konsep dasar epidemiologi

15
1 | Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/ 2014 KONSEP EPIDEMIOLOGI 1. Dasar-dasar epidemiologi Epidemiologi berasal dari bahasa atau kata: Yunani Epi = upon : pada atau tentang Demos = people : penduduk Logia = knowledge : ilmu Yang berarti : ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk Dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi diartikan ilmu tentang DISTRIBUSI (penyebaran) dan DETERMINANT (factor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan DEVELOPMENT (perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan 2. Definisi 1) Wade Hampton Frost 1972 Adalah guru besar epidemiologi di School of Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena massal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat). 2) Greenwood 1934 Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd) penduduk. Kelebihan pengertian ini adalah dengan adanya penekanan pada kelompok penduduk yang memberikan arahan pada distribusi dan metode terkait.

Transcript of konsep dasar epidemiologi

1 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

KONSEP EPIDEMIOLOGI

1. Dasar-dasar epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa atau kata: Yunani

Epi = upon : pada atau tentang

Demos = people : penduduk

Logia = knowledge : ilmu

Yang berarti : ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk

Dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi diartikan ilmu tentang

DISTRIBUSI (penyebaran) dan DETERMINANT (factor-faktor penentu)

masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan

DEVELOPMENT (perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam

menanggulangi masalah kesehatan

2. Definisi

1) Wade Hampton Frost 1972

Adalah guru besar epidemiologi di School of Hygiene, mengatakan

bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena massal

(mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah

(natural history) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu

itu penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada

masalah penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat).

2) Greenwood 1934

Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London,

mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana

dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan

segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd)

penduduk. Kelebihan pengertian ini adalah dengan adanya

penekanan pada kelompok penduduk yang memberikan arahan pada

distribusi dan metode terkait.

2 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

3) Brian Mac Mahon 1970

Pakar epidemiologi di Amerika Serikat yang bernama Thomas F.

Pugh menulis buku Epidemiology; Princples and Methods

menyatakan bahwa Epidemiology is the study of the distributions and

determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah studi

tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia

dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.

4) Definisi lama

Ilmu yang memperlajari penyebaran dan perluasan suatu penularan

penyakit di dalam suatu kelompok penduduk (masyarakat).

5) Omran (1974)

Suatu study mengenai terjadinya dan didistribusi keadaan kesehatan,

penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya

dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk, masyarakat.

6) Hacmohan dan Pugh (1970)

Ilmu yang memperlajari penyebaran penyakit dan factor-faktor yang

menentukan terjadinya penyakit pada masyarakat.

7) WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan

determinan peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang

berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok

masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan

masalah-masalah tersebut.

8) Gary D. Friedman (1974)

Selanjutnya dalam bukunya Primer of Epidemiology menuliskan

bahwa Epidemiology is the study of disease occurance in human

populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas

dengan MacMahon.

3 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

3. Ruang lingkup epidemiologi

1) Epidemiologi penyakit menular

Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit

menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali.

2) Epidemiologi Penyakit tidak menular

Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: Cancer,

penyakit sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas,

penyalahgunaan obat termasuk penyakit akibat gangguan industry.

3) Epidemiologi klinik

Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang

bertujuan untuk membekali para klinisi atau dokter/para medis

tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.

4) Epidemiologi kependudukan

Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan

epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang

mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam

masyarakat. Memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk

secara demografi dalam hubungannya dengan masalah kesehatan

dalam masyarakat. Juga berperan dalam berbagai aspek

kependudukan serta keluarga berencana. Juga digunakan sebagai

dasar dalam mengambil kebijakan dan menyusun perencanaan yang

baik.

5) Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis

masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta

penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara

menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat digunakan

oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk

penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum

maupun sebagai sasaran yang khusus.

4 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

Occupational and environmental epidemiology merupakan salah satu

bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalis keadaan

kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada

lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologis, maupun

social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya

adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja serta untuk menilai

keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK).

7) Epidemiologi kesehatan jiwa

Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam

masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok

penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang

memperngaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.

8) Epidemiologi gizi

Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana

masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang

menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk

menganalisis factor yang berhubungan erat dengan timbulnya

masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis dan terutama

yang berkaitan dengan masalah social.

Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi

memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai

mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam

maslaah kesehatan tersebut di atas dapat meliputi “6E” yakni:

a. Etiologi, berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam

mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan

lainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah parasit dan

plasmodium.

b. Efikasi (efficacy), berkaitan dengan efek atau daya optimal

yang dapay diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi

dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,

5 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban

teoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan dengan

melakukan uji klinik (clinical trial).

c. Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat

diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan

besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan

lainnya. Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efek

intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan

yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk

pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban

praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.

d. Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang

melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya

biaya yang diberikan. Efisiensi ini ditujukan untuk mengetahui

kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya

pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.

e. Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan

suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.

Evaluasi melihat dan member nilai keberhasilan program

seutuhnya.

f. Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan

pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian

dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan salah

satu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yang

perlu diarahkan secara tepat oleh epdemiologi.

4. Macam epidemiologi

Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi

penyakit atau bagaimana berbagai komponen menjadi factor penyebab

penyakit tersebut. Untuk mengungkap dan menjawab masalah tersebut,

epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan

epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis.

6 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

1) Epidemiologi deskriptif

Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan epidemiologi sebagai ilmu

yang memperlajari tentang distribusi (distribution) penyakit atau

masalah kesehatan masyarakat.

Hasil pekerjaan epidemiologi deskriptif diharapkan mampu menjawab

pertanyaan mengenai factor who (siapa), where (dimana), dan when

(kapan). Di sini epidemiologi merupakan langkah awal untuk

mengetahui adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa

yang terkena dan di mana serta kapan terjadinya masalah itu.

a) Siapa: merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan

dijawab dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena

masalah, bisa mengenai variabel umur, jenis kelamin, suku,

agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Factor-faktor ini

biasa disebut sebagai variabel epidemiologi atau demografi.

Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk

menderita sakit atau mendapatkan risiko, biasanya disebut

population at risk (populasi berisiko).

b) Di mana: pertanyaan ini mengenai factor tempat di mana

masyarakat tinggal atau bekerja, atau di mana saja di mana ada

kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan. Factor

tempat ini dapat berupa: kota (urban) dan desa (rural); pantai dan

pegunungan; daerah pertanian, industry, tempat bermukim atau

kerja.

c) Kapan: kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Factor

waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun;

musim hujan dan musim kering.

2) Epidemiologi analitik

Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk

menganalisis factor penyebab (determinant) masalah kesehatan. Di

sini diharapkan epidemiologi mamapu menjawab pertanyaan kenapa

(why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya: setelah

ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita

7 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok

itu merupakan factor determinan/ penyebab terjadinya kanker paru.

3) Epidemiologi eksperimentasl

Salah satu hal yang perlu dlakukan sebagai pembuktian bahwa factor

sebagai penyebab terjadinya suatu luaran (output=penyakit), adalah

diuji kebenarannya dengan percobaan (experiment). Misalnya kalau

rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan

eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun,

ataupun sebaliknya. Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan di

laboratorium, tetapi disesuaikan dengan masalah komuniti yang

dihadapinya, sehingga ekperimen epidemiologi sewajarnya dilakukan

di komuniti. Untuk itu, mislanya, pembuktian peranan rokok terhadap

kanker paru dilakukan dengan melakukan intervensi pengurangan

rokok dalam kehidupan masyarakat dan melihat apakah memang

terjadi penurunan kanker paru. Peraturan pelarangan merokok

ditandai menurunnya jumlah perokok dan diikuti dengan menurunnya

kanker paru akan membuktikan bahwa rokoklah yang menjadi

penyebab kanker paru.

Bentuk ekperimental lain yang sering dilakukan adalah berkaitan

dengan pengaruh intervensi penyuluhan terhadap perubahan

pengetahuan tentang suatu masalah.misalnya, dilakukan penyuluhan

tentang HIV/AIDS dan dilihat apakah intervensi ini sebagai

komponen eksperimen yang menyebabkan meningkatnya

pengetahuan subjek penelitian.

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat dipisahkan satu dengan

lainnya, saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing

sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan

pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

dekriptif, lalu diperdalam dengan epidemiologi analitik dan disusul

dengan melakukan epidemiologi eksperimen.

8 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

5. Kegunaan epidemiologi

Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang akan

diterjunkan ke masyarakat hendaknya memahami tujuan dan manfaat

ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat, khusunya ibu dan anak.

Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan di bawah ini.

1) Mempelajari riwayat alamiah penyakit

2) Menentukan masalah komunitas

3) Melihat risiko dan pengaruhnya

4) Menilai dan meneliti

5) Menyempurnakan gambaran penyakit

6) Identifikasi sindrom

7) Menentukan penyebab dan sumber penyebab

6. Prinsip-prinsip epidemiologi

Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat untuk mengalami

masalah kesehatan.

Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan

pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka

frekuensi mutlak dan rasio.

Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan

yang diperinci menurut keadaan-keadaan tertentu, diantaranya

keadaan waktu, tempat, orang yang mengalami masalah

kesehatan.

Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk

mengkaji masalah-masalah kesehatan sehingga diperoleh

kejelasan dari masalah tersebut.

7. Prosedur kerja epidemiologi

Tentukan adanya suatu wabah

Gambarkan cirri-ciri wabah

Rumuskan hipotesa

Tes hipotesa

9 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

Sarankan dan tetapkan tindakan penanggulangan

Siapkan dan sebarkan laporan epidemic

Nilai prosedur penyelidikan

8. Ukuran-ukuran epidemiologi

Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu:

a. Ukuran frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau

kematian pada populasi. Ukuran ini merupakan dasar dari

epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur

menggunakan prevalens dan insidens.

b. Ukuran dari akibat pemaparan: Mengukur keeratan hubungan

statistic antara factor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga

merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan

dan akibat diukur menggunakan relative risk atau odds ratio.

c. Ukuran dari potensi dampak: Menggambarkan kontribusi dari factor

yang diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu.

Ukuran yang digunakan dalam attributable risk percent dan

population attributable risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan

efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi

pada populasi tertentu.

Sebelum membahas ukuran frekuensi penyakit sebaiknya dipahami

terlebih dahulu ukuran dasar dari epidemiologi. Ada 2 komponen ukuran

dasar yaitu:

a. Pembilang (nominator) X: frekuensi atau jumlah kasus yang diamati

(subjek pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak

diinginkan).

b. Penyebut (denominator) Y: jumlah populasi yang berisiko, yaitu

sekelompok individu yang mempunyai peluang untuk mengalami

kasus yang diamati.

Ukuran Dasar Epidemiologi

10 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi

digunakan salah satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan

rate.

a. Proporsi

Distribusi proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi dari jumlah

peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-

masing kategori (atau subsekelompok) dari kelompok itu.

Rumus yang dipakai dalam menghitung proporsi adalah:

Di mana: x = Banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain,

yang terjadi dalam kategori tertentu atau

subkelompok dari kelompok yang lebih besar.

y = Jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang

terjadi dalam semua kategori dari kelompok data

tersebut.

k = Selalu sama dengan 100

Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan di mana tidak mungkin

menghitung angka insidensi; Karen aitu proporsi bukan suatu rate

dan dia tidak dapat menunjukkan perkiraan peluang keterpaparan

atau infeksi, kecuali jika banyaknya orang di mana peristiwa dapat

terjadi adalah sama pada setiap subkelompok. Tetapi biasanya hal ini

tidak terjadi.

Karena x dan y berada pada tempay yang sama, berbagai persen

dalam kelompok data yang ada dapat dan seharusnya saling

ditambahkan bersama semua kategori data, dan jumlah harus

menjadi 100%, sedangkan angka (rate) kalau dijumlahkan tidaklah

demikian.

Interpretasi dari proporsi adalah: dari jumlah frekuensi di mana suatu

jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya dinyatakan dalam persen

dari berbagai subkelompok utama.

11 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

b. Rasio

Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu

peristiwa terhadap peristiwa lainnya. Misalnya, jumlah anak sekolah

kelas 6 yang telah diimunisasi dibandingkan dengan jumlah anak

sekolah kelas 6 yang tidak diimunisasi pada sekolah tertentu.

Rumus rasio adalah:

Di mana : x = Banyaknya peristiwa atau orang yang

mempunyai satu atau lebih atribut tertentu

y = Banyaknya peristiwa atau orang yang

mempunyai satu atau lebih atribut tertentu, tetapi

dalam hal berbeda atributnya dengan anggota x.

k = 1

Karena k = 1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi:

Rasio = x/y = x:y

Populasi dab masa jedah (atau titik waktu) dari data yang dipakai

haruslah tertentu/khusus, persis untuk angka/rate. Rasio dapat

dihitung untuk angka hanya sebagai banyaknya peristiwa.

Umumnya nilai x dan y dibagi oleh nilai x maupun nilai y sehingga

salah satu nomor dalam ratio menjadi sama dengan 1,0. Misalnya,

jika suatu kelompok 20 orang menderita penyakit tertentu dan 2 mati

karenanya maka rasio terhadap kematian lebih tepat dinyatakan

bukan 20:2, tetapi angka ini dibagi 2 menjadi 10:1 (10 kasus:1 mati.

Interpretasinya adalah bahwa pada episode ini dalam 10 kasus ada

1 orang yang mati (atau 10 kali banyaknya kasus dari kematian).

c. Rate

Rumus untuk ketiga ukuran di atas sebenarnya mempunyai bentuk

dasar yang sama:

Rate (atau rasio atau proporsi) = ((X/Y) x k ;

Yang biasa dibaca: X kali k dibagi Y; atau X bayi Y kali k.

12 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

Perbedaan perhitungan antara ukuran ini terletak dalam penetapan X

dan Y nilai yang diberikan pada k.

Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhdap

beberapa peristiwa tertentu misalnya kasus atau mati karena

penyakit infeksi. Dalam contoh angka, rumusnya menjawab

pertanyaan: Jika sejumlah X kasus penyakit (atau kematian) terjadi

dlaam populasi yang besarnya Y, berapa banyak yang diharapkan

terjadi dalam populasi yang besarnya k? pertanyaan ini dapat juga

dinyatakan sebagai berikut:

Hitungan selanjutnya memperoleh: Angka = X/Y x k

Dengan mengetahui angka frekuensi kejadian dari peristiwa yang

dinyatakan dengan X dalam suatu populasi yang berukuran “baku”,

frekuensi nisbi (relative) yang terjadi terhadap peristiwa yang sedang

diteliti dapat dibandingkan secara logis di antara berbagai populasi,

dan factor yang menunjang perbedaan pengamatan yang terjadi

dapat dicari.

Table: Berbagai Nilai Rate yang Sering Dipakai sebagai Indikator

Kesehatan

Hitungan Rate Nilai k (satuan

factor populasi)

I. Angka Kematian Umum

1. Angka kematian kasar

2. Angka kematian kausa-khusus

3. Angka kematian umum khusus

4. Angka kematian proporsional

5. Angka fatalitas kasus

6. Angka survival

100.000

100.000

100.000

% kematian per

100 kasus

% hidup per 100

13 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

kasus

II. Angka Morbiditas

1. Insidensi

2. Point prevalence

100.000

100.000

III. Angka Maternas dan Bayi

1. Maternal Mortality Rate

2. Angka Kematian Bayi

3. Angka Kematian Neonatal

4. Fetal Death Rate

5. Perinatal Mortality Rate

100.000 kelahiran

hidup

1000 kelahiran

hidup

1000 kelahiran

hidup

1000 kelahiran

hidup & kematian

fetus

1000 lahir hidup

dan kematian

fetus >= 28

minggu.

9. Istilah dalam epidemiologi

Agen Suatu kesatuan biologi, fisik dan kimiawi yang

menyebabkan penyakit

Antibodi Suatu globulin yang terdapat dalam cairan jaringan dan

serum darah, diproduksi sebagai reaksi atas

rangsangan suatu antigen spesifik dan mempunyai

kemampuan untuk bergabung dengan antigen tersebut

untuk menetralisir atau memusnahkannya.

Antigen Bagian atau produk dari suatu agen biologi yang

mampu merangsang formasi antibody spesifik

Antigenisitas Kemampuan agen untuk memproduksi reaksi

imunologis sistemik atau local dalam diri seorang

penjamu.

14 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

Endemic Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit

tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi

manusia dalam suatu area geografis tertentu

Epidemic Timbulnya kasus secara mendadak pada sekelompok

manusia pada suatu area geografis tertentu yang yang

mempunyai efek perubahan nyata atau mengganggu

ketenteraman masyarakat yang jumlahnya melebihi

insidensi normal penyakit tersebut.

Pandemic Epidemic yang luas, mengenai beberapa Negara atau

kontinen.

Sporadic Jarang terjadi, terjadi sekali-sekali, tidak tersebar luas.

Patogenitas Kemampuan untuk menimbulkan perubahan patologis

atau menimbulkan penyakit.

Virulensi Derajat patogenitas suatu mikroorganisme, diukur

dengan derajat kecepatan menimbulkan penyakit atau

fatalitas.

Infektivitas Daya kuman menyebabkan infeksi

Vector Organism yang tidak menyebabkan penyakit tapi

menyebarkannya dengan membawa patogen dari

satu inang ke yang lain.

Reservoir Setiap orang, binatang, serangga, tanaman, tanah atau

zat lain di mana agen infektif biasanya hidup dan

berkembang biak. Agen menular tergantung pada

reservoir untuk kelangsungan hidupnya.

Insidensi Kasus baru yang muncul dari suatu populasi penduduk

tertentu

Prevalensi Seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi

pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan

membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau

kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok.

15 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g / 2 0 1 4

Sumber Pustaka:

1. Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk mahasiswa

kebidanan. Jakarta: EGC.

2. Bustam, M. N. 2006. Pengantar Epidemiologi edisi revisi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

3. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-

prinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.