lampiran a

27
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of lampiran a

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

118

LAMPIRAN A

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

119

MATRIKS PERENCANAAN KARYA

Bulan Apr-19

Hari MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

Tanggal

14 15 16 17 18 19 20

Persiapan Persiapan

Rapat Pra-

Produksi

bersama

Videogra-

pher

Rapat

Pra-

Produksi

bersama

animator

Persiapan Jumat

Agung

Rapat

Pra-

Produksi

bersama

Videogra-

pher

21 22 23 24 25 26 27

Persiapan

Konfirmasi

Narasum-

ber

Konfirmasi

Narasum-

ber

Persiapan Persiapan

Pembe-

rangkatan

+ Recce

Produksi

=

SUKUN

28 29 30 1 2 3 4

Produksi

= SUKUN

Produksi =

Museum

Kretek +

Pembe-

rangkatan

ke Yogya-

karta

Produksi =

Wawan-

cara

Djaduk

Feryanto

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

120

DOKUMENTASI PEMBUATAN KARYA

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

121

REALISASI ANGGARAN

No Item Unit Harga -/+ Jumlah Unit Jumlah

A. Kru dan Perlengkapan

1

Sony a6300 E-Mount Camera with APS-C Sensor Kit

1 Unit Rp16,374,000 1 Rp16,374,000

2 Canon EOS 70D Kit 1 Unit Rp11,750,000 1 Rp11,750,000

3 Trakstar Videomic GO - Microphone

1 Unit Rp250,000 1 Rp250,000

4 Yung Nuo 50mm Lens 1 Unit Rp750,000 1 Rp750,000

5 Zoom H1 Recorder 1 Unit Rp1,500,000 1 Rp1,500,000

6 Action Cam 1 Unit Rp700,000 1 Rp700,000 7 Steady Cam 1 Unit Rp800,000 1 Rp800,000 8 Tripod 1 Unit Rp250,000 1 Rp250,000 Total Rp32,374,000 Rp32,374,000

B. Logistik

1 Tiket Pesawat Jakarta-Semarang

2 Tiket Rp1,160,200 Rp2,320,400 2

Tiket Rp2,240,400 x 2 = Rp4,480,800

2 Akomodasi Kudus

5 Mala

m Rp500,000 Rp2,500,000 10

hari

3

Rental Mobil Kudus + Driver 3 Hari Rp400,000 Rp1,200,000 3

Hari

Rp650,000 + Rp500,000 + Rp

450,000 = Rp1,600,000

Total Rp6,020,400 Rp6,080,000 C. Pasca-Produksi

1 Jasa Animator Rp2,700,000 Rp3,200,000

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

122

2 Penyunting Film Rp1,500,000 Rp2,000,000

3 Narrator/ Voice-Over Rp1,500,000

Total Rp5,700,000 Rp5,200,000 D. Lain-lain

1 Sewa Lokasi Screening Film

Rp1,500,000

2

Peralatan dan Perlengkapan Acara Screening

Rp2,000,000

3 Konsumsi (Produksi) 5 hari Rp150,000 Rp750,000 10

hari

Rp100,000 x 10 =

Rp1,000,000 Total Rp4,250,000 Rp1,000,000

Grand Total

Rp48,344,400 Rp44,654,000

Misc. Rp4,834,440 Rp 4,465,400

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

123

LAMPIRAN B

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

Scanned by CamScannerProses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

125

PETA KUDUS

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

126

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

127

TRANSKRIP WAWANCARA

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

128

DEKA HENDRATMANTO

F Pertama itu soal eh… kretek secara umum. Lalu nanti yang bagian kedua itu udah

lebih spesifik ke klobot.

D Okay.

F Jadi yang bagian pertama itu, nomer satu itu ada sejarah singkat Sukun. Lalu yang

kedua itu eh… apakah Sukun juga ikut untuk melestarikan budaya kretek?

D Hmm…

F Terus yang terakhir itu di bagian pertama, bagaimana Sukun mempertahankan tradisi

budaya kretek tersebut. Terus bagian yang klobot, bagian klobot itu apa yang

membuat klobot spesial?

D Hmm…

F Lalu yang kelima itu mengapa Sukun masih memproduksi klobot? Dan yang terakhir

apakah Sukun mencoba untuk mengenalkan klobot kepada masyarakat?

D Sudah?

F Sudah.

D Langsung ngomong?

F Langsung, wawancaranya udah on.

D Oh itu udah on?

F Udah.

D Okay. Eh… jadi Sukun itu pertama produksi itu tahun empat tujuh 1947 waktu itu

produk pertamanya adalah eh… klobot ya. Rokok klobot mereknya siyem. Tapi

kemudian mulai tahun lima puluh menggunakan merek Sukun. Dalam perjalanannya

eh… mengikuti pasar saat itu ya jadi eh… rokok Sukun ini, merek Sukun ini ternyata

laku ya. Kemudian dari sana mengikuti perkembangan jaman ada teknologi papir.

Maka mulailah Sukun menambah gelemir produksinya dengan mengeluarkan produk

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

129

eh… sigaret kretek tangan ya atau orang-orang biasa menyebutnya kretek, rokok

kretek. Nah itu eh… menjadi apa namanya, menjadi lebih ramai lagi lebih pasarnya

lebih lebar lagi. Sampai kemudian muncul lagi teknologi filter, menghadap teknologi

filter dari rokok itu sehingga menjadi rokok kretek filter ya. Atau kalau di

penggolongan eh… rokok itu adalah sigaret kretek mesin karena rokok jenis ini

menggunakan mesin produksinya. Eh… kapasitasnya jauh lebih eh.. banyak daripada

SKT, karena dia SKT itu harus pakai tangan. Bener-bener tangan, jadi dia mulai dari

prosesnya dilinting kemudian dipotong kemudian di apa… dirapi-rapiin itu juga,

dimasukkin itu semua tangan. Sementara kalau SKM ini mulai dari awal sampai

packaging nya mesin. Makanya dia kretek mesin.

Nah eh… Sukun sendiri eh… hanya mengeluarkan tiga jenis eh… produk. Pertama

klobot yang masih dipertahankan sampai sekarang, kemudian eh… sigaret kretek

tangan dan yang ketiga adalah sigaret kretek mesin. Itu semuanya masih jalan,

semuanya masih eh… produksi. Eh… untuk tantangannya ke depan memang ini

adalah tantangan eh… tren ya. Jadi klobot dari masa ke masa semakin mengecil,

pasarnya semakin mengecil. Maka dia digantikan oleh eh… papir kan gitu. Nah

tantangannya ke depan memang klobot ini, saat ini pun produksinya hanya sekitar

5000 pesanannya perhari. 5000 perhari. Eh… jadi dulu sempat dikerjakan oleh

banyak orang, sekarang hanya oleh sekitar 30 sampai 50 orang aja. Dan itupun hanya

kira-kira 1 jam aja ya. Jadi, 1 jam aja sudah selesai eh… itu pasarnya semakin

menipis karena memang pasarnya. Itu sebabnya dari Sukun eh… kepingin produk

klobot ini tetap dijaga karena dia keunikan di Indonesia ini ada dua produk atau

pabrik rokok yang mengeluarkan klobot, Sukun adalah salah satunya eh… yang

masih menggunakan daun jagung sebagai eh… bungkus rokoknya. Itu sebabnya

kami tertarik untuk membuat eh… klobot ini sebagai produk heritage. Jadi dengan

membuatnya sebagai produk yang eksklusif dengan kemasan yang nanti akan

eksklusif yang akan hanya di eh… apa namanya di… placement di tempat-tempat

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

130

yang juga eksklusif sehingga harapannya untuk mengingatkannya kembali tentang

sejarah rokok di Indonesia khususnya. Dan juga nanti kita akan coba bawa itu ke

luar, ke mancanegara. Eh… bukan untuk dipasarkan tapi untuk dikenalkan kembali

sebagai bagian dari eh… sejarah rokok kretek Indonesia. Eh… kita nanti akan coba

bawa ke International Expo di Jerman nanti eh… September. … itu kalau nggak

salah nama eventnya. Kita akan bawa kesana. Kita akan kenalkan klobot itu seperti

apa, sigaret kretek tangan itu seperti apa, termasuk yang regenerasi terakhir yang

SKM ini ya, itu seperti apa. Klobot eh… memiliki tempat khusus di Sukun ini dan

itu juga eh… salah satu wasiat dari pendiri eh… perusahaan. Sehingga itu akan terus

dipertahankan meskipun pasar tidak, tidak merespon dengan baik ya. Tidak

merespon dengan baik kehadiran rokok ini. Eh… tapi itu akan dipertahanakan

sebagai bagian dari eh… heritage rokok kretek di Indonesia. Eh… apa lagi, yang

belum?

F Eh… apakah eh Sukun mencoba untuk menarik ke apa, memperkenalkan ke…

kalangan bule di Indonesia. Kan kalau tadi kan ke Frankfrut mau memperkenalkan

ke orang luar. Kalau di Indonesia sendiri?

D Iya. Memang tren perokok sekarang ini mereka terutama dikalangan kelompok

tertentu itu kembali lagi menyukai rokok-rokok yang flavor ya. Jadi bukan lagi

rokok-rokok yang halus atau gimana. Mereka lebih-lebih tertarik untuk rokok-rokok

yang flavor. Eh… eh… bukan lagi yang jenis mild. Nah ini, ini sebenarnya memang

ada, ada opportunity disana. Tetapi memang sekali lagi karena sudah bukan masanya

jadi rokok klobot ini akan, akan coba di… di… apa namanya terjun ke … lagi. Eh…

sehingga kalangan muda ini setidaknya tau bahwa di Kudus, di Indonesia masih ada

perusahaan rokok yang masih memproduksi rokok klobot. Karena banyak sekali

temen-temen yang emang nggak tau kalau rokok klobot itu masih ada. Ya, karena

memang mereka tidak pernah lihat itu di warung, mereka tidak pernah itu di... di…

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

131

pamflet dan seterusnya. Eh, tapi ini masih ada hanya memang mengecil aja. Dia kecil

aja. Terus?

F Sama… biasanya kalau klobot itu yang kemaren om Manto ceritain itu yang eh…

Sukun Orange itu gimana om?

D Hmm… Okay. Jadi produknya Sukun itu memang ada beberapa yang khas ya. Yang

khas ini salah satunya klobot tadi dan kemudian yang kedua ada rokok-rokok merek

tertentu yang eh… apa… segmented sekali. Ya, segmented sekali dalam artian user

nya eh… hanya itu-itu aja. Sehingga secara omset naik dan turunnya dia ya tidak

terlalu banyak. Salah satunya adalah Sukun Orange yang hanya ada ditemui di Bali.

Ya, hanya ada ditemui di Bali. Kira-kira 300 bal sebulan. Kira-kira 300 bal sebulan

dan itu untuk oleh masyarakat Bali memang lebih banyak dipergunakan untuk eh…

pelengkap tradisi ibadah mereka di kuil. Sehingga rokok itu menjadi unik disana. Dia

hanya ada di kuil, Tidak memang tidak ada ditoko-toko. Dia hanya di kuil ya.

Dipergunakan sebagai pelengkap tradisi agama warga sana. Gitu ya mungkin dia

khas itu. Ya, oke cukup?

F Cukup om.

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

132

RINA NOOR

R Yakin nih nggak ada kursi?

F Gak papa

R Aku gini gak papa? Aku terlalu…

F Mungkin sekarang liatnya kesini aja?

R Gitu ya, gitu ya. Berarti kamu di belakangnya. Gak papa sini aja. Iya, Oh iya. Okeoke

hehehe. Takutnya capek gitu loh kasian.

F Effort, effort, effort.

R Oh iya, oke oke oke.

F Action. Ada berapa koleksi kretek yang dimiliki oleh museum?

R Kalau museum kretek dari kita itu punya kurang lebih seribu koleksi. Itu udah dimulai

dari koleksi peninggalan-peninggalannya pak Nitisemito. Selain itu juga ada koleksi

dari alat-alat tradisional pembuatan rokok kretek. Juga tentang bahan-bahannnya

jaman dulu dan juga ada eh dokumentasi-dokumentasi. Selain itu ada macam-macam

produk rokok dari klobot, terus SKT itu sigaret kretek tangan, terus yang terakhir

adalah SKM itu adalah sigaret kretek mesin gitu.

F Eh… Bagaimana dengan sejarah klobot sendiri yang beririsan dengan kota ini?

R Oh iya. Jadi eh… tentang klobot itu sendiri ada hubungannya tentang kota Kudus ya.

Kudus disebut sebagai kota kretek. Jadi kenapa Kudus yang disebut kota kretek? Jadi

awalnya, gini ada sejarah seorang kakek itu warga asli kudus namanya kakek Jamhari.

Nah, beliau saat itu jaman penjajahan Belanda ya. Beliau itu menderita sakit sesak

dada itu sudah sakit menahun nggak kunjung sembuh, terus akhirnya beliau berfikir

eh… bagaimana kalau ini diobati dengan minyak cengkeh. Karena jaman dulu emang

minyak cengkeh itu sudah terkenal khasiatnya sebagai pereda sakit. Saat beliau

mengoles, beliau merasa lebih enakan dan beliau berfikir ini dioles aja sudah enakan

bagaimana kalau dikonsumsi secara langsung? Beliau akhirnya mengkonsumsi,

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

133

mengunyah cengkeh itu tapi ternyata beliau tidak eh… tidak cocok dengan rasa

cengkeh karena cengkeh kan pedes, pait juga. Terus akhirnya beliau berfikir lagi

bagaimana biar cengkeh ini bisa masuk kedalam tubuh tanpa dikunyah. Akhirnya

beliau itu bereksperimen, jadi membuat rokok dari eh… tembakau dengan bahan

utamanya. Tapi untuk tembakaunya lebih sedikit dan cengkeh sebagai mayoritas

bahan utamanya. Setelah itu beliau melinting eh… cengkeh tersebut dengan

menggunakan klobot, itu adalah kulit jagung yang dikeringin. Nah, saat beliau

membakar eh… rokok eh… klobot ya yang terbuat dari dalemnya cengkeh itu,

keluarlah bunyi. Dan bunyinya itu adalah kretek-kretek. Nah itulah awal mula disebut

sebagai rokok kretek.

F Jadi dari …

R Iya betul. Eh… klobot bisa disebut sebagai identitas bangsa ya menurut saya. Karena

klobot adalah sesuatu yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Khususnya

masyarakat Kudus yang tadi berhubungan dengan kakek Jamhari ya, itu.

F Bagaimana cara kita untuk ikut melestarikan budaya klobot?

R Kalau tentang budaya klobot eh… jadi kita sebagai pihak museum banyak pertanyaan

dari para pengunjung gitu kan? Banyak yang tanya “ini klobot masih berproduksi

sampai sekarang atau tidak?” gitu. Karena minat pengunjung terhadap klobot masih

tinggi. Jadi mungkin ini bisa buat masukkan unuk masyarakat khususnya pabrik rokok

untuk tetap melestarikan klobot itu sendiri.

F Oh… Terima kasih.

R Iya sama-sama.

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

134

SUPRIEH

S Ya, klobot itu spesial karena unuk konsumennya itu khusus yang mereka ini bekerja di

tempat air. Utamanya nelayan dan petani. Untuk klobot itu, rokok klobot itu justru

pasarannya itu di a… apa itu wilayah pantura. Utamanya daerah Jawa Timur.

F Terus bagaimana klobot ini diproduksi?

S Maksudnya?

F Eh… gimana proses klobot itu diproduksi? apa aja langkah-langkahnya dalam

memproduksi?

S Oke. Kita tetep mempertahankan, mempertahankan produk klobot ini karena rokok

Sukun dulu itu pertama kali berdirinya perusahaan ini dari rokok klobot, klobot dulu.

Kalau istilah orang Jawa itu di nguri-uri, cikal bakal rokok Sukun itu dari rokok klobot.

Sebelum ada rokok sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin.

F Terus eh… berarti sejak awal Sukun berdiri itu emang klobot ya awalnya?

S Ya, jadi cikal bakal perusahaan Sukun ini dulu itu pertama kali memproduksi rokok itu

memang klobot yang pada saat itu memang masih dalam posisi apa ya… Penjajahan.

Setelah, setelah merdeka baru kita berdiri perusahaan, masih jarang hampir tidak ada

rokok yang pake kertas kecuali rokok yang dari luar. Rokok putih.

F Terus eh… siapa saja dulu yang memproduksi rokok klobot tersebut. Apakah sekitar

sini saja?

S Oke. Yang karyawan itu memang sekitaran sini. Jadi kalau boleh kita sampaikan untuk

spek umur karena ini karyawan sudah berusia lanjut semua, dari dulu memang seperti

itu. Jadi untuk regenerasinya tuh agak susah. Mereka bekerja ini begitu masuk tidak

langsung ngelinting atau bikin rokok klobot itu tidak. Dia belajar pertama motong,

motong tembakaunya, rokoknya sesuai spek. Setelah itu dia belajar sedikit demi sedikit.

Nah pendahulunya itu sudah berusia lanjut. Minimalnya 60 minimalnya, minimalnya.

F Biasanya itu lintas generasi ya pak?

S Iya. Untuk regenerasi…

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

135

F Turun temurun

S Turun temurun. Tadi saya katakan kalau dia kepengen bisa ngelinting, berarti harus

belajar bathil dulu.

F Berarti emang lintas generasi ya pak?

S Iya lintas, lintas generasi. Jadi kenapa di perusahaan rokok Sukun ini masih

mempertahankan jenis rokok klobot. Pertama istilah kalo orang Jawa itu Nguri-uri.

Masih tetep dipertahankan sampek berapa pun omset produksi. Karena apa? masih ada

konsumen yang membutuhkan sekalipun tidak seberapa.

F Eh… apakah umur-umur tersebut ada penggantinya?

S Kalo pengganti tetap kita mengupayakan untuk regenerasi yang tadi karyawannya itu

bathil atau motong tembakaunya tadi itu kita kasih pembelajaran untuk agar dia bisa

ngelinting.

F Berarti emang ada pelatihannya ya pak?

S Yap. Ada semacam pelatihan. Nah itu pelatihan tidak difokuskan harus belajar terus itu

ndak. Tetapi secara sistematis, setiap hari dia belajar. Sekalipun bikin cuman 2, 5, 10

nanti lama kelamaan dia bisa. Kalau sudah bisa kita lepas.

F Jadi berarti ada pergantian shift gitu ya pak?

S Tidak kalo…

F Yang gunting sama yang nanti ngelinting terus nanti tukeran gitu?

S Enggak

F Oh nggak gitu?

S Dia kemauan, kemauan dari yang mbathil sendiri. Dia tidak mungkin cuma motong

terus. Dia juga kepengen mbikin. Seperti itu.

F Terus kita berlanjut ke Sukun Orange pak.

S Iya

F Eh… mengapa Sukun memproduksi Sukun Orange?

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

136

S Nah, kalo kenapa Sukun kok membikin atau memproduksi rokok orange? Jadi masing-

masing jenis rokok itu rasanya tuh memang beda. Sesuai dengan jenisnya. Seperti

orange dulu, kita tuh ada beberapa jenis rokok orange yang disitu untuk Ujung

Pandang, untuk Medan. Nah, sekarang Ujung Pandang, Medan itu sudah tidak ada. Kita

alihkan khusus untuk daerah Bali, Pulau Bali. Cuma itu. Jadi, kenapa kok Sukun

memproduksi rokok orange? Ya, kita menentukan rasa di daerah mana yang cocok

unuk dipasarkan gitu.

F Eh… lalu target pasar klobot itu yang bapak ketahui?

S Kalo target pasaran rokok klobot itu khususnya tadi saya sampaikan di daerah pantura.

Khususnya Jawa Timur. Babat, Tuban. Konsumennya kebanyakan mayoritas nelayan.

F Pak, saya boleh tanya satu lagi?

S Boleh

F Oke, saya denger-denger eh… untuk rokok Sukun Orange itu katanya biasanya di Bali

untuk sesajen katanya.

S Kalo masalah untuk sesajen yang saya tau persis dulu, waktu kita juga pernah ke Bali.

Ada rokok Sukun yang orange tadi juga ada rokok klobot tadi. Dan dibikin untuk

sesajen, sesaji itu berarti menurut keyakinan orang sana. Semestinya itu untuk

dikonsumsi. Ya kan? Tetapi keyakinan sana, seperti kalo orang Jawa itu pake Dupa

atau apa… Kalo orang Hindu atau apa itu pake apa… Seperti itu.

F Terima kasih ya pak.

S Oke.

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

137

Note:

Interviewer: I

Narasumber: N

Bu Aryono

I: Kira-kira kalau begini usia yang biasa beli berapa kira-kira?

N: Yang beli? Orang tua biasanya

I: Biasanya udah berapa orang?

N: Tertentu ya, cuma 2 orang yang beli yang lainnya jarang ya

I: Biasanya harganya berapa?

N: Itu tadi 50.000, 45.000

Bu Tjundrawati

I: Kalau klobot pembelinya masih ada?

N: Masih satu orang

I: Dari kapan tuh kirakira?

N: Ngambilnya? Hari sabtu, nanti satu sampai satu bulan lebih orangnya kadang-kadang

rokoknya dia kenceng habisnya cepat

I: Jadi sekarang tinggal 1 orang aja?

N: Iya

I: Harga klobot itu 1 slotnya berapa?

N: 45.500 disini 20

I: 20 bungkus?

N: 20 bungkus ya

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

138

Nelayan

I: Suka klobot pak?

N: Suka

I: Kenapa pak suka klobot?

N: Ya karena kalau abis lama. Jadi kalau kena air gak mudah basah jadi yaudah kena air

gak cepet abis enak

I: Dari kapan tuh pak?

N: Dari tahun 60an klobot ini udah klobot ini. kalau dulu kan modelnya ada anggur ada

klobot. Coba pakai ini pakai klobot ini kulit jagung ini

I: Kalau dame?

N: Dame juga ada dulu tapi sekarang udah gak ada, yang ada tuh masih ya itu gudang

garam masih ada, kulit jagungnya masih ada

Ko herbert

N: Segmen gudang garam klobot atau yang sukun klobot atau yang berbagai klobot itu

segmennya kebanyakan orang tua hampir kalau mayoritas orang tua, yang sudah lanjut usia

mereka akan cenderung larinya ke klobot. Cuma ada beberapa yang segmentasinya tidak

orang tua pilihannya ke filter. Jadi untuk omsetnya karena semakin lama orang lanjut usia

semakin tidak ada jadi otomatis akan semakin terus berkurang mungkin akan tergantikan

rokok-rokok yang lain. Untuk omsetnya kira-kira kalau klobet hampir ya 1 minggu total

dari klobot sekitar 10 slot aja makasih

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

139

ALI IMRAN

A: GIMANA TADI MAS UMURNYA?

- Sing.. khususe sing klobot Sukun nek masalah umur tuh pemakai e tuh diatas 50 lah.

+ Khususnya yang klobot Sukun kalau masalah umur itu penggunanya biasanya di atas 50

lah

- Nek untuk Gudang Garam itu ada sing lebih muda, kira-kira ya usia 40 ke atas ada yang

make.

+ Kalau untuk Gudang Garam itu ada yang lebih muda, kira-kira ya usia 40 ke atas ada

yang makai

- Nek Sukun, khusus e tu memang anu.. dari kalangan sing sudah sepuh-sepuh

+ Kalau Sukun, Khususnya itu memang dari kalangan yang sudah lansia

B: KALAU HARGANYA BERAPA MAS BIASANYA?

- Sing apa itu? sing untuk Sukun Rp.2.500, sing untuk Gudang Garam Rp.5.500 pengecer.

+ Yang apa itu? Kalau untuk yang Sukun Rp.2.500, kalau untuk yang Gudang Garam

Rp.5.500 pengecer.

- Nek.. nek bakulan ya lain, bakulane Rp.46.000 sing Sukun, terus sing Gudang Garam

Rp.100.. endi yaa.. Rp.100.000-an lebih om pokok e, sik.. klobot.. Rp.103.000.

+ Kalau.. kalau jualan ya lain, jualan Rp.46.000 untuk yang Sukun, terus kalau yang

Gudang Garam 100.. mana ya.. 100 lebih om pokoknya, bentar.. Klobot.. Rp.103.000

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

140

C: MASIH BANYAK MAS YANG BELI?

- Yaaa.. kira-kira tu aku satu pekan e itu habise ya 10 press sing untuk Sukun, nek sing

untuk Gudang Garam paling 5 press malah, karena Gudang Garam agak merata mungkin

+ Yaa kira-kira itu aku sepekannya bisa habis 10 press untuk yang Sukun, kalau untuk yang

Gudang Garam paling 5 press malah, Karena Gudang Garam agak merata mungkin

Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

Scanned by CamScannerProses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

Scanned by CamScannerProses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019

FADHIL DJAJASASMITAAspiring Journalist//

ABOUT MEI am a student of journalism, now

pursuing my degree on that very

subject, an amateur writer, and a

passionate photojournalist, currently

living in South Jakarta, Indonesia.

My interests range from politics to

literature and movies.

REACH ME

[email protected]

Fadhil Djajasasmita

@fadhildjaja

@f.djaja

fdjaja.com

+6281806224354

WORK EXPERIENCE

NOV 2017-APR 2018 COMMPRESS UMNDocumentationCommpress UMN is an annual journal-ism students’ event in Multimedia Nu-santara University. On this event, i was assigned as a photographer

THE JAKARTA POSTScriptwriter/Technical SupportI wrote scripts for “The Jakarta Post Daily Post”, a web-based video pro-gramme in The Jakarta Post Online.

MAR 2017-SEP 2017

AUG 2018-SEP 2018

UMN TVProducer of ‘Literasi’I produced a 13-minute variety pro-gramme named “Literasi” which dis-cusses mainly music, movies, literature, and arts for two seasons (A Semester).

VOLUNTEER EXPERIENCESEP 2016 - SEP 2016 GLOBAL FORUM FOR MEDIA

DEVELOPMENT (GFMD)DocumentationI was assigned as a cameraman to cover three lectures by foreign journalists, cut it and edited them into three different lecture videos.

EDUCATIONAUG 2015 - UNIVERSITAS MULTIMEDIA

NUSANTARA (UMN)Communication-JournalismI am currently studying communication - journalism studies in UMN for my under-graduate degree.

PROFESSIONAL SKILLS

Photoshop

InDesign

Premiere Pro

Lightroom

Word

Excel

PERSONAL SKILLS

Videography

Photography

Critical Thinking

English

Writing Skill

Public Speaking

CURRENT GPA: 3.42Proses produksi film..., Muhammad Fadhiil Djajasasmita, FIKOM UMN, 2019