ota Balikpapan

23
ota Balikpapan Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Balikpapan Lambang Balikpapan Moto : Kubangun, Kujaga dan Kubela [1] Semboyan: Beriman Slogan: Manuntung Air mancur di pusat Balikpapan Peta lokasi Balikpapan

Transcript of ota Balikpapan

ota BalikpapanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Balikpapan

Lambang BalikpapanMoto: Kubangun, Kujaga dan Kubela[1]

Semboyan: BerimanSlogan: Manuntung

Air mancur di pusat Balikpapan

Peta lokasi Balikpapan

Koordinat:  1°8′56″LU 116°54′11″BTKoordinat:  1°8′56″LU 116°54′11″BT

Provinsi Kalimantan Timur

Hari jadi 10 Februari

Dasar hukum UU RI No. 27 Thn. 1959

Pemerintahan

 - Wali kota

Rizal Effendi

 - APBD Rp 1,27 triliun (2007)[2]

 - DAU Rp 268.135.688.000,-(2011)[3]

Luas 503,3 km²

Populasi

 - Total 684.339 (1 Juni 2014)

 - Kepadatan

1.360/km² (tertinggi di Kaltim)

Demografi

 - Bahasa Indonesia, Banjar [5]

 - Zona waktu

WITA (UTC+8)

 - Kode area telepon

+62542

 - Bandar udara

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman

Pembagian administrative

 - Kecamatan

6

 - Keluraha 34

n

 - Fauna resmi

Beruang madu

 - Situs web

www.balikpapan.go.id

"Balikpapan" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Balikpapan, lihat Balikpapan (disambiguasi).

Balikpapan adalah salah satu kota di Kalimantan Timur (Kaltim), Indonesia.Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 701.066 jiwa[6], yang merupakan 22 % dari keseluruhan penduduk Kaltim. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia.[7][8] Logo dari kota yang sering disebut Kota Minyak (Banua Patra) dan Bumi Manuntung ini adalah beruang madu, maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan. Nama asli Balikpapan adalah Billipapan[9][10] atau Balikkappan[11](logat Banjar).

Daftar isi  [sembunyikan] 

1 Sejaraho 1.1 Asal usul nama Balikpapano 1.2 Kutaio 1.3 Hindia Belandao 1.4 Jepango 1.5 Indonesia

2 Kependudukan 3 Suku bangsa yang ada

o 3.1 Bahasa daeraho 3.2 Adat perkawinan

4 Ekologi 5 Universitas/Perguruan Tinggi 6 Rumah ibadah 7 Geografi

o 7.1 Batas wilayah 8 Pembagian wilayah dan pemerintahan

o 8.1 Kecamatano 8.2 Kelurahan

o 8.3 Mendapatkan status kotao 8.4 Walikota

9 Ekonomi 10 Transportasi

o 10.1 Darato 10.2 Lauto 10.3 Udara

11 Wisata 12 Galeri 13 Referensi 14 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]Asal usul nama Balikpapan[sunting | sunting sumber]

Balikpapan dari udara

Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu: [12][13]

Adanya 10 keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Kesepuluh papan yang balik tersebutdisebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.[14]

Suku Pasir Balik  (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang

Teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).

Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ke tangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya dinamakan Balikpapan.

Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.[15]

Kutai[sunting | sunting sumber]

Tentara Sekutu mendarat di Balikpapan, 1 Juli 1945.

Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai.[16][17][18] Tahun 1942 Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan.[19] Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantanpada umumnya termasuk negara bagian Kutai, negara bagian Paser dan negara bagian Berau diklaim sebagai wilayah mandala negaraKesultanan Banjarmasin.[20] Pada 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam telah menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan VOC, yang kemudian diperbarui lagi pada tanggal 4 Mei 1826 di masa Sultan Adam. Setelah itu

Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda. Tahun 1844,bekas negara bagian Kutai secara resmi mendapat pengakuan sebagai negara dependensi di dalam negara Hindia Belanda.[21] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[22] Tahun 1855, Kutai merupakansebagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo yang beribukota di Banjarmasin.[23]

Hindia Belanda[sunting | sunting sumber]Jalan Minyak tahun 1950-an

Dengan ditemukannya sumber-sumber minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga danMuara Badak), pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saatitu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM. Wilayah Balikpapan pada tahun 1930 itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[24]

Jepang[sunting | sunting sumber]Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari 1942, armadaJepang dibawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda.[25][26] Wilayah Balikpapan saat itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[27] Nilai strategis kota Balikpapanjuga diperhitungkan tentara sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu di bawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang.[28][29][30][31]

Indonesia[sunting | sunting sumber]Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar tahun 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi kilang minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.

Kependudukan[sunting | sunting sumber]Lihat pula: Urbanisasi di Balikpapan

Perubahan Kependudukan2014 

Jumlah PendudukSepanjang Abad

20[32][33]

Tahun JumlahPenduduk

1920 11.823

1930 23.411

1961 91.706

1971 137.340

1980 280.675

1990 344.405

2000 406.833

Padatnya pemukiman warga di Balikpapan sangat rawan akan kebakaran.[34]

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa Operasi KTP di pintu masuk kota, jalan raya, pemukiman, bandara serta pelabuhan.[35][36] Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnisBanjar, Bugis, Makassar, Jawa Timur kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Manado, Gorontalo,Madura, Jawa, Sunda dan lain-lain.Di awal Juni 2014, jumlah penduduk mencapai 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir.[37] Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura pada tahun yang sama yakni sebanyak 20.693 jiwa.[38] Antara tahun 2003 hingga 2012,jumlah pendatang tercatat 170 ribu jiwa lebih, sebagian besar dari pendatang tersebut memenuhi persyaratan[33] dan menjadi warga tetap, sedangkan sisanya dipulangkan atau pindah sendiri. Peningkatan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertambahan alamiah (kelahiran),[33] sehingga Balikpapan mulai tahun 2005 hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kaltim.[39][40]

Jumlah Pendatang 2013[41]

Januari  

  Februari Maret April Mei Juni Juli     Tot

al

2.871   2.008 

   2.443     

   2.710     

   2.884     

   2.549     

3.082     25.535 

Pertumbuhan pendatang dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak dibarengi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibutuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaantenaga kerja dari lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga kerja sudah sangat minim, jumlah pencari kerja selalu jauh lebih tinggidibandingkan permintaan tenaga kerja. Jumlah pendatang yang mencari

kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota, pemukiman tak layak, kekumuhan dan peningkatan kriminalitas. Pemerintah kota pun telah membuat peraturan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhibeberapa persyaratan hingga setengah tahun.[33] Setiap penduduk juga diwajibkan untuk membawa KTP Balikpapan dalam perjalanan kemanapun.[42]

Berdasarkan asalnya, pendatang berasal dari pulau-pulau di sekitar seperti Jawa, Madura dan Sulawesi. Jumlah pendatang paling banyak berasal dari Jawa yakni sebanyak 30%, kemudian diikuti dengan Banjar dan Bugis masing-masing sebanyak 20%, Toraja sebanyak 11%, Madura sebanyak 8%, Buton sebanyak 7% dan Betawi sebanyak 4%. Tingkat pendidikan pendatang didominasi oleh lulusan SLTA sebanyak 36%, diikutilulusan SD sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 23%, lulusan SMP sebanyak 12% dan perguruan tinggi hanya 4%. Alasan pendatang masuk ke Balikpapan beragam, paling banyak karena mencari pekerjaan (48%), kemudian karena pindah kerja (33%) dan karena ikut keluarga atau suami sebanyak 19%. Kesadaran pendatang dalam membuang sampah di Balikpapan bervariasi, ada yang membuangnya tepat di TPS hingga membuang bebas di sungai. Sekitar 50% pendatang membuang sampah di TPS, kemudian sebanyak35% pendatang pengelolaan sampahnya dipungut oleh petugas, 11% pendatang membakar sampahnya dan sebanyak 4% membuangnya langsung ke sungai.[33]

Dengan pertumbuhan pendatang yang sangat tinggi, pada tahun 2015 jumlahpenduduk diprediksi meningkat menjadi 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,15% (42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat itu tidak dapat menikmati air bersih.[33] Jumlah penduduk pada tahun 2033 diprediksi mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/km2.[43]

Angka Kriminalitas Jan-Nov 2012[44]

Jenis Persentase

Pencurian kendaraan    36.7%

Pencurian dengan pemberatan    33.1%

Penganiayaan    13.1%

Narkoba    9.2%

Perampokan    7.0%

Pembunuhan    0.9%

Jumlah penduduk miskin cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkandata dari BPS Balikpapan, pada tahun 2009 terhitung 18.440 jiwa penduduk Balikpapan merupakan penduduk miskin, kemudian pada tahun 2010meningkat empat ribu jiwa menjadi 22.850 jiwa dan pada tahun 2011 terjadi penurunan sedikit namun belum juga berkurang dari jumlah tahun 2009 yakni sebanyak 19.820 jiwa.[45]

Angka kriminalitas pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Selama tahun 2012, terdapat 1.179 laporan kejahatan diterima oleh Polres Balikpapan sedangkan pada tahun 2011 terdapat 1.168 laporan. Kasus kejahatan yang paling banyak dilaporkan yaitu pencurian kendaraan sebanyak 433 kasus, disusul pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 390 kasus, penganiayaan sebanyak 154 kasus, narkoba sebanyak 108 kasus, perampokansebanyak 82 kasus dan pembunuhan sebanyak 12 kasus. Jenis kasus kejahatan yang meningkat tajam pada tahun 2012 yakni kasus narkoba yangmana pada tahun 2011 hanya sebanyak 10 kasus, kemudian meningkat sepuluh kali lipat menjadi 108 kasus.

Suku bangsa yang ada[sunting | sunting sumber]Suku asli Balipapan adalah suku Balik yang merupakan suku minoritas.[46]

[47] Suku Balik biasanya digabungkan ke dalam suku Paser karena dianggapserumpun sehingga disebut Paser-Balik, padahal sebenarnya suku Balik tidak mau serta merta disamakan dengan suku Paser, karena terdapat beberapa perbedaan. Seperti yang terjadi di kawasan Kalimantan lainnya,suku Banjar yang datang ke Balikpapan menyerap unsur-unsur suku lokal melalui perkawinan campur (hibrida) dengan suku Balik dan suku Paser yang memunculkan komunitas Banjar-Balik. Secara garis besar ada lima budaya dasar sukubangsa asal Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan,[48] empat di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDA atau BAKUDAPA jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Diantara keempat suku asal Kalimantan tersebut, suku Banjar merupakan yang terbanyak sejak masa kolonial.[49] Selain empat suku di atas, banyak pula suku-suku asal dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya sehingga yang pada awal pertumbuhan kota Balikpapan setidaknya terbentuk tiga kantong pemukimanBanjar, Jawa dan Bugis.[50]

Bahasa daerah[sunting | sunting sumber]

Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:

1. Bahasa Paser 2. Bahasa Kutai 3. Bahasa Banjar 4. Bahasa Bugis 5. Bahasa Jawa

Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.

Adat perkawinan[sunting | sunting sumber]Penduduk Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:

1. Suku Kutai 2. Suku Dayak 3. Suku Banjar 4. Suku Bugis 5. Suku Jawa 6. Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan Flores

Ekologi[sunting | sunting sumber]Lihat pula: Kerusakan hutan bakau di Balikpapan

Kondisi Balikpapan dilihat melalui satelit pada tahun 1995.

Kondisi Balikpapan dilihat melalui satelit pada tahun 2013.

Kawasan hutan kota di Balikpapan tahun demi tahun menyusut drastis.[51] Dari 20 lokasi hutan kota di Balikpapan termasuk wilayah Pertamina, sekitar 200 hektare telah dirambah masyarakat untuk pemukiman baru.[52] Di Hutan Lindung Sungai Wain, yang merupakan daerah resapan air utama dan habitat satwa langka Kalimantan, mulai dirambah masyarakat dengan cara tebang bakar sehingga ketika musim kemarau sebagian kawasan tersebut menjadi tandus dan mengalami kerusakan 40%.[53] Luas area hutan Sungai Wain yang mencapai 10 ribu hektare, perlahan tapi pasti terus berkurang, hingga menyisakan 9 ribu hektare dengan kondisi hutan yang masih baik hanya 63%.[54]Wargasekitar banyak mencari kayu untuk memasak di hutan tersebut walaupundi sekelilingnya telah dipagari kawat.[54] Sebelumnya antara tahun 2000 hingga 2001, pembalakan liar terjadi di 10 hingga 15 titik di hutan Sungai Wain,[55] dan pada tahun 2009 hutan ini dilanda kebakaran bersama hutan Sungai Manggar yang membuat 15 hektare kawasan hutan terlalap api.[54] Ancaman penambangan batu bara dari wilayah sekitar yang memberikan izin penambangan seperti Paser dan Kutai Kartanegara turut mengganggu ekosistem perbatasan hutan SungaiWain.[55]

Banjir

Tahun JumlahMusibah

2011 6

2012 78

Longsor

Tahun JumlahMusibah

2011 4

2012 43

Peningkatan ditandai warnamerah

Sumber: BPBKBalikpapan[56]

Beruang madu, maskot Balikpapan yang terancam punah

Hutan kota di Telagasari yang diresmikan tahun 1996 dengan luas 29,4hektare, kini telah menyusut hingga menjadi 8 hektare saja.[51] Hutandi tengah kota ini telah dikelilingi pemukiman penduduk.[51]Hutan lindung Sungai Manggar juga mengalami kerusakan cukup parah, yakni sekitar 60%.[57] Waduk di hutan ini pun terancam karena lahan-lahan tambang batu bara dan pabrik bata didirikan begitu dekat sehingga terjadi pendangkalan air waduk.[58] Mayoritas dari yang mendirikan tersebut bahkan diketahui merupakan masyarakat pendatang.[58] Selain itu, pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan yang direncanakan pemerintah Kaltim yang membelah hutan sepanjang 8 kilometer melintasi waduk[59] bisa merusak kualitas sumber air bersih di Balikpapan tersebut.[60]

Kerusakan hutan mengakibatkan Balikpapan mudah terjadi bencana banjir dan longsor setiap dilanda hujan deras.[52] Suplai air bersih juga semakin berkurang[52] karena resapan air kian menyempit,[52]erosi mudah terjadi[60] serta sedimen dari lokasi penambangan yang mengalirke sungai memperkeruh[61] dan mendangkalkan waduk,[58]ditambah dengan kondisi Balikpapan yang hanya memiliki sedikit sungai[61] dan tanah yang kurang subur.[62] Populasi maskot Balikpapan, beruang madu semakin sedikit yakni hanya tinggal 50 ekor.[63] Hal ini disebabkan penambangan batu bara yang mempersempit habitat beruang madu, sehingga beruang madu enggan bereproduksi.[64] Selain beruang madu, satwa Balikpapan lainnya yang dinyatakan terancam punah yaitu bekantan, uwa-uwa Kalimantan, orangutan Kalimantan, trenggiling dan musang air Bennet.[65] Sedangkan satwa di Balikpapan yang telah punahialah banteng (Bos javanicus).[65]

Universitas/Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]

Universitas Balikpapan Politeknik Negeri Balikpapan STT Migas STIE Madani Balikpapan STMIK Balikpapan Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia Institut Teknologi Kalimantan

Rumah ibadah[sunting | sunting sumber]Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain :

Masjid Al-Aman, Damai Masjid Al Amin, Sepinggan Masjid Al Falah, Batakan Masjid At Taqwa, Klandasan Masjid Baiturrahman, Lamaru Masjid Dwima As Salam, Kariangau Masjid Istiqomah, Pertamina Masjid Nurul Iman, Gn. Bahagia Gereja Kalimantan Evangelis  (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan

Gereja Kristus Yesus Gereja Santa Theresia Prapatan Gereja St. Martinus Sepinggan Gereja Toraja GPIB  Bukit Benuas GPIB Maranatha GPIB Bukit Sion GPIB Getsemani GPIB Pniel GPIB Syalom GPIB Imanuel HKBP  Balikpapan, Resort Kalimantan Timur Pura Giri Jaya Natha Mahavihara Buddha Manggala Kelenteng Setya Dharma ( Guang De Miao )

Geografi[sunting | sunting sumber]Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupadaerah datar yang sempit terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini jugaberiklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapatdimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Peta perbatasan wilayah sebelah utara.

Letak astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 BT dengan luas sekitar 503,3 km² dengan batas-bataswilayah sebagai berikut:

Utara

Kabupaten Kutai Kartanegara

Selatan Selat Makassar

Barat

Kabupaten Penajam Paser Utara

Timur Selat Makassar

Pembagian wilayah dan pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Gerbang selamat datang di Balikpapan dari arah utara.

Kantor wali kota Balikpapan.

Gedung DPRD Kota Balikpapan.

Kecamatan[sunting | sunting sumber]Dengan diberlakukannya Perda Balikpapan No. 8 Thn. 2012, maka diresmikan kecamatan Balikpapan Kota dan menambah jumlah kecamatan menjadi 6 yakni:

1. Balikpapan Timur 2. Balikpapan Selatan 3. Balikpapan Tengah 4. Balikpapan Utara 5. Balikpapan Barat 6. Balikpapan Kota

Kelurahan[sunting | sunting sumber]Sehubungan dengan pemekaran kecamatan tersebut, maka melalui Perda Balikpapan No. 7 Thn. 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dengan demikian maka pada saat ini Balikpapan terdiri dari 34 (tiga puluh empat) kelurahan yakni:

1. Manggar2. Manggar Baru3. Lamaru4. Teritip5. Prapatan6. Klandasan Ulu7. Klandasan Ilir8. Damai9. Gn. Bahagia10. Sepinggan

11. Gn. Sari Ilir12. Gn. Sari Ulu13. Mekar Sari14. Karang Rejo15. Sumber Rejo16. Karang Jati17. Gn. Samarinda18. Muara Rapak19. Batu Ampar20. Karang Joang21. Baru Ilir22. Margo Mulyo23. Marga Sari24. Baru Tengah25. Baru Ulu26. Kariangau27. Telaga Sari28. Damai Baru29. Damai Bahagia30. Sungai Nangka31. Sepinggan Baru32. Sepinggan Raya33. Gn. Samarinda Baru34. Graha Indah

Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehinggaberubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.

Mendapatkan status kota[sunting | sunting sumber]

Tugu Adipura

Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur danKalimantan. Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Sertamarkas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VIMulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur danKalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.

Walikota[sunting | sunting sumber]Berikut adalah nama-nama pejabat wali kota Balikpapan:

1. H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)2. Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)3. Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)4. Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)5. Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)6. Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)7. H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)8. Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)9. Imdaad Hamid  (Juni 2001 - 29 Mei 2011)10. H.M. Rizal Effendi, SE.(29 Mei 2011 - kini)[66]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Bundaran Rapak yang menjadi titik 0 kilometer Kota Balikpapan.

Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.Di sektor perdagangan, pemerintah kota melindungi pengusaha lokal Balikpapan dengan membentuk peraturan daerah yang tidak lagi menerbitkan izin kepada toko modern seperti minimarket dari luar kota untuk beroperasi di Balikpapan. Selain itu pemerintah kota jugaakan mengatur jarak dan jam operasional setiap minimarket sehingga pengusaha lokal dapat bersaing di tengah kompetisi yang semakin ketat.[67]

Transportasi[sunting | sunting sumber]Darat[sunting | sunting sumber]Armada transportasi darat yang ada di kota ini antara lain :

1. Taksi tanpa argo meter.2. Taksi dengan argo meter.3. Angkutan Kota (Angkot) dengan jalur atau trayek berdasarkan

nomor.4. Ojek atau sepeda motor.

Terminal yang ada di kota ini bernama Batu Ampar.

Laut[sunting | sunting sumber]Untuk transportasi laut, di kota ini terdapat armada:

1. Kapal Laut2. Speed Boat

3. KetintingUdara[sunting | sunting sumber]Kota Balikpapan memiliki sarana untuk transportasi udara, yaitu Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang dapat didarati pesawat seperti Boeing 737.

Wisata[sunting | sunting sumber]

Kilang minyak Balikpapan (foto semasa kolonial Belanda).

Pantai Manggar Segara Sari.

Kota Balikpapan memiliki daerah wisata yang cukup banyak dan beragam, di antaranya adalah:

1. Taman Agrowisata, diresmikan tanggal 17 Desember 1997 oleh Bapak Tri Sutrisno, berlokasi di Jl. Soekarno Hatta km 23, dengan luas 100 ha dan memiliki berbagai koleksi tanaman tropis serta dilengkapi dengan tempat piknik terbuka, rumah panjang Dayak, tempat berkemah dan pemandangan alami, dilengkapi play ground, shelter, tempat parkir, mushola dan play group, dapat dikunjungi dengan angkutan kota trayek nomor 8.

2. Wana Wisata Km 10 adalah taman arboretum yang dibangun oleh PT.Inhutani I Unit Balikpapan, dengan berbagai jenis pohon hutan dan buah-buahan langka, sebagai tempat berkemah dan jogging

yang sejuk dan alami, dilengkapi gedung pertemuan, pusat informasi, gazebo, play ground dan warung kaki lima, dapat ditempuh dengan angkutan kota trayek nomor 8.

3. Karang Joang Resort, Golf dan Country Club Balikpapan, yaitu padang Golf Kariangau terletak di Kelurahan Karang Joang, tidak jauh dari sungai Wain, terdapat drive rain, hotel berbintang dengan teras dan pembakaran barbeque, club house dengan kolam renang dan activity room dengan karaoke, meja bilyard, bar dan ruangan dengan acara khusus serta tersedia menu masakan Tionghoa, Eropa dan Indonesia, dapat dipesan pada Resort & Golf Karang Joang, Jl. Soekarno Hatta Km 5,5 Balikpapan.

4. Jembatan Ulin Kariangau merupakan jembatan ulin terpanjang dengan panjang 800 m dan lebar 2 m, terletak 11 km dari pusat kota Balikpapan, terdapat hutan bakau dengan pemandangan lepaske teluk Balikpapan dengan aktivitas nelayan dan kapal-kapal yang melintas dari pelabuhan Somber menuju Pelabuhan Penajam.

5. Pantai Manggar Segarasari merupakan tempat rekreasi pantai terletak 22 km dari pusat Kota Balikpapan tepatnya di kecamatan Balikpapan Timur. Di sana terdapat shelter, banana boat, speed boat, ruang informasi dan warung kaki lima. Pantai ini dapat dicapai dengan angkutan kota trayek nomor 7.

6. Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung dengan luas 10.025 ha yang dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan , kepiting dan orang hutan.

7. Panorama Dermaga Penyeberangan Somber, dapat dicapai dengan trayek angkutan kota nomor 3.

8. Penangkaran Buaya9. Monumen Jepang10. Monumen Perjuangan Rakyat11. Perkebunan Salak12. Tugu Peringatan Divisi 7 Australia13. Kilang Minyak Balikpapan14. Monumen Mathilda

15. Taman Bekapai16. Pantai Melawai17. Pantai Polda18. Pantai Strans (Pantai Banua Patra)19. Goa Jepang20. Meriam Peninggalan Jepang21. Kampung Atas Air (Kampung Baru)22. Museum Tanjungpura23. Lapangan Merdeka