Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE
-
Upload
tajakmada87 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE
i
EROSI DAN KONSERVASI TANAH
“ Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH
ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE “
Oleh :
Kelompok
1. AHMAD SALIM RIDWAN 16080/2010
2. ASRADENI ERIKSON 18486/2010
3. FONI ANDRIA A. 18481/2010
4. NOVFIRMAN 18494/2010
5. WULANSARI HARMELIA 18483/2010
6. YOPPIE ELIMBRA O. 18487/2010
Dosen Pembimbing : Dr. Dedi Hermon, M.P
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat
meyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Mengidentifikasi
Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus
USLE”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah dan
rekan-rekan serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
makalah ini baik itu berupa dorongan moral maupun spiritual.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin jauh
dari kesempurnaan, sebagaimana kata pepetah mengatakan bahwa “tak ada gading
yang tak retak” yang maksudnya adalah tak ada sesuatu yang tidak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritikan yang
bersifat membangun sehingga dapat menjadi masukan bagi penulis pada masa
yang akan datang. Atas saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.
Padang, April 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar isi .............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Balakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1. Erosi dan Konservasi Tanah ............................................................... 3
2.2. Analisis TBE dengan menggunakan formula USLE ......................... 3
BAB III : METODE ANALISIS ........................................................................ 10
3.1. Metode ................................................................................................... 10
3.2. Sampel Wilayah ................................................................................... 11
BAB IV : HASIL ANALISIS ............................................................................ 12
4.1. Hasil Analisis ........................................................................................ 12
BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 20
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 20
5.2. Saran ..................................................................................................... 28
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 29
Lampiran ............................................................................................................ 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk
larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran
limpasan), es bergerak atau angin (tejoyuwono notohadiprawiro, 1998: 74).
Menurut G. kartasapoetra, dkk (1991: 35), erosi adalah pengikisan atau
kelongsoran yang sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh
desakan-desakan atau kekuatan angin dan air, baik yang berlangsung secara
alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.
pada dasarnya erosi adalah akibat interaksi kerja antara factor iklim,
topografi, tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakan dalam
persamaan deskriptif (E= f {i, r, v, t, m}). Dimana E adalah erosi, i adalah iklim, r
adalah topografi atau relief, v adalah vegetasi, t adalah tanah dan m adalah
manusia (sitanala arsyad, 1989: 72).
Banyak cara dalam hal menganalisis bahaya erosi tanah salah satunya
adalah dengan menggunakan rumus USLE untuk mengetahui jumlah tanah yang
hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Menganalisis TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dengan menggunakan
perhitungan USLE (Universal Soil Loss Equation) pada satu
wilayah DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) .
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Mampu Menganalisis TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dengan
menggunakan perhitungan USLE (Universal Soil Loss Equation)
pada satu wilayah DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) .
2
1.4. Manfaat penulisan
1.3.1. Mengetahui bahan materi perkuliahan.
1.3.2. Bahan referensi informasi perkuliahan.
1.3.3. Tugas mata kuliah.
1.3.4. Bahan untuk menambah wawasan berkenaan tentang erosi dan
konservasi tanah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Erosi dan Konservasi Tanah.
Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah ata sedimen karena tekanan yang
ditimbulkan oleh gerakan angin atau air pada permukaan tanah atau dasar
perairan.
Pada lingkungan DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) , laju erosi
dikendalikan oleh kecepatan aliran air dan sifat sedimen tanah. Faktor eksternal
yang menimbulkan erosi adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS
(DAERAH ALIRAN SUNGAI) . Curah hujan yang tinggi dan lereng DAS
(DAERAH ALIRAN SUNGAI) yang miring merupakan faktor utama yang
membangkitkan erosi
2.2 Analisis TBE dengan menggunakan formula USLE
Tingkat bahaya erosi (TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang
maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan. Analisis Tingkat bahaya erosi
(TBE) secara kuantitatif dapat menggunakan formula yang dirumuskan oleh
Wischmeier dan Smith (1978) berupa rumus Universal Soil Loss Equation
(USLE).
Perhitungan Tingkat bahaya erosi (TBE) dengan rumus USLE sebelumnya
lebih banyak digunakan untuk skala plot, namun saat ini telah juga digunakan
untuk luasan lahan yang lebih besar. Analisis Tingkat bahaya erosi (TBE) dalam
hamparan seluas DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) atau sub DAS (DAERAH
ALIRAN SUNGAI) akan sangat efektif jikam memanfaatkan teknologi
Geographical Information System (GIS)
Faktor-faktor yang digunakan dalam perhitungan TBE (the variabel in the
erosion danger level calculation) terangkum pada tabel dibawah ini :
4
Tabel 1. Faktor TBE
No. Faktor perhitungan TBE
(erosion danger level factors)
Simbol
(symbol)
Jenis peta
(type of Map)
1. Indeks Erosivitas
(Erosivity Indeks) R
Peta Curah Hujan (Maps Of
Rainfalls)
2. Indeks Erodibilitas Tanah
(Soil Erodibility Indeks) K Peta Tanah (Soil Map)
3.
Indeks Panjang dan Kemiringan
Lereng
(slope-leght-gradient indeks)
LS Peta Kelas Lereng (Map Of
Slope Classification)
4.
Indeks Penutupan Vegetasi dan
Pengolahan Lahan
(crop/vegetation and
management indeks)
CP Peta Tutupan Lahan (Land
Cover Map)
Dari tabel diatas maka ada 6 faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan
Tingkat bahaya erosi (TBE), Antara lain :
a) Indeks Erodibilitas.
Indeks erodibilitas tanah menunjukkan tingkat kerentanan tanah terhadap
erosi, yaitu resistensi partikel terhadap pengikisan dan perpindahan tanah
oleh energi kinetik air hujan. Tekstur tanah yang sangat halus akan lebih
mudah hanyut dibandingkan dengan tekstur tanah yang kasar. Kandungan
bahan organik yang inggi akan menyebabkan nilai erodibilitas tinggi
b) Indeks Erosivitas.
Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dari besarnya energi kinetik hujan
yang ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum.
5
c) Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
Faktor kemiringan dan panjang lereng (LS) terdiri dari dua komponen,
yakni faktor kemiringan dan faktor panjang lereng.
Faktor panjang lereng adalah jarak horizontal dari permukaan atas yang
mengalir ke bawah diman gradien lereng menurun hingga ke titik awal
atau ketika limpasa permukaan (run off) menjadi terfokus pada saluran
tertentu (Renald et al., 1997).
d) Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan
Indeks penutupan vegetasi pengolahan lahan (CP). Faktor penutupan lahan
menggambarkan dampak kegiatan pertanian dan pengelolaannya pada
tingkat erosi tanah (Renald et al., 1997).
Kedua faktor, yakni faktor P dan faktor C memiliki tindakan konservasi
yang hampir sama. Saat ini dapat dikatakan bahwa tindakan konservasi
pada aspek pertanian kurang dilakukan, disamping itu tindakan
pengolahan tanah yang berlebihan di DAS (DAERAH ALIRAN
SUNGAI) hulu serta meningkatnya pemukiman, merupakan faktor
penyebab berkurangnya tindakan konservasi.
6
BAB III
METODE ANALISIS
3.1. Metode Analisis
Untuk menentukan TBE maka digunakan rumus USLE dari wishchmeier
dan smith (1978). Formulasi USLE adalah sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan diatas maka untuk setiap faktor memiliki rumus
sebagai berikut :
3.1.1. Indeks Erosivitas.
Indeks Erosivitas menggunakan metode Utomo (1989) yaitu dengan
menghitung besarnya energi kinetik hujan (Ek) yang ditimbulkan oleh intensitas
huujan maksimum selama 30 menit (EI30). Maka rumusnya adalah :
A= R x K x L x S x C x P Ket :
A : Laju erosi tanah R : Indeks Erosivitas.
K : Indeks Erodibilitas.
L : Indeks Panjang.
S : Kemiringan Lereng
C : Indeks Penutupan Vegetasi
P : Indeks Pengolahan Lahan atau
Tindakan Konservasi Lahan
EI 30 = -8,79 + (7,01 x R) Ket :
EI 30 : Erosivitas Hujan R : Hujan rata-rata bulanan (cm).
7
3.1.2. Indeks Erodibilitas.
Perhitungan indeks erodibilitas menggunakantabel kriteria dari Centre for
Irrigation Research and Development Bandung (1985) yang terlihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2. Data Indeks Erodibilitas
No. Jenis Tanah
(Type of Soil)
Nilai K
(K Index)
1. Alluvial 0,156
2. Andosol 0,278
3. Andosol Coklat Kekuningan 0,298
4. Andosol dan Regosol 0,271
5. Granusol 0,176
6. Latosol 0,075
7. Latosol Coklat 0,175
8. Latosol Coklat dan Litosol Coklat Kekuning-kuningan 0,091
9. Latosol Coklat dan Regosol 0,186
10. Latosol Coklat Kemerahan 0,062
11. Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol Coklat 0,067
12. Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol Merah 0,061
13. Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Merah Kekuningan
dan Litosol 0,046
14. Podsolik Kuning 0,107
15. Podsolik Kuning dan Hidromoft Kelabu 0,249
16. Podsolik Merah 0,166
17. Podsolik Merah Kekuning-kuningan 0,166
18. Regosol 0,301
19. Regosol Kelabu dan Litosol 0,209
8
3.1.3. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
Untuk menentukan Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) digunakan
rumus Paningbatan, Jr (2001) yang dihasilkan dengan menggunakan elevasi peta
digital (Digital Elevation Map - MEP). Dan didapatkan persamaan :
3.1.4. Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan
Untuk menganalisis Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan
digunakan nilai P = I untuk seluruh lokasi penelitian sehingga kedua faktor ini
dijadikan menjadi indeks CP. Kriteria untuk indeks CP berdasarkan jenis
penggunaan lahan terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Penentuan Nilai C Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan
(C index based on land use)
No. Penggunaan Lahan Nilai C
1. Hutan (Forest) 0,001
2. Kebun Campuran + Sabua (Tasingnya system) 0,200
3. Perkebunan Teh (Tea Crops) 0,020
4. Sawah (Paddy Field) 0,010
5. Tegalan (Garden) 0,400
6. Pemukiman (Settlement) 1,000
7. Badan air (River, Lake, etc.) 0,010
Sumber (Source) Asdak (1991).
LS = 0,2 s i.33 + 0,1 Ket :
S : Panjang Lereng
9
3.2. Data yang akan Dianalisis
3.2.1. Soal pertama
Hitunglah Indeks Erosivitas pada tabel berikut….!!!
CH tahunan
(Yearly rainfall)
mm
CH bulanan
(Monthly rainfall)
cm
Erosivitas (Erosivity)
1.500-2.000 17 ?
2.000-2.500 21 ?
2.500-3.000 25 ?
>3.000 30 ?
3.2.2. Soal kedua
Hitunglah Indeks LS pada tabel berikut….!!!
Kelas Lereng
(Class of Slope)
Nilai Tengah
(Median) Nilai LS (LS Index)
0-8 4,0 ?
8-15 11,5 ?
15-25 20,0 ?
25-45 35,0 ?
45-90 67,5 ?
3.2.3. Soal Ketiga
Kawasan hulu DAS Kuranji tersusun atas jenis tanah Podsolik Kuning,
Alluvial, Andosol dan Regosol, yang digunakan sebagai kawasan peemukiman.
Curah hujan tahuna pada kawasan DAS ini adalah 2300 mm/th dan curah hujan
bulanan sekitar 2 cm/bulan. Sebaran tanah Podselik kuning umumnya
mempunyak kemiringan lereng 24%, Alluvial 9 %, Andosol 26% dan Regosol
7%. Hitunglah laju erosi tanah (ton/ha/th)….???
10
BAB IV
HASIL ANALISIS
4.1 Hasil Analisis
4.1.1. Soal Pertama
Rumus yang digunakan adalah :
Maka hasilnya adalah
CH tahunan
(Yearly rainfall)
mm
CH bulanan
(Monthly rainfall)
cm
Erosivitas (Erosivity)
1.500-2.000 17 110.38
2.000-2.500 21 138.42
2.500-3.000 25 166.46
>3.000 30 201.51
4.1.2. Soal Kedua
Rumus yang digunakan adalah :
Maka hasilnya adalah
Kelas Lereng
(Class of Slope)
Nilai Tengah
(Median) Nilai LS (LS Index)
0-8 4,0 0.9
8-15 11,5 2.4
15-25 20,0 4.1
25-45 35,0 7.1
45-90 67,5 13.6
EI 30 = -8,79 + (7,01 x R) Ket :
EI 30 : Erosivitas Hujan R : Hujan rata-rata bulanan (cm).
LS = 0,2 s i.33 + 0,1 Ket :
S : Panjang Lereng
11
4.1.3. Soal Ketiga
a. Indeks K
- Podsolik Kuning = 0,107
- Alluvial = 0,156
- Andosol = 0,278
- Regosol = 0,301
0,842
Maka Nilai Indeks K = 0,842
b. Nilai C (C Indeks)
Pemukiman = 1,000
c. Erosivitas ( R = 2 cm/bln )
EI 30 = -8,79 + (7,01 x R)
EI 30 = -8,79 + (7,01 x 2)
EI 30 = -8,79 + (14,02)
EI 30 = 5,23
Maka Erosivitas adalah sebesar = 5,23
d. LS Index
- Podsolik Kuning (S = 24%) = 4,9
- Alluvial (S = 9%) = 1,9
- Andosol (S = 26%) = 5,3
- Regosol (S = 7%) = 1,5
13,6
Maka Nilai Indeks LS = 13,6
+
+
12
e. Laju Erosi Tanah (A)
A = R x K x L x S x C x P A = 5,23 x 0,842 x 13,6 x 1,000 A = 59,89 ton/ha/thn Maka Nilai Laju Erosi Tanah adalah sebesar = 59,89 ton/ha/thn
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa wilayah sampel
penelitian memiliki laju erosi sebesar 59,89 ton/ha/thn. Yang berarti bahwa
kawasan hulu DAS kuranji terus mengalami erosi yang cederung sedang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Asdak,Chay, 2002, Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Arsyad, S., 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta.
Akademi Pressindo
Hermon, D. 2009. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan
Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang Sumatera
Barat. Disertasi S3.Padang
http://dedihermon.blogspot.com/2011/03/model-kestabilan-lahan.html. diakse 5
april 2013
Kartasapotra, G. Kartasapoetra R.G, dan Kartasapoetra, A. G. (1986). Desa dan
daerah dengan tata pemerintahannya, Jakarta : PT Bina Aksara
Rahim, Supli Efendi. (2006) Pengendalian erosi tanah dalam rangkan pelestarian
lingkungan hidup, Jakarta. Bumi Aksara.