Materi Kuliah(Ilmu Pendidikan Islam)

22
ILMU PENDIDIKAN ISLAM Dosen Pengampu : Indry Nirma Yunizul Pesha, S.Pd.I, M.Ag Kelas / Sumber : Elektro / 1 Kelompok : 1 (satu) Jeri Darussalam (054114053) Kiki Baehaki (054114027) Norma Pratiwiriani (054114005) Siti Maryam (054114037)

Transcript of Materi Kuliah(Ilmu Pendidikan Islam)

ILMU PENDIDIKAN ISLAMDosen Pengampu : Indry Nirma Yunizul Pesha,

S.Pd.I, M.Ag

Kelas / Sumber : Elektro / 1

Kelompok : 1 (satu)

Jeri Darussalam (054114053) Kiki Baehaki (054114027)

Norma Pratiwiriani (054114005) Siti Maryam (054114037)

Universitas Pakuan

2014/2015

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agarhidup sesuai ajaran islam ( Zuhairani ; 1983 ; 27). Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang jika hanya diajarkan saja, tapi harus dengan berbagai metode pendekatan, tidak hanya bersifat teoritis tetapijuga praktis. Jika kita kaitkan dengan zaman sekarang banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diIndonesia khususnya pada kalangan remaja. Banyak remajayang meniru gaya barat seperti cara berpakaian dan pergaulan bebas yang tentu saja menyimpang dari ajaran agam yang sudah di tentukan. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif bagi remaja.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah masih ada nilai-nilai agama Islam pada remaja sekarang ?

2. Bagaimana tingkah laku remaja di masa sekarang?3. Apa hubungannya antara ilmu pendidikan islam dengan

tingkah laku remaja?4. Solusi ilmu pendidikan islam dengan tingkah laku

remaja?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa itu ilmu pendidikan islam.2. Untuk mengetahui bagaimana saja tingkah laku remaja

di zaman sekarang.3. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu pendidikan

islam dengan tingkah laku remaja.4. Untuk mengetahui solusi antara ilmu pendidikan

islam dengan tingkah laku remaja.

Bab 2

Pembahasan

I.     Pengertian Pendidikan IslamA. Pengertian pendidikan islam menurut bahasa

Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang,

dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata

kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya

adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”.

Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya

“tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam

bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja

rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi

muhammad SAW.

B.     Pengertian pendidikan islam menurut para ahli

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan islam adalah

bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama

islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran Islam.

Menurut Musthafa Al-Ghulayaini : Pendidikan Islam

ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak

dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air

petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah

satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya

berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk

kemanfaatan tanah air.

Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat

diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara

ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan

Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa

kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki

kepribadian muslim.

Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu ialah suatu

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis

dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat

alamiah.

Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian

secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau

tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam

berkembangnya agar tumbuh secara wajar berpribadi

muslim.

C. Ruang lingkup ilmu pendidikan islam

Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup

sangat luas, karena didalamnya banyak segi – segi atau

pihak – pihak yang ikut terlibat baik langsung atau

tidak langsung.Objek ilmu pendidikan islam ialah

situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman.

Diantara objek atau segi ilmu pendidikan islam dalam

situasi pendidikan islam:

1.      Perbuatan Mendidik sendiri

Sikap atau tindakan menuntun, membimbing,memberikan

pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik

untuk menuju ke tujuan pendidikan islam.

2.      Anak didik

Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam

pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan

mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk

membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan islam yang

di cita – citakan.

3.       Dasar dan tujuan pendidikan islam

Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber

dari segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan.

Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam yaitu arah

kemaana anak didik akan dibawa.

4.      Pendidikan

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam.

Pendidik ini mempunyai peran penting karena berpengaruh

kepada baik atau tidaknya hasil pendidikan islam.

5.      Materi pendidikan islam

Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman

belajar ilmu agama islam yang disusun yang sedemikian

rupa untuk disajikan kepada anak didik.

6.      Metode pendidikan islam

Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh

pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi

pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut

dapat dengan mudah diterima oleh anak didik

7.      Evaluasi pendidikan

Yaitu memuat cara – cara bagaimana mengadakan

evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak

didik.

8.      Alat – alat pendidikan islam

Yaitu alat – alat yang dapat digunakan selama

melaksanakan pendidikan islam agar tujuan pendidikan

islam tersebut lebih berhasil.

9.      Lingkungan sekitar

Yang dimaksud ialah keadaan – keadaan yang ikut

berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan

islam.

D. Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam

Bahwa Ilmu Pengetahuan Islam memiliki arti dan

peranan penting dalam kehidupan. Hal tersebut

disebabkan ilmu pendidikan islam memiliki fungsi

sebagai berikut :

1.    Ia melakukan pembuktian terhadap teori-teori

kependidikan isalam yang merangkum aspirasi atau cita-

cita islam yang harus di ihtisarkan agar menjadi

kenyataan.

2.     Ia memberikan bahan-bahan informasi tentang

pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi

pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan islam

tersebut.

3.     Sebagai pengoreksi (korektor) terhadap kekurangan

teori-teori yang dipegangi oleh ilmu pendidikan islam,

sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktek

semakin dekat dan hubungan antar keduanya makin

bersifat interaktif (saling mempengaruhi)

Mengenai pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan

Islam ini Prof.HM. Arifin Med menyatakan sebagai

berikut :

a)       Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia

harus melalui proses panjang dengan resultat (hasil)

yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda

dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai

dengan keinginan “pembuatnya”.

b)      Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh

Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan dan

membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia

dan di akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional

dan aktul dalam diri manusia bila mana dikembangkan

melalui proses kependidikan yang sistematis

c)       Ruang lingkup kependidikan Islam adalah

mencangkup segala bidang kehidupan manusia dimana

manusia mampu memanfaat kan sebagai tempat menanam

benih-benih amaliyah yang buuahhnya akan dipetik di

akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai

amaliyah dalam pribadi manusia baru dapat efektif

bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang

berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan

kependidikan.

II. TINGKAH LAKU REMAJA ZAMAN SEKARANGA. Definisi tingkah laku remaja

Secara umum remaja dapat dilihat dan diamati

sebagai suatu fase dalam siklus pembentukan kepribadian

manusia. Fase remaja ini mempunyai ciri-ciri tersendiri

yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya.

Ciri-ciri yang menonjol dari fase remaja yang tertuang

dalam pola-pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan

generasi Muda, diantaranya kemurnian idealismenya,

keberanian, dan keterbukaan dalam menyerap nilai-nilai

dan gagasan –gagasan baru, memiliki semangat

pengabdian, spontanitas, dinamis, inovatif serta

kreatif. Umumnya para remaja menggunakan potensi-

potensi yang ada pada dirinya dengan kegiatan-kegiatan

yang positif yang berguna bagi dirinya maupun bagi

masyarakat, bangsa, dan negara. Namun, tidak dapat

dipungkiri bahwa masih ada dari sebagian remaja yang

sikap dan perilakunya mengarah pada prilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang tersebut biasa berwujud perbuatan-

perbuatan yang melanggar norma-norma hukum, sosial dan

agama seperti ; perkelahian antara pelajar (tawuran),

penyalahgunaan obat-obatan terlarang, membolos dari

sekolah, penodongan, dan melakukan berbagai tindak

pidana lainnya. Perbuatan mereka yang demikian jelas

menimbulkan masalah dan kerugian bagi dirinya sendiri,

keluarga, masnyarakat dan negara.

B.     Jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang

Jenis-jenis perilaku menyimpang dibedakan menjadi

dua,yaitu :

Penyimpangan menurut sifatnya,yaitu :

a. Penyimpangan Sosial Primer :

Penyimpangan sosial yang bersifat sementara atau

temporer yaitu penyimpangan ini hanya terjadi beberapa

kali saja dan tidak terus berulang,pelaku dari

penyimpangan ini biasanya masih diterima oleh

lingkungan sosialnya.

b. Penyimpangan Sosial Sekunder :

Penyimpangan sosial ini bersifat terus-menerus atau

berulang,sehingga pelaku sulit untuk diterima atau

bahkan akan ditolak oleh lingkungan sosialnya.Pelaku

penyimpangan ini disebabkan karena ia tidak bisa

berlaku sesuai dengan status dan perannya dalam

lingkungan sosialnya.

Penyimpangan menurut remaja,yaitu :

a) Penyimpangan Individual :

Penyimpangan ini dilakukan oleh individu atau

seseorang dan disebabkan karena ia tidak bisa atau

belum bisa untuk mengendalikan dirinya.

Penggolongan sesuai dengan kadarnya :

1) Pembandel.

2) Pembangkang.

3) Pelanggar.

4) Perusuh/Penjahat.

5) Munafik.

b) Penyimpangan Kelompok :

Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok

orang,mereka mematuhi norma-norma yang berlaku di

kelompok mereka, tapi norma-norma tersebut bertentangan

dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial.

c) Penyimpangan Campuran :

Penyimpangan ini berasal dari perpaduan antara

penyimpangan individu dengan penyimpangan kelompok,pada

awalnya penyimpangan ini dilakukan oleh

individu,kemudian orang tersebut menemukan sebuah

kelompok yang menurutnya memiliki norma

tersendiri,namun pada dasarnya norma kelompok tersebut

bertentangan dengan norma yang berlaku di lingkungan

sosial.

C.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi munculnya

Tingkah Laku Menyimpang pada Remaja

Faktor Intern adalah dalam diri individu, yang

terdiri dari dua golongan :

Faktor Psikologis.

a. Intelegensi

b. Bakat

c. Minat

d. Motivasi

e. Perasaan dan sikap

III. HUBUNGAN ANTARA ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN

TINGKAH LAKU REMAJA

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan secara

sederhana berarti proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya penga-jaran dan pelatihan.

Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani

siterdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan

bagi perannya di masa yang akan datang. Pendidikan

dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan

atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan

(melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan

serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai

usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi

fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.

Pendidikan Islam menurut M. Al-Athiyah adalah

pendidikan yang ideal di mana ilmu yang diajarkan

mengandung kelezatan-kelezatan rohani untuk dapat

sampai kepada hakekat ilmiah dan akhlak terpuji.

Mencapai suatu akhlak yang sempurna bukan berarti bahwa

kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, tetapi kita

memperhatikan segi-segi akhlak seperti segi-segi

lainnya. Anak-anak membutuhkan kekuatan jasmani, akal,

ilmu dan anak-anak juga membutuhkan pendidikan budi

pekerti, perasaan, kemauan, cita rasa dan kepribadian.

Menurut konsepsi ilmu pendidikan Islam, manusia

dengan aspek-aspek kepribadiannya yang berkembang sejak

dini dapat dipengaruhi oleh para pendidik (formal atau

non-formal dan informal) dengan corak dan bentuk

idealitas yang diingin-kan mereka dalam batas-batas

fitrahnya. Konsepsi pendidikan model Islam, tidak hanya

melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya

"mencerdaskan" semata (pendidikan intelek, kecerdasan),

melainkan sejalan dengan konsep Islam tentang manusia

dan hakekat eksistensinya. Pendidikan Islam sebagai

suatu pranata sosial, juga sangat terkait dengan

pandangan Islam tentang hakekat keberadaan (eksistensi)

manusia. Oleh karena itu, pendidikan Islam juga

berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran

bahwa manusia itu sama di depan Allah, perbedaanya

adalah kadar ketaqwaan sebagai bentuk perbedaan secara

kualitatif".

B. ETIKA PERGAULAN REMAJA DALAM ISLAM

Etika mesti merupakan sesuatu yang mutlak supaya

tidak membingungkan, karena etika Islam bukan sekedar

teori tetapi juga pernah dipraktekkan oleh sejumlah

manusia dalam suatu zaman, sehingga mereka muncul

sebagai penyelamat dunia dan pelopor peradaban. Etika

Islam berbeda dengan etika yang lain, mempunyai sosok

dalam diri Muhammad saw. telah menjadi contoh indah

dari etika Islam. Etika Islam juga bersumber dalam QS.

al-Baqarah (2):2 sebagai berikut:

ن� ي� ق� ه هدى للمت� ي� �ي��ب� ف اب� لار لك الكت� .ذ�“Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa”.26F27

Oleh karena itu kedudukan akhlak dalam kehidupan

manusia menempati tempat yang penting sekali, baik

sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan

bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya,

sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat,

tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila

akhlaknya baik (ber-akhlak), akan sejahteralah lahir

batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak

berakhlak) maka rusaklah lahir dan batinnya.

Al-Qur’an berkali-kali menyatakan bahwa imbalan

(hukuman) terhadap keburu-kan adalah keburukan serupa,

yang dimaksudkan sebagai penolakan (negasi) terhadap

yang buruk, tetapi imbalan (pahala) terhadap kebaikan

justru dilipat gandakan berkali-kali, sebagaimana QS.

al-An’am (6):160:

لمون� ظ& �لها وهم لاي لا مت. ى ا0 ج�ز� �لا ي �ة� ف ي7 السي� �اء ب �الهم ومن� ج مت. ر ا7 له عش. �ة�E ف الحسي� �اء ب �.من� ج“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh

kali lipat amalnya; dan barang siapa membawa perbuatan yang jahat

maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan

kejahatannya sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah

adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.

Hal senada diungkapkan Santrock bahwa remaja

(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan

transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup

perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa

remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan

18-20 th. Pada rentangan periode ini terdapat beberapa

indikator perbedaan yang signifikan, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para

ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua

bagian yaitu:

1) remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th)

2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).

Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai

perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang

mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi

si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman

diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat

menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan

kriminal. Problema yang mungkin timbul pada masa remaja

diantaranya:

(1) Problema berkaitan dengan perkembangan fisik dan

motorik, berkaitan dengan perkembangan kognitif dan

bahasa.

(2) Problema berkaitan dengan perkembangan perilaku

sosial, moralitas dan keagamaan, problema berkaitan

dengan perkembangan kepribadian, dan emosional. Masa

remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri

(self identity).

Islam telah mengatur etika pergaulan remaja

perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang

dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku

tersebut harus diperhatikan, dipelihara dan

dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi

batasan dalam pergaulan adalah:

(1) Menutup Aurat, Islam telah mewajibkan perempuan

untuk menutup aurat demi menjaga kehormatan diri dan

kebersihan hati.

(2) Menjauhi Perbuatan Zina, Islam adalah agama yang

menjaga kesucian. Dalam al-Qur’an Allah berfirman dalam

surat al-Isra’ ayat 32 yang artinya. “Dan janganlah

kamu mendekati zina itu adalah suatu perbuatan yang

keji dan suatu jalan buruk”.

Dalam tata cara pergaulan remaja semua agama dan

tradisi mengatur tata cara pergaulan tersebut. Agama

Islam sebagai pedoman hidup ummatnya juga telah

mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi

nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi:

a). Mengucapkan Salam,

b). Meminta Izin,

c). Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda,

d). Bersikap santun dan tidak sombong,

e). Berbicara dengan per-kataan yang sopan,

f). Tidak boleh saling menghina,

g).Tidak boleh saling benci dan iri hati,

h). Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang

bermanfaat,

i). Mengajak untuk berbuat kebajikan

IV. Solusi ilmu pendidikan islam dengan tingkah laku

remaja

Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan

remaja masa kini, maka tentunya ada beberapa solusi

yang saya tawarkan dalam pembinaan dan perbaikan remaja

masa kini.

a.      Membentuk Lingkungan yang Baik.

Sebagaimana disebutkan di atas lingkungan merupakan

faktor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia,

maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus

menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih

banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang

sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan

masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan, jika hal

ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja atau

anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit

berkurang.

b.      Pembinaan dalam Keluarga.

Sebagaimana disebut diatas bahwa keluarga juga

punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi

untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari

diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah

pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang

paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam

gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca

do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan

bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih

banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak

mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi

kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.

c.       Sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang

memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja,

ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk

memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program

mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan

seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan

lain sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen

organisasi ini maka kemungkinan terjadinya kenakalan

remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.

Bab 4

Kesimpulan : Pendidikan agama Islam ialah uraian secara

sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan

pendidikan kepada anak didik dalam berkembangnya agar

tumbuh secara wajar berpribadi muslim. Ajaran Islam

tidak hanya teoritis tetapi juga praktis, ajaran Islam

tidak hanya memisahkan iman dan amal shaleh tetapi

merupakan kesatuan yang padu untuk membentuk

kepribadian muslim yang sebenarnya, proses tersebut

dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai

suatu aktivitas asasi dan profesi.

Dari berbagai kondisi yang terjadi saat ini adalah

lemahnya nilai-nilai ajaran Islam pada kaula muda

sehingga yang terjadi adalah kemerosotan mental pada

kalangan remaja, biasanya ini dipengaruhi oleh faktor

lingkungan jadi yang harus bertindak pertama kali

adalah faktor lingkungan itu sendiri terutama keluarga.

Daftar Pustaka

Bahan-bahan yang diambil, di akses di

www.google.com melalui beberapa sumber, yaitu:

1. Ceritakuaja.wordpress.com/2013/05/26/makalah-

pendidikan-islam/

2. Catatanikhwana.blogspot.com/2013/04/ilmu-

pendidikan-islam.html

3. Embesgang.blogspot.com/2013/09/pengertian-ruang-

lingkup-dan-fungsi.html

4. Rururudididi.blogspot.com