KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR'AN (Studi ...

49
KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR’AN (Studi Komparatif Kitab Rawâi’u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min Al-Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021) M) dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976 M) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Lili Fatmawati NIM. 17210853 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1442H/ 2021M KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

Transcript of KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR'AN (Studi ...

KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

(Studi Komparatif Kitab Rawâi’u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min

Al-Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021) M) dan Tafsîr

Âyat al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976 M)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Lili Fatmawati

NIM. 17210853

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1442H/ 2021M

KONSEP TALAK DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

(Studi Komparatif Kitab Rawâi’u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min

Al-Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021) M) dan Tafsîr

Âyat al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976 M)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Lili Fatmawati

NIM. 17210853

Pembimbing:

Mamluatun Nafisah, M.A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1442H/ 2021M

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Konsep Talak Dalam Tafsir Al-Qur’an (Studi

Komparatif Kitab Rawâi’u Al-Bayân Fî Tafsîr Âyat Al-Ahkâm Min Al-

Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021) M) Dan Tafsîr

Âyat Al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976 M)” yang

disusun oleh Lili Fatmawati Nomor Induk Mahasiswa: 17210853 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasah.

Jakarta, 18 Agustus 2021

Pembimbing,

Mamluatun Nafisah, M. Ag

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Konsep Talak Dalam Tafsir Al-Qur’an

(Studi Komparatif Kitab Rawai’u al-Bayân fî Tafsîr Âyât al-Ahkam min

Al-Qur’an Karya Muhammad Ali Ash-Shâbuni (W. 2021 M) dan Tafsîr

Âyat al-Ahkâm Karya Muhamad Ali as-Sâyis (W. 1976) yang disusun

oleh Lili Fatmawati dengan Nomor Induk Mahasiswa 17210853 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah Fakultas

Ushuludin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tangal

………., Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Agama (S.Ag).

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Dr. M. Ulinuha, Lc, MA. Ketua Sidang

2 Mamluatun Nafisah, M.Ag Sekretaris Sidang

3 Dr. Ummi Khusnul Kh. MA Penguji I

4 Iffaty Zamimah, MA Penguji II

5 Mamluatun Nafisah, M.Ag Pembimbing

Tangerang Selatan, Agustus 2021

Mengetahui,

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Lili Fatmawati

NIM: 17210853

Tempat/Tanggal Lahir: Lombok, 11 Juni 1998

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Konsep Talak Dalam

Tafsir Al-Qur’an (Studi Komparatif Kitab Rawâi’u al-Bayân fî Tafsîr

Âyat al-Ahkâm min Al-Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W.

2021) M) dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis

(W.1976 M) adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-kutipan

yang telah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Tangerang Selatan, 20 Agustus 2021

Lili Fatmawati

iv

MOTTO HIDUP

.

.

.

“Sebaik-Baik Kamu Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Sesamamu”

v

PERSEMBAHAN

أُمِّى قَلْبِى وَإِلَى أَبِى رُوْحِ إِلَى

وَلِوَالِدَيَّ اغْفِرْلِى رَبِّ

صَغِيْرًا رَبَّيَاني كَمَا ارْحَمْهُمَا رَبِّ

(سعدى )

Kepada Jiwa ayahku

Kepada Kalbu Ibuku

Yaa Rabb: Ampunilah aku dan kedua orang tuaku

Rahmatilah kedua-duanya sebagaimana mereka

mendidik aku sewaktu kecil

(dikutip dari kalimat Syaikh As-Sa’di (w.1956))

vi

KATA PENGANTAR

لَّر ِب ْس ِبنَّرن ْس من ا ن الَّر ن اهّلل ِب ْس ِب

Segala puji Bagi Allah, Rabb seluruh alam, yang dengan taufiq serta

Inayah-Nya penelitian yang berjudul “Konsep Talak Dalam Tafsir Al-

Qur’an (Studi Komparatif Kitab Rawâi’u Al-Bayân Fî Tafsîr Âyat Al-

Ahkâm Min Al-Qur’ân Karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021)

M) Dan Tafsîr Âyat Al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976

M)” ini dapat terselesaikan.Tak lupa shalawat beserta Salam kepada Baginda

Nabi Saw. semoga senantiasa tercurah atas beliau.

Penulis menyadari, bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna, bahkan

sangat jauh. Akan banyak ditemukan kekurangan dalam karya tulis ini,

sehingga dengan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pembaca dapat

memaklumi, karena itu merupakan bukti keterbatasan penulis di dalam

melakukukan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tak luput dari jasa lembaga dan

orang-orang tertentu yang telah membantu penulis baik secara moril maupun

materil. Sehigga tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang dalam,

terkhusus kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A. Rektor Institut

Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjematu Faizah, M.

Hum, selaku Warek I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E.,

M.Si., Ak., CPA., selaku warek II, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati,

M.Ag., selaku warek III Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

vii

2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA., sebagai Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah yang telah membimbing, mengarahkan,

sehingga dapat terselainya skripsi ini.

3. Ibu Mamluatun Nafisa, MA., selaku dosen pembimbing skripsi

penulis, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi

terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, M.A., Ibu Hj. Muthamainnah,

M.A., Ibu Hj. Atiqah, S.Th.I., ibu Hj. Sami‟ah, ibu Hj. Istianah Imran

, selaku instruktur dan pembimbing tahfidz yang sabar dalam

membimbing dan memotivasi penulis dalam menghafal dan

memurajaahkan hafalan Al-Qur‟an selama penulis menduduki

bangku kuliah dari awal kuliah hingga akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu

Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah mengajarkan berbagai

mata kuliah dari awal semesrter hingga akhir dengan semangat dan

kesabaran yang menjadi tauladan dan pelajaran penting bagi penulis.

6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan tanpa henti, selalu

mendukung dan memberi semangat tanpa henti, bait-bait doa yang

tak pernah alfa dari lisan mulia keduanya, tak lupa Segenap keluarga

besar atas doa yang telah juga dikirimkan.

7. Teman-teman IIQ angakatan 2017 khususnya Fakultas Ushuluddin

dan dakwah Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir serta dari fakultas-

fakultas serta prodi lainnya.

8. Teman-teman satu asrama, yang senantiasa menjadi Support System

selama menyusun tugas akhir ini, senantiasa sukses dan dahat selalu

untuk semuanya.

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ...................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI............................................................................................ viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... ix

ABSTRAK .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan ................................................................................... 7

1. Identifikasi Masalah ................................................................... 7

2. Pembatasan Masalah ................................................................. 7

3. Rumusan Masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 9

F. Kerangka Teori ............................................................................. 16

G. Metode Penelitian ......................................................................... 16

1. Jenis Penelitian ....................................................................... 17

2. Sumber Data ........................................................................... 17

3. Teknik Pengumulan Data ....................................................... 18

4. Metode Analisis Data ............................................................. 19

ix

H. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................... 20

BAB II DISKURSUS TALAK DALAM ISLAM

A. Pengertian Talak ........................................................................... 22

B. Hukum Talak ...................................................................... 25

C. Identifikasi Ayat-ayat Talak dalam Al-Qur‟an ............................ 32

D. Praktek Talak Dalam Lintas Sejarah ............................................ 34

E. Macam-Macam Talak .................................................................. 39

F. Syarat dan Rukun Talak ............................................................... 46

G. Sebab Dibolehkannya Talak ................................................. 56

H. Dampak-Dampak Perceraian ................................................ 57

BAB III PROFIL MUHAMMAD ALI ASH-SHABUNI DAN

MUHAMMAD ALI AS-SÂYIS BESERTA KITAB TAFSIR RAWÂI’U

AL-BAYÂN FÎ TAFSÎR ÂYAT AL-AHKÂM MIN AL-QUR’ÂN DAN

TAFSÎR ÂYAT AL-AHKÂM

A. Biografi Mufasir .................................................................... 59

1. Muhammad Ali Ash-Shâbuni ...................................................... 59

a. Riwayat hidup ......................................................................... 60

b. Perjalanan Intelektual .............................................................. 60

c. Guru dan Murid ....................................................................... 62

d. Karya-Karya ............................................................................ 63

2. Muhammad Ali As-Sâyis ............................................................. 64

a. Riwayat Hidup ......................................................................... 64

b. Perjalanan Intelektual .............................................................. 65

c. Karya-Karya ............................................................................ 66

B. Metodologi Kitab Tafsir ............................................................... 67

1. Kitab Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân

karya Muhammad Ali Ash-Shâbuni ....................................... 67

a. Identifikasi Fisiologis ....................................................... 67

x

b. Identifikasi Metodologis .................................................. 68

c. Identifikasi Ideologis ....................................................... 74

2. Kitab Tafsîr Âyat al-Ahkâm ..................................................... 75

a. Identifikasi Fisiologis ....................................................... 76

b. Identifikasi Metodologis .................................................. 78

c. Identifikasi Ideologis ....................................................... 82

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF PANDANGANMUHAMMAD ALI

ASH-SHÂBUNI DAN ALI AS-SÂYIS TENTANG TALAK

A. Penafsiran Ali Ash-Shâbuni dan Muhammad Ali As-Sâyis Pada

Ayat-Ayat

Talak .......................................................................................... 89

1. QS. Al-Baqarah [2]: 228-231 ................................................ 89

a. Ash-Shâbuni .................................................................... 89

b. As-Sâyis .......................................................................... 102

2. QS. Al-Ahzab [33]: 49 .......................................................... 122

a. Ash-Shâbuni ..................................................................... 122

b. As-Sâyis ........................................................................... 131

3. QS. At-Thalâq [65]: 1-4 ........................................................ 140

a. Ash-Shâbuni ..................................................................... 141

b. As-Sâyis ........................................................................... 154

B. Analisis Perbandingan Penafsiran Ali As-Shâbuni dan Muhammad

Ali As-Sâyis Pada Ayat-Ayat Talak .......................................... 162

a. Aspek Metologi Penafsiran .................................................. 162

b. Aspek Isi Penafsiran ............................................................ 164

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 181

B. Saran-saran ................................................................................. 184

xi

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 185

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 190

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di Institut Ilmu Al-

Qur‟an Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pedoman penusian berikut

ini:

1. Konsonan

:a : th

:b : zh

:t :ʻ

:ts : gh

:j : f

: ẖ : q

:kh : k

:d : l

:dz : m

:r : n

:z : w

:s : h

xiii

:sy :ʼ

:sh :y

:dh

2. Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fathah : a : â : ai

Kasrah : i : î ... : َ au

Dhammah : u : ȗ

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah.

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

: al-Baqarah : al-Madînah

b. Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam ( ) syamsiyah

Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

: ar-Rajul : as-Sayidah

: asy-Syams : ad-Dârimî

xiv

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ّ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

den gan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada ditengah kata, di akhir

kata ataupun yang terletak setelah sandang yang diikuti oleh huru-

huruf syamsiyah. Contoh:

:Âmannâ billâhi

:Âmana as-Sufahâ‟u

: Inna al-ladzîna

: wa ar-rukka‟i

d. Ta Marbȗtha ( ة )

Ta Marbȗtha ( ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh sifat

(na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf „‟h‟‟.

Contoh:

: al-Af‟idah

: al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah.

Sedangkan ta marbȗtha ( ة ) yang diikuti atau disambungkan ( di-

washal ) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf „‟t‟‟.

Contoh:

: Âmilatun Nâshibah.

: al-Âyat al-Kubrâ.

xv

e. Huruf Kapital

Sistem Penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) bahasa Indonesia,

seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI berlaku

pulah dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh : „Alî hasan al-„Âridh, al-

Atsqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata

Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya mengunakan huruf kapital.

Contoh: Al-Qur‟an, Al-Fâtihah dan seterusnya.

xvi

ABSTRAK

Islam merupakan agama yang mengatur persoalan hidup manusia

secara kompleks, baik dari segi ibadah maupun dari segi muamalah. Satu

contoh persolan yang tak luput dari pengaturan syariat adalah terkait

persoalan rumah tangga, salah satunya jika didapati persoalan talak di dalam

rumah tangga tersebut. Maka dalam penelitian ini, penulis bermaksud

membahas atau menganalisis persoalan talak dari kedua mufassir modern

dan kontemporer yakni Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min Al-

Qur‟ân karya Muhammad Ali Ash-Shâbunî (W. 2021) M) dan Tafsîr Âyat

al-Ahkâm Karya Muhammad Ali As-Sâyis (W.1976 M) dengan latar sosio

historis yang berbeda, meneliti pemikiran serta asumsi dasar yang digunakan

dalam menentukan suatu hukum.

Adapun jenis penelitian ini yakni menggunakan library reasarch

(kajian Pustaka) dimana sumber data primernya adalah kitab Rawâi‟u al-

Bayân fî Tafsîri Âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm.

sementara sekunder menggunakan literatur-literatur yang terkait dengan

penlitian. Sedangkan dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan

tehnik dokumentasi dan dalam menganalisa data penulis menggunakan

metode analisis komparasi yang digagas oleh Abdul Hayy al-Farmawi.

Adapun hasil penelitian dari yang penulis analisis yakni, pertama,

secara garis besar hasil penelitian ini berkisar pada tiga sub pembahasan

yakni, syari‟at talak dalam islam, talak sebelum disentuh, dan yang ketiga

hukum-hukum talak. dari ketiga judul besar yang dibahas, telah terbahas

dalam tiga surah yakni, surah Al-Baqarah [2]: 228-231, Al-Ahzab [33]: 49,

dan Ath-Thalaq [65]: 1-4. Kedua, dalam penafsiran kedua mufassir terkait

penafsiran ayat-ayat talak, terdapat banyak persamaan yang didapati oleh

penulis, hanya dua perbrdaan yang membedakan keduanya dalam hal isi

penafsiran ayat-ayat talak. yang pertama terkait hukum talak tiga sekali ucap,

di mana ash-Shabuni mengatakan jatuh tiga talak, sedangkan as-Sayis

mrngatakan jatuh satu. Sedangakan dalam hal, seorang suami apakah ketika

mentalak isri dalam keadaan haid sah atau tidak, maka dalam hal ini , ash-

Sahbuni mengatakan tetap sah, tetapi sang suami berdosa, sedang as-Sayis

mengatakan tidak halal dan tidak ada hukumnya. Ketiga, terkait analisis

kritik penafsiran dari kedua tokoh mufassir, maka didapati penafsiran ash-

Shâbuni lebih statis dalam menentukan suatu hukum daibanding as-Sâyis,

meskipun jika diliat dari masa mereka hidup, dimana as-Sâyis lebih dulu,

dibanding ash-Shâbuni.

Kata Kunci: Talak, Ash-Shâbuni, dan As-Sâyis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an merupakan wahyu yang Allah turunkan kepada Rasulullah

SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai mukjizat terbesar sepanjang

zaman. Selain itu pengertian Al-Qur‟an yang dipaparkan di dalam buku

Yunahar Ilyas dituliskan bahwasanya “Al-Qur‟an merupakan Firman Allah

yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang dibaca dengan mutawatir

dan bernilai ibadah apabila membacanya”.1 Melalui Al-Qur‟an lahir

inovasi dan inspirasi baru berbagai macam ilmu pengetahuan. Usaha-usaha

penafsiran Al-Qur‟an dari tahun ke tahun semakin pesat perkembangannya,

mengetahui ilmu-ilmu yang terlahir dari Al-Qur‟an tidak ada habis-habisnya

untuk digali. Berangakat dari peristiwa di atas, maka oleh Husein Adz-

Zahabi dalam bukunya memetakan penafsiran menjadi tiga periode atau

generasi. yaitu: periode klasik, pertengahan, dan kontemporer dan ada pula

yang menyebutkan menjadi empat periode yakni disebut periode modern.

Periode klasik yaang berkisar dari abad ke-3 H sampai abad ke-8 H.

Perjalaan panjang kajian perkembangan penafsiran Al-Qur‟an dari zaman

Nabi Muhammad Saw., sahabat hingga tabi‟in secara umum hanya berkutat

dalam wilayah penafsiran yang bersifat oral, karena dalam tiga fase tersebut

belum memasuki babakan proses kodifikasi. Peiode tadwin (kodifikasi) baru

dimulai pasca era tabi‟in.2

1 Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Itqan Publishing 2014),

Cet-III, h. 16 2 Isa HA Salam dan Rifki Muhammad Fathi, “Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur‟an

pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga:

Analisis Sitiran pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010”, Laporan

Penelitian Kolektif, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h .14. Tidak diterbitkan (t.d)

2

Periode kedua, berkisar dari abad ke-9 sampai abad ke-12. yakni

periode pertengahan. Pada periode ini banyak sekali mufassir-mufassir yang

bermunculan, dan menghasilkan karya-karya tafsir yang masih bisa

dirasakan masih saat kini. Penafsiran pada periode ini sarat atas kepentingan

ideologis mufassirnya, di antaranya, Ibnu Jarrir Ath-Thabari (w. 256 H), al-

Zamakhsyari (w. 538 H), ar–Razy. Sedangkan ruang lingkup pembahasan

pada abad ini berkutat pada kajian-kajian khusus sebuah keilmuan seperti

tafsir yang bertumpu pada kajian korelatif antar ayat dan surat.3

Periode ketiga, yakni tafsir modern yang berkisar pada abad ke-12

sampai abad 16 H. Para mufassir di zaman ini menafsirkan ayat-ayat Al-

Qur‟an dengan berpijak pada pembaharuan Islam yang dicirikan dengang

adanya respon terhadap keaadaan sosial yang mengitari wilayah

mufassirnya. Sebgaian dari mereka selalu mengaitkan penafsiran ayat-yat

Al-Qur‟an dengan keadaan sosial pada zamannya. Ruang lingkup kajian

penafsirannya lebih banyak dicurahkan dengan mengkaji terhadap problem-

problem sosial keagamaan dengan melakukan reinterpretasi terhadap ayat-

ayat Al-Qur‟an sesuai dengan kondisi zaman saat itu. Adapuan mufassir

abad modern antara lain, Muhammad Abduh (1905 M), Sayyid Qutub (1966

M), Muhammad Mustafa al-Maraghi (1952 M), dan Muhammad Ali al-Sâyis

(1976 M).4

Periode keempat, yaitu periode kontemporer. Periode ini berkisar pada

abad ke-16 sampai sekarang. Generasi kontemporer beranggapan bahwa

kitab-kitab tafsir di masa lampau lebih menyibukkan diri dalam masalah

3 Isa HA Salam dan Rifki Muhammad Fathi, “Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur‟an

pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga:

Analisis Sitiran pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010”, h.18 4 Isa HA Salam dan Rifki Muhammad Fathi, “Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur‟an

pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga:

Analisis Sitiran pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010”, h. 21-22

3

bahasa, dan belum maksimal untuk memfungsikan Al-Qur‟an sebagai

petunjuk. Karena mayoritas dari mufassir kontemporer menulis tafsir secara

tematik, maka sistematika penulisan dari karya-karya tafsir kontemporer

menulis tafsir secara tematik, maka sistematika penulisan dari karya-karya

tafsir kontemporer adalah dengan tidak menfasirkan keseluruhan ayat-ayat

dalam Al-Qur‟an, dan tidak menggunakan tartib mushafi. Sementara ruang

lingkup kajian tafsir modern adalah tema-tema modernisasi seperti HAM,

Demokrasi, dan Pluralism. Adapum salah satu tokoh mufassir kontemporer

adalah tokoh yang sedang dikaji oleh penulis, yakni Muhammad Ali Ash-

Shâbuni.5

Dalam keempat periode tersebut, semua mufassir menggunakan

metode, sumber, dan corak yang berbeda-beda. Metode penafsiran Al-

Qur‟an terdiri dari metode Tahîili, Maudh‟i, Muqarran, dan Ijmali.

Sedangkan sumber penafsiran terdiri dari tafsir bi al-Ra‟yi dan bi al-Ma‟tsur,

tetapi ada beberapa pendapat yang Sementara corak penafsiran terdiri dari

corak Fiqhi, Sufi, Falsafi, Ilmi, dan Adabi Ijtima‟i dan lain sebagainya.6

Di antara corak tafsir yang menjadi sorotan sepanjang perjalanan

perkembangan penafsiran adalah corak fiqhi. Penafsiran dengan corak fiqhi

merupakan salah satu corak penafsiran yang akan selalu menjadi sorotan

sepanjang perjalanan perkembangan penafsiran. Di antara tafsir kontemporer

yang bercorak fiqhi adalah kitab karya Ali al-Shabûni (w. 2021 M) yang

berjudul Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr Âyat Al-Ahkâm min Al-Qur‟ân dan karya

5 Isa HA Salam dan Rifki Muhammad Fathi, “Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur‟an

pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga:

Analisis Sitiran pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010”, h. 24

4

Muhammad Ali as-Sâyis (w.1976 M) yang berjudul Tafsîr Âyat al-Ahkâm

dan masih banyak lagi tentunya.

Penulis menyebutkan dua contoh kitab di atas yang bercorak fiqhi,

karena erat kaitannya dengan apa yang akan penulis bahas sebagai objek

kajian. Kitab Rawâi‟u al- Bayân salah satunya yakni kitab yang di dalamnya

memadukan antara metode lama dengan ciri kekuatan dan kepadatan

materinya dengan metode baru dengan ciri kemudahan dan

kesederhanaannya. Sehingga dalam kitab karya ash-Shabuni ini disajikan

materi yang tersistematis dengan detail namun tetap mempertahankan

ketajaman materi.7

Secara global, kitab Rawâi‟u al-Bayân mengandung keajaiban ayat-

ayat hukum di dalam Al-Qur‟an. Kitab ini termasuk kitab terbaik yang

pernah ditulis. Perihal ini disebabkan kitab ini telah dapat menghimpun

karangan-karangan klasik dengan isi yang lengkap serta ide dan pikiran yang

baru. Kemudian beliau memadukan dengan karangan-karangan modern

dengan gaya yang khas dalam segi penampilan, penyusunan, dan sistematika

penafsirannya.8

Selain itu kitab tafsir yang bercorak fiqih juga datang dari ulama Timur

Tengah yang juga menjadi guru besar di salah satu kampus tertua, yakni Al-

Azhar asy-Syarîf. Salah satu kitab tafsir yang juga tak kalah menariknya

untuk dikaji yakni kitab Tafsîr Âyat al-Ahkâm.

7 Putri Salma, “Metodologi Penafsiran Surah Al-Fatihah Menurut Muhammad Ali

Ash-Shabuni Dalam Tafsir Rawâ‟iul Bayân Fî Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al-Qur‟an”,

Skripsi, UIN Sumatera Utara Medan, 2019, h. 15. Tidak diterbitkan (t.d) 8 Putri Salma, “Metodologi Penafsiran Surah Al-Fatihah Menurut Muhammad Ali

Ash-Shabuni Dalam Tafsir Rawâ‟iul Bayân Fî Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al-Qur‟an”, h.

15

5

Pemilihan kedua kitab ini didasarkan pada keberadaan kitab yang

banyak dijadikan rujukan dalam mencari solusi tentang permasalahan

hukum. Sebagai contoh, buku himpunan fatwa MUI, secara langsung

menguti tulisan skripsi dari Atik Masrifah, yang mana ia juga mengutip

tulisan dari Syamsu Alam dan M. Fauzan yang kedua penulis tersebut

menjadikan kitab ini sebagai rujukan dalam penulisan buku karya mereka

dengan judul Hukum Pengangkatan Anak Prespektif Islam.9

Berkaitan dengan tempat di mana kedua mufassir hidup, terdapat

asumsi yang berkembang bahwa Mesir dan Saudi Arabia berbeda dalam

pandangan hukum islam, yang melihat Saudi Arabia sedikit lebih keras

sebab mazhab yang dijadikan mazhab resmi adalah Hanabilah dibanding

Mesir yang bermazhab Hanafiyyah.10

Dapat diketahui dengan membaca judul kitab yang ditulis oleh dua

mufassir di atas, maka secara refleks akan timbul perspektif kitab ini khusus

membahas ayat-ayat hukum. Adapun salah satu tema yang membuat penulis

tertarik untuk dibahas yakni tentang talak perspektif Muhammad Ali ash-

Shâbuni dan Muhammad Ali as-Sâyis. Sebab diskursus talak merupakan

permasalahan yang senantiasa ada dalam kehidupan, sehingga perlu kiranya

melakukan peninjauan kembali terhadap permasalahan ini, ditambah lagi

dengan permasalahan yang semakin kompleks, yang mana dengan adanya

fenomena COVID-19 mengakibatkan angka perceraian meningkat.

Diskursus perceraian, merupakan hal yang dibolehkan oleh syari‟at

tetapi Allah membenci perbuatan tersebut. Permasalahan talak atau

9 Atik Masrifah, “Penafsiran Muhammad Ali As-Sâyis dan Muhammad Ali Al-

Sabuni tentang Adi‟iya‟ dalam Tafsir Ayat Ahkam”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga

Yoyakarta, 2010, h. 27. Tidak diterbitkan (t.d) 10

Muhammad Dirman Rasyid, “Tafsir ayat-ayat Hukum „Ali Al-Sayîs dan „Ali Al-

Sâbûnî (Perbandingan Penafsiran Ayat-Ayat Hukum Qisâs)”, Skripsi, UIN Alaudin Makasar

2018, h. Tidak diterbitkan (t.d)

6

perceraian merupakan permasalahan yang sudah tidak tabu lagi di kalangan

masyarakat, khususnya di Indonesia. Hampir di berbagai media sosial

pemberitaan tentang perceraian sudah menjadi hal biasa, baik yang terekspos

ataupun tidak.

Dari salah satu jurnal yang ditulis oleh Aris Tristanto, sebagaiaman

yang dikutip oleh penulis menginformasikan bahwasanya angka perceraian

di Indonesia meningkat 5 persen selama pandemi COVID-19. Dari 34

provinsi yang ada di Indonesi, tiga provinsi dengan tiga kasus perceraian

secara signifikan pada masa pandemi. Tiga provinsi tersebut yakni Jawa

Barat menjadi provinsi terbanyak selanjutnya diikuti oleh Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Meninggkatnya perceraian di Jawa Barat dapat dilihat dari

laman layanan si Kabayan Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jawa Barat.

Hasil penelitiannya menyebutkan secara umum faktor yang menyebabkan

perceraian pada masa pandemi COVID-19 terjadi karena adanya konflik

dalam rumah tangga yang disebabkan oleh permasalahan ekonomi,

ketidakseimbangan aktivitas dan waktu bersama, kekerasan dalam rumah

tangga, berubah pola komunikasi, dan faktor usia dalam membina rumah

tangga.11

Atas berbagai faktor di atas serta berangkat dari kedua setting sosio

historis dari kedua tokoh mufassir, maka penulis bermaksud untuk meneliti

kedua pemikiran beliau dari segi penafsiran ayat-ayat talak, dimana kedua

tokoh tersebut fokus atas penafsiran ayat-ayat ahkam, terlebih lagi keduanya

sama-sama ulama yang tergolong dalam fase mufassir modern dan

kontemporer, sehingga penafsiran beliau tentang ayat-ayat hukum masih

sangat relevan dengan berbagai isu-isu hukum yang terjadi di masyarakat,

11

Aris Tristanto, “Perceraian Di Masa Pandemi COVID-19 Dalam Perespektif

Ilmu Sosial “ dalam jurnal, Sosio Informa, vol. VI. No. 3, September-Desember 2020. H.

295-296. Tidak diterbitkan (t.d)

7

maka penulis akan memfokuskan pada permasalahan tentang talak dengan

melihat penafsiran dari kedua tokoh mufassir tersebut, bagaiamana kedua

tokoh tersebut merespon permaslahan tentang talak, dimana di berbagai

negara di dunia khususnya umat Islam sudah pasti menjadi masalah yang

terus menerus akan ada dan melalui penelitian ini, mampu memeberikan

pengetahuan baru serta mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang

terkait persoalan talak.

B. Permasalahan

Adapun dalam sub kedua bab ini akan membahas mengenai

identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah, berikut

akan dibahas satu per satu.

1. Identifikasi masalah

Dari pemaparan latar belakang yang telah ditulis di atas, muncullah

beberapa persoalan yang perlu dibahas secara detail dan mendalam. Di

antara pembahasan yang dapat diidentifikasi oleh penulis adalah:

a. Adanya pro dan kontra terhadap penafsiran ayat-ayat Talak di

kalangan para ulama

b. Tingginya perceraian di Indonesia di sebabkan berbagai faktor

utamanya di masa pandemi

c. Perlunya melakukan kontekstualisasi terhadap diskursus

perceraian terhadap hukum di Indonesia

d. Perlunya melakukan analisis kritik terhadap penafsiran para

ulama terkait ayat-ayat talak

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penulis membatasi pada aspek ayat-

ayat talak dalam kitab tafsir Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr Âyat Al-Ahkâm

min Al-Qur‟ân karya Muhammad Ali ash-Shâbuni. Penuslis akan

8

membatasi pada 3 surah saja, yakni surah Al-Baqarah [2]: 228-231, surah

Al-Ahzab [33]: 49, dan surah Ath-Thalâq [65]: 1-4.

Pembatasan ayat didasarkan pada penafsiran ayat-ayat talak kitab

Rawâi‟u al-Bayân yang hanya menafsirkan 3 surah tersebut. Berbeda

halnya dengan kitab Tafsîr Âyat al-Ahkâm karya Ali as-Sâyis. Beliau

menafsirkan ayat-ayat talak cukup banyak, hanya saja penulis mengambil

3 surat untuk menyuesuaikan dengan kitab Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr

Âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân Muhammad Ali as-Shâbunî.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan

beberapa rumusan masalah terkait permasalahan yang akan dikaji, di

antranya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penafsiran ayat-ayat talak dalam kitab tafsir Rawâi‟u

al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân karya

Muhammad Ali ash-Shâbuni dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm karya

Muhammad Ali as-Sâyis?

b. Bagaimana analisis perbandingan peafsiran Muhammad Ali ash-

Shâbuni dan Muhammad Ali ash-Sâyis terhadap ayat-ayat talak?

c. Bagaimana Analisis Kritik atas Penafsiran Muhammad Ali ash-

Shâbuni dan Muhammad Ali ash-Sâyis terhadap ayat-ayat talak?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan, tentu memiliki tujuan yang

mendasari penulis dalam melakukan penelitian tersebut. berdasarkan

rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut:

9

1. Menganalisis penafsiran ayat-ayat talak dalam kitab Rawâi‟u al-

Bayân fî Tafsîr Âyal al-Ahkâm min Al-Qur‟ân karya Muhammad

Ali as-Sâbuni dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm karya Muhammad Ali as-

Sâyis.

2. Menganalisis perbandingan penafsiran ayat-ayat talak dalam kitab

tafsir Rawâi‟ul Bayân fî Tafsîr Âyal al-Ahkâm min Al-Qur‟ân

karya Muhammad Ali ash-Shâbuni dan Tafsîr Âyal al-Ahkâm

Karya Muhammad Ali as-Sâyis.

3. Menganalisis Kritik atas Penafsiran Muhammad Ali ash-Shâbuni

dan Muhammad Ali ash-Sâyis terhadap ayat-ayat talak.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

khazanah keilmuwan Islam di bidang Tafsir terutama pada tema

pokok hukum talak. Selain itu penelitian ini juga ditulis untuk

memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana (S1)

Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta. Penulis berharap penelitian ini

dapat menjadi pengembangan ilmu di jurusan Ilmu Alquran dan

Tafsir, serta dapat membawa manfaat bagi masyarakat luas.

2. Secara praktis hasil penelitian ini bisa membantu pemahaman

masyarkat tentang ayat-ayat yang terkait tentang talak. Dengan

menggunakan langkah studi komparasi, penulis berharap bahwa

pemahaman terkait ayat-ayat talak tidak hanya difahami dari satu

mufassir saja tetapi dari beberapa pandangan, utamanya dari

mufassir yang fokus terhadap ayat-ayat hukum, seperti Muhammad

Ali ash-Shâbuni dan Muhammad Ali as-Sâyis.

10

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur adalah evaluasi kritis dan

mendalam dari penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka memiliki beberapa

tujuan utama, yakni menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil

penelitian lain yang berkaitan erat dengan yang dilakukan saat itu,

menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan telah

mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya. 12

1. Skripsi oleh Siti Magpiroh dengan judul Penafsiran Kontekstual

Ayat Perceraian (Studi Aplikasi Atas Metode Tafsir Kontekstual

Abdullah Saeed). Skripsi ini dijukan kepada Fakults Ushuluddin

dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana, tahun

2017.Hasil penelitian yang dipaparkan oleh Siti Magpirah yakni

menyajikan penelitian yang mengarah pada suatu pendekatan baru

dari tekstual menuju kontekstual, yang bertujuan

mengkompromikan teks yang diciptakan pada masa lalu dengan

masa kini sesuai dengan kondisi dan keadaan zaman yang semakin

berkembang. Sehingga realita tidak dipaksakan untuk sesuai dengan

teks, akan tetapi teks dimaknai lebih kontekstual dan mendalam

agar dapat dipahami dan diimplementasikan dengan bijak

sebagaimana dinyatakan Abdullah Saeed.13

Adapun persamamaan yang ditulis oleh Siti Magpirah dengan apa

yang menjadi objek pembahasan penulis yakni dirkursus talak yang

dikontekstualisasikan dengan keadaan sekarang, terkait prespektif

12 https://penelitianilmiah.com/tinjauan-pustaka/ diakses pada 15 November 2020

13 Siti Magpiroh, “Penafsiran Kontekstual Ayat Perceraian (Studi Aplikasi Atas

Metode Tafsir Kontekstual Abdullah Saeed”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2017, h. xix. Tidak diterbitkan (t.d)

11

mufassir atau pendapat tokoh yang diambil menjadi perbedaan

dengan apa yang ditulis oleh penulis skripsi tersebut.

Adapun kontribusi dari penelitian ini yakni menginformsikan dan

menjelaskan bagaimana seharusnya sikap dari sang suami dan sang

istri ketika sedang dalam kondisi menceraikan dan diceraikan,

dimana penulis menganjrkan juga seorang laki-laki beriddah

sebagaimana perempuan, alasannya karena jika iddah dijalankan

okleh satu pihak saja, maka tujuan-tujuan disyaratkan adanya iddah

akan tidak sesuai dengan apa yang telah disyariatkan.

2. Jurnal yang ditulis oleh Jamhuri dan Zuhra dengan judul Konsep

Talak Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah (Analisis Waktu dan

Jumlah Penjatuhan Talak) Fakultas Syrai‟ah dan Hukum UIN al-

Raniry dalam jurnal Media Syraiah, Volume 20. Nomor 1, tahun

2018. Hasil penelitian ini yakni mengkaji tentang pendapat Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah terhadap konsep dan pengaruh hukum talak

syar‟i dilihat dari segi waktu dan jumlah penjatuhan talak, dan

bagaimana metode istinbat yang beliau gunakan. Penelitian ini

terasuk penelitian pustaka, data yang terkumpul dianalisis dengan

cara analisis-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

menurut Ibnu Qayyim al-Jauiyyah, konsep talak secara umum ada

dua bentuk, yaitu talak dari segi waktu dan dari segi jumlah.14

Dari segi waktu, talak dilakukan saat istri suci dan tidak digauli saat

suci tersebut. Pengaruh suami yang menceraikan istri saat haid dan

setelah digauli, itu diharamkan dan talak tidak jatuh. Dari segi

jumlah, hak talak suami hanya ada tiga. Tiga jumlah hak talak

tersebut digunakan secara bertahap, tidak bisa digunakan sekaligus.

14 Jamhuri dan Zuhra, “Konsep Talak Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah (Analisis

Waktu dan Jumlah Penjatuhan Talak)” dalam jurnal Media Syraiah, Vol. XX. No. 1, 2018,

h. 95. Tidak diterbitkan (t.d)

12

Pengaruh suami yang menceraikan istri dengan talak dua atau tiga

sekaligus, talak yang jatuh hanya dipandang satu kali. adapun dalil

yang digunakan Ibn Qoyyim yaitu QS. Ath-Thalâq ayat 1, QS. Al-

Baqarah ayat 229, QS. Al-Baqarah ayat 230, dan QS. An-Nûr ayat

6. Adapun riwayat hadis di antaranya hadis dari Nafi; riwayat Abi

Dawud, dari Sa‟di bin Ibrahim riwayat Muslim, dari Abdullah bin

Ali bin Sa‟ib riwayat Abi Dawud, dan dari Ibn Wahab riwayat HR.

Nasa‟i. Metode yang digunakan oleh Ibn Qoyyim yaitu Bayanî dan

metode Istislâhî.15

Adapun persamaan dan perbedaan dari apa yag ditulis oleh Jamhuri

dan Zahra yakni, persamaannya terletak pada pembatasan ayat

terkait hukum talak, tetapi pengambilan surat An-Nûr tidak

dicantumkan oleh penulis, selain itu perbedaan pendapat tokoh yang

dijadikan objek kajian.

Kontribusi dari penelitian ini terhadap penulis yakni, jurnal ini dapat

membantu dalam melihat atau mengambil beberapa pendapat terkait

waktu dan jumlah penjatuhan talak, selain itu penulis dapat merujuk

pada pembatasan aya-ayat yang terkait pembahasan ayat-ayat talak.

3. Skripsi oleh Alis Muhlis dengan judul Pemaknaan QS. Ath-Thalâq

ayat 2-3 (studi Komparatif antara Tafsir Rûh al-Ma‟ani karya al-

Alusi dan Tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Al-Raziy), Skripsi ini

diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

pada tahun 2018. Hasil penelitian yang diperoleh oleh Alis Muhlis

yakni korelasi dan relevansinya pemaknaan ayat ini menurut kedua

15 Jamhuri dan Zuhra, “Konsep Talak Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah (Analisis

Waktu dan Jumlah Penjatuhan Talak)”, h. 95-96

13

tokoh tafsir yang penulis kaji dengan konteks pemahaman di

masyarakat, bahwa ayat ini memiliki makna yang agung untuk

supaya dijadikan sebagai pondasi dan landasan dalam menjalani

kehidupan. Penafsiran dari kedua tokoh ini memang tidak sama

dengan praktek dimasyarakat terkait pengamalannya seperti waktu

dan dan ketentuan jumlah bilangan dalam pengamalannya, akan

tetapi secara pemaknaan memiliki hubungan. Yaitu anugerah

terbesar bagi seorang hamba apabila mampu menjadikan taqwa dan

tawakkal sebagai landasan hidupnya. Baik hidup yang dijalani oleh

yang sedang berumah tangga atau selainnya.16

Penafsiran yang diberikan oleh ar-Raziy dan penafsiran yang

diberikan oleh Al-Alusi secara makna Dzahir ayat sangat berkaitan

dengan anjuran untuk selalu taqwa dan tawakkal bagi seorang suami

istri dalam kehidupan umah tangganya. Adapun yang sesuai dengan

pemahaman dan praktek yang berkembang di sebagian masyarakat

muslim itu, yakni sesuai dengan penafsiran makna batin ayat yang

dieberikan oleh Al-Alusi dalam tafsirnya. Yaitu bahwa ayat tersebut

maknanya juga berlaku untuk umum dalam artian anjuran kepada

ummat islam untuk menjadikannya sebagai pondasi dan landasan

dalam menjalani kehidupan.17

Adapun persamaan dari penelitian ini adalah mengenai pembahasan

yang sedikit menyinggung tentang perihal thalaq, tetapi dalam

penelitian ini lebih menekenkan kepada taqwa dan tawakkal,

sedangkan perbedaannya yakni pengambilan prespektif dan

komparasi mufasssir yang dipilih.

16 Alis Muhlis, “Pemaknaan QS. Ath-Thalâq ayat 2-3 (Studi Komparatif antara Tafsir

Ruh al-Ma‟ani karya al-Alusi dan Tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Al-Raziy”, UIN Sunan

Kalijaga, 2018, h. 25. Tidak diterbitkan (t.d) 17

Alis Muhlis, “Pemaknaan QS. Al-Thalaq ayat 2-3 (studi Komparatif antara Tafsir

Ruh al-Ma‟ani karya al-Alusi dan Tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Al-Raziy”, h. 27

14

Kontribusi dari penelitian ini bagi penulis yakni terkait bagaimana

Alis Muhlis mengkomparasikan dari pendapat kedua mufassir,

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni tentang

teori komparasi, selain itu manfaat dari penulisan ini mampu

memberikan pandangan ayat-ayat talak terkait mufassir yang

dibahas.

4. Skripsi dari Dewi Muti‟ah Putri S.K.I dengan judul “Studi

Komparasi tentang Talak Tafwîd Antara Pendapat Imam Hanafi dan

Ibnu Hazm” Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas

Syari‟ah dan Hukum jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum

Keluarga pada tahun 2018. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa

talak tafwîd menurut kedua pendapat ulama‟ ini berbeda. Imam

Hanafi berpendapat bahwa talak tafwîd hukumnya diperbolehkan,

dikarenakan penyerahan talak kepada istri ini pernah dilakukan oleh

Nabi SAW., yang didasarkan nash Al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat

28-29, dan hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan

Imam Muslim serta Imam Abu Dawud. Sedangkan Ibnu Hazm

berpendapat bahwa talak tafwîd ini hukumnya batal atau tidak sah,

karena menurut Ibnu Hazm, talak adalah hak laki -laki secara

mutlak, bukan hak perempuan. Ibnu Hazm menggunakan dalil

dalam al-Qur‟an surat Al-An‟âm ayat 164 dan surat Al-Baqarah

ayat 229.18

Adapun persamaan dari penelitian yang di atas, yakni persamaan

pembahasan tentang Thalaq, tetapi dispesifikasikan lagi dengan

dengan pembahasan Talak Tafwîd, sedangkan studi komparasi yang

diambil deri tokoh ulama fiqih yakni Imam Hanafi dan Ibnu Hazm.

18Dewi Muti‟ah Putri S.K.I dengan judul “Studi Komparasi tentang Talak Tafwîd

Antara Pendapat Imam Hanafi dan Ibnu Hazm”, UIN Sunan Ampel, 2018

15

Adapun kontribusi dari penelitian ini yakni, penulis dapat

mengetahui bagaimana pergulatan pendapat terkait penelitian yang

dikaji oleh saudari Muti‟ah, dimana istilah talak tafwid pun baru

diketahui oleh penulis sendiri.

5. Skripsi oleh Ismawati Kewa Arsinan dengan judul Tarjih Tafsir

Dalam Penafsiran Dalam Penafsiran Asy-Syaukani Terhadap Surah

At-Thalâq. Diajukan kepada Program Studi Ilmu Al-Quran dan

Tafsir (IQT) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana Agama, tahun 2020. Hasil dari penlitian ini yang bertujuan

untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tarjih Imam Asy-Syaukani

terhadap surat at-Thalaq dalam Al-Qur‟an. Teknik ananlisis yang

digunakan adalah analisis isi (content analisis). Adapun dalam

penelitian ini diambil dari data primer yaitu tafsir Fath al-Qadir

serta sumber data sekunder yaitu mencari dan menggali karya-karya

lainnya.

Kesimpulan dari penelitian ini merupakan bagaimana Tarjîh tafsir

Imam Asy-Syaukani terhadap surat At-Talâq dalam menafsirkan

Al-Quran Asy-Syaukani memilki beberapa cara dalam

penafsirannya yaitu: at-Tarjîh bi Al-Qur‟an, Tarjîh dengan pendapat

terbanyak (jumhur), tarjîh dengan asbâb an-Nuzûl, tarjîh qira‟at.19

Adapun persamaan dan perbedaan di antara apa yang dianalisis oleh

penulis yakni terkait pengambilan sumber data dan metode

analisisnya, sedangkan letak perbedaan yang dengan penulis yakni

pendapat tokoh yang menjadi fokus penulis

19 Ismawati Kewa Arsinan, “Tarjih Tafsir Dalam Penafsiran Dalam Penafsiran Asy-

Syaukani Terhadap Surah Al-Thalaq”, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2020,

h. xii. Tidak diterbitkan (t.d)

16

Adapun kontribusi dari penelitian ini bagi penulis bagi penulis

yakni terkait penafsiran ayat-ayat talak yang dilakukan oleh Asy-

Syaukani, dimana dalam penelitian, dijelaskan beberapa pendapat

jumhur ulama, lalu dari Asy-Syaukani sendiri melakukan tarjih.

Dari lima literatur yang dipaparkan oleh penulis, baik dari literatur

yang berbentuk tesis, skripsi, maupun jurnal, penulis menyatkan bahwasanya

penelitian yang disusun oleh penulis telah dijamin keasliannya, kerena

sepanjang yang penulis menelusuri dan membaca dari beberapa literartur

yang ada belum ada yang membahas tentang Konsep Talak dalam Tafsir Al-

Qur‟an (Studi Komparatif Kitab Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm

min Al-Qur‟ân Karya Muhammad Ali ash-Shâbuni dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm

karya Muhammad Ali as-Sâyis)

F. Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian Ilmiah, kerangka teori sangat diperlukan . Di

samping itu, kerangka teori juga dipakai untuk memperlihatkan ukuran-

ukuran atau kriteria yang dijadikan dasar untuk membuktikan sesuatu.20

Sementara kerangka teori yang digunakan oleh penulis dalam

menganalisis kedua kitab tafsir dari ash-Shâbuni dan as-Sâyis adalah

kerangka teori komparasi oleh Abdul Hayy al-Farmawi. Adapun langkah-

langkah dalam teori ini yakni, mengumpulkan beberapa ayat Al-Qur‟an

dalam bingkai pembahasan, kemudian mencari pendapat para mufassir

mengenai ayat-ayat tersebut, berikut tafsirnya, baik dari para mufassir klasik

maupun modern, baik tafsir mereka berupa tafsir bi al-ma‟tsur atau bi al

ra‟yi, setelah itu dibandingkan antar metode, sumber dan pendapat yang

berbeda-beda, yang ditempuh oleh para mufassir tersebut, serta hasil dari

metode yang mereka gunakan. Dengan demikian akan tampak siapa yang

20

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea

Press), Cet. I, 2014, h.. 165-166

17

pendapatnya terpengaruh oleh pendapat mazhab, dan siapa yang menjadi

pendukung dari golongan atu mazhab tertentu.21

G. Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai Way of doing anything, yaitu suatu cara

yang ditempuh untuk mengerjakan sesuatu, agar sampai kepada sesuatu

tujuan. 22

metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu usaha seseorang

yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab

masalah yang akan diteliti.23

Adapun metode yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepistakaan

(Library research) karena data-data atau bahan-bahan yang diperlukan

untuk menyelesaikan penelitian ini berupa literatur . studi literatur

adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah

bahan penelitian.24

2. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian

ini, yakni meliputi data primer dan data sekunder;

a. Sumber data primer ialah sumber data yang pertama. Dari

subjek atau objek penelitian yang langsung diambil. Pada

penelitian ini, penulis mengambil sumber data primer dari kitab

pokok kajian dari penelitian ini, yakni kitab Tafsir Rawâi‟u al-

21 Abdul Syukkur, “Metode Tafsir Al-Qur‟an Komprehensif Perspektif Abdul Hay al-

Farmawi”, dalam jurnal El-Furqania, Vol. VI No. 01, Februari 2020, h. 121 22

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, hal. 51 23

A‟limna Qurrata „Ayun, “Angin Perspektif Al-Qur‟an Studi Tafsir Tematik” Skripsi,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo , 2019, h. 10. Tidak diterbitkan (t.d) 24

Rian Sri Rahayu, “Studi Lietraur: Peranan Bahasa Inggris Untuk Tujuan Bisnis dan

Pemasaran”, dalam Jurnal, Pemasaran kompetitif, Vol. 1, No. 4, Juli 2018, h. 152

18

Bayân fî Tafsîr âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân karya

Muhammad Ali As-Shâbuni dan Tafsîr Âyatil Ahkâm Karya

Muhammad Ali Al-Sâyis.

b. Sumber data sekunder bisa diambil dari pihak mana saja yang

bisa memberikan tambahan data guna melengkapi kekurangan

dari data yang diperoleh melalui data primer. Dalam penelitian

ini, penulis meggunakan sumber data sekunder dari kitab-kitab

tafsir, buku, jurnal, dan literatur lainnya yang mendukung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data25

yang digunakan oleh penulis adalah

tehnik dokumentatif (metode dokumentasi). Menurut sugiyono

dokumentasi bisa bebentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Sedangkan menurut Arikunto teknik

dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, jurnal, majalah, dan lain

sebagainya.Berdasarkan kedua pend apat dapat disimpulkan bahwa

pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai hasil

media cetak.26

Mengenai teknik ini menulis melakukan pencarian dari

buku-buku dan kitab karya intelek dan ulama yang dipandang relevan

untuk skripsi ini.

25 Metode atau teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data

agar menjadi lebih mudah dan sistematis. Lih. Dodiet Aditya, Data dan Metode

Pengumpulan Data Penelitian, pada blog: adityasetyawan.wordpress.com , Hal. 9 26

Suci Arischa, “Analisis Beban Kerja Bidang Pengelolaan Sampai Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru”, dalam jurnal, JOM FISIT Vol. VI,

No. 1, Januari-Juni 2019, h. 8. Tidak diterbitkan (t.d)

19

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis

adalah studi literatur sebagai teknik (dokumentatif) yakni pengumpulan

data kualitatif yang dilakukan dengan cara menulusuri dokumen

penting yang dianggap berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini

juga disebut juga studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi

kepustakaan bisa berupa teks atau gambar. 27

4. Metode Analisis Data

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis komparatif (analitical-comparative method), yaitu mencoba

mendeskripsikan penafsiran kedua tokoh yakni Ali ash-Shabuni dan

Ali as-Sâyis terkait ayat-ayat talak, lalu dianalisis secara kritis, serta

mencari sisi persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari

pemikiran kedua tokoh tersebut.

Sebagiamana yang dikutip oleh Ahmad Rijali dalam jurnalnya dari

Noeng Muhadjir mengemukakan pengertian analisis data sebagai

upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,

wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi

orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut

analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.”Metode

yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode

Deskriptif-Analisis, yaitu dengan mengumpulkan buku-buku atau kitab

kitab yang ada hubungannya dengan obyek penelitian.28

Adapun

langkah-langkah metode penelitian ini sebagai berikut:

27http://sosiologis.com/teknik-pengumpulan-data-kualitatif dikses pada 15

November 2020 28 Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif”, dalam Jurnal: Al-Hadharah Vol. 17

No. 33 Januari – Juni 2018, h. 84. Tidak diterbitkan (t.d)

20

Pertama, penulis menetapkan tokoh yang dikaji, kedua

menentukan objek formal yang menjadi fokus penelitian, yaitu tokoh

Muhammad Ali ash-Shâbuni (w. 2021 M) dalam karyanya Rawâi‟u al-

Bayân fî Tafsîr Âyat al-Ahkâm min Al-Qur‟ân dan Muhammad Ali as-

Sâyis (w.1976 M) dalam karya Tafsîr آyat al-Ahkâm dengan objek

formal yang yang diteliti yaitu tentang konsep talak dalam tafsir Al-

Qur‟an. Ketiga, mengumpulkan data-data dan menyeleksinya,

khususnya kitab Rawâi‟ul Bayân fî Tafsîri Âyat Al-Ahkâm min Al-

Qur‟ân dan Tafsîr Âyat al-Ahkâm dan buku-buku yang terkait dengan

penelitian ini. Keempat, penulis akan melakukan ananlisis komparatif

antara dua kitab yang dikaji terkait ayat-ayat talak. Kelima, penulis

menyusun kesimpulan secara cermat sebagai jawaban dari rumusan

masalah.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang diberlakukan di

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Sedangkan sistematika

penulisan bertujuanuntuk menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis dan

dibahas dari penelitian ini secara sistematis.

Penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama adalah

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan yang

terdiri dari beberapa sub bab yakni, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya ada tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian serta

teknik dan sistematika penulisan. Bab pertama ini dimaksudkan sebagai

pengantar terhadap isi pembahasan.

21

Bab kedua, menjelaskan tentang pengertian talak secara umum, hukum

talak, identifikasi ayat-ayat talak dalam Al-Qur‟an, praktek talak dalam lintas

sejarah, macam-macam talak, syarat dan rukun talak.

Bab ketiga, membahas biografi singkat dari kedua tokoh mufassir,

yakait riwayat hidup. Perjalanan intelektual, guru dan murid, serta karya-

karya kedua mufassir. Sedangkan terkait metode dalam kitab tafsir Rawâi‟u

al-Bayân fî Tafsîr Âyat Al-Ahkâm min Al-Qur‟ân dan Tafsîr Âyat Al-Ahkâm,

adalah terkait identifikasi fisiologis, metodologis dan ideologis.

Bab keempat, dalam bab ini berbicara mengenai analisis penelitian

yang dilakukan oleh penulis dimana mencakup beberapa sub pembahasan

yang meliputi Penafsiran Ali Ash-Shâbuni dan Muhammad Ali As-Sâyis

pada ayat-ayat talak, QS. Al-Baqarah [2]: 228-231, QS. Al-Ahzab [33]: 49,

QS. Ath-Thalâq [65]: 1-4, perbandingan Penafsiran Ali Ash-Shâbuni dan

Muhammad Ali As-Sâyis pada ayat-ayat talak, dan yang ketiga analisis kritik

terhadap penafsiran kedua tokoh.

Bab kelima, penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-

saran.Penulis akan menarik kesimpulan, setelah melakukan beberapa

rangkaian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini

akan ditarik kesimpulan yang telah dianalisis oleh penulis untuk

mendapatkan data yang diinginkan.

181

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab terakhir ini, penulis akan mencoba menyimpulkan hasil

penlitian yang telah penulis lakukan. Adapun yang dapat diamati oleh

penulis melalui penafsiran kedua mufassir yakni terkait penafsiran kedua

mufassir dan perbandingan penafsiran, baik dari segi aspek metodologi

maupun isi.

1. Adapun kesimpulan dari penafsiran ayat-ayat talak dari kedua

mufassir, dimana penulis membagi menjadi tiga judul besar untuk

permaslahan talak, yakni stari‟at talak dalam islam, bagaimana

hukum talak sebelum disentuh, dan hukum-hukum talak. adapun

surah dalam Al-Qur‟an yang menurut penulis dapat menjawab

permasalahan di atas, penulis mengambil ayat QS. al-Baqarah [2]:

228-231, QS. al-Ahzab [33]: 49, dan QS. Ath-Thalâq [65]: 1-4.

Adapun hasil pendapat dari kedua mufassir dalam tiga

permasalahan di atas tidak beda jauh, dimana ash-Shâbuni

mengatakan, syari‟at talak dalam islam yang mencakup beberapa

sub bab yakni hukum-hukum iddah bagi wanita mereka sependapat

mengatakan wajib „iddah. Sedang dalam makna lafadz qurû‟,

dimana keduanya berpendapat maknanya ha‟id bukan suci.

Sedangkan dalam permasalahan khulu‟ maka keduanya memberikan

pendapat boleh dilakukan, terkait ukuran besar yang diberikan,

penulis tidak membahasnya dalam skripsi ini. Sedangkan dalam

pembahasan hukum talak tiga yang diucapkan satu kali ash-Shâbuni

dan as-Sâyis berbeda pendapat dalam hal ini, dimana ash-Shâbuni

mengatakan jatuh talak tiga, sedangkan as-Sâyis jatuh satu. Dan

182

yang terakhir pembahasan tentang nikah muhalliil keduanya tidak

membolehkan, karena mengandung banyak mafsadahnya.

Lalu pada penafsiran QS. al-Ahzab [33]: 49, membahas ayat tentang

talak sebelum disentuh, keduanya sepakat tidak wajib „iddah.

Sedagkan tentang hukum mut‟ah, kedua mufassir mengatakan

wajib, sebagaia salah satu bentuk mengatasi kegoncangan dalam

jiwa sang istri. Pada hukum talak sebelum menikah, dimana

pendapat kedua mufassir mengikuti pendapat ulama yakni sepakat

bahwa talak sebelum menikah itu tidak bisa jatuh,sebagaimana

hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yakni “Tidak ada talak

sebelum menikah”.

Sedangkan dalam penafsiran QS. ath-Thalâq [65]: 1-4, penafsiran

kedua mufassir yakni tentang hukum mentalak pada waktu haid,

dimana kedua mufassir berpendapat, berbeda, dimana ash-Shâbuni

mengatakan sah, tapi berdosa, sedang as-Sâyis mengatakan tidak

sah dan tidak ada hukumnya. Selanjutnya terkait apakah perempuan

diperbolehkan keluar rumah ketika masa „iddah, dimana kedua

mufassir berpendappat bahwasanya tidak boleh keluar, kecuali

dalam keadaan mendesak, maka dari itu seorang suami wajib

memberikan tempat tinggal untuk istirinya. Pada pembahsan yang

terakhir terkait hukum mempersaksikan talak dan rujuk ash-Shâbuni

mengatakan Sunnah, sebagaimana pendapat yang diktip dari Imam

Abu Hanifah, Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad. Tetapi pada masalah

ini, as-Sâyis tidak memberikan penjelasan.

2. Terkait perbedaan dari aspek metodologi maka didapati kedua

mufassir dalam mengambil sumber penafsiran, metode penafsiran,

dan corak ditemukan sama, hanya saja dari cara

menjelaskan/menguraikan penjelasan terdapat sedikit perbedaan..

183

Akan tetapi dalam hal penyajian penafsiran perbedaannya sangat

kontras, hal ini diduga oleh penulis perbedaan ini disebabkan masa

hidup yang berbeda, dimana as-Sâyis merupakan mufassir abad

modern, sedangkan ash-Shâbuni mufassir abad kontemporer

(sekarang), sehingga model penafsiran penyajiannya lebih

sistematis. Dari pemaparan terkait persamaan perbedaan dari isi

penafsiran kedua mufassir, maka penulis dapat menyimpulkan,

bahwasanya didapati hanya dua perbedaan terkait subtansinya,

meski dipengaruhi oleh latar belakang dan sosio historis, tetapi

dalam hal penafsiran ayat-ayat talak, keduanya lebih banyak

persamaan. Adapun dua perbedaan yang menjadi analisa penulis

yakni terkait talak tiga yang diucapkan dalam satu apakah jatuh satu

talak atau tiga? Dalam permsalahan ini ash-Shâbuni berpendapat

jatuh tiga talak, sebagaimana pendapat yang beliau tarjih dari para

sahabat, tabi‟in dan ijma‟ ulama. Sedang as-Sâyis berpendapat,

jatuh satu, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Thawus dari

Ibnu Abbas. Sedangkan perbedaan yang kedua terkait penjatuhan

talak ketika haid, meski ini m erupakan tergolong talak bid‟i tetapi

ash-Shâbuni memberikan pendapat tentang hal ini yakni, talaknya

sah, tetapi berdosa, bersandarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh

Imam Malik dan Imam Syafi‟i. Sedang as-Sâyis berpendapat,

bahwasanya mentalak istri pada waktu haid tidak sah dan tidak ada

hukumnya.

3. Adapun penafsiran kedua tokoh terhadap ayat-ayat talak jika

dikontekstualisasikan dengan masa sekarang, maka ada beberapa

hal yang menurut penulis tidak relevan dengan kehidupan saat ini,

salah satu contoh yang paling relate di kehidupan saat ini adalah

terkait boleh tidaknya seorang istri yang ditalak oleh suaminya

184

pakah boleh keluarr dari rumahnya atau tidak.? Dari pendapat kedua

mufassir yang penulis teliti maka didapati pendapatnya sama, yakni

tidak boleh keluar, kecuali ada kebutuhan mendesak. Menurut

asumsi penulis, karena memang kedua mufassir hidup di zaman

yang mana mungkin permasalahan talak tidak didapati

permasalahan sekompleks pada zaman saat ini, sehingga keduanya

tidak melakukan ijtihad dalam menentukan boleh tidaknya keluar

saat masa iddah. Dari fenomena yang ada saat ini, dapat penulis

analisa dimana permasalahan ketika istri dicerai maka seorang

suami haruslah memberikan mut‟ah sebagaiamana nafkah yang

diberikan ketika sebelum dicerai, tetapi kebanyakan praktik saat ini

tidak sesuai dengan apa yang disyari‟atkan oleh islam, dimana

apabila seorang laki-laki mencerai istrinya, maka kebanyakan dari

mereka sudah tidak merasa punya tanggung jawab lagi, sehingga

akan berdampak kepada istri dan anak-anaknya.

B. Saran

Semoga dengan penelitian ini bisa menambah wawasan keilmuan

bagi penulis dan juga bisa memberikan manfaat bagi akademik dan juga

pada pembaca dan masyarakat luas umumnya. Penelitian yang penulis

kaji merupakan awal dari suatu bentuk pembelajaran keilmuan dalam

memahami studi komparasi tafsir. Sehingga masih banyak memberikan

ruang untuk penelitian lebih lanjut dengan kajian yang berbeda. Oleh

karena itu penulis menyarankan, untuk mengkaji lebih lanjut mengenai

talak perspektif dua mufassir yakni Muhammad Ali as-Sâbuni

Muhammad Ali as-Sâyis.

185

DAFTAR PUSTAKA

„Ayun , A‟limna Qurrata. “Angin Perspektif Al-Qur‟an Studi Tafsir

Tematik” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,

2019.

Abdur Razaq dan Andy Haryono. “Ananlisis Metode Tafsir Muhammad

Ash-Shhabuni dalam Kitab Rawâ‟iul Bayân”, dalam Jurnal

Wardah, Vol. XVIII, No. 1, 2017..

Amir, Majdah. Fiqih Wanita, Jakarta: Qaf Media Kreativa, 2020.

Arischa, Suci. “Analisis Beban Kerja Bidang Pengelolaan Sampai Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru”, dalam Jurnal

JOM FISIT Vol. VI, No. 1, Januari-Juni 2019.

Arsinan, Ismawati Kewa.“Tarjih Tafsir Dalam Penafsiran Dalam

Penafsiran Asy-Syaukani Terhadap Surah Al-Thalaq”. Skripsi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2020

Chasana, Nor. “Hak Talak Bagi Perempuan Perspektif Asghar Ali

Engineer Dan Wahbah Zuhaili”, Tesis, UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang, 2018.

Dalhari, “Karya Tafsir Modern Di Timur Tengah Abad 19 dan 20 M”,

dalam Jurnal Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, Vol. III,

No. 1, 2013.

Dirman Rasyid, Muhammad. “Tafsir ayat-ayat Hukum „Ali Al-Sayîs dan

„Ali Al-Sâbûnî (Perbandingan Penafsiran Ayat-Ayat Hukum

Qisâs)”, Skripsi, UIN Alaudin Makasar 2018

Ghazali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2013

Ibnu Majah Abu Abdullah Mahmud bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, (Dârul

Ihyâ‟ al-Kitab al-Arabiyyah) juz 2 Abu Abdurrahman Ahmad bin

Syu‟aib bin Ali al-Kharasâni, an-Nasâi, as-Sunân as-Shagîr li an-

Nasâi, al-Maktabah al-Mathbû‟ât al-islâmiyyah,1986

186

Ilyas,Yunahar. Kuliah Ulumul Qur‟an. Yogyakarta: Itqan Publishing,

2014.

Isa HA Salam dan Rifki Muhammad Fathi, “Pemetaan Kajian Tafsir Al-

Qur‟an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga : Analisis Sitiran pengarang yang

Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010”, Laporan Penelitian

Kolektif, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Ismail, Abdul Hadi. “Pernikahan dan Syarat Sah Talak”, dalam jurnal

Intiqad: Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam, Vol. XI, No. 1, Juni

2019

Jamhuri dan Zuhra, “Konsep Talak Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah

(Analisis Waktu dan Jumlah Penjatuhan Talak)” dalam Jurnal

Media Syraiah, Vol. XX. No. 1, 2018

Kadar M. Yusuf, Tafsir Âyat Ahkâm, Jakarta: Amzah, 2017.

Khoiroh, Ulfiyatul. “Analisa Sanad dan Matan Hadis Terkait Cerai Yang

Diperbolehkan Akan Tetapi Dibenci”, Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2019.

Magpiroh, Siti. “Penafsiran Kontekstual Ayat Perceraian (Studi Aplikasi

Atas Metode Tafsir Kontekstual Abdullah Saeed”, Skripsi, UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Masrifah, Atik. “Penafsiran Muhammad Ali As-Sâyis dan Muhammad

Ali Al-Sabuni tentang Adi‟iya‟ dalam Tafsir Ayat Ahkam”, Skripsi,

UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta, 2010.

Matondang, Armansyah. “Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perceraian

dalam Perkawinan”, dalam jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial

Poltik No.2 (2) (2014).

Muchtar , Muhammad Asykur. “Perbedaan Talak Satu, Dua, dan Tiga

Dalam Hukum Islam”, dalam Jurnal Justisi 2019.

Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, (Mesir: Syirkah

Maktabah dan Muthoba‟ah Mustafa Al-Halabi, 1975.

187

Muhammad Izzi, “Studi Komparatof Antara Imam Syafi‟i dan Imam Ibnu

Hazm mengenai hukum Ta‟liq Talak”, Skripsi, UIN Raden Fatah

Palembang, 2017, h. 15. Tidak diterbitkan (t.d)

Muhammad, Syaikh Kamil. Uwaidah, Fikih Wanita Edisi Lengkap,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2017

Muhlis, Alis. “Pemaknaan QS. Ath-Thalâq ayat 2-3 (Studi Komparatif

antara Tafsir Ruh al-Ma‟ani karya al-Alusi dan Tafsir Mafatih Al-

Ghaib karya Al-Raziy”, UIN Sunan Kalijaga, 2018.

Munawwir, Ahmad Wirson. Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Pondok Pesantren Krapyak, 1984.

Al Munir, Abdul Malik. “Safwat Al-Tafasir Karya Al-Sabuni Dan Contoh

Penafsirannya Tentang Ayat-Ayat Sifat”, dalam Jurnal Analisis,

Volume XVI No.2, 2016

Muti‟ah Putri, Dewi.“Studi Komparasi tentang Talak Tafwîd Antara

Pendapat Imam Hanafi dan Ibnu Hazm”, UIN Sunan Ampel, 2018

Al-Qaradhawi, Yusuf. Fiqh Wanita: Segala Hal Mengenai wanita,

Bandung: Jabal, 2012.

Rahayu, Rian Sri. “Studi Lietraur: Peranan Bahasa Inggris Untuk Tujuan

Bisnis dan Pemasaran”. dalam Jurnal Pemasaran kompetitif. Vol.

1, No. 4, Juli 2018

Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014.

Rijali, Ahmad, “Analisis Data Kualitatif”, dalam Jurnal Al-Hadharah

Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid wa Nihâyatul Muqtashid, Terj. Imam

Ghazali Said dan Achmad Zaidun, Jakarta: Pusataka Imani, 2007

S.Br. Barus, Karmila. “Faktor-Faktor Penyebab dan Dmapak-Dampak

Terjadinya Perceraian di Kota Medan (Studi Kasus di Pengadilan

Agama Medan Kelas I-A)”, Skripsi,Unibersitas Sumatera Utara,

Medan, 2017, h. 115-117. Tidak diterbitkan (t.d)

188

Sabiq, Sayyid. fiqh Sunnah, Jakarta:Pena Pundi Aksara, 2010.

Salma, Putri. “Metodologi Penafsiran Surah Al-Fatihah Menurut

Muhammad Ali Ash-Shabuni Dalam Tafsir Rawâ‟iu al-Bayân fî

Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al-Qur‟an”. Skripsi, UIN Sumatera

Utara Medan, 2019.

Ash-Shâbuni, Muhammad Ali. Rawâi‟u al-Bayân fî Tafsîri Âyat al-

Ahkâm Min Al-Qur‟ân, terj. Mu‟ammal Hamidy dan Imron A.

Mannan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2008.

As-Sâyis Muhammad Ali, Tafsîr Âyat al-Ahkam.Mesir: Al-Maktabah

„Ashriyyah, 2002.

Shihab, Quraish. Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata. Jakarta:

Lentera Hati, 2013

______, KaidahTafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Syukkur, Abdul “Metode Tafsir Al-Qur‟an Komprehensif Perspektif

Abdul Hay al-Farmawi”, dalam Jurnal El-Furqania, Vol. VI No.

01, Februari 2020.

Tim Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Jakarta: PT. Gramedia Putaka Utama, 2008.

Tristanto, Aris. “Perceraian Di Masa Pandemi COVID-19 Dalam

Perespektif Ilmu Sosial “ dalam Jurnal Sosio Informa, vol. VI. No.

3, September-Desember 2020

Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir. Jakarta: Gema Insani, 2013.

______, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jakarta: Gema Insani, 2013

https://penelitianilmiah.com/tinjauan-pustaka/

http://sosiologis.com/teknik-pengumpulan-data-kualitatif

http://repository.radenintan.ac.id/1569/3/BAB_II.pdf

https://www.academia.edu/6738348/Tafsir_Ayat_Al_Ahkaam_Al_Sayis

189

http://repository.uin-suska.ac.id/21049/7/7.%20BAB%20II%20OK.pdf

https://www.carihadis.com/Sunan_Daraquthni/=haid

https://carihadis.com/Shahih_Bukhari/=talak

190

RIWAYAT HIDUP

Lili Fatmawati, lahir pada tanggal 11 Juni

1998 di desa Mamben Daya, kecamatan

Wanasaba, kabpaten Lombok Timur. Memulai

pendidikan dari Taman kanak-kanak, Sekolah

dasar, sekolah menengah, saya tempuh di lembaga

pendidikan sekitar rumah. Dan pada tahun 2014

hingga 2016, saya bertekad untuk menempuh

pendidikan jauh dari orang tua, yakni di Pondok

Pesantren Nurul Haramain NW Putri Narmada, Lombok Barat. Selama

menempuh pendidikan di sini, banyak hal yang saya pelajari dan banyak

merubah mindset saya. Rasa takut dan percaya diri seketika sudah tak

menjadi karakter saya lagi, melainkan keberanian dan kemandirian yang

ditanamkan dalam setiap santri. Terima kasih Mamiq, terima kasih Umi,

terima kasih para Ustadzah. Seusai lulus dari Madrasah Aliyah, saya memilih

untuk mengabdi selama satu tahun, yakni pada tahun 2017. Mengabdi untuk

pondok, berbagi pengalaman, berbagi cerita, kepada santri-santri yang tulus

dan rela hati dan jiwa meninggalkan segala fasilitas rumah demi ilmu dan

cita-cita mereka. Pada pertengahan 2018, akhirnya saya putuskan untuk

menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni mengambil gelar

Strata I di Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.