Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Laporan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Laporan ...
53 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
Available online at: https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je EDUNET: The
Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 1, Januari 2022
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Teks Laporan Percobaan Dengan Metode SQ3R
Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembor Tahun Pelajaran
2019/2020
Erlinda Kartika, S.Pd
SMP Negeri 1 Lembor
Jln. Ruteng-Nangalili, Desa Wae Nakeng, Kabupaten Manggarai Barat
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan peningkatan
kemampuan membaca pemahaman teks laporan percobaan pada siswa kelas
kelas IX SMP Negeri 1 Lembor Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan menggunakan
metode SQ3R.
Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan desain PTK
Kemmis dan Mc Taggart, yang prosedur penelitiannya dalam bentuk siklus yang
terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes observasi,
dokumentasi. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1
Lembor tahun pelajaran 2019/2021 yang berjumlah 32 orang. Adapun Sebagai
indikator keberhasilan tindakan, digunakan kriteria ketuntasan individual
sebesar 75 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%.
Siklus 1, siswa yang tuntas sebanyak 22 orang atau 72% sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 10 orang atau 28%. Rata-rata kelas yaitu 77. Siklus 2,
siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 28 orang maka ketuntasan belajar
klasikalnya mencapai 88%. Siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 oarang atau 12%.
Selain itu, nilai rata-rata kelas siswa mencapai nilai 86. Berdasarkan hal ini maka
dapat disimpulakan penerapan metode SQ3R pada Siswa kelas IX SMP tahun
pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
laporan percobaan.
Kata kunci: peingkatan, keterampilan membaca, siswa, metode SQ3R
Abstract
This study was conducted to describe the ability to read comprehension of
experimental report texts in class IX students of SMP Negeri 1 Lembor in the
2019/2020 academic year using the SQ3R method.
This type of research is Classroom Action Research with Kemmis and Mc Taggart's
CAR design, whose research procedure is in the form of a cycle consisting of four
stages, namely, planning, implementation and observation, and reflection. Data
collection techniques using observation tests, documentation. The research subjects
54 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
were grade IX students of SMP Negeri 1 Lembor in the 2019/2021 school year who
55 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
belajar siswa. Krismanto, dkk atas KKM 75. Lambatnya siswa dalam
(2015:235) mengatakan bahwa memamahami bacaan dapat
found 32 people. As an indicator of the success of the action, the criteria for
individual mastery of 75 and classical learning completeness of 85% are used.
Cycle 1, 22 students completed or 72%, while 10 students who had not completed
or 28%. The average class is 77. In cycle 2, students who achieve completeness as
many as 28 people then complete classical learning reach 88%. Students who did
not complete as many as 4 people or 12%. In addition, the average grade of students
reached a value of 86. Based on this, it can be concluded that the application of the
SQ3R method to Grade IX students of SMP in the 2019/2020 school year can
improve the ability to understand the understanding of experimental reports.
Key words: improvement, reading skills, students, SQ3R method
PENDAHULUAN
Keterampilan membaca yang baik
dapat mengefektifkan berbagai proses
membaca pemahaman pada siswa
kelas IX SMP Negeri 1 Lembor. . Hanya
47% siswa yang memperoleh nilai di
keberhasilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa
sangat dipengaruhi oleh kemampuan
mereka membaca. Sistem kurikulum
menempatkan siswa bukan lagi
sebagai objek belajar tetapi sebagai
subjek belajar. Waidl (Admadi &
Setiyaningsih, 2004), mengatakan
bahwa hal penting yang harus
dipahami berkaitan dengan siswa
adalah dia adalah manusia yang unik,
mahluk social, memiliki hasrat dan
kebebasannya mengolah pikir dan
rasa. Siswa harus memiliki kesadaran
bahwa dirinya adalah pusat
pembelajaran. Sebagai sentral dari
proses belajar, siswa tentu saja harus
memiliki bekal yang memadai, salah
satunya yaitu keterampilan membaca.
Burnd (Rahim, 2007:1)
mengatakan bahwa “Kemampuan
membaca merupakan kemampuan
yang mutlak dikuasai oleh masyarakat
yang lebih maju”. Namun idealisme ini
tidak sejalan dengan kenyataan pada
hasil pengamatan awal, peneliti
melihat kurangnya kemampuan
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun faktor internal, misalnya sikap
malas membaca, tidak mengunjungi
perpustakaan, dan selalu
menggunakan bahasa daerah. Faktor
ekternal, misalnya kurangnya bahan
bacaan, media pembelajaran yang
tidak kontekstual, dan ekonomi orang
tua.
Membaca adalah keterampilan
yang cukup kompleks, Nuriadi (2008:
29), mengatakan bahwa membaca
adalah proses yang melibatkan
aktivitas fisik dan mental. Namun jika
membaca terus dibiasakan sejak dini,
maka membaca merupakan
keterampilan yang lambat laun akan
menjadi perilaku keseharian
seseorang, Subyantoro (2011: 9).
Keterampilan membaca memiliki
banyak manfaat, Anderson (Tarigan,
2008: 9-11), membaca membantu
orang memperoleh banyak informasi.
Lalu mengapa membaca pemahaman
menjadi salah satu jenis membaca
yang ditekankan oleh kurikulum,
Somadyo (2011: 10), mengatakan
56 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
bahwa membaca pemahaman
membantu orang untuk memperoleh
makna secara aktif dengan melibatkan
pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh pembaca serta
dihubungkan dengan isi bacaan. Jenis
pemahaman tersebut adalah
pemahaman literal, interpretasi, kritis,
dan kreatif (Somadyo, 2011: 19).
Membaca literal adalah jenis yang
ditekankan dalam membaca
pemahaman laporan percobaan.
Nurhadi (2010: 57) mengatakan
membaca literal adalah kemampuan
mengenal dan menangkap bahan
bacaan yang tertera secara tersurat
(eksplisit).
Secara spesifik, kemampuan
membaca pemahaman dilatih dengan
berbagai cara, salah satunya dengan
membaca teks. Salah satu teks yang
dianggap penting dipelajari siswa SMP
adalah teks laporan percobaan.
Kemendikbud (2018) mengatakan
bahwa teks laporan hasil percobaan
adalah teks yang menceritakan
tentang percobaan yang dilakukan
oleh penulis, biasanya teks seperti ini
dipakai untuk melakukan percobaan,
karya ilmiah, atau laporan praktikum.
Kesulitan siswa SMP Negeri 1 Lembor
adalah memahami teks laporan
percobaan,
Berdasarkan berbagai kenyataan
tersebut, maka peneliti menawarkan
langkah pemacahan terhadap masalah
rendahnya kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan
menggunakan metode SQ3R.
Kelebihan metode SQ3R menurut
Soedarso (2002:59) diantaranya
adalah menjadikan siswa aktif dalam
kegiatan membaca, siswa menjadi
mudah memahami dan menguasai isi
bacaan, serta siswa dapat mengingat
isi atau hal penting dalam bacaan lebih
lama. Pemanfaatan metode SQ3R
sudah pernah diterapkan oleh
beberapa peneliti lain, misalnya oleh
Yunita Dwi Parmawati tahun 2018
dengan judul, “ Penerapan Metode
SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas IV A SD N Kotagede 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019”
Penelitian lain dilakukan oleh Wawan,
Krismanto dkk pada tahun 2015
dengan judul Meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman
Melalui metode survey, question ,read,
recite, review(SQ3R) pada Siswa Kelas
IV SD Negeri 46 Parepare.
Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan membaca
pemahaman teks laporan percobaan
pada siswa kelas kelas IX SMP Negeri
1 Lembor Tahun Pelajaran
2019/2020 dengan menggunakan
metode SQ3R.
METODE
Jenis Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Dalam
penelitian ini desain penelitian yang
digunakan adalah desain PTK
menurut Kurt Lewin (1940)
kemudian dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc.Taggart. Model yang
dikemukakan oleh Kemmis &
McTaggart (dalam Iskandarwassid,
2009:21). Prosedur penelitiannya
dalam bentuk siklus yang terdiri dari
empat tahap yaitu, perencanaan,
pelaksanaan dan observasi, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan tes, observasi,
dan dokumentasi. Adapun subjek
penelitian adalah siswa kelas IX SMP
57 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
pembelajaran, yaitu kegiatan
pendahuluan, guru melakukan
Negeri 1 Lembor tahun pelajaran
2019/2021 yang berjumlah 32
orang. Indikator keberhasilan
tindakan, digunakan kriteria
ketuntasan individual sebesar 75 dan
ketuntasan belajar klasikal sebesar
85%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kegiatan pratindakan dilakukan
dalam rangka mengetahui kondisi
awal siswa, khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan
membaca pemahaman. Jumlah siswa
yang mencapai KKM 47 orang
sebanyak 15 orang dari 32 orang
siswa. Sementara harapan sekolah
yang ditetapkan dalam standar
sekolah (pada mata pelajaran bahasa
Indonesia) adalah 85% siswa dalam
kelas mampu mencapai KKM 75.
Siklus 1. Perencanaan, pada tahap
ini, peneliti melakukan perencanaan
sebagai berikut. (1) Membuat lembar
observasi bagi guru dan siswa; (2)
menyiapkan RPP; (3) membuat soal
tes; (4) berdiskusi dengan rekan
sejawat. Pelaksanaan, Pelaksanaan
dilakukan dalam tiga langkah
pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin.
Guru membangkitkan pengetahuan
lama siswa dan membangun
pengetahuan baru dengan
mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya serta mengajukan
pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi
selanjutnya. Guru menjelaskan hal-
hal yang akan dipelajari, kompetensi
yang akan dicapai dengan metode
SQ3R.
Kegiatan Literasi: guru memotivasi
dan memberi panduan berupa
bacaan tentang konsep laporan
percobaan, terutama tentang
pengertian dan strukturnya. Pada
kegiatan berikir kritis, guru mulai
mengkombinasikannya dengan
metode SQ3R, guru menyiapkan
bacaan berupa teks laporan
percobaan, berjudul “Percobaan
Menguji Kandungan Boraks dalam
Makanan”, Siswa lalu diminta untuk
mensurvei teks selama 30 detik, lalu
guru meminta siswa untuk
menyusun pertanyaan-pertanyaan,
terutama pertanyaan yang berkaitan
dengan kegiatan literasi sebelumnya.
Guru meminta siswa menuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Beberapa pertanyaan yang muncul,
seperti, Apa tujuan kegiatan
percobaan, bagimana langkahnya?
Apa saja bahannya?. Tahap berikut
adalah siswa diminta untuk
membaca teks berdasarkan
pertanyaan yang telah ia tulis.
Collaboration, kegiatan recite dapat
dilakukan secara berkelompok,
dalam kelompok siswa berlatih
mengungkapkan kembali apa yang
telah dibacanya. Mereka juga bisa
membuat catatan rangkuman agar
lebih mudah. Communication, pada
kegiatan mengkomunikasikan, siswa
diminta untuk menceritakan kembali
di depan kelas, tentang tujuan, alat
dan bahan, langkah-langkah dan
kesimpulan berdasarkan teks
berjudul “Percobaan Menguji
Kandungan Boraks dalam Makanan.
Pada kegiatan penutup, guru dan
58 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
Nilai
Jumlah
Siswa
Keterangan
55 3 Tidak Tuntas
64 3 Tidak Tuntas
73 3 Tidak Tuntas
82 19 Tuntas
91 4 Tuntas
32
Persentase
Ketuntasan
72%
siswa melalui kegiatan tanya jawab
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.
Observasi, terdapat tiga bagian yang
diaobservasi, yaitu, hail tes, obseravsi
aktivitas guru dan observasi aktivita
siswa.
Table 1. Nilai Siklus 1
Deskriptor penilaian
Aspek Tujuan
- Skor 2 jika siswa dapat
menentukan tujuan dengan
lengkap
- Skor 1 jika siswa dapat
menentukan tujuan dengan
cukup tepat
- Skor 0 jika siswa tidak menjawab
atau jawabannya tidak relevan
sama sekali
Aspek bahan dan alat
- Skor 2 jika siswa dapat
menentukan alat dan bahan
dengan lengkap
- Skor 1 jika siswa dapat
menentukan alat dan bahan
dengan cukup lengkap
- Skor 0 jika siswa tidak menjawab
atau jawabannya tidak relevan
sama sekali
Langkah-langkah kegiatan
- Skor 3 jika siswa dapat
menentukan langkah-langkah
kegiatan percobaan dengan
lengkap
- Skor 2 jika siswa dapat
menentukan langkah-langkah
kegiatan percobaan dengan
cukup lengkap
- Skor 1 jika siswa dapat
menentukan langkah-langkah
kegiatan percobaan namun
kurang lengkap
- Skor 0 jika siswa tidak menjawab
atau jawabannya tidak relevan
sama sekali
Kesimpulan
- Skor 3 jika siswa dapat
menentukan kesimpulan dengan
lengkap
- Skor 2 jika siswa dapat
menentukan kesimpulan dengan
cukup lengkap
- Skor 1 jika siswa dapat
menentukan kesimpulan namun
kurang lengkap
- Skor 0 jika siswa tidak menjawab
atau jawabannya tidak relevan
sama sekali
Tabel 2. Aktivitas Siswa Siklus 1
Aspek yang
Diamati
Kriteria /Jumlah Siswa
Baik Cukup Kurang
Tertib,
disiplin,
mandiri,
aktif
bertanya
dan
menjawab
19 6 7
61%
19%
21%
Tabel 3. Aktivitas Guru Siklus 1
Aspek Yang Dierhatikan Total Skor
59 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
3
Apersepsi 2
Penyampaian tujuan
pembelajaran
2
Ketepatan penggunaan
metode
3
Keteramipan bertanya 3
Keteramipan memberi
penguatan
3
Keterampilan mengelola
kelas
3
Keterampilan menutup
pembelajaran
3
Nilai 88
Refleksi
Bertolak dari pelasnaan dan
observasi, beberapa hal yang menjadi
hambatan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Siswa masih mengalami kesulitan
dalam menentukan langkah
pembelajaran. Masih terdapat siswa
yang tidak disiplin masih sulit untuk
menjawab pertanyaan atau bertanya
dengan kemauannya sendiri.
Siklus 2
Pada perencanaan siklus 2,
persiapan yang dilakukan secara
umum sama, yaitu (1) Membuat
lembar observasi bagi guru dan
siswa; (2) menyiapkan RPP; (3)
membuat soal tes; (4) berdiskusi
dengan rekan sejawat. Namun
perubahannya pada isi RPP (bahan
bacaan. Selain itu terdapat beberapa
strategi yang ubah, misalnya cara
duduk siswa, pengaturan kelompok,
dan fokus perhatian guru.
Pelaksanaan, Pelaksanaan dilakukan
dalam tiga langkah pembelajaran,
yaitu kegiatan pendahuluan, guru
melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan berdoa,
memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru membangkitkan pengetahuan
lama siswa dan membangun
pengetahuan baru dengan
mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya serta mengajukan
pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi
selanjutnya. Guru menjelaskan hal-
hal yang akan dipelajari, kompetensi
yang akan dicapai dengan metode
SQ3R.
Kegiatan Literasi: guru memotivasi
dan memberi panduan berupa
bacaan tentang konsep laporan
percobaan, terutama tentang
pengertian dan strukturnya. Pada
kegiatan berikir kritis, guru mulai
mengkombinasikannya dengan
metode SQ3R, guru menyiapkan
bacaan berupa teks laporan
percobaan, berjudul “Kandungan
Vitamin C pada Buah”, Siswa lalu
diminta untuk mensurvei teks
selama 30 detik, lalu guru meminta
siswa untuk menyusun pertanyaan-
pertanyaan, terutama pertanyaan
yang berkaitan dengan kegiatan
literasi sebelumnya. Guru meminta
siswa menuliskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Beberapa
pertanyaan yang muncul, seperti,
Apa tujuan kegiatan percobaan,
bagimana langkahnya? Apa saja
bahannya?. Tahap berikut adalah
siswa diminta untuk membaca teks
berdasarkan pertanyaan yang telah
ia tulis. Collaboration, kegiatan recite
dapat dilakukan secara berkelompok,
dalam kelompok siswa berlatih
mengungkapkan kembali apa yang
telah dibacanya. Mereka juga bisa
membuat catatan rangkuman agar
60 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
Nilai
Jumlah
Siswa
Keterangan
64 3 Tidak Tuntas
73 1 Tidak Tuntas
82 12 Tuntas
91 10 Tuntas
100 6
32
Persentase
Ketuntasan
88%
lebih mudah. Communication, pada
kegiatan mengkomunikasikan, siswa
diminta untuk menceritakan kembali
di depan kelas, tentang tujuan, alat
dan bahan, langkah-langkah dan
kesimpulan berdasarkan teks
berjudul “Percobaan Menguji
Kandungan Boraks dalam Makanan.
Pada kegiatan penutup, guru dan
siswa melalui kegiatan tanya jawab
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.
Observasi, terdapat tiga bagian yang
diaobservasi, yaitu, hail tes, obseravsi
aktivitas guru dan observasi aktivitas
siswa.
Table 4. Nilai Siklus 2
Tabel 5. Aktivitas Siswa Siklus 2
Aspek Yang Dierhatikan
Total Skor
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
3
Apersepsi 2
Penyampaian tujuan
pembelajaran
3
Ketepatan penggunaan
metode
3
Keteramipan bertanya 3
Keteramipan memberi
penguatan
3
Keterampilan mengelola
kelas
3
Keterampilan menutup
pembelajaran
3
Nilai 91
Refleksi
Kemampuan membaca pemahaman
laporan percobaan siswa, beberapa
hal yang bisa peneliti refleksikan,
yaitu sebagai berikut. Siswa yang
tuntas sebanyak 28 orang atau
87,5% sedangkan siswa yang belum
tuntas sebanyak 4 orang atau 12,5%.
Kondisi ini telah mencapai target
sehingga tindakan dapat dihentikan.
Pembahasan
Perkembangan kemampuan siswa
Aspek yang
Diamati
Kriteria /Jumlah Siswa dalam memahami struktur teks
Baik Cukup Kurang laporan percobaan. Terdapat empat
Tertib,
disiplin,
mandiri,
aktif
bertanya
dan
menjawab
24 4 5
74% 11% 15%
struktur teks percobaab yang
menjadi penilaian, tujuan, alat dan
bahan, Langkah-langkah kegiatan,
dan kesimpulan.
Bagian ‘tujuan’ adalah adalah untuk
mengungkapkan tujuan yang telah
ditetapkan dengan mengacu pada
tema yang dipilih dan sesuai dengan
rumusan masalah. Tabel 6. Aktivitas Guru Siklus 2
Pada aspek penilaia ‘Tujuan’ nilai
rata-rata pekerjaan siswa pada siklus
61 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
85 78
1 adalah 86 dan naik pada siklus 2,
yaitu 94.
Dalam membuat laporan percobaan,
dibuat atau ditentukan langkah-
langkah kegiatan percobaan. Dan
siswa dituntut untuk mampu
membuat langkah-langkah tersebut.
Pada aspek penilaian struktur ‘alat
dan bahan’ nilai pada siklus 1, rata-
rata 88 dan naik pada siklus 2
menjadi 94.
Pada bagian langkah-langkah
percobaan, siswa dituntut agar
dapat memaparkan data dan hasil
percobaan yang ditemukan dan
terjadi dalam percobaan. Data yang
telah diperoleh disusun sebagai
laporan percobaan secara ringkas
dan sistematis. Nilai rata-rata yang
diperoleh pada siklus 1 adalah 61
dan naik menjadi 71 pada siklus 2.
Kesimpulan merupakan intisari dari
hasil percobaan dan pembahasan.
Kesimpulan yang dibuat harus
menjawab rumusan masalah yang
diajukan sebelum percobaan
dilakukan. Nilai rata-rata yang
dipeoleh pada siklus 1 adalah 78
dan naik menjadi 85 pada siklus 2.
Grafik 1. Nilai Rata-rata
Berdasarkan Penilaian Struktur
Teks Laporan Percobaan.
86 94 88 94
61 71
pelajaran 2019/2020 mengalami
masalah dalam kemampuan
membaca pemahaman teks laopran
percobaan. Hal ini diperkuat oleh
hasil tes awal, yaitu 47% atau sama
dengan 15 orang dari 32 siswa yang
tuntas belajar, sedangkan 17 orang
lainnya belum tuntas belajar. Siklus
1, siswa yang tuntas sebanyak 22
orang atau 72% sedangkan siswa
yang belum tuntas sebanyak 10
orang atau 28%. Rata-rata kelas
yaitu 77.
Siklus 2, siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 28 orang maka
ketuntasan belajar klasikalnya
mencapai 88%. Siswa yang tidak
tuntas sebanyak 4 oarang atau 12%.
Selain itu, nilai rata-rata kelas siswa
mencapai nilai 86.
Aktivitas siswa, keterlibatan siswa
dalam pembelajaran menulis
pengalaman dengan metode SQ3R
sangat baik. Hal ini ditandai dengan
persentase aktivutas positif siswa
yang semakin naik. Sama halnya
dengan kinerja guru yang semakin
baik.
Berdasarkan hal ini maka dapat
disimpulakan penerapan metode
SQ3R pada Siswa kelas IX SMP
tahun pelajaran 2019/2020 dapat
meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman laporan
percobaan
KESIMPULAN
Siklus 1 Siklus 2
DAFTAR PUSTAKA
Admadi, A. dan Setiyaningsih, Y.
2004. Transformasi Pendidikan
Memasuki Milenium Ketiga.
Yogyakarta: Kanisius dan USD.
Iskandarwassid, Dadang Sunendar. Kerangka dasar argumen yang
Siswa kelas IX SMP 1 lembor tahun 2009. Strategi Pembelajaran
62 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 1 Januari 2022
Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kemdikbudd. 2018. Aku Mencoba
Aku Bisa, Teks Laporan
Percobaan, Modul Bahasa
Indonesia Pendidikan Kesetaraan
Paket B Kelas IX. Kalimantan
Selatan: Kemdikbud BP-PAUD
dan Dikmas
Krismanto, Wawan, Abdul Khalik,
Sayidiman. 2015. Meningkatkan
kemampuan membaca
pemahaman Melalui metode
survey, question ,read, recite,
review(SQ3R) pada Siswa Kelas IV
SD Negeri 46 Parepare. Jurnal
Publikasi Pendidikan. Volume V
Nomor 3.
Nurhadi. 2010. Bagaimana
Meningkatkan Kemampuan
Membaca?. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Parmawati, Yunita Dwi. 2018.
Penerapan Metode SQ3R Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV
A SD N Kotagede 3 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019.
Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan
Rahim,Faridah. 2008. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar.
Jakarta: Sinar Grafika.
Soedarso. (2002). Speed Reading
Sistem Membaca Cepat dan
Efektif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Somadyo, Samsu. 2011. Strategi dan
Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Subyantoro. 2011. Pengembangan
Keterampilan Membaca Cepat.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarigan, Henry Guntur. 2008.
Membaca sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.