PROFIL KESEHATAN KOLAKA UTARA TAHUN 2011
Transcript of PROFIL KESEHATAN KOLAKA UTARA TAHUN 2011
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara
merupakan salah satu unsur pelaksana pemerintah
daerah, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Derajat kesehatan yang optimal bukan saja
merupakan kebutuhan dasar bagi individu dan
keluarga, tetapi lebih jauh dari itu merupakan
bagian dari kesejahteraan masyarakat. Peningkatan
derajat kesehatan masyarakat akan meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia dimasa yang akan datang
dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan
1 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
bebas pada era globalisasi. Penduduk yang sehat
selain akan menunjang keberhasilan pembangunan
bidang lainnya, juga akan mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan penduduk. Perubahan
derajat kesehatan ini dipengaruhi oleh empat faktor
kunci, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku
masyarakat, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Dimana faktor lingkungan dan perilaku
masyarakat merupakan 2 hal pokok yang sangat besar
pengaruhnya terhadap pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang optimal di suatu wilayah.
Derajat kesehatan masyarakat yang optimal
adalah suatu kondisi kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya
umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu
dan bayi, menurunnya angka kesakitan penduduk,
menurunnya angka kecacatan dan ketergantungan akibat
penyakit, serta meningkatnya status gizi masyarakat.
2 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Kita menyadari bahwa pelaksanaan program
kesehatan di Kabupaten Kolaka Utara selama ini telah
berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang cukup bermakna, walaupun disadari pula bahwa
masih banyak dijumpai berbagai masalah dan hambatan
yang mempengaruhi pelaksanaan program kesehatan
tersebut, antara lain keterbatasan pembiayaan,
keterbatasan jumlah tenaga kesehatan terutama yang
bertugas di desa-desa terpencil, serta masih
rendahnya tingkat peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pembangunan bidang kesehatan yang
diselenggarakan dengan pendekatan paradigma sehat
yaitu semua aspek pembangunan diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan
masyarakat dan kesehatan keluarga, selain itu
diharapkan upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan
dititikberatkan pada aspek promotif, preventif, dan
tetap melaksanakan upaya kuratif serta rehabilitatif
3 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Profil kesehatan merupakan salah satu produk
Informasi Kesehatan yang berisi tentang gambaran
kesehatan di Kabupaten Kolaka Utara yang memuat
tentang berbagai data dan situasi hasil pembangunan
kesehatan selama satu tahun dan dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Data dan informasi yang
tersajikan meliputi gambaran umum, derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sarana kesehatan dan
data-data pendukung lainnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
Selain untuk penyajian informasi kesehatan,
profil juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung
proses pengambilan keputusan bagi pimpinan bidang
kesehatan di berbagai jenjang administrasi serta
merupakan salah satu sarana untuk memantau dan
mengevaluasi keberhasilan pembangunan kesehatan
4 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
menuju masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.
B.SISTEMATIKA PENYAJIAN
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud
dan tujuan pembuatan Profil Kesehatan dan
sistematika penyajiannya
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Kabupaten Kolaka Utara
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator
mengenai angka kematian, angka kesakitan,dan
status gizi masyarakat
Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menggambarkan tentang upaya
kesehatan masyarakat, Akses dan mutu Pelayanan
Kesehatan, Perilaku Masyarakat dan Keadaan
Lingkungan
Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Dan
Pembiayaan.
5 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Bab ini menguraikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan dan sumber daya
dan biaya kesehatan lainnya.
Bab 6 : Situasi Capaian Kewenangan wajib Standar
Pelayanan Minimal (KW – SPM) Tahun 2011
Bab ini menggambarkan tentang Cakupan
Standar Pelayanan Minimal (KW-SPM) Tahun 2011
denga 18 indikator.
Bab 7 : Penutup
Lampiran
1. Pada lampiran ini berisi resume/pencapaian
pembangunan kesehatan di Kabupaten Kolaka
Utara berupa 70 tabel data.
2. Pada lampiran ini berisi tentang gambaran
capaian Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal (KW - SPM) Tahun 2011
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
A. Kondisi Geografis.
Kabupaten Kolaka Utara membentang dari Utara ke
Selatan pada Bujur 120o45’00” sampai 120o30’13” BT
dan Lintang 02o00’00” sampai 03o30’00” Lintang6 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Selatan, dengan batas-batas wilayah antara lain
sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu
Timur (Provinsi Sulawesi Selatan).
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kolaka
dan Konawe Utara (Provinsi Sulawesi Tenggara).
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Kolaka (Provinsi Sulawesi Tenggara).
- Sebelah Barat berbatasan dengan Pantai Timur
Teluk Bone.
Daerah ini terdiri
wilayah daratan seluas +
3.391,67 Km, disertai
pulau-pulau kecil dengan
pemandangan yang indah.
Selain itu, juga memiliki
wilayah perairan laut
membentang sepanjang Teluk
Bone, seluas + 12.376
Km2.Pada Tahun 2008Kabupaten
Kolaka Utara terdiri dari
15 (Lima belas) kecamatan
dari Utara ke selatan
yakni; Kecamatan
Tolala,Batu Putih, Porehu,
7 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Gambar 1. Peta KelerenganKabupaten
Pakue Utara, Pakue
Tengah, Pakue, Watunohu,
Ngapa, Tiwu, Kodeoha,
Katoi, Lasusua, Lambai,
Ranteangindan Kecamatan
Wawo.
B. Wilayah AdministrasiWilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten
Kolaka Utara terdiri dari 15 (Lima Belas)
Kecamatan, 6 kelurahan, 127 Desa dengan wilayah
seluas kurang lebih 3.391,62 Km2 yang selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel. 1.1
Tabel 1.1
Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Desa MenurutKecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
No. Kecamatan Ibu Kota
LuasWilayah(Km2)
Kelurahan
JumlahDesa
8 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.
BatuPutihPorehuTolalaPakueUtaraPakueTengahPakueWatunohuNgapaKodeohaTiwuKatoiLasusuaLambaiRanteAnginWawo
BatuPutihPorehuTolalaPakueLataliOlo -OlohoWatunohuLapaiMala –MalaTiwuKatoiLasusuaLambaiRanteAnginWawo
374,95647,23183,58191,82131,25313,25109,99149,18250,4981,9282,64287,67234,99189,92162,74
1----1-11--1-1-
108691010811117611767
Jumlah 3.391,62 6 133
Sumber : Data Statistik Kolaka Utara Tahun 2010
C. Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kolaka
Utara sangat dinamis, dimana pada tahun 2007
sebelum pemekaran sebesar 98.472 sedangkan pada
tahun ini 2008 tumbuh menjadi 111.418 jiwa, tahun
2009 118.386, tahun 2010 12.476 dan tahun 20119 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
127. 295 yang selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar. 1.2 berikut.
Gambar.1.2
Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka
Utara
Tahun 2011
1 2 3 4 52007 2008 2009 2010 2011
94,497
111,418 118,386 121,476
127,295
Sumber: Data Statistik Kolaka Utara Tahun 2011
Penyebaran penduduk pada masing-masing
kecamatan cenderung merata dengan konsentrasi
tertinggi pada Kecamatan Lasusua dengan prosentase
masing-masing 14,21% atau 15.838 jiwa dan terendah
pada Kecamatan Tolala dengan Persentase 3,31% atau
3.683 jiwa. Penyebaran penduduk ini, masih sangat
ditentukan pada pemenuhan lapangan kerja, terutama
di sektor pertanian. Maka persebaran penduduk pada
Tabel.1.2 berikut juga menggambarkan, keberadaan10 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
lapangan kerja dan ketersediaan lahan perkebunan
pada wilayah kecamatan masing-masing.
Tabel 1.2
Persebaran Penduduk Kabupaten Kolaka Utara MenurutJenis Kelamin Menurut Kecamatan
Tahun 2011
No Kecamatan Penduduk (Jiwa)
Jenis Kelamin Persebaran
JumlahRumahTangga
Laki - Laki Perempuan
1 Wawo 5.720 2.952
2.768 4719.5 1123
2Rante Angin 5.441
2.808
2.633 4719.6 1089
3 Lambai 5.548 2.863
2.685 4719.7 1203
4 Lasusua 23.654 12.205
11.449 4719.8 4852
5 Katoi 6.077 3.136
2.941 4719.9 1270
6 Kodeoha 10.840 5.593
5.247 4719.10 2566
7 Tiwu 4.117 2.124
1.993 4719.11 936
8 Ngapa 18.777 9.689
9.088 4719.12 4432
9 Watunohu 6.224 3.212
3.012 4719.13 1405
10 Pakue 9.506 4.905
4.601 4719.14 2102
11Pakue Tengah 6.212
3.205
3.007 4719.15 1630
12Pakue Utara 7.326
3.780
3.546 4719.16 146813 Batu 7.761 4719.17 1643
11 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Putih 4.005 3.756
14 Tolala 2.892 1.492
1.400 4719.18 1769
15 Porehu 7.200 3.715 3.485 4719.19 578
Kabupaten Kolaka Utara
127.295
65.684
61.611 4719.20 28066
Sumber: Diolah dari Data Statistik Kolaka Utara Tahun 2011
Kepadatan penduduk pada masing-masing
kecamatan cenderung sangat bervariasi, hal ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi topografi wilayah, dimana
Kolaka Utara memiliki kondisi wilayah yang 80 %
berbukit, dan sebahagian lagi berupa lereng-lereng yang
terjal. Karena itu, terdapat beberapa kecamatan
memiliki hamparan tanah datar yang luas menjadi daerah
yang juga memiliki tingkat hunian yang padat. Namun
demikian secara umum tingkat hunian penduduk di
Kabupaten Kolaka Utara masih rendah dengan kepadatan
rata-rata 33 Orang/Km2.
Adapun Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk
terendah adalah Kecamatan Porehu yang memiliki
kepadatan 11 Orang/Km2, sementara tingkat hunian
tertingga berada di Kecamatan Ngapa dengan tingkat
kepadatan sebesar 117 Orang/Km2. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 1.3 berikut.
12 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Tabel 1.3
Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Desa MenurutKecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
No. Kecamatan Ibu KotaJumlahPenduduk (Jiwa)
LuasWilayah(Km2)
Kepadatan(Jiwa/Km2)
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.
WawoRante anginLambaiLasusuaKatoiKodeohaTiwuNgapaWatunohuPakuePakueTengahPakue UtaraBatu PutihPorehuTolala
WawoRanteanginLambaiLasusuaKatoiMala-malaTiwuLapaiWatunohuOlo OlohoLataliPakue BatuPutihPorehuTolala
5.7205.4415.54823.6546.07710.8404.17718.7776.2249.5066.2127.3267.7612.8927.200
189,92162,74234,99287,6782,64250,4981,92149,18109,99313,25131,25191,82374,95647,23183,58
2732237569424911755295331191014
Jumlah 127.295 3.391,62 35
Sumber : Data Statistik Kolaka Utara yang telah diolah Tahun 2011
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
13 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan
Undang-Undang No. 36 tahun 2009.
Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan
masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator
yang digunakan antara lain angka kematian, Umur
Harapan Hidup, angka kesakitan serta status gizi.
Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan
dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan data
yang dikumpulkan dari masyarakat (community based).
A. Mortalitas (Angka Kematian)
1. Angka Kematian Bayi
Kejadian kematian dalam masyarakat seringkali
digunakan sebagai indikator dalam menilai
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada
umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai
survei dan penelitian.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality
Rate (IMR) merupakan indikator yang lazim
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat, sehingga program-program kesehatan
banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan
AKB, dimana AKB merujuk pada jumlah bayi yang
14 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
meninggal antara fase kelahiran hingga bayi umur<
1 tahun per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.1
Perkembangan Jumlah Kematian Bayi 3 Tahun Terakhir
Di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
2009 2010 2011
35
3
56
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kolaka Utara yang telah diolah Tahun 2011
Berdasarkan grafik perkembangan jumlah
kematian bayi di Kabupaten Kolaka Utara dilaporkan
pada tahun 2009 tercatat 35 bayi meninggal, tahun
2010 tercatat 3 dan tahun 2011 tercatat 56 bayi
yang meninggal, melihat trend perkembangan jumlah
kematian yang fluktuatif selama 3 tahun, untuk itu
diharapkan kedepan setiap tahunnya jumlah kematian
15 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
bayi terus menurun, Banyak faktor yang mempengaruhi
AKB dan tidak mudah untuk menemukan faktor yang
paling dominan.
Gambar 3.2
Jumlah Kematian Bayi Menurut Kecamatan/Puskesmas
Di Kabupaten
Kolaka Utara Tahun 2011
wawo
Rante Angin
Lamb
ai
Lasu
sua
Katoi
Mala - Mal
a
Tiwu
Lapa
i
Watunohu
Paku
e
Latali
Pakue Utar
a
Batu Putih
Latowu
Tola
la
Pure
hu
WawoRante
Angin
Lambai
Lasusua
Katoi
Kodeoha
TiwuNgapa
Watunohu
Pakue
Pakue
Tengah
Pakue
Utara
Batu Putih
Tolala
Purehu
2 5
2
8 5 6
4 4 5 2 1
4 4 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kolaka Utara yang telah diolah Tahun2011
Berdasarkan gambar 3.2 diatas memberikan
informasi bahwa jumlah kematian tertinggi di
Kecamatan Lasusua sebanyak 8 bayi dan terendah di16 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Kecamatan Purehu dan tolala sebanyak 1 bayi tahun
2011.
2. Angka Kematian ibu
Kematian ibu maternal adalah kematian ibu karena
kehamilan, melahirkan atau selama nifas. Menurut
laporan dari Seksi KIA/Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2011 terjadi 8
kasus kematian di Kabupaten Kolaka Utara, dengan
penyebab yaitu pendarahan sebanyak 4 ibu, Hipertensi
sebanyak 2 ibu, dan lain – lain sebanyak 2 ibu Dari
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar
3.3 berikut :
Gambar 3.3
Penyebab Kematian Ibu Maternal
Di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
17 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
lain - lain; 2
Hipertensi; 2
Pendarahan; 4
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kolaka Utara yang telah diolah Tahun 2011
B. Morbiditas (ANGKA KESAKITAN)
Angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari
data yang berasal dari masyarakat (community Base data)
melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh
dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas Base data)
melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan
insidentil.
1. Penyakit Menular :
a. Penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis atau TBC disebabkan
oleh bakteri mycobacterium Tuberculosis yang
ditularkan melalui percikan dahak penderitanya.
Penyakit ini seringkali menjadi penyebab
18 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
kematian dimasyarakat, sehingga Millenium
Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB
Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi
target untuk diturunkan.
Strategi penanganan TB paru yang digunakan
sampai saat ini adalah Directly Observed
Treatment Shortcourse (DOTS) yaitu pengobatan
TB paru dengan pengawasan langsung menelan obat
setiap hari oleh seorang pengawas minum obat
(PMO) yang mulai diperkenalkan di Indonesia
pada tahun 1995.
Berdasarkan laporan dari Seksi
Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, jumlah
penderita baru TB BTA+ yang diobati sebanyak
151 orang dan yang sudah dinyatakan sembuh
sebanyak 132 orang (87,42%).
Gambar. 4.3
Jumlah Penderita TB Paru Yang Diobati danDinyatakan Sembuh di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
19 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
BTA Positif Diobati Sembuh
176 176
142
Dari grafik diatas terlihat bahwa penemuan
kasus TB BTA + dan persentase kesembuhan di
Kabupaten Kolaka Utara. relatif berhasil,
kondisi tersebut tidak terlepas dari peranan
PMO yang aktif mengawasi penderita sehingga
pasien tidak drop out. Dan peran dari petugas
kesehatan yang berada di Puskesmas.
b. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
ISPA seringkali menjadi penyebab utama
kematian pada bayi dan balita, dimana pneumonia
diduga sebagai faktor utama penyebabnya. ISPA
juga merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan berobat pasien di Puskesmas dan di
Rumah Sakit.
Berdasarkan laporan kabupaten di Kolaka
Utara terdapat 140 kasus pneumonia dan semua
penderita adalah balita. Berdasarkan laporan
20 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
BTA Positif Diobati Sembuh
176 176
142
dari Bidang PMK diketahui bahwa yang telah
ditangani berjumlah 140 (100%).
Gambar.5.3
Jumlah Penderita Balita Pneumonia DiKabupaten
Kolaka Utara Tahun 2011
Jmlah Penderita Balita Ditangani
140 140
Walaupun angka kesakitan balita karena
penumonia dapat diatasi, namun yang perlu
diwaspadai adalah perkembangan situasi global
saat ini dimana banyak penyakit ISPA yang
bersifat New emerging disease, seperti SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome), AI (Avian
Influensa/flu burung) dan H5N1.
Upaya pemberantasan penyakit ISPA
difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada
penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa
21 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
penderita ke unit pelayanan kesehatan serta
keterampilan petugas dalam menegakan diagnosis
merupakan kunci keberhasilan penanganan
penyakit ISPA.
d. Penyakit Kusta
Penyakit Kusta atau sering disebut penyakit
Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae
yang menyerang syaraf tepi dan jaringan tubuh
lainnya. Meskipun Indonesia sudah mencapai
eliminasi Kusta pada tahun 2000, namun sampai
saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah
satu masalah kesehatan masyarakat dan Indonesia
menjadi negara penyumbang kusta terbesar ketiga
di dunia (Profil Kesehatan Indonesia 2007).
Penyakit kusta menurut jenis penyakitnya
dibedakan menjadi kusta PB (Pausi Basiler) dan
kusta MB (Multi Basiler) dan pengobatannya
disesuaikan dengan klasifikasi jenisnya.
Berdasarkan laporan, dari 1 penderita Kusta PB
di di Kabupaten Kolaka Utara yang selesai
pengobatan (RTF) sampai tahun 2011 sebanyak 1
kasus (100%), sementara dari 9 penderita kusta
22 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
MB yang telah menyelesaikan pengobatan sampai
tahun 2011 ada 9 kasus (100%).
Upaya pencegahan dan pemberantasan
dilakukan dengan penyuluhan kepada masyarakat
melalui media massa agar penderita dapat
ditemukan dalam stadium dini dan tidak sampai
menimbulkan kecacatan, pengobatan penderita
kusta untuk mencegah infeksi sekunder serta
membentuk Penyakit potensi KLB (Kejadian Luar
Biasa) / Wabah.
Gambar.6.3
Jumlah Penderita Kusta Yang MendapatkanPengobatan Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
Penderita FB RFT PB Penderita MB RFT PB0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1
9 9
e. Demam Berdarah Dengue (DBD)
23 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan
salah satu penyakit menular yang sampai saat
ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB), sehingga sering menimbulkan kepanikan di
masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan
berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus yang hidup digenangan air bersih di
sekitar rumah. Umumnya kasus ini mulai
meningkat saat musim hujan.
Jumlah kasus DBD yang dilaporkan pada tahun
2011 sebanyak 14 kasus terdiri dari 5 orang
perempuan dan 9 Laki – laki yang di tangani.
tersebar di 3 kecamatan di Kabupaten Kolaka
Utara dengan angka kesakitan (Insiden rate)
sebesar 13,7 per 100.000 penduduk. Insiden rate
tersebut sudah memenuhi target nasional (<
20/100.000 penduduk). Ini mengindikasikan
adanya kesadaran masyarakat untuk berperan
serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
melalui gerakan ”3 MPLUS” (menguras –
mengubur-menutup tempat penampungan air) plus
upaya lain yaitu melakukan pemantauan
24 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
rumah/bangunan bebas jentik serta melakukan
pengenalan dini gejala DBD dan penanganannya di
rumah.
Gambar.7.3
Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)Yang Ditangani Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
25 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Jumlah Penderita perempuan
ditangani Jumlah Penderita Laki - Laki
ditangani0
5
10
15
20
25
30
35
7 7
31 31
Series1
f. Diare
Penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang berbasis lingkungan, dimana
sarana air bersih dan BAB serta perilaku
manusia yang tidak sehat merupakan faktor
dominan penyebab penyakit tersebut. Kasus diare
dapat menyebabkan kematian terutama pada saat
Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pada tahun 2011 di terdapat 382 kasus diare
dan ditangani (100%) yang terdiri dari 120
orang laki – laki dan 95 orang perempuan.
26 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Gambar.8.3
Jumlah Kasus Diare Yang Ditangani di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
Jumlah Penderita perempuan
ditangani Jumlah Penderita Laki - Laki
ditangani0
5
10
15
20
25
30
35
7 7
31 31
Dari gambar diatas terlihat kasus diare pada
balita cenderung mendapatkan penanganan, kasus diare
dapat dikorelasikan dengan perbaikan hygiene sanitasi
dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena secara umum
penyakit diare sangat berkaitan dengan kedua faktor
tersebut.
Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan
pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita,
penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatkan perilaku
27 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-
hari serta melibatkan peran serta kader dalam
tatalaksana diare karena dengan penanganan yang tepat
dan cepat ditingkat rumah tangga maka diharapkan dapat
mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat
mengakibatkan kematian.
g. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa
melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk
anopheles. Indonesia merupakan salah satu Negara yang
memiliki endemisitas tinggi. Di Kabupaten Kolaka
Utara penyakit malaria masih ditemukan didaerah ini,
namun sejauh ini masih mendapatkan penanganan dari
pihak Puskesmas setempat, Berdasarkan laporan dari
seksi Penanggulangan Masalah kesehatan (PMK) Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, jumlah penderita
Malaria di kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011. positif
sebanyak 38 yang terdiri dari 7 orang perempuan dan
31 orang laki – laki dan diobati sebanyak 38 (100%)
ini menggambarkan bahwa penanganan yang dilakukan
cukup maksimal.
Gambar.9.3
Jumlah Penderita Malaria Yang Diobati di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
28 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Jumlah Penderita perempuan
ditangani Jumlah Penderita Laki - Laki
ditangani0
5
10
15
20
25
30
35
7 7
31 31
h. Filariasis (penyakit kaki gajah)
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah
penyakit infeksi menahun (kronis) yang disebabkan
oleh cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk yang menyerang saluran dan
kelenjar getah bening yang dapat menimbulkan cacat
menetap (seumur hidup) berupa pembesaran kaki,
lengan dan alat kelamin sehingga dapat menimbulkan
stigma sosial.
Di Indonesia kurang lebih 10 juta penduduk
sudah terinfeksi penyakit ini dengan jumlah
penderita kronis (elephantiasis) kurang lebih 6.500
orang, sementara di Kabupaten Kolaka Utara
29 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
penderita kronis filariasis berdasarkan laporan
dari bidang Penanggulanagan Masalah Kesehatan (PMK)
Dinas Kesehatan, 0 kasus yang ditemukan dan jumlah
kasus yang ditangani
Upaya pencegahan dan pemberantasan
dilakukan dengan memutus rantai penularan dan
mengobati penderita untuk mencegah infeksi
sekunder. Dalam upaya mencapai eradikasi Filariasis
tahun 2020 (WHO), diperlukan alat/sarana yang
sensitif untuk penegakan diagnosis sehingga
penderita dapat ditemukan dalam stadium dini dan
tidak sampai menimbulkan kecacatan.
2. Penyakit Menular yg dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat
sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut
ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa
disingkat dengan PD3I (Penyakit-penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi) antara lain yaitu :
a. Campak
Penyakit Campak merupakan penyakit akut yang
disebabkan virus measles yang disebarkan melalui
30 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
bersin/batuk dengan gejala awal yaitu demam,
bercak kemerahan, batuk-pilek lalu timbul ruam di
seluruh tubuh. Penyakit Campak sering
menyebabkan kejadian luar biasa (KLB), dimana
kematian akibat campak pada umumnya disebabkan
komplikasi dengan penyakit lain seperti
meningitis.
Pada tahun 2011 kasus campak di kabupaten
kolaka utara tidak temukan berdasarkan laporan
dari seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara.
Keberhasilan tersebut dicapai karena langkah
proaktif dari petugas imunisasi di setiap
Puskesmas.
b. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak hati.
Penyebaran penyakit tersebut bisa melalui
suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama
proses persalinan dan melalui hubungan seksual.
Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan
gejala dan kalaupun ada biasanya adalah gangguan
pada perut, lemah dan urine menjadi kuning.
Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan
31 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
cirrhosis hepatitis (kanker hati) dan dapat
menimbulkan kematian.
Jumlah kasus hepatitis B tahun 2011 tidak
ditemukan berdasarkan laporan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Keberhasilan
dalam mengatasi penyakit tersebut karena kegiatan
proaktif yang dilakukan oleh petugas imunisasi
dimasing –masing puskesmas.
C . Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Bardetella pertusis yang ditandai
dengan gejala batuk beruntun dan disertai
tarikan nafas hup yang khas serta disertai
muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan
sehingga sering disebut batuk 100 hari. Serangan
batuk lebih sering pada malam hari.
Pada tahun 2011 tidak ada kasus yang
ditemukan berdasarkan laporan dari bidang PMK di
Dinas Kesehatan Kabupaten.
B. STATUS GIZI.
Status gizi merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana
kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan
32 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
permasalahan kesehatan karena disamping merupakan
faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit
infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap
status gizi bayi dan balita karena masa tersebut
merupakan masa emas perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan fisiknya.
1. Status Gizi bayi
Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh
terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan
akan berdampak pada berat badan bayi yang
dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada
perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi.
a. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian
perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 kategori : BBLR
karena premature (usia kandungan < 37 minggu)
33 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
dan BBLR karena intrauterine growth retardation
(IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi
berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR
umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil
yang buruk atau menderita sakit yang
memperberat kehamilan.
Berdasarkan laporan seksi KIA/Gizi tahun 2011
diketahui dari 1,877 jumlah bayi lahir hidup
ada 39 bayi yang BBLR dan yang mendapatkan
penanganan 39 (100%)
Gambar.10.3
Jumlah Bayi BBLR Yang Ditangani Di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
BBLR ditangani0
5
10
15
20
25
30
35
40
4539 39
34 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Dari grafik tersebut terlihat jumlah bayi
BBLR pada tahun 2012, BBLR tersebut dapat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau
adanya penyakit pada ibu yang memperberat
kehamilannya. Namun seluruh BBLR yang
dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai
prosedur.
Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan
penanganan terpadu dengan lintas program dan
lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit
dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
2. Status gizi balita
Salah satu cara penilaian status gizi balita
adalah dengan pengukuran antropometri yang
menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U)
dan dikategorikan dalam ”gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang dan gizi buruk”.
Berdasarkan laporan dari Seksi KIA/Gizi Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2011
diketahui dari hasil penimbangan pada balita
terdapat Balita Gizi Lebih 5 (0,05%) balita Gizi
Baik 8.482 (92,51%) balita Gizi Kurang 137 (1,49%)
dan 26 balita gizi buruk (0,28%) namun semua balita
35 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
gizi buruk yang dilaporkan telah ditangani sesuai
prosedur.
Gambar.11.3
Status Gizi Balita di Kabupaten Kolaka UtaraTahun 2011
Gizi Lebih ; 0
Gizi Baik; 93
Gizi Kurang; 1
Gizi Buruk; 0
36 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Kondisi tersebut cukup memprihantinkan dan
semua itu butuh perhatian dari berbagai pihak, dan
terutama tidak terlepas dari kerja keras tenaga
gizi yang reponsif menindaklanjuti apabila
terdapat kasus BGM dilapangan sehingga kasus tidak
berkembang menjadi gizi buruk namun tetap harus
diwaspadai agar jumlah balita gizi buruk tidak
bertambah dan dapat segera menangani balita gizi
buruk lainnya.
BAB IV.
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan
yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi
upaya kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas dan
jaringannya di Kabupaten Kolaka Utara.
37 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR.
Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat,
diharapkan sebagian besar masalah kesehatan dapat
diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dan
jaringannya adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi
Seorang ibu mempunyai peran besar didalam
pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan
kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang
hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam
kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi / anaknya.
Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara
lain pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana
kesehatan mulai Posyandu sampai rumah sakit.
a. Pelayanan Antenatal (K 1 dan K 4)
38 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan professional
(dokter spesialis kandungan dan kebidanan,
dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu
hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan
antenatal meliputi pengukuran berat badan dan
tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian
tablet besi pada ibu hamil selama masa
kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah
promotif dan preventif dan hasilnya terlihat
dari cakupan K1 dan K4
Cakupan K1 untuk mengukur akses pelayanan ibu
hamil, menggambarkan besaran ibu hamil yang
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal. Indikator ini digunakan untuk
mengetahui jangkauan pelayanan antenatal dan
kemampuan program dalam menggerakan masyarakat.
Cakupan K1 tahun 2011 sebesar (91,6%)
Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil
yang telah mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar, minimal empat kali kunjungan
selama masa kehamilannya (sekali di trimester
pertama, sekali di trimester kedua dan dua kali
39 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
di trimester ketiga). Indikator ini berfungsi
untuk menggambarkan tingkat perlindungan dan
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Gambaran cakupan K4 tahun 2011 (78%)terlihat
pada gambar 1.4 berikut ini.
Gambar. 1.4
Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
Dari diagram pie tersebut terlihat cakupan
K1 sebesar 91,6% dan K4 menunjukan 78%). Dengan
40 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
k1; 91.6
k4; 78
melihat presentase cakupan K1 yang lebih tinggi
dari K4 disebabkan karena pemeriksaan terakhir
sekaligus persalinan para ibu memilih di tolong
oleh tenaga kesehatan diluar daerah ( desa,
kecamatan, atau kabupaten ) di wilayah
kabupaten Kolaka Utara sehingga kunjungan K4
lebih rendah dari K1.
Pertolongan Persalinan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta
bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa disekitar persalinan, hal ini antara lain
disebabkan pertolongan persalinan tidak
dilakukan tenaga kesehatan yang punya
kompetensi kebidanan (profesionalisme).
pada tahun 2011 jumlah ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes)
sebesar 1,836 (92,8%) pencapaian tersebut telah
melebihi target SPM maupun 2015 sebesar 90%.
Adapun gambaran cakupan linakes tahun 2011 di
Kabupaten Kolaka Utara terlihat pada gambar 2.4
Gambar.2.4
Presentase Cakupan Ibu Bersalin di Tolong olehNakes
Di Kabupaten Kolaka Utara
41 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Tahun 2011
ibu bersalin ditolong Nakes 1,750
1,800
1,850
1,900
1,950
2,000 ibu bersalin; 1,978
ditolong Nakes; 1,836
c. Ibu Hamil Resiko Tinggi (Risti)/komplikasi yang ditangani
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh
bidan didesa dan Puskesmas, sekitar 20%
diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa
tergolong dalam kasus resiko tinggi/komplikasi
yang membutuhkan rujukan.
Kasus risiko tinggi/komplikasi adalah
keadaan penyimpangan dari normal yang secara
42 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu
maupun bayi meliputi Hb< 8 g%, tekanan darah
tinggi (sistole >140 mmHg, diastole >90 mmHg),
oedema nyata, eklampsia, ketuban pecah dini,
perdarahan pervaginam, letak lintang pada usia
kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada
primigravida, infeksi berat/sepsis dan
persalinan prematur.
Berdasarkan laporan Bidang Seksi KIA/GIZI
Dinas Kesehatan, jumlah perkiraan ibu hamil
resiko tinggi ditahun 2011 sebanyak 468 orang,
dari sasaran ibu hamil dimana diantaranya telah
mendapatkan penanganan 149 (31,9%) dengan
pelayanan kesehatan rujukan dan semua kasus
telah memperoleh penanganan sesuai prosedur.
d. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah
persalinan dimana organ reproduksi mulai
mengalami masa pemulihan untuk kembali normal,
walau pada umumnya organ reproduksi akan
kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca
persalinan.
Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan
43 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
kondisi umum, payudara, dinding perut,
perineum, kandung kemih dan organ kandungan.
Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan
memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu
nifas.
Pada tahun 2011 jumlah sasaran ibu bersalin
sebanyak 1.978 diantaranya telah mendapat
pelayanan nifas sesuai standar.
e. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN3 Lengkap)
Kunjungan neonatus adalah bayi usia 0-28
hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan minimal tiga
kali yaitu dua kali pada umur 0 -7 hari dan
satu kali pada umur 8-28 hari (KN2).
Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan
adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar yang
meliputi tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian
vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM)
dan konseling untuk ibunya tentang perawatan
neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA.
44 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Dari laporan seksi KIA/Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011 diketahui
jumlah neonatus yang melakukan kunjungan KN1
sebanyak 19,06 (96,5%) dan KN3 Lengkap sebanyak
1,952 (98,8%) dari jumlah sasaran Neonatus
dan cakupan tersebut telah memenuhi target SPM
sebesar 90%. Adapun perkembangan capaian KN1
dan KN3 Lengkap di Kabupaten Kolaka Utara
tahun 2011.terlihat pada gambar 10 dibawah ini.
Gambar.3.4
Cakupan Kunjungan KN1 dan KN3 di KabupatenKolaka Utara di
Tahun 2011
KN1 KN3 95
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
96.5
98.8
45 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Dari gambar 3.4. diatas terlihat cakupan
KN1 dan KN3 telah mencapai target SPM, selama tahun
2011. Ini menunjukkan bahwa cakupan KN1 dan KN3 di
Kabupaten Kolaka Utara perlu dipertahankan sebagai
indikator mengukur kemampuan manajemen KIA dalam
melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
f. Neonatal Resiko tinggi (risti) /komplikasi
Pada saat memberi pelayanan kesehatan pada neonatus,
sekitar 15% diantara neonatus yang diperiksa dan
ditemui tergolong dalam kasus risiko tinggi yang butuh
pelayanan rujukan.
Neonatal risti/ komplikasi yaitu bayi usia 0-28 hari
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan dan kematian seperti asfiksia, tetanus
neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan <
2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
neonatal.
Berdasarkan laporan Seksi KIA/GIZi Dinas
Kesehatan, jumlah perkiraan neonatal risti di
Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 43 orang dan pada
tahun 2011, dan yang mendapatkan penanganan 43 (100%).
46 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting
bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita
melahirkan menjadi cukup tinggi, menurut hasil
penelitian bahwa usia subur wanita antara usia 15-49
tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah
kelahiran, maka wanita/ pasangan usia subur (PUS)
diprioritaskan untuk menggunaan KB.
Peserta KB dibagi menjadi KB baru dan KB aktif.
Pada tahun 2011 cakupan peserta KB baru sebesar 5,556
( 24,09%) dan KB aktif sebesar 16,736 (74,9%) Cakupan
KB aktif tahun 2010 telah melebihi target Indonesia
Sehat 2010 sebesar 70%.
Gambar. 4.4
Proporsi Metode Kontrasepsi Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
47 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
KB Baru, 24,09%
KB Aktif, 74,9%
Kecenderungan yang sama juga terjadi pada
peserta KB baru. Peminat metode kontrasepsi jangka
pendek sebesar 4,965 dengan pilihan terbanyak
metode suntik 2.218 (40,0%), sedangkan yang memilih
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan
inflant sebanyak 577(10,4%), Kondisi tersebut
mungkin disebabkan karena faktor biaya yang lebih
murah dan cara yang mudah.
3. Pelayanan Kesehatan Pra Usila (45-59 th) dan Usila(>60 th)
Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH)
maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat
begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan
peningkatan kualitas hidup bagi kelompok umur
lanjut usia.
Pelayanan kesehatan pra usila dan usila
adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di
Puskesmas, di Posyandu lansia maupun di kelompok
usia lanjut. Pada tahun 2011 jumlah usila di
48 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 10,302 orang,
namun hanya 3,478 (33,76%) telah mendapat
pelayanan.
Gambar.5.4
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra usiladi Kabupaten
Kolaka UtaraTahun 2011
usila mendapatkan pelayanan
10,302
3,478
49 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Dari beberapa kecamatan di Kabupaten Kolaka
Utara cakupan pelayanan yang dilakukan bagi warga
usila, sudah memberikan pelayanan yang optimal itu
didukung oleh berfungsinya posyandu lansia maka
pelayanan kesehatan akan lebih mudah dijangkau
oleh para lansia. Dan juga koordinasi dan peran
serta masyarakat serta lintas sektor terkait dalam
upaya meningkatkan cakupan pelayanan terhadap para
lansia.
5. Perbaikan gizi masyarakatUpaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan
melalui distribusi tablet besi (Fe) pada ibu
hamil, distribusi Vitamin A pada balita dan
pemberian kapsul yodium pada WUS.
a. Pemberian Tablet Besi (Fe) pada ibu hamil
Pada saat periksa kehamilan di sarana
kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet
Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah
terjadinya kasus anemia serta meminimalkan
dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena
kekurangan Fe pada ibu hamil dapat
mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan
bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR).
50 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-1 (30
tablet) tahun 2011 sebesar 18,09 (77,37%) dan
cakupan Fe-3 (90 Tablet) sebesar 1.660 (71,00%)
Walaupun capaian seluruh kecamatan belum
melampaui target sesuai dengan indiktor capaian
pembinaan gizi masyarakat 2010 – 2014 sebesar
85%, namun petugas kesehatan tetap harus
memberikan memotivasi kepada ibu hamil agar
meminum tablet besi tersebut guna mencegah
terjadinya anemia ibu hamil.
Gambar.6.4
51 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Cakupan Distribusi Tablet Fe-1 dan Fe-3 di KabupatenKolaka Utara Tahun 2011
Fe1 Fe3
77,37 %
71,00 %
b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita
Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang
diperlukan tubuh dan berguna untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Bila
seorang anak yang menderita kekurangan vitamin
A terserang campak, diare atau penyakit infeksi
lainnya maka penyakit tersebut akan bertambah
parah dan dapat mengakibatkan kematian, karena
infeksi tersebut menghambat kemampuan tubuh
untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang
sama akan mengikis simpanan vitamin A dalam
tubuh. Selain itu kekurangan vitamin A dalam
52 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
waktu lama dapat mengakibatkan gangguan pada
mata bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.
Sasaran pemberian kapsul Vitamin A adalah
bayi usia 6-11 bulan dan balita (1-4 tahun)
sebanyak 2 kali dalam setahun (Februari dan
Agustus) serta ibu nifas satu kali. Cakupan
bayi yang mendapat vitamin A pada tahun 2011
sebesar 843( 79,4%) dan Cakupan anak balita
yang mendapat vitamin A pada tahun 2011 sebesar
6,753 (60,2%) kondisi ini belum memenuhi target
dari sasaran Kementerian Kesehatan 2010-2014
sebesar 85%.
Gambar.7.4
Cakupan Bayi dan Anak Balita Mendapatkan Vitamin Adi Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
Vit A Bayi Vit B Anak Balita0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
79,4 %
60,2 %
53 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
6. Pelayanan ImunisasiImunisasi merupakan bagian dari upaya
pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I).
Kegiatan imunisasi dibedakan rutin dan
tambahan. Kegiatan imunisasi rutin meliputi
imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT,
Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia
Subur/ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak
sekolah SD ( kelas 1: DT, kelas 2-3: TT).
Sementara kegiatan imunisasi tambahan dilakukan
atas dasar penemuan masalah seperti desa non UCI,
potensial KLB, dugaan adanya virus polio liar/
kegiatan lain berdasarkan kebijakan teknis.
Indikator yang digunakan untuk menilai
keberhasilan program imunisasi secara nasional
adalah angka UCI (Universal Child Immunization)
pada wilayah desa/kelurahan. Pada awalnya
indikator perhitungan UCI adalah tercapainya
cakupan imunisasi lengkap pada bayi minimal 80%
untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, polio dan
campak, namun sejak tahun 2003 indikator
perhitungan UCI menjadi cakupan imunisasi lengkap
pada bayi >80% untuk semua jenis antigen. Sehingga
bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah54 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
tertentu maka dapat menggambarkan besarnya
tingkat kekebalan masyarakat atau bayi terhadap
penularan PD3I di wilayah tersebut.
Gambar.8.4
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di kabupaten KolakaUtara
Tahun 2011
Desa Desa UCI0
20
40
60
80
100
120
140 133
61
Dari grafik diatas terlihat capaian UCI desa
di tahun 2011 di kabupaten Kolaka Utara sebesar
61% walaupun belum memenuhi target SPM sebesar
100%, sehingga perlu diwaspadai munculnya kasus-
kasus PD3I karena masih banyak desa yang belum
mencapai UCI.
55 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
7. Desa terkena kejadian luar biasa (KLB)
Yang dimaksud dengan desa /kelurahan terkena
KLB adalah desa/kelurahan yang terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB,
penyakit karantina atau keracunan makanan. Pada
tahun 2011 di Kabupaten kolaka utara menurut
laporan tidak ditemukan kasus KLB di setiap
wilayah 15 kecamatan.
8. Kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi
pelayanan dasar gigi di Puskesmas dan usaha
kesehatan gigi di sekolah (UKGS). Kegiatan
kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya promotif
(penyuluhan), preventif (pemeriksaan gigi) dan
kuratif sederhana seperti pencabutan gigi,
pengobatan dan penambalan gigi sementara dan
tetap.
Pada tahun 2011, pelayanan dasar gigi di
Puskesmas mencapai 1,325 pelayanan, meliputi 211
penambalan gigi dan 1,114 pencabutan gigi tetap
dengan rasio tambal : cabut gigi sebesar 0.2
Kondisi tersebut belum memenuhi target 1:1 yang
bertujuan untuk mengurangi kasus pencabutan gigi
56 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
karena dengan penambalan gigi maka fungsi gigi
tersebut tidak menjadi hilang.
9. Penyuluhan kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan
melalui penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa.
Pada tahun 2011, jumlah seluruh kegiatan
penyuluhan kesehatan mencapai 2.480 kegiatan
terdiri dari 2.27 kali penyuluhan kelompok dan 457
kali penyuluhan massa. Diharapkan kegiatan
penyuluhan tersebut semakin ditingkatkan agar
dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat juga meningkat.
10. Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar
Dalam rangka meningkatkan kepersertaan
masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama
dikembangkan berbagai cara untuk memberikan
jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini
berkembang berbagai cara pembiayaan jaminan
pemeliharaan kesehatan pra bayar di masyarakat
mulai dana Jamkesmas, Bahteramas, askes,
jamsostek,askeskin Paket Pelayanan Dasar
(Jamkesda) sampai asuransi kesehatan swasta.
Sayangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti
57 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
sistem pra bayar masih rendah yaitu dari 127,015
penduduk pada tahun 2011, hanya 44,penduduk
(44,40%) yang menjadi peserta jaminan kesehatan
pra bayar dengan proporsi terbanyak adalah peserta
askeskin 44,763 (35,2%) dan terendah adalah
peserta Jamsostek 3,031 (2,4%) dimana pembiayaan
ditanggung oleh pemerintah untuk masyarakat
miskin. Cakupan tersebut masih dibawah target
Indonesia Sehat 2105 sebesar 80%.
11. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Penilaian akses dan mutu pelayanan kesehatan
dapat dilihat dari tingkat kemudahan masyarakat
untuk menjangkau sarana kesehatan dan mutu dari
pelayanan kesehatan yang diberikan.
Dalam hal akses dapat dilihat dari kunjungan
rawat jalan dan rawat inap pasien sementara untuk
melihat mutu pelayanan dapat dilihat dari
kemampuan pelayanan yang disediakan sarana
kesehatan
a. Kunjungan Rawat jalan dan rawat inap Masyarakat Miskin
(Maskin)
Pada tahun 2011 jumlah kunjungan rawat
jalan yang terdiri sebanyak ( 39,8% dari jumlah
masyarakat miskin) pasien dan rawat inap yang
58 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
terdiri sebanyak ( 0,5%) yang meliputi
kunjungan pasien di Puskesmas.
Gambar.9.4
Cakupan Pelayanan Masyarakat Miskin Di
Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
b. Sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium
Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada
di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011 sebanyak
18 yang terdiri dari rumah sakit umum,
Laboratorium kesehatan Daerah dan Puskesmas
dan semua sarana tersebut telah memiliki
kemampuan Labkes sebanyak 3 (17%)
59 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Rawat Jalan, 39,8%
Rawat Inap, 0.5%
c. Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat (Gadar)
Yang dimaksud sarana kesehatan dengan
kemampuan gawat darurat adalah sarana kesehatan
yang terdiri dari rumah sakit(umum), puskesmas
dan sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat
sesuai standar.
Pada tahun 2010 terdapat sarana kesehatan
sebanyak 103 diantaranya telah mempunyai
kemampuan gawat darurat sebanyak 17 sarana
kesehatan.
B. PERILAKU MASYARAKAT
Banyaknya penyakit yang ada saat ini tidak bisa
dilepaskan dari perilaku yang tidak sehat. Dimana
untuk mengubah perilaku masyarakat merupakan sesuatu
yang tidak mudah namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga
diperlukan upaya penyuluhan kesehatan yang terus
menerus guna mendorong masyarakat berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat
yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat, digunakan 10 indikator antara lain :
60 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Indikator Rumah Tangga Sehat
Tidak Merokok di dlm rumah
Menimbang balita tiap bulan Pemeliharaan Kesehatan
Bayi diberi ASI Eksklusif
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Makan Sayur, Buah Tiap Hari
Memberantas jentik
Mencuci tangan dg air bersih dan sabun
Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Tersedia Akses Air Bersih
Menggunakan Jamban sehat
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah rumah
tangga sehat dan asi eksklusif sementara yang
lainnya telah dibahas dalam bab-bab lainnya.
1. Rumah tangga sehat (ber-PHBS)
Rumah tangga sehat/berPHBS adalah rumah tangga
yang seluruh anggota keluarganya telah berperilaku
hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator.
61 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Dari laporan Seksi Kesling dan Promosi Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2010
telah dilakukan pengkajian PHBS pada 29,169 rumah
tangga dan 11, 467 rumah tangga diantaranya (56,1
%) sudah ber PHBS. Cakupan ini sudah dibawah
target Indonesia Sehat sebesar 65%, oleh karena
itu perlu adanya intervensi dari berbagai komponen
baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta
dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di
masyarakat.
2. ASI Ekslusif
Air susu ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian
ASI saja pada bayi sejak lahir sampai berusia 6
bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
ASI merupakan makanan yang sempurna dan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur gizi yg
dibutuhkan bayi guna pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal. Oleh sebab itu ASI
diberikan secara ekslusif hingga 6 bulan, dapat
diteruskan sampai usia 2 tahun.
Dari laporan Seksi KIA/Gizi diketahui cakupan
ASI eksklusif di tahun 2011 sebesar 504 (47,5%)
62 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Namun cakupan tersebut masih jauh dari target
Indonesia Sehat sebesar 80%.
Berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya
cakupan ASI eksklusif antara lain faktor ibu
bekerja (saat ini semakin banyak ibu yang bekerja
dalam rangka membantu perekonomian keluarga),
faktor budaya (masih ada masyarakat yang
memberikan pisang, madu, air selain ASI kepada
bayinya) dan faktor lainnya yang tidak mendukung
pemberian ASI Eksklusif. Karena itu dibutuhkan
penyuluhan yang lebih intensif baik kepada
perorangan maupun institusi pemberi pelayanan
kesehatan tentang keunggulan ASI Ekslusif.
Gambar.11.4
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusifdi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
63 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Jumlah Bayi ASI Eksklusif
1062
504
C. KEADAAN LINGKUNGAN
Kegiatan upaya penyehatan lingkungan lebih
diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan
melalui kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif. Adapun pelaksanaannya bersama masyarakat
diharapkan mampu memberikan kontribusi bermakna
terhadap kesehatan masyarakat karena kondisi
lingkungan yang sehat merupakan salah satu pilar
utama dalam pencapaian Indonesia sehat.
Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit
atau gangguan kesehatan akibat kondisi lingkungan
yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya
peningkatan kualitas lingkungan antara lain :
64 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
1. Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan
sarana pembinaan keluarga. Rumah dikategorikan
sehat jika memenuhi syarat kesehatan yaitu
memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, pembuangan air limbah,
ventilasi baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Jumlah rumah di tahun 2011 berdasarkan laporan
dari seksi promosi dan kesehatan lingkungan
sebanyak 26,755 rumah dan diantaranya 24,701
(85,94%) telah diperiksa serta rumah sehat 24,944
(93,2%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan.
Capaian tersebut melebihi target Indonesia Sehat
sebesar 80%, hal ini tentunya harus ditindak
lanjuti dengan upaya pembinaan yang lebih intensif
kepada masyarakat agar memperhatikan kesehatan
rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan
berdampak bagi penghuninya dalam meningkatkan
produktivitasnya.
65 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Gambar.12.4
Persentase Cakupan Rumah Sehat Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
Jumlah Rumah(26,755) 69 (%
Rumah sehat(12,200) 31%
Berdasarkan Gambar.12.4 diatas,
cakupan rumah sehat terbesar 12,200 ( 31%)
dari jumlah rumah 26,755
( 69%)
2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang
66 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
sehingga dikhawatirkan berpotensi menjadi tempat
penyebaran penyakit. Yang termasuk TUPM antara
lain hotel, restoran/rumah makan, pasar dan lain-
lain. Adapun TUPM yang dikategorikan sehat adalah
TUPM yang memenuhi akses sanitasi dasar (air
bersih, jamban, limbah dan sampah), ventilasi dan
pencahayaan sesuai kriteria dan luas ruangan
sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Jumlah TUPM ditahun 2011 berdasarkan laporan
seksi promosi dan kesehatan lingkungan sebanyak
687 TUPM dan 686 (99,85%) telah diperiksa dan 493
TUPM (71,87%) dinyatakan memenuhi syarat
kesehatan. Capaian tersebut masih dibawah target
Indonesia Sehat sebesar 80%. Hal ini tentunya
harus ditindaklanjuti dengan upaya pembinaan yang
lebih intensif terhadap pengelola TUPM agar dapat
meningkatkan hygiene dan sanitasi TUPM yang
dikelolanya.
Gambar.13.4
Persentase Cakupan TUPM Sehat MenurutKecamatan
DiKabupaten Kolaka Utara Tahun 2011
67 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
WAWO
RANTE
ANGINLAM
BAI
LASUSU
AKAT
OI
KODEOH
ATIW
UNGA
PA
WATUNO
HU
PAKUE
TENGAH
PAKUE
UTARA
PAKUE
BATU P
UTIHLat
owuPOR
EHUTOL
ALA0
102030405060708090
100
75 7550
6882 83
0
88
0
80
42 3350
80
0 0
Presentase TUPM
3. Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya
Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya
meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana
ibadah, perkantoran dan sarana lainnya. Jumlah
institusi yang dibina di tahun 2011 berdasarkan
laporan seksi kesehatan lingkungan dan promosi
sebanyak 499 institusi yang dibina dan diantaranya
(71,4%) telah dibina.
Gambar.14.4
Persentase Institusi Dibina KesehatanLingkungannyaTahun 2011
68 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
0102030405060708090100
75 7550
6882 83
0
88
0
80
42 3350
80
0 0
Presentase TUPM
101020304050607080
71.4%
Institusi yang dibina
4. Akses terhadap air bersih
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
maka kebutuhan akan air bersih semakin bertambah.
Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat
terhadap air bersih meningkat, salah satunya
melalui pendekatan partisipatori yang mendorong
masyarakat berperan aktif dalam pembangunan
perpipaan air bersih di daerahnya.
Dari keluarga atau total keluarga di yang
diperiksa pada tahun 2011, diketahui 24,944 (100%)
keluarga memiliki sarana air bersih.
69 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
101020304050607080
71.4%
Institusi yang dibina
5. Sarana Sanitasi Dasar
Upaya peningkatan kualitas air bersih
akan berdampak positif apabila diikuti oleh
upaya perbaikan sanitasi yang meliputi
kepemilikan jamban, pembuangan air limbah dan
sampah dilingkungan sekitar kita, karena
pembuangan kotoran baik sampah, air limbah
maupun tinja yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas
air serta dapat menimbulkan penyakit menular di
masyarakat.
Pada tahun 2011 telah dilakukan
pemeriksaan pada keluarga 31,542 keluarga dan
diketahui 62,9% diantaranya memiliki jamban
sehat. Untuk kepemilikan tempat sampah, 100%
keluarga telah memiliki tempat sampah dan
termasuk sehat.
Saluran Pembuangan air limbah (SPAL)
adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
membuang air buangan dari kamar mandi, tempat
cuci, dapur dan yang lainnya dan bukan dari
jamban, dimana SPAL yang sehat hendaknya
memenuhi persyaratan antara lain : tidak
mencemari sumber air bersih, tidak menimbulkan
70 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
genangan air yang dapat digunakan untuk sarang
nyamuk, tidak menimbulkan bau dan tidak
menimbulkan becek. Pada tahun 2011, telah
dilakukan pemeriksaan pada 12,736 keluarga dan
51,2 % sudah memiliki SPAL yang sehat.
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN DAN PEMBIAYAAN
A. Sarana dan prasarana Kesehatan :
Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah
satunya ditandai oleh makin meningkatnya peran
pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana
dan prasarana kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana
dan prasarana kesehatan, diantaranya Puskesmas
dan jaringannya, Rumah Sakit,Sarana kesehatan
lain,Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) serta tenaga kesehatan
71 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
1. Puskesmas dan jaringannya
Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dari Dinas kesehatan Kabupaten/Kota
yang berada di wilayah kecamatan yg
melaksanakan tugas-tugas operasional
pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2011 jumlah Puskesmas di
sebanyak 16 Puskesmas yang terdiri dari 5
puskesmas perawatan (puskesmas dengan tempat
tidur) dan 11 puskemas non perawatan.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan
Puskesmas ke masyarakat, setiap Puskesmas
telah dibantu oleh Puskesmas Pembantu (Pustu)
yang pada saat ini telah berjumlah 136 buah
sehingga rasio Puskesmas terhadap Pustu
adalah 1 : 2,42 yang artinya 1 Puskesmas
dibantu oleh 2 - 3 Pustu.
Selain Pustu, Puskesmas juga dibantu oleh
sarana puskesmas keliling roda 4 (Pusling)
yang berguna untuk membantu pelayanan
kesehatan di luar gedung sehingga dapat
menjangkau seluruh daerah di wilayah . Pada
tahun 2010 jumlah Pusling di Kabupaten Kolaka
Utara 16 dan berarti semua puskesmas telah
memiliki Pusling .
72 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
2. Rumah sakit :
Jumlah rumah sakit ditahun 2011 sebanyak 1
rumah sakit umum.
3. Sarana kesehatan lainnya :
Selain Puskesmas dan rumah sakit keberadaan
sarana kesehatan yang lain sangat membantu
terwujudnya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di. Sarana kesehatan lainnya yang ada
di Kabupaten Koalaka Utara pada tahun 2011
meliputi :
a. Rumah Sakit 1
b. Puskesmas 16
c. Apotik sebanyak 3 buah
d. Posyandu 136
4. Upaya Kesehatan Bersumber masyarakat (UKBM)
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya telah
dikembangkan termasuk dengan memanfaatkan potensi
dan sumberdaya yang ada di masyarakat melalui
posyandu, polindes, poskesdes maupun pembentukan
desa siaga.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang
paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu
menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu
73 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan
diare. Menurut stratanya Posyandu dibagi dalam 4
kelompok yaitu Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri.
Pada tahun 2011 jumlah Posyandu disebanyak 308
buah, Posyandu Purnama Mandiri (PURI) sebanyak
8,08 %. Cakupan tersebut jauh mendekati target
Indonesia Sehat sebesar 40%.
Gambar.1.5
Jumlah Posyandu di Kabupaten Kolaka MenurutKecamatan Tahun 2011
WAWO
RANTE
ANGIN
LAMBAI
LASUSU
AKAT
OI
KODEOH
ATIW
UNGA
PA
WATUNO
HU
PAKUE
TENGAH
PAKUE
UTARA
PAKUE
BATU P
UTIHPOR
EHUTOL
ALA05
101520253035404550
1323 25
19
44
21
0 1
2918
36 36
148 5
Jumlah Posyandu
Dari gambar diatas jumlah posyandu dengan
rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 5,29
74 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
artinya rata-rata tiap desa/kelurahan mempunyai 5
Posyandu. Kondisi tersebut sudah memenuhi target 1
desa dengan 5 Posyandu.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran
serta masyarakat dalam rangka mendekatkan
pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.
Jumlah Polindes`di tahun 2011 sebanyak 60 buah
Gambar.2.5
Jumlah Polindes Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
75 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
WAWO
RANTE
ANGIN
LAMBAI
LASUSU
AKAT
OI
KODEOH
ATIW
UNGA
PA
WATUNO
HU
PAKUE
TENGAH
PAKUE
UTARA
PAKUE
BATU P
UTIH
POREHU
TOLALA
- 1 2 3 4 5 6 7
3 4 4
7
3
7
1 1 3
6 6 5 5 5
-
Jumlah Polindes
Desa siaga Aktif adalah desa yang penduduknya
memiliki kesiapan sumberdaya serta kemauan dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri. Tujuan dibentuknya desa siaga
adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk
sehat serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Pada tahun 2011 jumlah desa/kelurahan siaga
aktif yang telah dibentuk di sebanyak 133 buah
(100%) yang berarti separuh desa/kelurahan di
telah menjadi desa/kelurahan siaga aktif, sehingga
diharapkan dapat segera mewujudkan ”Masyarakat
Sehat Mandiri Dan Berkeadilan”
A. Tenaga Kesehatan :
Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu faktor penggerak
utama, sehingga dengan SDM kesehatan yang
berkualitas akan menentukan keberhasilan dari
seluruh proses pembangunan kesehatan tersebut.
Persebaran Tenaga Kesehatan di Unit Kerja
Jumlah tenaga kesehatan Tenaga kesehatan
ini tersebar di puskesmas dan jaringannya sebanyak
76 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
643 orang. Sampai saat ini jumlah tenaga kesehatan
masih belum sepenuhnya terpenuhi, hal ini terlihat
dari rasio jumlah tenaga kesehatan yang ada di
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat. No Jenis Tenaga Jumlah Rasio per 100.000
penduduk
Tahun 2011 IS 2010
1. Dokter Spesialis 5 5 6
2. Dokter Umum 34 34 40
3. Dokter Gigi 2 2 11
4. Perawat 258 258 117,5
5. Bidan 178 178 100
6. Farmasi/Apoteker 46 46 10
7. Tenaga Kesmas 73 73 40
8. Tenaga Sanitasi 22 22 40
9. Tenaga Gizi 25 25 22
1. Dokter Spesialis
Berjumlah 5 orang, sehingga rasio dokter spesialis
sebesar 4,86 per 100.000 penduduk. Kondisi
tersebut dibawah target Indonesia Sehat 2011
sebesar 6 per 100.000 penduduk.
2. Dokter Umum
77 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Berjumlah 34 orang, sehingga rasio dokter umum
sebesar 10,94 per 100.000 penduduk. Kondisi
tersebut masih dibawah target Indonesia sehat 2011
sebesar 40 per 100.000 penduduk.
3. Dokter Gigi
Berjumlah 2 orang, sehingga rasio dokter gigi
sebesar 3,58 per 100.000 penduduk. Kondisi
tersebut masih dibawah target Indonesia Sehat 2010
sebesar 11 per 100.000 penduduk.
4. Tenaga Keperawatan
Terdiri atas S-1 keperawatan, D-III perawat dan
lulusan SPK. Jumlah tenaga keperawatan sebanyak
258 orang, sehingga rasio perawat sebesar 47,49
per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih
dibawah target Indonesia Sehat sebesar 117,5 per
100.000 penduduk.
5. Tenaga Bidan
Terdiri atas D-III bidan dan bidan. Jumlah tenaga
bidan sebanyak 178 orang, sehingga rasio tenaga
bidan sebesar 36 per 100.000 penduduk. Kondisi
tersebut masih dibawah target Indonesia Sehat
sebesar 100 per 100.000 penduduk.
6. Tenaga Kefarmasian
Terdiri atas tenaga Apoteker, S1 farmasi, D-III
farmasi dan asisten apoteker. Jumlah tenaga
78 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
farmasi sebanyak 46 orang dan 17 orang diantaranya
adalah tenaga apoteker dengan rasio apoteker
sebesar 1,8 per 100.000 penduduk. Kondisi masih
dibawah target Indonesia Sehat yaitu 10 per
100.000 penduduk.
7. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat
Terdiri dari Sarjana Kesehatan Masyarakat dan D-
III Kesmas. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di
tahun 2011 sebanyak 73 orang dengan rasio tenaga
ahli kesehatan masyarakat sebesar 2,15 per 100.000
penduduk. Kondisi tersebut masih jauh dari target
Indonesia Sehat sebesar 40 per 100.000 penduduk
8. Tenaga Ahli Sanitasi
Terdiri dari D-III dan D-I Sanitasi. Jumlah
tenaga ahli sanitasi di tahun 2011 sebanyak 22
orang dengan rasio tenaga ahli sanitasi sebesar
3,91 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih
jauh dari target Indonesia Sehat sebesar 40 per
100.000 penduduk
9. Tenaga Ahli Gizi
Terdiri atas D-IV/S-1 Gizi, D-III gizi dan D-1
gizi. Jumlah tenaga gizi ditahun 2011 sebanyak 25
orang dengan rasio tenaga ahli gizi sebesar per
100.000 penduduk sebesar 3.04. Kondisi tersebut
79 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
masih dibawah target IS sebesar 22 per 100.000
penduduk
10. Tenaga Teknisi Medis
Terdiri dari tenaga analisis laboratorium, tenaga
teknisi medis (TEM) dan penata rontgen, pranata
anestesi dan tenaga fisioterapis. Jumlah tenaga
teknisi medis ditahun 2011 sebanyak 22 orang yang
terdiri dari `15 orang analis laboratorium, 9
tenaga TEM dan penata rontgen, 9 orang pranata
anestesi 0 dan 1 orang tenaga fisioterapis. Teknik
gigi 4.
B. Pembiayaan.
1.Sumber Pembiayaan.
Gambar.3.5
Sumber Pembiayaan Kesehatan di Kabupaten Kolaka
Utara Tahun 2011
80 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
APBD
KAB
/KOT
A
a. B
elan
ja L
angs
ung
b. B
elan
ja T
idak
Lan
gsun
g
APBD
PRO
VINS
I/ B
AHTR
AMAS
APBN
:
- Da
na D
ekon
sent
rasi
/BOK
- Da
na A
loka
si K
husu
s (D
AK)
- AS
KESK
IN/
JAMK
ESMA
S/JA
MPER
SAL
- La
in-l
ain
(seb
utka
n)
PINJ
AMAN/H
IBAH
LUA
R NE
GERI
(P
HLN)
(seb
utka
n pr
ojec
t da
n su
mber
da
nany
a)pr
ojec
t ba
sic
CIDA C
ANAD
A
- 4,000,000,000 8,000,000,000 12,000,000,000 16,000,000,000 20,000,000,000
18,699,468,938
8,596,500,000
10,102,968,938
44,572,000 2,554,345,500 1,600,000,000 954,345,500 250,000,000
2. Alokasi Pembiayaan.
Alokasi pembiayaan, Bidang Kesehatan
Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011, belanja
81 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
langsung 8,596,500,000 belanja tidak langsung
10,102,968,938
Gambar.4.5
Alokasi Pembiayaan KesehatanDi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011
10,102,968,938
82 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
Lsg8,596,500,000 ,
T.Lsg,
BAB VISITUASI CAPAIAN KEWENANGAN WAJIB STANDARPELAYANAN MINIMAL (KW – SPM) TAHUN 2011
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah tolok ukur
kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah
Kabupaten/ Kota (Permenkes 741/Menkes/Per/VII/2008).
SPM Kesehatan meliputi jenis pelayanan beserta
indikator kinerja dan target Tahun 2010 – Tahun 2015
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 95% Tahun 2015
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 80%
Tahun 2015
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90%
Tahun 2015
4. Cakupan pelayanan nifas 90% Tahun 2015
83 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80% Tahun 2010
6. Cakupan kunjungan bayi 90% Tahun 2015
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 100% Tahun 2015
8. Cakupan pelayanan anak balita 90% Tahun 2015
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia
6 [- 24 bulan keluarga miskin 100% Tahun 2015
10. Cakupan balita Gizi buruk mendapat perwatan 100%
Tahun 2015
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat 100% Tahun 2015
12. Cakupan peserta aktif 70% Tahun 2015
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
100% Tahun 2015
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin 100% Tahun 2015
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan
84 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin 100% Tahun 2015
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten /
Kota 100% Tahun 2015
c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa /KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan < 24 Jam 100% Tahun 2015
d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif 80% Tahun 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihimpun
oleh tim pengelola data masing – masing Puskesmas
menggambarkan, bahwa capaian Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal KW (SPM) di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2011, tersaji dalam tabel berikut :
Tabel.1.6Gambaran Capaian KW SPM Kesehatan Kabupaten Kolaka
UtaraTahun 2015
85 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
INDIKATOR KW SPM TAHUN 2011
No Indikatorpembilan
g penyebut Realisasi Target1 Kunjungan Bumil K4 1,836 2,338 78. 95
2Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
149 467.6 31 80
3
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
1,836 1,978 92. 90
4 Pelayanan Nifas 1,779 1,978 89. 90
5Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
43 318 13 80
6 Kunjungan Bayi 1,952 1,968 99 90
7Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
61 133 45 100
8 Pelayanan Anak Balita 6,286 11,212 56 91
9
Pemberian Makanan Pendamping ASI padaAnak usia 6 - 24 bulan Keluarga Miskin
163 44,763 0.36 100
10 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 23 26 88 100
11Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
2,387 3,223 74 100
12 Peserta KB Aktif 16,736 22,353 74 70
13
Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
1 1 100 100
14
Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan Penderita PneumoniaBalita
140 140 100 100
86 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
15
Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif
177 177 100 100
16
Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penderita DBD yang ditangani
14 14 100 100
17
Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan penderita diare
382 382 100 100
18Pelayanan KesehatanDasar Pasien Masyarakat Miskin
17,797
44,763 39.7582825 100
19Pelayanan KesehatanRujukan Pasien Masyarakat Miskin
249
44,763 0.55626299 100
20
Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota
1 1 100 100
21
Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
0 0 0 100
22 Desa Siaga Aktif 133 133 100 80
87 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
BAB.VII
PENUTUP
Data dan informasi merupakan sumber daya yang
strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam
pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan
informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu
penyajian data dan informasi yang berkualitas sangat
dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan , lintas sektor
maupun masyarakat. Dibidang kesehatan, data dan
informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan.
Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan
yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan
data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi
dalam era desentralisasi pengumpulan data dan informasi
88 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011
dari Kabupaten menjadi relatif lebih sulit . Hal ini
berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang
disajikan dalam Profil Kesehatan yang diterbitkan saat
ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian,
diharapkan Profil Kesehatan dapat memberikan gambaran
secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh
keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.
Walaupun Profil Kesehatan sering kali belum
mendapatkan apresiasi yang memadai, karena belum dapat
menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan
harapan, namun ini merupakan salah satu publikasi data
dan informasi yang meliputi data capaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Indonesia Sehat
2011. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan
kualitas Profil Kesehatan Kabupaten, perlu dicari
terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan
informasi secara cepat untuk mengisi kekosongan data
sehingga kualitas data menjadi lebih baik.
89 Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2011