Makalah METODE PEMBELAJARAN

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Sanjaya 2008: 215). Pencapaian tujuan pembelajran merupakan out put/ out come dari sistem yang berjalan. Dalam sebuah sistem tentu ada input-proses-output. Pemebalajaran berada pada posisi tengah yaitu pada proses. Keberlangsunngan proses sangat dipengaruhi oleh input yang masukan. Sehingga out put sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses akan berjalan lancar apabila didukung dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang memadai. Banyak pengajar yang dalam melaksanakan belajar mengajarnya tidak bisa mencapai tujuan/kompetensi yang ditentukan. Penyebabnya adalah pemebelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa inginnya “begini pengajar melakukan begitu” tidak ada sinergitas antara pengajar dan siswa. Karakteristik siswa merupakan salah satu faktor penyebab efektif dan tidaknya pembelajaran. Dalam pembelajaran kita mengenal istilah pendekatan pemebelajaran, strategi pemebelajaran dan metode pemebeljaran. Ketiga istilah itulah yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini Karena itu merupakan komponen yang sangat mendukung untuk memahami

Transcript of Makalah METODE PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi

pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah

laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

(Sanjaya 2008: 215). Pencapaian tujuan pembelajran

merupakan out put/ out come dari sistem yang berjalan.

Dalam sebuah sistem tentu ada input-proses-output.

Pemebalajaran berada pada posisi tengah yaitu pada

proses. Keberlangsunngan proses sangat dipengaruhi oleh

input yang masukan. Sehingga out put sesuai dengan apa

yang diharapkan. Proses akan berjalan lancar apabila

didukung dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang

memadai.

Banyak pengajar yang dalam melaksanakan belajar

mengajarnya tidak bisa mencapai tujuan/kompetensi yang

ditentukan. Penyebabnya adalah pemebelajaran tidak

sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa inginnya

“begini pengajar melakukan begitu” tidak ada sinergitas

antara pengajar dan siswa. Karakteristik siswa

merupakan salah satu faktor penyebab efektif dan

tidaknya pembelajaran.

Dalam pembelajaran kita mengenal istilah

pendekatan pemebelajaran, strategi pemebelajaran dan

metode pemebeljaran. Ketiga istilah itulah yang menjadi

fokus pembahasan dalam makalah ini Karena itu merupakan

komponen yang sangat mendukung untuk memahami

2

karakteristik siswa demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Proses pemebelajaran akan berjalan

efektif jika pendidik paham dan mengetahui pendekatan

pembelajaran yang berlanjut terhadap pemahaman strategi

pembelajaran dan memahami metode pembelajaran. Ketiga

komponen ini merupakan satu kesatuan yang akan

mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi dan karakteristik siswa.

Penulisan dalam makalah ini kami gunakan metode

deskriptif kaji pustaka dengan pendekatan sistem

pemebelajaran. Pembelajaran akan berjalan efektif

tergantung sitem yang dijalankannya. Kami menduga bahwa

pendekatan pembelajaran strategi dan metode

pemebelajaranlah yang membuat pemebelajaran berjalan

efektif. Kami berharap pembahasan ini akan bermanfaat

bagi kelompok kami khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat kami rumuskan

permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam makalah

ini diantaranya:

1. Bagaimana melaksanakan pemebelajaran yang

efektifdan efisien?

2. Bagaimana pendekatan pembelajaran, strategi

pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat?

3

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yanng

efektif.

2. Untuk mengetahui penekatan pemebelajaran, strategi

pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat.

BAB II

MELAKSANAKAN PEMEBELJARAN YANG EFEKTIF

2.1. Pembelajaran yang Efektif dan Efisien

Yang namanya pemebelajaran, tentu tidak akan

terlepas dari belajar dan mengajar. Belajar dilakukan

oleh peserta didik beserta guru dan mengajar dilakukan

oleh guru atau pengajar. Supaya lebih jelas kami kutif

definisi belajar dan mengajar dari beberapa ahli

sebagai berikut:.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan

(syah 2010: 87). Sedangkan menurut skiner belajar

adalah a proses of progressive behavior adaptation yang artinya

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku

yang berlangsung secara progresif. mengajar yaitu:

proses membimbing dan membantu peserta didik dalam

menjalani proses perubahanya sendiri, yakni proses

belajar untuk meraih kecakapan cipta,rasa, dan karsa

yang menyeluruh dan utuh.(syah 2010: 178). Sedanngkan

efektif adalah pengerjaan sesuatu yang benar (majalah

talenta 2010: 6). Jadi belajar dan mengajar yang

efektif adalah proses perubahan dan bimbingan perubahan

secara benar. Yang menjadi permasalahan disini adalah

benar yang dimaksudm, apa yang indikatornya? Asumsi

kami benar yang dimaksud disini yaitu sesuai dengan apa

yang direncanakan atau tepatnya sesuai dengan tujuan.

5

A. Belajar Efektif

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan

tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk

meningkatkan cara belajar yang efektif perlu

memperhatikan beberapa hal berikut :

a). Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi

(situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri

misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya,

motivasinya dan lain halnya.yang terdiri dari aspek

fisiologis(kondisi umum jasmani),aspek psikologis

daiantaranya ;intelegensi siswa,sikap siswa, bakat

siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

b). Kondisi Eksternal

Yang dimaksud dengan kondisi eksternal adalah yang ada

diluar diri pribadi manusia. Lingkungan sosial

diantaranya: para guru, para tenaga kependidikan dan

teman-teman sekelasnya; linngkunngan non sosial

daintaranya : gedung sekolah, alat-alat belajar,

keadaan cuaca dan waktu belajar siswa.

c). Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat tercapai apabila dapat

menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi

belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang

6

semaksimal mungkin.(slameto 1987: 87) Pendekatannya

dapat digunakan pendekatan bigs, yaitu :

a. pendekatan tinggi: speculative, dan achieving

b. pendekatan sedang : analitical, dan deep

c. pendekatan rendah : repreduktive dan surface (syah

2010: 136)

Setelah aspek-aspek yang disebut di atas harus

diperhatikan selanjutnya kita pahami bagaimana belajar

yanng efektif dan efisien itu. Menurut Prof. Muhibbin

Syah efektivitas dan efisiensi belajar yang dicapai

siswa ada dua macam yaitu : 1) efisiensi usaha belajar,

2) efisiensi hasil belajar.(syah 2010:123).

Yang dimaksud efisiensi usaha belajar yaitu

prestasi belajar yang didapat dengan cara yang benar

dan usaha yang hemat dan minim. Prestasinya sama namun

caranya berbeda atau dengan bahasa lain sukses sama-

sama dengan cara berbeda-beda. Sebagai contoh ada

seorang siswa “a” yang intelegensinya tinggi belajarnya

giat dan full day sudah pasti dia akan berprestasi, namun

tidak mustahil untuk saat ini seorang siswa “b” dengan

tingkat intelegen yang rendah belajarnya hanya setengah

bahkan seperempat dari anak “a” tetapi bisa

mendapatkan prestasi atau hasil yang sama. Apa

penyebabnya? Inililah yang dimaksud dengan belajar

efektif. Hasil dari efektifitas akan menimbulkan

efisien. Belajar yang tidak terlalu lama namun belajar

dengan cara dan pendekatan yang benar itulah usaha

7

belajar efisien. Bagaimana cara dan pendekatan yanng

benar itu? Pada sub bab laian akan dijelaskan didepan.

Selanjutnya, yang dimaksud efisiensi hasil belajar

yaitu prestasi belajar didapat berbeda meskipun dengan

cara dan usaha yang sama. Efisiensi hasil belajar ini

berbanding terbalik dengan efisiensi usaha belajar.

Dalam hal ini seseorang yang lagi belajar mendapatkan

hasil yang berbeda lebih baik dari pada yang lainnya

meskipun cara dan usahanya sama. Sebagai contoh disatu

kelas terdapat 30 siswa, cara waktu dan tempat

belajarnya sama namun pasti akan ada yang lebih

diantara yang 30 siswa tadi. Ini dikarenakan guru atau

siswa tadi memiliki penedekatan yang benar untuk

mendapatkan hasil dari belajarnya.

B. Mengajar Efektif

Di atas telah dibahas bagaimana belajar yang

efektif. Pembahasan itu berguna bagi pengajar maupun

bagi siswa. Bagi pengajar mengetahui cara belajar

efektif berguna sebagai referensi harus bagaimana

mereka memandang parasiswanya dan menjalankan proses

belajar mengajarnya. Lalu, bagaimana mengajar yang

efektif? Pada susbab ini akan kami kupas sedikit

tentanng mengajar yang efekif menurut John W.

Santrock.

Mengajar merupakan hal yang kompleks karena murid-

murid itu bervariasi sehingga tidak akan ada cara

tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal.

Namun setidaknya seorang guru harus memahami dan

8

mennguasai beragam perspektif dan strategi juga

mengaplikasikannya secara fleksibel.( santrock 2008 :

7). Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu : 1)

pengetahuan dan keahlian profesional, dan 2) komitmen

dan motivasi.

1) Pengetahuan dan keahlian profesional

Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan

keahlian atau keterampilan mengajar yang baik.

Memahami strategi pengajaran yang baik dan didukung

oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan

manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi,

berkomuikasi, dan berhubungan secara efektif dengan

murid-muridnya dengan berbagai karakter dan beragam

latar belakang kultural. Sengaja pemabahsan mengenai

belajar yang efektif didahulukan karena untuk

mengajar yang efektif terlebih dahulu harus mengetahui

belajar yang efektif.

2) Komitmen dan Motivasi

Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan

komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang

baikdan perhatian kepada murid.( santrock 2008: 12).

Komitmen dan motivasi akan lahir jika seseorang

memiliki landasan dalam bekerjanya. Bagi seorang

muslim, komitmen dan motivasi itu lahir jika mengajar

dijadikan sebagai pengabdian bentuk ibadah kepada

allah SWT. Ibadah tentu berlandaskan ketauhidan. Inti

dari katauhidan adalah keikhlasan dan keikhlasanlah

yang akan membuat seseorang komitmen. Tidak ada tujuan

lain selain mengharap ridla Allah SWT.

9

Dengan keikhlasan sikap guru tidak akan bergantung

kepada apapun, entah itu gajih ataupun jabatan

akademik guru. Dengan keikhlasan juga sikap dan

keperibadian seorang guru akan terbentuk. Guru harus

memiliki kompetensi kepribadian mantap, stabil,

dewasa, arif, dan dapat menjadi teladan.( Ruswandi dkk

2010 : 35).

2.2. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran

Efektivitas dan efisiensi pemebelajaran akan

tercapai jika menggunakan pendekatan, strategi dan

metode yang tepat. Pada pembahasa sebelumnya telah

dibahas bahwa pembelajaran efektif dan efisien tidak

akan tercapai jiks tidak memahami ketiga komponen ini.

Pada sub bab inilah akan dibahas mengenai cara untuk

mencapai efektivitas dan efisiensi yaitu dengan

pendekatan, strategi dan metode pembelajaran. .

a. Pengertian pendekatan pemebelajaran

Pendekatan pemebelajaran dapat diartikan sebagai

titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,

dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan

10

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

(teacher centered approach).

Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual merupakan

salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak

dibicarakan orang. CTL merupakan strategi yang

melibatkan siswa secara penuh dalam proses

pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas

mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan topik

yang akan dipelajarinya. Belajar dengan konteks CTL

bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi

belajar adalah proses berpengalaman secara langsung.

Melalui proses berpengalaman itu diharapkan

perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang berkembang

tidak hanya asfek kognitif saja, tetapi aspek afektif

dan psikomotor juga. Belajar CTL diharapkan siswa dapat

menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

Ada tiga hal yang harus kita pahami dalam konteks

CTL. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan

siswa untk menemukan materinya, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalama secara langsung.

Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan

antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkapCTL

mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,

artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan

antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan

nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa dapat menerapkan dalam

kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa

11

dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetap

bagaimana materi tersebut dapat mewarnai prilakunya

dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan di atas akan memengaruhi keberhasilan

pemebelajaran. Apakah guru memeandanng siswa sebagai

orang yang sama sekali tidak tahu (objek learning) atau

menganggap siswa memiliki berbagai potensi sehingga

guru hanya sebagai fasilitator? Yang jelas, Dari

pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan

selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.

b. Strategi pembelajaran

Secara harfiah, kata “strategi” dapat daiartikan

sebagai seni malaksanakan stratagem yakni siasat atau

rencana (McLeod,1989) dikutif oleh (syah 2010: 210).

Dalam perspektif psikologi, kata strategi yanng berasal

dari bahas yunani itu, berarti rencana tindakan yang

terdiri atas seperngkat langkah untuk memecahakan

maslah atau mencapai tujuan (reber, 1988). Selanjutnya

menurut Muhibbin Syah, strategi yaitu sejumlah langkah

yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu (syah 2010: 211).

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual

dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai

metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain,

strategi merupakan “a plan of operation achieving something”

sedangkan metode adalah “a way in achieving something”

(Sanjaya (2008).

12

c. Strategi Pembelajaran Afektif

Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3

dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yanng

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan tujuan pendidikan diatas, serat dengan

pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap

manakala dalam strategi pembelajaran tidak membahas

strategi pembelajaran yang berhubungan dengan

pembentukan sikap dan nilai.

Proses pembentukan sikap

1. Pola pembiasaan

Dalam proses pembelajaran disekolah, baik secara

disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap

tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.

Misalnya, siswa yang setiap kali menerima perlakuyan

yang tidak mengenakan dari guru, misalnya perilaku

mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak,

maka lama-kelamaan akan timbul rasa benci dari anak

tersebut, dan perlahan-lahan anak akan mengalihkan

sikap sikap negatif tersebut bukan hanya kepada gurunya

itu sendiri, akan tetapi juga kepada mata pelajaran

13

yang diajarinya. Kemudian, anak mengembalikannya ke

sikap positif tidaklah mudah baginya.

Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu

jugadilakukan oleh Skinner melalui teorinya conditioning.

Proses pembentukan sikap melalui pembiasaan yang

dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap

yang dilakukan Skinner. Pembentukan sikap yang

dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan

respons anak. Setiap kali anak menunjukan prestasi yang

baik diberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan.

Lama-kelamaan, anak berusaha meningkatkan sikap

positifnya.

2. Modeling

Salah satu karakteristik anak didik yang sedang

berkembang adalah keinginannya untuk melakukan peniruan

(imitasi). Hal ditiru itu adalah perilaku-perilaku yang

diperagakan atau didemonstrasikan oleh orang yang

menjadi idolanya.

Pemodelan biasanya dimulai dari perasaan kagum.

Anak kagum terhadap kepintaran orang lain, misalnya

terhadap guru yang dianggapnya bisa melakukan segala

sesuatu yang tidak bisa dilakukannya. Secara perlahan

perasaan kagum akan memengaruhi emosinya dan secara

perlahan itu pula anak akan meniru perilaku yang

dilakukan idolanya.

CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang

memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi

14

pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan CTL, yaitu :

1) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman.

2) Inkuiri

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara

sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil

dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses penemuan

sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental

seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui

proses mental itulah diharapkan siswa berkembang secara

utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun

pribadinya.

Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa

langkah, yaitu :

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

e. Membuat kesimpulan

3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya bertanya dan

menjawabpertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai

refleksi dari keingintahuan dari setiap individu,

15

sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan

seseorang dalam berfikir.

4) Pemodelan (Modeling)

Asas modeling adalah proses pembelajaran yang

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru

oleh setiap siswa. Misalnya guru memberi contoh

bagaimana cara mengoprasikan suatu alat, cara

melafalkan kalimat asing, dan sebagainya.

5) Refleksi(Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang

telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan

kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran

yang telah dipelajarinya.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,

setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa

yang telah dipelajarinya.

6) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya

ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual

saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh

sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hanya

ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan

tetapi proses belajar melalui penilaian nyata.

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru

untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan

belajar yang dilakukan siswa.

d. Pengertian Metode Pembelajaran

16

Secara umum metode diartikan sebagai cara

melakukan sesuatu. Secara khusus, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola

yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar

pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya

terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran

pada diri pembelajaran. (Gintings, Abdorrakhman.

2008. h: 42)

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara

yang digunakan guru, sehingga dalam menjalankan

fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai

tujuan pembelajaran. (Siregar, Evelin dan Hartini

Nara. 2010. h: 80)

Jadi, Metode pembelajaran adalah suatu cara

yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

e. Pertimbangan dalam Pengembangan Metode Pembelajaran

Sebelum menentukan metode pembelajaran yang

dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang

harus diperhatikan.

1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang

ingin dicapai

Pertimbangan ini merupakan pertimbangan pertama

yang harus diperhatikan. Semakin kompleks tujuan

yang ingin dicapai maka semakin rumit juga metode

pembelajaran yang harus dibuat, metode dibuat

sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

17

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau

materi pembelajaran

Materi atau pengalaman belajar merupakan

pertimbangan kedua yang harus diperhatikan.

3. Pertimbangan dari sudut siswa

Siswa adalah subjek yang akan kita ajar.

Keadaan siswa yang berbeda-beda membuat kita untuk

merancang metode yang yang sesuai dengan siswa

tersebut.

f. Berbagai Metode Pembelajaran

Banyak metode pembelajaran yang dapat

digunakan, tetapi ada metode pembelajaran yang

mendasar, sedangkan selebihnya adalah kombinasi atau

modifikasi dari metode dasar tersebut. Berikut ini

adalah metode pembelajaran dasar, yaitu:

1. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah guru menyampaikan materi

secara lisan dan peserta didik mendengarkan.

Keunggulan metode ceramah adalah, dapat digunakan

untuk mengajar dalam jumlah peserta didik yang

banyak, tujuan pembelajaran dapat disampaikan dengan

mudah, dll. Sedangkan kekurangannya adalah,

Komunikasi cenderung hanya satu arah, sangat

tergantung pada kemampuan komunikasi verbal guru,

dll.

2. Metode Tanya Jawab

Materi pembelajaran disampaikan melalui proses

tanya-jawab antara guru dengan peserta didik, dan

18

sesama peserta didik. Keunggulan metode tanya jawab

adalah, memotivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran secara aktif, mendorong siswa untuk

berfikir kritis, dll.

3. Metode Diskusi

Dalam metode diskusi proses pembelajaran

berlangsung melalui kegiatan berbagi informasi atau

pengetahuan diantara sesama peserta didik.

Keunggulan metode diskusi adalah, menumbuhkan sikap

ilmiah dan jiwa demokratis, menciptakan suasana

belajar yang interaktif, dll. Adapun kekurangannya

adalah, pembicaraan dalam diskusi bisa keluar dari

topik yang sedang dibahas, diskusi tidak mencapai

hasil yang ditentukan jika batas waktu telah tiba.

4. Metode Peragaan atau Demonstrasi

Metode peragaan dapat digunakan sebagai bagian

dari pembelajaran teori maupun praktek. Keunggulan

metode peragaan adalah, peserta didik akan lebih

mudah memahami materi belajar, akan menciptakan

suasana belajar aktif, dll. Sedangkan kekurangannya

adalah, memerlukan waktu persiapan yang lebih lama,

membutuhkan peralatan yang kadangkala tidak tersedia

di sekolah, dll.

5. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran sangat efektif digunakan

untuk menstimulasikan keadaan nyata. Keunggulan

metode bermain peran adalah, mampu melatik

kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis

yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Kekurangan

19

metode ini adalah, tidak semua guru memiliki

kompetensi merancang kegiatan simulasi, memerlukan

persiapan dan penyiapan yang matang serta

membutuhkan banyak waktu dan sumberdaya lainnya,

dll.

6. Metode Pembelajaran Praktek

Keunggulan metode pembelajaran praktek adalah,

mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang

berbagai teori yang terkait dengan praktek yang

sedang dikerjakan, meningkatkan motivasi dan gairah

belajar siswa, dll. Sedangkan kelemahannya adalah,

memerlukan persiapan yang matang meliputi kegiatan

dan peralatan yang diperlukan, memerlukan biaya

tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek,

dll.

7. Metode Tutorial

Metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan

mana seorang guru memberikan bimbingan belajar

kepada peserta didik secara individual. Keunggulan

metode tutorial adalah, peserta didik memperoleh

pelayanan pembelajaran secara individual sehingga

permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat

dilayani secara spesifik pula, seorang peserta didik

dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan

kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan

belajar peserta didik yang lain. Sedangkan

kelemahannya adalah, memerlukan waktu yang lama

karena guru harus melayani peserta didik dalam

20

jumlah banyak, memerlukan kesabaran dan keluasan

pemahaman guru tentang materi yang dipelajari siswa.

BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat kami simpulkan, bahwa

untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional

yakni melaksanakan pemebelajaran sesusai dengan

kompetensi dan karakteristik siswa seorang guru

dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang

memadai dalam mengembangkan pendektan, strategi dan

metode ssehingga menghasilkan berbagai model

pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,

sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.

22

DAFTAR PUSTAKA

John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi

kedua.2008.jakarta:kencana.

Gintings, abdurarakhman. Belajar dan Pemebelajaran.2008.

Bandung: Humaniora.

Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajarda dan

Pemebeljaran.2010. Bogor: ghalia indonesia.

Wina, sanjaya. Kurikulum dan Pemebelajaran.20010. Jakarta:

Kencana prenada Media Group.

Uus, Ruswandi dan Badrudin. Pengembangangn Kepribadian

Guru. 2010. Bandung: Insan Mandiri.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.1997.

Bandung: Rineka Cipta.