LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PENGEMBANGAN DESA ...

33
0 LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PENGEMBANGAN DESA TISTA SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN TABANAN Oleh : Agus Muriawan Putra, SST. Par, M. Par (NIDN: 0026047701) (Ketua) Ni Ketut Arismayanti, SST. Par, M. Par (NIDN: 0026058104) (Anggota) I Nyoman Sudiarta, SE, M. Par (NIDN: 0015036507) (Anggota) UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015

Transcript of LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PENGEMBANGAN DESA ...

0

LAPORAN AKHIR

HIBAH KKN-PPM

PENGEMBANGAN DESA TISTA SEBAGAI DESA WISATA

DI KABUPATEN TABANAN

Oleh :

Agus Muriawan Putra, SST. Par, M. Par (NIDN: 0026047701) (Ketua)

Ni Ketut Arismayanti, SST. Par, M. Par (NIDN: 0026058104) (Anggota)

I Nyoman Sudiarta, SE, M. Par (NIDN: 0015036507) (Anggota)

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

1

2

RINGKASAN

Kegiatan KKN-PPM di Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan bertujuan untuk memperbaiki Sistem Pengelolaan Desa Wisata, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Tista, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga alam/lingkungan dan budaya yang diwariskan oleh Leluhur, untuk dapat mengembangkan secara kualitas dan kuantitas pariwisata alternatif di Kabupaten Tabanan, sehingga dapat memberikan lapangan kerja baru tanpa mengalihfungsikan lahan-lahan pertanian di Desa Tista, dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta menumbuhkan perekonomian lokal. Model pendekatan yang dilakukan meliputi: (1) Model Partisipatory Rural Appraisal (PRA); (2) Model Entrepreneurship Capacity Building (ECB); dan (3) Model Teknologi Transfer (TT). Untuk dapat mencapai beberapa tujuan tersebut, maka beberapa rencana kegiatan yang diusulan dalam pelaksanaan Program KKN-PPM di Desa Tista, sebagai berikut: a) Pembentukan Lembaga Pengelola Desa Wisata di Desa Tista; b) Pelatihan Teknik Memandu berkaitan dengan dibukanya Jalur-Jalur Treking; c) Pembentukan Jaringan Pemasaran (distribution cannel) Desa Wisata; d) Pelatihan Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya; e) Pengembangan Kuliner Lokal Desa Tista; f) Pelatihan dan pengembangan Cinderamata Lokal; g) Penyediaan rumah penduduk untuk dijadikan tempat menginap bagi wisatawan (home stay); dan h) Penyediaan sarana/prasarana pendukung ringan untuk pengembangan Desa Wisata Desa Tista.

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………1

RINGKASAN……..……………………………………………………………….......................2

DAFTAR ISI…………..…………………………………………………………………………3

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………4

1. Potensi Unggulan Dan Masalah Di Desa Tista………………………………..…..4

2. Usulan Penyelesaian Permasalahan………...……………………………………..5

3. Metode Yang Akan Digunakan Untuk Mengatasi Permasalahan…….…………..6

4. Profil Kelompok Sasaran Beserta Potensi/Permasalahan…………………………7

BAB II. TARGET DAN LUARAN…..……………………………………………………....9

BAB III. METODE PELAKSANAAN………………………………………………………10

1. Persiapan Dan Pembekalan……...…………..…………………………………...10

2. Pelaksanaan…………………………………….…………………..…………….11

3. Rencana Keberlanjutan Program…….………….……………………………….15

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI………………….………………………16

BAB V. HASIL YANG DICAPAI..........................................................................................17

5.1. Pembentukan Pengelola Desa Wisata Desa Tista................................................17

5.2. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata................................................................18

5.3. Pembentukan Kelompok Sapta Pesona................................................................19

5.4. Pembuatan Brosur Desa Wisata Desa Tista.........................................................20

5.5. Pengaktifan Web Desa Wisata Desa Tista...........................................................21

5.6. Pembuatan Jalur Treking.....................................................................................22

5.7. Menghasilkan Dan Pengkemasan Kuliner Lokal Desa Tista...............................23

DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………………………………….….27

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………………..28

Lampiran 1. Peta Lokasi Pelaksanaan Program KKN-PPM………………….………………...28

Lampiran 2. Photo-Photo Kegiatan..............................................................................................29

Lampiran 3. Produk-Produk Yang Dihasilkan.............................................................................38

4

BAB I. PENDAHULUAN

1. Potensi Unggulan Dan Masalah Di Desa Tista

Desa Wisata menawarkan akomodasi (rumah penduduk dijadikan fasilitas sejenis “home

stay”), meningkatkan fasilitas hygiene dan sanitasi. Mengenai makan dan minum dilayani oleh

penduduk sendiri, baik secara unit keluarga maupun secara kolektif dengan aksentasi makanan

setempat. Di samping itu, atraksi yang ditawarkan berupa perjalanan melihat suasana keseharian,

pengolahan sawah/ladang/pekerjaan kesenian rakyat di desa serta pembuatan cinderamata

(kerajinan penduduk setempat yang unik dengan mengunakan bahan-bahan setempat).

Sedangkan, untuk segmen pasar desa wisata ini adalah wisatawan dan kalangan terpelajar yang

menghargai budaya dan segala suasananya.

Penduduk Desa Tista sebagian besar memeluk Agama Hindu dengan adat gotong- royong

yang mengakar kuat. Masyarakat Desa Tista cukup aktif dalam kegiatan kesenian dengan

memanfaatkan “Balai Banjar” untuk melaksanakan kegiatan tersebut, diharapakan masyarakat

lebih mendukung pengembangan kepariwisataan, khususnya Desa Tista sebagai Desa Wisata.

Desa Tista mempunyai potensi yang sangat beragam yang dapat dipakai modal dalam

mengembangkan Desa Tista sebagai Desa Wisata. Keberagaman potensi tersebut menjadi

kekuatan dan peluang untuk pengembangan Desa Wisata Tista tersebut. Apabila kekuatan dan

peluang tersebut tidak direncanakan dan tidak dikelola dengan baik, maka tidak mustahil

kekuatan dan peluang tersebut akan menjadi kelemahan dan tantangan. Potensi-potensi wisata

yang belum begitu dikenal dan belum terangkat ke permukaan perlu untuk digali dan

diinventarisasi untuk dikelola dan dirancang sebagai sebuah daya tarik wisata untuk dapat

menarik wisatawan datang berkunjung ke Desa Tista. Hal ini, memerlukan suatu pengetahuan

dan pemahaman yang baik dan sinergi antara beberapa pihak terkait/stakeholders dalam proses

pembuatannya, di mana masyarakat lokal yang lebih banyak berperan karena mereka yang

mengetahui secara detail tentang potensi-potensi wisata yang mereka miliki. Potensi-potensi

tersebut dapat dibuatkan suatu paket sebagai daya tarik wisata. Contoh: Paket Wisata Treking

yang mempaketkan/menggabungkan beberapa potensi dijadikan satu paket. Dengan demikian,

seluruh potensi yang ada, baik potensi alam, potensi budaya, potensi Sumber Daya Manusia

(SDM), dan potensi spiritual dapat dikelola dengan sistem pengelolaan lokal yang tentunya

memberikan manfaat positif secara umum terhadap Desa Tista sendiri termasuk konservasinya.

5

Potensi besar tanpa didukung oleh pengelolaan yang baik dengan SDM yang kurang memadai,

apalagi menekankan pengembangan Desa Wisata yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan,

maka akan menjadi sangat penting sebuah Badan yang jelas yang dibentuk dari masyarakat

untuk mengelola Desa Wisata di Desa Tista.

Di balik potensi yang besar tentunya memerlukan sebuah pengelolaan dan penanganan yang

khusus untuk dapat potensi tersebut berdampak positif terhadap masyarakat Desa Tista.

Pengelolaan potensi Desa Tista untuk dapat dikembangkan sebagai Desa Wisata masih dijumpai

beberapa kendala/permasalahan, seperti: (1) perlunya dibentuk Badan Pengelola Lokal Berbasis

Masyarakat untuk mengelola potensi Desa Wisata di Desa Tista; (2) perlu dilatih dan

ditingkatkan kemampuan SDM masyarakat untuk menjadi pelaku utama dalam pengelolaan

Desa Wisata di Desa Tista; (3) perlu digali potensi-potensi wisata yang unik Desa Tista untuk

dapat disuguhkan kepada wisatawan sebagai daya tarik wisata lokal, seperti: potensi alam,

potensi budaya, potensi kuliner, dan potensi spiritual; dan (4) partisipasi masyarakat Desa Tista

dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup demi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan,

tidak hanya meliputi partisipasi para individu, akan tetapi meliputi pula partisipasi kelompok dan

organisasi dalam masyarakat.

2. Usulan Penyelesaian Permasalahan

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, maka beberapa usulan yang diajukan

dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Desa Tista sebagai berikut:

a. Pembentukan Badan Pengelola Desa Wisata Desa Tista.

b. Menginventarisasi Potensi Wisata Desa Tista.

c. Mempersiapkan Paket-Paket Wisata Desa Tista, seperti: trekking, kuliner lokal,

Kesenian Andir, akomodasi lokal, dan lain-lain.

d. Mempersiapkan local guide untuk mendukung pengembangan Desa Tista sebagai

Desa Wisata.

e. Mempersiapkan SDM lokal melalui pelatihan-pelatihan Bidang Kepariwisataan, khususnya

Desa Wisata dan Pariwisata Perdesaan.

f. Mempromosikan potensi wisata Desa Tista,

g. Mempersiapkan partisipasi masyarakat Desa Tista sebagai Pengelola Lokal,

h. Membuat dan mengembangkan cinderamata lokal yang mencerminkan identitas Desa Tista.

6

3. Metode Yang Akan Digunakan Untuk Mengatasi Permasalahan

Memperhatikan luaran/hasil kegiatan, maka metode yang akan digunakan untuk mengatasi

permasalahan di Desa Tista dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: data potensi kepariwisataan

wilayah dan program pemberdayaan masyarakat. Untuk mencapai target luaran tersebut, maka

dilakukan dengan metode seperti berikut: (1) Pengumpulan data melalui survei lapangan;

(2) Program pemberdayaan melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan, yaitu pertemuan

secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran. Model pendekatan yang dilakukan

meliputi: (1) Model Partisipatory Rural Appraisal (PRA); (2) Model Entrepreneurship Capacity

Building (ECB), dan (3) Model Teknologi Transfer (TT).

Model Partisipatory Rural Appraisal (PRA)

Model PRA identik dengan model pendekatan sosial budaya Bali yang mengedepankan

partisipatif, dialogis, komunikatif, etik, dan emik. PRA ini digunakan untuk menentukan arah

pembangunan dan mensolusikan segala sesuatu permasalahan yang ada. Masyarakat selalu

diikutsertakan dalam segala keputusan untuk wilayahnya.

Model Entrepreneurship Capacity Building (ECB)

Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan masyarakat pedesaan.

Program yang sesuai digunakan melalui pemberdayaan dan pendampingan. Pihak Perguruan

Tinggi berfungsi sebagai motivator, inovator, fasilitator, dan komunikator.

Model Teknologi Transfer (TT)

Penemuan-penemuan hasil penelitian dan atau kegiatan lainnya dari Perguruan Tinggi

disosialisasikan kepada masyarakat secara tepat guna. Selanjutnya, dilakukan pelatihan teknologi

tepat guna untuk berbagai sektor. Program TTG, meliputi sektor pertanian, sektor peternakan,

sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pariwisata. Terutama untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitasnya secara berkesinambungan.

Beberapa lembaga yang telah ditetapkan sebagai mitra dalam pelaksanaan Program

KKN-PPM adalah: 1) Kelompok Sadar Wisata Desa Tista; 2) Pengerajin lokal seni lukis

Desa Tista; dan 3) Pemerintahan Desa Tista. Ketiga lembaga mitra tersebut merupakan

komponen pendukung dari Desa Tista yang dilibatkan dalam perencanaan dan pengembangan

Desa Tista Sebagai Desa Wisata. Selain itu, akan diadakan kerjasama dengan beberapa Agen

7

Perjalanan yang dapat memasukkan Paket Desa Wisata Tista ke dalam Paket Wisatanya. Bidang

usaha/ permasalahan yang akan diangkat dan diselesaikan selama pelaksanaan Program KKN-

PPM berlangsung adalah pembentukan Badan Pengelola Desa Wisata Desa Tista, peningkatan

kualitas SDM Pariwisata, Pengemasan Paket Wisata Desa Tista dalam bentuk Brosur dan Media

Internet, Pemasaran Paket Desa Wisata Desa Tista, penyediaan kuliner khas Desa Tista, dan

penyedian rumah penduduk sebagai home stay.

4. Profil Kelompok Sasaran Beserta Potensi/Permasalahannya

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran strategis yang memiliki potensi serta

permasalahan untuk diatasi dari kegiatan KKN-PPM ini adalah:

No Kelompok Sasaran Potensi Permasalahan

1. Kelompok Sadar Wisata Sebagai penginventarisasi dan pengelola potensi wisata, seperti: potensi alam, potensi budaya/kesenian, dan potensi spiritual

Lemahnya kemampuan dan pemahaman di Bidang Pariwisata

2. Kelompok Tani Sebagai pengelola dan pelaksana aktivitas paket agro berbasiskan pertanian dan perkebunan

Belum terbentuknya Badan Pengelola serta masih lemahnya pemahaman di Bidang Pariwisata

3. Sekaa Teruna Teruni Sebagai pengelola dan sebagai pengkemas dan pemandu Paket Trekking serta mempromosikan Paket Wisata Desa Tista melalui Media Internet (Web) dan Brosur

Lemahnya kemampuan SDM dalam Bidang Pariwisata

4. Ibu-Ibu PKK Sebagai penyedia kuliner lokal khas produk lokal Desa Tista, untuk disuguhkan kepada pengunjung/wisatawan serta berpotensi untuk menawarkan Paket Cooking Class (masakan khas Tista) kepada wisatawan

Belum bias menyajikan kuliner lokal khas Desa Tista untuk memenuhi Standar Internasional dan pemahaman dan penguasaan Bahasa Inggris masih lemah

5. Kepala Keluarga pemilik rumah dijadikan home stay

Rumah dengan cirri khas Bali yang unik dan bersih cocok dijadikan tempat menginap bagi wisatawan

Pemahaman Bahasa Inggris dan pelayanan kepada wisatawan pemilik rumah masih

8

lemah

6. Stakeholder Pariwisata, seperti: Agen Perjalanan (Travel Agent), Pemandu Wisata, serta Pengusaha Hotel dan Villa di sekitar Kerambitan-Tabanan

Memasarkan Paket Desa Wisata Desa Tista di Desa Tista kepada wisatawan

Para Stakeholder Pariwisata kurang mengenal secara mendalam Potensi Desa Tista Sebagai Desa Wisata dan masih lemahnya pemahaman kerjasama pariwisata masyarakat

9

BAB II. TARGET DAN LUARAN

Indikator capaian produk KKN-PPM di Desa Tista yang dituju adalah:

1) Adanya perbaikan dan peningkatan Sistem Pengelolaan Desa Wisata Desa Tista dengan

membentuk Badan Pengelola Desa Wisata yang bertugas untuk merencanakan, mengelola,

memasarkan dan mengoperasikan Paket Desa Wisata Desa Tista yang telah disusun melalui

pelatihan bagi SDM Pariwisata di Desa Tista, dan memonitor dan mengevaluasi secara

berkesinambungan.

2) Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Desa Tista.

Partisipasi masyarakat dalam hal ini menyangkut keterlibatan serta partisipasinya dalam

pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan operasional penyelenggaraan Paket Desa Wisata Desa

Tista yang ditawarkan kepada wisatawan, aktif dalam penyediaan sarana/prasarana

pendukung wisata di Desa Tista, serta secara aktif merawat dan menjaga asset/potensi wisata

di Desa Tista. Masyarakat terlibat sebagai Pemandu Paket Trekking, penyediaan rumah

tempat menginap (home stay) bagi wisatawan, penyediaan kuliner lokal khas Desa Tista,

penyedia lahan pertanian dan perkebunan untuk kegiatan agrowisata, dan menjual hasil

pertanian dan perkebunan secara langsung kepada wisatawan, serta menyediakan atraksi

budaya/kesenian khas Desa Tista.

3) Adanya peningkatan swadaya masyarakat untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah

Kabupaten Tabanan dalam mengembangkan Desa Wisata di Kecamatan Kerambitan dan

beberapa kecamatan di Kabupaten Tabanan agar semakin dikenal oleh wisatawan,

baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

4) Adanya tambahan pendapatan/penghasilan yang diterima oleh kelompok sasaran dari

Pengembangan Desa Wisata Desa Tista.

10

BAB III. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di Desa Tista untuk mengatasi permasalahan

dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Dan Pembekalan

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan KKN-PPM

Kegitan KKN-PPM dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab Ketua LPPM

Universitas Udayana. Tim ini dikordinir oleh seorang Ketua Pelaksana dibantu oleh 2

(dua) Anggota dengan kompetensi yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam

operasional, kegiatan ini dikoordinir oleh seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

yang memberikan Bimbingan Teknis kepada Mahasiswa Pelaksana di lapangan.

Perekrutan Mahasiswa Peserta KKN-PPM dilakukan oleh Tim Pelaksana dengan

memperhatikan relevansi keilmuan Mahasiswa bersangkutan dengan tema kegiatan.

Secara ringkas mekanisme pelaksanaan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Alur Mekanisme Kerja Kegiatan KKN-PPM

MITRA Kelompok Sadar

Wisata, Pengerajin/Usaha

Lokal, Pemerintahan

Desa Kerta

KETUA LPPM

KETUA

PELAKSANA

DPL

MAHASISWA

Dinas Terkait

CAMAT

Desa Tista

Masyarakat/

Kelompok Sasaran

KORDES

11

Materi Persiapan Dan Pembekalan KKN-PPM

Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai bahan-bahan dan peralatan peraga

terapan Ipteks yang akan ditransfer kepada masyarakat sasaran pada KKN-PPM.

Sebelum turun ke Desa Tista, Mahasiswa diberi pembekalan oleh Dosen Pembimbing

Lapangan (DPL), Tenaga Ahli sesuai tematik KKN-PPM, dan Mitra.

Materi pembekalan adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Potensi Wilayah.

2. Etika Pergaulan Dan Sosialisasi Dengan Masyarakat.

3. Pengetahuan Teknis Terkait Tematik Kegiatan:

a. Potensi Wisata Desa Tista.

b. Pengelolaan Daya Tarik Desa Tista Sebagai Desa Wisata.

c. Teknologi Hasil Pertanian Dan Perkebunan.

d. Pemandu Wisata.

e. Promosi Dan Pemasaran Paket Desa Wisata Desa Tista.

2. Pelaksanaan

Langkah-langkah dalam bentuk program yang akan dilaksanakan untuk mencapai hasil

yang diharapkan dari tema KKN-PPM di Desa Tista adalah:

1) Membentuk Badan Pengelola Desa Wisata Desa Tista.

2) Membuat aktivitas Paket-Paket Desa Wisata dalam bentuk Brosur dan Media Internet

untuk ditawarkan kepada wisatawan yang memuat aktivitas something to see,

something to do, something to buy, dan something to learn.

3) Penyiapan lahan pertanian/perkebunan kelompok tani sebagai lokasi kegiatan agro.

4) Penyiapan rumah penduduk sebagai tempat menginap bagi wisatawan (home stay).

5) Penyiapan kuliner lokal khas Desa Tista.

6) Meningkatkan kompetensi SDM di Bidang Pariwisata, khususnya Desa Wisata bagi

kelompok sasaran.

7) Mewujudkan Saluran Distribusi Pemasaran (Distribution Cannel) bagi produk Paket

Desa Wisata Desa Tista.

12

Metode yang digunakan dalam melakukan Pemberdayaan Kelompok Sasaran adalah:

Metode pengumpulan data melalui survei lapangan dan program pemberdayaan melalui

penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan, yaitu: pertemuan secara berkala antara

pendamping dengan kelompok sasaran. Model pendekatan yang dilakukan meliputi:

(1) Model Partisipatory Rural Appraisal (PRA); (2) Model Entrepreneurship Capacity

Building (ECB); dan (3) Model Teknologi Transfer (TT).

Langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam kegiatan KKN-PPM ini diantaranya:

1) Pelatihan bagi calon Pengelola Desa Wisata Desa Tista.

2) Pelatihan mengkemas aktivitas Paket Desa Wisata bagi Sekaa Teruna Teruni dan

Kelompok Tani, seperti: Paket Trekking, Paket Agro, Cooking Class, Paket Melukis,

dan Paket Cinderamata Lokal.

3) Membuat dan mengkreasi kuliner lokal khas Desa Tista untuk memenuhi Standar

Internasional yang akan disajikan dan dipasarkan kepada wisatawan, sehingga bahan

lokal bercita rasa internasional.

4) Mencetak Brosur berbagai kemasan Paket Desa Wisata Desa Tista dan membuat Web

Desa Wisata Desa Tista yang telah disusun bersama kelompok masyarakat.

5) Mengkoordinasi terjalinnya Distribusi Pemasaran Desa Wisata kepada wisatawan

antara Pengelola dengan Agen Perjalanan dan Pemerintah Kabupaten Tabanan.

6) Pelatihan Teknik Memandu dan Bahasa Inggris bagi Kelompok Tani, Kelompok

Sadar Wisata, dan Generasi Muda di Desa Tista.

7) Membentuk dan meningkatkan keterampilan Kelompok Usaha Rumah Tangga untuk

membuat Cinderamata Lokal berbahan asli Desa Tista untuk diperkenalkan dan

diminati oleh wisatawan.

8) Melatih para pemilik rumah yang dijadikan home stay dalam penataan dan kebersihan

serta kesehatan rumah agar memenuhi standar wisatawan.

9) Monitoring dan Evaluasi.

13

Volume pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM).

Volume total pekerjan adalah (n x y) JKEM, di mana “n” adalah Jumlah Mahasiswa yang

akan diterjunkan dalam KKN-PPM dimaksud; “y” adalah Rata-Rata Jam Kerja Efektif

Mahasiswa.

Tabel Volume Pekerjaan

No. Nama Pekerjaan Program Volume (JKEM)

Keterangan

1. Pelatihan bagi calon Pengelola Desa Wisata Desa Tista.

a. Pelatihan Manajemen Desa Wisata

6 jam x 2 hari Minggu ke 1

2. Pelatihan mengkemas aktivitas Paket Desa Wisata bagi Sekaa Teruna Teruni dan Kelompok Tani, seperti: Paket Trekking, dan Paket Cinderamata Lokal.

a. Pelatihan membuat Program Acara Wisata terkait dengan Potensi Desa Wisata yang ada

b. Pelatihan menentukan Harga Paket Desa Wisata yang dituangkan dalam bentuk Brosur/Web

6 jam x 2 hari

6 jam x 2 hari

Minggu ke 1

Minggu ke 1

3. Membuat dan mengkreasi kuliner lokal khas Desa Tista untuk memenuhi Standar Internasional yang akan disajikan dan dipasarkan kepada wisatawan, sehingga bahan lokal bercita rasa internasional.

a. Membuat Aneka Menu Kuliner Lokal yang akan disajikan kepada wisatawan

b. Membuat garnish sesuai menu yang dikreasi dan standar sanitasi/hygiene

6 jam x 2 hari

6 jam x 2 hari

Minggu ke 2

Minggu ke 2

4. Mencetak Brosur berbagai kemasan Paket Desa Wisata Desa Tista dan membuat Web Desa Wisata Desa Tista yang telah disusun bersama kelompok masyarakat.

a. Pelatihan membuat Brosur dan Web

6 jam x 2 hari Minggu ke 2

14

5. Mengkoordinasi terjalinnya Distribusi Pemasaran Desa Wisata kepada wisatawan antara Pengelola dengan Agen Perjalanan dan Pemerintah Kabupaten Tabanan.

a. Mengkoordinasikan terjalinnya kemitraan dalam memasarkan Paket Desa Wisata dengan Agen Perjalanan melalui penyebaran Brosur

6 jam x 2 hari Minggu ke 3

6. Pelatihan Teknik Memandu dan Bahasa Inggris bagi Kelompok Tani, Kelompok Sadar Wisata, dan Generasi Muda di Desa Tista.

a. Pelatihan Teknik Memandu Desa Wisata

b. Pelatihan Bahasa Inggris

6 jam x 3 hari

6 jam x 3 hari

Minggu ke 3

Minggu ke 3

7. Membentuk dan meningkatkan keterampilan Kelompok Usaha Rumah Tangga untuk membuat Cinderamata Lokal berbahan asli Desa Tista untuk diperkenalkan dan diminati oleh wisatawan.

a. Pelatihan Membuat Cinderamata Lokal

6 jam x 2 hari

Minggu ke 4

8. Melatih para pemilik rumah yang dijadikan home stay dalam penataan dan kebersihan serta kesehatan rumah agar memenuhi standar wisatawan.

a. Pelatihan penataan rumah dan sanitasi/hygiene bagi pemilik rumah yang dipersiapkan menjadi home stay

6 jam x 2 hari

Minggu ke 4

9. Monitoring dan Evaluasi.

a. Mengadakan Monitoring dan Evaluasi secara bersama-sama agar dicapai hal yang terbaik

6 jam x 2 hari Minggu ke 4

Jumlah JKEM 156 JKEM

Total Volume Kegiatan = n x JKEM = 30 x 156 JKEM (n = Jumlah Mahasiswa)

4.680 JKEM n = 30 Mahasiswa

15

3. Rencana Keberlanjutan Program

Pengembangan Desa Wisata di Desa Tista tidak cukup dilakukan dalam waktu singkat,

melainkan membutuhkan waktu panjang dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, untuk

menjamin keberlanjutan program ini, maka akan dilakukan pendampingan yang berlanjut dan

kontinyu, baik oleh internal Perguruan Tinggi maupun melibatkan Mitra. Pendampingan

Perguruan Tinggi direncanakan berlangsung selama 3 tahun melalui penempatan Mahasiswa

KKN-PPM sebanyak 6 periode, dengan jumlah Mahasiswa pada setiap periode sebanyak

+ 30 orang. Pendampingan di luar Perguruan Tinggi dilakukan oleh Industri Pariwisata dan

Pemerintah Kabupaten Tabanan. Pihak Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tabanan telah berkomitmen untuk mengembangkan

dan mengalokasikan pembiayaan bagi pengembangan Desa Wisata di Desa Tista, Kecamatan

Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Berbagai Kelompok Masyarakat Pendukung Desa Wisata

telah berkontribusi dan berkomitmen untuk mendukung dan mewujudkan Desa Wisata Desa

Tista. Sedangkan, dari Agen Perjalanan telah berkomitmen untuk mendanai dan

memasarkan berbagai kemasan Paket Produk Desa Wisata Desa Tista yang telah disusun di

Desa Tista, yang didukung oleh partisipasi aktif masyarakat Desa Tista sebagai aktor utama

dalam kegiatan operasional aktivitas Paket Desa Wisata. Bagi masyarakat tani di Desa Tista,

Aktivitas Trekking dan Agro ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatannya melalui

penyedian aktivitas pertaniaan.

16

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Universitas Udayana sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Negeri tertua di Bali, mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) merupakan salah satu lembaga di

Universitas Udayana yang bertanggung jawab terhadap Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat yang merupakan unsur Pelaksana Akademik yang Mengkoordinasikan dan

Menilai Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Terkait dengan Kegiatan

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Tista yang dijadikan sebagai lokasi

dalam Pengabdian Ipteks Kepada Masyarakat pada Tahun 2015 ini. Di samping itu Desa Tista

mulai tahun 2012 sudah dijadikan sebagai tempat Pengabdian Masyarakat oleh Dosen dan

Mahasiswa Universitas Udayana dengan tema “Potensi Desa Tista Sebagai Desa Wisata”.

Dengan adanya Program KKN-PPM dengan tema yang serupa diharapkan mulai terciptanya

produk Paket Desa Wisata secara kongkrit, meningkatnya partisipasi aktif masyarakat, jumlah

kunjungan wisatawan ke Desa Tista meningkat, adanya tambahan penghasilan masyarakat,

terpeliharanya alam/lingkungan Desa Tista, serta lestarinya budaya dan kesenian Desa Tista.

17

BAB V. HASIL YANG DICAPAI

Dalam Kegiatan KKN-PPM di Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan

berhasil direalisasikan program-program untuk mendukung Pengembangan Desa Tista Sebagai

Desa Wisata. Program-program tersebut, yaitu: 5.1. Pembentukan Pengelola Desa Wisata Desa Tista

Desa wisata adalah pengembangan suatu wilayah (desa) dengan memanfaatkan unsur-unsur

yang ada dalam masyarakat desa yang berfungsi sebagai atribut produk wisata, menjadi suatu

rangkaian aktivitas pariwisata yang terpadu dan mempunyai tema. Unsur-unsur Desa Wisata,

yaitu:

1. Memiliki potensi wisata, seni, dan budaya khas daerah setempat.

2. Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau rute paket wisata.

3. Diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih, pelaku-pelaku pariwisata, seni, dan

budaya.

4. Aksesibilitas dan infrastruktur pendukung.

5. Terjaminnya keamanan, ketertiban, dan kebersihan.

Desa Tista merupakan suatu desa di Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan memiliki

beragam potensi wisata yang dapat dikembangkan, sehingga akan menjadi daya tarik wisatawan

dan ke depannya dapat berkembang dengan baik. Untuk itu, diperlukan Badan Pengelola agar

dapat merencanakan dan mengembangkan serta mengevaluasi berbagai kegiatan kepariwisataan

dengan berbagai potensi wisata yang dimiliki, sehingga dapat memberdayakan seluruh potensi

tersebut dengan baik dan tepat sasaran. Apalagi dari pengertian Desa Wisata dan Unsur-Unsur

Desa Wisata, Desa Tista sangat mendekati kriteria tersebut. Untuk itulah, aspek penting yang

dibutuhkan untuk merencanakan dan mengelola seluruh potensi tersebut adalah Pengelola Desa

Wisata Desa Tista.

Terbentuknya Pengelola Desa Wisata Desa Tista Berdasarkan Surat Keputusan Perbekel

Desa Tista Nomor: 07 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Tim Pengelola Desa Wisata,

Tanggal 29 Agustus 2015, dengan Susunan Personalia sebagai berikut.

Pelindung : Ketua BPD/Ketua LPM/Bendesa Adat

Penanggung Jawab : Perbekel Desa Tista

Ketua : I Made Raka Wibawa

Wakil Ketua : I Made Adhi Suyasa

18

Bendahara : Ni Ketut Sumiasih

Sekretaris : I Nyoman Mertayasa

Bidang Promosi/Pengembangan : Pande Sasmita Dwi Septino

Bidang Sarana/Prasarana : I Nyoman Widya

Bidang Operasional : Putu Dewi Sri Megawati

5.2. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata

Di samping Pengelola Desa Wisata, perangkat yang tidak kalah pentingnya dalam

merencanakan dan mengembangkan Desa Wisata adalah Kelompok Sadar Wisata atau disingkat

PokDarWis. Kelompok Sadar Wisata ini merupakan perpanjangan tangan dari Pengelola Desa

Wisata di dalam melaksanakan program-program yang berkaitan dengan Pengembangan Desa

Wisata di Desa Tista. Kelompok ini bertugas untuk memberikan pengertian dan pemahaman

kepada masyarakat Desa Tista untuk bagaimana secara bersama-sama mempunyai pemahaman

dan pengertian tentang Desa Wisata Tista secara baik dan utuh, sehingga dalam

perkembangannya tidak terdapat kendala karena permasalahan perbedaan persepsi atau

perbedaan pemahaman tentang pelaksanaan dan pengelolaan Desa Tista sebagai Desa Wisata.

Hal ini, penting karena dalam pengembangan kepariwisataan yang diperlukan adalah

keamanan dan apabila terjadi perbedaan pemahaman, maka akan menimbulkan berbagai

permasalahan yang tidak perlu. Kelompok Sadar Wisata ini diisi oleh orang-orang yang memang

mempunyai pengalaman di Bidang Pariwisata yang mempunyai motivasi tinggi untuk

mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan kepariwisataan di Desa Tista melalui Desa

Wisata. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Desa Tista Berdasarkan Surat Keputusan

Perbekel Desa Tista Nomor: 07 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Tim Pengelola Desa Wisata.

Adapun Susunan Personalia Kelompok Sadar Wisata Desa Tista adalah sebagai berikut.

Pembina : Perbekel Desa Tista

Ketua : I Nyoman Sangka

Wakil Ketua : Pande Nyoman Sapta Utama

Sekretaris : Ni Wayan Jandri

Bendahara : Ni Made Herawati

Bidang Promosi : I Made Kardiasa

Bidang Daya Tarik : I Ketut Astawa

Bidang Sarana/Prasarana : I Wayan Yudi Santika

19

Bidang Kerjasama : Ni Made Ely Mandariani

Bidang Pengawasan : I Wayan Sukerta

5.3. Pembentukan Kelompok Sapta Pesona

Sapta Pesona merupaka Perangkat Desa Wisata yang sangat penting peranannya di dalam

Pengelolaan Desa Wisata. Ada 7 (tujuh) komponen dalam Sapta Pesona yang sangat penting

dalam kepariwisataan, yaitu:

1. Keamanan,

2. Ketertiban,

3. Kebersihan,

4. Kesejukan,

5. Keindahan,

6. Keramahan, dan

7. Kenangan.

Dari ketujuh komponen tersebut di dalam Struktur Organisasi Sapta Pesona ini diperlukan

masing-masing koordinator untuk bertanggung-jawab di bidangnya masing-masing, sehingga

efektifitas kerja dapat dicapai.

Tugas masing-masing Koordinator Bidang dalam Sapta Pesona tersebut bertugas untuk

merencanakan dan melaksanakan sesuai bidangnya tersebut dengan berkoordinasi dengan

Pengelola Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata, sehingga berbagai program yang akan

dijalankan dalam operasional Desa Wisata Tista dapat berjalan dengan baik serta program-

program pengembangan juga dapat berjalan dengan baik, di mana dukungan dan partisipasi

masyarakat Desa Tista yang dikedepankan di dalam pengelolaan Desa Wisata Desa Tista.

Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Tista akan bermanfaat sebagai masing-masing

daya tarik yang unik yang tentunya akan memberikan manfaat kepada masyarakat Desa Tista

juga, dan memberikan nilai tambah yang positif terhadap masyarakat.

Personalia dalam Struktur Sapta Pesona ini diambil dari Pemuda/Pemudi Desa Tista,

di mana tujuannya adalah memberikan pemahaman dan rasa memiliki terhadap desa yang

mempunyai berbagai potensi wisata yang unik yang perlu dikembangkan dan dikelola dengan

baik, juga bertujuan untuk melatih dan belajar mengembangkan Desa Tista melalui jalur

pariwisata, serta meregenerasi Pemuda/Pemudi Desa Tista belajar untuk menjadi pemimpin-

pemimpin di desa, sehingga keberlanjutan dan kelestarian alam, budaya, spiritual dapat terjaga

20

untuk generasi-generasi berikutnya.

Pembentukan Struktur Sapta Pesona Desa Tista Berdasarkan Surat Keputusan Perbekel

Desa Tista Nomor: 07 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Tim Pengelola Desa Wisata. Adapun

Susunan Personalia Struktur Sapta Pesona Desa Tista adalah sebagai berikut.

Pembina : Perbekle Desa Tista

Ketua : I Ketut Nirya

Sekretaris : I Wayan Budiasa

Bendahara : Pande Nyoman Ernawati

Bidang Keamanan : I Nyoman Tana

Bidang Ketertiban : Putu Sulistiana Giri

Bidang Kebersihan : Ni Wayan Ariani

Bidang Kesejukan : I Nyoman Arsana

Bidang Keindahan : I Gede Wiwin Adnyana Putra

Bidang Keramahan : Ni Made Sri Yuliani

Bidang Kenangan : I Made Kristiadi Martha

5.4. Pembuatan Brosur Desa Wisata Desa Tista

Untuk tahap awal, sarana yang dipakai untuk sarana promosi adalah brosur, di mana dalam

brosur dijelaskan berbagai potensi yang dimiliki Desa Tista secara singkat dan juga

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang dikemas sedemikian rupa untuk keperluan promosi.

Tahapan pembuatan brosur juga melibatkan beberapa masyarakat Desa Tista untuk memberikan

masukan dan pendapatnya, sehingga brosur yang sudah tercetak merupakan hasil kesepakatan

bersama dan mendapat persetujuan dari masyarakat Desa Tista.

Brosur inilah dalam tahap awal menjadi sarana utama untuk mempromosikan Desa Wisata

Desa Tista, sehingga sedikit demi sedikit keberadaan Desa Wisata Desa Tista akan diketahui dan

diharapkan dapat berkembang sesuai dengan perencanaan dan harapan yang sudah disusun.

Pelaksanaan kegiatan promosi Desa Wisata Desa Tista dimulai dengan mengadakan

pertemuan dengan aparat Desa Tista dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Tista untuk menyusun

langkah-langkah selanjutnya. Setelah itu, perwakilan dari Desa Tista dan Tim KKN-PPM secara

bersama-sama datang ke beberapa industri pariwisata yang ada di Daerah Tabanan, seperti: hotel,

restoran, travel agent, dan sebagainya sebagai sasaran promosi untuk memperkenalkan Desa

Wisata Desa Tista.

21

Diharapkan beberapa industri pariwisata yang dikunjungi dan dengan diberikan sedikit

penjelasan tentang daya tarik wisata di Desa Tista akan membantu menyampaikan kepada

wisatawan yang datang atau menginap di tempat mereka, sehingga ada motivasi wisatawan

untuk datang secara langsung melihat potensi wisata di Desa Tista. Secara perlahan-lahan

dengan berbagai promosi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang bervariasi

berkaitan dengan daya tarik wisata lokal, khususnya di Daerah Tabanan yang terkenal dengan

lumbung berasnya Bali yang mempunyai beragam potensi wisata alam, budaya, dan spiritual.

Salah satunya, tentunya di Desa Tista. Sarana yang dipergunakan untuk promosi tahap awal

tersebut adalah brosur dan rencana selanjutnya adalah dengan membuat web khusus untuk

Desa Wisata Desa Tista.

Pihak pengelola juga berencana untuk melaporkan berbagai kegiatan dan kemajuan yang

sudah dicapai dalam pengembangan Desa Tista sebagai Desa Wisata, sehingga Pemerintah

Daerah Tabanan, dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tabanan

dapat meregistrasi dan merekomendasikan bahwa Desa Tista dijadikan sebagai salah satu

Desa Wisata di Kabupaten Tabanan, sehingga dalam perjalanannya juga mendapatkan bantuan

dari Pemerintah Kabupaten Tabanan, baik dalam hal fasilitas pariwisata, aksesibilitas, dan

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, serta pembinaan-pembinaan secara berkala.

5.5. Pengaktifan Web Desa Wisata Desa Tista

Selain brosur, media promosi yang digunakan untuk memperkenalkan Desa Wisata

Desa Tista adalah dengan mempergunakan web, di mana media web ini sangat efektif dan sangat

efisien untuk mempromosikan keindahan dan daya tarik Desa Tista dengan up-date data serta

informasi yang diberikan.

Untuk mengaktifkan web ini, tentunya diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang

sistem operasional web ini. Untuk itu, dilaksanakan Program Pelatihan untuk melatih anak muda

Desa Tista untuk dapat menjalankan program tersebut dan selalu meng-up-date data dan

informasi tentang kepariwisataan Desa Tista. Juga bertujuan untuk melatih Operator Web agar

data dan informasi dalam web dapat berkelanjutan dan selalu terbarukan.

Potensi-potensi wisata Desa Tista, baik potensi alam, potensi budaya, potensi spiritual,

potensi kuliner, potensi buatan, cinderamata lokal terus digali dan dikreasikan untuk dapat

diinformasikan kepada wisatawan dengan berbagai tampilan yang menarik, sehingga wisatawan

akan tertarik untuk datang langsung ke Desa Tista melihat secara langsung potensi dan daya tarik

22

tersebut. Dukungan fasilitas dan infrastuktur sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan dan

kenyamanan bagi wisatawan yang datang dan kesiapan dari masyarakat Desa Tista untuk

menerima kedatangan wisatawan dengan hospitality yang baik dan selalu menjaga keaslian dan

keunikan yang dimiliki Desa Tista.

5.6. Pembuatan Jalur Treking

Untuk dapat menyaksikan potensi dan daya tarik wisata Desa Tista, maka wisatawan perlu

untuk melaksanakan “aktivitas walking” menyusuri Desa Tista untuk melihat dan menyaksikan

langsung berbagai daya tarik wisata, baik daya tarik alam, daya tarik budaya, daya tarik spiritual,

dan sebagainya. Untuk memudahkan dan memberikan pilihan kepada wisatawan, maka kegiatan

tersebut dikemas dalam suatu paket wisata, yaitu: Paket Wisata Treking. Dengan melibatkan

berbagai komponen masyarakat Desa Tista, maka jalur-jalur untuk kegiatan treking direncanakan

dan dikemas sedemikian rupa, sehingga keindahan dan daya tarik Desa Tista dapat disaksikan

langsung dan sekaligus kegiatan treking dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh karena

aktivitas tersebut membutuhkan waktu + 60 menit. Keamanan dan kenyamanan wisatawan akan

terjaga dengan baik karena masyarakat Desa Tista sangat mendukung aktivitas ini.

Perjalanan dimulai dari Balai Banjar Desa Tista kemudian langsung menyusuri jalanan

setapak untuk mulai menyaksikan keindahan hamparan persawahan, jajaran pegunungan di

sebelah utara, aktivitas agraris masyarakat Tista, kemudian sampai tempat spiritual, yaitu Pura

Beji, di mana keunikan dari pura ini adalah adanya Sumber Mata Air Suci yang dapat

menyembuhkan berbagai penyakit, sehingga banyak masyarakat bahkan dari luar Desa Tista

“nunas” Air Suci ini. Suasana magis dan sejuk masih melingkupi lokasi Pura Beji ini. Bahkan

Sunrise dan Sunset dapat disaksikan dari Desa Tista. Setelah puas menyaksikan berbagai

keindahan, maka perjalanan kembali menuju Balai Banjar dan disuguhkan dengan berbagai

kuliner lokal Desa Tista yang tentunya sulit untuk dilupakan dan juga akan diberikan

cinderamata lokal Desa Tista untuk wisatawan.

Dalam kegiatan treking ini diperlukan Pemandu Lokal yang memberikan penjelasan kepada

wisatawan ketika kegiatan treking dilakukan. Karena beragamnya potensi wisata yang dimiliki

oleh Desa Tista, maka penting sekali masyarakat diberikan pelatihan dan pemahaman tentang

cara memandu wisatawan. Potensi wisata yang dimiliki Desa Tista untuk mendukung

pengembangan Desa Wisata Desa Tista perlu untuk didukung oleh masyarakat Desa Tista.

Pemandu lokal diperlukan untuk menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki, seperti: potensi

23

alam, potensi budaya, potensi spiritual, sehingga informasi yang diberikan kepada wisatawan

tidak salah dan tidak menyimpang, apalagi menjelaskan potensi budaya dan spiritual yang dapat

menimbulkan salah persepsi dan salah pengertian kepada wisatawan. Ketika masyarakat Desa

Tista menjadi pemandu lokal sedikit tidaknya informasi yang diberikan sesuai dengan situasi dan

kondisinya karena yang tahu kondisi Desa Tista adalah masyarakat Desa Tista sendiri.

Persiapan-persiapan tersebut dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kepada

pemandu lokal. Hal ini, akan lebih baik untuk mempersiapkan dan mengembangkan Desa Wisata

Desa Tista.

5.7. Menghasilkan Dan Pengkemasan Kuliner Lokal Desa Tista

Berbagai kuliner lokal terdapat di Desa Tista, di mana berbagai kuliner tersebut merupakan

asli Desa Tista karena bahan-bahan yang digunakan didapatkan langsung dari Desa Tista.

Masyarakat mengolah dan memproduksi kuliner lokal tersebut secara manual dan hanya untuk

dipergunakan sehari-hari saja, sehingga dengan Kegiatan KKN-PPM ini masyarakat dilatih

untuk mengkemas berbagai kuliner lokal tersebut, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang

lebih tinggi dan dapat digunakan sebagai cinderamata lokal Desa Tista. Adapun beberapa kuliner

lokal tersebut, yaitu:

5.7.1. Jajan Kaliadrem, Si Manis Dari Desa Tista

Jajanan tradisional yang terbuat dari tepung beras ini memang enak dijadikan sebagai teman

minum teh atau kopi di sore hari. Bentuknya bisa bulat seperti donat mini atau berbentuk segitiga

dengan lubang bulat di bagian tengahnya yang terkadang jumlah lubangnya bisa berjumlah satu

sampai tiga buah. Teksturnya yang sedikit liat terasa gurih manis di dalam mulut. Penyuka

jajanan tradisional pastinya akan menyukai kue yang satu ini. Kue khas Desa Tista ini banyak

dijumpai di pasar-pasar tradisional yang ada di Desa Tista, kita pun tak sulit untuk menemukan

jajanan khas ini. Kue ini selain bisa dinikmati sebagai camilan sehari-hari, kue ini juga banyak

diserbu saat ada Upacara-Upacara Adat di Bali atau saat Perayaan Hari Raya Besar Keagamaan,

seperti: Galungan dan Kuningan. Harganya pun sangat terjangkau, dengan mengeluarkan uang

sebesar Rp.1000,- kita sudah bisa menikmati kue ini. Apabila ingin membuatnya di rumah,

bahan-bahan untuk membuatnya pun tidak begitu sulit untuk ditemukan karena hanya

memerlukan bahan-bahan yang cukup sederhana, seperti: tepung beras, gula merah, kelapa,

wijen, garam, air, minyak kelapa, dan vanili secukupnya.

24

5.7.2. Apem Kukus Ubi Ungu Khas Desa Tista

Kue apem adalah salah satu jenis kue jajanan pasar yang termasuk ke dalam golongan kue

tradisional asli indonesia. Kue ini memiliki cita rasa manis yang pas dan juga banyak digemari

oleh semua kalangan. Adanya campuran ubi ungu dalam kue ini membuatnya semakin menarik

dengan corak warnanya yang sedap dipandang mata. Kue apem ini pun juga tidak mengandung

bahan pengawet, karena menggunakan bahan-bahan tradisional. Kue apem ungu ini terbuat dari

campuran tepung beras, tepung ketan, atau ragi instan, gula, ubi ungu, dan juga berbagai bahan

pelengkap lainnya. Kue ini biasanya dibuat dengan cara dikukus dengan langseng yang sudah

berisi dengan air panas atau air mendidih, proses pembuatan kue basah ini memang memerlukan

waktu yang cukup lama, karena setelah pembuatan adonan kue ini tidak langsung dikukus tetapi

dibiarkan sampai mengembang. Setelah itu baru adonan akan siap untuk dikukus.

5.7.3. Loloh Cemcem

Loloh cemcem merupakan salah satu kuliner lokal terkenal di Bali, salah satunya yang

berada di Desa Tista. Cemcem itu sendiri merupakan salah satu daun-daunan yang memiliki

banyak khasiat yang berguna bagi tubuh. Biasanya daun cemcem banyak dikonsumsi dengan

cara dihaluskan untuk mendapatkan sari hijau daun tersebut, setelah itu dicampurkan dengan air

kelapa muda beserta daging kelapanya dan terakhir dengan campuran bahan lainnya, seperti:

garam, jeruk nipis, dan bisa ditambah es. Setelah semua bahan-bahan tercampur, minuman yang

dikenal dengan nama Loloh Cemcem ini siap dinikmati.

5.7.4. Rujak Tibah

Rujak tibah merupakan suatu minuman lokal yang terbuat dari sari buah mengkudu yang

dicampur dengan bahan-bahan tradisional. Buah mengkudu sangat gampang ditemui karena

berbagai macam manfaat yang terkandung di dalamnya. Cara pembuatan Rujak Tibah ini pun

bisa dikatakan cukup mudah dan dengan bahan-bahan yang mudah ditemui. Adapun bahan

campuran tradisionalnya, yaitu, gula aren, garam, dan jeruk nipis. Minuman ini juga memiliki

banyak manfaat bagi kesehatan, seperti: penyakit diabetes, demam, dan sebagainya. Minuman

lokal ini juga banyak dijumpai di desa-desa, salah satunya adalah Desa Tista yang juga tetap

melestarikan minuman tradisional ini.

5.7.5. Nasi Bejek

Desa Tista memiliki kuliner lokal yang unik dan jarang ditemui di desa lainnya, yaitu:

Nasi Bejek. Nasi Bejek adalah nasi yang dicampur dengan bumbu khas Bali untuk melengkapi

25

rasa dari nasi itu sendiri kemudian dibejek dengan tangan dan diisi dengan lauk, seperti: tempe,

tahu, telur, dan sambal. Nasi bejek ini juga dibandrol dengan harga yang sangat murah, yaitu:

antara Rp.3000,- sampai Rp.5000,-.

5.7.6. BALETIS (Bakso Lele Tista)

Lele sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Desa Tista. Selain dikonsumsi secara

langsung, masyarakat juga memanfaatkannya dengan mengolahnya menjadi bahan konsumsi

yang bernilai jual, seperti: bakso lele dan nugget lele. Seperti namanya, bahan dasar bakso lele

berasal dari ikan lele dan dicampur dengan bahan lainnya, seperti: tepung tapioka, bawang putih,

garam, dan air secukupnya. Bakso lele ini dibantu Mahasiswa KKN-PPM Universitas Udayana

dibuatkan pengkemasan, sehingga menjadi menarik dan lebih hygienis. Bakso lele ini dikemas

dalam bentuk setengah matang, di mana untuk dapat siap dihidangkan harus digoreng atau

direbus terlebih dahulu. Hingga sekarang bakso lele diproduksi untuk masyarakat Desa Tista

saja, yang dilakukan oleh Ibu-Ibu PKK Desa Tista.

5.7.7. Nugget Lele

Produk olahan ikan lele lainnya adalah nugget lele. Nugget ini diproduksi bersamaan dengan

bakso lele dan dilakukan oleh Ibu-Ibu PKK Desa Tista. Sama halnya dengan bakso lele, nugget

ini diproduksi untuk kebutuhan konsumsi Desa Tista saja dan belum dipasarkan di luar desa.

Bahan dasar nugget ini dicampur dengan tepung tapioka, tepung maizena, wortel, garam, merica,

dan bumbu lokal lainnya. Sama hal-nya dengan bakso lele, nugget lele juga dibantu

pengkemasannya melalui Kegiatan KKN-PPM Universitas Udayana, sehingga lebih hygienis dan

lebih menarik untuk dapat dijadikan cinderamata lokal khas Desa Tista.

5.7.8. Donat Ubi Ungu

Selain padi, hasil pertanian Desa Tista yang masih unggul hingga saat ini adalah ubi ungu.

Banyaknya produksi tanaman ini membut masyarakat mengolahnya menjadi donat ubi ungu.

Donat ini sama dengan donat pada umumnya hanya bahan dasarnya saja yang berbeda yakni ubi

ungu. Warna donat ini sangat khas, karena warna di luar permukaannya sama dengan donat pada

umumnya yakni coklat, namun di dalamnya berwarna ungu. Teksturnya lebuh lembut, tanpa

pengawet dan kandungan zat besi dalam donat menjadikan Donat Tista ini sangat khas.

5.7.9. Loloh Sereh

Loloh sereh merupakan salah satu potensi minuman lokal yang terdapat di Desa Tista.

Masyarakat memanfaatkan tanaman-tanaman yang memiliki khasiat, seperti: sereh dan jahe

26

untuk dijadikan minuman loloh sereh yang berkhasiat untuk kesehatan. Saat ini loloh sereh

belum diproduksi dalam jumlah yang banyak hanya sering disungguhkan untuk menjamu tamu

di keluarga. Selain disuguhkan untuk tamu, minuman ini biasa dikonsumsi pada malam hari

untuk menghangatkan tubuh.

5.8. Pembuatan Buku Profil Pariwisata Desa Tista

Potensi-potensi wisata Desa Tista beserta keunikannya dan keasliannya, baik potensi alam,

potensi budaya, potensi spiritual, potensi buatan, potensi kuliner, dan lain-lain secara tertulis

didokumenkan dalam sebuah buku yang diberi nama “Buku Profil Pariwisata Desa Tista”, yang

memuat tentang seluruh potensi wisata Desa Tista beserta penjelasannya, sehingga masyarakat

Desa Tista maupun masyarakat luar Desa Tista ataupun wisatawan dapat secara rinci membaca

potensi-potensi wisata yang dimiliki Desa Tista. Buku Profil Pariwisata Desa Tista ini akan

selalu diadakan penyempurnaan-penyempurnaan karena seiring kinerja dari Pengelola Desa

Wisata Desa Tista dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tista yang selalu

memperbaharui dan menambahkan data-data terbaru tentang potensi wisata Desa Tista dan

kemudian disinergikan dengan Web Desa Tista, sehingga akan selalu diperoleh data yang

up-date.

Proses pembuatan Buku Profil Pariwisata Desa Tista ini melibatkan seluruh kompenen

masyarakat Desa Tista, hal ini dimaksudkan agar isi dari buku ini dapat mewakili kondisi riil

yang ada di Desa Tista, khususnya yang berkaitan dengan pariwisata Desa Tista. Masyarakat

Desa Tista sangat antusias dan sangat mendukung dengan dibuatnya buku ini, karena masyarakat

dapat mengetahui secara utuh potensi wisata yang ada di Desa Tista, di mana sebelumnya

masyarakat tidak banyak mengetahui tentang potensi wisata yang dimilikinya. Hal ini, sangat

positif untuk mengembangkan Desa Tista sebagai Desa Wisata karena pada akhirnya masyarakat

dapat menyadari bahwa Desa Tista dapat dikembangkan menjadi Desa Wisata karena ternyata

potensi tersebut sudah ada dan yang terpenting adalah pengelolaannya apalagi seluruh

masyarakat sudah memberikan dukungan terhadap program tersebut dan juga sudah didukung

dengan terbentuknya Badan Pengelola Desa Wisata Desa Tista, Kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis) Desa Tista, dan Kelompok Sapta Pesona Desa Tista.

5.9. Pembuatan Cinderamata Lokal

Hal yang penting untuk diadakan dalam kegiatan kepariwisataan adalah cinderamata. Karena

cinderamata merupakan sesuatu yang menjadi pengingat ataupun menjadi bukti bahwa

27

wisatawan bersangkutan pernah datang atau berkunjung ke suatu tempat. Dalam hal ini yang

terpenting adalah cinderamata yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal dari suatu

daerah tujuan wisata atau yang sering disebut dengan cinderamata lokal.

Desa Tista sebagai Desa Wisata juga memiliki berbagai cinderamata lokal yang dapat

diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Tista. Adapun beberapa cinderamata lokal

yang disiapkan di Desa Tista, yaitu:

5.9.1. Berbagai Kerajinan Dari Sampah

Di Desa Tista terdapat Bank Sampah, di mana masyarakat Desa Tista dapat membawa

berbagai sampah, baik sampah organik maupun sampah non organik untuk dihargakan dengan

uang. Kemudian sampah tersebut dipilah berdasarkan jenisnya, yaitu yang organik dan yang

non organik. Sampah-sampah organik akan diolah dijadikan kompos dan dipergunakan untuk

keperluan pertanian di Desa Tista dan juga dapat dimanfaatkan oleh orang luar yang berminat

menggunakan bahan kompos dari Desa Tista. Sampah-sampah non organik, seperti: bekas-bekas

botol minuman, koran-koran bekas akan diolah menjadi barang-barang kerajinan yang sangat

menarik dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Kerajinan yang dapat dibuat oleh masyarakat

Desa Tista dari sampah non organik tersebut adalah tas dengan berbagai bentuk dan bokoran

dalam berbagai bentuk. Barang-barang tersebut dijadikan cinderamata untuk wisatawan dan juga

dapat dijual sampai ke luar Desa Tista. Masyarakat Desa Tista sangat antusias untuk

mengembangkan kerajinan ini dan dibantu oleh Mahasiswa KKN-PPM, sehingga di samping

dapat menambah penghasilan masyarakat juga secara tidak langsung dapat menjaga kebersihan

Desa Tista dan dapat mengembangkan budaya hidup bersih, sehingga Program Sapta Pesona

dapat tercapai dan sukses.

5.9.2. Gelang Dan Kalung Dari Biji Buah Asem

Buah Asem kalau di Bali disebut dengan “Buah Celagi”, di mana Pohon Celagi merupakan

pohon yang mempunyai nilai magis di Bali. Di Desa Tista ada sebuah pura yang disebut dengan

Pura Celagi. Pura Celagi merupakan salah satu pura yang berumur sangat tua, di mana pura

tersebut sesuai dengan namanya Pura Celagi, yaitu ditumbuhi Pohon Celagi yang sangat besar

yang sangat dihormati oleh masyarakat Desa Tista. Dengan adanya Pura Celagi tersebut

menambah suasana sakral dan diyakini oleh masyarakat bahwa Pohon Celagi yang ada di Desa

Tista bisa dipakai sebagai obat dan keperluan Upacara Agama, sehingga perlu untuk dipelihara

dan dilestarikan, dengan demikian secara tidak langsung tumbuh-tumbuhan di Desa Tista dapat

28

terjaga dengan baik. Biji Celagi tersebut dapat dijadikan kalung dan gelang untuk cinderamata

lokal Desa Tista karena permukaan Biji Celagi yang licin dan mengkilat, sehingga ketika

dijadikan kalung dan gelang akan kelihatan indah dan artistik. Pengembangan cinderamata ini

baru dalam tahap sederhana dan untuk ke depan akan dikembangkan secara baik, sehingga dapat

dijadikan cinderamata untuk wisatawan dan dapat dijual ke daerah lain sebagai bahan kerajinan

lokal Desa Tista.

5.9.3. Berbagai Lukisan

Di Desa Tista ada salah seorang warganya yang mempunyai bakat melukis dan

mengembangkan berbagai lukisan, di mana bakat melukisnya tersebut baru sebatas untuk

memenuhi hobinya saja. Padahal lukisan yang dihasilkan mempunyai nilai keindahan. Dengan

dikembangkannya Desa Tista sebagai Desa Wisata, maka bakat melukis yang bermula dari hobi

ini akan dikembangkan secara profesional, sehingga dapat dijadikan cinderamata lokal untuk

wisatawan yang datang ke Desa Tista. Sebelumnya, karena permintaan yang tidak ada, maka

potensi lukisan ini tidak begitu kelihatan. Tetapi seiring perkembangannya, cinderamata lokal

dari lukisan ini akan dikembangkan secara optimal untuk mendukung pengembangan Desa Tista

sebagai Desa Wisata.

5.9.4. Bakso Dan Nugget Lele

Masyarakat Desa Tista setelah kedatangan Mahasiswa KKN-PPM yang memberikan

pendampingan untuk pengolahan ikan lele menjadi bakso dan nugget menjadi bersemangat untuk

mengembangkan industri ini. Selain mengolah ikan lele menjadi bakso dan nugget, masyarakat

juga dibantu berkaitan dengan pengkemasan dari bakso dan nugget yang dihasilkan, sehingga

dengan pengkemasan yang baik dan menarik akan dapat dijadikan cinderamata lokal untuk

wisatawan yang datang seiring perkembangan Desa Tista dikembangkan sebagai Desa Wisata.

Selain itu, masyarakat Desa Tista mendapatkan tambahan penghasilan dari industri yang

dikembangkan tersebut, karena beberapa pesanan dari luar desa juga sering datang untuk

masyarakat Desa Tista. Ke depannya tetap akan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan, baik

dari segi rasa, tekstur, sanitasi/hygiene, dan pengkemasannya, sehinga akan dapat lebih baik lagi.

5.9.5. Berbagai Jajanan Tradisional

Hasil pertanian dan perkebunan Desa Tista sangat beragam dan tumbuh subur. Dari hasil

pertanian dan perkebunan masyarakat ini dapat diolah menjadi berbagai jajanan tradisional Desa

Tista, seperti ketela ungu, beras, ketan, dan sebagainya. Jajanan yang dihasilkan, seperti: jajan

29

kaliadrem, jajan apem ketela ungu, donat ketela ungu, dan lain-lain. Semua bahan-bahan yang

diperlukan merupakan hasil pertanian dan perkebunan lokal Desa Tista. Jajanan yang dihasilkan

dibuatkan pengkemasan yang menarik, sehingga dapat dijadikan cinderamata lokal Desa Tista

yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang di Desa Tista.

5.10. Pelatihan Bahasa Inggris Dan Bahasa Jepang

Dengan dikembangkannya Desa Tista sebagai Desa Wisata tentunya banyak pembenahan-

pembenahan yang harus dilakukan. Pembenahan-pembenahan ini, baik dari segi

sarana/prasarana, pengelolaan, Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas Daya Tarik Wisata,

partisipasi masyarakat, dan lain-lain. Salah satu pembenahan yang harus dilakukan adalah

berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM), di mana dengan dikembangkannya Desa Tista

sebagai Desa Wisata tentunya harus diimbangi dengan penguasaan Bahasa Asing yang baik.

Karena dengan kedatangan wisatawan asing, maka diperlukan komunikasi yang baik dan lancar

untuk dapat menjelaskan berbagai potensi wisata lokal yang ada di Desa Tista. Untuk itu,

diadakanlah pelatihan berkaitan dengan penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang.

Pelatihan ini diberikan kepada anak-anak Desa Tista dan Karang Taruna Desa Tista, di mana

harapannya adalah mereka dapat menjadi guide local untuk dapat menjelaskan potensi wisata

yang dimiliki Desa Tista. Pelatihan ini diberikan oleh Mahasiswa KKN-PPM Jurusan Sastra.

5.11. Pelaksanaan Pameran Lokal Desa Tista

Potensi-potensi wisata Desa Tista yang dimiliki tidak seluruh masyarakat Desa Tista

mengetahuinya, sehingga untuk memperkenalkan potensi-potensi wisata tersebut digagaslah

adanya Pameran Produk Lokal Desa Tista yang diadakan selama 2 hari. Peserta pameran tersebut

adalah seluruh banjar yang ada di Desa Tista, yaitu: 4 banjar dan juga diikuti oleh Karang Taruna

Desa Tista serta Bumdes Desa Tista. Antusiasme masyarakat Desa Tista untuk menyaksikan

pameran tersebut sangat besar sekali, di mana selama pameran berlangsung banyak masyarakat

Desa Tista yang datang untuk menyaksikan berbagai produk yang dipamerkan, di mana dengan

antusiasme masyarakat tersebut berarti secara tidak langsung mensosialisasikan berbagai potensi

wisata yang dimiliki Desa Tista sebagai persiapan Desa Tista dikembangkan sebagai Desa

Wisata. Dalam pameran tersebut, selain ditampilkan berbagai produk wisata lokal Desa Tista

juga ditampilkan berbagai kesenian lokal Desa Tista, kerajinan, dan pemeriksaan kesehatan bagi

masyarakat Desa Tista. Produk-produk yang dipamerkan juga sekaligus dapat dipasarkan karena

dari kedatangan masyarakat tersebut banyak yang langsung melakukan transaksi dalam pameran

30

tersebut. Masyarakat mengharapkan agar pameran serupa dapat secara rutin dilaksanakan di

Desa Tista. Pihak Kantor Desa Tista juga merespon positif keinginan masyarakat tersebut dan

akan secara rutin melaksanakan pameran serupa setiap tahunnya, tentunya dengan format dan

penampilan yang lebih baik dan lebih kreatif lagi.

31

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Wayan, 2003. Pariwisata Budaya Berkelanjutan. Denpasar: Program Studi Magister

Kajian Pariwisata, Universitas Udayana.

Anonim. Pemerintah Kabupaten Tabanan. 2006. Monografi Desa Tista.

Anonim. Pemerintah Kabupaten Tabanan. 2006. Profil Desa Tista.

Anonim. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang Pariwisata Budaya.

Putra, Agus Muriawan. 2006. ”Konsep Desa Wisata (Jurnal Manajemen Pariwisata, ISSN

No. 1412 – 1263)”. Denpasar: STIE.

Suyitno, 2001. Perencanaan Wisata, Yogyakarta: Kanisius

Wawancara dengan beberapa Sumber Kompeten. 2015.

32

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Pelaksanaan Program KKN-PPM

KampusUnud