L A M P I R A N

98
212 L A M P I R A N

Transcript of L A M P I R A N

212

L

A

M

P

I

R

A

N

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Dokumentasi Asuhan

Lampiran 7

Lampiran 7

Lampiran 7

Lampiran 7

Kunjungan ANC 1

Kunjungan ANC 2

Kunjungan INC

Kunjungan Nifas& Neonatus 1

Kunjungan Nifas 2

Lampiran 7

Kunjungan Nifas 3

Kunjungan nifas 4

Kunjungan nifas 5

Kunjungan Neonatus 3

Lampiran 7

Lampiran 7

Lampiran 7

Lampiran 7

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang ketidaknyamanan

kehamilan trimester III

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

1) Menjelaskan macam ketidaknyamanaan kehamilan trimester III

2) Menjelaskan upaya mengatasi ketidaknyamanan trimester III

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 17.00 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi ketidaknyamanan kehamilan trimester III (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang ketidaknyamanan

kehamilan trimster III

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

a. Macam ketidaknyamanan

trimester III

b. Upaya mengatasi

ketidaknyamanan trimester

III

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3 menit

• Melakukan evaluasi pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III

1. Sering BAK

Terjadi karena uterus semakin membesar dan menekan kandung kemih,

adanya peningkatan laju filtrasi pada glomerulus, dan produksi sodium (Na)

yang meningkat.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Memperbanyak minum air putih 8-12 gelas per hari, terutama di siang hari,

hindari teh, kopi maupun minuman bersoda

b. Segera buang air kecil jika merasa ingin berkemih

c. Melakukan perawatan genetalia untuk menghindari infeksi.

Tanda bahaya: jika disertai nyeri saat BAK (disuria), penurunan produksi

urin (oliguria) dan kondisi lembab pada genetalia rentan terjadi infeksi.

2. Keputihan

Terjadi karena peningkatan estrogen yang memicu peningkatan lendir

serviks, dan pengangkatan sel-sel mati pada mukosa vagina.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Melakukan perawatan genetalia, rutin ganti celana dalam

b. Menghindari penggunaan sabun atau antiseptic pada genetalia

Tanda bahaya: apabila keputihan berwarna kunng kehijauan, gatal dan

berbau busuk (infeksi), disertai keluarnya air ketuban (selaput ketuban pecah),

serta perdarahan per vagina.

3. Sakit pungung

Terjadi karena adanya perbesaran uterus dan payudara menambah beban

tulang belakang untuk menyokong tubuh, serta peningkatan hormone

menyebabkan persendian melembek.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Memperbaiki bodi mekanik saat mengangkat beban

b. Menghindari penggunaan alas kaki ber-hak tinggi, pakaian ketat

Lampiran 8

c. Saat tidur, gunakan bantal untuk menopang punggung sehingga sejajar

dengan kepala dan kaki.

4. Kaki bengkak

Terjadi karena adanya peningkatan sodium karena adanya peningkatan

hormonal dan tekanan pada vena cava sehingga menghambat aliran darah balik.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Menghindari duduk atau berdiri terlalu lama dan pakaian ketat

b. Saat tidur, gunakan bantal untuk menopang kaki

c. Senam secara teratur

Tanda bahaya: apabila disertai bengkak pada muka, tangan tekanan darah

tinggi dan proteinuria (preeklamsia)

5. Nyeri ulu hati/sesak nafas

Terjadi karena adanya pembesaran uterus mendesak organ pada dada

termasuk diagfragma, hati dan paru-paru serta peningkatan hormone

progesterone.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Menghindari berbaring terlentang, asap rokok dan polusi udara

b. Makan sedikit tapi sering secara perlahan

c. Menghindari makanan pedas, berlemak, kopi, alkohol.

Tanda bahaya: terjadinya hiperventilasi (nafas dalam dan cepat), kehilangan

kesadaran (pingsan).

6. Nyeri ligamentum

Terjadi karena adanya hipertrofi, peregangan dan penekanan pada

ligamentum karena uterus yang membesar.

Cara mengatasi atau mencegah:

a. Mandi menggunakan air hangat

b. Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan

lutut.

Lampiran 8

7. Konstipasi/susah BAB

Terjadi karena adanya peristaltik usus lambat akibat peningkatan

meningkatnya hormon progesterone, penyerapan air pada usus, konsumsi

suplemen Fe serta uterus yang membesar.

Cara meringankan atau mencegah:

a. Olahraga secara teratur.

b. Meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari.

c. Menghindari makanan yang berpotensi meningkatkan konstipasi seperti

apel, kopi, teh.

Referensi:

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. (S. Riyadi, Ed.) (1st ed.). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian

Kesehatan RI (1st ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Tanda Bahaya Kehamilan

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang tanda bahaya

kehamilan

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

3) Menjelaskan macam-macam tanda bahaya kehamilan

4) Menjelaskan upaya segera jika terjadi tanda bahaya kehamilan

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

e. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

f. Waktu : 17.00 WIB

g. Tempat : PMB Siwi T Daniel

h. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

b. Materi tanda bahaya kehamilan (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang tanda bahaya kehamilan

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

c. Macam-macam tanda

bahaya kehamilan

d. Upaya segera jika terjadi

tanda bahaya kehamilan

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan

Perdarahan adalah keluarnya darah dari jalan lahir dan termasuk tanda

bahaya. Ciri-ciri perdarahan yang abnormal yaitu:

a. Perdarahan disertai nyeri perut bawah yang hebat.

b. Perdarahan berwarna merah segar atau kehitaman disertai bekuan darah.

c. Perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus-menerus.

2. Bengkak ditangan atau wajah, pusing, dan diikuti kejang.

Bengkak pada tangan atau wajah apabia disertai tekanan darah tinggi dan

sakit kepala (pusing) sangat berbahaya. Hal ini mendandakan ibu mengalami

preeklamsia. Jika tidak segera ditangani maka terjadi kejang (eklamsia).

3. Gerakan janin berkurang atau tidak ada

Gerakan janin dapat dirasakan pada usia kehamilan 5-6 bulan. Janin yang

sehat bergerak secara teratur minimal 10 kali/10 jam (Metode Cardiff Count to

ten). Jika gerakan janin berkurang atau tidak bergerak dalam 12 jam kehidupan

bayi akan terancam.

4. Ketuban pecah sebelum waktunya

Ketuban pecah dan cairannya keluar sebelum ibu megalami tanda-tanda

persalinan, akan memudahkan terjadinya infeksi yang dapat membahayakan

jiwa ibu dan janin.

5. Masalah penglihatan/pandangan kabur

Masalah visual dikatakan tanda bahaya apabila terjadi secara mendadak,

misalnya pandangan kabur, berbayang, nampak bintik-bintik serta berkunang-

kunang. Masalah ini terjadi karena adanya perubahan peredaran darah dalam

korteks serebri atau retina.

6. Sakit kepala hebat

Sakit kepala merupakan ketidaknyamanan kehamilan, namun dalam kondisi

tertentu sakit kepala dapat menjadi tanda bahaya apabila sakit kepala hebat,

menetap, tidak hilang apabila istirahat, disertai penglihatan kabur (gejala

preeklamsia).

Lampiran 8

Sakit kepala yang hebat ini karena adanya pembengkakan pada otak atau

meningkatnya daya tahan otak sehingga mempengaruhi sistem saraf pusat dan

dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, gangguan penglihatan

bahkan kejang).

Referensi:

Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Nutrisi Ibu Hamil Trimester III

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang kebutuhan

nutrisiibu hamil trimester III

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

1) Menjelaskan pengertian nutrisi ibu hamil trimester III

2) Menjelaskan macam kebutuhan nutsisi ibu hamil trimester III

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 17.00 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

c. Materi nutrisi ibu hamil trimester III (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang nutrisi ibu hamil

trimester III

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

a. Pengertian nutrisi ibu hamil

b. Macam kebutuhan nutrisi

ibu hamil trimester III

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Nutrisi Ibu Hamil Trimester III

Ibu hamil membutuhkan gizi 15% lebih banyak dibandingkan waniita tidak

hamil. Peningkatan ini dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan baik pada

ibu maupun janin. Kebutuhan gizi harus seimbang, apabila kurang mengakibatkan

KEK dan anemia, sedangkan apabila berlebihan dapat mengakibatkan diabetes

gestasional, preeklamsia, bahkan eklamsia. Kebutuhan nutrisi bumil yaitu:

1. Karbohidrat

Karbohidrat/zat arang adalah sumber utama energi bagi tubuh. Normalnya

ibu hamil mendapat tambahan 300 kal/hari menjadi sekitar 3.000 kalori.

Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, gandum, sereal, dan umbi-umbian.

2. Lemak

Lemak adalah sumber cadangan energi dan berperan untuk mendukung

persiapan menyusui. Kebutuhan lemak yang dianjurkan yaitu maksimal 25%

dari kebutuhan kalori/hari. Lemak terdiri dari dua macam yaitu lemak nabati

(kacang-kacangan, alpukat, kelapa), dan lemak hewani (daging, telur, susu).

3. Protein

Protein merupakan zat pembangun/pemelihara sel-sel dalam tubuh, juga

berperan dalam tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Selama kehamilan,

kebutuhan protein ibu hamil mengalami peningkatan 20 gram, menjadi sekitar

80 gram/hari. Protein juga terbagi menjadi dua macam yaitu protein hewani

(daging, telur, susu) dan protein nabati (kacang-kacangan, biji-bijian).

4. Vitamin

Vitamin berperan sebagai zat pengatur untuk metabolisme. Adapun

beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh ibu hamil yaitu:

a. Vitamin A berperan meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta

jaringan janin. Pada trimester III, vitamin A 0,85 mg/hari.

b. Vitamin B1 berperaan membentuk kekebalan tubuh. Kebutuhan selama

hamil yaitu 1,4 mg/hari.

c. Vitamin B3 berperaan membantu pembentukan syaraf. Kebutuhan selama

hamil yaitu 16 mg/hari.

Lampiran 8

d. Vitamin B6 berperan membentuk sel baru dan metabolisme. Kebutuhan

selama kehamilan yaitu 1,7 mg/hari.

e. Vitamin B12 berperan membentuk sel darah dan menghindari kecacatan

janin. Kebutuhan selama hamil 2,6 mcg/hari.

f. Vitamin C membantu penyerapan B12/Fe. Vitamin C yang dibutuhkan ibu

hamil yaitu 85 mg/hari.

g. Vitamin D berperan membantu penyerapan Ca dan pemeriharaan tulang.

Selama kehamilan, vitamin D dibutuhkan ±15 mg/hari.

h. Vitamin E berperan sebagai antioksidan. Kebutuhan vitamin E yaitu ±15

mg/hari.

i. Vitamin K berperan dalam pembekuan darah. Kebutuhan vitamin K yaitu

0,05 mcg/hari.

5. Mineral

Mineral berperan seperti halnya vitamin yaitu pengatur metabolisme di

dalam tubuh. Adapun beberapa jenis mineral yang dibutuhkan ibu hamil yaitu:

a. Kalsium berperan untuk tumbuh kembang janin. Kebutuhan selama

kehamilan yaitu 1,3 mg/hari.

b. Magnesium berperan mendukung jaringan lunak. Kebutuhan selama

kehamilan yaitu 350 mg/hari.

c. Besi/Fe berperan untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah. Kebutuhan

pada trimester III yaitu 40 mg/hari.

d. Sodium berperan dalam pembentukan otak dan syaraf janin. selama

kehamilan yaitu 0,2 mg/hari.

6. Air

Air juga berperan penting untuk pertumbuhan sel-sel baru juga mengatur

suhu tubuh. Selain dari buah dan sayur yang dikonsumsi, ibu juga dianjurkan

untuk minum air putih minimal 12 gelas setiap hari atau sekitar 4 liter.

Referensi:

Ariani, A. P. (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta: Nuha Medika. Menteri Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Jus Buah Naga Merah sebagai Haemoglobin Booster

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang manfaat jus buah

naga merah sebagai Haemoglobin Booster

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

1) Menjelaskan tentang manfaat jus buah naga merah sebagai

haemoglobin booster

2) Mampu membuat jus buah naga merah dan dikonsumsi untuk

meningkatkan kadar haemoglobin sebagai persiapan menjelang

persalinan

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 17.00 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi jus buah naga merah sebagai haemoglobin booster (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

Lampiran 8

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang haemoglobin booster

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

a. Manfaat jus buah naga

merah sebagai haemoglobin

booster

b. Resep jus buah naga merah

sebagai haemoglobin

booster

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Jus Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis)

sebagai Haemoglobin Booster

1. Pengertian

Hemoglobin merupakan substansi protein di dalam sel darah merah guna

mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Secara fisiologis, pada wanita hamil

kadar hemoglobin cenderung mengalami penurunan (anemia) akibat adanya

pengenceran darah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar sel darah merah

yaitu dengan mengonsumsi jus buah naga merah.

Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair, bentuk bulat

agak lonjong, kulit buah ada yang berwarna merah menyaladan berjumbai-

jumbai menyerupai sisik- sisik ular naga., daging buah berserat sangat halus,

rasanya manis sedikit asam, di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang

sangat banyak dan berukuran sangat kecil. Adapun kandungan gizi per 100 gr

buah naga merah menurut Taiwan Food Industry Develop and Research

Authoritis tahun 2007 dalam Sulistiyani, (2018):

Kandungan Gizi Buah Naga Merah per 100 gr

Zat Kandungan Gizi Satuan Air 82,5-83 Ml

Protein 0,159-0,229 Gr

Lemak 0,21-0,61 Gr

Serat 0,7-0,9 Gr

Karoten 0,005-0,012 Gr

Kalsium 6,3-8,8 Gr

Fosfor 30,2-26,1 Mg

Iron 0,55-0,65 Mg

Vitamin B1 0,28-0,65 Mg

Vitamin B2 0,043-0,045 Mg

Vitamin B3 0,297-0,43 Mg

Vitamin C 8-9 Mg Thiamin 0,28-0,030 Mg

Riboflavin 0,043-0,044 Mg

Niacin 1,297-1,300 Mg

Sumber :Sulistiyani, (2018).

2. Tujuan

a. Meningkatkan kadar hemoglobin di dalam tubuh

b. Membantu penyerapan zat besi

Lampiran 8

c. Menstabilkan tekanan darah

d. Mengurangi panas dalam

e. Mengobati keputihan

3. Cara Pembuatan Jus Buah Naga Merah (500 ml per sajian)

a. Cuci buah naga merah dengan air mengalir (bisa dengan sabun khusus buah

dan sayur), bilas hingga bersih

b. Kupas buah naga, ambil daging buah sebanyak 500 gr, potong kecil-kecil,

masukkan ke dalam blender

c. Tambahkan air matang 500 ml, lalu haluskan dengan blender

d. Tuangkan jus ke dalam gelas, jus buah naga merah siap disajikan

4. Waktu Pemberian

Jus buah naga merah diberikan 1x500 ml/hari sebelum makan malam (jam

19.00) selama 14 hari berturut-turut.

Referensi:

Puspita, R. R., & Pratiwi, I. (2019). Pengaruh Pemberian Buah Naga terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Puskesmas Sindang Jaya Kabupaten Tangerang. Edudharma

Journal, 3(2), 32–43.

Sulistiyani, E. F. (2018). Pengaruh Pemberian Kombinasi Jambu Biji Merah (Psidium guajava L)

dan Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Terhadap Kadar Hb Pada Remaja Putri Anemia. STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta.

Thamrin, H., Budu, Nontji, W., & Shariff, S. A. (2018). Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus)

Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 1(3), 197–203.

Widyaningsih, A., Setiyani, O., Umaroh, Sofro, M. A. U., & Amri, F. (2017). Effect of Consuming

Red Dragon Fruit (Hylocereus Costaricensis) Juice on the Levels of Hemoglobin and

Erythrocyte Among Pregnant Women. Belitung Nursing Journal, 3(3), 255–264

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Prenatal Yoga

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang prenatal yoga

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

1) Menjelaskan tentang prenatal yoga

2) Mampu mengaplikasikan prenatal yoga

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 17.00 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi prenatal yoga (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang prenatal yoga

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Pengertian, tujuan,

manfaat prenatal yoga

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Prenatal Yoga

1. Pengertian

Yoga berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu “yuj” yang berarti persatuan

antara pikiran dan tubuh dengan cara mempersatukan serangkaian gerakan

dengan tingkat konsentrasi tinggi sehingga terbentuk pola gerakan, pola

pernafasan, keseimbangan dan ketenangan.

2. Tujuan

a. Merelaksasikan ketegangan otot

b. Melatih pernafasan

c. Mengurangi ketidaknyamanan kehamilan

d. Menciptakan ikatan batin pada ibu dan janin yang dikandung

e. Mempersiapkan kehamilan yang normal/alami

3. Manfaat

a. Memperlancar peredaran darah

b. Membersihkan racun di dalam tubuh

c. Meningkatkan konsentrasi

d. Mengurangi ketegangan baik fisik, mental maupun emosional

e. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpikir positif

4. Indikasi-kontraindkasi

a. Indikasi

Pada ibu hamil dengan umur kehamilan >20 minggu tanpa komplikasi

b. Kontraindikasi

Pada ibu hamil dengan mual muntah berlebihan, gangguan penglihatan,

kram pada perut bagian bawah, adanya kontraksi, perdarahan,

pembengkakan pada wajah, tangan dan kaki, detak jantung terlalu cepat

serta gerakan janin yang berkurang.

5. Cara melakukan prenatal yoga

a. Persiapan awal

1) Menyiapkan ruangan yang bersih, aman dan nyaman (tidak bising,

pencahayaan cukup)

Lampiran 8

2) Menyiapkan alat bantu seperti kasur atau matras, strep, gymball, balok

bloster, pengiring music (music box, hp, laptop), kursi, guling & bantal

3) Dipandu oleh tenaga kesehatan atau pemandu yoga yang berkompeten.

4) Persiapan ibu sebelum yoga

a) Menggunakan pakaian yang longgar, nyaman dan dapat menyerap

keringat, bra/BH dikendorkan

b) Melakukan yoga sesuai kemampuan (tidak dipaksakan)

c) Melakukan yoga secara berurutan sesuai prosedur

d) Diperbolehkan minum air putih

e) Dilakukan pemeriksaan kondisi ibu sebelum yoga

f) BAK sebelum memulai yoga(Suananda, 2018)(Suananda,

2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)

b. Pelaksanaan

1) Centering

Centering adalah teknik pemusatan pikiran dan konsentrasi dengan

cara melupakan sejenak hal-hal diuar dan fokus pada pencapaian yang

diharapkan dari yoga.

2) Pranayama

Pranayama yaitu teknik pengolahan pernafasan. Beberapa teknik

pernafasan yang sering digunakan pada yoga, yaitu:

a) Teknik pernafasan Ujjay, yaitu nafas berdesis.

b) Teknik pernafasan Belly, yaitu pernafasan dada dan perut

c) Teknik pernafasan Nadi Sodhana, yaitu pernafasan bergantian

melalui lubang hidung kanan dan kiri.

3) Warming-up (pemanasan)

Gerakan pemanasan merupakan gerakan yang ditujukan untuk

meregangkan otot-otot untuk menghindari kejang otot/kram saat latihan

(gerakan inti) dilakukan.

4) Asana/gerakan inti

Pada ibu hamil, fokus gerakan inti (asana) yaitu mempersiapkan

persalinan, dimana serangkaian gerakan dilakukan untuk melenturkan

Lampiran 8

otot-otot dasar panggul, mengatasi keetidaknyamanan fisik (nyeri

punggung), mengatasi kecemasan menjelang persalinan, dan

meningkatkan ikatan batin antara ibu dan janin.

(a) Tadasana

Ibu berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar panggul, jari-jari

kaki dilebarkan dan mencengkeram lantai/matras, kedua tangan

dirapatkan di samping tubuh, kemudian memejamkan mata dan

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

(b) Tadasana urdhva hastasana

Gerakan ini merupakan variasi dari tadasana, dimana dalam

posisi tadasana, kemudian kedua tangan diulurkan kearah atas

seperti ada yang menarik, atus nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

(c) Utkatasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana kedua tangan diulurkan ke

atas, kemudian bawa tubuh ke bawah seperti duduk pada kursi dan

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

(d) Bharmanasana (posisi meja)

Ibu dalam posisi seperti merangkak, kedua tangan dibuka

selebar bahu, kedua paha dibuka selebar panggul, pertahankan

tulang belakang lurus dan pandangan lurus ke depan.

(e) Cat cow pose (posisi kucing dan sapi)

Ibu dalam table pose (Brahmanasana), kemudian saat tarik

nafas lengkungkan tulang punggung dan gerakkan kepala ke depan

atau menjauhi ekor (cow pose), sedangkan saat buang nafas

kencangkan bagian perut, lengkungkan punggung ke dalam dan

gerakkan kepala mendekati tulang ekor (cat pose), atur nafas Ujjay

3-5 kali nafas.

(f) Badha konasana (posisi kupu-kupu)

Ibu duduk, kemudian satukan kedua telapak kaki di depan

panggul, tekan lutut ke arah lantai secara perlahan sesuai

kemampuan ibu, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas, ubah posisi kaki.

Lampiran 8

(g) Malasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana, kedua kaki dibuka lebar,

bawa tubuh ke bawah seperti posisi jongkok, kedua tangan

disatukan di depan dada, kemudian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

(h) Pelvic rocking

Ibu duduk di atas gymball, putar panggul ke depan-belakang, ke

sisi kanan-kiri, memutar ke arah kanan-kiri, ataur nafas Ujjay 3-5

kali nafas tiap gerakan.

5) Afirmasi terakhir

Ibu dipersilahkan berbaring miring ke kiri sambil dilakukan

pendinginan dan diberikan kalimat-kalimat positif berisi motivasi agar

ibu siap menghadapi setiap proses dalam kehamilan.

Referensi:

Kartika, R. (2019). Yoga dan Pilates Pasca Salin (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Lebang, E. (2014). Yoga Atasi Backpain. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Puskata Bunda.

Pratignyo, T. (2014). Yoga Ibu Hamil Plus: Postnatal Yoga. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.).

Jakarta: Pustaka Bunda. Sindhu, P. (2011). Yoga untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia & Penuh Makna. Jakarta: PT Mizan

Pustaka.

Suananda, Y. (2018). Prenatal-Postnatal Yoga. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Tilong, A. (2017). Yoga dan Meditasi Untuk Mempercepat Kehamilan. Yogyakarta: Laksana.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian

Kesehatan RI (1st ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

Yoga, R. P. (2016). Buku Saku Yoga. (Sismantono, Ed.). Jakarta: Nuha Publishing.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Hamil

Subtopik : Persiapan Persalinan

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang persiapan

persalinan

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat:

1) Menjelaskan persiapan persalinan

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 17.00 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi persiapan persalinan (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang persiapan persalinan

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Macam-macam persiapan

menjelang persalinan

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Persiapan Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala disusul pengeluaran plasenta dan selaput

ketuban, melalui vagina tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin. Untuk

mewujudkan persalinan normal maka diakadan Program Perencanaan Persalinan dan

Penanganan Komplikasi (P4K), dimana ibu hamil/keluarga melakukan persiapan

persalinan yang bersih dan aman yaitu:

1. Identitas ibu hamil, berisi nama lengkap ibu hamil

2. Taksiran persalinan, diisi tanggal perkiraan ibu melahirkan (HPL).

3. Tempat persalinan dapat dipilih sesuai kenyamanan ibu dan sudah terakreditasi

4. Penolong persalinan dipilih sesuai kenyamanan ibu dan profesional

5. Pendamping persalinan, suami/keluarga yang siap mendampingi ibu bersalin

6. Transportasi, yaitu kendaraan yang akan diguanakan ibu hamil untuk

mengantarkan ke pelayanan kesehatan menjelang persalinan.

7. Calon pendonor darah, yaitu orang yang memiliki golongan darah dan rhesus

yang sama dengan ibu hamil dan bersedia menjadi pendonor jika ibu mengalami

kegawatdaruratan

Tanda-tanda persalinan meliputi:

1. Timbulnya kontraksi uterus

Kontraksi uterus mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Nyeri punggung yang memancar ke perut bagian depan.

b. Sifatnya teratur (minimal 2 kali dalam 10 menit), interval makin lama makin

pendek dan kekuatannya makin besar.

c. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.

2. Adanya penipisan dan pembukaan serviks

Penipisan dan pembukaan serviks terjadi akibat adanya kontraksi ditandai

dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda awal persalinan.

3. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)

Lampiran 8

Adanya pendataran dan pembukaan, lendir dari kanalis servikalis keluar

disertai dengan sedikit darah. Perdarahan ini disebabkan oleh lepasnya selaput

janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa pembuluh

kapiler darah terputus.

4. Keluar air ketuban

Air ketuban keluar akibat selaput janin yang robek (Premature Rupture of

Membrane. Normalnya ketuban akan pecah saat pembukaan lengkap atau

hampir lengkap. Namun terkadang ketuban juga pecah saat pembukaan awal

bahkan sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan mulai

dalam 24 jam setelah air ketuban keluar agar mencegah infeksi intrapartum.

Perlengkapan ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir

1. Buku KIA

Pada buku KIA terdapat riwayat semasa ibu hamil, dan sangat perlu

dilakukan untuk mengkaji riwayat kehamilan sehingga dapat melakukan

penanganan persalinan secara tepat.

2. Perlengkapan ibu

Perlengkapan yang dimaksud yaitu pakaian ganti (baju berkancing),

pembalut nifas, BH, celana dalam, kain/jarik, dan perlengkapan mandi.

3. Perlengkapan bayi baru lahir

Perlengkapan bayi yaitu pakaian yang bersih dan kering, popok, kain/jarik

untuk membedung, selimut bayi, kaos tangan/kaki dan topi bayi, serta

perlengkapan mandi bayi.

Referensi:

Hidayati, N. (2018). Analisis Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

(P4K dalam menyiapkan Calon Pendonor Darah Siap Pakai Oleh Bidan Desa di Kabupaten

Pekalongan. Indonesian Journal for Health Sciences, 2(2), 115–128.

Kemeterian Kesehatan RI. (2009). Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker. Jakarta: Ditjen Bina Kesehantan Masyarakat.

Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir (1st ed.). Jakarta:

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Bersalin

Subtopik : Deep Back Massage

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu bersalin mampu mengerti dan memahami tentang deep back

massage dalam persalinan

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu bersalin dapat:

1) Menjelaskan tentang deep back massage dalam persalinan

2) Mampu mengaplikasikan deep back massage dalam persalinan

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 11.20 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi deep back massage dalam persalinan (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan

berespon terhadap kegiatan

yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang deep back massage

dalam persalinan

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

a. Pengertian, tujuan,

manfaat deep back

massage dalam persalinan

b. Teknik deep back massage

dalam persalinan

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang kondusif saat menyampaikan

materi

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Deep Back Massage dalam Persalinan

1. Pengertian

Deep back massage adalah pengendalian nyeri non farmakologi berupa

pijatan lembut dan mantap dengan menekan daerah sacrum (tulang ekor)

menggunakan telapak tangan.

2. Cara kerja

Pijatan yang diberikan akan merangsang saraf diameter besar ke formatio

retikularis, thalamus dan sistem limbic sehingga tubuh akan melepaskan

endorphin yang menyebabkan gate control menutup dan impuls nyeri tidak

diteruskan ke korteks serebral, sehingga rasa nyeri yang dirasakan akan

berkurang.

3. Manfaat dan tujuan

a. Menstimulasii sekresi hormone endorphin

b. Mengurangi nyeri persalinan

c. Memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin

d. Mengurangi durasi persalinan

e. Mencegah terjadinya komplikasi persalinan seperti kala I lama/memanjang,

perdarahan, asfiksia neonatorum, persalinan sesar

4. Cara melakukan deep back massage dalam persalinan

a. Posisikan ibu berbaring miring ke kiri

b. Berikan tekanan lembut dan mantap menggunakan telapak tangan yang

dikepalkan pada tulang sacrum 2,3,4 saat kontaksi muncul hingga kontraksi

berhenti

5. Waktu pemberian deep back massage

Deep back massage diberikan pada ibu inpartu kala I fase aktif, tidak

menjalani terapi analgetik (drip oksitosin) dimulai saat kontraksi dimulai hingga

berakhirnya/kontraksi

Lampiran 8

Referensi:

Fitrianingsih, Y., & Prianti, V. A. (2017). Perbedaan Metode Deep Back Massage dan Metode

Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Puskesmas

Poned Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017. Jurnal Care, 5(3), 382–392.

Halimatussakdiah, H. (2017). Back-Effluerage Massage (BEM) terhadap Nyeri dan Tekanan

Darah Ibu Bersalin Kala I. Jurnal Kesehatan, 8(1), 78.

Oktarina, J., Asriana, A., & Murniarti. (2019). Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin Rumah Sakit Immanudin Kabupaten

Kotawaringin Barat. Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, 17(1),

22–33.

Wahyuni, E., Marsofely, R. L., & Wulandari, C. (2018). Deep Back Massage Effect on the

Reduction of Active Phase 1 Labor Pain at the Curup Public Hospital Indonesia.

International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 42(4), 1–7.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Bersalin

Subtopik : Intranatal Yoga

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu bersalin mampu mengerti dan memahami tentang intranatal yoga

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu bersalin dapat:

1) Menjelaskan tentang intranatal yoga

2) Mampu mengaplikasikan intranatal yoga

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 11.30 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi intranatal yoga (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang intranatal yoga

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Pengertian, tujuan,

manfaat intranatal yoga

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Intranatal Yoga

1. Pengertian

Yoga berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu “yuj” yang berarti persatuan

antara pikiran dan tubuh dengan cara mempersatukan serangkaian gerakan

dengan tingkat konsentrasi tinggi sehingga terbentuk pola gerakan, pola

pernafasan, keseimbangan dan ketenangan.

2. Tujuan

a. Merelaksasikan ketegangan otot

b. Melatih pernafasan

c. Mengurangi penyulit persalinan

d. Menciptakan ikatan batin pada ibu dan janin yang dikandung

e. Mempersiapkan persalinan yang normal/alami

3. Manfaat

a. Memperlancar peredaran darah

b. Membersihkan racun di dalam tubuh

c. Meningkatkan konsentrasi

d. Mengurangi ketegangan baik fisik, mental maupun emosional

e. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpikir positif

4. Indikasi-kontraindkasi

a. Indikasi

Pada ibu bersalin kala I fase aktif tanpa komplikasi

b. Kontraindikasi

Pada ibu bersalin dengan perdarahan, ketuban pecah dini, pandangan kabur,

riwayat jantung, jantung berdebar cepat, gawat janin

5. Cara melakukan intranatal yoga

a. Persiapan awal

1) Menyiapkan ruangan yang bersih, aman dan nyaman (tidak bising,

pencahayaan cukup)

2) Menyiapkan alat bantu seperti kasur atau matras, strep, gymball, balok

bloster, pengiring music (music box, hp, laptop), kursi, guling & bantal

Lampiran 8

3) Dipandu oleh tenaga kesehatan atau pemandu yoga yang berkompeten.

4) Persiapan ibu sebelum yoga

g) Menggunakan pakaian yang longgar, nyaman dan dapat menyerap

keringat, bra/BH dikendorkan

h) Melakukan yoga sesuai kemampuan (tidak dipaksakan)

i) Melakukan yoga secara berurutan sesuai prosedur

j) Diperbolehkan minum air putih

k) Dilakukan pemeriksaan kondisi ibu sebelum yoga

l) BAK sebelum memulai yoga(Suananda, 2018)(Suananda,

2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)

b. Pelaksanaan

1) Centering

Centering adalah teknik pemusatan pikiran dan konsentrasi dengan

cara melupakan sejenak hal-hal diuar dan fokus pada pencapaian yang

diharapkan dari yoga.

2) Pranayama

Pranayama yaitu teknik pengolahan pernafasan. Beberapa teknik

pernafasan yang sering digunakan pada yoga, yaitu:

a) Teknik pernafasan Ujjay, yaitu nafas berdesis.

b) Teknik pernafasan Belly, yaitu pernafasan dada dan perut

c) Teknik pernafasan Nadi Sodhana, yaitu pernafasan bergantian

melalui lubang hidung kanan dan kiri.

3) Warming-up (pemanasan)

Gerakan pemanasan merupakan gerakan yang ditujukan untuk

meregangkan otot-otot untuk menghindari kejang otot/kram saat latihan

(gerakan inti) dilakukan.

4) Asana/gerakan inti

Pada ibu bersalin, fokus gerakan inti (asana) berupa gerakan untuk

melenturkan jalan lahir sehingga memperpendek lama persalinan

a) Tadasana

Lampiran 8

Ibu berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar panggul, jari-jari

kaki dilebarkan dan mencengkeram lantai/matras, kedua tangan

dirapatkan di samping tubuh, kemudian memejamkan mata dan

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

b) Uthita Hastasana/utkatasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana kedua tangan diulurkan ke

atas, kemudian bawa tubuh ke bawah seperti duduk pada kursi dan

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

c) Ardha uttasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana berhadapan dengan bed

tidur, kedua tangan diulurkan ke bed seperti membungkuk,

kemudian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

d) Virabhadrasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana, kaki kanan dibawa ke

belakang dengan telapak kaki menghadap ke kanan, sedangkan

kaki kiri ditekuk dengan telapak kaki menghadap ke depan, kedua

tangan direntangkan ke depan-belakang sejajar dengan bahu,

kemudian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas, ubah posisi kaki.

e) Utkata Konasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana, kedua telapak kaki

menghadap sisi kanan-kiri, kedua tangan disatukan di atas kepala,

kemudian tekuk siku dan lutut atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

f) Malasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana, kedua kaki dibuka lebar,

bawa tubuh ke bawah seperti posisi jongkok, kedua tangan

disatukan di depan dada, kemudian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

g) Badha konasana

Ibu duduk, kemudian satukan kedua telapak kaki di depan

panggul, tekan lutut ke arah lantai secara perlahan sesuai

kemampuan ibu, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas, ubah posisi kaki

5) Afirmasi terakhir

Lampiran 8

Ibu dipersilahkan berbaring miring ke kiri sambil dilakukan

pendinginan dan diberikan kalimat-kalimat positif berisi motivasi agar

ibu siap menghadapi setiap proses dalam persalinan.

Referensi:

Kartika, R. (2019). Yoga dan Pilates Pasca Salin (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Lebang, E. (2014). Yoga Atasi Backpain. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Puskata Bunda. Maryunani, A., & Sukaryati, Y. (2011). Senam Hamil, Nifas dan Terapi Musik. Jakarta: CV. Trans

Info Media.

Pratignyo, T. (2014). Yoga Ibu Hamil Plus: Postnatal Yoga. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.).

Jakarta: Pustaka Bunda.

Pujianti, R., Apriastuti, D. A., & Sulistiani, A. (2018). Hubungan Frekuensi Senam Yoga dengan

Lama Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal Kebidanan, 10(02), 193.

Sindhu, P. (2011). Yoga untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia & Penuh Makna. Jakarta: PT Mizan

Pustaka.

Suananda, Y. (2018). Prenatal-Postnatal Yoga. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Tilong, A. (2017). Yoga dan Meditasi Untuk Mempercepat Kehamilan. Yogyakarta: Laksana.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian Kesehatan RI (1st ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

Wiadnyana, M. S. (2011). The Power of Yoga for Pregnancy and Post Pregnancy. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yoga, R. P. (2016). Buku Saku Yoga. (Sismantono, Ed.). Jakarta: Nuha Publishing.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Nifas

Subtopik : Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu nifas mampu mengerti dan memahami tentang kebutuhan dasar ibu

nifas

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat:

1) Menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas

2) Mengaplikasikan kebutuhan dasar ibu nifas

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

b. Waktu : 21.40 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi kebutuhan dasar ibu nifas (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang kebutuhan dasar ibu

nifas

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

a. Macam-macam kebutuhan

dasar ibu nifas

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung

selama 6 minggu.

1. Nutrisi dan cairan

Nutisi merupakan suatu zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan

metabolisme. Pada masa nifas dan menyusui, ibu memerlukan tambahan 700

kalori/hari menjadi sekitar 2.800 kalori/hari (pada 6 bulan pertama pasca

persalinan), 2 kapsul vitamin A 200.000 IU, tablet tambah darah 1 tablet per hari

selama masa nifas, makan makanan seimbang, dan mencukupi kebutuhan cairan

dengan minum minimal 3 liter per hari. Pemenuhan nutrisi dan cairan ini guna

mengoptimalkan produksi ASI dan mendukung pengembalian organ-organ

tubuh setelah melahirkan.

2. Mobilisasi

Mobilisasi/pergerakan ibu dibebaskan duduk, berdiri, berbaring, senam

maupun kegiatan lain yang ibu anggap aman dan nyaman. Tujuan mobilisasi

yaitu merelaksasi otot-otot yang tegang pasca proses persalinan, ibu merasa

lebih sehat dan kuat, memperbaiki fungsi usus dan kandung kemih, dan ibu juga

dapat merawat anaknya Ibu dapat berjalan-jalan, jongkok maupun beraktifitas

lainnya.

3. Eliminasi

Biasanya ibu yang dilakukan penjahitan perineum tentu enggan/menunda

BAK/BAB karena merasa kesakitan maupun kecemasan akan robeknya jahitan

akibat meneran. Padahal normalnya ibu akan BAK spontan <4 jam dan BAB <

24 jam. Oleh karena itu, ibu dianjurkan makan sayur dan buah berserat serta

memperbanyak minum air putih agar memperlancar BAK/BAB.

4. Kebersihan diri

Seperti halnya saat masa kehamilan, ibu nifas juga perlu menjaga kebersihan

diri guna mencegah penularan infeksi atau penyakit. Upaya-upaya menjaga

Lampiran 8

kebersihan diri yaitu: mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2x sehari, melakukan

perawatan perineum (genti pembalut 3-4x sehari, membasuh kemaluan dari arah

depan ke belakang, tidak menggunakan bahan kimia untuk mencuci kemaluan,

mengeringkan kemaluan menggunakan handuk bersih, mencuci tangan

sebelum/setelah kontak dengan organ genetalia.), perawatan payudara

(membersihkan payudara sebelum mandi menggunakan baby oil, memijat

lembut payudara, kemudian mengompres dengan menggunakan air

panas/dingin), serta menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap

keringat.

5. Istirahat

Setelah mengalami proses persalinan yang cukup menguras tenaga ibu, saat

bayi tidur, ibu dianjurkan untuk istirahat min. 2 jam (siang) dan 7-8 jam pada

malam hari.

6. Seksual

Hubungan seksual pasca persalinan sebaiknya dilakukan setelah masa

pemulihan organ-organ tubuh ibu selesai (6 minggu) atau apabila darah nifas

sudah berhenti dan saat dilakukan cek nyeri (jari dimasukan ke vagina) ibu sudah

tidak merasakan nyeri dan siap melakukan hibungan.

7. Keluarga berencana (KB)

KB merupakan upaya penundaan kehamilan, pengaturan kelahiran anak,

jarak dan usia ideal melahirkan untuk mencapai keluarga yang berkualitas dan

mengontrol jumlah penduduk. Adapun pemilihan metode KB sesuai tujuan

pemakaiannya yaitu:

Pilihan Metode Kontrasepsi

Urutan

Prioritas

Fase

Menunda

Kehamilan

Menjarangkan

Kehamilan

(anak ≤2)

Mengakhiri/tidak

ingin hamil lahgi

(anak ≥3) 1 Pil AKDR/IUD Steril

((MOW/MOP)

2 AKDR/IUD Suntikan AKDR/IUD

3 Kondom Mini pil Implant/susuk 4 Implant/susuk Pil Suntikan

5 Suntikan Implant/susuk Kondom

6 Kondom Pil

Sumber: Sumiaty, (2018).

Lampiran 8

Terdapat beberapa macam metode kontrasepsi, yaitu:

a. Metode alamiah

Metode alamiah merupakan kontrasepsi tanpa adanya penggunaan

hormon (alami dari tubuh ibu maupun suami), meliputi:

1) Metode amenorrhea laktasi (MAL), yaitu metode kontrasepsi alami

yang diperoleh dari keberhasilan ASI eksklusif.

2) Coitus interruptus, yaitu teknik senggama terputus.

3) Metode suhu basal tubuh, yaitu metode pemantauan suhu ibu setiap hari

4) Metode kalender, yaitu metode perhitungan masa subur sesuai siklus

haid

5) Metode ovulasi, yaitu metode kontasepsi dengan pemantauan lendir

serviks

b. Metode modern

1) Non-hormonal

a) Spermisida merupakan gel dengan kandungan senyawa kimia yang

dapat membunuh sperma

b) Cap serviks, sama seperti kondom nmun digunakan oleh

perempuan guna mencegah sperma masuk ke vagina

c) Kondom, selubung karet guna melindungi sperma masuk ke vagina

d) IUD, merupakan alat kontrasepsi yang dipasang pada rahim dan

memiliki perlindungan 8-10 tahun sesuaai jenisnya.

2) Hormonal

a) Pil KB, kontrasepsi dengan konsumsi pil berisi hormon secara rutin

b) Suntik Kb, kontrasepsi dengan suntik hormon secara rutin 1 atau3

bulan

c) Implant yaitu pemasangan alat di bawah kulit, perlindungan 3-5

tahun

3) Mantap/sterilisasi

a) MOW atau tubektomi yaitu metode kontrasepsi steril pada wanita.

b) MOP atau vasektomi yaitu metode steril pada pria

Lampiran 8

Tanda Bahaya Ibu Nifas

1. Perdarahan

Dikatakan perdarahan apabila keluar darah ±500cc dari jalan lahir, yang

terjadi akibat uterus yang tidak berkontraksi, adanya selaput atau plasenta yang

tertinggal, terdapat robekan pada jalan lahir maupun kelainan pembekuan darah.

2. Keluar cairan berbau busuk melalui jalan lahir

Adanya cairan berbau busuk menandakan terdapat infeksi pada vagina ibu,

biasanya juga disertai kemerrahan dan bengkak

3. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki

Adanya pembengkakan pada ektremita menjadi tanda preeklamsi.

4. Demam >2hari

Demam menjadi suatu tanda adanya infeksi mikroorganisme di dalam tubuh.

5. Payudara bengkak, kemerahan dan terasa nyeri

Payudara bengkak terjadi akibat menyusui yang tidak adekuat, ibu kurang

istirahat maupun kurang menjaga kebersihan diri ibu (perawatan payudara)

6. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis biasanya timbul dari proses penerimaan menjadi

seorang ibu maupun dalam merawat bayinya, bagi ibu yang belum siap biasanya

akan sering murung, tidak bisa menerima keadaannya, mengasuh bayi bahkan

depresi.

Referensi:

Menteri Kesehatan RI. (2014d). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97

Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,

dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.

Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2018). Buku Saku Asuhan Kebidanan Pada Masa Ibu Nifas

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi disertai dengan Contoh-Contoh Soal (1st ed.).

Jakarta: CV. Trans Info Media.

Sukma, F., Hidayati, E., & Nurhasiyah, S. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sumiaty. (2018). Nifas Normal. In Runjati, S. Umar, & M. Ester (Eds.), Kebidanan Teori dan

Asuhan (1st ed., pp. 440–466). Jakarta: EGC.

Tando, N. M. (2018). Keluarga Berencana. In Runjati, S. Umar, & M. Ester (Eds.), Kebidanan

Teori dan Asuhan (2nd ed., pp. 646–689). Jakarta: EGC.

Wahyuningsih, H. P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui (1st ed.). Jakarta: Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Nifas

Subtopik : Pijat Oksitosin

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu nifas mampu mengerti dan memahami tentang pijat oksitosin

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat:

1) Menjelaskan tentang pijat oksitosin

2) Mampu mengaplikasikan teknik pijat oksitosin

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/08 April 2020

b. Waktu : 21.40 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi pijat oksitosin (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang pijat oksitosin

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Pengertian, tujuan,

manfaat pijat oksitosin

b. Teknik pijat oksitosin

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Pijat Oksitosin

1. Pengertian

Pijat oksitosin merupakan pemijatan sepanjang tulang belakang (tulang

vertebrae sampai tulang costa kelima-enam) unruk memicu pengeluaran hormon

oksitosin atau let down reflex.

2. Cara kerja

Pemijatan ini dapat merangsang saraf kemudian mengirimkan sensor ke otak

(hipofisis posterior) untuk menyekresikan hormon oksitosin kemudian dialirkan

melalui darah menuju payudara sehingga otot-otot sekitar alveoli payudara

berkontraksi dan memperlancar produksi ASI. Hormon ini juga memperkuat

ikatan actin dan myosin sehingga kontraksi uterus semakin kuat dan membantu

proses involusi uterus.

3. Manfaat dan tujuan

a. Memperlancar dan meningkatkan produksi ASI

b. Membantu pengecilan rahim (involusi uteri)

c. Memberikan rileksasi pada ibu Mempercepat penyembuhan luka bekas

implantasi plasenta

d. Mencegah terjadinya perdarahan postpartum

e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui

f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga

4. Cara melakukan pijat oksitosin

a. Persiapan awal

1) Persiapan alat

a) Meja

b) Kursi

c) Handuk kecil 1 buah, handuk besar

d) Minyak zaitun/baby oil

2) Persiapan ibu

a) Menganjurkan ibu untuk melepas pakaian bagian atas dan bra/BH

Lampiran 8

b) Menutup bagian dada ibu menggunakan handuk bersih dan kering

c) Meletakkan handuk yang lain pada paha ibu

d) Memposisikan ibu duduk di kursi dan bersandar pada meja yang

berada di depannya

3) Persiapan pemijat

a) Mencuci kedua tangan menggunakan sabun dan air mengalir

b) Memposisikan diri tepat dibelakang ibu

c) Mengoleskan minyak/baby oil di kedua tangan

b. Pelaksanaan

a) Menempatkan kepalan kedua tangan pada tengkuk leher dengan ibu jari

berada di luar

b) Menekan kedua ibu jari dan digerakkan sirkuler (membentuk lingkaran

kecil) dari tengkuk leher hingga tulang costa kelima-enam

c) Diulangi kembali gerakan pemijatan selama 3 menit

d) Membantu pasien merapikan pakaian lalu merapikan peralatan

c. Waktu pelaksanaan

Untuk memaksimalkan produksi ASI, pijat oksitosin dilakukan 2 kali

sehari selama 3 menit. Pijat ini dapat dilakukan oleh suami/keluarga

(Wahyuningsih, 2018).

Referensi:

Lestari, N. (2017). Pijat Oksitosin pada Ibu Postpartum Primipara Terhadap Produksi dan Kadar

Hormon Oksitosin. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 4(2), 98–103.

Maita, L. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI. Jurnal Penelitian Kesehatan

Suara Forikes, 7(3), 173–175. Pilaria, E., & Sopiatun, R. (2018). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu

Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk Kota Mataram Tahun 2017. Jurnal

Kedokteran Yarsi, 26(1), 27–33.

Wahyuningsih, H. P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui (1st ed.). Jakarta: Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Nifas

Subtopik : Postnatal Yoga

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Jum’at/24 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu nifas mampu mengerti dan memahami tentang postnatal yoga

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat:

1) Menjelaskan tentang postnatal yoga

2) Mampu mengaplikasikan postnatal yoga

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Jum’at/24 April 2020

b. Waktu : 16.30 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi postnatal yoga (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang postnatal yoga

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Pengertian, tujuan,

manfaat postnatal yoga

b. Teknik postnatal yoga

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Postnatal Yoga

1. Pengertian

Yoga berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu “yuj” yang berarti persatuan

antara pikiran dan tubuh dengan cara mempersatukan serangkaian gerakan

dengan tingkat konsentrasi tinggi sehingga terbentuk pola gerakan, pola

pernafasan, keseimbangan dan ketenangan.

2. Tujuan

a. Merelaksasikan ketegangan otot

b. Melatih pernafasan

c. Mengurangi ketidaknyamanan saat masa nifas

d. Menciptakan ikatan batin pada ibu dan janin yang dikandung

e. Mempersiapkan nifas yang normal/alami

3. Manfaat

a. Memperlancar peredaran darah

b. Membersihkan racun di dalam tubuh

c. Meningkatkan konsentrasi

d. Mengurangi ketegangan baik fisik, mental maupun emosional

e. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpikir positif

4. Indikasi-kontraindkasi

a. Indikasi

Pada ibu nifas hari ke-7-42 tanpa komplikasi

b. Kontraindikasi

Pada ibu nifas dengan riwayat persalinan sesar atau vakum ekstraksi,

perdarahan, komplikasi persalinan

5. Cara melakukan postnatal yoga

a. Persiapan awal

1) Menyiapkan ruangan yang bersih, aman dan nyaman (tidak bising,

pencahayaan cukup)

2) Menyiapkan alat bantu seperti kasur atau matras, strep, gymball, balok

bloster, pengiring music (music box, hp, laptop), kursi, guling & bantal

Lampiran 8

3) Dipandu oleh tenaga kesehatan atau pemandu yoga yang berkompeten.

4) Persiapan ibu sebelum yoga

m) Menggunakan pakaian yang longgar, nyaman dan dapat menyerap

keringat, bra/BH dikendorkan

n) Melakukan yoga sesuai kemampuan (tidak dipaksakan)

o) Melakukan yoga secara berurutan sesuai prosedur

p) Diperbolehkan minum air putih

q) Dilakukan pemeriksaan kondisi ibu sebelum yoga

r) BAK sebelum memulai yoga(Suananda, 2018)(Suananda,

2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)(Suananda, 2018)

b. Pelaksanaan

1) Centering

Centering adalah teknik pemusatan pikiran dan konsentrasi dengan

cara melupakan sejenak hal-hal diuar dan fokus pada pencapaian yang

diharapkan dari yoga.

2) Pranayama

Pranayama yaitu teknik pengolahan pernafasan. Beberapa teknik

pernafasan yang sering digunakan pada yoga, yaitu:

a) Teknik pernafasan Ujjay, yaitu nafas berdesis.

b) Teknik pernafasan Belly, yaitu pernafasan dada dan perut

c) Teknik pernafasan Nadi Sodhana, yaitu pernafasan bergantian

melalui lubang hidung kanan dan kiri.

3) Warming-up (pemanasan)

Gerakan pemanasan merupakan gerakan yang ditujukan untuk

meregangkan otot-otot untuk menghindari kejang otot/kram saat latihan

(gerakan inti) dilakukan.

4) Asana/gerakan inti

Pada ibu nifas, gerakan inti (asana) berupa gerakan-gerakan untuk

membantu pemulihan organ-organ tubuh pasca melahirkan dan

memperlancar produksi ASI

a) Tadasana

Lampiran 8

Ibu berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar panggul, jari-jari

kaki dilebarkan dan mencengkeram lantai/matras, kedua tangan

dirapatkan di samping tubuh, kemudian memejamkan mata dan

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

b) Utkatasana

Ibu berdiri dalam posisi tadasana kedua tangan diulurkan ke

atas, bawa tubuh ke bawah seperti duduk pada kursi dan atur nafas

Ujjay 3-5 kali nafas.

c) Garudasana (posisi garuda)

Ibu berdiri dalam posisi tadasana kedua tangan saling

menyilang menjauhi tulang belikat sedang kan kaki kiri menyilang

di atas kaki kanan, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

d) Badha konasana

Ibu duduk, kemudian satukan kedua telapak kaki di depan

panggul, tekan lutut ke arah lantai secara perlahan sesuai

kemampuan ibu, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

e) Pelvic tilt exercise

Ibu dalam posisi terlantang, tekuk kedua lutut, kedua tangan

ditekuk sebagai tumpuan kepala, kemudian rasakan perubahan

posisi panggul, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas

f) Yogi bicycle

Ibu dalam posisi terlantang, tekuk kedua lutut, kedua tangan

detikuk di belakang kepala, kemudian lakukan gerakan seperti

mengayuh sepeda, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas

g) Supta baddha konasana

Ibu dalam posisi terlantang, buka kedua kaki dan tekuk kedua

lutut ke arah luar, hingga kedua telapak kaki menyatu, posisikan

tangan di samping tubuh, kemudian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

h) Supta baddha virasana

Ibu duduk, kemudian kedua kaki bersimpu (ditekuk ke

belakang) sedangkan tubuh ibu ditopang dengan gymball lalu

Lampiran 8

letakkamn kedua tangan di samping tubuh, atur nafas Ujjay 3-5 kali

nafas, ubah posisi kaki

i) Balasana/child pose

Ibu dalam table pose (Brahmanasana), kemudian bawa tubuh

ke belakang hingga pantat bersinggungan dengan kedua tumit,

sedangkan kedua tangan ke diulurkan ke depan atau di samping

tubuh atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

j) Cat cow pose

Ibu dalam table pose (Brahmanasana), kemudian saat tarik

nafas lengkungkan tulang punggung dan gerakkan kepala ke depan

atau menjauhi ekor (cow pose), sedangkan saat buang nafas

kencangkan bagian perut, lengkungkan punggung ke dalam dan

gerakkan kepala mendekati tulang ekor (cat pose), atur nafas Ujjay

3-5 kali nafas.

k) Viparita karani (posisi lilin)

Ibu duduk di samping dinding, kemudian berbaring ke sisi

kanan, dengan kedua kaki diangkat hingga berhimpit dengan

dinding sedangkan bokong merapat pada dinding, kedua tangan di

samping badan, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

l) Gomukhasana arm

Ibu duduk dengan kaki kanan menyilang di atas kaki kiri,

tangan kanan memegang ujung belt, kemudian tekuk siku kanan ke

atas sehingga posisi belt sejajar dengan tulang belakang, kemudian

raih ujung belt lain dengan tangan kiri, atur nafas Ujjay 3-5 kali

nafas, ubah posisi tangan.

m) Restorative hamstring & extensor leher

Ibu berbaring terlentang, tekuk kaki kanan kemudian pasang

belt melingkari telapak kaki dan di kepala, keludian secara

perlahan lakukan regangan hingga posisi kaki lurus, atur nafas

Ujjay 3-5 kali nafas.

n) Cobra pose

Lampiran 8

Ibu berbaring tengkurap, letakkan kedua tangan di bawah

bahu, luruskan kedua kaki, tekan panggul ke lantai, angkat tubuh

bagian atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

o) Supported brigde pose

Ibu berbaring terlentang, tekuk kedua lutut, dekatkan tumit ke

arah bokong, kemudian angkat panggul tinggi dan taruh balok di

daerah sacrum untuk menyangga, sedangkan kedua tangan di

samping tubuh, atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

p) Happy baby pose

Ibu berbaring terlentang, tekuk kedua lutut, raih kedua telapak

kaki, kemudian gerakkan tubuh ke kanan-kiri seperti posisi bayi,

atur nafas Ujjay 3-5 kali nafas.

5) Afirmasi terakhir

Ibu dipersilahkan berbaring miring ke kiri sambil dilakukan

pendinginan dan diberikan kalimat-kalimat positif berisi motivasi agar

ibu siap menghadapi setiap proses dalam masa nifas.

Referensi:

Kartika, R. (2019). Yoga dan Pilates Pasca Salin (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Lebang, E. (2014). Yoga Atasi Backpain. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Puskata Bunda.

Pratignyo, T. (2014). Yoga Ibu Hamil Plus: Postnatal Yoga. (S. Rinasusanti, Ed.) (1st ed.).

Jakarta: Pustaka Bunda. Sindhu, P. (2011). Yoga untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia & Penuh Makna. Jakarta: PT Mizan

Pustaka.

Suananda, Y. (2018). Prenatal-Postnatal Yoga. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Tilong, A. (2017). Yoga dan Meditasi Untuk Mempercepat Kehamilan. Yogyakarta: Laksana.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian

Kesehatan RI (1st ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

Wiadnyana, M. S. (2011). The Power of Yoga for Pregnancy and Post Pregnancy. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yoga, R. P. (2016). Buku Saku Yoga. (Sismantono, Ed.). Jakarta: Nuha Publishing.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bayi Baru Lahir

Subtopik : Perawatan Bayi BBLR

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu mampu mengerti dan memahami tentang perawatan bayi BBLR

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu dapat:

1) Menjelaskan tentang perawatan bayi BBLR

2) Mengaplikasikan perawatan bayi BBLR

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

b. Waktu : 19.00 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi perwatan bayi BBLR (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang perawatan bayi BBLR

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Macam-macam perawatan

bayi BBLR

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Perawatan Bayi BBLR

Bayi BBLR adalah bayi yang terlahir dengan berat badan rendah (<2500 gr).

Berat badan yang rendah mengakibatkan bayi belum bisa beradaptasi secara

maksimal sehingga perlu perawatan secara khusus, seperti:

1. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi penting dilakkan karena imunitas bayi belum bekerja

secara maksimal. Adapun langkah pencegahan infeksi yaitu:

a. Mencuci tangan sebelum/sesudah memegang bayi

b. Memandikan bayi 2x sehari

c. Melakukan perawatan tali pusat (membersihkan dengan air dan sabun,

mengeringkan dan membiarkan terbuka/tanpa balutan kassa)

d. Segera mengganti pakaian bayi yang kotor akibat BAK atau terpapar feses

e. Menghindarkan bayi kontak dengan orang yang sakit

f. Memberikan colostrum yang kaya antibody bagi bayi

2. Nutrisi

a. Memberikan ASI sesering mungkin, min.2 jam sekali atau sesuai keinginan

bayi (on-demand), apabila bayi tertidur tetap diberikan ASI

b. Memberikan ASI saja hingga usia 6 bulan (ASI ekslusif), kemudian dapat

diberikan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan

3. Menjaga kehangatan tubuh bayi

a. Segera mengeringkan tubuh bayi dari paparan cairan dan ganti pakaian

yangbasah dengan pakaian/kain yang bersih dan kering

b. Melakukan metode Kangoroo Mother Care (KMC), agar bayi kontak kulit

dengan ibu atau cahaya lampu 60watt (60cm)

c. Menjaga ruangan bayi tetap hangat (tutup pintu/jendela)

4. Imunisasi

a. Memberikan imunisasi Hb-0 sebelum bayi berusia 7 hari

b. Memberikan imunisasi sesuai tahapan usia bayi (kecuali bayi sakit berat)

Lampiran 8

5. Stimulasi tumbuh-kembang bayi

a. Menstimulasi pertumbuhan dengan pemberian ASI ekslusif sesering

mungkin dan perkembangan bayi dengan menstimulasi gerak motorik, daya

dengar, daya lihat.

b. Menimbang bayi rutin tiap bulan di posyanndu

Tanda Bahaya Bayi Baru Lhir

1. Demam (>37,5oC) tau hipotermi (>36,5oC)

2. Kejang

3. Tidak mau minum/memuntahkan semuanya

4. Bayi bergerak jika dirangsang

5. Nafas cepat (>60x/menit) atau lambat (<40x/menit)

6. Terdapat retraksi dada

7. Mata bernanah banyak

8. Pusat kemerahan meluas ke dinding perut >1cm

9. Tampak kuning hingga telapak tangan dan kaki

10. Diare

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Khoiriah, A. (2017). Hubungan Antara Usia Ibu dan Paritas Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR) Di RS. Siti Khadijah Palembang. Jurnal Kesehatan, 8(2), 310–314

Sukesi, A., Setiyani, A., & Esyuananik. (2016). Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,

Balita dan Anak Pra Sekolah (1st ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bayi Baru Lahir

Subtopik : Terapi Musik Klasik Lullaby

Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu mampu mengerti dan memahami tentang terapi musik klasik

Lullaby untuk bayi

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu dapat:

1) Menjelaskan tentang terapi musik klasik Lullaby

2) Mampu mengaplikasikan terapi musik klasik Lullaby

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Rabu/15 April 2020

b. Waktu : 19.00 WIB

c. Tempat : Puskesmas Samigaluh 1

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi terapi musik klasik Lullaby (leaflet)

b. Musik klasik Lullaby (mp3)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang terapi musik klasik

Lullaby

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang:

a. Pengertian, tujuan,

manfaat terapi musik

klasik Lullaby

b. Teknik pemberian terapi

musik klasik Lullaby

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang kondusif saat menyampaikan

materi

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami

selama proses penyuluhan

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Terapi Musik Klasik Lullaby

1. Pengertian

Terapi musik Lullaby merupakan komplementer melalui pemutaran musik

yang dapat menghasilkan rangsangan ritmis yang kemudian ditangkap melalui

organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar pada

otak yang selanjutnya mereorganisasi interpretasi bunyi ke dalam ritme internal

pendengarannya sehingga metabolisme dai dalam tubuh bayi berjalan dengan

baik.

2. Manfaat dan tujuan

a. Memperlancar peredaran darah

b. Meningkatkan kemampuan menerima stimulasi

c. Meningkatkan refleks hisap

d. Meningkatkan kualitas tidur

e. Mempersingkat lama rawat (Emaliyawati et al., 2018)(Emaliyawati et al.,

2018)(Emaliyawati et al., 2018)(Emaliyawati et al., 2018)(Emaliyawati et

al., 2018)

f. Meningkatkan hormone endorphin

g. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi

3. Cara melakukan terapi musik

Terapi diberikan dengan cara memutar musik Lullaby melalui hp atau music box

di sekitar tempat tidur bayi. Bayi yang diberikan terapi ini yaitu bayi normal tanpa

gejala ensepalofati hipoksik iskemik seperti kejang, dan penurunan kesadaran

4. Waktu pelaksanaan

Terapi musik Lullaby diberikan setelah bayi lahir (4-28 hari) selama 15 menit

tiap harinya.

Referensi:

Emaliyawati, E., Fatimah, S., & Lidya, L. (2018). Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart

Rate, Respiration Rate, Saturasi Oksigen pada Bayi Prematur. Jurnal Keperawatan

Padjadjaran, 5(3).

Ina, A. A., & Edison, M. S. I. (2019). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Lullaby Terhadap Vital

Signs pada Bayi Prematur. Jurnal Kesehatan, 10(1), 6.

Kusumawati, N. (2018). Efektifitas Terapi Musik Klasik Mozart terhadap Suhu Tubuh Bayi Premature di Ruang Perinatologi RSUD Bangkinang Tahun2017. Jurnal Kesehatan

Lampiran 8

Masyarakat, 2(1), 58–77.

Moekroni, R., & Analia. (2016). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik dalam Menurunkan

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan. Majority, 5(1), 6–11.

Lampiran 8

Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bayi Baru Lahir

Subtopik : Pijat Bayi

Tempat : PMB Siwi T Daniel

Hari / Tanggal : Jum’at/24 April 2020

Waktu : 10 menit

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Ibu mampu mengerti dan memahami tentang pijat bayi

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu dapat:

1) Menjelaskan tentang pijat bayi

2) Mengaplikasikan teknik pijat bayi

2. Sasaran : Ny.S

3. Strategi Pelaksanaan

a. Hari / Tanggal : Jum’at/24 April 2020

b. Waktu : 10.15 WIB

c. Tempat : PMB Siwi T Daniel

d. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.

4. Materi terlampir

5. Media

a. Materi pijat bayi (leaflet)

6. Proses Pelaksanaan

No Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta 1. Persiapan 2

menit • Mengucapkan salam dan

perkenalan

• Menjelaskan tujuan umum dan

tujuan khusus penyuluhan

• Menjawab salam dan berespon

terhadap kegiatan yang ada

• Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan penyuluhan

2. Pelaksanaan 5

menit • Menggali pengalaman ibu

tentang pijat bayi

• Menyampaikan materi

penyuluhan tentang: a. Pengertian, tujuan,

manfaat pijat bayi

b. Teknik pijat bayi

• Mendengarkan informasi

selama proses penyuluhan

• Bertanya secara aktif tentang

hal-hal yang belum dipahami selama proses penyuluhan

Lampiran 8

• Memberikan kesempatan

kepada peserta edukasi untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

• Menciptakan suasana yang

kondusif saat menyampaikan

materi

3. Evaluasi 3

menit • Melakukan evaluasi

pemahaman dengan

memberikan pertanyaan secara

langsung kepada peserta

edukasi selama evaluasi

• Menyampaikan materi

penyuluhan

• Terminasi

• Menjawab pertanyaan dari

petugas

• Mendengarkan kesimpulan

dari materi penyuluhan

Lampiran 8

Lampiran Materi

Pijat Bayi

1. Pengertian

Pijat bayi adalah bentuk terapi sentuhan (touch therapy) yang sangat

bermanfaat baik bagi bayi. Pemijatan merupakan salah satu teknik terapi

sentuhan yang mengombinasikan manfaat fisik dan emosional manusia seperti

ikatan batin (bonding). Pijat bayi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

orang tua/pengasuh bayi untuk menstimulasi otot-otot bayi agar lebih

berkembang dengan cara sentuhan/pijatan lembut pada tubuh bayi.

2. Manfaat dan tujuan

a. Memperlancar peredaran darah

b. Menhilangkan racun di dalam tubuh

c. Meningkatkan berat badan bayi

d. Meningkatkan durasi dan kualitas tidur bayi

e. Meningkatkan daya tahan tubuh

f. Meningkatan ikatan batin

g. Meningkakan produksi ASI

3. Cara melakukan pijat bayi

a. Persiapan awal

a) Persiapan ruangan dan peralatan

a) Ruangan yang bersih, nyaman dan hangat

b) Minyak/baby oli

c) Pengiring music (music box, Hp)

b) Persiapan klien (bayi)

a) 1 jam sebelum pemijatan sebaiknya bayi tidak diberi ASI untuk

menghindari terjadinya gumoh atau muntah

b) Bayi dalam kondisi terjaga (tidak tidur)

c) Bayi dalam kondisi sehat

d) Bayi tidak dalam kondisi lapar

e) Seluruh pakaian dilepaskan kecuali popok

Lampiran 8

f) Baringkan bayi di atas tempat yang memiliki permukaan rata dan

lunak, misalnya kasur atau matras yang tebal.

c) Persiapan pemijat

a) Sebelum memulai, lepaskan semua perhiasan pada kedua tangan,

seperti cincin dan gelang

b) Pastikan kuku jari tangan dalam keadaan terpotong pendek dan

bersih, agar kulit bayi tidak tergores

c) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemijatan

d) Memperhatikan dan menanggapi setiap isyarat yang diberikan bayi

e) Menjauhkan minyak/baby oil dari mata

f) Tidak memaksakan tahapan pijat pada bayi (sesuai kemauan bayi)

g) Melakukan pemijatan sesuai usia bayi

(1) Bayi usia 0-1 bulan, dilakukan sentuhan halus

(2) Bayi usia 1-3 bulan, dilakukan tekanan ringan.

(3) Bayi usia 3 bulan - 3 tahun, dilakukan sedikit peningkatan

tekanan.

b. Pelaksanaan

1) Pemijatan kaki

Pemijatan pada kaki dilakukan dengan beberapa gerakan seperti

teknik perahan India, gerakan memeras dan memutar, mengurut telapak

kaki bayi, menarik lembut jari-jari kaki bayi, meregangkan telapak kaki

bayi, menekan lembut telapak/punggung kaki bayi, memeras dan

memutar pergelangan kaki bayi, perahan cara Swedia, gerakan seperti

menggulung serta mengusap kedua kaki bayi dengan usapan lembut

2) Pemijatan perut

Pada bagian perut dilakukan pemijatan dengan teknik seperti

mengayuh sepeda, gerakan ibu jari ke samping, gerakkan bulan

matahari, gerakan I Love U, lalu mengusap lembut perut ke arah luar

3) Pemijatan dada

Pada dada dilakukan teknik pemijatan seperti membentuk jantung

besar, dan gerakan kupu-kupu.

Lampiran 8

4) Pemijatan tangan

Pada kedua tangan dilakukan teknik pemijatan lembut pada ketiak,

perahan cara India,gerakan seperti memeras dan memutar, peregangan

telapak tangan, memutar lembut jari-jari, pemijatan lembut punggung

tangan, memeras dan memutar pergelangan tangan bayi, perahan cara

Swedia, serta gerakan seperti menggulung.

5) Pemijatan wajah

Pada wajah dilakukan teknik pemijatan yaitu mengusap lembut

wajah seperti gerakan menyetrika dahi, alis, hidung, mulut bagian atas,

mulut bagian bawah, membuat lingkaran kecil di rahang bayi, usapan

lembut pada bagian belakang telinga bayi.

6) Pemijatan punggung

Pada punggung bayi dilakukan teknik pemijatan yaitu mengusap

lembut punggung bayi, gerakan lingkaran-lingkaran kecil, gerakkan

seperti menggaruk

c. Waktu pelaksanaan

Pijat bayi dapat dilakukan setelah bayi lahir, setidaknya tali pusat sudah

lepas. Pijat dilakukan selama 15 menit baik pagi hari sebelum mandi

maupun malam hari menjelang tidur agar memberikan efek relaksasi

maksimal sehingga bayi tidur nyenyak dan tidak rewel

Referensi:

Elya, D., Ridwan, M., & Anggraeni, Y. (2018). Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat

Badan Pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 11(1), 15–19.

Fauziah, A., & Wijayanti, H. N. (2018). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan dan

Kualitas Tidur Bayi di Puskesmas Jetis Yogyakarta. Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya,

6(2), 1–6.

Roesli, U. (2013). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Sari, P. E. K. (2014). Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia

6 Bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lampiran 8