KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM ...

189
KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA SKRIPSI f ISLAM Disusun Oleh : MARIA ULFAH 98.320.042 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS PSIKOLOGI JOGJAKARTA 2003

Transcript of KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM ...

KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM

KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA

SKRIPSI

f ISLAM

Disusun Oleh :

MARIA ULFAH

98.320.042

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS PSIKOLOGI

JOGJAKARTA

2003

KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM

KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Universitas 'slam Indonesia Untuk Memenuhi

Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mernperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Disusun OiSii ;

MARIA ULFAH

98.320,042

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS PSIKOLOGI

JOGJAKARTA

2003

SKRIPSI

KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM

KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Telah dipertahankan dan diuji di hadapan Dewan Penguji dalam Ujian Skripsipadatanggal 17 0ktober 2003 dan dinyatakan LULUS.

Disetujui Tanggai.-. , - • •-- iwi

, : . .-.Mi j

Mengesahkan

Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia

Dewan Penguji:

1. Dr. Alimatus Sahrah, M.Psi.,M.M.

2. Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.

3. H. Fuad Nashori, S.Psi,M.Si.

tftf<=^> ^m%M^ ^h

MOTTO

4 ' , fj

Aku tidak meminta upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam

kekeluargaan.

<,

(Al - Quran; Surat Asy-Syuuraa : 23)

Setiap kamu adalah pemimpin. Seorang Ayah bertanggungjawab atas

kehidupan keluarganya dan seorang ibu bertanggungjawab atas harta dan

anak suaminya, mereka akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.

Didiklah anak-anakmu, sebab mereka dilahirkan untuk hidup dalam suatu

zaman yang berbeda dengan zamanmu.

(Hadits Nabi Muhammad SAW; Rlwayat Bukhari Muslim)

Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik.

(Hadits Nabi Muhammad SAW; Riwayat Abbas)

111

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan berkat orang-orang

yang begitu berarti yang selalu memberikan doa dan dukungan untukku.Skripsi ini aku persembahkan untuk:

V Ayahanda H. M. Yusuf Kursanie, dan Ibunda H. Megawati v

Abah danMama tersayang, semoga Maria bisa membahagiakan kalian dan

semoga Allah selalu melindungi serta memberkati setiap derap langkah kita.Kalian adalah orang-orang yang terbaik yang selalu mengajari kami akan

Arti Hidup, Bersujud dan Bersyukur.

vSemua saudaraku, kakak iparkujuga dua ponakan yang lucuv

Pertalian saudarakita sangat manis dan indah, semoga akan tetap indah

sampai kita tuakelak, meski jarak memisahkan kita. Amin.

vAdinda Sinyov

Thanks for all that you given to me. Ihope you'll learn about everythingwithout tired because live and chance just oncecome, do the bestfirst.

vHarry Kurniawan Hamim, S.T.v

Doaku, semoga dengan ilmu, kita bisa memberi arti dan manfaat baik bagi

diri kita berdua, keluarga, agama, bangsa dannegara, karena mereka

membutuhkan kita dan inilahkesempatan kita untuk berbakti.

Hanya dalam Genggaman Tangan-Nya yang Lembut dan Perkasa, kitabersatu dengan Cinta - Kasih 'tukwujudkan Cita-cita.

Semoga kita termasuk insan yang disayang dan diberi petunjuk oleh-Nya.

Berjuanglah dengan sabar dan tawadhu untuk mengejar Kesuksesan

Insya Allah, kamulah pemimpinku di masa depan.

Amin

vAlmamaterku, Universitas Islam Indonesia w

IV

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu'alaikum wr. wb.

Syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Penulis mampu

menyelesaikan tugas yang merupakan kewajiban akademis yaitu memenuhi

sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-1 dalam Disiplin Ilmu

Psikologi pada Univeristas Islam Indonesia yaitu berupa Penulisan Skripsi.

Adapun judul Skripsi yang Penulis pilih dan telah disetujui oleh Biro Skripsi

ialah mengenai "Hubungan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga

dengan Kenakalan Remaja".

Dalam penulisan Skripsi ini, Penulis berusaha menurut kemampuan sesuai

dengan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan data-data yang di dapat selama

riset dilakukan agar apa yang penulis kemukakan dapat mendekati sempuma

dari segi ilmiahnya. Atas segala keterbatasan sebagai seorang manusia, Penulis

menyadari, masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Oleh

karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi

kesempurnaan tulisan ini sehingga dapat bermanfaat baik bagi Penulis sendiri

maupun para pembaca umumnya.

Perkenankan Penulis untuk mengucapkan terima kasih atas

terselesaikannya penyusunan Skripsi ini, kepada:

1. Ibu Dr. Sukarti, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Indonesia.

2. Bapak Drs. H. Muhammad Bachtiar, M. M., selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

3. Ibu Dr. Alimatus Sahrah, M. Psi., M. M., selaku Dosen Pembimbing

Utama Skripsi.

4. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S. Psi., selaku Dosen Pembantu Pembimbing

Skripsi.

5. Bapak Drs. Sutrisno, M. M., selaku Kepala Sekolah SMK PIRI Sleman,

Jogjakarta, yang telah memberikan izin penelitian.

6. Bapak Drs. Sumarno, P. P., selaku Wakil Kepala Kurikulum Sekolah SMK

PIRI Sleman, Jogjakarta.

7. Para Ibu dan Bapak Guru Sekolah SMK PIRI Sleman yang turut

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kedua orang tuaku tercinta, Drs.H.M.Yusuf Kursanie, M.B.A, M.M. dan H.

Megawati, atas segala kasih sayang, perhatian, terutama doa.

9. Saudara-saudaraku tercinta : Kak Eka sekeluarga, Kak Ozan sekeluarga,

Kak Nufuz (tetap semangat ya kak), terutama adikku Sinyo yang selalu

ikut sibuk "mengurusi" ka Marry Thanks a Lot and Hopefully You'll Be

Success. Kedua ponakanku yang imut Alma dan Zada.

10. Papa dan Mama Linggau yang selalu memberi dukungan dan semangat

agar tetap tabah menghadapi setiap permasalahan.

VI

11. Harry Kurniawan Hamim, seseorang yang begitu spesial untukku, terima

kasih atas cinta, pengorbanan, dukungan, semangat serta doa yang

selalu kamu panjatkan kepada-Nya demi kesuksesanku. / Wish I'M Do

and Be the Best for You, for the Success, Glory and the One Can Bring

the Happiness for You. Amin. Terima kasih ya sayang.

12. Buat teman-teman kecilku, Mengmeng dan Mimi yang selalu

menghiburku.

Penulis berharap dengan doa, semoga pengorbanan dan jasa yang

diberikan merupakan amal sholeh yang diridhoi oleh Allah SWT, serta mendapat

balasan pahala dari-Nya. Amin.

Akhirnya sekali lagi, Penulis berharap semoga tulisan yang sederhana ini,

dapat memberi manfaat yang besar bagi semua pihak dan khususnya bagi

perkembangan llmu Psikologi.

Amin Yaa Robbal 'alamin

Billahitaufiq Wat Hidayah

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Jogjakarta, 2003

Penyusun

(Maria Ulfah)

vn

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL '

HALAMAN PENGESAHAN »

HALAMAN MOTTO i"

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GRAFIK xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH 1

B. KEASLIAN PENELITIAN 8

C. TUJUAN PENELITIAN 9

D. MANFAAT PENELITIAN 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10

A. KENAKALAN REMAJA 10

1. Pengertian Remaja 10

2. Pengertian Kenakalan Remaja 11

3. Aspek-aspek Kenakalan Remaja 13

4. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja 16

vm

B. TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA 19

1. Pengertian Tindak Kekerasan dalam Keluarga 19

2. Ciri-ciri Tindak Kekerasan dalam Keluarga 24

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadi Tindak Kekerasan dalam

Keluarga 26

C. KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA

DENGAN KENAKALAN REMAJA 26

D. HIPOTESIS PENELITIAN 31

BAB III. METODE PENELITIAN 32

A. IDENTIFIKASI VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN 32

B. DEFINISI OPERASIONAL 32

1. Kenakalan Remaja 32

2. Tindak Kekerasan dalam Keluarga 33

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 34

D. METODE PENGUMPULAN DATA 34

1. Skala Kenakalan Remaja 34

2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 36

E. METODE ANALISIS DATA 38

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 39

A. PERSIAPAN PENELITIAN 39

1. Orientasi Kancah Penelitian 39

2. Perizinan Penelitian 40

3. Persiapan Alat Ukur 40

a. Skala Kenakalan Remaja 40

IX

b. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 41

B. PELAKSANAAN PENELITIAN 43

1. Skala Kenakalan Remaja 43

2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 44

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

1. Uji Asumsi 45

2. Uji Hipotesis 49

BAB V. PENUTUP 61

A. KESIMPULAN 61

B. SARAN 62

DAFTAR PUSTAKA 64

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan

Try Out d\ Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 35

2. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan

Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 36 dan 41

3. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada

Pelaksanaan Try Out di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 37

4. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada

Pelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta... 37 dan 42

5. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan

Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 43

6. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada

Pelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta... 44

7. Uji Normalitas 45

8. Uji Korelasi Product MomentPearson untuk mengetahui Nilai Regresi

dan Linearitas 47

9. ANOVA untuk mengetahui Nilai Regresi 48

10. Chi-Square Test 49

11. Uji Korelasi Product Moment Pearson 50

12. Nilai Koefisien Determinan 51

XI

13. Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK

PIRl-Sleman, Jogjakarta 51

14. Frekuensi Kenakalan Remaja Siswa SMK PIRl-Sleman

Jogjakarta 52

15. Kategori Hipotetik untuk Variabel Kenakalan Remaja dan

Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK PIRI

Sleman, Jogjakarta 52

16. Kategoei Empirik untuk Variabel Kenakalan Remaja dan Variabel

Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK PIRI- Sleman

Jogjakarta 53

XI i

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1. Hubungan antara Kondisi Perkawinan dengan Perilaku Antisosial

Remaja (Pria) yang Tinggal Bersama Kedua Orang

Tua Kandung 23

2. Frekuensi Tindak Kekerasandalam Keluarga Siswa Kelas II (Dua)

Otomotif SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 46

3. Frekuensi Kenakalan Remaja Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK

PIRl-Sleman, Jogjakarta 46

4. Regresi Linear Variabel Kenakalan Remaja Siswa Siswa Kelas II

(Dua) OtomotifSMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 48

5. Tindak Kenakalan Remaja Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK

PIRl-Sleman, Jogjakarta 56

6. Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK

PIRl-Sleman, Jogjakarta 56

xni

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Olah Data dengan menggunakan program SPSS 10,01 for

Windows :

Halaman

1. Data Uji Coba (TryOut) Tindak Kekerasan dalam

Keluarga(X) 1-16

2. Contoh Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 17

3. Data Uji Coba (Try Out) Kenakalan Remaja (Y) 1-16

4. Contoh Skala Tindak Kenakalan Remaja 17

5. Output Korelasi Validitas Aitem Tindak Kekerasan dalam

Keluarga (X) 1-5

6. Output Korelasi ValiditasAitem Kenakalan Remaja (Y) 5-9

7. Data Reliabilitas Aitem Tindak Kekerasan dalam

Keluarga (X) 1-10

8. Data Reliabilitas Aitem Kenakalan Remaja (Y) 1-10

9. OutputReliabilitas Aitem Tindak Kekerasan dalam

Keluarga (X) 1-2

10. Output Reliabilitas Aitem Kenakalan Remaja (Y) 3-4

11. Data Penelitian Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) 1-6

12. Contoh Skala Penelitian Tindak Kekerasan dalam

Keluarga 11

13. Data Penelitian Kenakalan Remaja (Y) 1-6

xw

14. Contoh Skala Kenakalan Remaja 11

15. Total Skor Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan Variabel

Kenakalan Remaja (Y) 1-3

16. Output Uji Normalitas 1-6

17. Output \J'ii Regresi dan Linearitas 7-11

18. Uji Hipotesis dengan Chi-Square Test 11-15

19. Uji Korelasi dengan menggunakan Teknik Korelasi Produk

Moment Pearson 15-16

20. Data Grafik Histogram Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan

Grafik Histogram Kenakalan Remaja 1-3

21. Grafik Histogram Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan

Grafik Histogram Kenakalan Remaja 1-2

Lampiran Surat Keterangan:

1. Permohonan Izin Penelitian untuk Skripsi dari Fakultas Psikologi Ull

Nomor: 253/ Dek/ 70/ FP/ Ml 2003

2. Surat Izin Penelitian untuk Skripsi dari BAPPEDA - Sleman, Jogjakarta

Nomor: 07.0/Vl/812/2003

3. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian dari Sekolah SMK/ STM

PIRI- Sleman, Jogjakarta

Nomor: 917/113.5/ SMK/ Pr/ LU 2003

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Akhir-akhir ini, kenakalan remaja semakin marak begitupula intensitasnya

semakin meningkat dan lebih bervariasi bahkan sudah sangat memprihatinkan

sehingga membuat masyarakat semakin cemas dan khawatir.

Frekuensi tawuran remaja dapat dilihat sebagaimana yang disajikan dalam

Puspitawati (2001) yaitu tindak kenakalan remaja mengalami peningkatan dari 93kasus pada tahun 1995/ 1996 menjadi 230 kasus pada tahun 1999. Sementara

berdasarkan data dari Polres Jakarta Pusat, tahun 1997, bentuk kenakalan

remaja yang tercatat adalah perkelahian remaja baik perseorangan maupun

kelompok (164 kasus), membawa senjata tajam (1 orang tersangka),pengrusakan bus (10 kasus), pemerasan (3 orang tersangka), pencurian dengankekerasan (2 orang tersangka), penyalahgunaan narkotika dan obat teriarang (11

tersangka) dan kasus pengeroyokan hingga meninggal (8 orang tersangka).

Melihat data yang disajikan Puspitawati (2001) di atas serta banyaknya

pemberitaan baik dari media cetak maupun elektronik yang hampir setiap harimenyoroti tentang tindak kenakalan remaja, dapat dilihat bagaimana maraknya

aksi kenakalan remaja saat ini dengan melihat perbandingan kasus antara tahun

1995/ 1996 sampai dengan tahun 1999, yang menunjukkan angka peningkatan

yang sangat ekstrim yaitu dari 93 kasus menjadi 230 kasus. Suatu keadaan yang

sangat memprihatinkan sebab kita ketahui bahwa remaja adalah generasi

penerus suatu bangsa yang diharapkan akan siap menghadapi tantangan masadepan yang lebih berat lagi, tentu drtuntut untuk tidak saja cerdas tapi juga

memiliki akhlak yang baik pula.

Tidak jarang apa yang remaja lakukan saat ini mulai mengarah padatindakan kriminal yang sangat merisaukan dan mengancam ketentraman,

keselamatan serta ketenangan hidup khalayak ramai. Perkelahian misalnya,remaja sekarang tidak segan-segan lagi menggunakan senjata tajam, benda-benda tajam ataupun tumpul yang diniiai dapat mengaiahkan musuhnya. Tujuanyang ingin dicapai tidak lain adalah mengaiahkan musuhnya, bisa saja melukaimusuh namun juga dapat melenyapkan nyawa si pesaing yang terkadang

disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Tidak hanya itu saja, tindakan pengrusakanpun terjadi misalnya pengrusakan sarana umum, mencorat-coret tembok, gedungsekolah, merampok, memeras. seperti kasus pemerasan di dalam angkutanumum/ bus, dan Iain-Iain, semakin bengis dan brutal (dalam Basri, 1996).

Di Jakarta, misalnya, aksi-aksi kekerasan karena kenakalan remaja baik

yang dilakukan secara individu maupun massal mungkin dianggap sudahmenjadi hat yang biasa. Aksi-aksi tersebut dapat terjadi di mana dan kapan saja,seperti di sekolah, di jalan dan Iain-Iain (dalam Mu'tadin, 2002). Septiningsih(2003) di dalam Tabloid Kriminal, memaparkan penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda seiain motivasi individu, juga dipengaruhi olehsosiokultural. Misalnya, perceraian orang tua dan orang tua yang jarang di rumah

akibatnya menimbulkan suasana hati yang sangat menekan dan mendalam.Memang fenomena seperti kenakalan remaja ini sangatlah disayangkan

terjadi. Seiain pelaku tindak kenakalan ini yang masih tergolong muda namun

juga tindakan ini menuntut si pelaku untuk menerima hukuman sebagaikonsekuensi yang harus remaja delinkuen tenma dan harus d.pertanggung-

jawabkan. Sehingga kesempatan untuk meraih kesuksesan harus tertundabahkan bisa jadi terhenti.

Gold dan Petronio (dalam Sarwono, 1997) mendefinisikan tentang

penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja (juveniledelinquency), yaitu : Kenakalan anak adalah tindakan seseorang yang belumdewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiribahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum maka remajatersebut bisa dikenai hukuman. Simanjuntak (dalam Basri,1996) memberikan

pengertian bahwa kenakalan remaja adalah sebagai perbuatan dan tingkah laku,perkosaan terhadap norma-norma hukum pidana dan pelanggaran terhadapkesusilaan yang dilakukan oleh anak-anak.

Banyak faktor yang mendasari mengapa anak berperilaku delinkuen. Telahdiketahui bersama bahwa usia remaja adalah usia yang sangat rentan

mengalami kejadian seperti ini, karena pada masa ini jiwa remaja mengalamisturm und drang (penuh dengan gejolak). Pada masa peralihan ini yaitu dari

masa anak-anak menuju tahap selanjutnya, anak mulai gencar melakukan

pencarian identitas diri apalagi lingkungan sosial pada masa remaja ini drtandaidengan perubahan sosial yang cepat yang terkadang mengakibatkankesimpangsiuran norma (keadaan anomie). Anomie menurut Durkheim (dalamSarwono, 1997) adalah normlessness yaitu suatu sistem sosial di mana tidak ada

petunjuk atau pedoman bertingkah laku.

Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan

social learning yaitu adanya kematangan fisik dan sosial. Bila anak mampu

melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik maka anak akan memilikikematangan emosional yang baik (dalam Rifai, 1987). Hail berasumsi bahwaremaja mengalami stress and strain (kegoncangan dan kebimbangan), akibatnyapara remaja melakukan penolakan-penolakan pada kebiasaan rumah,mengasingkan diri, biasanya para remaja bersifat sentimental, mudahtergoncang dan bingung (dalam Rifai, 1987).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Csikszentmihalyi dan Larson tahun1984 (dalam Setiono, 2002) menemukan bahwa remaja rata-rata memeriukanhanya 45 menit untuk berubah dari mood "senang luar biasa" ke "sedih luarbiasa", sementara orang dewasa memeriukan beberapajam untuk hal yangsama. Perubahan mood (swing) yang drastis seringkali dikarenakan beban

pekerjaan rumah. pekerjaan sekolah dan kegiatan di rumah. Jadi tidakmengherankan bila saja remaja selalu berubah dan selalu berkeinginan mencobahal-hal yang masih baru baginya. Begitu seterusnya sampai remaja tersebut

merasa nyaman atas pilihannya.

Seorang pakar perkembangan kognitif, Piaget (dalam Setiono, 2002)

berasumsi bahwa idealnya seorang remaja memang sudah memiliki pola pikirsendiri dalam usaha mencari pemecahan masalah yang kompleks dan abstrak,

sehingga seorang remaja mampu membayangkan altematif pemecahan masalah

beserta kemungkinan akibatnya.

Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana

mestinya akan selalu menjadi pertanyaan yang mengganggu dan sangat

mengusik ketenangan hidup kaum remaja. Oleh karena itu, remaja harus dibantu

dalam menemukan identitas dirinya, sebab di masa inilah remaja dihadapkan

pada banyak pilihan yang akan menentukan bagaimana masa depannya nanti.

Namun, bila orang tua tidak mampu memahami dan mengerti keinginan anak

serta tidak mampu memberi bimbingan bahkan orang tua bersikap acuh tak acuh

maka jangan harap anak dengan sendirinya menjadi individu yang baik.

Terasa tidak adil memang ketika kita berbicara tentang kenakalan remaja

yang sering hanya dipandang dari sisi keonaran dan kerusakan yang ditimbuikan

akibat tindakannya itu. Sementara kontribusi dari pihak orang tua cenderung

luput dari pengamatan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan lingkungan primer dari

hampir setiap individu, sejak individu dilahirkan sampai pada saatnya nanti, di

mana seorang individu akan membentuk keluarga sendiri. Suasana rumah dan

kematangan emosional dari kedua orang tuanya sangat berpengaruh bagi anak

untuk mencapai kedewasaan, dalam bersikap dan bertindak apalagi jiwa remaja

diliputi dengan rasa ingin tahu yang besar (curiousity), yang lebih parah jika anak

merasa nyaman atas perilaku negatifnya tersebut. Jika anak sudah merasa

demikian, maka lama-kelamaan tindakan tersebut menjadi kebiasaan atau habit

forming (dalam Kartono,1992).

Kartono (dalam Raudhah, 2002) yaitu : lingkungan yang sangat penting

bagi anak memasuki masa remaja adalah lingkungan teman sebaya (peer group)

dan lingkungan keluarga. Namun demikian, keluargalah yang sebenamya

merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian remaja. Untuk itu dalam

lingkungan keluarga periu diciptakan suasana yang harmonis, agar kepribadian

remaja terbentuk dengan baik.

Orang tua memang terkadang lupa akan apa yang sebenarnya dibutuhkan

oleh anak dan cendemng merasa sudah memberi yang terbaik bila telah

mencukupi kebutuhan materi si anak. Orang tua cenderung lupa bahwa kasih

sayang dan menyediakan waktu untuk berkumpui bersama lebih penting bagi

anak dibanding hanya sekedar pemenuhan materi saja (dalam Hawari, 1997)

Rini (2001) mengatakan bahwa apabiia di daiam sebuah keluarga terjadi

tindak kekerasan, apalagi jika ada unsur ancaman di dalam keluarga tersebut

dan korban tidak memiliki keberanian untuk melapor kepada pihak yang

berwenang, maka akan sangat berbahaya bagi setiap anggota keluarga itu.

Semakin tindakan ini ditutupi dan dibiarkan berlangsung lama, maka akan

semakin sulit untuk pulih sehingga menimbulkan persoalan yang kritis bagi

pelaku maupun korban menyangkut harga diri (self esteem), kepercayaan diri

(self confidence), dan pandangan akan identrtasnya (sense ofidentity-nya).

Strauss (dalam Sears, dkk tahun 1991) menegaskan bahwa pria dan

wanrta yang pernah mendapat hukuman fisik pada masa kanak-kanaknya

cenderung melakukan hal yang sama terhadap keluarga mereka pada masa

dewasa. Agar diketahui, bahwa anaklah yang paling rentan terkena dampak yang

paling buruk sebab bisa bersifat jangka panjang, dan apa yang remaja alami ada

kemungkinan akan diaiami oleh remaja itu di masa mendatang (terulang lagi).

Bagaimana tidak, anak tidak hanya menjadi penonton, tapi juga sebagai

peserta yang juga merasakan semua emosi yang beredar dalam keluarga

tersebut. Pada akhirnya anak hidup mencontoh sikap dan periiaku orang tua

mereka, dan mencontoh bagaimana kedua orangtuanya memperiakukan orang

lain, sebab pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi proses

imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya (dalam Hawaii, 1997).

Bagi anak, apa yang sudah diaiami, terinternaiisasi dalam diri si anak/

remaja tanpa sadar dan tanpa dikehendaki. Misalnya saja kasus

penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, pembunuhan, perkelahian antar

geng, kehamilan remaja, atau abortus, bahkan fenomena di mana seorang anak

yang tega membunuh ayah kandungnya pun terjadi dengan berbagai macam

alasan, misainya perebutan warisan, dendam dan lain sebagainya. Kasus

Ambrani, remaja pria yang baru berusia 15 tahun, misalnya, sudah berani

membunuh ayah yang notabene adalah ayah kandungnya. Ambrani membunuh

sang ayah karena merasa sudah tidak tahan melihat periakuan si ayah yang

semakin kejam dan selalu menyiksa Ambrani sekeluarga terutama terhadap ibu

Ambrani. Ambrani pun dikenai pasal 338 KUHP yaitu tentang pembunuhan, dan

Ambrani pun dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut,

Debbi (2003) di dalam TabloidNova.

Fenomena ini terjadi, sering disebabkan oieh kekurangmampuan remaja

untuk mengarahkan emosinya secara posrtrf, yang kesemuanya berawal dari

kurangnya dukungan yang positif dari lingkungan terutama lingkungan keluarga

yaitu orang tua mereka, artinya perbuatan keji atau hubungan yang buruk dalam

keiuarga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kenakalan remaja.

Dari pemaparan teori dan beberapa kasus yang dikemukakan, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kenakalan remaja bukanlah suatu keadaan yang berdiri

dengan sendirinya, namun merupakan perpaduan dari berbagai kondisi yang

dialami oleh si remaja tersebut. Jika dalam masa tumbuh-kembangnya, remaja

tidak diberi pendidikan dan bimbingan yang baik apalagi anak hidup dalam

keluarga yang disharmoni, maka tentu saja akan memberikan dampak yang

buruk bagi perkembangan psikologis tidak hanya bagi pasangan orang tua akan

tetapi juga memberi dampak yang besar bagi anak. Dengan melihat penjelasan-

penjelasan yang ada maka penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih jauh

apakah memang ada koreiasi/ hubungan antara tindak kekerasan dalam

keluarga dengan kenakalan remaja.

B. KEASLIAN PENELITIAN

Sepengatahuan penulis, penelitian ini pemah dilakukan, yaitu pada variabel

tergantung (Kenakalan Remaja). Penelitian ini pernah dilakukan, salah satunya

oleh Mustaqim (2000), namun yang membedakan dari penelitian ini adalah ada

pada variabel bebas yaitu pada variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga,

subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan Iain-Iain. Penelitian lain

sebagaimana yang dilakukan oleh Garig dan Glick (1965), Mc Cord (1965), Tait

dan Hodges (1962), yang meneliti tentang Hubungan antara Kondisi Perkawinan

dengan Perilaku Antisosial Anak (Remaja Pria) yang Tinggal Bersama Kedua

Orang Tua Kandung (dalam Hawaii, 1997).

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi yang

positif antara tindak kekerasan daiam keluarga dengan kenakalan remaja.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara Teoritis: Hasil penelitian yang dilakukan mampu memberi wawasan

dan informasi baru serta memperkaya khasanah teori psikologis knususnya

Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosiai, dan Kriminoiogi.

Secara Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para orang

tua agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku setidaknya tidakmelakukan tindak kekerasan di dalam keluarga tersebut. Hal ini bertujuan agar

anak/ remaja dari keluarga tersebut tidak atau terhindar dari perbuatan delinkuen

dan diharapkan anak/ remaja tersebut tumbuh menjadi pribadi yang sehat

jasmani dan rohani.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KENAKALAN REMAJA

1. Pengertian Remaja

Siapa sebenamya remaja dan mengapa perilaku delinkuen sering terjadi di

kalangan remaja? Basri (1996) mengemukakan bahwa para ahli psikologi dan

pendidikan belum sepakat mengenai rentangan usia remaja. Ada yang

berpendapat bahwa usia remaja berkisar antara 13-19 tahun, namun ada pula

yang berpendapat antara 13-21 tahun. Remaja adalah individu yang telah

meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan

menuju masa pembentukan tanggungjawab.

Pada masa ini jiwa remaja mengalami sturm und drang (penuh dengan

gejolak). Pada masa peralihan ini yaitu dari masa anak-anak menuju tahap

selanjutnya, anak mulai gencar melakukan pencarian identitas diri apalagi

lingkungan sosial pada masa remaja ini ditandai dengan perubahan sosial yang

cepat yang terkadang mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan

anomie). Anomie menurut Durkheim (dalam Sarwono, 1997) adalah

normlessness yaitu suatu sistem sosial di mana tidak ada petunjuk atau

pedoman bertingkah laku. Masa remaja ini disebut juga dengan masa

physiological learning and social learning yaitu adanya kematangan fisik dan

sosial. Bila anak mampu melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik

maka ia akan memiliki kematangan emosional yang baik.

10

11

b Hall (dalam Rifai, 1987) berasumsi bahwa remaja mengalami stress and

d strain (kegoncangan dan kebimbangan), akibatnya para remaja melakukan

penolakan-penolakan pada kebiasaan rumah, mengasingkan diri, para remaja

« bersifat sentimental, mudah tergoncang dan bingung.

t Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana

* mestinya akan selalu menjadi pertanyaan yang mengganggu dan sangat

I mengusik ketenangan hidup kaum remaja. Oleh karena itu, remaja hams dibantu

' dalam menemukan identitas dirinya, sebab di masa ini sosok remaja dihadapkan

' pada banyak pilihan yang akan sangat menentukan masa depannya.

r

r

a

d

P

d

P

IT

n<

b;

r<

IT

2. Pengertian Kenakalan Remaja

Menurut Harriman (1995), juvenile artinya orang di bawah umur 16 atau 18

tahun, sebagaimana hukum negara telah memutuskan, delinquent atau

delinquency yaitu orang yang melakukan pelanggaran hukum, biasanya

pelanggaran masih di bawah umur untuk memegang tanggung jawab atau

tingkah laku illegal atau anti sosial yang dilakukan oleh kelompok kecil. Menurut

etiologi, kenakalan remaja (juvenile delinquency) berarti suatu penyimpangan

tingkah laku yang dilakukan oleh remaja hingga mengganggu ketentraman diri

sendiri maupun orang lain (dalam Basri, 1996).

Gold dan Petronio (dalam Sarwono, 1997) mendefinisikan tentang

penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja (juvenile

delinquency), yaitu : Kenakalan anak adalah tindakan seseorang yang belum

dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri

12

bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum pelaku bisa

dikenai hukuman.

Merril (dalam Gerungan, 2002) berpendapat bahwa: Achild is classified asa delinquent when his antisocial tendencies appear to be so grave that hebecomes or ought to become the subject of official action, yakni seorang anak

akan digolongkan sebagai anak delinkuen jika tampak padanya kecenderungan-

kecenderungan antisosial yang memuncak sehingga yang berwajib terpaksa

mengambil tindakan atas perbuatannya, dalam art. menahan dan

mengasingkannya.

Simanjuntak (dalam Basri,1996) memberikan pengertian bahwa kenakalan

remaja adalah sebagai perbuatan dan tingkah laku, perkosaan terhadap norma-

norma hukum pidana dan pelanggaran terhadap kesusilaan yang dilakukan oleh

anak-anak. Semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku

dalam masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah dan keluarga, dan

Iain-Iain) dapat disebut sebagai prilaku menyimpang, sementara bilapenyimpangan terjadi terhadap norma-norma hukum pidana, barulah disebutdengan kenakalan (dalam Sarwono, 1997). Kenakalan remaja menurutPuspitawati (2003) diartikan sebagai outcome dari suatu proses yang

menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-

norma yang ada.

Arti hukum itu sendiri menurut Ultrecht (dalam Kansil, 1986) mengatakan

bahwa hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan)

yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati olehmasyarakat itu. Kandungan hukum pidana itu sendiri adalah pengatur hubungan

13

hukum antara seseorang anggota masyarakat (warganegara) dengan negara

yang menguasai tata tertib masyarakat itu yang dalam pelaksanaannya pada

umumnya segera diambil tindakan oleh pengadilan tanpa ada pengaduan dari

pihak yang dirugikan (dalam Kansil, 1986).

Jadi, kenakalan remaja dapatlah diartikan sebagai suatu tindakan yang

melanggar norma-norma masyarakat atau norma hukum pidana di mana

pelakunya adalah seseorang yang masih di bawah umur yaitu berkisar antara

13-21 tahun, yang pelaku ketahui bahwa apabila perbuatannya diketahui oleh

petugas hukum maka pelaku bisa dikenai sanksi/ hukuman, akibat yang

ditimbulkan adalah dapat mengganggu ketentraman diri sendiri maupun orang

lain.

Pada umumnya tingkah laku delinkuen apalagi yang mengarah pada tindak

kriminil ini dilakukan remaja sebagai mekanisme-kompensatoris atau

Geltungbedurfnis atau kebutuhan untuk pengakuan dan pembalasan dari rasa-

rasa diri yang inferior, untuk melakukan tindakan hebat dan "sok", tujuannya agar

jadi pusat perhatian dan diakui keberadaannya (dalam Kartono, 1992).

3. Aspek-aspek Kenakalan Remaja

Para ahli psikologi dan pendidikan (dalam Basri, 1996) berpendapat bahwa

permasalahan-permasalahan pada masa remaja tersebut timbul dan

berkembang disebabkan:

a. Aspek Biologis: Perubahan yang cepat pada fisik-biologis, menyebabkan anak

remaja bingung dengan keadaan badannya dan dorongan yang baru yang

dinamakan nafsu kelamin serta adanya kesadaran akan badan yang lebih kokoh

14

dan tenaga yang lebih kuat sehingga merasa ada kelebihan-kelebihan dalam

tenaga dan kekuatan badan inilah yang menimbulkan keinginan untuk melakukan

hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Aspek Psikologis: Perubahan dalam perasaan, pikiran, tanggung jawab,

kemauan, sifat-sifat baru dan hasrat baru serta perkembangan cita-cita

menyebabkan perasaan kurang seimbang, gelisah, resah, bingung, agresif, dan

sebagainya.

c. Aspek Sosial: Norma-norma kehidupan, seperti: norma sosial, adat-istiadat,

tuntutan agama, peraturan kehidupan bernegara, berbangsa belumlah menjadi

bagian yang utuh dan teguh (internalisasi) dalam diri remaja. Apalagi bila ada

perbedaan nilai antara apa yang disadari dan diamalkan orang tua dengan

keinginan remaja, menyebabkan timbulnya ketegangan dalam hubungan yang

semestinya tidak periu terjadi.

Davidoff (dalam Mu'tadin, 2002) mengatakan bahwa menyaksikan

perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan

rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Di

dalam sebuah penelitian Stein (dalam Mu'tadin, 2002) dikemukakan bahwa anak-

anak yang memiliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderung berlaku

agresif, mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah

menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam kehidupan

sehari-hari, dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap.

Dikatakan bahwa temperamen orang tua yang agresif serta meledak-ledak,

kriminil, serta disertai tindakan yang sewenang-wenang tidak hanya

mentransformasikan defek temperamen saja, melainkan juga menimbulkan iklim

15

yang sangat abnormal dalam keluarga tersebut sehingga memupuk reaksi

emosional impulsif serta berpengaruh funest (buruk) pada jiwa anak dan remaja

yang masih labil sehingga anak/ remaja mudah terjangkiti pola eksplosif dan

bertindak kriminil (dalam Kartono, 2002). Artinya dalam kehidupan bila si anak

terbiasa dengan lingkungan rumah dan menyaksikan peristiwa perkelahian antar

orang tua di lingkungan rumah, ayah dan ibu, prilaku agresi semakin kuat dalam

diri si anak.

Jensen (dalam Sarwono, 1997) membagi kenakalan remaja menjadi empat

jenis, antara lain: 1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,

seperti perkosaan, tawuran, pembunuhan, dan Iain-Iain; 2) Kenakalan yang

menimbulkan korban materi seperti perusakan sarana umum, pemerasan dan

Iain-Iain; 3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di fihak orang lain

seperti pelacuran, penyalahgunaan narkoba kecuali bila ia menjadi pengedar,

prilaku seks bebas; 4) Kenakalan yang melawan status, misalnya membolos

sekolah, minggat dari rumah.

Indikator-indikator kenakalan remaja yang akan dijadikan aitem adalah

indikator yang pemah diuji di beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di

Jakarta, yang dilakukan oleh Mardiah pada tahun 1999. Terdiri atas 30

pemyataan yang dibagi dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu:1) Tingkatan kenakalan

remaja umum seperti pulang sekolah larut malam, membaca buku porno,

berbohong, dan Iain-lain; 2) Tingkatan kenakalan remaja kriminal seperti terlibat

pelacuran, membawa benda yang membahayakan, minum-mimunan keras, dan

Iain-Iain (dalam Puspitawati, 2001).

16

4. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Tumbuh kembang anak dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku

menyimpang maupun tidak, tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub

lembaga (dalam Hawaii, 1997), ya'rtu:1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat.

Menurut Graham (dalam Sarwono, 1997), ada beberapa faktor penyebab

kelainan perilaku anak dan remaja antara lain:

1. Faktor Lingkungan seperti: Malnutrisi; Kemiskinan di kota-kota besar;

Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu-lintas, bencana alam, dan Iain-

lain); Migrasi; Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan Iain-

lain); Keluarga yang tercerai-berai (perceraian, perpisahan yang tertalu lama, dan

Iain-Iain); Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga: 1) Kematian orang tua; 2)

Orang tua sakit berat atau cacat; 3) Hubungan antar anggota keluarga tidak

harmonis; 4) Orang tua sakit jiwa; 5) Kesulitan dalam pengasuhan karena

pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan

Iain-lain.

2. Faktor Pribadi, seperti: Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen

(menjadi pemarah, hiperaktif, dan Iain-Iain); Cacat tubuh; Ketidakmampuan untuk

menyesuaikan diri.

Carson dan Butcher (dalam Mustaqim, 2000) menemukan beberapa hal

yang dapat menyebabkan munculnya perilaku delinkuen pada remaja: 1)

Keluarga yang berantakan berupa ketiadaan salah satu atau kedua orang tuanya

disebabkan beberapa kondisi seperti kematian atau perceraian yang pada

umumnya remaja delinkuen berasal dari keluarga yang berantakan yaitu orang

tuanya mengalami perceraian; 2) Penolakan orang tua, menurut Hurlock (1973),

17

akan membuat anak merasa tidak disayangi, sehingga menimbulkan kemarahan

dan dendam dalam diri si anak terhadap orang tuanya.

Pendapat ini didukung oleh aliran Psikoanalisis yaitu orang-orang yang tak

mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil

kemungkinan besar tidak akan mengembangkan super ego yang cukup kuat,

sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar norma masyarakat

Super ego ini diperoleh anak melalui proses pendidikan, khususnya hubungan

antara orang tua dan anak, kemudian norma-norma itu diserap menjadi nilai yang

akan menjadi bagian jiwa sebagai pengendali tingkah laku seseorang (dalam

Sarwono, 1997).

Menurut aliran Empirisme dengan tokohnya yang terkenat John Lock

(dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan teori Tabula Rasa yang mengatakan bahwa

pengalamanlah (pendidikan, pergaulan dan Iain-Iain) yang akan menuliskan

corak jiwa manusia selanjutnya. Tidak mengherankan jika ada yang berpendapat

bahwa segala s'rfat negafrf yang ada pada diri anak sebenarnya ada pada orang

tua individu itu sendiri bukan semata-mata faktor bawaan akan tetapi karena

proses pendidikan, proses sosialisasi atau kalau mengutip Sigmund Freud yaitu

proses identifikasi (dalam Sarwono, 1997).

Kartono berpendapat (dalam Raudhah, 2002) bahwa lingkungan yang

sangat penting bagi anak memasuki masa remaja adalah lingkungan teman

sebaya (peer group) dan lingkungan keluarga. Namun demikian, keluargalah

yang sebenarnya merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian remaja.

Untuk itu dalam lingkungan keluarga periu diciptakan suasana yang harmonis,

agar kepribadian remaja terbentuk dengan baik.

18

Dalam Puspitawati (2001), Willis mengatakan, kenakalan remaja

disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, namun faktor keluarga

merupakan lingkungan utama, dan menurut Mulyono faktor lingkungan sekitar

yang secara potensil dapat membentuk perilaku seorang anak. Seiain itu

dituliskan juga, masih dalam Puspitawati (2001) mengenai berbagai macam

faktor yang berpengaruh pada kenakalan remaja, antara lain: Faktor Keluarga

(seperti kedekatan hubungan orang tua-anak, gaya pengasuhan orang tua, pola

disiplin orang tua serta pola komunikasi dalam keluarga) dan Faktor lain di luar

keluarga (seperti hubungan dengan kelompok bermain atau "peer group",

ketersediaan berbagai sarana seperti gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat

hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat terlarang dan buku-buku

porno serta minuman beralkohol, Gunarsa-Gunarsa (dalam Puspitawati, 2001).

Demikian juga Islam mempercayai bahwa manusia diciptakan dalam

keadaan fitrah. Menurut pandangan netral dengan tokohnya yaitu Al-Barr yang

mendasarkan pandangan pada firman Allah yang berbunyi: "Dan Allah

mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun"

(QS An-Nahl, 16:78). Menurut pandangan ini, anak akan memperoleh

pengetahuan tentang yang benardan salah salah serta kebaikan dan keburukan,

berasal dari lingkungan ekstemal. Bila orang tua serta lingkungan sekrtarnya

menanamkan ajaran kebaikan dan kebenaran maka anak berpotensi menjadi

baik bahkan sebaliknya. Ditegaskan lagi oleh Ash-Shabuni, seorang ulama

kontemporer yang mengatakan bahwa kebaikan menyatu pada diri manusia,

sementara kejahatan bersifat aksidental. Lingkungan-lingkungan sosiallah,

19

terutama orang tua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap fitrah anak.

(dalam Ummatin, 1998).

Dari hal-hal yang dipaparkan di atas maka remaja yang akan dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah memiliki usia berkisar antara 16-18 tahunatau usia anak sekolah menengah ke atas (Setingkat dengan SMU) yang pernah

melakukan prilaku menyimpang atau juvenile delinquency dengan melihat dari

pembagian Jensen (dalam Sarwono, 1997) yang membagi kenakalan remajamenjadi empat jenis dan beberapa gejala anak yang berperilaku antisosial olehHawari (1997) serta indikator-indikator kenakalan remaja yang pernah diuji dibeberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Jakarta, yang diteliti oleh Mardiahpada tahun 1999, yang dibagi dalam 2(dua) tingkatan (dalam Puspitawati, 2003),yaitu :1). Tingkatan kenakalan remaja umum yang, dan 2). Tingkatan kenakalan

remaja kriminal.

B.TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA [FAMILY VIOLENCE)

1. Pengertian Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Family violence refers to physical violence, sexual abuse, and verbalaggression by afamily member who does physical or psychological, emotional ormental harm or both to another, dengan kata lain kekerasan dalam keluarga ialah

kekerasan fisik, penyimpangan seksual dan agresi verbal yang dilakukan oleh

salah satu anggota keluarga yang berakibat pada fisik, psikologis, emosional

atau terganggunya mental atau keduanya saling berkaitan (dalam Chan dan

Lloyd, 1996).

20

MM. lainnya adalah Abusve Klationships (dalam Rini, 2001) yaHu suatubentuk hubungan yang senng diwamai dengan kecemburuan, tidak adakehangatan emosional, kurangnya kualitas hubungan yang erat, pelecehanseksual. ketidaksetiaan, penyiksaan secara verbal, ancaman, dusta,pengingkaran janji serta adanya pennainan kekuasaan (dominasi) terhadappasangan/ keluarga.

Riggs menemukan bahwa pasangan yang mengalami tindak kekerasandalam hubungan dilaporkan mengalami lebih banyak masalah dalam berelasiseperti kecemburuan, konflik, serta rusaknya hubungan yang terjalin Abusiverelationship atau family violence mengarah pada penyiksaan secara fisik, seksmenyimpang dan agresi verbal (dalam Chan dan Lloyd, 1996).

Rutherford (2001) mengatakan pendapatnya mengenai relationshipsviolence atau tindak kekerasan dalam keluarga, yaitu:

ttttlit batterv rape false imprisonment, trespaas and homicide.TmoJonal"InZrba^buses are ro%ne features of domestic violence, andother controlling patterns of behavior are often present.

Artinya tindak kekerasan dalam sebuah hubungan adalah suatu peristiwa diantara orang yang sudah menikah, hidup bersama, sebagai sebuah keluargaatau pernah mengalaminya, terpisah atau bercerai, atau sudah memiliki anak disaat yang bersamaan. Beberapa pelanggaran yang umum terjadi dari tindakkekerasan dalam keluarga yartu penyerangan, pemuku.an, perkosaan/ perbuatancabul, pengurungan, penyiksaan bahkan pembunuhan.

21

Dampak psikologis yang ditimbulkan dari abusive atau family violence tidak

hanya dialami bagi pasangan tapi juga bagi anak-anak yang ada di dalam

keluarga itu. Apalagi bila si anak selalu disuguhi oleh "tontonan" yang seram dan

menegangkan di kala melihat orangtuanya bertengkar. Straus dan Smith (dalam

Chan dan Lloyd, 1996) mengatakan bahwa when physical abuse between

husband and wife is present, the risk ofphysical abuse ofthe childs is increased

by as much as 150%, maksudnya pada saat terjadi penyiksaan fisik antara

suami dan istri, resiko terjadi penyiksaan fisik pada anak mengalami peningkatan

sebanyak150%.

Hal yang memprihatinkan, baik korban maupun pelaku terkadang tidak

menyadari apa yang telah diperbuat dan didapatkan. Perbuatan pelaku

terkadang dianggap oleh korban sudah menjadi watak/ tabiat si pelaku apalagi

bila korban melihat latar belakang dari pelaku, misal latar belakang keluarga atau

daerah asal pelaku (dalam Rini, 2001).

Penelitian dari para Psikoanalisis, berpandangan bahwa para pelaku

(abuser) sebenarnya pernah menjadi korban di masa lalu, di mana pelaku juga

mengalami periakuan sama atau lebih parah yang pernah pelaku dapat dari

kedua orang tuanya atau siapapun yang berperan dalam hidupnya pada saat itu.

Demikian juga pihak korban, pada umumnya korban juga mengalami peristiwa

traumatis sehingga melahirkan sikap ketergantungan yang kronis. (dalam Rini,

2001).

Penelitian ini didukung oleh Strauss (dalam Sears, dkk tahun 1991) yang

mengatakan bahwa pria dan wanita yang pernah mendapat hukuman fisik pada

masa kanak-kanaknya cenderung melakukan hal yang sama terhadap keluarga

22

yang akan dibentuk oleh pelaku/ korban pada masa dewasa. Orang tua yang

melakukan tindakan kekerasan akan mewariskan kecenderungan bagi anak

untuk melakukan kekerasan pada generasi berikutnya dan sebaliknya, orang tua

yang tidak pernah melakukan tindak kekerasan juga akan mewariskan

kecenderungan sikap bagaimana anak diperiakukan oleh orang tuanya.

Dalam Hawaii (1997), disebutkan ciri-ciri dari disfungsi keluarga yang

digambarkan oleh para ahli sebagai kondisi keluarga sebagai berikut:

a).Kematian salah satu atau kedua orang tua; b). Kedua orang tua bercerai atau

berpisah; c). Hubungan kedua orang tua tidak baik (poor marriage); d).

Hubungan orang tua dan anak tidak baik (poor parent-child relationships); e).

Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan (high tension and

low warmth); f). Orangtua sibuk dan jarang di rumah (parent's absences);g).

Salah satu atau kedua orang tua memiliki kelainan kejiwaan atau kepribadian

(personality orpsychological disorders).

Penelitian yang dilakukan oleh Garig dan Glick (1965), Mc Cord (1965), Tait

dan Hodges (1962), yaitu meneliti tentang hubungan antara kondisi perkawinan

dengan prilaku antisosial anak (remaja pria) yang tinggal bersama kedua orang

tua kandung. Dari penelitian, nampak perbandingan antara perkawinan yang

sehat dan bahagia (good mamage), perkawinan yang wajar (fair mamage) dan

perkawinan yang buruk (poor marriage) sebagai berikut:

a. Perkawinan sehat (good mamage) memberi pengaruh sebesar 0 %

terhadap prilaku antisosial pada remaja;

b. Perkawinan wajar (fair marriage) memberi pengaruh sebesar lebih dari 20

%terhadap prilaku antisosial pada remaja;

23

c. Perkawinan yang buruk (poor marriage) memberi pengaruh sebesar 40 %

terhadap prilaku antisosial pada remaja;

Artinya, meskipun suatu keluarga utuh (kedua orang tua masih hidup dan tinggalsatu atap), namun suasana rumah tangga yang tidak sehat dan tidak bahagia

akan menyebabkan persentase anak menjadi nakal semakin tinggi (dalam

Hawari, 1997). Data tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai

berikut (dalam Hawari, 1997):

Kondisi Perkawinan

Grafik 1- Hubungan antara Kondisi Perkawinan dengan Perilaku AntisosialAnak (Remaja Pria) yang Tinggal Bersama Kedua Orang Tua Kandung

(M. Rutter: Parent-Child Separation, 1980)

Tradisi dan pola hidup satu keluarga memegang peranan penting dalam

mempengaruhi dan memodifikasi tingkah laku para anggota keluarga.

Temperamen orang tua yang agresif , kriminil, dan disertai tindakan sewenang-

wenang tidak hanya mentranformasikan defek temperamen saja, tapi membuat

reaksi emosional impulsif pada anak-anaknya memupuk sehingga semakin

24

funest (merugikan, buruk) bagi jiwa anak. Dan sebagai mileu terkecil dalam

sebuah masyarakat, keluarga terutama orang tua memberi kontribusi bagi

bagaimana interaksi sosial anak di luar lingkungan keluarganya (dalam Kartono,

1992).

Beracuan pada pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas maka

dapat disimpulkan mengenai definisi dari tindak kekerasan dalam sebuah

keluarga (family violence) adalah suatu bentuk hubungan yang tidak lazim dalam

sebuah keluarga yang muncul secara intens di mana di dalam hubungan tersebut

terjadi tindak kekerasan baik secara fisik, penyimpangan seksual maupun agresi

verbal yang dapat berakibat pada kesakitan fisik, psikologis, emosional maupun

mental bagi si korban baik bagi suami/ istri dan jugaterutama anak/ remaja.

2. Ciri-ciri Kekerasan dalam Keluarga (Family Violence)

Ciri-ciri dari family violence menurut Chan (dalam Chan dan Lloyd, 1996),

antara lain:

a. Kekerasan fisik (physical violence): Physical violence didefinisikan oleh

Strauss and Gelles (1990), as an act carried out with the intention, or the

perceived intention of causing physical pain or injury to another person, yaitu

suatu aksi/ tindakan yang diiringi dengan maksud tertentu yang menyebabkan

perasaan sakit pada fisik korban.

b. Penyimpangan seks (sexual abuse): Gelles dan Conte (1990) mendefinisikan

child abusesebagai forced, tricked, orcoerced sexualbehavior between a young

person and older person, yaitu adanya pemaksaan, penipuan, pemaksaan untuk

melakukan hubungan seksual.

25

c. Agresi verbal (Verbal aggression): Infante (1989) mendefinisikan sebagai

attempts to inflict psychological pain, thereby resulting in the (other's) feeling less

favourable about self, misalnya suffering self-concept damaged, yaitu suatu

usaha untuk melukai secara psikologis dengan cara menimbulkan perasaan tidak

nyaman.

Ada beberapa hal tanda peringatan yang penting yang termasuk tindak

kekerasan dalam sebuah keluarga, yaitu (dalam Asher, 2001): 1).Menyakiti fisik

hampir di setiap waktu seperti menampar, mendorong, menendang bahkan

menghantam tubuh korban; 2). Mencoba untuk selalu mengatur hidup si korban

di segala aspek; 3) Sering menyiksa dan menghina kemudian mengatakan

bahwa si pelaku sangat mencintai korban; 4). Memaksa dan mengancam apabila

si korban berani pergi meninggalkannya; 5) Memutarbalikkan fakta agar

kelakuannya dibenarkan karena disebabkan kesalahan orang lain; 6) Menuntut

untut selalu mengetahui kegiatan si korban bahkan selalu ingin mengetahu di

mana si korban berada.

Ciri-ciri tindak kekerasan dalam keluarga dapat dibedakan oleh Margolin,

dkk (dalam Chan dan Lloyd, 1996) menjadi dua dari konflik tingkah laku dalam

perkawinan antara lain: 1) Phsycal aggression/ agresi fisik ; dan 2) Emotional

aggression / agresi emosional. Dalam penelitian ini, yang dijadikan acuan adalah

pendapat Margolin, dkk (dalam Chan dan Lloyd, 1996).

26

3. Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Faktor-faktor penyebab munculnya hal ini menurut Kusmayati (dalam

Kodim, 2003), yaitu: 1). Karakteristik orang tua dengan riwayat masa lalu yang

kelam; 2). Keadaan anak yang cacat dan tidak diinginkan; 3). Beban kehidupan

yang semakin berat.

Mushofa (2001) mengatakan mustahil akan terwujud rumah sebagai

sebuah surga (baiti jannati) bila hubungan antara ayah dan ibu tidak harmonis.

Surat At-Tahrim ayat 6, Allah memerintahkan segenap orang yang beriman agar

memelihara diri dan keluarganya dengan penuh tanggung jawab agar terhindar

dari bahaya dunia-akhirat, maka orang tua dituntut sebagai pendidik utama dan

pertama bagi putra-putrinya sehingga harus berperan sebagai pendidik dalam

memberikan pelajaran dan pengajaran kepada anak maupun remaja serta

memberi bimbingan dan mengasuh si anak (Tut Wuri Handayani) agar mampu

bertahan sebagai makhlukyang fitrah.

C. KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA

DENGAN KENAKALAN REMAJA

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang

batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang

dahulu dianggap sebagai tanda awal seseorang disebut sebagai remaja ternyata

tidak valid lagi sebagai patokan untuk pengkategorian remaja sebab usia

pubertas yang dahulu terjadi akhir usia belasan (15-18 tahun) kini terjadi pada

awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun, dan masih belum bisa dikatakan

27

sebagai remaja yang siap memasuki dunia dewasa, di mana dalam

perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung sebab terkadang

diperiakukan sebagai kanak-kanak namun lain waktu mereka dituntut untuk

bersikap mandiri dan dewasa (dalam Setiono, 2002).

Memang banyak para ahli yang mengemukakan pendapat atau memberi

definisi tentang siapa itu remaja. Basri (1996) mengemukakan bahwa para ahli

psikologi dan pendidikan belum sepakat mengenai rentangan usia remaja. Ada

yang berpendapat bahwa usia remaja berkisar antara 13-19 tahun, namun ada

pula yang berpendapat antara 13 -21 tahun. Definisi remaja itu sendiri adalah

mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan

ketergantungan kemudian menuju masa pembentukan tanggungjawab. Pada

masa ini jiwa remaja mengalami sturm und drang (penuh dengan gejolak). Pada

masa peralihan ini yaitu dari masa anak-anak menuju tahap selanjutnya, anak

mulai gencar melakukan pencarian identitas diri apalagi lingkungan sosial pada

masa remaja ini ditandai dengan perubahan sosial yang cepat yang terkadang

mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan anomie).

Apalagi pada masa tumbuh kembang anak terjadi proses im'rtasi dan

idenfrfikasi dari anak terhadap kedua orang tuanya. Bila dibiarkan serta adanya

sikap acuh tak acuh dari lingkungan terdekatnya, terutama dalam hal ini keluarga

dan lingkungan sekitar yang sering menyumbangkan nilai-nilai yang bersifat

negatif dalam benak si anak/ remaja maka remaja pun cenderung memberi

respon yang negatif pula (dalam Hawari, 1997).

Hawari (1997), mengatakan bahwasanya remaja dalam kehidupannya

sehari-hari, hidup dalam 3 kutub, yaitu: 1). Keluarga; 2).Sekolah; 3). Masyarakat;

28

keC yang ketiga kutub tersebut akan memberi kontribusi baik yang berdampak positifny£ dan negatif pada diri remaja sehingga terkadang bisa terjadi perilaku

menyimpang seperti kenakalan/ antisosial pada diri remaja yang ditandai dengan

gejala-gejala sebagai berikut: 1). Sering membolos; 2). Teriibat kenakalan remaja

(ditangkap/ diadili pengadilan akibat tingkah lakunya); 3) Dikeluarkan atau

diskors dari sekolah karena berkelakuan buruk; 4) Sering lari dari rumah

(minggat) dan bermalam di luar rumahnya; 5). Selalu berbohong; 6) Melakukan

d,Sl hubungan seks secara berulang meski hubungannya belum akrab; 7). Sering

Sep mabuk atau menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lainnya; 8) Seringkali

dlb' mencuri; 9). Seringkali merusak barang milik orang lain; 10). Prestasi di sekolah

yan jauh di bawah taraf kemampuan kecerdasan (IQ) sehingga tidak naik kelas; 11).

Seringkali melawan otoritas yang lebih tinggi seperti melawan guru atau orang

tua termasukmelawan aturan, tidak disiplin; 12). Sering memulai perkelahian.

Memahami arti penting sebuah keluarga dalam kehidupan adalah suatu

keharusan, mengingat munculnya berbagai macam problema dalam kehidupan

the ' banyak berawal dari sebuah keluarga, karena di dalam keluargalah seorang anak

kata pertama kalinya belajar bersosialisasi. Akan tetapi bagaimana bila dalam sebuahpenv keluarga mengalami gangguan-gangguan, sebut saja keluarga tersebut tidak

harmonis/ disharmonis, apakah akan memberi dampak yang buruk bagi

penghuninya, baik pasangan suami-istri, maupun anak.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan, mengatakan bahwa

hany ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga, apalagi terjadi tindak kekerasan

adan seperti kekerasan secara fisik, verbal bahkan terjadi penyimpang seksual didalamnya bahkan si pelaku ternyata adalah ayah atau ibu atau mungkin saja

ker

me

run

tua

hub

kea

mer

199€

diber

tenar

29

keduanya, yang seharusnya menjadi pelindung dan pemberi kehangatan tapinyatanya tidak, sehingga akan memberi dampak yang buruk bagi tumbuhkembang anak. Bagaimana tidak, anak adalah saksi yang selalu melihat,

mendengar dan merasakan gejolak emosi-emosi yang beredar di dalam

rumahnya bahkan kadang tidak luput dari siksaan sebagai pelampiasan orang

tuanya.

Anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak baik/

disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadin

seperti berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar

dibanding dengan anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga

yang sehat/ harmonis (dalam Hawari,1997)

Riggs menemukan bahwa pasangan yang mengalami ketidakharmonisan

hubungan dilaporkan mengalami lebih banyak masalah dalam berelasi seperti

kecemburuan, konflik serta rusaknya suatu hubungan. Straus dan Smith (1990)

mengatakan bahwa when physical abuse between husband and wife is present,

the risk of physical abuse of the childs is increased by as much as 150%, dengan

kata lain pada saat terjadi penyiksaan fisik antara suami dan istri, resiko terjadi

penyiksaan fisik pada anak meningkat sebanyak 150% (dalam Chan dan Lloyd,

1996).

Menurut Trow, sikap orang tua kepada anak dan sejumlah perhatian yang

diberikan kepadanya akan mempengaruhi tingkah laku anak tersebut, bukan

hanya di rumah tetapi juga di luar rumah (dalam Raudhah, 2002). Dengan

adanya hubungan yang serasi/ harmonis antara ibu dan ayah memberikan rasa

tenang dan keteladanan bagi anak apalagi jika si anak sedang dihadapkan pada

30

suatu masalah baik besar maupun kecil, ia membutuhkan tempat untuk

bemaung, yaitu orang tua mereka. Akan tetapi, bila si anak memiliki keluarga

ad dengan kondisi yang tidak harmonis, anak akan mengalami kebimbangan dan

kebingungan, pada siapa seorang anak harus mendapat periindungan.

Dalam Hawari (1997) ditegaskan bahwa bobot pengaruh orang tua

ke terhadap perkembangan anak cenderung berbeda-beda. Pada usia balita, peran

ke ibu cenderung lebih penting (dominan) dibanding peran ayah. Peran antara ayah

dan ibu dirasa mulai seimbang, terjadi pada usia anak berkisar antara 6-13

tahun, dan pada usia 14 hingga 18 tahun, peran ayah cenderung lebih dominan

bagi anak. Apabila anak mengalami deprivasi maternal atau deprivasi paternal

atau bahkan kedua-duanya (deprivasi parental), maka kecenderungan untuk

mencari ketenangan di luar rumah pun pada akhirnya muncul menjadi parah bila

lingkungan luar memberi dukungan yang negatif sehingga kecenderungan untuk

menjadi anak yang nakal pun bisa saja muncul, hal ini karena di usia ini seiain

keluarga, lingkungan teman sebaya (peer group) juga ikut berpengaruh dalam

kehidupan remaja.

vk

tin

31

D. HIPOTESIS

Dari pemaparan teori yang sudah disajikan dapat ditarik hipotesis bahwaada hubungan yang positif antara abusive relationships orang tua (familyviolence) dengan kenakalan remaja {juvenile delinquency) yang apabila semakintinggi tindak kekerasan dalam keluarga terjadi maka semakin tinggi pula tindakkenakalan remaja dan sebaliknya semakin rendah tindak kekerasan dalamkeluarga maka semakin rendah pula tindak kenakalan remaja.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN

Variabel Tergantung : Kenakalan Remaja

Variabel Bebas : Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Variabel Kontroi : Siswa laki-laki kelas II (Dua) Otomotif yang kisaran

usia antara 16-18 tahun serta termasuk dalam kriteria

penelitian setidaknya pernah melakukan tindak kenakalan

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Kenakalan Remaja

Definisi dari kenakalan remaja (juvenile delinquency) dapatlah diartikan

sebagai suatu tindakan yang melanggar norma-norma masyarakat atau norma

hukum pidana di mana pelakunya adalah seseorang yang masih di bawah

umur yaitu berkisar antara 13-21 tahun, yang pelaku ketahui bahwa apabila

perbuatannya diketahui oleh petugas hukum maka pelaku bisa dikenai sanksi/

hukuman, akibat yang ditimbulkan adalah dapat mengganggu ketentraman diri

sendiri maupun orang lain.

32

33

Skala yang digunakan adalah modifikasi dari skala kenakalan remaja yang

pernah diuji oleh Mardiah pada tahun 1999 di beberapa Sekolah Menengah

Umum di Jakarta (dalam Puspitawati, 2003). Skala tersebut terdiri atas 30

pemyataan mengenai tingkatan kenakalan remaja. Mardiah membagi kenakalan

tersebut menjadi dua tingkatan, yaitu : 1). Tingkatan kenakalan yang umum

dilakukan oleh remaja dan 2). Tingkatan kenakalan remaja yang mengarah padatindak kriminalitas.

Berdasarkan uji keterkaitan internal antar variabel diketahui bahwa

reliabilitas Alpha adalah 0,89 untuk tingkat kenakalan remaja umum dan 0,72

untuk tingkat kenakalan remaja kriminal.

2. Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Definisi dari tindak kekerasan dalam sebuah keluarga (family violence)

adalah suatu bentuk hubungan yang tidak lazim dalam sebuah keluarga yang

muncul secara intens di mana di dalam hubungan tersebut terjadi tindak

kekerasan baik secara fisik, penyimpangan seksual maupun agresi verbal yang

dapat berakibat pada kesakitan fisik, psikologis, emosional maupun mental bagi

si korban baik bagi suami/ istri dan juga terutama anak/ remaja.

Tindak kekerasan dalam keluarga dapat diketahui setelah subjek mengisi

modifikasi dari Domestic Conflict Inventory (DCI) yang dibuat oleh Margolin, dkk

(dalam Chan dan Lloyd, 1996) Skala terdiri atas 25 aitem inventori dari konflik

tingkah laku dalam perkawinan antara lain (Margolin, dkk.): 1) Phsycal

aggression /agresi fisik ; dan 2) Emotional aggression/ agresi emosional.

34

Berdasarkan uji yang dilakukan, diperoleh bahwa ada korelasi antara agresi

fisik dan agresi emosional sebesar 0,57 (dalam Chan, dkk tahun 1996).

C SUBJEK PENELITIAN

Penarikan sampel penelitian dilakukan secara purposif dengan alasan

subjek penelitian yang dipilih adalah subjek yang tidak hanya sebagai pelaku,

akan tetapi memahami seluk-beluk permasalahan penelitian yang menjadi fokus

kerja peneliti.

Subjek penelitian adalah siswa kelas II Otomotif karena kelas ini dianggap

bisa mewakili fokus kerja penelitian sebagaimana informasi yang diperoleh dari

pihak sekolah ini sendiri sesuai dengan kriteria penelitian seiain itu siswa kelas II

(dua) Otomotif ini terdiri atas 100 orang siswa lebih banyak dibanding kelas

lainnya.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala, yaitu :

35

1. Skala Kenakalan Remaja

Skala yang digunakan adalah modifikasi dari Skala Kenakalan Remaja

yang pernah diuji di beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Jakarta yang

dilakukan oleh Mardiah, 1999. Namun aitem yang disajikan pada uji coba (tryout) adalah sebanyak 50 aitem.

Tabel 1: Blue Print Skala Kenakalan Remaja padaPelaksanaan Uji Coba (Try Out) di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Komponen

1.Kenakalan yang

umum dilakukan oleh

remaja

2.Kenakalan remaja

yang mengarah pada

tindak kriminal

Nomor Aitem

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,

11,12,13,14,15,16,

17,19,20,21,22,23,

24,25,28,31,32,36,

40,41,50

18,26,27,29,30,33,34,

35,37,38,39,42,43,44,

45,46,47,48,49

Total

Jumlah

32 aitem

18 aitem

50 aitem

Jumlah aitem yang diambil pada saat penelitian dilakukan adalah hanya

sebanyak 30 aitem sebab dianggap sudah mampu mewakili fokus kerja dalam

penelitian ini, dengan syarat dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini dapat diketahui

36

setelah dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas aitem. Validitas suatu

instrument menunjukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauhmana

kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan. Reliabilitas

instrument sebagai alat ukur diperlukan untuk mengetahui sejauh mana

kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur

sesuatu (dalam Mardalis, 1989).

2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Abusive Relationships orang tua dapat diketahui setelah subjek mengisi

Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga yang merupakan skala modifikasi dari

Domestic Conflict Inventory (DCI) yang dibuat oleh Margolin, dkk (dalam Chan

dan Lloyd, 1996). Aitem inventori ini dibagi menjadi dua dari konflik tingkah laku

dalam perkawinan antara lain: 1) Phsycal aggression/ agresi fisik ; dan 2)

Emotional aggression / agresi emosional.

37

Tabel 3: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga padaPelaksanaan Uji Coba (Try Out) di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Komponen Nomor Aitem Jumlah

1. Agresi 1,3,16,17,18,19,22,24,25,28,29,30, 18 aitem

Fisik 31,34,38,40,43,45

2. Agresi 2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,20, 32 aitem

Emosionai 21,23,26,27,32,33,35,36,37,39,41,

42,44,46,47,48,49,50

| Totali

50 aitem

Jumlah aitem yang diambil pada saat penelitian dilakukan adalah hanya

sebanyak 30 aitem sebab dianggap sudah mampu mewakili fokus kerja dalam

penelitian ini, dengan syarat dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini dapat diketahui

setelah dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas aitem. Validitas suatu

instrument menunjukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauhmana

kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan. Reliabilitas

instrument sebagai alat ukur diperlukan untuk mengetahui sejauh mana

kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur

sesuatu (dalam Mardalis, 1989).

38

E. METODE ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu

dengan menggunakan analisis Korelasi Product Moment dari Pearson untuk

mengetahui hubungan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan

Kenakalan Remaja yang teriebih dahulu dilakukan Uji Normalitas dan Uji

Linearitas. Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan analisis komputer

dengan program SPSS 10,01 for Windows.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara mencari informasi

mengenai sekolah-sekolah yang memiliki siswa sesuai dengan kriteria yang

sudah dicantumkan pada BAB III, yaitu penelitian dilakukan pada siswa laki-laki

berusia 16-18 tahun (kelas II atau setingkat dengan Sekolah Menengah Umum)

yang termasuk dalam kriteria delinkuen. Informasi ini diperoleh dari masyarakat

sekitar yang berpendapat bahwa siswa sekolah ini cendemng melakukan

tindakan delinkuen.

Sekolah yang dipilih adalah SMK/ STM PIRl-Sleman, mengingat sekolah ini

seiain terdiri atas siswa laki-laki juga dari informasi yang diperoleh menunjukkan

bahwa sekolah ini cendemng memiliki beberapa siswa yang melakukan tindak

delinkuen, maka penelitian dilakukan di sekolah ini. Penarikan sampel penelitian

ini dilakukan secara purposif dengan alasan sampel yang dipilih adalah subjek

yang tidak hanya sebagai pelaku, akan tetapi memahami seluk-beluk

permasalahan penelitian yang menjadi fokus kerja peneliti. Untuk mengetahui

apakah subjek penelitian termasuk dalam kriteria penelitian, pertama-tama

peneliti meminta informasi dari wakil ketua Kurikulum dari sekolah SMK/ STM

PIRl-Sleman, yaitu kepada Bapak Drs. Sumamo, P.P. Dari informasi yang

didapat dari beliau, peneliti melakukan uji coba (try out) pada 50 orang siswa

kelas II (dua) Otomotif. Dipillih siswa kelas II (Dua) Otomotif karena dari

40

informasi yang diperoleh, para siswa ini termasuk dalam karakteristik penelitian

dan memiliki jumlah siswa lebih banyak dibanding kelas lainnya.

2. Perizinan Penelitian

Izin penelitian untuk melakukan uji coba alat ukur dan pelaksanaan

pengambilan data diajukan kepada Kepala Sekolah SMK/ STM PIRI - Sleman,

Jogjakarta, dengan membawa Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia dengan Nomor : 253/Dek/70/FPA//2003,

kemudian, atas permintaan pihak sekolah, peneliti mengajukan Surat

Permohonan Penelitian ke BAPPEDA - Sleman Jogjakarta dengan Nomor :

07.0/VI/812/2003.

Surat Permohonan Penelitian dari BAPPEDA ini kemudian diteruskan ke:

1. Kantor Dinas Keamanan dan Ketertiban - Sleman

2. Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan - Sleman

3. SMK/STM PIRI - Sleman

3. Persiapan Alat Ukur

Uji coba (try-out) penelitian dilakukan pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2003

di SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta. Subjek yang dikenai try out adalah

sebanyak 50 orang siswa. Dilaksanakan setelah para siswa menyelesaikan Ujian

Akhir yang dilaksanakan oleh pihak sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta.

1. Skala Kenakalan Remaja

Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa dari uji validitas diketahui 50 aitem

dari skala kenakalan remaja, 18 aitem dinyatakan gugur. Sementara dari uji

reliabilitas diperoleh nilai Alpha sebesar 0,8721 untuk skala kenakalan remaja,

41

artinya aitem tidak hanya dinyatakan valid tapi juga dinyatakan reliabel. Namun

demikian ada dua aitem yang digugurkan (tidak diikutsertakan dalam penelitian)

karena tidak menggambarkan konsep dari delinquent. Jadi skala kenakalan

remaja yang digunakan dalam penelitian di SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta adalah

berjumlah 30aitem. Data dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 : Blue Print Skala Tindak Kenakalan Remaja yang Digunakandalam Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Tindak Kenakalan

Remaja

1.Tindak Kenakalan

Umum Remaja

Jumlah

2.Tindak Kenakalan

Remaja yang Me

ngarah Tindak Kri-

minal

Jumlah

Total

Nomor Aitem Gugur Nomor Aitem Valid

1,3,5,7,10,15,20,25,

28,31,32,36,40,41

14 aitem

33,34,39,47

4 aitem

18 aitem

dan Reliabel

2,4,6,8,9,11,12,13,

14,16,17,19,21,22,

23,24

16 aitem

18,26,27,29,30,35,

37,38,42,43,44,45,

46,48,49,50

16 aitem

32 aitem

Ket.: Aitem yang digarisbawahi (_) tidak diikutsertakan dalam

penelitian

42

2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa dari uji validitas diketahui 50 aitem

dari skala tindak kekerasan dalam keluarga, 17 aitem dinyatakan gugur. Begitu

pula dengan skala tindak kekerasan dalam keluarga diperoleh nilai Alpha

sebesar 0,8725 yang artinya aitem yang dinyatakan valid ternyata juga reliabel.

Namun demikian ada tiga aitem yang digugurkan (tidak diikutsertakan dalam

penelitian) karena tidak menggambarkan konsep dari tindak kekerasan dalam

keluarga. Jadi skala tindak kekerasan dalam keluarga yang digunakan dalam

penelitian di SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta adalah berjumlah 30 aitem. Data

dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini.

Tabel 4: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga yangDigunakan dalam Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Tindak Keke

rasan dalam

Keluarga

Nomor Aitem Gugur Nomor Aitem untuk

Penelitian

1.Kekerasan

Fisik

4,5,7,11,13,15,21,27,33,

35,36,37,41,42,44,49

2,6,8,9,10,12,14,20,23,

26,32,39,46 ,47,48,50

Jumlah 16 aitem 16

2. Kekerasan

Emosional

34 1,3,16,17,18,19,22,24,25,

28,29,30,31,38,40,43,45

Jumlah 1 aitem 17 aitem

Total 17 aitem 33 aitem

Ket.: Aitem yang digarisbawahi (_) tidak diikijtsertakan dalam penelitian

43

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2003 di Sekolah

Menengah Kejuruan SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta. Subjek penelitian

adalah siswa Kelas Dua (II) Otomotif sebanyak 50 orang siswa. Skala dibagikan

berjumlah sebanyak 100 skala, yaitu 50 Skala Kenakalan Remaja dan 50 Skala

Tindak Kekerasan dalam Keluarga. Masing-masing siswa mendapat dua skala,

yaitu satu Skala Kenakalan Remaja (bersampul biru) dan satu Skala Tindak

Kekerasan dalam Keluarga (bersampul kuning). Penelitian berlangsung selama

60 menit setelah para siswa menyelesaikan Ujian Akhir yang dilaksanakan pihak

sekolah.

1. Skala Kenakalan Remaja

Tabel 5: Blue Print Skala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan Penelitian diSekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Tindak Kenakalan

Remaja

Nomor Aitem Jumlah

1. Kenakalan yang umum

dilakukan oleh remaja

2,4,6,8,9,11,12,13,14,

17,19,21,22,23,24

15 aitem

2. Kenakalan remaja

yang mengarah pada

tindak kriminal

26,27,29,30,35,37,

38,42,43,44,45,46,

48,49,50

15 aitem

Total 30 aitem

2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Tabel 6: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga padaPelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Tindak Kekerasan

dalam Keluarga

Nomor Aitem Jumlah

1. Agresi Fisik 2,6,8,9,10,12,14,20,

23,26,32,39,46

13 aitem

2. Agresi Emosional 1,3,16,17,18,19,22,

24,25,28,29,30,31,

38,40,43,45

17 aitem

Total 30 aitem

44

45

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui adanya korelasi antara Tindak Kekerasan dalam

Keluarga (Family Violence) dengan Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency),

maka dilakukan uji hipotesis dengan syarat hasil uji asumsi menunjukkan data

yang terkumpul memenuhi syarat hasil uji hipotesis.

1. Uji Asumsi

Tabel 7 : Uji Normalitas

TOTALX TOTALY

N Valid 100 100

Missing 0 0

Mean 62.61 53.04

Std. Error of Mean 1.59 1.19

Median 62,00 53.00

Std. Deviation 15.91 11.87

Skewness .251 .341

Std. Error of Skewness .241 .241

Kurtosis -.483 .721

Std. Error of Kurtosis .478 .478

Range 68 66

Minimum 31 25

Maximum 99 91

Percentiles 10 43.00 40.00

25 49.00 45.25

50 62.00 53.00

75 73.75 60.75

90 82.90 65.00

o

0!

Y

46

Std. Dev = 15.91

Mean = 62.6

N = 100.00

SOX) 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0 95.0

Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Grafik 2 : Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) Siswa Kelas IIOtomotif SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)

Std. Dev =11.87

Mean = 53.0

N = 100.00

25.0 35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0

30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

Tindak Kenakalan Remaja

Grafik 3 : Frekuensi Tindak Kenakalan Remaja Siswa Kelas II Otomotif SMKPIRl-Sleman, Jogjakarta

(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)

Analisis Output untuk Uji Asumsi:

a. Ukuran Skewness variabel X adalah 0,251 dan variable Y adalah 0,341

kemudian untuk penilaian, nilaidiubah ke angka Rasio Skewness dengan

NilaiSkewnessRumus Rasio Skewness =

S tan dardErrorSkewness

1. Rasio Skewness variable X = — = 1,0410,241

47

2. Rasio Skewness variable Y = — = 1,410,241

Karena nilai yang diperoleh berada di antara - 2 sampai dengan + 2, maka

data berdistribusi normal (dalam Santoso, 2001)

b. Grafik Batang (Histogram) berbentuk kurva normal (seperti lonceng), artinya

data tersebut dapat dikatakan normal (dalam Santoso, 2001)

Tabe 8 : Uji Korelasi Product Moment Pearson untuk Mengetahui NilaiRegresi dan Linearitas

TOTALX TOTALY

TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*'

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

TOTALY Pearson Correlation .481" 1.000

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Correlation is significant at the 0.01 level

48

Tabel 9: ANOVA

Model

Sum of

Sauares df Mean Square F SiQ.

1 Regression

Residual

Total

3232.728

10715.112

13947.840

1

98

99

3232.728

109.338

29.566 .000a

a Predictors: (Constant), TOTALX

Normal P-Plot ofRegression Standarized Residual Dependent Variabel Y

.75 •-

yf a

i t 1\

J3o

ct£

O .50

Q.X

LLI

.25 ••

0.00

0.00 .25 .50 75 1.00

Observed Cum Prob

Grafik 4 :Regresi Linear Variabel Dependent Tindak Kenakalan Remaja (Y)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Analisis Output untuk Uji Asumsi:

a. Besar hubungan antar variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)

dengan Kenakalan Remaja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi

adalah 0,481. Arah hubungan bernilai positif (+0,481), menunjukkan

bahwa semakin besar tindak kekerasan dalam keluarga maka akan

membuat tindak kenakalan remaja cenderung meningkat. Tingkat

sign'rfikansi koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000 < 0,05 maka

49

korelasi antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak

Kenakalan Remaja sangat signifikan dan linear (dalam Santoso, 2001).

b. Nilai F sebesar 29,566 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Tindak Kenakalan

Remaja (dalam Santoso, 2001)

2. Uji Hipotesis

Tabel 10: Chi-Square Test

\ Total X Total Y

Chi-Square

df

Asymp.Sig.

35,240

45

0,851

45,860

38

0,178

Analisis Output untuk Uji Hipotesis dengan Tes Chi-Square:

a. Nilai Chi-Square hitung untuk variabel X sebesar 35,240 < Chi-Square tabel

sebesar 61,652 dengan df = 45

b. Nilai Chi-Square hitung untuk variabel Y sebesar 45,860 < Chi-Square tabel

sebesar 53,3835 dengan df = 38

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada korelasi positif

antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Kenakalan Remaja, semakin

tinggi Tindak Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin tinggi pula Tindak

Kenakalan Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak Kekerasan dalam

Keluarga maka akan semakin rendah pula Tindak Kenakalan Remaja (dalam

Santoso,2001).

Tabel 11: Uji Korelasi Product Moment Pearson

TOTALX TOTALY

TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*'

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

TOTALY Pearson Correlation .481** 1.000

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Correlation is significant at the 0.01 level

50

Rumus Korelasi Product Moment Pearson (dalam Boediono dan Koster, 2001):

r =

n^XY-^XTY

)

Analisis Output Uji Hipotesis dengan Product Moment Correlation by Pearson:

a. Besar hubungan antar variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dengan

Kenakalan Remaja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah r = 0,481

(P<0,01).

b. Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000 < 0,05 maka

korelasi antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak Kenakalan

Remaja sangat signifikan. Artinya terdapat korelasi yang pos'ifrf yang sangat

signifikan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak Kenakalan

Remaja, semakin tinggi Tindak Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin

tinggi pula Tindak Kenakalan Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak

Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin rendah pula Tindak Kenakalan

Remaja (dalam Santoso, 2001).

51

Tabel 12 : Nilai Koefisien Determinan

TOTALY * TOT/ .481

R Squared.232

Eta

.846

Eta Squared

.716

Analisis Outputdengan melihat Nilai Koefisien Determinan:

Hasil Koefisien Determinan sebesar r2= 0,232 atau sebesar 23,2 %,

artinya Tindak Kekerasan dalam Keluarga memberi kontribusi sebesar 23,2 %

terhadap Tindak Kenakalan Remaja. Sementara 76,8 % adalah faktor luar seiain

Tindak Kekerasan dalam Keluarga.

Tabel 13 : Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)

Min Max Range Interval Kelas Frekuensi

31 99 68

31-53 30

54-76 50

77-99 20

Total 100

Tabel 14 : Frekuensi Tindak Kenakalan Remaja (Y)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Variabel Tindak Kenakalan Remaja (Y)

Min Max Range Interval Kelas Frekuensi

25 91 66

25-47 35

48-70 57

71-93 18

Total 100

52

Tabel 15 : Kategori Hipotetik untuk untuk Variabel Tindak Kekerasan dalamKeluarga dan Tindak Kenakalan Remaja

Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Kategori Hipotetik

Variabel Min Max Mean Standar Deviasi

Tindak Kekerasan dalam

Keluarga

20 100 60 13,333

Tindak Kenakalan Remaja 21 105 63 14

Ketentuan:

a. Kategori Tinggi

b. Kategori Sedang

c. Kategori Rendah

: bila Skor > Mean + 1 SD

: bila Mean - 1 SD < X > Mean + 1 SD

: bila Skor < Mean + 1 SD

Karena nilai skor X sebesar 100 > 60+13,333 = 73,333, maka variabel

Tindak Kekerasan dalam Keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Begitupula

53

dengan variabel Y yaitu nilai skor Y 105 > 63 + 14 = 77, maka variabel Tindak

Kenakalan Remaja termasuk dalam kategori tinggi.

Nilai minimal pada masing-masing variabel diperoleh dari nilai terendah

skor aitem dikali dengan banyaknya jumlah aitem yang digunakan pada

penelitian demikian pula dengan nilai maksimal diperoleh juga dari nilai skor

tertinggi dari skor aitem dikali dengan banyaknya jumlah aitem yang digunakan

pada penelitian.

Misal :

Skor terendah = 1; Skor Tertinggi = 5

- Jumlah banyaknya aitem = 20 aitem untuk variabel X

- Jumlah banyaknya aitem = 21 aitem untuk variabel Y

- Nilai Minimal variabel X = 1 x 20 = 20

- Nilai Maksimal varibel X = 5 x 20 = 100

- Nilai Minimal variabel Y = 1 x 21 = 21

- Nilai Maksimal variabel Y =5x21 =105

Tabel 16 : Kategori Empirik untuk Variabel Tindak Kekerasan dalamKeluargadan Tindak Kenakalan Remaja

Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta

Kategori Empirik

Variabel Min Max Mean Standar Deviasi

Tindak Kekerasan dalam

Keluarga

31 99 62,61 15,91

Tindak Kenakalan Remajai

25 91 53,04 11,87

54

Ketentuan:

a. Kategori Tinggi : bila Skor > Mean + 1 SD

b. Kategori Sedang : bila Mean - 1 SD < X > Mean + 1 SD

c. Kategori Rendah : bila Skor < Mean + 1 SD

Karena nilai skor X sebesar 99 > 62,61 + 15,91 = 78,52, maka variabel

Tindak Kekerasan dalam Keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Begitupula

dengan variabel Y yaitu nilai skor Y 91 > 53,04 + 11,87 = 64,91, maka variabel

Tindak Kenakalan Remaja termasuk dalam kategori tinggi. Nilai minimal, nilai

maksimal, nilai Mean dan nilai Standard Deviasi dapat dilihat dari Tabel 7 di atas.

Dari hasil analisis data yang menggunakan bantuan program SPSS 10,0 for

Windows, dapat diketahui bahwa Ada Korelasi antara Tindak Kekerasan dalam

Keluarga dengan Kenakalan Remaja dapat juga dikatakan bahwa Tindak

Kekerasan dalam Keluarga dapat menjadi pemicu dalam diri seorang remaja

untuk berperilaku delinkuen. Hubungan positif yang ditunjukkan dalam hasil

penelitian ini berarti menunjukkan bahwa semakin meningkat Tindak Kekerasan

dalam sebuah Keluarga akan diikuti dengan semakin meningkat pula Kenakalan

Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak Kekerasan dalam sebuah

Keluarga akan diikuti dengan semakin rendah pula Kenakalan Remaja.

Adanya korelasi yang positif antara tindak kekerasan dalam sebuah

keluarga dengan kenakalan remaja ini didukung oleh aliran Psikoanalisis, para

Psikoanalisis ini berpendapat bahwa orang-orang yang tak mempunyai

hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil kemungkinan

besar tidak akan mengembangkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka

55

bisa menjadi orang yang sering melanggar norma masyarakat (dalam Sarwono,

1997). Dan sebagaimana pendapat para aliran Empirisme dengan tokohnya

yang terkenal John Lock (dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan teori Tabula Rasa

yang mengatakan bahwa pengalamanlah (pendidikan, pergaulan dan Iain-Iain)

yang akan menuliskan corak jiwa manusia selanjutnya. Tidak mengherankan jika

ada yang berpendapat bahwa segala sifat negatif yang ada pada diri anak

sebenarnya ada pada orang tua individu itu sendiri bukan semata-mata faktor

bawaan akan tetapi karena proses pendidikan, proses sosialisasi atau kalau

mengutip Sigmund Freud yaitu proses identifikasi (dalam Sarwono, 1997).

Bila dilihat dari nilai Kategori Hipotetik dan Kategori Empirik, hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat kenakalan yang dilakukan oleh subjek penelitian ini

berada pada tingkat yang tinggi demikian juga dengan tindak kekerasan dalam

keluarga yang dimiliki subjek penelitian ini berada pada tingkat yang tinggi pula.

Keadaan ini menunjukkan bahwa adanya agresi fisik dan emosional sebagai

aspek dalam tindak kekerasan dalam keluarga yang dialami seorang remaja

dapat meningkatkan tindak kenakalan remaja baik kenakalan yang bersifat

umum maupun tindakan yang mengarah pada tindak kriminalitas sebagai

manifestasi atas respon ketika seorang remaja menghadapi atau merasakan

suatu tindak kekerasan di dalam keluarga.

Ditunjukkan dalam grafiksebagai berikut:

|0Series1 35 57

Grafik 5 : Kenakalan RemajaSiswa SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta( Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)

60

40

20

0

(B Frekuensi

31-53

Tindak Kekerasan dalam

Keluarga

Grafik 6 :Tindak Kekerasan dalam Keluarga dariSiswa SMK/ STM PIRl-Sleman, Jogjakarta(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)

56

57

Davidoff (dalam Mu'tadin, 2002) mengatakan bahwa menyaksikan

perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan

rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Di

dalam sebuah penelitian Stein (dalam Mu'tadin, 2002) dikemukakan bahwa

anak-anak yang memiliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderung

berlaku agresif, mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain

setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam

kehidupan sehari-hari, dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap.

Dikatakan bahwa temperamen orang tua yang agresif serta meledak-ledak,

kriminil, dan disertai tindakan yang sewenang-wenang tidak hanya

mentransformasikan defek temperamen saja, melainkan juga menimbulkan iklim

yang sangat abnormal dalam keluarga tersebut sehingga memupuk reaksi

emosional impulsif serta berpengaruh funest (buruk) pada jiwa anak dan remaja

yang masih labil sehingga anak/ remaja mudah terjangkiti pola eksplosif dan

bertindak kriminil (dalam Kartono, 2002). Artinya dalam kehidupan bila si anak

terbiasa dengan lingkungan rumah dan menyaksikan peristiwa perkelahian

antara orang tua (ayah dan ibu) di lingkungan rumahnya, maka perilaku agresi

semakin kuat dalam diri si anak.

Sumbangan yang diberikan oleh Tindak Kekerasan dalam Keluarga

terhadap Kenakalan pada Remaja yaitu sebesar 23,2 %. Hal ini berarti Tindak

Kekerasan dalam Keluarga memberikan sumbangan yang efektif sebesar 23,2 %

terhadap Kenakalan Remaja. Melihat sumbangan efektif sebesar 23,2 %

menunjukkan bahwa ada faktor lain sebesar 76,8 % yang berperan dalam

mempengaruhi tingkat kenakalan seorang remaja. Tumbuh kembang anak

58

dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak,

tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub lembaga pendidikan (dalam

Hawari, 1997), yaitu:1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat.

Faktor lain tersebut sesuai dengan pandangan Kartono, 1983 (dalam

Raudhah) yang mengatakan bahwa lingkungan yang sangat penting bagi anak

memasuki masa remaja adalah lingkungan teman sebaya (peer group) dan

lingkungan keluarga.

Menurut Graham (1983), ada beberapa faktor penyebab kelainan perilaku

anak dan remaja antara lain:

1. Faktor Lingkungan, seperti: Malnutrisi; Kemiskinan di kota-kota besar;

Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu-lintas, bencana alam, dan Iain-

lain); Migrasi; Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan Iain-

lain); Keluarga yang tercerai-berai (perceraian, perpisahan yang tertalu lama, dan

Iain-Iain); Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga: 1) Kematian orang tua; 2)

Orang tua sakit berat atau cacat; 3) Hubungan antar anggota keluarga tidak

harmonis; 4) Orang tua sakit jiwa; 5) Kesulitan dalam pengasuhan karena

pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan

Iain-Iain.

2. Faktor Pribadi, seperti: Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen

(menjadi pemarah, hiperaktif, dan Iain-Iain); Cacat tubuh; Ketidakmampuan untuk

menyesuaikan diri.

Dalam Puspitawati (2001), Willis mengatakan, kenakalan remaja

disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, namun faktor keluarga

merupakan lingkungan utama, dan menurut Mulyono faktor lingkungan sekitar

59

yang secara potensil dapat membentuk perilaku seorang anak. Seiain itu

dituliskan juga, masih dalam Puspitawati (2001) mengenai berbagai macam

faktor yang berpengaruh pada kenakalan remaja, antara lain: Faktor Keluarga

(seperti kedekatan hubungan orang tua-anak, gaya pengasuhan orang tua, pola

disiplin orang tua serta pola komunikasi dalam keluarga) dan Faktor lain di luar

keluarga (seperti hubungan dengan kelompok bermain atau apeer group",

ketersediaan berbagai sarana seperti gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat

hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat teriarang dan buku-buku

porno serta minuman beralkohol, Gunarsa-Gunarsa (dalam Puspitawati, 2001).

Dalam Ummatin (1998), dikatakan bahwa menurut pandangan netral oleh

Al-Barr, yang mendasarkan pandangan pada firman Allah yang berbunyi: "Dan

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui

apapun" (QS An-Nahl, 16:78). Menurut pandangan ini, anak akan memperoleh

pengetahuan tentang yang benardan salah salah serta kebaikan dan keburukan,

berasal dari lingkungan eksternal. Bila orang tua serta lingkungan sekitarnya

menanamkan ajaran kebaikan dan kebenaran maka anak berpotensi menjadi

baik bahkan sebaliknya. Ditegaskan lagi oleh Ash-Shabuni, seorang ulama

kontemporer yang mengatakan bahwa kebaikan menyatu pada diri manusia,

sementara kejahatan bersifat aksidental. Lingkungan-lingkungan sosiallah,

terutama orang tua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap fitrah anak.

Sebagaimana yang tertulis dalam Hawari (1997), tumbuh kembang anak

dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak,

tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub lembaga pendidikan yaitu:

60

1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat dalam memberikan bimbingan.

Menurut beliau kesalahan ini terjadi pada orang tua yang berada dalam masing-

masing kutub itu, sebab tidak ada kutub (faktor) yang berdiri sendiri, satu sama

lain dari ketiga kutub itu saling mempengaruhi, berkaitan dan memberi

sumbangan dalam pembentukan akhlakul karimah seseorang.

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan, bahwa

ada hubungan yang positif yang sangat signifikan antara Tindak Kekerasan

dalam Keluarga dengan Kenakalan Remaja. Hal ini berarti semakin tinggi tindak

kekerasan terjadi dalam sebuah keluarga maka akan semakin tinggi pula tingkat

kenakalan remaja, demikian juga sebaliknya, semakin rendah tindak kekerasan

dalam sebuah keluarga maka akan semakin rendah pula tingkat kenakalan

remaja.

Sumbangan yang diberikan oleh Tindak Kekerasan dalam Keluarga

terhadap Kenakalan pada Remaja yaitu sebesar 23,2 %. Hal ini berarti Tindak

Kekerasan dalam Keluarga memberikan sumbangan yang efektif sebesar 23,2 %

terhadap Kenakalan Remaja. Melihat sumbangan efektif sebesar 23,2 %

menunjukkan bahwa ada faktor lain sebesar 76,8 % yang berperan dalam

mempengaruhi tingkat kenakalan seorang remaja. Sebagaimana yang tertulis

dalam Hawari (1997), bahwa tumbuh kembang anak dikatakan sehat atau tidak

sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak, tergantung pada interaksi antara 3

(tiga) kutub lembaga pendidikan (dalam Hawari, 1997), yaitu:1). Keluarga; 2).

Sekolah; 3). Masyarakat. Dan sebagaimana pendapat para aliran Empirisme

dengan tokohnya yang terkenal John Lock (dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan

teori Tabula Rasa yang mengatakan bahwa pengalamanlah (pendidikan,

pergaulan dan Iain-Iain) yang akan menuliskan corak jiwa manusia selanjutnya.

61

62

Tindak Kekerasan dalam Keluarga dari hasil penelitian termasuk kategori

tinggi, demikian pula dengan Kenakalan Remaja yang ditunjukkan dari hasil

penelitian termasuk kategori tinggi. Dengan demikian, jika Tindak Kekerasan

dalam sebuah Keluarga terjadi maka akan dapat memberikan kontribusi yang

sangat berarti terhadap meningkatnya kenakalan pada diri remaja bahkan bisa

jadi tindakan tersebut mengarah pada tindak kriminalitas.

B. Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan oleh peneliti

mengenai beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi kedua orang tua

Hendaknya orang tua tidak melakukan suatu tindak kekerasan dalam

keluarganya meskipun sedang dihadapkan pada suatu permasalahan yang

besar. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak yang buruk tidak hanya bagi

kedua pasangan orang tua tapi juga anak/ remaja yang teriibat di dalamnya.

Disarankan kepada orang tua untuk mampu menciptakan suasana rumah tangga

yang nyaman bagi perkembangan anak/ remaja juga bagi perkembangan jiwa

setiap anggota keluarga yang lain, yaitu bisa dengan cara: a). Adanya kehidupan

yang agamis dalam keluarga; b). menyisakan waktu bersama untuk keluarga; c).

terjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga; d). Adanya saling

menghargai; e). Mampu menjaga keutuhan keluarga; f). Mampu menyelesaikan

masalah secara positif dan konstruktif.

63

2. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolahpun diharapkan mampu menghimbau para wali murid yang

anaknya ditemui berperilaku delinkuen sehingga tercipta komunikasi tiga arah

yaitu antara sekolah, orang tua dan siswa/ remaja delinkuen dengan harapan

siswa tidak mengulangi perilakunya demikian juga dengan orang tua diharapkan

untuk tidak melakukan suatu tindak kekerasan di dalam keluarganya.

4. Bagi remaja

Saran bagi remaja itu sendiri adalah agar mampu bersikap lebih dewasa

menghadapi situasi yang demikian. Berusahalah mengambil hikmah dari

keadaan yang ada, karena apabila kita terhanyut dengan keadaan tersebut

dikhawatirkan peristiwa yang demikian akan terulang lagi.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan:

a. Faktor luar yang ikut berperan mengapa dalam sebuah keluarga dapat

terjadi tindak kekerasan (family violence atau abusive relationships)

selain yang diungkap di dalam penelitian ini.

b. Faktor luar yang ikut berperan mengapa seorang remaja melakukan

tindakan-tindakan delinkuen sehingga ia dicap menjadi anak yang nakal

bahkan berani melakukan tindakan kriminal.

c. Subjek penelitian diharapkan lebih luas dan bervariasi sehingga dapat

digeneralisasikan dan data yang diperoleh akan lebih memperkaya

wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Asher, J. 2001. Abusive Relationships, http://www.childhood.com02/03

Basri, H. 1996. Remaja Berkualrtas: Problematika Remaja dan SolusinyaPenerbit: Pustaka Pelajar. Jogjakarta.

Boediono dan Koster , W. 2001. Teori dan Aplikasi : Statistik danProbabilitas. Penerbit: PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Chan, D.D. dan Llyod.S.A. 1996. Family Violence From A CommunicationPerspective. SAGE Publication, Inc. United State of America.

Debbi. 2003. Tragedi Berdarah di Sei Bingsei: "Kematiannya Justru MembuatkuLega". Tabloid Nova. 801, XV, 8-9

Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial. Penerbit: PT Refika Aditama. Bandung.Harriman, P.L. 1995. Panduan untuk Memahami Istilah Psikologi Penerbit:

Restu Agung. Jakarta.

Hawari, D. 1997. AL- QURAN: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan JiwaPenerbit: PT Dana Bhakti Prima Yasa. Jogjakarta.

John, E. M. dan Hassan, S. 1993. Kamus Inggris - Indonesia. Penerbit PTGramedia. Jakarta.

Kansil, C. S. T. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum IndonesiaPenerbit: Balai Pustaka. Jakarta.

Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenai Gadis Remaja dan WanitaDewasa. Penerbit CV Mandar Maju. Bandung.

Kodim, N. 2003. Kekejian pada Anak ( Child Abuse). httpjfwww.tempointer-aktif.com (04/03).

Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Penerbit. PTBumi Aksara. Jakarta.

Mushoffa, A. 2001. Untaian Mutiara Buat Keluarga. Penerbit: Mitra PustakaJakarta.

Mustaqim, A. 2000. Perbedaan Kecenderungan Kenakalan Remaja Ditinjau dariPola Asuh Orang Tua. Skripsi (Tidak Diterbitkan).Fakultas Psikologi Univer-sitas Islam Indonesia. Jogjakarta.

Mu'tadin. Z. 2002. Faktor Penyebab Perilaku Agresi. http://www. e- psikologicom (02/03)

64

65

Phillip, L. H. 1995. Panduan untuk Memahami Istilah Psikologi Penerbit Res-tu Agung. Jakarta.

Puspitawati, H. 2001. Makalah Falsafah Sains :Perilaku Kenakalan Remaja Pengaruh Lingkungan Keluarga dan / atau Lingkungan Teman http •// wwwhayati-ipb.com. (04/03)

Raudhah, H. 2002. Persepsi terhadap Rumah dan Kepercayaan Diri terhadapRemaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan ). Fakultas Psikologi Universitas IslamIndonesia. Jogjakarta.

Rifai, M.S S1987^ Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi KehidupanSosial. Penerbit: PT BinaAksara. Jakarta.

Rini, J.F. 2001. Abusive Relationship. http://www. e-psikologi.com_(02/03)Rutherford, K. 2001. Abusive Relationship, http://www.usf.edu (02/03)Sarwono, S. W. 1997. Psikologi Remaja. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada.

J9K3ft3.

Santoso, S. 2001.SPSS Versi 10. Penerbit: PT Elex Media Komputindo. Jakarta.Sears^ D.O., Jonathan, L. F. dan Anne, P. 1991. Psikologi Sosial. Penerbit •

trlangga. Jakarta.

Septiningsih, D. 2003. Narkoba Sering Dipandang Keliru. Tabloid Kriminal.191,20.

Setiono. L.H. Beberapa Permasalahan Remaja./?ftp;//www.e-ps//ro/og/.com(02/03)

Ummatin, A.K. 1998. Fitrah Manusia :Konsep Utama Psikologi Islam! JurnalPsikologika, 5, (111), 53-59.

LA

MP

IRA

N

Data AngketTry Out Family Violence (X)

subjek x1 x2 x3 x4 x5 x6

1 1 c

1 2 3 4

2 2 A 1 3 3 4

3 3 A 1 1 1 4

4 4 4 I 2 2 3

5 5 4 1 4

6 6 5 1 4

7 7 5 3 2 4

8 8 4 3 4

9 9 1 2 2

10 10 3 1 3

11 11 4 3 4

12 12 3 1 3

13 13 4 1 3

14 14 5 1 5

15 15 3 1 3

16 16 4 2 1

17 17 3 4 3

18 18 3 3 4

19 19 4 1 5

20 20 4 2 4

21 21 4 2 4

22 22 3 1 3

23 23 5 2 4

24 24 5 3 4

25 25 4 3 4

26 26 4 4 4

27 27 5 4 4

28 28 3 1 3

29 29 3 4 3

30 30 4 2 4

31 31 4 2 4

32 32 5 2 5

33 33 4 2 4

34 34 5 1 4

35 35 4 2 4

36 36 4 2 3

37 374

44

14

08/11/03 14:08:221/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x7 x8 x9 x10 X11 x12 x13

1 4 3 5 5 5

2 4 1 5 3 4

3 4 2 3 2 3 2

4 5 1 4 4 5

5 4 2 2 3 2

6 4 2 4 4 4

7 2 4 2 3 4 4

8 2 3 4 3 4 3

9 2 1 2 2 4 4

10 1 5 2 4 3 5

11 2 4 2 4 4 4

12 2 1 3 4

13 4 3 3 4

14 5 5 4 5

15 3 4 4 4

16 2 3 3 4

17 4 4 4 4 4

18 5 3 4 4 4

19 4 2 4 3 3

20 4 2 3 4 3

21 2 4 2 3 5 4

22 1 4 3 5 4 5

23 2 4 1 4 4 5

24 4 4 3 2 4 4

25 2 4 2 4 4 5

26 1 3 5 3 5 4

27 2 3 3 4 4 5

28 1 4 1 3 4 4

29 3 3 1 1 1 3

30 2 3 1 3 2 5 5

31 1 4 1 3 4 4

32 1 5 3 4 4 4

33 1 2 2 5 4 5

34 1 5 4 4 3 5

35 1 4 1 4 4 5

36 3 4 2 4 3 1

37 1 4 4 4 42

08/11/03 14:08:22 2/16

DataAngket Try Out Family Violence (X)

x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20

1 5 1 1 £ 1 3

2 2 2 2 4 1 33 4 2 2 2 1 4 2

4 3 1 1 4 1 3

5 4 1 3 4 1 4

6 4 1 4 4 4

7 2 > 2 4 3

8 2 J 3 3 3

9 4 > 3 3 i 4

10 3 2 4 2

11 3 1 1 3

12 3 1 4 3

13 3 1 3 3

14 3 2 3 2

15 2 1 3 2

16 1 3 3 1

17 4 4 5 4

18 4 3 4 2

19 2 3 4 3

20 3 2 4 3

21 3 3 4 3

22 4 3 4 4

23 2 1 4 2

24 4 3 4 3

25 4 2 4 3

26 3 2 4 327 3 1 3 3

28 3 2 4 1

29 3 4 1 1

30 3 2 4 2

31 3 1 3 3

32 3 1 4 3

33 2 1 2 2

34 4 1 5 4

35 3 3 4 4

36 4 3 3 3 3 3

37 4 3 4 4 4 41

08/11/03 14:08:223/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27

1 5 5 5

2 A 4 5

3 3 3 2 3

4 5 4 4

5 4 2 4

6 4 4 4

7 5 4 4

8 5 4 4

9 3 3 4

10 5 5 5

11 5 5 5

12 4 4 5

13 4 3 3

14 5 4 5

15 4 4 4

16 4 1 1

17 4 5 4

18 4 3 5

19 5 3 5

20 5 3 2

21 4 4 4

22 5 4 5

23 5 4 5

24 4 3 4

25 4 4 4

26 4 4 4

27 3 4 5

28 4 3 3

29 3 3 3

30 4 3 5

31 4 4 4

32 4 4 2 4

33 5 3 4 5

34 5 5 1 4

35 2 4 3 2 5

36 3 3 3 3 3 3 3

37 2 3 3 54

4 1

08/11/03 14:08:22 4/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34

1 2 2 2 2 5 1

2 1 4 1

3 1 2 2

4 1 4 1

5 1 4 1

6 2 4 1

7 1 3 2 2

8 2 4 1

9 2 2 4 2 2

10 1 4 1

11 2 1 2

12 1 3 1

13 1 3 1

14 1 4 1

15 1 3 1

16 2 3 1

17 2 4 1

18 1 4 2

19 1 3 1

20 1 4 1

21 1 5 1

22 2 4 1

23 2 1 1

24 2 4 1

25 1 4 1

26 2 4 1

27 3 1

28 3 3

29 1 4

30 5 1

31 4 1

32 4 2

33 2 2

34 5 1

35 2 4 3

36 3 2 2 3 1

37 1 2 2 1 4

08/11/03 14:08:23 5/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x35 x36 x37 x38 x39 x40 x41

1 1 4 3 4

2 1 2 1 3

3 1 2 4 1 2

4 1 4 4 5

5 1 4 4 3

6 4 4 4 4

7 2 2 4 3

8 1 3 2 3

9 3 3 2 3

10 3 3 1 4

11 1 3 3 4

12 1 4 1 3

13 1 3 3 3

14 1 1 4 5

15 3 1 1 3

16 1 1 1 1

17 1 4 4 4

18 2 4 3 4

19 1 3 2 2

20 3 3 2 3

21 1 4 4 4

22 3 4 4 5

23 • 1 4 5 5

24 4 4 5 3

25 2 4 2 4

26 3 5 5 4

27 1 1 4 4

28 4 3 2 1

29 1 1 3 1

30 2 1 1 4

31 1 2 3 2

32 1 3 5 1

33 1 2 1 2

34 1 5 5 3

35 1 5 4 5

36 3 3 3 4 1 2 2

371 1

1 4 4 4 1

08/11/03 14:08:23 6/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x42 x43 x44 x45 x46 x47 x48

1 1 2• 2 4 4 4

2 1 2 4 4

3 2 1 3 4

4 2 4 4 4

5 1 3 4 4

6 1 4 4 4

7 2 4 3 3

8 2 3 3 4 5

9 2 2 2 4 4

10 3 4 2 3 2

11 3 3 3 3

12 1 3 3 3

13 1 3 3 3

14 2 2 4 4

15 1 3 3 4

16 3 4 4 4

17 1 4 4 4

18 1 5 3 4

19 3 4 3 4

20 1 3 3 3

21 1 4 4 4

22 1 3 2 4 4 4

23 2 5 2 4 4 5

24 3 4 2 4 4 4

25 2 1 1 4 4 4

26 1 4 2 5 5 5

27 1 1 1 4 4 4

28 1 1 1 2 3 3

29 1 1 1 3 3 1

30 2 1 1 4 4 4

31 2 2 1 3 3 4

32 3 3 2 5 4 5

33 5 3 1 1 2 2

34 1 1 2 5 4 5

35 1 1 2 5 5 5

36 4 1 1 3 3 3

37 4 12

4 1 4

08/11/03 14:08:23 7/16

08/11/03 14:08:23

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x49 x50 totalx

1 1 4 128

2 1 5 107

3 1 3 98

4 1 4 114

5 1 4 104

6 2 5 122

7 1 4 114

8 1 5 119

9 2 4 122

10 1 3 108

11 1 5 117

12 1 5 94

13 3 3 98

14 1 5 112

15 1 3 95

16 1 4 88

17 1 5 131

18 2 5 121

19 2 5 114

20 1 5 103

21 1 4 115

22 1 4 129

23 2 5 123

24 2 4 144

25 1 4 116

26 4 4 131

27 1 4 110

28 4 4 99

29 1 3 87

30 1 4 113

31 1 4 103

32 2 5 129

33 1 5 104

34 2 4 126

35 1 5 125

36 2 3 123

37 1 4 134

8/16

DataAngket Try Out Family Violence (X)

1

subjek x1 x2 x3 x4 x5 x6

38 38 4 1 1 1 3

39 39 3 1 1 2 1

40 40 4 1 2 2 4

41 41 4 1 1 1 4

42 42 2 1 1 4 3

43 43 4 4 1 2 4

44 44 3 1 1 1 4

45 45 5 3 2 1 5

46 46 3 1 3 3 2

47 47 5 1 2 3 4

48 48 5 1 2 3 5

49 49 1 3 1 1 1

50 50 4 1 1 1 5

08/11/03 14:08:239/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13

38 2 5 1 4 5 5

39 4 1 4 3 3

40 5 2 2 4 5

41 5 4 4 4 4

42 4 2 5 4 5

43 5 3 5 5 4

44 5 1 4 4 1

45 5 4 5 5 5

46 4 2 2 3 4 3

47 4 2 3 4 4

48 4 1 3 4 5

49 2 3 3 1 4 2

50 1 5 1 3 4 5

08/11/03 14:08:23 10/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20

38 3 1 1 4 1 1 3

39 3 3 1 3 1 3 1

40 4 2 2 4 1 3 1

41 4 1 4 1 3 3

42 3 1 4 1 3 1

43 4 3 3 5 1 4 2

44 3 1 4 1 3 1

45 5 5 5 3 4 1

46 2 3 1 4 3 2 1

47 3 2 4 1 3 1

48 2 3 5 2 3 1

49 4 1 3 1 1 1

50 5 1 5 1 3 1

08/11/03 14:08:23 11/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27

38 1 5 4 5

39 1 3 3 4

40 2 2 5 5 4

41 1 4 4 4

42 1 5 4 4

43 4 5 5 4 5

44 1 4 4 1 5

45 1 5 5 2 5

46 3 4 4 3 4

47 2 5 4 4 4

48 1 5 5 1 5

49 1 3 3 1 4

50 1 5 5 1 5

08/11/03 14:08:23 12/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34

38 3

39 3

40 4 2

41 5

42 4

43 5

44 4

45 3

46 4

47 3

48 4

49 3

50 2 21

08/11/03 14:08:23 13/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

x35 x36 x37 x38 x39 x40 x41

38 1 3 4 4

39 1 3 3 5

40 1 3 3 3

41 1 4 5 2

42 1 4 4 2

43 2 4 5 2

44 1 4 4 5

45 1 5 5 5

46 1 3 2 1

47 2 4 3 5

48 2 5 4 4

49 1 3 1 3

50 1 4 4 4

08/11/03 14:08:23 14/16

Data Angket Try Out Family Violence (X)

X42 I x43 x44 x45 x46 x47 x4838 1

1 5 3 439 3

1 3 3 340 2

1 5 4 441 3

2 4 4 442 2

1 5 5 543 5

2 5 4 544 1

1 1 4 4~45

46

3

4 ; 5 5—

5

47

48

2

1

i

1

3

3

3

4

3

4

49 11

5

1

5

1

5

350 2

1 1 1 1. I

08/11/03 14:08:2415/16

oa

yu

jjci

in*

....

—^

__

,—,

„—

,u

-w

o^

*-«

M1

**

»«

/^i

mu

fr

No

.P

emy

ataa

nS

aya

berf

ikir

sepe

rti

ini

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

1M

erus

akb

aran

g-b

aran

g

2B

erse

ling

kuh

3M

engu

rung

pas

ang

an

4B

ersi

kap

men

yena

ngka

n

5S

alin

gb

erca

nd

a

6S

elal

um

elar

ang

kelu

arru

mah

7B

ahag

ia

8M

elar

ang

ber

tem

u/

dite

mui

tem

an

mau

pu

nk

elu

arg

a9

Men

ghin

adi

dep

anum

um

10

Har

us

pam

itbi

lak

elu

arru

mah

11

Men

gecu

pm

esra

pasa

ngan

12

Tid

akm

engh

arga

ip

asan

gan

13

Per

hati

ante

rhad

apke

luar

ga

14

Men

jele

k-je

lekk

anpa

sang

anba

ikte

rhad

apan

akm

aupu

no

ran

gla

in1

5S

erin

gja

lan-

jala

n/pi

knik

bers

am

a

16

Men

doro

ngfi

sik

seca

rake

ras

17

Mem

ulas

/m

emel

intir

tang

an/

bad

an

18

Men

ampa

r

No

.P

emy

ataa

nS

aya

berf

ikir

sepe

rti

ini

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

19

Men

yiks

abi

lake

ingi

nann

yati

dak

dip

enu

hi/

did

eng

ark

an2

0C

em

bu

rub

uta

21

Mem

beli

kan

had

iah

22

Mel

empa

rba

rang

kear

ahp

asan

gan

23

Men

ganc

ampa

sang

an

24

Men

cek

ikle

her

25

Men

cam

pak

kan

pas

ang

an

26

Sel

alu

men

yala

hkan

pas

ang

an

27

Men

yaya

ngi

kel

uar

ga

28

Mel

udah

ip

asan

gan

29

Mel

ukai

pas

ang

an

30

Mel

empa

rtu

buh

pas

ang

anke

tem

bo

k

31

Men

odon

gkan

bend

ata

jam

kep

ada

pas

ang

an3

2M

ud

ah

mem

aafk

an

33

Juju

r

34

Men

yere

tp

asan

gan

35

Ber

sika

pad

il

36

Mel

indu

ngi

kelu

arga

37

Berw

ibaw

a

No

.P

emy

ataa

nS

aya

berf

ikir

sepe

rti

ini

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

38

Men

ginj

aktu

buh

pasa

ngan

den

gan

ker

as3

9B

erte

ng

kar

40

Men

onjo

kpa

sang

an

41

Men

guca

pkan

kata

"ter

ima

kasi

h"te

rhad

app

asan

aan

42

Men

ging

atha

rila

hir

pasan

gan

43

Tid

akm

engh

irau

kan

pasa

ng

an

mesk

iia

sak

itk

era

s4

4M

elak

sana

kan

ibad

ahbe

rsam

a-sam

a

45

Men

jam

bak

ram

but

pasa

ngan

46

Tid

akm

emb

eri

naf

kah

47

Ber

anim

enga

kui

kesa

laha

n

48

Men

ghar

gai

pend

apat

49

Tid

akpe

rnah

mem

aksa

50

Ber

tang

gung

jaw

ab

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

subjek y1 y2 y3 y4 y5 y61 1 ' 3 3 2 3

''- 2 2 3 2 3

"

s ;i 3 3 2 ;5 3£i if ;J 1 3 21 2 3K.> t> :> 1 ,Z> 1 1 36 e 2! 2 2 2 3 47 7

r^ 3

1 2 28 8 3 1 3 2 1 49 9 4 2 4 3 3 3

10 10 3 3 3 2 3 311 11 3 1 3 1 1 212 12 4 1 4 1 2 213 13 5 2 4 1 2 114 14 3 3 1 3 2 315 15 4 1 1 2 2 416 16 5 1 3 1 3 317 17 4 1 3 1 3 318 18 4 2 3 1 1 119 19 4 1 3 2 1 120 20 5 1 4 1 1 121 21 4 1 3 1 1 122 22 4 1 4 1 1 323 23 4 1 3 1 1 224 24 4 3 2 2 2 125 25 4 3 4 2 2 326 26 5 1 3 1 1 227 27 5 1 4 1 1 128 28 2 1 3 2 3 229 29 2 1 2 1 1 330 30 4 1 3 2 1 331 31 4 1 3 2 2 232 32 4 1 3 1 1 133 33 3 3 2 2 4 334 34 3 1 2 1 1 335 35 3 1 3 1 3 336 36 1 1 2 1 4 237 37 4 4 4 3I 1| 4

08/11/03 13:59:091/16

Data Angket Try OutJuvenile Delinquency (Y)

y7 y8 y9 y10 y11 y12 y131

«=5 2 1 1 1 4 4

2 2 2 -31w 1 2 ; 3

3 4 1 1 1 3 5 4

4 2 3 1 _5 3 3 55 4 1 2 1 1 4 36 3 2 1 ? 2 2 27 4 3 3 I 2 3 48 3 2 2 3 3 29 4 3 5 1 4 3

10 4 2 2 1 4 411 3 1 3 2 4 312 3 2 5 2 313 4 2 3 1 314 1 3 5 2 515 2 4 4 2 4

16 4 2 1 3 217 5 1 1 1 318 3 2 4 1 219 4 3 4 1 120 5 3 3 2 121 2 1 1 1 2 222 2 3 4 1 4 3

' 23 2 2 1 -i 3 224 4 2 2 1 3 325 4 3 4 1 4 226 5 1 1 1 1 327 5 3 3 2 1 128 2 2 2 1 4 329 2 3 2 2 2 130 3 2 3 1 4 331 5 3 3 1 4 332 3 1 1 1 1 233 2 3 2 3 4 334 5 2 4 1 3 235 4 3 3 4 3 536 4 1 1 1 3 337 4 3

41 4 4

08/11/03 13:59:092/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20

1 3 4 4 2 2 2 4

2 1 4 3 1 1 2 2

3 2 4 4 3 2 2 5

4 2 3 3 4 1 1 3

5 2 4 3 3 1 3 3

6 2 4 2 2 2 2 2

7 4 3 4 4 3 2 3

8 3 4 4 3 3 2 3

9 2 4 4 3 3 3 3

10 1 5 4 3 1 3

11 1 4 3 1 1 3

12 1 5 4 1 2 4

13 1 4 5 2 1 4

14 1 5 5 4 2 2

15 1 5 4 2 1 4

16 1 4 3 1 4

17 1 4 4 1 4

18 1 5 4 1 4

19 2 4 4 1 3

20 1 5 4 1 3

21 2 4 4 1 4

22 1 5 3 1 4

23 2 5 4 2 4

24 3 4 4 1 3

25 3 4 4 2 3

26 1 4 4 1 5

27 1 5 4 1 3

28 1 4 3 1 3

29 2 3 4 1 2

30 1 5 4 2 4

31 1 5 3 2 3

32 2 4 4 1 3

33 2 4 4 4 3

34 1 5 4 2 4

35 1 5 4 2 1 5

36 2 4 3 1 3

37 2 4 2 1 4

08/11/03 13.59:09 3/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27

1 2 4 3 3 2 4 3

2 2 4 2 2 2 3 2

3 4 4 4 5 3 5 1

4 3 3 2 1 4 1 1

5 3 3 1 2 3 4 3

6 2 1 3 1 2 2 2

7 2 3 1 1 3 5 1

8 4 3 3 3 2 5 3

9 3 3 3 3 2 3 3

10 2 5 3 4 1 3 1

11 1 3 1 1 1 3 1

12 3 3 1 5 3 4 1

13 2 4 1 3 1 2 1

14 3 5 2 4 1 3 1

15 2 5 2 1 3 5 1

16 2 3 1 2 2 1 1

17 3 4 1 3 3 4 1

18 2 3 1 2 1 3 1

19 1 4 2 4 2 3 1

20 1 1 1 3 1 5 1

21 2 4 1 3 2 2 1

22 3 4 1 3 1 3 1

23 2 2 1 2 2 2 1

24 1 1 1 2 1 4 1

25 2 4 2 4 1 3 1

26 1 4 1 1 3 4 1

27 1 1 1 2 1 5 1

28 1 3 2 1 2 1 1

29 3 2 2 2 3 3 1

30 1 4 2 2 3 2 1

31 2 3 2 2 3 3 1

32 1 3 1 3 1 1 1

33 2 2 2 2 2 5 2

34 2 4 2 2 3 4 2

35 3 3 1 3 2 2 1

36 2 1 1 1 1 3 1

37 1 4 1 4 1 4 1

08/11/03 13:59:09 4/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y28 y29 y30 y31 y32 y33 y34

1 3 3 3 4 4

2 3 2 2 3 2

3 5 4 1 3 1

4 2 1 2 3 4 4

5 1 1 3 4 2

6 1 1 2 2 3

7 3 2 2 3 3

8 4 2 1 3 3

9 3 2 2 3 3 4

10 5 1 4 4 5

11 3 1 3 3

12 4 3 3 1

13 4 1 3 3 4

14 5 1 2 5 5

15 3 3 3 4 2

16 4 1 4 3

17 3 1 3 3

18 4 1 3 4

19 4 1 3 3

20 4 4 3 1

21 2 1 2 2

22 1 1 2 3

23 2 1 3 3 5

24 2 1 1 1

25 4 1 3 2

26 5 1 3 3

27 4 4 3 1

28 4 1 3 3

29 2 2 3 2 3

30 3 1 3 3 1

31 2 3 2 4 3 5

32 3 1 3 2 2

33 2 4 4 4 4

34 2 5 4 3 1

35 1 1 3 2 1

36 4 1 2 2 4

37 2 4 1 1 5

08/11/03 13:59:10 5/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y35 y36 y37 y38 y39 y40 y41

1 2 3 2 1 1 2

2 3 2 1 2 2 2

3 2 2 2 2

4 5 1 1

5 3 3 4

6 2 2 1 3 2 2 2

7 4 2 2

8 3 3 2

9 3 3 2

10 3 1

11 4 1

12 4 5

13 2 4

14 5 3

15 5 3

16 4 1

17 3 3

18 4 2

19 3 2

20 4 3

21 3 2

22 4 3

23 4 1

24 4 2

25 4 2

26 2 2

27 4 3

28 3 1

29 3 3

30 4 2

31 4 2

32 4 2

33 3 2 2

34 4 3 2

35 3 4

36 4 2

37 3 2 3 3

08/11/03 13:59:10 6/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y42 y43 y44 y45 y46 y47 y48

1 1 1 1 2 2

2 2 2 2 4 2

3 2 2 4 1

4 3 3 2 3

5 2 2 2 1 1

6 2 2 2 2 3

7 1 1 3 1

8 3 3 3 2

9 3 4 3 3

10 3 3 1 2

11 3 3 1

12 1 3

13 1 2

14 2 5

15 3 3

16 1 1

17 1 1

18 1 2

19 1 3

20 1 1

21 1 1

22 1 2

23 -i• 2

24 1 4

25 2 2

26 1 1

27 1 1

28 1 1

29 1 1

30 1 3

31 2 1 3

32 -ii 1

33 2 2 2 3 2 2

34 1 2

35 1 3 2

36 2 1 1

37 3 3 3 3

08/11/03 13:59:10 7/16

08/11/03 13:59:10

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y49 y50 totaly

1 117

2 102

3 5 127

4 112

5 104

6 2 2 102

7 2 111

8 2 2 123

9 2 135

10 2 117

11 89

12 109

13 100

14 3 128

15 3 119

16 91

17 96

18 96

19 97

20 94

21 82

22 98

23 93

24 90

25 2 111

26 91

27 93

28 2 87

29 91

30 102

31 109

32 81

33 2 126

34 2 107

35 110

36 86

37 118

8/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

subjek yi y2 y3 y4 y5 y6

38 38 4 2 3 2 1 2

39 39 3 2 3 1 2 2

40 40 3 1 3 1 1 3

41 41 4 3 3 . 1 1 3

42 42 3 4 2 2 4

43 43 4 5 3 1 2

44 44 4 3 1 1 1

45 45 5 5 1 1 3

46 46 2 2 2 2 2 2

47 47 3 3 2 2 3

48 48 3 4 2 1 2

49 49 4 3 4 3 1

50 50 4 3 1 2 3

08/11/03 13:59:10 9/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13

38 4 3 2 1 1 3 2

39 3 1 3 1 1 3 3

40 4 3 2 2 3 2 3

41 3 3 3 1 1 2 1

42 5 1 3 1 1 5 3

43 5 4 5 1 1 5 2

44 3 2 4 1 1 1 2

45 5 2 1 3 3 1 3

46 3 3 2 2 2 2 2

47 4 3 2 1 1 3 3

48 3 2 2 1 2 5 2

49 3 3 1 1 1 3 3

50 4 2 4 1 1 3 3

08/11/03 13:59:10 10/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20

38 1 4 4 1 1 1 3

39 1 4 3 2 2 2 3

40 1 5 3 2 1 4

41 1 5 4 1 3 4

42 3 5 5 1 2 3 2

43 4 4 5 1 2 5

44 1 5 4 1 1 5

45 3 5 5 1 1 5

46 2 3 2 2 2 2 3

47 2 4 3 1 2 4

48 2 5 5 2 1 5

49 4 3 4 1 2 4

50 3 4 4 1 2 4

08/11/03 13:59:10 11/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27

38 2 3 1 2 1 2 1

39 2 3 1 3 1 3 1

40 2 5 2 5 2 3 1

41 3 3 1 3 1 4 1

42 2 5 1 1 2 4 2

43 5 4 4 4 1 5 3

44 1 3 1 2 1 1 1

45 3 4 1 4 3 3 1

46 2 2 2 2 2 2 1

47 3 4 1 3 1 3 2

48 1 4 2 4 2 3 1

49 1 3 3 4 3 4 1

50 3 4 1 3 3 3 2

08/11/03 13:59:10 12/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y28 y29 y30 ysi y32 y33 y3438 2 1 1 3 2

39 3 1 1 3 1

40 2 1 2 1 3 4

41 2 1 1 2 3

42 3 4 2 1 1

43 4 4 1 2 1

44 2 1 1 3 1

45 5 2 1 3 3

46 3 1 2 2 2

47 2 3 3 1 2

48 3 1 1 4 2 4

49 4 3 1 4 3

50 3 2 1 3 31

08/11/03 13:59:10 13/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y35 y36 y37 y38 y39 y40 y41

38 1 4 2 1

39 3 2 3 3

40 1 4 2 2 2

41 1 3 3 3

42 3 5 2 2

43 2 5 5 4 2

44 1 3 3 1

45 1 1 5 4

46 1 2 1 1

47 2 4 3 3

48 1 4 2 2

49 1 3 1 1

50 1 4 3 3

08/11/03 13:59:10 14/16

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y42 y43 y44 y45 y46 y47 y4838 1 1 1 1

39 1 1 1 1

40 1 1 1 3

41 1 1 1 3

42 1 1 1 2

43 3 2 3 2

44 1 1 1 1

45 3 3 3 3

46 1 1 1 2

47 1 1 1 3

48 1 1 1 2

49 1 1 1 31

50 1 1 1 2'

08/11/03 13:59:1115/16

08/11/03 13:59:11

Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)

y49 y50 totaly

38 88

39 93

40 2 107

41 99

42 112

43 142

44 83

45 121

46 90

47 108

48 106

49 106

50 108

16/16

1 2

TP

__

._

2_

3_

_

__

_

__

__

_

SS

__

5_

Pu

lan

gke

rum

ahte

pat

wak

tu

Pu

lan

gse

ko

lah

laru

tm

alam

3R

ajin

men

ger

jak

anPR

4M

emba

cabu

kupo

rno

5M

enol

ong

tem

an

6M

em

bo

los

sek

ola

h

7M

enon

ton

film

acti

on/l

aga

8B

erbo

hong

9M

engg

unak

anua

ngS

PP

untu

kh

ura

-hu

ra

10

Ikut

kegi

atan

ekst

raku

riku

ler/

les

^

,

11

Mem

alsu

kan

tan

da

tang

an

12

Men

gina

pdi

rum

ahte

man

13

Men

yont

eksa

atuj

ian

—.

14

Dis

ko

rs

15

Akr

abd

eng

ansa

ud

ara

16

Mem

atuh

ipe

rint

ahor

ang

tua

17

Men

ggan

ggu

oran

gle

wat

18

Men

ghor

mat

igu

ru

19

Berk

ela

hi

*

—— 1

T 2

K 3

~S 4

"SS 5

20

Ikut

kegi

atan

kea

gam

aan

/ro

hani

21

Pes

tapo

rasa

mbi

lm

abu

k-m

abu

kan

22

Mal

asm

enge

rjak

anPR

23

__

__

_

Non

ton

film

porn

o

Mem

buat

guru

mar

ah

25

Ber

pres

tasi

dise

kola

h

26

__

__

__

Men

curi

bara

ngm

ilik

oran

gla

in

Iku

tta

wu

ran

28

Ter

iiba

td

alam

orga

nisa

sise

kola

h/o

rgan

isas

ik

emas

yar

akat

an2

9T

erii

bat

dal

amg

eng

30

Mer

usak

bara

ngor

ang

lain

31

Say

ase

ring

mer

asa

ber

sala

h

32

Ber

ani

men

gam

bil

kepu

tusa

n

33

Dit

ahan

polis

i

34

Ter

tari

kd

eng

anse

sam

aje

nis

35

Mem

baw

ab

end

ata

jam

36

Kas

ihsa

yan

gte

rpen

uhi

37

Mel

ukai

/m

eng

ania

ya

oran

gla

in

38

Men

gada

kan

pes

tapo

rase

mal

amsu

ntu

k

No

Pem

yat

aan

Jaw

ab

an

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

39

Men

ggun

akan

alat

penc

egah

keh

am

ilan

40

Ber

kunj

ung

keru

mah

paca

r

41

Mem

beri

kan

had

iah

untu

kay

ah

42

Men

gkon

sum

sim

inum

anke

ras

43

Mem

ak

ai

Nark

ob

a

44

Mab

uk

-mab

uk

an

45

Su

ka

ber

bu

atis

eng

46

Ber

judi

47

Men

ggun

akan

kond

om/

alat

ko

ntr

asep

si4

8T

erii

bat

pela

cura

n

49

Mel

akuk

anh

ub

un

gan

sek

sd

eng

anla

wan

jeni

s5

0M

encu

rib

aran

gm

ilik

ora

ng

tua

Ter

ima

kasi

hat

aske

juju

ran

dan

kete

rbu

kaan

sert

ake

rjas

ama

An

dada

lam

mem

beri

kan

jaw

aban

.

Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)

TOT X

TOT_X Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)1.000

N 50

X1 Pearson Correlation .422"

Sig. (2-tailed) .002

N 50

X2 Pearson Correlation .360*

Sig. (2-tailed) .010

N 50

X3 Pearson Correlation .338*

Sig. (2-tailed) .016

N 50

X4 Pearson Correlation .090

Sig. (2-tailed) .533

N 50

X5 Pearson Correlation .207

Sig. (2-tailed) .149

N 50

X6 Pearson Correlation .490*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X7 Pearson Correlation .092

Sig. (2-tailed) .523

N 50

X8 Pearson Correlation .352*

Sig. (2-tailed) .012

N 50

X9 Pearson Correlation .ST?*1

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X10 Pearson Correlation .417*

Sig. (2-tailed) .003

N 50

X11 Pearson Correlation .078

Sig. (2-tailed) .589

N 50

Page 1

Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)

TOT X

X12 Pearson Correlation .525*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X13 Pearson Correlation .276

Sig. (2-tailed) .053

N 50

X14 Pearson Correlation .361*

Sig. (2-tailed) .010

N 50

X15 Pearson Correlation .080

Sig. (2-tailed) .579

N 50

X16 Pearson Correlation .406*'

Sig. (2-tailed) .003

N 50

X17 Pearson Correlation .545*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X18 Pearson Correlation .284*

Sig. (2-tailed) .046

N 50

X19 Pearson Correlation .577*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X20 Pearson Correlation .306*

Sig. (2-tailed) .031

N 50

X21 Pearson Correlation .154

Sig. (2-tailed) .286

N 50

X22 Pearson Correlation .534*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X23 Pearson Correlation .424*

Sig. (2-tailed) .002

N 50

Page 2

Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)

TOT X

X24 Pearson Correlation .399*

Sig. (2-tailed)

N

.004

50

X25 Pearson Correlation .490*'

Sig. (2-tailed)

N

.000

50

X26 Pearson Correlation .306*

Sig. (2-tailed)

N

.031

50

X27 Pearson Correlation .245

Sig. (2-tailed)

N

.086

50

X28 Pearson Correlation .360*

Sig. (2-tailed)

N

.010

50

X29 Pearson Correlation .494*

Sig. (2-tailed)

N

.000

50

X30 Pearson Correlation .441*

Sig. (2-tailed)

N

.001

50

X31 Pearson Correlation .369*

Sig. (2-tailed)

N

.008

50

X32 Pearson Correlation .306*

Sig. (2-tailed)

N

.031

50

X33 Pearson Correlation -.073

Sig. (2-tailed)

N

.613

50

X34' Pearson Correlation .226

Sig. (2-tailed)

N

.115

50

X35 Pearson Correlation .210

Sig. (2-tatled)

N

.142

50

Page 3

Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)

TOT X

X36 Pearson Correlation .200

Sig. (2-tailed) .163

N 50

X37 Pearson Correlation .122

Sig. (2-tailed) .397

N 50

X38 Pearson Correlation .570*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X39 Pearson Correlation .627*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X40 Pearson Correlation .308*

Sig. (2-tailed) .030

N 50

X41 Pearson Correlation -.163

Sig. (2-tailed) .259

N 50

X42 Pearson Correlation .264

Sig. (2-tailed) .064

N 50

X43 Pearson Correlation .349*

Sig. (2-tailed) .013

N 50

X44 Pearson Correlation .074

Sig. (2-tailed) .608

N 50

X45 Pearson Correlation .589*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X46 Pearson Correlation .605*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X47 Pearson Correlation .458*

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Page 4

Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)

TOT X

X48 Pearson Correlation .572*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

X49 Pearson Correlation .279

Sig. (2-tailed) .050

N 50

X50 Pearson Correlation .439*

Sig. (2-tailed) .001

N 50

'. Correlation is significant at the 0.01level (2-tailed).

Correlation is significant at the 0.05level (2-tailed).

Korelasi Validitas Aitem Juvenile

Delinquency (Y)

TOT Y

TOT_Y Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)1.000

N 50

Y1 Pearson Correlation -.010

Sig. (2-tailed) .944

N 50

Y2 Pearson Correlation .284*

Sig. (2-tailed) .046

N 50

Y3 Pearson Correlation .095

Sig. (2-tailed) .510

N 50

Y4 Pearson Correlation .559*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y5 Pearson Correlation .216

Sig. (2-tailed) .133

N 50

Page 5

Korelasi Validitas Aitem Juvenile

Delinquency (Y)

TOT Y

Y6 Pearson Correlation .542*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y7 Pearson Correlation .099

Sig. (2-tailed) .495

N 50

Y8 Pearson Correlation .402*

Sig. (2-tailed) .004

N 50

Y9 Pearson Correlation .361*

Sig. (2-tailed) .010

N 50

Y10 Pearson Correlation .129

Sig. (2-tailed) .373

N 50

Y11 Pearson Correlation .279*

Sig. (2-tailed) .050

N 50

Y12 Pearson Correlation .488*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y13 Pearson Correlation .452*

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Y14 Pearson Correlation .374*

Sig. (2-tailed) .007

N 50

Y15 Pearson Correlation .078

Sig. (2-tailed) .588

N 50

Y16 Pearson Correlation .294*

Sig. (2-tailed) .038

N 50

Y17 Pearson Correlation .466*

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Page 6

Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)

TOT YY18 Pearson Correlation .292*

Sig. (2-tailed) .039

N 50

Y19 Pearson Correlation .475*'

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y20 Pearson Correlation .115

Sig. (2-tailed) .426

N 50

Y21 Pearson Correlation .586*'

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y22 Pearson Correlation .409*

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Y23 Pearson Correlation .616*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y24 Pearson Correlation .401*

Sig. (2-tailed) .004

N 50

Y25 Pearson Correlation .204

Sig. (2-tailed) .155

N 50

Y26 Pearson Correlation .490*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y27 Pearson Correlation .515*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y28 Pearson Correlation .199

Sig. (2-tailed) .165

N 50

Y29 Pearson Correlation .486*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Page 7

Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)

TOT YY30 Pearson Correlation .309*

Sig. (2-tailed) .029

N 50

Y31 Pearson Correlation .173

Sig. (2-tailed) .230

N 50

Y32 Pearson Correlation .190

Sig. (2-tailed) .187

N 50

Y33 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

a

N 50

Y34 Pearson Correlation .145

Sig. (2-tailed) .315

N 50

Y35 Pearson Correlation .340*

Sig. (2-tailed) .016

N 50

Y36 Pearson Correlation .077

Sig. (2-tailed) .595

N 50

Y37 Pearson Correlation .356*

Sig. (2-tailed) .011

N 50

Y38 Pearson Correlation .445*'

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Y39 Pearson Correlation .198

Sig. (2-tailed) .169

N 50

Y40 Pearson Con-elation .275

Sig. (2-tailed) .054

N 50

Y41 Pearson Correlation .229

Sig. (2-tailed) .110

N 50

Page 8

Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)

TOT Y

Y42 Pearson Correlation .638*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y43 Pearson Correlation .315*

Sig. (2-tailed; .026

N 50

Y44 Pearson Correlation .648*

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y45 Pearson Correlation .586*'

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y46 Pearson Correlation .487*'

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Y47 Pearson Correlation .230

Sig. (2-tailed) .108

N 50

Y48 Pearson Correlation .383*

Sig. (2-tailed) .006

N 50

Y49 Pearson Correlation .407*

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Y50 Pearson Correlation .388*

Sig. (2-tailed) .005

50 IN

*. Correlation is significant at the 0.05level (2-tailed).

**. Correlationis significantat the 0.01level (2-tailed).

a. Cannot be computed because at leastone of the variables is constant.

Page 9

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10

1 c

1 4 4 3 5

2 4 1 4 4 1 5

3 4 1 4 4 2 3

4 4 1 3 5 1 4

5 4 1 4 4 2 2

6 5 4 4 2 4

7 5 4 4 2 3

8 4 4 3 4 3

9 1 ! 2 1 2 2

10 3 3 5 2 4

11 4 4 4 2 4

12 3 3 2 1

13 4 3 4 3

14 5 5 5 5

15 3 3 3 4

16 4 1 2 3

17 3 3 4 4 4

18 3 4 5 3 4

19 4 5 4 2 4

20 4 4 4 2 3

21 4 4 4 2 3

22 3 3 4 3 5

23 5 4 4 1 424 5 4 4 3 2

25 4 4 4 2 4

26 4 4 3 5 327 5 4 3 3 4

28 3 3 4 1 3

29 3 3 3 1 1

30 4 4 3 1 3

31 4 4 4 1 332 5 5 5 3 4

33 4 4 2 2 5

34 5 4 5 4 4

35 4 4 4 1 4

36 4 3 4 2 4

37 4 4 4 4 4 4 4

08/24/03 16:28:201/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x12 x14 x16 x17 x18 x19 x20

1 £ 2 1 £ 1 2 1

2 •3 *^

2 A 1 33 3 4 2 2 1 4 24 4 3 1 4 1 35 3 4 3 4 1 4

6 4 4 4 4 4

7 4 2 2 4 3

8 4 2 3 3 3

9 4 4 3 3 i 410 3 3 2 4 211 4 3 1 1 3

12 3 3 1 4 3

13 3 3 1 3 3

14 4 3 2 3 215 4 2 1 3 2

16 3 1 3 3 117 4 4 4 5 4

18 4 4 3 4 2

19 3 2 3 4 320 4 3 2 4 3

21 5 3 3 4 3

22 4 4 3 4 4

23 4 2 1 4 224 4 4 3 4 325 4 4 2 4 3

26 5 3 2 4 327 4 3 1 3 3

28 4 3 2 4 1

29 1 3 4 1 1

30 5 3 2 4 2

31 4 3 1 3 332 4 3 1 4 3

33 4 2 1 2 2

34 3 4 1 5 435 4 3 3 4 4

36 3 4 3 3 3 3 337 4 4 4 4 4 4

1

08/24/03 16:28:202/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29

1 1 5 5 2 2

2 1 4 4 1

3 1 3 3 2 1

4 1 5 4 1

5 4 2 1

6 4 4 2

7 5 4 1

8 5 4 2

9 ! 3 3 2

10 5 5 1

11 5 5 2

12 4 4 1

13 4 3 1

14 5 4 1

15 4 4 1

16 4 1 2

17 4 5 2

18 4 3 1

19 5 3 1

20 5 3 1

21 4 4 1

22 5 4 2

23 5 4 2

24 4 3 2

25 4 4 1

26 4 4 2

27 3 4

28 4 3

29 3 3

30 4 3

31 4 4

32 4 4 2

33 5 3 4

34 5 5 1 2

35 2 4 3 2 2

36 3 3 3 3 3 3 2

37 3 3 5 4 4 1 2

08/24/03 16:28:20 3/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x30 x31 x32 x38 X39 x40 x43

1^ 2 £ 4 3 4 3

2 1 4 2 1 3

3 1 2 4 1 2

4 1 4 4 4 5

5 1 4 4 4 3

6 4 4 4 4

7 3 2 4 3

8 4 3 2 3 39 > 4 3 2 3 2

10 4 3 1 4 4

11 1 3 3 4

12 3 4 1 3

13 3 3 3 3

14 4 1 4 515 3 1 1 3

16 3 1 1 1

17 4 4 4 4

18 4 4 3 4

19 3 3 2 2

20 4 3 2 3

21 5 4 4 4

22 4 .4 4 5 3

23 1 4 5 5 524 4 4 5 3 425 4 4 2 4 1

26 4 5 5 4 427 3 1 4 4 1

28 3 3 2 1 1

29 1 1 3 1 130 5 1 1 4 1

31 4 2 3 2 232 4 3 5 1 3

33 2 2 1 2 3

34 5 5 5 3 1

35 4 5 4 5 1

36 2 3 4 1 2 1

372

1 4 4 4 1

08/24/03 16:28:204/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x45 x46 x47 x48 x50

1 2 4 4 4 4

2 2 4 4 5

3 1 3 4 3

4 4 4 4 4

5 3 4 4 4

6 4 4 4 5

7 4 3 3 4

8 3 4 5 5

9 2 4 4 4

10 2 3 2 3

11 3 3 3 5

12 3 3 3 5

13 3 3 3 3

14 2 4 4 5

15 3 3 4 3

16 4 4 4 4

17 4 4 4 5

18 5 3 4 5

19 4 3 4 5

20 3 3 3 5

21 4 4 4 4

22 2 4 4 4 4

23 2 4 4 5 5

24 2 4 4 4 4

25 1 4 4 4 4

26 2 5 5 5 4

27 1 4 4 4 4

28 1 2 3 3 4

29 1 3 3 1 3

30 1 4 4 4 4

31 1 3 3 4 4

32 2 5 4 5 5

33 1 1 2 2 5

34 2 5 4 5 4

35 2 5 5 5 5

36 1 3 3 3 3

37 2 4 1 4 4

08/24/03 16:28:20 5/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10

38 4 1 3 5 1 4

39 3 1 1 4 1 4

40 4 1 4 5 2 2

41 4 1 4 5 4 4

42 2 1 3 4 2 5

43 4 4 4 5 3 5

44 3 1 4 5 1 4

45 5 3 5 5 4 5

46 3 1 2 4 2 2

47 5 1 4 4 2 3

48 5 1 5 4 1 3

49 1 3 1 3 3 1

50 4 1 5 5 1 3

08/24/03 16:28:20 6/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x12 x14 x16 x17 x18 x19 x20

38 5 3 1 4 1 1 3

39 3 3 1 3 1 3 1

40 4 4 2 4 1 3 1

41 4 4 1 4 1 3 3

42 4 3 1 4 1 3 1

43 5 4 3 5 1 4 2

44 4 3 1 4 1 3 1

45 5 5 5 5 3 4 1

46 4 2 1 4 3 2 1

47 4 3 2 4 1 3 1

48 4 2 3 5 2 3 1

49 4 4 1 3 1 1 1

50 4 5 1 5 1 3 1

08/24/03 16:28:20 7/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x22 x23 x24 x25 x26 X28 x29

38 1 5 4

39 1 3 3

40 2 2 5 5

41 1 4 4

42 1 5 4

43 4 3 5 5 4

44 1 4 4 1

45 1 5 5 2

46 3 4 4 3

47 2 3 5 4 4 2

48 1 5 5 1

49 1 3 3 1

50 1 5 5 1

08/24/03 16:28:20 8/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43

38 3 3 4 4

39 3 3 3 5

40 4 3 3 3

41 5 4 5 2

42 4 4 4 2

43 5 4 5 2

44 4 4 4 5

45 3 5 5 5

46 4 3 2 1

47 3 4 3 5

48 4 5 4 4

49 3 3 1 3

50 2 4 4 4

08/24/03 16:28:21 9/10

DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)

x45 x46 x47 x48 x50

38 1 5 3 4 4

39 1 3 3 3 3

40 1 5 4 4 5

41 2 4 4 4 4

42 1 5 5 5 5

43 2 5 4 5 5

44 1 1 4 4 4

45 1 5 5 5 5

46 1 3 3 3 4

47 1 3 4 4 5

48 1 5 5 5 5

49 1 1 1 3 3

50 1 1 1 1 5

08/24/03 16:28:21 10/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y13 y14 y16 y17 y18 y19 y21

1 4 3 4 2 2 2 2

2 3 1 3 1 1 2 2

3 4 2 4 3 2 2 4

4 5 2 3 4 1 1 3

5 3 2 3 3 1 3 3

6 2 2 2 2 2 2 2

7 4 4 4 4 3 2 2

8 2 3 4 3 3 2 4

9 3 2 4 3 3 3 3

10 4 1 4 3 1 2

11 3 1 3 1 1 1

12 3 1 4 1 2 3

13 3 1 5 2 1 2

14 5 1 5 4 2 3

15 4 1 4 2 1 2

16 2 1 3 1 2

17 3 1 4 1 3

18 2 1 4 1 2

19 1 2 4 1 1

20 1 1 4 1 1

21 2 2 4 1 2

22 3 1 3 1 3

23 2 2 4 2 2

24 3 3 4 1 1

25 2 3 4 2 2

26 3 1 4 1 1

27 1 1 4 1 1

28 3 1 3 1 1

29 1 2 4 1 3

30 3 1 4 2 1

31 3 1 3 2 2

32 2 2 4 1 1

33 3 2 4 4 2

34 2 1 4 2 2

35 5 1 4 2 1 3

36 3 2 3 1 2

37 4 2 2 1 1

08/24/03 16:22:17 2/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y22 y23 y24 y26 y27 y29 y301 AI 2 2 4 3 3 3

2 A 2 2 3 2 2 2

3 A 4 5 5 1 4 1

4 3 2 1 1 1 1 2

5 3 1 2 4 3 1 3

6 1 3 1 2 2 1 2

7 3 1 1 5 1 2 2

8 3 3 3 5 3 2 1

9 3 3 3 3 3 2 2

10 5 3 4 3 1 1

11 3 1 1 3 1 1

12 3 1 5 4 1 3

13 4 1 3 2 1 1

14 5 2 4 3 1 1

15 5 2 1 5 1 3

16 3 1 2 1 1 1

17 4 1 3 4 1 1

18 3 1 2 3 1 1

19 4 2 4 3 1 1

20 1 1 3 5 1 4

21 4 1 3 2 1 1

22 4 1 3 3 1 1

23 2 1 2 2 1 1

24 1 1 2 4 1 1

25 4 2 4 3 1 1

26 4 1 1 4 1 1

27 1 1 2 5 1 4

28 3 2 1 1 1 1

29 2 2 2 3 1 2

30 4 2 2 2 1 1

31 3 2 2 3 1 3

32 3 1 3 1 1 1

33 2 2 2 5 2 4

34 4 2 2 4 2 5

35 3 1 3 2 1 1

36 1 1 1 3 1 1

37 4 1 4 4 1 4

08/24/03 16:22:17 3/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y35 y37 y38 y42 y43 y44 y45:2 2

' 1 1 2>

1̂ 2 2> 2 2 4

c5 2> r

? 2 2> 1 2 4A[ 1 1 1 2I 1 3 2

«= 4 2 2 2 16 2 1 3 2 2 2 27 2 2 1 1 1 38 3 2 3 1 3 3

1 9 3 2 3 4 310 1 3 3 111 1 3 :i 112 5

313 4

214 3 4 515 3 > 3 316 1

117 3

118 2

219 2

320 3

121 2

122 3

223 1

224 2

425 2

226 2

127 3

128 1

129 3

130 2

331 2

332 2

133 2

334 3

235 4

336 2 2 13/ 3 3 3 3 3

3

08/24/03 16:22:174/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y46 y48 y49 y50

1 2

2 2

3 1 5

4 3

5 1

6 3 2 2

7 1 2

8 2 2 2

9 3 2

10 2 2

11

12

13

14 3

15 3

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25 2

26

27

28 2

29

30

31

32

33 2

34

35

36

37 3

08/24/03 16:22:17 5/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y2 y4 y6 y8 y9 y11 y1238 2 2 2 3 2 1 3

39 2 1 2 1 3 1 3

40 1 1 3 3 2 3 2

41 3 1 3 3 3 1 2

42 2 4 1 3 1 5

43 3 2 4 5 1 5

44 1 1 2 4 1 1

45 1 3 2 1 3 1

46 2 2 3 2 2 2

47 2 3 3 2 1 3

48 2 2 2 2 2 5

49 4 1 3 1 1 3

50 1 1 3 2 4 1 3

08/24/03 16:22:18 6/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y13 y14 y16 y17 y18 y19 y2138 2 1 4 1 1 1 2

39 3 1 3 2 2 2 2

40 3 1 3 2 1 2

41 1 1 4 1 3 3

42 3 3 5 1 2 3 2

43 2 4 5 1 2 544 2 1 4 1 1 1

45 3 3 5 1 1 3

46 2 2 2 2 2 2

47 3 2 3 1 2 3

48 2 2 5 2 1 1

49 3 4 4 1 2 1

50 3 3 4 1 2 3

08/24/03 16:22:18 7/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y22 y23 y24 y26 y27 y29 y3038 3 1 2 2 1 1 139 3 1 3 3 1 1 140 5 2 5 3 1 1 241 3 1 3 4 1 1 142 5 1 1 4 2 4 243 4 4 A 5 3 4 144 3 1 2 1 1 1 145 4 1 4 3 1 2 146 2 2 2 2 1 1 247 4 1 3 3 2 3 348 4 2 4 3 1 1 149 3 3 4 4 1 3 150 4 1 3 3 2 2

1

08/24/03 16:22:188/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y35 y37 y38 y42 y43 y44 y4538 1 2 1 1 1 1 1

39 3 3 3 1 1 1 140 1 2 2 1 1 1 341 1 3 3 1 1 1 342 3 2 2 1 1 1 243 2 5 4 3 2 3 244 1 3 1 1 1 1 145 1 5 4 3 3 3 346 1 1 1 1 1 1 247 2 3 3 1 1 1 348 1 2 2 1 1 1 249 1 1 1 1 1 1 350 1 3 3

11 1 2

08/24/03 16:22:189/10

DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y46 y48 y49 y50

38

39

40 2

41

42

43

44

45

46

47 2

48

49

50

08/24/03 16:22:18 10/10

Reliabilitas Aitem Family Violence (X)

RELIABILITY ANALYSIS SCALE (ALPHA)

Item-total Statistics

XI

X2

X3

X6

X8

VQ

XI0

X12

XI4

XI 6

X17

X18

X19

X20

X22

X23

X24

X25

X26

X2 8

X29

X30

Scale

Mean

if Item

Deleted

82.2000

84.8200

84.9400

82.4400

82.1200

83.9600

82.5600

82.2000

82.8800

83.9800

82.3400

84.7000

83.2000

84.6600

84.6600

84.8200

81.7600

82.2600

84.4600

84.7600

84.8600

84.9000

Scale Corrected

Variance Item-

if Item Total

Deleted Correlation

159.5918 .3842

163.0486 .3352

165.6494 .2813

157.8024 .4511

160.2710 .3715

153.6310 .5488

1 ^fl 9^,1 h .3807

160.00 0 0 .4968

161.3322 .3537

159.1 "7 51 .3186

155.7392 .5818

166.3776 .1354

155.8776 .5927

164.1882 .2170

161.2494 .3939

164.4363 .3235

162.0637 .3958

159.2167 .4502

164.5800 .1627

165.8188 .2780

164.9392 .4420

165.9286 .3799

Alpha

if Item

Deleted

.8691

.87 01

.8711

.8675

.8694

.8647

.8694

.8671

.8697

.8711

.8645

.8739

.8644

.8726

.8689

.8705

.8690

.8676

.8745

.8712

.8698

.8706

X31

X32

.8711

.8720

X38 82.7600 151.9004 .5825 .8637

84.9400 166.6290 .3485

82.5800 . 161.1465 .2776

82.7600 151.9004 .5825

82.9600 146.6514 .6276

82.7600 158.8392 .3002

84.5000 161.7 653 .2427

84.7600 162.4310 .5440

82.6000 151.6327 .5449

82.5200 159.2343 .4084

82.2600 154.8494 .5912

81.8000 161.6735 .4 07 5

X39 .8619

X40 82.7600 158.8392 .3002 .8724

X43 84.5000 161.7653 .2427 .8731

X45 84.7600 162.4310 .5440 .8679

X46 82.6000 151.6327 .5449 .8648

X47 82.5200 159.2343 .4084 .8685

X48 82.2600 154.8494 .5912 .8641

X50

Reliability Coefficients

N of Cases =50.0 N of Items = 33

Alpha = 0.8725

KfiftH

Reliabilitas Aitem Juvenile Delinquency (Y)

RELIABILI ANALYSIS-SCALE (ALPHA)

Item-total Statistics

Y2

Y4

Y6

Y8

Y9

Yl 1

Y12

Y13

Y14

Y16

Y17

Y18

Y19

Y21

Y22

Y2 3

Y24

Y2 6

Y27

Y29

Y30

Y35

Scale Scale ^"orrortGd

Mo^ri Vati ^ t-( i~o 11em- A Ipha

if Item if Item Total if Item

De1e ze a £}o1 o r o ri Correlation De lor _r-i

60.6200 155.7506 .2881 8707

60.4 600 1 ST c,1 ft ft .5342 8 657

59.6800 149.4465 .5264 8652

59.8400 154.667 8 .3330 8697

S Q S 0 fi fl 1 si ?^t/n .3044 8722

60.5^0 0t ^ -7 Q Pi_ -. .1871 Q ~ ^ "7

59.3400 145. 61.67 .4708 8669

59.3600 152.35>b .3605 8 693

60.3400 1 c,"5 c.TSI .3506 8694

58.3 600 158.9693 .1465 37 32

g0 4 4 00 152.1698 .3998 8683

60.8600 157.2249 .3339 8699

60.52 00 152.9894 .4856 8668

t,Q oonn 148.6322 .5661 8642

c,A flA n n 153.0351 .2989 .8713

fi o. _ fi n n 14 9.5596 .5783 8643

59.4800 152.4996 .2953 .8718

58.94 00 147.9351 .4464 .8673

60.7800 153.2363 .5280 .8664

60.240 0 148.7576 .4099 .8685

60.640 0 156.0718 .3081 .87 02

60.740 0 154.8494 .4205 .8683

Y37 59.7200 154.0833 .2719 .8719

Y38 60.3600 151.3371 .4356 .8674

Y42 60.5400 149.1106 .5919 .8639

Y43 60.9800 159.1629 .2884 .8709

Y44 60.6000 149.1429 .6064 .8637

Y45 59.9400 147.0780 .5695 .8638

Y46 60.7600 154.1861 .4646 .8675

Y48 61.0300 159.5037 .37 62 .8707

Y49 60.9200 154.8098 .4205 .8682

Y50 60.8400 157.0351 .3683 .8695

Reliability Coefficients

N of Cases =50.0 N of Items = 32

Alpha = 0.B/2I

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

subjek x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10 x12 x14 x16

1 51 3 3 0 1 1 1 5 4 3 0

_ 52 2 1 0 2 4 2 3 4 3 0

3 53 4 2 0 2 4 2 3 3 4 0

4 54 3 1 0 2 5 3 4 2 3 0

5 55 2 1 0 2 2 1 2 3 5 0

6 56 1 2 0 4 4 3 4 3 5 0

7 57 3 3 0 4 3 2 5 3 5 0

8 58 3 1 0 3 2 2 5 2 1 0

g 59 1 1 0 2 3 3 3 2 2 0

10 60 1 3 0 1 4 4 5 4 3 0

11 61 2 1 0 4 _ 5 4 3 2 0

12 62 1 1 0 1 1 1 4 3 1 0

13 63 2 2 0 3 3 2 5 2 3 0

14 64 2 1 0 4 2 3 2 3 5 0

15 65 5 3 0 3 5 2 5 3 3 0

16 66 1 1 0 2 3 4 2 4 2 0

17 67 5 5 0 1 3 3 3 3 3 0

18 68 3 1 0 4 3 3 4 4 2 0

19 69 3 0 O2 5 2 0

20 70 2 1 0 2 3 2 1 3 4 0

21 71 4 3 0 4 2 5 2 4 2 0

22 72 1 2 0 2 2 1 2 1 2 0

23 73 4 3 0 1 3 3 2 3 3 0

24 74 1 1 0 1 3 2 3 2 5 0

25 75 2 2 0 2 2 3 5 1 2 0

26 76 2 2 0 2 4 2 3 2 4 0

27 77 3 5 n 3 3 2 4 3 2 Q

28 78AI _ 0 __ 3 1 3 1 __ 0

29 79 2 2 0 2 5 4 3 2 2 0

30 80 1 2 0 2 2 1 2 2 2 0

31 81 2 3 0 5 4 2 3 4 3 0

32 82 1 2 0 2 2 3 2 2 2 0

33 83 1 3 0 4 1 4 2 3 3 0

34 84 5 4 0 2 2I

3 1 3 2 0

35 85 1 2 o 3 9—

2 3 4 1 o

36 86 5 4 0 3 •j o__

3 3 50

37Q-7Of 1

A1 0 _ _ 1 2

1__ _

0

10/19/03 09:40:58 1/6

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

x17 x18 x19 x20 x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29

1 3 0 2 0 3 0 2 2 0 0 3

2 2 0 4 0 2 0 4 3 0 0 4

3 1 0 4 0 1 0 4 1 0 0 3

4 2 0 4 0 1 0 3 3 0 0 2

5 3 0 2 0 2 0 2 3 0 0 1

6 1 0 4 0 2 0 4 4 0 0 2

7 3 0 3 0 1 0 3 4 0 0 4

8 2 0 2 0 2 0 1 3 0 0 1

9 2 0 2 0 2 0 2 5 0 0 2

10 3 0 4 0 1 0 3 5 0 0 4

11 3 0 4 0 4 0 3 4 0 0 4

12 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1

13 2 0 1 0 2 0 3 2 0 0 2

14 2 0 2 0 4 0 2 1 0 0 2

15 4 0 2 0 3 0 1 3 0 0 3

16 3 0 3 0 2 0 2 1 0 0 1

17 2 0 2 0 3 0 3 2 0 0 3

18 3 0 4 0 4 0 4 3 0 0 4

19 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 1

20 3 0 3 0 1 0 3 2 0 0 2

21 1 0 3 0 4 0 3 4 0 0 3

22 3 0 2 0 3 0 1 3 0 0 2

23 3 0 2 0 3 0 2 3 0 0 3

24 2 0 4 0 4 0 3 2 0 0 2

25 1 0 3 0 3 0 4 2 0 0 3

26 5 0 3 0 4 0 2 4 0 0 3

27 2 0 4 0 5 0 3 5 0 0 3

28 1 0 2 0 2 0 2 1 0 0 2

29 2 0 1 0 2 0 3 4 0 0 1

30 3 0 3 0 1 0 1 2 0 0 1

31 4 0 4 0 5 0 2 4 0 0 3

32 1 0 4 0 3 0 5 2 0 0 1

33 4 0 4 0 3 0 4 3 0 0 4

34 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 2

35 2 0 2 0 1 0 1 1 0 0 1

36 3 0 1 0 5 0 3 4 0 0 2

37 1 0 2 0 3 0 1 2 0 0 4

10/19/03 09:40:59 2/6

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43 x45 x46 totalx

1 2 2 0 5 5 0 0 3 2 55

2 3 2 0 5 4 0 0 5 1 60

3 2 3 0 2 4 0 0 2 2 53

4 1 1 0 3 3 0 0 3 3 52

5 3 4 0 2 5 0 0 1 3 49

6 4 2 0 3 4 0 0 3 2 61

7 3 5 0 1 4 0 0 2 1 62

8 4 3 0 5 4 0 0 1 2 49

9 2 1 0 1 5 0 0 4 2 47

10 4 2 0 4 3 0 0 2 4 64

11 4 2 0 2 4 0 0 2 2 61

12 5 1 0 1 1 0 0 3 1 31

13 2 2 0 3 3 0 0 2 3 49

14 4 2 0 4 5 0 0 3 1 54

15 3 3 0 1 3 0 0 3 2 60

16 1 1 0 2 3 0 0 1 1 40

17 2 2 0 1 5 0 0 2 2 55

18 1 4 0 2 4 0 0 2 3 62

19 1 2 0 3 2 0 0 1 2 46

20 2 3 0 2 3 0 0 2 3 47

21 4 2 0 3 4 0 0 2 3 62

22 1 3 0 3 2 0 0 1 2 39

23 2 3 0 3 4 0 0 1 4 55

24 4 2 0 3 5 0 0 2 3 54

25 2 3 0 2 3 0 0 2 3 50

26 2 2 0 4 3 0 0 3 3 59

27 2 4 0 2 3 0 0 1 2 61

28 2 1 0 2 1 0 0 1 3 35

29 1 2 0 2 1 0 0 2 1 44

30 2 3 0 2 2 0 0 3 2 39

31 4 3 0 4 3 0 0 3 3 68

32 2 3 0 2 1 0 0 3 3 46

33 4 3 0 4 4 0 0 1 4 63

34 1 2 0 4 2 0 0 2 1 47

35 1 2 0 2 5 0 0 2 2 40

36 5 1 0 3 3 0 0 1 2 59

37 2 3 0 4 5 0 0 2 1 43

10/19/03 09:40:59 3/6

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

subjek x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10 x12 x14 x16

38 88 2 1 0 2 2 3 4 3 1 0

39 89 2 2 0 2 3 2 1 1 2 0

40 90 1 2 0 3 1 4 1 4 4 0

41 91 2 3 0 3 3 2 1 2 2 0

42 92 1 5 0 2 3 2 3 2 3 0

43 93 1 1 0 1 1 2 3 3 2 0

44 94 1 1 0 3 3 3 1 2 2 0

45 95 2 2 0 2 1 2 3 2 5 0

46 96 1 2 0 3 3 4 3 3 4 0

47 97 2 2 0 2 3 2 1 3 1 0

48 98 2 2 0 4 2 1 4 4 5 0

49 99 5 3 0 2 3 2 5 2 2 0

50 100 1 2 0 3 2 3 1 1 1 0

51 100 1 2 0 3 2 3 1 1 1 0

10/19/03 09:41:00 4/6

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

x17 x18 x19 x20 x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29

38 3 0 3 0 3 0 2 3 0 0 2

39 3 0 4 0 1 0 4 2 0 0 2

40 4 0 3 0 4 0 3 1 0 0 3

41 1 0 3 0 2 0 2 2 0 0 2

42 3 0 3 0 1 0 3 3 0 0 2

43 2 0 2 0 2 0 1 2 0 0 1

44 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 2

45 2 0 2 0 3 0 4 1 0 0 3

46 5 0 3 0 4 0 3 4 0 0 4

47 2 0 1 0 2 0 2 1 0 0 2

48 3 0 1 0 3 0 2 3 0 0 4

49 2 0 5 0 4 0 3 2 0 0 2

50 4 0 1 0 2 0 1 2 0 0 2

51 4 0 1 0 2 0 1 2 0 0 2

10/19/03 09:41:00 5/6

DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)

x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43 X45 x46 totalx

38 1 4 0 2 4 0 0 1 3 49

39 3 2 0 2 3 0 0 2 1 44

40 4 4 0 3 4 0 0 3 2 58

41 3 2 0 2 1 0 0 3 2 43

42 2 2 0 1 2 0 0 3 1 47

43 2 1 0 2 1 0 0 3 2 35

44 3 2 0 3 2 0 0 2 3 44

45 1 2 0 3 2 0 0 3 2 47

46 4 3 0 1 3 0 0 2 2 61

47 3 2 0 2 1 0 0 2 1 37

48 4 4 0 4 5 0 0 3 2 62

49 1 2 0 4 1 0 0 2 3 55

50 1 2 0 2 1 0 0 1 2 35

51 1 2 0 2 1 0 0 1 2 35

10/19/03 09:41:00 6/6

OU

yu

JS

-j..

_..

...

"*

J~

~-

—_

-.

..«

.%

*•

.

No

.P

emy

ataa

nS

aya

berf

ikir

sepe

rti

ini

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

1M

erus

akba

rang

-bar

ang

2B

erse

ling

kuh

3M

engu

rung

pas

ang

an

4Se

lalu

mel

aran

gke

luar

rum

ah

5M

elar

ang

bert

emu/

dite

mui

tem

anm

aupu

nke

luar

ga6

Men

ghin

adi

dep

anum

um

7H

arus

pam

itbi

lake

luar

rum

ah

8T

idak

men

ghar

gai

pasa

ngan

9M

enje

lek-

jele

kkan

pasa

ngan

baik

terh

adap

anak

mau

pun

ora

ng

lain

10

Men

doro

ngfi

sik

seca

rak

eras

11

Mem

ulas

/m

emel

intir

tang

an/

bad

an

12

Men

amp

ar

13

Men

yiks

abi

lake

ingi

nann

yatid

akdi

penu

hi/

dide

ngar

kan

14

Cem

bu

rub

uta

15

Mel

empa

rba

rang

kear

ahp

asan

gan

16

Men

ganc

ampa

sang

an

17

Men

cek

ikle

her

18

Men

cam

pakk

anpa

sang

an

»_u

yu

pti

)II

UII

fil_

fly_

rv-«

rv„

f>u

yu

ni

iK

fX

*_

»_

•r—

,

No

.P

emy

ataa

nS

aya

berf

ikir

sepe

rti

ini

TP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

19

Sela

lum

enya

lahk

anpa

sang

an

20

Mel

udah

ip

asan

gan

21

Mel

ukai

pas

ang

an

22

Mel

empa

rtu

buh

pasa

ngan

kete

mb

ok

23

Men

odon

gkan

bend

ata

jam

kep

ada

pas

ang

an2

4M

ud

ahm

em

aafk

an

25

Men

ginj

aktu

buh

pasa

ngan

den

gan

ker

as2

6B

erte

ng

kar

27

Men

onjo

kp

asan

gan

28

Tid

akm

engh

irau

kan

pasa

ngan

mesk

iia

sak

itk

era

s2

9M

enja

mba

kra

mbu

tpa

sang

an

30

Tid

akm

em

beri

nafk

ah

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

subje' y2 y4 y6 ys y9 y11 y12 y13 y14 y17 y191 51 c 3 3 3 C c £ 3 2 1 2

2 52 0 3 2 3 0 G 5 3 2 2 3

3 53 0 4 3 2 0 0 2 4 2 1 2

4 54 0 3 3 2 0 0 3 3 3 1 3

5 bb 0 3 3 3 0 0 5 4 1 1 3

6 56 0 3 4 3 0 0 4 4 4 1 2/ 57 0 2 4 3 0 0 4 5 3 3 4

8 58 0 3 2 3 0 0 4 3 1 3 1

9 59 0 2 3 3 0 0 4 3 3 2 2

10 60 0 4 4 2 0 0 4 4 4 1 4

11 61 u 4 3 3 0 0 3 3 4 2 3

12 62 0 1 1 3 0 0 2 2 1 1 1

13 63 0 4 3 3 0 0 4 2 3 2 2

14 64 0 2 3 4 0 0 4 5 4 3 2

15 65 0 4 4 3 0 0 3 2 2 1 2

16 66 0 1 2 3 0 0 3 1 3 3 1

17 6/ 0 3 2 2 0 0 2 4 3 1 1

18 68 0 3 3 4 0 0 3 4 2 3 4

19 69 0 3 4 3 0 0 5 3 O__

_ 2

20 70 0 2 2 2 0 0 4 3 2 2 2

21 71 0 3 4 4 0 0 5 4 3 3 3

22 72 0 4 3 4 0 0 2 3 3 2 2

23 /3 0 3 1 3 0 0 3 2 3 3 3

24 74 0 3 1 2 0 0 2 3 2 1 3

25 75 0 2 2 5 0 0 2 3 2 3 5

26 76 0 3 3 4 0 0 5 2 4 4 5

27 77 0 2 3 2 0 0 1 2 3 2 2

28 78 0 1 1 1 0 0 1 2 1 2 1

29 79 0 1 4 2 0 0 3 2 1 2 2

30 80 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2

31 81 0 3 4 3 0 0 1 4 3 2 4

32 82 0 1 3 3 0 0 1 2 3 2 4

33 83 0 3 3 4 0 0 4 3 2 4 4

34 84 0 1 3 1 0 0 2 3 2 1 2

35 85 0 2 1 1 0 o 1 2 1 2 2

36 860 2 o

_ 2 0 0 1 2_ 4 2

37 87 02

13

00 1

2_ 3

4

10/19/03 09:47:37 1/6

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y21 y22 y23 y24 y26 y27 y29 y30 y35 y37 y38 y421 0 0 3 0 1 2 1 0 2 0 3 1

2 0 0 4 0 2 3 3 0 2 0 2 1

3 0 0 2 0 1 2 1 0 2 0 2 2

4 0 0 2 0 1 2 1 0 3 0 3 3

5 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 4

6 0 0 3 0 2 3 4 0 1 0 3 2

7 0 0 2 0 3 4 4 0 2 0 2 2

8 0 0 3 0 1 1 1 0 1 0 1 2

9 0 0 2 0 2 2 1 0 2 0 1 2

10 0 0 3 0 4 4 2 0 3 0 4 1

11 0 0 2 0 4 4 3 0 3 0 4 2

12 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1

13 0 0 1 0 2 2 2 0 3 0 1 1

14 0 0 4 0 2 3 2 0 4 0 3 2

15 0 0 2 0 1 2 1 0 2 0 2 3

16 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 3 1

17 0 0 3 0 3 3 2 0 1 0 3 2

18 0 0 4 0 1 4 4 0 3 0 4 3

19 0 0 1 0 1 2 2 0 2 0 3 1

20 0 0 2 0 3 1 1 0 1 0 1 2

21 0 0 3 0 4 4 3 0 3 0 1 2

22 0 0 3 0 2 3 3 0 3 0 2 2

23 0 0 3 0 2 3 5 0 2 0 4 1

24 0 0 1 0 5 3 1 0 3 0 2 5

25 0 0 3 0 2 3 3 0 2 0 2 2

26 0 0 2 0 5 2 4 0 1 0 1 1

27 n 0 1 0 2 3 2 0 -j 0 2 2

28 0 0 2 0 1 1 1 0 2 0 2 1

29 0 0 2 0 3 2 3 0 3 0 2 2

30 0 0 1 0 2 5 3 0 2 0 3 3

31 0 0 2 0 3 4 4 0 4 0 3 4

32 0 0 3 0 3 3 2 0 3 0 3 2

33 0 0 2 0 3 4 4 0 1 0 4 1

34 0 0 3 0 2 3 1 0 1 0 3 1

35 0 0 2 0 1 1 2 0 2 0 1 2

36 0 0 2 0 3 2 2 0 2 0 3 3

37 0 0 __ 0 __ 3__

02 0 3

3

10/19/03 09:47:37 2/6

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y43 y44 y45 y46 y48 y49 y50 totaly

1 0 1 3 1 1 1 3 45

2 0 2 2 3 3 3 4 57

3 0 2 2 1 1 1 2 41

4 0 3 3 2 1 1 2 48

5 0 3 2 2 2 2 2 46

6 0 2 2 2 2 2 2 55

7 0 3 2 3 1 1 2 59

8 0 2 1 1 1 1 1 37

9 0 2 3 2 2 2 2 47

10 0 4 2 1 2 1 1 59

11 0 2 3 1 2 2 2 59

12 0 1 1 1 1 1 1 25

13 0 1 2 2 2 2 3 47

14 0 4 3 4 3 1 2 64

15 0 3 3 2 1 1 3 47

16 0 1 3 2 1 1 2 37

17 0 2 3 2 2 2 3 49

18 0 2 3 1 2 2 2 61

19 0 2 2 3 3 2 2 50

20 0 2 3 3 2 2 3 45

21 0 3 2 3 3 2 3 65

22 0 2 1 2 5 4 2 57

23 0 3 2 4 3 2 2 57

24 0 3 2 5 1 2 3 53

25 0 2 3 2 2 3 2 55

26 0 3 2 4 2 3 2 62

27 0 4 2 1 2 1 2 42

28 0 2 1 1 1 1 2 28

29 0 3 2 2 2 3 2 48

30 0 2 2 2 2 3 2 48

31 0 3 1 3 2 2 2 61

32 0 2 2 2 2 2 1 49

33 0 4 2 3 2 2 4 63

34 0 2 3 2 2 3 2 43

35 0 2 1 1 1 2 1 31

36 0 1 2 3 1 2 3 46

37 0 1 2 3 4 2 2 49

10/19/03 09:47:37 3/6

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

subje y2 y4 y6 y8 y9 y11 y12 y13 y14 y17 y1938 88 0 3 1 2 0 0 2 3 2 4 3

39 89 0 3 3 3 0 0 2 3 2 2 2

40 90 0 1 4 2 0 0 4 3 4 1 2

41 91 0 2 3 2 0 0 5 3 2 3 2

42 92 0 2 2 2 0 0 2 3 2 3 3

43 93 0 1 2 1 0 0 1 2 1 1 1

44 94 0 3 1 2 0 0 2 3 2 3 1

45 95 0 1 3 1 0 0 1 1 2 2 346 96 0 1 3 4 0 0 2 4 2 1 4

47 97 0 2 2 3 0 0 1 2 3 2 2

48 98 0 2 3 4 0 0 2 4 4 1 3

49 99 0 2 1 2 0 0 2 1 2 1 2

50 100 0 1 2 1 0 0 1 2 1 1 1

10/19/03 09:47:38 4/6

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y21 y22 y23 y24 y26 y27 y29 y30 y35 y37 y38 y42

38 0 0 2 0 3 2 2 0 2 0 2 3

39 0 0 2 0 3 2 3 0 2 0 3 3

40 0 0 1 0 3 1 3 0 3 0 4 1

41 0 0 2 0 1 2 2 0 2 0 3 3

42 0 0 3 0 5 2 2 0 3 0 2 2

43 0 0 3 0 2 1 1 0 1 0 1 1

44 0 0 1 0 2 1 3 0 1 0 2 2

45 0 0 3 0 2 3 1 0 3 0 2 4

46 0 0 4 0 1 4 4 0 2 0 4 3

47 0 0 2 0 1 4 3 0 1 0 2 3

48 0 0 2 0 3 2 3 0 3 0 3 2

49 0 0 2 0 1 4 3 0 3 0 1 3

50 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 2 1

10/19/03 09:47:38 5/6

DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)

y43 y44 y45 y46 y48 y49 y50 totaly

38 0 3 2 3 2 3 2 51

39 0 3 2 3 3 1 3 53

40 0 3 2 4 3 3 1 53

41 0 2 3 2 2 2 3 51

42 0 2 4 5 3 2 4 58

43 0 1 2 2 2 1 2 30

44 0 2 4 2 2 5 2 46

45 0 2 3 2 1 2 3 45

46 0 2 3 5 1 4 59

47 0 1 2 2 3 2 44

48 0 3 4 3 2 1 55

49 0 2 3 1 2 3 42

50 0 1 2 1 2 1 27

10/19/03 09:47:38 6/6

1

1V

\Jre

iny

cii

ctc

iii

ua

vvu

MM

ii

IP 1

J 2

K 3

S 4

SS 5

TP 1

J 2K 3

S 4S

S 5P

ula

ng

sek

ola

hla

rut

mal

am2

1

22

Mel

ukai

/men

gani

aya

oran

gla

in2

Mem

baca

buku

porn

o

Men

gada

kan

pest

apo

rase

mal

amsu

ntu

k3

Mem

bo

los

sek

ola

h2

3M

engk

onsu

msi

min

uman

ker

as*r

Der

Do

no

ng

24

Mem

akai

Nar

ko

ba

_

Men

gg

un

akan

uan

gS

PP

untu

kh

ura

-hu

ra2

5M

abu

k-m

abu

kan

0M

emal

suka

nta

nda

tang

an2

6Su

kabe

rbua

tise

ngI

Men

gina

pdi

rum

ahte

man

27

Ber

judi

O 9 11

Men

yont

eksa

atuj

ian

28

Ter

iiba

tpe

lacu

ran

Dis

ko

rsda

rise

ko

lah

29

Mel

akuk

anhu

bung

anse

ksde

ngan

law

anje

nis

Men

gg

ang

gu

ora

ng

lew

at3

0M

encu

riba

rang

mili

kor

ang

tua

•erK

eia

ni

.L

.—

L_

1]

[__

1

12

Pes

tapo

rasa

mbi

lm

abuk

-m

ab

uk

an

1erim

aka

sihat

aske

juju

ran

dan

kete

rbuk

aan

sert

ake

rjas

ama

Anda

dala

mm

embe

rika

nja

wab

an.

13

Mal

asm

enge

rjak

anPR

14

Non

ton

film

porn

o

15

Mem

buat

guru

mar

ah

16

Men

curi

bara

ngm

ilik

oran

gla

in

17

Iku

tta

wu

ran

18

Ter

iibat

dala

mge

ng

19

Mer

usak

bara

ngor

ang

lain

20

Mem

baw

abe

nda

taja

m

TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y

totalx totaly ztotalx ztotaly

1 88 67 1.59604 1.17611

2 65 63 .15024 .83912

3 63 80 .02452 2.27135

4 75 61 .77885 .67062

5 71 63 .52740 .83912

6 82 59 1.21887 .50212

7 71 63 .52740 .83912

8 76 75 .84171 1.85011

9 73 80 .65313 2.27135

10 71 63 .52740 .83912

11 72 47 .59026 -.50886

12 59 60 -.22693 .58637

13 63 48 .02452 -.42461

14 73 79 .65313 2.18710

15 59 71 -.22693 1.51311

16 53 40 -.60409 -1.09861

17 92 46 1.84748 -.59311

18 78 46 .96743 -.59311

19 73 50 .65313 -.25612

20 69 46 .40168 -.59311

21 77 41 .90457 -1.01436

22 88 55 1.59604 .16513

23 80 44 1.09315 -.76161

24 96 49 2.09893 -.34037

25 74 63 .71599 .83912

26 86 40 1.47032 -1.09861

27 69 45 .40168 -.67736

28 59 44 -.22693 -.76161

29 49 51 -.85554 -.17187

30 68 54 .33882 .08088

31 67 56 .27596 .24938

32 83 37 1.28173 -1.35135

33 63 74 .02452 1.76586

34 88 59 1.59604 .50212

35 82 61 1.21887 .67062

36 79 41 1.03029 -1.01436

37 98 76 2.22465 1.93435

10/19/03 10:02:39 1/3

TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y

totalx totaly ztotalx ztotaly

38 74 45 .71599 -.67736

39 62 53 -.03835 -.00337

40 77 59 .90457 .50212

41 81 56 1.15601 .24938

42 72 64 .59026 .92337

43 99 91 2.28751 3.19809

44 71 40 .52740 -1.09861

45 99 65 2.28751 1.00762

46 66 51 .21310 -.17187

47 81 64 1.15601 .92337

48 81 54 1.15601 .08088

49 54 57 -.54123 .33363

50 74 59 .71599 .50212

51 55 45 -.47837 -.67736

52 60 57 -.16407 .33363

53 53 41 -.60409 -1.01436

54 52 48 -.66695 -.42461

55 49 46 -.85554 -.59311

56 61 55 -.10121 .16513

57 62 59 -.03835 .50212

58 49 37 -.85554 -1.35135

59 47 47 -.98126 -.50886

60 64 59 .08738 .50212

61 61 59 -.10121 .50212

62 31 25 -1.98703 -2.36234

63 49 47 -.85554 -.50886

64 54 64 -.54123 .92337

65 60 47 -.16407 -.50886

66 40 37 -1.42129 -1.35135

67 55 49 -.47837 -.34037

68 62 61 -.03835 .67062

69 46 50 -1.04412 -.25612

70 47 45 -.98126 -.67736

71 62 65 -.03835 1.00762

72 39 57 -1.48415 .33363

73 55 57 -.47837 .33363

74 54 53 -.54123 -.00337

10/19/03 10:02:39 2/3

TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y

totalx totaly ztotalx ztotaly

75 50 55 -.79268 .16513

76 59 62 -.22693 .75487

77 61 42 -.10121 -.93011

78 35 28 -1.73559 -2.10959

79 44 48 -1.16984 -.42461

80 39 48 -1.48415 -.42461

81 68 61 .33882 .67062

82 46 49 -1.04412 -.34037

83 63 63 .02452 .83912

84 47 43 -.98126 -.84586

85 40 31 -1.42129 -1.85685

86 59 46 -.22693 -.59311

87 43 49 -1.23270 -.34037

88 49 51 -.85554 -.17187

89 44 53 -1.16984 -.00337

90 58 53 -.28979 -.00337

91 43 51 -1.23270 -.17187

92 47 58 -.98126 .41787

93 35 30 -1.73559 -1.94109

94 44 46 -1.16984 -.59311

95 47 45 -.98126 -.67736

96 61 59 -.10121 .50212

97 37 44 -1.60987 -.76161

98 62 55 -.03835 .16513

99 55 42 -.47837 -.93011

100 35 27 -1.73559 -2.19384

10/19/03 10:02:39 3/3

Uji Normalitas

Statistics

TOTALX TOTALY

N Valid 100 100

Missing 0 0

Mean 62.61 53.04

Std. Error of Mean 1.59 1.19

Median 62.00 53.00

Mode 47a 59

Std. Deviation 15.91 11.87

Variance 253.07 140.89

Skewness .251 .341

Std. Error of Skewness .241 .241

Kurtosis -.483 .721

Std. Error of Kurtosis .478 .478

Range 68 66

Minimum 31 25

Maximum 99 91

Percentiles 10 43.00 40.00

25 49.00 45.25

50 62.00 53.00

75 73.75 60.75

90 82.90 65.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 1

Statistics

TOTALX TOTALY

N Valid 100 100

Missing 0 0

Mean 62.61 53.04

Std. Error of Mean 1.59 1.19

Median 62.00 53.00

Mode 47a 59

Std. Deviation 15.91 11.87

Variance 253.07 140.89

Skewness .251 .341

Std. Error of Skewness .241 .241

Kurtosis -.483 .721

Std. Error of Kurtosis .478 .478

Range 68 66

Minimum 31 25

Maximum 99 91

Percentiles 10 43.00 40.00

25 49.00 45.25

50 62.00 53.00

75 73.75 60.75

90 82.90 65.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

TOTALX

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid 31 1 1.0 1.0 1.0

35 3 3.0 3.0 4.0

37 1 1.0 1.0 5.0

39 2 2.0 2.0 7.0

40 2 2.0 2.0 9.0

43 2 2.0 2.0 11.0

44 3 3.0 3.0 14.0

Page 2

co

<O

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

0)

>*

-'-P

_

CD

^(D

t^

c6

on

h:o

6m

^o

i^

c6

aio

r^

c^

^<

6o

c>

i\^

<6

(n

cic\ic6

yt^

o6

o^

c^

*—

(N

CM

(N

rtn

M'J'J'!fm

wm

(D

(D

(D

©<

ON

NN

KN

CO

<O

C0

«J(0

C0

01

0ia)

CO

OJ

?&

E^

_Q

-O

c8

oq

qq

qq

qq

qq

qq

oaao

ao

oo

oo

oo

oo

oo

aao

ao

aC

Nlri«

t-:t-t\iri^^lfi(N

^lfiT

tr;r;r:r;(N

dT

fd

rtC

OT

^^N

rJT

-<

-:riW

'r:T

-_

a.

2TO

>

oq

qq

qq

qq

oo

qo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

_csi

iriiri^t-'N

ri^^w

N^w

^V

^^T

-N

N^N

riri^^N

^r-'

^ri(\it-i-

_Q)

a.

c

CN

min

t-t-(\in

ijrm

fM

^m

'*

rT

rT

M'*

N(,)rt-T

-N

1-r.i-n

M'-i-

a)

_CT

_

U.

CD

N(»

o(M

ntm

to

o>

o<

-t\in

fin

isco

o)rP

)n

i)-in

(D

N_

CD

O'-N

n(D

•srt^

in

iflm

mm

io

io

(0

(D

(0

_(o

iD

<0

(C

iO

(O

SN

NN

NS

NN

Neo

oo

<D

flO

flo

TJw>

CO<D

O)

CO

0.

ti

CO

CO CD 4_

NfflS

-J'0

-<

»N

fflO

lA

«W

-'O

NJO

CD

N

< 5!

ro

en

JxM

JiM

^JiN

JX

*.(i.(3

)U

lU

->

NW

WW

-1

-'-'-1

T1 3 _

> c CD

_ n ><

.&.

m&•

ro-P

*•*>

-n>

*•.j_

-1-

en

en

co-»

mw

ww

r^^

->•-"

-o

oo

oo

'o

oo

ob

oo

oo

oo

'o

oo

ob

b"o

CD

_

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

—V

b

< _L S t)

CD

_

_

co

a>

oio

icn

.&

..i_

-fc-w

ww

ro

po

-*

,,k

,U

i-'(

DU

IW

(D

tn

W(C

itfi-'U

iO

S(J)*

.7

i())lJiJiW

Wb

bb

oo

i3

ob

bb

bb

<D

bb

bb

c_

bb

bo

b

O

?i

CD

_3

_-.

'-*

< CD

o -I 5

< - Q.

-HC

DC

OC

OC

Oo

oO

CO

CD

O)

M0

0

<_

Tl

CD

n c CD

^_

oO

OM

__

._

_V

__

.C

O*

< "0

CD

—_

Oo

CD

ON

J—

_—

A.

-_

».

CO

3

OO

OO

oo

< _ Q.

T3

CD

oa

OK

)-_

__

._

CO

CD

3O

Oo

oo

o

o"0

5CD

3A

E.

CD

_

OC

OC

OC

DC

O3

_".

CD

OC

ON

O!

Ol

oo

oo

o

o > r x

•0 _ CO CD cn

< _.

S

HC

DC

DN

N-siN

NO

Oio

cn

cn

oicn

oi

Oi

O-»

OC

OO

lC

llA

-'N

OlliU

M-'O

lfl

oo

<_

Tl

-i

CD

_!

_ CD

_i

3o

Oo

->•

M->

-'-»

-i-'M

UO

)-»

Ji-»

_._

*< TJ

a>

—1

oo

CD

o->

•M

-'-*

NU

OI-'ft->

ffl

__

3

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

b

< _.

s -o

CD

o o->

•M

-a----M

WO

)-»

A-'O

I—

_

3b

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

o

"35

CD3

_w

CD

CD

oC

DC

DC

OC

DC

DC

DC

DC

DO

OO

OC

O-v

l-v

J-J

en

3=

~'•«

•< C

Do

C0

N(J)U

lA

WM

_C

!lO

!0

Cn

Ji

en

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

bb

o > 5

cn

iT oj

Std. Dev= 15.91

Mean = 62.6

N = 100.00

>»oc_

3D"<3)

30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0 95.0

Tindak Kekerasan dalam Keluarga

Y

Std. Dev = 11.87

Mean = 53.0

N = 100.00

25.0 35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0

30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

Kenakalan Remaja

Page6

Uji Regresi dan Linearitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 TOTALX3 Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TOTALY

Model Summary**

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of

the Estimate

1 .481a .232 .224 10.46

Model Summaryb

Model

Change Statistics

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .232 29.566 1 98 .000

a. Predictors: (Constant), TOTALX

b. Dependent Variable: TOTALY

Page 7

Histogram

Kenakalan Remaja

Std. Dev = .99

Mean = 0.00

N = 100.00

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression St£

Kenakalan Remaja1.00-, 7^1

/LP

.75-I

^X!

2 .50-O.

__r

3

o

BOCDQ.X

UJ

.25

I a?/'I 8>/

I J*i

_tl

<?i ,^i -rfS^

-F

0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob

Page 9

3

"DCO

CD

0_

"co~toCD

0)

CD

Q

"O<_N

CD"O

3

cn

o

cocn

CD_

CD

C_

(D_3CD

>

CD

15T3CD

•DCD

_

'-oCD

_

CD

to

Co

wCO

_

COCD

C_

10

Scatterplot

Dependent Variable: TOTALY

2 J,

1-i

-2-j

-3 !-2 -1

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Kenakalan Remaja

2-

1-1

-1-i

-2-I

"3L20 30 40 50 60 70

TOTALY

80 90 100

Page 10

Means

TOTALY Between (Combined)Groups Linearity

TOTALX Total

11

ANOVA Table

Sum of

Squares9986.373

3232.728

13947.840

df

45

1

99

Mean Square221.919

3232.728

Page 11

12

ANOVA Table

F Sig,

TOTALY*

TOTALX

Between

Groups

Total

(Combined)

Linearity

3.025

44.066

.000

.000

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

TOTALY *

TOTALX.481 .232 .846 .716

Uji Hipotesis

Chi-Square Test

TOTALX

Observed N Expected N Residual

31 1 2.2 -1.2

35 3 2.2 .8

37 1 2.2 -1.2

39 2 2.2 -.2

40 2 22 -.2

43 2 2.2 -.2

44 3 2.2 .8

46 2 2.2 -.2

47 5 2.2 2.8

49 5 2.2 2.8

50 1 2.2 -1.2

52 1 2.2 -1.2

53 2 2.2 -.2

54 3 2.2 .8

55 4 2.2 1.8

58 1 2.2 -1.2

Page 12

co

<O

•_

tsCD

a.

xHi

CO

CN

CO

OO

CO

CN

CN

CN

CN

CN

CN

OO

CN

CO

OO

CN

CN

CN

CN

CN

CN

Oq

CN

CN

CN

CN

CN

CN

CN

CN

Cv

lCN

CN

CN

CN

CM

CN

CN

CN

OJC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

MC

NC

SJC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

NC

^

Ifl

M*

Ifl

fr

(N

CN

^f

CN

CO

CI

T-

CN

1-

T-

CO

CN

t-

CN

OO

™n

-N

_cn

N_

0)T

-(N

rt^

in_

NC

OO

)O

r-C

NC

OC

OC

OC

NC

flC

OC

BO

SS

5S

SS

----ON

NN

NN

NN

NN

CO

CO

CO

CO

CO

CO

°L__________

CO

N-

00

Or-

I--C

NC

NC

NC

OC

OC

O_

__

__

SstD

<:ilo

»-i>

)N

,in

.N

co

oiO

r-M

«ifin

Nr-

--a-m

N-N

-N

-^

Tf^

^^

^in

in

uiin

in

in

in

in

in

to

-.cD

co

co

ffiN

NN

COCD

D)

CD

<I-

o

T3CD

CO

aLUCD

_CD

co

_)

o

CO

CD

CD

-C

CM

-M

-M

-C

pcq

^fM

;^^

T^^T

-^T

-'

''T

^'C

NC

Or-

'^•T

rC

DT

j-^

CD

'^-C

D'^

-C

D•*

CD

•KfC

DT

fT

tC

OC

DC

DC

DC

OCO

''l^

^T

^17

(D(0

_q

cD

-cp

cO

cp

<q

cO

<D

<D

_cD

_C

DC

O(D

CO

_(D

_C

C(p

cD

(pC

NC

NN

CN

NN

CN

CN

CN

CN

CN

CN

CN

NN

CN

CN

CN

CN

tNC

NC

NC

N

rtn

ocN

T-co

in

OT

t'*

M,cN

'<i't

CN

^fC

N^

CD

CO

CN

r-

T-

,lfiN

CO

O<

"S

CN

CN

CN

CO

CO

CO

sq

?3

$$

g$

3S

85

8S

88

fc8

88

53

83

8!o

E;s

:}2

CD

D)

CD

15

TOTALY

Observed N Expected N Residual

76 1 2.6 -1.6

79 1 2.6 -1.6

80 2 2.6 -.6

91 1 2.6 -1.6

Total 100

Test Statistics

TOTALX TOTALY

Chi-Squarea.bdf

Asymp. Sig.

35.240

45

.851

45.860

38

.178

a. 46 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.2.

b. 39 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.6,

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TOTALX

TOTALY

62.61

53.04

15.91

11.87

100

100

Page 15

16

Correlations

TOTALX TOTALY

TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

TOTALY Pearson Correlation .481**1 1.000

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 16

_:

2ororo

ro

o

o00

oIs-

co

•sr

CO

cd1

N-

oIs-1

co

oIs-

00

oIs-i

co

oIs-i

00

CO

CDi

Is-

CO

CD

Is-

OIs-i

00

•<*

Is-

Jif)

CN

Oh-i

co

Or—

CO

CO

CD

Is-

CO

cpIs-

Is-I

to

CN

Is-

Tto

CN

Is-

to

CN

oIs-1

00

•<«•

Is-

to

CN

Is-

to

CN

OIs-i

OO

"3-

Is-

mCN

Or-t

CO

<*

ON-i

00

Is-

"<*i

lO

CN

Is-t

to

CN

Is-

mCN

OIs-

co

•o

Is-1

CO

oIs-1

co

"3-

Is-

Lf)

CN

CO

cpT—

Is-

olY

co

oIs-1

oo

•3-

Is-i

to

CN

co

CD

Is-

Xo

CD

cn•

Is-

Is-

co

Is-

CO

CDi

to

co

Is-1

CO

co

Is-i

to

CD

CD

Is-

coi^4CO

CD

Is-1

"n|-

co

CO

CO

Is-

&

CO

Is-i

•sr

CO

CO

r-

CO

co

Is-i

CO

co

to

CD

Is-•

CO

CO

to

co

CDt

Is-

Is-

031)

Is-

Is-

CD

Is-

iCO

Is-

4tn

CD

cni

Is-

Is-

CD

CDi

Is-

CD

CDi

Is-

Is-

CD

CDi

Is-

Is-

CO

Is-1

tO

CD

CDi

Is-

co

Is-t

to

CO

Is-

s

CO

mi

co

CO

Is-1

to

co

4LO

CD

cpIs-

co

Is-

4to

CD

CD

1^-Is-

CD

CDi

Is-

Is--

CD

CD«

Is-

Is-

cd

CDi

Is-

CN

CO

•"3-cn

co

Is-

oo

CD

oT—

CN

CO

•*

in

co

Is-

CO

CD

oCN

CN

CN

CN

co

CN

CN

to

CN

co

CM

Is-

CN

00

CM

CD

CN

oco

co

CN

CO

CO

oo

CO

CO

co

CO

Is-

00

CO-ST

tOCN

1—

co

gCD

O

c+—

ro

6ro

ro

Q

ro

o

Is-I

in

CN

oIs-

co

oIs-•

co

oco

>3-

oIs--

00

CO

CDt

x—

Is-

to

CN

oIs-

oo

•<r

oI-pco

•<r

ohpob

oIs-

cb

oIs-i

co

OIs-

co

Is-

in

CM

oIs-i

oo

Is-

Ttn

CN

oIs-i

co

Is-r

to

CN

oIs-1

oo

oIs-1

CO

Is-

-<*

IO

CN

Is-

tn

CN

o00

oIs-•

oo

•st

Is-

1"lO

CN

Is-

lO

CN

oIs-1

co

Is-

to

CM

Is-

to

CN

oIs-1

oo

^1-

oIs-1

00

«cf

oIs-.

oo

Is-

to

CM

oIs-

oo

oIs-1

co

OIs-i

oo

•sr

oIs-

co

>:

ro

o

CO

Is-i

m

co

Is-

4m

CD

CD1

Is-

Is-

CD

CD

Is-

Is-

co

Is-

4to

CD

CDi

Is-

Is-

co

Is-

4to

CD

CDi

Is-

Is-

co

r--

4to

CD

CD1

Is-

Is-

CD

CD

r-

Is-

co

Is-

4

co

Is-

CO

CD

4m

co

Is-

4tn

co

mI

co

CO

in

CO

co

to1

CO

co

Is-

ico1

•srm

co

to

co

co

tni

co

co

r--

4to

CD

Is-i

•<*

lO

co

to1

co

CO

mco

co

Is-i

m

co

Is-.

4to

CO

toi

CO

co

4to

co

co

mI

•*—

co

CO

upco

CD

Is-i

tO

CO

mi

CO

CD

Is-i

in

co

Is-i

m

oo

co

CD

co

o•si-4"

CN

co

"cr

CO

•3-

Is-

oo

CO

Oto

mCN

mco

tn

lO

to

lO

CO

mIs-

mCO

to

CD

tn

oCD

CO

CM

co

co

CO

co

to

co

CO

CD

Is-

co

oo

CD

CD

CD

oIs-

Is-

CN

Is-

CO

•sT

Is-

co

CM

"3-

to

CN

co

gCD

._

sOroro

Q

>.

ro

.+—

o

oIs-

co

oIs-

co

Is-

•*r•

tn

CM

Is-

lO

CN

oIs-

oo

oIs-1

co

oIs-

00

-3-

oIs-1

oo

"cr

oIs-

06•**

Is-1

to

CN

Is-

tn

CN

Is-

to

CM

OIs-i

oo

o•Y

co

•*

oIs-•

oo

o

i

oo

oIs-1

co

ohp06

Is-

7in

CN

Is-

7lO

CM

Is-

•^1

mCN

oIs-1

CO

Is-

7to

CN

oIs-1

00

Is-

to

CN

Is-

CN

Xro

o

co

m•

CO

CD

Is-

4m

CO

Is-

tn

CO

to

CO

CO

to

T—

CO

co

to1

X—

CO

co

Is-

4to

co

to1

co

CD

Is-1

tO

co

to1

co

CO

mi

CO

CO

Is-1

lO

CO

in

CO

CO

mt

T—

co

CO

mi

CO

CD

Is-i

'sT

tn

CO

lO1

T—

CO

CO

to

T—

co

CO

mco

CO

mi

co

CO

toi

CO

CD

4to

CO

if)

T—

CO

co

Is-1

•vt

lO

co

Is-1

m

CO

lO

x—

CO

mIs-

CD

Is-

Is-

Is-

co

Is-

CD

Is-

ooo5

CN

oo

CO

co

oo

in

oo

CD

00

Is-

oo

co

00

CD

oo

oCD

x—

CD

ft!CD

co

O)

CD

to

CD

co

CD

Is-

CD

oo

CD

CD

CD

oo

co

co

•<r

to

CN

co

o55

isu

aru

iajj

CO

S>CD

3<D

__

Ei5co

TJCCO

CO

CO

i_

(D_

_

<D

__

__

CO

•oc

CD

CD

co

Q.

CN

isu

an

xajj

CO

CD

OIs-i

00

CO

CO

r—ED_

CN

cCO

CO

__

CO

c<D

__

CD

O)

CO

0-

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI

KampusTerpadu, Jalan Kaliuning Km. 14,5 Telp. (0274) 896146, Fax. 896147 Yogyakaita55584

Nomor

Lamp.Hal

X>/Dek/70/FP/ v7 ioo-h Yogyakarta,

Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi

KepadaYth.Bapak/Ibudi

Tempat

Assalamu'alalhun wr.wb.

Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada mahasiswa kami:

Nama : .^£.&Z$No. Mhs. : J*.\&?.-°&.

Agar dapat melakukan penelitian/survey/try-out angket/studi kasus *) diInstanst Bapak/Ibu/Sdr.Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai syarat kelulusan study di Fakultas kami.Adapunjudul sknpsinya adalah:

KQP-eUASI ANTARA Tltv OAK £Qce(Q{MJ t?AUAtV\ t<eLuAa6A ( fAEAltyyioiEtvc.) DgNGAtv KgcvA^AUAv (iemasa IJuygmie Qe-iwauzucY)

Dengan Dosen Pembimbing;2, ..^i'.^tl.pwi.AH* ; ?-^

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdrkami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu 'alaihtm wr,wb.

Mengetahui,DosenPembimbing

Dr. Sukarti

PEMERINTAH&BUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH(BAPPEDA)

Alamat : Jl Parasamya No. 1 Sleman YogyakartaTelp. (0274) 868800 Fax. (0274) 869533

SURAT KETERANGAN/IJ1NNomor .07.0/ VI / 8 [% /2003

Menunjuk Surat Keterangan Ijin dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam IndonesiaNomor : 253/Dek/70/FP/V/2003 Tanggal: - Hal: Permohonan Ijin PenelitianDengan ini kami tidak keberatan untuk :

1. Memberikan Persetujuan kepada :

Nama

No. Mahasiswa

TingkatAkademi/ Universitas

Alamat rumah/Kampus

MARIA ULFAH

98.320042

SI

UII YogyakartaJl. Tambakboyo No. 57 C Yogyakarta

2. Keperluan : Permohonan Data/ijin Penelitian dengan Judul :

" KORELASI ANTARA TINDAKKEKERASAN DALAM KELUARGA(FAMILY VIOLENCE) DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENNILE DELINQUENCY)'1

3. Lokasi : SMK PIRI Ngaglik

4.Waktu : Mulai tanggal dikeluarkan s/d 11 -09- 2003

Dengan Ketentuan:

2.

3.

4.

5.

6.

Teriebih dahulu menemui/melaporkan diri kepada Pejabat Pemerintah Setempat (Camat/Lumh Desa) untuk mendapat petunjukseperlunya.Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku setempat.Wajib memberi laporan hasilpenelitiannya kepada Bupati Sleman (c/qBappeda Kab.Sleman).Izin ini tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah dan hanya diperlukan untukkeperluan ilmiah.Surat Izin midapat diajukan lagi untuk mendapatperpanjangan bila diperlukan.Surat Izin ini dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan tersebutdiatas.

Demikian diharap Pejabat Pemerintah setempat memberikan bantuan seperlunya.

Kepada Yth.Sdr. MARIA ULFAH

Tembusan dikirim kepada Yth.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Ka. Din. Keamanan dan Ketertiban Kab SlemanKa. Dinas P & Kab. SLeman

Ka. SMK PERI Ngaglik

Ka, Polres Sleman*

Ka.Kant Statistik K_.b. Sleman

PertinggaO.

Dikeluarkan di

Pada TanggalSleman

11 -06- 2003

A/nJKepala Bappeda Kab. Sleman> '̂̂ _^_^_^s?s? Litbang dan Evaluasi

NIP. 490 017 824

&UKAT KiO!iM£iL_4N

n«i • 917-1H 5/SM.f-TT'l.I./?CMH

fV.nryj»(>mn S«s!e_ai MeUiksstmiiknu I'en-'htnni

mtia \'lh

iu; FnkuiUi.s Psikologi

vpiKiSns fclam Unione-ia

tga« honnat, ,

tmdaklanjtUi surat Deksn Pakuttfts Pssk«h£i N«m«r: 25^>*k/MW/2O03 tanggai 08 km 2003

Uai Peiaksaiiaan Penelitian, maka kami ineayalakan baiiwa:

Nanta Mahasiswa : MARIA 171,PAH

Nftinor Mahasfcwa : 98.52«t«»42

Tingkat : STRATA 1 (Si)

Universitas Fakultas: Uaivsrrsiias Islam Ja_©_*sia'Psfk_i«gi

Alamat : Jl. Kaliuraog Km A4,4 Jogjakarta

Li*ka*i ?£_eiitia_ : SMK PSE1 Skuui*-Jogjakarta

ill inelokKKiiakan dencan baik Penelitism Sin insi deiigan JudiiS.

K_I,A_l ANTARA TINDAK KKKKKASAN DALAM KKMJARGA (FAMILY MOWM'ty

W AN KENAKALAN REMAJA (JUVENILEDELINQUENCY)

ksanaan Penelitian dilakukan pada tanggai 15 dan 18 Juni 2003 dengan mengarnbtl subjek

Wi'xAii .srb«nyak 100 orang siswa. kelay Otomotif sebanyak 4 (empat) kelas I>«tsM;iaii ;igas

vntaau mi dapai diperaunakau sebagaimmtK mestmya

Sleman, 26 Juni 2003

<mna Kppala SMK PKI-Slenmn

rikuhtm)

1479314