Konfigurasi VPN Server Mikrotik

79
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan ini telah menuntut segala sesuatunya berjalan dengan cepat. Komputer sebagai salah satu hasil dari kemajuan teknologi informatika. Komputer diharapkan membantu mempercepat dan memudahkan kinerja seseorang dalam tugas sehari-hari. Dari pada itu, peranan server dalam jaringan komputer merupakan sesuatu yang terintegrasi dalam era sekarang ini. Jaringan komputer adalah sebuah hubungan antar komputer yang bisa saling sharing informasi, sharing media/peripheral dengan komputer lain. Dalam pembahasan ini menggunakan Mikrotik RouterOS. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwasannya produk ini memiliki beberapa aplikasi yang sangat mendukung jaringan. Aplikasi Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server untuk memberikan IP Address kepada Client secara otomatis, Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) untuk memberikan IP public pada Mikrotik RouterOS. Serta Virtual Private Network (VPN) server yang dapat mengendalikan server dimanapun kita berada. 1

Transcript of Konfigurasi VPN Server Mikrotik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, telah menimbulkan

dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan ini telah

menuntut segala sesuatunya berjalan dengan cepat. Komputer sebagai salah

satu hasil dari kemajuan teknologi informatika. Komputer diharapkan

membantu mempercepat dan memudahkan kinerja seseorang dalam tugas

sehari-hari.

Dari pada itu, peranan server dalam jaringan komputer merupakan

sesuatu yang terintegrasi dalam era sekarang ini. Jaringan komputer adalah

sebuah hubungan antar komputer yang bisa saling sharing informasi, sharing

media/peripheral dengan komputer lain. Dalam pembahasan ini menggunakan

Mikrotik RouterOS.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwasannya produk ini

memiliki beberapa aplikasi yang sangat mendukung jaringan. Aplikasi

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server untuk memberikan IP

Address kepada Client secara otomatis, Point-to-Point Protocol over Ethernet

(PPPoE) untuk memberikan IP public pada Mikrotik RouterOS. Serta Virtual

Private Network (VPN) server yang dapat mengendalikan server dimanapun

kita berada.

1

2

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka dapat muncul rumusan masalah. adalah

bagaimana mengimplementasikan sistem VPN pada Mikrotik Router OS.

1.3 BATASAN MASALAH

Perlu adanya batasan masalah agar pembahasan materi tidaklah keluar

dari jalur yang sudah ditentukan dan juga agar mendapatkan pengertian yang

lebih jelas serta keterbatasan kemampuan penulis yang sebenarnya materi yang

diberikan sangatlah luas dan perlu adanya pemahaman yang lebih dalam.

Batasan masalah itu diantaranya :

Membahas masalah pembuatan dan pengaksesan jalur VPN

menggunakan Mikrotik Router OS.

Membahas Intranet VPN Server pada Jaringan kecil dirumah sendiri.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dalam tugas akhir ini tujuan yang ingin dicapai sebagai hasilnya adalah

untuk mengimplementasikan sistem VPN pada Mikrotik Router OS.

1.5 MANFAAT

Bagi pengguna, client dapat dengan mudah mengambil maupun

mengirim data pada komputer rumahnya dari manapun dia berada. Dan bagi

3

administrator, dia dapat mengakses server daripada jaringan tersebut tanpa

harus berada di jaringan lokal tersebut melalui internet.

1.6 METODE PENULISAN

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan gambaran menyeluruh tentang apa yang

diuraikan dalam Tugas Akhir, yaitu pembahasan tentang latar

belakang, tujuan penulisan, batasan masalah dan metode penulisan.

BAB II : Dasar Teori

Bab ini berisi tentang Jaringan komputer, Pengertian VPN Server, IP

Public, PPPoE dan DHCP Server.

BAB III : Perancangan dan Pembuatan Sistem

Bab ini membahas tentang spesifikasi Hardware, Software, dan juga

gambaran mengenai perancangan sistem.

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1 JARINGAN KOMPUTER

Jaringan komputer merupakan sejumlah komputer yang dapat saling

berkomunikasi. Dalam komunikasi ini dapat terjadi perpindahan data atau pun

berbagi sumber daya. Dalam skala luas, internet juga merupakan jaringan

komputer. Jadi, suatu jaringan komputer tidak hanya terjadi pada sejumlah

komputer yang terdapat pada suatu ruangan ataupun suatu gedung atau

perusahaan.

Pada dasarnya teknologi jaringan komputer itu sendiri merupakan

perpaduan antara teknologi komputer dan juga teknologi komunikasi.

Untuk dapat membangun sebuah jaringan komputer, perlu dipahami tipe

dan dasar arsitektur jaringan komputer yang sesuai dengan kondisi di tempat

anda. Hal ini penting karena tipe dan arsitektur sebuah jaringan menentukan

perangkat apa yang harus disediakan untuk membangun jaringan tersebut.

2.1.1 Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu:

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam

sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN

4

5

seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan

workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai

bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi

LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang

sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang

letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan

suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis

yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari

kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program

(aplikasi) pemakai.

2.1.2 Tipe Jaringan Komputer

Menurut fungsi komputer pada sebuah jaringan, maka tipe jaringan

computer dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

6

a. Jaringan Peer To Peer Atau Point To Point

Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang terhubung pada

jaringan dapat langsung berkomunikasi dengan komputer-komputer lain secara

langsung tanpa melalui komputer perantara.

Berikut adalah gambar topologi jaringan peer to peer.

Gambar 2.1 Jaringan Peer to Peer

Gambar diatas menunjukkan bahwa masing-masing komputer dalam

sebuah jaringan peer to peer terhubung secara langsung ke seluruh komputer

yang terdapat dalam jaringan tersebut.

b. Jaringan Client-Server

Pada jaringan client-server terdapat sebuah jaringan komputer yang

berfungsi sebagai server sedangkan komputer-komputer yang lain berfungsi

sebagai client.

7

Berikut adalah gambar topologi jaringan Client-Server.

Gambar 2.2 Jaringan Client Server

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa komputer-komputer dalam

jaringan (client) dapat saling berkomunikasi melalui perantara komputer

server. Jika komputer server tidak aktif, maka komputer-komputer client tidak

akan dapat berkomunikasi.

2.1.3 Arsitektur Jaringan Komputer

Selain tipe jaringan, hal lain yang berkaitan dengan bentuk jaringan

komputer adalah arsitektur jaringan tersebut. Arsitektur jaringan komputer

dibedakan menjadi arsitektur fisik (tipe jaringan komputer berdasarkan

topologi) dan Tipe jaringan komputer berdasarkan ruang lingkup dan

jangkauan.

Bentuk-bentuk arsitektur komputer secara fisik (berdasarkan topologi)

sebagai berikut :

8

a. Topologi Bus

Pada topologi bus, seluruh komputer dalam sebuah jaringan terhubung

pada sebuah bus atau jalur komunikasi data (kabel) yang mana kedua ujung

jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Komputer-komputer tersebut

berkomunikasi dengan cara mengirim dan mengambil data di sepanjang bus

tersebut. Topologi ini merupakan topologi jaringan paling sederhana dan

biasanya jaringan ini menggunakan media yang berupa kabel coaxial.

Berikut adalah gambar topologi Bus.

Gambar 2.3 Topologi Bus

b. Topologi Ring (Topologi Cincin)

Pada topologi cincin, jaringan ini terhubung pada sebuah jalur data yang

menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya secara sambung

menyambung sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah cincin atau ring.

Dalam sistem jaringan ini data dikirim secara berkeliling sepanjang jaringan.

9

Setiap komputer yang mengirim data ke komputer lain dalam jaringan akan

menempatkan data tersebut ke dalam ring ini. Selanjutnya komputer yang

dituju akan mengambil data tersebut dari ring.

Berikut adalah gambar topologi Ring.

Gambar 2.4 Topologi Ring

c. Topologi Star (Topologi Bintang)

Pada topologi star (bintang), dimana masing-masing komputer dalam

jaringan dihubungkan ke pusat atau sentral dengan mengunakan jalur (bus)

yang berbeda. Komunikasi pada jaringan diatur oleh sentral jaringan.

Berikut merupakan gambaran dari Topologi Star yang menyerupai

bentuk bintang.

10

Berikut adalah gambar topologi Star.

Gambar 2.5 Topologi Star

2.2 ROUTER

Perute atau penghala (bahasa Inggris: router) adalah sebuah alat yang

mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju

tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan. Proses

penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol)

dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI.

2.2.1 Mikrotik

Mikrotik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,

bersebelahan dengan Rusia, pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan

Arnis Riekstins. John Trully yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi

ke Latvia dan berjumpa Arnis yang sarjana Fisika dan Mekanika di sekitar

tahun 1995. Tahun 1996 John dan Arnis mulai me-routing dunia (visi Mikrotik

adalah me-routing seluruh dunia).

11

Dimulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan

dengan teknologi Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di

Moldova, tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di

Latvia, karena ambisi mereka adalah membuat satu peranti lunak router yang

handal dan disebarkan ke seluruh dunia. Ini agak kontradiksi dengan informasi

yang ada di web Mikrotik, bahwa mereka mempunyai 600 titik (pelanggan)

wireless dan terbesar di dunia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (WISP), tapi

membuat program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia.

Latvia hanya merupakan “tempat eksperimen” John dan Arnis, karena saat ini

mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani

sekitar empat ratusan pelanggannya.

Linux yang mereka gunakan pertama kali adalah Kernel 2.2 yang

dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5 - 15 orang staf R&D

Mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara

berkembang. Selain staf di lingkungan Mikrotik, menurut Arnis, mereka

merekrut juga tenaga-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif

mengembangkan Mikrotik secara maraton.

2.2.2 Mikrotik Router Os

Adalah versi Mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat diinstal

pada komputer rumahan (PC) melalui CD. Anda dapat mengunduh file image

12

Mikrotik RouterOS dari website resmi Mikrotik, www.mikrotik.com. Namun,

file image ini merupakan versi trial MikroTik yang hanya dapat dalam waktu

24 jam saja. Untuk dapat menggunakannya secara full time, anda harus

membeli lisensi key dengan catatan satu lisensi hanya untuk satu harddisk.

2.2.3 Level Mikrotik Router Os Dan Kemampuannya

Mikrotik RouterOS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki

kemampuannya masing-masing, mulai dari level 3, hingga level 6. Secara

singkat, level 3 digunakan untuk router berinterface ethernet, level 4 untuk

wireless client atau serial interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak

mempunyai limitasi apapun. Untuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4

(200 pengguna), level 5 (500 pengguna) dan level 6 (tidak terbatas)

2.3 MEKANISME KERJA TCP/IP

Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) pada dasarnya

terdiri dari beberapa protokol yang berbeda, masing-masing dirancang untuk

memenuhi tugas-tugas khusus dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.

Berkat prinsip ini, tugas masing-masing protokol menjadi jelas dan sederhana.

Protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain,

sepanjang masih bisa saling mengirim dan menerima data.

Oleh karenanya, TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang

fleksibel. Protokol TCP/IP dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis

13

komputer dan interface jaringan, karena sebagian besar isi kumpulan protokol

ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau jaringan tertentu. Agar TCP/IP

dapat berjalan di atas interface jaringan tertentu, hanya perlu dilakukan

perubahan pada protokol yang berhubungan dengan interface saja.

Berikut adalah gambar protocol jaringan TCP/IP

Gambar 2.6 Protokol Dan Network Di Dalam Model TCP/IP

Model referensi TCP/IP yang ditunjukkan pada Gambar 2.6

menunjukkan empat lapisan dalam model TCP/IP yaitu: Network Access,

Internet/IP, Host to Host/Transport dan Application/process.yang berhubungan

dengan protokol otentikasi hanya terdapat pada lapisan/layer Application,

Transport dan Internet saja. Pada setiap lapisan tersebut akan dilihat dari sisi

keamanan/security ini dikarenakan sistem otentikasi berhubungan erat dengan

faktor keamanan.

14

2.3.1 Security Lapisan Aplikasi (Application Layer Security)

Implementasi keamanan pada lapisan aplikasi adalah yang paling mudah

dan sederhana, jika komunikasi internet melibatkan dua pihak, seperti kasus

komunikasi email dan telnet. Pengirim dan penerima mempunyai kesepakatan

untuk menggunakan protokol yang sama dan jenis layanan keamanan yang

diinginkan. Pada bagian lapisan ini terdapat dua protokol yang digunakan,

yaitu Pretty Good Privacy (PGP) dan secure shell (SSH).

2.3.2 Security Lapisan Transport (Transport Layer Security)

Transport Layer Security (TLS) berada antara lapisan aplikasi dan

lapisan transport. Pada Gambar 2.7 diperlihatkan, bahwa TLS berada diantara

lapisan protokol HTTP (aplikasi) dan protokol transport (TCP). Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa lapisan aplikasi dalam hal ini HTTP

menggunakan TLS dan TLS menggunakan layanan dari lapisan transport

dalam hal ini TCP untuk membawa informasi.

Transport Layer Security (TLS) berada antara lapisan aplikasi dan

lapisan transport.

15

Berikut adalah gambar lapisan protocol IP.

Gambar 2.7 Posisi TLS pada lapisan protokol IP

TLS dirancang untuk menyediakan keamanan pada lapisan transport.

TLS diperoleh dari suatu protokol keamanan yang disebut dengan Secure

Sockets Layer (SSL) yang dirancang oleh Netscape guna menjamin keamanan

WWW. TLS adalah bentuk lain dari SSL, yang dirancang oleh Internet

Engineering Task Force (IETF) untuk transaksi di internet seperti ditunjukkan

oleh Gambar 2.8.

16

Berikut ini merupakan gambar posisi SSL dalam susunan protocol

Internet.

Gambar 2.8 SSL Merupakan Lapisan Terpisah Dalam Susunan Protocol

Internet

SSL merupakan Protokol berlapis. Dalam tiap lapisannya, sebuah data

terdiri dari panjang, deskripsi dan isi. SSL mengambil data untuk dikirimkan,

dipecahkan kedalam blok-blok yang teratur, kemudian dikompres jika perlu,

menerapkan MAC, dienkripsi, dan hasilnya dikirimkan. Di tempat tujuan, data

didekripsi, verifikasi, dekompres, dan disusun kembali. Hasilnya dikirimkan ke

klien di atasnya. Cara kerja SSL dapat kita lihat dengan tahapan – tahapan

berikut ini:

a. Klien membentuk koneksi awal ke server dan meminta koneksi SSL.

17

b. Bila server yang dihubungi telah dikonfigurasi dengan benar, maka

server ini akan mengirimkan public key miliknya kepada klien.

c. Klien membandingkan sertifikat dari server ke basisdata trusted

authorities. Bila sertifikat ini terdaftar, artinya klien mempercayai server

tersebut dan akan maju ke langkah 4. Bila sertifikat itu terdaftar, maka

pemakai harus menambahkan sertifikat ini ke trusted database sebelum

maju ke langkah

d. Klien menggunakan public key yang didapatnya untuk men-enkrip sesi

dan mengirimkan session key ke server. Bila server meminta sertifikat

klien di langkah 2, maka klien harus mengirimkannya sekarang.

e. Bila server dikonfigurasi untuk menerima sertifikat, maka server akan

membandingkan sertifikat yang diterimanya dengan basisdata trusted

authorities dan akan menerima atau menolak koneksi yang diminta.

Bila kondisi ditolak, suatu pesan kegagalan akan dikirimkan ke klien.

Bila koneksi diterima, atau bila server tidak dikonfigurasi untuk menerima

sertifikat, maka server akan men-decode session key yang didapat dari klien

dengan private key milik server dan mengirimkan pesan berhasil ke klien yang

sekaligus akan membuka suatu secure data chanel.

2.4 PENGERTIAN DHCP SERVER

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang

berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan

18

pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak

menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer

secara manual.

Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang

tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari

server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat

diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Berikut adalah gambar topologi jaringan DHCP Server.

Gambar 2.9 DHCP Server

2.5 PENGERTIAN VPN SERVER

Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi

yang memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan publik dan

19

menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara

tersebut maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya

berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri, walaupun sebenarnya

menggunakan jaringan milik publik. VPN dapat terjadi antara dua end-system

atau dua komputer atau antara dua atau lebih jaringan yang berbeda.

VPN dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi tunneling dan

enkripsi. Koneksi VPN juga dapat terjadi pada semua layer pada protocol OSI,

sehingga komunikasi menggunakan VPN dapat digunakan untuk berbagai

keperluan.

Dengan demikian, VPN juga dapat dikategorikan sebagai infrastruktur

WAN alterbatif untuk mendapatkan koneksi point-to-point pribadi antara

pengirim dan penerima. Dan dapat dilakukan dengan menggunakan media apa

saja, tanpa perlu media leased line atau frame relay.

2.5.1 Fungsi Utama Teknologi VPN

Teknologi VPN menyediakan tiga fungsi utama untuk penggunaannya.

Ketiga fungsi utama tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Confidentially (KERAHASIAAN)

Dengan digunakannnya jaringan publik yang rawan pencurian data,

maka teknologi VPN menggunakan sistem kerja dengan cara mengenkripsi

semua data yang lewat melauinya. Dengan adanya teknologi enkripsi tersebut,

20

maka kerahasiaan data dapat lebih terjaga. Walaupun ada pihak yang dapat

menyadap data yang melewati internet bahkan jalur VPN itu sendiri, namun

belum tentu dapat membaca data tersebut, karena data tersebut telah teracak.

Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun orang yang dapat

mengakses dan membaca isi jaringan data dengan mudah.

b. Data Intergrity (Keutuhan Data)

Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah berjalan sangat

jauh melintasi berbagai negara. Pada saat perjalanan tersebut, berbagai

gangguan dapat terjadi terhadap isinya, baik hilang, rusak, ataupun

dimanipulasi oleh orang yang tidak seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi

yang dapat menjaga keutuhan data mulai dari data dikirim hingga data

sampaidi tempat tujuan.

c. Origin Authentication (Autentikasi Sumber)

Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan autentikasi

terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan

melakukan pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil

informasi dari sumber datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan

disetujui apabila proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN

menjamin semua data yang dikirim dan diterima berasal dari sumber yang

seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau dikirim oleh pihak-pihak lain.

21

2.5.2 Kelebihan VPN Dibandingkan Dengan Teknologi Leased Line

Manfaat VPN apabila dibandingkan dengan menggunakan teknologi

tradisional seperti leased line antara lain sebagai berikut.

a. Biaya Lebih Murah

Pembangunan jaringan leased line khusus atau pribadi memerlukan

biaya yang sangat mahal. VPN dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan

untuk dapat mengatasi permasalahan diatas.

VPN dibangun dengan menggunakan jaringan internet milik publik

tanpa perlu membangun jaringan pribadi. Dengan demikian bila ingin

menggunakan VPN hanya diperlukan koneksi internet.

b. Fleksibilitas

Semakin berkembangnya internet, dan makin banyaknya user yang

menggunakannya membuat VPN juga ikut berkembang. Setiap user dapat

tergabung dalam VPN yang telah dibangun tanpa terbatas jarak dan waktu.

Fleksibilitas dapat dicapai apabila user tersebut terkoneksi dengan internet dan

mendapat ijin menggunakan VPN.

c. Kemudahan Pengaturan Dan Administrasi

Keseluruhan VPN dapat diatur dalam server VPN sendiri, dan untuk

dapat digunakan oleh klien, maka perlu diinstal aplikasi VPN pada klien. Hal

22

ini tentu lebih mudah apabila dibandingkan dengan menggunakan leased line

yang masih perlu memonitor modem.

d. Mengurangi Kerumitan Pengaturan Dengan Teknologi Tunneling

Tunneling atau terowongan merupakan kunci utama pada VPN. Koneksi

pribadi dalam VPN dapat terjadi dimana saja selama terdapat tunnel yang

menghubungkan pengirim dan penerima data. Dengan adanya tunnel ini, maka

tidak diperlukan pengaturan-pengaturan lain yang ada di luar tunnel tersebut,

asalkan sumber dari tunnel tersebut dapat menjangkau tujuannya.

2.5.3 Perangkat VPN

Pada dasarnya, semua perangkat komputer yang dilengkapi dengan

fasilitas pengalamatan IP dan diinstal dengan aplikasi pembuat tunnel dan

algoritma enkripsi dan dekripsi, dapat dibangun komunikasi VPN di dalamnya.

Komunikasi VPN dengan tunneling dan enkripsi ini dapat dibangun

antara sebuah router dengan router yang lain, antara sebuah router dengan

beberapa router, antara PC dengan server VPN concentrator, antara router

atau PC dengan firewall berkemampuan VPN, dan masih banyak lagi.

2.5.4 Jenis-Jenis VPN

VPN memang telah menjadi sebuah teknologi alternatif sejak lama.

Dunia bisnis juga telah menggunakan VPN sebagai kunci dari proses

23

bisnisnya. Seperti misalnya dipergunakan untuk melayani pemesanan tiket

perjalanan, transaksi perbankan, transaksi informasi keuangan, dan berbagai

sektor penting lain juga telah mempercayakan penggunaan VPN. Berdasarkan

user yang terkoneksi dengan VPN dan bentuk fasilitas yang diperoleh oleh

user yang terkoneksi dengan VPN, maka VPN dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Intranet VPN

Intranet merupakan koneksi VPN yang membuka jalur komunikasi

pribadi menuju ke jarinan lokal yang bersifat pribadi melalui jaringan publik

seperti internet. Dengan melalui VPN jenis ini, user dapat langsung mengakses

file-file kerja dengan leluasa tanpa terikat tempat dan waktu. Apabila

dianalogikan pada sebuah perusahaan, koneksi ke kantor pusat dapat dilakukan

dari mana saja, dari kantor pusat menuju ke kantor cabang dapat pula dibuat

koneksi pribadi, dan juga dari kantor juga memungkinkan untuk dibuat jalur

komunikasi pribadi yang ekonomis.

24

Berikut merupakan gambaran dari Jaringan Intranet VPN.

Gambar 2.10 Intranet VPN

b. Ekstranet VPN

Ekstranet VPN merupakan fasilitas VPN yang diperuntukkan bagi

pihak-pihak dari luar anggota organisasi atau perusahaan, tetapi masih

memiliki hak dan kepentingan untuk dapat mengakses data dalam kantor. Pada

umumnya user dari VPN dari jenis ini merupakan customer, vendor, partnet

dan supplier dari suatu perusahaan.

Berikut merupakan gambaran dari Jaringan Ekstranet VPN.

Gambar 2.11 Ekstranet VPN

25

c. Model Remote Access VPN

VPN merupakan sebuah proses remote access yang bertujuan

mendapatkan koneksi ke jaringan private tujuannya. Proses remote accsess

VPN tersebut dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan oleh siapa proses

remote access VPN tersebut dilakukan. Kedua jenis tersebut antara lain

sebagai berikut.

d. Client-Initiated

Secara harfiah, client-initiated merupakan pihak klien yang berinisiatif

untuk melakukan sesuatu. Pada VPN jenis ini, ketika sebuah komputer ingin

membangun koneksi VPN maka PC tersebutlah yang berusaha membangun

tunnel dan melakukan proses enkripsi hingga mencapai tujuannya dengan

aman. Namun, proses ini tetap mengandalkan jasa dari jaringan Internet

Service Provider (ISP) yang dapat digunakan untuk umum. Clien-initiated

digunakan oleh komputer-komputer umum dengan mengandalkan VPN server

atau VPN concentrator pada jaringan tujuannya.

e. Network Access Server-Initiated

Berbeda dengan clien-initiated, VPN jenis network access

serverinitiated ini tidak mengharuskan clien untuk membuat tunnel dan

melakukan enkripsi dan dekripsi sendiri. VPN jenis ini hanya mengharuskan

user melakukan dial-in ke Network Access Server (NAS) dari ISP. Kemudian,

26

NAS tersebut yang membangun tunnel menuju ke jaringan private yang dituju

oleh klien tersebut. Dengan demikian, koneksi VPN dapat dibangun dan

dipergunakan oleh banyak klien dari manapun, karena pada umumnya NAS

milik ISP tersebut memang dibuka untuk umum.

2.5.5 Teknologi VPN

Berikut adalah gambar teknologi jaringan VPN.

Gambar 2.12 Teknologi VPN

Virtual Private Network merupakan perpaduan dari teknologi tunneling

dengan teknologi enkripsi. Berikut penjelasan menganai kedua teknologi

tersebut.

27

a. Teknologi Tunneling

Teknologi tunneling merupakan teknologi yang bertugas untuk

menangani dan menyediakan koneksi point-to-point dari sumber ke tujuannya.

Disebut tunnel karena koneksi point-to-point tersebut sebenarnya terbentuk

dengan melintasi jaringan umum, namun koneksi tersbut tidak mempedulikan

paket-paket data milik orang lain yang sama-sama melintasi jaringan umum

tersebut, tetapi koneksi tersebut hanya melayani transportasi data dari

pembuatnya.Hal ini sama dengan seperti penggunaan jalur busway yang pada

dasarnya menggunakan jalan raya, tetapi dia membuat jalur sendiri untuk dapat

dilalui bus khusus.

Koneksi point-to-point ini sesungguhnya tidak benar-benar ada, namun

data yang dihantarkannya terlihat seperti benar-benar melewati koneksi pribadi

yang bersifat point-to-point.

Teknologi ini dapat dibuat di atas jaringan dengan pengaturan IP

Addressing dan IP Routing yang sudah matang. Maksudnya, antara sumber

tunnel dengan tujuan tunnel telah dapat saling berkomunikasi melalui jaringan

dengan pengalamatan IP.

Apabila komunikasi antara sumber dan tujuan dari tunnel tidak dapat

berjalan dengan baik, maka tunnel tersebut tidak akan terbentuk dan VPN pun

tidak dapat dibangun. Apabila tunnel tersebut telah terbentuk, maka koneksi

point-to-point palsu tersebut dapat langsung digunakan untuk mengirim dan

menerima data. Namun di dalam teknologi VPN, tunnel tidak dibiarkan begitu

28

saja tanpa diberikan sistem keamanan tambahan. Tunnel dilengkapi dengan

sebuah sistem enkripsi untuk menjaga data-data yang melewati tunnel

tersebut. Proses enkripsi inilah yang menjadikan teknologi VPN menjadi mana

dan bersifat pribadi.

b. Teknologi Enkripsi

Teknologi enkripsi menjamin data yang berlalu-lalang di dalam tunnel

tidak dapat dibaca dengan mudah oleh orang lain yang bukan merupakan

komputer tujuannya. Semakin banyak data yang lewat di dalam tunnel yang

terbuka di jaringan publik, maka teknologi enkripsi ini semakin dibutuhkan.

Enkripsi akan mengubah informasi yang ada dalam tunnel tersebut

menjadi sebuah ciphertext atau teks yang dikacaukan dan tidak ada artinya

sama sekali apabila dibaca secara langsung. Untuk dapat membuatnya kembali

memiliki arti atau dapat dibaca, maka dibutuhkan proses dekripsi. Proses

dekripsi terjadi pada ujung-ujung dari hubungan VPN. Pada kedua ujung ini

telah menyepakati sebuah algoritma yang aka digunakan untuk melakukan

proses enkripsi dan dekripsinya.

Dengan demikian, data yang dikirim aman sampai tempat tujuan, karena

orang lain di luar tunnel tidak memiliki algoritma untuk membuka data

tersebut.

29

2.6 PENGERTIAN PPPoE

Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) adalah sebuah protocol

jaringan untuk melakukan enkapsulasi frame Point-to-Point Protocol(PPP) di

dalam paket Ethernet, biasanya dipakai untuk jasa layanan (Asymmetric Digital

Subscriber Line) ADSL untuk menghubungkan modem ADSL di dalam

jaringan Metro Ethernet

2.7 ALAMAT PUBLIK

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC

dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya,

tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut

telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute

dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju

alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke

sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan

Internet.

Nah kasus sekarang yaitu bagaimana caranya dial ADSL Speedy dengan

Mikrotik. Jadi mikrotik berperan sebagai yg men-dial, bukan sebagai modem

lagi. Jadi secara tidak langsung merupakan penggabungan atau kerja sama

antara “speedy dan mikrotik” Kelebihannya :

30

a. IP Public yg diberikan speedy langsung di MikroTik, jadi kita bisa remote

mikrotik kita dimana saja.. Melakukan Data Management Zone (DMZ) atau

forwarding di MikroTik..

b. Mengurangi 1 hop routing, modem ADSL tidak lagi merouting jaringan.

Routing hanya mikrotik saja di jaringan anda

Topologinya sebagai berikut : Line Telp -> Modem -> Mikrotik -> Switch ->

Komputer Client

2.8 Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote

ke server mikrotik kita dalam mode GUI. Jika untuk mengkonfigurasi mikrotik

dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka untuk mode GUI yang

menggunakan winbox ini kita mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer

client.

Mengkonfigurasi mikrotik melaui winbox ini lebih banyak digunakan

karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal

perintah-perintah console. Untuk mendapatkan winbox anda bisa

mendownloadnya atau bisa juga mendapatkan di mikrotik.

31

2.8.1 Fungsi Winbox

Fungsi utama winbox adalah untuk setting yang ada pada mikrotik,

berarti tugas utama windox adalah untuk menyetting atau mengatur mikrotik

dengan GUI, atau tampilan dekstop

Fungsi winbox lebih rinci adalah :

a. Setting mikrotik router

b. Untuk setting bandwite jaringan internet

c. Untuk setting blokir sebuah situs

d. Dan masih banyak yg lainnya..

32

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 HARDWARE SPESIFIKASI

Perangkat yang dibutuhkan untuk konfigurasi VPN Server adalah

sebagai berikut :

Modem ADSL Speedy ZTE 831 series

TP-LINK SWITCH HUB 5 port

LINKSYS WRT 54G

Mikrotik Router Board

PC Client 1

IP 192.168.78.2

3.2 SOFTWARE SPESIFIKASI

Perangkat yang dibutuhkan untuk konfigurasi VPN Server adalah

sebagai berikut :

Sistem Operasi : Windows 7 Professional

Winbox

Internet Browser

32

33

3.3 PERANCANGAN SISTEM JARINGAN VPN

Berikut adalah gambar topologi jaringan VPN yang akan dibuat.

Gambar 3.1 Perancangan Sistem Jaringan VPN

Pada perancangan sistem yang dibuat adalah dengan menggunakan

modem ADSL dari speedy sebagai internetnya yang dihubungkan dengan

sebuah PC dimana PC tersebut berperan sebagai Mikrotik Router PC. Untuk

lebih jelasnya alur penjelasannya sebagai berikut :

34

- PC Router melakukan dial up ke internet melalui modem speedy. Dengan

begitu Mikrotik PC mendapatkan IP Public untuk bisa diakses di Internet.

- PC Router menyediakan IP untuk VPN Client dengan range 192.168.78.10

- 192.168.78.15

- Di PC Router telah disiapkan 5 user VPN Client yang berbeda agar bisa

mengakses/masuk ke jaringan yang ada di VPN Server

- PC router melakukan NAT (Network Adress Translation) pada IP Public

yang telah didapat dari dial up speedy ke jaringan IP Client agar Client

juga bisa menikmati akses Internet.

- PC Router menyediakan IP DHCP dengan range 192.168.78.2 –

192.168.78.6

35

3.4 FLOWCHART CARA KERJA VPN

Berikut adalah gambar flowchart cara kerja VPN.

Dari flowchart diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Flowchart Cara Kerja VPN

36

a. VPN Server dan VPN Client sudah terkoneksi dengan internet. Diawali

dengan menentukan IP VPN server tujuan oleh VPN Client. Jika dirasa

sudah benar, maka VPN Client juga harus menentukan user name &

password yang telah ditentukan oleh VPN Server.

b. Jika ip VPN Server , username, & password dimasukkan, selanjutnya

VPN Client melakukan permintaan sambungan ke VPN Server.

c. Kemudian jika ip VPN tujuan sudah benar, maka VPN Server

memastikan cocok atau tidaknya username serta password dengan yang

telah ada di sistem VPN Server sedangkan ip VPN Server

tujuan/username/password salah maka tidak akan bisa ada koneksi dan

sambungan akan terhenti.

d. Setelah ip, username & password benar maka VPN Client mendapatkan

akses masuk ke jaringan VPN Server

37

BAB IV

IMPLEMENTASI

4.1. KONFIGURASI VPN SERVER PADA MIKROTIK DENGAN WinBox

Dalam tahapan pembuatan Mikrotik Router OS ini, tahapan tahapan

yang akan kita lakukan yaitu mencakup

Pengaturan IP perangkat / Interfaces di Mikrotik.

Mengkonfigurasi Point to Point Protocol over Ethernet (PPP)

Mengkonfigurasi Point to Point Tunneling Protocol Server (PPTP)

Membuat Authenticated User / VPN User.

Mengaktifkan Fitur PPTP Server.

4.1.1. Pengaturan IP / Interfaces di Mikrotik

Pertama kali yang dibutuhkan dalam mengkonfigurasi Mikrotik Router

OS adalah Winbox. Winbox adalah sebuah software utility yang digunakan

untuk melakukan remote ke server mikrotik dalam mode Graphic User

Interface (GUI).

37

38

Berikut adalah gambar icon Mikrotik yang telah didownload.

Gambar 4.1 Icon aplikasi Winbox yang sudah di download

Maka untuk dapat menggunakan Winbox, harus mendownloadnya

terlebih dahulu dari www.mikrotik.co.id. Setelah Winbox terdownload,

sekarang buka Aplikasi Winbox.

Kemudian akan muncul dialog box seperti gambar disamping. Pada

jendela yang tampil seperti pada gambar, “Connect To” adalah kolom alamat

IP atau alamat Media Access Control (MAC Address) perangkat Mikrotik yang

akan dikonfigurasi lewat Winbox. Dibawahnya, “Login” dan “Password”

adalah tempat identitas user yang akan mengakses Mikrotik lewat Winbox.

Dikarenakan Mikrotik OS-nya masih baru dan belum pernah di konfigurasikan

sebelumnya, maka User ID & Password untuk Login di Mikrotik masih default

yaitu User ID = “admin” dan Password = tidak ada. Untuk memulai masuk

pada tampilan GUI dari Mikrotik Klik Connect seperti yang ditunjukkan pada

gambar dihalaman sebelumnya.

39

Berikut adalah tampilan pertama saat membukan aplikasi Winbox.

Gambar 4.2 Tampilan pertama saat membuka winbox

Berikut adalah gambar jendela dari aplikasi Winbox yang keluar setelah

Winbox terhubung dengan Mikrotik.

Gambar 4.3 Jendela aplikasi Winbox

40

Selanjutnya, Klik menu Interfaces untuk menampilkan semua Interface

LAN Card yang telah terpasang. Berikut adalah gambar dari Menu Interfaces.

Gambar 4.4 Menu Interfaces

Berikan nama untuk memudahkan dalam membedakan setiap Port kabel

LAN, suatu misal menggunakan “speedy” pada interface “ether1”, dan “lokal”

untuk interface “ether2”, klik dua kali pada Interface Name “ether1” dan

“ether2” tersebut dan ganti dengan nama “speedy” dan “local”.

Klik dua kali pada tiap Interface untuk mengganti nama setiap Interface.

Berikut adalah gambar menu interfaces pada Mikrotik.

Gambar 4.5 Jendela interfaces yang menampilkan perangkat Ethernet yang tersedia di

Mikrotik.

41

Ganti nama Interface yang semula bernama “ether1” menjadi “speedy”.

Setelah itu klik tombol “Apply” untuk menyimpan konfigurasi, lalu tombol

“OK”. Berikut adalah gambar dari jendela Edit Interface “ether1”.

Gambar 4.6 Jendela Interface "ether1".

Berikut adalah gambar dari jendela edit Interface “ether2”.

Gambar 4.7 Jendela Interface "ether2"

42

Ganti Juga Interface yang awalnya bernama “ether2” menjadi “lokal”.

Selanjutnya setting IP dari kedua Interfaces, buka Menu IP > Kemudian

Addresses, lalu klik tombol “+” untuk menampilkan jendela “New Adress”

seperti pada gambar dibawah.

Berikut adalah gambar dari Jendela Address List.

Gambar 4.8 Jendela New Address

Ganti Address yang secara default terisi dengan “0.0.0.0/0” menjadi IP

untuk interface “lokal”, yaitu “192.168.78.1/24”, isi Network dengan IP

Network dari IP lokal, yaitu “192.168.78.0”, untuk Broadcast diisi dengan

“192.168.78.255”, kemudian ganti Interface dengan “lokal”. Jika sudah

simpan konfigurasi dengan mengklik Apply, lalu klik OK.

43

Selanjutnya tambahkan lagi New Address dengan cara yang sama, isi

Address dengan “34.56.78.100/24”, Network dengan “34.56.78.0”, Broadcast

dengan “34.56.78.255”, dan pilih “speedy” untuk Interface.

Berikut adalah gambar jendela “New Address” pada menu Addresss

List.

Jika sudah, jadinya akan seperti gambar di bawah. Setelah melakukan

konfigurasi pastikan IP dari semua interface adalah benar sebelum melangkah

pada konfigurasi selanjutnya, karena jika ada alamat / nama interface yang

salah / terbalik akan mengganggu dalam proses konfigurasi selanjutnya

Gambar 4.9 Mengubah alamat IP pada New Address

44

Berikut adalah gambar jendela Address List.

.

Gambar 4.10 Jendela Address List

Kemudian coba konektifitasnya, apakah sudah terhubung dengan benar

atau tidak ke Modem, dengan cara melakukan Ping ke IP Modem, yaitu

“34.56.78.254”. Untuk melakukan perintah Ping, maka harus membuka

Aplikasi Terminal, dengan mengklik Menu New Terminal.

Pada gambar di bawah adalah tampilan dari aplikasi Terminal yang baru

saja dibuka. Untuk melakukan pengujian konektifitas jaringan ke alamat:

[admin@MikroTik] > ping 34.56.78.254

45

Berikut adalah gambar jendela Terminal pada Mikotik.

Gambar 4.11 Jendela Aplikasi Terminal

Dan berikut adalah gambar hasil dari perintah ping.

Gambar 4.12 Hasil dari ping ke alamat IP 34.56.78.254

46

Hasil yang tertera dibawah perintah ping, seperti di atas adalah :

34.56.78.254 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms

34.56.78.254 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms

34.56.78.254 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms

Menandakan bahwa percobaan Ping ke alamat Modem “34.56.78.254”

telah berhasil dilakukan, ini sama saja dengan hasil yang dikeluarkan jika

percobaan Ping berhasil di Operating System Widows (DOS) :

Reply from 34.56.78.254: bytes=32 time=1ms TTL=64

Reply from 34.56.78.254: bytes=32 time=1ms TTL=64

Reply from 34.56.78.254: bytes=32 time=1ms TTL=64

Reply from 34.56.78.254 berarti alamat IP 34.56.78.254 membalas

perintah ping yang telah dikirim ke alamat 34.56.78.254. Bytes menunjukkan

besar request packet yang dikirimkan. Time menunjukkan nilai “round trip

delay” yang menunjukkan waktu yang diperlukan packet yang dikirimkan

untuk mencapai komputer/alamat IP yang dituju. Nilai ini dihitung dengan

membagi dua selisih waktu Ping packet mulai dikirimkan dengan waktu

response dari Ping packet diterima. Sedangkan TTL merupakan nilai “Time-

To-Live” yang digunakan untuk mencegah adanya circular routing pada suatu

jaringan.

47

4.1.2 Membuat Interface Point to Point Protocol over Ethernet Client (PPPoE)

Selanjutnya, untuk pengaturan VPN SERVER, dilakukan konfigurasi

pada Point to Point Protocol (PPP Server). Untuk melakukan konfigurasi pada

PPP maka klik Menu “PPP” kemudian klik tombol “+”, lalu pilih (Point to

Point over Ethernet) “PPPoE Server” untuk menambahkan Interface PPPoE

Client.

Berikut adalah gambar jendela PPP pada Mikrotik.

Gambar 4.13 Jendela PPP pada MikroTik

Setelah memilih “PPPoE Server” akan muncul jendela “New Interface” untuk

membuat New PPPoE Client.

48

Berikut adalah gambar untuk konfigurasi Interface PPPoE Client.

Di tab General, pada “Name” beri nama “dial-up-speedy”, pada “Type”

pastikan “PPPoE Client”, dan yang lain dibiarkan default kecuali pada

“Interfaces” pilih “speedy” karena Interface Lan Card yang terhubung dengan

Modem bernama “speedy”. Selanjutnya pindah ke tab Dial Out yang terletak

di sebelah Tab General.

Pada tab Dial Out, akan diisikan informasi yang dibutuhkan Mikrotik

untuk menggantikan tugas Modem melakukan Dial Up agar Mikrotik

mendapatkan IP Public.

Gambar 4.14 Jendela Interface PPPoE Client Baru

49

Berikut adalah gambar konfigurasi PPPoE Client pada Mikrotik.

Gambar 4.15 Konfigurasi Dial Out PPPoE Client

Isi User dengan id yang diberikan oleh Speedy begitu juga dengan

Password, User & Password untuk dial up ke Internet lewat Speedy dapat

dilihat di konfigurasi Modem. “Profile” dibiarkan “default”, dibawah Profile

ada 2 daftar centang, berikan tanda centang pada “Add Default Route” saja,

dan pada daftar centang yang kedua, berikan tanda centang ke semuanya,

kemudian simpan dengan mengklik Apply lalu OK.

50

Setelah konfigurasi dilakukan dan disimpan, maka hasilnya seperti pada

gambar dibawah ini. Terdapat Interface PPPoE Client baru dengan nama

“dial-up-speedy”. Berikut adalah gambar PPPoE Client yang sudah

dikonfigurasi.

Gambar 4.16 Jendela Interface Baru PPPoE Client

Setelah pengaturan di PPP, Masuk ke menu IP, pilih DNS. Klik tombol

Settings.

Kemudian akan muncul jendela Pengaturan DNS, Pada “Servers” diisi

dengan alamat IP DNS seperti yang terdapat pada Modem. Apabila pada

Modem terdapat dua IP DNS (Primary DNS dan Secondary DNS), maka di

tulis saja dua-duanya di “Servers”, untuk menambahkan 1 kolom lagi pada

servers untuk tempat pengisian alamat IP DNS yang kedua, klik 1 kali pada

51

tombol panah bawah. IP DNS yang dimasukkan pada “Servers” disini adalah,

Primary DNS = 202.134.0.155, dan Secondary DNS = 203.130.193.74.

Pengaturan yang lain dibiarkan default. Kemudian Klik Apply, lalu OK.

Berikut adalah gambar jendela pengaturan alamat DNS.

Gambar 4.17 Memasukkan alamat IP DNS

Setelah itu, buka Terminal sekali lagi, dan ketikkan perintah :

[admin@MikroTik] > ip route add gateway 36.74.0.1

52

Untuk menambahkan alamat gateway. Alamat IP “36.74.0.1” adalah alamat IP

gateway dari Modem.

Berikut adalah gambar menambahkan gateway untuk Mikrotik.

Gambar 4.18 Menambahkan alamat Gateway

Kemudian masukkan perintah :

[admin@MikroTik] > ip firewall nat chain add chain=srcnat

action=masquerade

53

Berikut adalah gambar memberikan perintah Masquerade.

Perintah Masquerade, digunakan untuk manyalurkan akses Internet

kepada komputer yang belum terkoneksi dengan Internet dari komputer yang

telah terhubung dengan Internet. Dapat diibaratkan, Mikrotik setelah diberikan

perintah Masquerade berfungsi sebagai Gateway.

Setelah itu, coba tes ping ke Google.com, untuk mengetes sukses atau

tidaknya Mikrotik terkoneksi dengan internet. Ketikkan :

[admin@MikroTik] > ping google.com

Gambar 4.19 Memberikan perintah Masquerade

54

Berikut adalah gambar tes Ping untuk memastikan koneksi Mikrotik ke

Modem berhasil dilakukan.

Jika Ping berhasil, maka itu menunjukkan Mikrotik sudah terhubung

dengan Internet. Coba juga di Windows, sebelum mencoba, Alamat IP dan

Alamat DNS di Windows harus cocok dengan Alamat IP “lokal” & Alamat

DNS pada Mikrotik, yaitu “192.168.78.1” dan “202.134.0.155”.

Gambar 4.20 Ping ke Google

55

Ini adalah tampilan jendela-jendela di Mikrotik setelah dikonfigurasi.

Berikut adalah gambar jendela-jendela Mikrotik yang telah

dikonfigurasi.

Gambar 4.21 Terminal Mikrotik & Command Prompt Windows

Mikrotik 4.22 Tampilan jendela Mikrotik seteah diberikan konfigurasi

56

4.1.3 Mengkonfigurasi Point to Point Tunneling Protocol Server (PPTP)

Selanjutnya, kembali ke jendela PPP.

Gambar 4.23 Menuju ke jendela PPP

Klik tombol “+”, pilih PPTP Server, maka akan muncul jendela New

Interface seperti gambar dibawah ini. Beri Nama “VPN-SERVER”.

Kemudian klik Apply lalu OK.

57

Berikut adalah gambar jendela New Interface PPTP Server.

Selanjutnya, yang akan dikonfigurasi adalah pembagian IP untuk Client.

Masuk menu “IP” kemudian pilih “Pool”. Maka akan tampil jendela “IP

Pool”. Selanjutnya klik tombol “+”

Gambar 4.24 Membuat Interface baru pada PPTP Server

58

Berikut adalah gambar jendela dimana IP Pool akan di buat dan Range

IP untuk VPN – Client akan ditentukan.

Gambar 4.25 Masuk ke jendela IP Pool

Beri nama “VPN” pada “Name”. Pada “Addresses”, diisi range IP yang

diinginkan untuk dapat mengakses VPN Server. Karena yang dibutuhkan

hanya 5 user untuk client, dan 1 untuk admin, maka diketikkan

“192.168.78.20-192.168.78.25”. “Next Pool” dibiarkan “none”. Kemudian

Klik Apply lalu OK.

59

Berikut adalah gambar dari jendela New IP Pool.

Gambar 4.26 Membuat sebuah IP Pool baru

4.1.4 Membuat Authenticated User / VPN User.

Kemudian kembali ke “PPP”, masuk tab “Profile”. Klik tombol “+”.

Beri nama “VPN-PROFILE”, “Local Address” diisi dengan alamat IP dari

Interface “lokal”, yaitu “192.168.78.1”, dan “Remote Address” diisi dengan IP

Pool yang sudah dibuat yaitu “VPN”, kemudian simpan konfigurasi dengan

mengklik Apply, lalu OK.

60

Berikut adalah gambar dari jendela New PPP Profile.

Gambar 4.27 Membuat PPP profile baru

Kemudian pindah ke tab “Secrets” untuk membuat username dari setiap

user VPN, klik tanda “+”. Masukkan “Name” & “Password” terserah,

misalnya disini saya menentukan username = “jetis” dan password = “jetis,

untuk “Service” pilih “pptp”, dan untuk “Profile” pilih yang sudah dibuat tadi,

yaitu “VPN-PROFILE”. Selanjutnya simpan konfigurasi, klik Apply, lalu OK.

61

Berikut adalah gambar dari jendela New PPP Secret.

Gambar 4.28 Membuat VPN user id baru

Selanjutnya, pindah kembali pada tab “Interface” untuk mengaktifkan

Point to Poing Tunneling Protocol Server (PPTP Server). Klik tombol “PPTP

Server”, beri tanda centang pada “Enabled” untuk mengaktifkan PPTP Server,

lalu pada “Default Profile” pillih “VPN-PROFILE”, dan pada “Authentication,

pastikan “pap” dan “chap” tidak dicentang. Klik Apply untuk menyimpan

konfigurasi, lalu OK.

62

Berikut adalah gambar dari Pengaturan PPTP Server.

Gambar 4.29 Mengaktifkan PPTP Server

Untuk mengatur pemberian alamat IP secara otomatis pada Client yang

terhubung dengan Mikrotik, perlu dilakukan konfigurasi pada DHCP Server.

Maka klik Menu IP, kemudian pilih DHCP Server.

Berikut adalah gambar dari jendela DHCP Server.

Mikrotik 4.30 Jendela DHCP Server

63

Kemudian klik pada tombol “DHCP Setup”. Pilih Interface “lokal”,

karena “lokal” adalah Interface yang akan menyebarkan konektifitas ke Client.

Klik Next untuk melanjutkan konfigurasi.

Berikut gambar dari jendela pengaturan DHCP Server.

Pada “DHCP Address Space” masukkan IP Network dari Interface

“lokal” yaitu “192.168.78.0/24”. Kemudian klik “Next”.

Gambar 4.31 Langah-langkah DHCP Setup: Menentukan Interface

64

Berikut adalah gambar dari jendela pengaturan Address Space.

Gambar 4.32 Langkah-langkah DHCP Setup : Menentukan DHCP Address Space

Pada “Gateway DHCP Network” masukkan IP dari Interface “lokal”

yaitu “192.168.78.1”.

Berikut adalah gambar dari jendela pengaturan DHCP Network

Gambar 4.33 Langkah-langkah DHCP Setup: Menentukan alamat Gateway untuk DHCP

Network

65

Pada “Addresses to Give Out” tentukan Range IP DHCP yang bisa

digunakan oleh Client yaitu “192.168.78.50-192.168.78.100”, selanjutnya klik

“Next” untuk menuju ke konfigurasi selanjutnya.

Berikut adalah gambar dari pengaturan Adresses to Give Out.

Gambar 4.34 Langkah-langkah DHCP Setup: Menentukan Range IP

Untuk keterangan, karena pembagian IP disini adalah bersifat Dynamic

Host Configuration Protocol (DHCP) maka IP yang didapat Client adalah IP

acak dengan Range IP mulai dari 192.168.78.50-192.168.78.100.

Kemudian masukkan IP DNS Server, Primary DNS = 202.134.0.155,

dan Secondary DNS = 203.130.1.10. Untuk menambahkan 1 kolom lagi pada

66

servers untuk tempat pengisian alamat IP DNS yang kedua, klik 1 kali pada

tombol panah bawah. Selanjutnya klik Next.

Berikut adalah gambar dari pengaturan DNS Server.

Gambar 4.35 Langkah-langkah DHCP Setup: Mengisi alamat DNS

Biarkan “Lease Time” bernilai default yaitu “04:00:00” Kemudian Klik

Next. Dan konfigurasi untuk DHCP Server selesai.

4.2 PENGUJIAN JARINGAN VPN

Untuk mengetahui apakah VPN Server berjalan dengan baik maka

dibutuhkan pengujian pada beberapa poin berikut ini.

67

4.2.1 Administrator / Komputer Server

Pada dasarnya, untuk dapat masuk kedalam jaringan VPN dari luar

jaringan local yang dibutuhkan adalah koneksi internet, entah itu dari wifi/

modem. Berikut adalah penjelasan mengenai pengujian dari VPN Server yang

telah dibuat. Masuk sebagai Admin di Mikrotik untuk dapat mengakses/

mengkonfigurasi VPN Server.

Berikut adalah gambar dari topologi jaringan VPN.

Gambar 4.36 Topologi admin VPN

Disini, percobaan pengujian untuk mengakses VPN Server

menggunakan modem GSM 3 (three) sebagai koneksi internet. Adapun

langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Koneksi ke Internet melalui modem.

b. Membuka aplikasi Winbox

68

Untuk masuk sebagai Administrator di VPN Server dalam Mikrotik,

yang dilakukan selanjutnya adalah dengan membuka aplikasi Winbox. Setelah

aplikasi winbox muncul, login dengan mengisi user dan password yang

digunakan untuk masuk sebagai administrator dan pada pilihan paling atas

diisikan alamat IP Public yang didapat dilanjutkan dengan mengklik Connect.

Dan menunggu sejenak sampai jendela mikrotik Winbox muncul.

Berikut adalah gambar dari jendela Winbox.

Gambar 4.37 Tampilan pertama aplikasi Winbox

Apabila jendela Mikrotik Winbox sudah muncul seperti yang ada pada

Gambar 4.37 maka administrator sudah dapat mengakses/ mengkonfigurasi

VPN Server.

69

Berikut ini gambar Jendela Mikrotik pada Winbox.

Gambar 4.38 Jendela Mikrotik Winbox

Dari sini dapat dikonfigurasi mengenai pemblokiran situs, pembagian

bandwidth, dan juga dapat dilakukan pengecekan komputer mana saja yang

terhubung pada jaringan VPN melalui IP Scan yang ada pada menu tools

dengan mengisi range IP terlebih dahulu sekaligus untuk meremote server dari

jarak jauh sebagai fungsi utama jaringan VPN.

70

Berikut adalah gambar dari jendela IP Scan pada Mikrotik.

Gambar 4.39 IP Scan pada Winbox

4.2.2 Client VPN

Pengujian pada jaringan VPN Client yaitu Client mengambil/

mentransfer data yang ada di komputer rumah mereka dari jarak jauh, sebagai

contohnya dari kantor mereka yang berada di luar kota tempat tinggal mereka

melalui jaringan VPN dengan koneksi internet kantor/ speedy sebagai koneksi

internetnya. Jadi yang dibutuhkan adalah koneksi Internet dan juga adanya dial

up VPN.

71

Berikut adalah gambar dari topologi jaringan VPN.

Gambar 4.40 Topologi Client VPN

Untuk masuk ke dalam jaringan VPN, yang dibutuhkan adalah koneksi

Internet dan juga dial up VPN yang sudah dibuat. Berikut ini merupakan

gambar dial up VPN yang sudah ada pada komputer Client yang berada di

kantor Client.

Untuk user dan password diisikan user client itu sendiri yang telah

diberikan oleh VPN Server. Komputer client merupakan komputer dengan IP

192.168.78.100 Disini, akan dicoba untuk mentransfer data dari komputer

client yang berada di rumah ke komputer client yang berada tidak pada satu

jaringan dengan jaringan lokal/ RT/RW net atau komputer yang berada di

kantor client.

72

Berikut adalah gambar dari jendela login VPN dari Client.

Gambar 4.41 Dial up VPN

Setelah itu dengan membuka windows explorer dan mengisikan

alamat IP yang akan dituju / IP komputer client yang ada dirumah yaitu

192.168.78.100 untuk mentransfer data dan dengan demikian sudah bisa masuk

ke komputer dengan IP tersebut.

73

Berikut ini merupakan gambar pada saat sudah masuk ke komputer

client yang ada di rumah.

Gambar 4.42 Masuk ke komputer rumah dari komputer kantor client

Terlihat pada gambar, masih terhubung pada jaringan komputer

dengan IP 192.168.78.100 yang merupakan salah satu IP komputer client. Dan

untuk mentransfer data dari komputer client, hanya dengan mengcopy data /

folder yang dikehendaki.. Dicontohkan client akan mentransfer folder dengan

nama “2001-07-31 cv” untuk dipindah ke komputer client yang berada diluar

jaringan local. Setelah itu memilih letak folder yang dikehendaki pada laptop

sebagai tempat untuk mempaste file tersebut.

74

Berikut ini merupakan gambar pada saat data sudah terkirim / masuk

ke komputer client yang ada di kantor.

Gambar 4.43 Peletakan file yang sudah ditransfer

Terlihat pada gambar, file folder dengan nama “2011-07-31 cv” sudah

masuk pada Documents/ laptop administrator. Semakin besar ukuran data yang

akan ditransfer maka waktu yang diperlukan untuk mentransfer semakin relatif

lama.

75

4.2.3 Pengenkripsian

Dengan adanya aplikasi Wireshark, dapat diketahui proses dari

pengenkripsian semua data. dan dapat dibedakan diketahui jelas perbedaan

yang ada antara koneksi internet dengan menggunakan VPN dan tanpa

menggunakan VPN. Berikut gambarnya:

Berikut gambar pengaksesan internet dengan VPN request respon

Gambar 4.44 Koneksi dengan menggunakan VPN

Terlihat pada bagian response daripada perintah-perintah yang ada

pada dibagian atas, data-data atau tulisan-tulisan yang ada terenkripsi dan sulit

untuk membacanya. Lain halnya dengan pada gambar dibawah ini yang

76

merupakan koneksi internet tanpa menggunakan internet yang pada bagian

response data-data yang ada dapat terlihat dan dibaca.

Berikut adalah gambar dari scan pada jaringan di luar VPN.

Gambar 4.45 Koneksi tanpa menggunakan VPN

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aspek keefisienan dalam komunikasi melalui jaringan komputer

menjadi semakin penting terutama karena banyaknya aktivitas pertukaran

informasi melalui Internet. Teknologi VPN ini dapat memudahkan user untuk

sharing resource dengan mudah. Kesimpulan yang didapat dari Penelitian ini

adalah:

a. Berdasarkan hasil monitoring menggunakan tools wireshark bahwa

jaringan yang tidak menggunakan vpn tidak lah aman karena tidak dapat di

bungkus oleh suatu protokol

b. Dengan penerapan vpn menggunakan protocol pptp maka data tidak dapat

dibaca oleh orang lain.

c. Penerapan PPTP (Point to Point Tunneling Protocol) menambah tingkat

keamanan pada suatu jaringan karena jalur komunikasi yang dilewati

terenkripsi.

d. Dengan adanya PPTP untuk enkapsulasi jalur komunikasi ditambah lagi

dengan adanya login username dan password menggunakan login dari vpn-

client dapat meningkatkan keamanan suatu jalur institusi atau office.

77

78

5.2 Saran

Untuk meminimalisir cepat atau lambatnya proses pemindahan/

pengiriman data melewati jaringan VPN, maka sebaiknya administrator

memilih koneksi internet yang cukup handal dan stabil atau dengan

memperbesar bandwidth yang dipilih sebagai provider. Dan juga demikian

bagi para client juga harus memilih koneksi internet yang cukup cepat untuk

mengakses komputer rumah melalui jalur VPN. Karena semakin besar data/

file yang ditransfer maka waktu yang diperlukan semakin relatif lama.

79

DAFTAR PUSTAKA

Berry, Kercheval. DHCP TCP/IP. Terjemah Dwi Prabantini. Yogyakarta :Penerbit

ANDI. 2002

Janses, Hank. Linux VPN Technical Analysis and HowTo, Microsoft

Coorporation, 2006.

Scott, Charlie and Paul Wolfe. Virtual Private Network,Second Edition, O’Reilly

Coorporation, 1999.

Thomas, Tom, Computer Networking First-step, Computer Networking First-step.

Penerbit ANDI, 2005