Kajian tentang Ujian Nasional

32
SISTEM PENGUJIAN UJIAN NASIONAL Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengujian Dosen Pengampu Dr. Haryanto, M.Pd, M.T. Disusun oleh : Alfrits Roul Sinadia 14701251021 Rizki Nor Amelia 14701251022 1

Transcript of Kajian tentang Ujian Nasional

SISTEM PENGUJIAN UJIAN NASIONAL

Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen

Pengujian

Dosen Pengampu Dr. Haryanto, M.Pd, M.T.

Disusun oleh :

Alfrits Roul Sinadia

14701251021

Rizki Nor Amelia 14701251022

1

PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

SISTEM PENGUJIAN UJIAN NASIONAL

A. Pendahuluan

Pengukuran menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009: 2)merupakan kuantifikasi atau penetapan angka tentangkarakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturantertentu. Pemahaman tersebut dapat dimaknai pengukurandalam bidang pendidikan dilaksanakan dalam rangkamemetakan serta melihat kemampuan peserta didik setelahmengikuti proses pembelajaran disuatu jenjang satuanpendidikan sekolah dalam kurun waktu tertentu, denganmelakukan pengujian melalui tes maupun nontes, sehinggadapat ditarik benang merah bahwa pengujian merupakanbagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.Menurut Djemari Mardapi (2012: 6) pengujian merupakankegiatan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki pesertadidik. Pengujian dilakukan untuk mengidentifikasikemampuan peserta didik dan mutu pendidikan. Sesuaidengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang standar nasionalpendidikan, yang wajib dijadikan acuan dasar dalam rangkapengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukannyaevaluasi sebagai akuntabilitas penyelenggaran pendidikankepada pihak-pihak yang berkepentingan. Berbagai bentukpengujian yang diberikan kepada peserta didik diantaranya

2

Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS),Ujian Perbaikan (Remidial), Ujian Praktik, UjianSekolah/Madrasah (US/M), dan Ujian Nasional (UN). Akantetapi dalam makalah ini, kami hanya akan membahastentang Ujian Nasional (UN) secara lebih spesifik darisudut pandang definisi, tujuan, fungsi dan cakupannya;organisasi dan prosedur pelaksanaannya; serta sistemevaluasi UN berdasarkan pada dasar hukum (peraturan)secara nasional dan daerah (khususnya Daerah IstimewaYogyakarta). Lebih lanjut juga akan dipaparkan sedikitgambaran mengenai perubahan sistem UN yang akan terjadipada tahun 2015.

B. Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Cakupan Ujian Nasional

Standar nasional pendidikan secara umum diatur melalui

undang-undang Sisdiknas. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pasal 1 ayat 17 menyatakan bahwa Standar nasional

pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar tersebut lebih lanjut diatur

dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Pasal 2.

Pasal ini menyatakan bahwa Lingkup Standar Nasional

Pendidikan meliputi:

1. standar isi;2. standar proses;3. standar kompetensi lulusan;4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;5. standar sarana dan prasarana;6. standar pengelolaan;7. standar pembiayaan;dan8. standar penilaian pendidikan.

3

Selanjutnya, pada bagian (h) standar penilaian

pendidikan, pasal 63 ayat 1 menjelaskan bahwa penilaian

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

terdiri atas:

1. penilaian hasil belajar oleh pendidik;

2. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan

3. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Lebih lanjut, PP No.19 Tahun 2005 Pasal 66 menjelaskan

apa yang dimaksud dengan penilaian hasil belajar oleh

pemerintah sebagai berikut:

1. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalamPasal 63 ayat (1) butir 3, bertujuan untuk menilaipencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada matapelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmupengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujiannasional.

2. Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan,dan akuntabel.

3. Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kalidan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahunpelajaran.

Pengertian Ujian Nasional sendiri adalah kegiatan

pengukuran dan penilaian pencapaian standar kompetensi

lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu

(Permendikbud No.144 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 5). Lebih

lanjut pada PP No.19 Tahun 2005 Pasal 68 maupun Peraturan

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah

Istimewa Yogyakarta No.0146 Tahun 2014 Pasal 2 Ayat 2,

hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu

pertimbangan untuk:

1. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;4

2. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;3. penentuan kelulusan peserta didik dari programdan/atau satuan pendidikan

4. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuanpendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutupendidikan.

Sedangkan tujuan ujian nasional adalah untuk menilai

pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional

pada mata pelajaran tertentu dalam rangka pencapaian

standar nasional pendidikan (Peraturan Kepala Dinas

Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa

Yogyakarta No.0146 Tahun 2014 Pasal 2 Ayat 1).

Dari segi fungsi berdasarkan Permendikbud No.144 Tahun

2014 Pasal 6 Ayat 2, nilai Ujian Nasional adalah salah

satu bagian pembentuk Nilai Akhir siswa. Nilai ini

merupakan gabungan dari Nilai Sekolah/Madrasah/Pendidikan

Kesetaraan dan Nilai Ujian Nasional dengan bobot: 50%

Nilai Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan 50%

Nilai Ujian Nasional. Namun, berdasarkan kebijakan baru

dari Menteri Pendididikan Dasar dan Menengah yang

disampaikan oleh Anies R. Baswedan dalam konferensi pers

di Jakarta tanggal 23 Januari 2015, maka UN tidak lagi

dijadikan sebagai penentuan kelulusan dari satuan

pendidikan mulai tahun 2015. Selanjutnya, dalam PP No.19

Tahun 2005 Pasal 70, cakupan mata pelajaran sesuai

jenjang pendidikannya tersaji sebagai berikut :

1. Pada jenjang SD/MI/SDLB, atau bentuk lain yangsederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaranBahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA).

5

2. Pada program paket A, Ujian Nasional mencakup matapelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IlmuPengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)dan Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yangsederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IlmuPengetahuan Alam (IPA).

4. Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup matapelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Pada SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat,Ujian Nasional mencakup mata pelajaran BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan matapelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.

6. Pada program paket C, Ujian Nasional mencakup matapelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas programpendidikan.

7. Pada jenjang SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran kejuruanyang menjadi ciri khas program pendidikan.

Secara detail dalam Peraturan Kepala Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta No.0146

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ujian

Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK, serta

Pendidikan Kesetaraan Program Paket B/Wustha, Program

Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 Pasal 5, menyajikan

tentang mata pelajaran yang diujikan, jumlah butir soal,

dan alokasi waktu UN diatur sebagai berikut:

1. SMA/MA Program IPA

6

No Mata Ujian Jumlah ButirSoal

AlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50*) 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Fisika 40 120 menit5 Kimia 40 120 menit6 Biologi 40 120 menit

2.SMA/MA Program IPS No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50*) 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Ekonomi 40 120 menit5 Sosiologi 50 120 menit6 Geografi 50 120 menit

3. SMA/MAProgram Bahasa

No Mata Ujian Jumlah ButirSoal

AlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50*) 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Sastra Indonesia 40 120 menit5 Antropologi 50 120 menit

6Bahasa Asing**) :Bahasa Arab, Jepang, Jerman,Prancis, Mandarin

50 120 menit

4. MA Program Keagamaan No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50*) 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Tafsir 50 120 menit5 Hadist 50 120 menit6 Fikih 50 120 menit

7

5. SMK No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Matematika*) 40 120 menit3 Bahasa Inggris**) 50 120 menit

4Kompetensi Keahlian:Teori Kejuruan dan PraktikKejuruan***)

1 paket 18 – 24 jam

Keterangan: *) terdiri atas tiga kelompok kejuruan: 1. kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian; 2. kelompok Pariwisata, Seni dan Kerajinan,Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, danAdministrasi Perkantoran;

3. program Keahlian Akuntansi dan Penjualan. **) terdiri atas 15 soal listening comprehension atau 15soal reading untuk penyandang

tunarungu dan 35 soal pilihan ganda ***) Ujian praktik kejuruan dilaksanakan sebelumpelaksanaan UN.

6. Program Paket C - IPS No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 PendidikanKewarganegaraan

50 120 menit

2 Bahasa Indonesia 50 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Bahasa Inggris 50 120 menit5 Ekonomi 40 120 menit6 Geografi 50 120 menit7 Sosiologi 50 120 menit

7. Program Paket C - IPA No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 PendidikanKewarganegaraan

50 120 menit

2 Bahasa Indonesia 50 120 menit8

3 Bahasa Inggris 50 120 menit4 Matematika 40 120 menit5 Fisika 40 120 menit6 Kimia 40 120 menit7 Biologi 40 120 menit

8. Program Paket C Kejuruan No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 PendidikanKewarganegaraan

50 120 menit

2 Bahasa Indonesia 50 120 menit3 Bahasa Inggris 50 120 menit4 Matematika 40 120 menit

9. SMP, MTs, dan SMPLB No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Matematika 40 120 menit3 Bahasa Inggris 50 120 menit4 Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA)40 120 menit

10. Paket B/Wustha No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 PendidikanKewarganegaraan

50 120 menit

2 Bahasa Indonesia 50 120 menit3 Matematika 40 120 menit4 Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA)40 120 menit

5 Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS)

50 120 menit

6 Bahasa Inggris 50 120 menit

11. SMALB Kekhususan Tunanetra (A), Tunadaksa (D), danTunalaras No Mata Ujian Jumlah Butir Alokasi

9

Soal Waktu1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50*) 120 menit3 Matematika 40 120 menit

12. SMALB Kekhususan Tunarungu (B) No Mata Ujian Jumlah Butir

SoalAlokasiWaktu

1 Bahasa Indonesia 50 120 menit2 Bahasa Inggris 50 120 menit3 Matematika 40 120 menit

C. Organisasi dan Prosedur Pelaksanaan Ujian Nasional

1. Organisasi

Terkait dengan penyelenggaraan, pelaksanaan, dan

pengawasan Ujian Nasional, Permendikbud No.144 Tahun

2014 Pasal 14 mengatur hal-hal sebagai berikut:

a) BSNP menyelenggarakan UN bekerja sama denganinstansi terkait di lingkungan Pemerintah, pemerintahdaerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota,dan satuan pendidikan.

b) BSNP sebagai Penyelenggara UN bertugas: 1) menyusun POS pelaksanaan UN; 2) memberi rekomendasi kepada Menteri tentangpembentukan Pelaksana UN tingkat Pusat;

3) melakukan koordinasi persiapan dan pengawasanpelaksanaan UN secara nasional; dan

4) melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasiperbaikan pelaksanaan UN.

c) Pelaksana UN tingkat Pusat ditetapkan denganKeputusan Menteri dan bertanggung jawab kepadaPenyelenggara UN.

d) Pelaksana UN tingkat Provinsi ditetapkan denganKeputusan gubernur dan bertanggung jawab kepadaPelaksana UN tingkat Pusat.

e) Pelaksana UN tingkat Provinsi terdiri atas dinaspendidikan provinsi, kantor wilayah kementerian agamaprovinsi, perguruan tinggi, dan lembaga penjaminanmutu pendidikan.

10

f) Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota ditetapkandengan Keputusan Bupati/Wali Kota dan bertanggungjawab kepada Pelaksana UN tingkat Provinsi.

g) Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota terdiri atasdinas pendidikan kabupaten/kota dan kantorkementerian agama kabupaten/kota.

h) Pelaksana UN tingkat Satuan Pendidikan ditetapkandengan Keputusan kepala dinas pendidikankabupaten/kota dan bertanggung jawab kepada PelaksanaUN tingkat Kabupaten/Kota.

i) Pelaksana UN tingkat Pusat, Pelaksana UN tingkatProvinsi, Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota, danPelaksana UN tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugasdan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mengawasiUN.

j) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan danpengawasan UN diatur dalam POS UN yang ditetapkanoleh BSNP.

Secara khusus, organisasi pelaksanaan UN di

daerah diatur dalam peraturan Dinas Pendidikan

setempat. Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hal

ini diatur melalui Peraturan Kepala Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan Olahraga DIY No.0146 Tahun 2014 Pasal 7

yang berbunyi sebagai berikut:

a) Pelaksana UN terdiri atas Pelaksana UN TingkatPusat, Pelaksana UN Tingkat DIY, Pelaksana UN TingkatKabupaten/Kota dan Pelaksana UN Tingkat SatuanPendidikan dengan tugas dan tanggungjawab sesuaidengan POS UN Tahun Pelajaran 2013/2014.

b) Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota dibantu olehPanitia Kelompok Kerja/Sub Rayon yang dibentuk olehKepala Dinas Kabupaten/Kota.

c) Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan untuksekolah/Pusat Kegiatan Belajar

d) Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan untukmadrasah/pondok pesantren ditetapkandengan keputusan Kepala Dinas PendidikanKabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kepala Kantor

11

Kementerian Agama Kabupaten/Kota, terdiri atas unsur-unsur kepala madrasah/pelaksana UN dan yangbergabung, dan pendidik/tutor pada sekolah pelaksanaUN dan yang bergabung.

e) Satuan Pendidikan yang dapat melaksanakan UNadalah: 1) sekolah/madrasah yang memiliki peserta UN minimal20 orang (SMPLB dan SMALB tidak ada batas minimaljumlah peserta UN), terakreditasi, dan memenuhipersyaratan lainnya yang ditetapkan oleh KepalaDinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

2) pondok pesantren, PKBM, dan SKB pelaksanapendidikan kesetaraan yang memiliki peserta UNminimal 20 orang dan memenuhi persyaratan lainnyayang ditetapkan oleh Pelaksana UN TingkatKabupaten/Kota;

3) satuan pendidikan yang karena pertimbangan faktorgeografis jaraknya jauh dari satuan pendidikanlain, yang memiliki peserta didik kurang dari 20orang dapat menjadi pelaksana UN setelah ditetapkanoleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota;

4) satuan pendidikan yang belum terakreditasi karenapertimbangan faktor geografis jaraknya jauh darisatuan pendidikan lain, dapat menggabung secaraadministrasi setelah ditetapkan oleh Kepala DinasKabupaten/Kota.

f) Satuan pendidikan pelaksana UN mengirimkanspesimen melalui Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kotayang berisi nomor kode satuan pendidikan, nama,alamat, nama kepala satuan pendidikan lengkap besertagelar, NIP dan tanda tangan kepala satuan pendidikankepada Tim Pengolah Hasil UN pada Pelaksana UNTingkat DIY.

g) Nama kepala satuan pendidikan pelaksana UN harussesuai dengan SK pengangkatan sebagai kepala satuanpendidikan.

h) Verifikasi dan penetapan terhadap kelayakanpelaksana ujian praktik kejuruan dilaksanakan sebelumpelaksanaan ujian praktek oleh Dinas Kabupaten/Kotasetempat.

12

2. Prosedur pelaksanaan UN di Daerah Istimewa Yogyakarta

Prosedur pelaksanaan UN di DIY diatur dalam

Peraturan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

DIY No.0146 Tahun 2014 Pasal 9-13 berikut ini:

a) Pasal 9 mengatur tentang Ruang UN

Satuan Pendidikan penyelenggara UN menetapkan ruang

UN dengan persyaratan sebagai berikut:

1) ruang UN yang digunakan aman dan layak untukpelaksanaan UN;

2) setiap ruang ditempati paling banyak 20 peserta,2 (dua) meja dan kursi untuk 2 (dua) orang Pengawasruang UN;

3) setiap meja dalam ruang ujian diberi nomorpeserta UN;

4) setiap ruang ujian ditempel pengumuman yangbertuliskan “DILARANG MASUK SELAIN PESERTA UJIANDAN PENGAWAS, SERTA TIDAK DIPERKENANKAN MEMBAWAALAT KOMUNIKASI”;

5) setiap ruang UN disediakan denah tempat dudukpeserta UN dengan disertai foto peserta yangditempel di pintu masuk ruang ujian;

6) setiap ruang UN disediakan lak/segel/lem untukamplop LJUN;

7) gambar atau alat peraga yang berkaitan denganmateri UN dikeluarkan dari ruang UN;

8) tempat duduk peserta UN diatur sebagai berikut: (a) satu bangku untuk satu orang peserta UN; (b) jarak antara bangku yang satu dengan yang

lain disusun dengan mempertimbangkan jarakantara peserta yang satu dengan peserta yanglain minimum 1 (satu) meter;

(c) penempatan peserta UN disesuaikan denganurutan nomor peserta UN (lihat gambar contohdenah ruang UN);

13

9) Satuan pendidikan yang mempunyai peserta UNkelebihan s.d 5 atau kelebihan 6 peserta keatasdiatur sebagai berikut :

Kelebihan < 5 Kelebihan > 6Jumla

hPeserta

Ruang JumlahPeserta

RuangRuang1

Ruang 2 Ruang1

Ruang2

21 10 11 26 20 622 10 12 27 20 723 10 13 28 20 824 10 14 29 20 925 10 15 dst .... ....

b) Pasal 10 mengatur tentang Pengawasan SatuanPendidikan1) Pengawasan pelaksanaan UN SMA/MA, SMK, Paket Cdan Paket C Kejuruan pada satuan pendidikandilakukan oleh dosen yang ditetapkan oleh perguruantinggi.

2) Tugas dan tanggungjawab pengawas satuanpendidikan adalah: (a) menjaga dan mengawasi kesesuaian pelaksanaan

UN dengan POS; (b) mengawal pengambilan naskah soal UN dari

tempat penyimpanan sampai ke lokasi UN; (c) mencatat dan melaporkan kejadian yang tidak

sesuai dengan POS;

14

(d) menandatangani amplop LJUN yang sudah dilem;(e) mengesahkan berita acara pelaksanaan UN di

satuan pendidikan; (f) mengawal pengembalian LJUN dari satuan

pendidikan ke tempat pemindaian di perguruantinggi (UNY).

c) Pasal 11 mengatur tentang Pengawas Ruang UN 1) Pengawas ruang UN SMA, MA, dan SMK ditetapkan oleh

Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota, dan daftarpengawas ruang UN tersebut diserahkan ke PerguruanTinggi (UNY).

2) Pengawas ruang untuk UN SMA/MA dan SMK dilakukanoleh guru SMA/MA dan SMK yang diatur secarasilang.

3) Pengawas ruang UN SMP, MTs, SMPLB, SMALB,ditetapkan oleh Pelaksana UN TingkatKabupaten/Kota, dan daftar pengawas ruang UNtersebut diserahkan ke LPMP.

4) Pengawas ruang untuk UN SMP/MTs dilakukan olehguru SMP/MTs yang diatur secara silang.

5) Pengawas ruang harus dalam keadaan sehat dansanggup mengawasi ujian nasional dengan baik.

6) Pengawas Ruang UN Pendidikan Kesetaraan adalahpendidik pada SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK,Pondok Pesantren, SKB/BPKB/PKBM yang memenuhipersyaratan sebagai Pengawas UN PendidikanKesetaraan.

7) Pengawas ruang adalah guru/pendidik yang matapelajarannya tidak sedang diujikan.

8) Pengawas ruang adalah guru/pendidik yang memilikisikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggungjawab, teliti, dan memegang teguh kerahasiaan.

9) Pengawas ruang harus menandatangani suratpernyataan bersedia menjadi pengawas ruang sesuaidengan ketentuan yang berlaku dan harus hadir 45menit sebelum ujian dimulai di lokasi satuanpendidikan pelaksana UN.

10) Pengawas ruang tidak diperkenankan untuk membawaalat komunikasi elektronik ke dalam ruang ujian.

15

11) Penempatan pengawas ruang ditentukan dengansistem silang dalam satu kabupaten/kota.

12) Setiap ruangan diawasi oleh dua orang pengawasyang memiliki tanggungjawab terhadap : (a) kelengkapan pekerjaan peserta didik (LJUN)

dan kelengkapan lain sesuai daftar hadir setiapmata pelajaran dan ruang;

(b) seluruh pelaksanaan UN di ruang ujian; 13) Jika terdapat ketidaklengkapan jumlah LJUN yang

dikirim ke Panitia/Perguruan Tinggi (UNY),merupakan tanggungjawab pengawas ruang, KepalaSatuan Pendidikan pelaksana ujian, dan KetuaKelompok Kerja/Sub Rayon.

14) Pengawasan pelaksanaan UN Kempetensi Keahlian SMKdilakukan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan UNKompetensi Keahlian SMK tahun pelajaran 2013/2014dari Direktorat Pembinaan SMK Direktorat JenderalPendidikan Menengah Kemdikbud.

15) Pengawasan ruang ujian untuk ujian teori SMK/MAKdilakukan oleh pengawas ruang UN di jam pertama.

d) Pasal 12 mengatur tentang Tata Tertib PengawasRuang UN1) Di Ruang Panitia UN

(a) Pengawas ruang telah hadir di lokasi satuanpendidikan pelaksana UN empat puluh lima (45)menit sebelum ujian dimulai.

(b) Pengawas ruang menerima penjelasan danpengarahan dari ketua pelaksana UN.

(c) Pengawas ruang menerima bahan UN yang berupanaskah soal UN, amplop pengembalian LJUN,daftar hadir, dan berita acara pelaksanaan UN.

(d) Pengawas ruang memeriksa kondisi bahan UNdalam keadaan baik (masih disegel).

2) Di Ruang Ujian (a) Pengawas masuk ke dalam ruang UN 20 menit

sebelum waktu pelaksanaan. (b) Pengawas melakukan tugas pengawasan secara

berurutan : (1) memeriksa kesiapan ruang ujian;

16

(2) mempersilakan peserta UN untuk memasukiruang dengan menunjukkan kartu peserta UNdan meletakkan tas di bagian depan sertamenempati tempat duduk sesuai dengan nomoryang telah ditentukan;

(3) memeriksa dan memastikan setiap peserta UNhanya membawa pulpen, pensil, karetpenghapus, penajam pensil dan penggarisyang akan dipergunakan ke tempat dudukmasing-masing;

(4) memeriksa dan memastikan amplop soal dalamkondisi tertutup rapat (tersegel), membukaamplop soal disaksikan oleh peserta UN;

(5) membacakan tata tertib UN; (6) membagikan naskah soal UN dengan cara

meletakkan di atas meja peserta dalamposisi tertutup (terbalik). Kelebihannaskah soal UN selama ujian berlangsungtetap disimpan di ruang ujian dan tidakdiperbolehkan dibaca oleh pengawas ruangan;

(7) memberi kesempatan kepada peserta UNuntuk mengecek kelengkapan soal;

(8) mewajibkan peserta UN untuk menuliskannama dan nomor ujian pada kolom yangtersedia di pada LJUN;

(9) mewajibkan peserta untuk melengkapiisian pada LJUN secara benar;

(10) memastikan peserta UN telah mengisiidentitas dengan benar sesuai kartu pesertaUN;

(11) memastikan peserta UN telahmenandatangani daftar hadir;

(12) mengingatkan peserta agar terlebihdahulu membaca petunjuk cara menjawab soal.

(13) mempersilakan peserta UN untuk mulaimengerjakan soal;

(14) lima menit sebelum waktu UN selesai,pengawas ruang UN memberi peringatan kepadapeserta UN bahwa waktu tinggal lima menit;

17

(15) setelah waktu UN selesai, pengawasruang UN mempersilakan peserta UN untukberhenti mengerjakan soal;

(16) mempersilakan peserta UN meletakkannaskah soal dan LJUN di atas meja denganrapi;

(17) mengumpulkan LJUN dan naskah soal UN; (18) menghitung jumlah LJUN sama dengan

jumlah peserta UN, bila sudah lengkapmempersilakan peserta UN meninggalkan ruangujian;

(19) menyusun secara urut LJUN dari nomorpeserta terkecil dan memasukkannya ke dalamamplop LJUN disertai dengan satu lembardaftar hadir peserta, satu lembar beritaacara pelaksanaan, kemudian DITUTUP, DILEMserta DITANDATANGANI oleh pengawas ruang UNDI DALAM RUANG UJIAN;

(20) menyerahkan amplop LJUN yang sudahdilem dan ditandatangani pengawas ruang didalam ruang ujian, naskah soal UN, dan satulembar daftar hadir peserta dan satu lembarberita acara pelaksanaan UN kepadaPelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikandisaksikan oleh PENGAWAS dari PERGURUANTINGGI.

(c) Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikanmembubuhi stempel Satuan Pendidikan pada amploppengembalian LJUN.

(d) Selama UN berlangsung, pengawas ruang UNwajib: (1) menjaga ketertiban dan ketenangan suasana

sekitar ruang ujian; (2) memberi peringatan dan sanksi kepada

peserta yang melakukan kecurangan; serta (3) melarang orang memasuki ruang UN selain

peserta ujian. (e) Pengawas ruang UN dilarang merokok di ruang

ujian, memberi isyarat, petunjuk, dan bantuan

18

apapun kepada peserta UN berkaitan denganjawaban dari soal UN yang diujikan;

e) Pasal 13 mengatur tentang Tata Tertib Peserta UN 1) Peserta UN memasuki ruangan setelah tanda masuk

dibunyikan, yakni 15 (lima belas) menit sebelum UNdimulai.

2) Peserta UN yang terlambat hadir hanyadiperkenankan mengikuti UN setelah mendapat izindari ketua Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan,tanpa diberi perpanjangan waktu.

3) Peserta UN dilarang membawa alat komunikasielektronik dan kalkulator ke ruang ujian.

4) Tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapundikumpulkan di dalam ruang ujian di bagian depan.

5) Peserta UN membawa alat tulis menulis berupapensil 2B, penghapus, penggaris, penajam pensildan kartu tanda peserta ujian.

6) Peserta UN mengisi daftar hadir dengan menggunakanpulpen yang disediakan oleh pengawas ruangan.

7) Peserta UN mengisi identitas pada LJUN secaralengkap dan benar serta menandatanganipernyataan”mengerjakan UN dengan jujur”.

8) Peserta UN yang memerlukan penjelasan carapengisian identitas pada LJUN dapat bertanyakepada pengawas ruang UN dengan cara mengacungkantangan terlebih dahulu.

9) Peserta UN diberi kesempatan untuk mengecekketepatan antara cover naskah dan isi naskah sertamengecek kelengkapan soal, mulai dari kelengkapanhalaman soal sampai kelengkapan nomor soal.

10) Peserta UN yang memperoleh naskah soal/LJUN cacatatau rusak, maka naskah soal tersebut digantidengan naskah soal cadangan yang terdapat di ruangtersebut atau di ruang lain.

11) Peserta UN yang tidak memperoleh naskah soal/LJUNkarena kekurangan naskah/LJUN, maka peserta yangbersangkutan diberikan naskah soal/LJUN cadanganyang terdapat di ruang lain atau sekolah/madrasahyang terdekat.

19

12) Peserta UN mulai mengerjakan soal setelah adatanda waktu mulai ujian.

13) Selama UN berlangsung, peserta UN hanya dapatmeninggalkan ruangan dengan izin dan pengawasandari pengawas ruang UN.

14) Peserta UN yang meninggalkan ruangan setelahmembaca soal dan tidak kembali lagi sampai tandaselesai dibunyikan, dinyatakan telah selesaimenempuh/ mengikuti UN pada mata pelajaran yangterkait.

15) Peserta UN yang telah selesai mengerjakan soalsebelum waktu UN berakhir tidak diperbolehkanmeninggalkan ruangan sebelum berakhirnya waktuujian.

16) Peserta UN berhenti mengerjakan soal setelah adatanda berakhirnya waktu ujian.

17) Selama UN berlangsung, peserta UN dilarang: (a) menanyakan jawaban soal kepada siapa pun; (b) bekerjasama dengan peserta lain; (c) memberi atau menerima bantuan dalam menjawab

soal; (d) memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada

peserta lain atau melihat pekerjaan pesertalain;

(e) membawa naskah soal UN dan LJUN keluar dariruang ujian;

(f) menggantikan atau digantikan oleh oranglain.

18) Khusus bagi peserta UN yang tunanetradiperbolehkan membawa alat bantu khusus (abakus)ke dalam ruang ujian.

D. Sistem evaluasi Ujian Nasional

Sistem evaluasi UN di DIY juga diatur dalam Peraturan

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY No.0146

Tahun 2014 Pasal 15 dan 18 berikut ini:

1. Pasal 15 mengatur tentang Pemeriksaan Hasil UN

20

a) Pengumpulan Hasil UN

1) SMA/MA, SMK, Program Paket C, dan Program PaketC KejuruanPengawas satuan pendidikan berasal dari PerguruanTinggi: (a) mengisi dan menandatangani berita acara

kelengkapan bahan UN di ruang PanitiaPelaksana Tingkat Satuan Pendidikan;

(b)mengawasi pengumpulan amplop pengembalian LJUNyang telah dilem, ditandatangani pada bagiansambungan penutup amplop oleh pengawas ruangUN, dan dibubuhi stempel satuan pendidikan;

(c)mengisi dan menandatangani berita acara serahterima, amplop pengembalian LJUN, amplop yangberisi naskah soal, pakta integritas, daftarhadir, dan berita acara pelaksanaan UN diruang Panitia Pelaksana UN Tingkat SatuanPendidikan;

(d)menyampaikan amplop pengembalian LJUN keUniversitas Negeri Yogyakarta (UNY) untukdilakukan pemindaian; dan

(e)menyerahkan amplop yang berisi naskah soal kesatuan pendidikan.

2) SMP/MTs, SMALB, SMPLB, Program Paket B/Wustha (a) Ketua Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan

mengumpulkan LJUN yang telah dilem olehpengawas ruang UN dan menandatangani beritaacara;

(b) Ketua Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikanmengirimkan LJUN ke Pokja/Sub Rayon untukditeruskan ke Pelaksana UN Tingkat DIY (DinasDIY Jalan Cendana No 9 Yogyakarta), yangditerima oleh petugas dari Kabupaten/Kota yangberada di Dinas DIY langsung setelah ujianberakhir setiap hari;

(c) Petugas dari Kabupaten/Kota bersama petugasdari Dinas DIY memeriksa kesesuaian jumlahamplop ruang yang berisi LJUN dengan jumlahruang dari setiap satuan pendidikan pelaksanaUN. (Setiap perpindahan dokumen disertai

21

dengan berita acara yang ditandatangani olehpenyerah dan penerima dokumen).

b) Pengolahan Hasil UN 1)Perguruan Tinggi Negeri (UNY) (a) Menerima LJUN SMA/MA, SMK, Program Paket C,

dan Program Paket C Kejuruan dari Pengawassatuan pendidikan;

(b) Memindai dan memvalidasi LJUN SMA/MA, SMK,Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruanserta mengirimkan hasilnya ke Pelaksana UNTingkat Pusat;

(c) Menyampaikan hasil pemindaian LJUN SMA/MA,SMK, Program Paket C dan Program Paket CKejuruan periode I ke Pelaksana UN TingkatPusat paling lambat tanggal 1 Mei 2014;

2) Pelaksana UN Tingkat DIY (Dinas DIY) (a) Menerima LJUN SMP/MTs, SMPLB, SMALB, Paket

B/Wustha dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;(b) Memindai dan memvalidasi LJUN SMP/MTs,

SMPLB, SMALB, dan Paket B/Wustha sertamenyampaikan hasilnya ke Pelaksana UN TingkatPusat;

(c) Memindai dan memvalidasi LJUN PaketB/Wustha, Program Paket C dan Program Paket CKejuruan Periode II serta menyampaikanhasilnya ke Pelaksana UN Tingkat Pusat;

(d) Pemindaian dan penskoran Ujian Teori SMK/MAKdilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi;

(e) menerima LJUN Teori Kejuruan dari DinasPendidikan Kabupaten/Kota;

(f) memindai LJUN Teori Kejuruan, melakukanvalidasi dan skoring; dan

(g) menyampaikan hasil skoring ujian TeoriKejuruan ke Pelaksana UN Tingkat Pusat palinglambat tanggal 1 Mei 2014.

(h) Menyampaikan hasil pemindaian LJUN SMALB kePelaksana UN Tingkat Pusat paling lambattanggal 1 Mei 2014; Menyampaikan hasil

22

pemindaian LJUN SMP/MTs, SMPLB, Paket B/Wusthake Pelaksana UN Tingkat Pusat paling lambattanggal 24 Mei 2014;

(i) Menyampaikan hasil pemindaian LJUN ProgramPaket B/Wustha, Program Paket C, dan ProgramPaket C Kejuruan Periode II ke Pelaksana UNTingkat Pusat paling lambat tanggal 1September 2014;

(j) Pelaksana UN Tingkat DIY mencetak DKHUN; (k) DKHUN dikirim ke satuan pendidikan melalui

Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota disertaidengan berita acara.

2. Pasal 18 mengatur tentang Pemantauan, Evaluasi, danPelaporana) Pemantuan, evaluasi dan pelaporan dilakukan olehPelaksana UN pada setiap tingkatan sesuai dengantugas dan kewenangannya.

b) Pelaksana UN Tingkat DIY melakukan pemantauanpelaksanaan uji kompetensi keahlian SMK.

c) Pemantauan Ujian dilakukan mulai dari tahappersiapan sampai dengan pelaporan.

d) Pelaporan UN disusun sebagai pertanggungjawabanpenyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat daninstansi terkait.

e) Pelaksana UN pada setiap tingkatan membuatlaporan pelaksanaan UN sesuai dengan kewenangannya,yang terdiri dari Laporan Singkat Hasil UN danLaporan Pelaksanaan UN.

f) Penyampaian laporan UN dilakukan mulai daripanitia tingkat satuan pendidikan sampai denganPelaksana UN Tingkat DIY

g) Waktu penyampaian Laporan Singkat Hasil UN olehsatuan pendidikan paling lambat disampaikan 1(satu) hari kerja setelah pengumuman kelulusandengan format seperti lampiran I keputusan ini.

h) Waktu penyampaian Laporan Pelaksanaan UN olehsatuan pendidikan pelaksana UN paling lambat 10(sepuluh) hari setelah pengumuman kelulusan dengansistematika seperti lampiran II keputusan ini.

23

i) Waktu penyampaian laporan secara berjenjang olehPelaksana UN sub rayon/kelompok kerja, Pelaksana UNTingkat Kabupaten/Kota, Pelaksana UN Tingkat DIYpaling lambat 6 (enam) hari setelah diterimanyalaporan dari panitia setingkat di bawahnya.

j) Laporan UN dari Pelaksana UN Tingkat DIYdisampaikan kepada Menteri melalui Kepala BadanPenelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikandan Kebudayaan, kepada Menteri Agama melaluiDirektur Jenderal Pendidikan Islam KementerianAgama dan kepada Gubernur Daerah IstimewaYogyakarta.

k) Pelaksana UN Tingkat DIY menyampaikan data hasilUN ke Pusat Penilaian dengan struktur database yangtelah dibakukan oleh BSNP bersama Pusat PenilaianPendidikan.

l) Pelaksana UN Tingkat DIY membuat laporan hasilkomputerisasi kepada Kepala Dinas DIY yang berisihasil nilai per satuan pendidikan.

E. Kebijakan Perubahan Ujian Nasional (Kemendikbud, 2015)Ujian Nasional dilaksanakan sejak tahun pelajaran

2004/2005 untuk menilai pencapaian standar kompetensilulusan secara nasional. Menurut PP No.19 Tahun 2005penyelenggara UN adalah BSNP. Namun secara teknis,pelaksana UN adalah Puspendik. Puspendik menyiapkannaskah UN untuk tingkat SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALBdan Program Paket A,B dan C; melakukan koordinasi denganinstansi terkait dalam pelaksanaan UN, melakukanpemantauan dalam pencetakan dan distribusi naskah, danmelakukan pengolahan dan pelaporan hasil UN. Denganjumlah peserta UN yang sangat besar dan tersebar dariSabang sampai Merauke, pelaksanaan UN merupakanpekerjaan yang sangat besar dan berisiko tinggi. Sebagaigambaran besarnya pekerjaan tersebut, disajikan Gambar 2

24

yang menunjukkan skala UN pada tahun 2014 (Puspendik:2015).

25

Hasil UN tidak hanya dimaksudkan untuk menentukan hasilkelulusan, tetapi juga untuk pembinaan dalam rangkameningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu hasil UN jugadiolah untuk memberi informasi yang lebih detil. Setiap tahunpuspendik menerbitkan publikasi (dalam bentuk CD) “PanduanPemanfaatan Hasil Ujian Nasional untuk Perbaikan MutuPendidikan”. Pada publikasi ini dimuat hasil UN per sekolah,per kabupaten/kota, dan provinsi Selain itu juga dilaporkandaya serap atau capaian peserta didik pada tiap kompetensipada setiap mata pelajaran. Dengan demikian guru, sekolahatau dinas pendidikan dapat melihat kekurangan atau kesulitanyang dihadapi peserta didik dan melakukan perbaikan ataupenyesuaian pembelajaran (Puspendik: 2015).

Pada tahun 2015 ini esensi Ujian Nasional telah mengalamiperubahan yang radikal dibandingkan UN pada tahun-tahunsebelumnya. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, AniesBaswedan dalam konferensi pers di Jakarta tanggal 23 Januari2015 mengatakan bahwa dalam penilaian mutu pelayanan

26

pendidikan, UN hanyalah salah satu indikator dari delapanstandar nasional pendidikan. Oleh sebab itu, fokus kepada soalnilai dan hasil kelulusan UN semestinya diubah menjadi kepadapemanfaatan berbagai indicator kinerja untuk meningkatkan mutupendidikan. Selanjutnya, menurut Mendikdasmen rencana perubahantersebut mencakup tiga hal berikut:a. Ujian Nasional tidak untuk kelulusan (kelulusan sepenuhnyaditentukan oleh sekolah),

b. Ujian Nasional dapat ditempuh beberapa kali (untukmemperbaiki pencapaian terhadap standar), dan

c. Ujian Nasional wajib diikuti minimal satu kali (mulai 2016,dilakukan lebih awal untuk memberi waktu perbaikan opsional).Selain itu, rencana perubahan ini mencakup peningkatan mutu

soal, penyertaan survey melalui kuesioner, penggunaan levelling

dalam SKHUN, dan penggunaan Computer-Based Test. Peningkatan mutusoal UN menitikberatkan pada penggunaan soal-soal yang valid,reliable, dan mengandung nilai-nilai budaya, sosio-anthropologis,dan lingkungan; sehingga SKHUN nantinya akan berisi hasil ataulaporan UN untuk siswa dan orangtua serta untuk sekolah danpemerintah daerah. Levelling capaian siswa akan terlihat dalambentuk tingkatan seperti: sangat baik, baik, cukup, dan kurang.Sedangkan, penggunaan CBT dimaksudkan untuk meningkatkan mutu,fleksibilitas dan kehandalan Ujian Nasional, memperlancarproses pengadaan Ujian Nasional, dan memberikan hasil yanglebih cepat dan detail kepada siswa, orangtua, dan sekolah.Sebagai realisasinya, pada UN tahun 2015 ini akan diadakanperintisan Ujian Nasional-CBT yang akan diberlakukan dibeberapa sekolah pada setiap jenjang di setiap provinsi.

27

Selanjutnya, pada tahun-tahun berikut CBT akan dilakukan dengancakupan yang lebih luas di 34 provinsi. Namun pada tahun 2014,puspendik sendiri sudah mulai menggunakan komputer dalampenyelenggaraan UN SMP di dua sekolah Indonesia di luarnegeri, yaitu Singapura dan Kuala Lumpur. Selain itu jugatelah dilakukan ujicoba di beberapa sekolah dan studi untukmembandingkan hasil ujian dengan menggunakan PBT dan CBT.Hasil studi menunjukkan ujian dengan menggunakan di komputer(CBT) memungkinkan untuk digunakan pada peserta didik diIndonesia. Untuk ini tentu saja beberapa persyaratan dari segihardware, software, dan brainware perlu dipenuhi (Puspendik:2015).

Terdapat beberapa alasan mengapa UN mengalami perubahandari yang biasanya. Alasan yang pertama berkaitan dengandampak positif yang diharapkan dari UN itu sendiri.Pelaksanaan UN seharusnya mendorong siswa untuk belajar,mendorong guru tuntaskan kompetensi, menjadi standar minimumnasional, dapat dipakai sebagai acuan antar provinsi, pemersatubangsa, dan dapat digunakan sebagai ukuran capaian kompetensipendidikan yang dapat dipakai antar negara. Namun, selama inipelaksanaan UN membawa beberapa efek negatif seperti kecurangandalam proses UN, siswa mengalami distress, pembelajaran yangtidak tuntas, kekurangan standardized tests, dan tes yang bersifathigh-stake. Berdasarkan sebab-sebab tersebut, perubahan pada UN2015 dan tahun-tahun mendatang bertujuan untuk memperbaiki mutupendidikan melalui berbagai alat pengukuran bukan hanya melaluiUN, memberikan otonomi pada sekolah dengan keleluasaanmenentukan kelulusan siswa, memperbaiki sistem yang lebih

28

bermakna, memberikan waktu bagi siswa untuk memperbaiki capaianhasil belajar, dan mendorong pembelajaran yang berintegritas.

Data tahun 2014 menunjukkan bahwa Ujian Nasional dapatdiproyeksikan menjadi beberapa macam potensi yangmenguntungkan. Pertama, UN dapat digunakan untuk pemetaancapaian pendidikan di seluruh wilayah RI. UN dapat memberikaninformasi mengenai hasil capaian pembelajaran di 34 provinsisekaligus menjadi pembanding tinggi rendahnya capaianantarprovinsi. Kedua, hasil analisis UN dapat digunakan untukmeningkatkan standar isi yang berhubungan dengan upayameningkatkan kompetensi lulusan dan bermanfaat untuk upayapembinaan dan peningkatan kompetensi guru yang akanmeningkatkan kompetensi siswa. Ketiga, hasil analisis UN dapatdigunakan untuk pembinaan sekolah khususnya yang terkait denganakreditasi sekolah. Selain itu, nilai UN murni dapat digunakansebagai patokan untuk seleksi ke jenjang pendidikan yang lebihtinggi seperti untuk SNMPTN.

F. KesimpulanBerdasarkan kajian di atas, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:1. Sebagai salah satu indikator yang digunakan untuk standarpenilaian pendidikan nasional, maka pelaksanaan UjianNasional dianggap perlu untuk dilestarikan demi mencapaistandar yang dimaksud.

2. Masalah-masalah yang muncul selama ini dalam pelaksanaan UNmenunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan dalam tujuan dansistem pelaksanaan UN yang lebih baik.

29

3. Hasil pencapaian dalam Ujian Nasional tidak sepantasnyadigunakan untuk menentukan kelulusan siswa dari sekolah.Pemikiran ini didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut:a) Soal-soal UN selama ini hanya mengukur tingkat pencapaian

dalam aspek kognitif saja, sedangkan aspek-aspek yang lainyaitu aspek afektif dan aspek psikomotorik terabaikan.

b) Tingkat pencapaian akademik siswa semestinya dipengaruhioleh faktor-faktor lain yang belum terukur dalam hasilujian nasional, atau nilai Ujian Nasional tidak dapatdijadikan sebagai alat ukur yang mendampingi nilai sekolahuntuk untuk menentukan kelulusan siswa.

c) Penggunaan nilai Ujian Nasional sebagai penentu kelulusanpada tahun-tahun sebelumnya sepertinya mengabaikanberbagai kelemahan dalam dunia pendidikan kita, sepertikelemahan dalam standar isi, standar proses, standarkompetensi lulusan, standar pendidik dan tenagakependidikan, standar sarana dan prasarana, standarpengelolaan, dan standar pembiayaan.

4. Penggunaan Ujian Nasional yang berbasis komputer (CBT),dianggap sebagai terobosan yang sangat baik mengingatefisiensi dari segi waktu, tenaga, dan biaya yang bolehdidapatkan dengan sistem ujian seperti ini. Selain itu,berbagai kecurangan yang biasa terjadi dalam proses UN dantekanan-tekanan yang tidak perlu dalam diri pendidik dansiswa dapat dihindarkan.

5. Yang terakhir, perubahan kebijakan dalam sistem UN diharapkandapat menghantarkan pendidikan kita ke arah yang sesuai

30

dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuanpendidikan nasional yang tertuang sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

G. Daftar Pustaka

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah IstimewaYogyakarta. (2014). Peraturan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, danOlahraga Daerah Istimewa Yogyakarta No.0146 Tahun 2014 tentang PetunjukTeknis Penyelenggaraan Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK,serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket B/Wustha, Program Paket C, danProgram Paket C Kejuruan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran2013/2015.

Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran, Penilaian & Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Kementrian Pendidikan & Kebudayaan. (2014). Permendiknas No.144,Tahun 2014, tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan danPenyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan UjianNasional.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. 2015. Kebijakan PerubahanUjian Nasional (konferensi pers di Jakarta tanggal 23 Januari 2015). Diambilpada tanggal 18 Februari 2015 (pukul 17:45 WIB) darihttp://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/un2015/Ujian%20Nasional%202015%20v0.4.pdf

Puspendik. (2015). Pusat Penilaian Pendidikan: Penilaian yang Berkualitas untukPendidikan yang Berkualitas. Diambil pada tanggal 18 Februari 2015(pukul 17:48 WIB) dari

31

http://litbang.kemdikbud.go.id/pengumuman/Mengenal%20Puspendik%205%20Jan%202015-2.pdf

Presiden. (2005). Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003,tentang Sistem Pendidikan Nasional.

S. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran: PanduanPraktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta: PustakaPelajar.

32