KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM ...
KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM
KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA
SKRIPSI
f ISLAM
Disusun Oleh :
MARIA ULFAH
98.320.042
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JOGJAKARTA
2003
KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM
KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Universitas 'slam Indonesia Untuk Memenuhi
Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mernperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Disusun OiSii ;
MARIA ULFAH
98.320,042
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JOGJAKARTA
2003
SKRIPSI
KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM
KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA
Telah dipertahankan dan diuji di hadapan Dewan Penguji dalam Ujian Skripsipadatanggal 17 0ktober 2003 dan dinyatakan LULUS.
Disetujui Tanggai.-. , - • •-- iwi
, : . .-.Mi j
Mengesahkan
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Indonesia
Dewan Penguji:
1. Dr. Alimatus Sahrah, M.Psi.,M.M.
2. Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.
3. H. Fuad Nashori, S.Psi,M.Si.
tftf<=^> ^m%M^ ^h
MOTTO
4 ' , fj
Aku tidak meminta upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam
kekeluargaan.
<,
(Al - Quran; Surat Asy-Syuuraa : 23)
Setiap kamu adalah pemimpin. Seorang Ayah bertanggungjawab atas
kehidupan keluarganya dan seorang ibu bertanggungjawab atas harta dan
anak suaminya, mereka akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.
Didiklah anak-anakmu, sebab mereka dilahirkan untuk hidup dalam suatu
zaman yang berbeda dengan zamanmu.
(Hadits Nabi Muhammad SAW; Rlwayat Bukhari Muslim)
Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik.
(Hadits Nabi Muhammad SAW; Riwayat Abbas)
111
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan berkat orang-orang
yang begitu berarti yang selalu memberikan doa dan dukungan untukku.Skripsi ini aku persembahkan untuk:
V Ayahanda H. M. Yusuf Kursanie, dan Ibunda H. Megawati v
Abah danMama tersayang, semoga Maria bisa membahagiakan kalian dan
semoga Allah selalu melindungi serta memberkati setiap derap langkah kita.Kalian adalah orang-orang yang terbaik yang selalu mengajari kami akan
Arti Hidup, Bersujud dan Bersyukur.
vSemua saudaraku, kakak iparkujuga dua ponakan yang lucuv
Pertalian saudarakita sangat manis dan indah, semoga akan tetap indah
sampai kita tuakelak, meski jarak memisahkan kita. Amin.
vAdinda Sinyov
Thanks for all that you given to me. Ihope you'll learn about everythingwithout tired because live and chance just oncecome, do the bestfirst.
vHarry Kurniawan Hamim, S.T.v
Doaku, semoga dengan ilmu, kita bisa memberi arti dan manfaat baik bagi
diri kita berdua, keluarga, agama, bangsa dannegara, karena mereka
membutuhkan kita dan inilahkesempatan kita untuk berbakti.
Hanya dalam Genggaman Tangan-Nya yang Lembut dan Perkasa, kitabersatu dengan Cinta - Kasih 'tukwujudkan Cita-cita.
Semoga kita termasuk insan yang disayang dan diberi petunjuk oleh-Nya.
Berjuanglah dengan sabar dan tawadhu untuk mengejar Kesuksesan
Insya Allah, kamulah pemimpinku di masa depan.
Amin
vAlmamaterku, Universitas Islam Indonesia w
IV
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu'alaikum wr. wb.
Syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas yang merupakan kewajiban akademis yaitu memenuhi
sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-1 dalam Disiplin Ilmu
Psikologi pada Univeristas Islam Indonesia yaitu berupa Penulisan Skripsi.
Adapun judul Skripsi yang Penulis pilih dan telah disetujui oleh Biro Skripsi
ialah mengenai "Hubungan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga
dengan Kenakalan Remaja".
Dalam penulisan Skripsi ini, Penulis berusaha menurut kemampuan sesuai
dengan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan data-data yang di dapat selama
riset dilakukan agar apa yang penulis kemukakan dapat mendekati sempuma
dari segi ilmiahnya. Atas segala keterbatasan sebagai seorang manusia, Penulis
menyadari, masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Oleh
karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi
kesempurnaan tulisan ini sehingga dapat bermanfaat baik bagi Penulis sendiri
maupun para pembaca umumnya.
Perkenankan Penulis untuk mengucapkan terima kasih atas
terselesaikannya penyusunan Skripsi ini, kepada:
1. Ibu Dr. Sukarti, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam
Indonesia.
2. Bapak Drs. H. Muhammad Bachtiar, M. M., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
3. Ibu Dr. Alimatus Sahrah, M. Psi., M. M., selaku Dosen Pembimbing
Utama Skripsi.
4. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S. Psi., selaku Dosen Pembantu Pembimbing
Skripsi.
5. Bapak Drs. Sutrisno, M. M., selaku Kepala Sekolah SMK PIRI Sleman,
Jogjakarta, yang telah memberikan izin penelitian.
6. Bapak Drs. Sumarno, P. P., selaku Wakil Kepala Kurikulum Sekolah SMK
PIRI Sleman, Jogjakarta.
7. Para Ibu dan Bapak Guru Sekolah SMK PIRI Sleman yang turut
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Kedua orang tuaku tercinta, Drs.H.M.Yusuf Kursanie, M.B.A, M.M. dan H.
Megawati, atas segala kasih sayang, perhatian, terutama doa.
9. Saudara-saudaraku tercinta : Kak Eka sekeluarga, Kak Ozan sekeluarga,
Kak Nufuz (tetap semangat ya kak), terutama adikku Sinyo yang selalu
ikut sibuk "mengurusi" ka Marry Thanks a Lot and Hopefully You'll Be
Success. Kedua ponakanku yang imut Alma dan Zada.
10. Papa dan Mama Linggau yang selalu memberi dukungan dan semangat
agar tetap tabah menghadapi setiap permasalahan.
VI
11. Harry Kurniawan Hamim, seseorang yang begitu spesial untukku, terima
kasih atas cinta, pengorbanan, dukungan, semangat serta doa yang
selalu kamu panjatkan kepada-Nya demi kesuksesanku. / Wish I'M Do
and Be the Best for You, for the Success, Glory and the One Can Bring
the Happiness for You. Amin. Terima kasih ya sayang.
12. Buat teman-teman kecilku, Mengmeng dan Mimi yang selalu
menghiburku.
Penulis berharap dengan doa, semoga pengorbanan dan jasa yang
diberikan merupakan amal sholeh yang diridhoi oleh Allah SWT, serta mendapat
balasan pahala dari-Nya. Amin.
Akhirnya sekali lagi, Penulis berharap semoga tulisan yang sederhana ini,
dapat memberi manfaat yang besar bagi semua pihak dan khususnya bagi
perkembangan llmu Psikologi.
Amin Yaa Robbal 'alamin
Billahitaufiq Wat Hidayah
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Jogjakarta, 2003
Penyusun
(Maria Ulfah)
vn
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL '
HALAMAN PENGESAHAN »
HALAMAN MOTTO i"
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GRAFIK xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. KEASLIAN PENELITIAN 8
C. TUJUAN PENELITIAN 9
D. MANFAAT PENELITIAN 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10
A. KENAKALAN REMAJA 10
1. Pengertian Remaja 10
2. Pengertian Kenakalan Remaja 11
3. Aspek-aspek Kenakalan Remaja 13
4. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja 16
vm
B. TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA 19
1. Pengertian Tindak Kekerasan dalam Keluarga 19
2. Ciri-ciri Tindak Kekerasan dalam Keluarga 24
3. Faktor-faktor Penyebab Terjadi Tindak Kekerasan dalam
Keluarga 26
C. KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA
DENGAN KENAKALAN REMAJA 26
D. HIPOTESIS PENELITIAN 31
BAB III. METODE PENELITIAN 32
A. IDENTIFIKASI VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN 32
B. DEFINISI OPERASIONAL 32
1. Kenakalan Remaja 32
2. Tindak Kekerasan dalam Keluarga 33
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 34
D. METODE PENGUMPULAN DATA 34
1. Skala Kenakalan Remaja 34
2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 36
E. METODE ANALISIS DATA 38
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 39
A. PERSIAPAN PENELITIAN 39
1. Orientasi Kancah Penelitian 39
2. Perizinan Penelitian 40
3. Persiapan Alat Ukur 40
a. Skala Kenakalan Remaja 40
IX
b. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 41
B. PELAKSANAAN PENELITIAN 43
1. Skala Kenakalan Remaja 43
2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 44
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
1. Uji Asumsi 45
2. Uji Hipotesis 49
BAB V. PENUTUP 61
A. KESIMPULAN 61
B. SARAN 62
DAFTAR PUSTAKA 64
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan
Try Out d\ Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 35
2. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan
Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 36 dan 41
3. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada
Pelaksanaan Try Out di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 37
4. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada
Pelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta... 37 dan 42
5. Blue PrintSkala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan
Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 43
6. Blue PrintSkala Tindak Kekerasan dalam Keluarga pada
Pelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta... 44
7. Uji Normalitas 45
8. Uji Korelasi Product MomentPearson untuk mengetahui Nilai Regresi
dan Linearitas 47
9. ANOVA untuk mengetahui Nilai Regresi 48
10. Chi-Square Test 49
11. Uji Korelasi Product Moment Pearson 50
12. Nilai Koefisien Determinan 51
XI
13. Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK
PIRl-Sleman, Jogjakarta 51
14. Frekuensi Kenakalan Remaja Siswa SMK PIRl-Sleman
Jogjakarta 52
15. Kategori Hipotetik untuk Variabel Kenakalan Remaja dan
Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK PIRI
Sleman, Jogjakarta 52
16. Kategoei Empirik untuk Variabel Kenakalan Remaja dan Variabel
Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa SMK PIRI- Sleman
Jogjakarta 53
XI i
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Hubungan antara Kondisi Perkawinan dengan Perilaku Antisosial
Remaja (Pria) yang Tinggal Bersama Kedua Orang
Tua Kandung 23
2. Frekuensi Tindak Kekerasandalam Keluarga Siswa Kelas II (Dua)
Otomotif SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 46
3. Frekuensi Kenakalan Remaja Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK
PIRl-Sleman, Jogjakarta 46
4. Regresi Linear Variabel Kenakalan Remaja Siswa Siswa Kelas II
(Dua) OtomotifSMK PIRl-Sleman, Jogjakarta 48
5. Tindak Kenakalan Remaja Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK
PIRl-Sleman, Jogjakarta 56
6. Tindak Kekerasan dalam Keluarga Siswa Kelas II (Dua) Otomotif SMK
PIRl-Sleman, Jogjakarta 56
xni
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Olah Data dengan menggunakan program SPSS 10,01 for
Windows :
Halaman
1. Data Uji Coba (TryOut) Tindak Kekerasan dalam
Keluarga(X) 1-16
2. Contoh Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga 17
3. Data Uji Coba (Try Out) Kenakalan Remaja (Y) 1-16
4. Contoh Skala Tindak Kenakalan Remaja 17
5. Output Korelasi Validitas Aitem Tindak Kekerasan dalam
Keluarga (X) 1-5
6. Output Korelasi ValiditasAitem Kenakalan Remaja (Y) 5-9
7. Data Reliabilitas Aitem Tindak Kekerasan dalam
Keluarga (X) 1-10
8. Data Reliabilitas Aitem Kenakalan Remaja (Y) 1-10
9. OutputReliabilitas Aitem Tindak Kekerasan dalam
Keluarga (X) 1-2
10. Output Reliabilitas Aitem Kenakalan Remaja (Y) 3-4
11. Data Penelitian Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) 1-6
12. Contoh Skala Penelitian Tindak Kekerasan dalam
Keluarga 11
13. Data Penelitian Kenakalan Remaja (Y) 1-6
xw
14. Contoh Skala Kenakalan Remaja 11
15. Total Skor Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan Variabel
Kenakalan Remaja (Y) 1-3
16. Output Uji Normalitas 1-6
17. Output \J'ii Regresi dan Linearitas 7-11
18. Uji Hipotesis dengan Chi-Square Test 11-15
19. Uji Korelasi dengan menggunakan Teknik Korelasi Produk
Moment Pearson 15-16
20. Data Grafik Histogram Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan
Grafik Histogram Kenakalan Remaja 1-3
21. Grafik Histogram Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dan
Grafik Histogram Kenakalan Remaja 1-2
Lampiran Surat Keterangan:
1. Permohonan Izin Penelitian untuk Skripsi dari Fakultas Psikologi Ull
Nomor: 253/ Dek/ 70/ FP/ Ml 2003
2. Surat Izin Penelitian untuk Skripsi dari BAPPEDA - Sleman, Jogjakarta
Nomor: 07.0/Vl/812/2003
3. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian dari Sekolah SMK/ STM
PIRI- Sleman, Jogjakarta
Nomor: 917/113.5/ SMK/ Pr/ LU 2003
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhir-akhir ini, kenakalan remaja semakin marak begitupula intensitasnya
semakin meningkat dan lebih bervariasi bahkan sudah sangat memprihatinkan
sehingga membuat masyarakat semakin cemas dan khawatir.
Frekuensi tawuran remaja dapat dilihat sebagaimana yang disajikan dalam
Puspitawati (2001) yaitu tindak kenakalan remaja mengalami peningkatan dari 93kasus pada tahun 1995/ 1996 menjadi 230 kasus pada tahun 1999. Sementara
berdasarkan data dari Polres Jakarta Pusat, tahun 1997, bentuk kenakalan
remaja yang tercatat adalah perkelahian remaja baik perseorangan maupun
kelompok (164 kasus), membawa senjata tajam (1 orang tersangka),pengrusakan bus (10 kasus), pemerasan (3 orang tersangka), pencurian dengankekerasan (2 orang tersangka), penyalahgunaan narkotika dan obat teriarang (11
tersangka) dan kasus pengeroyokan hingga meninggal (8 orang tersangka).
Melihat data yang disajikan Puspitawati (2001) di atas serta banyaknya
pemberitaan baik dari media cetak maupun elektronik yang hampir setiap harimenyoroti tentang tindak kenakalan remaja, dapat dilihat bagaimana maraknya
aksi kenakalan remaja saat ini dengan melihat perbandingan kasus antara tahun
1995/ 1996 sampai dengan tahun 1999, yang menunjukkan angka peningkatan
yang sangat ekstrim yaitu dari 93 kasus menjadi 230 kasus. Suatu keadaan yang
sangat memprihatinkan sebab kita ketahui bahwa remaja adalah generasi
penerus suatu bangsa yang diharapkan akan siap menghadapi tantangan masadepan yang lebih berat lagi, tentu drtuntut untuk tidak saja cerdas tapi juga
memiliki akhlak yang baik pula.
Tidak jarang apa yang remaja lakukan saat ini mulai mengarah padatindakan kriminal yang sangat merisaukan dan mengancam ketentraman,
keselamatan serta ketenangan hidup khalayak ramai. Perkelahian misalnya,remaja sekarang tidak segan-segan lagi menggunakan senjata tajam, benda-benda tajam ataupun tumpul yang diniiai dapat mengaiahkan musuhnya. Tujuanyang ingin dicapai tidak lain adalah mengaiahkan musuhnya, bisa saja melukaimusuh namun juga dapat melenyapkan nyawa si pesaing yang terkadang
disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Tidak hanya itu saja, tindakan pengrusakanpun terjadi misalnya pengrusakan sarana umum, mencorat-coret tembok, gedungsekolah, merampok, memeras. seperti kasus pemerasan di dalam angkutanumum/ bus, dan Iain-Iain, semakin bengis dan brutal (dalam Basri, 1996).
Di Jakarta, misalnya, aksi-aksi kekerasan karena kenakalan remaja baik
yang dilakukan secara individu maupun massal mungkin dianggap sudahmenjadi hat yang biasa. Aksi-aksi tersebut dapat terjadi di mana dan kapan saja,seperti di sekolah, di jalan dan Iain-Iain (dalam Mu'tadin, 2002). Septiningsih(2003) di dalam Tabloid Kriminal, memaparkan penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda seiain motivasi individu, juga dipengaruhi olehsosiokultural. Misalnya, perceraian orang tua dan orang tua yang jarang di rumah
akibatnya menimbulkan suasana hati yang sangat menekan dan mendalam.Memang fenomena seperti kenakalan remaja ini sangatlah disayangkan
terjadi. Seiain pelaku tindak kenakalan ini yang masih tergolong muda namun
juga tindakan ini menuntut si pelaku untuk menerima hukuman sebagaikonsekuensi yang harus remaja delinkuen tenma dan harus d.pertanggung-
jawabkan. Sehingga kesempatan untuk meraih kesuksesan harus tertundabahkan bisa jadi terhenti.
Gold dan Petronio (dalam Sarwono, 1997) mendefinisikan tentang
penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja (juveniledelinquency), yaitu : Kenakalan anak adalah tindakan seseorang yang belumdewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiribahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum maka remajatersebut bisa dikenai hukuman. Simanjuntak (dalam Basri,1996) memberikan
pengertian bahwa kenakalan remaja adalah sebagai perbuatan dan tingkah laku,perkosaan terhadap norma-norma hukum pidana dan pelanggaran terhadapkesusilaan yang dilakukan oleh anak-anak.
Banyak faktor yang mendasari mengapa anak berperilaku delinkuen. Telahdiketahui bersama bahwa usia remaja adalah usia yang sangat rentan
mengalami kejadian seperti ini, karena pada masa ini jiwa remaja mengalamisturm und drang (penuh dengan gejolak). Pada masa peralihan ini yaitu dari
masa anak-anak menuju tahap selanjutnya, anak mulai gencar melakukan
pencarian identitas diri apalagi lingkungan sosial pada masa remaja ini drtandaidengan perubahan sosial yang cepat yang terkadang mengakibatkankesimpangsiuran norma (keadaan anomie). Anomie menurut Durkheim (dalamSarwono, 1997) adalah normlessness yaitu suatu sistem sosial di mana tidak ada
petunjuk atau pedoman bertingkah laku.
Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan
social learning yaitu adanya kematangan fisik dan sosial. Bila anak mampu
melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik maka anak akan memilikikematangan emosional yang baik (dalam Rifai, 1987). Hail berasumsi bahwaremaja mengalami stress and strain (kegoncangan dan kebimbangan), akibatnyapara remaja melakukan penolakan-penolakan pada kebiasaan rumah,mengasingkan diri, biasanya para remaja bersifat sentimental, mudahtergoncang dan bingung (dalam Rifai, 1987).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Csikszentmihalyi dan Larson tahun1984 (dalam Setiono, 2002) menemukan bahwa remaja rata-rata memeriukanhanya 45 menit untuk berubah dari mood "senang luar biasa" ke "sedih luarbiasa", sementara orang dewasa memeriukan beberapajam untuk hal yangsama. Perubahan mood (swing) yang drastis seringkali dikarenakan beban
pekerjaan rumah. pekerjaan sekolah dan kegiatan di rumah. Jadi tidakmengherankan bila saja remaja selalu berubah dan selalu berkeinginan mencobahal-hal yang masih baru baginya. Begitu seterusnya sampai remaja tersebut
merasa nyaman atas pilihannya.
Seorang pakar perkembangan kognitif, Piaget (dalam Setiono, 2002)
berasumsi bahwa idealnya seorang remaja memang sudah memiliki pola pikirsendiri dalam usaha mencari pemecahan masalah yang kompleks dan abstrak,
sehingga seorang remaja mampu membayangkan altematif pemecahan masalah
beserta kemungkinan akibatnya.
Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana
mestinya akan selalu menjadi pertanyaan yang mengganggu dan sangat
mengusik ketenangan hidup kaum remaja. Oleh karena itu, remaja harus dibantu
dalam menemukan identitas dirinya, sebab di masa inilah remaja dihadapkan
pada banyak pilihan yang akan menentukan bagaimana masa depannya nanti.
Namun, bila orang tua tidak mampu memahami dan mengerti keinginan anak
serta tidak mampu memberi bimbingan bahkan orang tua bersikap acuh tak acuh
maka jangan harap anak dengan sendirinya menjadi individu yang baik.
Terasa tidak adil memang ketika kita berbicara tentang kenakalan remaja
yang sering hanya dipandang dari sisi keonaran dan kerusakan yang ditimbuikan
akibat tindakannya itu. Sementara kontribusi dari pihak orang tua cenderung
luput dari pengamatan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan lingkungan primer dari
hampir setiap individu, sejak individu dilahirkan sampai pada saatnya nanti, di
mana seorang individu akan membentuk keluarga sendiri. Suasana rumah dan
kematangan emosional dari kedua orang tuanya sangat berpengaruh bagi anak
untuk mencapai kedewasaan, dalam bersikap dan bertindak apalagi jiwa remaja
diliputi dengan rasa ingin tahu yang besar (curiousity), yang lebih parah jika anak
merasa nyaman atas perilaku negatifnya tersebut. Jika anak sudah merasa
demikian, maka lama-kelamaan tindakan tersebut menjadi kebiasaan atau habit
forming (dalam Kartono,1992).
Kartono (dalam Raudhah, 2002) yaitu : lingkungan yang sangat penting
bagi anak memasuki masa remaja adalah lingkungan teman sebaya (peer group)
dan lingkungan keluarga. Namun demikian, keluargalah yang sebenamya
merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian remaja. Untuk itu dalam
lingkungan keluarga periu diciptakan suasana yang harmonis, agar kepribadian
remaja terbentuk dengan baik.
Orang tua memang terkadang lupa akan apa yang sebenarnya dibutuhkan
oleh anak dan cendemng merasa sudah memberi yang terbaik bila telah
mencukupi kebutuhan materi si anak. Orang tua cenderung lupa bahwa kasih
sayang dan menyediakan waktu untuk berkumpui bersama lebih penting bagi
anak dibanding hanya sekedar pemenuhan materi saja (dalam Hawari, 1997)
Rini (2001) mengatakan bahwa apabiia di daiam sebuah keluarga terjadi
tindak kekerasan, apalagi jika ada unsur ancaman di dalam keluarga tersebut
dan korban tidak memiliki keberanian untuk melapor kepada pihak yang
berwenang, maka akan sangat berbahaya bagi setiap anggota keluarga itu.
Semakin tindakan ini ditutupi dan dibiarkan berlangsung lama, maka akan
semakin sulit untuk pulih sehingga menimbulkan persoalan yang kritis bagi
pelaku maupun korban menyangkut harga diri (self esteem), kepercayaan diri
(self confidence), dan pandangan akan identrtasnya (sense ofidentity-nya).
Strauss (dalam Sears, dkk tahun 1991) menegaskan bahwa pria dan
wanrta yang pernah mendapat hukuman fisik pada masa kanak-kanaknya
cenderung melakukan hal yang sama terhadap keluarga mereka pada masa
dewasa. Agar diketahui, bahwa anaklah yang paling rentan terkena dampak yang
paling buruk sebab bisa bersifat jangka panjang, dan apa yang remaja alami ada
kemungkinan akan diaiami oleh remaja itu di masa mendatang (terulang lagi).
Bagaimana tidak, anak tidak hanya menjadi penonton, tapi juga sebagai
peserta yang juga merasakan semua emosi yang beredar dalam keluarga
tersebut. Pada akhirnya anak hidup mencontoh sikap dan periiaku orang tua
mereka, dan mencontoh bagaimana kedua orangtuanya memperiakukan orang
lain, sebab pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi proses
imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya (dalam Hawaii, 1997).
Bagi anak, apa yang sudah diaiami, terinternaiisasi dalam diri si anak/
remaja tanpa sadar dan tanpa dikehendaki. Misalnya saja kasus
penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, pembunuhan, perkelahian antar
geng, kehamilan remaja, atau abortus, bahkan fenomena di mana seorang anak
yang tega membunuh ayah kandungnya pun terjadi dengan berbagai macam
alasan, misainya perebutan warisan, dendam dan lain sebagainya. Kasus
Ambrani, remaja pria yang baru berusia 15 tahun, misalnya, sudah berani
membunuh ayah yang notabene adalah ayah kandungnya. Ambrani membunuh
sang ayah karena merasa sudah tidak tahan melihat periakuan si ayah yang
semakin kejam dan selalu menyiksa Ambrani sekeluarga terutama terhadap ibu
Ambrani. Ambrani pun dikenai pasal 338 KUHP yaitu tentang pembunuhan, dan
Ambrani pun dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut,
Debbi (2003) di dalam TabloidNova.
Fenomena ini terjadi, sering disebabkan oieh kekurangmampuan remaja
untuk mengarahkan emosinya secara posrtrf, yang kesemuanya berawal dari
kurangnya dukungan yang positif dari lingkungan terutama lingkungan keluarga
yaitu orang tua mereka, artinya perbuatan keji atau hubungan yang buruk dalam
keiuarga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kenakalan remaja.
Dari pemaparan teori dan beberapa kasus yang dikemukakan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kenakalan remaja bukanlah suatu keadaan yang berdiri
dengan sendirinya, namun merupakan perpaduan dari berbagai kondisi yang
dialami oleh si remaja tersebut. Jika dalam masa tumbuh-kembangnya, remaja
tidak diberi pendidikan dan bimbingan yang baik apalagi anak hidup dalam
keluarga yang disharmoni, maka tentu saja akan memberikan dampak yang
buruk bagi perkembangan psikologis tidak hanya bagi pasangan orang tua akan
tetapi juga memberi dampak yang besar bagi anak. Dengan melihat penjelasan-
penjelasan yang ada maka penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih jauh
apakah memang ada koreiasi/ hubungan antara tindak kekerasan dalam
keluarga dengan kenakalan remaja.
B. KEASLIAN PENELITIAN
Sepengatahuan penulis, penelitian ini pemah dilakukan, yaitu pada variabel
tergantung (Kenakalan Remaja). Penelitian ini pernah dilakukan, salah satunya
oleh Mustaqim (2000), namun yang membedakan dari penelitian ini adalah ada
pada variabel bebas yaitu pada variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga,
subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan Iain-Iain. Penelitian lain
sebagaimana yang dilakukan oleh Garig dan Glick (1965), Mc Cord (1965), Tait
dan Hodges (1962), yang meneliti tentang Hubungan antara Kondisi Perkawinan
dengan Perilaku Antisosial Anak (Remaja Pria) yang Tinggal Bersama Kedua
Orang Tua Kandung (dalam Hawaii, 1997).
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi yang
positif antara tindak kekerasan daiam keluarga dengan kenakalan remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
Secara Teoritis: Hasil penelitian yang dilakukan mampu memberi wawasan
dan informasi baru serta memperkaya khasanah teori psikologis knususnya
Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosiai, dan Kriminoiogi.
Secara Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para orang
tua agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku setidaknya tidakmelakukan tindak kekerasan di dalam keluarga tersebut. Hal ini bertujuan agar
anak/ remaja dari keluarga tersebut tidak atau terhindar dari perbuatan delinkuen
dan diharapkan anak/ remaja tersebut tumbuh menjadi pribadi yang sehat
jasmani dan rohani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KENAKALAN REMAJA
1. Pengertian Remaja
Siapa sebenamya remaja dan mengapa perilaku delinkuen sering terjadi di
kalangan remaja? Basri (1996) mengemukakan bahwa para ahli psikologi dan
pendidikan belum sepakat mengenai rentangan usia remaja. Ada yang
berpendapat bahwa usia remaja berkisar antara 13-19 tahun, namun ada pula
yang berpendapat antara 13-21 tahun. Remaja adalah individu yang telah
meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan
menuju masa pembentukan tanggungjawab.
Pada masa ini jiwa remaja mengalami sturm und drang (penuh dengan
gejolak). Pada masa peralihan ini yaitu dari masa anak-anak menuju tahap
selanjutnya, anak mulai gencar melakukan pencarian identitas diri apalagi
lingkungan sosial pada masa remaja ini ditandai dengan perubahan sosial yang
cepat yang terkadang mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan
anomie). Anomie menurut Durkheim (dalam Sarwono, 1997) adalah
normlessness yaitu suatu sistem sosial di mana tidak ada petunjuk atau
pedoman bertingkah laku. Masa remaja ini disebut juga dengan masa
physiological learning and social learning yaitu adanya kematangan fisik dan
sosial. Bila anak mampu melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik
maka ia akan memiliki kematangan emosional yang baik.
10
11
b Hall (dalam Rifai, 1987) berasumsi bahwa remaja mengalami stress and
d strain (kegoncangan dan kebimbangan), akibatnya para remaja melakukan
penolakan-penolakan pada kebiasaan rumah, mengasingkan diri, para remaja
« bersifat sentimental, mudah tergoncang dan bingung.
t Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana
* mestinya akan selalu menjadi pertanyaan yang mengganggu dan sangat
I mengusik ketenangan hidup kaum remaja. Oleh karena itu, remaja hams dibantu
' dalam menemukan identitas dirinya, sebab di masa ini sosok remaja dihadapkan
' pada banyak pilihan yang akan sangat menentukan masa depannya.
r
r
a
d
l£
P
d
P
IT
n<
b;
r<
IT
2. Pengertian Kenakalan Remaja
Menurut Harriman (1995), juvenile artinya orang di bawah umur 16 atau 18
tahun, sebagaimana hukum negara telah memutuskan, delinquent atau
delinquency yaitu orang yang melakukan pelanggaran hukum, biasanya
pelanggaran masih di bawah umur untuk memegang tanggung jawab atau
tingkah laku illegal atau anti sosial yang dilakukan oleh kelompok kecil. Menurut
etiologi, kenakalan remaja (juvenile delinquency) berarti suatu penyimpangan
tingkah laku yang dilakukan oleh remaja hingga mengganggu ketentraman diri
sendiri maupun orang lain (dalam Basri, 1996).
Gold dan Petronio (dalam Sarwono, 1997) mendefinisikan tentang
penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja (juvenile
delinquency), yaitu : Kenakalan anak adalah tindakan seseorang yang belum
dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri
12
bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum pelaku bisa
dikenai hukuman.
Merril (dalam Gerungan, 2002) berpendapat bahwa: Achild is classified asa delinquent when his antisocial tendencies appear to be so grave that hebecomes or ought to become the subject of official action, yakni seorang anak
akan digolongkan sebagai anak delinkuen jika tampak padanya kecenderungan-
kecenderungan antisosial yang memuncak sehingga yang berwajib terpaksa
mengambil tindakan atas perbuatannya, dalam art. menahan dan
mengasingkannya.
Simanjuntak (dalam Basri,1996) memberikan pengertian bahwa kenakalan
remaja adalah sebagai perbuatan dan tingkah laku, perkosaan terhadap norma-
norma hukum pidana dan pelanggaran terhadap kesusilaan yang dilakukan oleh
anak-anak. Semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku
dalam masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah dan keluarga, dan
Iain-Iain) dapat disebut sebagai prilaku menyimpang, sementara bilapenyimpangan terjadi terhadap norma-norma hukum pidana, barulah disebutdengan kenakalan (dalam Sarwono, 1997). Kenakalan remaja menurutPuspitawati (2003) diartikan sebagai outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-
norma yang ada.
Arti hukum itu sendiri menurut Ultrecht (dalam Kansil, 1986) mengatakan
bahwa hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan)
yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati olehmasyarakat itu. Kandungan hukum pidana itu sendiri adalah pengatur hubungan
13
hukum antara seseorang anggota masyarakat (warganegara) dengan negara
yang menguasai tata tertib masyarakat itu yang dalam pelaksanaannya pada
umumnya segera diambil tindakan oleh pengadilan tanpa ada pengaduan dari
pihak yang dirugikan (dalam Kansil, 1986).
Jadi, kenakalan remaja dapatlah diartikan sebagai suatu tindakan yang
melanggar norma-norma masyarakat atau norma hukum pidana di mana
pelakunya adalah seseorang yang masih di bawah umur yaitu berkisar antara
13-21 tahun, yang pelaku ketahui bahwa apabila perbuatannya diketahui oleh
petugas hukum maka pelaku bisa dikenai sanksi/ hukuman, akibat yang
ditimbulkan adalah dapat mengganggu ketentraman diri sendiri maupun orang
lain.
Pada umumnya tingkah laku delinkuen apalagi yang mengarah pada tindak
kriminil ini dilakukan remaja sebagai mekanisme-kompensatoris atau
Geltungbedurfnis atau kebutuhan untuk pengakuan dan pembalasan dari rasa-
rasa diri yang inferior, untuk melakukan tindakan hebat dan "sok", tujuannya agar
jadi pusat perhatian dan diakui keberadaannya (dalam Kartono, 1992).
3. Aspek-aspek Kenakalan Remaja
Para ahli psikologi dan pendidikan (dalam Basri, 1996) berpendapat bahwa
permasalahan-permasalahan pada masa remaja tersebut timbul dan
berkembang disebabkan:
a. Aspek Biologis: Perubahan yang cepat pada fisik-biologis, menyebabkan anak
remaja bingung dengan keadaan badannya dan dorongan yang baru yang
dinamakan nafsu kelamin serta adanya kesadaran akan badan yang lebih kokoh
14
dan tenaga yang lebih kuat sehingga merasa ada kelebihan-kelebihan dalam
tenaga dan kekuatan badan inilah yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Aspek Psikologis: Perubahan dalam perasaan, pikiran, tanggung jawab,
kemauan, sifat-sifat baru dan hasrat baru serta perkembangan cita-cita
menyebabkan perasaan kurang seimbang, gelisah, resah, bingung, agresif, dan
sebagainya.
c. Aspek Sosial: Norma-norma kehidupan, seperti: norma sosial, adat-istiadat,
tuntutan agama, peraturan kehidupan bernegara, berbangsa belumlah menjadi
bagian yang utuh dan teguh (internalisasi) dalam diri remaja. Apalagi bila ada
perbedaan nilai antara apa yang disadari dan diamalkan orang tua dengan
keinginan remaja, menyebabkan timbulnya ketegangan dalam hubungan yang
semestinya tidak periu terjadi.
Davidoff (dalam Mu'tadin, 2002) mengatakan bahwa menyaksikan
perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan
rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Di
dalam sebuah penelitian Stein (dalam Mu'tadin, 2002) dikemukakan bahwa anak-
anak yang memiliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderung berlaku
agresif, mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah
menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam kehidupan
sehari-hari, dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap.
Dikatakan bahwa temperamen orang tua yang agresif serta meledak-ledak,
kriminil, serta disertai tindakan yang sewenang-wenang tidak hanya
mentransformasikan defek temperamen saja, melainkan juga menimbulkan iklim
15
yang sangat abnormal dalam keluarga tersebut sehingga memupuk reaksi
emosional impulsif serta berpengaruh funest (buruk) pada jiwa anak dan remaja
yang masih labil sehingga anak/ remaja mudah terjangkiti pola eksplosif dan
bertindak kriminil (dalam Kartono, 2002). Artinya dalam kehidupan bila si anak
terbiasa dengan lingkungan rumah dan menyaksikan peristiwa perkelahian antar
orang tua di lingkungan rumah, ayah dan ibu, prilaku agresi semakin kuat dalam
diri si anak.
Jensen (dalam Sarwono, 1997) membagi kenakalan remaja menjadi empat
jenis, antara lain: 1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,
seperti perkosaan, tawuran, pembunuhan, dan Iain-Iain; 2) Kenakalan yang
menimbulkan korban materi seperti perusakan sarana umum, pemerasan dan
Iain-Iain; 3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di fihak orang lain
seperti pelacuran, penyalahgunaan narkoba kecuali bila ia menjadi pengedar,
prilaku seks bebas; 4) Kenakalan yang melawan status, misalnya membolos
sekolah, minggat dari rumah.
Indikator-indikator kenakalan remaja yang akan dijadikan aitem adalah
indikator yang pemah diuji di beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di
Jakarta, yang dilakukan oleh Mardiah pada tahun 1999. Terdiri atas 30
pemyataan yang dibagi dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu:1) Tingkatan kenakalan
remaja umum seperti pulang sekolah larut malam, membaca buku porno,
berbohong, dan Iain-lain; 2) Tingkatan kenakalan remaja kriminal seperti terlibat
pelacuran, membawa benda yang membahayakan, minum-mimunan keras, dan
Iain-Iain (dalam Puspitawati, 2001).
16
4. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Tumbuh kembang anak dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku
menyimpang maupun tidak, tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub
lembaga (dalam Hawaii, 1997), ya'rtu:1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat.
Menurut Graham (dalam Sarwono, 1997), ada beberapa faktor penyebab
kelainan perilaku anak dan remaja antara lain:
1. Faktor Lingkungan seperti: Malnutrisi; Kemiskinan di kota-kota besar;
Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu-lintas, bencana alam, dan Iain-
lain); Migrasi; Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan Iain-
lain); Keluarga yang tercerai-berai (perceraian, perpisahan yang tertalu lama, dan
Iain-Iain); Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga: 1) Kematian orang tua; 2)
Orang tua sakit berat atau cacat; 3) Hubungan antar anggota keluarga tidak
harmonis; 4) Orang tua sakit jiwa; 5) Kesulitan dalam pengasuhan karena
pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan
Iain-lain.
2. Faktor Pribadi, seperti: Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen
(menjadi pemarah, hiperaktif, dan Iain-Iain); Cacat tubuh; Ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri.
Carson dan Butcher (dalam Mustaqim, 2000) menemukan beberapa hal
yang dapat menyebabkan munculnya perilaku delinkuen pada remaja: 1)
Keluarga yang berantakan berupa ketiadaan salah satu atau kedua orang tuanya
disebabkan beberapa kondisi seperti kematian atau perceraian yang pada
umumnya remaja delinkuen berasal dari keluarga yang berantakan yaitu orang
tuanya mengalami perceraian; 2) Penolakan orang tua, menurut Hurlock (1973),
17
akan membuat anak merasa tidak disayangi, sehingga menimbulkan kemarahan
dan dendam dalam diri si anak terhadap orang tuanya.
Pendapat ini didukung oleh aliran Psikoanalisis yaitu orang-orang yang tak
mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil
kemungkinan besar tidak akan mengembangkan super ego yang cukup kuat,
sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar norma masyarakat
Super ego ini diperoleh anak melalui proses pendidikan, khususnya hubungan
antara orang tua dan anak, kemudian norma-norma itu diserap menjadi nilai yang
akan menjadi bagian jiwa sebagai pengendali tingkah laku seseorang (dalam
Sarwono, 1997).
Menurut aliran Empirisme dengan tokohnya yang terkenat John Lock
(dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan teori Tabula Rasa yang mengatakan bahwa
pengalamanlah (pendidikan, pergaulan dan Iain-Iain) yang akan menuliskan
corak jiwa manusia selanjutnya. Tidak mengherankan jika ada yang berpendapat
bahwa segala s'rfat negafrf yang ada pada diri anak sebenarnya ada pada orang
tua individu itu sendiri bukan semata-mata faktor bawaan akan tetapi karena
proses pendidikan, proses sosialisasi atau kalau mengutip Sigmund Freud yaitu
proses identifikasi (dalam Sarwono, 1997).
Kartono berpendapat (dalam Raudhah, 2002) bahwa lingkungan yang
sangat penting bagi anak memasuki masa remaja adalah lingkungan teman
sebaya (peer group) dan lingkungan keluarga. Namun demikian, keluargalah
yang sebenarnya merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian remaja.
Untuk itu dalam lingkungan keluarga periu diciptakan suasana yang harmonis,
agar kepribadian remaja terbentuk dengan baik.
18
Dalam Puspitawati (2001), Willis mengatakan, kenakalan remaja
disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, namun faktor keluarga
merupakan lingkungan utama, dan menurut Mulyono faktor lingkungan sekitar
yang secara potensil dapat membentuk perilaku seorang anak. Seiain itu
dituliskan juga, masih dalam Puspitawati (2001) mengenai berbagai macam
faktor yang berpengaruh pada kenakalan remaja, antara lain: Faktor Keluarga
(seperti kedekatan hubungan orang tua-anak, gaya pengasuhan orang tua, pola
disiplin orang tua serta pola komunikasi dalam keluarga) dan Faktor lain di luar
keluarga (seperti hubungan dengan kelompok bermain atau "peer group",
ketersediaan berbagai sarana seperti gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat
hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat terlarang dan buku-buku
porno serta minuman beralkohol, Gunarsa-Gunarsa (dalam Puspitawati, 2001).
Demikian juga Islam mempercayai bahwa manusia diciptakan dalam
keadaan fitrah. Menurut pandangan netral dengan tokohnya yaitu Al-Barr yang
mendasarkan pandangan pada firman Allah yang berbunyi: "Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun"
(QS An-Nahl, 16:78). Menurut pandangan ini, anak akan memperoleh
pengetahuan tentang yang benardan salah salah serta kebaikan dan keburukan,
berasal dari lingkungan ekstemal. Bila orang tua serta lingkungan sekrtarnya
menanamkan ajaran kebaikan dan kebenaran maka anak berpotensi menjadi
baik bahkan sebaliknya. Ditegaskan lagi oleh Ash-Shabuni, seorang ulama
kontemporer yang mengatakan bahwa kebaikan menyatu pada diri manusia,
sementara kejahatan bersifat aksidental. Lingkungan-lingkungan sosiallah,
19
terutama orang tua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap fitrah anak.
(dalam Ummatin, 1998).
Dari hal-hal yang dipaparkan di atas maka remaja yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah memiliki usia berkisar antara 16-18 tahunatau usia anak sekolah menengah ke atas (Setingkat dengan SMU) yang pernah
melakukan prilaku menyimpang atau juvenile delinquency dengan melihat dari
pembagian Jensen (dalam Sarwono, 1997) yang membagi kenakalan remajamenjadi empat jenis dan beberapa gejala anak yang berperilaku antisosial olehHawari (1997) serta indikator-indikator kenakalan remaja yang pernah diuji dibeberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Jakarta, yang diteliti oleh Mardiahpada tahun 1999, yang dibagi dalam 2(dua) tingkatan (dalam Puspitawati, 2003),yaitu :1). Tingkatan kenakalan remaja umum yang, dan 2). Tingkatan kenakalan
remaja kriminal.
B.TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA [FAMILY VIOLENCE)
1. Pengertian Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Family violence refers to physical violence, sexual abuse, and verbalaggression by afamily member who does physical or psychological, emotional ormental harm or both to another, dengan kata lain kekerasan dalam keluarga ialah
kekerasan fisik, penyimpangan seksual dan agresi verbal yang dilakukan oleh
salah satu anggota keluarga yang berakibat pada fisik, psikologis, emosional
atau terganggunya mental atau keduanya saling berkaitan (dalam Chan dan
Lloyd, 1996).
20
MM. lainnya adalah Abusve Klationships (dalam Rini, 2001) yaHu suatubentuk hubungan yang senng diwamai dengan kecemburuan, tidak adakehangatan emosional, kurangnya kualitas hubungan yang erat, pelecehanseksual. ketidaksetiaan, penyiksaan secara verbal, ancaman, dusta,pengingkaran janji serta adanya pennainan kekuasaan (dominasi) terhadappasangan/ keluarga.
Riggs menemukan bahwa pasangan yang mengalami tindak kekerasandalam hubungan dilaporkan mengalami lebih banyak masalah dalam berelasiseperti kecemburuan, konflik, serta rusaknya hubungan yang terjalin Abusiverelationship atau family violence mengarah pada penyiksaan secara fisik, seksmenyimpang dan agresi verbal (dalam Chan dan Lloyd, 1996).
Rutherford (2001) mengatakan pendapatnya mengenai relationshipsviolence atau tindak kekerasan dalam keluarga, yaitu:
ttttlit batterv rape false imprisonment, trespaas and homicide.TmoJonal"InZrba^buses are ro%ne features of domestic violence, andother controlling patterns of behavior are often present.
Artinya tindak kekerasan dalam sebuah hubungan adalah suatu peristiwa diantara orang yang sudah menikah, hidup bersama, sebagai sebuah keluargaatau pernah mengalaminya, terpisah atau bercerai, atau sudah memiliki anak disaat yang bersamaan. Beberapa pelanggaran yang umum terjadi dari tindakkekerasan dalam keluarga yartu penyerangan, pemuku.an, perkosaan/ perbuatancabul, pengurungan, penyiksaan bahkan pembunuhan.
21
Dampak psikologis yang ditimbulkan dari abusive atau family violence tidak
hanya dialami bagi pasangan tapi juga bagi anak-anak yang ada di dalam
keluarga itu. Apalagi bila si anak selalu disuguhi oleh "tontonan" yang seram dan
menegangkan di kala melihat orangtuanya bertengkar. Straus dan Smith (dalam
Chan dan Lloyd, 1996) mengatakan bahwa when physical abuse between
husband and wife is present, the risk ofphysical abuse ofthe childs is increased
by as much as 150%, maksudnya pada saat terjadi penyiksaan fisik antara
suami dan istri, resiko terjadi penyiksaan fisik pada anak mengalami peningkatan
sebanyak150%.
Hal yang memprihatinkan, baik korban maupun pelaku terkadang tidak
menyadari apa yang telah diperbuat dan didapatkan. Perbuatan pelaku
terkadang dianggap oleh korban sudah menjadi watak/ tabiat si pelaku apalagi
bila korban melihat latar belakang dari pelaku, misal latar belakang keluarga atau
daerah asal pelaku (dalam Rini, 2001).
Penelitian dari para Psikoanalisis, berpandangan bahwa para pelaku
(abuser) sebenarnya pernah menjadi korban di masa lalu, di mana pelaku juga
mengalami periakuan sama atau lebih parah yang pernah pelaku dapat dari
kedua orang tuanya atau siapapun yang berperan dalam hidupnya pada saat itu.
Demikian juga pihak korban, pada umumnya korban juga mengalami peristiwa
traumatis sehingga melahirkan sikap ketergantungan yang kronis. (dalam Rini,
2001).
Penelitian ini didukung oleh Strauss (dalam Sears, dkk tahun 1991) yang
mengatakan bahwa pria dan wanita yang pernah mendapat hukuman fisik pada
masa kanak-kanaknya cenderung melakukan hal yang sama terhadap keluarga
22
yang akan dibentuk oleh pelaku/ korban pada masa dewasa. Orang tua yang
melakukan tindakan kekerasan akan mewariskan kecenderungan bagi anak
untuk melakukan kekerasan pada generasi berikutnya dan sebaliknya, orang tua
yang tidak pernah melakukan tindak kekerasan juga akan mewariskan
kecenderungan sikap bagaimana anak diperiakukan oleh orang tuanya.
Dalam Hawaii (1997), disebutkan ciri-ciri dari disfungsi keluarga yang
digambarkan oleh para ahli sebagai kondisi keluarga sebagai berikut:
a).Kematian salah satu atau kedua orang tua; b). Kedua orang tua bercerai atau
berpisah; c). Hubungan kedua orang tua tidak baik (poor marriage); d).
Hubungan orang tua dan anak tidak baik (poor parent-child relationships); e).
Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan (high tension and
low warmth); f). Orangtua sibuk dan jarang di rumah (parent's absences);g).
Salah satu atau kedua orang tua memiliki kelainan kejiwaan atau kepribadian
(personality orpsychological disorders).
Penelitian yang dilakukan oleh Garig dan Glick (1965), Mc Cord (1965), Tait
dan Hodges (1962), yaitu meneliti tentang hubungan antara kondisi perkawinan
dengan prilaku antisosial anak (remaja pria) yang tinggal bersama kedua orang
tua kandung. Dari penelitian, nampak perbandingan antara perkawinan yang
sehat dan bahagia (good mamage), perkawinan yang wajar (fair mamage) dan
perkawinan yang buruk (poor marriage) sebagai berikut:
a. Perkawinan sehat (good mamage) memberi pengaruh sebesar 0 %
terhadap prilaku antisosial pada remaja;
b. Perkawinan wajar (fair marriage) memberi pengaruh sebesar lebih dari 20
%terhadap prilaku antisosial pada remaja;
23
c. Perkawinan yang buruk (poor marriage) memberi pengaruh sebesar 40 %
terhadap prilaku antisosial pada remaja;
Artinya, meskipun suatu keluarga utuh (kedua orang tua masih hidup dan tinggalsatu atap), namun suasana rumah tangga yang tidak sehat dan tidak bahagia
akan menyebabkan persentase anak menjadi nakal semakin tinggi (dalam
Hawari, 1997). Data tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut (dalam Hawari, 1997):
Kondisi Perkawinan
Grafik 1- Hubungan antara Kondisi Perkawinan dengan Perilaku AntisosialAnak (Remaja Pria) yang Tinggal Bersama Kedua Orang Tua Kandung
(M. Rutter: Parent-Child Separation, 1980)
Tradisi dan pola hidup satu keluarga memegang peranan penting dalam
mempengaruhi dan memodifikasi tingkah laku para anggota keluarga.
Temperamen orang tua yang agresif , kriminil, dan disertai tindakan sewenang-
wenang tidak hanya mentranformasikan defek temperamen saja, tapi membuat
reaksi emosional impulsif pada anak-anaknya memupuk sehingga semakin
24
funest (merugikan, buruk) bagi jiwa anak. Dan sebagai mileu terkecil dalam
sebuah masyarakat, keluarga terutama orang tua memberi kontribusi bagi
bagaimana interaksi sosial anak di luar lingkungan keluarganya (dalam Kartono,
1992).
Beracuan pada pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan mengenai definisi dari tindak kekerasan dalam sebuah
keluarga (family violence) adalah suatu bentuk hubungan yang tidak lazim dalam
sebuah keluarga yang muncul secara intens di mana di dalam hubungan tersebut
terjadi tindak kekerasan baik secara fisik, penyimpangan seksual maupun agresi
verbal yang dapat berakibat pada kesakitan fisik, psikologis, emosional maupun
mental bagi si korban baik bagi suami/ istri dan jugaterutama anak/ remaja.
2. Ciri-ciri Kekerasan dalam Keluarga (Family Violence)
Ciri-ciri dari family violence menurut Chan (dalam Chan dan Lloyd, 1996),
antara lain:
a. Kekerasan fisik (physical violence): Physical violence didefinisikan oleh
Strauss and Gelles (1990), as an act carried out with the intention, or the
perceived intention of causing physical pain or injury to another person, yaitu
suatu aksi/ tindakan yang diiringi dengan maksud tertentu yang menyebabkan
perasaan sakit pada fisik korban.
b. Penyimpangan seks (sexual abuse): Gelles dan Conte (1990) mendefinisikan
child abusesebagai forced, tricked, orcoerced sexualbehavior between a young
person and older person, yaitu adanya pemaksaan, penipuan, pemaksaan untuk
melakukan hubungan seksual.
25
c. Agresi verbal (Verbal aggression): Infante (1989) mendefinisikan sebagai
attempts to inflict psychological pain, thereby resulting in the (other's) feeling less
favourable about self, misalnya suffering self-concept damaged, yaitu suatu
usaha untuk melukai secara psikologis dengan cara menimbulkan perasaan tidak
nyaman.
Ada beberapa hal tanda peringatan yang penting yang termasuk tindak
kekerasan dalam sebuah keluarga, yaitu (dalam Asher, 2001): 1).Menyakiti fisik
hampir di setiap waktu seperti menampar, mendorong, menendang bahkan
menghantam tubuh korban; 2). Mencoba untuk selalu mengatur hidup si korban
di segala aspek; 3) Sering menyiksa dan menghina kemudian mengatakan
bahwa si pelaku sangat mencintai korban; 4). Memaksa dan mengancam apabila
si korban berani pergi meninggalkannya; 5) Memutarbalikkan fakta agar
kelakuannya dibenarkan karena disebabkan kesalahan orang lain; 6) Menuntut
untut selalu mengetahui kegiatan si korban bahkan selalu ingin mengetahu di
mana si korban berada.
Ciri-ciri tindak kekerasan dalam keluarga dapat dibedakan oleh Margolin,
dkk (dalam Chan dan Lloyd, 1996) menjadi dua dari konflik tingkah laku dalam
perkawinan antara lain: 1) Phsycal aggression/ agresi fisik ; dan 2) Emotional
aggression / agresi emosional. Dalam penelitian ini, yang dijadikan acuan adalah
pendapat Margolin, dkk (dalam Chan dan Lloyd, 1996).
26
3. Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Faktor-faktor penyebab munculnya hal ini menurut Kusmayati (dalam
Kodim, 2003), yaitu: 1). Karakteristik orang tua dengan riwayat masa lalu yang
kelam; 2). Keadaan anak yang cacat dan tidak diinginkan; 3). Beban kehidupan
yang semakin berat.
Mushofa (2001) mengatakan mustahil akan terwujud rumah sebagai
sebuah surga (baiti jannati) bila hubungan antara ayah dan ibu tidak harmonis.
Surat At-Tahrim ayat 6, Allah memerintahkan segenap orang yang beriman agar
memelihara diri dan keluarganya dengan penuh tanggung jawab agar terhindar
dari bahaya dunia-akhirat, maka orang tua dituntut sebagai pendidik utama dan
pertama bagi putra-putrinya sehingga harus berperan sebagai pendidik dalam
memberikan pelajaran dan pengajaran kepada anak maupun remaja serta
memberi bimbingan dan mengasuh si anak (Tut Wuri Handayani) agar mampu
bertahan sebagai makhlukyang fitrah.
C. KORELASI ANTARA TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA
DENGAN KENAKALAN REMAJA
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal seseorang disebut sebagai remaja ternyata
tidak valid lagi sebagai patokan untuk pengkategorian remaja sebab usia
pubertas yang dahulu terjadi akhir usia belasan (15-18 tahun) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun, dan masih belum bisa dikatakan
27
sebagai remaja yang siap memasuki dunia dewasa, di mana dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung sebab terkadang
diperiakukan sebagai kanak-kanak namun lain waktu mereka dituntut untuk
bersikap mandiri dan dewasa (dalam Setiono, 2002).
Memang banyak para ahli yang mengemukakan pendapat atau memberi
definisi tentang siapa itu remaja. Basri (1996) mengemukakan bahwa para ahli
psikologi dan pendidikan belum sepakat mengenai rentangan usia remaja. Ada
yang berpendapat bahwa usia remaja berkisar antara 13-19 tahun, namun ada
pula yang berpendapat antara 13 -21 tahun. Definisi remaja itu sendiri adalah
mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan
ketergantungan kemudian menuju masa pembentukan tanggungjawab. Pada
masa ini jiwa remaja mengalami sturm und drang (penuh dengan gejolak). Pada
masa peralihan ini yaitu dari masa anak-anak menuju tahap selanjutnya, anak
mulai gencar melakukan pencarian identitas diri apalagi lingkungan sosial pada
masa remaja ini ditandai dengan perubahan sosial yang cepat yang terkadang
mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan anomie).
Apalagi pada masa tumbuh kembang anak terjadi proses im'rtasi dan
idenfrfikasi dari anak terhadap kedua orang tuanya. Bila dibiarkan serta adanya
sikap acuh tak acuh dari lingkungan terdekatnya, terutama dalam hal ini keluarga
dan lingkungan sekitar yang sering menyumbangkan nilai-nilai yang bersifat
negatif dalam benak si anak/ remaja maka remaja pun cenderung memberi
respon yang negatif pula (dalam Hawari, 1997).
Hawari (1997), mengatakan bahwasanya remaja dalam kehidupannya
sehari-hari, hidup dalam 3 kutub, yaitu: 1). Keluarga; 2).Sekolah; 3). Masyarakat;
28
keC yang ketiga kutub tersebut akan memberi kontribusi baik yang berdampak positifny£ dan negatif pada diri remaja sehingga terkadang bisa terjadi perilaku
menyimpang seperti kenakalan/ antisosial pada diri remaja yang ditandai dengan
gejala-gejala sebagai berikut: 1). Sering membolos; 2). Teriibat kenakalan remaja
(ditangkap/ diadili pengadilan akibat tingkah lakunya); 3) Dikeluarkan atau
diskors dari sekolah karena berkelakuan buruk; 4) Sering lari dari rumah
(minggat) dan bermalam di luar rumahnya; 5). Selalu berbohong; 6) Melakukan
d,Sl hubungan seks secara berulang meski hubungannya belum akrab; 7). Sering
Sep mabuk atau menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lainnya; 8) Seringkali
dlb' mencuri; 9). Seringkali merusak barang milik orang lain; 10). Prestasi di sekolah
yan jauh di bawah taraf kemampuan kecerdasan (IQ) sehingga tidak naik kelas; 11).
Seringkali melawan otoritas yang lebih tinggi seperti melawan guru atau orang
tua termasukmelawan aturan, tidak disiplin; 12). Sering memulai perkelahian.
Memahami arti penting sebuah keluarga dalam kehidupan adalah suatu
keharusan, mengingat munculnya berbagai macam problema dalam kehidupan
the ' banyak berawal dari sebuah keluarga, karena di dalam keluargalah seorang anak
kata pertama kalinya belajar bersosialisasi. Akan tetapi bagaimana bila dalam sebuahpenv keluarga mengalami gangguan-gangguan, sebut saja keluarga tersebut tidak
harmonis/ disharmonis, apakah akan memberi dampak yang buruk bagi
penghuninya, baik pasangan suami-istri, maupun anak.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan, mengatakan bahwa
hany ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga, apalagi terjadi tindak kekerasan
adan seperti kekerasan secara fisik, verbal bahkan terjadi penyimpang seksual didalamnya bahkan si pelaku ternyata adalah ayah atau ibu atau mungkin saja
ker
me
run
tua
hub
kea
mer
199€
diber
tenar
29
keduanya, yang seharusnya menjadi pelindung dan pemberi kehangatan tapinyatanya tidak, sehingga akan memberi dampak yang buruk bagi tumbuhkembang anak. Bagaimana tidak, anak adalah saksi yang selalu melihat,
mendengar dan merasakan gejolak emosi-emosi yang beredar di dalam
rumahnya bahkan kadang tidak luput dari siksaan sebagai pelampiasan orang
tuanya.
Anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak baik/
disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadin
seperti berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar
dibanding dengan anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang sehat/ harmonis (dalam Hawari,1997)
Riggs menemukan bahwa pasangan yang mengalami ketidakharmonisan
hubungan dilaporkan mengalami lebih banyak masalah dalam berelasi seperti
kecemburuan, konflik serta rusaknya suatu hubungan. Straus dan Smith (1990)
mengatakan bahwa when physical abuse between husband and wife is present,
the risk of physical abuse of the childs is increased by as much as 150%, dengan
kata lain pada saat terjadi penyiksaan fisik antara suami dan istri, resiko terjadi
penyiksaan fisik pada anak meningkat sebanyak 150% (dalam Chan dan Lloyd,
1996).
Menurut Trow, sikap orang tua kepada anak dan sejumlah perhatian yang
diberikan kepadanya akan mempengaruhi tingkah laku anak tersebut, bukan
hanya di rumah tetapi juga di luar rumah (dalam Raudhah, 2002). Dengan
adanya hubungan yang serasi/ harmonis antara ibu dan ayah memberikan rasa
tenang dan keteladanan bagi anak apalagi jika si anak sedang dihadapkan pada
30
suatu masalah baik besar maupun kecil, ia membutuhkan tempat untuk
bemaung, yaitu orang tua mereka. Akan tetapi, bila si anak memiliki keluarga
ad dengan kondisi yang tidak harmonis, anak akan mengalami kebimbangan dan
kebingungan, pada siapa seorang anak harus mendapat periindungan.
Dalam Hawari (1997) ditegaskan bahwa bobot pengaruh orang tua
ke terhadap perkembangan anak cenderung berbeda-beda. Pada usia balita, peran
ke ibu cenderung lebih penting (dominan) dibanding peran ayah. Peran antara ayah
dan ibu dirasa mulai seimbang, terjadi pada usia anak berkisar antara 6-13
tahun, dan pada usia 14 hingga 18 tahun, peran ayah cenderung lebih dominan
bagi anak. Apabila anak mengalami deprivasi maternal atau deprivasi paternal
atau bahkan kedua-duanya (deprivasi parental), maka kecenderungan untuk
mencari ketenangan di luar rumah pun pada akhirnya muncul menjadi parah bila
lingkungan luar memberi dukungan yang negatif sehingga kecenderungan untuk
menjadi anak yang nakal pun bisa saja muncul, hal ini karena di usia ini seiain
keluarga, lingkungan teman sebaya (peer group) juga ikut berpengaruh dalam
kehidupan remaja.
vk
tin
31
D. HIPOTESIS
Dari pemaparan teori yang sudah disajikan dapat ditarik hipotesis bahwaada hubungan yang positif antara abusive relationships orang tua (familyviolence) dengan kenakalan remaja {juvenile delinquency) yang apabila semakintinggi tindak kekerasan dalam keluarga terjadi maka semakin tinggi pula tindakkenakalan remaja dan sebaliknya semakin rendah tindak kekerasan dalamkeluarga maka semakin rendah pula tindak kenakalan remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
Variabel Tergantung : Kenakalan Remaja
Variabel Bebas : Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Variabel Kontroi : Siswa laki-laki kelas II (Dua) Otomotif yang kisaran
usia antara 16-18 tahun serta termasuk dalam kriteria
penelitian setidaknya pernah melakukan tindak kenakalan
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Kenakalan Remaja
Definisi dari kenakalan remaja (juvenile delinquency) dapatlah diartikan
sebagai suatu tindakan yang melanggar norma-norma masyarakat atau norma
hukum pidana di mana pelakunya adalah seseorang yang masih di bawah
umur yaitu berkisar antara 13-21 tahun, yang pelaku ketahui bahwa apabila
perbuatannya diketahui oleh petugas hukum maka pelaku bisa dikenai sanksi/
hukuman, akibat yang ditimbulkan adalah dapat mengganggu ketentraman diri
sendiri maupun orang lain.
32
33
Skala yang digunakan adalah modifikasi dari skala kenakalan remaja yang
pernah diuji oleh Mardiah pada tahun 1999 di beberapa Sekolah Menengah
Umum di Jakarta (dalam Puspitawati, 2003). Skala tersebut terdiri atas 30
pemyataan mengenai tingkatan kenakalan remaja. Mardiah membagi kenakalan
tersebut menjadi dua tingkatan, yaitu : 1). Tingkatan kenakalan yang umum
dilakukan oleh remaja dan 2). Tingkatan kenakalan remaja yang mengarah padatindak kriminalitas.
Berdasarkan uji keterkaitan internal antar variabel diketahui bahwa
reliabilitas Alpha adalah 0,89 untuk tingkat kenakalan remaja umum dan 0,72
untuk tingkat kenakalan remaja kriminal.
2. Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Definisi dari tindak kekerasan dalam sebuah keluarga (family violence)
adalah suatu bentuk hubungan yang tidak lazim dalam sebuah keluarga yang
muncul secara intens di mana di dalam hubungan tersebut terjadi tindak
kekerasan baik secara fisik, penyimpangan seksual maupun agresi verbal yang
dapat berakibat pada kesakitan fisik, psikologis, emosional maupun mental bagi
si korban baik bagi suami/ istri dan juga terutama anak/ remaja.
Tindak kekerasan dalam keluarga dapat diketahui setelah subjek mengisi
modifikasi dari Domestic Conflict Inventory (DCI) yang dibuat oleh Margolin, dkk
(dalam Chan dan Lloyd, 1996) Skala terdiri atas 25 aitem inventori dari konflik
tingkah laku dalam perkawinan antara lain (Margolin, dkk.): 1) Phsycal
aggression /agresi fisik ; dan 2) Emotional aggression/ agresi emosional.
34
Berdasarkan uji yang dilakukan, diperoleh bahwa ada korelasi antara agresi
fisik dan agresi emosional sebesar 0,57 (dalam Chan, dkk tahun 1996).
C SUBJEK PENELITIAN
Penarikan sampel penelitian dilakukan secara purposif dengan alasan
subjek penelitian yang dipilih adalah subjek yang tidak hanya sebagai pelaku,
akan tetapi memahami seluk-beluk permasalahan penelitian yang menjadi fokus
kerja peneliti.
Subjek penelitian adalah siswa kelas II Otomotif karena kelas ini dianggap
bisa mewakili fokus kerja penelitian sebagaimana informasi yang diperoleh dari
pihak sekolah ini sendiri sesuai dengan kriteria penelitian seiain itu siswa kelas II
(dua) Otomotif ini terdiri atas 100 orang siswa lebih banyak dibanding kelas
lainnya.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala, yaitu :
35
1. Skala Kenakalan Remaja
Skala yang digunakan adalah modifikasi dari Skala Kenakalan Remaja
yang pernah diuji di beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Jakarta yang
dilakukan oleh Mardiah, 1999. Namun aitem yang disajikan pada uji coba (tryout) adalah sebanyak 50 aitem.
Tabel 1: Blue Print Skala Kenakalan Remaja padaPelaksanaan Uji Coba (Try Out) di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Komponen
1.Kenakalan yang
umum dilakukan oleh
remaja
2.Kenakalan remaja
yang mengarah pada
tindak kriminal
Nomor Aitem
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,16,
17,19,20,21,22,23,
24,25,28,31,32,36,
40,41,50
18,26,27,29,30,33,34,
35,37,38,39,42,43,44,
45,46,47,48,49
Total
Jumlah
32 aitem
18 aitem
50 aitem
Jumlah aitem yang diambil pada saat penelitian dilakukan adalah hanya
sebanyak 30 aitem sebab dianggap sudah mampu mewakili fokus kerja dalam
penelitian ini, dengan syarat dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini dapat diketahui
36
setelah dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas aitem. Validitas suatu
instrument menunjukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauhmana
kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan. Reliabilitas
instrument sebagai alat ukur diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur
sesuatu (dalam Mardalis, 1989).
2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Abusive Relationships orang tua dapat diketahui setelah subjek mengisi
Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga yang merupakan skala modifikasi dari
Domestic Conflict Inventory (DCI) yang dibuat oleh Margolin, dkk (dalam Chan
dan Lloyd, 1996). Aitem inventori ini dibagi menjadi dua dari konflik tingkah laku
dalam perkawinan antara lain: 1) Phsycal aggression/ agresi fisik ; dan 2)
Emotional aggression / agresi emosional.
37
Tabel 3: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga padaPelaksanaan Uji Coba (Try Out) di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Komponen Nomor Aitem Jumlah
1. Agresi 1,3,16,17,18,19,22,24,25,28,29,30, 18 aitem
Fisik 31,34,38,40,43,45
2. Agresi 2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,20, 32 aitem
Emosionai 21,23,26,27,32,33,35,36,37,39,41,
42,44,46,47,48,49,50
| Totali
50 aitem
Jumlah aitem yang diambil pada saat penelitian dilakukan adalah hanya
sebanyak 30 aitem sebab dianggap sudah mampu mewakili fokus kerja dalam
penelitian ini, dengan syarat dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini dapat diketahui
setelah dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas aitem. Validitas suatu
instrument menunjukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauhmana
kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan. Reliabilitas
instrument sebagai alat ukur diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur
sesuatu (dalam Mardalis, 1989).
38
E. METODE ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu
dengan menggunakan analisis Korelasi Product Moment dari Pearson untuk
mengetahui hubungan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan
Kenakalan Remaja yang teriebih dahulu dilakukan Uji Normalitas dan Uji
Linearitas. Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan analisis komputer
dengan program SPSS 10,01 for Windows.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
1. Orientasi Kancah Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara mencari informasi
mengenai sekolah-sekolah yang memiliki siswa sesuai dengan kriteria yang
sudah dicantumkan pada BAB III, yaitu penelitian dilakukan pada siswa laki-laki
berusia 16-18 tahun (kelas II atau setingkat dengan Sekolah Menengah Umum)
yang termasuk dalam kriteria delinkuen. Informasi ini diperoleh dari masyarakat
sekitar yang berpendapat bahwa siswa sekolah ini cendemng melakukan
tindakan delinkuen.
Sekolah yang dipilih adalah SMK/ STM PIRl-Sleman, mengingat sekolah ini
seiain terdiri atas siswa laki-laki juga dari informasi yang diperoleh menunjukkan
bahwa sekolah ini cendemng memiliki beberapa siswa yang melakukan tindak
delinkuen, maka penelitian dilakukan di sekolah ini. Penarikan sampel penelitian
ini dilakukan secara purposif dengan alasan sampel yang dipilih adalah subjek
yang tidak hanya sebagai pelaku, akan tetapi memahami seluk-beluk
permasalahan penelitian yang menjadi fokus kerja peneliti. Untuk mengetahui
apakah subjek penelitian termasuk dalam kriteria penelitian, pertama-tama
peneliti meminta informasi dari wakil ketua Kurikulum dari sekolah SMK/ STM
PIRl-Sleman, yaitu kepada Bapak Drs. Sumamo, P.P. Dari informasi yang
didapat dari beliau, peneliti melakukan uji coba (try out) pada 50 orang siswa
kelas II (dua) Otomotif. Dipillih siswa kelas II (Dua) Otomotif karena dari
40
informasi yang diperoleh, para siswa ini termasuk dalam karakteristik penelitian
dan memiliki jumlah siswa lebih banyak dibanding kelas lainnya.
2. Perizinan Penelitian
Izin penelitian untuk melakukan uji coba alat ukur dan pelaksanaan
pengambilan data diajukan kepada Kepala Sekolah SMK/ STM PIRI - Sleman,
Jogjakarta, dengan membawa Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas
Psikologi Universitas Islam Indonesia dengan Nomor : 253/Dek/70/FPA//2003,
kemudian, atas permintaan pihak sekolah, peneliti mengajukan Surat
Permohonan Penelitian ke BAPPEDA - Sleman Jogjakarta dengan Nomor :
07.0/VI/812/2003.
Surat Permohonan Penelitian dari BAPPEDA ini kemudian diteruskan ke:
1. Kantor Dinas Keamanan dan Ketertiban - Sleman
2. Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan - Sleman
3. SMK/STM PIRI - Sleman
3. Persiapan Alat Ukur
Uji coba (try-out) penelitian dilakukan pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2003
di SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta. Subjek yang dikenai try out adalah
sebanyak 50 orang siswa. Dilaksanakan setelah para siswa menyelesaikan Ujian
Akhir yang dilaksanakan oleh pihak sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta.
1. Skala Kenakalan Remaja
Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa dari uji validitas diketahui 50 aitem
dari skala kenakalan remaja, 18 aitem dinyatakan gugur. Sementara dari uji
reliabilitas diperoleh nilai Alpha sebesar 0,8721 untuk skala kenakalan remaja,
41
artinya aitem tidak hanya dinyatakan valid tapi juga dinyatakan reliabel. Namun
demikian ada dua aitem yang digugurkan (tidak diikutsertakan dalam penelitian)
karena tidak menggambarkan konsep dari delinquent. Jadi skala kenakalan
remaja yang digunakan dalam penelitian di SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta adalah
berjumlah 30aitem. Data dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 : Blue Print Skala Tindak Kenakalan Remaja yang Digunakandalam Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Tindak Kenakalan
Remaja
1.Tindak Kenakalan
Umum Remaja
Jumlah
2.Tindak Kenakalan
Remaja yang Me
ngarah Tindak Kri-
minal
Jumlah
Total
Nomor Aitem Gugur Nomor Aitem Valid
1,3,5,7,10,15,20,25,
28,31,32,36,40,41
14 aitem
33,34,39,47
4 aitem
18 aitem
dan Reliabel
2,4,6,8,9,11,12,13,
14,16,17,19,21,22,
23,24
16 aitem
18,26,27,29,30,35,
37,38,42,43,44,45,
46,48,49,50
16 aitem
32 aitem
Ket.: Aitem yang digarisbawahi (_) tidak diikutsertakan dalam
penelitian
42
2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa dari uji validitas diketahui 50 aitem
dari skala tindak kekerasan dalam keluarga, 17 aitem dinyatakan gugur. Begitu
pula dengan skala tindak kekerasan dalam keluarga diperoleh nilai Alpha
sebesar 0,8725 yang artinya aitem yang dinyatakan valid ternyata juga reliabel.
Namun demikian ada tiga aitem yang digugurkan (tidak diikutsertakan dalam
penelitian) karena tidak menggambarkan konsep dari tindak kekerasan dalam
keluarga. Jadi skala tindak kekerasan dalam keluarga yang digunakan dalam
penelitian di SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta adalah berjumlah 30 aitem. Data
dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini.
Tabel 4: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga yangDigunakan dalam Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Tindak Keke
rasan dalam
Keluarga
Nomor Aitem Gugur Nomor Aitem untuk
Penelitian
1.Kekerasan
Fisik
4,5,7,11,13,15,21,27,33,
35,36,37,41,42,44,49
2,6,8,9,10,12,14,20,23,
26,32,39,46 ,47,48,50
Jumlah 16 aitem 16
2. Kekerasan
Emosional
34 1,3,16,17,18,19,22,24,25,
28,29,30,31,38,40,43,45
Jumlah 1 aitem 17 aitem
Total 17 aitem 33 aitem
Ket.: Aitem yang digarisbawahi (_) tidak diikijtsertakan dalam penelitian
43
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2003 di Sekolah
Menengah Kejuruan SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta. Subjek penelitian
adalah siswa Kelas Dua (II) Otomotif sebanyak 50 orang siswa. Skala dibagikan
berjumlah sebanyak 100 skala, yaitu 50 Skala Kenakalan Remaja dan 50 Skala
Tindak Kekerasan dalam Keluarga. Masing-masing siswa mendapat dua skala,
yaitu satu Skala Kenakalan Remaja (bersampul biru) dan satu Skala Tindak
Kekerasan dalam Keluarga (bersampul kuning). Penelitian berlangsung selama
60 menit setelah para siswa menyelesaikan Ujian Akhir yang dilaksanakan pihak
sekolah.
1. Skala Kenakalan Remaja
Tabel 5: Blue Print Skala Kenakalan Remaja pada Pelaksanaan Penelitian diSekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Tindak Kenakalan
Remaja
Nomor Aitem Jumlah
1. Kenakalan yang umum
dilakukan oleh remaja
2,4,6,8,9,11,12,13,14,
17,19,21,22,23,24
15 aitem
2. Kenakalan remaja
yang mengarah pada
tindak kriminal
26,27,29,30,35,37,
38,42,43,44,45,46,
48,49,50
15 aitem
Total 30 aitem
2. Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Tabel 6: Blue Print Skala Tindak Kekerasan dalam Keluarga padaPelaksanaan Penelitian di Sekolah SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Tindak Kekerasan
dalam Keluarga
Nomor Aitem Jumlah
1. Agresi Fisik 2,6,8,9,10,12,14,20,
23,26,32,39,46
13 aitem
2. Agresi Emosional 1,3,16,17,18,19,22,
24,25,28,29,30,31,
38,40,43,45
17 aitem
Total 30 aitem
44
45
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui adanya korelasi antara Tindak Kekerasan dalam
Keluarga (Family Violence) dengan Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency),
maka dilakukan uji hipotesis dengan syarat hasil uji asumsi menunjukkan data
yang terkumpul memenuhi syarat hasil uji hipotesis.
1. Uji Asumsi
Tabel 7 : Uji Normalitas
TOTALX TOTALY
N Valid 100 100
Missing 0 0
Mean 62.61 53.04
Std. Error of Mean 1.59 1.19
Median 62,00 53.00
Std. Deviation 15.91 11.87
Skewness .251 .341
Std. Error of Skewness .241 .241
Kurtosis -.483 .721
Std. Error of Kurtosis .478 .478
Range 68 66
Minimum 31 25
Maximum 99 91
Percentiles 10 43.00 40.00
25 49.00 45.25
50 62.00 53.00
75 73.75 60.75
90 82.90 65.00
o
0!
Y
46
Std. Dev = 15.91
Mean = 62.6
N = 100.00
SOX) 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0 95.0
Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Grafik 2 : Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) Siswa Kelas IIOtomotif SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)
Std. Dev =11.87
Mean = 53.0
N = 100.00
25.0 35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Tindak Kenakalan Remaja
Grafik 3 : Frekuensi Tindak Kenakalan Remaja Siswa Kelas II Otomotif SMKPIRl-Sleman, Jogjakarta
(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)
Analisis Output untuk Uji Asumsi:
a. Ukuran Skewness variabel X adalah 0,251 dan variable Y adalah 0,341
kemudian untuk penilaian, nilaidiubah ke angka Rasio Skewness dengan
NilaiSkewnessRumus Rasio Skewness =
S tan dardErrorSkewness
1. Rasio Skewness variable X = — = 1,0410,241
47
2. Rasio Skewness variable Y = — = 1,410,241
Karena nilai yang diperoleh berada di antara - 2 sampai dengan + 2, maka
data berdistribusi normal (dalam Santoso, 2001)
b. Grafik Batang (Histogram) berbentuk kurva normal (seperti lonceng), artinya
data tersebut dapat dikatakan normal (dalam Santoso, 2001)
Tabe 8 : Uji Korelasi Product Moment Pearson untuk Mengetahui NilaiRegresi dan Linearitas
TOTALX TOTALY
TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*'
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
TOTALY Pearson Correlation .481" 1.000
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Correlation is significant at the 0.01 level
48
Tabel 9: ANOVA
Model
Sum of
Sauares df Mean Square F SiQ.
1 Regression
Residual
Total
3232.728
10715.112
13947.840
1
98
99
3232.728
109.338
29.566 .000a
a Predictors: (Constant), TOTALX
Normal P-Plot ofRegression Standarized Residual Dependent Variabel Y
.75 •-
yf a
i t 1\
J3o
ct£
O .50
Q.X
LLI
.25 ••
0.00
0.00 .25 .50 75 1.00
Observed Cum Prob
Grafik 4 :Regresi Linear Variabel Dependent Tindak Kenakalan Remaja (Y)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Analisis Output untuk Uji Asumsi:
a. Besar hubungan antar variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)
dengan Kenakalan Remaja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi
adalah 0,481. Arah hubungan bernilai positif (+0,481), menunjukkan
bahwa semakin besar tindak kekerasan dalam keluarga maka akan
membuat tindak kenakalan remaja cenderung meningkat. Tingkat
sign'rfikansi koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000 < 0,05 maka
49
korelasi antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak
Kenakalan Remaja sangat signifikan dan linear (dalam Santoso, 2001).
b. Nilai F sebesar 29,566 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Tindak Kenakalan
Remaja (dalam Santoso, 2001)
2. Uji Hipotesis
Tabel 10: Chi-Square Test
\ Total X Total Y
Chi-Square
df
Asymp.Sig.
35,240
45
0,851
45,860
38
0,178
Analisis Output untuk Uji Hipotesis dengan Tes Chi-Square:
a. Nilai Chi-Square hitung untuk variabel X sebesar 35,240 < Chi-Square tabel
sebesar 61,652 dengan df = 45
b. Nilai Chi-Square hitung untuk variabel Y sebesar 45,860 < Chi-Square tabel
sebesar 53,3835 dengan df = 38
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada korelasi positif
antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Kenakalan Remaja, semakin
tinggi Tindak Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin tinggi pula Tindak
Kenakalan Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak Kekerasan dalam
Keluarga maka akan semakin rendah pula Tindak Kenakalan Remaja (dalam
Santoso,2001).
Tabel 11: Uji Korelasi Product Moment Pearson
TOTALX TOTALY
TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*'
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
TOTALY Pearson Correlation .481** 1.000
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Correlation is significant at the 0.01 level
50
Rumus Korelasi Product Moment Pearson (dalam Boediono dan Koster, 2001):
r =
n^XY-^XTY
)
Analisis Output Uji Hipotesis dengan Product Moment Correlation by Pearson:
a. Besar hubungan antar variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X) dengan
Kenakalan Remaja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah r = 0,481
(P<0,01).
b. Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000 < 0,05 maka
korelasi antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak Kenakalan
Remaja sangat signifikan. Artinya terdapat korelasi yang pos'ifrf yang sangat
signifikan antara Tindak Kekerasan dalam Keluarga dengan Tindak Kenakalan
Remaja, semakin tinggi Tindak Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin
tinggi pula Tindak Kenakalan Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak
Kekerasan dalam Keluarga maka akan semakin rendah pula Tindak Kenakalan
Remaja (dalam Santoso, 2001).
51
Tabel 12 : Nilai Koefisien Determinan
TOTALY * TOT/ .481
R Squared.232
Eta
.846
Eta Squared
.716
Analisis Outputdengan melihat Nilai Koefisien Determinan:
Hasil Koefisien Determinan sebesar r2= 0,232 atau sebesar 23,2 %,
artinya Tindak Kekerasan dalam Keluarga memberi kontribusi sebesar 23,2 %
terhadap Tindak Kenakalan Remaja. Sementara 76,8 % adalah faktor luar seiain
Tindak Kekerasan dalam Keluarga.
Tabel 13 : Frekuensi Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Variabel Tindak Kekerasan dalam Keluarga (X)
Min Max Range Interval Kelas Frekuensi
31 99 68
31-53 30
54-76 50
77-99 20
Total 100
Tabel 14 : Frekuensi Tindak Kenakalan Remaja (Y)Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Variabel Tindak Kenakalan Remaja (Y)
Min Max Range Interval Kelas Frekuensi
25 91 66
25-47 35
48-70 57
71-93 18
Total 100
52
Tabel 15 : Kategori Hipotetik untuk untuk Variabel Tindak Kekerasan dalamKeluarga dan Tindak Kenakalan Remaja
Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Kategori Hipotetik
Variabel Min Max Mean Standar Deviasi
Tindak Kekerasan dalam
Keluarga
20 100 60 13,333
Tindak Kenakalan Remaja 21 105 63 14
Ketentuan:
a. Kategori Tinggi
b. Kategori Sedang
c. Kategori Rendah
: bila Skor > Mean + 1 SD
: bila Mean - 1 SD < X > Mean + 1 SD
: bila Skor < Mean + 1 SD
Karena nilai skor X sebesar 100 > 60+13,333 = 73,333, maka variabel
Tindak Kekerasan dalam Keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Begitupula
53
dengan variabel Y yaitu nilai skor Y 105 > 63 + 14 = 77, maka variabel Tindak
Kenakalan Remaja termasuk dalam kategori tinggi.
Nilai minimal pada masing-masing variabel diperoleh dari nilai terendah
skor aitem dikali dengan banyaknya jumlah aitem yang digunakan pada
penelitian demikian pula dengan nilai maksimal diperoleh juga dari nilai skor
tertinggi dari skor aitem dikali dengan banyaknya jumlah aitem yang digunakan
pada penelitian.
Misal :
Skor terendah = 1; Skor Tertinggi = 5
- Jumlah banyaknya aitem = 20 aitem untuk variabel X
- Jumlah banyaknya aitem = 21 aitem untuk variabel Y
- Nilai Minimal variabel X = 1 x 20 = 20
- Nilai Maksimal varibel X = 5 x 20 = 100
- Nilai Minimal variabel Y = 1 x 21 = 21
- Nilai Maksimal variabel Y =5x21 =105
Tabel 16 : Kategori Empirik untuk Variabel Tindak Kekerasan dalamKeluargadan Tindak Kenakalan Remaja
Siswa SMK PIRl-Sleman, Jogjakarta
Kategori Empirik
Variabel Min Max Mean Standar Deviasi
Tindak Kekerasan dalam
Keluarga
31 99 62,61 15,91
Tindak Kenakalan Remajai
25 91 53,04 11,87
54
Ketentuan:
a. Kategori Tinggi : bila Skor > Mean + 1 SD
b. Kategori Sedang : bila Mean - 1 SD < X > Mean + 1 SD
c. Kategori Rendah : bila Skor < Mean + 1 SD
Karena nilai skor X sebesar 99 > 62,61 + 15,91 = 78,52, maka variabel
Tindak Kekerasan dalam Keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Begitupula
dengan variabel Y yaitu nilai skor Y 91 > 53,04 + 11,87 = 64,91, maka variabel
Tindak Kenakalan Remaja termasuk dalam kategori tinggi. Nilai minimal, nilai
maksimal, nilai Mean dan nilai Standard Deviasi dapat dilihat dari Tabel 7 di atas.
Dari hasil analisis data yang menggunakan bantuan program SPSS 10,0 for
Windows, dapat diketahui bahwa Ada Korelasi antara Tindak Kekerasan dalam
Keluarga dengan Kenakalan Remaja dapat juga dikatakan bahwa Tindak
Kekerasan dalam Keluarga dapat menjadi pemicu dalam diri seorang remaja
untuk berperilaku delinkuen. Hubungan positif yang ditunjukkan dalam hasil
penelitian ini berarti menunjukkan bahwa semakin meningkat Tindak Kekerasan
dalam sebuah Keluarga akan diikuti dengan semakin meningkat pula Kenakalan
Remaja dan sebaliknya, semakin rendah Tindak Kekerasan dalam sebuah
Keluarga akan diikuti dengan semakin rendah pula Kenakalan Remaja.
Adanya korelasi yang positif antara tindak kekerasan dalam sebuah
keluarga dengan kenakalan remaja ini didukung oleh aliran Psikoanalisis, para
Psikoanalisis ini berpendapat bahwa orang-orang yang tak mempunyai
hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil kemungkinan
besar tidak akan mengembangkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka
55
bisa menjadi orang yang sering melanggar norma masyarakat (dalam Sarwono,
1997). Dan sebagaimana pendapat para aliran Empirisme dengan tokohnya
yang terkenal John Lock (dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan teori Tabula Rasa
yang mengatakan bahwa pengalamanlah (pendidikan, pergaulan dan Iain-Iain)
yang akan menuliskan corak jiwa manusia selanjutnya. Tidak mengherankan jika
ada yang berpendapat bahwa segala sifat negatif yang ada pada diri anak
sebenarnya ada pada orang tua individu itu sendiri bukan semata-mata faktor
bawaan akan tetapi karena proses pendidikan, proses sosialisasi atau kalau
mengutip Sigmund Freud yaitu proses identifikasi (dalam Sarwono, 1997).
Bila dilihat dari nilai Kategori Hipotetik dan Kategori Empirik, hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat kenakalan yang dilakukan oleh subjek penelitian ini
berada pada tingkat yang tinggi demikian juga dengan tindak kekerasan dalam
keluarga yang dimiliki subjek penelitian ini berada pada tingkat yang tinggi pula.
Keadaan ini menunjukkan bahwa adanya agresi fisik dan emosional sebagai
aspek dalam tindak kekerasan dalam keluarga yang dialami seorang remaja
dapat meningkatkan tindak kenakalan remaja baik kenakalan yang bersifat
umum maupun tindakan yang mengarah pada tindak kriminalitas sebagai
manifestasi atas respon ketika seorang remaja menghadapi atau merasakan
suatu tindak kekerasan di dalam keluarga.
Ditunjukkan dalam grafiksebagai berikut:
|0Series1 35 57
Grafik 5 : Kenakalan RemajaSiswa SMK/STM PIRl-Sleman, Jogjakarta( Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)
60
40
20
0
(B Frekuensi
31-53
Tindak Kekerasan dalam
Keluarga
Grafik 6 :Tindak Kekerasan dalam Keluarga dariSiswa SMK/ STM PIRl-Sleman, Jogjakarta(Data diambil pada tanggal 18 Juni 2003)
56
57
Davidoff (dalam Mu'tadin, 2002) mengatakan bahwa menyaksikan
perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan
rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Di
dalam sebuah penelitian Stein (dalam Mu'tadin, 2002) dikemukakan bahwa
anak-anak yang memiliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderung
berlaku agresif, mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain
setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam
kehidupan sehari-hari, dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap.
Dikatakan bahwa temperamen orang tua yang agresif serta meledak-ledak,
kriminil, dan disertai tindakan yang sewenang-wenang tidak hanya
mentransformasikan defek temperamen saja, melainkan juga menimbulkan iklim
yang sangat abnormal dalam keluarga tersebut sehingga memupuk reaksi
emosional impulsif serta berpengaruh funest (buruk) pada jiwa anak dan remaja
yang masih labil sehingga anak/ remaja mudah terjangkiti pola eksplosif dan
bertindak kriminil (dalam Kartono, 2002). Artinya dalam kehidupan bila si anak
terbiasa dengan lingkungan rumah dan menyaksikan peristiwa perkelahian
antara orang tua (ayah dan ibu) di lingkungan rumahnya, maka perilaku agresi
semakin kuat dalam diri si anak.
Sumbangan yang diberikan oleh Tindak Kekerasan dalam Keluarga
terhadap Kenakalan pada Remaja yaitu sebesar 23,2 %. Hal ini berarti Tindak
Kekerasan dalam Keluarga memberikan sumbangan yang efektif sebesar 23,2 %
terhadap Kenakalan Remaja. Melihat sumbangan efektif sebesar 23,2 %
menunjukkan bahwa ada faktor lain sebesar 76,8 % yang berperan dalam
mempengaruhi tingkat kenakalan seorang remaja. Tumbuh kembang anak
58
dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak,
tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub lembaga pendidikan (dalam
Hawari, 1997), yaitu:1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat.
Faktor lain tersebut sesuai dengan pandangan Kartono, 1983 (dalam
Raudhah) yang mengatakan bahwa lingkungan yang sangat penting bagi anak
memasuki masa remaja adalah lingkungan teman sebaya (peer group) dan
lingkungan keluarga.
Menurut Graham (1983), ada beberapa faktor penyebab kelainan perilaku
anak dan remaja antara lain:
1. Faktor Lingkungan, seperti: Malnutrisi; Kemiskinan di kota-kota besar;
Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu-lintas, bencana alam, dan Iain-
lain); Migrasi; Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan Iain-
lain); Keluarga yang tercerai-berai (perceraian, perpisahan yang tertalu lama, dan
Iain-Iain); Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga: 1) Kematian orang tua; 2)
Orang tua sakit berat atau cacat; 3) Hubungan antar anggota keluarga tidak
harmonis; 4) Orang tua sakit jiwa; 5) Kesulitan dalam pengasuhan karena
pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan
Iain-Iain.
2. Faktor Pribadi, seperti: Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen
(menjadi pemarah, hiperaktif, dan Iain-Iain); Cacat tubuh; Ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri.
Dalam Puspitawati (2001), Willis mengatakan, kenakalan remaja
disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, namun faktor keluarga
merupakan lingkungan utama, dan menurut Mulyono faktor lingkungan sekitar
59
yang secara potensil dapat membentuk perilaku seorang anak. Seiain itu
dituliskan juga, masih dalam Puspitawati (2001) mengenai berbagai macam
faktor yang berpengaruh pada kenakalan remaja, antara lain: Faktor Keluarga
(seperti kedekatan hubungan orang tua-anak, gaya pengasuhan orang tua, pola
disiplin orang tua serta pola komunikasi dalam keluarga) dan Faktor lain di luar
keluarga (seperti hubungan dengan kelompok bermain atau apeer group",
ketersediaan berbagai sarana seperti gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat
hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat teriarang dan buku-buku
porno serta minuman beralkohol, Gunarsa-Gunarsa (dalam Puspitawati, 2001).
Dalam Ummatin (1998), dikatakan bahwa menurut pandangan netral oleh
Al-Barr, yang mendasarkan pandangan pada firman Allah yang berbunyi: "Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
apapun" (QS An-Nahl, 16:78). Menurut pandangan ini, anak akan memperoleh
pengetahuan tentang yang benardan salah salah serta kebaikan dan keburukan,
berasal dari lingkungan eksternal. Bila orang tua serta lingkungan sekitarnya
menanamkan ajaran kebaikan dan kebenaran maka anak berpotensi menjadi
baik bahkan sebaliknya. Ditegaskan lagi oleh Ash-Shabuni, seorang ulama
kontemporer yang mengatakan bahwa kebaikan menyatu pada diri manusia,
sementara kejahatan bersifat aksidental. Lingkungan-lingkungan sosiallah,
terutama orang tua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap fitrah anak.
Sebagaimana yang tertulis dalam Hawari (1997), tumbuh kembang anak
dikatakan sehat atau tidak sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak,
tergantung pada interaksi antara 3 (tiga) kutub lembaga pendidikan yaitu:
60
1). Keluarga; 2). Sekolah; 3). Masyarakat dalam memberikan bimbingan.
Menurut beliau kesalahan ini terjadi pada orang tua yang berada dalam masing-
masing kutub itu, sebab tidak ada kutub (faktor) yang berdiri sendiri, satu sama
lain dari ketiga kutub itu saling mempengaruhi, berkaitan dan memberi
sumbangan dalam pembentukan akhlakul karimah seseorang.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan, bahwa
ada hubungan yang positif yang sangat signifikan antara Tindak Kekerasan
dalam Keluarga dengan Kenakalan Remaja. Hal ini berarti semakin tinggi tindak
kekerasan terjadi dalam sebuah keluarga maka akan semakin tinggi pula tingkat
kenakalan remaja, demikian juga sebaliknya, semakin rendah tindak kekerasan
dalam sebuah keluarga maka akan semakin rendah pula tingkat kenakalan
remaja.
Sumbangan yang diberikan oleh Tindak Kekerasan dalam Keluarga
terhadap Kenakalan pada Remaja yaitu sebesar 23,2 %. Hal ini berarti Tindak
Kekerasan dalam Keluarga memberikan sumbangan yang efektif sebesar 23,2 %
terhadap Kenakalan Remaja. Melihat sumbangan efektif sebesar 23,2 %
menunjukkan bahwa ada faktor lain sebesar 76,8 % yang berperan dalam
mempengaruhi tingkat kenakalan seorang remaja. Sebagaimana yang tertulis
dalam Hawari (1997), bahwa tumbuh kembang anak dikatakan sehat atau tidak
sehat/ berperilaku menyimpang maupun tidak, tergantung pada interaksi antara 3
(tiga) kutub lembaga pendidikan (dalam Hawari, 1997), yaitu:1). Keluarga; 2).
Sekolah; 3). Masyarakat. Dan sebagaimana pendapat para aliran Empirisme
dengan tokohnya yang terkenal John Lock (dalam Sarwono, 1997) yaitu dengan
teori Tabula Rasa yang mengatakan bahwa pengalamanlah (pendidikan,
pergaulan dan Iain-Iain) yang akan menuliskan corak jiwa manusia selanjutnya.
61
62
Tindak Kekerasan dalam Keluarga dari hasil penelitian termasuk kategori
tinggi, demikian pula dengan Kenakalan Remaja yang ditunjukkan dari hasil
penelitian termasuk kategori tinggi. Dengan demikian, jika Tindak Kekerasan
dalam sebuah Keluarga terjadi maka akan dapat memberikan kontribusi yang
sangat berarti terhadap meningkatnya kenakalan pada diri remaja bahkan bisa
jadi tindakan tersebut mengarah pada tindak kriminalitas.
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan oleh peneliti
mengenai beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi kedua orang tua
Hendaknya orang tua tidak melakukan suatu tindak kekerasan dalam
keluarganya meskipun sedang dihadapkan pada suatu permasalahan yang
besar. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak yang buruk tidak hanya bagi
kedua pasangan orang tua tapi juga anak/ remaja yang teriibat di dalamnya.
Disarankan kepada orang tua untuk mampu menciptakan suasana rumah tangga
yang nyaman bagi perkembangan anak/ remaja juga bagi perkembangan jiwa
setiap anggota keluarga yang lain, yaitu bisa dengan cara: a). Adanya kehidupan
yang agamis dalam keluarga; b). menyisakan waktu bersama untuk keluarga; c).
terjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga; d). Adanya saling
menghargai; e). Mampu menjaga keutuhan keluarga; f). Mampu menyelesaikan
masalah secara positif dan konstruktif.
63
2. Bagi pihak sekolah
Pihak sekolahpun diharapkan mampu menghimbau para wali murid yang
anaknya ditemui berperilaku delinkuen sehingga tercipta komunikasi tiga arah
yaitu antara sekolah, orang tua dan siswa/ remaja delinkuen dengan harapan
siswa tidak mengulangi perilakunya demikian juga dengan orang tua diharapkan
untuk tidak melakukan suatu tindak kekerasan di dalam keluarganya.
4. Bagi remaja
Saran bagi remaja itu sendiri adalah agar mampu bersikap lebih dewasa
menghadapi situasi yang demikian. Berusahalah mengambil hikmah dari
keadaan yang ada, karena apabila kita terhanyut dengan keadaan tersebut
dikhawatirkan peristiwa yang demikian akan terulang lagi.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan:
a. Faktor luar yang ikut berperan mengapa dalam sebuah keluarga dapat
terjadi tindak kekerasan (family violence atau abusive relationships)
selain yang diungkap di dalam penelitian ini.
b. Faktor luar yang ikut berperan mengapa seorang remaja melakukan
tindakan-tindakan delinkuen sehingga ia dicap menjadi anak yang nakal
bahkan berani melakukan tindakan kriminal.
c. Subjek penelitian diharapkan lebih luas dan bervariasi sehingga dapat
digeneralisasikan dan data yang diperoleh akan lebih memperkaya
wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Asher, J. 2001. Abusive Relationships, http://www.childhood.com02/03
Basri, H. 1996. Remaja Berkualrtas: Problematika Remaja dan SolusinyaPenerbit: Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Boediono dan Koster , W. 2001. Teori dan Aplikasi : Statistik danProbabilitas. Penerbit: PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Chan, D.D. dan Llyod.S.A. 1996. Family Violence From A CommunicationPerspective. SAGE Publication, Inc. United State of America.
Debbi. 2003. Tragedi Berdarah di Sei Bingsei: "Kematiannya Justru MembuatkuLega". Tabloid Nova. 801, XV, 8-9
Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial. Penerbit: PT Refika Aditama. Bandung.Harriman, P.L. 1995. Panduan untuk Memahami Istilah Psikologi Penerbit:
Restu Agung. Jakarta.
Hawari, D. 1997. AL- QURAN: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan JiwaPenerbit: PT Dana Bhakti Prima Yasa. Jogjakarta.
John, E. M. dan Hassan, S. 1993. Kamus Inggris - Indonesia. Penerbit PTGramedia. Jakarta.
Kansil, C. S. T. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum IndonesiaPenerbit: Balai Pustaka. Jakarta.
Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenai Gadis Remaja dan WanitaDewasa. Penerbit CV Mandar Maju. Bandung.
Kodim, N. 2003. Kekejian pada Anak ( Child Abuse). httpjfwww.tempointer-aktif.com (04/03).
Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Penerbit. PTBumi Aksara. Jakarta.
Mushoffa, A. 2001. Untaian Mutiara Buat Keluarga. Penerbit: Mitra PustakaJakarta.
Mustaqim, A. 2000. Perbedaan Kecenderungan Kenakalan Remaja Ditinjau dariPola Asuh Orang Tua. Skripsi (Tidak Diterbitkan).Fakultas Psikologi Univer-sitas Islam Indonesia. Jogjakarta.
Mu'tadin. Z. 2002. Faktor Penyebab Perilaku Agresi. http://www. e- psikologicom (02/03)
64
65
Phillip, L. H. 1995. Panduan untuk Memahami Istilah Psikologi Penerbit Res-tu Agung. Jakarta.
Puspitawati, H. 2001. Makalah Falsafah Sains :Perilaku Kenakalan Remaja Pengaruh Lingkungan Keluarga dan / atau Lingkungan Teman http •// wwwhayati-ipb.com. (04/03)
Raudhah, H. 2002. Persepsi terhadap Rumah dan Kepercayaan Diri terhadapRemaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan ). Fakultas Psikologi Universitas IslamIndonesia. Jogjakarta.
Rifai, M.S S1987^ Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi KehidupanSosial. Penerbit: PT BinaAksara. Jakarta.
Rini, J.F. 2001. Abusive Relationship. http://www. e-psikologi.com_(02/03)Rutherford, K. 2001. Abusive Relationship, http://www.usf.edu (02/03)Sarwono, S. W. 1997. Psikologi Remaja. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada.
J9K3ft3.
Santoso, S. 2001.SPSS Versi 10. Penerbit: PT Elex Media Komputindo. Jakarta.Sears^ D.O., Jonathan, L. F. dan Anne, P. 1991. Psikologi Sosial. Penerbit •
trlangga. Jakarta.
Septiningsih, D. 2003. Narkoba Sering Dipandang Keliru. Tabloid Kriminal.191,20.
Setiono. L.H. Beberapa Permasalahan Remaja./?ftp;//www.e-ps//ro/og/.com(02/03)
Ummatin, A.K. 1998. Fitrah Manusia :Konsep Utama Psikologi Islam! JurnalPsikologika, 5, (111), 53-59.
Data AngketTry Out Family Violence (X)
subjek x1 x2 x3 x4 x5 x6
1 1 c
1 2 3 4
2 2 A 1 3 3 4
3 3 A 1 1 1 4
4 4 4 I 2 2 3
5 5 4 1 4
6 6 5 1 4
7 7 5 3 2 4
8 8 4 3 4
9 9 1 2 2
10 10 3 1 3
11 11 4 3 4
12 12 3 1 3
13 13 4 1 3
14 14 5 1 5
15 15 3 1 3
16 16 4 2 1
17 17 3 4 3
18 18 3 3 4
19 19 4 1 5
20 20 4 2 4
21 21 4 2 4
22 22 3 1 3
23 23 5 2 4
24 24 5 3 4
25 25 4 3 4
26 26 4 4 4
27 27 5 4 4
28 28 3 1 3
29 29 3 4 3
30 30 4 2 4
31 31 4 2 4
32 32 5 2 5
33 33 4 2 4
34 34 5 1 4
35 35 4 2 4
36 36 4 2 3
37 374
44
14
08/11/03 14:08:221/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x7 x8 x9 x10 X11 x12 x13
1 4 3 5 5 5
2 4 1 5 3 4
3 4 2 3 2 3 2
4 5 1 4 4 5
5 4 2 2 3 2
6 4 2 4 4 4
7 2 4 2 3 4 4
8 2 3 4 3 4 3
9 2 1 2 2 4 4
10 1 5 2 4 3 5
11 2 4 2 4 4 4
12 2 1 3 4
13 4 3 3 4
14 5 5 4 5
15 3 4 4 4
16 2 3 3 4
17 4 4 4 4 4
18 5 3 4 4 4
19 4 2 4 3 3
20 4 2 3 4 3
21 2 4 2 3 5 4
22 1 4 3 5 4 5
23 2 4 1 4 4 5
24 4 4 3 2 4 4
25 2 4 2 4 4 5
26 1 3 5 3 5 4
27 2 3 3 4 4 5
28 1 4 1 3 4 4
29 3 3 1 1 1 3
30 2 3 1 3 2 5 5
31 1 4 1 3 4 4
32 1 5 3 4 4 4
33 1 2 2 5 4 5
34 1 5 4 4 3 5
35 1 4 1 4 4 5
36 3 4 2 4 3 1
37 1 4 4 4 42
08/11/03 14:08:22 2/16
DataAngket Try Out Family Violence (X)
x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20
1 5 1 1 £ 1 3
2 2 2 2 4 1 33 4 2 2 2 1 4 2
4 3 1 1 4 1 3
5 4 1 3 4 1 4
6 4 1 4 4 4
7 2 > 2 4 3
8 2 J 3 3 3
9 4 > 3 3 i 4
10 3 2 4 2
11 3 1 1 3
12 3 1 4 3
13 3 1 3 3
14 3 2 3 2
15 2 1 3 2
16 1 3 3 1
17 4 4 5 4
18 4 3 4 2
19 2 3 4 3
20 3 2 4 3
21 3 3 4 3
22 4 3 4 4
23 2 1 4 2
24 4 3 4 3
25 4 2 4 3
26 3 2 4 327 3 1 3 3
28 3 2 4 1
29 3 4 1 1
30 3 2 4 2
31 3 1 3 3
32 3 1 4 3
33 2 1 2 2
34 4 1 5 4
35 3 3 4 4
36 4 3 3 3 3 3
37 4 3 4 4 4 41
08/11/03 14:08:223/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27
1 5 5 5
2 A 4 5
3 3 3 2 3
4 5 4 4
5 4 2 4
6 4 4 4
7 5 4 4
8 5 4 4
9 3 3 4
10 5 5 5
11 5 5 5
12 4 4 5
13 4 3 3
14 5 4 5
15 4 4 4
16 4 1 1
17 4 5 4
18 4 3 5
19 5 3 5
20 5 3 2
21 4 4 4
22 5 4 5
23 5 4 5
24 4 3 4
25 4 4 4
26 4 4 4
27 3 4 5
28 4 3 3
29 3 3 3
30 4 3 5
31 4 4 4
32 4 4 2 4
33 5 3 4 5
34 5 5 1 4
35 2 4 3 2 5
36 3 3 3 3 3 3 3
37 2 3 3 54
4 1
08/11/03 14:08:22 4/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34
1 2 2 2 2 5 1
2 1 4 1
3 1 2 2
4 1 4 1
5 1 4 1
6 2 4 1
7 1 3 2 2
8 2 4 1
9 2 2 4 2 2
10 1 4 1
11 2 1 2
12 1 3 1
13 1 3 1
14 1 4 1
15 1 3 1
16 2 3 1
17 2 4 1
18 1 4 2
19 1 3 1
20 1 4 1
21 1 5 1
22 2 4 1
23 2 1 1
24 2 4 1
25 1 4 1
26 2 4 1
27 3 1
28 3 3
29 1 4
30 5 1
31 4 1
32 4 2
33 2 2
34 5 1
35 2 4 3
36 3 2 2 3 1
37 1 2 2 1 4
08/11/03 14:08:23 5/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x35 x36 x37 x38 x39 x40 x41
1 1 4 3 4
2 1 2 1 3
3 1 2 4 1 2
4 1 4 4 5
5 1 4 4 3
6 4 4 4 4
7 2 2 4 3
8 1 3 2 3
9 3 3 2 3
10 3 3 1 4
11 1 3 3 4
12 1 4 1 3
13 1 3 3 3
14 1 1 4 5
15 3 1 1 3
16 1 1 1 1
17 1 4 4 4
18 2 4 3 4
19 1 3 2 2
20 3 3 2 3
21 1 4 4 4
22 3 4 4 5
23 • 1 4 5 5
24 4 4 5 3
25 2 4 2 4
26 3 5 5 4
27 1 1 4 4
28 4 3 2 1
29 1 1 3 1
30 2 1 1 4
31 1 2 3 2
32 1 3 5 1
33 1 2 1 2
34 1 5 5 3
35 1 5 4 5
36 3 3 3 4 1 2 2
371 1
1 4 4 4 1
08/11/03 14:08:23 6/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x42 x43 x44 x45 x46 x47 x48
1 1 2• 2 4 4 4
2 1 2 4 4
3 2 1 3 4
4 2 4 4 4
5 1 3 4 4
6 1 4 4 4
7 2 4 3 3
8 2 3 3 4 5
9 2 2 2 4 4
10 3 4 2 3 2
11 3 3 3 3
12 1 3 3 3
13 1 3 3 3
14 2 2 4 4
15 1 3 3 4
16 3 4 4 4
17 1 4 4 4
18 1 5 3 4
19 3 4 3 4
20 1 3 3 3
21 1 4 4 4
22 1 3 2 4 4 4
23 2 5 2 4 4 5
24 3 4 2 4 4 4
25 2 1 1 4 4 4
26 1 4 2 5 5 5
27 1 1 1 4 4 4
28 1 1 1 2 3 3
29 1 1 1 3 3 1
30 2 1 1 4 4 4
31 2 2 1 3 3 4
32 3 3 2 5 4 5
33 5 3 1 1 2 2
34 1 1 2 5 4 5
35 1 1 2 5 5 5
36 4 1 1 3 3 3
37 4 12
4 1 4
08/11/03 14:08:23 7/16
08/11/03 14:08:23
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x49 x50 totalx
1 1 4 128
2 1 5 107
3 1 3 98
4 1 4 114
5 1 4 104
6 2 5 122
7 1 4 114
8 1 5 119
9 2 4 122
10 1 3 108
11 1 5 117
12 1 5 94
13 3 3 98
14 1 5 112
15 1 3 95
16 1 4 88
17 1 5 131
18 2 5 121
19 2 5 114
20 1 5 103
21 1 4 115
22 1 4 129
23 2 5 123
24 2 4 144
25 1 4 116
26 4 4 131
27 1 4 110
28 4 4 99
29 1 3 87
30 1 4 113
31 1 4 103
32 2 5 129
33 1 5 104
34 2 4 126
35 1 5 125
36 2 3 123
37 1 4 134
8/16
DataAngket Try Out Family Violence (X)
1
subjek x1 x2 x3 x4 x5 x6
38 38 4 1 1 1 3
39 39 3 1 1 2 1
40 40 4 1 2 2 4
41 41 4 1 1 1 4
42 42 2 1 1 4 3
43 43 4 4 1 2 4
44 44 3 1 1 1 4
45 45 5 3 2 1 5
46 46 3 1 3 3 2
47 47 5 1 2 3 4
48 48 5 1 2 3 5
49 49 1 3 1 1 1
50 50 4 1 1 1 5
08/11/03 14:08:239/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13
38 2 5 1 4 5 5
39 4 1 4 3 3
40 5 2 2 4 5
41 5 4 4 4 4
42 4 2 5 4 5
43 5 3 5 5 4
44 5 1 4 4 1
45 5 4 5 5 5
46 4 2 2 3 4 3
47 4 2 3 4 4
48 4 1 3 4 5
49 2 3 3 1 4 2
50 1 5 1 3 4 5
08/11/03 14:08:23 10/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20
38 3 1 1 4 1 1 3
39 3 3 1 3 1 3 1
40 4 2 2 4 1 3 1
41 4 1 4 1 3 3
42 3 1 4 1 3 1
43 4 3 3 5 1 4 2
44 3 1 4 1 3 1
45 5 5 5 3 4 1
46 2 3 1 4 3 2 1
47 3 2 4 1 3 1
48 2 3 5 2 3 1
49 4 1 3 1 1 1
50 5 1 5 1 3 1
08/11/03 14:08:23 11/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27
38 1 5 4 5
39 1 3 3 4
40 2 2 5 5 4
41 1 4 4 4
42 1 5 4 4
43 4 5 5 4 5
44 1 4 4 1 5
45 1 5 5 2 5
46 3 4 4 3 4
47 2 5 4 4 4
48 1 5 5 1 5
49 1 3 3 1 4
50 1 5 5 1 5
08/11/03 14:08:23 12/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34
38 3
39 3
40 4 2
41 5
42 4
43 5
44 4
45 3
46 4
47 3
48 4
49 3
50 2 21
08/11/03 14:08:23 13/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
x35 x36 x37 x38 x39 x40 x41
38 1 3 4 4
39 1 3 3 5
40 1 3 3 3
41 1 4 5 2
42 1 4 4 2
43 2 4 5 2
44 1 4 4 5
45 1 5 5 5
46 1 3 2 1
47 2 4 3 5
48 2 5 4 4
49 1 3 1 3
50 1 4 4 4
08/11/03 14:08:23 14/16
Data Angket Try Out Family Violence (X)
X42 I x43 x44 x45 x46 x47 x4838 1
1 5 3 439 3
1 3 3 340 2
1 5 4 441 3
2 4 4 442 2
1 5 5 543 5
2 5 4 544 1
1 1 4 4~45
46
3
4 ; 5 5—
5
47
48
2
1
i
1
3
3
3
4
3
4
49 11
5
1
5
1
5
350 2
1 1 1 1. I
08/11/03 14:08:2415/16
oa
yu
jjci
in*
....
—^
__
,—,
„—
,u
-w
o^
*-«
M1
**
»«
/^i
mu
fr
No
.P
emy
ataa
nS
aya
berf
ikir
sepe
rti
ini
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
1M
erus
akb
aran
g-b
aran
g
2B
erse
ling
kuh
3M
engu
rung
pas
ang
an
4B
ersi
kap
men
yena
ngka
n
5S
alin
gb
erca
nd
a
6S
elal
um
elar
ang
kelu
arru
mah
7B
ahag
ia
8M
elar
ang
ber
tem
u/
dite
mui
tem
an
mau
pu
nk
elu
arg
a9
Men
ghin
adi
dep
anum
um
10
Har
us
pam
itbi
lak
elu
arru
mah
11
Men
gecu
pm
esra
pasa
ngan
12
Tid
akm
engh
arga
ip
asan
gan
13
Per
hati
ante
rhad
apke
luar
ga
14
Men
jele
k-je
lekk
anpa
sang
anba
ikte
rhad
apan
akm
aupu
no
ran
gla
in1
5S
erin
gja
lan-
jala
n/pi
knik
bers
am
a
16
Men
doro
ngfi
sik
seca
rake
ras
17
Mem
ulas
/m
emel
intir
tang
an/
bad
an
18
Men
ampa
r
No
.P
emy
ataa
nS
aya
berf
ikir
sepe
rti
ini
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
19
Men
yiks
abi
lake
ingi
nann
yati
dak
dip
enu
hi/
did
eng
ark
an2
0C
em
bu
rub
uta
21
Mem
beli
kan
had
iah
22
Mel
empa
rba
rang
kear
ahp
asan
gan
23
Men
ganc
ampa
sang
an
24
Men
cek
ikle
her
25
Men
cam
pak
kan
pas
ang
an
26
Sel
alu
men
yala
hkan
pas
ang
an
27
Men
yaya
ngi
kel
uar
ga
28
Mel
udah
ip
asan
gan
29
Mel
ukai
pas
ang
an
30
Mel
empa
rtu
buh
pas
ang
anke
tem
bo
k
31
Men
odon
gkan
bend
ata
jam
kep
ada
pas
ang
an3
2M
ud
ah
mem
aafk
an
33
Juju
r
34
Men
yere
tp
asan
gan
35
Ber
sika
pad
il
36
Mel
indu
ngi
kelu
arga
37
Berw
ibaw
a
No
.P
emy
ataa
nS
aya
berf
ikir
sepe
rti
ini
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
38
Men
ginj
aktu
buh
pasa
ngan
den
gan
ker
as3
9B
erte
ng
kar
40
Men
onjo
kpa
sang
an
41
Men
guca
pkan
kata
"ter
ima
kasi
h"te
rhad
app
asan
aan
42
Men
ging
atha
rila
hir
pasan
gan
43
Tid
akm
engh
irau
kan
pasa
ng
an
mesk
iia
sak
itk
era
s4
4M
elak
sana
kan
ibad
ahbe
rsam
a-sam
a
45
Men
jam
bak
ram
but
pasa
ngan
46
Tid
akm
emb
eri
naf
kah
47
Ber
anim
enga
kui
kesa
laha
n
48
Men
ghar
gai
pend
apat
49
Tid
akpe
rnah
mem
aksa
50
Ber
tang
gung
jaw
ab
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
subjek y1 y2 y3 y4 y5 y61 1 ' 3 3 2 3
''- 2 2 3 2 3
"
s ;i 3 3 2 ;5 3£i if ;J 1 3 21 2 3K.> t> :> 1 ,Z> 1 1 36 e 2! 2 2 2 3 47 7
r^ 3
1 2 28 8 3 1 3 2 1 49 9 4 2 4 3 3 3
10 10 3 3 3 2 3 311 11 3 1 3 1 1 212 12 4 1 4 1 2 213 13 5 2 4 1 2 114 14 3 3 1 3 2 315 15 4 1 1 2 2 416 16 5 1 3 1 3 317 17 4 1 3 1 3 318 18 4 2 3 1 1 119 19 4 1 3 2 1 120 20 5 1 4 1 1 121 21 4 1 3 1 1 122 22 4 1 4 1 1 323 23 4 1 3 1 1 224 24 4 3 2 2 2 125 25 4 3 4 2 2 326 26 5 1 3 1 1 227 27 5 1 4 1 1 128 28 2 1 3 2 3 229 29 2 1 2 1 1 330 30 4 1 3 2 1 331 31 4 1 3 2 2 232 32 4 1 3 1 1 133 33 3 3 2 2 4 334 34 3 1 2 1 1 335 35 3 1 3 1 3 336 36 1 1 2 1 4 237 37 4 4 4 3I 1| 4
08/11/03 13:59:091/16
Data Angket Try OutJuvenile Delinquency (Y)
y7 y8 y9 y10 y11 y12 y131
«=5 2 1 1 1 4 4
2 2 2 -31w 1 2 ; 3
3 4 1 1 1 3 5 4
4 2 3 1 _5 3 3 55 4 1 2 1 1 4 36 3 2 1 ? 2 2 27 4 3 3 I 2 3 48 3 2 2 3 3 29 4 3 5 1 4 3
10 4 2 2 1 4 411 3 1 3 2 4 312 3 2 5 2 313 4 2 3 1 314 1 3 5 2 515 2 4 4 2 4
16 4 2 1 3 217 5 1 1 1 318 3 2 4 1 219 4 3 4 1 120 5 3 3 2 121 2 1 1 1 2 222 2 3 4 1 4 3
' 23 2 2 1 -i 3 224 4 2 2 1 3 325 4 3 4 1 4 226 5 1 1 1 1 327 5 3 3 2 1 128 2 2 2 1 4 329 2 3 2 2 2 130 3 2 3 1 4 331 5 3 3 1 4 332 3 1 1 1 1 233 2 3 2 3 4 334 5 2 4 1 3 235 4 3 3 4 3 536 4 1 1 1 3 337 4 3
41 4 4
08/11/03 13:59:092/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20
1 3 4 4 2 2 2 4
2 1 4 3 1 1 2 2
3 2 4 4 3 2 2 5
4 2 3 3 4 1 1 3
5 2 4 3 3 1 3 3
6 2 4 2 2 2 2 2
7 4 3 4 4 3 2 3
8 3 4 4 3 3 2 3
9 2 4 4 3 3 3 3
10 1 5 4 3 1 3
11 1 4 3 1 1 3
12 1 5 4 1 2 4
13 1 4 5 2 1 4
14 1 5 5 4 2 2
15 1 5 4 2 1 4
16 1 4 3 1 4
17 1 4 4 1 4
18 1 5 4 1 4
19 2 4 4 1 3
20 1 5 4 1 3
21 2 4 4 1 4
22 1 5 3 1 4
23 2 5 4 2 4
24 3 4 4 1 3
25 3 4 4 2 3
26 1 4 4 1 5
27 1 5 4 1 3
28 1 4 3 1 3
29 2 3 4 1 2
30 1 5 4 2 4
31 1 5 3 2 3
32 2 4 4 1 3
33 2 4 4 4 3
34 1 5 4 2 4
35 1 5 4 2 1 5
36 2 4 3 1 3
37 2 4 2 1 4
08/11/03 13.59:09 3/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27
1 2 4 3 3 2 4 3
2 2 4 2 2 2 3 2
3 4 4 4 5 3 5 1
4 3 3 2 1 4 1 1
5 3 3 1 2 3 4 3
6 2 1 3 1 2 2 2
7 2 3 1 1 3 5 1
8 4 3 3 3 2 5 3
9 3 3 3 3 2 3 3
10 2 5 3 4 1 3 1
11 1 3 1 1 1 3 1
12 3 3 1 5 3 4 1
13 2 4 1 3 1 2 1
14 3 5 2 4 1 3 1
15 2 5 2 1 3 5 1
16 2 3 1 2 2 1 1
17 3 4 1 3 3 4 1
18 2 3 1 2 1 3 1
19 1 4 2 4 2 3 1
20 1 1 1 3 1 5 1
21 2 4 1 3 2 2 1
22 3 4 1 3 1 3 1
23 2 2 1 2 2 2 1
24 1 1 1 2 1 4 1
25 2 4 2 4 1 3 1
26 1 4 1 1 3 4 1
27 1 1 1 2 1 5 1
28 1 3 2 1 2 1 1
29 3 2 2 2 3 3 1
30 1 4 2 2 3 2 1
31 2 3 2 2 3 3 1
32 1 3 1 3 1 1 1
33 2 2 2 2 2 5 2
34 2 4 2 2 3 4 2
35 3 3 1 3 2 2 1
36 2 1 1 1 1 3 1
37 1 4 1 4 1 4 1
08/11/03 13:59:09 4/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y28 y29 y30 y31 y32 y33 y34
1 3 3 3 4 4
2 3 2 2 3 2
3 5 4 1 3 1
4 2 1 2 3 4 4
5 1 1 3 4 2
6 1 1 2 2 3
7 3 2 2 3 3
8 4 2 1 3 3
9 3 2 2 3 3 4
10 5 1 4 4 5
11 3 1 3 3
12 4 3 3 1
13 4 1 3 3 4
14 5 1 2 5 5
15 3 3 3 4 2
16 4 1 4 3
17 3 1 3 3
18 4 1 3 4
19 4 1 3 3
20 4 4 3 1
21 2 1 2 2
22 1 1 2 3
23 2 1 3 3 5
24 2 1 1 1
25 4 1 3 2
26 5 1 3 3
27 4 4 3 1
28 4 1 3 3
29 2 2 3 2 3
30 3 1 3 3 1
31 2 3 2 4 3 5
32 3 1 3 2 2
33 2 4 4 4 4
34 2 5 4 3 1
35 1 1 3 2 1
36 4 1 2 2 4
37 2 4 1 1 5
08/11/03 13:59:10 5/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y35 y36 y37 y38 y39 y40 y41
1 2 3 2 1 1 2
2 3 2 1 2 2 2
3 2 2 2 2
4 5 1 1
5 3 3 4
6 2 2 1 3 2 2 2
7 4 2 2
8 3 3 2
9 3 3 2
10 3 1
11 4 1
12 4 5
13 2 4
14 5 3
15 5 3
16 4 1
17 3 3
18 4 2
19 3 2
20 4 3
21 3 2
22 4 3
23 4 1
24 4 2
25 4 2
26 2 2
27 4 3
28 3 1
29 3 3
30 4 2
31 4 2
32 4 2
33 3 2 2
34 4 3 2
35 3 4
36 4 2
37 3 2 3 3
08/11/03 13:59:10 6/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y42 y43 y44 y45 y46 y47 y48
1 1 1 1 2 2
2 2 2 2 4 2
3 2 2 4 1
4 3 3 2 3
5 2 2 2 1 1
6 2 2 2 2 3
7 1 1 3 1
8 3 3 3 2
9 3 4 3 3
10 3 3 1 2
11 3 3 1
12 1 3
13 1 2
14 2 5
15 3 3
16 1 1
17 1 1
18 1 2
19 1 3
20 1 1
21 1 1
22 1 2
23 -i• 2
24 1 4
25 2 2
26 1 1
27 1 1
28 1 1
29 1 1
30 1 3
31 2 1 3
32 -ii 1
33 2 2 2 3 2 2
34 1 2
35 1 3 2
36 2 1 1
37 3 3 3 3
08/11/03 13:59:10 7/16
08/11/03 13:59:10
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y49 y50 totaly
1 117
2 102
3 5 127
4 112
5 104
6 2 2 102
7 2 111
8 2 2 123
9 2 135
10 2 117
11 89
12 109
13 100
14 3 128
15 3 119
16 91
17 96
18 96
19 97
20 94
21 82
22 98
23 93
24 90
25 2 111
26 91
27 93
28 2 87
29 91
30 102
31 109
32 81
33 2 126
34 2 107
35 110
36 86
37 118
8/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
subjek yi y2 y3 y4 y5 y6
38 38 4 2 3 2 1 2
39 39 3 2 3 1 2 2
40 40 3 1 3 1 1 3
41 41 4 3 3 . 1 1 3
42 42 3 4 2 2 4
43 43 4 5 3 1 2
44 44 4 3 1 1 1
45 45 5 5 1 1 3
46 46 2 2 2 2 2 2
47 47 3 3 2 2 3
48 48 3 4 2 1 2
49 49 4 3 4 3 1
50 50 4 3 1 2 3
08/11/03 13:59:10 9/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13
38 4 3 2 1 1 3 2
39 3 1 3 1 1 3 3
40 4 3 2 2 3 2 3
41 3 3 3 1 1 2 1
42 5 1 3 1 1 5 3
43 5 4 5 1 1 5 2
44 3 2 4 1 1 1 2
45 5 2 1 3 3 1 3
46 3 3 2 2 2 2 2
47 4 3 2 1 1 3 3
48 3 2 2 1 2 5 2
49 3 3 1 1 1 3 3
50 4 2 4 1 1 3 3
08/11/03 13:59:10 10/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20
38 1 4 4 1 1 1 3
39 1 4 3 2 2 2 3
40 1 5 3 2 1 4
41 1 5 4 1 3 4
42 3 5 5 1 2 3 2
43 4 4 5 1 2 5
44 1 5 4 1 1 5
45 3 5 5 1 1 5
46 2 3 2 2 2 2 3
47 2 4 3 1 2 4
48 2 5 5 2 1 5
49 4 3 4 1 2 4
50 3 4 4 1 2 4
08/11/03 13:59:10 11/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27
38 2 3 1 2 1 2 1
39 2 3 1 3 1 3 1
40 2 5 2 5 2 3 1
41 3 3 1 3 1 4 1
42 2 5 1 1 2 4 2
43 5 4 4 4 1 5 3
44 1 3 1 2 1 1 1
45 3 4 1 4 3 3 1
46 2 2 2 2 2 2 1
47 3 4 1 3 1 3 2
48 1 4 2 4 2 3 1
49 1 3 3 4 3 4 1
50 3 4 1 3 3 3 2
08/11/03 13:59:10 12/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y28 y29 y30 ysi y32 y33 y3438 2 1 1 3 2
39 3 1 1 3 1
40 2 1 2 1 3 4
41 2 1 1 2 3
42 3 4 2 1 1
43 4 4 1 2 1
44 2 1 1 3 1
45 5 2 1 3 3
46 3 1 2 2 2
47 2 3 3 1 2
48 3 1 1 4 2 4
49 4 3 1 4 3
50 3 2 1 3 31
08/11/03 13:59:10 13/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y35 y36 y37 y38 y39 y40 y41
38 1 4 2 1
39 3 2 3 3
40 1 4 2 2 2
41 1 3 3 3
42 3 5 2 2
43 2 5 5 4 2
44 1 3 3 1
45 1 1 5 4
46 1 2 1 1
47 2 4 3 3
48 1 4 2 2
49 1 3 1 1
50 1 4 3 3
08/11/03 13:59:10 14/16
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y42 y43 y44 y45 y46 y47 y4838 1 1 1 1
39 1 1 1 1
40 1 1 1 3
41 1 1 1 3
42 1 1 1 2
43 3 2 3 2
44 1 1 1 1
45 3 3 3 3
46 1 1 1 2
47 1 1 1 3
48 1 1 1 2
49 1 1 1 31
50 1 1 1 2'
08/11/03 13:59:1115/16
08/11/03 13:59:11
Data Angket Try Out Juvenile Delinquency (Y)
y49 y50 totaly
38 88
39 93
40 2 107
41 99
42 112
43 142
44 83
45 121
46 90
47 108
48 106
49 106
50 108
16/16
1 2
TP
__
._
2_
3_
_
__
_
__
__
_
SS
__
5_
Pu
lan
gke
rum
ahte
pat
wak
tu
Pu
lan
gse
ko
lah
laru
tm
alam
3R
ajin
men
ger
jak
anPR
4M
emba
cabu
kupo
rno
5M
enol
ong
tem
an
6M
em
bo
los
sek
ola
h
7M
enon
ton
film
acti
on/l
aga
8B
erbo
hong
9M
engg
unak
anua
ngS
PP
untu
kh
ura
-hu
ra
10
Ikut
kegi
atan
ekst
raku
riku
ler/
les
^
,
11
Mem
alsu
kan
tan
da
tang
an
12
Men
gina
pdi
rum
ahte
man
13
Men
yont
eksa
atuj
ian
—.
14
Dis
ko
rs
15
Akr
abd
eng
ansa
ud
ara
16
Mem
atuh
ipe
rint
ahor
ang
tua
17
Men
ggan
ggu
oran
gle
wat
18
Men
ghor
mat
igu
ru
19
Berk
ela
hi
*
—— 1
T 2
K 3
~S 4
"SS 5
20
Ikut
kegi
atan
kea
gam
aan
/ro
hani
21
Pes
tapo
rasa
mbi
lm
abu
k-m
abu
kan
22
Mal
asm
enge
rjak
anPR
23
__
__
_
Non
ton
film
porn
o
Mem
buat
guru
mar
ah
25
Ber
pres
tasi
dise
kola
h
26
__
__
__
Men
curi
bara
ngm
ilik
oran
gla
in
Iku
tta
wu
ran
28
Ter
iiba
td
alam
orga
nisa
sise
kola
h/o
rgan
isas
ik
emas
yar
akat
an2
9T
erii
bat
dal
amg
eng
30
Mer
usak
bara
ngor
ang
lain
31
Say
ase
ring
mer
asa
ber
sala
h
32
Ber
ani
men
gam
bil
kepu
tusa
n
33
Dit
ahan
polis
i
34
Ter
tari
kd
eng
anse
sam
aje
nis
35
Mem
baw
ab
end
ata
jam
36
Kas
ihsa
yan
gte
rpen
uhi
37
Mel
ukai
/m
eng
ania
ya
oran
gla
in
38
Men
gada
kan
pes
tapo
rase
mal
amsu
ntu
k
No
Pem
yat
aan
Jaw
ab
an
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
39
Men
ggun
akan
alat
penc
egah
keh
am
ilan
40
Ber
kunj
ung
keru
mah
paca
r
41
Mem
beri
kan
had
iah
untu
kay
ah
42
Men
gkon
sum
sim
inum
anke
ras
43
Mem
ak
ai
Nark
ob
a
44
Mab
uk
-mab
uk
an
45
Su
ka
ber
bu
atis
eng
46
Ber
judi
47
Men
ggun
akan
kond
om/
alat
ko
ntr
asep
si4
8T
erii
bat
pela
cura
n
49
Mel
akuk
anh
ub
un
gan
sek
sd
eng
anla
wan
jeni
s5
0M
encu
rib
aran
gm
ilik
ora
ng
tua
Ter
ima
kasi
hat
aske
juju
ran
dan
kete
rbu
kaan
sert
ake
rjas
ama
An
dada
lam
mem
beri
kan
jaw
aban
.
Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)
TOT X
TOT_X Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)1.000
N 50
X1 Pearson Correlation .422"
Sig. (2-tailed) .002
N 50
X2 Pearson Correlation .360*
Sig. (2-tailed) .010
N 50
X3 Pearson Correlation .338*
Sig. (2-tailed) .016
N 50
X4 Pearson Correlation .090
Sig. (2-tailed) .533
N 50
X5 Pearson Correlation .207
Sig. (2-tailed) .149
N 50
X6 Pearson Correlation .490*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X7 Pearson Correlation .092
Sig. (2-tailed) .523
N 50
X8 Pearson Correlation .352*
Sig. (2-tailed) .012
N 50
X9 Pearson Correlation .ST?*1
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X10 Pearson Correlation .417*
Sig. (2-tailed) .003
N 50
X11 Pearson Correlation .078
Sig. (2-tailed) .589
N 50
Page 1
Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)
TOT X
X12 Pearson Correlation .525*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X13 Pearson Correlation .276
Sig. (2-tailed) .053
N 50
X14 Pearson Correlation .361*
Sig. (2-tailed) .010
N 50
X15 Pearson Correlation .080
Sig. (2-tailed) .579
N 50
X16 Pearson Correlation .406*'
Sig. (2-tailed) .003
N 50
X17 Pearson Correlation .545*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X18 Pearson Correlation .284*
Sig. (2-tailed) .046
N 50
X19 Pearson Correlation .577*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X20 Pearson Correlation .306*
Sig. (2-tailed) .031
N 50
X21 Pearson Correlation .154
Sig. (2-tailed) .286
N 50
X22 Pearson Correlation .534*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X23 Pearson Correlation .424*
Sig. (2-tailed) .002
N 50
Page 2
Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)
TOT X
X24 Pearson Correlation .399*
Sig. (2-tailed)
N
.004
50
X25 Pearson Correlation .490*'
Sig. (2-tailed)
N
.000
50
X26 Pearson Correlation .306*
Sig. (2-tailed)
N
.031
50
X27 Pearson Correlation .245
Sig. (2-tailed)
N
.086
50
X28 Pearson Correlation .360*
Sig. (2-tailed)
N
.010
50
X29 Pearson Correlation .494*
Sig. (2-tailed)
N
.000
50
X30 Pearson Correlation .441*
Sig. (2-tailed)
N
.001
50
X31 Pearson Correlation .369*
Sig. (2-tailed)
N
.008
50
X32 Pearson Correlation .306*
Sig. (2-tailed)
N
.031
50
X33 Pearson Correlation -.073
Sig. (2-tailed)
N
.613
50
X34' Pearson Correlation .226
Sig. (2-tailed)
N
.115
50
X35 Pearson Correlation .210
Sig. (2-tatled)
N
.142
50
Page 3
Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)
TOT X
X36 Pearson Correlation .200
Sig. (2-tailed) .163
N 50
X37 Pearson Correlation .122
Sig. (2-tailed) .397
N 50
X38 Pearson Correlation .570*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X39 Pearson Correlation .627*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X40 Pearson Correlation .308*
Sig. (2-tailed) .030
N 50
X41 Pearson Correlation -.163
Sig. (2-tailed) .259
N 50
X42 Pearson Correlation .264
Sig. (2-tailed) .064
N 50
X43 Pearson Correlation .349*
Sig. (2-tailed) .013
N 50
X44 Pearson Correlation .074
Sig. (2-tailed) .608
N 50
X45 Pearson Correlation .589*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X46 Pearson Correlation .605*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X47 Pearson Correlation .458*
Sig. (2-tailed) .001
N 50
Page 4
Korelasi Validitas Aitem FamilyViolence (X)
TOT X
X48 Pearson Correlation .572*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
X49 Pearson Correlation .279
Sig. (2-tailed) .050
N 50
X50 Pearson Correlation .439*
Sig. (2-tailed) .001
N 50
'. Correlation is significant at the 0.01level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.05level (2-tailed).
Korelasi Validitas Aitem Juvenile
Delinquency (Y)
TOT Y
TOT_Y Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)1.000
N 50
Y1 Pearson Correlation -.010
Sig. (2-tailed) .944
N 50
Y2 Pearson Correlation .284*
Sig. (2-tailed) .046
N 50
Y3 Pearson Correlation .095
Sig. (2-tailed) .510
N 50
Y4 Pearson Correlation .559*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y5 Pearson Correlation .216
Sig. (2-tailed) .133
N 50
Page 5
Korelasi Validitas Aitem Juvenile
Delinquency (Y)
TOT Y
Y6 Pearson Correlation .542*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y7 Pearson Correlation .099
Sig. (2-tailed) .495
N 50
Y8 Pearson Correlation .402*
Sig. (2-tailed) .004
N 50
Y9 Pearson Correlation .361*
Sig. (2-tailed) .010
N 50
Y10 Pearson Correlation .129
Sig. (2-tailed) .373
N 50
Y11 Pearson Correlation .279*
Sig. (2-tailed) .050
N 50
Y12 Pearson Correlation .488*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y13 Pearson Correlation .452*
Sig. (2-tailed) .001
N 50
Y14 Pearson Correlation .374*
Sig. (2-tailed) .007
N 50
Y15 Pearson Correlation .078
Sig. (2-tailed) .588
N 50
Y16 Pearson Correlation .294*
Sig. (2-tailed) .038
N 50
Y17 Pearson Correlation .466*
Sig. (2-tailed) .001
N 50
Page 6
Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)
TOT YY18 Pearson Correlation .292*
Sig. (2-tailed) .039
N 50
Y19 Pearson Correlation .475*'
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y20 Pearson Correlation .115
Sig. (2-tailed) .426
N 50
Y21 Pearson Correlation .586*'
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y22 Pearson Correlation .409*
Sig. (2-tailed) .003
N 50
Y23 Pearson Correlation .616*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y24 Pearson Correlation .401*
Sig. (2-tailed) .004
N 50
Y25 Pearson Correlation .204
Sig. (2-tailed) .155
N 50
Y26 Pearson Correlation .490*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y27 Pearson Correlation .515*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y28 Pearson Correlation .199
Sig. (2-tailed) .165
N 50
Y29 Pearson Correlation .486*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Page 7
Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)
TOT YY30 Pearson Correlation .309*
Sig. (2-tailed) .029
N 50
Y31 Pearson Correlation .173
Sig. (2-tailed) .230
N 50
Y32 Pearson Correlation .190
Sig. (2-tailed) .187
N 50
Y33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
a
N 50
Y34 Pearson Correlation .145
Sig. (2-tailed) .315
N 50
Y35 Pearson Correlation .340*
Sig. (2-tailed) .016
N 50
Y36 Pearson Correlation .077
Sig. (2-tailed) .595
N 50
Y37 Pearson Correlation .356*
Sig. (2-tailed) .011
N 50
Y38 Pearson Correlation .445*'
Sig. (2-tailed) .001
N 50
Y39 Pearson Correlation .198
Sig. (2-tailed) .169
N 50
Y40 Pearson Con-elation .275
Sig. (2-tailed) .054
N 50
Y41 Pearson Correlation .229
Sig. (2-tailed) .110
N 50
Page 8
Korelasi Validitas Aitem JuvenileDelinquency (Y)
TOT Y
Y42 Pearson Correlation .638*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y43 Pearson Correlation .315*
Sig. (2-tailed; .026
N 50
Y44 Pearson Correlation .648*
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y45 Pearson Correlation .586*'
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y46 Pearson Correlation .487*'
Sig. (2-tailed) .000
N 50
Y47 Pearson Correlation .230
Sig. (2-tailed) .108
N 50
Y48 Pearson Correlation .383*
Sig. (2-tailed) .006
N 50
Y49 Pearson Correlation .407*
Sig. (2-tailed) .003
N 50
Y50 Pearson Correlation .388*
Sig. (2-tailed) .005
50 IN
*. Correlation is significant at the 0.05level (2-tailed).
**. Correlationis significantat the 0.01level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at leastone of the variables is constant.
Page 9
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10
1 c
1 4 4 3 5
2 4 1 4 4 1 5
3 4 1 4 4 2 3
4 4 1 3 5 1 4
5 4 1 4 4 2 2
6 5 4 4 2 4
7 5 4 4 2 3
8 4 4 3 4 3
9 1 ! 2 1 2 2
10 3 3 5 2 4
11 4 4 4 2 4
12 3 3 2 1
13 4 3 4 3
14 5 5 5 5
15 3 3 3 4
16 4 1 2 3
17 3 3 4 4 4
18 3 4 5 3 4
19 4 5 4 2 4
20 4 4 4 2 3
21 4 4 4 2 3
22 3 3 4 3 5
23 5 4 4 1 424 5 4 4 3 2
25 4 4 4 2 4
26 4 4 3 5 327 5 4 3 3 4
28 3 3 4 1 3
29 3 3 3 1 1
30 4 4 3 1 3
31 4 4 4 1 332 5 5 5 3 4
33 4 4 2 2 5
34 5 4 5 4 4
35 4 4 4 1 4
36 4 3 4 2 4
37 4 4 4 4 4 4 4
08/24/03 16:28:201/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x12 x14 x16 x17 x18 x19 x20
1 £ 2 1 £ 1 2 1
2 •3 *^
2 A 1 33 3 4 2 2 1 4 24 4 3 1 4 1 35 3 4 3 4 1 4
6 4 4 4 4 4
7 4 2 2 4 3
8 4 2 3 3 3
9 4 4 3 3 i 410 3 3 2 4 211 4 3 1 1 3
12 3 3 1 4 3
13 3 3 1 3 3
14 4 3 2 3 215 4 2 1 3 2
16 3 1 3 3 117 4 4 4 5 4
18 4 4 3 4 2
19 3 2 3 4 320 4 3 2 4 3
21 5 3 3 4 3
22 4 4 3 4 4
23 4 2 1 4 224 4 4 3 4 325 4 4 2 4 3
26 5 3 2 4 327 4 3 1 3 3
28 4 3 2 4 1
29 1 3 4 1 1
30 5 3 2 4 2
31 4 3 1 3 332 4 3 1 4 3
33 4 2 1 2 2
34 3 4 1 5 435 4 3 3 4 4
36 3 4 3 3 3 3 337 4 4 4 4 4 4
1
08/24/03 16:28:202/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29
1 1 5 5 2 2
2 1 4 4 1
3 1 3 3 2 1
4 1 5 4 1
5 4 2 1
6 4 4 2
7 5 4 1
8 5 4 2
9 ! 3 3 2
10 5 5 1
11 5 5 2
12 4 4 1
13 4 3 1
14 5 4 1
15 4 4 1
16 4 1 2
17 4 5 2
18 4 3 1
19 5 3 1
20 5 3 1
21 4 4 1
22 5 4 2
23 5 4 2
24 4 3 2
25 4 4 1
26 4 4 2
27 3 4
28 4 3
29 3 3
30 4 3
31 4 4
32 4 4 2
33 5 3 4
34 5 5 1 2
35 2 4 3 2 2
36 3 3 3 3 3 3 2
37 3 3 5 4 4 1 2
08/24/03 16:28:20 3/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x30 x31 x32 x38 X39 x40 x43
1^ 2 £ 4 3 4 3
2 1 4 2 1 3
3 1 2 4 1 2
4 1 4 4 4 5
5 1 4 4 4 3
6 4 4 4 4
7 3 2 4 3
8 4 3 2 3 39 > 4 3 2 3 2
10 4 3 1 4 4
11 1 3 3 4
12 3 4 1 3
13 3 3 3 3
14 4 1 4 515 3 1 1 3
16 3 1 1 1
17 4 4 4 4
18 4 4 3 4
19 3 3 2 2
20 4 3 2 3
21 5 4 4 4
22 4 .4 4 5 3
23 1 4 5 5 524 4 4 5 3 425 4 4 2 4 1
26 4 5 5 4 427 3 1 4 4 1
28 3 3 2 1 1
29 1 1 3 1 130 5 1 1 4 1
31 4 2 3 2 232 4 3 5 1 3
33 2 2 1 2 3
34 5 5 5 3 1
35 4 5 4 5 1
36 2 3 4 1 2 1
372
1 4 4 4 1
08/24/03 16:28:204/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x45 x46 x47 x48 x50
1 2 4 4 4 4
2 2 4 4 5
3 1 3 4 3
4 4 4 4 4
5 3 4 4 4
6 4 4 4 5
7 4 3 3 4
8 3 4 5 5
9 2 4 4 4
10 2 3 2 3
11 3 3 3 5
12 3 3 3 5
13 3 3 3 3
14 2 4 4 5
15 3 3 4 3
16 4 4 4 4
17 4 4 4 5
18 5 3 4 5
19 4 3 4 5
20 3 3 3 5
21 4 4 4 4
22 2 4 4 4 4
23 2 4 4 5 5
24 2 4 4 4 4
25 1 4 4 4 4
26 2 5 5 5 4
27 1 4 4 4 4
28 1 2 3 3 4
29 1 3 3 1 3
30 1 4 4 4 4
31 1 3 3 4 4
32 2 5 4 5 5
33 1 1 2 2 5
34 2 5 4 5 4
35 2 5 5 5 5
36 1 3 3 3 3
37 2 4 1 4 4
08/24/03 16:28:20 5/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10
38 4 1 3 5 1 4
39 3 1 1 4 1 4
40 4 1 4 5 2 2
41 4 1 4 5 4 4
42 2 1 3 4 2 5
43 4 4 4 5 3 5
44 3 1 4 5 1 4
45 5 3 5 5 4 5
46 3 1 2 4 2 2
47 5 1 4 4 2 3
48 5 1 5 4 1 3
49 1 3 1 3 3 1
50 4 1 5 5 1 3
08/24/03 16:28:20 6/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x12 x14 x16 x17 x18 x19 x20
38 5 3 1 4 1 1 3
39 3 3 1 3 1 3 1
40 4 4 2 4 1 3 1
41 4 4 1 4 1 3 3
42 4 3 1 4 1 3 1
43 5 4 3 5 1 4 2
44 4 3 1 4 1 3 1
45 5 5 5 5 3 4 1
46 4 2 1 4 3 2 1
47 4 3 2 4 1 3 1
48 4 2 3 5 2 3 1
49 4 4 1 3 1 1 1
50 4 5 1 5 1 3 1
08/24/03 16:28:20 7/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x22 x23 x24 x25 x26 X28 x29
38 1 5 4
39 1 3 3
40 2 2 5 5
41 1 4 4
42 1 5 4
43 4 3 5 5 4
44 1 4 4 1
45 1 5 5 2
46 3 4 4 3
47 2 3 5 4 4 2
48 1 5 5 1
49 1 3 3 1
50 1 5 5 1
08/24/03 16:28:20 8/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43
38 3 3 4 4
39 3 3 3 5
40 4 3 3 3
41 5 4 5 2
42 4 4 4 2
43 5 4 5 2
44 4 4 4 5
45 3 5 5 5
46 4 3 2 1
47 3 4 3 5
48 4 5 4 4
49 3 3 1 3
50 2 4 4 4
08/24/03 16:28:21 9/10
DATA RELIABILITAS AITEM FAMILY VIOLENCE (X)
x45 x46 x47 x48 x50
38 1 5 3 4 4
39 1 3 3 3 3
40 1 5 4 4 5
41 2 4 4 4 4
42 1 5 5 5 5
43 2 5 4 5 5
44 1 1 4 4 4
45 1 5 5 5 5
46 1 3 3 3 4
47 1 3 4 4 5
48 1 5 5 5 5
49 1 1 1 3 3
50 1 1 1 1 5
08/24/03 16:28:21 10/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y13 y14 y16 y17 y18 y19 y21
1 4 3 4 2 2 2 2
2 3 1 3 1 1 2 2
3 4 2 4 3 2 2 4
4 5 2 3 4 1 1 3
5 3 2 3 3 1 3 3
6 2 2 2 2 2 2 2
7 4 4 4 4 3 2 2
8 2 3 4 3 3 2 4
9 3 2 4 3 3 3 3
10 4 1 4 3 1 2
11 3 1 3 1 1 1
12 3 1 4 1 2 3
13 3 1 5 2 1 2
14 5 1 5 4 2 3
15 4 1 4 2 1 2
16 2 1 3 1 2
17 3 1 4 1 3
18 2 1 4 1 2
19 1 2 4 1 1
20 1 1 4 1 1
21 2 2 4 1 2
22 3 1 3 1 3
23 2 2 4 2 2
24 3 3 4 1 1
25 2 3 4 2 2
26 3 1 4 1 1
27 1 1 4 1 1
28 3 1 3 1 1
29 1 2 4 1 3
30 3 1 4 2 1
31 3 1 3 2 2
32 2 2 4 1 1
33 3 2 4 4 2
34 2 1 4 2 2
35 5 1 4 2 1 3
36 3 2 3 1 2
37 4 2 2 1 1
08/24/03 16:22:17 2/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y22 y23 y24 y26 y27 y29 y301 AI 2 2 4 3 3 3
2 A 2 2 3 2 2 2
3 A 4 5 5 1 4 1
4 3 2 1 1 1 1 2
5 3 1 2 4 3 1 3
6 1 3 1 2 2 1 2
7 3 1 1 5 1 2 2
8 3 3 3 5 3 2 1
9 3 3 3 3 3 2 2
10 5 3 4 3 1 1
11 3 1 1 3 1 1
12 3 1 5 4 1 3
13 4 1 3 2 1 1
14 5 2 4 3 1 1
15 5 2 1 5 1 3
16 3 1 2 1 1 1
17 4 1 3 4 1 1
18 3 1 2 3 1 1
19 4 2 4 3 1 1
20 1 1 3 5 1 4
21 4 1 3 2 1 1
22 4 1 3 3 1 1
23 2 1 2 2 1 1
24 1 1 2 4 1 1
25 4 2 4 3 1 1
26 4 1 1 4 1 1
27 1 1 2 5 1 4
28 3 2 1 1 1 1
29 2 2 2 3 1 2
30 4 2 2 2 1 1
31 3 2 2 3 1 3
32 3 1 3 1 1 1
33 2 2 2 5 2 4
34 4 2 2 4 2 5
35 3 1 3 2 1 1
36 1 1 1 3 1 1
37 4 1 4 4 1 4
08/24/03 16:22:17 3/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y35 y37 y38 y42 y43 y44 y45:2 2
' 1 1 2>
1̂ 2 2> 2 2 4
c5 2> r
? 2 2> 1 2 4A[ 1 1 1 2I 1 3 2
«= 4 2 2 2 16 2 1 3 2 2 2 27 2 2 1 1 1 38 3 2 3 1 3 3
1 9 3 2 3 4 310 1 3 3 111 1 3 :i 112 5
313 4
214 3 4 515 3 > 3 316 1
117 3
118 2
219 2
320 3
121 2
122 3
223 1
224 2
425 2
226 2
127 3
128 1
129 3
130 2
331 2
332 2
133 2
334 3
235 4
336 2 2 13/ 3 3 3 3 3
3
08/24/03 16:22:174/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y46 y48 y49 y50
1 2
2 2
3 1 5
4 3
5 1
6 3 2 2
7 1 2
8 2 2 2
9 3 2
10 2 2
11
12
13
14 3
15 3
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 2
26
27
28 2
29
30
31
32
33 2
34
35
36
37 3
08/24/03 16:22:17 5/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y2 y4 y6 y8 y9 y11 y1238 2 2 2 3 2 1 3
39 2 1 2 1 3 1 3
40 1 1 3 3 2 3 2
41 3 1 3 3 3 1 2
42 2 4 1 3 1 5
43 3 2 4 5 1 5
44 1 1 2 4 1 1
45 1 3 2 1 3 1
46 2 2 3 2 2 2
47 2 3 3 2 1 3
48 2 2 2 2 2 5
49 4 1 3 1 1 3
50 1 1 3 2 4 1 3
08/24/03 16:22:18 6/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y13 y14 y16 y17 y18 y19 y2138 2 1 4 1 1 1 2
39 3 1 3 2 2 2 2
40 3 1 3 2 1 2
41 1 1 4 1 3 3
42 3 3 5 1 2 3 2
43 2 4 5 1 2 544 2 1 4 1 1 1
45 3 3 5 1 1 3
46 2 2 2 2 2 2
47 3 2 3 1 2 3
48 2 2 5 2 1 1
49 3 4 4 1 2 1
50 3 3 4 1 2 3
08/24/03 16:22:18 7/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y22 y23 y24 y26 y27 y29 y3038 3 1 2 2 1 1 139 3 1 3 3 1 1 140 5 2 5 3 1 1 241 3 1 3 4 1 1 142 5 1 1 4 2 4 243 4 4 A 5 3 4 144 3 1 2 1 1 1 145 4 1 4 3 1 2 146 2 2 2 2 1 1 247 4 1 3 3 2 3 348 4 2 4 3 1 1 149 3 3 4 4 1 3 150 4 1 3 3 2 2
1
08/24/03 16:22:188/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y35 y37 y38 y42 y43 y44 y4538 1 2 1 1 1 1 1
39 3 3 3 1 1 1 140 1 2 2 1 1 1 341 1 3 3 1 1 1 342 3 2 2 1 1 1 243 2 5 4 3 2 3 244 1 3 1 1 1 1 145 1 5 4 3 3 3 346 1 1 1 1 1 1 247 2 3 3 1 1 1 348 1 2 2 1 1 1 249 1 1 1 1 1 1 350 1 3 3
11 1 2
08/24/03 16:22:189/10
DATA RELIABILITAS AITEM JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y46 y48 y49 y50
38
39
40 2
41
42
43
44
45
46
47 2
48
49
50
08/24/03 16:22:18 10/10
Reliabilitas Aitem Family Violence (X)
RELIABILITY ANALYSIS SCALE (ALPHA)
Item-total Statistics
XI
X2
X3
X6
X8
VQ
XI0
X12
XI4
XI 6
X17
X18
X19
X20
X22
X23
X24
X25
X26
X2 8
X29
X30
Scale
Mean
if Item
Deleted
82.2000
84.8200
84.9400
82.4400
82.1200
83.9600
82.5600
82.2000
82.8800
83.9800
82.3400
84.7000
83.2000
84.6600
84.6600
84.8200
81.7600
82.2600
84.4600
84.7600
84.8600
84.9000
Scale Corrected
Variance Item-
if Item Total
Deleted Correlation
159.5918 .3842
163.0486 .3352
165.6494 .2813
157.8024 .4511
160.2710 .3715
153.6310 .5488
1 ^fl 9^,1 h .3807
160.00 0 0 .4968
161.3322 .3537
159.1 "7 51 .3186
155.7392 .5818
166.3776 .1354
155.8776 .5927
164.1882 .2170
161.2494 .3939
164.4363 .3235
162.0637 .3958
159.2167 .4502
164.5800 .1627
165.8188 .2780
164.9392 .4420
165.9286 .3799
Alpha
if Item
Deleted
.8691
.87 01
.8711
.8675
.8694
.8647
.8694
.8671
.8697
.8711
.8645
.8739
.8644
.8726
.8689
.8705
.8690
.8676
.8745
.8712
.8698
.8706
X31
X32
.8711
.8720
X38 82.7600 151.9004 .5825 .8637
84.9400 166.6290 .3485
82.5800 . 161.1465 .2776
82.7600 151.9004 .5825
82.9600 146.6514 .6276
82.7600 158.8392 .3002
84.5000 161.7 653 .2427
84.7600 162.4310 .5440
82.6000 151.6327 .5449
82.5200 159.2343 .4084
82.2600 154.8494 .5912
81.8000 161.6735 .4 07 5
X39 .8619
X40 82.7600 158.8392 .3002 .8724
X43 84.5000 161.7653 .2427 .8731
X45 84.7600 162.4310 .5440 .8679
X46 82.6000 151.6327 .5449 .8648
X47 82.5200 159.2343 .4084 .8685
X48 82.2600 154.8494 .5912 .8641
X50
Reliability Coefficients
N of Cases =50.0 N of Items = 33
Alpha = 0.8725
KfiftH
Reliabilitas Aitem Juvenile Delinquency (Y)
RELIABILI ANALYSIS-SCALE (ALPHA)
Item-total Statistics
Y2
Y4
Y6
Y8
Y9
Yl 1
Y12
Y13
Y14
Y16
Y17
Y18
Y19
Y21
Y22
Y2 3
Y24
Y2 6
Y27
Y29
Y30
Y35
Scale Scale ^"orrortGd
Mo^ri Vati ^ t-( i~o 11em- A Ipha
if Item if Item Total if Item
De1e ze a £}o1 o r o ri Correlation De lor _r-i
60.6200 155.7506 .2881 8707
60.4 600 1 ST c,1 ft ft .5342 8 657
59.6800 149.4465 .5264 8652
59.8400 154.667 8 .3330 8697
S Q S 0 fi fl 1 si ?^t/n .3044 8722
60.5^0 0t ^ -7 Q Pi_ -. .1871 Q ~ ^ "7
59.3400 145. 61.67 .4708 8669
59.3600 152.35>b .3605 8 693
60.3400 1 c,"5 c.TSI .3506 8694
58.3 600 158.9693 .1465 37 32
g0 4 4 00 152.1698 .3998 8683
60.8600 157.2249 .3339 8699
60.52 00 152.9894 .4856 8668
t,Q oonn 148.6322 .5661 8642
c,A flA n n 153.0351 .2989 .8713
fi o. _ fi n n 14 9.5596 .5783 8643
59.4800 152.4996 .2953 .8718
58.94 00 147.9351 .4464 .8673
60.7800 153.2363 .5280 .8664
60.240 0 148.7576 .4099 .8685
60.640 0 156.0718 .3081 .87 02
60.740 0 154.8494 .4205 .8683
Y37 59.7200 154.0833 .2719 .8719
Y38 60.3600 151.3371 .4356 .8674
Y42 60.5400 149.1106 .5919 .8639
Y43 60.9800 159.1629 .2884 .8709
Y44 60.6000 149.1429 .6064 .8637
Y45 59.9400 147.0780 .5695 .8638
Y46 60.7600 154.1861 .4646 .8675
Y48 61.0300 159.5037 .37 62 .8707
Y49 60.9200 154.8098 .4205 .8682
Y50 60.8400 157.0351 .3683 .8695
Reliability Coefficients
N of Cases =50.0 N of Items = 32
Alpha = 0.B/2I
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
subjek x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10 x12 x14 x16
1 51 3 3 0 1 1 1 5 4 3 0
_ 52 2 1 0 2 4 2 3 4 3 0
3 53 4 2 0 2 4 2 3 3 4 0
4 54 3 1 0 2 5 3 4 2 3 0
5 55 2 1 0 2 2 1 2 3 5 0
6 56 1 2 0 4 4 3 4 3 5 0
7 57 3 3 0 4 3 2 5 3 5 0
8 58 3 1 0 3 2 2 5 2 1 0
g 59 1 1 0 2 3 3 3 2 2 0
10 60 1 3 0 1 4 4 5 4 3 0
11 61 2 1 0 4 _ 5 4 3 2 0
12 62 1 1 0 1 1 1 4 3 1 0
13 63 2 2 0 3 3 2 5 2 3 0
14 64 2 1 0 4 2 3 2 3 5 0
15 65 5 3 0 3 5 2 5 3 3 0
16 66 1 1 0 2 3 4 2 4 2 0
17 67 5 5 0 1 3 3 3 3 3 0
18 68 3 1 0 4 3 3 4 4 2 0
19 69 3 0 O2 5 2 0
20 70 2 1 0 2 3 2 1 3 4 0
21 71 4 3 0 4 2 5 2 4 2 0
22 72 1 2 0 2 2 1 2 1 2 0
23 73 4 3 0 1 3 3 2 3 3 0
24 74 1 1 0 1 3 2 3 2 5 0
25 75 2 2 0 2 2 3 5 1 2 0
26 76 2 2 0 2 4 2 3 2 4 0
27 77 3 5 n 3 3 2 4 3 2 Q
28 78AI _ 0 __ 3 1 3 1 __ 0
29 79 2 2 0 2 5 4 3 2 2 0
30 80 1 2 0 2 2 1 2 2 2 0
31 81 2 3 0 5 4 2 3 4 3 0
32 82 1 2 0 2 2 3 2 2 2 0
33 83 1 3 0 4 1 4 2 3 3 0
34 84 5 4 0 2 2I
3 1 3 2 0
35 85 1 2 o 3 9—
2 3 4 1 o
36 86 5 4 0 3 •j o__
3 3 50
37Q-7Of 1
A1 0 _ _ 1 2
1__ _
0
10/19/03 09:40:58 1/6
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
x17 x18 x19 x20 x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29
1 3 0 2 0 3 0 2 2 0 0 3
2 2 0 4 0 2 0 4 3 0 0 4
3 1 0 4 0 1 0 4 1 0 0 3
4 2 0 4 0 1 0 3 3 0 0 2
5 3 0 2 0 2 0 2 3 0 0 1
6 1 0 4 0 2 0 4 4 0 0 2
7 3 0 3 0 1 0 3 4 0 0 4
8 2 0 2 0 2 0 1 3 0 0 1
9 2 0 2 0 2 0 2 5 0 0 2
10 3 0 4 0 1 0 3 5 0 0 4
11 3 0 4 0 4 0 3 4 0 0 4
12 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
13 2 0 1 0 2 0 3 2 0 0 2
14 2 0 2 0 4 0 2 1 0 0 2
15 4 0 2 0 3 0 1 3 0 0 3
16 3 0 3 0 2 0 2 1 0 0 1
17 2 0 2 0 3 0 3 2 0 0 3
18 3 0 4 0 4 0 4 3 0 0 4
19 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 1
20 3 0 3 0 1 0 3 2 0 0 2
21 1 0 3 0 4 0 3 4 0 0 3
22 3 0 2 0 3 0 1 3 0 0 2
23 3 0 2 0 3 0 2 3 0 0 3
24 2 0 4 0 4 0 3 2 0 0 2
25 1 0 3 0 3 0 4 2 0 0 3
26 5 0 3 0 4 0 2 4 0 0 3
27 2 0 4 0 5 0 3 5 0 0 3
28 1 0 2 0 2 0 2 1 0 0 2
29 2 0 1 0 2 0 3 4 0 0 1
30 3 0 3 0 1 0 1 2 0 0 1
31 4 0 4 0 5 0 2 4 0 0 3
32 1 0 4 0 3 0 5 2 0 0 1
33 4 0 4 0 3 0 4 3 0 0 4
34 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 2
35 2 0 2 0 1 0 1 1 0 0 1
36 3 0 1 0 5 0 3 4 0 0 2
37 1 0 2 0 3 0 1 2 0 0 4
10/19/03 09:40:59 2/6
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43 x45 x46 totalx
1 2 2 0 5 5 0 0 3 2 55
2 3 2 0 5 4 0 0 5 1 60
3 2 3 0 2 4 0 0 2 2 53
4 1 1 0 3 3 0 0 3 3 52
5 3 4 0 2 5 0 0 1 3 49
6 4 2 0 3 4 0 0 3 2 61
7 3 5 0 1 4 0 0 2 1 62
8 4 3 0 5 4 0 0 1 2 49
9 2 1 0 1 5 0 0 4 2 47
10 4 2 0 4 3 0 0 2 4 64
11 4 2 0 2 4 0 0 2 2 61
12 5 1 0 1 1 0 0 3 1 31
13 2 2 0 3 3 0 0 2 3 49
14 4 2 0 4 5 0 0 3 1 54
15 3 3 0 1 3 0 0 3 2 60
16 1 1 0 2 3 0 0 1 1 40
17 2 2 0 1 5 0 0 2 2 55
18 1 4 0 2 4 0 0 2 3 62
19 1 2 0 3 2 0 0 1 2 46
20 2 3 0 2 3 0 0 2 3 47
21 4 2 0 3 4 0 0 2 3 62
22 1 3 0 3 2 0 0 1 2 39
23 2 3 0 3 4 0 0 1 4 55
24 4 2 0 3 5 0 0 2 3 54
25 2 3 0 2 3 0 0 2 3 50
26 2 2 0 4 3 0 0 3 3 59
27 2 4 0 2 3 0 0 1 2 61
28 2 1 0 2 1 0 0 1 3 35
29 1 2 0 2 1 0 0 2 1 44
30 2 3 0 2 2 0 0 3 2 39
31 4 3 0 4 3 0 0 3 3 68
32 2 3 0 2 1 0 0 3 3 46
33 4 3 0 4 4 0 0 1 4 63
34 1 2 0 4 2 0 0 2 1 47
35 1 2 0 2 5 0 0 2 2 40
36 5 1 0 3 3 0 0 1 2 59
37 2 3 0 4 5 0 0 2 1 43
10/19/03 09:40:59 3/6
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
subjek x1 x2 x3 x6 x8 x9 x10 x12 x14 x16
38 88 2 1 0 2 2 3 4 3 1 0
39 89 2 2 0 2 3 2 1 1 2 0
40 90 1 2 0 3 1 4 1 4 4 0
41 91 2 3 0 3 3 2 1 2 2 0
42 92 1 5 0 2 3 2 3 2 3 0
43 93 1 1 0 1 1 2 3 3 2 0
44 94 1 1 0 3 3 3 1 2 2 0
45 95 2 2 0 2 1 2 3 2 5 0
46 96 1 2 0 3 3 4 3 3 4 0
47 97 2 2 0 2 3 2 1 3 1 0
48 98 2 2 0 4 2 1 4 4 5 0
49 99 5 3 0 2 3 2 5 2 2 0
50 100 1 2 0 3 2 3 1 1 1 0
51 100 1 2 0 3 2 3 1 1 1 0
10/19/03 09:41:00 4/6
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
x17 x18 x19 x20 x22 x23 x24 x25 x26 x28 x29
38 3 0 3 0 3 0 2 3 0 0 2
39 3 0 4 0 1 0 4 2 0 0 2
40 4 0 3 0 4 0 3 1 0 0 3
41 1 0 3 0 2 0 2 2 0 0 2
42 3 0 3 0 1 0 3 3 0 0 2
43 2 0 2 0 2 0 1 2 0 0 1
44 3 0 1 0 2 0 2 3 0 0 2
45 2 0 2 0 3 0 4 1 0 0 3
46 5 0 3 0 4 0 3 4 0 0 4
47 2 0 1 0 2 0 2 1 0 0 2
48 3 0 1 0 3 0 2 3 0 0 4
49 2 0 5 0 4 0 3 2 0 0 2
50 4 0 1 0 2 0 1 2 0 0 2
51 4 0 1 0 2 0 1 2 0 0 2
10/19/03 09:41:00 5/6
DATA PENELITIAN FAMILY VIOLENCE (X)
x30 x31 x32 x38 x39 x40 x43 X45 x46 totalx
38 1 4 0 2 4 0 0 1 3 49
39 3 2 0 2 3 0 0 2 1 44
40 4 4 0 3 4 0 0 3 2 58
41 3 2 0 2 1 0 0 3 2 43
42 2 2 0 1 2 0 0 3 1 47
43 2 1 0 2 1 0 0 3 2 35
44 3 2 0 3 2 0 0 2 3 44
45 1 2 0 3 2 0 0 3 2 47
46 4 3 0 1 3 0 0 2 2 61
47 3 2 0 2 1 0 0 2 1 37
48 4 4 0 4 5 0 0 3 2 62
49 1 2 0 4 1 0 0 2 3 55
50 1 2 0 2 1 0 0 1 2 35
51 1 2 0 2 1 0 0 1 2 35
10/19/03 09:41:00 6/6
OU
yu
JS
-j..
_..
...
"*
J~
~-
—_
-.
..«
.%
*•
.
No
.P
emy
ataa
nS
aya
berf
ikir
sepe
rti
ini
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
1M
erus
akba
rang
-bar
ang
2B
erse
ling
kuh
3M
engu
rung
pas
ang
an
4Se
lalu
mel
aran
gke
luar
rum
ah
5M
elar
ang
bert
emu/
dite
mui
tem
anm
aupu
nke
luar
ga6
Men
ghin
adi
dep
anum
um
7H
arus
pam
itbi
lake
luar
rum
ah
8T
idak
men
ghar
gai
pasa
ngan
9M
enje
lek-
jele
kkan
pasa
ngan
baik
terh
adap
anak
mau
pun
ora
ng
lain
10
Men
doro
ngfi
sik
seca
rak
eras
11
Mem
ulas
/m
emel
intir
tang
an/
bad
an
12
Men
amp
ar
13
Men
yiks
abi
lake
ingi
nann
yatid
akdi
penu
hi/
dide
ngar
kan
14
Cem
bu
rub
uta
15
Mel
empa
rba
rang
kear
ahp
asan
gan
16
Men
ganc
ampa
sang
an
17
Men
cek
ikle
her
18
Men
cam
pakk
anpa
sang
an
»_u
yu
pti
)II
UII
fil_
fly_
rv-«
rv„
f>u
yu
ni
iK
fX
*_
»_
•r—
,
No
.P
emy
ataa
nS
aya
berf
ikir
sepe
rti
ini
TP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
19
Sela
lum
enya
lahk
anpa
sang
an
20
Mel
udah
ip
asan
gan
21
Mel
ukai
pas
ang
an
22
Mel
empa
rtu
buh
pasa
ngan
kete
mb
ok
23
Men
odon
gkan
bend
ata
jam
kep
ada
pas
ang
an2
4M
ud
ahm
em
aafk
an
25
Men
ginj
aktu
buh
pasa
ngan
den
gan
ker
as2
6B
erte
ng
kar
27
Men
onjo
kp
asan
gan
28
Tid
akm
engh
irau
kan
pasa
ngan
mesk
iia
sak
itk
era
s2
9M
enja
mba
kra
mbu
tpa
sang
an
30
Tid
akm
em
beri
nafk
ah
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
subje' y2 y4 y6 ys y9 y11 y12 y13 y14 y17 y191 51 c 3 3 3 C c £ 3 2 1 2
2 52 0 3 2 3 0 G 5 3 2 2 3
3 53 0 4 3 2 0 0 2 4 2 1 2
4 54 0 3 3 2 0 0 3 3 3 1 3
5 bb 0 3 3 3 0 0 5 4 1 1 3
6 56 0 3 4 3 0 0 4 4 4 1 2/ 57 0 2 4 3 0 0 4 5 3 3 4
8 58 0 3 2 3 0 0 4 3 1 3 1
9 59 0 2 3 3 0 0 4 3 3 2 2
10 60 0 4 4 2 0 0 4 4 4 1 4
11 61 u 4 3 3 0 0 3 3 4 2 3
12 62 0 1 1 3 0 0 2 2 1 1 1
13 63 0 4 3 3 0 0 4 2 3 2 2
14 64 0 2 3 4 0 0 4 5 4 3 2
15 65 0 4 4 3 0 0 3 2 2 1 2
16 66 0 1 2 3 0 0 3 1 3 3 1
17 6/ 0 3 2 2 0 0 2 4 3 1 1
18 68 0 3 3 4 0 0 3 4 2 3 4
19 69 0 3 4 3 0 0 5 3 O__
_ 2
20 70 0 2 2 2 0 0 4 3 2 2 2
21 71 0 3 4 4 0 0 5 4 3 3 3
22 72 0 4 3 4 0 0 2 3 3 2 2
23 /3 0 3 1 3 0 0 3 2 3 3 3
24 74 0 3 1 2 0 0 2 3 2 1 3
25 75 0 2 2 5 0 0 2 3 2 3 5
26 76 0 3 3 4 0 0 5 2 4 4 5
27 77 0 2 3 2 0 0 1 2 3 2 2
28 78 0 1 1 1 0 0 1 2 1 2 1
29 79 0 1 4 2 0 0 3 2 1 2 2
30 80 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2
31 81 0 3 4 3 0 0 1 4 3 2 4
32 82 0 1 3 3 0 0 1 2 3 2 4
33 83 0 3 3 4 0 0 4 3 2 4 4
34 84 0 1 3 1 0 0 2 3 2 1 2
35 85 0 2 1 1 0 o 1 2 1 2 2
36 860 2 o
_ 2 0 0 1 2_ 4 2
37 87 02
13
00 1
2_ 3
4
10/19/03 09:47:37 1/6
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y21 y22 y23 y24 y26 y27 y29 y30 y35 y37 y38 y421 0 0 3 0 1 2 1 0 2 0 3 1
2 0 0 4 0 2 3 3 0 2 0 2 1
3 0 0 2 0 1 2 1 0 2 0 2 2
4 0 0 2 0 1 2 1 0 3 0 3 3
5 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 4
6 0 0 3 0 2 3 4 0 1 0 3 2
7 0 0 2 0 3 4 4 0 2 0 2 2
8 0 0 3 0 1 1 1 0 1 0 1 2
9 0 0 2 0 2 2 1 0 2 0 1 2
10 0 0 3 0 4 4 2 0 3 0 4 1
11 0 0 2 0 4 4 3 0 3 0 4 2
12 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
13 0 0 1 0 2 2 2 0 3 0 1 1
14 0 0 4 0 2 3 2 0 4 0 3 2
15 0 0 2 0 1 2 1 0 2 0 2 3
16 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 3 1
17 0 0 3 0 3 3 2 0 1 0 3 2
18 0 0 4 0 1 4 4 0 3 0 4 3
19 0 0 1 0 1 2 2 0 2 0 3 1
20 0 0 2 0 3 1 1 0 1 0 1 2
21 0 0 3 0 4 4 3 0 3 0 1 2
22 0 0 3 0 2 3 3 0 3 0 2 2
23 0 0 3 0 2 3 5 0 2 0 4 1
24 0 0 1 0 5 3 1 0 3 0 2 5
25 0 0 3 0 2 3 3 0 2 0 2 2
26 0 0 2 0 5 2 4 0 1 0 1 1
27 n 0 1 0 2 3 2 0 -j 0 2 2
28 0 0 2 0 1 1 1 0 2 0 2 1
29 0 0 2 0 3 2 3 0 3 0 2 2
30 0 0 1 0 2 5 3 0 2 0 3 3
31 0 0 2 0 3 4 4 0 4 0 3 4
32 0 0 3 0 3 3 2 0 3 0 3 2
33 0 0 2 0 3 4 4 0 1 0 4 1
34 0 0 3 0 2 3 1 0 1 0 3 1
35 0 0 2 0 1 1 2 0 2 0 1 2
36 0 0 2 0 3 2 2 0 2 0 3 3
37 0 0 __ 0 __ 3__
02 0 3
3
10/19/03 09:47:37 2/6
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y43 y44 y45 y46 y48 y49 y50 totaly
1 0 1 3 1 1 1 3 45
2 0 2 2 3 3 3 4 57
3 0 2 2 1 1 1 2 41
4 0 3 3 2 1 1 2 48
5 0 3 2 2 2 2 2 46
6 0 2 2 2 2 2 2 55
7 0 3 2 3 1 1 2 59
8 0 2 1 1 1 1 1 37
9 0 2 3 2 2 2 2 47
10 0 4 2 1 2 1 1 59
11 0 2 3 1 2 2 2 59
12 0 1 1 1 1 1 1 25
13 0 1 2 2 2 2 3 47
14 0 4 3 4 3 1 2 64
15 0 3 3 2 1 1 3 47
16 0 1 3 2 1 1 2 37
17 0 2 3 2 2 2 3 49
18 0 2 3 1 2 2 2 61
19 0 2 2 3 3 2 2 50
20 0 2 3 3 2 2 3 45
21 0 3 2 3 3 2 3 65
22 0 2 1 2 5 4 2 57
23 0 3 2 4 3 2 2 57
24 0 3 2 5 1 2 3 53
25 0 2 3 2 2 3 2 55
26 0 3 2 4 2 3 2 62
27 0 4 2 1 2 1 2 42
28 0 2 1 1 1 1 2 28
29 0 3 2 2 2 3 2 48
30 0 2 2 2 2 3 2 48
31 0 3 1 3 2 2 2 61
32 0 2 2 2 2 2 1 49
33 0 4 2 3 2 2 4 63
34 0 2 3 2 2 3 2 43
35 0 2 1 1 1 2 1 31
36 0 1 2 3 1 2 3 46
37 0 1 2 3 4 2 2 49
10/19/03 09:47:37 3/6
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
subje y2 y4 y6 y8 y9 y11 y12 y13 y14 y17 y1938 88 0 3 1 2 0 0 2 3 2 4 3
39 89 0 3 3 3 0 0 2 3 2 2 2
40 90 0 1 4 2 0 0 4 3 4 1 2
41 91 0 2 3 2 0 0 5 3 2 3 2
42 92 0 2 2 2 0 0 2 3 2 3 3
43 93 0 1 2 1 0 0 1 2 1 1 1
44 94 0 3 1 2 0 0 2 3 2 3 1
45 95 0 1 3 1 0 0 1 1 2 2 346 96 0 1 3 4 0 0 2 4 2 1 4
47 97 0 2 2 3 0 0 1 2 3 2 2
48 98 0 2 3 4 0 0 2 4 4 1 3
49 99 0 2 1 2 0 0 2 1 2 1 2
50 100 0 1 2 1 0 0 1 2 1 1 1
10/19/03 09:47:38 4/6
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y21 y22 y23 y24 y26 y27 y29 y30 y35 y37 y38 y42
38 0 0 2 0 3 2 2 0 2 0 2 3
39 0 0 2 0 3 2 3 0 2 0 3 3
40 0 0 1 0 3 1 3 0 3 0 4 1
41 0 0 2 0 1 2 2 0 2 0 3 3
42 0 0 3 0 5 2 2 0 3 0 2 2
43 0 0 3 0 2 1 1 0 1 0 1 1
44 0 0 1 0 2 1 3 0 1 0 2 2
45 0 0 3 0 2 3 1 0 3 0 2 4
46 0 0 4 0 1 4 4 0 2 0 4 3
47 0 0 2 0 1 4 3 0 1 0 2 3
48 0 0 2 0 3 2 3 0 3 0 3 2
49 0 0 2 0 1 4 3 0 3 0 1 3
50 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 2 1
10/19/03 09:47:38 5/6
DATA PENELITIAN JUVENILE DELINQUENCY (Y)
y43 y44 y45 y46 y48 y49 y50 totaly
38 0 3 2 3 2 3 2 51
39 0 3 2 3 3 1 3 53
40 0 3 2 4 3 3 1 53
41 0 2 3 2 2 2 3 51
42 0 2 4 5 3 2 4 58
43 0 1 2 2 2 1 2 30
44 0 2 4 2 2 5 2 46
45 0 2 3 2 1 2 3 45
46 0 2 3 5 1 4 59
47 0 1 2 2 3 2 44
48 0 3 4 3 2 1 55
49 0 2 3 1 2 3 42
50 0 1 2 1 2 1 27
10/19/03 09:47:38 6/6
1
1V
\Jre
iny
cii
ctc
iii
ua
vvu
MM
ii
IP 1
J 2
K 3
S 4
SS 5
TP 1
J 2K 3
S 4S
S 5P
ula
ng
sek
ola
hla
rut
mal
am2
1
22
Mel
ukai
/men
gani
aya
oran
gla
in2
Mem
baca
buku
porn
o
—
Men
gada
kan
pest
apo
rase
mal
amsu
ntu
k3
Mem
bo
los
sek
ola
h2
3M
engk
onsu
msi
min
uman
ker
as*r
Der
Do
no
ng
24
Mem
akai
Nar
ko
ba
_
Men
gg
un
akan
uan
gS
PP
untu
kh
ura
-hu
ra2
5M
abu
k-m
abu
kan
0M
emal
suka
nta
nda
tang
an2
6Su
kabe
rbua
tise
ngI
Men
gina
pdi
rum
ahte
man
27
Ber
judi
O 9 11
Men
yont
eksa
atuj
ian
28
Ter
iiba
tpe
lacu
ran
Dis
ko
rsda
rise
ko
lah
29
Mel
akuk
anhu
bung
anse
ksde
ngan
law
anje
nis
Men
gg
ang
gu
ora
ng
lew
at3
0M
encu
riba
rang
mili
kor
ang
tua
•erK
eia
ni
.L
.—
L_
1]
[__
1
12
Pes
tapo
rasa
mbi
lm
abuk
-m
ab
uk
an
1erim
aka
sihat
aske
juju
ran
dan
kete
rbuk
aan
sert
ake
rjas
ama
Anda
dala
mm
embe
rika
nja
wab
an.
13
Mal
asm
enge
rjak
anPR
14
Non
ton
film
porn
o
15
Mem
buat
guru
mar
ah
16
Men
curi
bara
ngm
ilik
oran
gla
in
17
Iku
tta
wu
ran
18
Ter
iibat
dala
mge
ng
19
Mer
usak
bara
ngor
ang
lain
20
Mem
baw
abe
nda
taja
m
TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y
totalx totaly ztotalx ztotaly
1 88 67 1.59604 1.17611
2 65 63 .15024 .83912
3 63 80 .02452 2.27135
4 75 61 .77885 .67062
5 71 63 .52740 .83912
6 82 59 1.21887 .50212
7 71 63 .52740 .83912
8 76 75 .84171 1.85011
9 73 80 .65313 2.27135
10 71 63 .52740 .83912
11 72 47 .59026 -.50886
12 59 60 -.22693 .58637
13 63 48 .02452 -.42461
14 73 79 .65313 2.18710
15 59 71 -.22693 1.51311
16 53 40 -.60409 -1.09861
17 92 46 1.84748 -.59311
18 78 46 .96743 -.59311
19 73 50 .65313 -.25612
20 69 46 .40168 -.59311
21 77 41 .90457 -1.01436
22 88 55 1.59604 .16513
23 80 44 1.09315 -.76161
24 96 49 2.09893 -.34037
25 74 63 .71599 .83912
26 86 40 1.47032 -1.09861
27 69 45 .40168 -.67736
28 59 44 -.22693 -.76161
29 49 51 -.85554 -.17187
30 68 54 .33882 .08088
31 67 56 .27596 .24938
32 83 37 1.28173 -1.35135
33 63 74 .02452 1.76586
34 88 59 1.59604 .50212
35 82 61 1.21887 .67062
36 79 41 1.03029 -1.01436
37 98 76 2.22465 1.93435
10/19/03 10:02:39 1/3
TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y
totalx totaly ztotalx ztotaly
38 74 45 .71599 -.67736
39 62 53 -.03835 -.00337
40 77 59 .90457 .50212
41 81 56 1.15601 .24938
42 72 64 .59026 .92337
43 99 91 2.28751 3.19809
44 71 40 .52740 -1.09861
45 99 65 2.28751 1.00762
46 66 51 .21310 -.17187
47 81 64 1.15601 .92337
48 81 54 1.15601 .08088
49 54 57 -.54123 .33363
50 74 59 .71599 .50212
51 55 45 -.47837 -.67736
52 60 57 -.16407 .33363
53 53 41 -.60409 -1.01436
54 52 48 -.66695 -.42461
55 49 46 -.85554 -.59311
56 61 55 -.10121 .16513
57 62 59 -.03835 .50212
58 49 37 -.85554 -1.35135
59 47 47 -.98126 -.50886
60 64 59 .08738 .50212
61 61 59 -.10121 .50212
62 31 25 -1.98703 -2.36234
63 49 47 -.85554 -.50886
64 54 64 -.54123 .92337
65 60 47 -.16407 -.50886
66 40 37 -1.42129 -1.35135
67 55 49 -.47837 -.34037
68 62 61 -.03835 .67062
69 46 50 -1.04412 -.25612
70 47 45 -.98126 -.67736
71 62 65 -.03835 1.00762
72 39 57 -1.48415 .33363
73 55 57 -.47837 .33363
74 54 53 -.54123 -.00337
10/19/03 10:02:39 2/3
TOTAL SKOR X DAN TOTAL SKOR Y
totalx totaly ztotalx ztotaly
75 50 55 -.79268 .16513
76 59 62 -.22693 .75487
77 61 42 -.10121 -.93011
78 35 28 -1.73559 -2.10959
79 44 48 -1.16984 -.42461
80 39 48 -1.48415 -.42461
81 68 61 .33882 .67062
82 46 49 -1.04412 -.34037
83 63 63 .02452 .83912
84 47 43 -.98126 -.84586
85 40 31 -1.42129 -1.85685
86 59 46 -.22693 -.59311
87 43 49 -1.23270 -.34037
88 49 51 -.85554 -.17187
89 44 53 -1.16984 -.00337
90 58 53 -.28979 -.00337
91 43 51 -1.23270 -.17187
92 47 58 -.98126 .41787
93 35 30 -1.73559 -1.94109
94 44 46 -1.16984 -.59311
95 47 45 -.98126 -.67736
96 61 59 -.10121 .50212
97 37 44 -1.60987 -.76161
98 62 55 -.03835 .16513
99 55 42 -.47837 -.93011
100 35 27 -1.73559 -2.19384
10/19/03 10:02:39 3/3
Uji Normalitas
Statistics
TOTALX TOTALY
N Valid 100 100
Missing 0 0
Mean 62.61 53.04
Std. Error of Mean 1.59 1.19
Median 62.00 53.00
Mode 47a 59
Std. Deviation 15.91 11.87
Variance 253.07 140.89
Skewness .251 .341
Std. Error of Skewness .241 .241
Kurtosis -.483 .721
Std. Error of Kurtosis .478 .478
Range 68 66
Minimum 31 25
Maximum 99 91
Percentiles 10 43.00 40.00
25 49.00 45.25
50 62.00 53.00
75 73.75 60.75
90 82.90 65.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Page 1
Statistics
TOTALX TOTALY
N Valid 100 100
Missing 0 0
Mean 62.61 53.04
Std. Error of Mean 1.59 1.19
Median 62.00 53.00
Mode 47a 59
Std. Deviation 15.91 11.87
Variance 253.07 140.89
Skewness .251 .341
Std. Error of Skewness .241 .241
Kurtosis -.483 .721
Std. Error of Kurtosis .478 .478
Range 68 66
Minimum 31 25
Maximum 99 91
Percentiles 10 43.00 40.00
25 49.00 45.25
50 62.00 53.00
75 73.75 60.75
90 82.90 65.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
TOTALX
CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent
Valid 31 1 1.0 1.0 1.0
35 3 3.0 3.0 4.0
37 1 1.0 1.0 5.0
39 2 2.0 2.0 7.0
40 2 2.0 2.0 9.0
43 2 2.0 2.0 11.0
44 3 3.0 3.0 14.0
Page 2
co
<O
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
0)
>*
-'-P
_
CD
^(D
t^
c6
on
h:o
6m
^o
i^
c6
aio
r^
c^
^<
6o
c>
i\^
<6
(n
cic\ic6
yt^
o6
o^
c^
*—
(N
CM
(N
N«
rtn
M'J'J'!fm
wm
(D
(D
(D
©<
ON
NN
KN
CO
<O
C0
«J(0
C0
01
0ia)
CO
OJ
?&
E^
_Q
-O
c8
oq
oaao
ao
oo
oo
oo
oo
oo
aao
ao
aC
Nlri«
t-:t-t\iri^^lfi(N
^lfiT
tr;r;r:r;(N
dT
fd
rtC
OT
^^N
rJT
-<
-:riW
'r:T
-_
a.
2TO
>
oq
oo
qo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
_csi
iriiri^t-'N
ri^^w
N^w
^V
^^T
-N
N^N
riri^^N
^r-'
^ri(\it-i-
_Q)
a.
c
CN
min
t-t-(\in
ijrm
fM
^m
'*
rT
rT
-«
M'*
N(,)rt-T
-N
1-r.i-n
M'-i-
a)
_CT
_
U.
CD
N(»
o(M
ntm
to
o>
o<
-t\in
fin
(£
isco
o)rP
)n
i)-in
(D
N_
CD
O'-N
n(D
•srt^
in
iflm
mm
io
io
(0
(D
(0
_(o
iD
<0
(C
iO
(O
SN
NN
NS
NN
Neo
oo
<D
flO
flo
TJw>
CO<D
O)
CO
0.
ti
CO
CO CD 4_
NfflS
^«
-J'0
-<
»N
fflO
lA
«W
-'O
NJO
CD
N
< 5!
ro
en
JxM
JiM
^JiN
JX
*.(i.(3
)U
lU
->
NW
WW
-1
-'-'-1
T1 3 _
> c CD
_ n ><
.&.
m&•
ro-P
*•*>
-n>
*•.j_
-1-
en
en
co-»
mw
ww
r^^
->•-"
-o
oo
oo
'o
oo
ob
oo
oo
oo
'o
oo
ob
b"o
CD
_
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
—V
b
< _L S t)
CD
_
_
co
a>
oio
icn
.&
..i_
-fc-w
ww
ro
po
-»
-£
-*
-»
,,k
,U
i-'(
DU
IW
(D
tn
W(C
itfi-'U
iO
S(J)*
.7
i())lJiJiW
Wb
bb
oo
i3
ob
bb
bb
<D
bb
bb
c_
bb
bo
b
O
?i
CD
_3
_-.
'-*
< CD
o -I 5
< - Q.
-HC
DC
OC
OC
Oo
oO
CO
CD
O)
M0
0
<_
Tl
CD
n c CD
^_
oO
OM
__
._
_V
__
.C
O*
< "0
CD
—_
Oo
CD
ON
J—
_—
A.
-_
».
CO
3
OO
OO
oo
< _ Q.
T3
CD
oa
OK
)-_
__
._
CO
CD
3O
Oo
oo
o
o"0
5CD
3A
E.
CD
_
OC
OC
OC
DC
O3
_".
CD
OC
ON
O!
Ol
oo
oo
o
o > r x
•0 _ CO CD cn
< _.
S
HC
DC
DN
N-siN
NO
Oio
cn
cn
oicn
oi
Oi
O-»
OC
OO
lC
llA
-'N
OlliU
M-'O
lfl
oo
<_
Tl
-i
CD
_!
_ CD
_i
3o
Oo
->•
M->
-'-»
-»
-i-'M
UO
)-»
Ji-»
_._
*< TJ
a>
—1
oo
CD
o->
•M
-»
-»
-»
-»
-'-*
NU
OI-'ft->
ffl
__
3
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
b
< _.
s -o
CD
o o->
•M
-a----M
WO
)-»
A-'O
I—
_
3b
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
o
"35
CD3
a£
_w
CD
CD
oC
DC
DC
OC
DC
DC
DC
DC
DO
OO
OC
O-v
l-v
J-J
en
3=
~'•«
•< C
Do
C0
N(J)U
lA
WM
-»
_C
!lO
!0
Cn
Ji
en
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
bb
o > 5
cn
iT oj
Std. Dev= 15.91
Mean = 62.6
N = 100.00
>»oc_
3D"<3)
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0 95.0
Tindak Kekerasan dalam Keluarga
Y
Std. Dev = 11.87
Mean = 53.0
N = 100.00
25.0 35.0 45.0 55.0 65.0 75.0 85.0
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Kenakalan Remaja
Page6
Uji Regresi dan Linearitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 TOTALX3 Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: TOTALY
Model Summary**
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of
the Estimate
1 .481a .232 .224 10.46
Model Summaryb
Model
Change Statistics
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .232 29.566 1 98 .000
a. Predictors: (Constant), TOTALX
b. Dependent Variable: TOTALY
Page 7
Histogram
Kenakalan Remaja
Std. Dev = .99
Mean = 0.00
N = 100.00
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression St£
Kenakalan Remaja1.00-, 7^1
/LP
.75-I
^X!
2 .50-O.
__r
3
o
BOCDQ.X
UJ
.25
I a?/'I 8>/
I J*i
_tl
<?i ,^i -rfS^
-F
0.00 .25 .50 .75 1.00
Observed Cum Prob
Page 9
3
"DCO
CD
0_
"co~toCD
0)
CD
Q
"O<_N
CD"O
3
cn
o
cocn
CD_
CD
C_
(D_3CD
>
CD
15T3CD
•DCD
_
'-oCD
_
CD
to
Co
wCO
_
COCD
C_
10
Scatterplot
Dependent Variable: TOTALY
2 J,
1-i
-2-j
-3 !-2 -1
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot
Kenakalan Remaja
2-
1-1
-1-i
-2-I
"3L20 30 40 50 60 70
TOTALY
80 90 100
Page 10
Means
TOTALY Between (Combined)Groups Linearity
TOTALX Total
11
ANOVA Table
Sum of
Squares9986.373
3232.728
13947.840
df
45
1
99
Mean Square221.919
3232.728
Page 11
12
ANOVA Table
F Sig,
TOTALY*
TOTALX
Between
Groups
Total
(Combined)
Linearity
3.025
44.066
.000
.000
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
TOTALY *
TOTALX.481 .232 .846 .716
Uji Hipotesis
Chi-Square Test
TOTALX
Observed N Expected N Residual
31 1 2.2 -1.2
35 3 2.2 .8
37 1 2.2 -1.2
39 2 2.2 -.2
40 2 22 -.2
43 2 2.2 -.2
44 3 2.2 .8
46 2 2.2 -.2
47 5 2.2 2.8
49 5 2.2 2.8
50 1 2.2 -1.2
52 1 2.2 -1.2
53 2 2.2 -.2
54 3 2.2 .8
55 4 2.2 1.8
58 1 2.2 -1.2
Page 12
co
<O
•_
tsCD
a.
xHi
CO
CN
CO
OO
CO
CN
CN
CN
CN
CN
CN
OO
CN
CO
OO
CN
CN
CN
CN
CN
CN
Oq
CN
CN
CN
CN
CN
CN
CN
CN
Cv
lCN
CN
CN
CN
CM
CN
CN
CN
OJC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
MC
NC
SJC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
NC
^
Ifl
M*
Ifl
fr
(N
CN
^f
CN
CO
CI
T-
CN
1-
T-
CO
CN
t-
CN
OO
™n
-N
m«
_cn
N_
0)T
-(N
rt^
in_
NC
OO
)O
r-C
NC
OC
OC
OC
NC
flC
OC
BO
SS
5S
SS
----ON
NN
NN
NN
NN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
°L__________
CO
N-
00
Or-
I--C
NC
NC
NC
OC
OC
O_
__
__
SstD
<:ilo
»-i>
)N
,in
.N
co
oiO
r-M
«ifin
Nr-
--a-m
N-N
-N
-^
Tf^
^^
^in
in
uiin
in
in
in
in
in
to
-.cD
co
co
ffiN
NN
COCD
D)
CD
<I-
o
T3CD
CO
aLUCD
_CD
co
_)
o
CO
CD
CD
-C
CM
-M
-M
-C
pcq
^fM
;^^
T^^T
-^T
-'
''T
^'C
NC
Or-
'^•T
rC
DT
j-^
CD
'^-C
D'^
-C
D•*
CD
•KfC
DT
fT
tC
OC
DC
DC
DC
OCO
''l^
^T
^17
(D(0
_q
cD
-cp
cO
cp
<q
cO
<D
<D
_cD
_C
DC
O(D
CO
_(D
_C
C(p
cD
(pC
NC
NN
CN
NN
CN
CN
CN
CN
CN
CN
CN
NN
CN
CN
CN
CN
tNC
NC
NC
N
rtn
ocN
T-co
in
OT
t'*
M,cN
'<i't
CN
^fC
N^
CD
CO
CN
r-
T-
,lfiN
CO
O<
"S
CN
CN
CN
CO
CO
CO
sq
?3
$$
g$
3S
85
8S
88
fc8
88
53
83
8!o
E;s
:}2
CD
D)
CD
15
TOTALY
Observed N Expected N Residual
76 1 2.6 -1.6
79 1 2.6 -1.6
80 2 2.6 -.6
91 1 2.6 -1.6
Total 100
Test Statistics
TOTALX TOTALY
Chi-Squarea.bdf
Asymp. Sig.
35.240
45
.851
45.860
38
.178
a. 46 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.2.
b. 39 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.6,
Correlations
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
TOTALX
TOTALY
62.61
53.04
15.91
11.87
100
100
Page 15
16
Correlations
TOTALX TOTALY
TOTALX Pearson Correlation 1.000 .481*
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
TOTALY Pearson Correlation .481**1 1.000
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 16
_:
2ororo
ro
o
o00
oIs-
co
•sr
CO
cd1
N-
oIs-1
co
oIs-
00
oIs-i
co
oIs-i
00
CO
CDi
Is-
CO
CD
Is-
OIs-i
00
•<*
Is-
Jif)
CN
Oh-i
co
Or—
CO
CO
CD
Is-
CO
cpIs-
Is-I
to
CN
Is-
Tto
CN
Is-
to
CN
oIs-1
00
•<«•
Is-
to
CN
Is-
to
CN
OIs-i
OO
"3-
Is-
mCN
Or-t
CO
<*
ON-i
00
Is-
"<*i
lO
CN
Is-t
to
CN
Is-
mCN
OIs-
co
•o
Is-1
CO
oIs-1
co
"3-
Is-
Lf)
CN
CO
cpT—
Is-
olY
co
oIs-1
oo
•3-
Is-i
to
CN
co
CD
Is-
Xo
CD
cn•
Is-
Is-
co
Is-
CO
CDi
to
co
Is-1
CO
co
Is-i
to
CD
CD
Is-
coi^4CO
CD
Is-1
"n|-
co
CO
CO
Is-
&
CO
Is-i
•sr
CO
CO
r-
CO
co
Is-i
CO
co
to
CD
Is-•
CO
CO
to
co
CDt
Is-
Is-
031)
Is-
Is-
CD
Is-
iCO
Is-
4tn
CD
cni
Is-
Is-
CD
CDi
Is-
CD
CDi
Is-
Is-
CD
CDi
Is-
Is-
CO
Is-1
tO
CD
CDi
Is-
co
Is-t
to
CO
Is-
s
CO
mi
co
CO
Is-1
to
co
4LO
CD
cpIs-
co
Is-
4to
CD
CD
1^-Is-
CD
CDi
Is-
Is--
CD
CD«
Is-
Is-
cd
CDi
Is-
CN
CO
•"3-cn
co
Is-
oo
CD
oT—
CN
CO
•*
in
co
Is-
CO
CD
oCN
CN
CN
CN
co
CN
CN
to
CN
co
CM
Is-
CN
00
CM
CD
CN
oco
co
CN
CO
CO
oo
CO
CO
co
CO
Is-
00
CO-ST
tOCN
1—
co
gCD
O
c+—
ro
6ro
ro
Q
ro
o
Is-I
in
CN
oIs-
co
oIs-•
co
oco
>3-
oIs--
00
CO
CDt
x—
Is-
to
CN
oIs-
oo
•<r
oI-pco
•<r
ohpob
oIs-
cb
oIs-i
co
OIs-
co
Is-
in
CM
oIs-i
oo
Is-
Ttn
CN
oIs-i
co
Is-r
to
CN
oIs-1
oo
oIs-1
CO
Is-
-<*
IO
CN
Is-
tn
CN
o00
oIs-•
oo
•st
Is-
1"lO
CN
Is-
lO
CN
oIs-1
co
Is-
to
CM
Is-
to
CN
oIs-1
oo
^1-
oIs-1
00
«cf
oIs-.
oo
Is-
to
CM
oIs-
oo
oIs-1
co
OIs-i
oo
•sr
oIs-
co
>:
ro
o
CO
Is-i
m
co
Is-
4m
CD
CD1
Is-
Is-
CD
CD
Is-
Is-
co
Is-
4to
CD
CDi
Is-
Is-
co
Is-
4to
CD
CDi
Is-
Is-
co
r--
4to
CD
CD1
Is-
Is-
CD
CD
r-
Is-
co
Is-
4
co
Is-
CO
CD
4m
co
Is-
4tn
co
mI
co
CO
in
CO
co
to1
CO
co
Is-
ico1
•srm
co
to
co
co
tni
co
co
r--
4to
CD
Is-i
•<*
lO
co
to1
co
CO
mco
co
Is-i
m
co
Is-.
4to
CO
toi
CO
co
4to
co
co
mI
•*—
co
CO
upco
CD
Is-i
tO
CO
mi
CO
CD
Is-i
in
co
Is-i
m
oo
co
CD
co
o•si-4"
CN
co
"cr
CO
•3-
Is-
oo
CO
Oto
mCN
mco
tn
lO
to
lO
CO
mIs-
mCO
to
CD
tn
oCD
CO
CM
co
co
CO
co
to
co
CO
CD
Is-
co
oo
CD
CD
CD
oIs-
Is-
CN
Is-
CO
•sT
Is-
co
CM
"3-
to
CN
co
gCD
._
sOroro
Q
>.
ro
.+—
o
oIs-
co
oIs-
co
Is-
•*r•
tn
CM
Is-
lO
CN
oIs-
oo
oIs-1
co
oIs-
00
-3-
oIs-1
oo
"cr
oIs-
06•**
Is-1
to
CN
Is-
tn
CN
Is-
to
CM
OIs-i
oo
o•Y
co
•*
oIs-•
oo
o
i
oo
oIs-1
co
ohp06
Is-
7in
CN
Is-
7lO
CM
Is-
•^1
mCN
oIs-1
CO
Is-
7to
CN
oIs-1
00
Is-
to
CN
Is-
CN
Xro
o
co
m•
CO
CD
Is-
4m
CO
Is-
tn
CO
to
CO
CO
to
T—
CO
co
to1
X—
CO
co
Is-
4to
co
to1
co
CD
Is-1
tO
co
to1
co
CO
mi
CO
CO
Is-1
lO
CO
in
CO
CO
mt
T—
co
CO
mi
CO
CD
Is-i
'sT
tn
CO
lO1
T—
CO
CO
to
T—
co
CO
mco
CO
mi
co
CO
toi
CO
CD
4to
CO
if)
T—
CO
co
Is-1
•vt
lO
co
Is-1
m
CO
lO
x—
CO
mIs-
CD
Is-
Is-
Is-
co
Is-
CD
Is-
ooo5
CN
oo
CO
co
oo
in
oo
CD
00
Is-
oo
co
00
CD
oo
oCD
x—
CD
ft!CD
co
O)
CD
to
CD
co
CD
Is-
CD
oo
CD
CD
CD
oo
co
co
•<r
to
CN
co
o55
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI
KampusTerpadu, Jalan Kaliuning Km. 14,5 Telp. (0274) 896146, Fax. 896147 Yogyakaita55584
Nomor
Lamp.Hal
X>/Dek/70/FP/ v7 ioo-h Yogyakarta,
Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi
KepadaYth.Bapak/Ibudi
Tempat
Assalamu'alalhun wr.wb.
Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada mahasiswa kami:
Nama : .^£.&Z$No. Mhs. : J*.\&?.-°&.
Agar dapat melakukan penelitian/survey/try-out angket/studi kasus *) diInstanst Bapak/Ibu/Sdr.Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai syarat kelulusan study di Fakultas kami.Adapunjudul sknpsinya adalah:
KQP-eUASI ANTARA Tltv OAK £Qce(Q{MJ t?AUAtV\ t<eLuAa6A ( fAEAltyyioiEtvc.) DgNGAtv KgcvA^AUAv (iemasa IJuygmie Qe-iwauzucY)
Dengan Dosen Pembimbing;2, ..^i'.^tl.pwi.AH* ; ?-^
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdrkami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu 'alaihtm wr,wb.
Mengetahui,DosenPembimbing
Dr. Sukarti
PEMERINTAH&BUPATEN SLEMAN
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH(BAPPEDA)
Alamat : Jl Parasamya No. 1 Sleman YogyakartaTelp. (0274) 868800 Fax. (0274) 869533
SURAT KETERANGAN/IJ1NNomor .07.0/ VI / 8 [% /2003
Menunjuk Surat Keterangan Ijin dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam IndonesiaNomor : 253/Dek/70/FP/V/2003 Tanggal: - Hal: Permohonan Ijin PenelitianDengan ini kami tidak keberatan untuk :
1. Memberikan Persetujuan kepada :
Nama
No. Mahasiswa
TingkatAkademi/ Universitas
Alamat rumah/Kampus
MARIA ULFAH
98.320042
SI
UII YogyakartaJl. Tambakboyo No. 57 C Yogyakarta
2. Keperluan : Permohonan Data/ijin Penelitian dengan Judul :
" KORELASI ANTARA TINDAKKEKERASAN DALAM KELUARGA(FAMILY VIOLENCE) DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENNILE DELINQUENCY)'1
3. Lokasi : SMK PIRI Ngaglik
4.Waktu : Mulai tanggal dikeluarkan s/d 11 -09- 2003
Dengan Ketentuan:
2.
3.
4.
5.
6.
Teriebih dahulu menemui/melaporkan diri kepada Pejabat Pemerintah Setempat (Camat/Lumh Desa) untuk mendapat petunjukseperlunya.Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku setempat.Wajib memberi laporan hasilpenelitiannya kepada Bupati Sleman (c/qBappeda Kab.Sleman).Izin ini tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah dan hanya diperlukan untukkeperluan ilmiah.Surat Izin midapat diajukan lagi untuk mendapatperpanjangan bila diperlukan.Surat Izin ini dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan tersebutdiatas.
Demikian diharap Pejabat Pemerintah setempat memberikan bantuan seperlunya.
Kepada Yth.Sdr. MARIA ULFAH
Tembusan dikirim kepada Yth.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ka. Din. Keamanan dan Ketertiban Kab SlemanKa. Dinas P & Kab. SLeman
Ka. SMK PERI Ngaglik
Ka, Polres Sleman*
Ka.Kant Statistik K_.b. Sleman
PertinggaO.
Dikeluarkan di
Pada TanggalSleman
11 -06- 2003
A/nJKepala Bappeda Kab. Sleman> '̂̂ _^_^_^s?s? Litbang dan Evaluasi
NIP. 490 017 824
&UKAT KiO!iM£iL_4N
n«i • 917-1H 5/SM.f-TT'l.I./?CMH
fV.nryj»(>mn S«s!e_ai MeUiksstmiiknu I'en-'htnni
mtia \'lh
iu; FnkuiUi.s Psikologi
vpiKiSns fclam Unione-ia
tga« honnat, ,
tmdaklanjtUi surat Deksn Pakuttfts Pssk«h£i N«m«r: 25^>*k/MW/2O03 tanggai 08 km 2003
Uai Peiaksaiiaan Penelitian, maka kami ineayalakan baiiwa:
Nanta Mahasiswa : MARIA 171,PAH
Nftinor Mahasfcwa : 98.52«t«»42
Tingkat : STRATA 1 (Si)
Universitas Fakultas: Uaivsrrsiias Islam Ja_©_*sia'Psfk_i«gi
Alamat : Jl. Kaliuraog Km A4,4 Jogjakarta
Li*ka*i ?£_eiitia_ : SMK PSE1 Skuui*-Jogjakarta
ill inelokKKiiakan dencan baik Penelitism Sin insi deiigan JudiiS.
K_I,A_l ANTARA TINDAK KKKKKASAN DALAM KKMJARGA (FAMILY MOWM'ty
W AN KENAKALAN REMAJA (JUVENILEDELINQUENCY)
ksanaan Penelitian dilakukan pada tanggai 15 dan 18 Juni 2003 dengan mengarnbtl subjek
Wi'xAii .srb«nyak 100 orang siswa. kelay Otomotif sebanyak 4 (empat) kelas I>«tsM;iaii ;igas
vntaau mi dapai diperaunakau sebagaimmtK mestmya
Sleman, 26 Juni 2003
<mna Kppala SMK PKI-Slenmn
rikuhtm)
1479314