kistoma ovarii
Transcript of kistoma ovarii
REFLEKSI KASUS
KISTOMA OVARIIStudy Kasus Pasien dengan Kista Ovarii di RSUD RAA
Soewondo Pati Laporan Kasus
Untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik
Ilmu Obsgyn di RSUD RAA Soewondo Pati
Pembimbing:
Dr. H. Irawan Sandjoto Putro, Sp.OG
Diajukan oleh :
Singgih Rachman Hakim
01.206.5296
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
BAB II. PENDAHULUAN
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada
reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi
adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1,2
Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm),
berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista ovarium ini
tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi
spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan
tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan
risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang
mulai menopause.1,3,4 Keganasan ovarium merupakan 6 kasus
kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena
keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi
keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara
Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).5 Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.6 Penanganan
terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut.
Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata
kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif
selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas
seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut
harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar
jelas. 1,2,7
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista,
ada 2 cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan
dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan
ultrasonografi vaginal dilanjutkan pemeriksaan sitologi
cairannya, cara ini invasif, memakan waktu lama dan biaya
yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak
invasif.1,7 Untuk mencapai prognosis yang baik bagi
penderita, tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor yang
adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding
yang akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas
sangat penting, dalam manajemen intraoperasi maupun pasca
operasi pada setiap kasus.
BAB II
STATUS PASIENI. IDENTITAS
Nama : Ny. Sugirah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 Tahun 2 Bulan 19 Hari
Alamat : Sembaturagung 7/3 Jakenan,
Jakenan, Jawa Tengah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Penjamin : BPJS PBI
Asal Pasien : PUSKESMAS
Tanggal Masuk : 06-08-2014 13:56:19
No RM : 027371
II. ANAMNESIS
a) Keluhan Utama : Benjolan dan nyeri pada
perut.
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan P2A0, 52 Tahun, dengan
benjolan besar pada perut disertai dengan nyeri dan
sesak. Perut dirasa membesar sejak 4 tahun yang
lalu, dengan cepat semakin lama dirasa semakin
membesar dan membuat pasien sesak.
Pasien Juga mengeluh berat badan menurun
dibandingkan 4 tahun yang lalu. Beberapa minggu
terakhir pasien mengeluh sering berdebar - debar.
BAB tidak lancar.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
R. Hipertensi : Disangkal
R. DM : Disangkal
R. Penyakit Jantung : Disangkal
R. Alergi Obat : Disangkal
R. Operasi : Disangkal
R. Mondok di RS : Disangkal
d) Riwayat Penyakit Keluarga
R. Hipertensi : Disangkal
R. DM : Disangkal
R. Asma : Disangkal
R. Alergi Obat : Disangkal
e) Riwayat Menstruasi
Menopouse 5 Tahun lalu
f) Riwayat Perkawinan : Menikah 1 kali dengan
suami sekarang, 25 tahun
g) Riwayat KB : KB Suntik 1 Bulan
h) Riwayat Obstetri : 1. Perempuan, 24 Tahun,
dukun beranak.
2. Perempuan, 21 Tahun, dukun
beranak.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a) Status Interna
Keadaan Umum : Compos mentis, baik
Tanda Vital : Tekanan Darah : 150/90
Nadi : 72x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,30C
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-). Sklera
Ikterik (-/-)
Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak
meningkat
Thorak
Cor : I : Ictus Cordis tidak tampak
A : Ictus Cordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung kesan tidak melebar
P : S1 > S2, S1 memanjang, regular
Pulmo I : Hemithorax dextra dan sinistra
simetris
A : Stemfremitus dextra dan sinistra
sama, nyeri tekan (-)
P : Sonor seluruh lapang paru
P : Suara dasar vesikuler, suara
tambahan (-)
Abdomen : Inspeksi : perut datar
Palpasi : nyeri tekan perut kanan
bawah (+), teraba massa di
perut seluruh bagian atas (+),
dapat digerakkan (+), batas atas bawah Proc.
Xypoideus, batas bawah tidak
masuk panggul, batas kanan
kiri line axillaris anterior
Perkusi : Redup
Auskultasi : bising usus (-)
- Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
b) Status Ginekologis
Inspeksi
- Vulva : labia mayora simetris, tak tampak
kelainan.
- Vagina : discharge (-) , fluxus/fluor (-).
- Perineum : Tak Ada Kelainan.
Palpasi
- Vulva : teraba kenyal, tak ada nyeri
tekan, tak teraba massa, permukaan
rata
- Pemeriksaan dalam : V/U tenang, dinding
vagina t.a.k. Portio kenyal, mencucu,
OUE tertutup, CU sulit dinilai, adneksa
dan parametrium t.a.k. Bila massa
digerakkan portio tidak ikut bergerak,
darah (-), discharge (-)
- Inspekulo : Tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Tanggal 7 Agustus 2014 jam 14.00
Hb : 11,1 gr/dl
Hematokrit : 32.2 %
Eritrosit : 3.700.000 /uL
Leukosit : 7.050 /uL
Trombosit : 238.000 /uL
LED : 1 jam 22 mm/jam
2 jam 42 mm/jam
Lain-lain : Golongan darah B, Rhesus (+)
BT: 3`00``
CT: 5`00``
GDS : 88 mg/dl
Ureum : 14.5 mg/dl
Creatinine : 0.71 mg/dl
SGOT : 25.7 U/I
SGPT : 22.2 U/I
Natrium : 143,5 mmol/l
Kalium : 3.14 mmol/l
Khlorida : 108,5 mmol.l
b. Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)
c. Pemeriksaan USG : Tampak massa kistik, besar, bersepta
pada kavum pelvis, cenderung berasal dari ovarium kesan
kistoma ovarii
V. KESIMPULAN
Seorang pasien P2A0, 52 tahun, pada abdomen teraba
massa dengan konsistensi kenyal, berbatas tegas,
permukaan tidak berbenjol, batas atas : dibawah proc.
Xypoideus, batas kanan - kiri : line axillaris anterior,
batas bawah : belum masuk panggul.
VI. ASSESMENT
Wanita ,52 tahun, G2P2A0, dengan Kistoma Ovarii Usia Ca
VII. PROGNOSIS
a) Quo ad vitam : dubia ad bonam
b) Quo ad sanam : dubia ad bonam
c) Quo ad fungdionam : dubia ad bonam
VIII. PENATALAKSANAAN
a) Perbaikan keadaan umum :
1.Pengawasan KU, vital sign, Hb, dan PPV.
2.Pemberian infus RL 500 mg 20 tpm.
3.Pemberian KSR dan ISDN.
4.Usaha darah.
b) Rencana Operasi Kistektomi dan pemeriksaan PA
IX. EDUKASI
a) Menjelaskan kondisi dan penyakit pasien kepada pasien
dan keluarga.
b) Menjelaskan tujuan terapi dan rencana operasi
kistektomi
c) Menjelaskan faktor resiko dari operasi kistektomi
d) Menjelaskan kondisi pasien post operasi
e) Menjelaskan hasil operasi
f) Kontrol rutin.
KISTOMA OVARII
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada
reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi
adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1,2
Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm),
berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista ovarium ini
tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi
spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan
tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan
risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang
mulai menopause.1,3,4 Keganasan ovarium merupakan 6 kasus
kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena
keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi
keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara
Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).5 Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.6 Penanganan
terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut.
Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata
kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif
selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas
seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut
harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar
jelas. 1,2,7
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista,
ada 2 cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan
dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan
ultrasonografi vaginal dilanjutkan pemeriksaan sitologi
cairannya, cara ini invasif, memakan waktu lama dan biaya
yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak
invasif.1,7 Untuk mencapai prognosis yang baik bagi
penderita, tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor yang
adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding
yang akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas
sangat penting, dalam manajemen intraoperasi maupun pasca
operasi pada setiap kasus.
A.Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung
(pocket, pouch) yang tumbuh abnormal dibagian tubuh
tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau
bahan-bahan lain.9,10 Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu
kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh
pada atau sekitar ovarium.11
B.Klasifikasi
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada
ovarium. Ada yang neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa
di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous)
dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya
adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat menyebar
ke bagian-bagian tubuh lainnya.12,13
Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat
dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada umumnya,
tumor ovarium dinamai sesuai dengan asal macam sel tumor
dan berdasarkan ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe
utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan
ovarium (epithelial tumors), dimulai dari sel yang
melindungi permukaan luar ovarium; tumor sel benih (germ
cell tumors), dimulai dari sel yang menghasilkan ova dan
tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).12,13,14.
Tumor Nonneoplastik :
kista Folikel
Kista Korpus Luteum
Kista Lutein
Kista Inklusi Germinal
Kista Endometrium
Kista Stein-Leventhal
Tumor Neoplastik Jinak :
Kistik :
Kistoma Ovarii Simpleks
Kistadenoma Ovarii Serosum
Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista Endometroid
Kista Dermoid
Solid
Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma,
Limfangioma.
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista
fungsional, adalah kista ovarium yang paling banyak
dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein,
keduanya dapat hilang dengan sendirinya. Kista dermoid,
adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal dari
jaringan ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm, sehingga
dapat berisi jaringan lemak, rambut, gigi, tulang, dan
kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk
endometriosis eksterna, yaitu adanya jaringan endometrium
yang tumbuh pada ovarium. Adanya kista ini sangat
mempengaruhi fertilitas seseorang. Kista multipel,
biasanya terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat
an-ovulasi, yang paling sering adalah sindroma ovarium
polikistik.1,3,4
C. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa
kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum
akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.15
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal
disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat
berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole
dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene
citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.15 Kista
neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih
dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat
ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis
kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang
lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari
tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal
embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.15
Endometrioma adalah kista berisi darah dari
endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik,
ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat
dalam sonogram.
D. Gejala dan tandanya
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak
menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya
sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan
tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin,
atau komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat
berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum
atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri
pada saat bersenggama. 16
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan
dengan adanya asites (penimbunan cairan dalam rongga
perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-
organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan
hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada
akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang
mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas.16
E. Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga
perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka
setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau
tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada
tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri,
terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis
tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu
konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya
kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada
anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.16
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera
dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar, sehingga
mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang
sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan
oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya
dapat diatasi.16
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah
tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu
bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis
menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan
pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik
umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu
waktu biasanya menghilang sendiri. 16
F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak
dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan operasi, akan
tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam
dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam
pembuatan differensial diagnosis.16
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta
untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus,
ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik
atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan
dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-
kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites.
Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat
mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk
G. Penatalaksanaan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi
tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada
penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang
tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu
selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu
bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan operatif.16
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik
yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan
mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung
tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya
disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi).
Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan
tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat
keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah,
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.16
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
diantaranya15 :
Torsi
Ruptur
Perdarahan
Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak
menjadi ganas sudah dipostulasikan, kista dermoid dan
endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi
dalam persentase yang relative sedikit.
I. Prognosis
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan :
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak
tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di
ovarium kontralateral.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas
berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali
dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah
dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%,
bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1%
untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82%
sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada
stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik.
Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan
prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan
yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap
berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara
keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah
86.2%
DAFTAR PUSTAKA
1. Marret H. Doppler ultrasonography in the diagnosis of
ovarian cyst: indication, pertinence and diagnosis
criteria. J Gynecol Obstet Biol Reprod (Paris).
2001;30:20-33.
2. Disorders of the ovary: early diagnosis can lead to
succesful treatment. Future medicine.
http://12.31.13.50/healthnews/MedicineontheHorizon/moth0
52003.htm
3. Arthur CF. Sonographic assesment of the morphology and
vascularity of ovarian masses.
4. Robin E. Transvaginal ultrasound-guided ovarian cyst
aspiration.
http://cumc.columbia.edu/news/journal/journalo/archives/
jour_v14n2_0008.htm
5. Laurvick CL, Semmens JB. Ovarian cancer in Western
Australia, 1982-98: A population-based review of the
rends and outcomes. Proceedings Simposium on Health Data
Linkage, ( cited 2003 December 10 ). Available at
http://www.publichealth.gov.au
6. Howe HL. Epidemiology of Ovarian Cancer in Illinois 1988-
1991. ( cited 2003 December 10 ). Available at
http://www.idph.state.il.us
7. Pascual MA, Hereter L, Tresserra F, et al. Transvaginal
sonographic appearance of functional ovarian cyst. Human
Reprod.1997;12:1246-9.
8. Boriboonhirunsarn D, Sermboon A. Accuracy of frozen
section in the diagnosis of malignant ovarian tumor. J.
Obstet.Gynaecol.Res. 2004; 30: 394-399
9. Poppy Kumala, dr., Kamus Saku Kedokteran Dorland, EGC,
Jakarta, 1998
10. Anonim Republika.co.id
11. Anonim Cybermed.cbn.net.id
12. Rich WM. Ovarian cancer. 2004, Oktober;
http://www.gyncancer.com/ovarian-cancer.html.
13. American cancer society. Ovarian cancer.2004, Desember;
http://www.nlm.nih / Gov/medlineplus/ovarian-cancer.html.
14. Nasdaldy. Bom waktu kanker ovarium. 2004, Agustus;
http://www.Majalahfarmacia.co m
15. William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005 American College of
Obstetricians and Gynecologists ( cited 2005 September
16 ). Available at http://emedicine.com
16. Sutoto, M.S.J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu
Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta, 1994, p : 346-365.
17. Anonim. Ovarian Cancer in Ohio, 1999. The Ohio Cancer
Incidence Surveillance System. ( cited 2003 December
10 ). Available at http://www.iodh.state.oh.us
18. Santoso JT, Coleman RL. Handbook of Gyn oncology. McGraw
Hill, 2001
19. Henderson J, Seagroatt, Goldacre M. Ovarian cancer and
ABO groups. JECM 1993 vol 47,287-289
20. Mahdy NH, Fattah MA, Ghanem H. Ovarian Cancer in
Alexandria from 1988 to 1997: trends and survival.
Eastern Mediterranean Health 1999.vol 5, no 4 p:727-739