Laporan karakteristik lalu lintas

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan bagian penting untuk menunjang berbagai kegiatan di sebuah kota, termasuk kota Bekasi. Salah satunya adalah kota Bekasi, Jawa Barat , Indonesia . Kota Bekasi meliputi wilayah kabupaten Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi selatan, dan Bekasi Utara. Banyak kegiatan yang dilakukan di kota Bekasi, sehingga dalam pelaksanaanya sangat dibutuhkan sistem transportasi. Sistem transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan manusia. Hal ini didasari oleh adanya pergerakan manusia yang efisien dan lancar, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Transportasi dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan turunan, karena transportasi timbul disebabkan adanya maksud atau tujuan yang ingin dicapai melalui transportasi. Misalnya pergi ke kantor, belanja, pergi ke sekolah, pengiriman barang, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan tersebut pasti manusia menggunakan akses jalan yang meliputi jalan dan simpang. Dan dalam pengamatan simpang terdapat banyak prasarana dan fasilitas pendukung simpang, seperti rambu, marka, traffic light, dan sebagainya. 1

Transcript of Laporan karakteristik lalu lintas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi merupakan bagian penting untuk

menunjang berbagai kegiatan di sebuah kota, termasuk kota

Bekasi. Salah satunya adalah kota Bekasi, Jawa

Barat, Indonesia. Kota Bekasi meliputi wilayah kabupaten

Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi selatan, dan Bekasi

Utara.

Banyak kegiatan yang dilakukan di kota Bekasi,

sehingga dalam pelaksanaanya sangat dibutuhkan sistem

transportasi. Sistem transportasi merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari kegiatan manusia. Hal ini didasari

oleh adanya pergerakan manusia yang efisien dan lancar,

baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan.

Transportasi dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan

turunan, karena transportasi timbul disebabkan adanya

maksud atau tujuan yang ingin dicapai melalui

transportasi. Misalnya pergi ke kantor, belanja, pergi ke

sekolah, pengiriman barang, dan lain-lain.

Dalam melakukan kegiatan tersebut pasti manusia

menggunakan akses jalan yang meliputi jalan dan simpang.

Dan dalam pengamatan simpang terdapat banyak prasarana dan

fasilitas pendukung simpang, seperti rambu, marka, traffic

light, dan sebagainya.

1

Jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk bangunan

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,

serta di atas permukaan air kecuali jalan rel dan jalan

kabel (UU LLAJ no.22 tahun 2009).

Sedang ruas Jalan adalah bagian atau

penggal jalan di antara dua simpul/persimpangan sebidang

atau tidak sebidang baik yang dilengkapi dengan alat

pemberi isyarat lalu lintas ataupun tidak.

Simpang merupakan suatu titik yang mempertemukan

antara dua ruas jalan atau lebih. Dalam suatu simpang dapat

mengetahui dan menentukan kapasitas kendaraan dan waktu

perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya pada daerah

perkotaan. Selain itu dalam suatu penggunaan tata guna

lahan pada suatu simpang yang ada sangat menentukan posisi

antara bangkitan ataupun tarikan. Bangunan-bangunan yang

ada di sisi simpang juga turut mempengaruhi lalu lintas di

suatu simpang tersebut. Oleh karena itu daerah pinggir

simpang juga perlu untuk di perhatikan mengingat

pengaruhnya yang sangat besar terhadap kondisi lalu-lintas

di simpang.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud dari penulisan dan penyusunan laporan tentang

survai inventarisasi ruas dan simpang untuk

memberitahukan kondisi ruas jalan dan persimpangan

yang ada dalam wilayah Cikarang, Jawa Barat.

2

2. Tujuan

Tujuan dari survai inventarisasi simpang dan ruas

adalah :

Untuk mengetahui kondisi dari suatu simpang, aset

simpang, prasarana yang terdapat di sekitar simpang

karena simpang sangat berpengaruh dalam suatu

kegiatan lalu lintas.

C. Ruang Lingkup

Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan, maka dalam

pelaksanaan survai inventarisasi ruas dan simpang ini

kami memusatkan perhatian pada ruas jalan Imam Bonjol

dan persimpangan Kecamatan Cikarang Barat. Pembahasan

dan penyajian data hasil survai inventarisasi

dipaparkan mengenai data aset jalan pada ruas dan

persimpangan jalan pada Kecamatan Cikarang Barat,

jalan Imam Bonjol dan Telaga Asih.

D. Batasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian maka dalam pelaksanaan survei kami membatasi masalah hanya pada untuk mengetahui sarana ruas dan simpang di wilayah studi.

E. Pengertian

a. Zebra cross : tempat penyeberangan di jalan yang

diperuntukkan bagi pejalan kaki.

b. APPIL : lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang

terpasang di persimpangan jalan, tempat

3

penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat

arus lalu lintas lainnya.

c. Marka : suatu tanda yang berada di

permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang

meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis

membujur, garis melintang, garis serong serta

lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan

arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan

lalu lintas.

d. Median : suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang

berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu

lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada

gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu

lintas.

F. Sistematika Penulisan

Tujuan dari pembuatan sistematika penulisan ini adalah

untuk mempermudah dalam penyusunan dan pemahaman dari

isi tiap bab pada laporan hasil survai ini.

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Adapun dalam bab I pendahuluan ini kami menguraikan

latar belakang penulisan, maksud dan tujuan, ruang

lingkup, metode survai, metode pengumpulan data,dan

sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Pada bab II dituliskan mengenai gambaran secara umum

lokasi survai. Di mana pada bab II ini membahas dan

4

menjelaskan masalah kondisi fisik lokasi survai,

kondisi lalulintas, serta identifikasi masalah.

BAB III PELAKSANAAN SURVAI

Pada Bab III dituliskan mengenai pelaksanaaan survai

antara lain perencanaan survai, peralatan yang

dibutuhkan dalam survai, dan pelaksanaan survai serta

lamanya survai yang dilakukan.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Pada Bab IV di tuliskan mengenai tata cara penyajian

dan analisa data yang telah diolah dan didapatkan

hasil dari survai,data yang dianalisa tersebut dapat

kita ambil kesimpulan.

BAB V PENUTUP

Pada Bab V dituliskan mengenai kesimpulan-kesimpulan

yang di dapatkan dari hasil analisa data serta

dituliskan mengenai saran dari hasil survai atau

skenario dari hasil survai.

5

BAB II

GAMBARAN UMUM

G. Profil Daerah Studi

Simpang Tiga Jalan Telaga Asih dan Jalan Imam

Bonjol merupakan salah satu dari simpang yang terletak

di daerah Cikarang Barat, Bekasi. Jalan Telaga Asih dan

Jalan Imam Bonjol termasuk dalam jalan kelas 3a karena

dilalui oleh angkutan-angkutan perkotaan. Pada simpang

ini tidak terdapat APILL, namun pada ruas Jalan Telaga

Asih terdapat pedagang yang menggunakan trotoar, hal

ini merupakan perampasan hak pejalan kaki. Pada ruas

Jalan Imam Bonjol terdapat fasilitas transportasi

berupa shelter yang kondisinya cukup baik.

Pada ruas jalan Imam Bonjol di dapati rambu

pejalan kaki dan pada ruas Jalan Telaga Asih didapati

rambu dilarang berhenti. Pada simpang ini tidak di

6

dapati marka, zebra cross, maupun zona selamat sekolah,

jadi pada saat jam-jam sibuk simpang ini terlihat

kurang teratur.

Gambar. 1.1. Kondisi fisik ruas jalan dan persimpangan

H. Kondisi Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan informasi mengenai

jenis bangunan pengunaan lahan dan penghalang terhadap

jarak pandangan bebas serta objek-objek yang

menghalangi kelancaran lalulintas kendaraan atupun

7

pejalan kaki seperti warung, pedagang kaki lima,

perparkiran, pot bunga, lokasi dan objek lainya

seperti tiang listrik dan telepon, pemberhentian

angkot,pohon-pohon dan sebagainya.

Tata guna lahan merupakan informasi mengenai

jenis bangunan pengunaan lahan dan penghalang terhadap

jarak pandangan bebas serta objek-objek yang

menghalangi kelancaran lalulintas kendaraan ataupun

pejalan kaki seperti warung, pedagang kaki lima,

perparkiran, pot bunga, lokasi dan objek lainya

seperti tiang listrik dan telepon,pohon-pohon dan

sebagainya.

Struktur tata guna lahan pada daerah studi kami,

khususnya lokasi survai yaitu terdiri dari :

1. Kantor Camat Cikarang Barat

2. SPBBP

3. Pertokoan atau Ruko-ruko

4. Kantor Polsek Cikarang Barat

5. Masjid

8

Dari struktur tata guna lahan tersebut akan

dapat mempengaruhi aktivitas masyarakat di dalam

pergerakan orang. Ini juga dapat berpengaruh pada

pergerakan pertumbuhan masyarakatnya sehingga

transportasinya pun harus ditingkatkan seperti

pembuatan rambu-rambu lalulintas, pemberian tanda-

tanda rambu di tempat-tempat tertentu, pelebaran badan

jalan, dll.

I. Kondisi Lalu Lintas

Semakin meningkatnya intensitas dan mobilitas

penduduk di suatu wilayah,contohnya Cikarang akan

menimbulkan semakin meningkatnya kebutuhan

transportasi. Mobilitas ini dipengaruhi oleh kuantitas

dan frekuensi pergerakan penduduknya karena adanya

kemajuan global yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi

dan meningkatnya kebutuhan masyarakat tiap harinya.

9

Masalah yang sering dihadapi oleh kota bekasi adalah

ketidak seimbangan antara pertumbuhan jumlah kendaraan

dengan pertambahan prasarana jalannya. Selain masalah

tersebut, masalah lainnya adalah kurang memadainya

pelayanan angkutan kota seperti kurang adanya halte,

terminal, dan kondisi angkutan itu sendiri. Dengan

adanya hal tersebut memacu penggunaan kendaraan

pribadi seperti sepeda motor yang dianggap lebih

nyaman dan efisien sehingga menambah volume lalu

lintas dan menimbulkan kemacetan lalu lintas.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan DataSetelah data terkumpul, maka pembuatan laporan hasil

survai akan cepat terlaksana dengan kerjasama satu

kelompok survai dengan menggunakan referensi yang

ada. Dengan demikian akan menghemat waktu dan tenaga

dalam memperoleh data sesuai dengan yang kita

inginkan.

Langkah langkah pengumpulan data:

1. Data hasil survai kita kumpulkan berdasarkan

kelompok Survai

2. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan

komputer

10

3. Data inventarisasi dikelompokkan sesuai pembagian

ruas dan simpang yang kita teliti

B. Metodologi Pelaksanaan SurveyBagan alir metodologi survey

11

PERSIAPAN SURVEY

PENGORGANISASIAN

PILOT SURVEY

PELAKSANAAN SURVEY

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

Survey ini dilakukan dengan tujuan untuk menyusun dan

mengumpulkan data mengenai karakteristik ruas dan simpang

di wilayah studi .

a) Pengorganisasian

Jumlah surveyor yang diturunkan dalam

pelaksanaan survey ini berjumlah 28 orang dibagi

menjadi 4 ruas dan simpang, sehingga tiap ruas dan

simpang diamati oleh 7 orang surveyor.Tenaga

pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan survey

inventarisasi ruas dan simpang adalah 7 oarng tuap

ruas dan simpang.

b) Objek Survey

Ruas dan simpang di Jalan Telaga Asih dan Jalan Imam

Bonjol.

c) Alat-alat yang digunakan

Dalam pelaksanaan survey ini adapun alat-alat yang

digunakan adalah:

1. Alat Tulis

2. Clip Board

3. Formulir

4. Camera Digital

5. Walking Measure

d.Pelaksanaan survey

Adapun pelaksanaan survey, dilaksanakan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 24 April 2013

Waktu : 06.00-16.00

Cuaca : Cerah

12

Lokasi : Cikarang Barat

Pimpro (Koordinator) : Pujo Agung

Penanggung jawab : Ibu Erlina

Indriasari,S.SiT,MT

C. Peta LokasiSebelum melakukan survai di ruas dan simpang perlu

dibutuhkan peta yang menyangkut daerah atau lokasi

yang akan disurvai. Hal ini bertujuan agar dapat

ditentukan langsung dimana titik-titik survai berada

di sekitar daerah tersebut.

Gambar. 1.2. Peta Lokasi Survai

13

BAB IV

ANALISIS DATA

A.Penyajian Data

Dengan melihat situasi yang ada pada simpang tiga

Jalam Imam Bonjol dan Jalan Telaga Asih maka kita dapat

membuat usulan-usulan untuk peningkatan transportasi di

simpang tiga ini. Tata guna lahan yang terdapat di

sekitar simpang juga berperan penting dalam menentukan

besarnya lalulintas yang dibangkitkan, dan kebutuhan akan

akses jalan dan kebutuhan vertikal, struktur perkerasan

akan membatasi berat kendaraan (khususnya muatan sumbu).

Jari-jari kelengkungan (Horisontal dan vertikal), jarak

pandangan, dan kondisi permukaan akan membatasi kecepatan

aman dan kapasitas jalan.

Sebelum data kami sajikan dalam laporan ini, masing-

masing kelompok telah membuat laporan survai pada masing-

masing daerah studi sesuai pembagian kelompok.

B.Analisa Data Lapangan

Setelah data lapangan terkumpul kemudian langkah

selanjutnya disusun, dihimpun dan dianalisa sesuai

teknik survai.

14

C.Analisis Penampang Simpang

Gambar. 1.3. Penampang simpang

Pada ruas jalan telaga asih dan imam bojol ketika

memasuki persimpangan terjadi pelebaran jalan dari yang

setiap jalur terdiri dari 2 lajur menjadi 4 lajur.

Lebar median pada kaki simpang ruas imam bonjol 1,5

meter, sedangkan pada jalan telaga asih tidak terdapat

median. Tata guna lahan yang terdapat pada simpang tiga

ini antara lain kantor kecamatan cikarang barat, kantor

polsek cikarang barat, masjid, SPBBP, halte dan juga

terdapat minimarket . Sehingga simpang tiga ini menjadi

ramai kendaraan. Ukuran-ukuran lebar jalan pada setiap

kaki simpang tiga ini juga bermacam-macam dan dapat

dilihat dari gambar diatas. Pada ruas jalan imam bonjol

yang akan menuju simpang, terdapat median yang

berfungsi untuk memecah arah lalu lintas yang akan

menuju jalan telaga asih.

D. Hasil Analisa

15

Hasil analisa yang kami peroleh didesain untuk

perencanaan berikutnya. Hasil analisa dan survai

tersebut akan sangat bermanfaat apabila menunjukkan

data yang akurat. Data survai yang akurat menjadi

bahan desain dan pengambilan keputusan untuk

menentukan tindakan yang tepat bagi suatu

kebijaksanaan yang terkait dengan perencanaan jalan.

Gambar. 1.4. Penampang melintang jalan Telaga Asih

Pada survai inventarisasi simpang yang telah

kami lakukan di Jalan Telaga Asih dan Jalan Imam

Bonjol dapat kami jumpai berbagai kelengkapan yang

ada pada ruas jalan yang kami amati,yaitu sebagai

berikut:

1. Nama jalan : Jalan Imam Bonjol

2. Panjang jalan : 150 m

3. Jenis konstruksi : dengan perkerasan

aspal

4. Tipe jalan : jalan kolektor

16

RUANG MILIK JALAN

RUANG MANFAAT JALANBADAN JALAN

JALUR LALU LINTAS

LAJURLL LL

LAPIS PERMUKAANTALUD

TANAH DASAR

LAPIS PONDASI BAWAH (SUBBASE)

LAPIS PONDASI (BASE)

BAHU DIPERKERAS

BAHUDIPERKERAS

SALURAN SAMPING

DAERAH GALIAN DAERAH

TIMBUNAN

CL

1,3 M 7 M

5. Model arus : 2 arah

6. Lajur : 4

7. Jalur : 2

8. Fasilitas pejalan kaki : trotoar

9. Permukaan jalan : rata dengan lapisan

jalan aspal hotmix

10.Lebar marka : -

11.Panjang marka : -

12.Jarak antar marka : -

13.Lebar ruas jalan kanan : 7 m

14.Lebar ruas jalan kiri : 7 m

15.Lebar median : 1,5 m

16.Jenis konstruksi median : Beton

17.Lebar jalur efektif : 6 m

18.Lebar trotoar kanan : 1 m

19.Lebar trotoar kiri : 1 m

20.Tinggi Trotoar : 0,20 m

21.Lebar jalur Hijau : -

22.Lebar bahu jalan kanan : 1,3 m

23.Lebar bahu jalan kiri : 1,3 m

24.Jarak antar lampu : 49 m

Survai inventarisasi persimpangan Kecamatan

Cikarang Barat dengan data sebagai berikut:

Data Jalan Telaga Asih

1.Nama jalan : Jalan Telaga Asih

2.Panjang jalan : 50 m

17

3.Lebar Jalan : 6 m

4.Jenis konstruksi : dengan perkerasan

beton

5.Tipe jalan : jalan kolektor

6.Model arus : 2 arah

7.Lajur : 2

8.Jalur : 2

9.Fasilitas pejalan kaki :

trotoar

10. Permukaan jalan : rata dengan

lapisan jalan beton

11. Lebar ruas jalan kanan : 3 m

12. Lebar ruas jalan kiri : 3 m

13. Lebar Marka Kuning : -

14. Lebar median : -

15. Tinggi Median : -

16. Panjang Median : -

17. Lebar jalur efektif : 6 m

18. Lebar bahu jalan kanan : -

19. Lebar bahu jalan kiri : -

20. Lebar drainase kanan : 45 cm

21. Lebar drainase kiri : 45 cm

22. Lebar trotoar kiri : 1,3 m,

0,5 digunakan untuk pedagang kaki lima

23. Lebar trotoar kanan : 1,3

m, 0,5 digunakan untuk pedagang kaki lima

24. Tinggi Trotoar : 0,20 m

25. Lebar jalur Hijau : -

18

26. Jarak antar lampu : -

27. Panjang zona selamat sekolah : -

28. Lebar zebra cros : -

29. Panjang zebra cros : -

19

Kaki Simpang di Jalan Telaga Asih

NO. Nama Jalan Land UseKondisi

Perkerasan

1 Baik

2 Baik

3 Baik

20

4 KurangBaik

(Kotor)

Data Jalan Imam Bonjol1. Nama jalan : Jalan Imam Bonjol

2. Panjang jalan : 50 m

3. Jenis konstruksi : dengan perkerasan

aspal

4. Tipe jalan : jalan kolektor

5. Model arus : 2 arah

6. Lajur : 4

7. Jalur : 2

8. Fasilitas pejalan kaki : trotoar

9. Permukaan jalan : rata dengan lapisan

jalan aspal hotmix

10.Lebar marka : -

11.Panjang marka : -

12.Lebar ruas jalan kanan : 7 m

13.Lebar ruas jalan kiri : 7 m

14.Lebar median : 1,5 m

15.Jenis konstruksi median : Beton

16.Lebar jalur efektif : 6 m

17.Lebar trotoar kanan : 1 m

21

18.Lebar trotoar kiri : 1 m

19.Tinggi Trotoar : 0,20 m

20.Lebar jalur Hijau : -

21.Lebar bahu jalan kanan : 1,3 m

22.Lebar bahu jalan kiri : 1,3 m

23.Jarak antar lampu : 49 m

22

Data Kaki Simpang di Jalan Imam Bonjol

NO. Nama Jalan Land Use

KondisiPerkeras

an

1. Baik

2. Baik

3. Baik

4. Baik

23

Jl. Imam Bonjol

5.Baik

6.KurangBaik

7.Baik

8. Baik

24

9.KurangBaik

10

. Baik

Kapasitas

Co = 1650 (empat lajur terbagi)

FCw = 1,00

FCsp = 1,00

FCsf = 0,91

FCcs = 1,00

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

C = 1659 x 1 x 1 x 0,91 x 1

C = 1501,5

25

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sesuai dengan analisa data yang kami dapatkan

dapat diambil kesimpulan bahwa tata guna lahan di

persimpangan Jalan Telaga Asih dan Jalan Imam Bonjol

memiliki tata guna lahan yang kurang bagus karena dalam

penataannya kurang rapi serta lalu lintas yang kurang

teratur. Pada persimpangan tiga ini tata guna lahan yang

ada kebanyakan adalah ruko-ruko. Pada simpang jini,

hanya terdapat 2 rambu lalu lintas dan salah satunya

mengalami penyimpangan rambu karena tidak sesuai dengan

kondisi jalan tersebut. Prasarana jalan yang terdapat

seperti trotoar, bahu jalan, dan halte. Pada simpang ini

tidak di dapati marka, zebra cross, maupun zona selamat

sekolah, jadi pada saat jam-jam sibuk simpang ini

terlihat kurang teratur.

Pada simpang ini tidak terdapat APILL, namun pada

ruas Jalan Telaga Asih terdapat pedagang yang menggunakan

trotoar, hal ini merupakan perampasan hak pejalan kaki.

Akibatnya seluruh ruas jalan yang ada tidak dapat

digunakan secara efektif. Pada ruas Jalan Imam Bonjol

terdapat fasilitas transportasi berupa shelter yang

kondisinya cukup baik.

B. SARAN

26

Kondisi ruas-ruas jalan maupun simpang saling

berhubungan satu dengan yang lain. Apabila salah satu

dari beberapa ruas jalan dan simpang yang saling

berhubungan tersebut ada yang mengalami kondisi jalan

yang buruk, hal itu dapat berpengaruh terhadap lalu

lintas, yang tak elak juga dapat membahayakan pengguna

jalan. Perawatan prasarana jalan dan simpang harus

diperhatikan, agar kondisi jalan dan simpang bisa menjadi

bagus dan dapat memperlancar lalu lintas.

Para pedagang kaki lima juga sebaiknya disediakan

tempat khusus untuk berjualan sehingga tidak menggangu

aktivitas pejalan kaki di Jalan Telaga Asih ini. Perlu

juga diperbaiki lagi fungsi rambu lalu lintas yang

sebenarnya. Karena pada simpang jalan ini terdapat rambu

pejalan kaki, tetapi tidak disertai dengan adanya zebra

cross di simpang jalan ini. Kemudian kepada pihak

keamanaan di sekitar lokasi sebaiknya ditambah untuk

mengurangi kemacetan di simpang tersebut.

Demikian laporan survai ini dibuat dengan sebaik-

baiknya, namun bagaimanapun juga penulis hanyalah seorang

manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, sehingga

kami juga menyadari banyaknya kekurangan pada laporan

ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang bersifat membangun sehingga di dalam

laporan-laporan selanjutnya akan lebih baik.

27

Semoga laporan ini dapat digunakan dengan sebaik-

baiknya. Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan laporan

ini banyak terdapat kekurangan.

28

Lampiran

29

30