KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT ...
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PUSKESMAS
BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT
SEPRIADI HALOMOAN MANALU P07539017034
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN FARMASI
2020
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PUSKESMAS
BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma III Farmasi
SEPRIADI HALOMOAN MANALU P07539017034
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN FARMASI
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PUSKESMAS BANDAR BARU
KECAMATAN SIBOLANGIT NAMA : SEPRIADI HALOMOAN MANALU
NIM : P07539017034
Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji
Medan, Juni 2020
Menyetujui Pembimbing
Drs.Djamidin Manurung,Apt.MM NIP 195505121984021001
Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Dra. Masniah, M. Kes., Apt. NIP 196204281995032001
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK PUSKESMAS BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT NAMA : SEPRIADI HALOMOAN MANALU NIM : P07539017034
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir
Program Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Medan 2020
Medan, Juni 2020
Penguji I Penguji II
Pratiwi Rukmana Nasution,M.Si.,Apt. Riza Fahlevi Wakidi,S.Farm,Apt.M.Si
NIP. 198906302019022001 NIP. 198602112011011012
Menyetujui
Pembimbing
Drs.Djamidin Manurung,Apt.MM
NIP 195505121984021001
Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Farmasi Medan
Drs. Masniah, M.Kes, Apt
NIP. 196204281995032001
i
SURAT PERNYATAAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PUSKESMAS BANDAR BARUKECAMATAN SIBOLANGIT
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang
pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam masalah
ini.
Medan, Juni 2020
Penulis
Sepriadi Halomoan Manalu
NIM P07539017034
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN FARMASI KTI, JUNI 2020 SEPRIADI HALOMOAN MANALU
”TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI APOTEK
PUSKESMAS BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT”
ABSTRAK
Kepuasan pasien adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang di dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.Jika kinerja dibawah harapan,
pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan
senang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator keberhasilan
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kepuasan pelayanan jasa
kesehatan tercapai jika apa yang didapatkan pasien melebihi harapannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Puskesmas Bandar
Baru.
Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dalam bentuk
pernyataan skala Likert.
Hasil penelitian tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien
rawat jalan di Apotek Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit secara
keseluruhan sebesar 82,4% memiliki kategori puas, Tingkat kepuasan pada
dimensi daya tangkap sebesar 87,43%, Tingkat Kepuasan pada dimensi
kehandalan sebesar 85,6%,Tingkat Kepuasan pada dimensi jaminan sebesar
83,31%, Tingkat Kepuasan pada dimensi Kepedulian sebesar 84,57%, dan pada
dimensi bukti fisik sebesar 82,4%.
Kata Kunci : Kepuasan Pasien,Kehandalan,Jaminan,Daya Tangkap ,Bukti Fisik.
Bacaan : 15 (2009-2019)
iii
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH PHARMACY DEPARTMENT SCIENTIFIC PAPER, JUNE 2020 SEPRIADI HALOMOAN MANALU "THE LEVEL OF SATISFACTION OF OUTPATIENTS PATIENTS IN PHARMACY OF BANDAR BARU COMMUNITY HEALTH CENTER OF SIBOLANGIT SUB DISTRICT"
ABSTRACT
Patient satisfaction is a feeling of pleasure or disappointment
someone who appears after comparing the performance (results) of the product thought to the performance (results) expected. If the performance is below expectations, the customer is not satisfied. If performance exceeds expectations, the customer is very satisfied and happy. Patient satisfaction is one indicator of the success of the provision of health services to the community. Satisfaction of health services is achieved if what the patient gets exceeds expectations.
This study aims to determine the level of outpatient patient satisfaction with pharmacy services at Bandar Baru community health center.
The method used was to use data collection methods carried out through the distribution of questionnaires in the form of Likert scale statements.
The results of the study showed that the level of satisfaction of pharmaceutical services in outpatients at the Pharmacy Center in Bandar Baru, Sibolangit Subdistrict as a whole amounted to 82.4% have a satisfied category, the level of satisfaction on the dimension of catching power was 87.43%, the satisfaction level on the reliability dimension was 85.6% , the satisfaction level on the guarantee dimension was 83.31%, the satisfaction level on the care dimension was 84.57%, and on the physical evidence dimension was 82.4%.
The conclusion of the study was that the level of satisfaction at the Bandar Baru community health center in Sibolangit district was 84.48% of satisfied category. Keywords : Patient Satisfaction, Reliability, Guarantee, Capability, Physical Evidence References : 14 (2009- 2019)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI
APOTEK PUSKESMAS BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT ”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan program Diploma III Jurusan Farmasi di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan.
Dalam penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes., Apt. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
2. Ibu Dra. Masniah, M.kes., Apt. selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
3. Bapak Jafril Rezi,Apt selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memberi saran masukkan kepada penulis.
4. Bapak Drs.Djamidin Manurung,Apt.MM selaku Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan yang
telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis.
5. Ibu Pratiwi Rukmana Nasution,M.Si.,Apt selaku penguji I dan Bapak Riza
Fahlevi Wakidi,S.Farm,.Apt.M.Si selaku penguji II Karya Tulis Ilmiah Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan yang telah menguji dan
memberi masukkan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf Pegawai Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
7. Teristimewa kepada orangtua yang penulis cintai dan sayangi Ayahanda
B.Manalu dan Ibunda D.br Marbun juga adik adik yang saya sayangi Restu
soe puspito Manalu,Riantino Sudirmanto Manalu,Christian Rizky Manalu dan
Keluarga yang memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
v
8. Teman satu bimbingan dan mahasiswa/i seangkatan Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan turut membantu dalam penulisan
penelitian Karya Tulis Ilmiah.
9. Sahabat penulis Dinda Aida Sihombing, Yustira Siagian,Voster Jansen
Sinambela,Harry Wahyu Tampubolon,Ekel Harfenta Tarigan,Muhammad
Hafizh Hasibuan, Egy Ferbina Sembiring,Untari Sinuraya,Ruth Gracia
Naibaho, Olivia Simanjuntak, Stevanus Simanjuntak, Rony Tua Simbolon,Ave
Jeffri Situmorang, Eva Juffri Situmorang, Parel Carlinslash Simanjuntak,
Andre Hasibuan, Lia Nurmaya, Saputri Ayu Ningsih, Sarah Meilina Ritonga,
Saidah Hannah Grace Siregar Imelda Natasia Br S.Meliala , Irpan Permana
Simanjuntak, Stevani Rangkuti,Ferddinan Sitohang, Christian Silalahi, Reno
Askarino Gultom, Rista Buana Gultom, Yemmi Ginting, Renaty Sinambella,
Marryenta Manalu, Syahriani Siallagan,David Hutasoit yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikkan
dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak dankiranya agar Karya
Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.
Medan,Juni 2020
Penulis
Sepriadi Halomoan Manalu
P07539017034
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 3 1.3. Tujuan Kegiatan ............................................................................ 3 1.4. Manfaat Kegiatan .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1 Defenisi .......................................................................................... 6 2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek .................................. 7 2.3 Puskesmas .................................................................................... 8
2.3.1Tujuan Puskesmas................................................................ 9 2.3.2 Fungsi Puskesmas .............................................................. 9 2.3.3Wewenang Puskesmas ........................................................ 9
2.4 Kerangka Konsep .......................................................................... 10 2.5 Definisi Operasional ...................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 12
3.1 Jenis dan DesainPenelitian .......................................................... 12 3.2 Lokasi dan WaktuPenelitian ......................................................... 12
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 12 3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................. 12
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 12 3.3.1 Populasi ............................................................................... 12 3.3.2 Sampel ................................................................................. 13
3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 13 3.4.1 Jenis Data ............................................................................ 13 3.4.2 Meode Pengumpulan Data .................................................. 13
3.5 Pengolahan dan Analis Data ..................................................... 13 3.5.1 Pengolahan Data ................................................................. 13 3.5.2 Analiisis Data ....................................................................... 13
3.6 Metode Pengukuran Variabel ....................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep .................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................. 31
Lampiran 2 Surat Pernyataan Responden ................................................. 34
Lampiran 3 Pengambilan Data .................................................................... 35
Lampiran 4 Surat Balasan Dari Puskesmas .............................................. 38
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian ................................................................. 39
Lampiran 6 Ethical Cleareance .................................................................... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk Kepuasan
konsumen sangat bergantung pada persepsi dan harapan konsumen itu sendiri.
Perasaan senang atau kecewa seseorang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya.Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak
puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja
melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Kunci untuk
menghasilkan kesetiaan pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang
tinggi (Priyoto, 2014).
Kepuasan pasien adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang di dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.Jika kinerja dibawah harapan,
pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan
senang (Philip kotler,2009).
Semakin ketatnya persaingan serta pasien yang semakin selektif dan
berpengetahuan mengharuskan apotek selaku salah satu penyedia jasa
pelayanan kefarmasian untuk selalu meningkatkan pelayanannya.Untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya, terlebih dahulu harus diketahui apakah
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien selama ini telah sesuai dengan
harapan pasien atau tidak.Hal ini penting dilakukan sebagai acuan dalam
pembenahan pelayanan agar dapat memberikan kepuasan optimal, sehingga
apotek dituntut untuk selalu menjaga kepuasan pasien dengan meningkatkan
kualitas pelayanan agar kepuasan pasien meningkat.(Lubis, 2015).
Pelayanan dan kepuasan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, karena dengan adanya kepuasan maka pihak terkait dapat saling
2
mengkoreksi sampai dimana pelayanan yang diberikan apakah bertambah baik
atau buruk.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh setiap aparat petugas dalam
memberikan pelayanan, dengan kata lain pelayanan yang dapat memuaskan
adalah pelayanan yang dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dan
dapat memahami apa yang diminta masyarakat dari jurusan pelayanan itu sendiri
(Kurniati, 2013 dalam Herlinda).
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas diatur dalam PMK
(Peraturan Menteri Kesehatan) No. 74 Tahun 2016 yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan.Pelayanan kefarmasian
merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan.Pelayanan farmasi ini dikelola oleh instalasi farmasi dibawah
pimpinan seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala puskesmas.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
meningkatnya harapan konsumen akan pelayanan yang lebih baik, telah terjadi
perubahan orientasi pelayanan farmasi di puskesmas yang semula berorientasi
pada produk menjadi berorientasi pada pasien (Permenkes, 2016).
Salah satu model yang dipakai untuk mengukur kepuasan pelanggan
adalah SERVQUAL (Service Quality), dengan cara membuat penilaian kepuasan
pelanggan secara komprehensif bagi pelayanan dibidang barang dan jasa yang
mengutamakan aspek pelayanan. Analisis kepuasan pelanggan dilakukan pada
lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu Responsiveness (Daya Tangkap),
Reliability (Kehandalan), Assurance (Jaminan), Empathy (Kepedulian), dan
Tangible (Bukti Fisik).
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hendra Stevani dkk
(2016) tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Doi-Doi Kecamatan Pujananting Kabupaten Baru, hasil penelitian
yang diperoleh bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian
di Puskesmas Doi-Doi Kecamatan Pujananting Kabupaten Baru termasuk dalam
kategori puas dengan presentase jawaban responden sebesar 69,93%.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator keberhasilan
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kepuasan pelayanan jasa
3
kesehatan tercapai jika apa yang didapatkan pasien melebihi harapannya.
(Pohan, 2018).
UPT Puskesmas Bandar Baru merupakan salah satu puskesmas non
rawat inap yang sudah terakreditas DASAR dan berlokasi di Jl.Jamin Ginting
Km.47,5, Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit ,Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara 20537. Memberikan pelayanan kesehatan pada 11 desa,
diantaranya desa bandar baru,desa sikeben,desa martelu,desa bukum,desa
suka maju,desa basukum ,desa buluh awar,desa sukamakmur,desa derek,desa
perteguhan,desa rumah pilpil. UPT Puskesmas Bandar baru memberikan
pelayanan berdasarkan dua kategori diantaranya JKN (BPJS,KIS,ASKES), dan
umum.Pada survey pendahuluan dan dari data rekapan resep diketahui bahwa
setiap bulan resep yang dilayani Apotek Puskesmas Bandar baru cukup
banyak.Jumlah kunjungan pasien pada Puskesmas Bandar baru per hari lebih
kurang 65 pasien.Dengan demikian jumlah resep yang dilayani oleh 1 Apoteker
perhari adalah 65 resep. Sehingga pasien dalam jumlah besar tiba di Apotek
dalam jangka bersamaan mengakibatkan proses pengerjaan resep berjalan
lambat. Disamping itu persediaan obat di Apotek Puskesmas Bandar barucukup
memenuhi kebutuhan pasien. Oleh karena jumlah pasien yang banyak tiap
harinya dengan jumlah pekerja Apotek sebanyak 1 orang akan mempengaruhi
pelayanan yang diberikan oleh para petugas kefarmasian di Apotek kepada
pasien, maka penting untuk melihat seberapa besar gambaran pelayanan
kefarmasian yang diberikan kepada pasien di Apotek Puskesmas Bandar baru.
Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti merasa tertarik ingin mengetahui
seberapa puas pasien terhadap pelayanan kefarmasian yang di berikan di
Apotek Puskesmas Bandar baru Kec Sibolangit.
1.4.1.Perumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap
pelayanan kefarmasian yang diberikan di Puskesmas Bandar Baru ?
4
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien rawat jalan
terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Bandar Baru.
1.5.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Apotek Puskesmas Bandar Baru berdasarkan dimensi
kehandalan (Reliability).
a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Apotek Puskesmas Bandar Baru berdasarkan dimensi
ketanggapan (Responsiveness)
b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Apotek Puskesmas Bandar Baru berdasarkan dimensi
jaminan (Assurance)
c. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Apotek Puskesmas Bandar Baru berdasarkan dimensi
empati (Emphaty)
d. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Apotek Puskesmas Bandar Baru berdasarkan dimensi
bukti fisik (tangible)
1.6. Manfaat penelitan
a. Bagi instansi terkait sebagai bahan informasi guna meningkatkan
pelayanan kefarmasian pada pasien di Puskesmas Bandar Baru kec
sibolangit.
b. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan pelayanan
kefarmasian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil
produk dan harapan-harapannya.Jika kinerja berada dibawah harapan maka
pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan
puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau
senang. Kunci untuk menghasilkan kesetiaan pelanggan adalah memberikan
nilai pelanggan yang tinggi. (Priyoto,2017).
Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang di pergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Apotek adalah saranan pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker (Darli,2018).
Pusat Kesehatan Masyarakat atau disebut Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas merupakan suatu satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas ,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat
(Permenkes, 2016).
6
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek ditetapkan sebagai acuan
pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Apotek.Untuk keberhasilan pelaksanaan
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek diperlukan komitmen dan kerjasama
semua pemangku kepentingan.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Apotek semakin
optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Halim,2019)
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait Obat (drug related
problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial (socio-
pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker harus
menjalankan praktik sesuai standar pelayanan.Apoteker juga harus mampu
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk
mendukung penggunaan Obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut,
Apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan Obat,
melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya.
Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, diperlukan Standar Pelayanan
Kefarmasian (Permenkes RI No.74,2016).
Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan,
Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya
berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi
pelayanan komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peraturan pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Peran Apoteker dituntut untuk
7
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat
melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut
antara lain adalah pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yang
membutuhkan .
Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat (drug related
problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial. Untuk menghindari hal
tersebut, Apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan.Apoteker
juga harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional.
Dalam melakukan praktik tersebut, Apoteker juga dituntut untuk
melakukan monitoring penggunaan obat, melakukan evaluasi serta
mendokumentasikan segala aktifvitas kegiatannya. Untuk melaksanakan semua
itu, diperlukan Standar Pelayanan Kefarmasian (Permenkes,2016). Dalam
pelayanan kefarmasian di apotek ada beberapa faktor penyebab masalah
keterlambatan layanan obat kepada pasien, yaitu (Imbalo, 2012) :
a.Faktor Manusia
Pasien dalam jumlah besar tiba di apotek dalam waktu bersamaan,
petugas instalasi farmasi (apoteker dan asisten apoteker ) belum bekerja sama
secara optimal, kepala instalasi kurang tanggap dan kurang memberikan
pembinaan, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial masih perlu
ditingkatkan.
b. Faktor Metode
Saat jam sibuk (09.30 – 14.00) jumlah petugas instalasi farmasi yang
bertugas di apotek tidak sebanding dengan jumlah resep yang masuk, tidak
melakukan pembagian kerja, kerja sama dan cara kerja yang baik, tidak/kurang
peduli terhadap kepentingan pasien, dan kemampuan manajerial kepala instalasi
masih kurang memadai.
c. Faktor Tempat
8
Ruangan kerja kurang tertata dengan baik, ruang tunggu kurang nyaman,
tempat duduk pasien kurang, dan pasien yang menunggu melebihi kapasitas
ruangan.
d. Faktor materi/bahan obat
Persediaan obat di apotek kadang habis, perencanaan dan persediaan
obat tidak akurat.
Dalam konteks pelayanan kefarmasian di apotek, kepuasan pasien
merupakan perasaan senang yang timbul di dalam diri seseorang setelah
mendapat pelayanan yang diterima atau dialami secara langsung.
2.3 Analisis Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Lima Dimensi
Analisis kepuasan pelanggan dilakukan berdasarkan lima dimensi kualitas
pelayanan, yakni:
1. Ketanggapan (Responsiveness) adalah kemampuan petugas farmasi
tanggap terhadap masalah pasien dan memberikan informasi kepada
pasien tentang obat yang diresepkan..
2. Kehandalan (Reliability) adalah kemampuan petugas farmasi untuk
melakukan pelayanan kefarmasian sesuai waktu yang telah ditetapkan,
secara cepat, tepat dan memuaskan.
3. Jaminan (Assurance) adalah kemampuan petugas farmasi dalam
memberikan pelayanan informasi terhadap obat yang diserahkan.,
kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam
memberikan keamanan bahwa obat yang diserahkan telah sesuai.
4. Empati (Emphaty) dalam pelayanan antara lain keramahan petugas
apotek.
5. Bukti Fisik (Tangible) antara lain keterjangkauan lokasi apotek,
kecukupan tempat duduk diruang tunggu, kebersihan dan kenyamanan
ruang tunggu (Yuniar, 2016 dalam Herlinda).
Standar Pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi standar :
1. Pengelolaan sediaan farmasi, Alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi :
a. Perencanaan
9
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pemusnahan
f. Pengendalian
g. Pencatatan dan pelaporan
2. Pelayanan farmasi klinik meliputi :
a. Pengkajian resep
b. Dispensing
c. Pelayanan Informasi Obat
d. Konseling
e. Pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Monitoring Efek samping Obat (MESO) (Permenkes,2016).
2.3 Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat
atau disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan primer yang
selama ini sangat banyak membantu masyarakat dalam masalah kesehatan.
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan paling dasar yang melayani
rujukan pertama sebelum selanjutnya mendapatkan rujukan ke fasilitas
kesehatan selanjutnya (Rumah Sakit), serta sangat mudah untuk dijangkau oleh
masyarakat, dituntut untuk dapat memiliki karakter mutu pelayanan prima yang
sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan medis yang
bermutu.(Mangkoan, 2016).
Peningkatan kinerja pekayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai 8
sector.Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula dengan
menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan.Selama ini
10
penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar
Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah
lainnya, namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal.
2.3.1 Tujuan puskesmas
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2.3.2 Fungsi puskesmas
a. Penyelenggara UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.
b. Penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2.3.3 Wewenang Puskesmas
a.Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
b.Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c.Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
d.Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan sektor lain terkait.
e.Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
f.Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas.
g.Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
h.Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evalusi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan.
11
2.4 Kerangka konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
2.5 Definisi Operasional
a. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah
pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.
b. Tingkat sikap sangat puas, apabila total skor 80% - 100%
c. Tingkat sikap puas, apabila total skor 60% - <80%
d. Tingkat cukup puas, apabila total skor 40% - <60%
e. Tingkat kurang puas, apabila total skor 20% - <40%
f. Tingkat sikap tidak puas, apabila total skor 0% - <20%
g. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk menigkatkan
mutu kehidupan pasien.
Kualitas
Pelayanan:
Responsiveness
(Daya Tanggap)
Reliability
(Kehandalan)
Assurance
(Jaminan)
Emphaty
(Kepedulian)
Tangible (Bukti
Fisik)
Tingkat
Kepuasan
Pasien: SP
(Sangat Puas)= 5
P (Puas)= 4 CP
(Cukup Puas)= 3
TP (Tidak Puas)=
2 STP (Sangat
Tidak Puas)= 1
Pelayanan
Kefarmasian
12
h. Indikator Kepuasan Pasien adalah tolak ukur untuk dapat mengukur
keberhasilan suatu pelayanan.
i. Responsiveness (Daya Tangkap), yaitu kemampuan petugas
memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat.
j. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan
pelayanan kepada pasien dengan tepat.
k. Assurance (Jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan
kepada pasien sehingga terpercaya.
l. Emphaty (Kepedulian), yaitu kemampuan petugas membina hubungan,
perhatian, dan memahami kebutuhan pasien
m. Tangible (Bukti Fisik), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang
dapat langsung dirasakan oleh pasien.
2.6 Hipotesis
1. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Apotek Puskesmas Bandar
Baru Kecamatan Sibolangit
2. Tingkat Pelayanan Petugas Kefarmasian di Apotek Puskesmas
Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei deskriftif.Survei deskriftif adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat.(Notoatmodjo, 2018) yang
bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian
terhadap peningkatan kualitas hidup pasien.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Apotek Puskesmas Bandar Baru Kecamatan
Sibolangit Deli Serdang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Maret sampai Mei 2020.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang ke Apotek
Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Deli Serdang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien JKN (BPJS,KIS,ASKES) dan
umum yang mendapatkan pelayanan pada Apotek Puskesmas Bandar baru.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Quota Sampling.
Pengambilan sampel secara Quota Sampling dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum patau jatah.
Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 35 orang, dengan kriteria
inklusi sebagai berikut :
14
3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis data
a. Data primer ,yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data
dikumpulkan dari lembaran laporan yang berupa kuesioner yang diberikan
kepada responden yang berisi pertanyaan dan dipilih jawaban yang telah
dipersiapkan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Bandar baru.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dalam
bentuk pernyataan skala Likert. Kuisioner terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam
lima kategori jawaban yaitu : SP (Sangat Puas), P (Puas). CP (Cukup Puas), KP
(Kurang Puas), dan TP (Tidak Puas). Skor terhadap pilihan jawaban Sangat
Puas adalah 5, Puas adalah 4, Cukup Puas adalah 3, Kurang Puasadalah 2,
Tidak Puas adalah 1.
Kriteria Ekslusif
Kriteria Eksklusif adalah kriteria
atau ciri-ciri anggota populasi
yang tidak bisa dijadikan Sebagi
sampel penelitian . (Kriteria
inklusif dan eksklusif menurut
notoatmojo 2010)
Kriteria Inklusif
Kriteria Inklusif adalah kriteria atau ciri-
ciri yang harus dipenuhi setiap masing –
masing anggota populasi yang akan
dijadikan sampel.
1. Orang yang berusia 17-65 tahun
2. Dapat berbahasa Indonesia
yang baik dan benar
3. Dapat membaca dan menulis
4. Bersedia menjadi Responden
15
3.5. Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan tahapan sebagai berikut :
a. Penyuntingan data (Editing) Langkah ini bertujuan untuk memperoleh data
yang baik agar diperolah informasi yang benar. Kegiatan yang dilakukan dengan
melihat dan memeriksa apakah semua jawaban telah terisi.
b. Pengkodean (Coding) Pemberian kode agar proses pengolahan data lebih
mudah, pengkodean didasari pada jawaban yang diberi skor atau nilai tertentu.
c. Memasukkan data (data entry) Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak
lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Cleaning yaitu tahapan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry
dan melakukan koreksi bila terdapat kesalahan.
e. Tabulasi (tabulating)
Yakni tahapan kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan
mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan di analisis (Lapau,
2013).
3.5.2. Analisis Data
Dalam menganalisis data yang dikumpul dengan menggunakan kuesioner
langsung kepada responden, pengolahan data dilakukan dengan bantuan tabel
distribusi frekuensi yang diuraikan dari jumlah pertanyaan.
3.6. Metode Pengukuran Variabel
Tingkat kualitas pelayanan kefarmasian pada pasien diukur berdasarkan lima
variabel yaitu : kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik.
Penilaian variabel diukur dengan menggunakan skala likert.Skala likert
digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan di Apotek Puskesmas Bandar
baru.Nilai tertinggi untuk tiap satu pertanyaan adalah 5, dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 25.
16
Bobot untuk setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :
1. Sangat Puas (S) : bobot 5
2. Puas (P) : bobot 4
3. Cukup Puas (CP) : bobot 3
4. Kurang Puas (KP) : bobot 2
5. Tidak Puas (TP) : bobot 1
Menurut Arikunto (Aspuah, 2013) skoring untuk penarikan kesimpulan ditentukan
dengan membandingkan skor maksimal.
skor =
x100%
Menurut Arikunto (Aspuah, 2013) data yang terkumpul kategori menurut skala
ordinal, dengan memperhatikan jumlah bobot. Dengan ketentuan sebagai berikut
:
a) < 40 % dari skor maksimal : Pasien tidak puas
b) 40-55 % dari skor maksimal : Pasien kurang puas
c) 56-75 % dari skor maksimal : Pasien cukup puas
d) 76-85 % dari skor maksimal : Pasien puas
e) 86-100% dari skor maksimal : Pasien sangat puas
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Apotek Puskesmas Bandar Baru Kecamatan
Sibolangit
Apotek Puskesmas Bandar Baru merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan di Kabupaten Deli Serdang yang berstatus milik pemerintahan
Kabupaten Deli Serdang dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang.
Apotek Puskesmas Bandar Baru terdiri dari 11 desa yaitu:
1. Desa Bandar Baru
2. Desa Sikeben
3. Desa Martelu
4. Desa Bukum
5. Desa Suka Maju
6. Desa Basukum
7. Desa Rumah Pipil
8. Desa Perteguhan
9. Desa Derek
10. Desa Suka Makmur
11. Desa Buluh Awar
UPT Puskesmas Bandar baru memberikan pelayanan berdasarkan dua
kategori diantaranya JKN (BPJS,KIS,ASKES), dan umum.Pada survey
pendahuluan dan dari data rekapan resep diketahui bahwa setiap bulan resep
yang dilayani Apotek Puskesmas Bandar baru cukup banyak.Jumlah kunjungan
pasien pada Puskesmas Bandar baru per hari lebih kurang 65 pasien.Persediaan
obat di Apotek Puskesmas Bandar barucukup memenuhi kebutuhan pasien.
18
4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Responden
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Kategori Usia Jumlah
Responden
Presentase
Remaja 17-25 tahun 4 11,43%
Dewasa 26-45 tahun 10 28,57%
Lansia awal 46-55 tahun 11 31,43%
Lansia akhir >55 tahun 10 28,57%
Berdasarkan tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah
responden untuk karakteristik berdasarkan umur yaitu dengan rentang umur 17-
25 tahun (remaja) sebanyak 4 dengan persentase 11,43%, umur 26-45 tahun
(dewasa) sebanyak 10 orang dengan persentase 28,57%, umur 46-55 tahun
(lansia awal) sebanyak 11 orang, dengan persentase 31,43%, dan usia >55
tahun (lansia akhir) sebanyak 10 orang, dengan persentase 28,57%, total jumlah
responden sebanyak 35 orang. Berdasarkan umur yang diperoleh bahwa umur
26-45 tahun lebih banyak.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
Laki-Laki 16 45,71%
Perempuan 19 54,29%
Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4.1.3 dapat dilihat bahwa banyaknya responden untuk
karakteristik berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 16 orang dengan
persentase 45,71% dan perempuan sebanyak 19 orang dengan persentase
54,29%. Perbedaan pola pikir antara laki-laki dan perempuan merupakan
penyebab yang mempengaruhi kepuasan. Menurut Pennebaker, menyatakan
bahwa wanita pada umumnya lebih banyak melaporkan gejala sakit
19
dibandingkan dengan pria. Dan hal ini juga sesuai dengan data demografis
wilayah Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Kategori Jumlah Responden Presentase
Sekolah Dasar 0 0%
Sekolah Menengah
Pertama
9 25,71%
Sekolah Menengah Atas 25 71,43%
Perguruan Tinggi 1 2,86%
Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4.1.4 dapat dilihat bahwa banyaknya responden untuk
karakteristik berdasarkan pendidikan yaitu jumlah responden terbanyak memiliki
pendidikan SLTA atau SMA sebanyak 25 orang dengan persentase 71,43%
kemudian diikuti oleh pendidikan SLTP atau SMP sebanyak 9 orang dengan
persentase 25,71% ,Perguruan tinggi sebanyak 1 orang dengan presentase
2,86% kemudian SD sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Kategori Jumlah Responden Presentase
Petani 20 57,14%
Ibu Rumah Tangga 7 20%
Pegawai Negeri Sipil 1 2,86%
Karyawan 1 2,86%
Mahasiswa 1 2,86%
Pelajar 1 2,86%
Pedagang 1 2,86%
Wiraswasta 3 8,6%
20
Berdasarkan tabel 4.1.5 dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah
responden untuk karateristik berdasarkan pekerjaan yaitu petani sebanyak 20
orang dengan presentase 57,14%. Ibu Rumah Tangga sebanyak 7 orang dengan
presentase 20%. Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 orang dengan presentase
2,86%, Karyawan sebanyak 1 orang orang dengan presentase 2,86%,
Mahasiswa sebanyak 1 orang dengan presentase 2,86%, Pelajar sebanyak 1
orang dengan presentase 2,86%, orang dengan presentase 2,86%, Wiraswasta
sebanyak 3 orang orang dengan presentase 8,6% dan Pedagang sebanyak 1
orang orang dengan presentase 2,86%.
4.3 Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien
1) Daya Tangkap
Merupakan kemampuan petugas farmasi untuk tanggap terhadap masalah
pasien dan memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang obat yang
diresepkannya. (Tabel 4.5).
Tabel 4.5 Rata-rata Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan
Kefarmasian Berdasarkan Dimensi Daya Tangkap di Apotek UPT Puskesmas
Bandar Baru Kecamatan Sibolangit.
No Pertanyaan Skor
Perolehan
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1 Ketepatan
pelayanan
petugas
kefarmasian
dalam
pemberian
obat.
161 175 92,00% Sangat
Puas
2 Kemampuan
petugas
farmasi untuk
cepat tanggap
menyelesaikan
keluhan anda.
162 175 92,57% Sangat
Puas
21
3 Ketanggapan
petugas
farmasi dalam
menjawab
pertanyaan
pasien.
154 175 88,00% Sangat
Puas
4 Kecepatan
penyerahan
obat pada
setiap
penebusan
resep yang
dilakukan
petugas
farmasi
143 175 81,71% Puas
5 Petugas
farmasi
memberikan
informasi
mengenai obat
dengan
Bahasa yang
mudah
dimengerti.
145 175 82,86% Puas
Total 766 875 87,43% Sangat
Puas
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase terendah adalah 81,71% dalam
kategori puas. Hal ini berarti pasien puas dengan pelayanan kefarmasian yang
diberikan kepada pasien dalam kecepatan penyerahahan obat pada setiap
penebusan resep yang dilakukan petugas farmasi. Sehingga perlu dipertahankan
dan ditingkatkan.
2) Kehandalan
Merupakan kemampuan petugas farmasi untuk melakukan pelayanan ke
pasien dengan jelas sesuai dengan informasi obat dalam memberikan pelayanan
kefarmasian kepada pasien rawat jalan pada saat berkunjung ke Apotek UPT
Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit.. Variabel ini merupakan salah
satu faktor yang menentukan kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan
22
kefarmasian di Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit.
(tabel 4.6)
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi
Kehandalan
No Pertanyaan Skor
Perolehan
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1 Pasien
dilayani
sesuai
urutannya
(tidak boleh
ada pasien
yang
menyerobot
antrian)
162 175 92,57% Sangat
Puas
2 Kejelasan
informasi
mengenai
fungsi,aturan
pakai,efek
samping obat
yang
diberikan
oleh petugas
farmasi.
158 175 90,29% Sangat
Puas
3 Kemampuan
petugas
farmasi
dalam
memberikan
informasi
145 175 82,86% Puas
23
obat kepada
pasien
4 Kejelasan
informasi
tentang
penyimpanan
obat yang
digunakan
pasien.
143 175 81,71% Puas
5 Kejelasan
penulisan
etiket pada
kemasan
obat
141 175 80,57% Puas
Total 749 875 72,71% Cukup
Puas
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase terendah adalah 80,57% dan
81,71%, pada pertanyaan kejelasan penulisan etiket pada kemasan obat dan
Kejelasan informasi tentang penyimpanan obat yang digunakan pasien. Hal ini
berarti pasien ingin, agar petugas kefarmasian lebih memperjelas penulisan
etiket pada kemasan obat dan supaya petugas kefarmasian dapat memberikan
informasi yang lebih jelas mengenai fungsi, aturan pakai, efek samping obat
kepada pasien. Sehingga pasien dapat lebih mudah mengerti.
3) Jaminan
Merupakan kemampuan petugas farmasi dalam memberikan kepercayaan
terhadap pasien, kesopanan, keramahtamaan, serta perhatian dalam melayani
pasien di Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit (Tabel
4.7)
24
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Jaminan
No Pertanyaan Skor
Perolehan
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1 Petugas farmasi menguasai
pengetahuan tentang obat.
151 175 86,29% Sangat
Puas
2 Kelengkapan obat di apotik
puskesmas memenuhi
standar.
140 175 80% Puas
3 Kesopanan,keramahtamaha
n,serta perhatian yang
diberikan petugas farmasi
dalam melayani anda.
150 175 85,71% Puas
4 Obat yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien.
145 175 82,86% Puas
5 Kepercayaan anda terhadap
pelayanan di apotek.
143 175 81,71% Puas
Total 729 875 83,31% Puas
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase terendah adalah 80% dengan
pertanyaan kelengkapan obat di apotek puskesmas dengan kategori puas. Hal ini
berarti bahwa pasien puas dengan pelayanan kefarmasian yang diberikan
petugas farmasi kepada pasien. Sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan
4) Kepedulian
Merupakan kepedulian petugas farmasi untuk memberikan perhatian kepada
pasien, perhatian terhadap keluhan pasien dan pemahaman tentang keluhan
pasien tanpa membeda-bedakan status sosial pasien. (tabel 4.1.3.4)
25
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi
Kepedulian
No Pertanyaan Skor
Perolehan
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1 Profesional
petugas
farmasi
kepada
pasien
tanpa
memandang
status social
dan lain lain.
156 175 89,14% Sangat
Puas
2 Perhatian
terhadap
keluhan
pasien dan
keluarga
pasien yang
diberikan
oleh
petugas
farmasi.
153 175 87,43% Sangat
Puas
3 Pemahaman
petugas
tentang
kebutuhan
dan
keinginan
pasien.
145 175 82,86% Puas
4 Petugas
farmasi
melakukan
konseling
yang baik
kepada
pasien.
144 175 82,29% Puas
26
5 Petugas
farmasi
memberikan
informasi
obat tanpa
diminta.
142 175 81,14% Puas
Total 740 875 84,57% Puas
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase terendah adalah 81,14% pada
pertanyaan petugas farmasi memberikan informasi obat tanpa diminta. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien menginginkan supaya petugas kefarmasian dapat
memberikan informasi obat pada pasien yang berkunjung Di Apotek UPT
Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit.
5) Bukti Fisik
Merupakan kemampuan instansi untuk menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal dalam hal ini adalah pasien. Meliputi penampilan secara fisik
berupa kebersihan, kelengkapan, ketersediaan informasi obat dan penampilan
petugas farmasi dalam hal kebersihan dan kerapian. (tabel 4.1.3.5)
Tabel 4.1.3.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Bukti
Fisik
No Pertanyaan Skor
Perolehan
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1 Kebersihan,kerapia
n,dan kenyamanan
ruang tunggu.
153 175 87,42% Sangat
Puas
2 Penampilan
petugas farmasi
dalam hal
kebersihan dan
153 175 87,43% Sangat
Puas
27
kerapian.
3 Penataan eksterior
dan interior ruang
apotek.
141 175 80,57% Puas
4 Ketersediaan
informasi obat
dalam bentuk
bulletin
,leaflet,label
obat,poster,
majalah dinding
dan lain lain.
137 175 78,29% Puas
5 Kelengkapan
fasilitas apotek
(tempat duduk
memadai,toilet,sirk
ulasi udara yang
baik.)
137 175 78,29% Puas
Total 721 875 82,4% Puas
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan pasien rawat
jalan terhadap pelayanan kefarmasian Di Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru
Kecamatan Sibolangit berdasarkan 5 dimensi (daya tangkap, kehandalan,
jaminan, kepedulian, bukti fisik) adalah 82,4% dengan kategori puas.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan Di
Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi daya tangkap yaitu
sebesar 87,43%.
2. Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan Di
Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi kehandalan yaitu
sebesar 85,6%.
3. Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan Di
Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi jaminan yaitu
sebesar 83,31%.
4. Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan Di
Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi kepedulian yaitu
sebesar 84,57%.
5. Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan Di
Apotek UPT Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi bukti fisik yaitu
sebesar 82,4%.
5.2 Saran
1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah baik
dan yang masih kurang agar di perbaiki.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kelengkapan fasilitas apotek dan
pemahaman petugas farmasi dalam melakukan konseling atau PIO
kepada pasien.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian ke puskesmas lain
yang belum diteliti.
29
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas.
Priyoto, 2017. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Yuniar, Yuyun. Kepuasan Pasien Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional
Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Jurnal
Kefarmasian, 2016.
Sibarani,Halim. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Puskesmas Teladan Kota Medan.
Medan: Jurnal Kefarmasian, 2019
Lubis ,Indah , 2015. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Apotek RSU Haji Medan. Kota Medan . Karya Tulis Ilmiah
. Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Mangkoan, Monalisa, 2016. Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2014 pada Puskesmas Di Kota Yogyakarta. Skripsi . Universitas
Sanata Dharma
Notoatmodjo, S, 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Pohan, Imbalo, S, 2018. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Stevani, Hendra, dkk. 2016. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Doi-Doi Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Makassar
Siagian,Darli. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek UPT Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan
Timur.Medan: Jurnal Kefarmasian,2018.
Muninjaya, Gde, AA. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
EGC
Anonim. 2009. Tentang pelayanan kesehatan. Departemen Kesehatan RI
31
Lampiran 1
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP
PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK UPT PUSKESMAS
BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT
1. IdentitasResponden
a. Nama Responden :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
Petunjuk pengisian:
SP =
Sangat Puas
P =Puas
CP =
Cukup Puas
TP =
TidakPuas
STP = Sangat Tidak Puas
Berikan tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
1. Responsiveness (DayaTangkap)
No Pertanyaan Jawaban
SP P CP TP STP
1 Ketepatan pelayanan petugas kefarmasian dalam pemberianobat
2 Kemampuan petugas farmasi untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan anda
3 Ketanggapan petugas farmasi dalam menjawab pertanyaan pasien
4 Kecepatan penyerahan obat pada
setiap penebusan resep yang
dilakukan petugas farmasi
5 Petugas farmasi memberikan
32
informasi mengenai obat dengan bahasa yang mudahdimengerti
2.Realiability(Kehandalan
No Pertanyaan Jawaban
SP P CP TP STP
1 Pasien dilayani sesuai urutannya
(tidak boleh ada pasien yang menyerobotantrian)
2 Kejelasan informasi mengenai fungsi,
aturan pakai, efek samping obat yang
diberikan petugas farmasi kepada
Anda
3 Kemampuan petugas farmasi dalam memberikan informasi obat kepada pasien
4 Kejelasan informasi tentang
penyimpanan obat yangdigunakan
Pasien
5 Kejelasan penulisan etiket pada kemasanobat
3.Assurance(Jaminan)
No Pertanyaan Jawaban
SP P CP TP STP
1 Petugas farmasi menguasai pengetahuan tentangobat
2 Kelengkapan obat di apotik puskesmas Memenuhi standar
3 Kesopanan, keramatamahan, serta
perhatian yang diberikan petugas
farmasi dalam melayani anda
4 Obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
5 Kepercayaan anda terhadap pelayanan di apotek
4.Emphaty(Kepedulian)
No Pertanyaan Jawaban
SP P CP TP STP
1 Profesional petugas farmasikepada
pasien tanpa memandang status sosial danlain-lain
2 Perhatian terhadap keluhan pasien
33
dan keluarga pasien yang diberikan oleh petugas farmasi
3 Pemahaman petugas tentang kebutuhan dan keinginan pasien
4 Petugas farmasi melakukan konseling yang baik kepada pasien
5 Petugas farmasi memberikan informasi obat tanpa diminta
5.Tangible(BuktiFisik)
No Pertanyaan Jawaban
SP P CP TP STP
1 Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangtunggu
2 Penampilan petugas farmasidalam hal kebersihan dan kerapian
3 Penataan eksterior dan interior ruang apotek
4 Ketersediaan informasi obat, dalam
bentuk buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain
5 Kelengkapan fasilitas apotek (tempat duduk memadai, toilet, sirkulasi udara yang baik
34
LAMPIRAN 2. SURAT PERNYATAAN RESPONDEN
PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan menandatangani lembar ini, saya:
Nama :
Usia :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit”.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan penelitian dan saya secara sukarela bersedia menjadi responden
penelitian ini.
Medan, Juni 2020
Yang Menyatakan
( )
35
Lampiran 3 Pengambilan Data
Gambar 1. Responden mengisi kuisioner sebagai sumber pengambilan data
Gambar 2. Pengambilan Data Sekunder
36
Gambar 3. Bersama petugas kesehatan Puskesmas Sibolangit
Gambar 4. Bersama petugas kesehatan Puskesmas Sibolangit