Makalah Herbarium-Sistematika Tumbuhan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Makalah Herbarium-Sistematika Tumbuhan
Deskripsi Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.,)
Oleh:
Dian Kusumawardani B1J013053
MAKALAH TUGAS TERSTRUKTUR SISTEMATIKA TUMBUHAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
Jambu biji (Psidium guajava L.) saat ini merupakan salah
satu buah-buahan tropis yang cukup populer. Rasa dan aroma
jambu biji yang enak, serta kandungan vitamin C yang tinggi
menyebabkan buah ini digemari oleh masyarakat (Sujiprihati
1985). Pemanfaatan buah jambu biji bisa dalam bentuk
konsumsi buah segar atau dalam bentuk produk olahan seperti
jus, eskrim, jeli, pasta atau selai (Gould dan Raga 2002),
gumdrop, nektar, dan dodol (Rismunandar 1989). Di Indonesia
jambu biji diolah menjadi manisan yang merupakan salah satu
oleh-oleh khas dari Medan, bubur buah, dan sari buah atau
jus jambu biji di dalam kemasan. Selain buahnya daun jambu
biji telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai
obat diare (Soetopo 1992; Ashari 2006).
Dalam perdagangan internasional jambu biji (Psidium
guajava L.) disebut apple guava. Tanaman jambu biji merupakan
tanaman asli dari Amerika tropis, menurut de Candolle
diperkirakan berasal dari wilayah antara Meksiko (Amerika
Tengah) dan Peru (Amerika Selatan) (Popenoe 1974; Soetopo
1992). Tanaman ini disebarkan ke Filipina oleh pelaut
Spanyol, dan oleh bangsa Portugis jambu biji diintroduksi
dari Barat ke India. Sekarang tanaman ini sudah menyebar
luas ke seluruh dunia, terutama di daerah tropis.
Diperkirakan terdapat sekitar 150 spesies Psidium yang
menyebar ke daerah tropis dan berhawa sejuk (Ashari 2006).
II. TINJAUAN PUSTAKATanaman jambu biji merupakan salah satu spesies dari
famili Myrtaceae. Jambu biji yang berbentuk bulat dan
berbentuk buah pir dahulu dianggap sebagai spesies
terpisah; P. pomiferum L. dan P. pyriferum L., tetapi sekarang
hal tersebut dianggap sebagai variasi saja (Morton 1987).
Secara taksonomi jambu biji dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Soedarya 2010):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Jambu biji merupakan tanaman semak atau perdu,
tingginya dapat mencapai 9 m (Nakasone & Paull 1999).
Batang muda berbentuk segiempat, berwarna hijau atau merah
muda, dengan rambut berwarna keabu-abuan (Rismunandar,
1989). Batang tua bulat dan keras, kulit batang licin
berwarna coklat kemerahan dengan lapisan yang tipis dan
mudah terkelupas jika sudah mengering. Bila kulitnya
dikelupas akan terlihat bagian dalam batangnya berwarna
hijau dan berair. Tanaman jambu biji memiliki kanopi yang
pendek, percabangannya bebas dari bawah ke atas, sering
tumbuh tunas liar di dekat pangkal batang. Tunas tersebut
dapat digunakan sebagai bahan tanam atau bibit. Pertumbuhan
tunas tanaman jambu biji bersifat indeterminan, dan
batang/cabang jambu biji dapat tumbuh terus memanjang yang
kadang-kadang dapat menekan pertumbuhan tunas lateral
(Ashari, 2006).
Daun jambu biji mengeluarkan aroma jika diremas,
berwarna hijau, mempunyai daun tunggal dan bertangkai
pendek. Kedudukan daunnya dapat bersilangan, letak daunnya
berhadapan dan bertulang daun menyirip. Bentuk daunnya
bulat atau bulat telur dengan pinggiran rata melingkar dan
ujung meruncing. Menurut Rismunandar (1989) ada korelasi
antara bentuk daun dengan bentuk buahnya jambu biji yang
berdaun kecil-kecil buahnya pun kecil (jambu kerikil). Jika
bentuk daunnya bulat, buahnya pun bulat. Pohon yang daunnya
memanjang dan agak lancip ujungnya, buahnya berbentuk buah
pir.
Bunga jambu biji berwarna putih, berbau agak wangi,
tumbuh di ketiak daun atau pada pucuk ranting, tunggal atau
dalam kelompok kecil (Morton 1987). Bunga merupakan bunga
sempurna yaitu benang sari (sekitar 250 helai) dan putik
terdapat pada satu bunga. Mahkota bunga jumlahnya 4-5,
dengan bentuk daun mahkota bulat telur. Bunga akan mekar
penuh pada pagi hari. Waktu yang diperlukan dari kuncup
hingga mekar penuh antara 14-29 hari (Sujiprihati 1985).
Penyerbukan bunga tanaman jambu biji bersifat menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang (Nakasone & Paull 1999),
berlangsung dengan sendirinya atau dibantu oleh faktor luar
yaitu angin, serangga, dan manusia (Rismunandar 1989).
Buah jambu biji memiliki variasi yang besar baik dalam
ukuran buah, bentuk buah, maupun warnanya. Buah
berdompolan, bentuknya globose, bulat telur, lonjong atau
berbentuk buah pir, dengan ukuran beragam diameter sekitar
2,5-10 cm (Nakasone & Paull 1999) bergantung pada sifat
bawaan, umur pohon, kesuburan tanah, dan ketersediaan air
(Rismunandar 1989). Kulit buahnya halus atau tidak rata,
berwarna hijau tua ketika masih muda dan berubah menjadi
hijau sampai hijau kekuning-kuningan setelah masak. Daging
buahnya berwarna putih, kuning, pink atau merah dengan sel-
sel batu sehingga bertekstur kasar, berasa asam sampai
manis, dan beraroma “musky” ketika masak (Soetopo 1992).
Daging dalamnya bertekstur lunak, dan berwarna lebih gelap
dan berasa lebih manis dibanding daging luarnya, secara
normal dipenuhi biji-biji yang keras berwarna kuning,
sekitar 1-2% (Panhwar, 2005).
III. DESKRIPSI
Photo by: Dian Kusumawardani, 2015.
Psidium guajava atau jambu biji merupakan tanaman buah-
buahan yang mudah dijumpai di Indonesia, terutama di
wilayah pulau jawa, sebab tanaman tersebut dapat tumbuh dan
dipelihara dengan mudah, selain itu tanaman jambu biji juga
memiliki berbagai macam manfaat sehingga pembudidayaan
jambu biji sudah banyak dilakukan. Jambu biji hidup di
wilayah terestrial dengan iklim tropis maupun subtropis.
Deskripsi tanaman yang dimuat dalam makalah ini yaitu
tentang jambu biji putih. Berdasarkan pengamatan di
lapangan atau tempat pengambilan sampel herbarium yang saya
lakukan, saya mengambil jambu biji putih yang berlokasi di
desa Srandil-Karangwangkal, Purwokerto. Tanaman jambu biji
tersebut memiliki tinggi sekitar 2 meter, dengan diameter
batang sebesar 7-12 cm. Memiliki permukaan batang yang rata
(laevis), kulit mudah terkelupas, berwarna coklat dan
berbentuk menyilinder, arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus).
Tanaman jambu biji putih yang telah diamati memiliki
deskripsi habitus tumbuhan sebagai berikut: Batang
menyilinder; tinggi 1,5-2 m; diameter 7-12 cm; warna
coklat. Daun tunggal, panjang tangkai daun 0,5-1 cm;
diameter 1,7-5 cm, jarak antar tangkai 0,5-3,5 cm; bentuk
daun membundar telur, panjang 4,5-11,5 cm, lebar 1,8-5,4
cm; bagian terlebar dekat pangkal; warna permukaan atas
hijau, warna permukaan bawah hijau pucat; pangkal menumpul;
ujung daun membundar; tepi daun rata; permukaan atas daun
rata; tonjolan urat daun tidak jelas; pertulangan daun
menyirip. Bunga axilaris, panjang tangkai bunga 1,6-2 cm;
diameter 0,5-0,7 cm; jumlah mahkota 4; perlekatan mahkota
berlepasan; warna mahkota bunga putih kekuningan; jumlah
benang sari 96-127; panjang tangkai sari 1,3-2,8 cm;
panjang tangkai putik 1,2-3 cm. Buah bentuk buah buni
bundar; panjang 5-8,5 cm, diameter 4-7 cm; warna putih
kekuningan; tekstur daging buah lunak dan kasar; rasa manis
asam; bentuk biji bulat; warna kuning atau cream; kulit
tidak rata.
Tanaman jambu biji dapat diperbanyak secara generatif
melalui biji, atau vegetatif antara lain cangkokan,
okulasi, stek akar (Rismunandar 1989), stek batang, dan
perempelan mata tunas. Cara perbanyakan dengan biji akan
menyebabkan bermacam-macam variasi (segregasi). Sedangkan
perbanyakan dengan cara vegetatif dapat digunakan untuk
mempertahankan sifat induknya (Sujiprihati 1985), dan dapat
menghasilkan buah relatif lebih cepat dibandingkan
penanaman melalui biji.
Buah jambu biji selain dikonsumsi segar sebagai
pencuci mulut atau salad, dapat juga dijadikan produk
olahan seperti asinan, permen, jeli, selai, jus, sari buah,
nektar, setup, bubur buah (Rismunandar 1989). Tepung jambu
biji banyak mengandung vitamin C dan pektin (Soetopo 1992).
Selain itu kandungan beberapa senyawa dalam tanaman jambu
biji terutama dalam daunnya seperti tanin, fenol,
triterpen, minyak atsiri (eugenol), zat samak, damar, asam
malat, asam lemak, dan asam apfel (Dalimartha 2005), jambu
biji memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai obat
herbal. Beberapa penggunaan daun jambu biji yaitu sebagai
antidiare, menurunkan glukosa darah, obat demam berdarah,
obat batuk, obat luka, sariawan, dan sebagainya (Agromedia
2008). Ekstrak etanol daun jambu biji putih dan merah mampu
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare (Escherichia
coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi) pada
konsentrasi tertentu (Adnyana et al. 2004). Selain obat
diare, daun jambu biji yang mengandung senyawa tanin dan
flavonoid juga memiliki potensi sebagai obat demam berdarah
(Balitbu 2008).
DAFATAR REFERENSI
Adnyana IK, Yulinah E, Sigit JI, Fisheri KN, Insanu M.2004. Efek ekstrak daun jambu biji daging buah putihdan jambu biji daging buah merah sebagai antidiare.Acta Pharmaceutica Indonesia 29(1):19-27. AgroMedia. 2008.Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Edisi revisi.Jakarta: UI-Press.
[Balitbu] Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 2008.Tanaman yang berkhasiat mengatasi demam berdarahdengue. Warta penelitian dan pengembangan pertanian Vol. 30,No. 6 2008.
Dalimartha S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2.Jakarta: Trubus Agriwidya.
Gould WP, Raga A. 2002. Pest of guava. Di dalam: Pena JE,Sharp JL, Wysoki M, editor. Tropical Fruit Pests andPollinators: Biology, Economic Importance, Natural Enemies, andControl. New York: CABI. Hlm 295-313.
Morton J. 1987. Guava. Di dalam: Morton JF & Miami FL,editor. Fruits of Warm Climates. Creative ResourcesSystems, Inc. Hlm 356-363.
Nakasone HY, Paull RE. 1999. Tropical Fruits. Wallingford: CABInternational.
Panhwar F. 2005. Genetically evolved of guava (Psidiumgaajava) and its future in Pakistan. Virtual LybraryChemistry.
Popenoe W. 1974. Manual of Tropical and Subtropical Fruits. New York:Hafner Press.
Rismunandar. 1989. Tanaman Jambu Biji. Bandung: Sinar Baru.
Soedarya AP. 2010. Agribisnis Guava (Jambu Batu). Bandung: PustakaGrafika.
Soetopo L. 1992. Psidium guajava L. Di dalam: Verheij EWM, CoronelRE, editor. Plant Resources of South-East Asia: Edible Fruits and Nuts.Bogor: Prosea Foundation. Hlm 266-270.
Sujiprihati S. 1985. Studi keragaman berbagai sifatagronomis dan pola pembungaan/pembuahan jambu Bangkok.Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.