Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE

17
i EROSI DAN KONSERVASI TANAH Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE Oleh : Kelompok 1. AHMAD SALIM RIDWAN 16080/2010 2. ASRADENI ERIKSON 18486/2010 3. FONI ANDRIA A. 18481/2010 4. NOVFIRMAN 18494/2010 5. WULANSARI HARMELIA 18483/2010 6. YOPPIE ELIMBRA O. 18487/2010 Dosen Pembimbing : Dr. Dedi Hermon, M.P JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

Transcript of Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE

i

EROSI DAN KONSERVASI TANAH

“ Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH

ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE “

Oleh :

Kelompok

1. AHMAD SALIM RIDWAN 16080/2010

2. ASRADENI ERIKSON 18486/2010

3. FONI ANDRIA A. 18481/2010

4. NOVFIRMAN 18494/2010

5. WULANSARI HARMELIA 18483/2010

6. YOPPIE ELIMBRA O. 18487/2010

Dosen Pembimbing : Dr. Dedi Hermon, M.P

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat

meyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Mengidentifikasi

Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus

USLE”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah dan

rekan-rekan serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan

makalah ini baik itu berupa dorongan moral maupun spiritual.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin jauh

dari kesempurnaan, sebagaimana kata pepetah mengatakan bahwa “tak ada gading

yang tak retak” yang maksudnya adalah tak ada sesuatu yang tidak memiliki

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritikan yang

bersifat membangun sehingga dapat menjadi masukan bagi penulis pada masa

yang akan datang. Atas saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.

Padang, April 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi .............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Balakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1. Erosi dan Konservasi Tanah ............................................................... 3

2.2. Analisis TBE dengan menggunakan formula USLE ......................... 3

BAB III : METODE ANALISIS ........................................................................ 10

3.1. Metode ................................................................................................... 10

3.2. Sampel Wilayah ................................................................................... 11

BAB IV : HASIL ANALISIS ............................................................................ 12

4.1. Hasil Analisis ........................................................................................ 12

BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 20

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 20

5.2. Saran ..................................................................................................... 28

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 29

Lampiran ............................................................................................................ 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk

larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran

limpasan), es bergerak atau angin (tejoyuwono notohadiprawiro, 1998: 74).

Menurut G. kartasapoetra, dkk (1991: 35), erosi adalah pengikisan atau

kelongsoran yang sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh

desakan-desakan atau kekuatan angin dan air, baik yang berlangsung secara

alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.

pada dasarnya erosi adalah akibat interaksi kerja antara factor iklim,

topografi, tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakan dalam

persamaan deskriptif (E= f {i, r, v, t, m}). Dimana E adalah erosi, i adalah iklim, r

adalah topografi atau relief, v adalah vegetasi, t adalah tanah dan m adalah

manusia (sitanala arsyad, 1989: 72).

Banyak cara dalam hal menganalisis bahaya erosi tanah salah satunya

adalah dengan menggunakan rumus USLE untuk mengetahui jumlah tanah yang

hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Menganalisis TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dengan menggunakan

perhitungan USLE (Universal Soil Loss Equation) pada satu

wilayah DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) .

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Mampu Menganalisis TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dengan

menggunakan perhitungan USLE (Universal Soil Loss Equation)

pada satu wilayah DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) .

2

1.4. Manfaat penulisan

1.3.1. Mengetahui bahan materi perkuliahan.

1.3.2. Bahan referensi informasi perkuliahan.

1.3.3. Tugas mata kuliah.

1.3.4. Bahan untuk menambah wawasan berkenaan tentang erosi dan

konservasi tanah.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Erosi dan Konservasi Tanah.

Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah ata sedimen karena tekanan yang

ditimbulkan oleh gerakan angin atau air pada permukaan tanah atau dasar

perairan.

Pada lingkungan DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) , laju erosi

dikendalikan oleh kecepatan aliran air dan sifat sedimen tanah. Faktor eksternal

yang menimbulkan erosi adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS

(DAERAH ALIRAN SUNGAI) . Curah hujan yang tinggi dan lereng DAS

(DAERAH ALIRAN SUNGAI) yang miring merupakan faktor utama yang

membangkitkan erosi

2.2 Analisis TBE dengan menggunakan formula USLE

Tingkat bahaya erosi (TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang

maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan. Analisis Tingkat bahaya erosi

(TBE) secara kuantitatif dapat menggunakan formula yang dirumuskan oleh

Wischmeier dan Smith (1978) berupa rumus Universal Soil Loss Equation

(USLE).

Perhitungan Tingkat bahaya erosi (TBE) dengan rumus USLE sebelumnya

lebih banyak digunakan untuk skala plot, namun saat ini telah juga digunakan

untuk luasan lahan yang lebih besar. Analisis Tingkat bahaya erosi (TBE) dalam

hamparan seluas DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) atau sub DAS (DAERAH

ALIRAN SUNGAI) akan sangat efektif jikam memanfaatkan teknologi

Geographical Information System (GIS)

Faktor-faktor yang digunakan dalam perhitungan TBE (the variabel in the

erosion danger level calculation) terangkum pada tabel dibawah ini :

4

Tabel 1. Faktor TBE

No. Faktor perhitungan TBE

(erosion danger level factors)

Simbol

(symbol)

Jenis peta

(type of Map)

1. Indeks Erosivitas

(Erosivity Indeks) R

Peta Curah Hujan (Maps Of

Rainfalls)

2. Indeks Erodibilitas Tanah

(Soil Erodibility Indeks) K Peta Tanah (Soil Map)

3.

Indeks Panjang dan Kemiringan

Lereng

(slope-leght-gradient indeks)

LS Peta Kelas Lereng (Map Of

Slope Classification)

4.

Indeks Penutupan Vegetasi dan

Pengolahan Lahan

(crop/vegetation and

management indeks)

CP Peta Tutupan Lahan (Land

Cover Map)

Dari tabel diatas maka ada 6 faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan

Tingkat bahaya erosi (TBE), Antara lain :

a) Indeks Erodibilitas.

Indeks erodibilitas tanah menunjukkan tingkat kerentanan tanah terhadap

erosi, yaitu resistensi partikel terhadap pengikisan dan perpindahan tanah

oleh energi kinetik air hujan. Tekstur tanah yang sangat halus akan lebih

mudah hanyut dibandingkan dengan tekstur tanah yang kasar. Kandungan

bahan organik yang inggi akan menyebabkan nilai erodibilitas tinggi

b) Indeks Erosivitas.

Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dari besarnya energi kinetik hujan

yang ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum.

5

c) Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

Faktor kemiringan dan panjang lereng (LS) terdiri dari dua komponen,

yakni faktor kemiringan dan faktor panjang lereng.

Faktor panjang lereng adalah jarak horizontal dari permukaan atas yang

mengalir ke bawah diman gradien lereng menurun hingga ke titik awal

atau ketika limpasa permukaan (run off) menjadi terfokus pada saluran

tertentu (Renald et al., 1997).

d) Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan

Indeks penutupan vegetasi pengolahan lahan (CP). Faktor penutupan lahan

menggambarkan dampak kegiatan pertanian dan pengelolaannya pada

tingkat erosi tanah (Renald et al., 1997).

Kedua faktor, yakni faktor P dan faktor C memiliki tindakan konservasi

yang hampir sama. Saat ini dapat dikatakan bahwa tindakan konservasi

pada aspek pertanian kurang dilakukan, disamping itu tindakan

pengolahan tanah yang berlebihan di DAS (DAERAH ALIRAN

SUNGAI) hulu serta meningkatnya pemukiman, merupakan faktor

penyebab berkurangnya tindakan konservasi.

6

BAB III

METODE ANALISIS

3.1. Metode Analisis

Untuk menentukan TBE maka digunakan rumus USLE dari wishchmeier

dan smith (1978). Formulasi USLE adalah sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan diatas maka untuk setiap faktor memiliki rumus

sebagai berikut :

3.1.1. Indeks Erosivitas.

Indeks Erosivitas menggunakan metode Utomo (1989) yaitu dengan

menghitung besarnya energi kinetik hujan (Ek) yang ditimbulkan oleh intensitas

huujan maksimum selama 30 menit (EI30). Maka rumusnya adalah :

A= R x K x L x S x C x P Ket :

A : Laju erosi tanah R : Indeks Erosivitas.

K : Indeks Erodibilitas.

L : Indeks Panjang.

S : Kemiringan Lereng

C : Indeks Penutupan Vegetasi

P : Indeks Pengolahan Lahan atau

Tindakan Konservasi Lahan

EI 30 = -8,79 + (7,01 x R) Ket :

EI 30 : Erosivitas Hujan R : Hujan rata-rata bulanan (cm).

7

3.1.2. Indeks Erodibilitas.

Perhitungan indeks erodibilitas menggunakantabel kriteria dari Centre for

Irrigation Research and Development Bandung (1985) yang terlihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 2. Data Indeks Erodibilitas

No. Jenis Tanah

(Type of Soil)

Nilai K

(K Index)

1. Alluvial 0,156

2. Andosol 0,278

3. Andosol Coklat Kekuningan 0,298

4. Andosol dan Regosol 0,271

5. Granusol 0,176

6. Latosol 0,075

7. Latosol Coklat 0,175

8. Latosol Coklat dan Litosol Coklat Kekuning-kuningan 0,091

9. Latosol Coklat dan Regosol 0,186

10. Latosol Coklat Kemerahan 0,062

11. Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol Coklat 0,067

12. Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol Merah 0,061

13. Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Merah Kekuningan

dan Litosol 0,046

14. Podsolik Kuning 0,107

15. Podsolik Kuning dan Hidromoft Kelabu 0,249

16. Podsolik Merah 0,166

17. Podsolik Merah Kekuning-kuningan 0,166

18. Regosol 0,301

19. Regosol Kelabu dan Litosol 0,209

8

3.1.3. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

Untuk menentukan Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) digunakan

rumus Paningbatan, Jr (2001) yang dihasilkan dengan menggunakan elevasi peta

digital (Digital Elevation Map - MEP). Dan didapatkan persamaan :

3.1.4. Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan

Untuk menganalisis Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan

digunakan nilai P = I untuk seluruh lokasi penelitian sehingga kedua faktor ini

dijadikan menjadi indeks CP. Kriteria untuk indeks CP berdasarkan jenis

penggunaan lahan terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Penentuan Nilai C Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan

(C index based on land use)

No. Penggunaan Lahan Nilai C

1. Hutan (Forest) 0,001

2. Kebun Campuran + Sabua (Tasingnya system) 0,200

3. Perkebunan Teh (Tea Crops) 0,020

4. Sawah (Paddy Field) 0,010

5. Tegalan (Garden) 0,400

6. Pemukiman (Settlement) 1,000

7. Badan air (River, Lake, etc.) 0,010

Sumber (Source) Asdak (1991).

LS = 0,2 s i.33 + 0,1 Ket :

S : Panjang Lereng

9

3.2. Data yang akan Dianalisis

3.2.1. Soal pertama

Hitunglah Indeks Erosivitas pada tabel berikut….!!!

CH tahunan

(Yearly rainfall)

mm

CH bulanan

(Monthly rainfall)

cm

Erosivitas (Erosivity)

1.500-2.000 17 ?

2.000-2.500 21 ?

2.500-3.000 25 ?

>3.000 30 ?

3.2.2. Soal kedua

Hitunglah Indeks LS pada tabel berikut….!!!

Kelas Lereng

(Class of Slope)

Nilai Tengah

(Median) Nilai LS (LS Index)

0-8 4,0 ?

8-15 11,5 ?

15-25 20,0 ?

25-45 35,0 ?

45-90 67,5 ?

3.2.3. Soal Ketiga

Kawasan hulu DAS Kuranji tersusun atas jenis tanah Podsolik Kuning,

Alluvial, Andosol dan Regosol, yang digunakan sebagai kawasan peemukiman.

Curah hujan tahuna pada kawasan DAS ini adalah 2300 mm/th dan curah hujan

bulanan sekitar 2 cm/bulan. Sebaran tanah Podselik kuning umumnya

mempunyak kemiringan lereng 24%, Alluvial 9 %, Andosol 26% dan Regosol

7%. Hitunglah laju erosi tanah (ton/ha/th)….???

10

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Hasil Analisis

4.1.1. Soal Pertama

Rumus yang digunakan adalah :

Maka hasilnya adalah

CH tahunan

(Yearly rainfall)

mm

CH bulanan

(Monthly rainfall)

cm

Erosivitas (Erosivity)

1.500-2.000 17 110.38

2.000-2.500 21 138.42

2.500-3.000 25 166.46

>3.000 30 201.51

4.1.2. Soal Kedua

Rumus yang digunakan adalah :

Maka hasilnya adalah

Kelas Lereng

(Class of Slope)

Nilai Tengah

(Median) Nilai LS (LS Index)

0-8 4,0 0.9

8-15 11,5 2.4

15-25 20,0 4.1

25-45 35,0 7.1

45-90 67,5 13.6

EI 30 = -8,79 + (7,01 x R) Ket :

EI 30 : Erosivitas Hujan R : Hujan rata-rata bulanan (cm).

LS = 0,2 s i.33 + 0,1 Ket :

S : Panjang Lereng

11

4.1.3. Soal Ketiga

a. Indeks K

- Podsolik Kuning = 0,107

- Alluvial = 0,156

- Andosol = 0,278

- Regosol = 0,301

0,842

Maka Nilai Indeks K = 0,842

b. Nilai C (C Indeks)

Pemukiman = 1,000

c. Erosivitas ( R = 2 cm/bln )

EI 30 = -8,79 + (7,01 x R)

EI 30 = -8,79 + (7,01 x 2)

EI 30 = -8,79 + (14,02)

EI 30 = 5,23

Maka Erosivitas adalah sebesar = 5,23

d. LS Index

- Podsolik Kuning (S = 24%) = 4,9

- Alluvial (S = 9%) = 1,9

- Andosol (S = 26%) = 5,3

- Regosol (S = 7%) = 1,5

13,6

Maka Nilai Indeks LS = 13,6

+

+

12

e. Laju Erosi Tanah (A)

A = R x K x L x S x C x P A = 5,23 x 0,842 x 13,6 x 1,000 A = 59,89 ton/ha/thn Maka Nilai Laju Erosi Tanah adalah sebesar = 59,89 ton/ha/thn

13

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa wilayah sampel

penelitian memiliki laju erosi sebesar 59,89 ton/ha/thn. Yang berarti bahwa

kawasan hulu DAS kuranji terus mengalami erosi yang cederung sedang.

14

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Asdak,Chay, 2002, Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Arsyad, S., 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit Institut Pertanian Bogor

Press, Bogor.

Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta.

Akademi Pressindo

Hermon, D. 2009. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan

Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang Sumatera

Barat. Disertasi S3.Padang

http://dedihermon.blogspot.com/2011/03/model-kestabilan-lahan.html. diakse 5

april 2013

Kartasapotra, G. Kartasapoetra R.G, dan Kartasapoetra, A. G. (1986). Desa dan

daerah dengan tata pemerintahannya, Jakarta : PT Bina Aksara

Rahim, Supli Efendi. (2006) Pengendalian erosi tanah dalam rangkan pelestarian

lingkungan hidup, Jakarta. Bumi Aksara.