Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Erosi DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) berdasarkan rumus USLE
bab iii data dan rumus perancangan 3.1. data cbr lapangan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of bab iii data dan rumus perancangan 3.1. data cbr lapangan
BAB III
DATA DAN RUMUS PERANCANGAN
3.1. DATA CBR LAPANGAN
Data CBR dari lapangan diperoleh dari pihak Master Plan
Universitas Kristen Petra Surabaya. Dari percobaan CBR di lapangan
didapatkan hasil seperti gambar 3.1 dimana dengan menggunakan gambar di
bawah ini dapat dicari nilai CBR dari titik tersebut:
2000
jz- 1500
m IOOO
w 0Q 500
0 0
CBR NO. 1
0,1 0,2 0,3 0,4
PENETRASI
0,5 0,6
3000
<1 2000 CQ
g 1000
0
CBRNO.2
0,1 0,2 0,3 0,4
PENETRASI
0,5 0,6
42
CBRN0.3
2000
z 1500
m IOOO w m 500
0
0 0,1 0,2 0,3
PENETRASI
0,4
CBR NO.4
0 0,1 0,2 0,3
PENETRASI
0,4 0,5
CBRN0.5
0 0,1 0,2 0,3 0,4
PENETRASI
Gambar 3.1. Grafik Nilai CBR
43
3.2. DATA JUMLAH KENDARAAN SEPTEMBER 1998 - APRIL 1999
Data yang ada pada tabel di bawah didapat dari jumlah kendaraan
yang masuk ke lapangan parkir di gedung P Universitas Kristen Petra setiap
harinya yang dihitung dari jam 06.00 - 22.00 BBWI. Dari data tersebut dicari
nilai yang maksimum, di mana nilai yang digunakan untuk melakukan
perancangan tebal lapis perkerasan di jalan yang berada di sekitar gedung P
Universitas Kristen Petra.
Tabel 3.1. Data Kendaraan yang Masuk ke Lapangan Parkir Gedung P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
M A X
SEPT IN 0 85 0 0 102
30 148 242 188 182 137
162 160 196 171 123 147
163 156 144 183 166 139
151 151 195
603
OUT 0 129 117 129 109
148 137 155 184 171 92
158 148 235 172 153 153
162 183 142 166 166 160
177 109 178
OKT IN 182 154 147
164 157 144 180 174 155
181 201 198 213 192 231
97 92 206 177 198 188
179 170 156 152 392 284
OUT 182 164 147
168 159 167 170 146 168
219 221 192 247 191 268
79 106 159 219 215 212
178 169 161 165 373 271
NOP IN
184 180 154 179 161 150
191 199 238 220 203 183
191 0 219 222 237 211
270 262 250 295 304 238
OUT
189 187 147 164 163 142
231 210 229 242 603 0
199 0 210 228 233 205
265 247 254 290 287 250
DES IN 283 353 335 330 249
355 283 257 222 227 180
0 0 222 0 0 0
0 0 0 0 0 0
OUT 273 332 312 330 0
0 0 310 320 229 269
227 216 238 185 202 167
0 208 0 0 0 0
JAN IN
0 0 203 0 0 0
202 188 164 151 162 128
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
OUT
0 0 0 0 215 128
202 190 234 161 151 105
0 0 0 0 135 0
130 0 0 0 0 0 253
PEB DM 0 0 0 0 0 0
143 167 135 137 117 106
153 108 106 242 1% 166
0 138 139 145 0 0
0 0 0
OUT 0 0 0 0 194 94
142 138 151 144 118 92
91 68 72 212 211 172
0 0 0 0 0 0
284 249 253
MAR IN 0 0 0 0 280 233
249 169 201 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 224 253 264 273 264
0 0 0
OUT 0 0 0 0 271 312
269 186 310 0
221 256
231 200 288 328 0 0
243 224 253 283 0 0
284 249 253
APR IN
288 260 297 321 327 0
0 0
0 0 0
OUT 165
280 257 293 329 300 261
373 394
0 0 0
44
3.3. RUMUS PERANCANGAN LAPIS PERKERASAN
Dari data hasil tes CBR yang dilakukan di lapangan pada digambar
grafik beban yang merupakan fungsi dari penetrasi seperti yang dapat dilihat
pada gambar 3.1. Rumus yang dipakai untuk mencari CBR dapat ditulis
sebagai berikut:
C B R ^ — b e b a n t e S ^ — x l O O o / o beban standard test
Dimana angka 3000 merupakan beban standard test CBR pada penetrasi 0,1"
dan 4500 adalah beban standard test CBR pada penetrasi 0,2".
Nilai CBR didapat dengan melakukan test pada beberapa titik,
sehingga setelah didapat nilai CBR, nilai-nilai tersebut dirata-rata.
Dalam menetapkan harga rata-rata nilai CBR dari sejumlah harga CBR yang
dilaporkan, maka harga CBR rata-rata ditentukan sebagai berikut:
a. Tentukan harga CBR terendah
b. Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari
masing-masing nilai CBR
c. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya
merupakan persentase dari 100%
d. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi
e. Nilai CBR rata-rata adalah yang didapat dari angka persentase 90%.
Setelah didapat nilai CBR rata-rata untuk daerah tersebut maka
langkah selanjutnya adalah mencari tebal perkerasan yang akan dibangun,
mula-mula dari data kendaraan yang ada dapat dicari nilai lalu lintas harian
rata-rata.
45
LHR setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana,
yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing
arah pada jalan dengan median untuk mendapatkan nilai LHR digunakan
rumus :
LHR = (l + i)URxs
Setelah didapat nilai LHR, dapat dicari Lintas ekivalen permulaan
(LEP) yang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
trailer
LEP= YJLHRxCxE
mobil penumpang
dimana nilai C dan E dapat dilihat pada daftar II dan III halaman 9 dan 10
Buku "PETUNJUK PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
JALAN RAYA DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN".
Selain untuk menghitung LEP, nilai LHR juga digunakan untuk
menghitung LEA dimana nilai LEA dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
trailer
LEA = ^ L / / « * ( l + 0 ™ x C x £ mobil penumpang
Dengan menggunakan nilai LEP dan LEA yang diperoleh dari
perhitungan dicari nilai rata-ratanya dan nilai rata-rata itu disebut LET
dimana nilai LET dicari dengan menjumlahkan nilai LEP dan LEA lalu
dibagi dengan dua dengan menggunakan cara sebagai berikut:
._._ LEP + LEA LET = —
2
46
Dari nilai LET yang diperoleh dari perhitungan diatas dapat dihitung
LER. LER ini diperoleh dari nilai LET yang dikalikan dengan faktor
penyesuaian. Faktor Penyesuaian ini adalah umur rencana yang dibagi dengan
10, sehingga ramus untuk mencari LER dan FP dapat ditulis seperti di bawah
ini:
LER = LETxFP
10
fJ7D .LEP + LEA. UR LER = ( ) x
2 10
Alasan dipakainya angka 10 sebagai pembagi UR untuk memperoleh
FP, karena dalam nomogram yang dipakai untuk merancang tebal perkerasan,
faktor lalu lintas yang ada dinyatakan dalam LER untuk waktu 10 tahun.
3.4. MACAM-MACAM PAVING BLOK YANG BEREDAR DI PASARAN
Tipe paving blok yang beredar dipasaran ada bermacam-macam.
Data diperoleh dari beberapa produsen yang memproduksi paving blok, yaitu:
• PT Karya Mulya Indah
• Gita
• CVSekarSurya
• PT Mercu Graha Gempo Permai
• PT Conbloc Indonesia Surabaya
Pada tabel berikut dapat dilihat berbagai tipe, nama, tebal, berat, jumlah per
meter persegi dari produsen tersebut:
47
PT Karya Mulya Indah
Type abu-abu/warna
• •
^p
'
. tf^^^^^^f^
^
Nama
TYPE PS 701
TYPE PS 725 A
TYPE PS 713
TYPE PS 725 C
TYPE PS 721
TYPE PS 711
TYPE PS 720
TYPE PS 712
TYPE PS 722
TYPE PS 703
Tebal (cm)
6
8
10
6
6
8
6
6
6
6
6
8
6
8
6
8
10
Berat (kg)
2,9
3,4
4,4
2,4
3,2
4,1
1,6
5
3,7
3,1
3,1
4,5
2,6
3,4
3,2
4,2
6
Isi/ m2
44
44
50
36
39
39
6/m'
25
38
42
39
39
50
50
40
40
40
Gita
4S
Type abu-abu/warna Nama
APOLLO
DIAGONAL
MATAHARI
KACANGAN
BATA
TOPI BATA
ZIGZAG
TULIP
TIGA BERLIAN
Tebal (cm) Isi/ m2
±29
±24
±26
±30
±46
±38
±40
±30
4l>
CV Sekar Surya
Type abu-abu/warna
fi3 l_|̂ jj
6^ ^ ^
^^2P) ^ ^ — ^
^Z^> wtPt^
&
^
^ ^ ^
^gj^y
^
< ^
De
Nama
TRIHEK
TRIHEK BESAR
STRAIGHT
UNI PAVE
UNI DECOR
TYPEL
DOG BONE
INTERBLOCK
TOPI USKUP
HEXAGON
DIAMOND
Tebal (cm)
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
6
8
Berat per buah (kg)
2,8
3,7
3,7
5,1
2,6
3,6
2,7
3,8
2,8
3,7
2,8
3,7
3,2
4,2
3,1
4,4
4,2
5,6
4,6
6
6
8
Isi/ m2
+ 45
±45
±32,5
±50
±50
±46
±46
±46
±50
±50
±50
±50
±40
±40
±39,5
±39,5
±30
±30
±26,5
±26,5
±20
±20
50
PT Mercu Graha Gempo Permai
Type abu-abu/warna
& &
0 0
9
^
n
ggfr
&
^ >
Nama
PAVING PERSEGI
PAVING KUBUS
PAVING SERASI
PAVING BENTENG A
PAVING BENTENG B
PAVING BENTENG C
PAVING 5/20
PAVING 20/20
PAVING TIGA BERLIAN
TOPI USKUP
Tebal (cm)
6
8
10
8
6
8
8
8
8
8
8
6
6
8
Berat (kg)
2,6
3,5
4,1
1,5
3
4,5
4,9
4,1
2,3
1,7
7,2
5
6,2
Isi/ m2
46
92
40
32
42
70
90
24
39
30
51
PT Conbloc Indonesia Surabaya
Type abu-abu/warna
•^^^•SsS
m
.
laj
Nama
DIKFORMAT MERAH
DKFORMAT CLASSIC
SPLITBLOC
PAVING TYPE 4.8 HIT AM
PAVING TYPE 4.8 ABU-
ABU
PAVING 16.8 NOFINE
PAVING BLOC TYPE 16.8
BLOC LITO
TOPI USKUP SEGMENTO
CLASSIC
TOPI USKUP
Dimensi
(210x70x80)
(210x70x80)
(210x105x80)
(210x105x80)
(210x105x80)
(210x240x80)
(230x47x155x155x80)
(310x210x75)
Isi/m2
66
66
43
43
43
39
39
24
4.3/m1
3.2/m'
52
3.5. DATA CURAH HUJAN STASIUN KEBON AGUNG TAHUN 1976 - 1997
Data curah hujan diambil dari stasiun Kebon Agung karena letak
stasiun ini lebih dekat ke Univeritas Kristen Petra dibandingkan dengan
stasiun pencatat hujan yang lain yang menggunakan alat ukur yang manual.
Data hujan dari stasiun ini diambil dari tahun 1976 -1996
TAHUN
1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
CURAH HUJAN MAKSIMUM xi
(mm) 60 90 75 67 70 110 140 115 110 101 85 87 97 110 105 105 112 97 97 115 72
3.6. RUMUS PERANCANGAN SALURAN DRAINASE
Setelah data hujan diolah dengan menggunakan cara statistik maka
selanjutnya dengan menggunakan metode Gumbel dapat dicari besarnya
curah hujan dengan peri ode ulang yang tertentu sesuai dengan kebutuhan
53
dalam perancangan, dimana rumus untuk mendapatkan besar curah hujan
dengan menggunakan metode Gumbel seperti yang tertulis di bawah ini :
XTr = x + K Sx
Setelah diperoleh besar curah hujan untuk periode ulang tertentu
tersebut maka dapat diketahui intensitas hujan yang didapat dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
/ = m * ' 24
f \ 24
v60y Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus :
tc=tx+t2
dimana nilai ti dan t2 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus di
bawah ini:
' l = - * 3 , 2 8 * L * - ^
L 2 V
0,467
Dengan diperolehnya rumusan intensitas hujan dapatlah dicari debit
yang masuk ke dalam pipa-pipa tegak dan saluran drainase, sehingga dapat
dirancang dimensi dari saluran drainase yang akan dilewati oleh air hujan
yang akan dibuang ke saluran utama. Debit yang akan dicari, dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
C*I*A Q =
3,6
54
Sesudah memperoleh besarnya debit yang akan melalui saluran maka dimensi
saluran dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Q = V*A
dimana nilai V diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
1 2 i V = _ * R 1 * S 2
n Setelah didapat dimensi saluran, maka dicari dimensi dari gorong-gorong,
dimana untuk mencari dimensi dari gorong-gorong ini digunakan rumus
sebagai berikut:
Q = M* A* J2*~g*z