pasukannyadimasukkan ke dalam APRIS dengana nama brigadeHasanudin.Namun tuntutan ini ditolak pemerintah, tetapi

pemerintah memberikan wadah bagi pasukan kahar Muzakardengan nama Korps Cadangan Nasional.Awalnya Kahar Muzakar menerima tawaran pemerintah ini.Pada saat pasukan ini akan dilantik, Kahar Muzakar dankelompoknya melarikan diri ke hutan dengan membawaseluruh peralatan militer yanag akan digunakan untukpelantikan. Penipuan Kahar Muzakar ini dibalaspemerintah dengan melakukan operasi besar besaran dariDivisi Diponegoro. Pada bulan Pebruari 1965 KaharMuzakar tertembak mati.

         e. AcehKekecewaan Tengku Daud Beureuh kepada pemerintah,karena hilangnya kedudukan militer dan turunnya statusAceh dari sebuah dari istimewa menjadi karesidenan,menyebabkan Daud Beureuh menyatakan diri bergabungdengan Negara Islam Indonesia ( 21 September 1953 )Pemerintah berusaha mengatasi pemberontakan ini denganmendatangkan pasukan dari Sumatera Utara dan tengah.Karena terus terdesak pasukan Daud Beureuh melakukanpemberontakan dari hutan-hutan, di pegunungan BukitBarisan.Selain tindakan represif, pemerintah juga melakukantindakan persuasif dengan mengadakan MusyawarahKerukunan Rakyat Aaceh, atas prakarsa Kolonel M. Yasin(Panglima Kodam I Iskandar Muda). Musyawarah inimembawa hasil yang sangat positif, karena Daud Beureuhakhirnya bersedia kembali ke tengah tengah masyarakatAceh dan menerima Amnesti dari pemerintah.

D. Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis di MakasarAdapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :1. Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.2.Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI 3. Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur  Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindak tegas. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam AndiAzis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan. Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara 

E. RMS

Pemberontakan ini terjadi di Ambon pada tanggal 25 April 1950 yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia bekas anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang pro Belanda. Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Dr. Soumokil, bekas Jaksa Agung Negara

Indonesia Timur.Untuk menumpas pemberontakan RMS, pemerintah semula mencoba menyelesaikan secara damai dengan mengirimkan suatu misi yang dipimpin oleh Dr. Leimena. Akan tetapi upaya ini tidak berhasil. Oleh karena itu pemerintah segera mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel AE. Kawilarang. Pada tanggal 25 September 1950 seluruh Ambon dan sekitarnya dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah. Dalam pertempuran melawan pemberontak RMS inigugurlah seorang pahlawan ketika memperebutkan benteng

Nieuw Victoria, yakni Letnan Kolonel Slamet Riyadi.Tokoh-tokoh lain dari APRIS (TNI) yang gugur adalah

Letnan Kolonel S. Sudiarso dan Mayor Abdullah.Setelah kota Ambon jatuh ke tangan pemerintah maka sisa- sisa pasukan RMS melarikan diri ke hutan-hutan dan untuk

beberapa tahun lamanya melakukan pengacauan.F. Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat

Gerakan-gerakan di daerah yang menentang kebijakanperimbangan ekonomi pusat dan daerah muncul pertamakali di Sumatera Barat, dengan berdirinya Dewan Bantengyang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein. Gerakanini  menuntut otonomi daerah kepada Pemerintah Pusat,serta pergantian kabinet Djuanda.  Menyusul DewanBanteng, berdirilah beberapa Dewan Militer diberbagaidaerah, seperti :1. Dewan Gajah(Medan)                                 : Kolonel M.Simbolon2. Dewan Garuda (Palembang)                         :Kolonel Barlian

3. Dewan Lambung Mangkurat (Kalimantan)    : Kolonel M.Basri4. Dewan Manguni (Menado)                           :Kolonel Ventje Samuel

Letnan Kolonel Ahmad Husein bersama dengan beberapatokoh sipil yang lain seperti Syarif Usman, BurhanudinHarahap, dan Syafrudin Prawiranegara bahkanmengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat, bahwadalam waktu 5 x 24 jam P.M. Djuanda menyerahkanmandatnya kepada Presiden dan presiden diminta untukkembali kepada kedudukan semula sebagai presiden yangkonstitusional.            Menanggapi berbagai gerakan ini, KSADsegera mengeluarkan larangan bagi para perwira untukberpolitik dan memberikan ultimatum akan memecat siapasaja yang terlibat gerakan politik. Karena merasa tidakdiindahkan oleh pemerintah pusat, Gerakan ini semakinmempertegas sikapnya dengan  mengumumkanberdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dibawah pimpinan Perdana Menteri SyafrudinPrawiranegara { Siapakah dan apakah jasa SyafrudinPrawiranegera dalam pemerintahan RI ? ]. Gerakan inibertujuan bukan untuk memisahkan diri dari RI tetapigerakan yang bersifat menggantikan pemerintahan yangsah.Untuk menumpas gerakan ini pemerintah RI melaksanakanbeberapa operasi, yaitu :1.      Operasi Tegas [ mengamankan Riau ] dipimpin olehLetkol Kaharudin Nasution2.      Operasi 17 Agustus [ mengamankan Sumaterabarat ], dipimpin oleh Kol. A Yani3.      Operasi Saptamarga [ mengamankan Sumatera Utara ], dipimpin Brigjen Jatikusumo4.      Operasi Sadar [ mengamankan Sumatera Selatan ]dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo.Pada tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein bersertapasukannya menyerahkan diri dan pemberontakan PRRI punberakhir.

        Piagam Perjuangan Semesta         Gerakan daerah yang berlatarbelakangperimbangan ekonomi pusat dan daerah akhirnya meluas keSulawesi. Dewan Manguni yang dipimpin oleh LetkolVentje Samuel mendukung PRRI dan mengumumkan berdirinyaPermesta pada tanggal 2 Maret 1957. Gerakan inimenuntut dilaksanakannya Repelita dan pembagianpendapatan daerah secara adil ( daerah surplus mendapat70% dari hasil ekspor ).         Untuk menumpas gerakan ini pemerintahmelaksanakan Operasi Merdeka, yang merupakan operasigabungan dan dipimpin oleh LetkolRukminto Hendraningrat. Gerakan penumpasan Permestamerupakan operasi yang sangat sulit, karena medanpertempuran sangat cocok dengan kondisi pemberontak,serta adanya indikasi keterlibatan pihak asing (AS),yaitu dengan tertangkapnya pilot helikopter Alan Pope(warga negara Amerika Serikat) yang berhasil ditembakjatuh oleh pasukan TNI. Pada pertengahan tahun 1961sisa sisa pemberontakan Permesta menyerahkan diri danmemenuhi seruan pemerintah untuk kembali ke tengahtengah masyarakat.

 G.Terjadinya peristiwa     G 30 S / PKI

1. Perubahan Taktik PKI Setelah Kegagalan Tahun 1926dan 1948      Peristiwa pemberontakan partai Komunis Indonesiayang terjadi pada tahun 1926 di Jawa barat dan Sumaterabarat, serta tahun 1948 di Madiun merupakan indikasikuat akan adanya keinginan mendirikan negara komunis,tetapi gagal. Kegagalan ini menyebabkan D.N. Aidit danH.M. Lukman yang baru datang dari luar negeri padabulan Juli 1950 menata kembali partainya. Merekamengubah bentuk perjuangannya menjadi MKTBP ( MetodeKombinasi Tiga Bentuk Perjuangan ), yaitu:

1.      peruangan gerilya di desa yang teridiri dari kaumburuh tani dan tani miskin

2.      perjuangan revolusioner kaum buruh di kota-kota,terutama kaum buruh angkutan

3.      bekerja secara intensif di kalangan musuh, terutamadi kalangan angkatan bersenjata

4.      Dalam rangka memperlancar MKTBP dibentuk Biro Khususyang bertugas :

5.      mengembangkan pengaruh dan ideologi PKI ke dalamtubuh TNI guna menyusun potensi dan kekuatan bersenjata

6.      mengusahakan agar setiap anggota TNI yang bersediamenjadi anggota dapat membina anggota TNI yang lain.

7.      mencatat anggota TNI yang telah dibina agar sewaktuwaktu dapat dimanfaatkan bagi kepentingannya.

Kondisi sosial ekonomi dan politik Indonesia yangcarut marut pada tahun 1950 an ikut menentukanperkembangan pengaruh PKI, sehingga dapat tumbuh subur.Posisi PKI semakin mantap setelah terbukti dapat meraihposisi 4 besar dalam Pemilu I tahun 1955. Adanya konsepNASAKOM dan terbentuknya Kabinet Dwikora pada tanggal27 Agustus 1964 sangat menguntungkan PKI, karena didalam kabinet ini terdapat orang-orang yang telahterpengaruh ideologi PKI dan mempunyai posisi yangstrategis, seperti Dr. Soebandrio (Waperdam I) dan Dr.Chaerul saleh (Waperdam II). PKI juga berhasilmempengaruhi Kolonel Untung Sutopo, komandan pasukanpengawal presiden dari resimen Cakra Birawa untuk masukdalam kelompoknya.

Kepercayaan dan kekuatan yang dimiliki PKI tahun1965 semakin mantap, sehingga mereka berani mengusulkandibentuknya Angkatan ke 5, yaitu Buruh dan Tani yangdipersenjatai. Namun usulan ini mendapat tantangankeras dari musuh utama PKI, yaitu Angkatan Darat.Permusuhan PKI dengan Angkatan Darat semakin meruncing,dengan muncul isu Dewan Jenderal yang akanmenggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. Isu inibermula dari ditemukannya dokumen di rumahperistirahatan Duta Besar Amerika Serikat, Bill Palmer(Konon dokumen ini ditulis oleh Sir Andrew Gilchrist

Dubes Inggris untuk Dubes AS, sehingga dikenal dengannama ”Dokumen Gilchrist”) yang isinya menyebutkanadanya persekongkolan para perwira tinggi Angkatandarat yang tergabung dalam Dewan Jenderal yang dipimpinoleh Jenderal Abdul Haris Nasution untuk menggulingkankekuasaan Presiden Soekarno. (catatan : sampai sekarangkebenaran dokumen ini masih diragukan).

Munculnya isu ini menimbulkan perasaan curiga dansaling tuduh antara PKI dengan Angkatan Darat. Situasisemakin memanas, dan menimbulkan rencana PKI untukmenyingkirkan para perwira tinggi Angkatan Darat yangtidak dapat dipengaruhi oleh ideologi PKI.          

      2. Konfrontasi Dengan Malaysia

      Latar belakang peristiwa :      Tahun 1961 Inggris merencanakan untuk memberikemerdekaan kepada Federasi Malaya, yang wilayahnyameliputi : Semenanjung Melayu, Brunei, Singapura, Sabahdan Serawak. Rencana ini ditentang oleh Indonesia danPhilipina. Presiden Soekarno menganggap berdirinyaFederasi Malaya sebagai bentuk dari Neo KolonialismeInggris yang sangat membahayakan revolusi Indonesiayang belum selesai. Sedangkan Philipina menentangkarena wilayah Sabah dahulu merupakan wilayahkasultanan Sulu di Philipina Selatan.      Untuk menengahi perselisihan tiga anegaratersebut, diadakanlah Konferensi Maphilindo ( KTTManila) pada bulan Juli-Agustus 1963, yang menghasilkankesepakatan ”bahwa ketiga negara sepakat untuk memintaSekjend PBB (U Than) menyelidiki keinginan rakyat-rakyat di daerah yang akan menjadi anggota federasi”.Atas kesepakatan tersebut, PBB mengirim diplomatMichelmoore untuk melakukan penyelidikan, namun belumselesai penyelidikan dilakukan, P.M. Tengku Abdurrahmansudah mengumumkan berdirinya Federasi Malaya pada

tanggal 16 September 1963, dengan wilayah : SemenanjungMelayu, Singapura, Sabah dan Serawak.

Gambar Pidato Soekarno Ganyang Malaysia

Tanggal 17 September pemerintah RI mengumumkanpemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia danInggris. Kedutaan Malaysia dan Inggris di jakarta didemonstrasi oleh ribuan massa pada tanggal 18 September1963.Konfrontasi mencapai puncaknya ketika PrersidenSoekarno mengumumkan Dwikora tanggal 3 Mei 1964 yangisinya :

1.             Perhebat ketahanan revolusi Indonesia2.            Bantu perjuangan rakyat Malaya,Singapura, Sabah, Serawak dan Brunei untukmenggagalkan negara boneka Federasi malayabentukan Inggris.

Untuk memperlancar operasi, dibentuk BrigadeSukarelawan Bantuan Tempur Dwikora pimpinan KolonelSobirin Mochtar. Konfrontasi ini terus berlangsungsampai dengan awal masa orde baru.

3. NEFO dan OLDEFOBerawal dari KTT Non Blok 1964 di Kairo Mesir,

Presiden Saoekarno memperkenalkan konsep tentang TheNew Emerging Forces (NEFO) yang anggotanya terdiri darinegara-negara berkembang dan anti nimperialisme.Gerakan ini dimaksudkan untuk melawan kelompok yangoleh Soekarno disebut OLDEFO (Old Establising Frorces)yaitu kelompok negara negara imperialis pimpinanAmerika Serikat. Namun usaha ini ditentang oleh AnggotaGerakan Non Blok. Karena kegagalan usaha ini PresidenSoekarno menjalankan politik diplomasi dengan tujuan:

1.  usaha menarik negara-negara Afrika dan timur Tengah untuk mendukung rencana Indonesia mengadakan CONEFO (Konferensi Negara NEFO) dengan didahului oleh GANEFO (Games of New Emerging Forces) di Jakarta2.  pembentukan poros Jakarta – Pnom Penh –Peking – Pyong Yang sebagai poros anti imperialis dan kolonialis

Politik Indonesia ini semakinmembuat Indonesia terkucil dari pergaulaninternasional.

4. Keluar dari PBB (7 januari 1965)Alasan Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7

Januari 1965 adalah :1. kegagalan dalam menghadapi terbentuknya federasi sehingga Indonesia menjalankan politik konfrontasi 

2.  kegagalan menentang masuknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan KeamananPBB

E.     Peristiwa G 30 S/ PKI dan cara penanggulangannya      Pada tanggal 4 Agustus 1965 kondisi PresidenSoekarno sangat mengkhawatirkan., pada saat itu beliausakit muntah muntah dan pingsan, dan menurut teamdokter dari Cina yang memeriksanya terdapat duakemungkinan dengan kondisi presiden, yaitu meninggalatau lumpuh. Diagnosa team dokter dari Cina ini membuatpara pimpinan PKI segera mnengambil sikap untuksecepatnya melakukan gerakan sebelum akhirnya presidenmeninggal.      Dimulai dari desa Lubang Buaya, pada tanggal 1Oktober 1965 pukul 03.00 WIB dini hari mereka melakukanGerakan penculikan terhadap para perwira tinggiAngkatan Darat, yaitu :

1.                  Kepala Staf Angkatan Darat, JenderalAbdul Haris Nasution2.                  Menteri Panglima Angkatan Darat(MenPangad), Letnan Jenderal Ahmad yani3.                  Deputi II Panglima Angkatan Darat,Mayor Jenderal Soeprapto4.                  Deputi III Panglima Angkatan Darat,Mayor jenderal Haryono Mas Tirtodarmo5.                  Asisten I Panglima Angkatan Darat,Mayor Jenderal Soewondo Parman6.                  Asisten IV Panglima Angkatan Darat,Brigadir Jenderal Donald Icasus Panjaitan7.           Inspektur Kehakiman/Oditur JenderalAngkatan darat, Mayor Jenderal SutoyoSiswomihardjo

Dalam peristiwa penculikan, dari ketujuh PerwiraTinggi Angkatan Darat tersebut mengalami nasib yangtidak sama :

1.      Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos daripenculikan dengan meloncat pagar rumah Wakil PerdanaMenteri III Dr. J. Leimena. Tetapi puterinya yangberusia 5 tahun terpaksa menjadi korban keganasan G 30S / PKI : Ade Irma Suryani Nasution terkena peluru yangditembakkan oleh PKI. Beliau kemudian bersembunyi ditempat yang dirahasiakan, dengan kondisi kedua kakiterluka.

2.      Letnan Jenderal Ahmad Yani dan Brigadir JenderalD.I. Panjaitan dibawa dalam kondisi meninggal setelahdi tembak di rumah beliau masing-masing.

3.      Haryono M.T., Sutoyo Siswomihardjo, S. Parman danSoeprapto di bawa dalam keadaan hidup ke desa LubangBuaya.

4.      Selain para perwira tinggi tersebut dan Ade irmaSuryani, terdapat korban lain keganasan gerombolan ini,yaitu :

a.   Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun (ajudan Waperdam III Dr. J. Leimena) yang tertembak mati, pada saatgerombolan salah sasaran masuk ke rumah Dr. J. Leimena,yang di kira rumah A.H. Nasution.

b.          Letnan Satu Pierre Tendean (ajudan Jenderal AHNasution) yang ditangkap hidup - hidup karena dikiradia lah Nasution.

c.           Polisi Sukitman yang tertangkap secara tidaksengaja pada saat meronda di sekitar LubangBuaya. Tetapi berhasil lolos dari maut.    

 

Gambar : Korban keganasan G 30 S / PKI di jakartaSumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka

      Sementara itu pada tanggal 1 Okto0ber 1965 sorehari terjadi penculikan dan pembunuhan terhadapKomandan Korem O72,  Kolonel Katamso dan  WakilnyaLetnan Kolonel Sugiono.      Pada tanggal 1 Oktober 1965, Mayor JenderalSoeharto (Pangkostrad) mengambil alih pimpinan AngkatanDarat, karena nasib para pemimpin Angkatan Darat belumdiketahui. Pada hari itu juga Mayjend. Soehartomenunjuk Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (komandan RPKAD)sebagai Komandan penumpasan Gerakan 30 September diJakarta, sedangkan di Jawa Tengah penumpasan di pimpinoleh Pangdam VII Diponegoro Brigjend. Suryo Sumpeno.Sebagai komandan pasukan penumpasan G 30 S, tugaspertama Kolonel Sarwo Edhie Wibowo adalah merebutkembali RRI Stasiun Pusat Jakarta yang telah berhasildikuasai gerombolan.      Tanggal 2 Oktober 1965 pasukan Kol. Sarwo Edhiemelakukan penyisiran di sekitar Lapangan terbang HalimPerdana Kusuma, karena dari daerah inilah (LubangBuaya) pada tanggal 1 Oktober terdengar suara suaragaduh dan tembakan. Kedatangan pasukan ini membuatgerombolan yang masih berada di Lubang Buaya kalangkabut dan melarikan diri, meninggalkan Brigadir PolisiSukitman yang masih terikat di pohon.      Berdasarkan petunjuk Brigadir Polisi Sukitmanyang berhasil lolos dari sekapan gerombolan, jenazah

para perwira AD dapat ditemukan pada tanggal 3 Okrtober1965 dan dimakamkan di TMP Kalibata pada tanggal 5Oktober 1965. Pada tanggal ini juga Ade Irma SuryaniNasution meninggal di rumah sakit setelah koma sejaktanggal 1 Oktober 1965..      

       Operasi penumpasan G 30 S berlangsung diberbagai

daerah. Selain di jakarta dan Jawa Tengah, operasipenumpasan juga dikembangkan untuk memburu para gembongpenculikan sampai daerah Blitar Selatan. OperasiMiliter di Blitar Selatan diberi nama Operasi trisula,sedangkan diperbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timurdiberi nama Operasi Kikis. Operasi-operasi tersebutberhasil menangkap dan menembak tokoh-tokoh G 30 S /PKI. Dalang utama G 30 S / PKI, D.N., Aidit tertembakmati pada tanggal 24 Nopember 1965.        Tanggal 1 Desember 1965 dibentuk Komando Merapiyang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo untukmemburu gembong pemberontak yang lari ke Jawa Tengah.Dalam operasi ini berhasil ditembak mati gembong-gembong pemberontak, seperti : Kol. Sahirman, Kol.Maryono, Letkol Usman, Mayor Samadi, Mayor RW Sakirnodan Kapten Sukarno.Sedangkan tokoh-tokoh yangtertangkap hidup-hidup seperti Letkol Untung Sutopo,diadili dalam Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub)pada tanggal 14 Pebruari 1966.