Mataram, Agustus 2013 - Polda NTB - Polri

90
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU Mataram, Agustus 2013

Transcript of Mataram, Agustus 2013 - Polda NTB - Polri

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU

Mataram, Agustus 2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SPKT POLDA NTB I. PENDAHULUAN.

1. Umum. 2. Dasar. 3. Maksud dan Tujuan. 4. Ruang Lingkup. 5. Pengertian. II. TUGAS POKOK DAN KEDUDUKAN SPKT.

1. Pelaksanaan pada Tingkat Polda NTB. 2. Pelaksanaan pada Tingkat Polres dan Polsek Jajajaran Polda NTB. 3. Struktur Organisasi dan Job Diskription III. OPERASIONAL PENGGELARAN SPKT.

1. Keadaan Personel SPKT. 2. Keadaan Sarana dan Prasarana pendukung Pelayanan. 3. Dukungan Anggaran Operasional SPKT. 4. Sinergitas Dalam Pelaksanaan Tugas. IV. PRINSIP-PRINSIP DASAR TUGAS SPKT.

1. Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan Tugas. 2. Pelayanan Prima Kepolisian Sebagai Dasar Dalam Bertugas. 3. Prinsip-Prinsip Dasar Perubahan Polri Dalam Pelaksanaan Pelayanan

Prima di SPKT. V. BENTUK-BENTUK PELAYANAN PELAKSANAAN TUGAS SPKT

1. Asal dari Laporan/Pengaduan Masyarakat. 2. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Petugas di SPKT VI. KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PENGADUAN SAMPAI

PEMBUATAN LAPORAN POLISI

1. Tugas Pelayanan Pengaduan dan Pembuatan Laporan Polisi. 2. Mekanisme Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan laporan Polisi. 3. Pembuatan dan Pengiriman Laporan Polisi ke Piknas Mabes Polri. VII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

YANG TERPADU

1. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Langsung 2. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Tidak Langsung VIII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN INTERNAL SATKER SPKT

POLDA NTB

1. Umum 2. Prosedur Operasional Tugas Internal Satker SPKT

IX. PROSEDUR .....

IX. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN.

1. Pengawasan Internal SPKT. 2. Pengawasan Eksternal SPKT. X. PENUTUP.

i

KATA PENGANTAR

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman kerja bagi Satker SPKT Polda NTB dan jajarannya, yang merupakan penjabaran dari tugas pokok, fungsi dan peranan yang ada dalam Perkap Nomor 22 dan Perkap 23 tahun 2010, serta kewenangan dan tanggung jawab yang di berikan oleh pimpinan dari penjabaran penggelaran operasional SPKT sesuai dengan Perkap Nomor 22 dan Nomor 23 tahun 2010, baik di tingkat Polda dan Polres-polres jajaran.

Sebagai Satker baru di lingkungan Polda dengan mendasari tugas tanggung jawab dan wewenang yang diberikan, maka kinerja SPKT di tingkat Polda dan tingkat Polres jajaran dapat terukur. Tentunya dengan Indikator produk-produk yang di hasilkan dalam kinerjanya untuk memberikan Pelayanan Prima Kepolisian kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pelayanan Prima yang di laksanakan tentunya tidak lepas dari hubungan sinergis dengan Satker-Satker lain dalam bertindak dan dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pimpinan. Sinergitas tersebut dapat berupa Kinerja yang bersifat internal dan eksternal serta melaksanakan kebijakan pimpinan dari tingkat Mabes Polri dan Polda. Pada SPKT yang ada di tingkat Polres dan Polsek, akan menjabarkan pelaksanaan kinerja sesuai Perkap Nomor 23 tahun 2010 dengan petunjuk dari Pimpinan melalui SPKT Polda.

Dengan adanya tugas SPKT Polda NTB, Polres serta Polsek Jajaran diharapkan adanya pemahaman, penerapan dan operasional penggelarannya lebih efektif dan efisien sesuai dengan Tupoksi dan HTCK yang ada. Dengan demikian Perkap nomor 22 dan 23 tahun 2010 dan Program RBP dapat di laksanakan dengan baik.

Demikian yang dapat kami berikan untuk Standar Operasional Prosedur yang

dapat di jadikan sebagai pedoman pelaksanaan tugas SPKT Polda NTB dan jajarannya. Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi organisasi Polri, kususnya Penggelaran SPKT yang ada di Polda NTB dalam rangka mengubah Mind Set dan Culture Set dalam melayani masyarakat, sebagaimana dijabarkan dalam UU No. 2 Tahun 2002. Lebih kurangnya kami mohon maaf bila ada kekurangan dan kami berharap bila ada pembenahan dan saran pendapat untuk kesempurnaan buku ini tentunya akan diterima dengan sepenuh hati.

Demikian yang dapat kami sampaikan, selanjutnya mohon petunjuk lebih lanjut

kepada Pimpinan.

Mataram, Agustus 2013

KEPALA SPKT POLDA NTB

EDI PRAMONO, S.Sos AKBP NRP 70012131

ii

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SPKT POLDA NTB

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1. Umum .................................................................................................. 1 2. Dasar .................................................................................................. 1 3. Maksud dan Tujuan ............................................................................. 2 4. Ruang Lingkup ...................................................................................... 2 5. Pengertian ............................................................................................ 2 II. TUGAS POKOK DAN KEDUDUKAN SPKT ............................................. 5

1. Pelaksanaan pada Tingkat Polda NTB ............................................... 5 2. Pelaksanaan pada Tingkat Polres dan Polsek Jajajaran Polda NTB ... 7 3. Struktur Organisasi dan Job Diskription ............................................... 9 III. OPERASIONAL PENGGELARAN SPKT ................................................. 22

1. Keadaan Personel SPKT ..................................................................... 22 2. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Pelayanan .................... 25 3. Dukungan Anggaran Operasional SPKT ............................................. 28 4. Sinergitas Dalam Pelaksanaan Tugas ................................................. 29 IV. PRINSIP-PRINSIP DASAR TUGAS SPKT ............................................... 31

1. Prinsip-prinsip Dasar Pedoman Pelaksanaan Tugas .......................... 31 2. Pelayanan Prima Kepolisian Sebagai Dasar Dalam Bertugas ............. 32 3. Prinsip-Prinsip Dasar Perubahan Polri Dalam Pelaksanaan Pelayanan Prima di SPKT ..................................................................................... 32 V. BENTUK-BENTUK PELAYANAN PELAKSANAAN TUGAS SPKT ....... 36

1. Asal dari Laporan/ Pengaduan Masyarakat ......................................... 36 2. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Petugas di SPKT .................... 37 VI. KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PENGADUAN SAMPAI

PEMBUATAN LAPORAN POLISI ................................................................ 39

1. Tugas Pelayanan Pengaduan dan Pembuatan Laporan Polisi ............... 39 2. Mekanisme Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan Laporan Polisi... 42 3. Pembuatan dan Pengiriman Laporan Polisi Ke Piknas Mabes Polri ....... 45 VII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

YANG TERPADU ...........................................................................................

46

1. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Langsung ........... 46 2. Preosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Tidak Langsung. 47 VIII. PROSEDUR .....

VIII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN INTERNAL SATKER SPKT

POLDA NTB ..................................................................................................

50

1. Umum .................................................................................................. 50 2. Prosedur Operasional Tugas Internal Satker SPKT ............................... 50 IX. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............................................... 62

1. Pengawasan Internal SPKT ............................................................ 62 2. Pengawasan Eksternal SPKT .......................................................... 63 X. PENUTUP ................................................................................................ 66

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SPKT POLDA NTB

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum a. Tugas pokok Polri sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 2002

yaitu sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat, Pemelihara Kamtibmas dan Penegakan Hukum. Sesuai dengan aplikasi pelaksanaan tugas SPKT, maka pelayan yang ada pada setiap sentra-sentra pelayanan Kepolisian harus merupakan Pelayanan Prima.

b. SPKT merupakan Satker yang baru dibentuk sebagai implementasi dari Pelayanan Prima Kepolisian, yang berhubungan dengan adanya pengaduan masyarakat dan pelayanan lainnya sesuai dengan Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010. Sehingga lebih optimal melayani masyarakat dengan Pelayanan Prima yang lebih efektif dan efisien dalam rangka pengabdian kepada masyarakat bangsa dan negara.

c. Sebagai Etalase Polda NTB dan Polres/Polsek jajaran tentunya harus memberikan kesan yang humanis, mudah dan fleksibel dengan memperhatikan prinsip etis dan estetis atau ramah-tamah, senyum, sapa, salam ( 3S ), serta memberikan adanya kenyamanan dan keindahan dalam pelayanan kepada masyarakat.

d. Dengan harapan kedepan melalui Pelayanan Prima yang dikoordinir oleh SPKT sebagai penjuru terdepan dalam melayani masyarakat, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat sehingga kesan militeristik terhadap organisasi Polisi semakin hilang atau menurun. Pada titik puncaknya masyarakat akan dekat dengan polisi, tidak takut malapor dan semakin di percaya (Public Trust).

e. Oleh karena itu untuk kelancaran dalam pelaksanaan Tugas Pokoknya, maka SPKT Polda NTB mempunyai SOP yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian yang terpadu.

2. Dasar

a. Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah;

c. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

}}}}}}}}}}}}}}}}}}}

3. Maksud …..

2 3. Maksud dan Tujuan Maksud

Maksud dari pembuatan Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu untuk memberi gambaran dan penjelasan tentang pelaksanaan tugas dalam rangka pelayanan pengaduan atau penerimaan dan penanganan laporan masyarakat khususnya, serta pelayanan kepolisian secara terpadu pada umumnya yang lebih terarah dan mempunyai pedoman, sehingga akan efektif dan efisien serta menghasilkan kinerja yang optimal.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu untuk memberikan kemudahan pemahaman dan penerapan pelaksanaan tugas yang didukung sarana dan prasarana serta personel organik, sehingga pelaksanaan tugas SPKT baik di tingkat Polda maupun Polres/Polsek jajaran dapat beroperasional sesuai ketentuan. Pada akhirnya satker SPKT akan mempunyai andil dalam pelaksanaan tugas Kepolisian di Polda NTB.

4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dari Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu menguraikan pokok-pokok pelaksanaan tugas SPKT sesuai Perkap 22 dan 23 tahun 2010 yang berlaku di lingkungan Polda NTB dan sebagai barometer bagi operasional SPKT, Polres/Polsek jajaran. Adapun Sistematika adalah sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Tugas Pokok dan Kedudukan SPKT c. Bab III Operasional Penggelaran SPKT d. Bab IV Prinsip-prinsip Dasar Tugas SPKT e. Bab V Bentuk-bentuk Pelayanan Pelaksanaan Tugas SPKT f. Bab VI Ketentuan dan Tata Cara Pelayanan Pengaduan Sampai

Pembuatan Laporan Polisi g. Bab VII Prosedur Operasional Pelayanan Pengaduan Masyarakat Yang

Terpadu h. Bab. VIII Prosedur Operasional Pelayanan Internal Satker SPKT Polda

NTB I. Bab. IX Pengawasan dan Pengendalian j. Bab X. Penutup 5. Pengertian

a. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat menjadi SOP adalah merupakan prosedur operasional dalam pelaksanaan tugas pada suatu Satker yang berupa mekanisme atau tata cara (urut-urutan) dari tugas tersebut, sehingga akan jelas prosedur opersioanalnya;

b. Sentra .....

3

b. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang selanjutnya di singkat

menjadi SPKT, adalah unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda yang memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan/pemberian bantuan atau pertolongan dan pelayanan surat keterangan, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

c.. Ka SPKT Polda adalah Pejabat Polda NTB yang merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda NTB, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

d. Ka SPKT Polres adalah Pejabat Polres yang merupakan unsur pelaksana

tugas pokok yang berada di bawah Kapolres dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolres, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

e. Ka SPKT Polsek adalah Pejabat Polsek yang merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolsek, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

f. Pelayanan Polri adalah merupakan implementasi dari pelaksanaan tugas pokok Polri sesuai UU No. 2 tahun 2002, dengan memberikan pelayanan Prima kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan merasa terlayani hak-haknya sesuai prosedur yang berlaku, sehingga dengan adanya kepuasan tersebut akan timbul kepercayaan masyarakat (Public Trust);

g. Pengaduan masyarakat adalah bentuk menyampaikan langsung dan tidak langsung (media) laporan kepada Polri (SPKT) yang dilakukan oleh masyarakat, baik perorangan maupun kelompok dengan tujuan agar ada penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi atau yang merugikan dirinya;

h. Pelayanan Kepolisian Terpadu adalah suatu bentuk Pelayanan Prima Kepolisian, dengan cara menerima pengaduan masyarakat melalui keterpaduan fungsi, dalam melakukan kinerjanya yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat dan dilaksanakan 1 x 24 jam;

i. Pelayanan Prima Kepolisian adalah pelayanan terbaik kepada masyarakat yang dilakukan oleh setiap anggota Polisi baik secara perorangan maupun Satker, sehingga akan mendatangkan kepuasan dengan tujuan akhir masyarakat akan merasa puas dan percaya terhadap kinerja Polri;

j. Personel SPKT adalah personel organik yang berada pada Satker SPKT Polda, Polres maupun Polsek, baik yang ada dipiket siaga maupun staf SPKT dalam rangka pelayanan kepada masyarakat;

k. Personel .....

4

k. Personel Piket Fungsi adalah personel dari Satfung opsnal diluar SPKT, yang melaksanakan piket siaga di SPKT (Polda) dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, baik internal maupun eksternal;

l. Penjagaan SPKT adalah merupakan suatu wadah dari piket siaga pelayanan sekaligus sebagai etalase Polda, Polres dan Polsek yang dipakai sebagai pelaksanaan tugas melayani segala bentuk kepentingan masyarakat, baik laporan maupun pengaduan;

m. Piket Siaga SPKT adalah anggota SPKT dan piket fungsi opsnal lain yang melaksanakan piket selama 1 x 24 jam di penjagaan SPKT dengan bertugas disamping melakukan penjagaan yang utama, yaitu pelayanan kepada masyarakat;

n. Piket Fungsi Opsnal adalah piket fungsi dari Satker Opsnal yang melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh masing-masing fungsi, dalam pelaksanaan tugasnya piket fungsi melekat pada penjagaan siaga SPKT Polda dan dikoordinir oleh siaga SPKT dalam pelayanan kepada masyarakat;

o. Call Center SPKT adalah merupakan sarana pengaduan atau laporan

masyarakat secara tidak langsung datang ke SPKT melainkan melalui telepon sebagai sarana komunikasi, dimana Call Center tersebut diketahui oleh masyarakat dan dipampang di pelayanan SPKT;

p. Kontak Center/Call Center 110 adalah sarana pengaduan masyarakat

secara tidak langsung dengan melalui jaringan telepon 110 yang tersentral di Mabes Polri, selanjutnya laporan/pengaduan masyarakat tersebut akan dilanjutkan ke SPKT Polres sesuai wilayah hukum terdapatnya kejadian tersebut, selanjutnya untuk dilakukan penanganan tindakan Kepolisian oleh Polres setempat;

q. Laporan Polisi adalah Laporan yang di buat oleh petugas Kepolisian,

sebagai tindak lanjut adanya Laporan Pengaduan masyarakat atau ditemukan/tertangkap tangan oleh petugas (Model A dan Model B) yang akan dilanjutkan dengan investigasi oleh petugas Reskrim;

r. Operasional Prosedur Pelayanan Pengaduan Masyarakat adalah tata

cara atau mekanisme yang dijadikan ketentuan untuk dipedomani dalam pelaksanaan suatu tugas pada suatu Satker;

s. Operasional Prosedur Internal Satker SPKT adalah tata cara atau

mekanisme yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok Satker SPKT yang dilaksanakan sesuai job diskription atau tugas dan tanggung jawab Jabatan;

BAB. II.....

5

BAB II

TUGAS POKOK DAN KEDUDUKAN SPKT

1. Pelaksanaan Pada Tingkat Polda NTB Dengan mempedomani ketentuan yang ada di Perkap Nomor 22 tahun

2010, maka tugas pokok, fungsi dan peranan SPKT di tingkat Polda dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tugas Pokok SPKT Polda SPKT pada tingkat Polda, merupakan unsur pelaksana tugas pokok

yang berada di bawah Kapolda. Sebagai unsur pelaksana tugas pokok di tingkat Polda, maka SPKT mempunyai tugas:

1) Memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan, pemberian bantuan atau pertolongan dan pelayanan surat keterangan; dan

2) Menyajikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan tugas Kepolisian guna dapat diakses sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan.

b. Fungsi dan peranan SPKT;

Fungsi dan peranan SPKT di tingkat Polda sesuai Perkap Nomor 22 tahun 2010, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain: Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD), Surat Izin Keramaian, Surat Rekomendasi Izin Usaha Jasa Pengamanan, Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

2) Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain: Penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) meliputi Tindakan Pertama di TKP (TPTKP) dan pengolahan TKP, Turjawali dan Pengamanan.

c. Pelayanan masyarakat antara lain melalui telepon, pesan singkat, faksimili,

internet (jejaring sosial) dan surat.

d. Penyajian .....

6

d. Penyajian informasi umum yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan; dan

e. Penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian laporan harian kepada Kapolda melalui Ro Ops.

Dengan mempedomani Perkap 22 dan 23 tahun 2010, maka sesuai

kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan peranan SPKT Polda NTB dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Penerapan tugas pokok serta fungsi dan peranan tersebut di atas tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing Polda dan sesuai kebutuhan secara skala prioritas. Oleh karena itu tidak seluruh ketentuan yang ada di Perkap 22 tersebut dapat dilaksanakan secara maksimal, bahkan sampai pada pelayanan yang benar-benar terpadu sebagai bentuk Pelayanan Prima Kepolisian kepada masyarakat;

b. Polda NTB dan jajarannya telah menjabarkan Perkap 22 dan 23 tahun 2010, dengan penggelaran SPKT Polda NTB mulai awal tahun 2012 dan telah dirintis pada tahun 2011;

Adapun tugas pokok, fungsi dan peranan yang dapat dilaksanakan untuk melayani masyarakat berupa: pelayanan seluruh kepentingan masyarakat baik internal maupun eksternal, laporan kehilangan dan laporan pengaduan, menyalurkan pelayanan kepada masyarakat terhadap SKCK dan SIM, mengkoordinir piket fungsi dan PPA serta pembuatan Laporan Polisi (LP) dari pengaduan masyarakat;

c. Dengan operasionalnya penggunaan gedung SPKT Polda NTB dan telah beroperasionalnya SPKT pada tingkat Polres dan SPKT pada tingkat Polsek sebagai pengembangan dari SPK yang sudah ada, maka operasional penggelaran SPKT Polda NTB akan semakin optimal dengan melibatkan piket fungsi untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat yang datang ke SPKT Polda NTB dan SPKT Polres/Polsek jajaran yang bersifat pelayanan internal dan masyarakat yang meminta bantuan penanganan bantuan dan pertolongan serta mendatangi TKP dalam pelayanan eksternal.

Disamping itu juga melaksanakan patroli ke tempat-tempat pelayanan Kepolisian dan tempat-tempat rawan dan keramaian serta melaksanakan piket siaga SPKT Polda NTB selama 1 x 24 jam;

d. Sesuai penjabaran dari Perkap 22 dan 23 tahun 2010 dengan mempedomani kebijakan dari Pimpinan Polri, maka untuk kecepatan atau Quik Respon terhadap laporan masyarakat dengan mengaktifkan Call Center 110/Kontak Center 110, sebagai bentuk Pelayanan Prima Kepolisian dalam melayani setiap pengaduan masyarakat melalui telepon bebas pulsa 110 terhadap laporan kejadian, baik yang dialami atau yang dilihat maupun yang ditemui oleh masyarakat.

Call .....

7

Call Center 110/Kontak Center 110 bisa dilaporkan oleh seluruh masyarakat di wilayah hukum Polda NTB, dengan terhimpun di Mabes Polri melalui Telkom Pusat dan langsung secara on line di salurkan ke Polres-Polres/ Polsek dimana kejadian tersebut dilaporkan atau gangguan Kamtibmas dan tindak pidana terjadi.

Untuk jaringan call center 110 yang tergelar di tiap-tiap SPKT Polres/Polsek jajaran Polda NTB, setiap saat harus siap menerima laporan dari masyarakat melalui Mabes Polri, karena dengan melalui jaringan call center 110 yang tergelar di setiap SPKT Polres/Polsek jajaran Polda NTB, maka setiap laporan masyarakat akan dapat terlayani dengan baik.

e. Membuat laporan bulanan sesuai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan internal dan eksternal untuk dilaporkan kepada pimpinan;

2. Pelaksanaan Pada Tingkat Polres dan Polsek Jajaran Polda NTB. Dengan mempedomani ketentuan yang ada di Perkap Nomor 23 tahun

2010, maka tugas pokok, fungsi dan peranan SPKT di tingkat Polres dan Polsek dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tugas Pokok SPKT Polres/Polsek SPKT pada tingkat Polres/Polsek, merupakan unsur pelaksana tugas

pokok yang berada di bawah Kapolres/Kapolsek. Sebagai unsur pelaksana tugas pokok di tingkat Polres/Polsek, maka SPKT mempunyai tugas yaitu:

1) Memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu terhadap laporan/ pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan serta memberikan pelayanan informasi.

2) Melaporkan setiap Laporan Polisi (LP) yang masuk ke Mabes Polri melalui jaringan Piknas (on line).

b. Fungsi dan Peranan SPKT Fungsi dan peranan SPKT di tingkat Polres/Polsek sesuai Perkap

Nomor 23 tahun 2010, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain: Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD), Surat Izin Keramaian, Surat Rekomendasi Izin Usaha Jasa Pengamanan, Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

2) Pengkoordinasian .....

8

2) Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), Turjawali dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah.

3) Pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi antara lain telepon, pesan singkat, faksimili, jejaring sosial (internet).

4) Pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan; dan

5) Penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian laporan harian kepada Kapolres melalui Bag Ops.

Dengan mempedomani Perkap 23 tahun 2010, maka sesuai kewenangan

dan tanggung jawab yang diberikan dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan peranan SPKT pada tingkat Polres dan Polsek jajaran Polda NTB dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Penerapan tugas pokok serta fungsi dan peranan SPKT pada tiap-tiap

Polres/Polsek jajaran Polda NTB tentunya dimaksimalkan sesuai tugas pokok, fungsi dan peranan yang ada, tetapi dengan memperhatikan kewenangan yang diberikan sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan.

Dengan kata lain tetap mengutamakan situasi dan kondisi yang ada di Polres/Polsek dan berdasarkan kebutuhan skala prioritas, tetapi tidak menghilangkan makna dari pelayanan kepada masyarakat yang terpadu sesuai Perkap 23 tahun 2010 dengan melibatkan semua fungsi operasional.

b. Dengan tergelarnya SPKT baik di tingkat Polda NTB dan Polres/Polsek

Jajaran Polda NTB, maka diharapkan pelayanan kepada masyarakat akan lebih dirasakan dalam rangka public trust atau pencitraan Polri dalam rangka Pelayanan Prima Kepolisian.

Adapun tugas pokok, fungsi dan peranan yang dapat dilaksanakan untuk melayani masyarakat tersebut berupa: pelayanan seluruh kepentingan masyarakat baik internal maupun eksternal, laporan kehilangan dan laporan pengaduan, menyalurkan masyarakat terhadap pelayanan SKCK, SIM dan lain-lain, mengkoordinir piket fungsi dan PPA, serta Pembuatan Laporan Polisi (LP) dari pengaduan masyarakat dari semua bentuk-bentuk pelayanan yang ada tentunya harus diikuti dengan registrasi terhadap setiap tamu yang datang di SPKT.

c. Sebagai etalase Polres/Polsek Jajaran Polda NTB dan sebagai ujung

tombak dalam menerima laporan masyarakat pada garda terdepan tentunya sarana dan prasarana dan personel harus benar-benar mendukung operasional SPKT pada tingkat Polres/Polsek sesuai DSP atau sesuai kebutuhan maksimal agar dapat beroperasional dengan baik. Disamping itu dengan mengkoordinir piket fungsi yang ada, maka pelayanan pada masyarakat akan semakin optimal khususnya pelayanan eksternal dalam

memberikan .....

9

memberikan bantuan dan pertolongan kepada masyarakat dan dalam mendatangi TKP, termasuk untuk kegiatan rutin yang bisa dimaksimalkan dalam bentuk patroli di tempat-tempat rawan keramaian dan pelayanan-pelayanan Kepolisian.

d. Melakukan tugas penjagaan bersama unit preventif yang lain di Polres/ Polsek, disamping itu juga melakukan pelayanan kepada masyarakat sesuai kepentingannya dengan melakukan piket siaga SPKT selama 1 x 24 jam.

Piket siaga SPKT melayani masyarakat bersama piket fungsi yang lain, bersinergi sesuai tugas pokok masing-masing dan tugas pelayanan di SPKT, baik dalam hal menerima laporan masyarakat, pelayanan kepentingan masyarakat dan pengaduan masyarakat, sampai pembuatan laporan polisi bila telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Pembuatan LP yang merupakan awal dilakukan tindakan penyidikan, harus melalui proses pemeriksaan awal dan diskusi dengan piket Reskrim, agar tidak menyulitkan penyidikan yang akan dilakukan. Hal tersebut dikandung maksud, agar tidak terjadi tunggakan kasus dari Laporan Polisi yang telah dibuat.

e. Menerima setiap laporan masyarakat yang harus segera ditangani melalui jaringan call center 110/kontak center 110 dari Mabes Polri melalui jaringan Telkom Pusat, dalam rangka quick respon terhadap penanganan laporan masyarakat atau setiap kejadian di wilayah hukum masing-masing Polres/ Polsek. Dengan adanya pantauan dari Mabes Polri, maka penanganan kasus atau laporan masyarakat melalui call center 110 menjadi prioritas untuk segera ditangani, karena setiap penanganan laporan dari Mabes Polri akan dapat dipantau quick responnya.

Disamping laporan yang masuk melalui call center 110, tentunya laporan yang dilaporkan masyarakat lainnya diluar call center 110 juga harus mendapatkan perhatian yang sama.

f. Membuat laporan polisi pada pengaduan masyarakat yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana dengan kordinasi dan diskusi dengan piket Reskrim, sehingga benar-benar valid dan tidak ada unsur rekayasa dan dipaksakan.

Mengirimkan setiap Laporan Polisi yang telah dibuat ke Piknas Mabes Polri melalui jaringan on line dengan operator Piknas dari siaga SPKT yang sedang piket pada saat itu dan keberadaan komputer Piknas tidak berada pada fungsi yang lain, tetapi idealnya diarahkan penempatannya pada piket siaga SPKT Polres.

3. Struktur Organisasi dan Job Diskription Struktur organisasi dan job diskription merupakan salah satu dasar utama

bahwa organisasi/unit organisasi tersebut ada dan beroperasional. Karena dalam struktur organisasi sudah jelas secara hirarki, siapa berbuat apa dan bertanggung jawab kepada siapa.

Dan .....

10 Dan untuk job diskription mengarah pada jabatan yang diemban oleh petugas

Polri dengan resiko dan tanggung jawab, dengan berbuat apa atau melakukan apa dalam melaksanakan tugas pokok dan kinerjanya

Secara legal formal dan sebagai acuan kerja yang paling utama, maka

struktur organisasi harus ada dan dibuat oleh masing-masing SPKT serta jabatan-jabatan yang ada dibawahnya dibuat dalam bentuk job diskription yang telah dijabarkan dalam Perkap Nomor: 22 dan 23 tahun 2010. Semua itu harus dilaksanakan setiap SPKT jajaran Polda, bahwa struktur organisasi dan job diskription tersebut harus ada dan ditempel diruangan untuk menunjang dalam pelaksanaan kinerjanya.

Tentunya struktur organisasi dan Job diskription tersebut harus

mempedomani Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010. Adapun struktur organisasi dan job diskription dalam pelaksanaan tugas

Pokok, Fungsi dan Peranan SPKT Polda, Polres dan Polsek jajaran Polda NTB dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi dan Job Diskription SPKT Polda 1) Kedudukan SPKT Tingkat Polda a) SPKT SPKT pada tingkat Polda dipimpin oleh Ka SPKT yang

bertanggung jawab kepada Kapolda NTB dibawah koordinasi dan arahan Karo Ops serta dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polda.

Job Diskription Ka SPKT (1) Rutin: - Memberikan arahan tentang teknis pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat. - Memberikan arahan tentang penanganan tindakan

pertama di TKP dan penanganan TKP (TP TKP). - Memberikan arahan tentang pembuatan Laporan Polisi,

pembuatan surat tanda terima Laporan Polisi. - Memberikan arahan tentang prosedur pemberian

SP2HP. - Memberikan arahan tentang penerbitan Surat

Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). - Memberikan arahan tentang prosedur pemberian Surat

Keterangan Lapor Diri (SKLD).

Memberikan .....

11

- Memberikan arahan tentang tata cara pemberian Surat

Ijin Keramaian (SIK), Surat Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Pengamanan (SRIUJP), Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

- Memberikan arahan tentang cara pemberian dan atau menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian.

- Memberikan arahan tugas kepada satuan bawah antara lain pelaksanaan tugas piket fungsi dan tugas-tugas Ka SPKT.

(2) Insidentil: - Menghadiri rapat Internal maupun Eksternal sesuai

dengan arahan Kapolda.

- Melaksanakan pengawasan terhadap kesatuan bawah sesuai dengan ruang lingkup tugas SPKT Polda NTB

b) Urrenmin terdiri atas : (1) Unsur Perencanaan dan Administrasi (Urrenmin). Urrenmin dipimpin oleh Kepala Urusan Perencanaan dan

Administrasi yang bertanggung jawab kepada Ka SPKT.

Sebagai unsur pembantu Ka SPKT di tingkat Polda NTB, maka Urrenmin bertugas: menyelenggarakan urusan perencanaan dan administrasi umum, ketatausahaan dan urusan dalam, urusan personel dan materil logistik serta membantu pelayanan keuangan di lingkungan SPKT serta penyajian informasi.

(2) Fungsi dan Peran Urrenmin SPKT.

Sebagai unsur pembantu Ka SPKT, maka Urrenmin berperan:

(a) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi yang bekaitan dengan kepentingan tugas Kepolisian guna dapat diakses sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan.

(b) Pemberian bantuan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran pelaksanaan tugas SPKT; dan

(c) Pengadministrasian umum, penatausahaan urusan dalam, personel dan materil logistik di lingkungan SPKT.

Job .....

12 Job Diskription Kaurrenmin

(a) Rutin:

- Membuat/menyusun rencana kegiatan SPKT baik

jangka panjang maupun jangka pendek. - Melakukan wasdal serta memberi arahan tentang

pemeliharaan, perawatan dan administrasi personel.

- Melakukan wasdal serta memberi arahan tentang pengelolaan sarpras dan penyusunan laporan Simak BMN.

- Melakukan wasdal serta memberi arahan tentang tata kelola keuangan.

- Melakukan wasdal serta memberi arahan ketata usahaan dan urusan dalam.

- Memberi arahan tentang penyiapan bahan kegiatan wasrik.

(b) Insidentil:

- Menghadiri rapat staf dan Pimpinan, mewakili Ka

SPKT - Menghadiri rapat Koordinasi dengan Instansi /

Satker lainnya - Terlibat secara langsung sebagai anggota dalam

Pengamanan Operasi Kepolisian

Job Diskription Paurren

(a) Rutin:

- Membuat laporan dan rengiat harian, mingguan,

bulanan dan tahunan. - Menyusun Rencana Strategis ( Renstra ), Renja,

Rancangan Renja, Penetapan Kinerja, TOR (RAB) dan Lakip.

- Menyusun laporan SIMAK BMN dan menyusun laporan kuat personel.

(b) Insidentil

- Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

program SPKT di lingkungan Polda.

Job .....

13

Job Diskription Paurmin (a) Rutin: - Mengagendakan surat masuk . - Mengoreksi tata tulisan dinas surat keluar. - Melakukan absensi apel pagi dan siang serta

mengkompulir jumlah jam kerja dan mengkompulir jumlah jam lembur PNS serta pengecekan barang inventaris kantor,

- Menyiapkan bahan kegiatan wasrik (b) Insidentil:

- Mengakomudir anggota yang sudah waktunya UKP.

- Mengusulkan anggota untuk UKP.

Job Diskription Paurtu (a) Rutin:

- Menata, mengarsipkan surat-surat dan mendistribusikan surat-surat ke masing-masing Subbid sesuai disposisi Pimpinan

- Merawat dan memelihara kebersihan ruangan kerja dan memelihara barang inventaris kantor.

- Menyediakan dan mendiristribusikan perlengkapan kerja (ATK)

- Menginventarisir piranti lunak (b) Insidentil:

- Mengecek kegiatan penatausahaan surat-surat. - Mengevaluasi kegiatan urusan dalam SPKT. (c) Siaga SPKT. (1) Tugas Ka Siaga SPKT. Sebagai unsur pembantu Ka SPKT, maka Ka Siaga SPKT

bertugas memberikan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan, pemberian bantuan atau pertolongan dan pelayanan surat keterangan.

(2) Fungsi .....

14 (2) Fungsi dan Peran Siaga SPKT.

Sebagai unsur pembantu Ka SPKT tingkat Polda NTB, maka Ka Siaga SPKT menyelenggarakan fungsi dan peran:

(a) Penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan masyarakat;

(b) Pemberian pelayanan Kepolisian antara lain penerbitan surat keterangan Kepolisian yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan;

(c) Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan Kepolisian antara lain penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) meliputi tindakan pertama di TKP (TPTKP) dan pengolahan TKP, Turjawali dan Pengamanan.

(3) Ka Siaga SPKT Polda NTB terdiri dari, Ka Siaga I, II dan III.

Dalam pelaksanaan tugasnya Ka Siaga dibantu oleh:

(a) Perwira Pelayanan Masyarakat (Payanmas), yang bertugas memperoses pelayanan, penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan masyarakat serta pemberian bantuan dan pertolongan Kepolisian;

(b) Perwira Administrasi (Pamin) yang bertugas menyelenggarakan pengadministrasian umum kegiatan siaga SPKT dan pelayanan surat keterangan Kepolisian; dan

(c) Piket fungsi dari masing-masing fungsi opsnal yang betugas membantu Ka Siaga dalam menindaklanjuti seluruh kegiatan pelayanan dan pemberian bantuan pertolongan Kepolisian kepada masyarakat.

Job Diskription Ka Siaga

(a) Rutin:

- Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan, pengaduan masyarakat.

- Memberikan bantuan dan atau pertolongan pertama kepada masyarakat.

- Memberikan pelayanan surat keterangan sesuai dengan kebutuhan.

- Mengkoordinir dalam penanganan atau mendatangi TKP dan pengolahan TKP.

- Mengkoordinir kegiatan Turjawali dan Pengamanan.

- Mengkoordinasikan serta mengendalikan semua kegiatan pelayanan tugas dan fungsi Kepolisian.

(b) Insidentil .....

15 (b) Insidentil:

- Melaksanakan tugas sehari-hari sesuai dengan job diskription serta sesuai dengan petunjuk/arahan dari Ka SPKT.

- Mewakili Ka SPKT untuk mengikuti rapat-rapat internal.

- Melakukan pengawasan pada satuan bawah sesuai dengan bidang tugas siaga SPKT.

Job Diskription Payanmas Siaga

(a) Rutin:

- Memperoses pelayanan kepada masyarakat - Membuat/menerima laporan pengaduan dari

masyarakat - Memberikan pertolongan pertama dan bantuan

Kepolisian. - Menyediakan dan mendistribusikan perlengkapan

kerja (ATK)

(b) Insidentil:

- Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas - Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan

arahan Ka SPKT melalui Ka Siaga SPKT. Job Diskription Pamin Siaga

(a) Rutin:

- Bertugas menyelenggarakan pengadministrasian umum.

- Memberikan pelayanan surat keterangan Kepolisian yang dibutuhkan masyarakat

- Memberikan pertolongan pertama dan bantuan Kepolisian.

(b) Insidentil:

- Mendiristribusikan laporan yang masuk ke Kapolda NTB dalam kesempatan pertama.

Penjelasan selanjutnya untuk struktur organisasi dan job diskription SPKT pada tingkat Polda, untuk lebih jelasnya tentang kedudukan dan struktur organisasi SPKT tingkat Polda sebagaimana penjabaran berikut ini :

a) Menurut .....

16 a) Menurut DSP sesuai Perkap No. 22 tahun 2010, yaitu:

(1) PAMEN : 5 Orang (2) AKP : 6 Orang (3) IP/PNS GOL III : 3 orang (4) BA/PNS II/I : 24 orang

b) Riil Personel SPKT Polda NTB, yaitu: (1) PAMEN : 2 orang (2) AKP : 2 orang (3) IP/PNS GOL III : 4 orang (4) BA/PNS II/I : 7 orang

2) Daftar susunan personel sesuai pangkat, yaitu:

NO UNIT

ORGANISASI

POLRI PNS

JUMLAH TOTAL KET

IRJE

N

BR

IGJE

N

KB

P

AK

BP

KO

MP

OL

AK

P

IP

BA

/TA

JUMLAH IV III II/I JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Pimpinan - - - 1 - - - - 1 - - - - 1

2 Urrenmin - - - - - - - 1 1 - 2 - 2 2

3 SPK (3) - - - - 1 2 2 6 11 - - - - 12

3) Daftar susunan personel SPKT tipe “B” DSP dan riil, yaitu:

Nomor

Uraian Pangkat Eselon Jumlah Keterangan Unit Jabatan

1 2 3 4 5 6 7

14 00 SPKT

01 PIMPINAN

01 Ka SPKT AKBP III A 1 Ada

02 URRENMIN 1

01 Kaurrenmin KOMPOL III B 1 Tidak ada

02 Paur Ren IP/PNS III a/b IV B 1 Ada

03 Paur Min IP/PNS III a/b IV B 1 Ada

04 Paur TU IP/PNS III a/b IV B 1 Ada

05 Banum PNS II / I - 6 Tidak ada

03 SPKT

01 Ka Siaga SPKT KOMPOL III B 3 Ada

02 Paur AKP IV A 6 - Ada : 3 pers

- Kurang : 3 pers

03 Bamin/Banum BA/PNS II / I 18 - Ada : 5 pers

- Kurang :13 pers

4) Struktur …..

17

4) Struktur Organisasi SPKT Polda NTB

KA SPKT AKBP

KAURRENMIN

KOMPOL

PAUR REN PAUR MIN PAUR TU

AKP AKP AKP

BAUR REN BAUR MIN BAUR TU BA BA BA

KA SIAGA I KA SIAGA II KA SIAGA III

KOMPOL KOMPOL KOMPOL

PAYANMAS PAMIN PAYANMAS PAMIN PAYANMAS PAMIN

IP IP IP IP IP IP

b. Struktur Organisasi dan Job Diskription SPKT Polres/Polsek 1) Kedudukan SPKT Tingkat Polres a) Ka SPKT SPKT pada tingkat Polres dipimpin oleh Ka SPKT yang

bertanggung jawab kepada Kapolres dibawah koordinasi dan arahan Kabag Ops, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polres.

Job Diskription Ka SPKT

(1) Rutin:

- Memberikan arahan tentang teknis pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

- Memberikan arahan tentang penanganan tindakan pertama di TKP dan pengolahan TKP (TPTKP/Olah TKP).

- Memberikan arahan tentang pembutan Laporan Polisi, pembuatan surat tanda terima Laporan Polisi.

- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian SP2HP.

Memberikan .....

18

- Memberikan arahan tentang penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD).

- Memberikan arahan tentang tata cara pemberian Surat Ijin Keramaian (SIK), Surat Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Pengamanan (SRIUJP), Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

- Memberikan arahan tentang cara pemberian dan atau menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian.

- Memberikan arahan tugas kepada satuan bawah antara lain pelaksanaan tugas piket fungsi dan tugas-tugas Ka SPKT.

(2) Insidentil:

- Menghadiri rapat internal maupun eksternal sesuai dengan arahan Kapolres.

- Melaksanakan pengawasan terhadap kesatuan bawah sesuai dengan ruang lingkup tugas SPKT Polres.

b) Unit-unit

Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah dibantu oleh Unit-unit

c) Susunan Personel

Menurut DSP sesuai Perkap No. 23 tahun 2010, yaitu:

(1) AKP : 1 orang (2) IP : 3 orang (3) BANIT : 12 orang d) Daftar susunan personel sesuai pangkat

NO UNIT

ORGANISASI

POLRI PNS

JUMLAH TOTAL KET

IRJE

N

BR

IGJE

N

KB

P

AK

BP

KO

MP

OL

AK

P

IP

BA

/TA

JUMLAH IV III II/I JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Pimpinan - - - - - 1 - - - - - - - 1

2 Urrenmin - - - - - - 3 - - - - - - 3

3 SPK (3) - - - - - - - 12 - - - - - 12

e) Daftar …..

19

e) Daftar Susunan Personel SPKT Tipe “B” DSP dan RIIL, yaitu:

Nomor

Uraian Pangkat Eselon Jumlah Keterangan Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

09 00 SPKT

01 PIMPINAN

01 Ka SPKT IP IV B 1

02 Kanit IP IV B 3

03 Banit BA 9

J u m l a h 13

f) Struktur Organisasi SPKT Polres

KAPOLRES

WAKAPOLRES

SIWAS SIPROPAM SIKEU SIUM

UNSUR PIMPINAN

BAGOPS BAGREN BAGSUMDA

SUBBAGBINPOS

SUBBAG DALOPS

SUBBAG HUMAS

SUBBAG PROGAR

SUBBAG DALGAR

SUBBAG PERS

SUBBAG SARPRAS

SUBBAG KUM

UNSUR PENGAWAS DAN PEMBANTU PIMPINAN

S P K T SATINTELKAM SATRESKRIM M SATRESNARKOBA

SAT

BINMAS SAT

SABHARA SAT

LANTAS SAT

PAMOBVIT

SATPOLAIR SATTAHTI

UNSUR PELAKSANA TUGAS PKOK

SITIPOL

UNSUR PENDUKUNG

POLSEK

UNSUR PELAKSANA TUGAS KEWILAYAHAN

2) Struktur Organisasi dan Job Diskription SPKT Polsek a) SPKT SPKT pada tingkat Polsek dipimpin oleh Ka SPKT yang

bertanggung jawab kepada Kapolsek, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polsek.

Job Diskription Ka SPKT

Rutin ..…

20

Rutin: - Memberikan arahan tentang teknis pelaksanaan pelayanan

kepada masyarakat. - Memberikan arahan tentang penanganan tindakan pertama di

TKP dan pengolahan TKP (TPTKP/Olah TKP). - Memberikan arahan tentang pembutan Laporan Polisi,

pembuatan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP). - Memberikan arahan tentang prosedur pemberian SP2HP. - Memberikan arahan tentang cara pemberian dan atau

menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian.

- Memberikan arahan tugas kepada satuan bawah antara lain pelaksanaan tugas piket fungsi dan tugas-tugas Ka SPKT.

b) Unit-unit Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh

Unit-unit.

c) Susunan Personel Menurut DSP sesuai Perkap No. 23 tahun 2010

- Banit : 3 orang

d) Daftar susunan personel sesuai pangkat

NO UNIT

ORGANISASI

POLRI PNS

JUMLAH TOTAL KET

IRJE

N

BR

IGJE

N

KB

P

AK

BP

KO

MP

OL

AK

P

IP

BA

/TA

JUMLAH IV III II/I JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Ka SPKT - - - - - - 3 - 3 - - - - -

2 Ba SPKT - - - - - - 3 - 3 - - - - -

e) Daftar Susunan Personel SPKT Tingkat Polsek

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Keterangan

Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

04 00 SPKT IP 3

01 Ba SPKT BA 3

f) Struktur .….

21

f) Struktur Organisasi SPKT Polsek

KAPOLSEK

UNSUR PIMPINAN

UNIT PROVOS

UNSUR PENGAWAS

PAUR REN SIUM PAUR TU

URENMIN URTAUD URTAHTI

UNSUR PELAYANAN DAN PEMBANTU PIMPINAN

SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU

UNIT INTELKAM

UNIT RESKRIM

UNIT BINMAS

UNIT SABHARA

UNIT LANTAS

UNIT POLAIR

UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK

POLSUBSEKTOR

BAB III .....

22

BAB III

OPERASIONAL PENGGELARAN SPKT

Ada beberapa hal yang menjadi tolok ukur dan dapat dipedomani agar Satker atau Sub Satker dapat operasional dalam menjalankan tugas pokok dan kewenangannya yang berlaku secara universal.

Beberapa hal pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Keadaan Personel SPKT a. Personel SPKT Polda dan Polres/Polsek Jajaran Polda NTB. Kebutuhan personel secara DSP dan riil yang ada di SPKT sangat

menentukan beroperasionalnya SPKT Polda NTB. Disamping itu juga dipengaruhi oleh kompetensi dan kapasitas personel

yang mengawaki untuk menjamin pelaksanaan tugas yang profesional dan proporsional. Tentunya semua itu akan dikaitkan dengan kebutuhan organisasi yang berhubungan dengan beban kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan kewenangan yang diberikan oleh pimpinan dan disesuaikan dengan jumlah personel secara keseluruhan, baik di tingkat Polda, Polres dan Polsek.

Pada SPKT Polda NTB, sama dengan Satker/Sub Satker yang lain yaitu terkendala masalah kekurangan jumlah personel yang mengawaki Satker/ Sub Satker yang ada. Hal tersebut sebagai dampak, bahwa keadaan personel untuk Polda NTB masih jauh dari DSP untuk riil yang ada.

Oleh karena itu semuanya harus dimaksimalkan agar dalam pelaksanaan tugas kinerjanya tetap bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam melakukan tugas pokok, yaitu pelayanan yang terpadu kepada masyarakat yang melapor/mengadu, maka kekurangan personel organik SPKT Polda NTB bisa teratasi dengan melibatkan piket fungsi opsnal yang melaksanakan tugas piket siaga di SPKT Polda NTB dalam melaksanakan pelayanan internal dan eksternal. Pada tingkat SPKT Polres/Polsek, keberadaan piket fungsi operasional dapat dimaksimalkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Polres dan Polsek.

Kebutuhan personel SPKT Polda NTB, tentunya harus mempedomani Perkap Nomor 22 tahun 2010 dan pemenuhan personel secara DSP dan riil sewaktu-waktu bisa berubah sesuai perkembangan organisasi dan kebutuhan operasionalnya dalam pelayanan kepada masyarakat.

Akan tetapi yang akan menjadi prinsip untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan kewenangan, masalah kebutuhan pesonel untuk mengawaki pelaksanaan tugas dan kinerjanya, tentu SPKT di tingkat Polres/Polsek Jajaran Polda NTB harus lebih dipenuhi sampai mendekati DSP, karena

SPKT .....

23

SPKT Polres harus lebih operasional dan secara kebutuhan pelayanan untuk masyarakat yang kuantitasnya lebih banyak di tingkat Polres atau Polsek dari pada di SPKT Polda NTB.

Hal tersebut diperkuat dengan fakta bahwa di tingkat Polres-Polres

Jajaran Polda NTB, bahwa SPKT secara job diskription dan dalam operasional pelaksanaan tugas di tingkat Polres dalam melakukan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat merupakan etalase Polres dan tempat pertama masyarakat melapor dan mempunyai kepentingan kepada Polri untuk dilayani.

Dengan kata lain bahwa Piket siaga SPKT sebagai bentuk pelaksanaan tugas operasional dalam melayani masyarakat baik pelayanan internal dan eksternal secara fakta dan boleh dikatakan bahwa SPKT adalah suatu Satker atau Sub Satker yang melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat yang datang di kantor Polisi dan telah menggantikan piket penjagaan Sabhara sebelum adanya Perkap No. 22 dan 23 tahun 2010 diberlakukan.

Untuk lebih menunjang dalam operasional SPKT di tingkat Polda

dan Polres/Polsek Jajaran Polda NTB, maka akan diberikan gambaran tentang DSP yang ada sesuai Perkap, untuk dijadikan pedoman operasional SPKT baik di tingkat Polda, Polres dan Polsek. Dengan mempedomani Perkap No. 22 dan 23 tahun 2010, maka kebutuhan personel SPKT dapat dijelaskan sesuai dengan tipe Polda, tipe Polres dan tipe Polsek, yaitu sebagai berikut:

1) Kebutuhan Personel Tingkat Polda a) Polda Tipe “B”

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket

Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

14 00 SPKT 01 PIMPINAN 01 Ka SPKT AKBP III A 1

1 02 URRENMIN 01 Kaurrenmin KOMPOL III B 1 02 Paur Ren IP/PNS III a/b IV B 1 03 Paur Min IP/PNS III a/b IV B 1 04 Paur TU IP/PNS III a/b IV B 1 05 Banum PNS II / I - 6

10 03 SPKT 01 Ka Siaga SPKT KOMPOL III B 3 02 Paur AKP IV A 6 03 Bamin/Banu BA/PNS II / I 18

27

2) Kebutuhan .....

24 2) Kebutuhan Personel Tingkat Polres a) Polres Kota. Nomor

Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

09 00 SPKT 01 Ka SPKT AKP IV A 1 02 Kanit IP IV B 3 03 Banit BA - 12

16

b) Polres. Nomor

Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

09 00 SPKT 01 Ka SPKT IP IV B 1 02 Kanit IP IV B 3 03 Banit BA - 9

13

3) Kebutuhan Personel Tingkat Polsek

a) Polsek Urban Nomor

Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

06 00 SPKT 01 Ka SPKT IP IV A 3 02 Ba SPKT BA - 6

9

b) Polsek Rural

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket

Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

05 00 SPKT 01 Ka SPKT IP IV B 3 02 Ba SPKT BA - 3

6

c) Polsek Pra Rural

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket

Unit Jabatan 1 2 3 4 5 6 7

04 01 SPKT Ba SPKT BA - 3

3

b. Pelibatan .....

25

b. Pelibatan Piket Fungsi Pelibatan piket fungsi sebagai personel non organik SPKT pada SPKT

Polda NTB dan Polres/Polsek, merupakan hal yang menjadi utama dan harus mendapat perhatian, sebagai komponen sentra pelayanan yang terpadu dalam melakukan tugasnya.

Personel piket fungsi yang bertugas di SPKT khususnya yang ada di Polda NTB, berasal dari organik masing-masing fungsi dan untuk Polres/Polsek jajaran bisa dimaksimalkan seperti di SPKT Polda.

Dengan keterbatasan sarana dan prasarana, maka dapat dilaksanakan dengan mengkoordinir piket fungsi yang ada di Polres/Polsek dalam pelayanan internal dan eksternal kepada masyarakat.

Dengan keterbatasan jumlah personel di Polda NTB, maka

pelaksanaan piket siaga SPKT dan piket fungsi yang dilibatkan dalam pelayanan di SPKT Polda NTB, tentunya fungsi opsnal yang mempunyai ULP non organik yang akan melakukan piket di siaga pelayanan SPKT Polda atau sesuai dengan kebijakan Pimpinan.

Dalam mendukung personel dalam piket siaga pelayanan selama 1 x 24 jam, untuk tingkat Polres/Polsek jajaran Polda NTB, penggelaran SPKT bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang ditentukan dengan 3 (tiga) hal yaitu:

1) Kebutuhan pelayanan kepada masyarakat; 2) Keadaan personel; dan 3) Keadaan sarana dan prasana yang menunjang. Tetapi pelayanan SPKT yang ideal, jika personel SPKT dan siaga piket

fungsi opsnal berada dalam satu ruangan SPKT Polda atau Polres dan Polsek yang siap siaga untuk melayani setiap kepentingan masyarakat yang datang di kantor Polisi (untuk tingkat SPKT Polres/Polsek menyesuaikan).

Karena konsep awal bahwa siaga di SPKT merupakan etalase Polda, Polres

dan Polsek dalam melayani setiap kepentingan masyarakat. Sebagai pelayanan kepada masyarakat yang terpadu, maka piket fungsi

masing-masing Satker opsnal yang berada di piket siaga SPKT, merupakan perwakilan yang berdiri sendiri dalam melayani kepentingan masyarakat dan tetapi dalam pelaksanaan tugasnya di bawah kendali dan pengawasan Ka SPKT dengan kata lain masing-masing piket fungsi tersebut bertanggung jawab kepada Kasatker masing-masing, kecuali anggota piket fungsi tersebut mendapat Sprin tetap bertugas di SPKT dari Kapolda.

2. Keadaan Sarana Prasarana Pendukung Pelayanan.

Sarana .....

26 Sarana prasarana pendukung pelayanan di SPKT dilihat dari bentuk

pelayanannya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: pelayanan internal dan pelayanan eksternal. Berkaitan dengan sarana prasarana pendukung tersebut, sarana prasarana pelayanan di SPKT dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Sarana Pendukung Pelayanan Internal.

Yang dimaksud dengan pelayanan internal yaitu pelayanan yang dilakukan oleh petugas piket siaga SPKT dan piket siaga fungsi opsnal di lingkungan gedung SPKT khususnya dan pelayanan di dalam lingkungan Polda pada umumnya, atau pada SPKT Polres/Polsek, jika berada pada lingkungan Polres/Polsek jajaran Polda NTB.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya SPKT, maka sebagaimana terdapat dalam Perkap Nomor 22 dan Perkap Nomor 23 tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut:

1) SPKT bertugas memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu

kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan serta menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian guna dapat di akses sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan;

2) SPKT menyelenggarakan fungsi pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara terpadu antara lain: Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Kepolisian (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkemangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat Keterangan Lapor Diri (SKTD), Surat Izin Keramaian, Surat Rekomendasi Izin Usaha Jasa Pengamanan, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Pelayanan masyarakat melalui telepon (Call Centre SPKT dan laporan pengaduan call center/kontak center 110) dan surat serta menyampaikan laporan harian kepada Kapolda melalui Ro Ops.

Untuk melaksanakan pelayanan internal tersebut, maka akan

dibutuhkan personel dan sarana prasarana yang mendukung operasional pelaksanaan tugas.

Sarana prasarana yang dibutuhkan dapat diuraikan sebagai berikut: a) Gedung SPKT

Gedung SPKT sebagai sentra pelayanan Kepolisian sekaligus sebagai etalase Polda, tentunya harus memenuhi standar pelayanan Kepolisian yaitu mengandung nilai-nilai estetika.

b) Sarana .....

27

b) Sarana operasional pokok

(1) Ruang piket siaga SPKT; (2) Ruang piket fungi opsnal dan penataan meja, kursi serta

peralatan lain masing-masing fungsi opsnal yang ada di SPKT;

(3) Tempat resepsionis; (4) Ruang Ka SPKT. c) Sarana pendukung operasional (1) Ruang tunggu (2) Adanya MCK (3) Kotak pengaduan masyarakat (4) AC dan bender/pamflet b. Sarana Pendukung Pelayanan Eksternal Yang dimaksud dengan pelayanan eksternal yaitu pelayanan yang

dilakukan oleh petugas piket siaga SPKT dan piket fungsi opsnal di luar pelayanan yang ada di SPKT dan atau di luar Polda, Polres dan Polsek, sesuai tugas pokok dan fungsinya SPKT Polda, Polres dan Polsek sebagaimana terdapat dalam Perkap Nomor 22 tahun 2010 dan juga Perkap Nomor 23 tahun 2010 yang dapat disebutkan yaitu:

1) SPKT bertugas memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan serta menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian guna dapat di akses sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan;

2) Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan, antara

lain Penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) menjadi Tindakan Pertama di TKP (TPTKP) dan pengolahan TKP, Turjawali dan Pengamanan.

Untuk melaksanakan pelayanan eksternal khususnya di tingkat SPKT

Polres dan Polsek dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung operasional pelayanan eksternal dalam melaksanakan tugas.

Tugas untuk patroli dan mendatangi TKP kalau tidak dapat dimaksimalkan atau dilaksanakan, maka dapat dilakukan dengan mengkoordinir dalam pelaksanaan patroli dan mendatangi TKP dengan mengedepankan fungsi yang berkepentingan sesuai dengan tupoksinya.

Agar lebih optimal, maka di SPKT Polres khususnya harus ada ranmor roda 2/roda 4 untuk mendukung dalam pelayanan kepada masyarakat yang bersifat eksternal.

3 Dukungan .....

28

3. Dukungan Anggaran Operasional SPKT a. Dukungan Anggaran Operasional SPKT

Operasional SPKT Polda NTB didukung dengan anggaran DIPA SPKT yang terdapat dalam RAK/KL dan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) kegiatan selama 1 (satu) tahun yang didukung dengan anggaran.

Akan tetapi karena belum ada kode satker, maka anggaran SPKT Polda NTB untuk sementara dititipkan ke Biro Operasi dan Karo Ops sebagai KPA.

Penggunaan anggaran untuk mendukung kegiatan SPKT Polda NTB, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Ka SPKT dan sekaligus pertanggungjawaban keuangan (Perwabku) tetap berkoordinasi dengan bensat Biro Operasi.

Adapun mata anggaran untuk mendukung operasional SPKT Polda NTB terdiri dari 4 (empat) mata anggaran yaitu:

1) ULP non organik 2) ATK 3) Har (ranmor dan ATK) 4) Duk Ops SPKT

Dukungan anggaran yang telah disusun melalui TOR tentu dalam penggunaannya harus optimal dan sesuai dengan peruntukannya, karena selama ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban keuangan yang digunakan sesuai mata anggaran selama 1 (satu) tahun, sebagai contoh anggaran sesuai dengan mata anggaran Dukungan Operasi, dalam TOR sudah diperuntukkan kegiatan yang didukung anggaran berupa 2 (dua) kali supervisi pada awal dan akhir tahun dan 1 (satu) kali untuk kegiatan Rakor SPKT Polda NTB.

b. Dukungan anggaran SPKT Polres/Polsek Jajaran Polda NTB Dukungan anggaran untuk SPKT Polres/Polsek Jajaran Polda NTB,

memang tidak ada dalam mata anggaran yang ada di Polres/Polsek.

Akan tetapi dengan penggelaran SPKT sesuai Perkap Nomor 22 tahun 2010 dan Perkap Nomor 23 tahun 2010, maka bagaimanapun juga untuk operasionalnya pasti akan menggunakan anggaran juga baik untuk membuat laporan harian, mingguan, bulanan serta tahunan dan juga administrasi dalam pelayanan semua kepentingan masyarakat.

Tentunya itu harus menggunakan anggaran dan harus dipenuhi oleh Kapolres/Kapolsek, karena SPKT sudah masuk dalam sinergitas kinerja satuan yang harus ada dan beroperasional dalam menjalankan kinerja di tingkat Polda, Polres dan Polsek.

Dengan .....

29 Dengan tidak ada mata anggaran di tingkat Polres/Polsek tersebut

tentunya anggaran itu harus dimunculkan dalam TOR dan masuk dalam DIPA Polres/Polsek sesuai dengan konsep anggaran berbasis kinerja.

Oleh karenanya untuk menunjuk pelaksanaan tugas dan beban kinerja operasional SPKT baik di tingkat Polda, Polres dan Polsek, tentu harus ada dukungan anggaran karena salah satu syarat mutlak bahwa Satker atau Sub satker akan beroperasi dengan baik, jika didukung dengan anggaran sesuai tupoksi dan kinerja yang diharapkan.

4. Sinergitas Dalam Pelaksanaan Tugas.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan realisasi beban kinerja yang harus

dipenuhi, maka SPKT Polda, Polres dan Polsek harus bersinergi dengan satker/subsatker/satuan/unit yang lain dalam menjamin pelaksanaan tugas Kepolisian pada umumnya.

Oleh karena itu baik SPKT Polda, Polres dan Polsek harus membuat HTCK dan SOP, sesuai dengan satuan kerja masing-masing. Secara garis besar sinergitas dalam pelaksanaan tugas pokok dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Sinergitas Internal

Yaitu melaksanakan sinergitas dengan internal Polri sesuai dengan

Satker masing-masing dalam hubungan kerja pelayanan kepada masyarakat, sehingga menghasilkan suatu kerjasama yang optimal dalam menjalankan tugas-tugas Kepolisian di Polda, Polres dan Polsek sesuai tupoksi SPKT.

Sinergitas kerjasama tersebut dapat berupa hubungan vertikal,

horizontal dan diagonal dan dalam pelaksanaannya dapat berupa koordinasi, kewenangan dan tanggung jawab, arahan dan petunjuk serta pengawasan dan pengendalian.

Secara keseluruhan, maka sinergitas kinerja tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Sinergitas dengan internal satker SPKT (Ka SPKT, Ka Siaga dan Urrenmin) 2) Sinegitas SPKT dengan fungsi opsnal 3) Sinegitas SPKT dengan fungsi pembinaan 4) Sinergitas SPKT dengan pimpinan (wasdal) 5) Sinergitas dengan piket fungsi 6) Sinergitas dengan satuan Kepolisian yang lain.

b. Sinergitas .....

30 b. Sinergitas Eksternal

Yaitu melaksanakan sinergitas dengan eksternal Polri sesuai dengan Satker masing-masing dalam hubungan kerja pelayanan kepada masyarakat, sehingga manghasilkan suatu kerjasama yang optimal dalam menjalankan tugas-tugas Kepolisian di Polda, Polres dan Polsek sesuai tupoksi SPKT.

Sinergitas kerjasama tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Dengan instansi terkait

Dalam hal mengatasi dan antisipasi gangguan kamtibmas berupa kejahatan yang terjadi di masyarakat maupun berupa bencana alam, rawan politik dan rawan konflik.

2) Dengan masyarakat

Dalam hal mengatasi gangguan kamtibmas dan laporan masyarakat khususnya melalui telepon, baik call centre SPKT dan telepon pengaduan 110 dari Mabes Polri. Termasuk dalam hal ini sesuai dengan bentuk pelayanan SPKT yaitu mengantar / mengarahkan masyarakat sesuai kepentingannya serta mengidentifikasi masyarakat yang membutuhkan pelayanan Kepolisian.

BAB IV .....

31

BAB IV

PRINSIP-PRINSIP DASAR TUGAS SPKT 1. Prinsip-Prinsip Dasar Pedoman Pelaksanaan Tugas Dalam melaksanakan tugas sebagai Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, maka harus mempunyai pegangan berupa prinsip-prinsp yang harus dijalankan,

agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan tugas SPKT Polda NTB dan Polres/Polsek Jajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Tugas SPKT berarti tugas siaga dengan anggota piket siaga SPKT dan piket fungsi dalam melayani kepentingan masyarakat.

b. Tugas SPKT melaksanakan penjagaan selama 1 x 24 jam untuk pelayanan masyarakat dan sekaligus pengamanan kesatrian, hal tersebut semakin nyata dalam pelaksanaan tugas di tingkat Polres dan Polsek Jajaran.

c. Sebagai etalase Polda, Polres dan Polsek dalam menerima segala kepentingan masyarakat yang harus mendapatkan pelayanan Kepolisian yang mempunyai letak di depan Polda, Polres dan Polsek.

d. Karena tugas piket siaga dan penjagaan, maka harus mempedomani manajemen penjagaan, ikut mendatangi TKP (olah TKP dan TPTKP), serta menerima laporan masyarakat/Dumas baik yang datang langsung maupun melalui Call Center SPKT dan Call Center 110 dari Mabes Polri.

e. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya SPKT Polda, Polres dan Polsek harus melaksanakan pelayanan Prima Kepolisian.

f. Operasional SPKT Polda, Polres dan Polsek harus optimal, baik personel/ DSP maupun sarana dan prasarananya mulai dari gedung call center dan logo SPKT, Mebeler, Komputer, Ranmor, dukungan anggota dan lain-lain mendukung dalam pelayanan kepada masyarakat yang harus memenuhi standar pelayanan minimal.

g. Adanya pamplet mekanisme pelayanan masyarakat, baik Dumas yang memenuhi syarat untuk dibuatkan Laporan Polisi (LP), maupun mekanisme pelayanan secara umum yang akan disalurkan pada fungsi yang berkepentingan. Hal tersebut untuk sebagai pedoman pelaksanaan tugas dari masyarakat dapat mudah memahami.

h. Segala sesuatu pelaksanaan tugas di SPKT menjadi tanggungjawab Ka SPKT baik Polda, Polres dan Polsek dan hal-hal yang penting atau prinsip dalam pelayanan atau pemecahan masalah, harus melalui langkah diskusi dan koordinasi baik internal SPKT atau dengan Satker/Satfung diluar SPKT.

2. Pelayanan …..

32

2. Pelayanan Prima Kepolisian sebagai Dasar dalam Bertugas Setiap pelayanan yang ada di Polri tentunya harus merupakan pelayanan Prima Kepolisian. Tentunya hal tersebut harus di awali dengan perubahan mind

set dan kultur set, karena hal tersebut merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pelayanan Prima Kepolisian mengandung pengertian yaitu pelayanan

terbaik yang diberikan Polri kepada masyarakat sebagai pelanggan atau pelapor atau orang yang mempunyai kepentingan di Kepolisian, sehingga dengan pelayanan Kepolisian tersebut masyarakat akan merasa puas (Publict Trust).

Ada beberapa hal harus dipedomani dan merupakan penjabaran dari

prinsip-prinsip pelayanan agar pelayanan Kepolisian dan pelayanan lain pada umumnya dapat dikatakan prima, yaitu :

a. Mudah b. Murah. c. Cepat. d. Ramah / sopan. e. Tidak Birokratis. f. Mengutamakan pelanggan. g. Tidak ada pungutan liar. h. Keamanan. i. Kenyamanan. j. Memuaskan pelanggan/masyarakat. 3. Prinsip-prinsip Dasar Perubahan Polri dalam Pelaksanaan Pelayanan Prima

di SPKT Untuk melaksanakan pelayanan Prima ditubuh Polri, maka harus action plan

dan kita perlu harus ada perubahan-perubahan yang dilakukan, sehingga prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas SPKT Polda NTB khususnya, dapat berjalan dan dipedomani dengan baik dalam pelaksanaan tugas pelayanan.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang dapat dipedomani dan diterapkan

dalam pelaksanaan tugas SPKT Polda NTB dan Polres/Polsek Jajaran, agar dapat melaksanakan Pelayanan Prima Kepolisian kepada masyarakat, adapun beberapa prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Melaksanakan Prinsip Perubahan Kultur Polri (Culture Set). Untuk merubah kultur di lingkungan Polri, tentunya bukan merupakan

hal yang mudah, tentunya harus ada etikat untuk melaksanakan perubahan dan gerakan rekonsiliasi atau kebersamaan bertindak untuk mencapai tujuan.

Dalam …..

33

Dalam perubahan kultur tersebut ada beberapa kriteria pokok yang harus dilaksanakan dan merupakan inti dari action plan serta harus dilaksanakan oleh Polri, jika Polri yang kita cintai mau untuk berubah.

Adapun 3 (tiga) kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Perubahan Artefak.

Merupakan perubahan kinerja Polri yang lebih baik, perubahan sarana prasarana pendukung dan bangunan di lingkungan Polri, tampilan Polri secara individu dan satuan serta sikap dan prilaku semua anggota Polri yang mencerminkan keberadaan Polri sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayanan masyarakat, penegak hukum serta pemelihara kamtibmas.

Perubahan artepak ini, merupakan penilaian dari masyarakat terhadap perubahan nyata secara kasaf mata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian perubahan artepak merupakan cara pandang dan penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap apa yang dapat dilihat, dirasakan dan dialami terhadap keberadaan Polri yang sudah berubah.

2) Perubahan Perilaku.

Merupakan perubahan sikap dan perilaku setiap anggota Polri baik individu maupun secara kesatuan, dari perilaku yang kurang baik menjadi perilaku yang baik, perilaku yang kurang terpuji menjadi perilaku yang terpuji dan perilaku yang kurang optimal menjadi perilaku yang optimal. Hal tersebut dilakukan baik di lingkungan kerja maupun di luar jam dinas.

Secara kasaf mata baik bangunan dan tampilan Polri dilapangan sudah maksimal, akan tetapi sikap dan perilaku anggota Polri baik individu (oknum) atau secara kesatuan tidak menunjukkan perilaku yang baik, maka masyarakat menilai bahwa Polri belum kembali.

Oleh karena itu di setiap pelayanan-pelayanan Kepolisian di SPKT-SPKT baik di Polda NTB dan Polres/Polsek Jajaran, harus melaksanakan tugas dengan perilaku yang benar dalam rangka perubahan kultur Polri.

3) Perubahan Paradigma Polri (Mind Set).

Perubahan paradigma Polri boleh dikatakan proses perubahan yang meluas kedalam dan lebih ditekankan pada individu-individu anggota Polri yang berpengaruh pada kesatuan.

Dengan adanya Paradigma Polri dalam rangka perubahan kultur, maka setiap anggota Polri dituntut untuk berubah sikap perilaku dalam kinerja dan diluar jam kerja serta kinerja Polri secara keseluruhan harus berubah.

Perubahan …..

34

Perubahan Paradigma (Mind Set) tersebut mencakup perubahan terhadap hal-hal yang lebih komplek dari 2 (dua) hal yang telah dibahas diatas dan lebih merupakan doktrin Polri yang harus dipahami dan dilaksanakan sesuai kebijakan Pimpinan.

Untuk melakukan perubahan Paradigma tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan secara menyeluruh (holistik) dan diikuti tindakan nyata berupa action plan dan aktif police yang berupa perubahan-perubahan diantaranya adalah:

a) Perubahan artefak. b) Perubahan perilaku c) Perubahan tata nilai dan d) Manajemen perubahan.

Dari uraian ketiga perubahan tersebut diatas, maka dapat diberikan pandangan yang berhubungan dengan setiap perilaku dalam pelaksanaan tugas yang harus dipedomani dalam pelayanan di SPKT khususnya dan tugas Polri keseluruhan pada umumnya dapat dijelaskan diantaranya:

SIKAP PERILAKU

Tidak diharapkan Diharapkan

- Antagonis - Protagonis - Reaktif - Proaktif - Legalitas - Legitimitas - Elitis - Populis - Arogan - Humanis - Otoriter - Demokratis - Tertutup - Transparan - Akuntabilitas Vertikal - Akuntabilitas Pablik - Monologis - Dialogis

Adapun gambaran secara global dalam rangka melaksanakan prinsip- prinsip perubahan kultur dapat dilihat pada skema perubahan kultur dalam rangka reformasi kultur Polri dibawah ini :

b. Pelayanan .....

REFORMASI

KULTURAL

PERUBAHAN

ARTEFAK

PERUBAHAN PARADIGMA

( MINSET )

PERUBAHAN

PERILAKU

ANTAGONIS

REAKTIF

LEGALITAS

ELITIS

AROGAN

OTORITER

TERTUTUP

AKUNTABILTAS VERTIKAL

MONOLOGIS

PROTAGONIS

PROAKTIF

LEGITIMITAS

POPULIIS

HUMANIS

DEMOKRATIS

TRANSPARAN

DIALOGIS

AKUNTABILTAS PUBLIK

35

b. Pelayanan Dengan Mengedepankan Prinsip Etika dan Estetika. Dari pokok bahasan sesuai dengan judul, maka ada 2 (dua) hal yang

harus dipahami dan ditetapkan, yaitu : 1) Perinsip Etika secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai perbuatan

yang dapat dikatakan baik atau tidak baik, sesuai dengan aturan atau tidak, menyenangkan atau menyakiti orang lain dan lain-lain perbuatan serta tingkah laku yang secara mudah dapat dikatakan etis atau tidak etis.

Oleh karena itu sikap dan perilaku petugas dalam pelayanan yang ada setiap SPKT harus mengandung unsur-unsur:

(a) Ramah. (b) Sopan Santun. (c) Humanis. (d) 3 (S) Senyum, Sapa dan Salam. (e) Profesional. (f) Proporsional. (g) Tidak ada pungutan liar. (h) Mengutamakan pelayanan masyarakat. 2) Perinsip Estetika Dalam Pelaksanaan Pelayanan. Pengertian estetika secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai suatu

keadaan atau situasi dan kondisi yang diciptakan untuk dapat dirasakan keindahan dan kenyamanannya.

Oleh karena ini prinsip estetika dalam pelayanan kepada masyarakat,

maka baik bangunan/gedung maupun petugas pelayanan yang ada di SPKT Polda NTB, Polres dan Polsek harus dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

Secara global prinsip estetika dalam pelayanan publik dapat dijabarkan

sebagai berikut: (a) Keindahan. (b) Kenyamanan. (c) Ketenangan. (d) Simpati. (e) Keamanan. Demikian prinsip-prinsip dasar tugas SPKT diberikan untuk dijadikan

pedoman dalam pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polda, SPKT Polres dan SPKT Polsek Jajaran Polda NTB, dengan harapan pelayanan Kepolisian kedepannya akan semakin lebih baik.

BAB V .....

36

BAB V

BENTUK-BENTUK PELAYANAN PELAKSANAAN TUGAS SPKT

Tugas pokok SPKT tentunya untuk melayani masyarakat yang akan melapor/mengadu ke kantor Polisi, tentunya ini bisa dilakukan dengan masyarakat datang langsung dan melapor, atau melalui media untuk dilayani oleh petugas dari laporannya tersebut.

Begitu juga pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Polri tidak cukup hanya di dalam kantor Polisi saja atau di SPKT saja, tetapi harus dilakukan pelayanan keluar kantor Polisi sebagai tanggapan dari laporan masyarakat.

Dari penjelasan tentang pelayanan yang harus dilakukan SPKT sebagai pelaksanaan tugas pokoknya, maka dapat dijabarkan menjadi beberapa bentuk pelayanan, yaitu pelayanan langsung dan tidak langsung serta pelayanan internal dan eksternal.

Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk pelayanan di SPKT dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Asal dari Laporan/Pengaduan Masyarakat. Ditinjau dari asal laporan/pengaduan masyarakat, maka dapat dibedakan menjadi

2 (dua) pelayanan di SPKT, yaitu: a. Pelayanan Langsung.

Pelayanan langsung apabila masyarakat yang akan melapor/ mengadukan permasalahan atau yang mempunyai kepentingan terhadap Polisi, datang langsung ke kantor Polisi atau ke SPKT untuk menyelesaikan permasalahannya.

Kepolisian melalui SPKT Polda, Polres dan Polsek akan melayani masyarakat dengan Pelayanan Prima Kepolisian, dengan kata lain bahwa SPKT Polda, Polres dan Polsek sebagai etalase Kantor Polisi untuk melayani masyarakat.

Disamping itu juga untuk mempermudah dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam rangka mendapatkan pelayanan yang lainnya.

b. Pelayanan Tidak Langsung. Pelayanan tidak langsung apabila masyarakat yang akan melapor,

mengadu atau yang mempunyai kepentingan terhadap Polisi, tidak datang langsung, tetapi melalui media elektronik khususnya melalui telepon baik call center SPKT dan kontak center 110/call center 110 yang terhimpun di Mabes Polri untuk dilanjutkan ke Polres dimana asal tempat masyarakat tersebut melapor kejadian tersebut terjadi.

Pada .....

37 Pada dasarnya Kepolisian akan menerima secara terbuka dan

merespon setiap masyarakat yang melapor melalui telepon ataupun SMS untuk diambil tindakan Kepolisian sesuai bobot kejadian yang terjadi di TKP atau cukup untuk dilakukan patroli saja.

Untuk yang paling ringan dari tanggapan pelayanan Kepolisian yaitu masyarakat yang membutuhkan informasi, bisa langsung disalurkan pada piket fungsi opsnal untuk mendapatkan penjelasan atau cukup pada siaga SPKT saja.

2. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Petugas di SPKT. Ditinjau dari pelayanan yang dilakukan petugas di SPKT, maka bentuk pelayanan

dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Pelayanan Internal.

Pelayanan yang dilakukan oleh petugas SPKT dan piket fungsi opsnal lainnya dalam melayani masyarakat yang melapor/mengadu atau mempunyai kepentingan, yang dilaksanakan secara internal di SPKT atau di dalam lingkungan kantor Polisi, baik Polda, Polres dan Polsek.

Petugas SPKT dan piket fungsi tersebut akan melayani masyarakat sampai permasalahan yang dilaporkan atau kepentingannya bisa terpenuhi atau terselesaikan.

Pelayanan internal tersebut dilakukan mulai dari masyarakat yang membutuhkan informasi, mencari surat keterangan kehilangan, sampai laporan pengaduan tindak pidana, jika memenuhi pasal-pasal dalam KUHP dan selanjutnya akan dibuatkan Laporan Polisi sebagai awal dilakukan penyidikan oleh Reskrim.

b. Pelayanan Eksternal.

Pelayanan yang dilakukan oleh petugas SPKT dan piket fungsi opsnal yang lain dalam menanggapi laporan/pengaduan atau kepentingan masyarakat, yang dilakukan secara eksternal pada SPKT atau diluar kantor Polisi, baik Polres dan Polsek.

Pelayanan eksternal petugas SPKT dan piket fungsi bisa dilakukan karena masyarakat datang langsung melapor ke SPKT atau laporan melalui telepon.

Atau pelayanan eksternal dilakukan sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus atau tindak lanjut dari mendasari laporan masyarakat yang dilakukan secara rutin guna antisipasi. Contoh mendatangi TKP, patroli dan menolong korban bencana atau bisa juga laka lantas dan lain-lain yang akan menyebabkan gangguan kamtibmas di wilayah hukum masing-masing, sebagai contoh: pohon tumbang di jalan, bencana banjir, bencana tanah longsor dan patroli ke tempat-tempat rawan GKTM serta tempat pelayanan masyarakat lainnya.

Demikian .....

38

Demikian bentuk-bentuk pelayanan di SPKT dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagai tolok ukur kinerja yang dituntut sebagai pelaksanaan tugas Kepolisian dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kehendak Pimpinan.

Tentunya semua itu harus berpedoman pada institusi Polri yaitu Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah dan juga pada tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

BAB VI .....

39

BAB VI

KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PENGADUAN SAMPAI PEMBUATAN LAPORAN POLISI

1. Tugas Pelayanan Pengaduan dan Pembuatan Laporan Polisi. Pelaksanaan pelayanan pengaduan/laporan sampai pada pembuatan

Laporan Polisi (LP) merupakan tugas yang membutuhkan suatu proses. Hasil akhir dari proses tersebut bisa sampai pembuatan Laporan Polisi (LP) atau tidak bisa dibuatkan LP karena tidak memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau tidak cukup bukti.

Tentu dalam hal ini harus ada kordinasi yang sinergis dan saling

mendukung antara petugas SPKT dengan fungsi Reskrim secara terpadu, kecuali bila tindak pidana tersebut ditemukan langsung atau tertangkap tangan oleh petugas Reskrim. Jika hal tersebut terjadi, maka LP yang di buat tentunya Laporan Polisi model A, dan petugas reskrim baik Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba. Setelah membuat LP maka akan meminta nomor di SPKT. Dengan kata lain LP model A yang dibuat oleh petugas Reskrim akan meminta nomor di SPKT dan mengetahui petugas siaga SPKT untuk pengesahannya. Pada Laporan Polisi model B, tentunya masyarakat datang melapor mengadukan permasalahannya ke SPKT. Hal ini harus melalui kordinasi dan diskusi antar petugas Reskrim dengan siaga SPKT untuk menentukan perkara tersebut merupakan tindak pidana atau bukan, karena tidak memenuhi unsur-unsur dan tidak cukup bukti. Jika memenuhi unsur, maka Reskrim akan mengeluarkan rekomendasi untuk di buatkan LP dan selanjutnya LP diserahkan ke Reskrim dari SPKT dengan nota dinas.

Dengan uraian tersebut di atas, maka dapat di sampaikan beberapa ketentuan pembuatan Laporan Polisi sesuai dengan jenisnya yaitu:

PEMBUATAN LAPORAN POLISI

a. Laporan Polisi Model “A”

1. Ditemukan langsung atau tertangkap tangan; 2. Laporan Polisi tanpa tanda tangan pelapor; 3. Setiap Laporan Polisi mengetahui Ka Siaga SPKT; 4. Tanpa ada Rekomendasi Reskrim; 5. Reskrimsus dan Narkoba.

b. Laporan Polisi Model “B”

1. Berdasarkan laporan/pengaduan masyarakat; 2. Laporan Polisi tanda tangan pelapor; 3. Setiap Laporan Polisi mengetahui Ka Siaga SPKT; 4. Laporan Polisi dibuat setelah ada Rekomendasi dari Reskrim; 5. Reskrimum.

c. Dalam.....

40 c. Dalam Nomor Laporan Polisi harus tertera SPKT pada bagian akhir

Contoh LAPORAN POLISI Nomor : LP/ / /20..../SPKT

d. Laporan Polisi dibuat unsur 2 yang disangkakan untuk menghindari

tunggakan kasus setelah dilaporkan ke Mabes Polri Piknas.

e. Laporan Polisi Harus seragam dan sesuai ketentuan

Sedangkan petugas pelayanan laporan pengaduan sampai pembuatan Laporan Polisi tentunya secara terpadu antara SPKT dan reskrim yang mempunyai kewenangan untuk investigasi dalam hal ini penyidikan, penyelidikan dan upaya paksa terhadap suatu tindak pidana, termasuk dalam hal ini petugas Propam jika masalah yang dilaporkan masyarakat tersangkanya anggota Polri. Dengan kata lain pelayanan terhadap laporan pengaduan masyarakat akan di tangani secara terpadu oleh petugas Polri yang diberikan suatu wadah yaitu di SPKT Polda NTB.

Adapun petugas pelayanan pengaduan masyarakat sampai pembuatan

Laporan Polisi secara tugas yang diemban dalam wadah SPKT dapat diuraikan sebegai berikut:

Petugas dalam pelayanan laporan pengaduan masyarakat a. Ka SPKT

1) Menjamin kualitas pelayanan pengaduan masyarakat terhadap suatu tindak pidana bisa terlayani dengan baik dan sesuai dengan ketentuan atau prosedur.

2) Sebagai kontrol terhadap pelaksanaan diskusi atau kordinasi antara Siaga SPKT dengan petugas Reskrim dalam menentukan pengaduan tersebut, merupakan tindak pidana dan membuat LP sebagai awal dilakukan penyidikan oleh Reskrim.

3) Sebagai kontrol terhadap ketepatan dan kecepatan pengiriman LP ke Piknas Mabes Polri.

b. Siaga SPKT

1) Menerima laporan pengaduan masyarakat dengan pelayanan yang terbaik (Pelayanan Prima) dan mengadakan pemeriksaan awal.

2) Melaksanakan kordinasi dan diikuti dengan piket Reskrim sesuai dengan perkara yang dilaporkan (Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba).

3) Membuat Laporan Polisi setelah mendapat rekomendasi dari Reskrim dan melaporkan LP ke Piknas Mabes Polri.

c. Staf .....

41 c. Staf SPKT 1) Membantu Ka SPKT dalam tugas pelayanan laporan pengaduan

masyarakat secara umum.

2) Membantu segala bentuk administrasi pendukung dalam pelaksanaan pelayanan laporan pengaduan sampai pembuatan LP.

d. Petugas Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba 1) Melayani setiap pengaduan masyarakat khususnya yang datang

melapor ke SPKT tentang tindak pidana. 2) Melaksanakan diskusi dan kordinasi dengan siaga SPKT untuk

menentukan laporan pengaduan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan yang diawali dengan pemeriksaan terhadap pelapor.

3) Membuat rekomendasi kepada SPKT untuk pembuatan LP jika terbukti

laporan tersebut merupakan tindak pidana. 4) Jika tindak pidana tersebut tertangkap tangan atau ditemukan

langsung oleh petugas Reskrim, maka akan dibuatkan LP model A dan selanjutnya memintakan nomor ke SPKT dengan mengetahui Ka Siaga SPKT.

5) Memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat yang ingin

mengetahui hasil perkembangan penyidikan petugas terhadap masalah yang sedang ditangani.

6) Melayani public complain terhadap penyelesaian masalah kriminal

yang sedang ditangani petugas Reskrim. e. Petugas Propam 1) Melayani setiap pengaduan masyarakat yang harus ditangani oleh

petugas Propam. 2) Menerima laporan pengaduan masyarakat terhadap pelanggaran atau

penyimpangan anggota Polri dan PNS Polri untuk ditangani sesuai dengan prosedur hukum.

3) Pelanggaran anggota yang dilaporkan masyarakat ke Propam lebih di

tekankan pada masalah tipiring atau pelanggaran disiplin. 4) Melayani laporan masyarakat terhadap penyimpangan anggota secara

umum dan melayani public complain terhadap perilaku anggota dalam tugas dan diluar dinas.

f. Petugas .....

42 f. Petugas Resepsionis a. Menerima setiap masyarakat yang datang ke SPKT

b. Memberikan buku tamu untuk diisi serta mencatat keperluannya.

c. Mengarahkan serta mengantar masyarakat sesuai dengan kepentingannya.

2. Mekanisme Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan LP. Sebelum penjelasan tentang mekanisme untuk lebih memudahkan

menerapkan mekanimse tersebut berjalan, maka ada pemahaman yang perlu diberikan sebagai tambahan dalam pembuatan LP. Adapun syarat-syarat Laporan Polisi secara formil dan materiil dapat diuraikan sebagai berikut :

B. MATERIL .....

43

Dengan .....

44

Dengan memahami tentang pembuatan Laporan Polisi setiap petugas pelayanan laporan pengaduan masyarakat dapat menerapkan kedalam suatu tata cara atau mekanisme pelayanan pengaduan yang optimal, serta produk Laporan Polisi yang dibuat akan optimal pula.

Tata cara kinerja yang telah disampaikan mengenai pelayanan pengaduan

sampai pembuatan Laporan Polisi semuanya akan mendukung. Jika petugas yang mengawaki memahami akan tugasnya yang merupakan suatu proses kinerja yang dilaksanakan secara terpadu.

Adapun mekanisme atau tata cara pelayanan pengaduan masyarakat ke

SPKT dapat dijelaskan pada skema alur pikir di bawah ini:

3. Pembuatan .....

45 3. Pembuatan dan pengiriman Laporan Polisi ke Piknas Mabes Polri Pelaksanaan tugas pembuatan Laporan Polisi merupakan tugas terakhir

terpadu yang dilakukan dengan fungsi opsnal Reskrim baik Reskrimum, Reskrimsus dan Narkoba. Walaupun demikian jika Laporan Polisi tersebut model A, tetap saja harus mengetahui siaga SPKT dan mengambil nomor. Pelaksanaan kegiatan selanjutnya, Reskrim akan menindak lanjuti Laporan Polisi tersebut dengan melakukan investigasi dalam menegakkan hukum.

Dengan penjelasan yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya,

baik pembuatan Laporan Polisi model A dan Laporan Polisi model B semuanya harus memenuhi syarat dan tata cara yang telah menjadi ketentuan dan kebijakan Pimpinan. Dari masyarakat datang melapor tentang tindak pidana yang diadukan ke SPKT, menerima Laporan pengaduan sampai pada proses pemeriksaan atau penanganan yang terpadu dan terakhir pada pembuatan Laporan Polisi jika perkara yang di laporkan memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau cukup bukti, dengan pertimbangan berdasarkan kepentingan (mesecytas) tertentu yang menuntut kewajiban petugas harus membuat Laporan Polisi. Salah satu contoh yang dapat disampaikan di sini yaitu: laporan pengaduan terhadap WNA yang datang melapor karena peristiwa asusila atau pemerkosaan. Dengan azas pelayanan kepada masyarakat dan kepentingan negara, maka hal tersebut segera dibuatkan Laporan Polisi untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh petugas Reskrim.

Dari Laporan Polisi yang sudah dibuat tersebut, maka harus dapat di pertanggungjawabkan, karena setiap Laporan Polisi yang dibuat, pada kesempatan pertama akan dilaporkan ke Piknas Mabes Polri. Jadi pendataan oleh Mabes Polri mengenai Laporan Polisi yang masuk dari SPKT Polda NTB dan SPKT Polres jajaran tetap dilakukan dan menjadi penilaian tersendiri terhadap kelancaran pelaporannya dan yang tidak kalah pentingnya yaitu tindak lanjut penanganan perkara dari Laporan Polisi yang sudah masuk ke Piknas Mabes Polri.

Ketentuan sistem dan Mekanisme Pelaporan ke Piknas a. Laporan Polisi baik dari SPKT Polda NTB dan SPKT Polres Jajaran di

laporkan ke Piknas Mabes Polri.

b. Pengiriman Laporan Polisi agar dilakukan pada kesempatan pertama.

c. Operator Komputer SPKT:

1) Operator Harus Terampil/terlatih; 2) Harus Bisa mengisi Aplikasi format LP yang telah ditentukan Piknas

Mabes Polri; 3) Operator anggota siaga SPKT dan sudah di Sprinkan. d. Jika ada kerusakan jaringan agar segera dilakukan perbaikan (kordinasi

Bid TI).

BAB VII .....

46

BAB VII

PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT YANG TERPADU

Untuk membahas mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan pada SPKT, maka tidak lepas dari penjelasan tentang urutan langkah-langkah dari awal sampai akhir yang harus dilaksanakan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Proses urutan langkah-langkah tersebut tentunya diawali dari laporan masyarakat, pengaduan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung atau pelayanan terhadap seluruh kepentingan masyarakat ke SPKT, kemudian dari laporan masyarakat tersebut dilanjutkan dengan proses pelayanan oleh petugas Polri di SPKT dan fungsi-fungsi terkait sampai ada suatu pemecahan masalah, serta adanya aut come yang dapat dirasakan dan masyarakat menjadi puas.

Dari gambaran tersebut di atas, selanjutnya untuk membahas lebih dalam tentang mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT sesuai dengan proses pelayanan yang sudah dijelaskan, tentunya sesuai dengan urutan langkah-langkah yang ada, yang diawali dari laporan masyarakat, pengaduan masyarakat dan kepentingan masyarakat, maka mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Langsung

Pelayanan langsung apabila masyarakat yang melapor, mengadu dan mempunyai kepentingan datang langsung ke kantor Polisi atau lebih khususnya lagi di SPKT. Setelah datang dan melapor, maka masyarakat tersebut akan dilayani oleh petugas pelayanan Polri sesuai dengan kepentingan dari proses awal sampai akhir.

Adapun mekanisme terhadap pelayanan secara langsung tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mekanisme laporan/pengaduan masyarakat yang merupakan Tindak Pidana kalau laporan/pengaduan masyarakat tersebut merupakan tindak pidana, maka proses awal dari pelayanan kepada masyarakat sesuai unsur-unsur pasal yang dipersangkakan akan dilakukan pembuatan Laporan Polisi (LP).

Untuk lebih jelasnya, mekanisme yang dapat diberikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pelayanan sesuai dengan urutan proses pelayanan yaitu:

1) Masyarakat mempunyai kepentingan. 2) Masyarakat datang ke SPKT. 3) Masyarakat diterima oleh piket siaga SPKT. 4) Untuk SPKT Polda diterima terlebih dahulu oleh petugas resepsionis

(mengisi buku tamu).

5) Pelayanan .....

47

5) Pelayanan awal terhadap laporan dan pengaduan masyarakat (pemeriksaan awal) oleh siaga SPKT.

6) Pelayanan pemeriksaan oleh piket siaga SPKT dan piket Reskrim. 7) Proses diskusi terhadap tindak pidana atau bukan. 8) Menentukan pasal-pasal atau unsur-unsur pidana yang dilanggar. 9) Rekomendasi Reskrim kepada SPKT untuk dibuatkan LP. 10) Pembuatan LP oleh piket siaga SPKT. 11) LP diserahkan ke Reskrim dengan nota dinas. 12) Melaporkan LP ke Piknas Mabes Polri. b. Mekanisme laporan/pengaduan masyarakat Bukan Tindak Pidana kalau

laporan/pengaduan masyarakat tersebut bukan merupakan tindak pidana, maka proses awal dari pelayanan kepentingan dan laporan/pengaduan masyarakat yang tidak terbukti suatu tindak pidana dapat dijelaskan sesuai dengan urutan mekanisme pelayanan sebagai berikut:

1) Masyarakat mempunyai kepentingan. 2) Masyarakat datang ke SPKT. 3) Masyarakat diterima oleh piket siaga SPKT. 4) Untuk SPKT Polda diterima terlebih dahulu oleh petugas resepsionis

(mengisi buku tamu). 5) Pelayanan awal pengaduan masyarakat oleh siaga SPKT (bukan

tindak pidana). 6) Pelayanan kepentingan masyarakat. 7) Petugas melaksanakan pelayanan prima (etika dan estetika). 8) Meneruskan ke piket fungsi sesuai kepentingannya. 9) Adanya pemecahan masalah. 10) Kepentingan masyarakat terlayani dengan baik. 11) Masyarakat puas. 12) Public Trust. 2. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Tidak Langsung

Pelayanan laporan tidak langsung apabila masyarakat yang melapor, mengadu atau yang mempunyai kepentingan tidak datang langsung ke kantor Polisi atau di SPKT, tetapi melalui telepon call center SPKT atau melalui call center 110 yang terhimpun di Mabes Polri.

Untuk pelayanan yang tidak langsung ini, maka pelayanannya dapat dilakukan secara internal dan eksternal sesuai kebutuhan yang dilakukan petugas pelayanan SPKT dan piket fungsi yang ada.

Untuk lebih jelasnya dari pelayanan laporan tidak langsung secara mekanismenya dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pelayanan Internal.

Dari laporan, pengaduan atau kepentingan masyarakat melalui Call Center sesuai urut-urutan atau mekanisme pelayanan yang dilakukan SPKT dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Masyarakat .....

48 1) Masyarakat mempunyai kepentingan. 2) Masyarakat telepon ke call center SPKT atau call center 110 Mabes

Polri. 3) Penerimaan telepon dari masyarakat sesuai dengan etika pelayanan

yang benar. 4) Menanyakan secara detail baik identitas pelapor maupun

kepentingannya. 5) Petugas mencatat pada buku registrasi. 6) Petugas (resepsionis) meneruskan ke piket fungsi atau cukup

ditangani oleh siaga SPKT. 7) Adanya pemecahan masalah. 8) Kepentingan masyarakat terlayani dengan baik. 9) Masyarakat puas. 10) Public Trust. a. Pelayanan Eksternal.

Dari laporan, pengaduan atau kepentingan masyarakat melalui call center yang membutuhkan pelayanan eksternal oleh petugas di luar kantor SPKT atau di luar kantor Kepolisian baik tingkat Polda, Polres dan Polsek.

Adapun mekanisme pelayaan eksternal yang dilakukan oleh petugas SPKT dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Masyarakat mempunyai kepentingan. 2) Masyarakat telepon ke call center SPKT atau call center 110 Mabes

Polri. 3) Penerimaan telepon dari masyarakat sesuai dengan etika pelayanan

yang benar. 4) Menanyakan secara detail baik identitas pelapor maupun

kepentingannya. 5) Petugas mencatat pada buku registrasi. 6) Petugas (resepsionis) meneruskan ke piket siaga SPKT. 7) Piket siaga SPKT meneruskan ke piket fungsi sesuai laporan/

pengaduan masyarakat dengan mengedepankan fungsi. 8) Mengedepankan fungsi Sabhara untuk pelayanan pengamanan dan

patroli (presentif) serta mendatangi TKP dan Pam TKP. 9) Mengedepankan fungsi Reskrim untuk pelayanan mendatangi TKP

dan olah TKP. 10) Mengedepankan fungsi Intelijen untuk kegiatan yang perlu

dilaksanakan penyelidikan terlebih dahulu sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat.

11) Menindaklanjuti setiap laporan yang telah dilakukan tindakan awal sampai pada tindakan kepolisian selanjutnya, bahkan sampai pembuatan Laporan Polisi bila merupakan tindak pidana.

Mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT dibuat dalam bentuk pamplet

dan dapat dilihat baik oleh petugas dan masyarakat yang datang di SPKT baik ditingkat Polda, Polres dan Polsek.

Dengan .....

49

Dengan adanya mekanisme tersebut pelaksanaan pelayanan di SPKT lebih jelas dan terkoordinir karena akan menjadi sinergitas yang telah disepakati dan SOP yang jelas dalam pelaksanaan tugas masing-masing fungsi Opsnal dengan SPKT.

Adapun Mekanisme pelaksanaan tugas pengaduan masyarakat sebagaimana

penerapan pembangunan zona integritas dalam rangka pelayanan kepentingan dan laporan/pengaduan masyarakat beserta foto-foto pelaksanaan tugas yang dilakukan di SPKT Polda NTB sebagaimana terlampir pada halaman belakang.

Mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan kepentingan dan laporan/pengaduan masyarakat sebagai pedoman dan dapat diambil sebagai contoh yang dapat diterapkan pada tingkat Polres/Polsek sebagimana yang sudah diterapkan di SPKT Polda NTB.

Termasuk dalam hal ini Label SPKT harus ada dan terpampang pada etalase terdepan sebagai pelayanan yang terpadu antara siaga SPKT dan piket fungsi yang lain khususnya Reskrim dalam pelayanan pengaduan masyarakat.

Hal tersebut dengan acuan bahwa sebagian besar khususnya pada tingkat Polsek sudah melaksanakan dan membuat Label SPKT pada etalase Polsek dan ruangan yang tersedia sebagai pelayanan kepada masyarakat yang terpadu.

Oleh karena itu bagi Polres/Polsek yang belum melaksanakan penerapan baik Label SPKT, pelayanan yang terpadu dan membuat mekanisme pelayanan kepentingan dan laporan/pengaduan masyarakat agar menyesuaikan dengan yang sudah terdapat pada lampiran buku SOP Polda NTB.

Demikian yang bisa diberikan sebagai pedoman agar SPKT baik di tingkat Polda,

Polres/Polsek agar optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan yang diamanatkan dalam Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010.

Sehingga pelaksanaan tugas pelayanan pada SPKT baik di tingkat Polda, Polres dan Polsek mempunyai suatu kinerja yang bisa diukur dalam melaksankan tugas pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

BAB VIII ....

50

BAB VIII

PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PADA INTERNAL SATKER SPKT POLDA NTB

1. Umum

Pada penjabaran tentang prosedur operasional internal Satker SPKT Polda NTB, maka akan dijabarkan tentang tugas-tugas rutin yang telah sedang dan akan dilaksanakan yang menjadi bahan kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan peran SPKT Polda NTB. Masing-masing tugas tersebut tentunya akan mempunyai operasional prosedur yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis tugasnya dan tanggung jawab serta job diskriptionnya. Pada Satker SPKT pelaksanaan tugasnya ada yang sama dengan Satker lain ada pula yang berbeda, karena SPKT mempunyai tugas pokok pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas-tugas rutin dan operasional tentu sesuai dengan jenisnya akan mempunyai prosedur operasional yang lebih di formalkan menjadi Standar Operasional Prosedur ( SOP ). Dari uraian tersebut diatas, maka ada beberapa SOP internal SPKT Polda NTB yang merupakan prosedur operasional yang disepakati dan menjadi pedoman bagi pelaksanaan beberapa jenis tugas yang telah, akan dan sedang dilaksanakan. Beberapa jenis tugas tersebut dijabarkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur yang dapat diuraikan sebagai berikut.

2. Prosedur Operasional Tugas Internal Satker SPKT Adapun Prosedur Operasional tugas internal Satker SPKT dapat dijabarkan

sesuai SOP yang ada di bawah ini:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENYUSUNAN ANEV/LAKIP

a. 1. Tujuan

2. Standar Operasional Prosedur penyusunan anev bertujuan sebagai

pedoman standar bagi para personel SPKT Polda NTB dalam memberikan analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok SPKT Polda NTB selama 1 (satu) tahun.

b. 3. Proses penyusunan Anev/Lakip 4.

Tahap Persiapan

1) Persiapan .....

51 5.1.1 5.1.2 1) 5.1.3 Persiapan penyusunan rencana kegiatan anev dilengkapi surat

perintah diajukan kepada Paurren melalui Kaurrenmin, setelah disetujui rencana kegiatan Anev/ Lakip lengkap dengan dilampirkan jadwal pelaksanaan kemudian disajikan kepada KA SPKT Polda NTB untuk mendapatkan persetujuan;

5.1.4 2) 5.1.5 Setelah mendapatkan disposisi Ka SPKT Polda NTB rencana kegiatan

Anev/Lakip dikembalikan kepada Kaurrenmin SPKT Polda NTB; 5.1.6 3) 5.1.7 Ka SPKT Polda NTB memberikan disposisi kepada Kaurrenmin

selanjutnya Paurren mempersiapkan administrasi dan materi Anev/Lakip;

5.1.8 4) Kaurrenmin bersama Tim yang ditunjuk mempersiapkan berbagai hal

yang berkaitan dengan Anev dan melaporkan hasil Anev/Lakip kepada Ka SPKT Polda NTB.

c. 6. Mekanisme penyusunan Anev/Lakip

7. ANEV / LAKIP PAUR REN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

setelah disetujui rencana

kegiatan Anev / Lakip

lengkap dengan dilampir

kan jadwal pelaksanaan

kemudian disajikan kpd

KA SPKT Polda NTB

penyusunan

rencana

kegiatan anev

dilengkapi surat

perintah

Ka SPKT Polda NTB

disposisi rencana

kegiatan Anev/Lakip

dikembalikan kepada

Kaurrenmin

Ka SPKT Polda NTB

memberikan disposisi

kepada Kaurrenmin

mempersiapkan

administrasi dan

materi Anev/Laki

Menerima disposisi Ka SPKT

Kaurrenmin bersama Tim

yang ditunjuk mempersiap

kan berbagai hal yang

berkaitan dengan Anev dan

melaporkan asilnya kepada

Ka SPKT Polda NTB

Selesai

52

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENYUSUNAN DIPA/RKA-KL

a. 3. Tujuan 4.

Standar operasional prosedur penyusunan DIPA RKA-KL bertujuan sebagai pedoman standar bagi para Personel SPKT Polda NTB dalam DIPA RKA-KL terhadap pelaksanaan tugas pokok SPKT Polda NTB selama 1 (satu) tahun.

b. 5. Proses penyusunan DIPA/RKA-KL 6.

Tahap Persiapan

1) Persiapan penyusunan rencana kegiatan penyusunan DIPA RKA-KL dilengkapi surat perintah diajukan kepada Paurren melalui Kaurrenmin, setelah disetujui rencana kegiatan penyusunan DIPA RKA-KL dengan dilampirkan jadwal pelaksanaan kemudian disajikan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk mendapatkan persetujuan;

2) Setelah mendapatkan disposisi Ka SPKT Polda NTB rencana kegiatan penyusunan DIPA RKA-KL dikembalikan kepada Kaurrenmin SPKT Polda NTB;

3) 5.1.9 Ka SPKT Polda NTB memberikan disposisi kepada Kaurrenmin selanjutnya Paurren mempersiapkan administrasi dan materi penyusunan DIPA RKA-KL;

4) Kaurrenmin bersama Tim yang ditunjuk mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan penyusunan DIPA RKA-KL dan melaporkan hasilnya kepada Ka SPKT Polda NTB.

c. 8. Mekanisme penyusunan DIPA RKA-KL

DIPA RKA-KL PAUR REN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

rencana kegiatan penyu

sunan DIPA RKA-KL dgn

dilampirkan jadwal pelaksa

naan kemudian disajikan

kpd Ka SPKT Polda NTB

untuk mendapatkan

persetujuan

penyusunan ren

cana kegiatan

penyusunan

DIPA RKA-KL

dilengkapi surat

perintah

Ka SPKT Polda NTB

disposisi rencana

kegiatan penyusu

nan DIPA RKA-KL

dikembalikan kepada

Kaurrenmin

Ka SPKT Polda NTB

memberikan dispo

sisi kpd Kaurrenmin

mempersiapkan administrasi dan materi

penyusunan DIPA RKA-KL

Menerima disposisi Ka SPKT

Kaurrenmin bersama Tim

yang ditunjuk mempersiap

kan berbagai hal yang

berkaitan dengan penyu

sunan DIPA RKA-KL

dan melaporkan asilnya

kpd Ka SPKT Polda NTB

Selesai

53

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN RENJA

a. 5. Tujuan 6.

Standar operasional prosedur penyusunan Renja bertujuan sebagai pedoman standar bagi para Personel SPKT Polda NTB dalam penyusunan Renja terhadap pelaksanaan tugas pokok SPKT Polda NTB selama 1 (satu) tahun.

b. 7. Proses penyusunan renja 8.

Tahap Persiapan

1) Persiapan penyusunan rencana kegiatan penyusunan Renja dilengkapi surat perintah diajukan kepada Paurren melalui Kaurrenmin, setelah disetujui rencana kegiatan penyusunan Renja dengan dilampirkan jadwal pelaksanaan, kemudian disajikan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk mendapatkan persetujuan;

(2) Setelah mendapatkan disposisi Ka SPKT Polda NTB, rencana kegiatan penyusunan Renja dikembalikan kepada Kaurrenmin SPKT Polda NTB;

(3) Ka SPKT Polda NTB memberikan disposisi kepada Kaurrenmin selanjutnya Paurren mempersiapkan administrasi dan materi penyusunan Renja;

(4) Kaurrenmin bersama Tim yang ditunjuk mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan penyusunan Renja dan melaporkan hasilnya kepada Ka SPKT Polda NTB.

c. 9. Mekanisme penyusunan renja

RENJA PAUR REN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

rencana kegiatan penyu sunan Renja dengan dilampirkan jadwal pelak sanaan kemudian disaji kan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk men

dapatkan persetujuan;

penyusunan

rencana

kegiatan

penyusunan

Renja dilengkapi

surat perintah

Ka SPKT Polda

NTB disposisi

rencana kegiatan

penyusu nan Renja

dikembalikan

kepada Kaurrenmin

Ka SPKT Polda

NTB memberikan

disposisi kepada

Kaurrenmin

mempersiapkan

administrasi dan

materi penyusunan

Renja

Menerima disposisi

Ka SPKT

Kaurrenmin bersama Tim

yang ditunjuk memper

siapkan berbagai hal

yang berkaitan dengan

penyusunan Renja dan

melaporkan asilnya kpd

Ka SPKT Polda NTB

Selesai

54 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

a. 7. Tujuan 8.

Standar operasional prosedur penyusunan Renstra bertujuan sebagai pedoman standar bagi para Personel SPKT Polda NTB dalam penyusunan Renstra terhadap pelaksanaan tugas pokok SPKT Polda NTB selama 5 (lima) tahun.

b. 9. Proses penyusunan renstra 10.

Tahap Persiapan

1) Persiapan penyusunan rencana kegiatan penyusunan Renja dilengkapi surat perintah diajukan kepada Paurren melalui Kaurrenmin, setelah disetujui rencana kegiatan penyusunan Renja dengan dilampirkan jadwal pelaksanaan kemudian disajikan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk mendapatkan persetujuan;

2) Setelah mendapatkan disposisi Ka SPKT Polda NTB rencana kegiatan penyusunan Renstra dikembalikan kepada Kaurrenmin SPKT Polda NTB;

3) Ka SPKT Polda NTB memberikan disposisi kepada Kaurrenmin selanjutnya Paurren mempersiapkan administrasi dan materi penyusunan Renstra;

4) Kaurrenmin bersama Tim yang ditunjuk mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan penyusunan Renstra dan melaporkan hasilnya kepada Ka SPKT Polda NTB.

c. 10. Mekanisme penyusunan renstra

RENSTRA PAUR REN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

rencana kegiatan penyu sunan Renstra dengan dilampirkan jadwal pelak sanaan kemudian disaji kan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk men

dapatkan persetujuan;

penyusunan

rencana kegiatan

penyusunan

Renstra dileng

kapi surat perintah

Ka SPKT Polda NTB

disposisi rencana

kegiatan penyusunan

Renstra dikembalikan

kepada Kaurrenmin

Ka SPKT Polda NTB

memberikan disposisi

kepada Kaurrenmin

mempersiapkan

administrasi dan

materi penyusunan

Renstra

Menerima disposisi

Ka SPKT

Kaurrenmin bersama Tim

yang ditunjuk memper

siapkan berbagai hal

yang berkaitan dengan

penyusunan Renstra dan

melaporkan asilnya kpd

Ka SPKT Polda NTB

Selesai

55 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SUPERVISI SPKT

a. 9. Tujuan 10.

Standar operasional prosedur supervisi SPKT bertujuan sebagai pedoman standar bagi para Personel SPKT Polda NTB dalam memberikan evaluasi dan pemahaman tugas pokok jajaran SPKT Polda NTB.

b. 11. Proses pelaksanaan supervisi SPKT 12.

Tahap Persiapan

1) Persiapan penyusunan proposal kegiatan supervisi SPKT diajukan kepada Ka SPKT Polda NTB melalui Kaurrenmin, setelah disetujui rencana kegiatan supervisi SPKT dengan dilengkapi surat tugas, jadwal pelaksanaan kemudian disajikan kepada Ka SPKT Polda NTB untuk mendapatkan persetujuan;

2) Setelah mendapatkan disposisi Ka SPKT Polda NTB rencana kegiatan supervisi SPKT dikembalikan kepada Kaurrenmin SPKT Polda NTB;

3) Ka SPKT Polda NTB memberikan disposisi kepada Kaurrenmin selanjutnya Paurren mempersiapkan administrasi dan materi supervisi; dan

4) Ka SPKT Polda NTB/Kaurrenmin bersama Tim yang ditunjuk mempersiapkan diri dan berangkat melaksanakan supervisi SPKT di jajaran Polda NTB.

c. 11. Mekanisme penyusunan supervisi SPKT

SUPERVISI PAUR REN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

Penyusunan

proposal kegiatan

Supervisi dilengkapi

surat peritah

disetujui rencana kegia

tan supervisi SPKT

dgn dilengkapi surat

tugas, jadwal pelaksa

naan kemudian disaji

kan untuk mendapat

kan persetujuan;

Ka SPKT Polda

NTB memberikan

disposisi kepada

Kaurrenmin

Mempersiapkan

administrasi dan

materi supervisi

Menerima disposisi

Ka SPKT

Kaurrenmin dan

Tim yang ditunjuk

mempersiapkan

diri

Ka SPKT/ Kaurrenmin

dan Tim yang ditunjuk

berangkat melaksana

kan supervisi SPKT

di jajaran Polda NTB.

56

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

USULAN KENAIKAN PANGKAT

a. 11. Umum 12.

1) Dalam rangka pembinaan karir anggota Polri/PNS diperlukan Pedoman Administrasi tentang Kenaikan Pangkat Reguler di lingkungan Polri yang dalam pelaksanaannya memerlukan penjabaran lebih lanjut;

2) Untuk menjamin keseragaman dalam pelaksanaan penyelesaian administrasi bagi anggota Polri yang mendapat kenaikan pangkat, perlu dikeluarkan pedoman administrasi tentang Kenaikan Pangkat Reguler di Lingkungan Polri.

b. 13. Proses pelaksanaan usulan kenaikan pangkat 14.

1) Paurmin perintahkan Bamin mendata seluruh personel yang sudah waktunya untuk diusulkan UKP;

2) Bamin meminta seluruh personel yang akan UKP untuk melengkapi persyaratan kenaikan pangkat;

3) menyiapkan berkas kelengkapan administrasi yang diperlukan dalam Usulan Kenaikan Pangkat (UKP);

4) Bamin membuat Nota dinas kepada Karo SDM; 5) Nota Dinas di Paraf oleh Paurrenmin dan Kaurrenmin, Nota Dinas di

tanda tangani oleh Ka SPKT; 6) Bamin mencarikan nomor dan mengirim berkas UKP ke SDM.

c. 12. Mekanisme usulan kenaikan pangkat

BAMIN PAUR MIN KAURRENMIN KA SPKT

STANDAR .....

Mendata personil yang UKP selama

1 minggu

Minta personil

melengkapi per

syaratan UKP

selama 2 hari

Buat Nota Dinas

selama 1 hari

Cari nomor kirim

berkas ke Biro

SDM selama 1 hari

Selesai

Mohon paraf

selama 1 jam

Mohon paraf

selama 1 jam

Mohon tanda tangan selama

1 jam

Printahkan bamin data personil yang UKP selama 1 minggu

Mulai

57

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGENDALIAN CATATAN MUTU

a. 13. Pengertian 14.

Catatan Mutu adalah dokumen yang disimpan oleh SPKT Polda NTB untuk membuktikan efektifitas sistem manajemen mutu SPKT Polda NTB.

b. 15. Proses pengendalian catatan mutu 16.

1) 17. Urtu menerima surat masuk; 2) 18. Urtu mencatat surat di buku registrasi; p 3) 19. Urtu mengajukan surat ke Ka mohon disposisi; 4) Ka memerintahkan Urmin untuk membalas surat; 5) 20. Setelah surat dibalas Urmin membawa surat kembali ke Urtu; 6) Urtu mengarsipkan dan memberi nomor serta mendistribusikan surat. c. Mekanisme proses pengendalian catatan mutu

URTU URMIN KA SPKT

STANDAR .....

AWAL

Surat dibalas

selama 1 hari

Pengarsipan ,

penomoran dan

pendistribusian

selama 1 hari

Disposisi selama

30 menit

Mohon Disposisi

selama 1 jam

Selesai

58

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PROSES PENERIMAAN PELAYANAN MASYARAKAT

a. 15. Tujuan 16.

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi pesonel SPKT dalam melaksanakan tugas, memberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang ke Kantor SPKT Polda NTB.

b. Proses penerimaan pelayanan masyarakat. 21.

1) 22. Petugas Resepsionis menyampaikan salam selamat datang di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda NTB;

2) 23. Masyarakat dipersilahkan mengisi buku tamu; 3) 24. Petugas Resepsionis memberikan nomor antrean dan mempersilakan

menunggu panggilan nomor antrean; c. 13. Mekanisme Proses penerimaan pelayanan masyarakat.

RECEPSIONIS MASYARAKAT PEMANDU

STANDAR .....

SAMPAIKAN SALAM

MEMBERIKAN NOMOR

ANTREAN

PANGGIL NOMOR

ANTREAN

SELESAI

MENGANTARKAN KEFUNGSI PELAYANAN

TERKAIT

MENGISI BUKU

BUKU TAMU

MULAI

59

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PROSES PENERIMAAN LAPORAN/PENGADUAN MASYARAKAT

YANG DATANG LANGSUNG

a. 17. Tujuan 18.

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi pesonel SPKT dalam melaksanakan tugas menerima pengaduan masyarakat yang datang langsung ke kantor SPKT Polda NTB.

b. Proses penerimaan pelayanan masyarakat. 25.

1) 26. Petugas Resepsionis menyampaikan salam selamat datang di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda NTB;

2) Masyarakat dipersilahkan mengisi buku tamu;

3) Petugas Resepsionis memberikan nomor antrean dan mempersilakan

menunggu panggilan nomor antrean;

4) 27. Petugas Resepsionis memanggil masyarakat sesuai nomor antrean; 5) Pemandu mengantarkan pelapor/pengadu ke tempat penerimaan

laporan /pengaduan;

6) 28. Petugas penerima laporan membuatkan Laporan Polisi dan memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan.

c. 14. Mekanisme Proses penerimaan laporan/pengaduan masyarakat yang datang langsung

RECEPSIONIS MASYARAKAT PEMANDU.

STANDAR .....

SAMPAIKAN

SALAM

MEMBERIKAN

NOMOR

ANTREAN

PANGGIL

GILIRAN

SELESAI

ANTAR PELAPOR KE

TEMPAT PENERIMAAN

LAPORAN/PENGADUAN

ISI BUKU TAMU

MULAI

60

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PROSES PENERIMAAN LAPORAN/PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI TELEPON

a. 19. Tujuan 20.

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi pesonel SPKT dalam melaksanakan tugas menerima pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui telepon ke kantor SPKT Polda NTB.

b. Proses penerimaan laporan/pengaduan masyarakat melalui telepon. 29.

1) 30. Petugas operator telepon menyampaikan salam terimakasih telah menghubungi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda NTB;

2) Petugas Operator telepon menayakan dan mencatat identitas lengkap pelapor/pengadu dalam buku penerimaan telepon;

3) Petugas operator menerima lapor/pengadu menutup telepon dan akan

di hubungi kembali;

4) Petugas operator telepon menghubungi pelapor/pengadu; 5) Bila nomor telepon tidak bisa dihubungi beberapa kali, maka laporan

tidak ditindak lanjuti; 6) Jika pelapor/pengadu bisa dihubungi maka ditanyakan keperluanya

dan diminta untuk tidak menutup telepon karena akan dihubungkan ke nomor telepon petugas penerima laporan pengaduan;

7) Petugas penerima laporan/pengaduan menerima dan mencatat laporan/pengaduan serta menuangkan dalam bentuk laporan polisi;

8) 31. Setelah laporan polisi selesai dibuat meminta pelapor/pengadu datang ke kantor SPKT untuk menandatangani laporan / pengaduan.

c. 15. Mekanisme penerimaan laporan/pengaduan masyarakat melalui telepon.

OPERATOR TELEPON MASYARAKAT

(PELAPOR/PENGADU) PETUGAS PENERIMA

LAPORAN/PENGADUAN

STANDAR .....

SAMPAIKAN SALAM

MENCATAT IDENTITAS

PELAPOR/PENGADU

MEMINTA PELAPOR/ PENGADU TUTUP

TELEPON

MULAI

MENGHUBUNGKAN KEMBALI

PELAPOR/PENGADU

MENGUBUNGKAN DENGAN LINE TLP

PENERIMA LAPORAN/PENGADUAN

TUTUP TELEPON

TERIMA TELEPON DARI

OPERATOR

TERIMA LAPORAN/ PENGADUAN

MINTA PELAPOR/PENGADU KE

KANTOR SPKT UTK TTD

LAPORAN/PENGADUAN

SELESAI

61

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES PENERIMAAN LAPORAN/PENGADUAN MASYARAKAT

MELALUI INTERNET, EMAIL,WEBSITE

a. 21. Tujuan 22.

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi pesonel SPKT dalam melaksanakan tugas menerima pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui internet, email, website ke kantor SPKT Polda NTB.

b. Proses penerimaan laporan/pengaduan masyarakat melalui internet, email, website

32.

1) 33. Petugas operator membuka internet, email, website 2) Petugas Operator internet, email, website mengeprint laporan/

pengaduan yang diterima; 3) Petugas operator menyampaikan laporan yang telah diprint ke Ka

Siaga;

4) Ka Siaga menganaliasa dan mendisposisi ke fungsi terkait; 5) Pemandu meneruskan ke fungsi terkait; 6) Petugas operator internet, email, website menyampaikan salam dan

terima kasih telah menghubungi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda NTB melalui Internet, email website;

7) Petugas operator internet, email, website menyampaikan bahwa laporan telah ditindaklanjuti:

8) 34. Petugas operator internet, email, website menyampaikan untuk proses selanjutnya agar menghubungi nomor telepon atau datang langsung ke kantor SPKT Polda NTB.

c. 16. Mekanisme penerimaan laporan/pengaduan masyarakat melalui internet, email,website

OPERATOR KA SIAGA PEMANDU

BAB IX .....

BUKA INTERNET, EMAIL, WEBSITE

PRINT

BALAS EMAIL (TERIMAKASIH SUDAH

MENGHUBUNGI SPKT POLDA NTB

MULAI

LAPORAN TELAH DI TINDAK LANJUTI,

PROSES LEBIH LANJUT HUB SPKT

POLDA NTB

SELESAI

ANALISA DAN

DISPOSISI KE FUNGSI

TERKAIT

TERUSKAN KEFUNGSI

TERKAIT

62

BAB IX

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan Pengendalian merupakan suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam pelaksanaan tugas.

Pada teori manajemen yaitu adanya controlling disamping fungsi kegiatan manajemen lain berupa: Planning, Organizing dan Actuating atau lebih dikenal dengan POAC

Kegiatan pokok manajemen yang harus ada dilaksanakan berupa 4 (empat) point tersebut harus menjadi pedoman dalam operasional organisasi, termasuk kinerja SPKT baik Polda, Polres dan Polsek.

Pada pengawasan dan pengendalian dilingkup pelaksanaan tugas SPKT dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: “Pengawasan Internal” secara berjenjang di dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan yang ada di dalam SPKT sendiri dan “Pengawasan Eksternal” yang dilakukan oleh pimpinan dan bisa juga dilakukan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan tugas pokok pelayanan yang ada di SPKT baik Polda, Polres dan Polsek.

1. Pengawasan Internal SPKT. Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Ka SPKT dan berjenjang sampai

ke bawah yang berupa hirarki sesuai dengan job diskriptionnya. a. Pada SPKT Polda. Ka SPKT merupakan pimpinan tertinggi yang bertugas dan bertanggung

jawab secara keseluruhan pelaksanaan tugas yaitu :

1) Kaur Ren Min

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap tertib administrasi dan laporan. Dan selanjutnya Kaur Ren Min mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap anggotanya.

2) Ka Siaga.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan kepada masyarakat di SPKT dan sekaligus untuk mengkoordinir piket fungsi yang ada di SPKT dan selanjutnya Ka Siaga mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap anggotanya.

3) Piket Fungsi.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh fungsi Opsnal yang ada di SPKT.

Dan .....

63

Dan selanjutnya piket fungsi masing-masing satker tersebut disamping bertanggung jawab kepada Ka Satkernya juga bertanggung jawab kepada Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polda.

b. Pada SPKT Polres/Polsek.

Pada SPKT Polres dan Polsek secara struktur organisasi, maka personel yang mengawaki pelaksanaan tugas masih sederhana.

Sesuai Perkap 23 tahun 2010 hanya ada Ka SPKT dan 3 Kanit saja. Oleh karena itu dalam pengawasan internal di SPKT Polres dan Polsek, pengawasan dan pengendalian hanya dilakukan oleh Ka SPKT Polres atau Ka SPKT Polsek terhadap para Kanit yang terdiri dari 3 (tiga) perwira yang bertugas melaksanakan piket siaga dalam melayani masyarakat secara terpadu yang artinya dengan melibatkan fungsi operasional yang lain dalam melayani masyarakat.

2. Pengawasan Eksternal SPKT.

Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan dan berjenjang sampai ke bawah yang berupa hirarki dan pengawasan oleh masyarakat sesuai dengan job diskriptionnya.

a. Pada SPKT Polda.

Merupakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan dan juga pengawasan dari masyarakat terhadap pelaksanaan tugas SPKT, sehingga masyarakat bisa menilai pelayanan yang dilakukan oleh Polri khususnya petugas SPKT Polda NTB baik pelayanan internal dan eksternal.

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polda NTB dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Kapolda NTB/Waka Polda NTB

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap operasional pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT termasuk menjamin mutu pelayanan petugas SPKT Polda NTB, baik petugas siaga SPKT dan piket fungsi opsnal yang ada SPKT serta resepsionis.

Ka SPKT bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional tugas pelayanan secara keseluruhan kepada Kapolda NTB/Waka Polda NTB dan menjamin standar minimal pelayanan di SPKT Polda NTB.

2) Irwasda Polda NTB

Sebagai pengawas langsung terhadap kinerja SPKT dan operasional SPKT Polda NTB secara keseluruhan.

Ka SPKT bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Irwasda sebagai pengawas Polda untuk menjamin pelaksanaan kinerjanya yang benar dan sesuai prosedur, aturan-aturan kebijakan Kapolda NTB.

3) Karo ops .....

64

3) Karo Ops Polda NTB Melaksanakan pengawasan kinerja dan memberi arahan dalam

pelaksanaan tugas pelayanan, baik pelayanan internal maupun eksternal serta operasional pelaksanaan tugas secara keseluruhan.

Ka SPKT melaksanakan arahan Karo Ops Polda NTB untuk operasional pelaksanaan tugas khususnya pengiriman LP ke Piknas Mabes Polri.

4) Masyarakat/Stake Holder

Sebagai pengawas eksternal terhadap pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT yang berupa masukan, kritik dan saran atau teguran dari masyarakat yang pernah dilayani, maupun masyarakat yang peduli terhadap kinerja Polri khususnya SPKT Polda NTB.

Pengawasan eksternal oleh masyarakat ini merupakan bentuk pengawasan tambahan karena diluar institusi Polri, tetapi hal tersebut dapat dimasukkan sebagai pengawas eksternal karena obyek dari pelayanan Polri pada umumnya dan di SPKT Polda NTB khususnya yaitu masyarakat.

Dan tujuan akhir dalam pelayanan adalah masyarakat menjadi puas dan yang merasa dirasa masih kurang dalam pelaksanaan pelayanan Polri bisa memberi masukan atau saran ke SPKT melalui “Kotak Saran” yang disediakan disetiap SPKT baik Polda, Polres dan Polsek.

b. Pada SPKT Polres/Polsek. Merupakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan

secara hirarki dalam tugas dan juga pengawasan dari masyarakat terhadap pelaksanaan tugas SPKT, sehingga masyarakat bisa menilai pelayanan yang dilakukan oleh Polri khususnya petugas SPKT baik pelayanan internal dan eksternal.

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polres/Polsek dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Kapolres/Polsek. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap tugas SPKT

Polres/Polsek secara keseluruhan atau global dalam menjamin pelaksanaan pelayanan prima Kepolisian di Polres/Polsek.

Ka SPKT Polres/Polsek bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Kapolres/Kapolsek.

2) Wakapolres .....

65

2) Wakapolres/Wakapolsek. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap operasional

pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polres/Polsek termasuk menjamin mutu pelayanan petugas SPKT, yaitu petugas siaga SPKT Polres/Polsek dan piket fungsi yang ada SPKT di Polres/Polsek.

Ka SPKT bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional tugas pelayanan secara keseluruhan kepada Waka Polres/ Waka Polsek dan sekaligus menjamin standard minimal pelayanan di SPKT Polres/Polsek.

3) Kabag Ops Polres Melaksanakan pengawasan kinerja dan memberikan arahan dalam

pelaksanaan tugas, baik pelayanan internal maupun eksternal serta operasional pelaksanaan tugas secara keseluruhan.

Ka SPKT Polres melaksanakan arahan Kabag Ops Polres untuk operasional pelaksanaan tugas khususnya pengiriman Laporan/LP ke Piknas Mabes Polri.

4) Masyarakat/Stake Holder Sebagaimana pada tingkat SPKT Polda, maka SPKT Polres/Polsek

juga membuka pengawasan eksternal kritik, saran dan masukan dari Stake Holder masyarakat yang peduli terhadap pelayanan Kepolisian, khususnya SPKT dengan memberikan peluang kontrol melalui “Kotak Saran” yang dipasang pada pelayanan SPKT Polres/Polsek.

Pengawasan oleh masyarakat bisa dilakukan secara langsung baik kepada Ka SPKT maupun pimpinan Polda dan secara tidak langsung melalui tempat yang telah disediakan berupa “Kotak Saran” yang ada di SPKT baik di Polda, SPKT Polres dan Polsek Jajaran Polda NTB.

Oleh karena itu setiap SPKT Polres/Polsek harus menyediakan “Kotak Saran” sebagai sarana pengadaan masyarakat terhadap pelayanan Polri khususnya yang dilaksanakan petugas di SPKT.

BAB X .....

66

BAB X

PENUTUP

Dengan selesainya pembuatan naskah ini, tentunya selaku penulis patut mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bisa berbuat untuk lebih optimalnya operasional SPKT, khususnya di wilayah hukum Polda NTB. Dengan Standar Operasional Prosedur ini diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT, sehingga kinerja SPKT Polda NTB bisa diukur dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010 dalam melaksanakan Pelayanan Prima Kepolisian kepada masyarakat.

Demikian yang bisa disampaikan dalam mengakhiri penulisan naskah ini, bila

ada kekurangan dan kesalahan, kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya dan untuk lebih sempurnanya naskah Standar Operasiona Prosedur SPKT Polda NTB dan bisa juga dipakai sebagai acuan optimalnya operasional SPKT Polres/Polsek Jajaran, tentunya kami akan menerima saran dan masukan dari para pembaca, selanjutnya mohon petunjuk lebih lanjut kepada Pimpinan.

Ditetapkan di : Mataram pada tanggal : Agustus 2013

KEPALA SPKT POLDA NTB

EDI PRAMONO, S.Sos. AKBP NRP 70012131 Disahkan di : Mataram pada tanggal : Agustus 2013

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH NTB

Drs. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H.,M.M.,M.H. BRIGADIR JENDERAL POLISI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU

PENYAMPAIAN TINDAK LANJUT MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS

PENGADUAN MASYARAKAT DI SPKT POLDA NTB

SOSIALISASI TINDAK LANJUT ZONA INTEGRITAS PENGADUAN MASYARAKAT YANG DISAMPAIKAN KA SPKT KEPADA SELURUH ANGGOTA

2

PENANDA TANGANAN FAKTA INTEGRITAS

SEBAGAI KOMITMEN MORAL DALAM MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS DALAM PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI SPKT POLDA NTB

3

PENANDA TANGANAN FAKTA INTEGRITAS

SEBAGAI KOMITMEN MORAL DALAM MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS DALAM PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI SPKT POLDA NTB

4

OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

PELAYANAN YANG DILAKUKAN DI SPKT POLDA NTB BAIK LAPORAN KEPENTINGAN MASYARAKAT (SKTLK) DAN LAPORAN PENGADUAN (PEMERIKSAAN AWAL DAN LANJUTAN)

SEBAGAI SINERGITAS SIAGA SPKT DENGAN PIKET RESKRIM DAN PIKET PPA DALAM MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

5

SARANA PENDUKUNG PENGADUAN MASYARAKAT

SEBAGAI SARANA PENDUKUNG MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI SPKT POLDA NTB

6

SEBAGAI PETUNJUK DAN PEDOMAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PENGADUAN MASYARAKAT DI POLDA NTB

SOP SPKT POLDA NTB YANG SUDAH DISOSIALISASIKAN KE SELURUH SATKER POLDA DAN POLRES/POLSEK JAJARAN POLDA NTB

MEKANISME PELAYANAN

KEPENTINGAN DAN PENGADUAN MASYARAKAT

DI SPKT POLDA NTB

SEBAGAI PETUNJUK DAN PEDOMAN

DALAM PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN DI SPKT POLDA NTB DAN DIPASANG DALAM RUANGAN YANG DAPAT DILIHAT OLEH

PETUGAS DAN MASYARAKAT YANG DATANG

7

8

9

10

11

RINCIAN SEMENTARA ANGGARAN/BIAYA FOTO COPY DAN JILID

BUKU SOP SPKT POLDA NTB Jumlah biaya perrincian keseluruhan sebanyak 45 bk sbb :

1. Prin Cover depan : 45 lbr x Rp. 5000 ................................ = Rp. 225.000,- 2. Prin Cover belakang BB 45 lbr x Rp. 8000 ........................ = Rp. 360.000,- 3. Foto copy warna 20 lbr x 45 bk x Rp. 3000 ....................... = Rp. 2.700.000,- 4. Foto copy hitam biasa 52 lbr x 45 bk Rp. 200 ................... = Rp. 468.000,- 5. Jilid 45 bk x Rp. 15.000 .................................................... = Rp. 675.000,-

J u m l a h ...................................................................... = Rp. 4.428.000,- Jumlah biaya per buku, dengan rincian sbb :

1. Prin Cover depan : 1 lbr x Rp. 5000 .................................. = Rp. 5.000,- 2. Prin Cover belakang BB : 1 lbr x Rp. 8000 ........................ = Rp. 8.000,- 3. Foto copy warna 20 lbr x Rp. 3000 ................................... = Rp. 60.000,- 4. Foto copy hitam biasa 52 lbr x Rp. 200 ............................. = Rp. 10.400,- 5. Jilid 1 bk ............................................................................ = Rp. 15.000,-

J u m l a h ...................................................................... = Rp. 98.400,-

Jadi jumlah biaya keseluruhan /1 bk :Rp.98.400 x 45 buku ..... = Rp. 4.428.000,-