Konsep Guru Ideal menurut Syekh Al Zarnuji dan Relevansinya dengan UU nomor 14 Tahun 2005 Tentang...

27
RANGKUMAN SKRIPSI A. PENDAHULUAN Guru memang semestinya dipilih dari sekian banyak orang yang mencalonkan diri, dan diambil yang memenuhi syarat. Inilah guru yang mulia dan pantas sebagai pewaris Nabi. Ditinjau dari tugasnya, seorang guru bukanlah sebatas penyampai mata pelajaran ke sana kemari, dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Semestinya kita harus jujur, jika bangsa Indonesia yang saat ini belum bangkit, dan bahkan justru bertambah bebannya adalah sebagai akibat dari mempercayakan guru kepada orang-orang yang bukan semestinya. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Sebagai contoh sederhana, kita harus pahami bahwa jika siswa tidak pintar ilmu fiqih, bukan kemudian hanya menyalahkan para siswanya sulit diajari ilmu fiqih, atau referensi yang kurang lengkap, tetapi hal itu disebabkan, salah dalam memilih guru, karena dia bukan bidangnya 1 . Adapun kendala utama pada seorang guru dilapangan adalah mentalnya yang belum siap untuk dijadikan suri 1 Imam Tabroni el-Khalimi, “Proposal Tesis”, http://imam- tabroni.blogspot.com/2012/07/prposal-tesis.html, di akses pada tanggal 5 Mei 2013 1

Transcript of Konsep Guru Ideal menurut Syekh Al Zarnuji dan Relevansinya dengan UU nomor 14 Tahun 2005 Tentang...

RANGKUMAN SKRIPSI

A. PENDAHULUAN

Guru memang semestinya dipilih dari sekian banyak

orang yang mencalonkan diri, dan diambil yang memenuhi

syarat. Inilah guru yang mulia dan pantas sebagai

pewaris Nabi. Ditinjau dari tugasnya, seorang guru

bukanlah sebatas penyampai mata pelajaran ke sana

kemari, dari satu sekolah ke sekolah yang lain.

Semestinya kita harus jujur, jika bangsa Indonesia yang

saat ini belum bangkit, dan bahkan justru bertambah

bebannya adalah sebagai akibat dari mempercayakan guru

kepada orang-orang yang bukan semestinya. Kualitas

pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru.

Sebagai contoh sederhana, kita harus pahami bahwa jika

siswa tidak pintar ilmu fiqih, bukan kemudian hanya

menyalahkan para siswanya sulit diajari ilmu fiqih,

atau referensi yang kurang lengkap, tetapi hal itu

disebabkan, salah dalam memilih guru, karena dia bukan

bidangnya1.

Adapun kendala utama pada seorang guru dilapangan

adalah mentalnya yang belum siap untuk dijadikan suri

1Imam Tabroni el-Khalimi, “Proposal Tesis”, http://imam-tabroni.blogspot.com/2012/07/prposal-tesis.html, di akses padatanggal 5 Mei 2013

1

2

tauladan karena masih banyak guru yang korupsi, tidak

hanya materil yang dikorupsi tetapi waktu juga menjadi

korban korupsinya. Selain itu, problematika yang

sekarang dihadapkan kepada guru yaitu masih banyak guru

yang kurang profesional dan tentunya belum dapat

dijadikan guru yang ideal karena tidak memenuhi syarat

sebagai seorang guru yang diharapkan dan Syaikh Al

Zarnuji adalah pengarang kitab Ta’lim Muta’allim, sebuah

kitab yang berisi tentang etika mencari ilmu yang

sangat populer dikalangan pondok pesantren terutama di

pesantren tradisional dan juga sering dijadikan sebagai

literatur. Selain membahas tentang etika, kitab Ta’lim

Muta’allim juga membahas tentang konsep belajar mengajar

yang tidak bisa dilepaskan dari interaksi antara

peserta didik dengan seorang guru. Dan Undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan

pedoman bagi guru dan mengatur secara perinci tentang

guru.

Mengenai rumusan masalah yang diteliti adalah

bagaimana konsep guru ideal menurut Syaikh al Zarnuji

dan bagaimana relevansi antara konsep guru ideal

menurut Syaikh al Zarnuji dengan Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dan tujuan dari

penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui

3

konsep guru ideal menurut Syaikh al Zarnuji dan untuk

mengetahui relevansi antara konsep guru ideal menurut

Syaikh al Zarnuji dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif dan menggunakan jenis

penelitian kepustakaan ( library research ). Jenis

penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan

dengan cara menganalisis isi buku untuk menghasilkan

suatu kesimpulan2. Menurut Sugiyono metode penelitian

kualitatif digunakan untuk meneliti obyek yang

alamiah3. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data-data

yang dibutuhkan, peneliti menelaah beberapa buku

kepustakaan yang relevan dengan judul penelitian ini.

Penulis juga menggunakan beberapa langkah dalam

penelitian ini, yaitu: a). Penentuan jenis data, b).

Penentuan sumber data, c). Mengumpulkan data, dan d).

Menganalisis data.

B.KONSEP GURU IDEAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

1.Pengertian Guru

2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 16

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta, 2012) h. 9

4

Definisi guru secara etimologi ialah Pengajar4.

Jika dilihat dari dalam kamus lengkap Bahasa

Indonesia tidak jauh berbeda mendefinisikan arti

guru yaitu Pengajar pada sekolah-sekolah5. Akan

tetapi kata guru sebenarnya bukan saja mengandung

arti “pengajar”, melainkan juga “pendidik”. Selain

itu, arti guru juga didefinisikan seperti yang sudah

tidak asing lagi ditelinga yaitu guru sebagai

seseorang yang digugu dan ditiru.

Sedangkan secara terminologi pengertian tentang

guru sesuai yang telah ditetapkan dalam Undang-

undang, guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah, seperti yang telah dipaparkan didalam

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen pada bab 1 pasal 1 ayat 16.

4 S. Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia EYD Menurut Pedoman LembagaBahasa Nasional, h. 114

5 Ananda Santoso & A.R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya: Alumni) h. 143

6 Undang-Undang Guru dan Dosen ( UU RI No. 14 Th. 2005 ), (Jakarta: SinarGrafika, 2011) h. 3

5

2.Pengertian Guru Menurut Islam

Dalam Islam sendiri, mengartikan guru merupakan

profesi yang amat mulia, karena pendidikan adalah

salah satu tema sentralnya, Nabi Muhammad sendiri

sering disebut sebagai “pendidik kemanusiaan”

(educator of mandkind).

Ditinjau dari leteratur kependidikan Islam,

seorang guru atau pendidik biasa disebut sebagai

berikut :

1. Ustadz, yaitu julukan untuk orang yang mengajar

di madrasah atau pondok pesantren, maksudnya

seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap

profesinya, ia selalu berusaha memperbaiki dan

memperbaharui model-model atau cara kerjanya

sesuai dengan tuntunan zaman.

2. Mu’allim, berasal dari kata “ ‘ilm ” yang berarti

menangkap hakekat sesuatu, ini mengandung makna

bahwa guru adalah orang yang dituntut untuk

mampu menjelaskan hakekat dalam pengetahuan

yang diajarkannya.

3. Murabbiy, berasal dari kata “ rabb ”. Tuhan

sebagai Rabb al-‘âlamin dan Rabb al-nâs yakni yang

menciptakan, mengatur dan memelihara alam dan

seisinya termasuk manusia. Dilihat dari

6

pengertian ini maka guru adalah orang yang

mendidik dan menyiapkan peserta didik agar

mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan

memelihara hasil kreasinya untuk tidak

menimbulkan malapetaka bagi dirinya,

masyarakat, dan alam sekitarnya.

4. Mursyid, yaitu seorang guru yang berusaha

menularkan penghayatan (Transinternalisasi) akhlak

dan atau kepribadian kepada peserta didiknya.

5. Mudarris, berasal dari kata “ darasa - yudarusu -

darsan wa durusan wadirasatun ” yang berarti

terhapus, hilang bekasnya, menghapus, melatih

dan mempelajari. Artinya seorang guru adalah

yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya,

menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas

kebodohan, serta melatih ketrampilan peserta

didik sesuai dengan bakat dan minatnya.

6. Muaddib, berasal dari kata adab, yang berarti

moral, etika dan adab. Artinya seorang guru

adalah yang beradab sekalugus memiliki peran

dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization)

yang berkualitas dimasa depan7.

7 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Surabaya:PSAPM, 2003 ), h. 209-213.

7

3.Konsep Guru Ideal Secara Umum

Konsep guru ideal adalah gambaran seorang guru

yang diharapkan oleh peserta didik. Seorang guru

harus bisa menjadi ideal bagi peserta didiknya

dengan memenuhi beberapa kriteria sebagai seorang

guru agar dapat dijadikan suri tauladan bagi peserta

didik dan juga dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat

dari guru ideal mereka. Untuk menjadi seorang guru

yang ideal secara umum haruslah memenuhi syarat-

syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Syarat

utama untuk menjadi seorang guru, yaitu :

1. Guru harus berijazah, yang dimaksud ijazah

disini adalah ijazah yang dapat memberi

wewenang untuk menjalankan tugas sebagai

seorang guru di suatu sekolah tertentu.

2. Guru harus sehat rohani dan jasmani, karena

kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah

satu syarat penting dalam setiap pekerjaan.

Sesorang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik jika ia diserang suatu penyakit.

Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan

syarat muthlak yang tidak dapat diabaikan.

3. Guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berkelakuan baik. Sesuai dengan tujuan

8

pendidikan, yaitu membentuk manusia susila yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa maka sudah

selayaknya guru sebagai pendidik harus dapat

menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan

berkelakuan baik.

4. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab,

maksudnya tugas dan tanggung jawab guru seorang

guru sebagai pendidik, pembelajar, dan

pembimbing bagi peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung yang telah

dipercayakan orangtua/wali kepadanya hendaklah

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, guru juga bertanggung jawab

terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan

lingkungan disekitarnya.

5. Guru di Indonesia harus berjiwa nasional,

maksudnya bangsa Indonesia terdiri dari

berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa dan

adat istiadat berlainan. Untuk menanamkan jiwa

kebangsaan merupakan tugas utama seorang guru,

karena itulah guru harus terlebih dahulu

berjiwa nasional8.

8 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)h. 29

9

4.Konsep Guru Ideal Menurut Islam

Guru memang sosok yang dimuliakan dalam Islam,

tetapi kemulian itu akan luntur jika guru tidak

mampu menerapkan prinsip-prinsip yang harus dimiliki

oleh setiap guru. berikut pandangan tokoh-tokoh

terkemuka dalam Islam tentang makna guru dengan

segenap dimensinya, yaitu :

1. Imam al Ghazâlî

a) Cerdas, seseorang yang dapat diserahi tugas

mendidik atau menjadi guru haruslah orang

yang cerdas dan sempurna akalnaya. Dengan

akal yang sempurna atau cerdas, maka guru

dapat mengajar muridnya dengan benar dan

mendalam.

b) Penuh Kasih Sayang, dengan sifat ini, dapat

menumbuhkan rasa percaya diri pada murid.

Dengan kasih sayang dan rasa percaya diri

yang tinggi, maka akan tercipta situasi yang

kondusif bagi murid untuk semakin giat dan

rajin belajar.

c) Diniatkan Sebagai Ibadah, mengajarkan ilmu

itu pada dasarnya merupakan kewajiban agama

bagi setiap orang yang memiliki ilmu

10

pengetahuan. Karena itu, tidaklah pantas

bagi seorang guru jika harus menuntut upah

atas jerih payah mengajarnya itu. Niatkanlah

mengajar sebagai bentuk ibadah kepada Allah

SWT. Sehingga, guru akan tetap bisa mengajar

dengan baik, meski dengan upah yang sangat

kecil.

d) Menyesuaikan dengan Kemampuan Murid, seorang

guru yang bertanggung jawab tidak akan

membiarkan muridnya mempelajari materi yang

lebih tinggi sebelum mereka menguasai

pelajaran sebelumnya. Dan guru harus

mengingatkan murid bahwa tujuan pengajaran

itu adalah mendekatkan diri kepada Tuhan,

memperbaiki diri, dan untuk mengabdi.

e) Penuh Simpati, dalam mengajar seorang guru

hendaknya menggunakan cara yang simpatik,

halus, dan tidak menggunakan kekerasa,

cacian, makian, dan lain sebagainya.

f) Menjadi Teladan, seorang guru haruslah

tampil sebagai tauladan atau panutan yang

baik di hadapan para muridnya. Karena itu,

guru harus bersikap toleran dan mau

11

mengahargai keahlian orang lain, meski itu

adalah muridnya sendiri.

g) Memahami Kemampuan Murid, seorang guru harus

mampu memahami dengan baik perbedaan tingkat

kemampuan dan kecerdasan murid. Juga,

memahami bakat, tabiat, dan kejiwaan murid

sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.

h) Memiliki Komitmen Tinggi, seorang guru harus

berpegang teguh pada prinsip yang

diucapkannya, dan berupaya untuk

merealisasikannya sebaik mungkin. Guru

jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan prinsip yang

dikemukankannya. Jika hal itu dilakukan maka

akan menyebabkan guru kehilangan

kewibawaannya dan guru tidak akan mampu lagi

mengarahkan atau memberi petunjuk kepada

murid-muridnya.

2. Imam Ibnu Miskawaih

Pendidik atau guru sejati (ideal) menurut

Ibnu Miskawaih adalah manusia ideal seperti

yang terdapat pada konsepsinya tentang manusia

ideal. Hal demikian terlihat jelas karena

12

beliau menyejajarkan posisi guru dengan posisi

nabi, terutama dalam hal cinta kasih. Cinta

kasih kepada Allah menempati urutan pertama,

barulah cinta kasih murid kepada gurunya. Jika

tidak dapat mencapai derajat ini maka dinilai

sama dengan teman atau saudara, karena dari

mereka itu dapat juga diperoleh ilmu dan adab.

Guru biasa tersebut, bukan dalam arti sekadar

guru formal karena jabatan. Menurut beliau,

guru memiliki berbagai persyaratan yang

diantaranya yaitu Bisa Dipercaya, Pandai,

Dicintai, Sejarah Hidupnya Jelas Tidak Tercemar

di Masyarakat, Menjadi Cermin atau Panutan, dan

Harus Lebih Mulia dari orang yang didiknya.

3. Imam al Mawardi

a) Tawadhu’, guru harus memiliki sikap tawadhu’

(rendah hati) dan dengan sikap tawadhu’,

guru dapat menciptakan sikap demokratis

dalam menghadapi murid. Sikap ini bisa

mengembangkan potensi individu murid

seoptimal mungkin.

b) Multi Peran, guru yang baik menurut beliau

merupakan sosok yang mampu melakukan multi

13

peran positif di dalam mengajar. Ia tidak

hanya memosisikan atau memerankan sebagai

seorang pengajar, tetapi juga memerankan

diri sebagai pemimpin dan pembimbing dalam

proses belajar mengajar.

c) Ikhlas, secara harfiah, sikap ini berarti

menghindari riya’ atau keinginan untuk

dipuji. Artinya, menjadi seorang guru bukan

karena ingin dihormati, dipuji atau ingin

diperlakukan dan dipandang sedemikian rupa

oleh orang lain. Sedangkan dari segi

istilah, ikhlas diartikan sebagai pembersih

hati dari segala dorongan yang dapat

mengeruhkannya.

d) Mencintai Pekerjaan Sebagai Guru, seorang

guru harus mencintai tigasnya. Kecintaan ini

akan tumbuh dan berkembang apabila

keagungan, keindahan, dan kemuliaan tugas

itu sendiri benar-benar dapat dihayati.

Namun, motif yang paling utama adalah

menjadi guru karena panggilan jiwanya untuk

berbakti kepada Allah SWT. Dengan tulus

ikhlas serta menjadikan keridhaan dan pahala

dari Allah SWT. Sebagai tujuan dalam

14

melaksanakan tugas mengajar dan mendidik

muridnya.

e) Tidak Mengutamakan Ekonomi, seorang guru

janganlah mengajar atas motif semata-mata

demi mendapatkan materi, meskipun sulit

dihindari. Namun, hal ini juga dapat

dipahami bahwa mengajar harus diorientasikan

kepada tujuan yang luhur, yakni keridhaan

dan pahala. Konsekuensinya, guru harus

melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung

jawab.

f) Penuh Persiapan, agara dapat mengajar dengan

baik, guru harus selalu mempersiapkan segala

sesuatu yang berguna dan mendukung

pelaksanaan proses belajar dan mengajar.

Diantaranya, mempersiapkan bahan ajar,

metode, sumber belajar, dan lain sebagainya.

Hal ini akan mendukung keberhasilan murid

dalam menguasai pelajaran dengan baik.

g) Disiplin, seorang guru harus disiplin

terhadap aturan dan waktu dalam seluruh

hubungan social dan professional. Dengan

sikap disiplin yang tinggi, maka guru dengan

sendirinya telah mengajarkan tentang cara

15

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Sehingga, murid tidak akan menjadi manusia

yang suka bersantai dan membuang-buang

waktunya dengan percuma.

h) Kreatif Memanfaatkan Waktu Luang, seorang

guru harus mampu menggunakan waktu luangnya

hanya untuk kepentingan profesionalnya.

Keseluruhan waktunya akan digunakan secara

efesien, baik dalam kaitannya dengan tugas

keguruan maupun dalam pengembangan

kariernya. Sehingga, akan terjadi

peningkatan kualitas pendidikan. Ini

mengisyaratkan bahwa guru juga harus banyak

belajar dalam setiap waktu dan kesempatan,

ulet dan tekun, serta penuh kesungguhan dan

ketelitian.

i) Kreatif, guru harus memiliki daya kreasi dan

inovasi yang tinggi. Hal ini lahir dari

kesadaran terhadap semakin banyaknya

tuntunan dan tantangan pendidiksan di masa

mendatang. Sejalan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknoligi yang terus

berkembang. Karena itu, guru tidak boleh

menutup mata dengan berbagai kemajuan dalam

16

bidang ilmu pengetahuan. Caranya dalah

dengan belajar dan menggali informasi

sebanyak mungkin dari berbagai sumber.

j) Sadar Diri, guru adalah figur strategis.

Guru harus merupakan figur yang dapat

dicontoh tidak hanya oleh murid, tapi juga

oleh masyarakat pada umumnya. Karenanya,

guru harus menyadari posisi dirinya dengan

baik. Kemudian hendaknya guru berusaha agar

segala tingkah lakunya sesuai serta sejalan

dengan norma dan niali ajaran yang berasal

dari wahyu.

k) Lemah Lembut dan Penuh Kasih Sayang,

bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang

merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh

setiap guru, meski sikap ini tidak

sepenuhnya berhasil dalam dunia pendidikan.

l) Menjadi Motivator, guru harus mampu menjadi

motivator. Hal ini penting dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan pengembangan

kegiatan belajar murid. Dan peran terakhir

seorang guru menurut Al Mawardi adalah

sebagai pembimbing. Bimbingan dapat

diartikan sebagai kegiatan memantau

17

perkembangan murid yang sesuai dengan tujuan

pendidikan.

4. Imam Ibnu Sînâ

Menurut beliau guru yang baik (ideal) adalah

guru yang Berakal Cerdas, Beragama, Mengetahui

Cara Mendidik Akhlak, Cakap Dalam Mendidik

Anak, Berpenampilan Tenang, Jauh Dari Olok-Olok

dan Main-Main Dihadapan Muridnya, Tidak Bermuka

Musam, Sopan Santun, Bersih, dan Suci Murni.

Meskipun demikian, beliau lebih mengutamakan

guru pria daripada wanita. Beliau mensyaratkan

bahwa untuk menjadi guru yang terhormat, maka

seorang guru harus menonjol budi pekertinya,

cerdas, teliti, sabar, telaten dalm membimbing

anak, adil, hemat dalam penggunaan waktu, gemar

bergaul dengan anak-anak, tidak keras hati, dan

senantiasa menghias diri. Selain itu guru harus

mengutamakan kepentingan umat daripada

kepentingan diri sendiri, menjauhkan diri dari

meniru sifat raja dan orang-orang yang

berakhlak rendah, mengetahui etika dalam

majelis ilmu, sopan dan santun dalam berdebat,

berdiskusi, dan bergaul.

18

5. Imam Ibnu Jama’ah

Guru dalam pandangan beliau merupakan

mikrokosmos manusia, dan secara umum dapat

dijadikan sebagai tipologi makhluk terbaik.

Maka, derajat guru berada setingkat di bawah

derajat para nabi. Secara garis besar, ada enam

criteria untuk bisa menjadi seorang guru yang

ideal dan dicintai oleh murid. Diantaranya

adalah Mampu Menjaga Akhlak Selama Melaksanakan

Tugas Pendidikan, Tidak Menjadikan Profesi Guru

Sebagai Kegiatan Untuk Menutupi Kebutuhan

Ekonomi, Mengetahui Situasi Sosial

Kemasyarakatan Dengan Baik, Penuh Kasih Sayang

dan Sabar, dan Bersedia Menolong Sesuai Dengan

Kemampuan yang Dimiliki.

6. Imam Ibnu Taimiyah

Guru dalam pandangan Ibnu Taimiyah hendaknya

memiliki cirri kepribadian sebagai berikut :

a) Khulafa’, seorang guru yang baik adalah

apabila ia mampu menjadi Khulafa’ yaitu

orang-orang yang bersedia menggantikan misi

perjuangan nabi dalam bidang pengajaran.

19

Kedudukan ini hanya dapat dilaksanakan oleh

orang yang mengikuti rasul dalam hal

perjalanan hidup dan akhlaknya.

b) Menjadi panutan, seorang guru hendaklah

senatiasa menjadi panutan bagi muridnya,

terutama dalam hal kejujuran, berpegang

teguh pada akhlak yang mulia, dan menegakkan

syariat Islam. Berdusta pada murid tentang

suatu ilmu adalah kezhaliman yang sangat

besar.

c) Tidak Main-Main, seorang guru haruslah

menghindari sifat main-main atau sembrono

dalam menyebarkan ilmunya. Guru haruslah

shalih, karena guru yang shalih mengetahui

kemampuan yang dimiliki, mengetahui keadaaan

murid, serta mengerti kewajiban yang ada

pada dirinya.

d) Sering Membaca Kitab Suci, seorang guru

hendaklah membiasakan diri untuk menambah

dan menghafal ilmu-ilmu terutama yang

terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah.

20

Demikianlah beberapa pandangan mengenai konsep

guru ideal dari para tokoh Islam Klasik yang masih

penting direnungkan saat ini dan seterusnya9.

C. KONSEP GURU IDEAL MENURUT SYAIKH AL-ZARNÛJÎ DAN

RELEVANSINYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005

TENTANG GURU DAN DOSEN

1. Pemikiran Syaikh al Zarnûjî tentang Konsep Guru

Ideal dalam kitab Ta’lim Muta’allim

Adapun konsep guru ideal menurut Syaikh Al

Zarnuji yang terdapat didalam kitab Ta’lim

Muta’allim10, yaitu :

a) Haruslah orang yang lebih alim ( pandai / cerdas

), yaitu seseorang yang cerdas. Dengan akal yang

sempurna atau cerdas, maka guru dapat mengajar

muridnya dengan benar dan mendalam.

b) Bersifat Wara’ ( menjaga harga diri ), guru

haruslah menjaga diri dari segala sesuatu yang

berbau syubhat agar tetap terjaga keilmuannya dan

kepribadiannya.

9 Salman Rusydie,Tuntunan Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta:FlashBooks, 2012), h.168-188

10 Muhammadun Thaifuri, Pedoman Belajar Bagi Penuntun Ilmu Secara Islam(Terjemah Ta’lim Muta’allim ), (Surabaya: Menara Suci,2008 ), h. 25

21

c) Berpengalaman / Lebih tua, guru akan dapat

memerankan diri sebagai seorang pemimpin dan

pembimbing dalam proses belajar mengajar.

d) Berbudi luhur, guru haruslah memiliki budi

pekerti yang luhur karena budi pekerti guru maha

penting dalam pendidikan watak murid.

e) Bijaksana, guru dapat bertindak tepat menurut

garis yang baik, selalu menggunakan akal budinya

(pengalaman dan pengetahuannya) apabila

menghadapi suatu kesulitan.

f) Penyabar, guru yang selalu menerima segala

bencana dengan laku yang sopan, sabar merupakan

pangkal keutamaan dalam segala hal.

2. Konsep Guru Ideal Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen

Adapun konsep guru ideal menurut UU Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen11, yaitu :

a) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam

pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi

program sarjana atau program diploma empat

sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 16

tahun 2007 yang telah menetapkan, bahwa guru11 Undang-Undang Guru dan Dosen ( UU RI No. 14 Th. 2005 ), (Jakarta: Sinar

Grafika, 2011), h. 8

22

harus memiliki kualifikasi akademik minimum

diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1).

b) Kompetensi guru, meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi professional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi, yaitu :

1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik.

2. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,

arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta

didik.

3. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif

dan efesien dengan peserta didik, sesame guru,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar.

4. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam.

c) Sertifikasi Guru, disebutkan dalam peraturan

menteri pendidikan nasional nomor 18 tahun 2007

tentang sertifikasi guru pada pasal 1 ayat 1,

sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses

23

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam

jabatan. Kemudian disebutkan dalam ayat 2,

pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan dapat

diikuti oleh guru yang telah memiliki kualifikasi

akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D IV),

dan pada ayat 3 menyebutkan bahwa setifikasi guru

dalam jabatan diselenggarakan oleh perguruan

tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan

tenaga kependidikan yang terakreditasi dan

ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

d) Sehat Jasmani dan Rohani, dalam penjelasannya

yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani

disini adalah kondisi kesehatan fisik dan mental

yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas

dengan baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental

tersebut tidak ditujukan kepada penyandang cacat.

e) Memiliki Kemampuan Untuk Mewujudkan Tujuan

Pendidikan Nasional, Kedudukan guru sebagai

tenaga professional berfungsi untuk meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran

berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional. Sementara itu, kedudukan guru sebagai

tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan

sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan

24

pendidikan nasional, yaitu berkembangnya peserta

didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab. Sebagaimana

tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia

nomor 14 tahun 2005 dalam bab II pasal 4 dan 6.

3. Relevansi Konsep Guru Ideal Menurut Syaikh al

Zarnûjî dan UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen

Relevansi antara konsep guru ideal menurut Syaikh

Al Zarnuji dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen, yaitu :

1. Berilmu / memiliki ilmu pengetahuan sama halnya

dengan memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi pedagogik. Berilmu/memiliki ilmu

pengetahuan sama halnya dengan memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi pedagogik

yaitu Seseorang guru yang memiliki ilmu

pengetahuan pada umumnya memiliki ijazah karena

menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang

25

guru dan dosen, seorang guru wajib memiliki

kualifikasi akademik yaitu diperoleh melalui

pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau

diploma empat (D-4). Dan seseorang memiliki ilmu

pengetahuan pastinya ia memiliki kompetensi

pedagogik yang dimana seorang guru dituntut untuk

membekali dirinya dengan penguasaan materi yang

memadai.

2. Bersifat Wara’, berbudi pekerti luhur, bijaksana

dan penyabar berarti telah memiliki salah satu

standar kompetensi guru (kompetensi kepribadian).

Bersifat Wara’, berbudi pekerti luhur, bijaksana

dan penyabar berarti telah memiliki salah satu

standar kompetensi guru (kompetensi kepribadian)

yaitu Seorang guru yang memiliki kompetensi

kepribadian, sesuai dengan kompetensi guru

sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 Undang-

undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

professional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi.

3. Berpengalaman/lebih tua dapat dikatakan telah

memiliki kompetensi profesional dan kemampuan

26

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berpengalaman/lebih tua dapat dikatakan telah

memiliki kompetensi profesional dan kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu

Seorang guru yang berpengalaman tentu memiliki

keahlian, dan memiliki kompetensi profesional

karena menurut Undang-undang RI nomor 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa

profesional artinya pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar

mutu atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi. Dan memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

D. PENUTUP

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa

konsep guru ideal menurut Syaikh al Zarnûjî yaitu :

(a). Haruslah orang yang lebih alim ( pandai / cerdas

), (b). Bersifat wara’ ( menjaga harga diri ), (c).

Berpengalaman / Lebih tua, (d). Berbudi luhur, (e).

Bijaksana, dan (f). Penyabar. Dan Relevansi antara

konsep guru ideal menurut Syaikh al Zarnûjî dengan

27

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 yaitu 1). Berilmu /

memiliki ilmu pengetahuan sama halnya dengan memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi pedagogik. 2).

Bersifat Wara’, berbudi pekerti luhur, bijaksana dan

penyabar berarti telah memiliki salah satu standar

kompetensi guru (kompetensi kepribadian). 3).

Berpengalaman/lebih tua dapat dikatakan telah memiliki

kompetensi profesional dan kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.