KOLABORASI COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE HERBART DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of KOLABORASI COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE HERBART DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN...
i
KOLABORASI COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE
HERBART DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
PEMBELAJARAN IMLA’ DI KELAS VII A MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI PUNDONG BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Mochamad Afroni
09420045
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
viii
MOTTO
المتعدى افضل مه القاصر Artinya:
﴾ Amal yang merembet itu lebih utama daripada amal
yang Qoshir (tidak merembet) )1
Usaha, berdoa, dan disertai restu orang tua,
disitulah terdapat titik kesuksesan.
(Mochamad Afroni)
1 Tarjamah as Sullam bagian II Qawa’id al Fiqhiyyah), hlm. 33.
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini Kepada: Almamater tercinta
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
x
ABSTRAK
Mochamad Afroni. Kolaborsi Cooperative Learning dengan metode
Herbart dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran Imla’ di Kelas VII A
Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong Bantul Tahun Ajaran 2012/2013.
Fakultas pendidikan dan keguruan, jurusan pendidikan Bahasa Arab, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan kolaborsi Cooperative Learning dengan metode
Herbart dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Imla’ di
Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong Bantul Tahun Ajaran
2012/2013.
Penelitian ini besifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakuakan dengan
observasi, interview, dokumentasi, dan tes pembelajaran. Penelitian ini terdiri
dari tiga siklus terhadap 22 siswa. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu
plan (perencanaan), action (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect
(refleksi). Adapun analisis data kuantitatif dilakukan dengan uji beda mean (test
t).
Hasil penelitian ini menunjukkan : pertama, pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dengan tiga siklus. Penerapan Kolaborsi Cooperative
Learning dengan metode Herbart diawali dengan pelaksanaan metode Herbart
yang terdiri dari lima tahap yaitu Apperepsi, Bahan baru, Hubungan bahan
(asosiasi), Kesimpulan, d.an pengetrapan. Adapun Cooperative Learning
dilaksanakan bersamaan dengan tahap kelima dari metode Herbart yaitu
pengetrapan. Kedua, adanya peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran
Imla’ dari pre test, siklus I, siklus II, siklus III. Pada pre test nilai rata-rata siswa
adalah 34,54. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 39,54, siklus
II nilai rata-ratanya 45,68, dan siklus III nilai rata-ratanya menjadi 58,86. Hasil
uji “t” terhadap nilai pre test dengan siklus I menunjukkan nilai “t” hitung
sebesar 5.066 dengan taraf signifikan 0.000, sedangkan “t” tabel sebesar 2,08,
pada post test siklus I dengan II menunjukan hasil uji “t” nilai “t”hitungnya
sebesar 5.642 dengan taraf signifikan 0.000, dan “t” tabel sebesar 2,08,
sedangkan dalam post test siklus II dengan III menunjukan hasil uji “t” dengan
nilai “t”hitung 4.165 dengan taraf signifikan 0.000 dan “t” tabel sebesar 2,08.
Sehingga hal ini menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan dalam
pemahaman pembelajaran Imla’.
Kata kunci: Kolaborasi, Cooperative Learning, metode Herbart, peningkatan
pemahaman, Imla’.
xi
التجريد
محمددددددد فراو بطس٠ااااااك (cooperative learning). اتؼااااااي عس٠ماااااا ػاااااا اااااايػ
تسل١ ف اإلأل ػد عال ب افص اسيبغ "أ" ف ادزس اخي٠ فاده (metode Herbart)سبيت
، ى١ اتسب١ اؼ تؼ١ اغ اؼسب١ ا بايؼا 2102-2102اإلسال١ احى١ بتي س دزاس
.2102س و١اىي اإلسال١ احى١ ٠ى١يوستي
را ابحج بحج ا عس٠ك اؼا فا احااسل ادزاسا١ ،دف ا تصا٠س اساتيدا عس٠ما
بطس٠ك سبي ت تسل١ ف اإلأل ػد عال ب افص اسيبغ "أ" ف ادزسا اخي٠ ا فاده ػ يػ
.2102-2102اإلسال١ احى١ بتي س دزاس
. عس٠م غ اب١ي اسلب اميب اتح١ك اإلتحي راابحج ابحج اى
ػشس عيبي. و دزل تتى أزبغ ساح: اإلستطيػ . رابحج ٠تى حالث دزات خي
(uji t). اتيط١ط اتف١ر االحظ اإلؼىيض. أي اب١ييت اى١ فتح بإلختبيزاالحصيئ اتيئ
ت١ا رابحج : اال، تبحج ابيحخ ا تطب١ك اؼ ف احاسل ادزس١ بخالث دزات ى
بطس٠ك سبيت، ا بيستيدا بطس٠ك سبيت ات ي خس دز ميء. استيدا عس٠م ػ يػ
ا١ؼ ي عس٠م ػ يػ السي:اإلستؼداد اتمد٠ ادزض ااؼ١ ايالص اإلستؼيي.ا
ا بإلستؼيي. حي١ي، د تسل١ ف اإلأل لب اإلختبيز،دزاال دز اخي١ دز اخيخ . ويت ت١
ف ادز 39,54 ف دز األ تستفغ ت١ا اتسط 34,54اتسط لب اإلختبيز طالب
. حيص 58,86 ف ادز اخيخ تستفغ ت١ا اتسط 45,68 تستفغ ت١ا اتسط اخي١
(nilai t hitung) تيئ ت١ا الب اإلختبيز دزاال تدي حسيب ػ ت١ا (uji t)احصيئ اتيئ
، احصيئ 2012 (nilai tabel t)ف اادي ت١ا اتيئ 1،111 (signifikan) غ اغص 6.155
ف اادي 1،111غ اغص 5.642ت١ا اتيئ دزاال دز اخي١ تدي حسيب اتيئ ػ ت١ا
ت١ا اتيئ اخي١ دز اخيخ تدي حسيب دز، احصيئ اتيئ ػ ت١ا 2012ت١ا اتيئ
ف . ا را ٠ؼ ين ازتفيع اغص ف 2012ف اادي ت١ا اتيئ 1،111غ اغص 4.165
اإلأل.
، بطس٠ك سبيت، تسل١ ف، اإلأل. فتيح اىيت : اضي، ػ يػ
xii
KATA PENGANTAR
اسد اس إ١، زفغ لف ز يء ػ فض، لطغ ص ا حد هلل ار
اي١س و د٠. د افض األي ا٢ت بأحس احد٠ج اصالل اسال ػبأ س١ دي ح
ت ػصائ، حست ١ يت، ف بصح آػ اىال، اصدق ا طيس٠ ار٠ صح
٠ضؼفاػ الي شؼيئساد٠.
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang
senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah Nya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang dengan
segenap perjuangan telah menuntun manusia menuju jalan kehidupan yang
lebih baik.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Kolaborasi Cooperative
Learning dengan Metode Herbart dalam meningkatkan pemahaman
pembelajaran Imla’ di kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong
Bantul Tahun Ajaran 2012/2013” ini peneliti menyadari bahwa banyak pihak
yang telah membantu dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini, sehingga
pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang mendalam kepada:
1. Alloh SWT. Tuhan Semesta alam yang telah memberikan Ridho dan
Rahmatnya, sehingga penulis biasa menyelesaikan karya ini
2. Bapak Supaat dan Ibu Nur Khayah. Selaku orang tua penulis, yang telah
mendidik disertai ketulusan do'a, dan lantaran beliau penulis bisa
merasakan bangku kuliyah dan menyelesaikan tugas akhir ini
xiii
3. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
4. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab
5. Bapak Dudung Hamdun, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
6. Bapak Dr. H. Nazri Syakur, M.A. selaku Penasehat Akademik.
7. Bapak Drs. Asrori Saud, M. Si, selaku Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis.
8. Segenap Dosen, Karyawan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab serta UPT
perpustakaan UIN Sunan Klaijaga.
9. Drs. Sutanto selaku Kepala Madrasah MTs Negeri Pundong Bantul,
beserta staf-stafnya.
10. Bapak Jumanuddin M.Pd.I selaku guru bidang studi bahasa Arab di kelas
VIII A MTs Negeri Pundong Bantul
11. Siswa VIII A MTs Negeri Pundong Bantul atas kerjasamanya yang sangat
baik sehingga penelitian ini dapat terlaksana
12. Bapak Drs. K.H Jalal Suyuti dan keluarga, yang senantiasa penulis
harapkan do'a dan nasihatnya
13. Kelarga besar Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim, baik Madin,
Ma‟had Aly, MI, MTs, dan MA.
14. Nurul Hidayah, S. Hum, yang telah mendukung dalam proses
menyelesaikan tugas akhir
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................... iii
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI……….. ...................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... …….vii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. ix
ABSTRAKS ............................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ...........................................................................................xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix
PEDOMAN TRANSLITRASI .............................................................................. xx
BAB I : PENDAHULUAN ............................ ...................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5
D. Telaah Pustaka ............................................................................. 6
E. Kerangka Teori ............................................................................... 7
F. Hipotesis Penelitian....................................................................... 26
G. Metode Penelitian………………………………………………26
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 36
xvi
BAB II : GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
PUNDONG BANTUl ……………………………………………..37
A. Letak Geografi .............................................................................. 37
B. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MTs Negeri Pundong..........38
C. Visi dan Misi MTs Negeri Pundong……………………………41
D. Struktur Organisasi .......................................................................42
E. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................. 43
F. Sarana dan Prasarana .................................................................... 49
G. Proses KBM dan Ekstrakulikuler.................................................. 51
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54
A. Penerapan kolaboparsi Cooperative Learning dengan metode
Herbart dalam pembelajaran Imla’ siswa VIIA di MTsNegeri
Pundong Bantul………………………………….......................54
1. Siklus I ................................................................................ 56
2. Siklus II .................................................................................. 64
3. Siklus II ................................................................................ 72
B. Kemampuan uan siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong dalam
pembelajaran Imla’ sembelum menggunakan kolaboparsi
CooperativeLearning dengan metode Herbart………………….77
C. Analisis peningkatan pemahaman siswa VII A MTs Negeri
Pundong dalam pembelajaran Imla’ sembelum menggunakan
kolaboparsi Cooperative Learning dengan metode
Herbart…………………………………………………………86
xvii
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................... 93
A. Kesimpulan ................................................................................ 93
B. Saran-saran ................................................................................... 94
C. Kata Penutup .............................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 98
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar kepala sekolah MTs N Pundong……………………………….40
Tabel 2 : Daftar nama guru dan karyawan MTs N Pundong……………………44
Tabel 3 : Daftar jumlah siswa MTs N Pundong……………………..………….48
Tabel 4 : Daftar sarana dan prasana MTs N Pundong….……………………….50
Tabel 5 : Hasil nilai Pre Test kelas VII AMTs N Pundong…………..…………55
Tabel 6 : Hasil nilai Post Test siklus I kelas VII A MTs N Pundong.………….63
Tabel 7 : Hasil nilai Post Test siklus II kelas VII A MTs N Pundong…………71
Tabel 8 : Hasil nilai Post Test siklus III kelas VII A MTs N Pundong………...77
Tabel 9 : Kisi-kisi peniaian Imla’ Manqul……………………………………... 83
Tabel 10 : Hasil nilai Post Test siklus I, siklus II, siklus III …………………...85
Tabel 1 : Hasil uji normalitas Pre test dengan siklus I…………………………87
Tabel 12 : Hasil uji T nilai Pre test dengan siklus I ...………………………......88
Tabel 13 : Hasil uji normalitas siklus I dengan siklus II……………………......89
Tabel 14 : Hasil uji T siklus I dengan siklus II…………………………………90
Tabel 15 : Hasil uji normalitas siklus II dengan siklus III…………………….. 91
Tabel 16 : Hasil uji T siklus II dengan siklus III……………………………….92
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong
Lampiran 2 : Nilai Pre-Test dan Post-Test
Lampiran 3 : Hasil Normalitas data dan Uji tes “t”
Lampiran 4 : Intrusmen Penelitian
Lampiran 6 : Kisi-kisi penilaian Pre-Test dan Post-Test
Lampiran 14 : Rencana Pelaksanaan Pembayaran (RPP)
Lampiran 16 : Catatan Lapangan
Lampiran 17 : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 : Surat Izin Penelitian Kota Yogyakarta
Lampiran 19 : Surat Izin Penelitian Kota Bantul
Lampiran 20 : Surat Izin Penelitian MTs Darul „Ulum Muhammadiyah
Lampiran 21 : Sertifikat TOEFL
Lampiran 22 : Sertifikat TOAFL
Lampiran 23 : Sertifikat ICT
Lampiran 23 : Sertifikat PPL-2 dan KKN
Lampiran 25 : Curiculum Vitae
xx
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
د
ح
خ
د
ذ
ز
ش
ض
ش
ص
ض
Alif
ba‟
ta‟
sa‟
jim
ha‟
kha
dal
zal
ra‟
zai
sin
syin
sad
dhad
tidak dilambangkan
b
t
ś
j
ḥ
kh
d
z|
r
z
s
sy
ṣ
ḍ
tidak dilambangkan
be
te
es (titik di atas)
je
ha (titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (titik di bawah)
de (titik di bawah)
xxi
ع
ظ
ع
ؽ
ف
ق
ن
ي
ـ
ء
tha‟
za‟
„ain
gain
fa‟
qaf
kaf
lam
mim
nun
wau
ha‟
hamzah
ya
ṭ
ẓ
„-
g
f
q
k
l
m
n
w
h
‟-
Y
te (titik di bawah)
zet (titik di bawah)
koma terbalik (di atas)
ge
ef
qi
ka
el
em
en
we
ha
apostrof
ye
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
Muta‟aqqidain تؼم د٠
ل Iddah„ ػد
C. Ta’ Marbutah diakhir kata
1. Bila mati ditulis
Hibbah ب
Jizyah ص٠
2. Bila dihidupkan berangkai dengan kata lain ditulis
Ni‟matull ah ؼ هللا
ويلافطسز Zakātulfitri
xxii
D. Vokal Pendek
Fathah ( _ _ ) ditulis a, Kasrah ( _ _ ) ditulis i, dan Dammah ( _ _ )
ditulis u.
Contoh : أحمد ditulis ahmada.
.ditulis rafiqa رفق
.ditulis shaluha صلح
E. Vokal Panjang
Bunyi a panjang ditulis ā, bunyi i panjang ditulis ˉi dan bunyi u panjang
ditulis u , masing-masing dengan tanda hubung ( - ) di atasnya.
1. Fathah + Alif ditulis ā
ditulis falā فال
2. Kasrah + Ya‟ mati ditulis ˉi
ditulis mˉist āq ١خيق
3. Dammah + Wawu mati ditulis u
ditulis ushuˉ l أصي
F. Hamzah
1. Bila terletak di awal kata, maka ditulis berdasarkan bunyi vokal yang
mengiringinya.
ditulis inna إن
2. Bila terletak di akhir kata, maka ditulis dengan lambang apostrof ( ‟ ).
ditulis watha‟un وطء
xxiii
3. Bila terletak di tengah kata dan berada setelah vokal hidup, maka ditulis
sesuai dengan bunyi vokalnya.
ditulis rabâ‟îb زبيئب
4. Bila terletak di tengah kata dan dimatikan, maka ditulis dengan lambang
apostrof ( ‟ ).
.ditulis ta‟khużûna تأخر
G. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al.
.ditulis al-Baqarah ابمسل
2. Bila diikuti huruf syamsiyah, huruf l diganti dengan huruf syamsiyah
yang bersangkutan.
.‟ditulis an-Nisa النساء
Catatan: yang berkaitan dengan ucapan-ucapan bahasa Persi
disesuaikan dengan yang berlaku di sana seperti: Kazi (qadi).
H. Huruf Besar
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang
berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan
huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului
oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal
nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
Zawi al-fur u ذوىالفروض ḍ
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi dan bahahan ajar, karena Bahasa
adalah warisan yang hidup dan berkembang yang harus dipelajari, seperti halnya
bahasa Arab1. Bahasa Arab merupakan bahasa multidimensi yang digunakan oleh
para cendikiawan dalam memproduksi karya-karya besar diberbagai bidang
disiplin ilmu seperti sejarah, filsafat, matematika, fisika, sastra dan lain-lain2.
Kalau saja pelajar Islam maupun agama lain mau melihat sejarah masa
lalu saat spirit keilmuan di abad pertengahan, tentu akan mengetahui bahwa
bahasa Arab adalah bahasa yang pertama kali menjaga dan mengembangkan sains
dan teknologi. Karena itu tidak berlebihan jika bahasa Arab dikatakan peletak
dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang cepat dewasa ini.
Mungkin dari hal ini lah departemen agama (Depag) Indonesia memberikan
kewenangan agar sekolah Islam (Madrasah) seperti Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah mengajarkan bahasa Arab.
Dilihat pembelajarannya, Sikap belajar bahasa Asing (Bahas Arab) yang
berkembang di Madrasah Indonesia baik Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah cenderung menggunakan sikap belajar defensif
dan reseptif, seperti yang diungkapkan oleh Curran dan Bruner pakar dan orang
1 Rizal Muntasir, Filsafat Bahasa Aneka Masalah Arti dan Pemecahannya,(Jakarta :
Prima Karya, 1988), hlm. 18 2 Chaedar Alwasilah, Metodologi Membelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Rosda, 2001),
hlm.1
2
pertama yang melontarkan dualisme defensif dan reseptif menganggap bahasa
Asing sebagai rangkaian bunyi, kata, aturan pola yang harus secara paksa
dipindahkan dari guru atau buku teks ke otak3. Akibatnya pelajar akan cenderung
tidak mau belajar karena merasa takut dan bosan untuk mengikuti pembelajaran.
Padahal secara toeritis, metode pengajaran bahasa Arab telah berkembang
sedimikian rupa. Berbagai temuan baru dibidang metode, strategi dan teknik
pembelajaran bahasa telah diperkenalkan dan diuji cobakan. 4Seperti Cooperative
Learnig yang dirintis oleh John Dewey pada tahun 1950-an merupakan sebuah
metode pembelajaran yang memberikan kewenangan siswanya bekerjasama-sama
untuk mempelajari dan bertanggung jawab atas pelajaran mereka sendiri dan juga
pembelajaran orang lain5. Selain itu metode pembelajaran Cooperative Learnig
dibincangkan dapat benar-benar mampu memberikan kontribuksi yang signifikan
terhadap pengajaran dan pembelajaran di sekolah untuk memacu tingkat
keberhasilan siswa dikelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak
hanya unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep yang sulit, tetapi
juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kerjasama,
dan membantu teman6.
Hanya saja, Cooperative Learnig ini membutuhkan strategi khusus dalam
menyampaikan materi pembelajaran, karena secara umum Cooperative Learnig
3 Ibid, hlm. 9
4 Syamsuddin Asyrofi, dkk, Metodologi Pembelajaran Bahas Arab,(Yogyakarta: Pokja
UIN Sunan Kalijaga, 2006),hlm. 73 5 Shlomo Sharan, The Handbook of Coopeative Learning, (Yogyakarta:Familia, 2012),
hlm. 3 6 Slavin Roberty E, Cooperative Lerning Teori, Riset dan Praktik, ( Bandung: Nusa
Media, 2009 ), hlm. 10
3
ini metode pembelajaran yang digunakan untuk memecahkan keadaan kelas yang
membosankan dan mengubah fokus siswa yang tadinya berfokus kepada guru
ketika menggunakan Cooperative Learnig siswa menjadi aktif. Hal ini yang
menjadikan perlu adanya metode pendorong untuk melengkapi kekurangan
tersebut.
Metode Herbart merupakan sebuah inovasi metode pembelajaran bahasa
Arab yang ditawarkan dalam beberapa buku metodologi khusus pembelajaran
bahasa Arab7. Metode yang diciptakan oleh orang Jerman yang dilahirkan pada
tanggal 24 Mei 1776 di Oldenburg, dengan nama lengkap Johan Friedrich
Herbart. Dia sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan pada pertengehan
pertama tahun 109 M dan dia adalah salah satu ahli jiwa8, dikenal metode yang
mempunyai kelebihan dalam penyajian pembelajarannya secara sistematis9.
Walaupun pada awalnya metode ini diciptakan untuk bidang pendidikan umum,
namun selanjutnya oleh para ahli pendidikan bahasa daplikasikan dalam
pengajaran bahasa. Pemikirannya yang mengagumkan dikembangkannya pada
masalah-masalah pendidikan.
Metode Herbart merupakan pembelajaran berdasarkan pandangan Herbart
tentang manusia sebagai pelaku belajar mengajar, pandangan inilah yang
menjadikan teori ini dikenal dengan teori Herbartain atau Apperception10
.
7 Chaedar Alwasilah, Metodologi Membelajaran.., hlm. 218
8 Muhammad Abubakar, Pengajaran Bahsa Arab, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981),
hlm.17 9 Ibid, hlm. 221
10 Chaedar Alwasilah, Metodologi Membelajaran.., hlm. 217
4
Selain itu asal mula munculnya teori ini, Herbart mmengekalkan dualism
jiwa-badan . Hal ini merupakan kesejajaran psikofisik dimana aspek psikis-jiwa,
pikiran, memainkan peranan besar, terutama dalam proses belajar. Kesejajaran
(parallelism) adalah teori jiwa dan badan menurut setiap variasi di dalam proses
kesadaran mental, ada keseiringan (concomitant) proses badan atau neurologis.
Namun tidak ada kausalitas hubungan antara jiwa dan badan , pikiran seseorang
tidak mempengaruhi badannya; juga badan seseorang tidak mempengaruhi
jiwanya.
Dengan menggunakan konsep presentasi, aperepsi keadaan mental, dan
banyaknya aperseptif, Herbart telah mengembangkan pasivitas kenetralan pikiran
atau jiwa ke dalam suatu teori belajar mengajar secara sistematis. Ia berfikir
bahwa pikiran atau jiwa itu tidak mempunyai ataupun kecakapan alami dari
pembawaan, baik untuk menerima maupun menghasilkan gagasan, dan bahkan
tidak mempunyai penyusunan jarak jauh terhadap persepsi, berfikir, kemauan,
atau kegiatan yang bersandar di dalamnya. Ia menganggap bahwa pikiran tidak
lebih sebagai suatu medan atau tempat pertempuran (battle-ground) dan gudang
ide. Ide-ide dapat membawa kehidupannya sendiri dalam pikiran yang pasif. Jiwa
atau pikiran adalah suatu kumpulan (potensi), bukan kecakapan, tetapi ide-ide dan
kondisi mental.
Karena ia berfikir bahwa psikologi sebagai kimia mental, maka ia
merasakan bahwa peran utama psikologi adalah mempelajari ikatan dan
pencampuran (algamation) ide-ide atau kondisi mental di dalam pikiran.
5
Belajar bahasa Arab harus mengikuti pola tadarruj (bertahap dari yang
mudah kepada yang sulit)11
, misalnya untuk tahap awal adalah qiraah (membaca)
kemudian setelah sudah bisa membaca, siswa dilatih untuk kitābah (menulis),
kalām (berbicara) baru belajar Istima‟(mendengar). Dari tahap-tahap inilah siswa
dapat mudah menguasai bahasa Arab secara umum.
Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong
Bantul yang mengajarkan bahasa Arab kepada siswanya dengan bermula berlatih
membaca Al-Quran terlebih dahulu kemudian menulis. Hal ini dilakukan sesudah
pulang sekolah atau dalam waktu Ekstrakulikuler, program ini dikhususkan bagi
kelas VII yang mayoritas belum menguasai membaca dan menulis Arab secara
benar. Program khusus ini dikenal dengan nama Iqro’. Selain itu hal ini dilakukan
untuk menanamkan cinta terhadap Al-Quran dan mengenalkan bagaimana caranya
menulis bahasa Arab. Hal ini juga akan dilakukan pada tahun-tahun yang akan
datang12
.
Seperti sikap belajar bahasa Asing (Bahasa Arab) yang berkembangkan di
Madrasah-madrasah lain di Indonesia, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri
Pundong Bantul dalam pembelajarannya menggunakan sikap belajar defensif dan
reseptif atau pembelajaran yanag dalam pemindahkan materi ajar dari guru atau
buku teks ke otak secara paksa, baik program khusus Iqro’ maupun dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara formal yang dilaksanakan di kelas.
11
Suja‟i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang:Walisongo Press,2008),hlm. 26 12
Hasil wawancara Waka Kurikulum MTs N Pundong T.A 2011-2012 (Suharmanto
S.Pd)
6
Karena MTs Negeri Pundong dalam KBM –nya juga mengajarkan bahasa Arab
baik itu kelas VII, VIII maupun kelas IX.
Melihat keberhasilan Coopperative Learning dan metode Harbart di atas,
menjadikan penulis ingin mengetahui bagaimana aplikasi kedua metode tersebut
ketika digabungkan dan digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, khususnya
dalam ketrampilan menulis (maharah kitabah) dalam kategori Imlā’ manqul dan
Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Negeri Pundong Bantul menjadi lokasi dan kelas
VII A menjadi objek penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang penulis paparkan diatas, maka rumusan
masalah yang muncul adalah :
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong dalam
pembelajaran Imla’ ?
2. Apakah dengan kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Harbart
dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong dalam pembelajaran Imla’ ?
7
C. Tujuan dan Kegunaan Peneliatian
1. Untuk mengetahui kemampuan siawa kelas VII A MTs Negeri Pundong
dalam pembelajaran Imla’.
2. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuktikan
apakah dengan kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Herbart dapat
meningkatkan pemahaman bagi siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong dalam
pembelajaran Imla’.
D. Telaah Pustaka
Ada beberapa skripsi yang sudah membahas tentang metode Cooperative
Learning adalah skripsi saudara Kusnandar yang berjudul “Metode Cooperative
Learning dalam Pembelajaran dalam Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Al Furqon Bantul”, yang mengaji secara gelobal tentang Cooperative
Learning dalam pembelajaran bahasa Arab tingkat Madrasah Tsanawiyah.
Muhajir dengan judul “Pembelajaran Qira’ah dalam Cooperative
Learning untuk siswa Madrasah Aliyah” yang mengaji secara teoritik tentang
Cooperative Learning dalam pembelajaran qira’ah di tingkat Madrasah Aliyah,
selain itu ada juga Nur Hayati denagan judul “Eksperimentasi Metode
Cooperative Learning dalam pembelajaran Qira’ah di Madrasah Aliyah Negeri
Gandekan Bantul Yogyakarta” yang mengaji tentang perbedaan dalam
penggunaan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dalam pembelajaran
bahasa Arab maharah al qira’ah dengan kelompok siswa yang tidak
8
menggunakan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dalam pembelajaran
bahasa Arab maharah al qira’ah.
Perbedaan dalam skripsi ini merupakan kolaborasi antara Cooperative
learning dengan metode Herbart dan pembelajaran yang ditekankan pembelajaran
Imla’ jenis manqul, dan yang menjadi objek eksperimen adalah anakdidik kelas
VII A MTs N Pundong, Bantul. Kondisi Madrasah Tsanawiyah sendiri dari siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar dan ada beberapa anak yang berasal dari
Madrasah Ibtidaiyah.
E. Kerangka Teori
1. Pembalajaran Kolaborasi
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak
komponen. Komponen-komponen tersebut saling kait mengkait dan
mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran13
. Sedangkan
kolaborasi itu sendiri berarti perbuatan yang dilakukan dengan bekerja
sama14
.
Belajar dengan cara memadukan dua metode perlu memperhatikan
sistemaika kerja antar metode satu dengan yang lain, jika tidak maka
ketika pelaksanaannya akan terjadi suatu hal yang tidak diharapkan,
sepertihalnya tidak kondusifnya pembelajaran.
13
Syamsuddin Asyrofi, dkk, Metodologi Pembelajaran…, hlm.18 14
M Anton Moeliono, Kamus besar bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1989),
hlm. 450
9
Pembelajaran akan berjalan baik jika terjadi hubungan yang baik
anatara guru dan siswa. Hubungan yang baik tentunya akan terus berjalan
jika tehnik yang digunakan oleh guru sebagai pengajar tidak monoton
dalam artian guru selalu mengganti model pembelajaran yang cocok untuk
diterapkan kepada murid15
. Sehingga murid dapat mudah memahami apa
yang diutarakan oleh guru.
Kolaborasi antar berbagai disiplin ilmu pada dasarnya mutlak
diperlukan. Secara esensial, kebenaran itu sungguh memerlukan totalitas16
.
Pemahaman sendiri berasal dari bahasa Inggris comprehension: (1)
Psikolinguistik. Proses mental dimana pendengar menyerap bunyi yang
yang diujarkan pembicara dan memakainya untuk membangun suatu
penafsiran tentang apa yang dimaksud pembicara;(2)Pengajaran Bahasa.
Kemahiran dasar berbahasa berupa kemampuan untuk mendengarkan dan
memahami bahasa lisan atau kemampuan untuk membaca dan memahami
tulisan17
. Dari hal ini kemampuan siswa akan berubah menjadi lebih
mengerti dan paham dengan pelajaran yang dipelajarinya, dan inilah yang
dimaksud dengan peningkatan pemahaman 18
.
15
Sujilah, Upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar metematika melalui metode
bermain pada siswa kelas 1 MI Sultan Agung, Skripsi, (Yogyakarta: Keguruan UIN Sunan
Kalijaga). hlm. 9. 16
Mahsun, Genilinguistik Kolaborasi Linguistik dengan Genetika dalam pengelompokan
bahasa dan Populasi Penuturnya, (Yogyakkarta:Pustaka Pelajar.2010), hlm.10 17
Kebahasaan Indonesia, Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia Jilid III, (Bandung:
Angkasa, 2009), hlm. 868. 18
Peter Salim, Kamus bahasa konteporer, (Jakarta: Modern English Pres, 1991),
hlm.1620.
10
2. Tinjauan tentang Cooperative Learning
Dalam proses pembelajaran ketika hanya berfokus kepada guru saja
pasti mengalami yang namanya jenuh, kebosanan dan kesulitan, sehingga
perlu akan adanya metode yang khusus itu diperlukan. Metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran harus sesuai yang dibutuhkan dan
tujuan yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran.
Tujuan pendidikan yang berkembang saat ini adalah berusaha
untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran,
untuk menunjang hal ini biasanya guru melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-
strategi pembelajaran yang komperehensif. Belajar aktif meliputi berbagai
cara untuk membuat peserta didik sejak awal melalui aktivitas-aktivitas
yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat
mereka berfikir tentang materi pelajaran19
.
Cooperative Learning merupakan salah satu metode belajar aktif,
sehingga dari keaktifan inilah anak didik akan menjadi anak didik yang
diharapkan. Selain itu Cooperative Learning bisa disebut dengan belajar
kelompok atau belajar bersama-sama. Sedangkan kerjasama adalah
19 Nur Hayati, “Eksperimentasi Metode Cooperative Learning dalam pembelajaran
Qira’ah di Madrasah Aliyah Negeri Gandekan Bantul Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta:Sunan
Kalijaga, 2010), hlm. 16.
11
salahsatu persyaratan dan merupakan kebutuhan hidup manusia untuk bisa
memenuhi kebutuhan dan hidup berdampingan.
Metode pembelajaran Cooperative menyambungkan ide bahwa
siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap
teman saru timnya mampu membuat diri mereka belajar sam baiknya.
Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu
satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam
tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang
dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.20
Tujuan dari pembelajaran ini adalah (1) dapat memberikan
keuntungan bagi siswa yang berprestasi tinggi maupun rendah dalam
melaksanakan tugas-tugas kelompok secara bersama-sama, dimana siswa
yang berpartisipasi dapat membantu temannya dalam menyelesaikan
tugas tersebut secara bersama-sama, (2) memberikan kesempatan kepada
semua siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama
dan saling ketergantungan satu sama lain dalam mengerjakan tugas
bersama, (3) dapat mendukung pembentukan sikap dan perilaku sosial
siswa yang positif serta siswa dapat belajar untuk saling menghargai satu
sama lain21
.
20
Slavin Roberty E , Cooperative Learning Teori …. , (Bandung: Nusa Media, 2009),
hlm. 10. 21
Muhajir, ”Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Cooperative Learning ”, Al Arabiyah
Jurnal Pendidikan bahasa Arab, Vol 3, No 1, Juli 2006, hlm. 52-53.
12
Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa Cooperative Learning
identik dengan belajar kelompok, akan tetapi tidah seluruh belajar
kelompok itu dapat digolongkan menjadi model Cooperative Learning.
Ada lima ciri atau prinsip proses belajar mengajar disebut model
Cooperative Learning, yaitu :
a) Komunikasi antar anggota
b) Saling ketergantungan positif
c) Tatap muka
d) Tanggung jawab perseorangan
e) Evaluasi proses kelompok
Adapun maksud dari :
a) Komunikasi antar anggota
Secara tidak langsung Cooperative Learning melatih
setiap anggota kelompok untuk terampil berkomunikasi.
Ketrampilan berkomunikasi tidak serta merta didapatkan oleh
anggota kelompok belajar, ketrampilan ini memerlukan latihan
dan proses yang panjang. Proses terampil dalam berkomunikasi
akan sangat bermanfaat dalam rangka memperkaya
pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan
emosional setiap anggota kelompok belajar.
13
b) Saling ketergantungan positif
Tidak ada satu halpun di dunia ini sebuah pekerjaan
yang bisa dikerjakan oleh seorang saja tanpa meminta dan
memperlibatkan orang lain. Artinya bahwa kerja adalah
kebutuhan yang sangat vital untuk mencapai hasil yang
maksimal. Selain itu seseorang tidak bisa mencapai tujuannya
sendiri, maka setiap individu harus bekerja keras dan saling
membantu antara satu dengan yang lain. Karena kerja
kelompok sangat bergantung pada usaha setiap individu
anggotanya.
c) Tatap muka
Unsur yang paling menonjol dalam Cooperative
Learning ini adalah tatap muka antar anggota yang telah
disepakati. Kegiatan tatap muka/interaksi ini akan membentuk
satu sinergitas antar anggota kelompok. Sinergitas yang
dibentuk dalam kelompok akan melahirkan rasa saling
menghargai, memanfaatkan kelebihan anggota kelompok
lainnya dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap
anggota kelompok mempunyai kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Hal tersebut dilatar belakngi adanya
perbedaan pengetahuan, pengalaman, keluarga, dan sosial-
14
ekonomi. Kelebihan inilah yang menjadi modal dan potensi
beasar antar anghgota kelompok.
d) Tanggung jawab perseorangan
Setiap siswa diberi tugas sebagaimana yang telah
dibagai di awal yang akan bertanggung jawab
menginformasikan dan memeperjelaskan tugasnya tersebut
kepada teman kelompoknya. Dengan demikian jika ada
anggota yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dan
kan mendapatkan tuntutan dari teman-teman kelompoknya.
e) Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kelompok dilakukan untuk menghetahui
sejauhmana dinamika yang terjadi individu di masing-masing
kelompok. Apakah seluruh anggota kelompok terlibat aktif atau
tidak. Dan dalam proses inilah evaluasi hal itu dilakukan.
3. Tinjauan tentang metode Herbart
Metode Herbart dikenal dikalangan para pendidik, karena metode
tersebut sejalan dengan kecendrungan jiwa dan kaidah-kaidah mantiq serta
kemampuan pikiran22
. Selain itu Herbart mengembangkan psikologi
22
Muhammad Abubakar, Pengajaran …. , (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 17.
15
belajar modern yang sistematis23
. Oleh karena itu metode ini banyak
diminati oleh guru yang menghendaki pengajaran yang baik.
Menurut metode Herbart ada 5 (lima) tingkatan dalam
pembelajaran, yaitu:
a) Appersepsi
b) Bahan Baru
c) Hubungan Bahan
d) Kesimpulan
e) Pengetrapan.
Adapun maksud dari :
a) Appersepsi
Tujuan dari pada pembagian tingkaatan ini ialah
mempersiapkan pikiran murid untuk menerima ilmu pengetahuan
yang akan kita sampaikan. Guru mulai pembelajarannya dengan
mengingatkan kembali pengetahuan mereka yang lama, yang
mempunyai hubungan dengan bahan pelajaran baru. Sehingga
murid merasa perlu untuk menambah pengetahuannya yang telah
ada.
Setelah itu guru mengemukakan bahan pelajaran baru dengan
metode yang jelas. Jelas bahwa cara semacam ini adalah
pendidikan kecermatan pikiran, konsentrasi pikiran, mengerahkan
23
Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran…, hlm. 217
16
kepada bahan pelajaran baru dengan dorongan yang besar dari
rasa cintanya dengan pelajaran tersebut.
Metode penyajian appersepsi ini berbeda-beda sesuai denag
perbedaan bahan. Terkadang dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang teratur setahap demi tahap sehingga mencapai
kepada bahan pelajaran baru, mengemukakan sedikit dari bahan
itu sendiri atau mengemukakan contohnya atau bentuknya.
Terkadang dengan cara lain selain itu, tetapi bagaimanapun
perbedaan metode-metode yang dipakai, guru harus
memperhatikan kemampuan dan kesanggupan murid dalam
tingkatan itu. Begitu juga berbeda bahan aperepsi itu sesuai
dengan perbedaan tingkatan pelajaran baru, ditinjau dari
hubungannya dengan pelajaran-pelajaran yang lalu.
Adapun metode penyajian appersepsi itu ialah :
1) Mengajukan sebagian pertannyaan tentang sesuatu yang
telah dipersiapkan sebelumnya, yang ada hubngannya
dengan mata pelajaran baru, setingkat demi setingkat,
setahap demi setahap sehingga sampai bahan baru.
2) Mengemukakan sedikit dari bahan baru itu sendiri atau
mengemukakan contoh-contohnya atau bentuk-bentuknya
atau gambarannya.
17
b) Bahan Baru
Dalam tingkatan ini, guru mengemukakan bahan baru yang
ingin diajarkannya kepada murid. Sebenarnya tingkatan ini
biasanya meliputi tiga tingkatan yang terakhir yaitu : hubungan
bahan, kesimpulan dan pengetrapannya.
Kesemuanya berhubungan satu sama lain dan mempunyai
ikatan yang sangat erat sekali. Dalam memasuki bahan baru ini,
guru harus menyajikannya dengan cara yang tepat, dengan langkah
yang teratur/sistematis dan guru harus membagi pelajaran itu
menjadi beberapa bagian dan harus dapat menghubungkan bagian
yang baru itu dengan bagian-bagian yang sebelumnya, dan setahap
demi setahap memasuki bagian berikutnya.
Sehingga seluruh bagian mata pelajaran itu ada hubungannya
satu sama lain dalam pikiran murid. Pada setiap akhir dari bagian-
bagian pelajaran, guru harus mengajukann beberapa pertanyaan
untuk menambah kuatnya ingatan murid kepada pelajaran tersebut
dan guru harus kesimpulannya di papan tulis, jalannya pelajaran
harus dengan cara menarik dalam menjelskan inti sari pelajaran
tersebut, Jalan pelajaran harus dengan cara menarik inti sari
pelajaran tersebut. Dan guru tidak boleh terpaksa memberikan
pelajaran, kecuali dalam keadaan darurat.
18
c) Hubungan Bahan
Hubungan bahan pelajaran itu ialah dengan cara guru
menghubungkan bahan baru dengan pengetahua-pengetahuan yang
telah mereka miliki, sehingga terjalinlah hubungan keduanya, baik
persamaannya maupun segi perbedaannya atau menjelaskan kaitan-
kaitan lainnya, atau antara bagian-bagian dari bahan pelajaran baru
itu sendiri.
Pentingnya nilai hubungan ini sudah jelas karena intisari
pelajaran itu, bila sudah ada kaitannya maka akan bertambah jelas,
tertanam dalam pikiran dan mudah penghafalan.
d) Kesimpulan
Yaitu menarik kaidah atau definisi atau hukum yang umum
dari bagian-bagian bahan itu atau dari contoh-contoh atau dari
bentuk-bentuk yang telah diberikan kepada murid dalam ketiga
tingkatan diatas. Kesimpulan atau hukum yang umum itu
berbentuk definisi atau undang-undang atau kaidah-kaidah. Hukum
yang umum atau kaidah yang umum itu merupakan tujuan yang
ingin kita capai dari pelajaran tersebut.
Ketiga tingkat diatas hanya merupakan jalan yang harus kita
tempuh agar kita bersama murid sampai kepada hukum yang
umum itu.
19
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menarik kesimpulan yaitu :
(1) Hendaklah asas untuk menarik kesimpulan itu cukup
banyak
(2) Kesimpulan yang diambil itu, hendaklah dari murid
sendiri
(3) Hendaklah kaidah itu disusun dalam kalimat yang jelas
dan seringan mungkin.
e) Pengetrapan
Setelah menyusun kaidah atau hukum yang umum, maka
hendaklah guru memerintahkan kepada murid untuk
mempraktekan pelajaran baru kepada murid untuk mempraktekan
pelajaran baru itu dalam masalah-masalah praktis. Agar mudah
baginya mengetrapkan pelajaran baru itu dalam hal-hal yang sama
dengannya, dan agar jelas bagi murid faidah-faidah (kegunaan)
ilmu pengetahuannya dalam kehidupan yang nyata.
Apabila guru sudah menetapkan kaidah atau hukum yang
umum, maka pada saat itu menugaskan murid untuk
mengetrapkannya dalam hal tertentu yang berbeda-beda. Apabila
pelajaran itu berakhir dengan kaidah atau hukum yang umum,
maka guru harus memikirkan murid mengetrapkan pelajaran itu.
Atau mengaktifkan dengan jalan mengulangi pokok-pokok isi
pelajaran melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya.
20
Cara-cara mengetrapkan pelajaran itu banyak sekali,
diantaranya: latihan-latihan secara lisan atau tertulis ataupun
keaktifan-keaktifan yang dilakukan murid setelah diajarkan suatu
dari beberapa kaidah atau mempraktekan contoh-contoh yang
telah ada atau mengulangi pelajaran dengan jalan mengajukan
pertanyaan seperti di atas, ataupun dengan cara yang lain yang
praktis.
Di antara kegunaannya ialah pengetahuan-pengetahuan yang
telah diberikan dapat tertanam dalam pikiran murid dan guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan murid dalam memahami pelajaran
yang telah diberikan.
Itulah uraian singkat dari lima tingkatan yang dikemukakan
Herbart atau Metode Herbart.24
3) Tinjauan tentang Imla’
Imla‟ merupakan bagian dari maharah kitabah. Maharah kitābah atau
keterampilan menulis adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau
mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti
menulis kata-kata sampai kepada aspeks yang kompleks yaitu
24
Ibid hlm. 17-26.
21
mengarang25
. Sedangkan Imla’ adalah kategori menulis yang menekankan
rupa/postur huruf dalam membentuk kata-kata atau kalimat26
.
a. Ketrampilan Imla’
Ketrampilan menyalin huruf hijaiyah secara benar itu
sendiri mencangkup dua faktor, yakni : 1) Kemampuan
mengucapkan huruf-huruf hijaiyah baik dalam bentuk tunggal,
kata, atau kalimat secara benar. 2) kemampuan menulis huruf-
huruf hijaiyah baik dalam bentuk tunggal, kata, atau kalimat secara
benar27
.
Muatan pertama dan kedua itulah yang menjadi objek
kajian imla‟ sekaligus landasan definitif Imla’28
. Imla’ tidak hanya
berkaitan dengan tulis-menulis, tetapi juga dengan baca-membaca.
Karena urgenitas Imla’ tidak hanya terletak pada penulisan huruf
hijaiyah, tetapi juga pada pelafalannya, keduanya saling bertautan.
Kualitas pendengaran dan membaca yang bagus menghantarkan
pada hasil Imla’ yang bagus. Walau pada awalnya Imla’ melatih
para pelajar mengembangkan kemampuan mereka dalam
mengamati kata-kata atau teks yang tertulis untuk dipindahkan
kedalam buku mereka29
. Tetapi setelah mereka menguasai tahap
ini, lalu dilatih untuk pandai memindah/ menyalin hasil pandangan
25
Ibid, hlm. 151 26
Ibid, hlm.152 27
Ma‟rifatun Munjiah, Imla’ Teori Imla’ Teori & penerapan, (UIN-Malang Press, 2009),
hlm.21 28
Ibid, hlm. 22 29
Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran…, hlm. 151
22
mereka, jika dilakukan secara berulang-ulang akan diperoleh pula
kelenturan tangan mereka dalam menulis30
. Adapun yang menjadi
objek kajian Imla’ adalah huruf-huruf yang wajib disambung atau
dipisah, huruf-huruf yang diganti dan huruf-huruf yang
ditambahkan atau dibuang31
.
b. Macam-macam Imla’
Adapun imla‟ yang bisa diterapkan pada siswa sesuai dengan
kemampuan kognitifnya itu ada 4 (empat) jenisnya, yaitu :
1) Imla’ manqul. Siswa menyalin teks bacaan atau kalimat yang
ada di dalam kitab atau tulisan guru di papan ke dalam buku
tulis. Imla‟ jenis ini untuk tingkat pemula, di mana mereka
lebih ditekankan untuk cermat dan teliti saat membaca tulisan
dan menyalinnya.
2) Imla’ mandhur. Siswa melihat dan mempelajari teks bacaan
atau kalimat yang ada di kitab atau yang ada di papan tulis,
lalu menutup kitab atau membelakangi papan tulis.
Selanjutnya guru mendiktekan teks bacaan atau kalimat yang
sama. Imla’ mandhur tidak hanya menuntut siswa cermat dan
teliti saat membaca, tapi juga harus mengingat bentuk
tulisannya dan berkonsentrasi dengan bacaan guru. Mata,
30
Ibid,151 31
Ma‟rifatun Munjiah, Imla’ Teori Imla’ Teori,.. hlm. 23
23
telinga, dan kekuatan daya ingat harus saling mendukung.
Imla’ mandhur diterapkan di kelas tengah.
3) Imla’ ghairu al mandhur (masmu’). Siswa menulis teks
bacaan atau kalimat yang dibacakan guru tanpa melihatnya
terlebih dahulu (seperti metode kedua). Metode ini untuk
tahapan lebih tinggi, di mana siswa telah menguasai dengan
baik teori-teori imla‟ yang telah dikerjakan. Ketika siswa
mendengarkan bacaan guru, siswa mendeskripsikan (dalam
benak) bentuk tulisannya sesuai dengan teori-teori yang ada di
memori otaknya, lalu menuliskannya dengan cepat.
4) Imla’ Iktibari. Merupakan bentuk imla‟ yang diberikan pada
siswa yang telah menguasai dan memahami dengan baik teori-
teori imla‟. Dalam imla‟ ikhtibari ini lebih banyak muatan
praktik dari pada muatan teori.32
c. Tujuan Imla’
Tujuan Imla‟ meliputi tujuan langsung dan tidak langsung.
Tujuan langsung imla‟ adalah mampu menulis huruf-huruf hijaiyah
dalam bentuk tunggal, kata atau kalimat secara tepat dan cepat.
Tujuan tidak langsung meliputi :
1) al-hadaf al-lighawi (Kebahasaan), yaitu membekali siswa
dengan keterampilan berfikir cepat, pengetahuan akan
makna, karakter huruf,struktur dan gaya bahasa yang baru.
32
Ibid, hlm. 27.
24
2) al-hadaf al-udhwi (fisik), memperkuat dan mempertajam
indera pendengaran dan penglihatan,sebab kuatnya
hubungan sensor motorik dua indera tersebut yang
kemudian memobilisasi otak agar menggerakan tangan
untuk menulis.
3) al-hadaf al-huluqi (sikap) mwembiaasakan siswa bersikap
tertib, teliti,cermat dan membiasakan mereka bersabar serta
menjadi pendengar setia selama guru mendikte (Imla’)33
d. Cara membentulkan Imla’
Cara membetulkan Imla‟ itu banyak variasinya, diantaranya :
1) Guru membetulkan buku tuilis Imla‟ tiap-tiap murid
dihadapannya masing-masing sehingga dapat mesing-
masing sehingga dapat masing-masing mereka melihat
kesalahan dengan langsung. Sedangkan murid-murid lain
disuruh mengerjakan yang lain, seperti membaca dalam hati
dsb.
2) Guru memperlihatkan kepada murid-murid contoh cara
imla’ di papan tulis, kemudian murid-murid disuruh
membetulkan kesalahan-kesalahan pada contoh di papan
tulis.
33
Ibid hlm. 24.
25
3) Guru menyuruh murid-murid bertukar buku tulis dengan
temannya secara teratur, lalu tiap-tiap murid membetulkan
kesalahan temannya dengan melihat contoh yang ada di
papan tulis.
4) Guru membetulkan buku tulis imla‟ murid-murid di luar
kelas jauh dari mereka, lalu guru membetulkan kesalahan
mereka dengan menuliskan yang betul di dekat kesalahan
itu. Kemudian murid disuruh untuk menulis ulang beberapa
kali.34
5) Siswa menempelkan potongan kertas diatas kalimat yang
salah dan menuliskan jawaban yang benar diatas kertas
tersebut.
6) Guru menyuruh satu persatu siswa (secara acak atau
bersifat suka rela) untuk maju dan menuliskan satu kalimat
atau satu baris sesuai dengan jawaban masing-masing di
papan tulis. Lalu guru meminta seluruh siswa mencermati
semua jawaban yang tertera di papan tulis dan
mengenalisisnya bersama-sama, di mana letak kesalahan
dan apa sebabnya. Cara ini memberikan kesempatan siswa
untuk berani dan aktif mengemukakan pendapat serta
berlatih untuk berlitih.35
34 Mahmud Yunus, “Metode Khusus Bahasa Arab” (Jakarta : PT. Hidakarya Agung,
1983)
35 Ma‟rifatun Munjiah,“Imla’ Teori ….”, (UIN Malang Press:2009)
26
e. Penilaian kemampuan Imla’
Untuk mengetahui keberhasilan suatu keguatan tertentu
perlu adanya penilaian. Penilaian hendaknya ditunjukan pada usaha
perbaikan prestasi siswa sehingga menumbuhkan motivasi pada
pembelajaran berikutnya. Faktor menyalin itu sendri ada dua, yaitu
1) Kemampuan mengucapkan huruf-huruf hijaiyah baik dalam
bentuk tunggal, kata, atau kalimat secara benar. 2) kemampuan
menulis huruf-huruf hijaiyah baik dalam bentuk tunggal, kata, atau
kalimat secara benar36
.
Dari faktor-faktor diatas dapat digunakan oleh penulis
untuk menilai seberapa besar kemampuan Imla‟ siswa kelas VII A
di MTs Negeri Pundong Bantul.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian pada dasarnya merupakan jawaban sementara dari
rumusan masalah penelitian.37
Dari uraian diatas dapat disusun hipotesis sebagai
berikut:
1) Kemampuan siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong sebelum
dilaksanakan kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Herbart
belum menguasai Imla’ Manqul.
36
Ibid, hlm. 24-25 37
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas
Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga, hlm.14.
27
2) Kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Harbart dapat
meningkatkan pemahaman secara signifikan baik dilihat kemampuan
siswa dalam menyalin dan peningkatan dalam nilai siswa kelas VII A MTs
Negeri Pundong dalam pembelajaran Imla’.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan langkah-langkah
oprasional dan ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mencari
jawaban atas rumusan penelitian yang telah dibuat.38 Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian yang tepat dan relevan sebagaimana
penelitian yang dilaksanakan yakni:
1) Jenis penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bsentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pemebelajaran di
kelas secara professional.39
2) Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Pundong Bantul, pada
waktu semeser ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
38
Ibid, hlm.15 39
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu mudah, (
Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.
28
3) Metode Penentuan Subyek
Adapun yang menjadi subjek penelitian berdasarkan ciri-ciri
tertentu yang sesuai studi kasus yang telah dipaparkan oleh penulis
sebelumnya sehingga yang menjadi subyek penelitian yaitu kelas VII A
MTs N Pundong Bantul yang berjumlah 22 siswa.
4) Sumber data
Dalam penelitian ini yang terjadi sumber data adalah :
a) Kepala Sekolah, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin ia
merupakan sumber data tentang madarasah, guru dan sarana
prasarana sekolah.
b) Guru bahsa Arab, ia sebagai acuan pertimbangan tentang proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
c) Siswa, untuk mengetahui hasil dari kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart.
5) Pengumpulan data
a) Observasi
Obsrvasi ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang
keadaan lingkungan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar Imla’
dengan kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Herbart, serta
sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran bahasa Arab di
MTs Negeri Pundong Bantul.
29
b) Dokumentasi
Hal ini digunakan untuk mendapatkan data tentang letak
geografis Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong Bantul, sejarah
berkembang Madrasah, jumlah guru dan kariyawan, sarana prasarana
seskolah, dan sebagai bukti dalam proses penelitian.
c) Interview (wawancara)
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Herbart yang akan
dilakukan oleh peneliti, hal-hal yang mengenai latar belakang
madarasah, proses belajar mengajar dan hal-hal yang belum terungkap
oleh peneliti.
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah in depth
interviewing (wawancara mendalam) atau biasa disebut wawancara
tidak terstruktur40
. Maksudnya dalam wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dan peneliti menyiapkan pertanyaan garis besarnya saja
kemudian mengembangkan pertannyaan tersebut sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Adapun pihak-pihak yang akan diwawancarai oleh penulis
untuk memperoleh data adalah:
1) Kepala Sekolah Madrasah Negeri Pundong Bantul
2) Guru bahasa Arab Madrasah Negeri Pundong Bantul
3) siswa kelas VII A Madrasah Negeri Pundong Bantul.
40
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Penerbit Fak. UGM, 1993),
hlm.145
30
d) Tes prestasi belajar
Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi
belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun
waktu tertentu.41
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes tulis. Hal ini digunakan untuk mengetahui kompetensi
siswa terhadap materi yang dipelajari.
Peneliti membuat Instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti
dengan materi yang disesuaikan, dan dilakukan sebelum (Pre Test)
dan sesudah proses belajar Imla’ dengan menggunakan kolaborasi
Cooperative Learning dan metode Herbart (Post Test).
Untuk penelitian yang akan digunakan sebagai desain penelitian berikut :
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
41
Nana Syaodih Sukmdinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,
2010), hlm. 223
Perencanaan
Siklus 1
pengamatan
perencanaan
Siklus II
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
Pengamatan
?
31
Suharsemi Arikunto menjelaskan bahwa, dalam penelitian
tindakan kelas dilakukan dengan beberapa siklus. Yaitu satu putaran
kegiatan beruntut, yang kembali langkah semula.42 Dimana setiap
siklus mempunyai tahap-tahap sebagai berikut:
a. Perencanaan (plan)
Pada pertemuan pertama ini peneliti melakukan
perkenalan dan pemahaman konsep kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart dalam pembelajaran Imla’.
Mengingat cara pembelajaran ini masih asing bagi siswa,
sehingga perlu waktu untuk mengenal dan memahami.
b. Tindakan (Act)
Dalam penelitian tindakan kelas, pelaksanaan
merupakan implementasi dari perencanaan. Sehingga pada
tahap ini peneliti mulai menerapkan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart pada pembelajaran Imla’
sesuai perencanaan awal. Pada tahap ini rencana pembelajaran
yang telah disusun peneliti dipergunakan sebagai dasar dalam
menyelenggarakan kolaborasi Cooperative Learning dengan
metode Herbart dalam pembelajaran Imla’ Kegiatan tersebut
juga diamati oleh peneliti sendiri.
42
Suharsemi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2008),
hlm. 20
32
c. Pengamatan (observe)
Dalam tahapan ketiga ini, ketika sedang berlangsung
tindakan, peneliti melakukan kegiatan “pengamatan balik” ini,
peneliti yang di damping guru bahasa Arab meencatat sedikit
demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang
akurat untuk memperbaiki siklus berikutnya. Pencatatan yang
dilakukan terkait aktifitas peneliti, interaksi siswa dengan
guru, interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan
bahan ajar, dan semua fakta yang muncul selama
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (reflect)
Pada tahap keempat ini merupakan kegiatan untuk
mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan. Sehingga
guru bahasa Arab bersama peneliti, melakukan refleksi proses
pembelajaran bahasa Arab yang telah berlangsung. Dengan
melakukan tes untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami dan menguasai pelajaran Imla’ yang telah
diajarkan.
Keempat tahapan tersebut dilakukan setiap siklus, yaitu
putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula. Siklus
dilakukan sampai tujuan yang diinginkan dicapai. Refleksi dapat
dilakukan apabila peneliti merasa sudah mantap pengalaman, dalam
33
arti sudah memperoleh informasi yang perlu untuk memperbaiki cara
yang telah dicoba.
e) Analisis Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
mengelolah, menganalisis serta mengambil kesimpulan dari data yang
telah terkumpul tersebut. Untuk memudahkan dalam analisis data,
maka analisis dilakukan pada setiap siklus. Refleksi yang berupa
perenungan dan analisis bersama antara peneliti, pengamat, guru
maupun dosen pembimbing merupakan bahan untuk menentukan
langkah dan tindakan selanjutnya dan penghitungan nilai hasil belajar
siswa akan menggunakan SPSS 16.2 for windows.
Agar analisis yang dilakukan bisa menggunakan teknik
Statistik Parametrik-Paired Sample “t” test maka sebelum
dilaksanakannya uji tersebut, maka harus dilakukan Teknik
Perhitungan Uji Asumsi Normalitas, Jika data penelitian memenuhi uji
asumsi normalitas (p>0,05) maka dapat dilakukan pengolahan data
menggunakan teknik Statistik Parametrik-Paired Sample “t” test (Uji t)
Untuk melakukan analisis data kuantitatif peneliti menggunakan :
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data penelitian
berdistribusi secara normal atau tidak. Ketika hasil menunjukkan
nilai p>0,05 maka data dinyatakan normal dan, sedangkan ketika
34
hasil p<0,05 data dinyatakan tidak normal dinyatakan tidak
beristribusi secara normal.
Adapun ketika data penelitian lolos memenuhi uji asumsi
normalitas (p>0,05) maka dapat dilakukan pengelolaan data teknik
Statistik Parametrik-Paired Sample “t” test (Uji t), jika tidak lolos
memenuhi lolos memenuhi uji asumsi normalitas (p<0,05) maka
dapat dilakukan pengelolaan data menggunakan non teknik
Statistik Parametrik-Paired Sample “t” test. 43
(2) Uji Tes “t” (Teknik Statistik Parametrik-Paired Sample “t” test)
Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji
ada tidaknya perbedaan pada variabel tergantung yang bersifat
rasio yang disebabkan oleh 1 variabel bebas yang bersifat
nominal.44 Untuk mengetahui adanya perbedaan signifikan uji tes t
dilakukan dengan jasa komputer SPSS 16.2 for windows.
Ketika tidak bisa menggunakan jasa komputer SPSS 16.2
maka bias menggunakan penghitungan uji Parametrik-Paired
Sample “t” secara manual, test bisa menggunakan Rumus berikut
ini :
t = MD
SEMD
Keterangan :
MD: Mean of Difference (Selisih nilai rata-rata skor variabel I dan
II)
43
Suseno, Modul Praktikum Statistik, (Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, 2011), hlm.8 44
Ibid,hlm.19.
35
MD dapat diperoleh dengan rumus MD =
= Selisih Sekor variable 1(X)dan skor variable 2 (Y)D dapat
diperoleh dengan rumus :
D = X-Y
N = Number of Cases (Jumlah Subjek yang diteliti)
SEMD = Standard Eror (Standart Kesesatan) dari Mean of
Difference yang dapat diperoleh dengan rumus :
SEMD = SDD
√
SDD = Devisi Standart dari perbedaan skor variable 1 dan skor
variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus:
√
(
)
N= Number of Clases
Rumus ini digunakan dalam menghitung t dalam sampel kecil (N
kurang dari 30)45
, Juga rumus di atas sebagai alat hitung data untuk
mengetahui peningkatkan pemahaman siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong dalam pembelajaran Imla’ setelah mengunakan kolaborasi
Cooperative Learning dan metode Herbart.
45
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2011), hlm. 305-306
36
H. Sismatika Pembahasan
Agar membentuk suatu pembahasan yang utuh dan terarah, maka penulis
mensajikan tiga sistematika pembahasan sebagai gambaran umum skripsi, yaitu:
1. Bagian Muka,memuat : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran
2. Bagian isi, memuat :
Bab I : berisi tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka kerangka
teori, metode penelitian, hipotesis dan sistematika pembahasaan;
Bab II : berisi tentang gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Negeri
Pundong Bantul Yogyakarta yang terdiri dari letak geografis, sejarah
bediri dan perkembangannya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan
karyawan, serta kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki;
Bab III : berisi tentang laporan hasil kolaborasi Cooperative Learning
dengan metode Herbart dalam pembelajaran Imla’ yang mencangkup
deskripsi data, dan anlisis hasil dari penelitian;
Bab IV : berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup
3. Bagian akhir, meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
37
BAB II
GAMBARAN UMUM MTs NEGERI PUNDONG BANTUL
A. Letak Geografis
MTs Negeri Pundong secara geografis terletak di Dusun Grudo Desa
Penjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul tepatnya Jalan Parangtritis
Km. 19 Dusun Grudo RT 1 Kelurahan Panjangrejo kecamatn Pundong Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Letak MTs Negeri Pundong berada di antara pemukiman
warga dan dekat dengan sentra industri gerabah Pundong. Dilihat dari segi
transportasi MTs Negeri Pundong cukup strategis dan dapat dijangkau kendaraan
umum karena hanya kurang lebih 300 m dari jalan parangtritis.
Adapun perincian identitas MTs Negeri Pundong sebagai berikut :
Identitas Madrasah
1) Nama Madrasah : MTs N Pundong Bantul
2) Alamat/Desa : Grudo, Panjangrejo
- Kecamatan : Pundong
- Kabupaten : Bantul
- Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta (Kode
Pos 55771)
- Nomor Telepon : 02747494474
3) Nama Yayasan **) : -
4) Satus Madrasah **) : Negeri
5) SK Kelembagaan : Nomor 16/1978 Tanggal : 16 Maret
1978
38
6) NSS : 211340204004
7) Tipe Madrasah : -
8) Tahun didirikan/ beroperasi : 1960
9) Status tanah : Bersertifikat
10) Luas Tanah : 5.205 m2
11) Nama Kepala Madrasah : Drs. Sutoyo
12) No SK Kepala Madrasah : W1/Ib/Pt/53/2a/2005
13) Masa Kerja KS : 1 Tahun ( di Madrasah ini )
14) Nomor Rekening/ Nama Bank : 0108637028/BNI Cabang Bantul
33-2
MTs N Pundong juga memiliki keunggulan lain yaitu lingkungan yang
kondusif untuk belajar karena jauh dari keramaian kota dan berada di lingkungan
perumahan warga sehingga kegiatan belajar dan mengajar tetap aman dan
nyaman. Adapun batas wilayah MTs N Pundong yaitu:
Sebelah Barat : Dusun Jamprit RT 1
Sebelah Timur : Dusun Grudo RT 1
Sebelah Selatan : Dusun Trobong
Sebelah Utara : Dusun Grudo RT 1 dan Dusun Jamprit RT 1
B. Sejarah Singkat
Pada Tahun 1965 Kiai Muh Uzaer bersama tokoh-tokoh agama di Kecamatan
Pundong merasa prihatin melihat kondisi masyarakat Islam yang mempunyai
pendidikan agama yang masih rendah. Maka, Pada tanggal 1 Agustus 1965
39
didirikanlah madrasah Pendidikan Guru Agama Nadhatul Ulama (PG NU) di
Dusun Grudo, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Kemudian dibangunlah
gedung sederhana dengan ukuran 4 X 9 m di atas tanah milik Pak Kodari seluas
550 meter persegi milik Pak Kodari.
Pada tahun 1968, PGA NU diusulkan kepada pemerintah agar statusnya
berubah menjadi PGA Negeri. Upaya itu berhasil; dengan keluarnya Surat
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 161/1969 tertanggal 14 November 1969.
Mulai saat itulah PGA NU berubah statusnya menjadi Pendidikan Guru 4 tahun
Pundong.
Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah tentang pembatasan madrasah-
madrasah keguruan pada tahun 1978, mengakibatkan PGA 4 tahun Pundong
berubah statusnya menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong dan disingkat
MTs N Pundong. Perubahan status ini dikuatkan dalam SK Menteri Agama RI
Nomor 16/1978 tertanggal 16 Maret 1978.
Pada tahun 1975 pemerintah mengeluarkan Surat Keputasan Bersama 3
Menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam
Negeri) Nomor 6/1975, nomor 037/U/1975 dan Nomor 38/1975. SKB tiga
menteri itu memungkinkan MTs N Pundong sama statusnya dengan madrasah
umum lainnya. SK Bersama tersebut menerangkan :
1. Ijazah MTs N sama dengan madrasah umum (SLTP) lainnya.
2. Siswa MTs N dapat melanjutkan ke madrasah umum setingkat lebih atas
(SMU) dan lainnya yang sederajat.
3. Siswa MTs N dapat pindah ke madrasah umum (SLTP) yang setingkat.
40
Para tokoh yang merintis berdirinya PGA NU (cikal bakal MTs N Pundong)
adalah :
Penasehat : Kyai Muh Uzaer (Almarhum)
Ketua : M Ruri Albani (almarhum)
Wakil Ketua : Muh Marzuqi
Sekretaris : M Ruslan
Bendahara : M Muthohar (Almarhum)
Pembantu Umum : 1. M Idris
2. Abdul Syakur
3. Syahroni (Almarhum)
4. Muhyiddin (Almarhum)
5. M Tachsis.46
Tabel 1
Daftar Kepala Madrasah MTs N Pundong
No Nama Kepala Madrasah Nama Madrasah Masa Bakti Keterangan
01 Drs. Sukamto PGA NU 1965 – 1971 Almarhum
02 M Ruslan, B.A. PGA 4 Th. Pundong 1971 – 1976
03 M Dasran, B.A. MTs N Pundong 1976 – 1984 Kepsek I
04 M Syaibani MTs N Pundong 1984 - 1994 Kepsek II
05 Drs. Asroruddin AR MTs N Pundong 1994 – 1996 Kepsek III
06 Drs. H Munawir AF MTs N Pundong 1996 - 1999 Kepsek IV
07 Drs. Suratman MTs N Pundong 1999 - 2001 Kepsek V
46
Dokumentasi Tata Usaha MTs N pundong
41
08 M Hani, B.Sc MTs N Pundong 2001 - 2004 Kepsek VI
09 Mulyadi, S.Pd. MTs N Pundong 2004 - 2006 Kepsek VII
10 Drs. Paiman MTs N Pundong 2006 - 2009 Kepsek VIII
11 Hj. Sri Pangatun, S.Pd MTs N Pundong 2009 - 2011 Kepsek IX`
12 Drs. Sutoyo MTs N Pundong 2011- Kepsek X
C. Visi dan Misi serta Tujuan
1) Visi Madrasah
Membentuk siswa menjadi :
Mandiri, Unggul, Trampil, Islami, Alim, Rajin dan Amanah ( MUTIARA)
2) Misi Madrasah
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif,
efektif, inovatif, menyenangkan dan mencerahkan, sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga madrasah.
c. Membekali siswa dengan Life skill/ketrampilan.
d. Menghidupkan pendidikan berruh Islam, menggiatkan ibadah,
memperteguh keimanan dan berakhlakul karimah.
e. Memadukan penyelenggaraan pendidikan agama Islam dengan
pendidikan umum.
f. Menyelenggarakan pendidikan yang berbudaya tinggi dan Islami.
42
g. Menerapkan manajemen yang partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga madrasah dan komite madrasah.
h. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan dapat
dipercaya.47
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi MTs N Pundong adalah sebagai berikut :
Kepala madrasah : Drs. Sutoyo
Kepala Urusan Tata Usaha : Isti Wahyuni, S.Pd
Waka Kurikulum : Yuli Marhaeni, S.Pd
Waka Kesiswaan : Sugeng Muhari, S.Pd. SI
Waka Urusan Sarpras : Hj. Siti Zaenab, S.Pd
Waka Humas : Drs. Sutanto
Kepala LAB TIK : Etik Susti Sumarni, S.Pd
Kepala Perpustakaan : Siwi Kusrahayuni, S.Pd
Kepala LAB Bahasa : Drs. Rusmantara
Kepala LAB IPA : Nur Siwi Dasawati, S.Pd
Pembina OSIS I : Sudiyati
Pembina OSIS II : Joko Purwanto, S.Pd
Wali Kelas VII A : Sudiyati
Wali Kelas VII B : Ngadirah, S.Pd.I
47
Dokumentasi Tata Usaha MTs Negeri Pundong
43
Wali Kelas VII C : Etik Susti Sumarni, S.Pd
Wali Kelas VII D : Ari Andaryati, S.Pd
Wali Kelas VII E : Sulaimah, S. Pd. I
Wali Kelas VIII A : Sri Astuti Budiasih, S.Pd
Wali Kelas VIII B : Ruri Swandari Murti, S.Pd
Wali Kelas VIII C : Siwi Kusrahayuni, S.Pd
Wali Kelas IX A : Wijiyati, S.Pd
Wali Kelas IX B : Umi Janatun, BA
Wali Kelas IX C : Istinah, S.Pd
Wali Kelas IX D : Rohmawati, S.Ag48
E. Guru dan Karyawan
Jumlah keseluruhan guru adalah 29 orang yang terdiri dari beberapa orang
yang berpendidikan diploma dan yang lainnya berpendidikan strata satu. Dari
keseluruahan jumlah tersebut, 27 diantaranya adalah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 1 diantaranya berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT)
di MTs N Pundong. Dari total guru yang ada, 26 guru diantaranya telah lulus
sertifikasi guru. Sedangkan untuk karyawannya berjumlah 6 orang. Adapun nama-
nama guru dan karyawan MTs N Pundong sebagai berikut :
48
Dokumen Surat Keputusan Kepala Sekolah MTs Negeri Pundong TA 2012-2013
44
Tabel 2
Nama-nama guru dan karyawan MTs N Pundong 2012-2013
No. Nama & NIP Gol/
ruang
Jabatan
guru
Bidang Studi
1 Drs. Sutoyo IV/a Pembina Kepala Madrasah
Kepala Madrasah 19620604 198303 1 002
2 Drs Sutanto IV/a Pembina Kertangkes,
Waka Humas 19680615 199403 1 005
3 Drs. Sumeh Suhartanto IV/a Pembina BK
19641230 199403 1 001
4 Umi Janatun, BA IV/a Pembina Aqidah Akhlak,
Wali Kelas IX B 19580616 198703 2 002
5 Yuli Marhaeni, S. Pd IV/a Pembina Matematika ,
Waka Kurikulum 19690726 199202 2 001
6 Rohmawati, S. Ag IV/a Pembina IPA
Wali Kelas IX D 19700528 199503 2 001
7 Istinah, S. Pd IV/a Pembina Bahasa Inggris
Wali Kelas IX C 19661225 199203 2 005
8 Sulaimah, S. Pd.I IV/a Pembina Fiqih
Wali kelas VII E 19570327 199203 2 001
9 Etik Susti Sumarni, S. PD IV/a Pembina PKn, IPS
Wali Kelas VII C
Kepala Lab. TIK
19680715 199303 2 001
45
10 Ari Andaryati, S. Pd IV/a Pembina IPA
Wali Kelas VII D 19690211 199403 2 002
11 Nur Siwi Dasawati, S. Pd IV/a Pembina IPA, Kepala Lab.
IPA
Staf Kurikulum
19670303 199403 2 002
12 Drs. Rusmantara IV/a Pembina Bahasa Indonesia
Kepala Lab.
Bahasa
19671204 199903 1 002
13 Ngadilan, S. Pd IV/a Pembina Penjaskes
Staf Sarpra 19700903 199903 1 001
14 Ngadirah, S. Pd. I IV/a Pembina Quran Hadits
Wali Kelas VII B 19690712 199403 2 002
15 Jumanudin, M. Pd.I III/d Guru
dewasa
Bahasa Arab
19690923 199803 1 006
16 Hj. Siti Zaenab, S. Pd IV/a Guru
Pembina
PKn, IPS
Waka Sarpra 19620706 198502 2 003
17 Wijiyati, S. Pd IV/a Guru
Pembina
Matematika
Walikelas IX A 19701205 199412 2 002
18 Sulistriyani, S.Pd IV/a Guru
Pembina
IPS
19720327 199803 2 001
19 Sri Astuti Budiasih, S.Pd IV/a Guru
Pembina
Matematika
Wali Kelas VIII A 19670724 199412 2 005
46
20 Sudiyati III/d Guru
Dewasa
Tk I
Matematika,
Bahasa Jawa, Wali
Kelas VII A,
Pembina Osis
195704 198502 2 001
21 Muntaha, S.Pd III/c Guru
Dewasa
Bhs Indonesia,
Koordinator
keagamaan
1961921 200312 1 002
22 Sugeng Muhari, S. Pd. SI III/c Guru
Dewasa
Matematika,
Waka Kesiswaaan 19800315 200501 1 001
23
Joko Purwanto, S. Pd III/c Guru
Dewasa
Bahasa Inggris,
Pembina Osis
19800610 200501 1 006
24 Suharmanto, S. Pd III/c Guru
Dewasa
IPA
Staf Kurikulum 19701225 200312 1 001
25 Siwi Kusrahayuni, S. Pd III/a Guru
Madya
PKn, Kep. Perpus,
Wali Kelas VIII C 150425161
26 Sri Suratmini, S. Pd BK BK, Bahasa Jawa,
Staf Perpustakaan
27 Yeni Fathanah, S. Ag III/a Guru
Madya
SKI
Bendahara BOS 19720823 200710 2 003
28 Ruri Swandari Murti, S. Pd
19810915 200710 2001 III/a Guru
Madya
TIK, Wali Kelas
VIII B
47
Daftar karyawan
No. Nama Gol/ruang Jabatan
1 Isti Wahyuni, S. Pd III/d Kepala TU
19720521 199803 2 001
2 Haryana III/b Bendahara Madrasah
19620104 198903 1 001
3 Rohmat Riyadi III/b Staff sub bag ortala dan
kepegawaian 19610327 198703 1 002
4 Muhani III/b Staff sub bag ortala dan
kepegawaian 11111111 111111 1 000
5 Tri Lestari III/b Staff sub bag ortala dan
kepegawaian 19650824 198711 2 001
6 Endarti PTT Staff TU 49
F. Siswa
Latar belakang siswa MTs N Pundong bukanlah tipikal siswa kota pada
umumnya, tetapi tipikal siswa desa. Sebagian besar dari mereka berasal dari
keadaan ekonomi menengah ke bawah, yang orang tuanya bermata pencaharian
sebagai buruh Petani. Meskipun ada beberapa yang orang tuanya sebagai pegawai,
baik swasta maupun negeri. Siswa-siswi MTs N Pundong secara keseluruhan
mempunyai perilaku yang baik sesuai dengan tata krama yang berlaku, meskipun
terdapat beberapa siswa yang harus mendapatkan perhatian lebih. Rata-rata siswa
49
Dokumentasi Tata Usaha MTs Negeri Pundong
48
mematuhi peraturan madrasah yang berlaku. Beberapa siswa ada yang berlatar
belakang pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI). Namun tidak sedikit yang
berasal dari Sekolah Dasar umum. Secara fisik tampilan seluruh siswa sama
dengan seragam madrasah pada umumnya. Hari senin-selasa: berseragam biru-
putih, hari rabu-kamis: berseragam identitas yang berwarna cokelat muda, dan
pada hari jumat-sabtu berseragam batik khusus MTs N Pundong. Mungkin
perbedaan sedikit terlihat dengan gaya beberapa siswa dalam mengenakan jilbab
dan sedikit aksesoris yang menandakan usia perkembangan transisi dari anak-
anak menuju dewasa begitu pula yang laki-laki terdapat yang model potong
rambutnya ala korea sehingga hasil akhir dipotong ulang oleh pihak Bimbingan
Konseling (BK)MTs Negeri Pundong bapak Sumeh Suhartanto 50
.
Adapun data jumlah siswa MTs N Pundong adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah Siswa MTs N Pundong T.A 2012-2013
No Kelas L P Total
Per-Kelas Per-Tingkatan
1 7A 10 12 22 110
2 7B 10 12 22
3 7C 10 12 22
4 7D 10 12 22
5 7E 11 11 22
Jumlah 51 59
50
Hasil Observasi Peneliti pada saat PPL-KKN Integratif UIN 2012
49
4 8A 7 9 16 50
5 8B 6 11 17
6 8C 8 9 17
Jumlah 21 29
8 9A 6 9 15
60
9 9B 6 9 15
10 9C 6 9 15
11 9D 6 9 15
Jumlah 24 36
Total 96 124 220
G. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki MTs N Pundong tergolong lengkap.
Bangunan gedung yang baru sejak tahun 2006 pasca gempa memiliki bentuk yang
ideal untuk proses belajar mengajar. Hal itu dapat dilihat pada bangunan gedung
yang representative, semua lantai baik dalam kelas maupun ruangan lain sudah
berlantaikan keramik. Masing-masing ruang kelas berukuran antara 7 x 6 meter.
Setiap kelas telah dipasang kipas angin yang terpasang ditengah-tengah ruangan.
Ventilasi maupun pencahayaan dalam ruangan kelas cukup baik. Ruang guru laki-
laki dan perempuan telah dipisahkan, begitu juga dengan ruang tata usaha. Sarana
dan prasarana yang dimiliki madrasah sudah sangat memadai untuk
keberlangsungan proses belajar mengajar jaman sekarang. Selain sudah
tersedianya peralatan audio visual sebagai pendukung proses pembelajaran, hal
50
tersebut dibuktikan dengan sudah tersedianya peralatan ekstrakurikuler yang
lengkap untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah. Adapun peralatan ekstrakurikuler
yang dimaksud adalah perangkat alat drum band, perangkat alat band, dan mesin
jahit. Meskipun kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya sebatas itu saja. Halaman
madrasah dipergunakan untuk lapangan basket, sepak bola dan bola voli. Halaman
yang dikelilingi bangunan telah ditanami beberapa pohon perindang sehingga
tampak teduh dan hijau. Berdasarkan akreditasi madrasah pada tahun 2009, MTs
N Pundong termasuk madrasah yang mempunyai akreditasi “A”. Secara umum
sarana dan prasarana yang terdapat pada MTs N pundong tergolong lengkap dan
memenuhi standar minimal operasional madrasah. Adapun rincian sarana dan
prasarana di MTs N Pundong adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Daftar Sarana dan Prasarana MTs N Pundong
No Nama Jumlah
1 Mushalla 1
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 2
4 Ruang TU 1
5 Ruang Kelas 12
6 Ruang Perpustakaan 1
7 Ruang Laboratorium MIPA 1
8 Ruang Laboratorium Komputer 1
9 Ruang Laboratorium Bahasa dan Audio Visual 1
51
10 Ruang UKS 2
11 Ruang BK 1
12 Ruang OSIS + Koperasi 1
13 Ruang Drum Band 1
14 Ruang Studio Musik 1
15 Tempat Kendaraan Guru 1
16 Tempat Kendaraan Siswa 2
17 Gudang 2
18 Toilet Putra/Putri 8
19 Toilet Guru 4
20 LCD 2
21 Kantin 2
22 Lapangan Olah Raga 1
23 Apotek Hidup 1
24 Ruang PU 1
H. Proses KBM dan Ekstrakurikuler
Proses Kegiatan Belajar Mengajar di MTs N Pundong layaknya sekolah
yang lain pada umumnya. Proses KBM dilaksanakan pada hari Senin sampai
Sabtu. Pada hari Senin sampai Sabtu, kecuali hari Jum‟at, proses KBM
dilaksanakan pada pukul 07.00 sampai 13.10 WIB. Pada hari Jum‟at proses KBM
dilaksanakan pada pukul 07.00 sampai 11.00 WIB. Sebelum dimulainya proses
KBM, siswa-siswi MTs N Pundong diwajibkan melaksanakan sholat dhuha secara
52
berjama‟ah. Pelaksanaan shalat dhuha dilaksanakan di Mushala MTs N Pundong
Bantul yang dipimpin oleh Bapak Guru. Pelaksanaan shalat dhuha dimulai pada
pukul 06.45 WIB, sehingga siswa diwajibkan sampai ke MTs N Pundong sebelum
jam 06.45 WIB. Setelah siswa-siswi melaksanakan shalat dhuha, mereka masuk
kelas untuk melaksanakan tadarus bersama dipimpin oleh bapak/Ibu Guru yang
mengajar pada jam pelajaran pertama. Pada siang hari, seluruh warga madrasah
melaksanakan sholat dhuhur secara berjamaah yang dilaksanakan pada pukul
12.00 sampai 12.30 WIB.
Ekstrakurikuler di MTs N pundong termasuk lengkap. Jenis ekstrakurikuler
yang ada di MTs N Pundong terbagi menjadi dua, yaitu ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler yang termasuk wajib adalah Pengenalan
dan pembelajaran baca tulis Alquran (Iqro’’) dan Pramuka. Sedangkan
ekstrakurikuler yang termasuk pilihan antara lain : Bahasa Arab, drum band,
group band, bola voli, tenis, catur, Sepak bola, Rebana.
Adapun pembagian harinya sebagai berikut :
Jam 13:25-14:45
Hari/Kelas VII VIII IX
Senin Iqra’ Catur Les UN
Selasa Iqra’ bola voli Les UN
Rabu Iqra’ Bhs. Arab Les UN
Kamis Iqra’ Bhs. Arab Les UN
Jumat Simaan Al-Quran atau membaca Al Bardzanji
(Khusus Putri ) jam 12:00-selesai
Sabtu Iqra’ group band Les UN
53
Jam 15.30-16:30
Hari/Kelas VII VIII IX
Senin - Les UN
Selasa Tenis Les UN
Rabu Pramuka Les UN
Kamis Rebana Les UN
Jumat Sepak Bola
Sabtu drum band
Demikian garis besar tentang Kegiatan Belajar Mengajar dan Ekstrakulikuler.
54
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan kolaborasi Cooperative Learning dengan metode Herbart
dalam pembelajaran Imla’ siswa kelas VII A di MTs Negeri Pundong
Bantul
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di MTs Negeri
Pundong ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman
siswa kelas VII A dalam belajar Imla’ dengan mengunakan kolaborasi
metode Herbart dengan Cooperative Learning. Penelitian ini dilakukan
dengan tiga siklus. Penelitian mulai berlangsung pada hari rabu, tanggal 14
November 2012, kemudian dilanjutkan siklus II dan III pada tanggal 21, dan
28 pada bulan yang sama yaitu November tahun 2012.
Penelitian dilaksanakan dengan cara bertahap dan saling berkaitan
antara siklus satu dengan yang lainnya, hal ini bertujuan agar hasil yang di
dapat sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kelas yang digunakan dalam
penelitian ini hanya satu kelas yaitu kelas VII A yang berjumlah 22 siswa,
yang terdiri dari 10 siswa dan 12 siswi yang berasal dari Sekolah Dasar
sebanyak 18 dan 4 siswa berasal dari Madrasah Ibtidaiyah.
Pembelajaran bahasa Arab di kelas VII A sesuai dengan jadwal
Tahun Ajaran 2012/2013 Semester Ganjil jatuh pada hari rabu pada jam
pertama yaitu pukul 07.00-08.20 tetapi sesuai dengan keputusan kepala
sekolah 10 menit pertama digunakan untuk membaca Al-Quran juz 30 guna
55
menanamkan rasa cinta dan menanam moral bagi anak didiknya dan guru jam
pertama harus memimpin bacaan Al-Quran. Dalam pelaksanaanya guru
masuk ke dalam kelas setelah Shalat Dhuha yang dilaksanakan pada pukul
06.45.
Sebelum peneliti menerapkan kolaborasi metode Herbart dengan
Cooperative Learning yang akan digunakan untuk meningkatkan kepahaman
siswa dalam pembelajaran Imla’ jenis Manqul terlebih dahulu melakukan
Pre-test untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul.
Tabel 5
Hasil nilai Pre-test siswa kelas VII A MTs N Pundong
No Nama Pre test
1 Aditya Pribadi 30
2 Alfian Wibisono 25
3 Apri Suryatiningsih 45
4 Arini Hidayati 35
5 Dzayyit Nur R 35
6 Ery Aprianto 40
7 Ery Setiawan 25
8 Fitri Alfaini 35
9 Ida Ayu Nursanti 25
10 Ika Rismintari 30
11 Irfan Fachrurozi 30
12 Meilan Wulandari 35
13 Noviani Khasanah 35
14 Retnoayu Kumaladewi 40
15 Reynaldi 30
16 Senia Cincinati 40
17 Sevia Pratiwi 35
18 Tuti Afriyanti 50
`19 Ulya Khikmawati 45
20 Yuli Mulyanto 35
21 Yusuf Syah Putra 30
22 Zudi Sakuri 30
56
Setelah diperoleh nilai Pre-test dan rata-rata nilainya adalah
39,55. Selanjutnya peneliti mengadakan treatment yaitu melaksanakan
pembelajaran Imla’ dengan menggunakan kolaborasi metode Herbart
dengan Cooperative Learning di kelas VII A yang berjumlah 22 peserta
didik.
Selama penelitian dilapangan, treatment ini hannya dapat
dilakukan sebannyak tiga kali tatap muka dengan durasi waktu masing-
masing 2x40 menit (2 jam pelajaran) dan dilaksanakan pada pembelajaran
formal yaitu hari Rabu disetiap minggu dengan berurutan.
Adapun paparan data secara detail hasil penelitian, sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan (Plan)
Sebelum melakukan tindakan, peneliti berkonsultasi terlebih
dahulu dengan guru mata pelajaran bahasa Arab MTs N Pundong
mengenai prosedur pengajaran Imla’ yang biasaya dilakukan dan
bagaimana baiknya pelajaran Imla’ untuk diterapkan pada kolaborasi
metode Herbart dengan Cooperative Learning yang akan penulis
laksanakan pada siklus pertama di kelas VII A MTs Negeri Pundong.
Jumlah 760
Tertinggi 50
Terendah 25
Rata-rata 34,54
57
Sebagaimana yang diucapkan beliau bapak Jumanudin
dikediamannya, beliau berpesan ketika dalam praktek penelitian teks
bacaaan yang digunakan jangan terlalu panjang, kawatirnya waktu
pembelajaran habis untuk menulis, untuk teks bacaannya bisa
menggunakan teks yang ada di buku paket kelas VII dan ketika
membuat kelompok-kelompok belajar jangan terlalu besar, 4 sampai 5
siswa saja.
Adapun pelaksanaan pertama dilaksanakan pada hari
Rabu sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Arab di kelas VII
A, saat ini tanggal 14 November 2012. Sebelum melaksanakan
pembelajaran penulis membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. RPP ini dibuat oleh
penulis digunakan sebagai acuan dalam melakukan
pembelajaran dan materi pada setiap pertemuannya. Penulis
juga akan melakasanakan Post-test disetiap akhir
pertemuannya agar bisa mengetahui perubahan dari
pembelajaran Imla’ dengan menggunakan kolaborasi
Coopertive Learning dengan metode Herbart, khusus dsiklus
pertama ini, penulis juga mengadakan Pre-test diawal sebelum
penulis melakukan pembelajaran.
b. Tindakan (Act)
Pada siklus pertama ini, sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh penulis dan sesuai materi
58
yang telah tercantum dalam RPP adalah cara penulisan tanda baca
(ḥarakat) baik fathāh, kasrah, ẓhamah, fathatain, kasrahtain,
ẓhamahtain dan sukun serta cara penulisan huruf س،ش،ط،ظ،ص،ض
yang diaplikasikan dalam sebiah teks yang berjudul التلميذ .
Sebelum melaksanakan pembelajaran, tepat pada pukul 07.00
penulis yang telah diberikan izin dan didamping oleh guru bahasa
Arab langsung membuka pembelajaran dengan ucapan salam yang
diikuti oleh para siswa dengan jawaban salam yang lantang,
selanjutnya penulis memimpin membacaan Al Quran juz 30 atau
biasa di sebut Juz „Amma yang telah menjadi jadawal rutin sebelum
melaksanakan pelajaran pertama pada jam pertama selama 10 menit,
tepatnya membaca surat Al- fil sampai At-Takatsur yang dilanjutkan
dengan pembacaan presensi untuk mengetahui siapa yang tidak masuk
pada pertemuan kali ini, alhamdulilah hasilnya Nihil yang artinya
berangkat semua.
Sebelum melakukan pembelajaran penulis terlebih dahulu
memaparkan tujuan dan memberikan gambaran secara umum tentang
pembelajaran Imla’ dengan menggunakan kolaborasi Coopertive
Learning dengan metode Herbart yang akan dilaksanakan pada
pertemuan pertama dan berikutnya, karena para siswa belum tahu dan
belum pernah melakukan pebelajaran Imla’ menggunakan kolaborasi
Coopertive Learning dengan metode Herbart.
59
Tidak lupa penulis juga memberikan Apperepsi kepada siswa,
yaitu mempersiapkan pikiran murid untuk menerima ilmu
pengetahuan yang akan kita sampaikan dengan cara menanyakan
kabar mereka dan menjelaskan tentang pentingnya bisa menulis
bahasa Arab karena pembeda antara siswa Madrasah Tsanawiyah
(MTs) dan Sekolah menengah Pertama (SMP) dititik bisa tidaknya
menulis dan membaca bahasa Arab. Selain itu Apperersi ini adalah
langkah awal yang digunakan dalam metode Herbart.
Setelah itu penulis langsung memberikan bahan baru yaitu
tentang penulisan ḥarakat serta huruf س،ش،ط،ظ،ص،ض di papan
tulis satu persatu, sekaligus memberikan hubungan bahan seperti
memberikan gambaran bentuk tanda bacanya (ḥarokat) dengan garis
miring yang ditulis dari atas kemudian turun kebawah ketika menulis
fatahah dan kasrah, begitu juga ketika menulis huruf س, ش seperti
mengambar gigi dan ط seperti kaki badut yang pake sepatu dan
ketika ش dan ظ tinggal dikasih titik saja, hubungan bahan ini sifatnya
bebas dalam mengaitkan pengetahuan umum yang siwa miliki karena
tujuan hubungan bahan ini agar siswa itu selalu ingat dengan bahan
baru yang baru saja disampaikan oleh penulis. Pada saat pemberian
bahan baru dan hubungan bahan kondisi para siswa masih terdapat
siswa yang tidak begitu menghiraukan diantaranya Reynaldi yang
duduk berdampingan dengan Zudi Sakuri.
60
Setelah penulis memberikan bahan baru dan hubungan baru
semua sesuai dengan RPP, penulis menyampaikan kesimpulan siklus
pertama ini, dengan cara mengulang inti pembicaraan yang tadi telah
penulis ucapkan. Kemudian penulis memperintahkan para siswa untuk
membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa untuk
mempraktekan apa yang telah didapatkannya dengan cara menyalin
teks yang berjudul التلميذذ yang telah penulis siapkan, hal ini sesuai
dengan pedoman pendekatan pembelajaran Cooperative Learning dan
pembelajaran Imla Manqul bagi pemula.
c. Pengamatan (Observe)
Pelaksanaan pada Siklus I siswa mulai menyesuaikan diri
terhadap metode baru yang telah diterapkan oleh peneliti. Kondisi
kelas lebih hidup dan siswa lebih aktif dan lebih antusias dalam
belajar. Peneliti mengarahkan pada para siswa untuk berkumpul sesuai
kelompok yang sudah ditentukan oleh peneliti untuk menyalin teks
bacaan yang sudah disediakan oleh peneliti. Setelah parasiswa
berkelompok dan menerima teks bacaan yang harus disalin mereka
serentak diam mengerjakannya walau pada awalnya ketika pembagian
kelompok mereka ramai untuk memilih teman yang akan menjadi
teman satu kelopoknya.
Tidak lama setelah kondisi tenang terdapat siswi yang
memberanikan diri bertanya, Arini Hidayati namanya. kondisi sesekali
rame karena keaktifan siswa bertannya tentang pelajaran yang belum
61
mereka pahami. Mereka sangat antusias dengan metode yang peneliti
terapkan dalam pembelajaran Imla’, itu bisa dilihat dari adanya siswa
bernama Alfian bertanya tentang perbedan huruf س dan ش, Arini
Hidayati yang bertanya tentang penulisan harokat dhomahtain dan
sukun sedangkan Senia Cincinati yang bertanya tentang penulisan
huruf ها tapi sayang pertnyaan ini belum saatnya ditanyakan karena
yang dibelajari, jadi penulis menjawab “untuk huruf هاakan dibahas
pada kesempatan berikutnya”. Tetapi beberapa siswa yang masih
merasa bingung untuk mengikuti proses pembelajaran terbukti dengan
pertanyaan yang dilntarkan oleh siswi yang bernama Ida Ayu Nursanti
“pak, ini ngerjainnya bagaimana ?”, peneliti langsung mendekati dan
memberikan penjelasan kepadanya agar bisa mengerjakan dan dengan
harapan pada siklus kedua nanti tidak ada siswa yang masih bingung
tentang metode yang diterapkan oleh peneliti.
Setelah para siswa diskusi dan mengerjakannya sudah selesai
penulis memerintahkan kepada siswa yang telah menyelesaikan
mengerjakan tugas segera dikumpulkan dan penulis sembari
memberikan pertanyaan ulang tentang pembelajaran yang baru saja
dilalui, banyak dari mereka merespon pertanyaan yang dilontarkan
oleh peneliti kepada mereka apa yang diajarkan pada pertemuan
berikutnya dan ada juga yang mengusulkan huruf ر yang dilontarkan
oleh Tuti Afriyanti dan ج oleh Yuli Mulyanto. Sehingga dari masukan
62
dari para siswa, peneliti pada pertemuan berikutnya akan mengulas
bagaimana caranya menulis huruf (ج،ح،خ،ر،س،ه).
Tidak terasa 2 jam pelajaranpun selesai beberapa tahap pun
sudah berlalu, penulis juga memberikan apresiasi kepada para siswa
karena mereka sudah berperan aktif dalam pembelajaran pada siklus
pertama ini, penulis juga perpesan kepada para siswa agar
mempersiapkan diri untuk pertemuan minggu depan. Terakhir peneliti
menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah bersama-sama
kemudian diakhiri dengan ucapan salam.
d. Refleksi
Setiap pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada setiap
siklusnya peneliti mengakhiri dengan refleksi. Refleksi ini
dilaksanakan setelah pelajaran selesai. Tujuan dari refleksi adalah
untuk mengevaluasi pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran Imla’
dengan menggunakan kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart
yang telah dilaksanakan, selain itu untung mengetahui kekurangan dan
masalah-masalah yang muncul untuk diperbaiki pada Siklus
berikutnya.
kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart memberikan
suasana yang berbeda dan memberikan kondisi kelas lebih hidup dan
kondusif. Walau awalnya terdapat beberapa siswa yang tidak begitu
memperhatikan tetapi pada saat pembagian kelompok belajar mereka
63
memperhatikan, mengerjakan dan serius dalam menyalin teks bacaan
yang telah disediakan oleh peneliti, Reynaldi namanya. Selain itu
Berdasarkan keseluruan tindakan pada siklus I ini yang
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara
umum pertemuan pada siklus pertama ini telah berjalan dengan baik
sesuai dengan rencana, tetapi terdapat kekurangan dalam pembagian
waktu belajar mengajar sehingga membutuhkan 7 menit lagi dari
waktu normal.
Dari pengamatan peneliti, beberapa siswa juga belum begitu
paham dengan metode yang digunakan dan beberapa meteri yang
diberikan oleh peneliti.
Adapun nilai Pos test siklus I siswa Kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul dalam pembelajaran Imla’ dengan menggunakan
kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart sebagai berikut :
Tabel 6
Nilai Post test siklus I siswa kelas VII A MTs N Pundong
No Nama Siklus I 1 Aditya Pribadi 30 2 Alfian Wibisono 30 3 Apri Suryatiningsih 50 4 Arini Hidayati 45 5 Dzayyit Nur R 35 6 Ery Aprianto 45 7 Ery Setiawan 25 8 Fitri Alfaini 40 9 Ida Ayu Nursanti 30 10 Ika Rismintari 30
64
2. Siklus II
a. Perencanaan (Plan)
Setelah peneliti menyelesaikan pembelajaran siklus I, peneliti
bergegas merencanakan pemberlajaran siklus II untuk lebih
membuktikan bahwa kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart
dapat meningkatkan kepahaman siswa dalam pembelajaran Imla’,
peneliti selain memperhatikan hal yang sudah terlaksana dengan baik
untuk dipertahankan, peneliti juga memperhatikan apa yang menjadi
kekurangan dalam siklus pertama sehingga dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajan dalam siklus II lebih meningkatkan dalam
segi bahan ajar dan pembagian waktu. Agar dalam pelaksanaan siklus
II dalam pembagian waktunya lebih tepat siswa juga dapat memahami
bahan ajar yang diberikan oleh peneliti dengan sempurna.
11 Irfan Fachrurozi 45 12 Meilan Wulandari 50 13 Noviani Khasanah 45 14 Retnoayu Kumaladewi 45 15 Reynaldi 40 16 Senia Cincinati 45 17 Sevia Pratiwi 40 18 Tuti Afriyanti 50
`19 Ulya Khikmawati 50 20 Yuli Mulyanto 40 21 Yusuf Syah Putra 30 22 Zudi Sakuri 30
Jumlah 870
Tertinggi 50
Terendah 25
Rata-rata 39,54
65
Peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti
masih mendapatkan kesempatan berbincang dengan bapak Jumanudin
guru bahasa Arab MTs Negeri pundong, beliau berpesan agar peneliti
memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dan mempertahankan apa
yang telah terlaksana dengan baik, selain itu jika memang siklus III
diperlukan untuk mendukung hasil dari penelitian, peneliti
diperbolehkan melaksanakan siklus III setelah melaksanakan pada
siklus II.
Peneliti juga mempersiapkan bahan uji Post-test yang ke dua
untuk mengetahui meningkat atau tidaknya kemampuan siswa kelas
VII A MTs Negeri Pundong Bantul dalam pembelajaran Imla’.
Adapun Post test kali ini sepertihalnya pada Post test pada siklus I
yaitu menitik beratkan pada menyalin teks bacaan dengan
memperhatikan teknis penulisan yang sesuai dengan qoaid
pembelajaran Imla Manqul tetapi beda dalam tema teks bacaan yaitu
ل ص ف ال .Dalam siklus II peneliti menitik fokuskan pada huruf ،هج،ح،خ،ر،ز
sesuai dengan kesepakatan pada akhir pembelajaran siklus I.
b. Tindakan (Art)
Kegiatan pembelajaran seperti yang sudah direncanakan dalam
Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan skema
yang sama dalam siklus I yaitu membuka pembelajaran dengan salam,
memimpin para siswa membaca Al-Quran saat itu surat Al-Insikoq
66
sampai surat At-Toriq kemudian disusul dengan pembacaan absen
dengan hasil yang sama yaitu nihil yang artinya berangkat semua.
Dalam siklus II peneliti tidak lupa memberikan gambaran dan
tujuan ulang tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari
Rabu, 21 November 2012 yaitu pembelajaran Imla‟ yang
menggunakan kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian Apperepsi sebagai stimulus
memepersiapkan keadaan siswa untuk menerima pelajaran dan
merupakan salah satu tahap dari metode Herbart yang harus dilakukan
pada awal sebelum pembelajaran dimulai.
Pada kali ini peneliti menanyakan kabar dan menanyakan
apakah para siswa di rumah mempelajari bahan ajar yang sudah
dibrikan pada pertemuan pertama, para siswa menjawab pertanyaan
pertama dengan lantang dengan jawaban “Alahamdulillah sehat”
tetapi ketika menjawab pertanyaan kedua, hanya seabagian saja yang
menjawab “belajar pak” ada juga yang menjawab “belajar tapi sedikit
pak” dan sebagian lagi tidak menjawab, tanpa menanyakan alasan
peneliti memberikan nasihat agar siapa saja yang ingin bisa, maka dia
harus berusaha. Salah satu usaha bagi siswa yang ingin mempunyai
tulisan bahasa Arab yang bagus harus berlatih dan berlatih agar tangan
kita lemas mudah untuk menulis bahasa Arab, hal ini sebagai
Apperepsi pada siklus kali ini.
67
Setelah melakukan tahap pertama dari metode Herbart yaitu
Apperepsi, peneliti masuk ke tahap kedua yaitu pemberian bahan
baru, peneliti memebrikan gambaran secara rinci bagaimana cara
menulis huruf ج،ح،خ،ر،س،ه, sekaligus memberikan hubungan bahan
huruf-huruf tersebut dengan kehidupan sekitar, seperti halnya ج،ح،خ
untuk lebih mudah mengingatnya peneliti memberikan gambaran
untuk cara menulis ج،ح،خ yaitu bagaikan menulis angka 2 yang di
balik, ketika menulis ر،س peneliti menganjurkan para siswa agar
mengingat bagaimana bentuk dari parang dan cara penulisannya tidak
boleh diatas garis harus dibawah garis dalam buku dan ketika menulis
-berada di tengah ه di ibaratkan membuat lingkaran kecil dan ketika ه
tengah kalimat diibaratkan huruf “b” dalam huruf latin Indonesia.
Tidak lama setelah itu semua, peneliti langsung memberikan
kesimpulan sebelum para siswa menerapkan bahan baru terhadap teks
bacaan dengan Cooperative Learning yang terdiri dari kelompok-
kelompok kecil terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Dalam
pembentukkan kelompok-kelompok belajar peneliti tidak lagi
menunjuk siapa teman kelompoknya, peneliti hanya memerintahkan
kepada para siswa agar membentuk kelompok seperti pertemuan
berikutnya tetapi kalu memang ingin ganti teman kelompoknya tidak
masalah asal tidak campur aduk antara laki-laki dan perempuan, para
siswa langsung membentuk kelompok dengan cepat dan rapi.
68
Setelah pembentukan kelompok sedah jadi, giliran peniliti
mendatangi para siswa serambi membegikan lembar teks bacaan yang
terkabung dengan lembar jawab siswa. Setelah dibagikan, siswa pun
langsung antusias untuk segera mengerjakan dengan serius sehingga
keadaan tercipta suasana yang hening kecuali ramai dengan beberapa
pertannyaan dari beberapa siswa yang merasa kesulitan, diantaranya
Ika Rismintari yang bertanya tentang huruf ه , Ery Setiawan bertanya
tentang penggandengan huruf خ ج، sedangkan Ida Ayu Nursanti,
Noviani Khasanah, dan Fitri Alfaini menginginkan persetujuan dari
peneliti apakah tulisan tangan mereka sudah baik apa belum,
kemudian setelah peneliti mendeksti dan melihat tulisan mereka
peneliti meng-iya kan bahwa tulisannya sudah tambah bagus tetapi
harus ditingkatkan lagi agar tulisannya lebih bagus lagi.
Tidak lama kemudian beberapa para siswa satu-persatu mulai
selesai dalam mengerjaskan tugasnya, kemudian penelitipun
menganjurkan kepada mereka agar mengoreksi terlebih dahulu agar
tulisannya benar-benar sudah selesai. Setelah selesai semua peneliti
menanyakan ulang tentang pelajaran hari ini, dari pertanyaan yang
dilontarkan peneliti terdapat beberapa siswa yang mereasa masih kaku
dalam menulis bahasa Arab yaitu Fitri Alfaini, Ery Aprianto dan
Reynaldi, selain itu juga ada yang menggusulkan pertemuan
berikutnya peneliti bisa membahas huruf ي dan و yang dilontarkan
69
oleh huruf Noviani Khasanah, huruf د oleh Retnoayu Kumaladewi,
huruf ع oleh Aditya Pribadi dan huruf ل oleh Ika Rismintari.
Setelah peneliti memberikan apresiasi kepada semua siswa
telah mengerjakan tugasnya secara serius sekaligus memberikan
penjelasan kalau seseorang ingin mmencapai cita-citanya harus
berusaha dengan sungguh-sungguh dan bersabar karena kesuksesan
tidak bisa dicapai dengan waktu yang singkat, selain itu peneliti
menyampaikan tentang rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya akan membahas ،و،ي ع،غ ل،م،د،ذ، , kemudian peneliti
menutup dengan hamdalah dan Salam.
c. Pengamatan (Obsevasi)
Pembelajaran Imla’ yang menggunakan kolaborasi
Cooperative Learning dan metode Herbart pada siklus II ini sudah
mendapatkan respon lebih baik daripada siklus sebelumnya, para
siswa merasa tertantang dan pengin menunjukkan kelebihan dalam
menulis bahasa Arab. Hal ini tidak lepas dari Apperepsi yang di
lontarkan oleh pemeliti pada tahap awal dalam metode Harbart.
Setelah beberapa waktu peneliti telah mengamati selama para
siswa dalam proses mengerjakan tugasnya dalam Cooperative
Learning yaitu menulis ulang teks bacaan yang sudah ditentukan oleh
peneliti. Peneliti mendapati para siswa dalam mengerjakan dengan
antusias, serius dan aktif. Peneliti juga mendapatkan hasil tulisan
mereka lebih bagus dari pada sebelumnya. Hal ini menunjukkan
70
peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Imla’ jenis
manqul dengan menggunakan kolaborasi Cooperative Learning dan
metode Herbart. Selain itu kolaborasi Cooperative Learning dan
metode Herbart bisa meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa
dalam proses pembelajaran. Selain itu para siswa juga berani
mengusulkan pendapat, terbukti dari para siswa ketika peneliti
menanyakan ulang tentang pelajaran siswa malah mengusulkan huruf
yang akan dibelajari pada pertemuan berikutnya sehingga peneliti
memaparkan bahwa pertemuan berikutnya akan membahas tentang
،و،ي ع،غ ل،م،د،ذ، .
Waktu dalam pembelajarannya pada siklus II terlaksana lebih
baik daripada siklus pertama yang harus menambahakan waktu 7
menit dari waktu yang sudah ditentukan, begitu pula bahan ajar yang
direncanakan terlaksana sesuai rencana.
d. Refleksi (Reflect)
Refleksi Siklus II ini dilakukan pada akhir pembelajaran
dengan tujuan yang sama pada refleksi pada siklus I yaitu melihat dan
menilai tingkat keberhasilan dan kekurangan pada siklus II ini yang
baru dilaksanakan pada pukul 07:00-08:25 pada hari Rabu, 21
November 2012.
Secara umum pelaksanaan umum pembelajaran siklus II sudah
terlaksana sesuai dengan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran yang
sudah direncanakan baik dilihat dari bahan ajar yang diberikan dan
71
pelaksanaan pembelajaran Imla’ yang dilakuakan dengan kolaborasi
Cooperative Learning dan Herbart. Waktu dalam pembelajarannya
pada siklus II terlaksana lebih baik daripada siklus pertama yang harus
menambahakan waktu 7 menit dari waktu yang sudah ditentukan,
begitu pula bahan ajar yang direncanakan terlaksana sesuai rencana.
Dilihat dari hasil Pos-test siklus II, terdapat peningkatan nilai
rata-rata, dilihat dari nilai rata-rata yang meningkat peneliti meyakini
bahwa terdapat peningkatan dalam pemahaman siwa ketika sudah
melaksanakan pembelajaran Imla’ dengan kolaborasi metode Harbart
dan Cooperative Learning. Adapun nilai Post tes siklus II sebagai
berikut :
Tabel 7
Nilai Pos test siklus II siswa Kelas VII A MTs N Pundong Bantul
No Nama Siklus II
1 Aditya Pribadi 35 2 Alfian Wibisono 30 3 Apri Suryatiningsih 50 4 Arini Hidayati 45 5 Dzayyit Nur R 45 6 Ery Aprianto 55 7 Ery Setiawan 35 8 Fitri Alfaini 50 9 Ida Ayu Nursanti 40 10 Ika Rismintari 40 11 Irfan Fachrurozi 50 12 Meilan Wulandari 50 13 Noviani Khasanah 55 14 Retnoayu Kumaladewi 50 15 Reynaldi 45 16 Senia Cincinati 45 17 Sevia Pratiwi 45 18 Tuti Afriyanti 55
72
3. Siklus III
a. Perencanaan (Plan)
Setelah peneliti melakaukan siklus II, peneliti melaksanakan
siklus III untuk melihat lebih lanjut bagaimana hasil dari kolaborasi
Cooperative Learning dan metode Herbart dalam pembelajaran Imla’.
Seperti siklus-siklus sebelumnya sebelum melaksanakan kolaborasi
Cooperative Learning dan metode Herbart dalam pemebelajaran Imla’
peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih
dahulu, agar pada pelaksanaannya bisa lebih baik dari pada siklus-
siklus sebelumnya walaupun pada siklus–siklus sebelumnya sudah
mendapati tingkat kepahaman siswa VII A MTs Negeri Pundong yang
dilihat dari hasil kerja siswa dalam menyalin teks bacaan yang sudah
dibuat dan disediakan oleh peneliti.
Pada siklus III ini peneliti tidak lagi berkonsultasi dengan guru
bahasa Arab karena siklus III ini merupakan pengembangan dari
siklus-siklus sebelumnya, hal ini dilandaskan atas saran guru bahasa
Arab pada konsultasi siklus ke II, yang mengatakan bahwa ketika
peneliti ingin lagi meneruskan ke siklus III langsung saja membuat
`19 Ulya Khikmawati 55 20 Yuli Mulyanto 40 21 Yusuf Syah Putra 40 22 Zudi Sakuri 50
Jumlah 1005
Tertinggi 55
Terendah 30
Rata-rata 45,68
73
RPP karena hasil dari siklus I dan II hasilnya sudah terlihat
meningkat.
Seperti peneliti sampaikan pada siklus II peneliti pada siklus
III akan memfokuskan cara menulis huruf ل،م،د،ذ،ع،غ،ي. Kemudian
peneliti juga akan melakukan Post-test yang akan dilaksanakan
setelah melaksanakan kolaborasi metode Herbart dengan
Cooperative Learning. Adapun teks bacaan yang akan digunakan
dalam Post test berjudul البيت yang dibuat dan disediakan oleh
peneliti sendiri
b. Tindakan (Act)
Siklus III ini dilaksanakan pada 28 November 2012, tepatnya
pada hari Rabu. Sesuai jadwal hari Rabu jam pertama merupakan
jadwal pelajaran di kelas VII A MTs Negeri Pundong. Peneliti pada
kesempatan kali ini seperti hari-hari sebelumnya yaitu setelah
terlaksanya salat dhuha dan membuka pembelajaran pada pukul 07.01
dengan Salam. Setelah salam dijawab oleh para siswa langsung
mengambil dan membuka Juz „Amma untuk segera dibacany. Peneliti
memimpin bacaan Juz „Amma melanjutkan bacaan hari selasa yaitu
surat An-Naziat.
Kemudian peneliti membaca absensi kelas untuk mengetahui
tingkat kehadiran pada siklus III ini, pada kesempatan kali ini terdapat
satu siswa yang tidak berangkat yaitu Zudi Sakuri dengan tanpa alasan
atau Alpa.
74
Membaca absenpun sudah selesai, sehingga peneliti masuk
kelangkah pertama dalam metode Herbart yaitu Apperepsi. Pada
kesempatan kali ini sebelum memberikan Apperepsi peneliti
bemberikan penjelasan ulang tentang tujuan dan sistem pembelajaran
yang akan dipakai dalam pembelajaran Imla’. Kemudian peneliti
menanyakan keadaan para siswa setelah itu peneliti memberikan
pesan kepada para siswa karena siklus III merupakan pertemuan
terakhir dalam belajar bersama peneliti tentang Imla‟, peneliti
berpesan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, agar tulisan
bahasa Arab para siswa lebih bagus dari sebelumnya, hal inilah yang
menjadi Apperepsi pada pertemuan kali ini.
Setelah dirasa sudah cukup, peneliti langsung memberikan
bahan baru tentang penulisan ل،م،د،ذ،ع،غ،ي dan hubungan bahan
kepada para siswa di papan tulis. Adapun ع،غ diibaratkan sebagai
angka 4 dalam bahasa Arab, د،ذ diibaratkan sebagai pembuatan sudat
90 derajat dan ل sebagai alat pancing serta penulisan ي seperti huruf
“s” yang belakangnya diperpanjang.
Setelah penjelasan selesai, peneliti menyimpulkan materi yang
sudah diberikan kepada para sisiwa sehingga peneliti memberikan
waktu kepada para siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil
untuk mempraktekkan materi yang sudah diberikan kedalam
pendekatan Cooperative Learning yang terdiri dari 4 siswa dalam satu
75
kelompoknya. Adapun materi teks bacaan yang menjadi bahan ajar
mempraktekan bahan yang sudah diajarkan berjudul الب ي ت.
Tidak lama setelah para siswa selesai menyalin teks bacaan
kedalam kertas tugas serta menggumpulkan menjadi satu, peneliti
menanyakan ulang kepada para siswa tentang bahan baru pada
pertemuan terakhir ini. Peneliti juga memberikan appresiasi kepada
seluruh siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong setelah usai semua
serta peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada para siswa dan
maaf atas kesalahan yang dilakukannya baik sengaja maupun tidak.
c. Pengamatan (Observe)
Setelah melaksanakan siklus III sebagai penelitian terakhir
masih diikuti secara antusias oleh para siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong, selama pembelajaran dan proses pekerjan tugas para siswa
mengikitinya dengan aktif dan tenang, dalam hasil pekerjaan sisiwa
pun ketika dilihat dari hasil kerja siswa yang dilakukan dengan
kolaborasi metode Harbart dan Coopertive Learning hasilnya
mengalami peningkatan, walau peningkatannya tidak seperti pada
siklus II.
Dalam proses pembelajarannya para siswa juga masih
mengalami antusias, keseriusan dalam memperhatikan dan
megerjakan dalam menyalin teks bacaan yang sudah ditentukan oleh
peneliti. Ketika pelaksanaan Cooperative Learning Fitri Alfaini
mengatakan bahawa taks bacaanya sulit ditulis dan Reynaldi
76
menambahakan bahwa teksnya terlalu panjang. Walau seperti itu
selama pelaksanaan penelitian pada siklus III ini berjalan baik sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dan direncanakan.
d. Refleksi (Reflect)
Pada refleksi Siklus III ini dilakukan seperti halnya pada
siklus I dan II untuk melihat dan menilai tingkat keberhasilan dan
kekurangan pada siklus III yang telah dilaksanakan.
Secara umum pelaksanaan pembelajaran siklus III sudah
terlaksana sesuai dengan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran, baik
dilihat dari pelaksanaan pembelajaran Imla’ yang dilakuakan dengan
kolaborasi Cooperative Learning dan Herbart, waktu pembelajaran
maupun bahan yang diberikan.
Situasi siswa pun lebih antusias, serius dan aktif, walau ada
beberapa anak yang merasa teks bacaan pada siklus III ini sulit ditulis,
tetapi dilihat dari hasil Pos-test siklus III setelah melaksanakan
pembelajaran Imla’ dengan kolaborasi metode Harbart dan
Cooperative Learning pemahaman siswa meningkat walau
peningkatanya tidak seperti pada siklus II. Adapun nilai Post tes siklus
III sebagai berikut :
Tabel 8
Nilai Pos test siklus III siswa kelas VII A MTs N Pundong Bantul
No Nama Siklus III
1 Aditya Pribadi 55
2 Alfian Wibisono 55
77
3 Apri Suryatiningsih 70
4 Arini Hidayati 65
5 Dzayyit Nur R 60
6 Ery Aprianto 70
7 Ery Setiawan 55
8 Fitri Alfaini 70
9 Ida Ayu Nursanti 55
10 Ika Rismintari 55
11 Irfan Fachrurozi 60
12 Meilan Wulandari 60
13 Noviani Khasanah 60
14 Retnoayu Kumaladewi 65
15 Reynaldi 60
16 Senia Cincinati 65
17 Sevia Pratiwi 65
18 Tuti Afriyanti 70
` 19 Ulya Khikmawati 70
20 Yuli Mulyanto 60
21 Yusuf Syah Putra 50
22 Zudi Sakuri 0
Jumlah 1295
Tertinggi 70
Terendah 50
Rata-rata 58,86
B. Kemampuan siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong dalam
pembelajaran Imla’ sembelum menggunakan kolaboparsi
Cooperative Learning dengan metode Herbart
Sebelum penulis memaparkan lebih lanjut, penulis akan
memaparkan situasi dan kemampuan siswa VII A dalam pembelajaran
Imla’ sebelum menggunakan kolaborasi metode Herbart dengan
Cooperative Learning. Untuk mengetahui situasi dan kemampuan siswa
VII A dalam pembelajaran Imla’ peneliti menggunakan wawancara untuk
menghasilkan data tersebut. Peneliti berhasil mewawancarai guru bahasa
78
Arab dan beberapa siswa untuk bertanya-tanya tetang situasi dan
kemampuan siswa dalam pembelajaran Imla’ di kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul. Peneliti observasi di kelas VII A, hal ini dilakukan
bersamaan dengan PPL-KKN 2012. Setelah peneliti diijinkan oleh guru
pengampu bahasa Arab Bapak Jumanudin,M.Pd.I, peneliti langsung
mengamati selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Peneliti mengamati
apa yang dilakukan oleh sang guru.
Di sini peneliti hanya mengamati apa yang dilakukan guru ketika
di dalam kelas dan bagaiman kondisi siswa dan kelas sepanjang KBM.
Awalnya guru mengucapkan salam kemudian memimpin siswa-siswi
membaca Al-Quran melanjutkan apa yang telah dibaca hari sebelumnya.
Setelah selesai membaca Al-Quran memberikan waktu kepada sisiwanya
untuk mempersiapkan peralatan belajar dan menanyakan keadaan dengan
menggunakan bahasa Arab ( لخيذذز ك فيذذل مذذال ن كصذذباح ا ), setelah itu guru
mengabsen untuk mengetahui siapa yang masuk dan tidak, pada saat itu
nihil yang berarti masuk semua. Kemudian guru langsung memberikan
pelajaran.
Pelajaran pada saat itu guru menjelaskan tentang ẓhamir (kata
ganti) saya انذا(, kamu (انذت) dan dia )هذ(, suasana pada saat itu terdapat
beberpa anak yang belum siap mengikuti pelajaran daintaranya Yusuf
saputra dan Zudi Sakuri yang duduk berdampingan mereka diam-diam
masih bermain buku dan bulpoin sendiri tanpa memperhatikan pelajaran.
Setelah selesai menjelaskan guru memberikan pertanyaan “ apakah ada
79
yang mau bertannya ?” para siswa tidak ada yang menjawab dan gurupun
langsung memberikan tugas kepada para siswa untuk menulis apa yang
telah dijelaskan yang terdapat pada buku pegangan yang di tulis oleh
Hidayat pada tahun 2009 dengan judul buku “Pelajaran Bahasa Arab
untuk kelas VII” yang dicetak oleh Toha Putra Semarang. Setelah 7 menit
dari para siswa menyelesaikan menulis bel pun berbunyi tanda akhirnya
pelajaran bahasa Arab, sebelum guru menutup pelajaran guru memberikan
kesimpulan pelajaran hari ini kepada para siswa, setelah itu guru menutup
pembelajaran dengan bacaan hamdallah dan salam.
Kondisi pembelajaran dikelas seperti kondisi pada umumnya yaitu
siswa hanya mendengarkan apa yang diutarakan guru dan melaksanakan
apa yang diperintahkan, sepertihalnya mengerjakan soal maupun menulis
apa yang telah diterangkan oleh guru di papan tulis. Sepanjang Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) terlakasana dengan tenang tidak ada siswa yang
tidur apalagi bermain sendiri dengan teman sebangkunya sehingga
menimbulkan keributan karena hal ini hal paling tidak disukai oleh sang
guru, tetapi mereka ketika sang guru tidak memperhatikanya mereka
langsung bercanda dengan teman sebangkunya. kelas hanya dikuasai oleh
guru dan yang aktif juga guru. Hal ini dikarenakan kurangnya guru
menggunakan metode yang bisa membangunkan keaktifan siswa.
Peneliti mewawancarai guru pengampu bahasa Arab, bapak
Jumanudin di kediamannya yang berada di dukuh Daraman desa
Srimartani Piyungan Bantul, tepatnya hari kamis jam 17:05, tanggal 8
80
November 2012. Peneliti bertanya kepada beliau tentang pembelajaran
Imla’ di kelas VII A apakah menggunakan Cooperative learning dan
Metode Harbart . Beliau memaparkan bahwasannya beliau tidak selalu
menggunakan Cooperative Learning dalam pembelajaran bahasa Arab,
hanya menggunakannya pada saat mengerjakan soal yang terdapat bacaan
(qira’ah), tetapi untuk pembeljaran Imla’ sendiri beliau belum pernah
melakukan pembelajaran dengan Cooperative Learning. Tetapi beliau
ketika dalam pembelajaran selalu menggunakan metode yang hampir
sejenis dengan metode Harbart, yaitu dengan menggunakan Appersepsi,
Bahan Baru, Pengetrapan dan di akhir pembelajaran beliau memberikan
kesimpulan tantang pelajaran yang baru saja dipelajari.
Ketika peneliti menanyakan tentang materi teks bacaan yang biasa
digunakan dalam pembelajaran Imla’ di kelas VII, beliau hanya
menjawab, teks bacaaan bisa menggunakan yang sudah ada dibuku paket
kelas VII, masnya juga bisa menggunakannya, bukunya bisa dipinjam di
perpustakaan sekolah. Dan ketika peneliti bertanya sering memberikan
pelajaran Imla’ secara khusus bagi kelas VII, beliau menjawab “ ya tidak
mas, karena pembelajaran dikelas itu sesuai program tahunan maupun
program semester seperti apa yang mas buat pada PPL-KKN kemarin, apa
lagi bahasa Arab sekarang sudah mulai di perhatikan oleh Departemen
Agama dan setiap pembelajaran harus sesuai silabus yang dibuat”. Adapun
pertanyaan yang terakhir ditannyakan kepada beliau yaitu tentang
penguasaan Imla’ di kelas VII, beliau hanya menjawab “keadaannya
81
seperti yang mas lihat pada KKN kemaren, tapi saya sarankan mas Afron
pilih saja kelas VII A karena mereka libih baik daripada yang lain”.
Beliau juga memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih jika
penulis ingin meneliti pembelajaran Imla’ menggunakan Cooperative
Learning. Beliau juga berpesan ketika membuat kelompk-kelompok
belajar jangan terlalu besar, 4 sampai 5 siswa saja dan ketika memberikan
teks bacaan jangan terlalu panjang, kawatirnya waktu pembelajaran habis
untuk menulis anak-anak saja karena untuk saat ini anak-anak belum bisa
menulis bahasa Arab dengan cepat.
Pada saat observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan
terlaksananya PPL-KKN Integratif 2012 Fakultas Tarbiyah, peneliti
mengamati cara menulis kelas VII secara umum mereka semua masih
belum menguasai cara menulis yang sesuai dengan tatacara (qoaid)
menulis bahasa Arab, seperti halnya penulisan harakat fathāh (a) mereka
menulis dari bawah keatas bukan dari atas ke bawah, begitu juga penulisan
harakat sukun, ẓhamah dan kasrah. Selain itu dalam penulisan huruf juga
masih dalam kondisi yang kurang tepat misalnya saja penulisan pada huruf
sin (س) itu ada yang menulis dengan gigi sin yang sama besar, ada juga
yang menulis giginya lebih dari tiga. Selain itu dalam penulisan lam yang
di tulis miring tidak lurus, persamaan penulisan antara ra dan dzal dan lain
sebagainya. Ketika peneliti menanyakan hal ini kepada Ery Setiawan, siswa
kelas VII A “dia berperinsip asalkan tulisan bahasa arabnya sama dengan
82
tulisan yang ada di buku dan dia tidak memperdulikan jelek atau tidaknya
tulisan”.
Hal ini sama halnya ketika peneliti penanyakan hal yang sama
kepada Retnoayu Kumaladewi, tetapi terdapat titik perbedaan, dia masih
menyesali dan sulitnya ketika membaca ulang tulisannya sendiri. Ketika
ditanya apakah guru bahasa Arab mengajarkan menulis yang benar, dia
menjawab sang guru hanya memerintahkan tulisanya agar bagus dan dapat
di baca oleh sendiri dan hal ini memang dibenarkan oleh sang guru, “ yang
penting siswa bisa menulis dengan baik dan bisa dibaca itu sudah cukup
mas” ujar Bapak Jumandin yang biasa di panggil Pak JM oleh para
siswanya ketika berbincang di kelas.
Selain itu peneliti untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa
kelas VII A MTs Negeri Pundong dalam pembelajaran Imla’, peneliti
mengadakan Pre test tulis dan wawancara yang tidak terstruktur ketika
berlangsungnya Pre-test. Adapun Pre-test sendiri dilakukan sebelum
pelaksanaan pembelajaran Imla’ yang menggunakan kolaborasi metode
Herbart dengan Cooperative Learning berlangsung.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa :
Siswi yang bernama Ulya mengatakan bahwa ketika ditannya
apakah guru bahasa Arab pernah secara khusus memberi belajaran
menulis, dia menjawab belum pernah tetapi pernah satu kali memberi cara
menulis huruf “ha” dan beliau berpesan kepada para siswa kelas VII A
agar tulisannya bagus dan dapat dibaca. Ketika itu ada fitri yang duduk
83
disampingnya menambahkan bahwasannya dia belum bisa menulis bahasa
Arab secara cepat dan bagus, dia masih merasa kaku dan kesulitan ketika
menulis bahasa Arab.
Begitu pula ketika peneliti menannyakan hal serupa dengan siswa
yang bernama Renaldi dan Irvan, Renaldi menjawab menulis bahasa Arab
itu sulit mas, apalagi kalau menulisnya banyak itu bikin males, berbeda
dengan Irvan yang sudah mempunyai besik dalam menulis bahasa Arab
sebelum masuk ke MTs Negeri Pundong dai hanya menjawab menulis
bahasa Arab itu biasa saja cuma belum terbiasa menulis jadi tulisannya
belum bagus, dia menjawabnya dengan tersenyum.51
Adapun kisi-kisi yang menjadi bahan pertibangan penilaian, sebagai
berikut :
Tabel 9
Kisi-kisi penilaian Imla’ dalam Pre test dan Post Test
Aspek yang diniali Indikator
Faktor Penulisan 1.Siswa dapat mengamati kata (huruf) demi kata
dengan benar.
2.Siswa dapat memindah/menyalin hasil
pandangan/pengamatan mereka
3.Siswa dapat menulis kata berbahasa Arab
dengan lentur
4.Siswa dapat merangkai kata berbahasa Arab52
.
51
Hasil wawancara dengan siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong 52
Chaedar Alwasilah,Metodologi Pembelajaran...,hlm.151-152
84
Faktor Non Tulis 1.Siswa Aktif dalam Kegiatan Pembelajaran
2.Siswa bisa membaca ulang teks yang disalin
3.Siswa tidak ragu dalam membaca teksnya
sendiri
Kriteria penilaian yang digunakan untuk meniali pembelajaran
siswa ini peneliti menggunakan penilaian menggunakan penilaian proses
dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan oleh peneliti selama
kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas. Dalam penilaian proses ini
sendiri yang diamati oleh peneliti adalah kedisiplinan dan antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran Imla’ yang menggunakan menggunakan
kolaborasi metode Herbart dengan Cooperative Learning, kerjasama antar
siswa yang satu dengan yang lainnya agar terjadi interaksi dan
kekompakan dalam belajar, sehingga siswa terbiasa aktif dan dapat
memahami apa yang telah diuatarakan oleh sang guru dan dapat
mempraktekannya.
Dalam penilaian ini peneliti menggunakan beberapa aspek yang
dinilai untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas VII A
dalam memahami Imla’. Adapun aspek-aspek penilaiannya yaitu dilihat
dari hasil kerja siswa pada setiap siklusnya, selain itu peneliti juga
memperhatikan bagaimana proses para siswa menulis tetapi hal ini sebagai
penguat menguji penilaian para siswa.
85
Tabel 10.
Nilai Pre-tes, Pos-test siklus I, Pos-test siklus II, Pos-test siklus III
Siswa kelas VII A MTs Negeri Pundong
No Nama Pre tes Siklus I Siklus II Siklus III
1 Aditya Pribadi 30 30 35 55
2 Alfian Wibisono 25 30 30 55
3 Apri Suryatiningsih 45 50 50 70
4 Arini Hidayati 35 45 45 65
5 Dzayyit Nur R 35 35 45 60
6 Ery Aprianto 40 45 55 70
7 Ery Setiawan 25 25 35 55
8 Fitri Alfaini 35 40 50 70
9 Ida Ayu Nursanti 25 30 40 55
10 Ika Rismintari 30 30 40 55
11 Irfan Fachrurozi 30 45 50 60
12 Meilan Wulandari 35 50 50 60
13 Noviani Khasanah 35 45 55 60
14 Retnoayu Kumaladewi 40 45 50 65
15 Reynaldi 30 40 45 60
16 Senia Cincinati 40 45 45 65
17 Sevia Pratiwi 35 40 45 65
18 Tuti Afriyanti 50 50 55 70
`19 Ulya Khikmawati 45 50 55 70
20 Yuli Mulyanto 35 40 40 60
21 Yusuf Syah Putra 30 30 40 50
22 Zudi Sakuri 30 30 50 0
Jumlah 760 870 1005 1295
Tertinggi 50 50 55 70
Terendah 25 25 30 50
Rata-rata 34,54 39,54 45,68 58,86
Setelah para siswa kelas VII A belajar Imla’ menggunakan kolaborasi
metode Herbart dengan Cooperative Learning terdapat peningkatan
penilaian yang bertahap dari siklus I hingga siklus III sehingga penilaiaan
tentang pemahaman siswa naik , hal ini karena dalam pembelajaran para
siswa mempraktekan bahan baru yang didapatkannya, selain itu para siswa
86
juga terlibat aktif ketika terdapat yang tidak dipahami langsung bisa
bertanya.
C. Analisis peningkatan pemahaman siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong dalam pembelajaran Imla’ dengan menggunakan kolaborasi
Cooperative Learning dengan metode Herbart
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pemahaman siswa
kelas VII A dalam pembelajaran Imla’ antara pra-tindakan dengan siklus I,
siklus II, dan siklus III, peneliti menggunakan SPSS 16.2For Windows
dalam penghitungannya.
Adapun rumusan masalah hipotesis Pre-test dan Post-tes siklus I adalah
sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pre-test dengan post-
test siklus I
Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai pre-test dengan post-test
siklus I
Kreteria pengambilan keputusan untuk uji T adalah :
1. Jika Thitung < Ttabel maka tidak ada perbedaanbrata-rata
antara nilai Pre-test dengan siklus I. Berarti antara kedua variabel
tidak terdapat perbedaan.
87
2. Jika Thitung > Ttabel maka ada perbedaanbrata-rata antara nilai
Pre-test dengan siklus I. Berarti antara kedua variabel terdapat
perbedaan.
Sebelum pelaksanaan paired sample t test agar data diuji asumsi
normalitas terlebih dahulu agar dapat dianalisis dengan menggunakan
paired sample t test. Adapun hasilnya sebagai berikut :
Tabel 11
Hasil uji asumsi normalitas Pre test dengan Post Test dengan siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre PostI
N 22 22
Normal Parametersa Mean 34.55 39.55
Std. Deviation 6.710 8.152
Most Extreme Differences Absolute .200 .203
Positive .200 .197
Negative -.118 -.203
Kolmogorov-Smirnov Z .939 .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .341 .326
a. Test distribution is Normal.
Setelah data diuji asumsi normalitas dengan menggunakan SPSS 16.2
dinyatakan bahwa data normal yang berarti dapat dapat dianalisis dengan
menggunakan paired sample t test.
88
Tabel 12
Hasil uji t nilai pre-test dengan post-test siklus I
Dari hasil pengujian Paired Samples Test diperoleh Thitung sebesar
-5.066 sedangkan Ttabel sebesar 2,08 maka Ho ditolak. Artinya ada
perbedaan nilai pemahaman pembelajaran Imla’ sebelum diterapkan
kolaborasi metode Herbart dengan Cooperative Learning pada pre-test
dengan post-test pada siklus I.
Rumusan masalah hipotesis Post-test pada siklus I dan Post-tes siklus II
adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai Post-test pada siklus I
dengan post-test siklus II
Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai Post-test pada siklus I
dengan post-test siklus II
Kreteria pengambilan keputusan untuk uji T adalah :
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pre -
postI -5.000 4.629 .987 -7.052 -2.948 -5.066 21 .000
89
1. Jika Thitung < Ttabel maka tidak ada perbedaanbrata-rata
antara nilai Post-test pada siklus I dengan siklus II. Berarti antara
kedua variabel tidak terdapat perbedaan.
2. Jika Thitung > Ttabel maka ada perbedaanbrata-rata antara nilai
Post-test pada siklus I dengan siklus II. Berarti antara kedua
variabel terdapat perbedaan.
Sebelum pelaksanaan paired sample t test agar data diuji asumsi
normalitas terlebih dahulu agar dapat dianalisis dengan menggunakan
paired sample t test. Adapun hasilnya sebagai berikut :
Tabel 13
Hasil uji asumsi normalitas Post-test pada siklus I dengan Post Test siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
postI PostII
N 22 22
Normal Parametersa Mean 39.55 45.68
Std. Deviation 8.152 7.121
Most Extreme Differences Absolute .203 .182
Positive .197 .106
Negative -.203 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z .951 .856
Asymp. Sig. (2-tailed) .326 .457
a. Test distribution is Normal.
Setelah data diuji asumsi normalitas dengan menggunakan SPSS
16.2dinyatakan bahwa data normal yang berarti dapat dapat dianalisis
dengan menggunakan paired sample t test.
90
Tabel 14
Hasil Uji t nilai Post-test pada siklus I dengan Post-test siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
postI –
postII -6.136 5.102 1.088 -8.398 -3.874 -5.642 21 .000
Dari hasil pengujian Paired Samples Test diperoleh Thitung sebesar -5.642
sedangkan Ttabel sebesar 2.08 maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan nilai
pemahaman pembelajaran Imla’ sebelum diterapkan kolaborasi metode Herbart
dengan Cooperative Learning pada Post-test pada siklus I dengan Post-test pada
siklus II . Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman pembelajaran Imla’ siswa
kelas VII A mengalami peningkatan dengan nilai signifikasi (sig.) 0,000 < 0,05
Rumusan masalah hipotesis Post-test pada siklus II dan Post-test pada
siklus III adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai Post-test pada siklus II
dengan Post-test pada siklus III
Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai Post-test pada siklus II
dengan Post-test pada siklus III
Kreteria pengambilan keputusan untuk uji T adalah :
91
1. Jika Thitung < Ttabel maka tidak ada perbedaanbrata-rata antara nilai
Post-test pada siklus II dengan siklus III. Berarti antara kedua
variabel tidak terdapat perbedaan.
2. Jika Thitung > Ttabel maka ada perbedaanbrata-rata antara nilai Post-
test siklus II dengan siklus III. Berarti antara kedua variabel
terdapat perbedaan.
Sebelum pelaksanaan paired sample t test agar data diuji asumsi
normalitas terlebih dahulu agar dapat dianalisis dengan menggunakan
paired sample t test. Adapun hasilnya sebagai berikut :
Tabel 15
Hasil uji asumsi normalitas Post-test siklus II dengan Post Test siklus III
Setelah data diuji asumsi normalitas dengan menggunakan SPSS
16.2dinyatakan bahwa data normal yang berarti dapat dapat dianalisis
dengan menggunakan paired sample t test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
postII PostIII
N 22 22
Normal Parametersa Mean 45.68 58.86
Std. Deviation 7.121 14.469
Most Extreme Differences Absolute .182 .304
Positive .106 .221
Negative -.182 -.304
Kolmogorov-Smirnov Z .856 1.425
Asymp. Sig. (2-tailed) .457 .034
a. Test distribution is Normal.
92
Tabel 16
Hasil uji t nilai Post-test siklus II dengan Post-test siklus III
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
postII –
postIII
-
13.182 14.844 3.165 -19.763 -6.600 -4.165 21 .000
Dari hasil pengujian Paired Samples Test diperoleh Thitung sebesar -4.165
sedangkan Ttabel sebesar 2.08 maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan nilai
pemahaman pembelajaran Imla’ sebelum diterapkan kolaborasi metode Herbart
dengan Cooperative Learning pada post-test pada siklus II dengan post-test pada
siklus III . Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman pembelajaran Imla’ siswa
kelas VII A mengalami peningkatan signifikan dengan nilai signifikasi (sig.)
0,000 < 0,05
Dengan demikian setelah dilakukan pengujian rata-rata antara nilai Pre-tes,
Post-test siklus I, Post-test siklus II, dan Post-test siklus III dengan uji T
menunjukan bahwa pemahaman dalam pembelajaran Imla’ siswa kelas VII A
mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan pemahaman dalam
pembelajaran Imla’ siswa juga dapat dilihat dari pendataan dengan
membandingkan data yang diperoleh dari hasil lembar kerja siswa, catatan
lapangan, dan dokumentasi.
93
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti lakukan tentang
penerapan kolaborasi Cooperative Learning dan metoode Harbart dalam
meningkatkan pemahaman pembelajaran Imla’ siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul Tahun Ajaran 2012-2013, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sebagaimana yang telah dijelaskan di Bab III, bahwa kemampuan siswa kelas
VII A MTs Negeri Pundong sebelum dilaksanakan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart belum menguasai Imla’ Manqul, siswa
belum dapat menulis huruf-huruf hijaiyah baik dalam bentuk tunggal, kata,
atau kalimat secara benar, siswa belum dapat mengamati kata (huruf) demi
kata dengan benar, siswa juga kesulitan dalam membaca ulang dengan apa
yang disalin (tulis), siswa merasa kaku ketika menulis bahasa Arab. Hal ini
bisa dilihat dari rata-rata pre tes yang berjumlah 34,54 dari 22 siswa kelas VII
A MTs Negeri Pundong. Selain itu pembelajaran yang berlangsung hanya
berpusat pada guru, siswa hanya sebagai pendengar dan pelaksana ketika
disuruh oleh guru.
2. Setelah dilaksanakannya kolaborasi Cooperative Learning dengan metode
Harbart dalam pembelajar Imla’ secara umum para siswa dalam
pembelajarannya menjadi aktif, siswa dapat mengamati kata (huruf) demi
kata dengan benar, siswa dapat merangkai kalimat bahasa Arab dari
pengamatannya, dan siswa dapat membaca ulang teks bacaan yang disalin,
94
tetapi siswa masih merasa kaku ketika menulis bahasa Arab. Peningkatan ini
bisa dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa, pada siklus I meningkat
menjadi 39,54 dalam siklus II menjadi 45,68 dan pada siklus III nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 58,63. Peningkatan ini juga bisa dilihat dari hasil
dihitung dengan paired sample t test (uji t) pada setiap siklusnya, pada siklus
I dengan hasil t hitung 5.066 sedangkan pada siklus II dengan t hitung 5.642
dan siklus III dengan t hitung 4.165. Sehingga dari peningkatan ini kolaborasi
Cooperative Learning dengan metode Harbart dapat dikatakan dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas VII A dalam pelajaran Imla’, tetapi
menurut hasil ini belum bisa dikatakan peningkatan yang signifikan karena
3. dalam peningkatan antara pre-tes dengan siklus I itu baru naik 1,72%, dalam
siklus I dengan siklus II terdapat penaikan 2.26 %, sedangkan siklus II dan
siklus III terdapat penaikan 5.91%, oleh karena itu bisa disimpulkan dalam
penggunaan kolaborasi Cooperative Learning dan Metode Herbart dalam
pembelajaran Imla’ itu membutuhkan waktu yang panjang untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
B. Saran-Saran
1. Bagi peneliti
a. Mengingat pelaksanaan ini baru berjalan tiga siklus, maka peneliti
atau guru lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih maksimal.
95
b. Pembelajaran dengan kolaborasi Cooperative Learning dan metoode
Harbart membutuhkan pesiapan yang sangat matang, sehingga harus
diperhatikan bahan ajar, alokasi waktu, agar berjalan sesuai rencana.
2. Bagi Guru
a. Guru bahasa Arab dapat mengembangkan kolaborasi Cooperative
Learning dan metoode Harbart dalam pembelajaran lain khususnya
dalam pembelajaran Imla’
b. Guru seharusnya lebih sering menggunakan model-model
pembelajaran maupun pendekatan yang sifatnya memberi
kesempatan siswa aktif, agar siswa dapat langsung mempraktekan
pengetahuan maupun bahan ajar yang barusaja siswa dapatkan,
sehingga siswa lebih aktif dari pada gurunya.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kepada Alloh SWT
yang telah memberikan ridhoNya sehingga peneliti bisa menyelesaikan
Skripsi ini.
Peneliti berharap hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
calon peneliti dan orang-orang yang peduli dengan pendidikan. Semoga
Skripsi ini juga dapat memotivasi para guru agar mengembangkan kualitas
pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga
para siswanya menjadi lebih baik daripada gurunya, karena masa depan
pendidikan ditangan para siswa.
96
Daftar Pustaka
Abubakar, Muhammad. 1981. Pengajaran Bahsa Arab. Surabaya : Usaha
Nasional.
Alwasilah, Chaedar. 2001. Metodologi Membelajaran Bahasa Arab.
Bandung: Rosda.
Anton M, Moeliono. 1989. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Asyrofi, Syamsuddin. dkk. 2006 Metodologi Pembelajaran Bahas Arab.
Yogyakarta: Pokja UIN Sunan Kalijaga.
Dewan Kebahasaan Indonesia. 2009. Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia
Jilid III, Bandung: Angkasa.
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research II. Yogyakarta: Penerbit Fak.
UGM.
Hayati, Nur. 2010. Eksperimentasi Metode Cooperative Learning dalam
pembelajaran Qira’ah di Madrasah Aliyah Negeri Gandekan Bantul
Yogyakarta, Skripsi, Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Mahsun. 2010. Genilinguistik Kolaborasi Linguistik dengan Genetika
dalam pengelompokan bahasa dan Populasi Penuturnya. Yogyakkarta:Pustaka
Pelajar.
Margono, S. 2004. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka
cipta.
Moeliono, M Anton. 1989. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka,
Muhajir. 2006. Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Cooperative
Learning. Al Arabiyah Jurnal Pendidikan bahasa Arab. Vol 3. No 1. Juli.
Munjiah, Ma‟rifatun. 2009. Imla’ Teori & penerapan. UIN-Malang Press.
Muntasir, Rizal. 1988. Filsafat Bahasa Aneka Masalah Arti dan
Pemecahannya. Jakarta : Prima Karya.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
itu mudah. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
97
Roberty E, Slavin. 2009. Cooperative Lerning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Peter Salim. 1991. Kamus bahasa konteporer. Jakarta: Modern English
Pres.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada.
Suharsimi, Arikunto. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumim Aksara.
Suja‟i. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. Semarang:Walisongo
Press.
Sujilah. Upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar metematika
melalui metode bermain pada siswa kelas 1 MI Sultan Agung. Skripsi.
Yogyakarta: Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Coopeative Learning.
Yogyakarta:Familia.
Suseno. 2011. Modul Praktikum Statistik. Yogyakarta: Laboratorium
Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.
Syaodih, Sukmdinata Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosda Karya.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA
Fakultas Tarbiyah. UIN Sunan Kalijaga. Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi
Research II. Yogyakarta: Penerbit Fak. UGM.
Yunus, Mahmud. 1983. Metode Khusus Bahasa Arab. Jakarta : PT.
Hidakarya Agung.
Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Daftar nama siswa-siswi kelas VII A MTs Negeri Pundong
No Nama
1 Aditya Pribadi
2 Alfian Wibisono
3 Apri Suryatiningsih
4 Arini Hidayati
5 Dzayyit Nur R
6 Ery Aprianto
7 Ery Setiawan
8 Fitri Alfaini
9 Ida Ayu Nursanti
10 Ika Rismintari
11 Irfan Fachrurozi
12 Meilan Wulandari
13 Noviani Khasanah
14 Retnoayu Kumaladewi
15 Reynaldi
16 Senia Cincinati
17 Sevia Pratiwi
18 Tuti Afriyanti
`19 Ulya Khikmawati
20 Yuli Mulyanto
21 Yusuf Syah Putra
22 Zudi Sakuri
Nilai Hasil Pre-tes siswa-siswi kelas VII A MTs Negeri Pundong
No Nama Pre tes
1 Aditya Pribadi 30
2 Alfian Wibisono 25
3 Apri Suryatiningsih 45
4 Arini Hidayati 35
5 Dzayyit Nur R 35
6 Ery Aprianto 40
7 Ery Setiawan 25
8 Fitri Alfaini 35
9 Ida Ayu Nursanti 25
10 Ika Rismintari 30
11 Irfan Fachrurozi 30
12 Meilan Wulandari 35
13 Noviani Khasanah 35
14 Retnoayu Kumaladewi 40
15 Reynaldi 30
16 Senia Cincinati 40
17 Sevia Pratiwi 35
18 Tuti Afriyanti 50
`19 Ulya Khikmawati 45
20 Yuli Mulyanto 35
21 Yusuf Syah Putra 30
22 Zudi Sakuri 30
Jumlah 760
Tertinggi 50
Terendah 25
Rata-rata 34,54
Nilai Hasil Pos-tes siklus I siswa-siswi kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul
No Nama Pos-tes
1 Aditya Pribadi 30
2 Alfian Wibisono 30
3 Apri Suryatiningsih 50
4 Arini Hidayati 45
5 Dzayyit Nur R 35
6 Ery Aprianto 45
7 Ery Setiawan 25
8 Fitri Alfaini 40
9 Ida Ayu Nursanti 30
10 Ika Rismintari 30
11 Irfan Fachrurozi 45
12 Meilan Wulandari 50
13 Noviani Khasanah 45
14 Retnoayu Kumaladewi 45
15 Reynaldi 40
16 Senia Cincinati 45
17 Sevia Pratiwi 40
18 Tuti Afriyanti 50
`19 Ulya Khikmawati 50
20 Yuli Mulyanto 40
21 Yusuf Syah Putra 30
22 Zudi Sakuri 30
Jumlah 870
Tertinggi 50
Terendah 25
Rata-rata 39,54
Nilai Hasil Pos-tes siklus II siswa-siswi kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul
No Nama Pos-tes
1 Aditya Pribadi 35
2 Alfian Wibisono 30
3 Apri Suryatiningsih 50
4 Arini Hidayati 45
5 Dzayyit Nur R 45
6 Ery Aprianto 55
7 Ery Setiawan 35
8 Fitri Alfaini 50
9 Ida Ayu Nursanti 40
10 Ika Rismintari 40
11 Irfan Fachrurozi 50
12 Meilan Wulandari 50
13 Noviani Khasanah 55
14 Retnoayu Kumaladewi 50
15 Reynaldi 45
16 Senia Cincinati 45
17 Sevia Pratiwi 45
18 Tuti Afriyanti 55
`19 Ulya Khikmawati 55
20 Yuli Mulyanto 40
21 Yusuf Syah Putra 40
22 Zudi Sakuri 50
Jumlah 1005
Tertinggi 55
Terendah 30
Rata-rata 45,68
Nilai Hasil Pos-tes siklus III siswa-siswi kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul
No Nama Pos-tes
1 Aditya Pribadi 55
2 Alfian Wibisono 55
3 Apri Suryatiningsih 70
4 Arini Hidayati 65
5 Dzayyit Nur R 60
6 Ery Aprianto 70
7 Ery Setiawan 55
8 Fitri Alfaini 70
9 Ida Ayu Nursanti 55
10 Ika Rismintari 55
11 Irfan Fachrurozi 60
12 Meilan Wulandari 60
13 Noviani Khasanah 60
14 Retnoayu Kumaladewi 65
15 Reynaldi 60
16 Senia Cincinati 65
17 Sevia Pratiwi 65
18 Tuti Afriyanti 70
`19 Ulya Khikmawati 70
20 Yuli Mulyanto 60
21 Yusuf Syah Putra 50
22 Zudi Sakuri 0
Jumlah 1295
Tertinggi 70
Terendah 50
Rata-rata 58,86
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre Post
N 22 22
Normal Parametersa Mean 34.55 39.55
Std. Deviation 6.710 8.152
Most Extreme Differences Absolute .200 .203
Positive .200 .197
Negative -.118 -.203
Kolmogorov-Smirnov Z .939 .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .341 .326
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre 34.55 22 6.710 1.431
Post 39.55 22 8.152 1.738
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre & Post 22 .823 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pre -
Post -5.000 4.629 .987 -7.052 -2.948 -5.066 21 .000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Post1 PostII
N 22 22
Normal Parametersa Mean 39.55 45.68
Std. Deviation 8.152 7.121
Most Extreme Differences Absolute .203 .182
Positive .197 .106
Negative -.203 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z .951 .856
Asymp. Sig. (2-tailed) .326 .457
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Post1 39.55 22 8.152 1.738
PostII 45.68 22 7.121 1.518
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post1 & PostII 22 .785 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Post1 -
PostII -6.136 5.102 1.088 -8.398 -3.874 -5.642 21 .000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PostII PostIII
N 22 22
Normal Parametersa Mean 45.68 58.86
Std. Deviation 7.121 14.469
Most Extreme Differences Absolute .182 .304
Positive .106 .221
Negative -.182 -.304
Kolmogorov-Smirnov Z .856 1.425
Asymp. Sig. (2-tailed) .457 .034
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PostII 45.68 22 7.121 1.518
PostIII 58.86 22 14.469 3.085
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PostII & PostIII 22 .193 .390
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 PostII -
PostIII -13.182 14.844 3.165 -19.763 -6.600 -4.165 21 .000
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. Pedoman Observasi
a. Bagi guru
1) Ketrampilan membuka pelajaran
2) Ketrampilan menjelaskan materi
3) Interaksi pembelajaran
4) Ketrampilan bertanya
5) Ketrampilan menggunakan waktu
6) Ketrampilan menutup pelajaran
b. Bagi siswa
1) Antusias menjawab salam
2) Respon terhadap apersepsi guru
3) Perhatian terhadap penjelasan guru
4) Keaktifan bertanya
5) Kemampuan menjawab pertanyaan
6) Mencatat pelajaran
7) Kemampuan dalam menerima pendapat teman
8) Keterlibatan pada saat diskusi
9) Mengerjakan tugas yang diberikan guru
2. Pedoman Wawancara
a. Wawancara dengan kepala sekolah
1) Sejarah berdirinya MTs Negeri Pundong Bantul
2) Latar belakang berdirinya MTs Negeri Pundong Bantul
3) Tujuan berdirinya MTs Negeri Pundong Bantul
4) Struktur organisasi madrasah
5) Keadaan guru dan karyawan
6) Keadaan guru, karyawan, dan siswa
7) Keadaan sarana dan prasarana yang tersedia
b. Wawancara dengan guru bahasa Arab
1) Kendala apa yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab?
2) Solusi sementara apa yang diambil?
3) Bagaimana kemampuan Imla’ siswa?
4) Apakah ada waktu khusus dalam pembelajaran Imla’ ?
5) Materi pembelajaran Imla’?
6) Sraregi apa yang digunakan dalam pembelajaran Imla’?
7) Bagaimana respon siswa ketika KBM berlangsung?
8) Meminta saran dan masukan untuk penelitian tindakan kelas
yang akan dilakukan peneliti.
c. Wawancara dengan siswa VII A
1) Bagaimana pengajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Arab ?
2) Apakah guru bahasa Arab memberikan pembelajaran
Imla’secara khusus ?
3) Apakah terdapat kendala dalam pelajaran Imla’?
4) Apakah Pembelajaran Imla’ dengan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart mempermudah pemahaman ?
Kisi-kisi penilaian Imla’ dalam Pre test dan Post Test
Aspek yang diniali Indikator
Faktor Penulisan 1.Siswa dapat mengamati kata (huruf) demi kata
dengan benar.
2.Siswa dapat memindah/menyalin hasil
pandangan/pengamatan mereka
3.Siswa dapat menulis kata berbahasa Arab
dengan lentur
4.Siswa dapat merangkai kata berbahasa Arab.
Faktor Non Tulis 1.Siswa Aktif dalam Kegiatan Pembelajaran
2.Siswa bisa membaca ulang teks yang disalin
3.Siswa tidak ragu dalam membaca teksnya
sendiri
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTsNegeri Pundong
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 2x45
Standar Kompetensi :
Menulis ulang (menyalin) teks bacaan atau kalimat yang ada di dalam
kitabatau tulisan guru ke dalam buku tulis dan membacanya dengan teliti
(Kitabah / Imla’ manqul )
Kompetensi Dasar :
Menulis (menyalin) teks bacaan yang terdapat pada kitab atau tulisan guru
tentang انتهمير
Mengidentifikasi tanda baca (harokat) dan kata (huruf) yang terdapat dalam
teks bacaan انتهميرyaitu (Fathah -- , Kasroh -- , Dhomah -- , Sukun -- ,
Fathahtain -- , Kasrohtain -- , Dhomahtain -- ,)
Mengidentifikasi kata (huruf) dalam segi penulisan yang terdapat dalam teks
bacaan انتهمير khususnya huruf (ظ,ط,ض,ص,ش,س).
TujuanPembelajaran :
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dan siswi mampu :
Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Menulis harokat sesuai dengan tatacara penulisan yang benar sesuai dengan
koidah
Menulis huruf (ظ,ط,ض,ص,ش,س) sesuai dengan tatacara penulisan yang benar
menurut koidah
Metode Pembelajaran:
Metode : Herbart
Pendekatan : Cooperative Learning
Materi Ajar :
لميذ الت
ك راسة وممحاة ومحفظة م حمدولد.ى وتلميذفيىذهالمدرسةالم ت وسطة.لو كتاب وق لمالرصاص.عائيشة بنتىيتلميذةفيالمدرسةالبتدئيةلها
والسب ورة والك رسي فىالفصل.الك راسة على ومحفظةومنديل.المكتب والسب ورة تحتالسقف والك رسي تحتالسقف.المكتب .المكتب؛المكتب
Kegiatan Belajar Mengajar :
KegiatanAwal
No Guru PesertaDidik Waktu
1 Mengucapkan Salam Menjawab Salam 1 menit
2 Mengecekkehadiransiswad
enganmerekasatu-persatu
Merespondenganmengacungk
anjaridanmengucapkanHadir/
ah
3 menit
3 Mennyampaikan tujuan dan
memeberi gambaran
tentang pembelajaran
Mendengarkan serta
memperhatikan pemaparan
guru
5 menit
4 Memberikan Apperepsi
dan cangkupan materi yang
akan diajarkan
Memperhatikan dengan
seksama 6 menit
KegiatanInti
No Guru Murid
1 (Bahan Baru ) a. Penyampaiaan bahan
baru tentang التلميذ
bagi siswa
Siswa mendengarkan dengan
baik
2 menit
b. Penyampaiantentang
carapenulisandalamb
ahasaarabdantandaba
canya (kharokat)
4menit
c. Penyampaiantentang
carapenulisanhuruf 4menit
(ظ,ط,ض,ص,ش,س)
2 (HubunganBahan)
a. Memberikangambar
anbentuktandabacan
ya
(kharokat)dengangar
isketikamembuatkha
rokatfatkhahatausep
ertipancingikanbagik
harokatdhomah
Memperhatiakandanmengam
atinya
4menit
b. Memberikangambar
anbentukhuruf
sepertimengambarس
gigi ,طseperti kaki
badut yang
pakesepatu.
4 menit
3 (Kesimpulan)
a. Memberikankesipula
ntentangsemuabahan
baru
Memperhatikandanmengingat
nya 4menit
4 (Pengetrapan)
a. Memintasiswamemb
uatkelompok-
kelompokbelajar(Co
operative Learning)
Siswabergabung 4 orang
anakmenjadisatudanmenatam
ejadankursiuntukbelajarbersa
ma
3menit
b. Menugaskansetiapsis
wamenyalinteksالتلميذ
bersamatemansekelo
mpoknya
Menyalinteksbacaandengante
litisertamenerapkanbahanbar
udanhubunganbahan
35 menit c. Mengawasisertamem
intasiswamengamatit
eksbacaan
Menyalinteksbacaandanmeng
amatinya
d. Memberikankesemp
atansiswauntukaktifd
anbertanya
Siswamenanyakanhal yang
belumdipahaminya
KegiatanPenutup
1 Pengumpulan hasil salinan
siswa
Mengumpulkan hasil
salinan 2 menit
2 Bertanya ulang tentang
pelajaran hari ini
Menjawab pertanyaan 6menit
3 Memberikana presiasi dan
motivasi
Mendengarkan dengan
seksama 5 menit
4 Menyampaikan tentang
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
4 menit
5 Penutupdansalam Merapikan alat tulis dan
menjawab salam 3 menit
Sumber Belajar:
Hidayat, D.2009. Pelajaran Bahasa Arab untuk kelas VII. Semarang: Toha
Putra
Imam Dzarkasidan Imam Subani.Tt.DurusulLughohJuz 1.JawaTimur:
Trimurti
Media Pembelajaran:
Papantulis
Spidol
KertasKerjasiswa
Penilaian:
Jenis penilaian : Tes tulis
Bentuk tes :Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Materi tes : التلميذ
Mengetahui
Kepala Madrasah
Yogyakarta, 24 November 2012
Guru BidangStudiBahasa Arab
Drs. Sutoyo
NIP: 19620604 198303 1 002
Jumanuddin, M.Pd.I
NIP:19690923 199803 1 006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Pundong
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 2x45
Standar Kompetensi :
Menulis ulang (menyalin) teks bacaan atau kalimat yang ada di dalam kitab
atau tulisan guru ke dalam buku tulis dan membacanya dengan teliti (Kitabah /
Imla’ manqul )
Kompetensi Dasar :
Menulis (menyalin) teks bacaan yang terdapat pada kitab atau tulisan guru
tentang انفصم
Mengidentifikasi kata (huruf) dalam segi penulisan yang terdapat dalam teks
bacaan انفصم khususnya huruf (ج،ح،خ،ر،ز،ه).
Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dan siswi mampu :
Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Menulis huruf (ج،ح،خ،ر،ز،ه) sesuai dengan tatacara penulisan yang benar
menurut kaidah
Metode Pembelajaran:
Metode : Herbart
Pendekatan : Cooperative Learning
Materi Ajar :
ل صفال
كلوبتكىالملعاصصالرم لق وةرطسمكللصفىالفتن.الصافنى ام مالحلصالفأر.وسب رةالامماتناواذ تسل ا.بيىالجفربحم لق .انتسب خبطمالواممحالنيب ،خ بطمالو
Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Awal
No Guru Peserta Didik Waktu
1 Mengucapkan Salam Menjawab Salam 1 menit
2 Mengecek kehadiran siswa
dengan mereka satu-persatu
Merespon dengan
mengacungkan jari dan
mengucapkan Hadir/ah
4 menit
3 Menyampaikan tujuan dan
memeberi gambaran tentang
pembelajaran
Mendengarkan serta
memperhatikan pemaparan
guru
5 menit
4 Memberikan Apperepsi dan
cangkupan materi yang akan
diajarkan
Memperhatikan dengan
seksama 6 menit
Kegiatan Inti
No Guru Peserta Didik Waktu
1 (Bahan Baru )
d. Penyampaiaan bahan
baru tentang انفصم bagi
siswa
Siswa mendengarkan
dengan baik 4 menit
e. Penyampaian tentang
cara penulisan huruf
(ج،ح،خ،ر،ز،ه)
Memperhatikan dengan
seksama 5 menit
2 (Hubungan Bahan) Memperhatiakan dan 6 menit
c. Memberikan gambaran
bentuk huruf حseperti
menulis angka dua yang
terbalik,menulis ر seperti
halnya menggambar
parang dan ه membuat
lingkaran kecil dan
ketika disambung seperti
huruf ‘b’ latin.
mengamatinya
3 (Kesimpulan)
b. Memberikan kesipulan
tentang semua bahan
baru
Memperhatikan dan
mengingatnya 5 menit
4 (Pengetrapan)
e. Meminta siswa membuat
kelompok-kelompok
belajar (Cooperative
Learning)
Siswa bergabung 4 orang
anak menjadi satu dan
menata meja dan kursi
untuk belajar bersama
4 menit
Menugaskan setiap siswa
menyalin teks انفصم
f. bersama teman
sekelompoknya
Menyalin teks bacaan
dengan teliti serta
menerapkan bahan baru
dan hubungan bahan
40 menit g. Mengawasi serta
meminta siswa
mengamati teks bacaan
Menyalin teks bacaan
dan mengamatinya
h. Memberikan kesempatan
siswa untuk aktif dan
bertanya
Siswa menanyakan hal
yang belum dipahaminya
Kegiatan Penutup
No Guru Peserta Didik Waktu
1 Pengumpulan hasil salinan
siswa
Mengumpulkan hasil
salinan 2 menit
2 Bertanya ulang tentang
pelajaran hari ini
Menjawab pertanyaan 6 menit
3 Memberikan apresiasi dan
menyampaikan tentang
Mendengarkan dengan
seksama
4 menit
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
4 Penutup dan salam Merapikan alat tulis dan
menjawab salam 3 menit
Sumber Belajar :
Hidayat, D.2009. Pelajaran Bahasa Arab untuk kelas VII. Semarang: Toha
Putra
Imam Dzarkasi dan Imam Subani. Tt.Durusul Lughoh Juz 1. Jawa Timur:
Trimurti
Media Pembelajaran :
Papan tulis
Spidol
Kertas Kerja siswa
Penilaian :
Jenis penilaian : Tes tulis
Bentuk tes : Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Materi tes : انفصم
Mengetahui
Kepala Madrasah
Yogyakarta, 21 November 2012
Guru Bidang Studi Bahasa Arab
Drs. Sutoyo
NIP: 19620604 198303 1 002
Jumanuddin, M.Pd.I
NIP:19690923 199803 1 006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Pundong
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 2x45
Standar Kompetensi :
Menulis ulang (menyalin) teks bacaan atau kalimat yang ada di dalam kitab
atau tulisan guru ke dalam buku tulis dan membacanya dengan teliti (Kitabah
/ Imla’ manqul )
Kompetensi Dasar :
Menulis (menyalin) teks bacaan yang terdapat pada kitab atau tulisan guru
tentang انبيت
Mengidentifikasi kata (huruf) dalam segi penulisan yang terdapat dalam teks
bacaan انبيت khususnya huruf (ل،و،د،ذ،ع،غ،و،ي).
TujuanPembelajaran :
Setelahpembelajarandiharapkansiswadansiswimampu :
Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Menulis huruf (ل،و،د،ذ،ع،غ،و،ي) sesuai dengan tatacara penulisan yang benar
menurut kaidah
Metode Pembelajaran:
Metode : Herbart
Pendekatan : Cooperative Learning
Materi Ajar
انبيت
ابت ابتكبيسةبجىازانبى كبيسوجميم.اماوانبيتبى هراانبيت
وطابك فهي نظفتفيانبيتطابكس حديقت،انحديقتجميهتوم
سف غ فيانطابكانعهىي انمكتبوفيعهىي سفت اننىووغ
األكمفيهامائدة،فىق سفت ه ىسوغ سفت انج غ فهي انطابكانس
انمائدةمصباح.
Kegiatan Belajar Mengajar :
KegiatanAwal
No Guru PesertaDidik Waktu
1 Mengucapkan Salam Menjawab Salam 1 menit
2 Mengecekkehadiransiswade
nganmerekasatu-persatu
Merespondenganmengacung
kanjaridanmengucapkanHad
ir/ah
4menit
3 Menyampaikan tujuan dan
memeberi gambaran tentang
pembelajaran
Mendengarkan serta
memperhatikan pemaparan
guru
5 menit
4 Memberikan Apperepsi
dan cangkupan materi yang
akan diajarkan
Memperhatikan dengan
seksama 6 menit
KegiatanInti
No Guru PesertaDidik Waktu
1 (Bahan Baru )
a.Penyampaiaan bahan baru
tentang انفصم bagi siswa
Siswa mendengarkan
dengan baik 4menit
b.Penyampaian tentang cara
penulisan huruf (ل،و،د،ذ،ع،غ
(،و،يه
Memperhatikan dengan
seksama 5 menit
2 (Hubungan Bahan)
a.Memberikan gambaran
bentuk huruf ح seperti
menulisan angka dua yang
terbalik, menulisز seperti
halnya menggambar parang
dan ه membuat lingkaran
kecil.
Memperhatiakan dan
mengamatinya 5 menit
3 (Kesimpulan)
b.Memberikan kesipulan
tentang semua bahan baru
Memperhatikan dan
mengingatnya 6 menit
4 (Pengetrapan)
c.Meminta siswa membuat
kelompok-kelompok belajar
(Cooperative Learning)
Siswa bergabung 4 orang
anak menjadi satu dan
menata meja dan kursi
untuk belajar bersama
4 menit
d.Menugaskan setiap siswa
menyalin teksانبيت
bersama teman
sekelompoknya
Menyalin teks bacaan
dengan teliti serta
menerapkan bahan baru
dan hubungan bahan
40 menit e.Mengawasi serta meminta
siswa mengamati teks
bacaan
Menyalin teks bacaan dan
mengamatinya
f.Memberikan kesempatan
siswa untuk aktif dan
bertanya
Siswa menanyakan hal yang
belum dipahaminya
KegiatanPenutup
No Guru Peserta Didik Waktu
1 Pengumpulan hasil salinan
siswa
Mengumpulkan hasil
salinan 2 menit
2 Bertanya ulang tentang
pelajaran hari ini
Menjawab pertanyaan 6 menit
3 Memberikan apresiasi dan
menyampaikan tentang
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
Mendengarkan dengan
seksama
4 menit
4 Penutup dan salam Merapikan alat tulis dan
menjawab salam 3 menit
Sumber Belajar:
Hidayat, D.2009. Pelajaran Bahasa Arab untuk kelas VII. Semarang: Toha
Putra
Imam Dzarkasidan Imam Subani.Tt.DurusulLughohJuz 1.JawaTimur:
Trimurti
Media Pembelajaran:
Papantulis
Spidol
KertasKerjasiswa
Penilaian:
Jenis penilaian : Tes tulis
Bentuk tes :Menyalin teks bacaan dengan tepat dan benar
Materi tes : انبيت
Mengetahui
Kepala Madrasah
Yogyakarta, 24 November 2012
Guru BidangStudiBahasa Arab
Drs. Sutoyo
NIP: 19620604 198303 1 002
Jumanuddin, M.Pd.I
NIP:19690923 199803 1 006
CATATAN LAPANGAN I
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/tanggal : Kamis, 8 November 2012
Waktu : 17.05-17.55
Lokasi : Dukuh Darmawan Desa Srimartani Piyungan
Bantul Yogyakarta
Sumber data : Jumanuddin, S.Pd. I
Deskripsi:
Informan adalah guru mata pelajaran bahasa Arab di MTs Negeri Pundong
Bantul. Pertanyaan yang diajukan antara lain bagaimana situasi dan kemampuan
siswa kelas VII A dalam belajar Imla’, setrategi apa yang digunakan dalam belajar
Imla’, materi yang diajarkan dalam pembelajaran Imla’,bagaimana respon siswa-
siswi dalam KBM berlangsung, kendala apa yang dihadapi dalam pengkondisian
kelas, dan solusi sementara apa yang diambil, peneliti juga meminta saran dalam
pelaksanaan tindakan kelas yang akan dilakukan.
Dari wawancara terungkap bahwa situasi belajar bahasa Arab kurang
berjalan apa yang diharapkan karena sebagian dari mereka ramai dan bermain
sendiri walaupun sebagian ada teman-teman yang antusias terhadap pelajaran
bahasa Arab, begitu pula kemampuan bahasa Arab mereka tidak merata ada yang
sangat mudah memahami materi dan ada pula yang sebaliknya dikarenakan latar
belakang mereka berbeda ada yang lulusan MI, SD.
Setrategi yang digunakan masih konvensional, ceramah dan tanya jawab,
evaluasi dilaksanakan setiap kali pembelajaran kadang tertulis kadang lisan.
Kendala yang dihadapi dalam belajar bahasa Arab siswa-siswi cenderung bosan
apalagi waktunya 3 jam (120 menit) dalam satu kali pertemuan, solusi yang
diambil ketika belajar bahasa Arab dengan waktu yang tersisa siswa-siswi suruh
menulis. Sang guru juga pernah menggunakan Cooperative Learning dalam
pembelajaran bahasa Arab tetap tidak bagi Imla’.
Bapak Jumanuddin berpesan kepada penulis ketika melaksanakan
Cooperative Learning satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa tidak boleh lebih.
Peneliti juga dianjurkan untuk menggunakan materi yang ada di buku pegangan
siswa kelas VII dan kelas yang dianjurkan adalah VII A.
CATATAN LAPANGAN II
(Observasi)
Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2012
Waktu : 09.30 s/d 11.00
Lokasi : MTs Negeri Pundong Bantul
Sumber data : Lokasi MTs Negeri Pundong Bantul
Deskripsi:
MTs Negeri Pundong Bantul letaknya di batas-`batas berikut: Sebelah
Barat Dusun Jamprit RT 1, Sebelah Timur Dusun Grudo RT 1, Sebelah Selatan
Dusun Trobong, Sebelah Utara Dusun Grudo RT 1 dan Dusun Jamprit RT 1.MTs
Negeri pundong letaknya di samping jalan raya Parangtritis.
MTs Negeri Pundong Bantul terletak di Grudo, Panjangrejo, Kecamatan
Pundong Kabupaten Bantul. Di MTs Negeri Pundong Bantul mempunyai lantai
satu terdiri dari ruang kepala madrasah, ruang guru, ruang kelas VII A,VII B,VII
C,VII D, VII E ruang kelas VII A,VIII B, VIII C,VIII D, ruang kelas IX A, IX B,
IX C, IX D, ruang laboratorium, ruang TIK, ruang UKS, Aula, ruang kesenian,
kantin, 4 kamar mandi siswa dan 2 kamar mandi guru, dan sebuah Mushala.
Di halaman terdapat lapangan bola basket, Volly dan lapangan sepakbola.
Di belakang kantor, terdapat tempat parkir guru dan dibelakang kelas VIII dan IX
terdapat tempat parkir siswa. Selain itu, di dalam maupun di luar kelas terdapat
hiasan dinding.
CATATAN LAPANGAN III
Metode pengumpulan Data : Observasi ke 1
Hari/tanggal : 14 Februari 2012
Waktu : 06.50-08.20
Lokasi : Kelas VII A MTs Negeri Pundong
Sumber data : Pembelajaran dengan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart
Deskripsi:
Pembelajaran bahasa Arab di kelas VII A dimulai pada pukul 06.50-08.20
Pelajaran bahasa Arab di kelas VII A diampu oleh bapak Jumanuddin, M.Pd.I.
Sebelum guru memasuki ruangan, anak-anak tampak ramai dan pada bermain-
main. Kemudian ketika guru masuk ruangan para siswa langsung diam semua,
pembelajaran bdibuka dengan salam. Kemudian guru mengabsen siswa kelas VII
A.
Setelah selesai membaca Al Quran, bapak jumanuddin memberikan
waktunya kepada peneliti walau sebelum itu beliau memberitahu kepada para
siswa VII A pembelajaran akan bawakan oleh peneliti dengan kolaborasi
Cooperative Learning dengan metode Herbart .
Peneliti langsung menyampaikan maksud pembelajaran dan masuk dalam
pembelajaran. Awalnya peneliti memberikan pre-test untuk mengetahui
kemampuan Imla’ siswa awal, kemudian lansung melaksanakan pembelajaran
yang diawali dengan appersepsi, pemberihan bahan baru Imla’ (harakat (Fathah (
_ _ ), Kasrah ( _ _ ), Dammah ( _ ,ض,س,ش,((( _ ط,ظ,ص ), hubungan bahan,
kesimpulan, dan pengetrapan yang dikolaborasikan dengan Cooperative Learning.
Sesuai dengan apa yang telah peneliti jelaskan, maka peneliti membagi
kelompok belajar siswa. 6 kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah siswa duduk
pada kelompoknya masing-masing, peneliti membagikan tugas Imla’ untuk
mempraktekan materi yang telah siswa dapatkan dan siswa boleh berdiskusi
dalam pelaksanaannya walaupun bertanya kepada peneliti.
Kegiatan pembelajaran ini bisa berlangsung tetapi masih ada sebagian
siswa yang tidak memperhatikan temanya tetapi sudah terdapat siswa yang
bertanya kepada peneliti. Setelah selesai dan dikumpulkan, peneliti memberikan
pertanyaan untuk sekedar mengingatkan,pada kesempatan kali ini siswa sudah
berani memberikan masukan untuk pertemuan selanjutnya yaitu membahas
.dan guru menutup pelajaran dengan salam (ج,ح,خ,ر,ز,ه)
CATATAN LAPANGAN IV
Metode pengumpulan Data : Observasi ke 2
Hari/tanggal : Selasa, 21 November 2012
Waktu : 06.51-08.20
Lokasi : Kelas VII A MTs Negeri Pundong Bantul
Sumber data : Pembelajaran dengan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart
Diskripsi:
Pagi yang cerah itu, pukul 06.51-08.20 siswa kelas VII A MTs Negeri
Pundong Bantul setelah salat dhuha, para siswa masuk kelas VII A. Seperti siklus
I peneliti didampingi oleh guru bahasa Arab VII A yaitu bapak Jumanuddin,
M.Pd.I. Pada kesempatan ini peneliti langsung di beri izin untuk memimpin
jalannya kegiatan belajar mengajar dari awal, mulai dari memimpin baca Al
Quran Al Insiqoq sampai At Toriq, dan absen siswa.
Setelah selesai semua, peneliti langsung masuk dalam dengan kolaborasi
Cooperative Learning dengan metode Herbart .Peneliti menyampaikan maksud
pembelajaran dan masuk dalam pembelajaran yang diawali dengan appersepsi,
pemberihan bahan baru Imla’.( ,ز,هج,ح,خ,ر ), hubungan bahan, kesimpulan, dan
pengetrapan yang dikolaborasikan dengan Cooperative Learning.
Sesuai dengan apa yang telah laksanakan pada siklus pertama siswa dibagi
6 kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah siswa duduk pada kelompoknya masing-
masing, guru membagikan tugas Imla’ untuk mempraktekan materi yang telah
siswa dapatkan, pada pertemuan ini para siswa sudah mulai berani diskusi
bersama teman dalam kelompoknya. Setelah selesai dan dikumpulkan, peneliti
kembali memberikan pertanyaan ulang untuk mengingatkan kembali tentang
bahan ynga sudah didapatkan, siswa juga lagi-lagi meminta bahan baru yang
menurut mereka dibutuhkan yaitu ( ,و,ي dan guru menutup pelajaran (د,ذ,ع,غ,م,ل
dengan salam.
CATATAN LAPANGAN V
Metode pengumpulan Data : Observasi ke 3
Hari/tanggal : Rabu, 28 November 2012
Waktu : 06.50-08.20
Lokasi : Kelas VII A MTs Negeri Pundong
Sumber data : Pembelajaran dengan kolaborasi Cooperative
Learning dengan metode Herbart
Deskripsi :
Kegiatan pembelajaran bahasa Arabsiklus III dilaksanakan pada hari
Rabu, Rabu, 28 November 2012 dimulai pukul 06.50-08.20 dalam kondisi siswa
sudah siap menanti akan dilaksanaknnya pembelajaaran Imla’ yang
menggunakan Pembelajaran dengan kolaborasi Cooperative Learning dengan
metode Herbart.
Setelah membuka, membaca Al-Quran surat An-Naziat, absen. Pada
kesempatan terakhir ini terdapat siswa yang tidak masuk yaitu zudi syakuri.
Peneliti langsung menuju ke apperepsi, pemberian bahan baru yang sudah
disepakati pada pertemuan sebelumnya (د,ذ,ع,غ,م,ل ,ي,و), hubungan bahan,
kesimpulan, dan pengetrapan yang dikolaborasikan dengan Cooperative Learning.
Setelah siswa duduk pada kelompoknya masing-masing, guru
membagikan tugas Imla’ untuk mempraktekan materi yang telah siswa dapatkan,
dan hasil ini yang akan dijadikan nilai post test sesuai yang dilakukan disetiap
pertemuannya. Setelah selesai dan dikumpulkan, peneliti kembali memberikan
pertanyaan ulang untuk mengingatkan kembali tentang bahan ynga sudah
didapatkan karena disiklus ini pertemuan terakhir peneliti mengucapkan
terimakasih kepada siswa yang telah berpartisipasi selama penelitian dan maaf
jika terdapat kesalahan yang dibuat oleh peneliti. Peneliti menutup pelajaran
dengan salam.
CURICULUM VITAE
Nama : Mochamad Afroni
NIM : 09420045
TTL : Pemalang, 4 Januari 1991
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat Asal : Kreyo Rt 27 Rw 04 Kec. Randudongkal Kab. Pemalang
No HP : 085741103552
Nama Ayah : Supaat
Nama Ibu : Nur Khayah
Riwayat Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 2 Kreyo Kab. Pemalang 1997-2003
2. SMP Negeri 2 Kajen Kab. Pekalongan 2003-2006
3. SMA Al-Muayyad Surakarta Solo 2006-2009
4. Masuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
tahun 2009
Riwayat Pendidikan Non Formal :
1. PP. Al Utsmani Kajen Kab. Pekalongan 2003-2006
2. PP. Al-Muayyad Surakarta Solo 2006-2009
3. PP. Wahid Hasyim, Yogyakarta 2009-sekarang