Laporan Fts Solid BARU
-
Upload
akademifarmasiputraindonesiamalang -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Laporan Fts Solid BARU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perubahanan cuaca yang tak menentu, telah
menimbulkan berbagai kerugian dan keuntungan bagi manusia. Cuaca
yang selalu berubah-ubah telah menimbulkan berbagai macam
penyakit pada manusia, terutama flu, batuk, ataupun sakit
tenggorokan. Semua penyakit tersebut dapat muncul akibat sistem
imun pada tubuh yang mulai menurun. Saat imun menurun banyak yang
memilih untuk mengkonsumsi sebuah sediaan obat berupa vitamin C.
Banyaknya masyarakat yang memilih vitamin C mengakibatkan
ketatnya persaingan bisnis di industri obat. Industri obat
berlomba-lomba untuk menghasilkan sediaan vitamin C yang digemari
oleh masyarakat serta berkhasiat. Vitamin C tersedia dalam
berbagai bentuk sediaan, mulai dari larutan sampai tablet vitamin
C. Semua itu disebabkan karena inovasi yang telah dilakukan oleh
berbagai industri obat akibat persaingan bisnis.
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan
monosakarida. Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen
berharga dalam makanan karena berguna sebagai antioksidan dan
mengandung khasiat pengobatan (Sandra G.,1995). Vitamin C
mempunyai banyak fungsi didalam tubuh yaitu sebagai sintesis
kalogen, absorbsi, metabolism besi dan mencegah infeksi. Vitamin
C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
dan dosis tinggi serta dapat mencegah dan menyembuhkan serangan
flu (Pauling, 1971).
Banyak sediaan vitamin C yang beredar dipasaran dengan dosis
, bentuk, dan rasa yang berbeda-beda. Umumnya vitamin C yang
beredar di industri obat mempunyai dosis 500-1000 mg dengan
bentuk bulat cakram. Anak-anak dengan dosis tersebut tentunya
harus membelah sediaan padat vitamin C menjadi 2 bagian agar
sesuai dengan aturan pakainya. Tentu cara tersebut kurang efektif
untuk anak-anak jika sering mengkonsumsi vitamin C, serta dapat
menimbulkan kebosanan pada anak-anak untuk mengkonsumsinya. Dosis
anak-anak yang sebenarnya adalah 250 mg 1-2 tablet per hari,
dengan dosis vitamin C yang sesuai dan ukuran yang sesuai maka
akan mempermudah anak-anak untuk mengkonsumsi Vitamin C tanpa
harus membelahnya menjadi 2.
Vitamin C banyak di temui di sayuran maupun buah-buahan
yaitu jeruk, strawberry, tomat, anggur, pisang, dll. Namun
berbeda dengan rasa sediaan vitamin C yang banyak beredar di
pasaran hanya sedikit yaitu rasa jeruk, anggur dan strawberry.
Anak-anak yang mengkonsumsi sediaan vitamin C dalam rasa yang
sama tentunya mengalami kebosanan. Jika sediaan tablet vitamin C
dibuat dalam rasa yang berbeda tentunya anak-anak pasti tidak
merasa bosan untuk mengkonsumsinya, salah satunya dengan rasa
pisang. Tablet vitamin C dengan rasa pisang tentunya baru untuk
anak-anak dan itu akan membuat lebih menarik serta tidak
menimbulkan kebosanan untuk mengkonsumsi.
Banyaknya kemungkinan yang terjadi, kali ini akan dibuat
tablet hisap vitamin C anak yang berbeda dengan produk yang sudah
beredar dipasaran agar konsumen lebih senang, nyaman dan tidak
merasa bosan dalam mengkonsumsi sediaan tablet hisap vitamin C.
1.2 Tujuan
Untuk membuat tablet hisap vitamin C dan melakukan uji
evaluasi tablet yang sesuai dengan standrat sediaan.
1.3 Manfaat
1. Untuk memberikan kenyamanan mengkonsumsi obat bagi
konsumen.
2. Untuk memberikan tambahan wawasan serta keuntungan
finansial bagi praktikan.
3. Untuk menguntungkan industri farmasi khususnya inovasi
obat-obatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Influenza
Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran nafas
tersering pada manusia.
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem
pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang
tenggorokan dan paru-paru.
Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus influenza yang mudah menular.
2.2 Penyebab Influenza
Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang
terinfeksi batuk, bersin atau bicara. Anda dapat menghirup
virus tersebut secara langsung, atau melalui suatu benda
seperti telepon atau keyboard komputer, dan kemudian
menghantarkannya ke mata, hidung atau mulut anda.
Flu disebabkan oleh tiga tipe virus – influenza A, B, dan
C. Tipe A menyebabkan pandemi flu yang mematikan (epidemi
pada belahan bumi) yang menyerang setiap 10 sampai 40 tahun.
Tipe B menyebabkan pandemi dengan skala yang lebih kecil.
Tipe A atau B dapat menyebabkan sirkulasi flu setiap musim
dingin. Tipe C tidak pernah berkaitan dengan epidemi yang
besar.
Tipe C cukup stabil, tapi tipe A dan B secara konstan
berubah dan memunculkan kekhawatiran baru bagi masyarakat
secara reguler. Sekali anda terkena flu, antibodi yang
terbentuk akan menekan penyebabnya, tetapi tidak akan
melindungi anda dari virus yang telah bermutasi.
2.3 Gejala Influenza
Sebenarnya, flu seperti pilek biasa dengan hidung yang
berair, bersin dan pembengkakan tenggorokan. Tapi pilek
biasanya berkembang secara lambat, dan flu datang secara
tiba-tiba. Meskipun pilek dapat menjadi gangguan, anda
biasanya lebih khawatir terhadap flu. Beberapa tanda dan
gejala yang biasa terjadi pada flu :
Demam lebih dari 38 Celsius pada orang dewasa, dan sering
sampai 39,5 Celsius sampai 40,5 Celsius pada anak.
Panas dingin dan berkeringat.
Batuk kering.
Nyeri otot, khususnya pada punggung, lengan dan kaki
Kelelahan dan lemah
Hidung tersumbat
Hilang nafsu makan
Diare dan muntah pada anak
2.4 Terapi
Gunakan vaksinasi flu secara rutin tiap tahun. Waktu yang
tepat untuk vaksinasi adalah saat sebelum masa puncak dari
musim flu. Perlu dua minggu bagi tubuh untuk membangun
sistem imun tubuh mulai dari pemberian vaksin. Tanyakan
pada dokter anda waktu yang tepat.
Cuci tangan. Mencuci tangan adalah cara terbaik dalam
mencegah infeksi flu biasa. Gosok telapak tangan anda
sedikitnya 15 detik, sabuni dengan benar dan tutup keran
menggunakan tisu. Atau gunakan jel pembersih tangan
berbahan dasar alkohol paling sedikit berkadar alkohol 60
persen.
Makan secara benar dan tidur secara teratur. Diet yang
salah dan kurang tidur melemahkan imunitas anda dan
menyebabkan anda lebih rentan terinfeksi.Diet seimbang
dengan buah segar dan sayuran, gandum atau nasi, dan
makanan yang mengandung protein adalah yang terbaik untuk
banyak orang. Tidur yang cukup dan teratur juga perlu
untuk kesehatan sistem imun. Secara umum, orang dewasa
sangat baik tidur malam selama 7 sampai 8 jam. Anak-anak
dan remaja membutuhkan tidur malam 9 sampai 10 jam.
Berolahraga secara teratur. Melatih kardiovaskuler secara
teratur – berjalan, bersepeda, aerobik – meningkatkan
sistem imun anda. Olahraga tidak dapat mencegah infeksi,
tetapi jika anda terkena flu, anda akan lebih sedikit
kemungkinannya terkena dampak yang parah dan sembuh lebih
cepat daripada orang yang tidak fit.
Hindari kerumunan orang saat musim flu. Flu menyebar
dengan mudah dimanapun orang-orang banyak berkumpul – pada
care center, sekolah, kantor, auditorium dan alat
transportasi publik. Menghindari kerumunan orang pada saat
musim flu akan mengurangi kesempatan anda terinfeksi flu.
2.5 Pengertian Batuk
Banyak orang mengira bahwa batuk adalah suatu penyakit.
Namun sebenarnya batuk adalah reaksi dari penyakit lain yang
menggangu system pernapasan atas. Batuk merupakan mekanisme
pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala
suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan
sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu yang terjadi
pada saluran pernapasan, misalnya debu di reseptor batuk
(hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian
reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang
berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot
tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah
batuk.
2.6 Penyebab batuk
Berikut ini adalah penyebab terjadinya reaksi Batuk :
1. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Inilah
penyebab paling umum yang merupakan gejala flu.
2. Alergi
3. Asma atau tuberculosis
4. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
5. Tersedak akibat minum susu
6. Menghirup asap rokok dari orang sekitar
7. Masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik)
2.6 GEJALA
Suara lengkingan di setiap tarikan napas dalam-dalam
setelah batuk.
Batuk bertubi-tubi dan intens yang mengeluarkan dahak
kental.
Kelelahan dan wajah merah karena terus batuk.
Muntah pada bayi dan anak-anak.
2.7 TERAPI BATUK
a. Terapi non-obat :
Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat
dikurangi dengan cara sebagai berikut :
Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan
dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal.
Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang
merangsang tenggorokan dan udara malam yang dingin.
b. Terapi obat ;
o Obat batuk, seperti halnya obat pilek dan
flu/influenza, merupakan obat simptomatik, yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk mengatasi keadaan ringan dan
hanya merupakan tindakan terhadap gejala penyakit.
Pengobatan simptomatik atau pengobatan terhadap gejala
penyakit tersebut dilakukan dengan maksud untuk
meningkatkan quality of life penderita, sehingga yang
bersangkutan tetap dapat melakukan aktifitas.
o Apabila batuk berlangsung lebih dari tiga hari atau
setelah pengobatan dengan obat batuk tidak ada
perbaikan, atau batuk menjadi lebih berat, dahak
bercampur darah atau berwarna hijau/kuning, sesak napas
maka penderita diharuskan konsultasi dengan dokter.
o Terapi obat batuk dapat dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu ekspektoran (pengencer dahak) misalnya gliseril
guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus
liquiritiae dan antitusif (penekan batuk) misalnya
dekstrometorfan dan difenhidramin. Kedua kelompok obat
ini dapat diperoleh tanpa resep dokter.
2.8 Definisi Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan solid yang mengandung satu
atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien
(yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat
aliran bebas, sifat kohesifitas, kecepatan disintegrasi
dan sifat anti lekat) dan dibuat dengan mengempa campuran
serbuk dalam mesin tablet. (Teknologi Farmasi Sediaan
Tablet:1)
Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis bobot atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. (FI edisi III : 6)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV)
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, dibuat secara
kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata
atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan
obat, dengan atau tanpa zat tambahan. (Anonim:1)
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak,
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan. (IMO;210)
Bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang
baik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran, serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
(Lachman:645)
Sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak dari serbuk
kering, kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan
bahan pembantu dengan mesin yang sesuai dengan menggunakan
tekanan tinggi. (R. Voight:166)
Dari beberapa pengertian tablet diatas yang diperoleh
literatur berbeda, dapat disimpulkan bahwa tablet
merupakan sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih
bahan aktif dan atau tanpa bahan tambahan yang dibuat
secara kempa cetak menggunakan tekanan tinggi.
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Tablet
Keuntungan Tablet (Lachman)
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah.
2. tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos
pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan
dan paling kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah
dan murah untuk dikemas serta dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling
mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan
tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil
kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila
bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak
segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan
khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas
lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah
untuk di produksi secara besar-besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki
sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik.
2.3.2 Kerugiaan Tablet
1. beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
2. formulasi tablet cukup rumit
3. zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
4. kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi
rasa pahit/ tidak enak dari obat.
2.10 Syarat
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan
fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi
persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama
penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam
waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
Penggolongan Tablet
Hampir 90 % tablet yang dibuat saat ini penggunaannya melalui
mulut. Tablet dapat digolongkan, dengan penggolongan utama
berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, yaitu :
Tablet oral yang dimasukan ke dalam saluran cerna
Tablet Kempa atau Tablet Kempa Standar
Kebanyakan tablet jenis ini mengandung obat yang diharapkan
berefek lokal dalam saluran cerna. Obat itu merupakan bentuk obat
yang tidak larut dalam air dan obat yang termasuk dalam kategori
terapi seperti itu adalah antasida.
Tablet Kempa Ganda
Ada dua kelompok tablet yang dikempa beberapa kali yaitu tablet
berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Dalam
pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan, dan
hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di
dalam tablet.Tablet dalam kategori ini biasanya dibuat untuk
salah satu dari kedua alasan, yaitu untuk memisahkan secara
fisika atau kimia bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, atau
untuk menghasilkan produk dengan kerja ulang atau produk dengan
kerja yang diperpanjang.
Tablet Aksi Diperlama dan Tablet Salut Enterik
Bentuk sediaan tablet aksi diperlama dimaksudkan untuk melepas
obat sesudah penundaan beberapa lama, atau setelah tablet melalui
satu bagian saluran cerna ke bagian lainnya. Tablet salut enterik
merupakan contoh produk tablet aksi diperlama yang paling
umum.Tablet salut enterik merupakan tablet yang disalut dengan
lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di
usus.Penyalutan enterik digunakan untuk sejumlah terapi,
keamanan, dan alasan medis.
Tablet Salut Gula dan Tablet Salut Cokelat
Peranan utama kedua tablet salut ini untuk mendapatkan bentuk
obat yang menarik, mengkilap, serta mudah untuk menelannya.
Selain itu lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu
ditelan dan dapat melindungi obat dari udara dan kelembapan,
memberi rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya
akibat rasa atau bahan obat, dan juga dapat memisahkan bahan-
bahan yang tidak bercampur diantara penyalut dan inti tablet,
kenyataan ini sudah dipergunakan secara luas dalam membuat
multivitamin dan multivitamin yang dikombinasi dengan mineral.
Tablet Kunyah
Adalah tablet yang hancur ketika dikunyah atau dibiarkan larut
dalam mulut, menghasilkan dasar seperti cream dari manitol yang
berasa dan berwarna khusus. (Ansel, 249)
Tablet kunyah : Adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif dan
eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan. (Anonim,5)
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa
pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi
multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah
dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol
atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung
bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan
dan rasa.
Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau
dibiarkan melarut dalam mulut. Tujuan dari tablet kunyah adalah
untuk memberikan bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan
mudah kepada anak-anak atau orangtua yang sukar menelan obat
utuh.
Tablet yang dihantarkan ke rongga mulut
Tablet Buccal dan Sublingual
Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam
mulut, agar dapat melepaskan obatnya sehingga diserap langsung
oleh selaput lendir mulut. Kedua jenis tablet ini biasanya kecil
dan rata, diletakkan di antara pipi dalam dengan gigi (tablet
buccal), atau dibawah lidah (tablet sublingual). Obat-obat yang
diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek
sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh
selaput lendir mulut. Tablet ini dirancang larut secara lambat,
biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan
berlangsung dengan baik.
Troches dan Lozenges (Tablet Isap)
Penggunaan kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk memberi efek
lokal pada mulut atau kerongkongan. Bentuk tablet ini umumnya
digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi
batuk pada influenza. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan
menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang
keras dan beraroma yang menarik.
Dental Cones
Dental cones merupakan suatu bentuk tablet yang cukup kecil,
dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong
setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan
menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara
perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan
melepaskan suatu astringen atau koagulan.
Tablet yang ditanam
Tablet Implantasi (Tablet Depo)
Tablet ini dimaksudkan untuk ditanam di bawah kulit manusia atau
hewan.Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka
waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu
tahun.Biasanya dibuat sedemikian rupa, sehingga obat yang
terkandung dilepaskan dengan kecepatan yang konstan.
Tablet untuk dihantarkan ke rongga tubuh lainnya
Tablet Vaginal
Adalah tablet yang berbentuk seperti amandel, oval, digunakan
sebagai anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormon secara local.
(IMO, 210)
Tablet ini dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan-lahan,
dan melepaskan obat yang terkandung di dalamnya ke rongga vagina.
Tablet R ektal
Adalah tablet yang penggunaannya ditujukan untuk dimasukkan
melalui dubur, dan dapat memberikan efek lokal maupun sistemik.
Tablet yang Digunakan untuk Membuat Larutan
Tablet Effervescent
Tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara
cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Keuntungan tablet
effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan penyiapan
larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang
tepat. Kerugiannya ialah kesukaran untuk menghasilkan produk yang
stabil secara kimia.
Tablet Dispensing
Tablet ini dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan
volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk
mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
Tablet Hipodermik
Tablet hipodermik yaitu tablet untuk dimasukkan dibawah kulit,
merupakan tablet triturate, asalnya dimaksudkan untuk digunakan
oleh dokter dalam membuat larutan parentral secar mendadak.
Tablet Triturasi
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan
cetakan atau dibuat dengan kompresi, dan biasanya mengandung
sejumlah kecil obat keras. Tablet triturat ini digunakan untuk
memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
Tablet untuk menegakkan diagnosis
Tablet diagnostic
Adalah tablet yang dimaksudkan untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Pengujian biasanya dilakukan oleh pasien sendiri atau
dalam klinik.
Rute Pemakaian Sediaan Tablet
Macam Obat Melalui Oral:
• Bentuk obat padat
a. Tablet
- Tablet kempa
- Tablet kunyah
- Tablet salut :
salut gula
salut film polimer
salut enteric
salut yang tahan terhadap asam lambung
salut yang hanya hancur di usus.
- Tablet efervesen : dilarutkan dalam air
1.9 Vitamin C
Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam
air dan tidak dapat larut dalam minyak dan zat pelarut
lemak. Vitamin ini dikenal juga dengan nama kimianya sebagai
asam askorbat.
Farmakodinamik
Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang
berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon
antidiuretik. Pada jaringan, fungsi utama vitamin C ialah
dalam sintesis kolagen, proteoglikan zat organic matrik
antar sel lain misalnya pada tulang, gigi, endotel
kapiler. Dalam sintesis kolagen selain berperan dalam
hidroksilasi prolin vitamin C juga nampaknya berperan
untuk menstimulasi langsung sintesis peptida kolagen.
Pada pasien skorbut, gangguan sitesis kolagen terlihat
sebagai kesulitan penyembuhan luka, gagguan pembentukan
gigi dan pecahnya kapiler yang menyebabkan perdarahan
seperti petekie dan akimosis.
Pemberian vitamin C pada keadaan normal, tidak
menunjukkan efek farmakodinamik yang jelas. Tetapi pada
keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghasilkan
gejala penyakit dengan cepat.
Farmakokinetik
Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada
keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam
darah setelah diabsorbsi. Kadar dalam leukosit dan
trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan
eritrosit. Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan
kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot
dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk
utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam
darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg %.
Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen
dalam sediaan.
Efek samping : Relatif tidak beracun; mual, muntah,
mulas, kelelahan, flushing, sakit kepala, insomnia,
mengantuk, dan gangguan GI lainnya (diare, kolik
sementara, kram perut, kembung distensi).
Interaksi obat : Meningkatkan efek / toksisitas : asam
askorbat meningkatkan absorpsi besi dari saluran
cerna. Bila asam askorbat diberikan bersama
kontrasepsi oral maka akan meningkatkan efek
kontrasepsi ;Menurunkan efek : asam askorbat dapat
menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila
diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek
antikoagulan.
Komposisi Tablet
Tablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat
pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk
tablet tertentu zat pewarna, zat perasa, dan bahan-bahan
lainnya dapat ditambahkan jika diperlukan. Komposisi umum
dari tablet adalah:
1. Zat berkhasiat/ zat aktif
Zat berkhasiat atau zat aktif jarang diberikan dalam
keadaan murni, tetapi harus dikombinasikan terlebih dahulu
dengan zat- zat yang bukan obat yang mempunyai fungsi
khusus agar dapat dibentuk menjadi sediaan tablet
(Anief,1994).
2. Zat pengisi
Adalah suatu zat inert secara farmakologi yang
ditambahkan kedalam suatu formulasi sediaan tablet bertujuan
untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang
dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan
tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Selain untuk
penyesuaian bobot, zat pengisi juga dibutuhkan untuk
memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang
sulit di kempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung. Jumlah bahan pengisi yang di
butuhkan bervariasi, berkisar 5 – 80% dari bobot tablet
tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang di
inginkan.
Dalam hal ini penyesuain bobot dilakukan untuk
menambahkan bobot sediaan tablet jika dosis zat aktif tidak
cukup untuk memenuhi ruah tablet. Walaupun zat pengisi
biasanya dianggap sebagai komponen tablet inert, zat ini
secara signifikan dapat mempengaruhi sifat-sifat
biofarmasetik, kimia dan fisik tablet jadi.Secara umum zat
pengisi diklasifikasikan menjdi (1) garam kalsium mengganggu
absorbsi tettrasiklin dari saluran cerna, (2), interaksi a
min atau garamnya dengan laktosa dalam lubrikan basa,
misalnya magnesium stearat, terjadi perubahan warna.
Berbagai zat pengisi merupakan hidrat (dibasik kalsium
fosfat atau kalsium sulfat). Pada pemilihan pengisi akan
dijumpai zat pengisi yang mengandunng dua jenis lembab,
yaitu terikat dan tidak terikat. Cara pengisi mengikat
lembab lebih penting dari pada daya tarik zat pada lembab
atau jumlah lembab yag ada, misalnya kalsium sulfat hidrat
mengandung lembab 12% sebagai lembab terikat.
Zat pengisi ada dua jenis yaitu larut dan tidak larut
dalam air
Tidak larut LarutKalsium fosfat dihidrat
(tetra alba)
Laktosa
Kalsium fosfat, dibasik
dihidrat
Sukrosa
Kalsium fosfat, tribasik DekstrosaAmylum sorbitol Manitol
Amylum yang dimodifikasi SorbitolMikrokristalin selulosaTabel 2.6.1 Macam-macam zat pengisi yang larut dan tidak larut
3. Zat pengikat
Zat pengikat ditambahkan dalam formulasi tablet untuk
memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan
kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah
ada pada bahan pengisi sehingga memberikan ikatan yang
penting untuk membentuk granul yang membentuk suatu massa
yang kohesif atau kompak yang disebut tablet. Banyaknya
larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi
bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel,
kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas,
kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode
penggranulan.
Ada dua golongan bahan pengikat yaitu bahan gula atau
zat polimerik. Bahan polomerik terdiri atas dua kelas, yaitu
:
a. polimer alam seperti pati atau gom mencakup akasia,
tragacanth dan gelatin,
b. polimer sintetis seperti metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa dan polivinilpirolidon.
Kriteria utama dalam pemilihan suatu pengikat adalah
kompatibilitasannya dengan komponen tablet lainnya. Kedua,
pengikat harus memberi kohesi yang cukup pada serbuk untuk
memungkinkan melakukan proses normal, tetapi tablet masih
mungkin terdisintegrasi dan sediaan terlarut setelah dicerna
dan melepaskan zat aktif untuk absorbsi.
Jenis pengikat yang digunakan :
Zat pengikat KonsentrasiAvicel PH MCC 2%- 5%Povidon (USC) 2%-5%Kopolovidon 1%-5%Gelatin NF 1%-3%Gom alam (gom arab,
tragakant, gom guar,
pektin)
1%-5%
Amylum 2%-5%Amylum pregelatinasi 10%-20%Sukrosa 50%-70% (pengikat basah)Na-aglinat 0,5%-3%
Tabel 2.6.2 Jenis-jenis pengikat
4. Zat penghancur
Keefektifan suatu tablet tergantung pada absorpsi
obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam
cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi
membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet
tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan
disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat
disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan
penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet
menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel
penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi
tablet.
Untuk tablet yang ditelan secara keseluruhan dan
kemudian terdisintegrasi sewaktu tablet masuk lambung atau
bahkan tablet yang didispersikan dalam air sebelum
diberikan, gaya kohesif yang dimasukkan dalam massa oleh
pengempaan dan pengikat harus ditangani.
Ada dua metode yang digunakan untuk memasukkan zat
disintegran dalam tablet metode ini disebut penambahan
eksternal dan penambahan internal. Dalam metode penambahan
eksternal, disintegran ditambah sebagai fase luar pada
granul yang telah dihaluskan dengan pengadukan tepat pada
saat dikempa. Dalam metode penambahan internal, disintegran
dicampur dengan serbuk lain sebelum campuran serbuk dibasahi
dengan larutan penggranulasi. Jadi disintegran dimasukkan
kedalam granul. Penambahan internal adalah penambahan pada
fase dalam sedangkan penambahan eksternal adalah penambahan
fase luar.
Mekanisme kerja zat disintegran sebagai zat penghancur
tablet pada umumnya terdiri atas tiga teori klasifikasi,
antara lain :
a. Disintegran membentuk lorong-lorong kecil diseluruh
matriks yang memungkinkan air tertarik kedalam struktur
dengan kerja kapiler sehingga menyebabkan tablet menjadi
pecah
b. Konsep yang populer berkaitan dengan pengembangan
butir-butir pati pada pemaparan dengan air, sebuah
fenomena yang secara fisik memutuskan ikatan partikel-
partikel dalam matriks tablet.
c. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur
tablet.
Dalam hal ini, disintegran berfungsi menarik air kedalam
tablet, kemudian mengembang dan menyebabkan tablet pecah
secara terpisah-pisah. Keefektifan banyak disintegran
dipengaruhi oleh posisinya dalam tabet. Zat yang paling
sering digunakan dalam disintegrator dan mempunyai
mekanisme pengembangan untuk membantu tablet menjadi
hancur.
Jenis penghancur yang digunakan:
Zat KonsentrasiCrospovidon NF 2%-5%
Amilum 5%-20% Starce 1500 5%-15%Croscarmelose Na 2%-4%Asam alginat 5%-10%CMC 5%-10%
Tabel 2.6.3 Jenis-jenis penghancur
5. Zat pelicin
Adalah suatu eksipien tablet yang digunakan dalam
formulasi sediaan tablet untuk mempermudah pengeluaran
sediaan tablet dari dalam lubang kempa, dan untuk mencegah
pelekatan pada pons dan dinding lubang kempa. Lubrikan
berfungsi dengan menunjukkan suatu film dengan kekuatan
geser rendah pada antar permukaan antara tablet dinding
lubang kempa dan permukaan pons. Fungsi utama lubrikan
adalah untuk mengurangi gesekan yang timbul pada antar
permukaan tablet dan dinding lubang kempa selama pengempaan
dan pengeluaran tablet dari lubang kempa.
Mekanisme lubrikan adalah membantu suatu film pada
antar permukaan tablet dan dinding lubang kempa dan
permukaan pons. Jika lubrikan ditambahkan pada suatu
granulasi, zat ini membentuk salut disekeliling tiap
partikel yang kurang lebih tetap utuh selama pengempaan.
Salut ini juga dapat meluas pada permukaan tablet. Karena
lubrikan yang terbaik bersifat hidrofobik, keberadaan salut
lubrikan dapat menyebabkan peningkatan waktu disintegrasi
dan berkurangnya laju disolusi. Karena kekuatan tablet
bergantung pada daerah kontak antar partikel, adanya
lubrikan juga dapat mempengaruhi ikatan partikel ke
partikel dan menyebabkan kurang kohesiv dan secara mekanik
memperlemah tablet.
Beberapa lubrikan yang sering diunakan :
Lubrikan larut air Lubrikan tidak larut airPolietilenglikol
4000
Magnesium stearat
Polietilenglikol
6000
Zink stearat
Polietilenglikol
8000
Kalsium stearat
Natrium laurel
ssulfat
Asam stearat
Magnesium laurel
stearat
Talk
Natrium benzoate Minyak tumbuh-tumbuhan yang
dihidrogenasiPolietilen
monostearat
Minyak mineral ringan
Gliserin triasetat Gliserin behanatSukrosa monolaurat Malam
Tabel 2.6.4 Jenis-jenis lubrikan
6. Pelicir
Fungsi utama pelicir tablet adalah untuk menguranngi friksi
yang meningkat antarmuka tablet dan dinding cetakan logam
selama pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet pada
cetakan. Pelicir dapat pula menunjukkan sifat sebagai anti
lengket (anti adherent).
7. Agent pendapar
Adakalanya untuk menjaga stabilitas bahan aktif obat, ke
dalam formulasi tablet di tambahkan system dapar seperti
pada sediaan children buffered aspirin chewable tablet. Selain itu,
adakalanya diperlukan penambahan zat pengalkali untuk
menetraalkan bahan aktif obat yang disalut enteric dimana
difusi larutan asam lambung ke dalam inti tablet salut
dinetralkan oleh pengalkali dalam formulasi tablet inti.
8. Pemanis (flavor)
Agen peningkat cita rasa dan pemanis lazim digunakan untuk
meningkatkan perasa tablet kunyah. Flavor diinkorporasikan
dalam bentuk padatan sebagai serbuk hasil semprot kering
dari atsiri, biasanya pada tahap luprikasi karena
sensitivitas material ini terhadap kelengasan dan
kecenderungan mengalami volatilisasi jika dipanaskan
(missal selama pengeringan granul). Flavor air (larut –
air) sering tidak digunakan karena stabilitas yang
cenderung berkurang pada penuaan (aging) sediaan.
9. Agent pembasah (wetting agent)
Untuk zat aktif bersifat hidrofobik, adakalahnya diperlukan
adanya penambahan agent pembasah. Agent pembasah cair dapat
ditambahkan kedalam cairan penggranulasi, sedangkan agent
pembasah kering, misalnya natrium laurel sulfat (NaLS)
ditambahkan dalam bentuk serbuk selama proses granulasi.
10. Agent penyalutan
Penyalutan tablet dimasukkan untuk beberapa tujuan, dapat
berbentuk salut gula atau salut lapis tipis dengan beberapa
macam polimer (penyalutan matric atau enkapsulasi
farmasetik telah dibahas secara tersendiri dalam suatu
buku).
11. Pembentuk matriks
Pembentuk matriks terutama dari polimer farmasetik
bertujuan untuk memodifikasi pelepasan bahan aktif obat
dari sediaan tablet.
12. Zat pewarna
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan
tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas
produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet
untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik,
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih
menarik
Pewarna dimasukkan dalam tablet pada umumnya untuk satu
atau lebih dari tiga tujuan, pertama, pewarna dapat
digunakan untuk memberi identitas pada produk yang
kelihatannya sama dalam suatu jalur produk dalam satu
industry farmasi atau dalam hal tersebut yang penampilannya
sama dengan produksi farmasi yang berbeda. Hal ini tertama
penting ketika mengidentifikasi produk (karena over dosis
atau keracunan dan penyalahgunaan obat) merupakan suatu
masalah. Kedua warna dapat membantu meminimalkan kemungkinan
kesimpangsiuran selama pembuatan. Ketiga, kemungkinan kurang
penting adalah penambahan pewarna pada tablet untuk nilai
estetik atau nilai pemasarannya. Jadi sesuai hal tersebut
peranan utama pewarna adalah memudahkan identifikasi dan
meningkatkan penampilan estetika produk.
Jenis zat pewarna
Zat pewarna terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
a. Pewarna yang larut air, memberikan warna yang jernih
b. Pigmen yang tidak larut yang harus didispersikan
dalam produk.
c. Pewarna dalam bentuk kusus atau laks.
Stabilitas pewarna
Kepekaan pewarna terhadap cahaya akan dipengaruhi zat
aktif, eksipien, dan metode pembuatan dan metode penyimpanan
dalam produk. Bahan kimia pengabsorbsi ultra violet
ditambahkan dalam tablet untuk meminimalkan kepekaannya
terhadap cahaya.
13. Anthiaderen (anti lengket)
Beberapa zat memiliki adesiv yang kuat terhadap logam
pons dan lubang kempa, walaupun tidak berefek terhadap
penggesekan. Hal ini mengakibatkan zat lebih condong melekat
pada permukaan dan menimbulkan permukaan kasar pada tablet.
Pengaruh ini disebut “terkupil”, yang dapat timbul dalam
formulasi yang mengandung lembab secara berlebihan.
Zat Rentang penggunaan lazim
(%)Talk 1-5
Amilum maydis 3-10Cab – o – sil 0,1-0,5
Syloid 0,1-0,5DL – leusin 3-10
Natrium laurel sulfat <1Logam stearat <1
Tabel 2.6.6 Jenis-jenis Antiaderen
14. Zat Pengaroma
Biasanya digunakan untuk memperbaiki rasa tablet kunyah.
Pengaroma dimasukkan dalam bentuk semprot-semprot kering dan
sebagai minyak, biasanya pada tahap lubrilkasi karena
kepekaan zat-zat ini terhadap lembab dan cenderungannya
menguap jika dipanaskan. Pengaroma berair atau larut air
kurang dapat diterima karena stabilitasnya berkurang seirig
bertambahnya waktu. Pemanis ditambahkan pada tablet kunyah
jika tablet pembawa yang biasa digunakan seperti manitol,
sukrosa, dan dekstrosa tidak cukup menutupi rasa komponen.
2.6 Sifat – Sifat Tablet Yang Baik
Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet
yangdihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang memuaskannya
itu :
1. Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses
pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu ditangan
konsumen. (sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan
friabilita).
2. Zat aktif di dalam tablet harus dapat tersedia di dalam
tubuh atau bioavailability. (sifat ini dapat dimonitor
dengan uji disintegrasi dan uji disolusi).
3. Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman
kandungan (untuk tablet dengan kadar zat aktif kurang dari
50 mg). (parameter ini dapat di uji dengan uji variasi
bobot dan uji keseragaman kandungan).
4. Tablet berpenampilan elegan dan mempunyai karakteristik
warna,bentuk dan tanda-tanda lain yang menunjukan identitas
produk.
5. Tablet harus menunjukan stabilita (fisik dan kimia) serta
efikasi konsisten.
2.7 Masalah Dalam Pembuatan Tablet
1. Capping
Capping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian
atas atau bagian bawah tablet dari badan tablet. Biasanya
disebabkan karena adanya udara yang terjerat dalam ruang
die. Hal ini sering terjadi pada metode granulasi dengan
jumlah fine yang banyak. Penyebab lainnya adalah kelebihan
kelembaban granul, overlubrikasi atau kurangnya lubrikan.
2. Laminasi
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau
lebih. Umumnya keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera
setelah kompresi atau beberapa jam/hari kemudian.
Penyebabnya adalah :
Udara yang terjerat dalam granul yang tidak dapat keluar
selama kompresi.
Over lubrikasi dengan stearat.
Cara untuk mengatasi laminasi adalah :
Mengayak fine melalui ayakan mesh 100-200
Menambah/mengurangi/mengganti lubrikan
Mengeringkan/melembabkan granul
Memperbaiki prosedur granulasi
Menambah pengikat
3. Chipping
Chipping adalah keadaan dimana bagian bawah tablet
terpotong. Penyebabnya karena ujung punch bawah tidak rata
dengan permukaan atas die.
4. Cracking
Cracking adalah keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di
bagian atas – tengah.
Langkah-langkah untuk mengatasi chipping dan cracking adalah
:
Mengganti/membersihkan punch
Memperbaiki mesin tablet
Menambah pengikat dan / atau pembasah
Mengurangi atau menghilangkan fine
Reformulasi
Reduksi ukuran granul
5. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan
menempel pada permukaan punch. Penyebabnya adalah
penyaringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau
yang di kompresi adalah bahan berminyak atau lengket.
6. Sticking
Sticking adalah keadaan dimana granul menempel pada dinding
die (ada adhesi) sehingga punch bawah tidak dapat bebas
bergerak. Penyebabnya adalah : punch kurang bersih, tablet
dikompresi pada kelembaban tinggi.
Untuk mengatasi sticking dan picking dapat dilakukan :
Pengurangan kadar lembab granul
Penggantian atau pengurangan jumlah lubrikan
Penambahan pengikat
Penambahan adsorben seperti : silika gel, aerosil,
avicell.
Pembersihan permukaan punch
7. Mottling
Motlling adalah keadaan dimana distribusi zat pewarna pada
permukaaan tablet tidak merata.
8. Binding
Binding dalam die menunjukan resistensi tablet untuk
dikeluarkan akibatadhesi dengan dinding die. Langkah –
langkah untuk mengatasi binding adalah :
Menambah lubrikan atau menggunakan lubrikan yang lebih
efisien
Memperbaiki metode penambahan lubrikan
Menambah kelembaban granul atau dilakukan regranulasi
Reduksi ukuran granul
Kompresi dilakukan pada suhu atau kelembaban yang lebih
rendah
PRAFORMULASI
Rancangan Formulasi
Zat aktif : Vit C
Glidan(pelicir) : Talk
Pengisi : Laktosa
Lubrikan(pelican): Magnesium Stearat
Penghancur luar : Amylum
Pewarna : hijau
Pengaroma : pisang
1. Acidum Ascorbicum (Vit C) FI IV, 39
Pemerian : hablur atau serbuk putih atau agak kuning.
Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi
berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil
diudara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Melebur pada suhu lebih kurang 1900.
Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut
dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam
benzene p.
Khasiat : antiskorbut (sariawan) FI III,47
Konsentrasi :
2. Lactosum (Laktosa) FI IV, 488
Pemerian : serbuk atau masa hablur, keras putih atau
putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit
manis. Stabil diudara, tetapi mudah menyerap
bau.
Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air
dan lebih mudah larut dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform.
Khasiat : zat tambahan (pemanis sekaligus pengisi).
Konsentrasi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85%
b/b)
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi
coklat jika bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus amin primer (rekasi
maillard).
OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin,
lisinopril.
3. CMC Na (HOPE 5th, hal 120-121)
Pemerian : Serbuk granular; putih atau hampir
putih; tidak berbau
Fungsi : Pengikat Tablet
Konsentrasi : 1- 6%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton,
etanol (95%), eter, dan toluen; mudah
terdispersi dalam air pada berbagai suhu
membentuk larutan koloid jernih.
Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan larutan asam
kuat dan dengan garam yang larut dari besi
dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan
seng. Inkompatibel pula dengan xanthan gum.
Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan
jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na
membentuk kompleks dengan gelatin dan
pektin. Dapat juga membentuk kompleks
dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk
mengendap akibat muatan positif protein.
4. Amylum
Pemerian : Bahan Pati/ amilum tidak berbau dan
berasa, halus,
serbuk/ bubuk berwarna putih, dimana
terdiri dari butiran bulat atau bulat
telur sangat kecil.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol
dingin (95%) dan dalam air dingin
Khasiat : Disintegran
Konsentrasi : 3-15 % (Lachman Tablet, 175)
OTT : -
Rumus Molekul : (C6H10O5)n
Ukuran partikel : 2 – 32 μm
pH : 4.0 – 8.0
Suhu pengembangan : 64oC
Inkompabitilitas : senyawa pengoksidasi kuat
5. Mg Stearat (HOPE, 5th,430)
Pemerian : serbuk halus ; putih, dan voluminus ;
bau lemah khas ; mudah melekat dikulit ;
bebas dari butiran
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol, etanol
95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol 95% hangat.
Khasiat : Lubrikan
Konsentrasi : 0,25-5%.
OTT : Asam kuat, alkali, dan garam besi.
Hindari pencampuran dengan bahan
oksidator kuat.
Rumus Molekul : C36H70MgO4
Titik leleh/ lebur : 117-150ºC
Inkompabitilitas : asam kuat, alkalis gdan garam Fe
6. Talk (HOPE, 5th,767)
Pemerian : serbuk hablur sangat halus ; putih
atau putih kelabu ; berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari
butiran.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and
alkalis, pelarut organik dan air
Khasiat : Sebagai glidant
Konsentrasi : 1-10%
OTT : Senyawa ammonium kuatener
Rumus Molekul : Mg3Si4O10(OH)2
Ukuran partikel : 74 μm atau 44 μm
pH : 7-10 untuk untuk 20 % w/v dispersi
aqueos
Inkompabitilitas : Senyawa yang mengandung amonium
kuarterner
Formulasi ini diindikasi untuk membantu memenuhi
kebutuhan vitamin C. menggunakan zat aktif Vit C (Acidum
Ascorbicum) karena merupakan vitamin yang memiliki banyak
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C
atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas
penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi.
Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi dan dosis tinggi vitamin C dapat mencegah
dan menyembuhkan serangan flu.
Laktosa digunakan sebagai zat tambahan (pengisi) agar
tablet yang dihasilkan berasa manis karena bahan aktif
(Furosemid) yang hampir tidak berasa dengan demikian akan
lebih mudah untuk diterima oleh pasien terutama anak-anak.
Selain itu, dapat mengalami deformasi yang praktis didalam
pencetakan sehingga penggunaannya sebagai bahan pengisi
tablet sangat menguntungkan, dan juga laktosa memiliki sifat
alir yang baik.
Pemilihan CMC Na untuk bahan pengikat karena mempunyai
waktu disintegrasi yang lebih lama walaupun tabletnya akan
sedikit rapuh dibandingkan dengan tablet yang pengikatnya
menggunakan PVP.
Amylum dipilih sebagai disintegran atau penghancur
karena sifat alir dan kompresibilitasnya kurang baik
sehingga tablet yang kadar amilumnya besar kekerasannya
menurun, maka penggunaannya sebagai bahan pengisi terbatas,
lebih banyak digunakan sebagai bahan penghancur. Oleh karena
itu amylum dikombinasikan dengan CMC Na digunakan bersama
agar dapat menghasilkan tablet hisap yang sesuai.
Magnesium Stearat digunakan sebagai lubrikan karena zat
ini stabil dan tahan pada tempat kering dan dingin.
Pemilihan Mg starat sebagai lubrikan harus dikombinasikan
dengan bahan lain karena Mg Stearat bersifat baik sebagai
lubrikan dan antiadheren tapi kurang baik sebagai glidant.
Mg stearat sebagai lubrikan konsentrasinya 0,5-5 % tapi
apabila dikombinasikan maka kombinasinya tidak boleh lebih
dari 5 % karena sifatnya yang hidrofob. Lubrikan hidrofobik
seperti magnesium stearat akan membentuk film hidrofobik
yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga mencegah
penetrasi air melewati pori tablet dan menunda disintegrasi
tablet, dan biasanya hal ini dapat berpengaruh pada
kecepatan disolusi zat aktifnya. Karena itu pemakaian
lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu
pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif)
harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap waktu hancur dan disolusi zat
aktifnya.
Talk sebagai bahan pelincir (antiadheran dan glidan)
karena talkum merupakan glidan yang baik. Yang dapat
memperbaiki aliran granul dan biasanya dikombinasikan dengan
magnesium stearat agar fungsi pelincir lebih optimal.
FORMULASI
Dosis vitamin C untuk anak dengan cara pemakaian oral adalah
200 mg-300 mg terbagi dalam 3-4 dosis dalam sehari.
Vit C 100 mg
CMC Na 3%
Amylum 5%
Laktosa 65%
Mg Stearat 2%
Talk 5%
Dibuat 30 tablet
Produksi
Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik
bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin,
bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu
hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun
teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah
kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility)
suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi
adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan
suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
Ruang
Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:
• Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin
dilakukan di dalam sarana yang sama atau sarana yang
berdampingan.
• Pencegahan area produksi, area penyimpanan dan area
pengawasan mutu dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas
umum bagi personil yang tidak berkepentingan.
Area yang menjadi perhatian utama dalam aspek bangunan dan
fasilitas adalah:
•Area produksi
Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius
akibat terjadinya pencemaran silang, produk antibiotik
tertentu (penisilin), produk hormon/ preparat hormon, produk
sitostatik, produk biologi hendaklah diproduksi di bangunan
terpisah. Tata ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian
rupa sehingga kegiatan produksi dilakukan di area yang
saling berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan yang
lain mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas
kebersihan yang dipersyaratkan, mencegah kesesakan dan
ketidakteraturan, dan memungkinkan terlaksananya komunikasi
dan pengawasan yang efektif. Permukaan dinding, lantai dan
langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat bahan
baku dan bahan pengemasan primer, produk antara atau produk
ruahan, hendaklah halus, bebas retak, tidak melepaskan
partikulat serta mudah dibersihkan. Konstruksi lantai di
area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepatdan
efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding
dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk
lengkungan. Area produksi hendaklah mendapatkan penerangan
yang memadai, terutama di mana pengawasan visual dilakukan
pada saat proses berjalan. Pengawasan selama proses dapat
dilakukan di dalam area produksi sepanjang kegiatan tersebut
tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat.
Alat
Syarat Personalia
Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang
terkualifikasi dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang
memadai. Tiap personil tidak dibebani tanggung jawab yang
berlebihan untuk menghindari resiko terhadap mutu obat.
Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi. Tugas
spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi
penanggungjawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas
tertulis. Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan
bagi seluruh personil yang bertugas di area produksi, gudang
penyimpanan dan laboratorium (termasuk personil teknik,
perawatan dan petugas kebersihan). Di samping pelatihan
dasar dalam teori dan praktek CPOB, personil baru hendaklah
mendapatkan pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan.
Pelatihan berkesinambungan hendaklah diberikan dan
efektifitas penerapannya, dinilai secara berkala. Hendaklah
tersedia program pelatihan yang disetujui kepala bagian
masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan (CPOB,
2006).
Metode
a. Metode granulasi basah
Masing-masing zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat
penghancur dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin
penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat
pencampur, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat.
Setelah itu massa lembab diayak menjadi granul menggunakan
ayakan 6 atau 8 mesh, dan dikeringkan dalam lemari
pengering pada suhu 50o-60oC. Setelah kering diayak lagi
untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan
(biasanya digunakan ayakan 12-20 mesh). Tambahkan bahan
pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan
mesin tablet (Ansel, 1989).
b. Metode Granulasi Kering (slugging)
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat
pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan
zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk
yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan yang tinggi,
sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk
baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul
dengan ukuran partikel yang diinginkan. Setelah itu dicetak
sesuai ukuran tablet yang diinginkan (Syamsuni, 2006).
c. Kempa langsung
Masing-masing zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat
penghancur, dan zat pelicin dihaluskan terlebih dahulu
dalam mesin penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama
dalam alat pencampur. Campuran serbuk yang telah homogen
dikempa dalam mesin tablet menjadi tablet jadi .
Evaluasi Sediaan Tablet
Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan
menggunakan disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu
hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali
dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15
menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila,
tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji
harus hancur sempurna (Indonesia, 1995, 1087)
Uji keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20
tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya.
Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang mempunyai
penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada
satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih
besar dari kolom B. (Indonesia, 1979:6)
Uji keseragaman ukuran
Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selama
percetakan, perubahan ketebalan merupakn indikasi adanya
masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul
ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman
ukuran adalah jangka sorong.
Uji ukuran kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu
pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip
pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang
hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu
tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah
friablator test (Lachman, 1994:654)
Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan
tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan
pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan
tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan
minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang
digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel,
1989:255)
TUJUAN EVALUASI ??