LKPD Kabupaten Kolaka Berdasarkan PSAP No. 02

31
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, di dalam penjelasan mengenai keuangan daerah, antara lain menyatakan bahwa penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber- sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, di mana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah (Halim et al , 2007: 24). Untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, selanjutnya Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

Transcript of LKPD Kabupaten Kolaka Berdasarkan PSAP No. 02

21

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, di dalam penjelasan mengenai

keuangan daerah, antara lain menyatakan bahwa

penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan

terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan

urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-

sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan

mengacu kepada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah, di mana besarnya disesuaikan dan

diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara

Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang

melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan

kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah, sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan

daerah (Halim et al , 2007: 24). Untuk pelaksanaan

pengelolaan keuangan daerah diterbitkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, selanjutnya

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

disebut Permendagri 13/2006, sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Permendagri 59/2007. Pengelolaan

keuangan daerah dimaksud merupakan subsistem dari

sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen

pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah (Halim

et al , 2007: 73-74).

Salah satu wujud dari keberhasilan pemerintah

yaitu dengan mewujudkan laporan keuangan pemerintah

daerah (LKPD) yang berkualitas, LKPD dianggap baik jika

mendapat opini wajar tanpa pengucualian, sejak

diberlakukannya otonomi daerah setiap pemerintah

daerah, baik pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi

diwajibkan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk

pertanggungjawaban telah berakhirya tahun anggaran dan

wajib diaudit oleh BPK (Ketut,2009).

Pemerintah Daerah sebagai pihak yang ditugasi

menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan layanan

sosial masyarakat wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai

apakah pemerintah daerah tersebut berhasil menjalankan

tugas dengan baik atau tidak (Suprapto, 2006).

Pemerintah daerah dituntut agar pengelolaan keuangan

daerah secara baik yang harus dilakukan dalam

mewujudkan tujuan pemerintahan yang bersih (clean

goverment), dimana pengelolaan keuangan daerah yang baik

adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah

secara ekonomis, efisien, transparan dan akuntabel.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Dalam pelaksanaan pengelolaan keungan negara

tersebut, pemerintah baik pusat maupun daerah wajib

melaksanaan pengelolaan keuangan yang handal, baik dan

akuntabel. Karena pada hakikatnya uang yang dikelola

oleh pemerintah itu sendiri berasal dari masyarakat,

Oleh karena itu pengelolaannya harus dioptimalkan,

dapat dipertanggungjawabkan serta mendatangkan manfaat

bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan direvisinya PP

No.24 tahun 2005 dengan PP No.71 tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah, membawa sedikit perubahan

dalam standar dan mekanisme pengelolaan keuangan di

Pemerintahan.

Berdasarkan fenomena diatas, penulis merasa

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai laporan

keuangan pemerintah daerah yakni Kabupaten Kolaka

terkait dengan penyajian laporan keuangannya dan

laporan realisasi anggarannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas,

maka rumusan masalahnya adalah:

1) Apakah penyajian laporan keuangan Kabupaten Kolaka

telah sesuai dengan PSAP NO.01 tentang penyajian

Laporan Keuangan yang tercantum dalam PP NO.71

tahun 2010?

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

2) Apakah laporan keuangan Kabupaten Kolaka dalam hal

ini Laporan Realisasi Anggaran sesuai dengan PSAP

NO. 02 Laporan Realisasi Anggaran ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas,

maka tujuan makalah ini adalah:

1) Untuk mengetahui kesesuaian antara laporan

keuangan Kabupaten Kolaka terhadap PSAP NO.01

tentang Penyajian Laporan keuangan yang tercantum

dalam PP NO.71 tahun 2010.

2) Untuk menetapkan dasar – dasar penyajian Laporan

Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka

memenuhi tujuan akuntanbilitas sebagaimana

ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Menurut M.Yusuf (2010 :1) Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah adalah suatu bentuk

pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada stakeholder

yang didalamnya mencakup berbagai macam pekerjaan yang

membutuhkan keuangan termasuk komponen asset yang

tercermin dalam neraca daerah dimana setiap tahun

dibuatkan laporanya setelah pelaksanaan anggaran.

Laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari :

neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus aks

dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.1 Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

pelaporan selama satu periode pelaporan.

Laporan keuangan terutama digunakan untuk

mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan

untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan,

menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan

efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu

menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-

undangan.

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban

untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta

hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara

sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan

untuk kepentingan:

1) Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya

serta pelaksanaan kebijakan  yang dipercayakan

kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan

yang telah  ditetapkan secara periodik.

2) Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam

periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi

perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah

untuk kepentingan masyarakat.

3) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan

jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan

bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan

sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan

ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

4) Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama

dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola

pemerintah untuk mencapai kinerja yang

direncanakan.

5) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational

equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan

penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk

membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan

dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan

akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

2.1.2  Tujuan Pelaporan Keungan

Laporan keuangan merupakan laporan yang

terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan

informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,

arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan

yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan

mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah

adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya, dengan:

a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi

sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana

pemerintah;

c) Mmenyediakan informasi mengenai sumber, alokasi,

dan penggunaan sumber daya ekonomi;

d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi

terhadap anggarannya;

e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas

pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi

kebutuhan kasnya;

f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah

untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan;

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

g) Menyediakan informasi yang berguna untuk

mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam

mendanai aktivitasnya.

Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai

peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi

yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya

yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan,

sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yang

berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang

terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi

bagi pengguna mengenai:

1. Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan

digunakan sesuai dengan anggaran; dan

2. Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan

digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas

anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.

Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan

menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam

hal:

1)    aset;

2)    kewajiban;

3)    ekuitas dana;

4)    pendapatan;

5)    belanja;

6)    transfer;

7)    pembiayaan; dan

8)    arus kas.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan

keuangan oleh pemerintah daerah adalah :

1) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam

pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik

serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan

pengelolaan.

2) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk

mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional.

Secara khusus, tujuan khusus penyajian laporan

keuangan oleh pemerintah daerah adalah :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan

kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit

pemerintah.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi kondisi ekonomi suatu unit

pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi

di dalamnya.

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor

kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-

undangan, kontrak yang telah disepakati, dan

ketentuan lain yang disyaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan

penganggaran, serta untuk memprediksi pengaruh

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

pemilikan dan pembelanjaan sumber daya ekonomi

terhadap pencapaian tujuan operasional.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja

manajerial dan organisasional

2.2 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah

prinsip-prinsip akuntansi  yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan

Pemerintah yang terdiri atas Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan

Permerintah Daerah (LKPD).

Laporan keuangan pokok menurut SAP adalah:

1.     Laporan Realisasi Anggaran

2.     Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

3.     Neraca

4.     Laporan Operasional

5.     Laporan Arus Kas

6.     Laporan Perubahan Ekuitas

7.     Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan Pemerintah untuk tujuan umum juga

mempunyai kemampuan prediktif dan prospektif dalam hal

memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk

operasi berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari

operasi yang berkelanjutan serta resiko dan

ketidakpastian yang terkait.

Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

1. Masyarakat.

2. Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa dan lembaga

pengawas.

3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses

donasi, investasi, dan pinjaman.

4. Pemerintah.

 SAP memiliki dua basis Penerapan yaitu :

1.     SAP Berbasis Kas

Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan

keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan

pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan

Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan

asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.a

Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti

bahwa pendapatan diakui pada saat kas di terima di

Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas

pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau entitas

pelaporan (PP No.71 tahun 2010).

2. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

menyusun SAP berbasis akrual yang mecakup PSAP berbasis

kas untuk pelaporan pelaksanaan anggaran ( budgetary

reports), sebagaimana di cantumkan pada PSAP 2, dan

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

PSAP berbasis akrual untuk pelaporan financial, yang

pada PSAP 12 mempasilitasi pencatatan, pendapatan, dan

beban dengan basis akrual.

Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara

bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas

Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan,

belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui

aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis

Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur

dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih

lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara

bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri.

Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual

dengan SAP berbasis akrual terletak pada PSAP 12

menganai laporan operasional. Entitas melaporkan secara

transparan besarnya sumber daya ekonomi yang

didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung untuk

menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus / deficit

operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/

kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan ( PP

NO 71 Tahun 2010)

3. SAP berbasis Akrual

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui

pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam

pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui

pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan

dalam APBN/APBD.

Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset,

kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat pada

saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau

kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan

pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara

kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).

SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan

pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah

dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/

daerah, jika menurut peraturan perundang – undangan

satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan

keuangan (PP No.71 Tahun 2010).

SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam

bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual

Akuntansi Pemerintah. PSAP dan Kerangka Konseptual

Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual

dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan

Pemerintah nomor 71 Tahun 2010.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh

KSAP melalui proses baku penyusunan (due process).

Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan

pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap

terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010.

Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap

dilakukan dengan memperhatikan urutan persiapan dan

ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran

II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

2.2.1 Tahap - tahap penyiapan SAP yaitu

(Supriyanto:2005):

a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi

Standar

b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite

c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

d. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja

e. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

g. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar

Pendapat Publik (Publik Hearings)

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf

Publikasian

j. Finalisasi Standar

Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing,

Standar dibahas bersama dengan Tim Penelaah Standar

Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan

pembahasan berdasarkan masukan-masukan KSAP melakukan

finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan

kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini

belum diterima oleh BPK karena komite belum ditetapkan

dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut, melalui

Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk

menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan

kepada BPK agar dapat segera ditetapkan.

Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK dan

mendapatkan pertimbangan dari BPK. BPK meminta langsung

kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah

(PP). Proses penetapan PP SAP pun berjalan dengan

Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen

Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak

terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan

Pemerintah.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

2.2.2 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (KKAP)

dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan (KDP-LK).

KKAP dan KDPP-LK sama-sama menujukan pada 4

(empat) pihak yaitu: komite penyusun standar, penyusun

laporan keuangan, pemeriksa (auditor) dan para

pemakainya. Ini agaknya memang suatu hal yang tak bisa

dihindari, sebab keempat pihak tersebut telah menjadi

fixed sebagai pengguna standar akuntansi.

Perbedaan baru mulai terlihat pada poin ruang lingkup.

Sebab merupakan hal yang baru, cakupan ruang lingkup

yang dibahas dalam KKAP memang terkesan lebih banyak

pertimbangan adaptasi.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan,

kerangka ini merumuskan konsep yang mendasari

penyusunan dan penyajiaan laporan keuangan pemerintah

pusat dan daerah. Sebagai acuan bagi :

1. Penyusunan Standar Akuntansi pemerintah (KSAP)

Tujuan KSAP adalah untuk meningkatkan transparasi

dan akubilitas penyelenggaraan akuntansi

pemerintahan, melalui penyusunan dan pengembangan

SAP.

2. Penyusun laporan keuangan

3. Pemeriksa

Adalah orang yang melakukan tugas pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara

untuk dan atas nama BPK(Badan Pemeriksa Keuangan).

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

4. Para pengguna laporan keuangan

Pada KKAP ruang lingkupnya meliputi:

a. tujuan kerangka konseptual;

b. lingkungan akuntansi pemerintahan;

c. pengguna kebutuhan informasi para pengguna;

d. entitas pelaporan;

e. peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar

hukum;

f. asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang

menentukan manfat informasi dalam laporan

keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi

akuntansi; dan

g. defenisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur

yang membentuk laporan keuangan.(KKAP Paragraf 4)

Sementara pada KDPP-LK, ruang lingkupnya meliputi:

a) tujuan laporan keuangan;

b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat

informasi dalam laporan keuangan;

c) defenisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur

yang membentuk laporan keuangan; dan

d) konsep modal serta pemeliharaan modal.(KDPP-LK,

paragraf 05)

2.2.3 Kandungan PP SAP

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari:

SAP berbasis Akrual

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Lampiran I.01 ; Kerangka konseptual akuntansi

pemerintahan

Lampiran I.02 ; Penyajian laporan keuangan

Lampiran I.03 ; Laporan realisasi anggaran

berbasis kas

Lampiran I.04 ; Laporan arus kas

Lampiran I.05 ; Catatan atas laporan keuangan

Lampiran I.06 ; Akuntansi persediaan

Lampiran I.07 ; Akuntansi investasi

Lampiran I.08 ; Akuntansi asset tetap

Lampiran I.09 ; Akuntansi kontruksi dalam

pengerjaan

Lampiran I.10 ; Akuntansi kewajiban

Lampiran I.11; Koreksi kesalahan, perubahan

kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi,

dan operasi yang tidak di lanjutkan

Lampiran I.12 ; Laporan keuangan konsolidasi

Lampiran I.13 ; Laporan keuangan operasional

SAP berbasis Kas menuju Akrual

Lampiran II.01 ; Kerangka konseptual akuntansi

pemerintahan

Lampiran II.02 ; Penyajian laporan keuangan

Lampiran II.03 ; Laporan realisasi anggaran

Lampiran II.04 ; Laporan arus kas

Lampiran II.05 ; Catatan atas laporan keuangan

Lampiran II.06 ; Akuntansi persediaan

Lampiran II.07 ; Akuntansi investasi

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Lampiran II.08 ; Akuntansi asset tetap

Lampiran II.09 ; Akuntansi kontruksi dalam

pengerjaan

Lampiran II.10 ; Akuntansi kewajiban

Lampiran III ; Proses penyusunan standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PSAP No. 1 Penyajian laporan Keuangan

Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kolaka

Tahun 2012 disusun dan disajikan mengacu pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelola Keuangan Daerah Serta Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah.

3.1.1 Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan

perbandingan antara anggaran dengan realisasinya yang

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama

periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012.

Realisasi Pendapatan Daerah TA 2012 adalah

sebesar Rp831.802.494.749,98 atau 103,62% dari jumlah

yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2012 sebesar

Rp802.765.819.445,17. Sedangkan Realisasi Anggaran

Tahun 2011 sebesar Rp717.761.924.919,04. Hal ini

berarti realisasi Pendapatan Daerah TA 2011 lebih

tinggi sebesar Rp114.040.569.830,94

(Rp831.802.494.749,98 - Rp717.761.924.919,04) atau naik

15,89% dibandingkan dengan realisasi TA 2011.

Table 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian target

Pendapatan Daerah TA 2012

Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

Realisasi TA

2012

%

Pencapai

an

Anggaran

%

Komposis

i(Rp) (Rp)

Pendapatan

Asli daerah

38.223.297.04

4,17

40.500.082.488

,98105,96% 4,87%

Pendapatan

Transfer

739.641.132.4

01,00

764.972.915.68

5,00103,42% 91,97%

Lain-lain

Pendapatan

yang Sah

24.901.390.00

0,00

26.329.496.576

.00105,74% 3,16%

Jumlah

Pendapatan

802.765.819.4

45,17

831.802.494.74

9,98103,62% 100,00%

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Realisasi Belanja Daerah TA 2012 adalah sebesar

Rp791.911.541.080,00 atau 95,555 dari jumlah yang

dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2012 sebesar

Rp828.797.790.364,00. Sedangkan Realisasi Anggaran

Tahun 2011 sebesar Rp676.021.513.400,16. Hal ini

berarti realisasi Belanja Daerah TA 2012 lebih tinggi

sebesar Rp115.890.027.679,84 (Rp791.911.541.080,00 -

Rp676.021.513.400,16) atau naik 17,14% dibandingkan

dengan realisasi TA 2011.

Tabel 3.2 ikhtisar Realisasi Pencapaian target Belanja

Daerah TA 2012

Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

Realisasi TA

2012

%

Pencapai

an

Anggaran

%

Komposis

i(Rp) (Rp)

Belanja

Operasi

621.961.851.9

63,00

596.991.589.08

6,0095,99% 75,38%

Belanja Modal186.405.572.3

83,00

175.626.541.19

4,0094,22% 22,18%

Belanja Tak

Terduga

1.000.000.000

,00443.045.000,00 44,30% 0,06%

Jumlah Belanja828.797.790.3

46,00

791.911.541.08

0,0095,55% 100,00%

Realisasi Pembiayaan Bersih TA 2012 adalah

sebesar Rp26.641.409.299,83 atau 102,34% dari jumlah

yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2012 sebesar

Rp26.031.970.900,83. Sedangkan Realisasi Anggaran Tahun

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

2011 sebesar (Rp10.375.945.618,05). Hal ini berarti

realisasi Pembiayaan Bersih TA 2012 lebih tinggi

sebesar Rp37.017.354.917,88 (Rp26.031.970.900,83 –

(Rp10.375.945.618,05)) atau naik 356,76% dibandingkan

dengan realisasi TA 2011.

Tabel 3.3. Ikhtisar Realisasi Pencapaian target

Pembiayaan Daerah TA 2012

Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

Realisasi TA

2012

%

Pencapai

an

Anggaran

%

Komposis

i(Rp) (Rp)

Penerimaan

Pembiayaan

36.364.465.90

0,83

31.365.465.900

,8386,25% 117,73%

Pengeluaran

Pembiayaan

10.332.495.00

0,00

4.723.056.601,

0045,71% 17,73%

Pembiayaan

Bersih

26.031.970.90

0,83

26.641.409.299

,83102,34% 100,00%

3.1.2 Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas

mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31

Desember 2012 dan 2011.

Jumlah Aset adalah sebesar Rp2.314.164.372.652,24

yang terdiri dari Aset Lancar sebesar

Rp110.968.419.409,48, Investasi jangka Panjang sebesar

Rp41.646.803.970,26, Aset Tetap sebesar

Rp2.122.463.655.973,50, dan Aset Lainnya sebesar

Rp39.085.493.

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Jumlah Kewajiban adalah sebesar

Rp4.491.049.368,61. Sedangkan jumlah Ekuitas Dana

adalah sebesar Rp2.309.673.323.283,63 yang terdiri dari

Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp106.477.370.040,87, dan

Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp2.203.195.953.242,76.

Tabel 3.4 Ikhtisar Neraca Per 31 Desember 2012 dan 2011

Uraian

Tanggal Neraca Kenaikan/Penurunan31 Desember 2012

(Rp)

31 Desember

2011

(Rp)

(Rp) %

ASET

- Aset Lancar

- Investasi Jangka

Panjang

- Aset Tetap

- Aset lainnya

110.968.419.409,48

41.646.803.970,26

2.122.463.655.973,

50

39.085.493.299,00

72.469.444.444

,99

42.841.888.399

,48

1.953.256.992.

175,00

35.961.702.608

,33

38.498.974.964

,49

(1.195.084.42

9,22)169.206.663.79

8,50

3.123.790.690,

67

0,35

(0,0

3)

0,08

0,08

Jumlah Aset2.314.164.372.652,

24

2.104.530.027.

627,80

209.634.345.02

4,440,09

KEWAJIBAN

- Kewajiban Jangka

Pendek

- Kewajiban Jangka

Panjang

4.491.049.368,61

-

5.363.411.979,

14

332.026.300,71

(872.362.610,5

3)

-

(0,1

9)

EKUITAS DANA

- Ekuitas Dana

Lancar

- Ekuitas Dana

Investasi

106.477.370.040

,87

2.203.195.953.2

67.106.032.465

,85

2.031.728.556.

882,10

39.371.337.575

,02

171.467.396.36

0

0,37

0,08

-

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

- Ekuitas Dana

Cadangan

42,76

-- -

Jumlah Kewajiban

dan Ekuitas

2.309

673.323.283,63

2.098.834.589.

347,95

210.838.733.93

5,680,09

3.1.3 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama

satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas

pada tanggal pelaporan (sampai dengan 31 desember

2012).

Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Operasi adalah

sebesar Rp212.387.061.796,98, Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Nonkeuangan sebesar Rp175.488.783.194,00,

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan adalah sebesar

Rp4.723.056.601,00, dan Arus Kas dari Aktivitas

Nonanggaran adalah sebesar Rp135.806.987,00. Saldo

Akhir Kas adalah sebesar Rp66.605.421.513,81,

Kenaikan/penurunan Kas adalah sebesar

Rp32.311.028.988,98, yang diperoleh dari saldo awal kas

di BUD sebesar Rp31.098.947.169,83, dan saldo akhir kas

di BUD adalah sebesar Rp63.409.976.158,81. Saldo akhir

kas di Bendahara pengeluaran adalah sebesar

Rp195.207.788,00, Saldo akhir kas di Bendahara

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Penerimaan sebesar Rp7.562.500,00, dan saldo akhir kas

di Bendahara BLU adalah sebesar Rp2.992.675.067.

3.1.4 Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi

penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai

suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas

Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang

diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi

Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

keuangan. Laporan keuangan Kabupaten Kolaka tahun 2012

juga melampirkan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

3.2 PSAP No. 2 Laporan Realisasi Anggaran

Berdasarkan penyajian Laporan Keuangan Kabupaten

Kolaka, telah sesuai dengan PSAP No. 2 Laporan

Realisasi Anggaran, karena telah mencakup secara

keseluruhan unsur-unsur

1) Pendapatan – LRA

2) Belanja

3) Transfer

4) Surplus/Defisit LRA

5) Pembiayaan

6) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Pada APBD Perubahan tahun 2012 total Pendapatan

daerah ditargetkan sebesar Rp802.765.819.445,17 atau

mengalami penurunan sebesar 0,54% dari target

Pendapatan Daerah sebelum perubahan sebesar

Rp807.108.843.655,00. Target PAD sebesar

Rp38.223.297.044,17 atau mengalami penurunan sebesar

57,01% dari APBD sebelum perubahan sebesar

Rp88.904.704.880,00. Dana perimbangan setelah perubahan

ditargetkan sebesar Rp640.081.071.401,00 atau mengalami

kenaikan sebesar Rp3.363.705.401,00 atau 0,53% dari

sebelumnya yang diprediksikan sebesar

Rp636.717.366.000,00. Sedangkan Lain-lain Pendapatan

Daerah yang sah sebelum perubahan ditargetkan sebesar

Rp81.486.772.775,00 mengalami kenaikan sebesar

Rp42.974.678.225,00, sehingga setelah perubahan

ditargetkan sebesar Rp124.461.451.000,00 atau mengalami

kenaikan sebesar 52,74%.

Pada tahun 2012 Belanja Daerah dianggarkan

sebesar Rp796.808.843.655,00, mengalami penambahan

sebesar Rp31.988.946.691,00 sehingga setelah perubahan

ditargetkan sebesar Rp828.797.790.346,00 atau meningkat

sebesa 4,01%. Sedangkan untuk Pembiayan Daerah terdiri

atas dua bagian yakni Penerimaan Pembiayaan dan

Pengeluaran Pembiayaan. Penerimaan Pembiayan pada APBD

Perubahan TA 2012 direncanakan sebesar

Rp36.364.465.900,83 dan pengeluaran pembayaran pada

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

APBD Perubahan TA 2012 secara kumulatif dianggarkan

sebesar Rp10.332.495.000,00.

Tabel 3.5 APBD induk dan APBD Perubahan TA 2012

Nomor

UrutUraian

Jumlah

(Rp)Bertambah/(Berkurang)

Sebelum

Perubahan

Sesudah

Perubahan(Rp) %

4.

4.1

4.2

4.3

4.3.3

4.3.4

5.1

5.2

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli

Daerah

Dana Perimbangan

Lain-lain Pendapatan

daerah yang Sah

Dana Bagi Hasil Pajak

dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah

Lainnya

Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

BELANJA TIDAK

LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG

JUMLAH BELANJA

JUMLAH PENERIMAAN

807.108.843.655

,00

88.904.704.880,

00

636.717.366.000

,00

81.486.772.775,

00

13.154.281.815,

00

62.108.879.960,

00

802.765.819.445

,17

38.223.297.044,

17

640.081.071.401

,00

124.461.451.000

,00

13.400.000.000,

00

80.551.449.000,

00

(4.343.024.209,

83)

(50.681.407.835

,83)

3.363.705.401,0

0

42.974.678.225,

00

245.718.185,00

18.442.570.040,

00

2.738.556.732,0

(0,54

)

(57,0

1)

0,53

52,74

1,87

29,69

0,63

8,01

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

6.2

PEMBIAYAAN

Pengeluaran

Pembiayaan Daerah

431.453.203.195

,00

365.355.640.460

,00

796.808.843.655

,00

1.125.000.000,0

0

11.425.000.000,

00

434.191.759.927

,00

394.606.030.419

,00

828.797.790.346

,00

36.364.465.900,

83

10.332.495.000,

00

0

29.250.389.950,

00

31.988.946.691,

00

35.239.465.900,

00

(1.092.505.000,

00)

4,01

3132,

40

(9,56

)

BAB III

KESIMPULAN

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

Pada Peraturan Pemerintah No .71 2010 dijelaskan

bahwa pelaporan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat atau

Daerah haruslah sesuai dengan Penyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan. Laporan Keuangan Kabupaten

Kolaka Tahun 2012 ini telah disusun dan disajikan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (yakni Lampiran

II Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju

Akrual).

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka menyajikan

laporan keuangannya sesuai dengan PSAP No. 1 Penyajian

Laporan Keuangan. Hal ini dapat dilihat dari komponen

laporan keuangan yang disajikan antara lain:

1) Laporan Realisasi Anggaran

2) Neraca

3) Laporan Arus Kas

4) Catatan atas Laporan Keuangan

Penyajian Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten

Kolaka juga telah sesuai dengan PSAP No. 2 Laporan

Realisasi Anggaran, karena telah mencakup secara

keseluruhan unsur-unsur dalam laporan realisasi

anggaran:

1) Pendapatan – LRA

2) Belanja

3) Transfer

4) Surplus/Defisit LRA

5) Pembiayaan

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka

21

6) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan KeuanganPemerintah Daerah Kabupaten Kolaka tahun 2012

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KeuanganNomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi danPelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan

Laporan Keuangan Kabupaten Kolaka