Konfigurasi Penguat
Transcript of Konfigurasi Penguat
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Lab : PengukuranKONFIGURASI PENGUAT
Nama :Kharisma
Nur HProdi : T. Otomasi
IndustriSemester : III
I. TujuanPercobaan.Setelah praktikum diharapkan dapat,
1.1. Mengenal macam-macam rangkaian penguat dasar
transistor.
1.2. Membangun rangakain penguat dasar transistor.
1.3. Menentukan nilai-nilai penguatan dari masing-masing
konfigurasi.
1.4. Melakukan optimasi pengesetan titik kerja transistor.
II. TeoriPengantar.Untuk mengoperasikan transistor sebagai penguat, maka titik
kerja transisitor harus berada pada daerah aktif. Agar
transistor memiliki titik kerja pada daerah aktif, maka bias
transistor bias transistor harus dilakukan sebagai berikut :
- Terminal Basis - Emitter dibias maju.
- Terminal Basis - Kolektor dibias mundur.
Untuk mengetahui unjuk kerja suatu rangkaian penguat, dapat
dievaluasi dari parameter-parameternya, antara lain adalah :
1
- Impedansi masukan (Zin), didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan masukan dan arus masukan.
- Impedansi keluaran (Zout), didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan keluaran dan arus keluaran.
- Penguat tegangan (Av), didefinisikan sebagai perbandingan
antara tegangan keluaran dan tegangan masukan.
- Penguat arus (Ai), didefinisikan sebagai perbandingan
antara arus keluaran dan arus masukan.
Konvigurasi rangkaian dasar penguat dapat digolongkan menjadi
3, yaitu :
- Penguat Basis bersama.
- Penguat Kolektor bersama.
- Penguat Emitter bersama.
Pada rangkaian penguat basis bersama, terminal basis
dijadikan terminal bersama antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Sinyal masukan diberikan antara terminal emitter
dan basis, sedang sinyal keluaran diambil dari terminal
kolektor dan basis. Pada rangkaian penguat ini, arus keluaran
lebih kecil dibanding arus masukan, sehingga nilai penguatan
arusnya lebih kecil dari 1, sementara nilai penguatan
tegangan cukup besar. Rangkaian penguat basis bersama ini
ditunjukan pada gambar dibawah ini :
2
Gambar 9.1 Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama.
Pada rangkaian penguat emitter bersama, terminal emitter
dijadikan terminal bersama antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Sinyal masukan diberikan antara terminal basis dan
emitter, sedang sinyal keluaran diambil dari terminal
kolektor dan emitter. Berbeda dengan rangkaian penguat basis
bersama, pada rangkaian penguat emitter bersama, penguatan
arus yang dihasilkan cukup besar, demikian pula penguatan
teganganya. Rangkaian penguat emitter bersama ini ditunjukan
pada gambar dibawah ini :
3
Gambar 9.2 Rangkaian Dasar Penguat Emitter Bersama.
Pada rangkaian penguat kolektor bersama, terminal kolektor
dijadikan terminal bersama antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Sinyal masukan diberikan antara terminal basis dan
kolektor, sedang sinyal keluaran diambil dari terminal
kolektor dan emitter. Pada rangkaian penguat ini, penguatanya
lebih kecil dari 1. Rangkaian penguat emitter bersama ini
ditunjukan pada gambar dibawah ini :
4
Gambar 9.3 Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama.
III. Alat Dan Bahan.1. Catu daya DC 15 volt : 1 buah2. Transistor BC 107 : 1 buah3. Resistor 1 KΩ : 1 buah4. Resistor 10 KΩ : 2 buah5. Resistor 560 Ω : 1 buah6. Potensiometer 10 KΩ : 1 buah7. Kapasitor 0,47 µF/50 volt : 3 buah8. Multimeter : 1 buah9. Oscillator 2 kanal : 1 buah10. Generator fungsi : 1 buah11. Papan percobaan : 1 buah12. Kabel penghubung
IV. Langkah Percobaan.-
-
-
-
.1. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah. Kemudiandengan menggunakan osciloscope amati bentuk gelombang
5
tegangan keluaran setelah memberikan tegangan masukandari generator fungsi dengan frekuensi 10 kHz.Optimasikan titik kerja penguatan dengan cara mengaturpotensiometerserta amplitudo tegangan masukan sehinggadiperoleh tegangan keluaran sinusoidal murni tanpa cacatdengan amplitudo sebesar-besarnya.
Gambar 8.4 Pengukuran Penguat Emitter Bersama
2. Matikan sinyal masukan, kemudian gunakan multimeter untuk mengukur arus basis IB, tegangan kolektor – emitter VCE, dan arus kolektor IC, dan tentukan nilai penguatan arus DC, α.
3. Berikan kembali sinyal masukan, dan ukur tegangan keluaran puncak ke puncak, tegangan masukan dan arus masukan, arus keluaran, dan hitung penguatan tegangan, penguatan arus,
6
penguatan dayadan impedansi masukan dan impedansi keluaran. Dengan rangkaian drive AC nya :
4. Ulangi langkah 1 untuk rangkaian seperti gambar di bawah.
7
Gambar 8.4 Pengukuran Penguat Kolektor Bersama
5. Matikan sinyal masukan, kemudian gunakan multimeter untuk
mengukur arus basis IB, tegangan kolektor – emitter VCE, dan
arus kolektor IC, dan tentukan nilai penguatan arus DC, γ
6. Berikan kembali sinyal masukan, dan ukur tegangan keluaran puncak ke puncak, tegangan masukan dan arus masukan, arus keluaran, dan hitung penguatan tegangan, penguatan arus, penguatan daya dan impedansi masukan dan impedansi keluaran.
8
7. Ulangi langkah 4.1 untuk rangkaian seperti gambar di bawah.
Gambar 8.4 Pengukuran Penguat Basis Bersama
8. Matikan sinyal masukan, kemudian gunakan multimeter untuk mengukur arus basis IB, tegangan kolektor – basis VCB dan arus
9
kolektor IC, arus emitter IE, dan tentukan nilai penguatan arus DC, α.
9. Berikan kembali sinyal masukan, dan ukur tegangan keluaran
puncak ke puncak, tegangan masukan dan arus masukan, arus
keluaran, dan hitung penguatan tegangan, penguatan daya, dan
impedansi masukan.
Gambar Penguatan.I. Common Emitter.
10
Vs pada rangkaian common emitter.
8 Vp-p
Outputan pada rangkaian common emitter.
Input dan Outputan pada rangkaian common emitter.
11
II. Common Colector.
Inputan pada rangkaian common colector.
Output pada rangkaian common colector.
III. Common Basis.
V. Pertanyaan.4.
1. Sebutkan 3 macam rangkaian dasar penguat transistor dan
berikan penjelasan.
Jawab : 12
1. Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama adalah dimana
pada rangkaian ini arus keluaran yang dihasilkan
yang lebih kecil dibandingkan dengan arus masukan
sehingga nilai penguatan arusnya lebih kecil dari 1
sementara nilai tegangan cukup besar. Karena
impedansi masukanya rendah maka akan membebani
sinyal. Penguat ini kadang diterapkan dalam penguat
untuk frekuensi diatas 10 MHz dimana lazimnya sumber
sinyalnya berimpedansi rendah
2. Rangkaian Penguat Emitter Bersama adalah dimana
penguatan arus yang dihasilkan cukup besar demikian
pula penguatan teganganya.Hanya saja perlu diingat
bahwa penguat ini mempunyai impedansi masukan yang
relatif rendah dan impedansi keluaran yang relatif
tinggi.
3. Rangkaian Penguat Kolektor Bersama adalah dimana
penguatan teganganya lebih kecil dari pada 1. Karena
impedansi masukannya tinggi, sedangkan impedansi
keluarannya rendah. Penguat ini lebih unggul
dibanding transformator biasa dalam dua hal,
pertama, tanggapan frekuensinya lebar, dan kedua,
ada penguatan daya.
2. Dari ketiga konfigurasi penguat tersebut, konfigurasi
manakah yang memiliki parameter terbaik di bawah ini :
- Penguatan Arus.
- Penguatan Tegangan.
- Penguatan Daya.
- Impedansi Masukan.
13
- Impedansi Keluaran.
Jawab :
N
o
Parameter Pengukuran Common
Emitter
Common
Colector
Common
Basis
1. Penguatan Arus. 200 222,2 0,975
2. Penguatan Tegangan. 160 1,1 160
3. Penguatan Daya. 32000 244 156,1
4. Impedansi Masukan. 1250 200 6,1
5. Impedansi Keluaran. 1000 1000 1000
Setelah melihat dari tabel pengamatan diatas, konfigurasi
yang baik dimiliki oleh Common Emitter.
3. Dari ketiga gambar rangkaian percobaan, gambarkan garis
beban dc nya, selanjutnya dari data percobaan yang anda
peroleh, gambarkan titik kerja transistor pada
karakteristik keluaranya.
Jawab :
- Garis beban dan titik kerja common emitter.
IC sat = Vcc/Rdc = 12 V / 1 kΩ = 12 Ma
Ic max = β x IB = 214,3 x 28 µA = 6 mAVCEmax = Vcc = 12 Volt.
Vce = Vcc – Ic.Rc = 12 V – 6 mA.1 kΩ
= 12 V – 6 V = 6 Volt
14
Ic(mA
12
Garis beban dan titik kerja common kolektor
Ic sat = Vcc/Rdc = 12 V / 1 kΩ = 12 mA
IcQ = 0,5 x Ic sat = 6 mA
Vce max = Vcc = 12 Volt
Vce = Vcc-Ic.Rc = 12V – 6 mA.1 kΩ = 6 Volt.
15
Ic(mA
6 mA Q
12
0 6 mA
6 mA Q
06 mA
Vce
Vce
4. Bandingkan sudut phasa sinyal keluaran terhadap sinyal
masukanya.
5. Dari percobaan dan data yang anda peroleh, berikanlah
kesimpulan anda.
Jawab :
- Pada penguat common emitter mempunyai penguatan daya
yang terbesa rkarena hasil kali dari Av dan Ai.
- Penguat common emitter disebut juga penguat terbalik
karena berbeda fasa (input = 0).
- Pada penguat common colector mempunyai impedansi input
paling tinggi.
- Pada penguat common colector (Input = 0), penguatan
tegangan mendekati satu.
- Pada penguatan common basis mempunyai impedansi inputan
paling rendah.
- Penguatan arus pada common basis mendekati 1.
- Impedansi out putan pada common emitter lebih besar
dari 10.000 Ω, impedansi outputan pada common collector
lebih kecil dari 100 Ω, impedansi outputan pada common
basis lebihdari 1 MΩ. Hal ini menyatakan bahwa penguat
common collector bekerja hamper seperti sumber tegangan
untuk kebanyakan resistansi beban dan sebaliknya common
emitter dan common basis bekerja hamper seperti sumber
arus untuk resistansi beban yang sama.
6.DaftarPustaka.
16