Prop. Hibah pungki 2014

28
II. SUBSTANSI PENELITIAN ABSTRAK Usaha untuk meningkatkan nilai tambah dari kompos sampah UPN ‘Veteran’ Jawa Timur menjadi pupuk cair bermutu merupakan peluang untuk dikembangkan. Pemanfaatan kompos sampah yang difermentasi dalam bentuk cair dengan penambahan bahan aditif akan memberikan peluang untuk dijadikan pupuk organik cair bermutu, karena prosesnya berlangsung secara cepat (sekitar 14 hari), hasilnya berupa nutrisi cair menjadikan pemakaiannya sangat praktis. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh formulasi pupuk cair bermutu yang diharapkan dapat dijadikan sarana produksi dalam bertanam tanaman sayuran organik. Penelitian ini dilakukan dua tahapan, dimana untuk tahun pertama diharapkan diperoleh formulasi pupuk cair bermutu yang mempunyai pengaruh terbaik untuk menyuburkan tanah dan tanaman dengan mengetahui kandungan mineral dan mikroba dari berbagai formulasi yang dicoba dalam pembuatan pupuk cair bermutu. Penelitian ditahun kedua ditujukan untuk mendapatkan informasi pengaruh efektifitas penggunaan pupuk cair bermutu untuk budidaya sayuran organik pada berbagai komoditas sayuran. Keywors : kompos sampah, pupuk cair bermutu BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan bahan organik sebagai alternative dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu solusi yang patut dikembangkan karena dengan mempertimbangkan bahan organik sebagai inputan dapat dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat kimia, fisik maupun biologi tanah. Sampah organik merupakan permasalahan yang diperlu dipikirkan pemanfaatannya, Sampah organik yang dikomposkan 1

Transcript of Prop. Hibah pungki 2014

II. SUBSTANSI PENELITIANABSTRAK

Usaha untuk meningkatkan nilai tambah dari kompossampah UPN ‘Veteran’ Jawa Timur menjadi pupuk cair bermutumerupakan peluang untuk dikembangkan. Pemanfaatan kompossampah yang difermentasi dalam bentuk cair dengan penambahanbahan aditif akan memberikan peluang untuk dijadikan pupukorganik cair bermutu, karena prosesnya berlangsung secaracepat (sekitar 14 hari), hasilnya berupa nutrisi cairmenjadikan pemakaiannya sangat praktis. Penelitian iniditujukan untuk memperoleh formulasi pupuk cair bermutu yangdiharapkan dapat dijadikan sarana produksi dalam bertanamtanaman sayuran organik.

Penelitian ini dilakukan dua tahapan, dimana untuk tahunpertama diharapkan diperoleh formulasi pupuk cair bermutu yangmempunyai pengaruh terbaik untuk menyuburkan tanah dan tanamandengan mengetahui kandungan mineral dan mikroba dari berbagaiformulasi yang dicoba dalam pembuatan pupuk cair bermutu.

Penelitian ditahun kedua ditujukan untuk mendapatkaninformasi pengaruh efektifitas penggunaan pupuk cair bermutuuntuk budidaya sayuran organik pada berbagai komoditassayuran.

Keywors : kompos sampah, pupuk cair bermutu

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan bahan organik sebagai alternative dalam

mengembangkan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu

solusi yang patut dikembangkan karena dengan mempertimbangkan

bahan organik sebagai inputan dapat dipergunakan untuk

memperbaiki sifat-sifat kimia, fisik maupun biologi tanah.

Sampah organik merupakan permasalahan yang diperlu

dipikirkan pemanfaatannya, Sampah organik yang dikomposkan

1

dapat digunakan sebagai media tanam hidroponik metode subtrat

untuk tanaman sayuran (Suharjono, dkk., 2004)

Pemanfaatan sampah organik dengan menggunakan metode

tersebut diatas menimbulkan beberapa permasalahan antara lain

penyediaan sampah organik menjadi bahan yang tersedia

memerlukan waktu yang lebih lama untuk terdekomposisinya bahan

sehingga penyediaan hara berlangsung jauh lebih lambat

dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik. Disamping itu

memerlukan jumlah yang sangat besar dan tidak tersedia dalam

jumlah dan mutu yang sesuai.

Penggunaan kompos sampah untuk dijadikan bahan baku

pembuatan pupuk cair merupakan solusi untuk mengatasi

permasalahan diatas. Dari hasil penelitian Suhardjono dan

Moejani (2007) menginformasikan sampah organik yang dirubah

dalam bentuk kompos kemudian difermerntasikan menjadi kompos

tea memiliki besaran ion terlarut 4,12 mS/cm, sedangkan dalam

bentuk sampah organik segar yang difermentasikan dalam waktu

yang sama memiliki besarnya ion terlarut 4,32 mS/cm.

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya yag dilakukan

peneliti perlu dilakukan strategi penelitian pengembangan dengan

menafaatkan produk kompos sampah UPN ‘‘Veteran’’ Jawa Timur

dijadikan produk pupuk cair yang bermutu dengan menambahkan bahan

bahan aditif dan diproses secara biologis dan diharapkan hasilnya

dapat sesuai dengan standar pupuk cair yang bermutu berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian No.28/Permentan/OT.140/2/2009,

sebagai berikut : a). persentase C-Organik >=4, b) persentase

N,P,K < 2, c) Patogen cfu/g <102, dan d) memiliki kandungan

mikroba fungsional dalam jumlah yang banyak dan aktif.

B. Tujuan Khusus

2

Sejalan dengan usaha peningkatan pemanfaatan biomassa

untuk dijadikan sebagai bahan dasar pupuk cair pada tanaman,

maka dalam penelitian yang dilaksanakan ini ditujuan untuk:

1. Mengetahui kandungan mineral dan mikroba dari berbagai

formulasi yang dicoba dalam pembuatan pupuk cair dari bahan

baku kompos sampah UPN ‘Veteran’ Jawa Timur.

2. Mendapatkan informasi efektifitas berbagai formulasi pupuk

cair terhadap kesuburan tanah (kimiawi dan biologi) dalam

mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman.

3. Melihat pengaruh cara pemberian pupuk cair terhadap

perubahan sifat tanah dan pertumbuhan dan hasil tanaman.

C. Urgensi Penelitian

Komposisi sampah yang ada di UPN ‘Veteran’ jawa timur

dominan biomassa (hampir rata-rata 80 %) dan saat ini

dimanfaatkan untuk kompos. Pemanfaatan biomassa tersebut untuk

dijadikan kompos hanya menghasilkan redemen 35%. Produksi

kompos laboratorium sampah Terpadu UPN ‘Veteran’ Jawa Timur

rata-rata tiap bulannya sebesar ± 400 kg dijual dengan harga

per kg Rp 1000,-

Upaya untuk meningkatkan nilai jual kompos yang

diproduksi laboratorium sampah UPN ‘Veteran’ jatim dapat

dilakukan dengan melakukan deversifikasi produk turunan yang

lebih bermutu dan memiliki nilai jual yang lebih baik. Salah

satu produk bermutu dari hasil turunan kompos sampah dapat

dirubah menjadi produk pupuk cair dengan memfaatkan bahan baku

kompos sampah. Dengan harapan sektor usaha akan tertarik

dengan teknologi tersebut dan dapat membudaya pemanfaatan

teknologi tersebut dalam menunjang pertanian organik.

3

Penelitian yang dilakukan oleh Suhardjono dan Moeljani

(2007) pengolahan biomassa segar organik yang difermentasikan

selama 14 hari menghasilkan bahan cair memberikan informasi

ion yang terlarut lebih besar 4 mS/cm dan dapat digunakan

sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tanaman

sayuran yang ditanam secara hidroponik.

Berangkat dari hasil penelitian sebelumnya perlu

dilakukan penelitian pengembangan untuk mendapatkan informasi

yang lebih detail tentang formulasi pupuk cair dengan

memanfaatkan bahan baku kompos sampah yang mempunyai pengaruh

terbaik untuk menyuburkan tanah dan tanaman. Disamping itu perlu

diketahui cara pemberian yang efektif dari berbagai formulasi

pupuk cair pada tanah dan tanaman. Serta dari hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan bahan rekomendasi pemanfaatan

biomassa segar organik untuk bahan baku pembuatan pupuk cair

organik yang bermutu.

BAB II. STUDI PUSTAKA

A. Fungsi Bahan Organik

Bahan organik berperan sebagai cadangan hara bagi

tanaman, selain pembentukan struktur tanah dan keuntungan lain

(Syekhfani, 2002), sumber dan pengikat hara, dan sebagai

substrat bagi mikroba tanah (Hairiah, 1997), sebagai pensuplai

nutrisi, penyangga nutrisi, penyangga air tanah dan

memperbaiki struktur tanah (Hillel, 1980; Soepardi, 1983;

Hakim, Nyakpa, Saul, Gani, Hong, Lubis, Dika dan Bailey, 1986),

meningkatkan KTK tanah dan memasok sejumlah hara esensial ke

dalam tanah serta memacu ketersediaan hara (Hillel, 1980;

Soepardi , 1983).

4

Bahan organik merupakan bahan penting dalam mewujudkan

kesuburan tanah baik secara fisik, kimia dan biologi (Hakim

N., M. Yusuf Nyakpa., M. Rusti Saul., S. Ghani, Go Bang Hong,

A.M. Lubis. M. Amin Dika dan H.M. Bailey. 1986).

1. Secara fisik, penambahan bahan organik ke dalam tanah

menjadikan tanah berstruktur remah yang relatif lebih ringan.

Infiltrasi dapat diperbaiki, dan tanah dapat menyerap air

lebih cepat, sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil.

Demikian pula aerasi tanah menjadi lebih baik karena ruang

pori bertambah akibat terbentuknya agregat (Karama, Marzuki,

Manwan,1994; Sugito, Nuraini dan Nihayati, 1995; Hairiah,

1999)

2. Secara kimiawi. Bahan organik menyediakan sebagian dari

Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah. KTK yang tinggi dapat

meningkatkan daya sangga (buffer) di tanah, sehingga mengurangi

kemasaman tanah dan keracunan hara bahan organik. Bahan

organik juga meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara

seperti N, P, K, S dan unsur-unsur lain dari hasil perombakan

(Karama, et al., 1994; Kawiji, Hartati, Suwarto dan Suryono,

1994) dan kadar lengas tanah serta menurunkan secara nyata

kelarutan Fe dan Al (Kawiji et al., 1994),

3. Secara biologis, bahan organik merupakan sumber energi bagi

aktifitas jasad renik tanah (Karama et al., 1994; Suharjo,

Supartini, dan Kurnia, 1996; Hairiah, 1997) Selanjutnya Scoot,

Cole, Elliot dan Huffman (1996) menjelaskan bahwa penambahan

bahan organik dari sisa tanaman mempunyai pengaruh terhadap

pengawetan kelembaban tanah sehingga memberikan kesempatan

kepada mikroorganisme untuk memproduksi agregat yang stabil,

dan tambahan kotoran merangsang mineralisasi dan sangat baik

terhadap tekstur tanah.

5

B. Dekomposisi Bahan Organik

Dekomposisi bahan organik merupakan suatu perubahan secara

fisik maupun kimia bahan organik menjadi senyawa kimia lainnya

oleh aktifitas mikroorganisme (Sarief, 1986). Kecepatan

dekomposisi bahan organik dipengaruhi oleh: (1) susunan kimia

bahan organik; (2) susunan fisik sisa tanaman; (3) Aktifitas

mikroorganisme; (4) keadaan lingkungan.

Kualitas bahan organik berkaitan dengan kecepatan

penyediaan dan besarnya unsur hara N, ditentukan oleh besarnya

kandungan N, lignin dan polifenol (Handayanto, 2000; Sitompul,

2001). Bahan organik dikatakan berkualitas tinggi apabila

mempunyai N > 2,5 %, lignin < 15 % dan polifenol < 4 %

(Hairiah, 1999). Kecepatan mineralisasi akan meningkat dengan

makin meningkatnya kandungan N, tetapi menurun dengan makin

meningkatnya kandungan lignin dan polifenol (Tian dan

Brussaard, 1992 dalam Sholihah, 1998).

Rao (1994) menjelaskan bahwa selama dekomposisi bahan

organik ada tiga proses paralel yang terjadi, yaitu (1)

degradasi sisa-sisa tumbuhan dan atau hewan oleh selulosa dan

enzim-enzim mikroba lainnya (mineralisasi), (2) peningkatan

biomassa mikroba yang terdiri dari polisakarida dan protein

(immobilisasi), dan (3) akumulasi atau pembebasan hasil akhir

(gambaran aktivitas mikroba dalam tanah yang berhubungan erat

dengan proses-proses nitrifikasi dan denitrifikasi yang

diperantai oleh mikroba tanah).

Dalam kondisi anaerob dekomposisi bahan organik terjadi

sebagai akibat kegitan mikroba tanah yang mesofil dan

termofil, menghasilkan karbondioksida, hidrogen, etil alkohol

dan asam-asam organik seperti asam asetat, format, laktat,

6

suksinat dan butirat. Mikroba dalam hal ini merupakan

pengkoloni pertama yang merombak karbohidrat dan protein

kompleks menjadi asam organik dan alkohol. Selanjutnya

bakteri methan yang anaerob mulai bekerja pada substrat

sekunder yang terutama terdiri dari asam laktat, asetat dan

butirat dan menfermentasikan menjadi CH2 dan CO2 (Soepardi,

1983).

C. Pupuk Cair

Dekomposisi didefinisikan sebagai hilangnya berat yang

disebabkan faktor abiotik, biotik, aktifitas mikroba, dan

pencucian. Rendahnya dekomposisi bahan organik, terutama pada EC

> 4 mS/cm, perlu diturunkan EC nya hingga batas aman (EC 2-3

mS/cm) dengan pencampuran BO dan Mikroba sebelum dan setelah

penambahan gypsum. Penurunan EC hanya meningkatkan koefisien

mineralisasi secara nyata (P < 0.05) pada tanah salin (1.6 kali).

Amendemen jerami, diikuti periode hujan, memudahkan kelarutan

pencucian garam tetapi tidak memodifikasi nyata kandungan Na.

Infiltrasi, agregat stabil dalam air, dan CO2 diperbaiki dengan

amendmen jerami, tetapi hanya di tanah salin (Badia, 2000).

Kecepatan dekomposisi bahan organik dipengaruhi oleh kondisi

salinitas dan aerob. Tingkat dekomposisi daerah tergenang lebih

lambat dibanding yang tidak tergenang, dan daerah terbuka lebih

cepat dibanding hutan bakau asli (Ashton, Hogarth, dan Ormond,

1999).

Biomassa yang telah terdekomposisi menurut Santoso (1999)

mempunyai fungsi sebagai a) soil conditioner yaitu memperbaiki

struktur media tumbuh tanaman, dan b) soil emeliorator

berfungsi mempertinggi kemampuan pertukaran kation (KPK) pada

media tumbuh tanaman. Selanjutnya Masono dan Sigit (2001)

7

mengemukakan kandungan kompos sampah didominasi oleh bahan

organik berkisar 18 –59%. Unsur-unsur lain seperti Nitrogen,

Fosfor, Kalium, Calsium, dan Magnesium kurang dari 2%. Untuk

meningkat kandungan unsur tersebut pada kompos sampah menurut

Sutanto (2002) dapat dengan menambahkan limbah organik yang

kaya Nitrogen, Kalium seperti pakan ikan, kotoran unggas, urin

sapi, urin domba dan lain-lain.

Teh kompos merupakan bahan organik cair, yang terbuat

dari bahan kompos yang telah diekstrak, sedangkan teh bahan

organik terbuat dari bahan organik segar yang diekstrak. Teh

kompos dan teh bahan organik dapat digunakan sebagai pupuk

cair organik, pestisida organik serta zat pengatur tumbuh bagi

tanaman (Sayre, 2004 dan Syekhfani, 2004).

Diver (2002) mengemukakan teh kompos dapat digunakan

untuk meningkatkan ketahanan tanaman dan sebagai inokulan yang

tersimpan atau mengikat mikroflora tanah. Disampinmg itu bisa

berfungsi sebagai biokontrol terhadap penyakit tanaman. Hasil

identifikasi ternyata mengandung bakteri (Bacillus), Yeast

(Sporobolomyces dan Cryptococcus) fungi, senyawa fenol dan asam

amino.

Suhardjono dan Moeljani (2007) dalam penelitiaanya

menginformasikan tentang kandungan nutrisi pada kompos sampah

dan sampah segar yang difermentasikan diperoleh kandungan

unsur sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Nutrisi cair biomassa segar dan kompos sampah yang telah mengalami fermentasi (Suhardjono dan Moeljani, 2007)

Kandungan Sumber Bahan Biomassa Segar Tea Kompos Tea

N (%) 0.13 0.1P (%) 0.045 0.035

8

K (%) 0.21 0.17C (%) 0.66 0.78Ca (%) 0.23 0.22Mg (%) 0.05 0.06BO 1.31 1.34C/N 6.9 7.8

EC mS/cm 4.32 4.12

Selanjutnya Augustien (2006) mengemukakan bahwa kandungan

unsur hara dalam teh kompos pada biomassa sangat rendah akan

tetapi termasuk komplek. Mineral lengkap menurut Parmata

(2004) merupakan ion-ion listrik yang setiap atomnya mampu

merangsang pertumbuhan tanamandan memacu metabolisme tanaman.

Suhardjono, dkk (2004) menginformasikan hasil

penelitiannya bahwa penanaman sayuran khususnya tanaman bayam

merah yang ditanam secara hidroponik dengan menggunakan metode

subtrat yang berasal dari kompos Sampah organik dengan

kepadatan populasi 40 tanaman/1.200 cm2 memberikan hasil yang

cukup memuaskan dengan berat basah 3,98 – 4,96 gram/tanaman.

Suhardjono dan Maruto (2005) mengemukakan sampah organik +

pupuk kandang yang digunakan sebagai media tanam pembibitan

pepaya menunjukkan pertumbuhan yang eksponesial lebih cepat

dibandingkan dengan menggunakan Sekam padi + pupuk kandang

atau tanah + pupuk kandang. Bakrie (1994) mengemukakan dalam

penelitiannya bahwa tanaman ketimun dan melon yang ditanam

dengan menggunakan kompos sampah organik dengan dosis 20

ton/ha memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding tanpa

menggunakan kompos sampah. Dengan memberikan kompos sampah

kota mencapai hasil tertinggi untuk tanaman ketimun sebesar

23,47 ton/ha dan melon sebesar 23,48 ton/ha

D. Roadmap Penelitian

9

HASIL/ CAPAIAN AKHIR

- Mendapatkan formulasi pupuk cair bermutudari kompos sampah organik UPN ”Veteran”Jatim

- Terwujudnya teknologi pemanfataan kompossampah organik untuk dijadikan sebagai bahanbaku dalam pembutan pupuk organik cairbermutu

- Diharapkan produk yang dihasilkan dapat

Gambar 1. Roadmap Penelitian Tahun Pertama dan Kedua

10

POKOK PERMASALAHAN

- Kompos sampah memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi produk turunan yang lebih baik dengan nilai jual yang lebih tinggi

- Pabrik pupuk mini UPN”Veteran” mengalami kesulitandalam memasarkan kompossampah, dengan membuatturunan dari kompos sampahdiharapkan menjadi peluang

PENELITIAN YG SUDAHDILAKUKAN TIM PENELITI

Penggunaan Sampah OrganikSebagai Media Tanam Hidroponik Organik Pada Tanaman Sayuran (2004)

Kajian Hasil Pembuatan Nutrisi Hidroponik SecaraBioteknik dari Bahan

TOPIK PENELITIAN

Pemanfaatan Kompos Sampah UPN “Veteran” Jawa Timur Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair yang

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN1. Membuat produk baru dari

pabrik pupuk mini UPN ”Veteran” Jatim

2. Produk baru yang berupa pupuk organik cair bermutu bahan bakunya berasal dari kompos

PENELITIAN ORANG LAIN

Interaksi KualitasCampuran Sisa Tanamandan PengaruhnyaTerhadap MineralisasiSisa Tanaman(Handayanto, 1996)

Peranan Teh Komposterhadap Pertumbuhandan Produksi TanamanCabe Merah (Capsicum

Inkubasi Tanah dapat mengetahui banyaknya nutrisi yang tersedia dan perkembangan mikroba ditanah

Cara pemberian pupuk cair pada tanaman tomat dapat mengetahui efisiensi dan efektifitas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman toleran skala rumah kaca

Dikenali formulasi pupuk cair organic yang terbaik

VARIABEL BEBASFormulasi pupuk cair

Pupuk anorganik (kontrol)

Cara pemberian (3 level)

Pegujian Tahun II

di Lapang

Dikenali perubahan kesuburan lahan (kimiawi dan biologi)

Cara pemberian pupuk cair pada tanaman tomat dapat mengetahui efisiensi dan efektifitas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman di lapang

Dikenali formulasi pupuk cair organic yang terbaik

Direkomendasikan pemanfaatan pupuk cair organic untuk subtitusi pupuk anorganik

Pegujian Tahun I

di Laboratorium dan Green house

VARIABEL TERGANTUNGTanah (inkubasi)Pertumbuhan awal tanaman (green house)

VARIABEL BEBASFormulasi pupuk cair

Pupuk anorganik (kontrol)

Perlakuan Formulasi

Identifikasi Hara

dan Mikroba

Kompos UPNV Jatim

Pupuk cair bermutu

VARIABEL TERGANTUNGTanah Pertumbuhan dan hasill tanaman di lahan tegalan

11

Gambar 2. Bagan alir penelitian yang akan dilakukan selama

dua tahun

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama 2

tahun yaitu Januari 2014 sampai Desember 2015. Penelitian

dilakukan di Laboratorium dan Green House serta lahan tegal

Fakultas Pertanian UPN ”Veteran” Jawa Timur.

B. Tahapan Kegiatan Penelitian

Pembuatan pupuk cair dari bahan baku biomassa segar (herbal

tea) mempunyai peluang dikembangkan dalam mengatasi masalah

sampah, hal ini dikarena prosesnya berlangsung secara cepat yaitu

berkisar 14 sampai 21 hari. Keluaran dari penelitian ini

diharapkan diperoleh formulasi pupuk cair yang efektif dalam

memperbaiki kondisi tanah, pertumbuhan dan hasil tanaman yang

sesuai dengan standar (penggunaan pupuk anorganik). Disamping itu

produk pupuk yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat disimpan

dalam waktu yang lama dan dikemas secara komersial, untuk

mencapai sasaran tersebut penelitian dilakukan selama 2 tahun.

TAHUN I : PENGUJIAN BERBAGAI FORMULASI PUPUK CAIR

Percobaan 1. Identifikasi Kandungan Hara dan Mikroba

Waktu : Januari – Desember 2014

Tempat : Laboratorium UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya

Tujuan : mendapatkan produk pupuk cair bermutu sesuai dengan

Peraturan Menteri Pertanian No.28/Permentan/OT.140/2/2009

12

Metode : Identifikasi

Pelaksanaan :

Formulasi yang akan diperlakukan dalam percobaan ini meliputi

5 taraf yaitu :

F1 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 l limbah cair ternak + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F2 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg limbah padat ternak + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F3 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 l limbah cair masakan rumah tangga + rempah-rempah +

500 ml asam cuka)

F4 = (40 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg buah-buahan busuk + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F5 = (40 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg kecambah + rempah-rempah + 500 ml asam cuka)

Proses fermentasi lakukan selama 14 hari setelah itu dilakukan

identifikasi kandungan unsur kimia dan biologi pada tiap-

tiap formulasi yang meliputi: C organik, NPK, dan total

mikroba .

Percobaan 2 : Uji Respon Tanah dan Tanaman Tomat denganMenggunakan Berbagai Formulasi Pupuk Cair

Waktu : Januari – Desember 2014

Tempat : Green House

Tujuan : 1. Menguji respon tanah akibat pemberian berbagai

formulasi pupuk cair setelah mengalami waktu

inkubasi.

13

2. Menguji respon pertumbuhan dan hasil tanaman

tomat akibat pemberian berbagai formulasi pupuk cair.

Metode : Analisis ragam dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan

Uji Tukey

Pelaksanaan :

Percobaan yang dilakukan pada tahap ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap. Dengan banyaknya perlakuan sebanyak 6

yaitu : 5 perlakuan berbagai formulasi pupuk cair dan 1 perlakuan

formulasi pupuk anorganik (kontrol) dan masing-masing perlakuan

diulang 3 kali. Percobaan yang dilakukan supaya sesuai dengan

tujuan penelitian pada tahap ini perlu dilakukan dua seri

percobaan yaitu:

Inkubasi tanah akbibat pemberian berbagai furmulasi pupuk

cair

Pertumbuhan dan hasil tanaman akbibat pemberian berbagai

furmulasi pupuk cair

Seri 1 adalah percobaan inkubasi tanah dilakukan dengan

menggunakan polybag yang berisi media tanah dan pasir yang

diberi berbagai formula pupuk cair dan pupuk anorganik.

Banyaknya polybag setiap perlakuan adalah 10 polybag. Setiap

kali pengamatan diambil satu polybag untuk setiap perlakuan.

Pengambilan sampel tanah sebagai bahan pengamatan dilakukan

pada minggu 0, 4, 8 dan 12. Pada pengambilan contoh

pengamatan tanah dilakukan analisis kadar mikroba tanah (jamur

dan bakteri).

Seri 2 adalah percobaan uji pertumbuhan dan hasil tanaman

menggunakan polybag yang berisi media tanah dan pasir yang

diberi berbagai formulasi pupuk cair dan pupuk anorganik dan

ditempatkan di green house. Banyaknya polybag setiap perlakuan

adalah 10 polybag. Adapun pelaksanaan pada seri 2 biji tomat

14

dikecambahkan pada media campuran tanah, pasir dengan perbandingan

1:1, kemudian dijaga pertumbuhannya bibit hingga siap

transplanting kurang lebih 2 minggu. Perkecambahan diletakkan di

tempat teduh. Bibit yang berumur 2 minggu dan sudah setinggi 15-

20 cm siap untuk ditransplanting. Tiap media tanam ditanam 2 bibit

tomat dan dijaga pertumbuhannya dan dilakukan pengajiran hingga

masa panen dengan perawatan pengairan secara manual, dengan

menjaga agar agregasi tanah tidak rusak. Variabel tergantung yang

diamati pada percobaan seri ini adalah tinggi tanaman, jumlah

bunga/tanaman, prosentase bunga jadi buah (fruit set), jumlah

buah/tanaman, berat buah/tanaman dan berat kering brangkasan.

Analisa Data hasil pengukuran tanah kandungan C-organik,

kemantapan agregat tanah setelah aplikasi pemberian berbagai

formulasi pupuk cair pada tanah Analisis of varians (ANOVA)

untuk mencari efek terbaik dari model perlakuan terhadap hasil.

Data hasil pengukuran NPK total pupuk terpilih dan NPK

tersedia tanah digunakan untuk mencari nilai kalibrasi

ketersediaan NPK tanaman. Nilai kalibrasi ini digunakan sebagai

acuan penambahan pupuk dasar untuk mencukupi kebutuhan NPK tomat.

Pola pertumbuhan tomat akan dikorelasikan terhadap tingkat

perubahan salinitas, dekomposisi pupuk organik, agregasi tanah dan

ketersediaan NPK sehingga dapat diketahui model formulasi pupuk

cair terbaik. Gabungan seri pertama dan seri kedua diharapkan

dapat dicari bentuk formula yang paling efektif untuk bertanam

sayuran secara organik.

TAHUN II : PENGUJIAN CARA PEMBERIAN PUPUK CAIR PADA TANAH DANTANAMAN

Waktu : Januari – Desember 2015

15

Tempat : Lahan Tegalan UPN ”Veteran” Jatim

Tujuan : 1. Menguji respon tanah akibat cara pemberian pupuk

cair.

2. Menguji respon pertumbuhan dan hasil l

tanaman tomat akibat cara pemberian pupuk cair.

Metode : Analisis ragam dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan

Uji Tukey

Pelaksanaan :

Percobaan dilakukan akhir musim hujan (September 2013). Seri

ke 2 menggunakan percobaan faktorial dimana faktor pertaman

adalah 5 (lima) macam formulasi pupuk cair dan faktor kedua

adalah cara pemberian pupuk yang disusun menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL). Formulasi yang akan diperlakukan dalam

percobaan ini meliputi 5 taraf yaitu :

F1 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 l limbah cair ternak + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F2 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg limbah padat ternak + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F3 = (50 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 l limbah cair masakan rumah tangga + rempah-rempah +

500 ml asam cuka)

F4 = (40 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg buah-buahan busuk + rempah-rempah + 500 ml asam

cuka)

F5 = (40 l air + 5 kg kompos + 0.5 l molasses + bioaktivator

+ 2 kg kecambah + rempah-rempah + 500 ml asam cuka)

Dan faktor kedua terdiri dari 3 level, yaitu pemberian dengan

cara:

16

C 1 = diberikan pada tanaman dengan cara disemprot

C 2 = diberikan pada tanah dengan cara disiramkan

C 3 = diberikan dengan cara disiram pada tanah dan

disemprot pada tanaman

Dari percobaan seri kedua ini diperoleh perlakuan

kombinasi sebanyak 9 perlakuan kombinasi. Untuk mengetahui

seberapa jauh efektifitas cara pemberian pupuk cair dilakukan

pengujian pembandingan dengan penanam tanaman menggunakan

pupuk anroganik (sesuai dengan kebiasaan petani).

Pada percobaan tahun kedua , dilaksanakan di lapang. Adapun

pelaksanaan tanaman tomat dilakukan pembibitan pada media campuran

tanah, pasir 1:1, kemudian dijaga pertumbuhannya bibit hingga siap

transplanting. Perkecambahan diletakkan di tempat teduh. Bibit

yang dipindahkan dengan kriteria tinggi 10-15 cm, jumlah daun 4-6

helai, sehat, kuat dan kokoh. Penanaman dilakukan dibedengan

dengan ukuran 1,2 m X 10 m. Jarak tanam yang dipakai 50 cm X 60

cm. Seminggu setelah tanam perlu dilakukan penyulaman bagi tanaman

yang mati. Pemeliharaan dilakukan secara rutin agar bibit yang

ditanam dapat tumbuh dengan baik. Pemupukan dilakukan sesuai

dengan perlakuan. Pemanenan dilakukan saat tanaman sudah

menghasilkan buah tomat yang berwarna kemerahan. Panen dilakukan

secara bertahap sampai sekitar 4-6 kali. Variabel tergantung yang

diamati pada percobaan seri ini adalah tinggi tanaman, jumlah

bunga/tanaman, prosentase bunga jadi buah (fruit set), jumlah

buah/tanaman, berat buah/tanaman dan berat kering brangkasan.

Disamping itu untuk mengetahui bagaimana pengaruh kesuburan secara

biologi padanah tanah perlu dilakukan pengamatan jumlah bakteri

dan jamur pada lahan setelah penanaman.

Rata-rata data yang di peroleh dianalisis keragamannya untuk

mengetahui efek formalasi pupuk cair dan cara pemberiannya

17

dengan kontras ortogonal untuk membandingkan faktor mana yang

paling dominan pengaruh-nya. Analisis statistik Regresi dan

korelasi di laksanakan untuk menguji keeratan beberapa variabel

akibat pemberian perlakuan yang berbeda dengan harapan akan

diketaui efektifitas formulasi dan cara pemberiannya pupuk cair.

Jadwal Pelaksanaan

Tahun/Tempat

Jenis Kegiatan Bulan ke-I I

IIII

IV V VI VII

VIII

IX X

I/2014 Lab. dan green house UPN VeteranJatim

Seri I PersiapanFormulasi dan fermentasiIdentifikasi kimia dan biologiSeri IIPersiapan Inkubasi tanahPengamatan dananalisisTransplantingPenanaman PemeliharaanPengamatan dananalisisSeminar&Pelaporan

II/2015Dilapang UPNVeteranJatim

Tahun ke duaPersiapan PembibitanTransplantingPenanamanPemeliharaanPengamatan dananalisisSeminar&Lapora

18

n

BAB IV. PEMBIAYAAN

JENIS PENGELUARANRINCIAN ANGGARAN YANG DIUSULKAN

(Rp)TAHUN I (2007) TAHUN II (2008)

1. Pelaksana (gaji dan upah)

3.744.000 3.744.000

2. Peralatan 2.600.000 575.0003. Bahan Habis Pakai 1.240.000 1.250.0004. Analisis 3.300.000 4.000.0004. Perjalanan 300.000 300.0005. Lain-lain: 1.125.000 2.622.000 Total Anggaran 12.509.000 12.491.000Total keseluruhan anggaran (tahun I dan II) 25.000.000

DAFTAR PUSTAKA

Augustien, N. 2006. Peranan Teh Kompos terhadap Pertumbuhandan Produksi Tanaman Cabe Merah (Capsicum annum, L).Disertasi Doktor, Universitas Airlangga.

Badia D. 2000. Straw Management Effects on Organik Matter

Mineralization and Salinity in Semiarid Agricultural Soils.Arid Soil Research and Rehabilitation

Bakrie, A.H. 1994. Pengaruh sampah Kota dan Pupuk NPKterhadap Tanaman Melon dan Ketimun.

Diver, S. 2002. Compost Tea for Plant Disease Control PestManagement Technical Note. ATTRA 7 p.

19

Hairiah, K. 1997. Dinamika C dalam Tanah. Diktat KuliahKesuburan Tanah

Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.

_______, 1999. Dapatkah Produksi Tanaman Berkelanjutan Dicapai Melalui Pendekatan Biologi. Makalah Seminar Nasional Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Nasional. Jember.

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa., M. Rusti Saul., S. Ghani, Go BangHong, A.M

. Lubis. M. Amin Dika dan H.M. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.

Handayanto, 1996 Interaksi Kualitas Campuran Sisa Tanaman danPengaruhnya

Terhadap Mineralisasi Sisa Tanaman. Agrivita 19 (2) : 43-50.

______. 2000. Peranan Polifenol dalam Mineralisasi N Pangkasan Pohon Leguminosa dan Serapan N oleh Tanaman Jagung. Agrivita 18 (1) :7-13. Fakultas Pertanian Universitas Braawijaya. Malang.

Karama, S. A., Marzuki, R. A., Manwan, I. 1994. PenggunaanPupuk Organik pada Tanaman Pangan. Balai PenelitianTanaman Pangan (BPTP), Pusat Penelitian dan PengembanganBagian Teknologi Pertanian.

Kawiji, Hartati, S., Suwarto dan Suryono. 1994. Kajian Penggunaan Bahan Organik (Moss, Ampas Tebu, Sekam Padi, Pupuk Kandang) dan Kedalaman Pengolahan Tanah pada Budidaya Tanaman Jahe di Tanah Latosol lahan Kering. Lemlit Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Marsono dan Sigit, P. 2001. Pupuk, Akar, Jenis, danAplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal.

Parnata, AS. 2004. Pupuk Cair Organik. Aplikasi danManfaatnya. Agromedia Pustaka. 111 hal

Rao, S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi II. UI-Press. Jakarta. 353 hal.

20

Santoso, H. B. 1999. Pupuk Kompos. Kanisius. Yogyakarta218 hal.

Sayre, L. 2004. Compost Tea Research Entres Its Second Year.The New Farm Research. 4 p

Scott, N. A., C.V. Cole, E.T. Elliot and S.A. Huffman. 1996.Soil Textural Control an Decomposition and Soil OrganicMatter Dynamic. Soil. Sci. Soc. Am. J. 60: 1102-1109.

Sutanto, R. 1997. Pertanian Organik. Kanisius. JakartaSoepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian IPB. Bogor.Sugito, Y., Y. Nuraini., E. Nihayati. 1995. Sistim Pertanian

Organik. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang.

Suhardjono, H., Maruto dan P. Rossyda. 2004. PenggunaanSampah Organik Sebagai Media Tanam Hidroponik OrganikPada Tanaman Sayuran. Penelitian Dosen Muda Dikti.

Suhardjono, H. dan I.R. Moeljani, 2007. Kajian HasilPembuatan Nutrisi Hidroponik Secara Bioteknik dari BahanSampah Organik. Penelitian Dosen Muda Dikti.

Suharjo, H., Soepartini, M dan U. Kurnia. 1996. BahanOrganik Tanah. Penelitian Tanah, Air dan Lahan, PusatPenelitian Tanah dan Agroklimat 3, 10-18.

Syarief, E.S. 1985. Kesuburan Pemupukan Tanah Pertanian.Pusaka Buana. Bandung. 182 hal.

Syekhfani, 2002. Peran Bahan Organik dalam Menunjang PertanianBerkelanjutan. Materi Pelatihan Pembibitan TanamanKentang. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya. Malang. 5 – 7 Maret 2003.

_______. 2004. Bahan Organik Tanah. Pelatihan PembangunanPertanian Berkelanjutan. Fakultas Pertanian UnibrawMalang. 50 hal.

LAMPIRAN

I. PERTIMBANGAN ALOKASI BIAYA

21

Alasan dan tujuan perkiaraan biaya diajukan dalam usulan

penelitian ini adalah untuk mendukung kegiatan penelitian yang

berjudul ”strategi pengembangan pemanfaatan pupuk cair dalam

menunjang pertanian organik” yang akan dilaksanakan dalam 2

tahun. Komponen biaya yang diajukan pada usulan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

PERKIRAAN PEMBIAYAAN TAHUN I

1. Honorarium PenelitiJabatanpeneliti

Jumlah

orang

Minggu/

bulan

Bulankerja

Jamminggu

Tarif/ jam

Jumlah(Rp)

Ketua Anggota

13

44

1212

108

30002000

1.440.0002.304.000

Total 3.744.000,-

2. Peralatan :

No Jenis Barang jumlah

Harga per

satuan

(Rp)

Jumlah total

(Rp)

1. Sewa green house dan laboratorium: UPN

4 bulan @250.000 1.000.000,-

2. Sewa alat di laboratorium: UPN

4 bulan @200.000 800.000

3. Beli tong plastik 5 buah @200.000,-

1.000.000,-

Total 2.800.000,-

3. Analisis

No Jenis Analisa Jumlah HargaPersatuan

JumlahTotal

1. Analisa NPK 20 80.000 1.600.000

22

2. Analsia C organik 20 35.000 700.0003. Analisa Kerapatan

Mikroba4 250.000 1.000.000

Total 3.300.000,-

4. Bahan Habis PakaiNO NAMA BAHAN JUMLAH

SATUANHARGA SATUAN

JUMLAH

1.2.3.4.5.6.7.

Kertas HVS FolioKertas HVS KuartoSpidol FotocopyBenih tomat Tanah tamanPolybag 20 kg

2 rim 2 rim 4 buah500 lembar4 pak1 truk10 kg

50.00060.00010.000

1002000055000025000

150.000120.00040.00050.00080.000550.000250.000

J u m l a h t o t a l 1240.000

5. Perjalanan

NO KEGIATAN VOLUME SATUAN(RP)

JUMLAHBIAYA (RP)

1. Sewa kendaraan beli bahan baku

1 kali 1 hari 300.000 300.000,-

Jumlah 300.000,-

6. Lain-lain :

NO KEGIATAN JUMLAH BIAYA(RP)

12

Penyusunan / penggandaan laporanPublikasi

700.000 425.000

J u m l a h 1.125.000

Jumlah Keseluruhan Anggaran Tahun Pertama : Rp. 12.509.000,-

II. DUKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENELITIAN

Tidak ada.

23

III. SARANA

3.1. Lahan Percobaan

Lahan percobaan UPN “Veteran” Jatim dan dapat menampung 100%

kegiatan percobaan.

3.2. Laboratorium

Laboratorium pengujian kandungan kerapan mikroba dan NPK dalam

tanah tersedia di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur

yang mampu menganalisis semua sampel yang akan digunakan.

3.3. Peralatan Utama

Peralatan utama yang digunakan adalah laminar air flow,

authoklave, mikroskop untuk analisis kerapatan mikroba,

sedangkan untuk analisis kandungan hara tanah digunakan

timbangan dan oven untuk menimbang dan mengeringkan tanaman.

Labu kjedahl dan alat-alat untuk analisa nutrisi serta ruang

asam, spektrofotometer dan sentrifuse untuk analisis NPK.

I.1.Keterangan Tambahan

Seluruh kegiatan penelitian formulasi pupuk cair dilakukan

di laboratorium sampah terpadu, dan uji pada tanaman green

house milik UPN “Veteran” Jatim dengan kapasitas yang cukup

memadai dan lengkap. Analisis kerapatan mikroba laboratorium

dan unsur hara NPK dilakukan di laboratorium Fakultas

Pertanian.

24

IV. BIODATA PENELITI

4.1. Peneliti Utama :

1. Nama lengkap dangelar

: Djarwatiningsih PS, Ir., MP

2. Tempat/TanggalLahir

: Surabaya, 29 April 1962

3. NIP : 1962042919900320014. JabatanFungsional

: Lektor Kepala / IV b

5. JabatanStruktural

: Dosen

6. Alamat Rumah : Jl. Medokan Ayu Blok III No. 16Surabaya

Email : [email protected]

25

Telepon : 031-8711750 / 031-604182817. Institusi : UPN “Veteran” Jatim 8. Alamat Kantor :

Jl. Raya Rungkut madya GunungAnyar Surabaya 60294 / Telp. 031-8706369Fax. 031-873653

9. RiwayatPendidikan

No TempatPendidikan

Kota/Negara

TahunLulus

BidangStudi

1. UPN “Veteran”Jatim

Surabaya /Indonesia 1988 Agronomi

2. UniversitasJember

Jember /Indonesia 2006 Ilmu

Tanaman

10. Pengalaman Penelitian dan Hasil Karya Ilmiah yangDipublikasikan, antara lain :

a. Pengaturan Pemupukan dan Sistim Panen pada TanamanKangkung (2006) Sumber Dana : Dikti

b. Dampak Penggunaan Bibit pada pertumbuhan awal TaramanTebu (2006) Sumber Dana UPN –Jatim

c. Optimasi Paitan (Thinonia Diversifolia ) Sebagai SumberBahan Organik Pada Budidaya Kentang (2007). Sumber Dana:Dikti

d. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk NPK pada Lahan SawahIrigasi (2007) Sumber Dana: UPN – Jatim

e. Teknologi Bertanam Jamur Tiram Dataran Rendah UntukMeningkatkan Gizi dan Kesejahteraan Masyarakat (2008)Program Penerapan IPTEK Sumber Dana Dikti Kajian PenggunaanBahan Organik pada Padi Sawah (2008) Sumber dana :UPN – Jatim

Surabaya,4 Februari 2014

Ir. Djarwatiningsih PS, MP NIP.

196204291990032001

26

4.2. Anggota Peneliti I:

a. Nama dan gelar : Ir. Guniarti, MMAb. Tempat / tanggal lahir : Pekalongan / 16 Juli1958c. Jenis Kelamin : Perempuand. Pangkat/Golongan/Nip. : Pembina / IV a / 19580716199003 2001e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepalaf. Bidang Keahlian : Manajemen Agribisnisg. Alamat Kantor : Jl. Raya Rungkut Madya Gunung

Anyar Suarabaya h. Alamat Rumah : Delta Sari Indah BA-7

Sidoarjo. e-mail : [email protected]

Telp. 08155298057 dan 031-8538207

Pendidikan Universitas/Institut

dan lokasiGelar Tahun

selesaiBidang Studi

UPN “Veteran” Jatim Ir. 1985 AgronomiUPN “Veteran” Jatim MMA 2000 Manajemen

Agribisnis

Pengalaman PenelitianNo Judul Tahun1. Perencanaan Pengaturan Tanaman Dalam

Antisipasi Produksi dan Fluktuasi HargaBawang Merah

2008

2. Analisis Senjang Produktifitas SebagaiPeluang Peningkatan Produksi Bawang Merahdi Jawa Timur

2007

3. Analisis Pemasaran Cabai Rawit di DesaJatirowo Kecamatan Dawublandong, KabupatenMojokerto

2006

4. Analisis Usahatani Lada di Desa Gembur,Kecamatan Kebon Agung, Kabupaten Pacitan

2005

5. Dampak Teknologi Terhadap KesejahteraanEkonomi Petani Tebu di Jawa Timur

2004

6. Analisis Usahatani Tebu Bongkar Ratoon di 2003

27

PG. Gempolokerep, Kecamatan GedegKabupaten Mojokerto

Pengalaman pengabdian No Judul Tahun1. Usahatani Jamur Putih Di Kabupaten Pacitan 20072. Usahatani Jamur Tiram Coklat di Kabupaten

Jombang 2006

3. Usahatani Jamur Tiram Putih di KabupatenKediri

2005

Surabaya,4

Februari 2014

Ir. Guniarti,MMA

Nip.

19580716 199003 2001

28