SPMI Poltekba - Politeknik Negeri Balikpapan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of SPMI Poltekba - Politeknik Negeri Balikpapan
i
LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA
JUDUL PENELITIAN
STUDI AKIFER BEBAS PADA DATARAN ALUVIAL SUNGAI DAN PANTAI MANGGAR
Totok Sulistyo, S.T., M.T, / NIDN: 0002097208 Ali Abrar, S.Si., M.T/ NIDN: 1103027702
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN AGUSTUS 2015
Kode/Nama Rumpun Ilmu**: 421/TEKNIK SIPIL
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Judul Penelitian : Studi Akifer Bebas pada Dataran Aluvial Sungai
dan Pantai Manggar Pelaksana : Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Totok Sulistyo, ST., M.T. b. NIDN : 0002097208 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Teknik Sipil e. Nomor HP : 081253360781 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti 1 a. Nama Lengkap : Ali Abrar, S.Si., M.T b. NIDN : 1103027702 c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Balikpapan Anggota Peneliti 2 a. Nama Lengkap : b. NIDN : c. Perguruan Tinggi : Biaya Penelitian : - didanai oleh DIKTI Rp 11.792.500,00 - dana internal PT Rp --- - dana institusi lain Rp --- - inkind, sebutkan Rp ---
Mengetahui, Kepala P3M
Totok Sulistyo, S.T., M.T. NIP. 19720902 200012 1 003
Balikpapan, 29 April 2015
Ketua Peneliti,
Totok Sulistyo, S.T., M.T. NIP. 19720902 200012 1 003
iii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………..................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. vi
RINGKASAN …………………………………………........................................ vii
BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1 1.2. Permasalahan …….. …………………………………………. 2 1.3. Batasan Permasalahan ………………………………………. 2 1.4. Lokasi Penelitian …………………………………………….. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 4 2.1. Dasar Teori ……..……………………………………………... 4 2.1.1 Tinjauan Geologi …………………………………………….... 4 2.1.2 Tinjauan Hidrogeologi ………………………………………... 5 2.2. Capaian Penelitian Terdahulu ………………………………… 9
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................... 10 3.1. Maksud dan Tujuan.................................................................... 10 3.2. Manfaaat Penelitian ................................................................... 10
BAB 4. METODE PENELITIAN ..................................................................... 11 4.1. Metode Penelitian …………………………………………….. 11 4.2. Waktu Penelitian …………..………………………………… 11
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG TELAH DICAPAI ....................... 13 5.1. Hasil Penelitian ....................................................................... 13 5.2. Luaran yang Telah Dicapai ..................................................... 34
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA............................................... 35 6.1. Rencana Tahapan Berikutnya ................................................... 35 6.2. Rencana Penelitian Lanjutan .................................................... 35
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 36 7.2. Saran .......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………….. 39
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Stratigrafi Daerah Penelitian ……………..........………………….. 4
Tabel 5.1. Tinggi Muka Air Tanah Dinamis Daerah penelitian ……………... 14
Tabel 5.2. Nilai koefisien Permeabilitas (k) hasil pengujian Tinggi Jatuh ….. 20
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1. Batas Geohidrologi Daerah Penelitian ………………………… 3
Gambar 2.1. Peta Geologi Kota Balikpapan (Sumber BAPPEDA Kota Balikpapan, 2002) ……………………………………………...
5
Gambar 2.2. Jenis Jenis Akuifer : akuifer tertekan, akifer bebas, akifer setengah terttekan, Kruseman and de Ridder, 1990 ……………..
6
Gambar 2.3. Aliran tunak melalui akifer bebas (Fetter, 1994) ……………… 7
Gambar 2.4. Penentuan Koefisien rembesan dari suatu lubang auger (Das, 1985) …………………………………………………………..
8
Gambar 2.5. Diagram Piper (sumber: Fetter, 1994) ………………………… 9
Gambar 4.1. Metodologi Penelitian …………………………………………. 12
Gambar 5.1. Pengukuran Elevasi titik control dan elevasi sumur. ………….. 14 Gambar 5.2. Titik pengukuran elevasi sebagai titik control DWL ………….. 15 Gambar 5.3. Garis Equipotensial Aquifer Bebas Dataran Aluvial Manggar
dengan interval 0.2 m. ………………………………………….
16 Gambar 5.4. Garis Aliran yang menunjukan arah aliran dari air tanah ……... 16
Gambar 5.5. Gambaran 3 dimensi overlay muka air tanah dan arah aliran pada daerah penelitian ………………………………………….
17
Gambar 5.6. Peta Geologi Daerah Penelitian (Hasil revisi oleh Penulis berdasarkan kondisi lapangan) …………………………………
17
Gambar 5.7. Penampang Morfologi dan Muka Air Tanah H:V = 1:50……….. 17
Gambar 5.8. Warna Air dari a) dari S3 ke S6 daratan kearah pantai, b) dari S9 ke S12 dari bagian tepi sungai manggar kearah daratan. ……….
19
Gambar 5.9. Foto dan skema pengujian Tinggi Jatuh. ………………………. 20
Gambar 5.10. Perhitungan Jarak antara dua koordinat menggunakan hukum Pitagoras. ……………………………………………………….
22
Gambar 5.11. Penentuan jarak dari titik A ke titik B menggunakan GIS …….. 24 Gambar 5.12. Hubungan k, i, dan k pada Lokasi T1, T2, T3 dan T4 ……….. 26 Gambar 5.13 Hasil Plot Sample S3 dan S6 pada Diagram Piper …………… 31
Gambar 5.14 Peta Penggunaan Lahan Daerah Penelitian…………………… 33
Gambar 5.15 Pencampuran antara akuifer dengan air laut………………….. 32
Gambar 5.16 Koversi Rawa dan Hutan Bakau menjadi kawasan pemukiman di RT.42 dan Ruko di Jl. Mulawarman. ……………………….
34
Gambar 5.17. Lahan pemukiman di dataran banjir bagian hilir Sungai Manggar Besar ……………………………………………………………
27
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Foto Foto Kegiatan dan Kondisi Daerah Penelitian ................ 39
Lampiran 2 Hasil Pengujian Lab Air ...................................................…….. 43
vii
RINGKASAN
Jumlah penduduk Kota Balikpapan yang semakin meningkat dari tahun ketahun sehingga membutuhkan sumberdaya air bersih yang semakin meningkat pula, saat ini penduduk sepanjang dataran aluvial sungai dan pantai manggar lebih banyak mengandalkan air tanah untuk kebutuhan MCK, mengingat kapasitas produksi PDAM yang belum memcukupi, dan ketika musim kemarau air baku PDAM umumnya juga berkurang. Secara geologi litologi bagian atas dari dataran sungai dan pantai Manggar adalah aluvial yang terletak secara tidak selaras menyudut diatas Formasi Kampung Baru. Dari letak dan kondisinya maka alluvial yang terletak pada dataran sungai dan pantai manggar merupakan akifer bebas. Karena akifer ini merupakan tumpuan bagi penduduk yang tinggal diatasnya maka diperlukan kajian terkait dengan koefisien rembesan, gradien hidrolika, serta transmisibiltasnya. Dari hasil survey kedalaman sumur gali maka dapat dibuat peta ekuipotensial dan arah aliran air tanah, dan diketahui bahwa system hidrogeologi alluvial manggar dibatasi oleh batas alami berupa sungai manggar, sumangai manggar kecil, perbukitan dan pantai manggar, air mengalir secara radial dari dengan hulu daerah selili dan sekiranya menuju ke segala arah. Sedangkan hasil analisis dari sampel tanahdari arah daratan menuju ke pantai meunjukan nilai koefisien permabilitas yang semakin meningkat, dari perhitungan kecepatan aliran air tanah juga air tanah mengarlir semakin cepat kearah pantai. Dengan pengetahuan tentang karakteristik dari akifer dataran aluvial manggar maka akan dapat membantu dalam pengelolaan sumberdaya air bagi pemerintah dan warga masyarakat. Dan juga dapat memberikan gambaran awal guna studi lebih lanjut tentang hidrologi dan geohidrologi pada daerah tersebut serta interaksinya dengan sistem hidrogeologi atau akifer yang berada pada Cekungan Kutai. Kata Kunci : Akifer Bebas, Aluvial, Equipotensial
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jumlah penduduk di kecamatan Balikpapan Timur pada tahun 2012 adalah berkisar
59.959 (sumber KPU, 2012), tentunya jumlah penduduk sebenarnya jauh lebih banyak
mengingat laju pertumbuhan penduduk baik karena natalitas maupun faktor migrasi
penduduk mengingat beberapa faktor yang dimiliki oleh Kota Balikpapan yang
menjadi daya tarik penduduk bermigrasi ke Kota Balikpapan seperti, faktor ekonomi
dan beberapa predikat dan prestasi Kota Balikpapan baik pada tingkat nasional maupun
internasional.
Jumlah pendududuk Kota Balikpapan yang semakin meningkat akan menuntut daya
dukung kehidupan berupa air bersih apabila kita hitung berdasarkan data jumlah
penduduk tahun 2012 dengan rata-rata kebutuhan air per orang perhari adalah 130 liter,
maka paling sedikit dibutuh air 7.794.670 liter perhari. Dimana saat ini air bersih yang
diproduksi oleh PDAM untuk Balikpapan timur masih mengandalkan beberapa sumur
pada akifer dalam yang berlokasi di Manggar dan Teritip, dan kemampuan memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk masih sangat terbatas. Sehingga penduduk yang tinggal
di didataran aluvial sungai manggar lebih banyak memanfaatkan air tanah akifer bebas
melalui sumur gali serta air hujan untuk kebutuhan MCK.
Kebutuhan air melalui sumur gali semakin meningkat ketika pada musim kemarau
dimana pada umumnya produksi air bersih PDAM akan menurun dan cadangan air
penduduk dari air hujan kosong sehingga tumpuan terakhir untuk memenuhi kebutuhan
air MCK pendududuk adalah air tanah melalui sumur gali. Air tanah dari sumur gali
mempunyai kualitas fisik yang tidak layak dimana air umumnya berwarna kekuningan
berbau dan berasa.
Secara geologi akifer bebas merupakan endapan aluvial yang mempunyai sebaran
sepanjang Sungai Manggar dan pantai di Balikpapan Timur dimana pada bagian barat
berbatasan dengan kontak tidak tidak selaras dengan Formasi Kampung Baru yang
merupakan dan bagian timur dibatasi pantai, diamana aluvial ini terpotong oleh
beberapa sungai mulai dari wilayah Sepinggan sampai dengan Lamaru.
2
1.2.Permasalahan
Dari latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut :
a) Berapakah koefisien rembesan, transimibilitas akifer bebas yang merupakan
endapan aluvial?.
b) Darimana dan kearah mana aliran air tanah pada akifer bebas?
c) Bagaimana hubungan kandungan kimia Air tanah dengan kondisi geologi dan
aktivitas manusia yang ada?.
1.3. Batasan Permasalahan
Permasalahan dan penelitian ini mempunyai batasan sebagai berikut :
a. Penelitian dilakukan di alluvial sungai dan Pantai Manggar yang secara
hidrogeologi dibatasi oleh sebelah utara perbukitan, sebelah selatan oleh selat
makasar, sebelah timur oleh Sungai Manggar dan sebelah selatan oleh Sungai
manggar kecil (lihat gambar1.1).
b. Pengukuran muka air tanah dilakukan pada Tanggal 16 Juli 2016, ada
kemungkinan ketika musim hujan aka nada kenaikan muka air tanah dan waktu
kemarau akan terjadi penurunan muka tanah.
1.4.Lokasi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan Secara Administratif masuk dalam Kota Balikpapan, Kecamatan
Balikpapan Timur yang meliputi Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Manggar
dengan Kelurahan Manggar dan Kelurahan Manggar Baru. Lokasi pengamatan berada
di Jl. Mulawarman, Jalan Selili, Tanjung Kelor, Perumahan Nelayan Kawasan Asrama
Haji dan Patok Merah. Secara geografi terletak pada koordinat 493562 mT sampai
dengan 497110 mT dan 9863263 mU sampai dengan 9865639 mU (UTM Zona 50)
lihat Gambar 1.1.
3
Gambar 1.1. Batas Geohidrologi Daerah Penelitian
#Y
#Y
#
#
#
#
#
#
Manggar
Manggar Baru
S. M
angg
ar
S. Manggar Kecil
PERBUKITANMANGGAR
S E L A
T M
A K
A S
A R
300 0 300 600 Meters
Skala 1 : 20.000
N
Daerah Penelitian
49 5 0 0 0
49 5 0 0 0
49 6 0 0 0
49 6 0 0 0
49 7 0 0 0
49 7 0 0 0
4 9 8 0 0 0
4 9 8 0 0 0
9863000
9863000
9864000
9864000
9865000
9865000
9866000
9866000
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1. Tinjauan Geologi
Tinjauan geologi dari hasil kajian geologi BAPPEDA Kota Balikpapan tahun 2002
menyatakan bahwa wilayah Kota Balikpapan secara fisiografi terletak pada Cekungan
Kutai dengan susunan stratigrafi yang terdiri dari batuan mulai yang berumur tua ke
muda, Formasi Balikpapan yang berumur miosen awal dengan litologi didominasi
batupasir, Formasi Pulaubalang berumur miosen tengah dan didominasi litologi patu
pasir kasar, Formasi Kampung Baru diendapkan pada miosen akhir dengan litologi
didominasi oleh batulempung dan endapan termuda berada diatas bidang erosi yang
merupakan endapan aluvial yang berumur holosen. Aluvial tersebut merupakan hasil
endapan sungai serta gelombang pasang surut pantai, yang menempati sepanjang pantai
Manggar, aliran Sungai Wain dan Pantai Manggar. Struktur Geologi yang ditemui
berupa antiklin, sinklin yang berporos N 045o E, struktur geologi lainnya yang
ditemukan adalah sesar dan kekar.
Sedangkan geologi pada lokasi penelitian merupakan sayap tenggara antiklin dengan
kemiringan atau dip antara 13o sampai dengan 30o dan endapan alluvial yang
merupakan endapan resent memiliki kemiringan lapisan mendakati 0o hubungan antara
endapan alluvial dengan formasi yang berada dibawahnya adalah ketidak selarasan
menyudut (lihat Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Stratigrafi daerah Penelitian
Simbol Formasi Umur
Endapan Alluvial Holosen
Kampung Baru Miosen akhir
Balikpapan Miosen awal
Bidang Erosi
5
Gambar 2.1. Peta Geologi Manggar dan Sekitarnya
2.1.2. Tinjuan Hidrogeologi
a) Akuifer
Menurut Kruseman dan de Reider, 1990 Sebuah akuifer didefinisikan sebagai suatu
satuan geologi permeable yang jenuh yang meloloskan air ke dalam sumur dengan
jumlah yang cukup ekonomis. Akifer yang paling umum adalah pasair dan kerikil yang
tidak terkonsolidasi, tetapi sedimen yang permeable sperti batupasir dan batu gamping,
batuan vulkanik dan kristalin yang penuh retakan atau lapuk juga dapat diklasifikasikan
sebagai akuifer.
Akifer dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu :
- Akifer tertekan
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#
#
#
#
#
#
##
#
Damai
Lamaru
Manggar
Prapatan
Sepinggan
Baru Ullu
Kariangau
Baru Ilir
Batu Ampar
Gn.BahagiaMarga Sari
Mekar Sari
Karang JatiKarang Rejo
Baru Tengah
Telaga Sari
Sumber Rejo
Margo Mulyo
Muara Rapak
Karang Joang
Manggar Baru
Gn.Sari Ilir
Klandasan Ulu
Klandasan Ilir
Gunung Sari Ulu
Gunung Samarinda
76
86
80
85
83
7276
86
75
72
60
78
75
83
68
90
1210
4
8
21
8
13
13 8
10
31
12
15
12
5
12
12
13
20
15
20
U
470000
470000
475000
475000
480000
480000
485000
485000
490000
490000
495000
495000
500000
500000
9860
000 9860000
9865
000 9865000
9870
000 9870000
9875
000 9875000
9880
000 9880000
9885
000 9885000
PETA GEOLOGI
BAPPEDAKOTA BALIKPAPAN
Skala 1: 50.000
P. BenawaKecil
P. BenawaBesar
KABUPATENKUTAI
KABUPATENKUTAI
KABUPATENPASIR
KABUPATENPASIR
P. Kwangan
P. BalangT
ELU
K B
ALI
KP
AP
AN
S E L A
T M
A K
A S
A R
Sumber :- Peta Topografi Lembar Balikpapan, DITTOP TNI-AD, 1994- Peta Geologi Lembar Balikpapan, PPPG, 1994- Hasil Analisis dan Uji Lapangan tahun 2002
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERALUPN "VETERAN" YOGYAKARTA
o 1 2
'116 42'o
117 00'oo
1 1
5'
0 1 2 3 4 Kilometers
8
75
#
SinklinAntiklin
Mata air
Sesar diperkirakanJurus & kemiringan kekar
Jurus & kemiringan lapisan
KORELASI SATUAN PETA :
Bidang Erosi
LITHOSTRATIGRAFISIMBOLUMUR
MiosenAwal
MiosenTengah-Akhir
MiosenAkhir
Holosen
Waduk
SungaiJalan
Kota
Batas Kelurahan/DesaBatas KecamatanBatas Kota Balikpapan
#Y
KETERANGAN :
Kontur indeks
Formasi Balikpapan
Formasi Pulaubalang
Formasi Kampungbaru
Endapan Alluvial
A
B
AB
PENAMPANG GEOLOGISKALA HORISONTAL 1 : 50.000
SKALA VERTIKAL 1 : 50.000
6
Akifer tertekan berada diatas dan dibawah lapisan impermeable, dengan
tekanan air umumnya lebih besar dari tekanan atmosfer. Sehingga jika sumur
memotong akuifer permukaan air berada diatas akuifer bahkan kadang diatas
permukaan tanah
- Akifer bebas
Dibatasi lapisan impermeable pada bagaian bawah tetapi tidak dibatasi pada
bagaian atas sehingga muka air tanah bebas naik dan turun dimana tekanan air
sama dengan tekanan atmosfer.
- Akifer setengah tertekan
Akifer setengah tertekan atau dikenal akifer semi tertekan dimana pada bagian
atas dan bawah dibatasi oleh lapisan semi permeable atau salah satu bagian atas
atau bagian bawah dibatasi oleh lapisan semi impermeable.
Gambar 2.2. Jenis Jenis Akuifer : akuifer tertekan, akifer bebas, akifer setengah
terttekan, Kruseman and de Ridder, 1990
b) Parameter Akuifer
Tinjauan hidrogeologi terhadap air tanah secara umum dinyatakan bahwa kehilangan
energi (Δh) antara dua titik A dan B ditulis dengan :
Δh = hA - hB………………………………………….(1.1)
Dan apabila panjang media tanah yang dilalui air adalah L, maka gradien hidrolik (i)
antara jarak A dan B dapat ditentukan sebagai berikut :
=∆
………………………………………………(1.2)
7
Dimana kecepatan air yang mengalir pada tanah jenuh air dengan aliran laminer
menurut Darcy, 1856 adalah sebagai berikut:
v=k.i ………………………………………………(1.3)
dimana k adalah koefisien rembesan, apabila A adalah luas penampang tanah adalah
A sehingga jumlah air dalam satuan waktu (q) dapat ditentukan sebagai berikut :
q =v.A ………………………………………………(1.4)
Menurut Fetter, 1994 debit air (q) pada akifer bebas pada aliran tunak juga dapat
ditentukan sebagai berikut :
= ………………………………….(1.5)
Gambar 2.3. Aliran tunak melalui akifer bebas (Fetter, 1994)
sedangkan volume air yang terkumpul (Q) dalam waktu tertentu (t) yang melalui akifer
dapat ditentukan dengan formula sebgagai berikut:
Q = v.A.t ………………………………………………….(1.6)
Sedangkan apabila b adalah tebal akifer, maka transmisibilitas (T) dapat didapatkan
dari :
T = k.b…………………………………………………… .(1.7)
Melalui uji pemompaan sumur dengan memperhatikan debit pompa (Q) dan kerucut
penurunan (Δs) maka T dapat ditentukan dengan metode Cooper-Jacob dengan
formula sebagai berikut :
=,
∆ …………………………………………………(1.8)
Muka air tanah
.h1
.h2 .h
L
x
8
Menurut Dunn, Anderson, dan Kiefer dalam Das, 1985) koefisien rembesan (k)
dilapangan juga dapat ditentuka menggunakan lubang auger dengan kedalam L
dibawah muka air tanah:
=( )
∆
∆ ………………………………………….(1.9)
Gambar 2.4 . Penentuan Koefisien rembesan dari suatu lubang auger (Das, 1985)
c) Garis aliran dan Jaring Aliran
Garis aliran adalah garis imaginer yang merupakan jejak partikel air tanah akan
mengalir. Garis aliran akan sangat membantu dalam memvisualisasikan pergerakan air
tanah. Dalam akifer isotropik pembuatan jaring aliran dapat digambar sedemikian
rupa :
- Garis ekuipotensial memotong tegak lurus garis aliran
- Elemen – elemen aliran dibuat kira-kira mendekati bentuk bujur sangkar
Metoda penggambaran jaring aliran didasarkan pada asumsi berikut :
- Akifer adalah homogen
- Akifer jenuh sepenuhnya
- Akifer isotropik
- Tidak ada perubahan potensi sepanjang waktu
- Tanah dan air tidak dapat di tekan volumenya
- Aliran laminar, sehingga hukum Darcy akan valid.
- Semua kondisi batas diketahui.
L
2r
y
Δy
9
Tinjauan Kimia Air tanah, secara umum kandungan spesies ion utama air alam adala
Na+, K+, Ca2+,Mg2+ , Cl- , CO32- , HCO3
- , dan SO42-. Diagram Piper yang merupakan
diagram linier dapat menunjukan presentasi komposisi kimia dari tiga ion. Dengan
mengelompokan Na+ dan K+ bersama kation utama dapat ditampilkan dalam trilinier,
demikian juga pengelompokan CO32- dan HCO3
- bersama menjadikan tiga kelompok
anion.
Gambar 2.5. Diagram Piper (sumber: Fetter, 1994)
Berdasarakan diagram piper maka kation air dapat dikelompokan menjadi :
- Type kalsium
- Type Magnesium
- Type Pothasic
- Dan Type Seimbang
Demikian juga anion dari air dapat dikategorikan sebagai :
- Type Bicarbonat
- Type Sulfat
- Type Klorida
- Dan Type Seimbang
10
2.2. Capaian Penelitian terdahulu.
Penelitian tentang air tanah untuk berbagai kepentingan di Kota Balikpapan masih
sangat minim, maka BAPPEDA Kota Balikpapan pada tahun 2002 membuat kajian
geologi untuk evaluasi penataan wilayah dan pengembngan wilayah Kota Balikpapan.
Data sekunder untuk kajian air tanah terutama tentang pumping test sumur-sumur
dalam juga masih sangat minim banyak pembuatan sumur bor tidak dilengkapi dengan
pumping test. Pumping test sumur dalam atau akifer pada umumnya dilakukan tanpa
sumur pengamat tanpa sumur pengamat.
11
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1.Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuat peta equipotensial dari air tanah pada
akifer bebas dan menentukan koefisian rembesan dari akifer bebas pada aluvial sungai
dan pantai Manggar.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik akifer bebas
pada daerah Dataran Aluvial Sungai dan Pantai Manggar yang meliputi :
a. Arah aliran air tanah.
b. Jumlah air yang dapat mengalir persatuan waktu dalam akifer
c. Recharge area
d. Serta hubungan Akifer dengan Daerah Aliran Sungai Manggar
e. Memberikan Rekomendasi pemanfaatan air tanah.
3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain adalah:
a. Memperkaya bahan ajar Mekanikan Tanah dan Hidtogeologi di Politeknik
Negeri Balikpapan.
b. informasi awal untuk penelitian lebih lanjut tentang system hidrogeologi di
Kota Balikpapan
c. Bermanfaat bagi masyarakat disekitar daerah penelitian untuk mengetahui
potensi serta kualitas air tanah pada akifer bebas.
d. Bermanfaat bagi pemerintah dan legislator dalam upaya mengetahui potensi
sumber air tanah alternative dan sebagai masukan dalam membuat regulasi
konservasi lingkungan terkait dengan pencemaran bakteri e-colli dan
meminimalisir intrusi air asin kedalam system akuifer.
12
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
4.1.1. Studi Literatur/ Desk Study
Kegiatan pertama dalam penelitian ini adalah studi literatur, yang meliputi studi dari
Handbook, dan studi tentang hasil-hasil penelitian terkini yang terkait dengan air tanah
melalui jurnal ilmiah dan laporan penelitian serta informasi terkini melalui internet.
4.1.2. Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan yang dilakukan adalah pemetaan lokasi sumur gali dan tinggi muka
air tanah dinamis (dinamic water level) dengan mengukur elevasi berupa poligon
terbuka terikat sepihak dengan titik ikat permukaan air laut, atau garis pantai rata-rata
dan koordinat GPS, pengukuran lebih ditekanan untuk lebih mendekati keakuratan
maka pengukuran dilakukan dengan Total Station Topcon ES 105. Kegiatan lapangan
lainnya adalah pengambilan sample tanah penentuan koefisien rembesan menggunakan
pengujian metoda tinggi jatuh fall head dari sample tanah yang diambil sepanjang
penampang section dari daratan kaearah pantai atau sebaliknya. Pengamatan air tanah
secara fisik dilakukan dari warna atau kekeruhan, bau dan rasa. Pengambilan sample
air tanah juga dilakukan untuk keperluan uji kimia air.
4.1.3. Kegiatan Laboratorium
Uji laboratorium akan dilakukan untuk menentukan koefisien rembesan dengan metoda
uji tinggi jatuh terhadap sampel tanah akifer yang telah diambil. Uji laboratorium juga
dilakukan untuk menentukan kimia air tanah dengan parameter air baku dan juga untuk
menentukan kandungan ion dan kation utama.
4.1.4. Kegiatan Studio
Adalah kegiatan untuk melakukan pengambaran peta geologi daerah penelitian, cross
section geologi, Penggambaran garis ekuipotensial dan garis aliran serta pembuatan
peta lokasi pengambilan sample. Ploting data dalam diagram piper.
4.1.5. Analisis dan Penarikan kesimpulan
Analisis dilakukan terhadap peta penampang geologi untuk menentukan akifer tanah
bebas, dan analisis juga dilakukan terhadap peta ekuipotensial dan peta aliran, analisis
13
koefisien permebiltas tanah, kecepatan aliran tanah, transmisibilitas serta perubahan
kimia air dari recharge area menuju ke discharge area.
Gambar 4.1. Metodologi Penelitian
4.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan kegiatan berupa pengumpulan data sekunder dilakukan
pada bulan Juni 2016, sedangan pengambilan data primer dilakukan pada bulan Juli
dan Agustus 2016, pekerjaan studio dilaksanakan pada akhir bulan juli sampai bulan
agustus. Sedangkan rencana publikasi dan pelaporan akhir akan dilakukan bulan
September sampai dengan Oktober 2016.
Lapangan : Penentuan Lokasi Sumur, Pengukuran DWL Pengambilan Sample Air Pengukuran k
Studi Pustaka : Handbook & Jurnal Penelitian Penyusunan Hipotesis
Uji Laboratirum : Pengkuran k, Penentuan Kimia Air dan Kation dan Anion Utama
Studio: Validasi Data, Cross Section, Peta Ekipotensial, Ploting Diagram Piper
Penarikan Kesimpulan dan Pelaporan
14
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG TELAH DICAPAI
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Muka Air Tanah Dinamis (Dinamic Water Level)
Muka Air tanah akifer bebas, dihasilkan dari pengukuran menggunakan alat ukur Total
Station Topcon EZ 105 untuk menentukan elevasi. Titik-titik atau stasiun pengukuran
Total Station ini merupakan titik kontrol yang mengikat koordinat dan elevasi dari satu
sumur ke sumur lainnya. Setiap sumur yang dijumpai sepanjang lintasan dan disekitar
lintasan pengukuran Total Station diukur kedalaman permukaan airnya. Setelah
koordinat, elevasi dan kedalaman sumur dari permukaan tanah diketahui, maka
selanjutnya tingi muka air tanah dinamis dynamic water level (DWL) dapat diketahui
melalui perhitungan dengan mengunakan formula sederhana sebagai berikut :
DWL = H – D …………………………………………….. 5.1.
Dimana :
H adalah elevasi sumur
D adalah kedalaman sumur
Dari pengukuran dan perhitungan Dynamic Water Level yang tersebar di daerah
penelitian dapat diketahui DWL sebagaimana tertera dalam Tabel 5.1. berikut:
Gambar 5.1. Pengukuran Elevasi titik control dan elevasi sumur.
15
Tabel 5.1. Tinggi Muka Air Tanah Dinamis Daerah penelitian
KODE
Koordinat UTM Kedalaman
m DWL Easting m Northing m Elevasi m
POL2 (S1) 495868.68 9865151.73 2.431 0.87 1.561
POLC31(S2) 496039.201 9865203.519 4.555 1.4 3.155
POLC41(S3) 496111.012 9865066.703 4.385 0.79 3.595
POLC81(S4) 496356.018 9864846.759 3.253 0.85 2.403
POLC91(S5) 496455.211 9864754.242 2.608 0.35 2.258
POLC101(S6) 496667.96 9864627.339 2.332 0.92 1.412
POL111(S7) 496663.923 9864536.94 2.157 1.07 1.087
POLCC721(S8) 496467.615 9865275.247 3.074 0.99 2.084
POLC73 (R1) 496623.492 9865356.542 2.495 1.41 1.085
POLC75 (S9) 496827.592 9865570.332 2.576 1.41 1.166
POLCC621(S10) 496005.369 9864758.483 3.788 0.99 2.798
POLCC651(S11) 495765.732 9864408.139 3.588 0.84 2.748
POLC68 (S12) 495365.887 9864564.009 3.296 0.7 2.596
Catatan ; hasil pengukuran tanggal 16 Juli 2016
3
Gambar 5.2. Titik pengukuran elevasi sebagai titik control DWL
16
Gambar 5.3. Garis Equipotensial Aquifer Bebas Dataran Aluvial Manggar dengan
interval 0.2 m.
Gambar 5.4. Garis Aliran yang menunjukan arah aliran dari air tanah
S E L A
T
M A
K A
S A R
Sung
ai Man
ggar
l
Jl. M
ulawarm
an
Manggar
Manggar Baru
4 9 4 5 0 0
4 9 4 5 0 0
4 9 5 0 0 0
4 9 5 0 0 0
49 5 5 0 0
49 5 5 0 0
49 6 0 0 0
49 6 0 0 0
49 6 5 0 0
49 6 5 0 0
49 7 0 0 0
49 7 0 0 0
4 9 7 5 0 0
4 9 7 5 0 0
9863500
9863500
9864000
9864000
9864500
9864500
9865000
9865000
9865500
9865500
N
200 0 200 400 Meters
Jalanmanggar
Batas Administrasi
KonturGaris Ekuipotensial (DWL)
Keterangan :
Manggar Baru
Jl. M
ulaw
arman
Sunga
i Man
ggar
S E L A
T
M A
K A
S A R
4 9 5 0 0 0
4 9 5 0 0 0
4 9 5 5 0 0
4 9 5 5 0 0
4 9 6 0 0 0
4 9 6 0 0 0
4 9 6 5 0 0
4 9 6 5 0 0
4 9 7 0 0 0
4 9 7 0 0 0
4 9 7 5 0 0
4 9 7 5 0 0
9863500
9863500
9864000
9864000
9864500
9864500
9865000
9865000
9865500
9865500
200 0 200 400 Meters
N
JalanBatas AdministrasiKonturGaris Aliran
Keterangan:
17
Gambar 5.5. Gambaran 3 dimensi overlay muka air tanah dan arah aliran pada daerah
penelitian
Gambar 5.6. Peta Geologi Daerah Penelitian (Hasil revisi oleh Penulis berdasarkan
kondisi lapangan)
#Y
#Y
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
# ####
#
#Manggar
Manggar Baru
4 9 0 0 0 0
4 9 0 0 0 0
49 1 0 0 0
49 1 0 0 0
49 2 0 0 0
49 2 0 0 0
49 3 0 0 0
49 3 0 0 0
49 4 0 0 0
49 4 0 0 0
49 5 0 0 0
49 5 0 0 0
49 6 0 0 0
49 6 0 0 0
49 7 0 0 0
49 7 0 0 0
49 8 0 0 0
49 8 0 0 09861000
9861000
9862000
9862000
9863000
9863000
9864000
9864000
9865000
9865000
9866000
9866000
9867000
9867000
Endapan Alluvial
Formasi Kampungbaru
Formasi Balikpapan
Holosen
MiosenAkhir
MiosenAwal
UMUR SIMBOL LITHOSTRATIGRAFI
Bidang Erosi
Sumber : Bappeda Balikp ap an 20 02
Kontur indeks
KETERANGAN :
#Y
Batas Kota Bal ikpapanBatas Kecamatan
Batas Kelurahan/Desa
Kota
JalanSungai
Waduk
Jurus & kemiringan lapisanJurus & kemiringan kekarSesar diperkirak an
Mata air
Antikl inSink lin
S
75
8
600 0 600 1200 Meters
N
Skala 1:25.000
18
Dari gambar 5.2, 5.3 dan 5.4 dapat kita analisis bahwa arah aliran yang tegak lurus
dengan garis ekuipotensial mempunyai pola radial hal ini menunjukan dan elevasi air
tanah pada batas sungai manggar dan pantai lebih tinggi dari permukaan laut dan
permukaan sungai manggar yang menunjukan bahwa pada saat pengukuran kondisi
sungai manggar memperoleh pasokan dari air tanah dan merupakan daerah penurapan
air tanah (gaining stream) ini dibuktikan oleh gambar 5.7 dimana muka air tanah yang
memotong topografi pada penampang sungai manggar.
Gambar 5.7. Penampang Morfologi dan Muka Air Tanah H:V = 1:50
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan intepretasi morfologi maka peta geologi
Balikpapan khususnya daerah penelitian dapat direvisi dimana batas alluvial dengan
Formasi Kampung Baru yang lurus pada kenyataannya alluvial secara morfologi
##
##
##
#
##
##
##
##
###
#
##
##
#
##
####
2,312,43
4,504,554,54
4,384,14
3,62
3,62
3,46
3,252,91
2,60
2,472,33
1,892,15 0,00
3,32
2,643,07
2,49
3,98
3,663,78
3,53
3,41
4,10
3,67
A
B
495200
495200
495400
495400
495600
495600
495800
495800
496000
496000
496200
496200
496400
496400
496600
496600
496800
496800
497000
497000
497200
497200
9864
600
9864
600
986480
0
9864
800
9865
000
9865
000
986520
0
9865
200
9865
400
9865
40
0
0
200
400
600
800
1000
1200M
19
merupakan dataran maka batasnya dapat digambarkan mengikuti garis kontur (Gambar
5.6).
Gambar 5.8. Warna Air dari a) dari S3 ke S6 daratan kearah pantai, b) dari S9 ke S12
dari bagian tepi Sungai Manggar kearah daratan.
Dari observasi secara visual air tanah semakin jernih kearah pantai namun demikian
pada radius ±50 meter dari sungai manggar (S9) dan ±100 meter dari pantai (S6) air
tanah terasa payau, dari analisis hidrogeologi daerah ini merupakan interface antara air
asin dan air tawar.
Pada Gambar 5.4 dapat diketahui bahwa hulu aliran air tanah merupakan daerah rawa
dan perumahan. Mengingat sebagian besar daerah tangkapan air adalah kawasan
pemukiman warga maka air tanah pada akifer bebas alluvial Manggar menjadi rentan
pencemaran biologis terutama bakteri ecoli akibat system sanitasi dan septic tank yang
umumnya dibangun menggunakan beton cetak berbentuk tabung yang tidak kedap air
dimana pada bagian bawah tanpa alas beton dan langsung berbatasan dengan tanah
(Lihat Lampiran1).
Menurut informasi dari cutting pemboran air tanah yang pernah dilakukan oleh
Program Keahlian Geologi Pertambangan SMK Negeri 1 Balikpapan pada koordinat
(UTM) 0496153 mT, 9865042 mU diketahui ketebalan akuifer bebas pada titik
tersebut ± 5 meter dan setelah pemboran dilanjutkan sampai kedalaman 28 meter dari
permukaan atanah dijumpai lapisan lempung dari Formasi Kampung Baru sedangkan
pemboran pada sumur pada koordinat UTM 0495369 mT dan 9864798 mU pada
kedalaman 28 sd meter dijumpai akifer tertekan, yang merupakan Formasi Balikpapan.
Dari keadaan tersebut maka tidak ditemukan adanya interaksi air tanah pada akuifer
20
bebas pada dataran alluvial manggar dengan system akifer yang yang lain dari formasi
Balikpapan. Secara alami system akifer dataran alluvial Sungai dan Pantai Manggar
dibatasai oleh Sungai Manggar, Perbukitan Manggar yang disusun oleh litologi
lempung Formasi Kampung Baru, sungai Manggar Kecil dan Selat Makasar. Melalui
Software Sistem Informasi Geografi dapat diketahui luas permukaan akifer bebas
alluvial manggar kurang lebih 3.661.814 meter persegi dari informasi pemboran yang
perrnah dilakukan ketebalan akifer bebas adalah 5 meter dengan asumsi ketebalan yang
sama maka volume akifer bebas alluvial Manggar adalah 131.825.304 meter kubik.
5.1.2. Hasil Uji Laboratorium
Uji tinggi jatuh (fall head test) pada contoh tanah T1 yang diambil pada koordinat UTM
0495995 mT dan 9865124 mU pada kedalaman 1 meter dari permukaan tanah dengan
data pengujian sebagai berikut :
Diameter contoh 7.86 cm dengan luas A= 48.52 cm2 dan diameter pipa inlet 1.6 cm
dengan luas a =2.01 cm2 panjang contoh tanah L = 40 cm tinggi permukaan air awal
pada pipa inlet h1 = 61 tinggi permukaan air pada pipa inlet setelah t = 14 menit 34
detik atau 874 detik adalah h2 =31 cm.
Gambar 5.9. Foto dan skema pengujian Tinggi Jatuh.
dh
h1
h
h2 L
21
Dimana menurut Das, 2006 jumlah air yang mengalir dalam pipa inlet dan contoh
tanah adalah sebagai berikut:
Debit air pada contoh tanah adalah :
= . …………………………………5.2
Dan debit air pada pipa inlet :
= . ……………………………………5.3
Dan hubungan keduanya debit tersebut
. = − . ……………………………5.4
Koefisien permeabilitas (k) dapat diperoleh melaui
= . − …………………………….5.6
= − . ………………….5.
= . ……………………………..5.8
= . 2.303 …………………..5.9
= 2.303 . ………………...….5.10
Maka k contoh T1 dapat dihitung sebagai berikut :
= 2.3032.01 x40
48.52x874 .
6131
= 2.303 1.896 10 0.294
= 1.284 10 /
Dari pengujian yang sama dari 4 sample didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.2. Nilai koefisien Permeabilitas (k) hasil pengujian Tinggi Jatuh
No
Sample
Koordinat UTM Waktu t detik Nilai k cm/dt
Easting m Northing m
T1 0495995 9865124 874 1.284 x 10-3
T2 0496150 9865090 586 1.915 x 10-3
T3 0496373 9865027 473 2.372 x 10-3
T4 0496761 9864567 98 11.45 x 10-3
22
Dari nilai k diketahui bahwa nilai k semakin besar mendekati kearah pantai, hal ini
disebabkan lapisan tanah pada bagian belakang adalah endapan alluvial dan rawa
dengan material pasir sangat halus dengan campuran lanau dan lempung dan mendekati
kearah pantai endapan alluvial yang berukuran semakin kasar dengan pemilahan atau
sortasi semakin baik. Gambar 5.12 menunjukan ada korelasi antara nilai k dengan
tinggi muka air tanah, semakin besar k maka muka air tanah semakin rendah.
Perubahan nilai k berangsur makin besar kearah pantai ini juga berpengaruh pada aliran
air tanah yang semakin cepat kearah pantai dimana kecepatan alairan dapat ditentukan
melalui hukum darcy, v = k.i maka apabila kita asumsikan pada lokasi sumur S3
memiliki k = 1.915 x 10-3 cm/dt dan S4 2.372 x 10-3 karena lokasi S3 berdekatan
dengan pengambilan sample tanah T2 dan S4 dengan T3 maka dapat kita tentukan
kecepatan aliran air dari S3 ke S4 sebagai berikut :
Jarak S3 ke S4 dapat diselesaikan melalui hukum pitagoras sebagai berikut:
S4 (x2,y2)
S3 (x1, y1)
Gambar 5.10. Perhitungan Jarak antara dua koordinat menggunakan hukum
Pitagoras.
b
a
d
23
= + ……………………………………………………... 5.11
Dimana
= − ………………………………………………………5.12
Dan = − ……………………………………………………...5.13
= (496111.012 − 496356.018) + (9865066.703 − 9864846.759)
= (496111.012 − 496356.018) + (9865066.703 − 9864846.759)
= (−245.006) + (219.944)
= (−245.006) + (219.944)
= 60027.94 + 48375.36
= 108403,303
= √108403.303
= 329.24 meter
Maka jarak S3 ke S4 atau L = 329.24 meter
Beda tinggi DWL (head) S3 dan S4 atau ∆h = 3.595 - 2.403 = 1.192 meter
Maka gradien hidrolika dapat di hitung sebagai berikut :
=∆ℎ
…………………………………………………………………………….. 5.14
=1.192
329.24
= 3.62 10
k rata – rata S3 dan S4 :
k = (1.915 x 10-3 + 2.372 x 10-3)/2
k = 2.144 x 10-3
Maka kecepatan dapat ditentukan sebagai berikut :
= . …………………………………………………………………………5.15
=2.144 x 10-3 x 3.62 x 10-3
= 7.761 x 10-6 cm/detik
24
Selain menggunakan perhitungan sebagaimana diatas kita juga dapat menentukan jarak
dan gradien hidrolika berdasarkan garis ekuipotensial dengan perangkat lunak GIS
seperti Gambar 5.11:
Gambar 5.11. Penentuan jarak dari titik A ke titik B menggunakan GIS ∆h antara titik A dan titik B adalah 1 meter
Sedangkan L berdasarkan perangkat lunak adalah 244.563 meter
Maka selanjutnya gradien hidrolik (i) dapat ditentukan :
=1
244.563
25
= 4.088 10
Dengan assumsi k di lokasi A dan B sama dengan lokasi T3 (merupakan data k
terdekat) yaitu 2.372 x 10-3 maka selanjutnya kecepatan aliran v dapat ditentukan
=4.088 x 10-3 x 2.372 x 10-3
= 9.697 x 10-6 cm/detik
Sedangkan transmisibilitas T dapat dihitung berdasarkan data sekunder berupa cutting
pemboran yang pernah dilakukan pada koordinat (UTM) 0496153 mT, 9865042 mU
diketahui ketebalan aquifer adalah ± 5 meter maka T pada sumur S3 dapat dihitung
sebagai berikut :
T = k. B ………………………………………………………………………… 5.16
Dimana :
T adalah Transmisibiltas
B adalah Tebal akuifer jenuh air
k adalah koefisien permabilitas
Tebal akifer yang jenuh air sama dengan tebal akifer bebas dikurangi kedalaman
sumur,
B = 500 - 79
B = 421 cm
T = 1.915 x 10-3 x 421
T = 0.82 cm2/detik
Sehingga dapat diketahui bahwa transmisibilitas pada sumur S3 adalah 0.82 cm2/detik
atau 7.0848 m2/hari.
Pada lokasi dengan nilai koefisien permeabilitas yang kecil umumnya sumur akan
kering dalam 2 jam dalam pemompaan dengan debit 10 sampai 12 liter/menit dan harus
menunngu sekitar 2 jam kembali untuk menunggu sumur kembali seperti semula
(recovery). Namun demikian lokasi dengan koefisien permeabilitas tinggi mempunyai
aliran tunak steady seperti kasus pada sumur 6 dimana merupakan sumur pada sebuah
26
masjid yang dipompa lebih dari 12 jam perhari secara menerus setelah mengalami
penuruan muka air maka pada kedalaman ±0.92 m dari permukaan tanah maka akan
cenderung tetap.
Gambar 5.12. Hubungan k, i, dan k pada Lokasi T1, T2, T3 dan T4
Uji laboratorium terhadap 3 sample air yaitu pada sumur S3 bagian hulu dan S6 pada
bagian hilir yang dilakukan di Laboratorium SUCONFINDO Balikpapan yang meliputi
parameter fisik, kimia dan biologi dengan parameter air bersih dan kandungan kation
dan anion untuk mengetahui perubahan fisik, kimia dan biologi air tanah. Uji fisik,
T1, 0.001284T2, 0.001915
T3, 0.002372
T4, 0.01145
T1, 0.006
T2, 0.005
T3, 0.007
T4, 0.01
T1, 0.000007704T2, 0.000009575T3, 0.000016604 T4, 0.00011450
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0 200 400 600 800 1000 1200
JARAK DARI LOKASI T1 KEARAH T4 (METER)
k i v
Darat Pantai
27
kimia dan biologi mengunakan metoda standard Ke 22, APHA AWWA, 2012. Hasil
pengujian pada sumur S3 yang berlokasi pada koordinat UTM 50, 496111.012 mT,
9865066.703 mU adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Laporan Analisis Sample Air Sumur S3
No Parameter Fisik Unit Hasil Baku Mutu
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Total Padatan Terlarut (TDS) Mg/L 367 1500
3 Kekeruhan NTU 18.1 25
4 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
5 Temperatur di Lab oC 23.8 Temp Amb+3oC
6 Warna PtCo 1 50
No Parameter Kimia Unit Hasil Baku Mutu
1 Mercury (Hg) mg/L <0.001 0.001
2 Arsenic (As) mg/L <0.001 0.05
3 Iron Total (Fe) mg/L 0.769 1
4 Fluoride (F) mg/L 0.29 1.5
5 Cadmium (Cd) mg/L <0.001 0.005
6 Kesadahan Total (CaCO3) mg/L 187.373 500
7 Chloride (Cl) mg/L 43.916 600
8 Chrom Hexavalent (Cr6+) mg/L <0.01 0.05
9 Manganese (Mn) mg/L 0.072 0.5
10 Nitrate (NO3) mg/L 1.752 10
11 Nitrite (NO2) mg/L 0.033 1
12 pH 7.36 6.5 – 9.0
13 Selenium (Se) mg/L <0.001 0.01
14 Zinc (Zn) mg/L 0.088 15
15 Cyanide (CN-) mg/L 0.02 0.1
16 Sulfate (SO42-) mg/L 5.381 400
17 Timbal (Pb) mg/L <0.013 0.05
No Parameter Biologi Unit Hasil Baku Mutu
1 Total Coliform MPN/100 ml 20 50
28
No Parameter Tambahan Unit Hasil Baku Mutu
1 Magnesium (Mg) mg/L 11.440
2 Sodium (Na) mg/L 79.720
3 Calcium (Ca) mg/L 56.180
4 Total Alkali (HCO3) mg/L 17.934
5 Potassium (K) mg/L 9.553
Tabel 5.4. Laporan Analisis Sample Air Sumur S6
No Parameter Fisik Unit Hasil Baku Mutu
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Total Padatan Terlarut (TDS) Mg/L 3717 1500
3 Kekeruhan NTU 3.9 25
4 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
5 Temperatur di Lab oC 22.9 Temp Amb+3oC
6 Warna PtCo 1 50
No Parameter Kimia Unit Hasil Baku Mutu
1 Mercury (Hg) mg/L <0.001 0.001
2 Arsenic (As) mg/L <0.001 0.05
3 Iron Total (Fe) mg/L 0.189 1
4 Fluoride (F) mg/L 0.41 1.5
5 Cadmium (Cd) mg/L 0.007 0.005
6 Kesadahan Total (CaCO3) mg/L 959.142 500
7 Chloride (Cl) mg/L 2402.10 600
8 Chrom Hexavalent (Cr6+) mg/L <0.01 0.05
9 Manganese (Mn) mg/L 0.060 0.5
10 Nitrate (NO3) mg/L 1.370 10
11 Nitrite (NO2) mg/L <0.018 1
12 pH 7.70 6.5 – 9.0
13 Selenium (Se) mg/L <0.001 0.01
14 Zinc (Zn) mg/L 0.064 15
15 Cyanide (CN-) mg/L <0.01 0.1
16 Sulfate (SO42-) mg/L 137.457 400
17 Timbal (Pb) mg/L 0.082 0.05
29
No Parameter Biologi Unit Hasil Baku Mutu
1 Total Coliform MPN/100 ml 9.3 50
No Parameter Tambahan Unit Hasil Baku Mutu
1 Magnesium (Mg) mg/L 83.120 -
2 Sodium (Na) mg/L 248.767 -
3 Calcium (Ca) mg/L 247.040 -
4 Total Alkali (HCO3) mg/L 364.658 -
5 Potassium (K) mg/L 41.899 -
Menurut Bair dan Lahm, 2006 untuk menentukan apakah sebuah sample setimbang
konsentrasi ionnya harus dinyatakan dalam miliequivalen per liter untuk menghitung
dalam valensi dan berat molekul, konsentrasi tersebut dinyatakan sebagai berikut :
/ = /
Dimana,
/ = konsentrasi miliekuivalen per liter,
/ = konsentrasi dalam milligram per liter.
FW = berat molekul,
V = valensi dari ion.
= factor konversi.
Berikut Contoh perhitungan konversi milligram per liter menjadi miliekuivalen per
liter :
Calcium (Ca2+) mempunyai valensi 2 dan berat molekul 40.08 gram maka factor
konversi dapat dihitung sebagai berikut :
= 2
40.08
= 0.0499
30
konsentrasi Ca2+ pada lokas S3 56.18 mg/L maka konsentrasi dalam meq/L adalah:
konsentrasi Ca2+ = 56.18 x 0.0499 = 2.80 meq/L
Tabel 5.5. Hasil konversi Anion dan Kation dari mg/L ke meq/L
Sample Location
S3 S6
98 =
mg
/L conce
ntratio
n 4.89
= m
eq/L co
ncentra
tion
Unit L
egend
Sample Date
8/16/2016 8/16/2016 Water Temp
(˚C) 23.8 22.9
pH 7.36 7.7
Ions
meq
/L c
onv
ersi
on fa
ctor
Ca2+ 56.18 247.04 0.0499 2.80 12.33
Mg+ 11.44 83.12 0.0822 0.9 6.8
Na+ 79.72 248.767 0.0435 3.5 10.8
K+ 9.553 41.899 0.0256 0.2 1.1 HCO3
- 17.934 364.658 0.0164 0.29 5.98 SO4
2- 5.381 137.457 0.0208 0.11 2.86
Cl- 43.916 2402.1 0.0282 1.24 67.74
TDS
367 3717 Cation
7.5 31.1
Anion
1.6 76.6 Difference 63.86 -42.3 Cation/Anion
% Ca 37.60 40 % Mg 12.62 22
% Na + K 49.78 38 % HCO3 17.88 8 % SO4 6.81 4 % Cl 75.31 88
31
Gambar 5.13. Hasil Plot Sample S3 dan S6 pada Diagram Piper
Dari plot sample S3 menunjukan konsentrasi kationnya masuk dalam type Sodic atau
Pothasic dan berdasarkan konsentrasi anionnya dapat dikelompokan dalam type
klorida, sedangkan sample S6 dari konsetrasi kationnya dapat dikategorikan sebagai
type seimbang (no dominant type) sedangkan berdasarkan anionnya dapat
dikelompokan type klorida. Dari kandungan karbonatnya sampel air S3 187.373 mg/L
dan S6 959.142 mg/L dapat dikategorikan kesadahan sangat tinggi (Bair et.al, 2006)
karena melebihi 180 mg/L kesadahan yang sangat tinggi pada sampel S6 karena adanya
intrusi atau merupakan interface antara air tanah dengan air laut. Dari kandungan logam
beratnya S6 mengandung timbal 0.082 mg/L yang melebihi baku mutu air bersih
menurut permenkes no.416/MENKES/PER/IX/1992 yaitu sebesar 0.05 mg/L yang
dapat membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi. Hal yang perlu diwaspadai oleh
pengguna air terutama diadaerah hilir mendekati daerah pantai adalah bahwa air ini
mempunyai polutan timbal yang cukup tinggi yaitu 0.082 mg/L yang melebihi baku
mutu air bersih.
S6 S3
Ca Na+K Cl
SO4
HCO3+CO3
Mg
SO4 + Cl Ca + Mg
Lokasi
32
Gambar 5.15. Pencampuran antara akuifer dengan air laut
5.1.3. Penggunaan Lahan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0
Cl
(meq
/L)
Na (meq/L)
Percampuran - S3 vs. S6
S3 S6
33
Gambar 5.14. Peta Penggunaan Lahan Daerah Penelitian
Penggunaan lahan pada daerah penelitian dapat dikelompokan sebagai berikut 1)
kawasan pemukiman, 2) hutan bakau dan rawa, 3) persawahan, 4) lading, 5) pantai dan
6) sungai. Hasil pengamatan dilapangan beberapa kawasan hutan bakau mulai
dikonversi oleh warga sebagai lahan perumahan karena tuntutan kebutuhan
pemukiman lihat Gambar 5.13.
1°1
4'0
0" 1
°14'0
0"
1°1
3'4
0" 1
°13'4
0"
1°1
3'2
0" 1
°13'2
0"
1°1
3'0
0" 1
°13'0
0"
1 1 6 ° 57 '4 0 "
1 1 6 ° 57 '4 0 "
11 6 ° 5 8 '0 0 "
11 6 ° 5 8 '0 0 "
1 1 6 ° 58 '2 0 "
1 1 6 ° 58 '2 0 "
N
100 0 100 200 Meters
PETA PENGGUNAAN LAHAN MANGGAR BARU DAN SEKITARNYASKALA 1:12000
Dipetakan dari Citra Wikimapia.org
Industri dan PerkantoranLadang, Kebun, SawahLautPemukimanRawa & Hutan BakauSungai
JalanKeterangan
34
Gambar 5.16. Koversi Rawa dan Hutan Bakau menjadi kawasan pemukiman di
RT.42 dan Ruko di Jl. Mulawarman.
Saat ini beberapa ladang dan persawahan serta rawa yang ada masih dapat menjadi
daerah penyangga dan daerah tangkapan air bagi akifer bebas dataran Aluvial Manggar
namun demikian karena lokasi yang cukup strategis untuk pengembangan ekonomi
mungkin tidak akan lama akan dikonversi menjadi komplek perumahan, rumah toko
dan atau pemukiman warga. Demikian juga dataran banjir Sungai Manggar Besar pada
bagian hilir sudah habis tertutup rapat oleh pemukiman penduduk yang umumnya
berupa bangunan non permanen lihat Gambar 5.14.
Gambar 5.17. Lahan pemukiman di dataran banjir bagian hilir Sungai Manggar Besar
5.2. Luaran yang telah dicapai
Luaran yang dicapai dalam penelitian ini adalah pengayaan bahan ajar Mekanika
Tanah, Pengetahuan Lingkungan Pertambangan dan Survey dan Pemetaan. Luaran lain
adalah draft publikasi untuk jurnal atau paparan ilmiah.
35
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1. Recana Tahapan Berikutnya
Tahapan berikutnya adalah melakukan publikasi hasil penelitian agar hasil penelitian
ini dapat dapat ditindak agar dapat dimanfaatkan sebagai draft akademis dalam upaya
perlindungan buffer area melalui regulasi pemerintah Kota Balikpapan. Disamping itu
membawa hasil penelitian ini dalam diskusi akademis untuk dapat mencari solusi serta
menemukan cara pemanfaatan air tanah pada akifer daerah penelitian secara optimal.
6.2. Rencana Penelitian Lanjutan
Penelitian selanjutnya adalah adalah studi akuifer tertekan yang berada pada kawasan
sayap lipatan serta poros lipatan Balikpapan yang memanang dari arah sanga-sanga
sampai Balikpapan. pada bagian utara Lamaru, Samboja dan Sanga Sanga, puncak
antiklin ini merupakan cebagan gas bumi yang diekploitasi oleh Vico dan Pertamina,
kearah Balik papan antiklin ini menujam.
Beberapa kali upaya pemboran air tanah di daerah Manggar, Lamaru maupun
Sepinggan telah meyebabkan blow out atau ledakan dan semburan lumpur, penelitian
ini perlu dilakukan karena akifer dibawah antriklin Balikpapan ini terletak dibawah
akifer daerah penelitian, sehingga perlu diketahui kaitannya dengan akifer daerah
telitian serta, untuk mengetahui potensi air tanah di Balikpapan untuk antisipasi krisis
air yang selalu terjadi pada musim kemarau.
Hasil studi tersebut dihrapakan akan dapat mendeliniasi daerah rawan blow out serta
dapat memberikan masukan dalam peraturan daerah serta kebijakan daerah tentang air
tanah.
36
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari study akuifer bebas dataran alluvial sungai dan pantai manggar dapat disimpukan
sebagai berikut :
a. Sumber air tanah akuifer manggar dari daerah pengisian yang terletak
dikawasan selili dan sekitarnya dengan arah aliran kesegala arah (radial).
b. Sungai manggar pada bagian hilir merupakan gaining stream bukan loosing
stream tetapi dengan menurunnya DWL sungai manggar berpotensi
menjadi loosing stream, dimana sebagian air sungai manggar akan
menyusup ke dalam sistem akifer alluvial manggar.
c. Pengaruh air asin ada pada sumur S6 dan S9 yang beradius 50 sampai
dengan 100 meter dari garis pantai dan sungai manggar.
d. Nilai koefisien permeabilitas tanah berasngsur semakin besar kearah pantai
hal ini disebabkan karena sortasi butiran kearah pantai semakin baik dan
butiran semakin kasar, sedangkan pada bagian daratan telah tercampur
dengan matrik lanau dan lempung yang merupakan endapan pada
lingkungan rawa.
e. Hasil Analisis kimia air plot diagram piper dapat diketahui dari hulu kation
air bersifat potahsic dan anion bersifat klorida, sedangkan pada daerah hilir
menuju kepantai kation air seimbang tidak ada yang dominan dan anion
tetap type klorida. Dan air didaerah hulu maupun daerah hilir mempunyai
kesadahan yang sangat tinggi. Air tanah mendekati pantai juga tercemar
oleh polutan timbal yang melebihi baku mutu.
7.2. Saran
Setelah melakukan analisis data geohidrologi Dataran Alluvial Sungai dan Pantai
Manggar makan dapat disarankan sebagai berikut :
37
a. Untuk mendapat zonasi kualitas air pada akifer bebas manggar perlu analisis
kimia yang lebih banyak akan lebih baik kalau dilakukan dengan sistem grid.
b. Daerah tangkapan air catchment area yang merupakan daerah rawa dan dan
perumahan perlu ditanamai banyak vegetasi dan konservasi gambut pada
daerah rawa.
c. Dalam membuat septic tank rumah harus dipastikan kedap air, tidak
menggunkan beton/deker pracetak yang meloloskan air dan bagian bahwahnya
terbuka.
38
DAFTAR PUSTAKA Benito et al, 2009, Management of Alluvial Aquifers in Two Southern African
Ephemeral Rivers: Implications for IWRM, Springer Science+Business Media B.V. 2009
Burte et al, 2011, Use of water from small alluvial aquifers for irrigation in semi-arid,
Regions, Revista Ciência Agronômica, v. 42, n. 3, p. 635-643, jul-set, Centro de Ciências Agrárias - Universidade Federal do Ceará, Fortaleza, CE, ISSN 1806-6690
Das, 2006, Principles of Geotechnical Engineering FIFTH EDITION, Tomson,
Australia • Canada • Mexico • Singapore • Spain • United Kingdom • United States.
Fetter, 1994, Applied Hydrology Third Edition, Macmillan College Publishing Company New York.
Jihad, A M, 2005 Integration of Water Resources of the UpperAquifer in Amman-
Zarqa Basin Based on Mathematical Modeling and GIS, Jordan, Vol 5, Frieberg Online Geology ISSN 1434-7512
Kruseman and de Ridder, 1990 Analysis and Evaluation of Pumping Test Data
International Institute for Land Reclamation and Improvement, P.O. Box 45,6700 AA Wageningen, The Netherlands
Julien Daniel Pierre Burte, Anne Coudrain, Serge Marlet, 2011, Use of water from
small alluvial aquifers for irrigation in semi-arid, Regions, Revista Ciência Agronômica, v. 42, n. 3, p. 635-643, jul-set, Centro de Ciências Agrárias - Universidade Federal do Ceará, Fortaleza, CE, ISSN 1806-6690
Scott Bair & Terry D. Lahm, 2006 Practical Problem in Ground Water Hydrology,
Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ07458. __________________, 2002, Kajian Geologi untuk Evaluasi Penataan wilayah dan
Pengembangan Kota Balikpapan, BAPPEDA Kota Balikpapan.
39
LAMPIRAN 1. FOTO – FOTO KEGIATAN DAN KONDISI DAERAH
PENELITIAN
Kegiatan Survey Elevasi
Pengambilan Sampel Tanah dan Pengujian Tinggi Jatuh