INSULIN RESISTANCE (HOMA-IR) PAD - perpustakaan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of INSULIN RESISTANCE (HOMA-IR) PAD - perpustakaan ...
0
KARYA AKHIR
KESESUAIAN TRIGLYCERIDE-GLUCOSE INDEX
(TyG INDEX) DAN HOMEOSTASIS MODEL ASSESSMENT-
INSULIN RESISTANCE (HOMA-IR) PADA PRIA DEWASA
MUDA DENGAN OBESITAS SENTRAL
TRIGLYCERIDE-GLUCOSE INDEX (TyG INDEX) AND
HOMEOSTASIS MODEL ASSESSMENT-INSULIN RESISTANCE
(HOMA-IR) IN YOUNG ADULT MEN WITH CENTRAL OBESITY
MELISSA HEIDY WONGSARI
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (SP.1) PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2 0 1 8
i
KESESUAIAN TRIGLYCERIDE-GLUCOSE INDEX (TyG INDEX) DAN
HOMEOSTASIS MODEL ASSESSMENT-INSULIN RESISTANCE
(HOMA-IR) PADA PRIA DEWASA MUDA DENGAN OBESITAS
SENTRAL
Karya Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Spesialis-1 (Sp.1)
Program Studi
Ilmu Patologi Klinik
Disusun dan Diajukan oleh
Melissa Heidy Wongsari
Kepada
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (SP-1)
PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2 0 1 8
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Melissa Heidy Wongsari
Nomor Pokok : C108214104
Program Studi : Ilmu Patologi Klinik
Konsentrasi : Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, April 2018
Yang menyatakan,
Melissa Heidy Wongsari
iv
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Penyayang atas limpahan
kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “KESESUAIAN TRIGLYCERIDE-GLUCOSE INDEX (TyG
INDEX) DAN HOMEOSTASIS MODEL ASSESSMENT-INSULIN
RESISTANCE (HOMA-IR) PADA PRIA DEWASA MUDA DENGAN
OBESITAS SENTRAL” sebagai salah satu persyaratan dalam Program
Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran dan koreksi dari semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa tesis
ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan partisipasi berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang tulus
kepada Dr. dr. Tenri Esa, MSi, SpPK selaku Ketua Komisi Penasihat /
Pembimbing Utama dan dr. Ruland DN Pakasi, SpPK(K) selaku Anggota
Penasihat / Sekretaris Pembimbing, Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS
sebagai Anggota Komisi Penasihat / Pembimbing Metode Penelitian dan
Statistik, Dr. dr. Husaini Umar, SpPK-KEMD sebagai Anggota Tim Penilai
dan dr. Uleng Bahrun, SpPK(K), PhD sebagai Anggota Tim Penilai, yang
telah memberi kesediaan waktu, saran dan bimbingan sejak masa
penelitian, penyusunan hingga seminar hasil penelitian ini.
v
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Guru Besar di Departemen Patologi Klinik dan Guru Besar Emeritus
FK UNHAS, Alm. Prof. dr. Hardjoeno, SpPK(K), yang telah merintis
program pendidikan dokter spesialis Patologi Klinik di FK UNHAS.
2. Guru sekaligus orang tua kami, dr. H. Ibrahim Abd. Samad, SpPK(K)
dan dr. Hj. Adriani Badji, SpPK yang senantiasa mendukung
pendidikan penulis sejak awal mendidik, membimbing dengan penuh
ketulusan hati dan memberi nasihat kepada penulis.
3. Guru Besar di Departemen Ilmu Patologi Klinik, Prof. dr. Mansyur
Arif, PhD, SpPK(K), guru kami yang telah membimbing, mengajar dan
memberikan ilmu yang tidak ternilai dengan penuh ketulusan hati.
4. Ketua Departemen Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS, dr. Uleng
Bahrun, SpPK(K), PhD, guru kami yang bijaksana, senantiasa
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam berbagai
kegiatan, mengajar, memberi nasihat dan semangat serta mendorong
penulis supaya lebih maju.
5. Ketua Program Studi Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS, Dr. dr. Tenri
Esa, MSi, SpPK, guru kami yang penuh pengertian dan senantiasa
memberi bimbingan, semangat dan mengajar penulis.
6. Sekretaris Program Studi Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS,
dr. Rachmawati A. Muhiddin, SpPK(K), guru kami yang senantiasa
memberi bimbingan, semangat dan mengajar penulis.
vi
7. Penasihat akademik, dr. Fitriani Mangarengi, SpPK(K), guru kami
yang senantiasa memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
8. Semua guru, Supervisor di Departemen Ilmu Patologi Klinik FK
UNHAS yang senantiasa memberikan bimbingan dan saran sejak
awal pendidikan hingga penyusunan karya akhir ini.
9. Supervisor Departemen Ilmu Patologi Klinik, dr. Liong Boy Kurniawan,
MKes, SpPK yang telah mengizinkan penulis turut serta dalam pohon
penelitian beliau serta memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan karya akhir ini.
10. Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar atas kesempatan
yang diberikan kepada penulis untuk menjalani pendidikan di rumah
sakit ini.
11. Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, dr. Asvin Nurulita, MKes, SpPK; Kepala
Instalasi Laboratorium RSPTN UNHAS, Dr. dr. Yuyun Widaningsih,
MKes, SpPK; Kepala Instalasi Laboratorium RS Labuang Baji, Kepala
Instalasi Laboratorium RS Stella Maris, Kepala Instalasi Laboratorium
RS Ibnu Sina, Direktur UPTD PMI Kota Makassar, Kepala Unit
Pelayanan Transfusi Darah Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Selatan, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam yang telah
menerima dan membantu penulis dalam menjalani masa pendidikan.
vii
12. Kepala Unit Penelitian Fakultas Kedokteran UNHAS beserta staf yang
telah memberi izin dan membantu dalam proses pemeriksaan sampel
untuk penelitian ini.
13. Seluruh mahasiswa yang telah bersedia menjadi subyek dalam
penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih.
14. Teman-teman sejawat PPDS Departemen Ilmu Patologi Klinik,
khususnya angkatan Juli 2014 dr. Dewi Kartika Tungadi, dr. Saraswati
Wulandari Hartono, dr. Sri Anita, dr. Asriyani Azikin, dr. Kartika
Paramita, dr. Gita Medita Sunusi, dr. Rahmi Rifany Latif dan dr. Dewi
Sri Kartini yang telah berbagi suka dan duka selama masa pendidikan
penulis. Kebersamaan dan persaudaraan merupakan hal yang tak
terlupakan dan semoga persaudaraan ini tetap terjaga.
15. Teman-teman sejawat PPDS dr. Chelvi Wijaya, dr. Efelina Sutanto,
dr. Rahmi Rifany Latif, dr. Saraswati Wulandari dan analis
laboratorium Yondri Tasidjawa, SSi, MSi yang telah berbagi suka dan
duka dalam proses pengumpulan sampel penelitian ini.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis tulis satu persatu yang telah
memberikan dukungan yang sangat berarti kepada penulis.
Akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada orang tua tercinta, Ayahanda (alm) Thomas
Wongsari, BSc dan Ibunda Nancy Ina Tumedia atas doa yang tulus, kasih
sayang dan dukungan selama ini. Terima kasih kepada kakak dan
kakak ipar saya Ardi Suryanto Wongsari, BBus – Shelya Jaury, BBus dan
viii
drg. Nadia Suryanti Wongsari, SpKG – Irwandi Wirawan, SE beserta
seluruh keluarga besar atas kasih sayang dan dukungan serta doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan setiap tahap proses pendidikan ini
dengan baik.
Penulis berharap karya akhir ini dapat memberi sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang Ilmu Patologi Klinik
di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
menyertai dan memberkati setiap langkah pengabdian kita. Amin.
Makassar, April 2018
Melissa Heidy Wongsari
ix
ABSTRAK
MELISSA HEIDY WONGSARI. Kesesuaian Triglyceride-Glucose Index (TyG Index) dan Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance (HOMA-IR) pada Pria Dewasa Muda dengan Obesitas Sentral (Dibimbing oleh Tenri Esa dan Ruland DN Pakasi) Obesitas merupakan masalah kesehatan epidemik di seluruh dunia. Obesitas sentral telah dihubungkan dengan resistensi insulin yang mendahului perkembangan penyakit penyakit metabolik dan kardiovaskuler. Penilaian resistensi insulin rumit dan sulit diaplikasikan. Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance (HOMA-IR), yang menggunakan parameter glukosa puasa dan insulin, merupakan indeks resistensi insulin yang telah divalidasi dan digunakan secara luas. Namun pemeriksaan insulin mahal dan tidak tersedia di semua laboratorium. Produk trigliserida dan glukosa puasa, yaitu TyG index, diajukan sebagai salah satu marker resistensi insulin. Tujuan penelitian ini adalah menilai kesesuaian TyG index dan HOMA-IR untuk mendeteksi resistensi insulin. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan subyek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang berusia 18–25 tahun. Didapatkan 132 sampel yang terdiri atas 50 sampel kelompok obesitas sentral dan 82 non obesitas sentral. Perhitungan TyG index menggunakan rumus Ln [trigliserida (mg/dL) x glukosa puasa (mg/dL)] / 2. Batas HOMA-IR pada persentil ke-75 digunakan untuk menentukan resistensi insulin. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney, uji t-tidak berpasangan dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan TyG index yang tidak signifikan pada kelompok obesitas sentral dan non obesitas sentral (p=0,249). Dilakukan pengelompokan sampel menjadi kelompok resistensi insulin (n=33) dan non resistensi insulin (n=99). TyG index secara signifikan lebih tinggi pada kelompok resistensi insulin (4,70±0,26) dibandingkan non resistensi insulin (4,55±0,19) (p=0,001). TyG index menunjukkan korelasi positif dengan HOMA-IR (p<0,001; r=0,303). Cut-off TyG index untuk mendeteksi resistensi insulin adalah 4,535 dengan sensitivitas 76% dan spesifisitas 51%. Kesimpulan: TyG index sejalan dengan HOMA-IR namun belum dapat menggantikan peranan HOMA-IR. Kata kunci: obesitas sentral, resitensi insulin, HOMA-IR, TyG index
x
ABSTRACT
MELISSA HEIDY WONGSARI. Triglyceride-Glucose Index (TyG Index) and Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance (HOMA-IR) in Young Adult Men With Central Obesity (Supervised by Tenri Esa and Ruland DN Pakasi) Obesity is considered a worldwide epidemic. Central obesity has been associated with insulin resistance which precedes metabolic and cadiovascular consequences. Insulin resistance assessment requires sophisticated methodology of difficult application. The homeostasis model assessment-insulin resistance (HOMA-IR) is a validated and widely used method to measure insulin resistance from fasting glucose and insulin. However, insulin assay is costly and not available in all laboratories. The TyG index, a product of fasting triglyceride and glucose, was proposed as a surrogate marker to assess insulin resistance. We aimed to asses the concordance between TyG index and HOMA-IR to diagnose insulin resistance. We conducted a cross-sectional study among 132 male students of Hasanuddin University Medical Faculty aged 18–25 years old (50 subjects with central obesity and 82 without central obesity). The TyG index was calculated as Ln[triglycerides(mg/dL)xfasting glucose(mg/dL)]/2. Insulin resistance was defined using 75th percentile of HOMA-IR. Data were analyzed statistically using Mann-Whitney, independent-t test and Spearman correlation. The result showed no significant difference of TyG index between central obesity and non central obesity groups (p=0,249). Insulin resistance was found in 33 subjects and non insulin resistance in 99 subjects. The TyG index was significantly higher in insulin resistance group (4,70±0,26) than non insulin resistance group (4,55±0,19) (p=0,001). The TyG index was positively correlated with HOMA-IR (p<0,001; r=0,303). The optimum cut-off value of TyG index was 4,535 with diagnostic sensitivity of 76% and specificity of 51%. Conclusion: TyG index is concordant with HOMA-IR. It is nevertheless not yet able to replace HOMA-IR to define insulin resistance. Keywords: central obesity, insulin resistance, HOMA-IR, TyG index
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ...................................................... iii
PRAKATA ........................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1. Tujuan Umum .................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ................................................................... 5
D. Hipotesis ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
A. Obesitas Sentral ..................................................................... 7
1. Definisi ............................................................................... 7
2. Epidemiologi ...................................................................... 9
3. Etiologi ............................................................................... 10
4. Patofisiologi ........................................................................ 13
5. Komplikasi .......................................................................... 15
6. Diagnosis ........................................................................... 17
B. Insulin dan Resistensi Insulin ................................................. 19
C. Obesitas Sentral dan Resistensi Insulin ................................. 25
D. Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance
(HOMA-IR) dan Triglyceride-Glucose Index (TyG Index) ....... 28
III. KERANGKA PENELITIAN ............................................................ 33
A. Kerangka Teori ....................................................................... 33
B. Kerangka Konsep ................................................................... 34
xii
IV. METODE PENELITIAN ................................................................. 35
A. Desain Penelitian ................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 35
1. Tempat Penelitian .............................................................. 35
2. Waktu Penelitian ................................................................ 35
C. Populasi Penelitian ................................................................. 36
D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ...................................... 36
E. Perkiraan Besar Sampel ........................................................ 36
F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................... 37
1. Kriteria Inklusi ..................................................................... 37
2. Kriteria Eksklusi................................................................... 37
G. Izin Subyek Penelitian ............................................................ 37
H. Cara Kerja .............................................................................. 37
1. Alokasi Subyek .................................................................. 37
2. Cara Penelitian .................................................................. 38
I. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium ..................................... 39
J. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif .............................. 46
K. Metode Analisis ...................................................................... 47
L. Skema Alur Penelitian ............................................................ 48
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 49
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 49
1. Karakteristik Subyek Penelitian .......................................... 49
2. Korelasi HOMA-IR dan TyG index ..................................... 53
3. Penentuan cut-off TyG index ............................................. 53
B. Pembahasan .......................................................................... 54
C. Ringkasan Hasil Penelitian ..................................................... 61
VI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62
A. Simpulan ................................................................................ 62
B. Saran ...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 63
LAMPIRAN .......................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
BAB I
1. Klasifikasi IMT unutk orang Asia ................................................... 18
2. Cut-off lingkar pinggang untuk kelompok etnis berbeda
3. berdasarkan IDF ........................................................................... 19
4. Nilai cut-off HOMA-IR dalam literatur ........................................... 30
BAB V
5. Karakteristik subyek penelitian (n=132) ........................................ 50
6. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan kelompok
obesitas dan non obesitas sentral ................................................ 51
7. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan kelompok
resistensi insulin dan non resistensi insulin .................................. 52
8. Korelasi antara HOMA-IR dan TyG index ..................................... 53
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
BAB II
1. Distribusi jaringan adiposa di bagian perut atau apple-shape
obesity dan di bagian panggul dan paha atau pear-shape
obesity .......................................................................................... 8
2. Lokasi anatomi jaringan adiposa .................................................. 9
3. Kecenderungan prevalensi obesitas sentral penduduk
umur ≥ 15 tahun menurut propinsi di Indonesia tahun 2007
dan 2013 ....................................................................................... 10
4. Regulasi keseimbangan energi .................................................... 14
5. Struktur skematik islet of Langerhans pankreas ........................... 20
6. Skematik proinsulin, insulin dan C peptide ................................... 21
7. Skematik reseptor insulin .............................................................. 22
8. Patofisiologi resistensi insulin ....................................................... 24
9. Hipoksia, inflamasi dan resistensi insulin ..................................... 26
10. Infiltrasi makrofag ke jaringan adiposa yang menyebabkan
resistensi insulin ........................................................................... 27
BAB V
11. Kurva ROC untuk TyG index ........................................................ 53
xv
DAFTAR SINGKATAN
AMA : American Medical Association
ATP : Adenosine Triphosphat
AUC : Area Under Curve
BIA : Bio-electrical Impedance Analysis
BMI : Body Mass Index
BMR : Basal Metabolic Rate
CT : Computed Tomography
Da : Dalton
DEXA : Dual Energy X-Ray Absroptiometry
DKI : Daerah Khusus Ibukota
DNA : Deoxyribonucleic Acid
dSAT : Deep Subcutaneous Adipose Tissue
ECLIA : Electro-chemiluminescence Immunoassay
ER : Endoplasmic Reticulum
FFA : Free Fatty Acid
GDP : Glukosa Darah Puasa
GLUT : Glucose Transporter
HDL : High Density Lipoprotein
HOMA-IR : Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance
IDF : International Diabetes Federation
IDL : Intermediate Density Lipoprotein
IKKβ : I kappa B kinase
IL-6 : Interleukin-6
IMT : Indeks Massa Tubuh
IRS-1 : Insulin Receptor Substrate-1
JNK : c-Jun N-terminal Kinase
KEPK : Komisi Etik Penelitian Kesehatan
LDL : Low Density Lipoprotein
MCP-1 : Monocyte Chemoattractant Protein-1
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NAFLD : Nonalcoholic Fatty Liver Disease
xvi
NEAT : Nonexercise Activity Thermogenesis
NFκβ : Nuclear Factor kappa β
OECD : Organization for Economic Co-operation and Development
OSA : Obstructive Sleep Apneu
Pdk1 : PI3K-dependent kinase
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
PI3K : Phosphatidyl-3-kinase
PKC : Protein Kinase C
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RMR : Resting Metabolic Rate
RNA : Ribonucleic Acid
ROC : Receiver Operating Characteristic
RSPTN UH : Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas
Hasanuddin
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SAT : Subcutaneous Adipose Tissue
SD : Standar Deviasi
sSAT : Superficial Subcutaneous Adipose Tissue
TEE : Total Energy Expenditure
TLR : Toll-like Receptor
TNF-α : Tumor Necrosis Factor α
TOS : The Obesity Society
TyG index : Triglyceride-Glucose index
UPR : Unfolded Protein Response
VAT : Visceral Adipose Tissue
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
WC : Waist Circumference
WHO : World Health Organization
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Rekomendasi Persetujuan Etik ..................................................... 69
2. Naskah Penjelasan untuk Mendapat Persetujuan dari
Subyek Penelitian ......................................................................... 70
3. Formulir Informed Consent ........................................................... 72
4. Kuesioner ..................................................................................... 73
5. Data Dasar Penelitian ................................................................... 74
6. Curriculum Vitae ........................................................................... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas adalah suatu keadaan akumulasi lemak yang berlebihan
(Tchernof and Després, 2013). Definisi operasional obesitas dan
overweight dibuat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT atau body mass
index, BMI). Perhitungan IMT menggunakan parameter tinggi badan dan
berat badan. Indonesia mengikuti kriteria Asia Pasifik untuk klasifikasi
obesitas, yaitu kategori overweight bila IMT ≥ 23,0 kg/m2 dan obesitas bila
IMT ≥ 25,0 kg/m2 (WHO, 2000). Indeks massa tubuh merupakan indikator
obesitas yang baik, tetapi tidak dapat membedakan massa lemak dan
massa otot (lean mass) (Williams and Siraj, 2015).
Parameter lingkar pinggang juga digunakan dalam menilai obesitas.
Lingkar pinggang bertujuan untuk menilai lemak abdomen (Kushner,
2017). Lingkar pinggang pada obesitas sentral untuk orang Asia adalah
>90 cm pada pria dan >80 cm pada wanita (WHO, 2000, Haslam and
James, 2005).
Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan mayor
secara global. Prevalensi overweight dan obesitas di seluruh dunia
mengalami peningkatan sebanyak 27,5% pada dewasa dan sebanyak
47,1% pada anak-anak antara tahun 1980 dan 2013 (Cowley et al., 2016,
OECD/WHO, 2016). Prevalensi obesitas di Indonesia pada kelompok
2
umur dewasa sebanyak 14,76% dan overweight sebesar 11,48%.
(KEMENKES, 2014, RISKESDAS, 2013). Data Riskesdas 2013 juga
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral di Indonesia secara
nasional adalah 26,6%, lebih tinggi dibandingkan prevalensi tahun 2007
yaitu 18,8% (RISKESDAS, 2013).
Obesitas saat ini telah menjadi epidemi dan seluruh dunia berjuang
dengan semakin meningkatnya prevalensi penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan obesitas, yang meliputi diabetes melitus tipe 2,
sindrom metabolik, nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan penyakit
jantung atherosklerosis. Penyakit ini meresahkan karena menyebabkan
hilangnya kesehatan dan kualitas hidup serta menghabiskan sumber daya
kesehatan (Samuel and Shulman, 2012, Klein and Romijn, 2016).
Resistensi insulin sangat berperan dalam patogenesis penyakit-penyakit
modern tersebut. Pemahaman patogenesis resistensi insulin menjadi
semakin penting sebagai panduan terapi pada masa yang akan datang
serta kebijakan kesehatan dan ekonomi (Samuel and Shulman, 2012).
Pengukuran resistensi insulin berperan penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dasar dan dalam praktik klinis. Gold standard untuk
pengukuran resistensi insulin adalah euglycemic hyperinsulinemic clamp,
tetapi memiliki prosedur yang rumit dan berbelit sehingga sulit diterapkan
pada pemeriksaan skala besar (Singh and Saxena, 2010, Simental-
Mendía et al., 2008). Marker lain untuk mengukur resistensi insulin yaitu
homeostasis model assessment-insulin resistance (HOMA-IR), yaitu
3
pengukuran resistensi insulin dari kadar glukosa basal atau puasa dan
insulin, yang dikemukakan oleh Matthews et al. pada tahun 1985 (Singh
and Saxena, 2010). Penelitian awal menunjukkan bahwa HOMA-IR
berkorelasi dengan euglycemic hyperinsulinemic clamp (r=0,88)
(Matthews et al., 1985). Sejumlah penelitian lain menunjukkan bahwa
HOMA-IR memiliki korelasi kuat dengan euglycemic hyperinsulinemic
clamp pada populasi yang berbeda (Singh and Saxena, 2010, Simental-
Mendía et al., 2008).
Tes insulin mahal dan belum semua laboratorium menyediakan tes
insulin terutama di negara-negara berkembang. Indeks trigliserida dan
glukosa (Triglyceride and Glucose index, TyG index) merupakan tes
alternatif yang terjangkau dan tersedia secara luas (Simental-Mendía et
al., 2008, Guerrero-Romero et al., 2010). Konsep TyG index ini berasal
dari pengamatan bahwa resistensi insulin juga meliputi gangguan
metabolisme lemak, terutama gangguan oksidasi dan utilisasi fatty acid
(Simental-Mendía et al., 2008, Guerrero-Romero et al., 2010). Pada
obesitas sentral ditemukan aktivitas lipolisis yang meningkat. Peningkatan
aliran fatty acid dari jaringan adiposa viseral ke hepar menyebabkan
peningkatan produksi very low density lipoprotein (VLDL) dan
hipertrigliseridemia yang menjadi karakteristik dislipidemia pada resistensi
insulin (Scherer et al., 2016).
Evaluasi TyG index pada berbagai kelompok etnis telah dilakukan
sejak indeks ini diperkenalkan, antara lain kelompok Meksiko-Amerika dan
4
Kaukasia, Korea, Cina, Meksiko, Italia dan Brazil (Guerrero-Romero et al.,
2016). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa TyG index
secara konsisten berguna untuk identifikasi subjek dengan resistensi
insulin (Guerrero-Romero et al., 2016). Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian di Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada karyawan RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan TyG index memiliki sensitivitas
diagnostik yang rendah (43%) dan spesifisitas diagnostik yang tinggi
(85%) untuk diagnosis resistensi (Aulia, 2014).
Penelitian ini sepanjang pengetahuan peneliti masih sangat jarang di
Indonesia dan berdasarkan latar belakang di atas sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai kesesuaian antara TyG index
dengan HOMA-IR pada pria dengan obesitas sentral.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat kesesuaian antara TyG index dan HOMA-IR pada
obesitas sentral?
2. Apakah terdapat kesesuaian antara TyG index dan HOMA-IR untuk
mendeteksi resistensi insulin?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui kesesuaian TyG index dengan HOMA-IR pada pria
dewasa muda dengan obesitas sentral dan resistensi insulin
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui TyG index pada pria dewasa muda dengan obesitas
sentral
b. Mengetahui TyG index pada pria dewasa muda non obesitas
sentral
c. Membandingkan TyG index pada pria pria dewasa muda dengan
obesitas sentral dan non obesitas sentral
d. Mengetahui TyG index pada pria dewasa muda dengan resistensi
insulin
e. Mengetahui TyG index pada pria dewasa muda non resistensi
insulin
f. Membandingkan TyG index pada pria pria dewasa muda dengan
resistensi insulin dan non resistensi insulin
g. Mengetahui kesesuaian antara TyG index dengan HOMA-IR pada
pria dewasa muda dengan resistensi insulin
6
D. Hipotesis
1. TyG index lebih tinggi pada pria dengan resistensi insulin
dibandingkan non resistensi insulin
2. TyG index sejalan dengan HOMA-IR sehingga dapat digunakan untuk
mendeteksi resistensi insulin
E. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai resistensi insulin, HOMA-IR dan TyG index.
2. Hasil penelitian dapat membantu klinisi untuk mendeteksi resistensi
insulin lebih mudah dan murah dengan menggunakan TyG index
sehingga dapat memulai penatalaksanaan lebih awal.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas Sentral
1. Definisi
Obesitas adalah suatu keadaan peningkatan berat badan akibat
akumulasi jaringan adiposa berlebihan, yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan (Kumar et al., 2018, Holt and Hanley, 2012). Pria
obese memiliki lemak tubuh total ≥ 25%, sedangkan wanita obese
memiliki lemak tubuh total ≥ 35% (Sugondo, 2014, Hall, 2016).
Seorang dokter berkebangsaan Perancis, Professor Jean Vague
pada tahun 1947 memperkenalkan istilah android obesity dan
gynecoid obesity (Gambar 1). Topografi lemak tubuh ini berperan
penting dalam kesehatan kardiometabolik (Tchernof and Després,
2013, Kumar et al., 2018).
a. Android obesity atau apple-shape obesity atau obesitas sentral
Jaringan adiposa terutama berakumulasi di bagian atas tubuh.
Bentuk obesitas ini berhubungan dengan diabetes dan penyakit
jantung. Akumulasi jaringan adiposa pada pria lebih cenderung
mengikuti pola ini.
b. Gynecoid obesity atau pear-shape obesity
Akumulasi jaringan adiposa terutama di bagian panggul dan paha.
Obesitas tipe ini kurang dihubungkan dengan komplikasi penyakit.
8
Wanita lebih cenderung terjadi akumulasi jaringan adiposa pada
bagian bawah tubuh.
Gambar 1. Distribusi jaringan adiposa di bagian perut atau apple-shape obesity
[kiri] dan di bagian panggul dan paha atau pear-shape obesity [kanan] (Williams and Siraj, 2015).
Lokasi anatomi jaringan adiposa secara umum dikelompokkan
menjadi jaringan adiposa subkutan (subcutaneous adipose tissue,
SAT), internal/viseral (visceral adipose tissue, VAT) dan jaringan
adiposa ektopik (Gambar 2). Jaringan adiposa subkutan berada tepat
di bawah kulit dan merupakan > 80% lemak tubuh total. Sekitar
10-20% lemak tubuh total merupakan VAT yang berada dalam cavum
abdominal di sekitar organ-organ internal, terutama organ digestif.
Jaringan adiposa ektopik meliputi jaringan adiposa intrahepatik atau
fatty liver, epikardial, perinefrik, intramuskular dan perivaskuler
(Walker et al., 2014, Tchernof and Després, 2013, Karastergiou et al.,
2012).
9
Gambar 2. Lokasi anatomi jaringan adiposa
Keterangan: L, liver; K, kidney; S, stomach; I, intestine; M, muscle (Walker et al., 2014)
2. Epidemiologi
Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan mayor
secara global. Prevalensi overweight dan obesitas di seluruh dunia
mengalami peningkatan sebanyak 27,5% pada dewasa dan 47,1%
pada anak-anak antara tahun 1980 dan 2013. Pada tahun 2014
sebanyak 39% dewasa berusia di atas 18 tahun mengalami
overweight. Sebanyak 11% pria dan 15% wanita berusia di atas 18
tahun mengalami obesitas (Cowley et al., 2016, OECD/WHO, 2016).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan
bahwa prevalensi obesitas sentral di Indonesia secara nasional
adalah 26,6%, lebih tinggi dibandingkan prevalensi tahun 2007 yaitu
18,8% (Gambar 3). Sebanyak 18 propinsi memiliki prevalensi obesitas
sentral di atas angka nasional, salah satunya adalah Sulawesi Selatan
(RISKESDAS, 2013).
10
Gambar 3. Kecenderungan prevalensi obesitas sentral penduduk umur ≥15 tahun
menurut propinsi di Indonesia tahun 2007 dan 2013 (RISKESDAS, 2013).
3. Etiologi
Etiologi obesitas bersifat multifaktorial, yang melibatkan interaksi
beberapa faktor sebagai berikut (Kaila and Raman, 2008, Tchernof
and Després, 2013).
a. Usia
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan usia
dengan perubahan distribusi akumulasi jaringan adiposa yang
ditandai dengan peningkatan lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-pinggul. Peningkatan deposit jaringan adiposa viseral
seiring bertambahnya usia terutama terlihat pada pria dan wanita
postmenopause (Tchernof and Després, 2013).
b. Jenis kelamin
Distribusi lemak tubuh berbeda pada pria dan wanita.
Akumulasi lemak tubuh pada pria cenderung di bagian atas tubuh,
yaitu badan dan abdomen; sedangkan pada wanita cenderung di
11
bagian bawah tubuh, yaitu pinggul dan paha (Tchernof and
Després, 2013).
c. Hormon seks
Dimorfisme pola lemak tubuh manusia pada pria dan wanita
menunjukkan peranan hormon seks dalam akumulasi lemak
regional. Hormon testoteron berhubungan dengan efek anabolik
untuk meningkatkan massa otot skeletal. Kadar testosteron yang
rendah pria berhubungan dengan obesitas abdominal. Hormon
estrogen yang rendah pada wanita menopause dihubungkan
dengan peningkatan lemak tubuh dan akumulasi lemak viseral
(Tchernof and Després, 2013, Hall, 2016).
d. Genetik
Obesitas seringkali bersifat familial. Pewarisan berat badan
sama dengan pewarisan tinggi badan, walaupun tidak mengikuti
hukum Mendel. Tingkat pewarisan IMT berkisar 40-70%
(Heymsfield and Wadden, 2017, Tchernof and Després, 2013).
Efek genetik ini tampaknya berhubungan dengan asupan dan
penggunaan energi (Flier and Maratos-Flier, 2017).
e. Etnis
Perbedaan distribusi jaringan adiposa regional tampak jelas di
antara berbagai populasi di seluruh dunia. Faktor etnis harus
diperhitungkan untuk menentukan cut-off antropometri. Populasi
Asia memiliki lebih banyak lemak tubuh pada IMT yang rendah
12
dibandingkan populasi Kaukasia. Orang Asia juga lebih rentan
terhadap akumulasi lemak viseral dibandingkan etnis lain
(Tchernof and Després, 2013).
f. Hormon tiroksin, growth hormone dan glukokortikoid
Tiroksin meningkatkan reaksi kimia banyak sel dalam tubuh,
sehingga meningkatkan metabolic rate. Metabolic rate dapat
meningkat 50-100% di atas normal ketika glandula tiroid
mensekresikan jumlah maksimal tiroksin dan sebaliknya. Growth
hormone meningkatkan metabolic rate melalui stimulasi
metabolisme sel dan meningkatkan massa otot skeletal (Hall,
2016). Peningkatan kadar glukokortikoid menyebabkan obesitas
abdominal, dislipdemia, resistensi insulin dan hipertensi, seperti
pada pasien Sindrom Cushing (Tchernof and Després, 2013).
g. Lingkungan
Faktor lingkungan berperan penting dalam obesitas. Faktor
yang mendukung keseimbangan energi positif dan penambahan
berat badan meliputi peningkatan konsumsi makanan, penurunan
aktivitas fisik, sedentary lifestyle dan istirahat yang tidak cukup
(Heymsfield and Wadden, 2017). Faktor budaya juga
mempengaruhi, yaitu komposisi diet dan aktivitas fisik. Obesitas di
daerah industri lebih sering ditemukan pada penduduk miskin,
sedangkan di negara kurang maju obesitas lebih sering pada
penduduk kaya/mampu. (Flier and Maratos-Flier, 2017).
13
4. Patofisiologi
Perubahan berat badan mengikuti hukum fisika, yaitu apabila
asupan energi lebih besar daripada penggunaan energi maka
kelebihan energi akan disimpan sebagai lemak dan terjadi
peningkatan berat badan (Cowley et al., 2016, Hall, 2016). Obesitas
secara sederhana terjadi akibat gangguan keseimbangan energi
(Kumar et al., 2018).
Komponen yang berperan dalam regulasi keseimbangan energi
dan berat badan adalah sistem aferen atau perifer, hipotalamus dan
sistem eferen (Gambar 4). Sistem aferen menghantarkan sinyal dari
berbagai sumber. Komponen utama sistem aferen ini adalah leptin
dan adiponektin yang diproduksi oleh adiposit, insulin dari pankreas,
ghrelin dari gaster, serta peptida YY dari ileum dan colon. Leptin
mengurangi asupan makanan, sedangkan sekresi ghrelin
menstimulasi nafsu makan. Peptida YY merupakan sinyal perasaan
kenyang. Hipotalamus memproses sinyal dari perifer dan mengirimkan
sinyal baru ke sistem eferen. Sistem eferen meliputi jalur respon
anabolik yang mengatur asupan makanan dan respon katabolik yang
mengatur penggunaan energi (Kumar et al., 2018).
14
Gambar 4. Regulasi keseimbangan energi (Kumar et al., 2018)
Penggunaan energi atau total daily energy expenditure (TEE)
dapat dibagi menjadi 4 komponen utama, yaitu resting/basal metabolic
rate (RMR atau BMR), efek thermogenik makanan, aktivitas fisik dan
nonexercise activity thermogenesis (NEAT). Massa otot skeletal
merupakan penentu utama BMR, yang meliputi 60-70% TEE (Cowley
et al., 2016, Hall, 2016). Efek thermogenik makanan berhubungan
dengan digesti, absorpsi dan penyimpanan makanan dalam tubuh.
Faktor yang sangat meningkatkan metabolic rate adalah olahraga.
Sejumlah energi digunakan untuk mempertahankan tonus otot dan
postur tubuh walaupun pada individu yang tidak beraktivitas fisik
(sedentary), yaitu sekitar 7% dari TEE (Hall, 2016).
15
5. Komplikasi
a. Resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2
Obesitas sentral dihubungkan dengan resistensi insulin dan
diabetes melitus tipe 2. Sejumlah penelitian menunjukkan
kelebihan lemak viseral berperan dalam perkembangan diabetes
tipe 2 dan lingkar pinggang merupakan prediktor yang kuat
penurunan kerja insulin (Tchernof and Despres, 2013).
b. Dislipidemia atherogenik
Dislipidemia pada pasien dengan obesitas sentral, yaitu kadar
trigliserida tinggi, kolesterol high density lipoprotein (HDL) rendah,
kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL) relatif normal,
tetapi banyak partikel LDL yang lebih kecil dan padat dari normal
(Tchernof and Despres, 2013). Hipertrigliseridemia terjadi akibat
kombinasi peningkatan produksi trigliserida very low density
lipoprotein (VLDL) oleh hepar dan gangguan clearance dari
sirkulasi. Pada obesitas sentral terjadi peningkatan status lipolisis
jaringan adiposa viseral, yang menyebabkan tersedianya fatty acid
di hepar sehingga meningkatkan sintesis trigliserida yang
kemudian digabungkan dalam partikel VLDL dan disekresi ke
sirkulasi. Kadar trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah dan
partikel LDL small dense disebut atherogenic lipid triad dan
merupakan faktor risiko mayor penyakit kardiovaskuler (Tchernof
and Despres, 2013).
16
c. Hipertensi
Mekanisme yang dapat mendasari hipertensi pada individu
obese adalah gangguan sekresi angiotensin II dan aldosteron.
Obesitas juga diketahui menyebabkan kelainan struktur pada
ginjal yang menyebabkan berkurangnya fungsi nefron dan
meningkatnya tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor risiko
komplikasi kardiovaskuler, serta dapat merusak sistem saraf dan
ginjal (Tchernof and Despres, 2013).
d. Penyakit kardiovaskuler
Obesitas sentral dan lemak viseral dihubungkan dengan
dislipedemia atherogenik dan penyakit kardiovaskuler. Penelitian
menunjukkan bahwa penambahan lingkar pinggang meningkatkan
risiko penyakit jantung koroner (Tchernof and Despres, 2013).
e. Kanker
Sejumlah data penelitian menunjukkan hubungan signifikan
antara obesitas dan meningkatnya risiko beberapa kanker,
terutama kanker colorectal (Tchernof and Despres, 2013).
f. Sleep apneu
Obstructive sleep apneu merupakan gangguan yang ditandai
dengan episode berulang dari obstruksi jalan napas bagian atas
yang terjadi selama tidur. Mekanisme yang mendasari OSA antara
lain penurunan compliance dada akibat akumulasi lemak bagian
atas tubuh dan lemak leher berlebihan yang menekan jalan napas.
17
Obstructive sleep apneu dapat menyebabkan berkurangnya
kualitas tidur, aktivitas fisik, dan meningkatnya nafsu makan
sehingga memudahkan terjadinya deposit lemak viseral (Tchernof
and Despres, 2013).
6. Diagnosis
Definisi obesitas adalah suatu keadaan lemak tubuh berlebih.
Definisi operasional obesitas dan overweight dibuat berdasarkan
indeks massa tubuh (IMT atau body mass index, BMI). Perhitungan
IMT menggunakan tinggi badan dan berat badan (WHO, 2000).
𝐈𝐌𝐓 = 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐝𝐚𝐧 (𝐤𝐠)
𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐁𝐚𝐝𝐚𝐧 (𝐦) 𝟐
Konsekuensi penggunaan IMT yaitu asumsi bahwa jaringan
adiposa terdistribusi merata pada seluruh tubuh dan tidak
memperhitungkan heterogenitas deposisi lemak tubuh regional
(Tchernof and Després, 2013). Indeks massa tubuh merupakan
indikator obesitas yang baik, tetapi tidak dapat membedakan massa
lemak dan massa otot (lean mass) (Williams and Siraj, 2015).
Cut-off IMT yang digunakan untuk mendefinisikan obesitas
ditetapkan berdasarkan data statistik populasi atau morbiditas dan
mortalitas yang berhubungan dengan peningkatan lemak tubuh. World
Health Organization menetapkan cut-off IMT untuk orang Eropa pada
tahun 1998 (WHO, 2000). Populasi Asia memiliki persentasi lemak
tubuh lebih banyak dibandingkan etnis Kaukasia dengan IMT yang
18
sama, serta rasio lingkar pinggang-pinggul lebih besar dan
kecenderungan distribusi lemak tubuh sentral (Weisell, 2002). Wilayah
Asia Pasifik pada saat ini telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi
obesitas sendiri, yang dapat dilihat pada Tabel 1 (Sugondo, 2014).
Tabel 1. Klasifikasi IMT untuk orang Asia
Klasifikasi IMT (kg/m2) Risiko komorbiditas
Underweight < 18,5 Rendah (risiko meningkat pada masalah klinis lain)
Normal 18,5 – 22,9 Menengah
Overweight ≥ 23,0 Risiko obesitas 23,0 – 24,9 Meningkat Obese I 25,0 – 29,9 Sedang Obese II ≥ 30,0 Berat
Sumber: The Asia-Pacific perspective: Redefining obesity and its treatment (WHO, 2000)
Distribusi lemak, selain jumlah lemak, juga menentukan risiko
penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Lemak viseral pada
obesitas sentral berhubungan dengan faktor risiko kardiovaskuler.
Pengukuran distribusi lemak dapat dilakukan dengan magnetic
resonance imaging (MRI), computed tomography (CT) atau dual
energy x-ray absorptiometry (DEXA). Pengukuran klinis sederhana
untuk menilai massa lemak viseral adalah lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-pinggul (WHO, 2000). Pengukuran persentasi dan
distribusi lemak dapat juga menggunakan alat bio-electrical
impedance analysis atau BIA (WHO, 2000, Rani, 2014).
a. Lingkar pinggang atau waist circumference (WC)
Pengukuran lingkar pinggang menurut protokol WHO
dilakukan pada pertengahan antara batas bawah costa dan krista
19
iliaka (WHO, 2000, WHO, 2011, Sugondo, 2014). International
Diabetes Federation (IDF) merekomendasikan cut-off lingkar
pinggang pada tahun 2006 (Tabel 3). Rekomendasi ini
memperhitungkan perbedaan jenis kelamin dan populasi (WHO,
2011). World Health Organization menyarankan penggunaan
ukuran lingkar pinggang 90 cm pada pria dan 80 cm pada wanita
sebagai batas untuk populasi Asia (WHO, 2000).
Tabel 2. Cut-off lingkar pinggang untuk kelompok etnis berbeda berdasarkan rekomendasi IDF
Populasi Pria Wanita
Eropa > 94 cm > 80 cm Asia Selatan, Cina dan Jepang > 90 cm > 80 cm
Sumber: Waist Circumference and Waist–Hip Ratio: Report of a WHO Expert Consultation Geneva, 8–11 December 2008 (WHO, 2011)
b. Rasio lingkar pinggang-pinggul atau waist-to-hip ratio (WHR)
Rasio lingkar pinggang-pinggul juga digunakan untuk menilai
obesitas abdominal. Pengukuran lingkar pinggul dilakukan pada
bagian terbesar pinggul. Rasio lingkar pinggang-pinggul ≥1,0
untuk pria dan ≥0,85 untuk wanita digunkan untuk mengidentifikasi
akumulasi lemak abdominal (WHO, 2000, WHO, 2011).
B. Insulin dan Resistensi Insulin
Insulin merupakan hormon protein yang diproduksi oleh sel β pulau-
pulau Langerhans di pankreas atau islet of Langerhans (Hall, 2016,
Barrett et al., 2016, Meier, 2016). Pankreas memiliki 1-2 juta islet of
Langerhans, setiap islet berukuran diameter 0,3 mm dan berada di sekitar
20
kapiler (Gambar 5). Islet memiliki tiga sel utama, yaitu sel α, sel β dan sel
δ. Sel α berkisar 20-25% dari total sel di islet dan mensekresikan
glukagon. Sel β meliputi 60-75% sel di islet, mensekresikan insulin dan
umumnya terletak di bagian tengah islet. Sel δ sekitar 10% sel islet dan
mensekresikan somatostatin (Hall, 2016, Barrett et al., 2016).
Gambar 5. Struktur skematik islet of Langerhans pankreas (Patton and Thibodeau, 2014)
Hormon insulin merupakan protein yang terdiri atas dua rantai asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Prekursor insulin disintesis
di ribosom sel β pankreas, yaitu preproinsulin. Preproinsulin ini dipotong di
endoplasmic reticulum (ER) oleh enzim mikrosom membentuk proinsulin
(Gambar 6). Proinsulin selanjutnya dipotong di aparatus Golgi untuk
membentuk insulin, yang terdiri atas rantai A dan rantai B yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida, serta fragmen rantai C yang disebut
connecting peptide (C peptide). Insulin dan C peptide disimpan dalam
21
granula sekretorik dan disekresikan dalam jumlah yang sama (Funk, 2014,
Hall, 2016, Sacks, 2018).
➔
Gambar 6. Skematik proinsulin, insulin dan C peptide (Hall, 2016)
Insulin harus berikatan dengan reseptor spesifik di membran plasma
sel target agar dapat berfungsi. Reseptor insulin dan terdiri atas dua
subunit α dan dua subunit β (Gambar 7). Insulin berikatan dengan subunit
α kemudian terjadi autofosforilasi pada residu tyrosine subunit β reseptor
insulin. Selanjutnya terjadi translokasi insulin receptor substrate (IRS)-1 ke
membran plasma, IRS-1 berinteraksi dengan reseptor insulin dan
mengalami fosforilasi tyrosine, sehingga mengaktifkan phosphatidyl-3-
kinase (PI3K). Aktivasi PI3K mengaktifkan PI3K-dependent kinase (Pdk1),
kemudian Pdk1 mengalami fosforilasi dan mengaktifkan Akt. Insulin
mengarahkan sistem metabolik intraselular sebagai berikut (Hall, 2016,
Barrett et al., 2016, Sah et al., 2016, Sacks, 2018).
a. Terjadi peningkatan uptake glukosa oleh sel otot skeletal dan adiposit
melalui translokasi vesikel intraselular ke membran sel yang
membawa protein glucose transporter (GLUT). Protein GLUT
memfasilitasi uptake glukosa ke dalam sel.
22
b. Membran sel menjadi permeable terhadap asam amino, ion kalium
dan ion fosfat sehingga terjadi transpor substansi ini ke dalam sel.
c. Terjadi perubahan status fosforilasi enzim yang mempengaruhi
aktivitas metabolik intraselular. Insulin menyebabkan stimulasi sintesis
protein, menghambat degradasi protein, aktivasi enzim glikotik dan
glycogen synthase, serta menghambat glukoneogenesis.
d. Perubahan tingkat translasi RNA messenger di ribosom untuk
membentuk protein baru dan tingkat transkripsi DNA di nukleus sel.
Gambar 7. Skematik reseptor insulin (Hall, 2016)
Efek metabolik insulin terutama terhadap sel otot (yaitu otot skeletal
dan jantung), adiposit dan hepatosit (Widmaier et al., 2016). Efek
metabolik insulin bersifat anabolik, yaitu meningkatkan sintesis dan
menurunkan degradasi glikogen, lipid dan protein. Insulin menurunkan
produksi glukosa hepatik melalui interaksi insulin dengan hormon
kontraregulator (Kumar et al., 2018).
23
Definisi resistensi insulin yaitu kegagalan respon normal jaringan
target terhadap insulin, baik insulin endogen maupun eksogen (Polonsky
and Burant, 2016, Kumar et al., 2018). Gangguan protein pada tahapan
sinyal insulin dari reseptor insulin hingga protein Akt dapat mempengaruhi
kerja insulin sehingga terjadi resistensi insulin (Sah et al., 2016).
Resistensi insulin terjadi pada jaringan yang aktif secara metabolik,
termasuk otot skeletal, hepar dan jaringan adiposa. Sensitivitas insulin
menurun pada miosit individu obese seiring meningkatnya lipid adiposit,
yang mendukung konsep bahwa kelebihan lemak menyebabkan
penurunan sinyal insulin di otot skeletal. Resistensi insulin di hepar
bersifat selektif, yaitu insulin tidak mampu menekan glukoneogenesis,
tetapi tetap menstimulasi sintesis fatty acid, sehingga bermanifestasi
sebagai hiperglikemia dan hipertrigliseridemia. Manifestasi resistensi
insulin di jaringan adiposa yaitu gangguan transpor glukosa dan gangguan
inhibisi lipolisis (Hardy et al., 2012).
Beberapa penelitian menunjukkan peranan sitokin-sitokin proinflamasi
dan stres endoplasmic reticulum (ER) dalam resistensi insulin melalui
aktivasi c-Jun N-terminal kinase (JNK) dan I kappa B kinase (IKKβ)
sehingga terjadi fosforilasi IRS pada serine, yang menghambat sinyal
insulin normal (Gambar 8). Aktivasi IKKβ juga menyebabkan fosforilasi
protein IκB, yang merupakan inhibitor faktor transkripsi nuclear factor
kappa β (NFκβ). Fosforilasi IκB sebagai respon terhadap sitokin inflamasi
menyebabkan degradasi proteosom sehingga melepaskan NFκβ,
24
selanjutnya terjadi translokasi NFκβ ke nukleus dan merangsang ekspresi
gen yang menginduksi resistensi insulin (Sah et al., 2016).
Gambar 8. Patofisiologi resistensi insulin (Sah et al., 2016)
Obesitas dan konsumsi lemak jenuh juga mengaktifkan JNK.
Peningkatan deposisi lemak di adiposit pada obesitas menyebabkan
produksi sitokin-sitokin proinflamasi, yang meliputi TNF-α dan IL-6 yang
semakin mengaktifkan jalur JNK dan NFκβ. Aktivasi NFκβ pada obesitas
semakin menambah respon inflamasi yang memperberat resistensi
insulin. Mekanisme lain yang mendasari resistensi insulin pada obesitas
adalah peningkatan metabolit intraselular diacylglycerol yang
mengaktifkan protein kinase C (PKC) dan menyebabkan aktivasi serine
kinase yang selanjutnya mengganggu fosforilasi tyrosine IRS. Lipid dari
diet juga mengaktifkan Toll-like receptor (TLR), kemudian menyebabkan
inflamasi melalui jalur aktivasi NFκβ (Sah et al., 2016).
25
Stres ER berperan dalam resistensi insulin. Keadaan stres
meningkatkan jumlah protein yang misfolded sehingga mempengaruhi
kemampuan ER untuk fold dan mengeluarkan protein yang baru
disintesis, yang menyebabkan terjadinya stres ER. Stres ER mengaktifkan
jalur unfolded protein response (UPR) dan menyebabkan apoptosis (Sah
et al., 2016). Stres ER juga berperan dalam jalur inflamasi JNK dan NFκβ
yang memicu resistensi insulin (Flamment et al., 2012).
.
C. Obesitas Sentral dan Resistensi Insulin
Resistensi insulin merupakan penyebab utama diabetes melitus tipe 2
dan terjadi bertahun-tahun sebelum manifestasi klinis diabetes melitus
tipe 2 pada manusia. Beberapa faktor dikemukakan untuk menjelaskan
mekanisme resistensi insulin, terutama berhubungan dengan obesitas dan
inflamasi (Ye, 2013, Hardy et al., 2012).
Obesitas berhubungan dengan aliran darah jaringan adiposa yang
lebih rendah (Hardy et al., 2012). Hipertrofi adiposit yang tidak diimbangi
dengan suplai aliran darah dapat menyebabkan hipoksia jaringan adiposa
dan memicu inflamasi (Gambar 9). Kegagalan mempertahankan suplai
aliran darah dapat terjadi akibat kurangnya kompensasi angiogenesis atau
penurunan densitas kapiler akibat vasokonstriksi (Ravussin and Smith,
2016, White and Copps, 2016). Stres hipoksia jaringan adiposa dapat
menyebabkan remodeling matriks ekstraselular yang menyimpang
sehingga terjadi fibrosis dan inflamasi (Hardy et al., 2012).
26
Gambar 9. Hipoksia, inflamasi dan resistensi insulin (Ravussin and Smith, 2016)
Obesitas dihubungkan dengan peningkatan sitokin inflamasi dan
infiltrasi makrofag dalam jaringan adiposa (Ravussin and Smith, 2016).
Seiring bertambahnya permukaan adiposit (hipertrofi) pada obesitas,
terjadi peningkatan ekspresi adipokin, termasuk monocyte
chemoattractant protein-1 (MCP-1) dan granulocyte colony-stimulating
factor, sehingga memanggil monosit dari sirkulasi ke jaringan adiposa.
Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag proinflamasi (tipe M1)
yang akan mensekresikan sitokin proinflamasi seperti tumor necrosis
factor-α (TNF-α), interleukin 6 (IL-6) dan MCP-1. Faktor TNF-α memiliki
efek inflamasi lokal dan sistemik (Polonsky and Burant, 2016, Tateya et
al., 2013). Peningkatan sitokin inflamasi ditemukan pada obesitas
menandakan jaringan adiposa yang berlebihan sebagai inflamasi sistemik
27
low-grade, yang menghubungkan obesitas dengan resistensi insulin dan
komorbidnya (Gambar 10). (Ravussin and Smith, 2016).
Gambar 10. Infiltrasi makrofag ke jaringan adiposa yang menyebabkan resistensi insulin
(Tateya et al., 2013).
Jaringan adiposa viseral pada obesitas sentral berhubungan dengan
resistensi insulin karena sangat rentan terhadap lipolisis akibat
peningkatan sensitivitas terhadap efek stimulasi hormon kontraregulator
yaitu ditemukan peningkatan jumlah reseptor β-adrenergik. Selain itu
jaringan adiposa viseral memiliki efek supresi insulin yang lemah akibat
afinitas reseptor insulin yang rendah (Funk, 2014, Polonsky and Burant,
2016).
Karakteristik obesitas yaitu peningkatan kadar free fatty acid (FFA)
plasma. Penelitian pada tikus dan manusia menunjukkan peningkatan
FFA akibat lipolisis trigliserida dari jaringan adiposa pada gangguan
metabolisme insulin (Ravussin and Smith, 2016). Distribusi lemak turut
berperan dalam fungsi metabolik. Jaringan adiposa gluteal bersifat
protektif terhadap resistensi insulin. Sebaliknya, jaringan adiposa
28
omentum viseral menunjukkan tingkat inflamasi yang lebih tinggi
dibandingkan jaringan adiposa subkutan dan intramuskular (Ravussin and
Smith, 2016, Polonsky and Burant, 2016). Jaringan adiposa viseral
bermuara ke vena porta, sehingga hepar langsung terpapar dengan kadar
FFA yang tinggi dan adipokin. Hal ini menyebabkan resistensi insulin yang
ditandai dengan peningkatan produksi glukosa hepatik dan peningkatan
kadar glukosa puasa. Peningkatan aliran FFA juga menyebabkan
peningkatan deposisi lemak di jaringan target insulin lainnya, seperti otot
skeletal, yang dihubungkan dengan disfungsi mitokondria dan resistensi
insulin, yang menyebabkan gangguan transpor glukosa setelah makan
akibat penurunan translokasi GLUT-4. Hiperinsulinemia juga berperan
dalam resistensi insulin melalui down-regulasi jumlah reseptor insulin
(Funk, 2014, Polonsky and Burant, 2016).
D. Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance (HOMA-IR)
dan Triglyceride-Glucose Index (TyG Index)
Pengukuran resistensi insulin pada manusia berperan penting dalam
ilmu pengetahuan dasar dan dalam praktik klinis. Teknik euglycemic
hyperinsulinemic clamp merupakan suatu metode untuk memperkirakan
resistensi insulin secara langsung. Teknik ini dianggap sebagai gold
standard, yang mengukur efek insulin terhadap penggunaan glukosa
secara terus-menerus in vivo. Teknik ini sulit diterapkan pada
pemeriksaan skala besar karena prosedur yang berbelit, meliputi infus
29
insulin intravena, pengambilan sampel darah berulang selama 3 jam dan
penyesuaian infus glukosa secara kontinu. (Singh and Saxena, 2010,
Simental-Mendía et al., 2008).
Marker lain untuk mengukur resistensi insulin yaitu homeostasis model
assessment insulin resistance (HOMA-IR). Indeks pengukuran resistensi
insulin ini pertama kali diperkenalkan oleh Matthews dkk pada tahun 1985,
menggunakan kadar glukosa puasa dan insulin. Kadar insulin bergantung
pada efek sel β pankreas terhadap kadar glukosa, sedangkan kadar
glukosa diregulasi oleh produksi glukosa hepatik yang dimediasi insulin.
Resistensi insulin digambarkan sebagai penurunan efek supresi insulin
terhadap produksi glukosa hepatik (Singh and Saxena, 2010).
𝐇𝐎𝐌𝐀 − 𝐈𝐑 =𝐆𝐥𝐮𝐤𝐨𝐬𝐚 (𝐦𝐦𝐨𝐥/𝐋) × 𝐈𝐧𝐬𝐮𝐥𝐢𝐧 (𝛍𝐔/𝐋)
𝟐𝟐, 𝟓
atau
𝐇𝐎𝐌𝐀 − 𝐈𝐑 =𝐆𝐥𝐮𝐤𝐨𝐬𝐚 (𝐦𝐠/𝐝𝐋) × 𝐈𝐧𝐬𝐮𝐥𝐢𝐧 (𝛍𝐔/𝐋)
𝟒𝟎𝟓
Sejumlah penelitian menunjukkan HOMA-IR memiliki korelasi tinggi
dengan gold standard pada populasi yang berbeda (Singh and Saxena,
2010, Simental-Mendía et al., 2008). Penelitian awal menunjukkan bahwa
HOMA-IR berkorelasi dengan euglycemic hyperinsulinemic clamp (r=0,88)
(Matthews et al., 1985). Penelitian yang dilakukan di Jepang menyatakan
HOMA-IR memiliki korelasi kuat dengan euglycemic hyperinsulinemic
clamp pada kelompok yang mendapatkan terapi sulfonilurea (r=0,727)
maupun pada kelompok diet (r=0,747) (Emoto et al., 1999). Penelitian di
30
Italia menemukan adanya korelasi kuat antara euglycemic
hyperinsulinemic clamp dengan HOMA-IR (r=0,820) (Bonora et al., 2000).
Resistensi insulin menggunakan HOMA-IR didefinisikan sebagai nilai
yang lebih dari persentil ke-75 pada subyek non diabetes berdasarkan
WHO, namun nilai cut-off yang dilaporkan dalam literatur berbeda-beda
(Tabel 3). Cut-off HOMA-IR bervariasi berdasarkan ras, usia, jenis
kelamin, penyakit dan komplikasi karena kompleksitas resistensi insulin.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia belum mempublikasikan cut-off
HOMA-IR dalam menentukan resistensi insulin (Tang et al., 2015).
Tabel 3. Nilai cut-off HOMA-IR dalam literatur (jumlah sampel ≥ 1.000)
Lokasi dan Tahun
Jumlah Sampel
Karakteristik Populasi
Nilai Batas
Kriteria
Swedia, 2000 n=4.816 Populasi sehat 2,0 Persentil ke-75
Perancis, 2002 n=1.153 Usia: 35–64 tahun, populasi sehat
3,8 Persentil ke-75
Kaukasus, 2006
n=1.156 Populasi rural, non diabetes
2,29 Persentil ke-75
Brazil, 2006 n=1.317 Usia: 40±12 tahun, IMT: 34±10 kg/m2
2,77 Persentil ke-90
Amerika Serikat, 2008
n=2.804 Usia ≥ 20 tahun, IMT dan GDP normal
2,73 Persentil ke-66
Iran, 2010 n=3.071 Dewasa, usia 25–64 tahun
3,875 Kurva ROC
Iran, 2011 n=1.036 Wanita usia reproduktif 2,63 Persentil ke-95
Jepang, 2012 n=6.868 Subyek non diabetes 1,7 Kurva ROC
Cina, 2013 n=3.203 Usia: 6–18 tahun (anak dan remaja)
3,0 Persentil ke-95
Portugis, 2014 n=1.784
Subyek non diabetes di bangsal Kardiologi, IMT < 25 kg/m2, GDP < 100 mg/dL
2,33 Persentil ke-90
Sumber: Optimal cut-off values for the homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) and pre-diabetes screening: Developments in research and prospects for the future (Tang et al., 2015).
Keterangan: IMT = Indeks Massa Tubuh (kg/m2) GDP = Glukosa Darah Puasa (mg/dL) ROC = Receiver Operating Characteristic
31
Tes insulin mahal dan tidak tersedia di semua laboratorium. Guerrero-
Romero dkk pada tahun 2008 mengemukakan suatu indeks untuk
mengukur resistensi insulin yaitu produk trigliserida dan glukosa puasa
atau Triglyceride and Glucose index (TyG index) (Simental-Mendía et al.,
2008, Guerrero-Romero et al., 2010).
𝐓𝐲𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐞𝐱 = 𝐥𝐧 [ 𝐭𝐫𝐢𝐠𝐥𝐢𝐬𝐞𝐫𝐢𝐝𝐚 (𝐦𝐠/𝐝𝐋) × 𝐠𝐥𝐮𝐤𝐨𝐬𝐚 (𝐦𝐠/𝐝𝐋) ] ÷ 𝟐
Resistensi insulin berperan dalam regulasi kadar trigliserida plasma.
Resistensi insulin dihubungkan dengan peningkatan sumber trigliserida
untuk pembentukan VLDL, yaitu aliran fatty acid dari jaringan adiposa ke
hepar, uptake remnant VLDL, IDL dan kilomikron oleh hepar serta
lipogenesis de novo. Karakteristik dislipidemia pada resistensi insulin yaitu
peningkatan produksi VLDL dan hipertrigliseridemia (Scherer et al., 2016).
Kandungan trigliserida hepatik merupakan faktor yang menentukan
resistensi insulin hepatik dan trigliserida intramioselular menentukan
resistensi insulin otot (Simental-Mendía et al., 2008, Guerrero-Romero et
al., 2010).
Evaluasi TyG index pada berbagai kelompok etnis telah dilakukan
sejak indeks ini diperkenalkan, antara lain kelompok Meksiko-Amerika dan
Kaukasia, Korea, Cina, Meksiko, Italia dan Brazil. Penelitian yang
dilakukan pada kelompok etnis Meksiko yang terdiri dari pria dan wanita
tidak hamil berusia 18–65 tahun mendapatkan nilai TyG index untuk
diagnosis resistensi insulin adalah 4,65 dengan sensitivitas 84% dan
spesifisitas 45% (Simental-Mendía et al., 2008). Penelitian pada populasi
32
Brasil yang berusia 22–81 tahun menunjukkan TyG index memiliki korelasi
sedang dengan metode gold standard (r = 0,431), serta lebih baik
dibandingkan HOMA-IR (Vasques et al., 2011). Penelitian pada populasi
Cina menunjukkan bahwa TyG index merupakan marker yang lebih baik
dibandingkan rasio lipid untuk identifikasi awal resistensi insulin (Du et al.,
2014). Secara keseluruhan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa TyG index secara konsisten berguna untuk identifikasi subjek
dengan resistensi insulin (Guerrero-Romero et al., 2016).
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian di Indonesia. Penelitian yang
dilakukan oleh Aulia pada karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
mendapatkan cut-off optimum TyG index adalah 4,76 dengan sensitivitas
diagnostik yang rendah, yaitu 43% dan spesifisitas diagnostik yang tinggi,
yaitu 85%. (Aulia, 2014).
Penelitian oleh Er dkk di Taiwan membandingkan TyG index dengan
kombinasi TyG index dan IMT (TyG-BMI) serta kombinasi TyG index dan
lingkar pinggang (TyG-WC) untuk mendeteksi resistensi insulin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa TyG-BMI berkorelasi positif dengan
HOMA-IR menggunakan kurva ROC dengan AUC 0,801, yang lebih baik
dibandingkan TyG-WC (AUC 0,772) dan TyG index (AUC 0,708).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa TyG-BMI merupakan surrogate marker
yang sederhana dan berguna untuk identifikasi awal resistensi insulin
(Er et al., 2016).
33
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Teori
Usia Jenis kelamin Hormon seks Genetik Etnis Hormon lain Lingkungan
Obesitas sentral
Jaringan adiposa
viseral
FFA MCP-1
TNF-α
IL-6
Stres ER
Resistensi Insulin
Mekanisme endokrin Mekanisme inflamasi Mekanisme intrinsik
sel
VLDL
Trigliserida Glukosa Insulin
Adiposit Hepar Otot Pankreas
− Lipolisis
− Sintesis
trigliserida
− Sintesis
glikogen
− Glukoneo-
genesis
− Sintesis TG
dan VLDL
− Uptake glukosa
− Sintesis glikogen
Sekresi insulin
34
B. Kerangka Konsep
Keterangan: : Variabel bebas
: Variabel antara
: Variabel tergantung
: Variabel yang diteliti
Diukur
dengan:
Obesitas
Sentral
Resistensi
insulin
HOMA-IR
TyG index
FFA
MCP-1
TNF-α
IL-6
Stres ER
35
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
a. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar untuk
pengambilan sampel penelitian.
b. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin (RSPTN UH) untuk
pengukuran lingkar pinggang, pengambilan sampel darah dan
pemeriksaan glukosa dan trigliserida.
c. Unit Penelitian FKUH/ Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Hasanuddin (RSPTN UH) untuk penyimpanan sampel
dan pemeriksaan insulin.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018, menggunakan
sampel serum subyek dengan dan tanpa obesitas sentral, yang telah
dikumpulkan pada bulan September–Oktober 2017 (Nomor: 1070/
H4.8.4.5.31/PP36-KOMETIK/2017) dan disimpan pada suhu -20oC.
36
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar.
D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian
(kriteria inklusi).
E. Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel dihitung berdasarkan rumus untuk uji t tidak
berpasangan adalah:
𝐧𝟏 = 𝐧𝟐 = 𝟐 [ (𝚺𝛂 + 𝚺𝛃) 𝐒
𝐗𝟏 − 𝐗𝟐 ]
𝟐
Keterangan:
Σα : Nilai standar untuk 0,05 = 1,64
Σβ : Nilai standar untuk 0,2 = 0,842
S : Simpangan baku dari selisih rerata = 10
X1-X2 : Selisih rerata dua kelompok yang bermakna = 6
𝐧 = 𝟐 [ (𝟏, 𝟔𝟒 + 𝟎, 𝟖𝟒𝟐) 𝟏𝟎
𝟔 ]
𝟐
= 𝟑𝟒, 𝟐 𝟑𝟓 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥
Jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah 35 sampel untuk
masing-masing kelompok sehingga total sampel minimal 70 sampel.
37
F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Pria dengan dan tanpa obesitas sentral yang berusia 18-25 tahun.
b. Bersedia ikut dalam penelitian dengan mengisi dan
menandatangani informed concent.
2. Kriteria Eksklusi
a. Subyek menderita penyakit diabetes melitus
b. Subyek mengkonsumsi obat kortikosteroid, kolesterol atau tiroid.
c. Sampel serum ikterik, lipemik atau hemolisis.
G. Izin Subyek Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, setiap tindakan dilakukan atas izin
dan sepengetahuan pasien yang dijadikan sampel penelitian melalui
lembar informed concent dan dinyatakan memenuhi persyaratan etik
untuk dilaksanakan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) FKUH –
RSPTN UH – RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Nomor:
245/H4.8.4.5.31/PP36-KOMETIK/2018.
H. Cara Kerja
1. Alokasi Subyek
Penelitian dilakukan pada semua mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar.
38
2. Cara Penelitian
a. Dilakukan identifikasi subyek yang berpotensi masuk dalam
penelitian. Selanjutnya diberi penjelasan lengkap mengenai apa
yang akan dilakukan terhadap subyek selama penelitian. Subyek
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, bila setuju ikut dalam
penelitian ini maka dipersilakan untuk mengisi dan menandatangani
lembar informed consent.
b. Dilakukan pemeriksaan antropometri lingkar pinggang pada subyek
penelitian. Pengukuran ini dijadikan dasar untuk mengelompokkan
subyek menjadi kelompok obesitas sentral.
c. Dilakukan pengambilan darah vena dari vena mediana cubiti
sebanyak 3 cc menggunakan vacuum tube dengan penutup warna
merah (tanpa antikoagulan dan mengandung clot activator). Serum
diperoleh setelah tabung yang berisi darah dibiarkan membeku
selama 30 menit pada suhu ruangan dan disentrifus selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm. Sampel serum ikterik, lipemik
atau hemolisis dikeluarkan dari penelitian ini. Sampel biologis
disimpan pada suhu -20oC hingga jumlah sampel mencukupi.
d. Dilakukan tes insulin dengan metode electro-chemiluminescence
immunoassay (ECLIA) di Unit Penelitian FKUH/RSPTN UH serta
tes glukosa dengan metode enzimatik hexokinase dan tes
trigliserida dengan metode enzimatik di Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik RSPTN UH.
39
e. Parameter insulin dan glukosa digunakan untuk perhitungan
HOMA-IR, sedangkan parameter glukosa dan trigliserida digunakan
untuk perhitungan TyG index.
I. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Kadar insulin
a. Persiapan Pasien
Pasien puasa selama minimal 8 jam (Sacks, 2018).
b. Persiapan sampel
Sampel serum dapat disimpan selama 24 jam pada suhu
2-80C atau pada suhu -200C selama 6 bulan (Roche, 2013).
c. Alat dan bahan penelitian
1) Mikropipet dan tip
2) Alat Elecsys 2010
3) Reagen Insulin (Roche, 2013):
i. M: Streptavidin coated microparticles 6,5 mL
ii. R1: Anti insulin antibody-biotin 10 mL. Biotinylated
monoclonal anti-insulin antibody (mouse) 1mg/L; MES (2-
morpholino-ethane sulfonic acid) buffer 50mmol/L, pH 6,0.
iii. R2: Anti insulin antibody Ru, 10 mL. Monoclonal anti
insulin antibody (mouse) labelled with ruthenium complex
1,75 mg/L; MES buffer 50 mmol/L, pH 6,0.
40
d. Prinsip tes
Tes insulin menggunakan prinsip sandwich dengan dua
antibodi monoklonal yang spesifik terhadap insulin manusia.
Inkubasi pertama: insulin dari 20 µL sampel, biotinylated
monoclonal specific antibody dan monoclonal insulin specific
antibody berlabel ruthenium membentuk kompleks sandwich.
Inkubasi kedua: setelah penambahan streptavidin coated
microparticles, kompleks menjadi terikat pada fase solid via
interaksi biotin dan streptavidin. Campuran reaksi diaspirasikan ke
penghitung sel, mikropartikel ditangkap ke permukaan elektroda
secara magnetis. Zat yang tidak terikat dibuang dengan ProCell.
Pemberian arus listrik pada elektroda akan menginduksi reaksi
chemiluminescent yang dihitung oleh photomultiplier. Jumlah
cahaya yang dihasilkan secara langsung sebanding dengan
jumlah insulin dalam sampel. Hasil ditentukan dengan kurva
kalibrasi (Roche, 2013).
e. Cara kerja
1) Letakkan spesimen ke dalam rak sampel.
2) Tekan “orders” untuk membuka folder order.
3) Pastikan tombol Sampel, Kontrol, Kalibrator ditekan.
4) Tekan “Sample ID”.
5) Tekan disk untuk mengatur disk fields ke tempat yang sesuai.
6) Tekan tombol “insulin”.
41
7) Tekan “register” utuk menyimpan informasi.
8) Ulangi hingga semua sampel selesai di-order.
f. Nilai Rujukan
Nilai rujukan insulin serum adalah 2,5-24,9 μU/mL (Roche, 2013).
2. Kadar Glukosa Puasa
a. Persiapan Pasien
Pasien puasa selama minimal 8 jam (Nadkarni and Weinstock,
2017, Sacks, 2018).
b. Persiapan Sampel
Sampel serum dipisahkan dari sel dalam waktu 30 menit
(Nadkarni and Weinstock, 2017).
c. Alat dan Bahan Penelitian
1) Mikropipet dan tip
2) Alat Clinical Chemistry Analyzer ABX Pentra 400
3) Reagen ABX Pentra Glucose HK CP (Horiba, 2006):
i. Reagen 1: Pipes Buffer, pH 7.60 100 mmol/l
NAD 3.8 mmol/l
ATP 2.2 mmol/l
Sodium azide < 0.1 %
ii. Reagen 2: Hexokinase ≥ 8500 U/l
G-6-PDH ≥ 8500 U/l
Magnesium sulphate 20 mmol/l
Sodium azide < 0.1 %
42
d. Prinsip Tes
Penentuan glukosa mengikuti reaksi berikut (Horiba, 2006):
Keterangan: HK = Hexokinase
G-6-PDH = Glucose-6-phosphate-dehydrogenase
Adenosin triphosphate (ATP) diubah menjadi adenosin
diphosphate (ADP). Glucose-6-phosphate yang terbentuk menjadi
substrat untuk reaksi enzimatik kedua. Nicotinamide adenine
dinucleotide phosphate (NADP) direduksi pada reaksi kedua
menjadi NADPH dan menghasilkan gluconate-6-phosphate.
Pembentukan NADPH menyebabkan peningkatan absorban pada
340 nm, yang sebanding dengan jumlah glukosa pada spesimen
(Horiba, 2006, Turgeon, 2012)
e. Cara Kerja (Horiba, 2006)
1) Sampel diletakkan pada rak sampel ABX Pentra 400
kemudian masukkan rak sampel ke dalam sample tray.
2) Pilih tanda “worklist” pada menu utama.
3) Identitas sampel diketik, selanjutnya pilih parameter glukosa
yang akan diperiksa.
4) Tekan tanda ”✓” pada bagian kanan bawah untuk konfirmasi
data dan order parameter pemeriksaan.
43
5) Tekan tanda “►” pada bagian atas layar, kemudian sampel
akan diperiksa secara otomatis.
6) Untuk melihat hasil, pilih menu “result validation”, pilih data
sesuai identitas sampel dan tekan “validate”.
f. Nilai Rujukan (PERKENI, 2015)
1) Glukosa puasa < 100 mg/dL : Normal
2) Glukosa puasa 100–125 mg/dL : Glukosa puasa terganggu
3) Glukosa puasa ≥126 mg/dL : Diabtes melitus
3. Kadar Trigliserida
a. Persiapan Pasien
Puasa selama 12 jam (Chen et al., 2017, Turgeon, 2012).
b. Persiapan Sampel
Sampel serum dapat disimpan pada suhu 15-300C selama
8 jam atau suhu 2-80C 48 jam atau -200C selama 4-8 minggu atau
lebih lama pada suhu -700C (Chen et al., 2017).
c. Alat dan Bahan Penelitian
1) Mikropipet dan tip
2) Alat Clinical Chemistry Analyzer ABX Pentra 400
3) Reagen ABX Pentra Triglycerides CP (Horiba, 2007):
Pipes free acid 50 mmol/l
Sodium hydroxide 3.36 g/l
Triton X-100 1 ml/l
Magnesium salt 14.8 mmol/l
44
p-chlorophenol 2.69 mmol/l
ATP 3.14 mmol/l
Sodium azide 7.99 mmol/l
Potassium ferrocyanide 9.94 μmol/l
4-aminoantipyrine 0.31 mmol/l
Lipoprotein lipase 1.90 U/l
Glycerokinase 0.5050 KU/l
Glycerol phosphate Oxidase 4.15 KU/l
Peroxidase 0.4950 KU/l
Distilled water qs 1l/l
d. Prinsip Tes
Penentuan trigliserida secara enzimatik (Horiba, 2007):
Keterangan: DHAP = Dihydroxyacetone phosphate
4-AAP = 4-aminoantipyrine
Trigliserida dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase untuk
menghasilkan glycerol dan fatty acid. Glycerol mengalami
fosforilasi oleh ATP dengan adanya glycerol kinase dan
membentuk glycerol-3-phosphate. Glycerol-3-phosphate
dioksidasi untuk menghasilkan hydrogen peroxide (H2O2) dan
45
dihydroxyacetone phosphate (DHAP). Selanjutnya H2O2 yang
terbentuk bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan chlorophenol
dengan bantuan peroxidase dan menghasilkan chromophore
quinoneimine yang dibaca pada panjang gelombang 660 nm.
Peningkatan absorban sebanding dengan jumlah trigliserida pada
spesimen (Horiba, 2007, Turgeon, 2012).
e. Cara Kerja (Horiba, 2007)
1) Sampel diletakkan pada rak sampel ABX Pentra 400
kemudian masukkan rak sampel ke dalam sample tray.
2) Pilih tanda “worklist” pada menu utama.
3) Identitas sampel diketik, selanjutnya pilih parameter trigliserida
yang akan diperiksa.
4) Tekan tanda ”✓” pada bagian kanan bawah untuk konfirmasi
data dan order parameter pemeriksaan.
5) Tekan tanda “►” pada bagian atas layar, kemudian sampel
akan diperiksa secara otomatis.
6) Untuk melihat hasil, pilih menu “result validation”, pilih data
sesuai identitas sampel dan tekan “validate”.
f. Nilai Rujukan (Horiba, 2007)
Normal < 150 mg/dL
Low risk 150 – 200 mg/dL
High 200 – 500 mg/dL
Extremely high ≥ 500 mg/dL
46
J. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
1. Pria dewasa muda dengan obesitas sentral adalah subjek jenis
kelamin pria berusia 18–25 tahun dengan lingkar pinggang > 90 cm
berdasarkan klasifikasi WHO untuk daerah Asia Pasifik
2. Pria dewasa muda tanpa obesitas sentral adalah subjek jenis kelamin
pria berusia 18–25 tahun dengan lingkar pinggang ≤ 90 cm
berdasarkan klasifikasi WHO untuk daerah Asia Pasifik.
3. Lingkar pinggang merupakan parameter antropometri yang diukur
menggunakan alat ukur atau pita yang diposisikan horisontal pada
pertengahan antara batas bawah costa dan crista iliaca. Subyek
berdiri tegak dalam posisi anatomis dengan tangan di samping badan,
posisi kaki berjarak 25–30 cm dan berat badan terdistribusi seimbang
pada kedua kaki. Pengukuran dilakukan pada akhir respirasi normal
dan hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan cm.
4. Kadar insulin adalah kadar insulin puasa yang diukur dengan prinsip
Sandwich Immunoassay dan metode ECLIA menggunakan alat
Cobas® e411 (Roche, Jerman) yang dinyatakan dalam satuan μU/mL.
5. Kadar glukosa puasa adalah hasil pemeriksaan glukosa darah subyek
setelah berpuasa minimal 8 jam yang diukur dengan metode enzimatik
hexokinase menggunakan alat ABX Pentra 400 (Horiba, Jepang) yang
dinyatakan dalam satuan mg/dL. Subyek yang menderita diabetes
melitus atau kadar glukosa puasa >126 mg/dL tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
47
6. Kadar trigliserida adalah hasil pemeriksaan trigliserida darah subyek
setelah berpuasa selama 12 jam yang diukur dengan metode
enzimatik menggunakan alat ABX Pentra 400 (Horiba, Jepang) yang
dinyatakan dalam satuan mg/dL.
7. HOMA-IR adalah indeks resistensi insulin yang dikalkulasi dengan
menggunakan rumus = [ glukosa plasma puasa (mg/dL) x insulin
(µU/mL) / 405 ]. Penelitian ini menggunakan batasan HOMA-IR pada
persentil ke-75 untuk mengelompokkan resistensi insulin.
8. TyG index adalah indekx resistensi insulin yang dikalkulasi dengan
menggunakan rumus = ln [trigliserida (mg/dL) x glukosa plasma
puasa (mg/dL)] / 2.
K. Metode Analisis
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22. Metode
statistik yang digunakan adalah perhitungan statistik deskriptif (range,
median, mean, standar deviasi dan sebaran data) dan uji statistik.
Distribusi data HOMA-IR dan TyG index dinilai menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov test. Analisis hubungan antara HOMA-IR
dan TyG index pada resistensi insulin menggunakan Mann-Whitney dan
independent t-test. Hasil uji statistik signifikan jika nilai p < 0,05. Korelasi
antara HOMA-IR dan TyG index menggunakan uji korelasi Spearman.
Selanjutnya dilakukan penentuan cut-off TyG index menggunakan kurva
ROC.
48
L. Skema Alur Penelitian
Persiapan Penelitian
Populasi Penelitian
Sampel penelitian (n=137)
Pemeriksaan lingkar pinggang
Obesitas sentral (n=53)
Non obesitas sentral (n=84)
Pengambilan sampel darah
Kriteria inklusi: - Usia - Informed consent
Kriteria eksklusi: - Sampel hemolisis ,
ikterik atau lipemik
HOMA-IR TyG index
Analisis Data
Pemeriksaan Laboratorium: - GDP - Trigliserida - Insulin
Non Resistensi Insulin (n=44)
Resistensi Insulin (n=93)
Kriteria eksklusi: - Riwayat penyakit - Konsumsi obat
49
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel yang dikumpulkan selama
periode bulan September sampai Oktober 2017. Jumlah sampel yang
memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 132 sampel. Tabel 4
menunjukkan karakteristik subyek penelitian. Umur subyek antara
18–25 tahun dengan rerata umur 21,13 tahun. Karakteristik
pemeriksaan antropometri subyek yaitu rerata lingkar pinggang
subyek adalah 87,54 cm, rerata berat badan subyek adalah 69,45 kg,
rerata tinggi bada subyek adalah 167,08 cm dan rerata IMT subyek
adalah 24,87 kg/m2. Karakteristik pemeriksaan laboratorium pada
subyek penelitian ini yaitu rerata GDP subyek adalah 96,84 mg/dL,
rerata trigliserida subyek adalah 110,58 mg/dL dan rerata insulin
subyek adalah 12,77 μU/mL. Indeks HOMA-IR memiliki rentang nilai
antara 0,95–11,29 dan rerata 3,06; sedangkan TyG index memiliki
rentang nilai antara 4,21–5,41 dengan rerata 4,59.
50
Tabel 4. Karakteristik subyek penelitian (n=132)
Variabel Minimal Maksimal Median Mean ± SD
Umur (tahun) 18 25 21,00 21,13 ± 1,96
Antropometri
Lingkar pinggang (cm) 66,00 132,00 86,00 87,54 ± 13,35
Berat badan (kg) 44,40 115,60 66,50 69,45 ± 15,77 Tinggi badan (cm) 150,00 181,00 167,00 167,08 ± 5,71 IMT (kg/m2) 16,31 42,98 23,93 24,87 ± 5,44
Laboratorium GDP (mg/dL) 78,30 123,60 96,45 96,84 ± 7,89 Trigliserida (mg/dL) 50,80 495,20 94,65 110,58 ± 60,81 Insulin (μU/mL) 4,15 45,06 10,63 12,77 ± 7,49
HOMA-IR 0,95 11,29 2,60 3,06 ± 1,81
TyG index 4,21 5,41 4,55 4,59 ± 0,22 Sumber: Data primer Keterangan: IMT = Indeks massa tubuh GDP = Gula Darah Puasa HOMA-IR = Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance TyG index = Triglyceride-Glucose index
Batas lingkar pinggang > 90 cm digunakan untuk mendefinisikan
obesitas sentral pada pria berdasarkan kriteria Asia Pasifik. Sebanyak
50 subyek dimasukkan dalam kelompok obesitas sentral (38%) dan 82
subyek dalam kelompok non obesitas sentral (62%) dari total 132
sampel. Tabel 5 menunjukkan karakteristik subyek penelitian
berdasarkan kelompok obesitas sentral dan non obesitas sentral.
Terdapat perbedaan bermakna pada kelompok obesitas sentral dan
non obesitas sentral untuk pengukuran antropometri lingkar pinggang
(p<0,001), berat badan (p<0,001) dan IMT (p<0,001). Hanya
pemeriksaan laboratorium insulin yang menunjukkan perbedaan
bermakna pada kedua kelompok (p<0,001). Indeks HOMA-IR
menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok obesitas sentral
51
dan non obesitas sentral (p<0,001), sedangkan TyG index tidak
berbeda bermakna pada kedua kelompok tersebut (p=0,249).
Tabel 5. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan kelompok obesitas sentral dan non obesitas sentral
Variabel
Kelompok
p Obesitas
sentral (n=50) [mean ± SD]
Non obesitas sentral (n=82) [mean ± SD]
Umur (tahun) 21,68 ± 1,90 20,79 ± 1,94 0,010*
Antropometri
Lingkar pinggang (cm) 101,95 ± 8,13 78,75 ± 6,47 <0,001*
Berat badan (kg) 85,64 ± 12,23 59,59 ± 7,16 <0,001* Tinggi badan (cm) 167,56 ± 6,66 166,79 ± 5,07 0,346* IMT (kg/m2) 30,50 ± 3,97 21,44 ± 2,61 <0,001*
Laboratorium GDP (mg/dL) 96,12 ± 7,10 97,28 ± 8,34 0,415** Trigliserida (mg/dL) 126,20 ± 84,35 101,05 ± 37,85 0,181* Insulin (μU/mL) 17,40 ± 9,38 9,94 ± 4,04 <0,001*
HOMA-IR 4,13 ± 2,29 2,40 ± 0,99 <0,001*
TyG index 4,63 ± 0,26 4,56 ± 0,18 0,249* Sumber: Data primer Keterangan: *Mann-Whitney test; ** Independent t-test IMT = Indeks massa tubuh GDP = Gula Darah Puasa HOMA-IR = Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance TyG index = Triglyceride-Glucose index
Penelitian ini menggunakan HOMA-IR sebagai patokan untuk
mendefininsikan resistensi insulin. Distribusi persentil HOMA-IR yaitu
1,813 pada persentil ke-25; 2,600 pada persentil ke-50; dan 3,675
pada persentil ke-75. Subyek dengan resistensi insulin memiliki indeks
HOMA-IR lebih dari angka persentil ke-75, yaitu 3,675. Didapatkan
sejumlah 33 subyek dengan resistensi insulin (25%) dan 99 subyek
tanpa resistensi insulin (75%) dari total 132 subyek. Karakteristik
subyek penelitian berdasarkan ada atau tidaknya resistensi insulin
ditunjukkan dalam Tabel 6. Rerata umur subyek dengan dan tanpa
52
resistensi insulin tidak berbeda bermakna dengan p=0,251, yang
berarti umur pada kedua kelompok tersebut homogen, demikian pula
dengan tinggi badan subyek pada kedua kelompok (p=0,107).
Ditemukan perbedaan bermakna bermakna antara kelompok
resistensi insulin dan non resistensi insulin pada parameter
antropometri lingkar pinggang (p<0,001), berat badan (p<0,001) dan
IMT (p<0,001), serta pemeriksaan laboratorium trigliserida (p<0,001)
dan insulin (p<0,001). Perbedaan bermakna juga ditemukan pada
HOMA-IR (p<0,001) dan TyG index (p=0,001) antara kedua kelompok
tersebut.
Tabel 6. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan kelompok resistensi insulin dan non resistensi insulin
Variabel
Kelompok
p Resistensi
Insulin (n=33) [mean ± SD]
Non Resistensi Insulin (n=99) [mean ± SD]
Umur (tahun) 20,76 ± 1,92 21,25 ± 1,97 0,251*
Antropometri
Lingkar pinggang (cm) 98,02 ± 12,87 84,05 ± 11,61 <0,001*
Berat badan (kg) 82,63 ±16,25 65,07 ± 12,97 <0,001* Tinggi badan (cm) 168,85 ± 5,52 166,50 ± 5,68 0,107* IMT (kg/m2) 28,90 ± 5,13 23,53 ± 4,86 <0,001*
Laboratorium GDP (mg/dL) 96,57 ± 7,64 96,94 ± 8,00 0,820** Trigliserida (mg/dL) 143,47 ± 89,89 99,62 ± 42,64 <0,001* Insulin (μU/mL) 23,23 ± 7,40 9,28 ± 2,83 <0,001*
HOMA-IR 5,54 ± 1,84 2,23 ± 0,72 <0,001*
TyG index 4,70 ± 0,26 4,55 ± 0,19 0,001* Sumber: Data primer Keterangan: *Mann-Whitney test; ** Independent t-test IMT = Indeks massa tubuh GDP = Gula Darah Puasa HOMA-IR = Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance TyG index = Triglyceride-Glucose index
53
2. Korelasi HOMA-IR dan TyG index
Uji Spearman menunjukkan terdapat korelasi positif antara
HOMA-IR dan TyG index dengan p<0,001 dan r=0,303 seperti yang
terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Korelasi antara HOMA-IR dan TyG index
Mean ± SD p* r
HOMA-IR 3,06 ± 1,81 <0,001 0,303
TyG index 4,59 ± 0,22 Sumber: Data primer Keterangan: *Spearman Correlation HOMA-IR = Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance TyG index = Triglyceride-Glucose index
3. Penentuan cut-off TyG index
Penentuan cut-off TyG index pada penelitian ini menggunakan
receiver operating characteristic curve (kurva ROC) dengan area
under curve (AUC) 0,691. Didapatkan cut-off TyG index 4,535 dengan
sensitivitas 76% dan spesifisitas 51% (Gambar 11).
Gambar 11. Kurva ROC TyG index
(Sumber: Data primer)
54
B. Pembahasan
Penelitian untuk mengetahui kesesuaian antara TyG index dengan
HOMA-IR dalam mendeteksi resistensi insulin dilakukan pada mahasiswa
yang berumur 18–25 tahun. Kelompok dewasa muda yang berumur 18–25
tahun merupakan kelompok yang rentan mengalami overweight dan
obesitas selama masa transisi dari remaja menjadi dewasa. Obesitas
awalnya dianggap sebagai masalah yang terjadi pada orang dewasa usia
pertengahan, namun terdapat peningkatan kecenderungan obesitas pada
dewasa muda terutama mahasiswa. Prevalensi obesitas pada kelompok
dewasa muda di negara berkembang bervariasi dari 2,3–12%. Penelitian
di India menunjukkan adanya peningkatan IMT dan lingkar pinggang
seiring usia terutama pada pria disertai peningkatan faktor risiko
metabolik. Penelitian lain pada 22 negara berpenghasilan rendah dan
menengah terhadap 15.746 subyek mahasiswa dengan rerata usia 20,8
tahun menunjukkan obesitas sebanyak 22%, yaitu 24,7% pria dan 19,3%
wanita (Poobalan and Aucott, 2016).
Rentang nilai HOMA-IR pada penelitian ini adalah 0,95–11,29 dengan
median 2,60 (Tabel 3). Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data
HOMA-IR tidak terdistribusi normal. Semakin tinggi angka HOMA-IR
menunjukkan semakin tinggi pula derajat derajat resistensi insulin
(Karrowni et al., 2013, Sah et al., 2016).
Subyek pada penelitian ini dikelompokkan menjadi obesitas sentral
dan non obesitas sentral berdasarkan pengukuran antropometri lingkar
55
pinggang menurut kriteria WHO untuk Asia Pasifik. Dikatakan obesitas
sentral apabila memiliki lingkar pinggang > 90 cm. Pengukuran
antropometri lain menunjukkan adanya perbedaan bermakna berat badan
dan IMT pada kedua kelompok (Tabel 4). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Gierach dkk dan Ahmad dkk yang menyatakan lingkar pinggang
memiliki korelasi kuat dengan IMT (Gierach et al., 2014, Ahmad et al.,
2016). Indeks massa tubuh digunakan secara rutin untuk monitoring
obesitas, tetapi tidak memperhitungkan perbedaan fisiologis proporsi
jaringan adiposa, tulang dan otot (Gierach et al., 2014). Lingkar pinggang
merupakan pengukuran antropometri yang relevan dengan distribusi
lemak tubuh yang mencerminkan derajat adipositas sentral (Magalhães et
al., 2014).
Parameter laboratorium GDP dan trigliserida pada subyek penelitian
ini dalam batas normal dan tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada
kelompok obesitas sentral dan non obesitas sentral karena subyek
penelitian ini adalah mahasiswa yang sehat, tidak menderita diabetes
melitus serta tidak mengkonsumsi obat antidiabetik dan kolesterol. Rerata
kadar insulin pada kedua kelompok penelitian ini juga dalam batas normal,
namun signifikan lebih tinggi pada kelompok obesitas sentral
dibandingkan non obesitas sentral (17,40 μU/mL vs 9,94 μU/mL) dengan
p<0,0001 (Tabel 4). Hal ini sejalan dengan Castro dkk yang menyatakan
bahwa subyek dengan obesitas terjadi peningkatan produksi insulin akibat
stimulasi fatty acid dan glukosa serta penurunan clearance insulin (Castro
56
et al., 2014). Indeks HOMA-IR pada penelitian ini berbeda bermakna pada
kedua kelompok, yaitu signifikan lebih tinggi pada kelompok obesitas
sentral dibandingkan non obesitas sentral. Hasil ini didukung oleh
penelitian Mamtani dkk bahwa lingkar pinggang merupakan parameter
antropometri yang berhubungan dengan resistensi insulin secara
signifikan. Peningkatan lingkar pinggang berhubungan dengan kadar
insulin, GDP dan trigliserida tinggi serta kolesterol HDL rendah, yang
mengindikasikan resistensi insulin (Mamtani et al., 2013). TyG index tidak
berbeda bermakna antara kelompok obesitas sentral dan non obesitas
sentral (p=0,249). Hal ini menunjukkan bahwa TyG index tidak mampu
mendeteksi resistensi insulin pada subyek yang berisiko, yaitu kelompok
obesitas sentral. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah tidak
dilakukannya perhitungan lemak viseral pada subyek penelitian. Lingkar
pinggang tidak dapat sepenuhnya membedakan lemak subkutan dari
lemak viseral. Gold standard untuk membedakan lemak subkutan dan
lemak viseral adalah CT atau MRI (Eckel, 2017). Hubungan antara
obesitas dan resistensi insulin terutama pada distribusi lemak viseral yang
memiliki aktivitas lipolisis yang tinggi (Funk, 2014, Polonsky and Burant,
2016).
Subyek pada penelitian ini dikelompokkan pula menjadi resistensi
insulin dan non resistensi insulin menggunakan HOMA-IR. Cut-off
HOMA-IR bervariasi menurut ras dan etnis. Cut-off HOMA-IR pada orang
Jepang, Iran dan Spanyol berkisar 1,7–2,0; sedangkan penelitian pada
57
orang Portugis dan Brazil mendapatkan cut-off HOMA-IR 2,4–2,7.
Penelitian di Korea Selatan mendapatkan cut-off HOMA-IR 2,2–2,5 (Yun
et al., 2016, Tang et al., 2015). Cut-off HOMA-IR di Indonesia belum
ditetapkan, sehingga pada penelitian ini digunakan batas HOMA-IR pada
persentil ke-75 berdasarkan rekomendasi WHO untuk mendefinisikan
resistensi insulin (Tang et al., 2015). Pemeriksaan antropometri lingkar
pinggang, berat badan dan IMT serta pemeriksaan laboratorium
trigliserida dan insulin menunjukkan perbedaan bermakna pada kedua
kelompok (Tabel 5). Hasil ini didukung oleh sejumlah penelitian yang
menyatakan bahwa lingkar pinggang, IMT dan kadar insulin merupakan
prediktor resistensi insulin (Castro et al., 2014). Penelitian lain
menyatakan bahwa IMT yang tinggi berhubungan dengan resistensi
insulin (Chung et al., 2012). Suatu penelitian di Jepang menunjukkan
bahwa IMT berkorelasi positif dengan resistensi insulin (Tatsumi et al.,
2015). Penelitian di India juga menunjukkan bahwa IMT dan lingkar
pinggang merupakan prediktor resistensi insulin yang baik dan dapat
digunakan untuk identifikasi individu yang berisiko (Singh et al., 2013).
Resistensi insulin merupakan kegagalan respon normal jaringan target
terhadap insulin. Pengukuran resistensi insulin dapat menggunakan
indeks HOMA-IR, yaitu berdasarkan kadar glukosa basal dan insulin.
Kadar insulin bergantung pada efek sel β pankreas terhadap kadar
glukosa, sedangkan kadar glukosa diregulasi oleh produksi glukosa
hepatik yang dimediasi insulin. Resistensi insulin digambarkan sebagai
58
penurunan efek supresi insulin terhadap produksi glukosa hepatik dan
peningkatan kadar insulin dihubungkan dengan keadaan resistensi insulin.
Indeks HOMA-IR memiliki korelasi kuat dengan euglycemic
hyperinsulinemic clamp test yang merupakan gold standard penilaian
resistensi insulin (Singh and Saxena, 2010). Subyek dengan resistensi
insulin memiliki HOMA-IR yang lebih tinggi dibandingkan orang normal
(Salgado et al., 2010). Konsep tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini,
yaitu kadar insulin dan indeks HOMA-IR yang signifikan lebih tinggi pada
kelompok resistensi insulin dibandingkan kelompon non resistensi insulin.
Kadar glukosa pada penelitian ini tidak berbeda secara statistik, walaupun
kadar insulin berbeda bermakna. Peningkatan kadar insulin bertujuan
untuk mengkompensasi keadaan resistensi insulin, sehingga kadar
glukosa dapat dipertahankan dalam batas normal.
Hasil penelitian ini mendapatkan kadar trigliserida dan TyG index yang
signifikan lebih tinggi pada kelompok resistensi insulin dibandingkan
kelompok non resistensi insulin (Tabel 5). Penemuan ini didukung oleh
penelitian di India yang menunjukkan bahwa peningkatan trigliserida
berkorelasi dengan HOMA-IR (Singh et al., 2013). Konsep resistensi
insulin tidak hanya mempengaruhi metabolisme glukosa, tetapi juga
meliputi gangguan oksidasi dan penggunaan fatty acid. Keadaan
resistensi insulin menyebabkan lipolisis jaringan adiposa dan terjadi
peningkatan aliran fatty acid ke jaringan non-adiposa termasuk hepar,
59
sehingga terjadi peningkatan produksi trigliserida oleh hepar (Simental-
Mendía et al., 2008, Guerrero-Romero et al., 2010).
Uji korelasi Spearman antara HOMA-IR dan TyG index menunjukkan
korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah (Tabel 6), yaitu
p<0,001 dan r=0,30. Hal ini berarti bahwa TyG index sejalan dengan
HOMA-IR, yaitu semakin tinggi HOMA-IR maka semakin tinggi pula TyG
index dan mencerminkan keadaan resistensi insulin.
Penelitian ini mendapatkan cut-off TyG index adalah 4,535 dengan
sensitivitas 76% dan spesifisitas 51%. Sensitivitas TyG index cukup tinggi,
sehingga dapat digunakan untuk screening resistensi insulin, namun
spesifisitas yang cukup rendah, sehingga memerlukan parameter atau
marker lain konfirmasi. Peranan HOMA-IR belum dapat digantikan oleh
TyG index untuk mendeteksi resistensi insulin. Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian oleh Aulia di Yogyakarta, yang mendapatkan cut-off
TyG index 4,76 dengan sensitivitas 43% dan spesifisitas 85%, sehingga
dapat digunakan sebagai parameter konfirmasi diagnosis (Aulia, 2014).
Hasil penelitian ini cukup bervariasi dibandingkan dengan sejumlah
penelitian yang dilakukan di luar negeri. Penelitian di Meksiko yang
membandingkan TyG index dengan HOMA-IR mendapatkan batasan TyG
index 4,65 dengan sensitivitas 84% dan spesifisitas 45% (Simental-
Mendía et al., 2008). Penelitian lain di Meksiko menunjukkan korelasi kuat
antara TyG index dengan euglycemic hyperinsulinemic clamp (r=–0,681
dan p=0,005) dan hasil penelitian tersebut menetapkan batasan 4,68
60
dengan sensitivitas 96,5% dan spesifisitas 85% (Guerrero-Romero et al.,
2010). Penelitian di Brazil menunjukkan bahwa TyG index memiliki hasil
yang lebih baik untuk mengidentifikasi pasien dengan resistensi insulin
dibandingkan HOMA-IR (Vasques et al., 2011). Penelitian di Cina
mendapatkan AUC untuk TyG index adalah 0,709 pada pria dan 0,711
pada wanita (Du et al., 2014). Penelitian di Meksiko terhadap mahasiswa
berumur 18–23 tahun membandingkan TyG index dengan HOMA-IR dan
euglycemic hyperinsulinemic clamp. Hasil penelitian tersebut
mendapatkan batasan TyG index 4,68 untuk pria dengan sensitivitas
67,3% NPV 90% dan batasan 4,55 untuk wanita dengan sensitivitas
68,7% dan NPV 84,4% (Guerrero-Romero et al., 2016). Penelitian di
Venezuela mendapatkan cutoff optimal TyG index adalah 4,49 dengan
sensitivitas 82,6% dan spesifisitas 82,1% (Salazar et al., 2017). Suatu
penelitian cross sectional di Amerika Serikat menunjukkan bahwa HOMA-
IR memiliki korelasi positif yang signifikan dengan TyG index (r=0,502 dan
p<0,001) (Mazidi et al., 2017). Penelitian cross sectional di Korea Selatan
pada anak usia 9–13 tahun mendapatkan bahwa TyG index berkorelasi
baik dengan HOMA-IR (r=0,41 dan p<0,001) (Kang et al., 2017).
Perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh
faktor ras dan/atau etnis yang berperan dalam penetapan cut-off
HOMA-IR untuk mendeteksi resistensi insulin. Indonesia belum pernah
mengumumkan cut-off HOMA-IR secara resmi. Penelitian ini
61
menggunakan persentil ke-75 HOMA-IR sebagai batasan resistensi
insulin, yaitu 4,535.
C. Ringkasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan TyG index yang tidak signifikan pada kelompok
obesitas sentral (4,63 ± 0,26) dan non obesitas sentral (4,56 ± 0,18)
dengan nilai p=0,249.
2. TyG index secara signifikan lebih tinggi pada kelompok resistensi
insulin (4,70 ± 0,26) dibandingkan non resistensi insulin (4,55 ± 0,19)
dengan nilai p=0,001.
3. Terdapat korelasi positif antara HOMA-IR dengan TyG index, yaitu
semakin tinggi HOMA-IR maka semakin tinggi pula TyG index
(p<0,001) dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,303).
4. Cut-off TyG index adalah 4,535 dengan sensitivitas 76% dan
spesifisitas 51%.
62
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Tidak terdapat hubungan antara TyG index dengan obesitas sentral
pada pria dewasa muda.
2. Terdapat korelasi positif antara TyG index dengan HOMA-IR.
3. Cut-off TyG index adalah 4,535 dengan sensitivitas 76% dan
spesifisitas 51%.
4. TyG index sejalan dengan HOMA-IR tetapi belum dapat menggantikan
peranan HOMA-IR untuk mendeteksi resistensi insulin.
B. Saran
Diperlukan penelitian lanjut mengenai TyG index yang dikombinasikan
dengan parameter lain untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas
diagnostik resistensi insulin, seperti kombinasi TyG index dengan IMT
(TyG-BMI) atau kombinasi TyG index dengan lingkar pinggang (TyG-WC).
63
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N., Adam, S. I. M., Nawi, A. M., Hassan, M. R. & Ghazi, H. F. 2016. Abdominal Obesity Indicators: Waist Circumference or Waist‑to‑Hip Ratio in Malaysian Adults Population. Int J Prev Med, 7, 82.
Aulia, R. 2014. Tyg-Index Untuk Diagnosis Resistensi Insulin pada Karyawan Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S. & Brooks, H. L. 2016. Endocrine Functions of The Pancreas & Regulation of Carbohydrate Metabolism. Ganong’s Review of Medical Physiology. 25th ed. San Fransisco: McGraw-Hill Education.
Bonora, E., Targher, G., Alberiche, M., Bonadonna, R. C., Saggiani, F., Zenere, M. B., Monauni, T. & Muggeo, M. 2000. Homeostasis Model Assessment Closely Mirrors The Glucose Clamp Technique in The Assessment of Insulin Sensitivity: Studies wVarious Degrees of Glucose Tolerance and Insulin Sensitivity. Diabetes Care, 23, 57-63.
Castro, A. V. B., Kolka, C. M., Kim, S. P. & Bergman, R. N. 2014. Obesity, Insulin Resistance and Comorbidities – Mechanisms of Association. Arq Bras Endocrinol Metab, 58, 600-609.
Chen, X., Zhou, L. & Hussain, M. M. 2017. Lipids and Dyslipoproteinemia. In: Mcpherson, R. A. & Pincus, M. R. (eds.) Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 23rd ed. Missouri: Elsevier.
Chung, J. O., Cho, D. H., Chung, D. J. & Chung, M. Y. 2012. Associations Among Body Mass Index, Insulin Resistance, and Pancreatic ß-Cell Function In Korean Patients With New-Onset Type 2 Diabetes. Korean J Intern Med, 27, 66-71.
Cowley, M. A., Brown, W. A. & Considine, R. V. 2016. Obesity: The Problem and Its Management. In: Jameson, J. L., Groot, L. J. D., Kretser, D. M. D., Giudice, L. C., Grossman, A. B., Melmed, S., John T. Potts, J. & Weir, G. C. (Eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. 7th ed. Philadelphia: Elsevier.
Du, T., Yuan, G., Zhang, M., Zhou, X., Sun, X. & Yu, X. 2014. Clinical Usefulness of Lipid Ratios, Visceral Adiposity Indicators, and The Triglycerides and Glucose Index as Risk Markers of Insulin Resistance. Cardiovascular Diabetology, 13, 1-10.
Eckel, R. H. 2017. The Metabolic Syndrome. In: Jameson, J. L. (ed.) Harrison's Endocrinology. 4th Ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
Emoto, M., Nishizawa, Y., Maekawa, K., Hiura, Y., Kanda, H., Kawagishi, T., Shoji, T., Okuno, Y. & Morii, H. 1999. Homeostasis Model Assessment as A Clinical Index of Insulin Resistance in Type 2
64
Diabetic Patients Treated with Sulfonylureas. Diabetes Care, 22, 818-822.
Er, L.-K., Wu, S., Chou, H.-H., Hsu, L.-A., Teng, M.-S., Sun, Y.-C. & Ko, Y.-L. 2016. Triglyceride Glucose-Body Mass index Is A Simple and Clinically Useful Surrogate Marker for Insulin Resistance in Nondiabetic Individuals. Plos One, 11, E0149731.
Flamment, M., Hajduch, E., Ferre, P. & Foufelle, F. 2012. New Insights Into ER Stress-Induced Insulin Resistance. Trends in Endocrinology and Metabolism, 23, 381-390.
Flier, J. S. & Maratos-Flier, E. 2017. Biology of Obesity. In: Jameson, J. L. (Ed.) Harrison’s Endocrinology. 4th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
Funk, J. L. 2014. Disorders of The Endocrine Pancreas. In: Hammer, G. D. & Mcphee, S. J. (Eds.) Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine. 7th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
Gierach, M., Gierach, J., Ewertowska, M., Arndt, A. & Junik, R. 2014. Correlation Between Body Mass Index and Waist Circumference in Patients with Metabolic Syndrome. ISRN Endocrinology, 2014, 6.
Guerrero-Romero, F., Simental-Mendía, L. E., Gonzalez-Ortiz, M., Martínez-Abundis, E., Ramos-Zavala, M. G., Hernandez-Gonzalez, S. O., Jacques-Camarena, O. & Rodríguez-Moran, M. 2010. The Product of Triglycerides and Glucose, A Simple Measure of Insulin Sensitivity. Comparison with the Euglycemic-Hyperinsulinemic Clamp. J Clin Endocrinol Metab, 95, 3347-3351.
Guerrero-Romero, F., Villalobos-Molina, R., Jimenez-Flores, J. R., Simental-Mendia, L. E., Mendez-Cruz, R., Murguia-Romero, M. & Rodriguez-Moran, M. 2016. Fasting Triglycerides and Glucose Index as a Diagnostic Test for Insulin Resistance in Young Adults. Archives of Medical Research, 47, 382-387.
Hall, J. E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, Philadelphia, Elsevier.
Hardy, O. T., Czech, M. P. & Corvera, S. 2012. What Causes the Insulin Resistance Underlying Obesity? Curr Opin Endocrinol Diabetes Obes 19, 81–87.
Haslam, D. W. & James, W. P. T. 2005. Obesity. Lancet, 366, 1197-1209.
Heymsfield, S. B. & Wadden, T. A. 2017. Mechanisms, Pathophysiology, and Management of Obesity. N Engl J Med, 376, 254-266.
Holt, R. I. & Hanley, N. A. 2012. Obesity. Essential Endocrinology and Diabetes. 6th ed. Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell.
65
Horiba 2006. Glucose HK CP: Diagnostic Reagent for Quantitative in-vitro Determination of Glucose HK in Serum and Plasma by Colorimetry. Montpellier: Horiba ABX.
Horiba 2007. Triglycerides CP: Diagnostic Reagent for Quantitative in-vitro Determination of Triglycerides in Serum and Plasma by Colorimetry. Montpellier: Horiba ABX.
Kaila, B. & Raman, M. 2008. Obesity: A Review of Pathogenesis and Management Strategies. Can J Gastroenterol, 22, 61-68.
Kang, B., Yang, Y., Lee, E. Y., Yang, H. K., Kim, H.-S., Lim, S.-Y., Lee, J.-H., Lee, S.-S., Suh, B.-K. & Yoon, K.-H. 2017. Triglycerides/Glucose Index is a Useful Surrogate Marker of Insulin Resistance among Adolescents. International Journal Of Obesity, accepted article preview 20 January 2017.
Karastergiou, K., Smith, S. R., Greenberg, A. S. & Fried, S. K. 2012. Sex Differences in Human Adipose Tissues – The Biology of Pear Shape. Biology of Sex Differences, 3, 1-12.
Karrowni, W., Li, Y., Jones, P. G., Cresci, S., Abdallah, M. S., Lanfear, D. E., Maddox, T. M., Mcguire, D. K., Spertus, J. A. & Horwitz, P. A. 2013. Insulin Resistance iIs Associated with Significant Clinical Atherosclerosis in Nondiabetic Patients with Acute Myocardial Infarction. Arterioscler Thromb Vasc Biol, 33, 2245-2251.
KEMENKES 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Klein, S. & Romijn, J. A. 2016. Obesity. In: Melmed, S., Polonsky, K. S., Larsen, P. R. & Kronenberg, H. M. (eds.) Williams Textbook of Endocrinology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier.
Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, J. C. 2018. Robbins Basic Pathology, Philadelphia, Elsevier.
Kushner, R. F. 2017. Evaluation and Management of Obesity. In: Jameson, J. L. (Ed.) Harrison's Endocrinology. 4th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
Magalhães, E. I. D. S., Sant’ana, L. F. D. R., Priore, S. E. & Franceschini, S. D. C. C. 2014. Waist Circumference, Waist/Height Ratio, and Neck Circumference as Parameters of Central Obesity Assessment in Children. Rev Paul Pediatr, 32, 273−282.
Mamtani, M., Kulkarni, H., Dyer, T. D., Almasy, L., Mahaney, M. C., Duggirala, R., Comuzzie, A. G., Blangero, J. & Curran, J. E. 2013. Waist Circumference Independently Associates with the Risk of Insulin Resistance and Type 2 Diabetes in Mexican American Families. Plos One 8, E59153.
66
Matthews, D. R., Hosker, J. P., Rudenski, A. S., Naylor, B. A., Treacher, D. F. & Turner, R. C. 1985. Homeostasis Model Assessment: Insulin Resistance and Beta-Cell Function from Fasting Plasma Glucose and Insulin Concentrations in Man. Diabetologica, 28, 412-419.
Mazidi, M., Kengne, A.-P., Katsiki, N., Mikhailidis, D. P. & Banach, M. 2017. Lipid Accumulation Product and Triglycerides/Glucose Index are Useful Predictors of Insulin Resistance. Journal of Diabetes and its Complications.
Meier, J. J. 2016. Insulin Secretion. In: Jameson, J. L., Groot, L. J. D., Kretser, D. M. D., Giudice, L. C., Grossman, A. B., Melmed, S., John T. Potts, J. & Weir, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. Philadelphia: Elsevier.
Nadkarni, P. & Weinstock, R. S. 2017. Carbohydrates. In: Mcpherson, R. A. & Pincus, M. R. (eds.) Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 23rd ed. Missouri: Elsevier.
OECD/WHO 2016. Health at a Glance: Asia/Pacific 2016: Measuring Progress Towards Universal Health Coverage. Paris: OECD Publishing.
Patton, K. T. & Thibodeau, G. A. 2014. The Endocrine System. The Human Body in Health and Disease. 6th ed. Missouri: Elsevier.
Perkeni 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: Pb Perkeni.
Polonsky, K. S. & Burant, C. F. 2016. Type 2 Diabetes Mellitus. In: Melmed, S., Polonsky, K. S., Larsen, P. R. & Kronenberg, H. M. (eds.) Williams Textbook Of Endocrinology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier.
Poobalan, A. & Aucott, L. 2016. Obesity among Young Adults in Developing Countries: a Systematic Overview. Curr Obes Rep 5, 2-13.
Rani, G. S. 2014. Bioelectrical Impedance Analysis and its Interpretation. Int. Res. J. Of Science & Engineering, 2, 171-176.
Ravussin, E. & Smith, S. R. 2016. Role of the Adipocyte in Metabolism and Endocrine Function. In: Jameson, J. L., Groot, L. J. D., Kretser, D. M. D., Giudice, L. C., Grossman, A. B., Melmed, S., John T. Potts, J. & Weir, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult And Pediatric. 7th ed. Philadelphia: Elsevier.
RISKESDAS 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Roche 2013. Insulin. Indianapolis: Roche Diagnostics.
Sacks, D. B. 2018. Diabetes Mellitus. In: Rifai, N., Horvath, A. R. & Wittwer, C. T. (eds.) Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 6th ed. Missouri: Elsevier.
67
Sah, S. P., Singh, B., Choudhary, S. & Kumar, A. 2016. Animal Models of Insulin Resistance: a Review. Pharmacological Reports 68, 1165–1177.
Salazar, J., Bermúdez, V., Calvo, M., Olivar, L., Luzardo, E., Navarro, C., Mencia, H., Martínez, M., Rivas-Ríos, J., Wilches-Durán, S., Cerda, M., Graterol, M., Graterol, R., Garicano, C., Hernández, J. & Rojas, J. 2017. Optimal Cutoff for the Evaluation of Insulin Resistance through Triglyceride-Glucose Index: A Cross-Sectional Study in a Venezuelan Population. F1000research, 6, 1337.
Salgado, A. L. F. D. A., Carvalho, L. D., Oliveira, A. C., Santos, V. N. D., Vieira, J. G. & Parise, E. R. 2010. Insulin Resistance Index (HOMA-IR) in the Differentiation of Patients with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease and Healthy Individuals. Arq Gastroenterol, 47, 165-169.
Samuel, V. T. & Shulman, G. I. 2012. Mechanisms for Insulin Resistance: Common Threads and Missing Links. Cell, 148, 852-871.
Scherer, T., Lindtner, C., O’hare, J., Hackl, M., Zielinski, E., Freudenthaler, A., Baumgartner-Parzer, S., Tödter, K., Heeren, J., Krššák, M., Scheja, L., Fürnsinn, C. & Buettner, C. 2016. Insulin Regulates Hepatic Triglyceride Secretion and Lipid Content via Signaling in the Brain. Diabetes, 65, 1511-1520.
Simental-Mendía, L. E., Rodríguez-Morán, M. & Guerrero-Romero, F. 2008. The Product of Fasting Glucose and Triglycerides as Surrogate for Identifying Insulin Resistance in Apparently Healthy Subjects. Metab Syndr Relat Disord, 6, 299-304.
Singh, B. & Saxena, A. 2010. Surrogate Markers of Insulin Resistance: A Review. World J Diabetes, 1, 36-47.
Singh, Y., Garg, M. K., Tandon, N. & Marwaha, R. K. 2013. A Study of Insulin Resistance by HOMA-IR and its Cut-Off Value to Identify Metabolic Syndrome in Urban Indian Adolescents. J Clin Res Pediatr Endocrinol 5, 245-251.
Sugondo, S. 2014. Obesitas. In: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M. & Setiati, S. (eds.) Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
Tang, Q., Li, X., Song, P. & Xu, L. 2015. Optimal Cut-Off Values for the Homeostasis Model Assessment Of Insulin Resistance (HOMA-IR) and Pre-Diabetes Screening: Developments in Research and Prospects for the Future. Drug Discoveries & Therapeutics, 9, 380-385.
Tateya, S., Kim, F. & Tamori, Y. 2013. Recent Advances in Obesity-Induced Inflammation and Insulin Resistance. Frontiers in Endocrinology, 4, 1-14.
68
Tatsumi, Y., Morimoto, A., Miyamatsu, N., Noda, M., Ohno, Y. & Deura, K. 2015. Effect of Body Mass Index on Insulin Secretion or Sensitivity and Diabetes. Am J Prev Med, 48, 128-135.
Tchernof, A. & Després, J.-P. 2013. Pathophysiology of Human Visceral Obesity: an Update. Physiol Rev, 93 359–404.
Turgeon, M. L. 2012. Introduction to Clinical Chemistry. Linné and Ringsrud’s Clinical Laboratory Science: The Basics and Routine Techniques. 6th ed. Maryland Heights: Mosby.
Vasques, A. C. J., Novaes, F. S., Oliveira, M. D. S. D., Souza, J. R. M., Yamanaka, A., Pareja, J. C., Tambascia, M. A., Saad, M. J. A. & Geloneze, B. 2011. TyG Index Performs Better than HOMA in a Brazilian Population: A Hyperglycemic Clamp Validated Study. Diabetes Res Clin Pract, 93, E98-E100.
Walker, G. E., Marzullo, P., Ricotti, R., Bona, G. & Prodam, F. 2014. The Pathophysiology of Abdominal Adipose Tissue Depots in Health and Disease. Horm Mol Biol Clin Invest, 19, 57-74.
Weisell, R. C. 2002. Body Mass Index as an Indicator of Obesity. Asia Pacific J Clin Nutr, 11(Suppl), S681-S684.
White, M. F. & Copps, K. D. 2016. The Mechanisms of Insulin Action. In: Jameson, J. L., Groot, L. J. D., Kretser, D. M. D., Giudice, L. C., Grossman, A. B., Melmed, S., John T. Potts, J. & Weir, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. Philadelphia: Elsevier.
WHO. 2000. The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment. Health Communications Australia.
WHO. 2011. Waist Circumference And Waist–Hip Ratio: Report of A WHO Expert Consultation Geneva, 8–11 December 2008. Geneva: WHO Document Production Services.
Widmaier, E. P., Raff, H. & Strang, K. T. 2016. Regulation of Organic Metabolism and Energy Balance. In: Widmaier, E. P., Raff, H. & Strang, K. T. (eds.) Vander’s Human Physiology: The Mechanisms of Body Function. 14th ed. New York: McGraw-Hill Education.
Williams, K. J. & Siraj, E. S. 2015. Obesity and Diabetes Mellitus. In: Strayer, D. S. & Rubin, E. (eds.) Rubin’spathology: Clinicopathologic Foundations of Medicine. 7th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Ye, J. 2013. Mechanisms of Insulin Resistance in Obesity. Front Med, 7, 14-24.
Yun, K.-J., Han, K., Kim, M. K., Park, Y.-M., Baek, K.-H., Song, K.-H. & Kwon, H.-S. 2016. Insulin Resistance Distribution and Cut-Off Value in Koreans from the 2008-2010 Korean National Health and Nutrition Examination Survey. Plos One, 11, E0154593.
74
LAMPIRAN 5. Data Dasar Penelitian
No Nama Umur BB TB IMT LP GDP TG Insulin HOMA
-IR TyG index
1 MSA 21 81,1 165 29,79 100 82,0 58,8 19,61 3,97 4,24
2 MFH 20 67,2 164 24,99 92 102,3 63,7 16,57 4,19 4,39
3 RND 20 68,8 163 25,89 98 93,2 84,3 6,61 1,52 4,48
4 MFM 19 81,6 171 27,91 97 93,0 58,7 19,79 4,54 4,30
5 EPP 19 89,0 169 31,16 105 99,2 317,1 10,79 2,64 5,18
6 GCK 20 93,8 172 31,71 111 106,5 145,2 25,03 6,58 4,82
7 HDR 21 71,3 173 23,82 93 100,6 215,5 21,61 5,37 4,99
8 KGY 20 88,1 179 27,50 99 99,4 186,7 22,21 5,45 4,91
9 YTL 20 85,7 179 26,75 99 99,6 406,2 18,61 4,58 5,30
10 LKM 21 105,1 168 37,24 116 80,2 186,9 25,78 5,11 4,81
11 EMT 20 77,8 166 28,23 93 108,0 126,7 13,03 3,47 4,76
12 MKH 24 108,0 167 38,72 119 109,1 145,4 30,00 8,08 4,84
13 AZR 25 101,7 175 33,21 108 87,4 159,8 21,27 4,59 4,77
14 LMI 19 76,9 165 28,25 99 101,5 121,0 45,06 11,29 4,71
15 ABD 22 86,0 168 30,47 102 93,8 70,9 11,73 2,72 4,40
16 MIS 21 94,4 168 33,45 107 94,6 83,2 42,93 10,03 4,49
17 MCA 23 73,3 168 25,97 97 102,4 98,5 8,76 2,21 4,61
18 ZAK 23 73,8 173 24,66 91 105,5 89,3 13,39 3,49 4,58
19 IMN 23 82,4 170 28,51 99 98,8 107,2 10,63 2,59 4,63
20 ALA 22 77,4 159 30,62 101 89,4 58,6 7,83 1,73 4,28
21 AYV 23 83,2 163 31,31 100 101,0 55,4 5,58 1,39 4,31
22 DAA 22 102,3 165 37,58 113 100,6 141,3 19,06 4,73 4,78
23 MSN 24 75,8 155 31,55 96 97,2 63,1 12,11 2,91 4,36
24 MJH 24 74,3 150 33,02 100 96,0 129,6 6,21 1,47 4,71
25 HTY 22 115,6 164 42,98 132 90,2 78,6 14,29 3,18 4,43
26 WLM 23 82,3 165 30,23 101 86,0 100,3 14,20 3,02 4,53
27 ERW 24 86,4 165 31,74 106 90,6 66,5 8,09 1,81 4,35
28 FAB 18 96,9 170 33,53 110 91,1 81,9 35,41 7,97 4,46
29 MFI 20 76,3 163 28,72 101 99,3 60,2 14,79 3,63 4,35
30 ARL 20 70,8 170 24,50 91 90,1 81,3 13,42 2,99 4,45
31 VCT 21 91,2 181 27,84 99,5 92,9 132,9 18,12 4,16 4,71
32 JFL 18 96,6 172 32,65 109 100,5 115,2 33,47 8,31 4,68
33 ATM 21 108,0 175 35,27 114 94,3 67,5 23,87 5,56 4,38
34 MCD 23 82,0 160 32,03 103 91,9 86,0 19,65 4,46 4,49
35 FZM 25 83,0 178 26,20 93 100,1 60,9 4,90 1,21 4,36
36 AMG 19 97,0 173 32,41 104 87,2 121,0 15,68 3,38 4,63
37 MAC 21 71,4 157 28,97 95 98,5 67,3 8,76 2,13 4,40
38 RAS 25 72,9 165 26,78 92 99,7 164,6 9,16 2,25 4,85
39 MRN 23 86,8 175 28,34 99 112,0 150,8 25,73 7,12 4,87
40 HZS 20 91,2 173 30,47 102 88,3 103,4 14,44 3,15 4,56
41 KHM 23 77,8 167 27,90 100 96,0 144,0 17,10 4,05 4,77
42 SLT 24 85,7 168 30,36 98 101,0 217,0 12,01 3,00 5,00
43 MRH 21 110,7 178 34,94 111 97,6 130,5 27,36 6,59 4,73
44 VJH 22 69,8 152 30,21 92 97,9 93,1 5,83 1,41 4,56
45 MAR 21 93,6 165 34,38 110 94,6 101,2 26,79 6,26 4,58
46 MIP 25 74,9 161 28,90 95 104,8 119,2 6,19 1,60 4,72
47 ATT 21 101,8 167 36,50 108 90,0 74,3 10,22 2,27 4,40
48 MAK 22 87,5 165 32,14 103 83,8 129,7 26,00 5,38 4,65
49 SYU 24 71,5 164 26,58 98 101,1 495,2 20,03 5,00 5,41
50 JSR 22 81,3 170 28,13 96 85,4 94,5 10,15 2,14 4,50
51 SDW 20 50,0 175 16,33 70 97,4 95,4 5,07 1,22 4,57
52 HMK 20 49,8 172 16,83 75 95,9 93,6 14,16 3,35 4,55
53 AAM 20 57,1 171 19,53 75 97,6 67,3 11,32 2,73 4,40
54 NJD 20 48,5 168 17,18 67 109,7 86,0 7,86 2,13 4,58
75
55 FDK 21 45,3 166 16,44 72 105,5 85,2 6,66 1,73 4,55
56 ALC 19 53,1 159 21,00 72 108,2 56,5 6,97 1,86 4,36
57 LTA 18 64,2 163 24,20 87 102,3 94,7 11,48 2,90 4,59
58 AKA 20 50,6 167 18,14 82 110,8 117,5 10,62 2,91 4,74
59 MGH 19 65,9 176 21,27 86 100,4 68,9 7,43 1,84 4,42
60 MAS 20 53,5 162 20,39 79 99,0 80,1 7,86 1,92 4,49
61 RHM 20 69,9 169 24,47 88 115,2 76,1 12,29 3,50 4,54
62 MRY 19 52,1 163 19,61 75 105,4 106,1 7,32 1,91 4,66
63 AMP 20 66,5 168 23,56 86 108,4 75,0 5,98 1,60 4,50
64 DNH 18 69,4 173 23,19 87 94,6 93,9 8,02 1,87 4,55
65 AFA 20 55,9 161 21,57 81 105,3 51,9 8,78 2,28 4,30
66 NPL 19 66,4 171 22,71 79 105,9 141,3 9,96 2,60 4,81
67 MUZ 21 53,1 170 18,37 73 101,7 81,2 4,65 1,17 4,51
68 MAA 21 57,3 165 21,05 73 92,7 163,6 4,15 0,95 4,81
69 SPT 20 69,8 170 24,15 89 87,8 100,3 9,21 2,00 4,54
70 IKH 22 67,5 165 24,79 83 91,3 79,6 11,74 2,65 4,45
71 MHZ 22 69,5 161 26,81 88 90,8 144,5 10,63 2,38 4,74
72 ART 22 62,9 159 24,88 85 97,0 118,4 8,21 1,97 4,67
73 MTN 19 53,7 168 19,03 71 90,2 112,6 6,77 1,51 4,61
74 BNW 19 53,9 168 19,10 66 104,2 117,0 10,11 2,60 4,70
75 ATP 19 59,9 166 21,74 76 99,0 154,6 9,51 2,32 4,82
76 MAZ 18 56,5 161 21,80 77 91,8 130,9 16,69 3,78 4,70
77 ANU 18 60,7 165 22,30 75 108,6 160,5 14,55 3,90 4,88
78 JNT 18 67,2 164 24,99 82 89,6 97,4 22,20 4,91 4,54
79 NAS 20 64,9 162 24,73 87 96,1 132,6 15,75 3,74 4,73
80 AWY 19 50,7 173 16,94 67 87,4 96,3 5,49 1,18 4,52
81 KLM 20 71,0 173 23,72 89 78,3 80,7 7,65 1,48 4,38
82 AWM 23 57,4 168 20,34 79 84,4 84,4 5,03 1,05 4,44
83 APJ 23 63,9 159 25,28 83 96,8 79,7 9,39 2,24 4,48
84 ADJ 23 61,9 158 24,80 79 91,8 110,7 8,54 1,94 4,61
85 MZH 21 65,2 169 22,83 87 90,6 107,0 7,43 1,66 4,59
86 SHZ 22 59,1 168 20,94 74 85,5 136,3 5,23 1,10 4,68
87 KTJ 19 59,7 171 20,42 77 99,0 130,9 18,47 4,51 4,73
88 MAF 22 66,5 172 22,48 86 103,6 131,7 9,56 2,45 4,76
89 AJS 23 61,7 164 22,94 80 93,8 75,7 9,46 2,19 4,43
90 AHZ 19 57,2 162 21,80 83 105,1 165,8 8,46 2,20 4,88
91 HER 22 67,6 167 24,24 87 87,3 78,1 5,64 1,22 4,41
92 RZK 24 51,6 167 18,50 75 95,7 67,9 7,48 1,77 4,39
93 MFF 21 60,7 175 19,82 78 98,1 66,1 11,71 2,84 4,39
94 MAA 20 63,8 167 22,88 87 96,8 137,7 15,43 3,69 4,75
95 MTQ 24 65,5 163 24,65 87 91,9 71,4 7,99 1,81 4,39
96 ADZ 20 59,6 177 19,02 83 89,1 88,2 8,94 1,97 4,48
97 AMY 20 49,9 157 20,24 71 89,0 68,8 5,70 1,25 4,36
98 AMF 18 67,6 163 25,44 88,5 81,3 107,3 11,60 2,33 4,54
99 SFP 19 58,6 166 21,27 71 90,4 61,0 25,98 5,80 4,31
100 AHO 18 63,4 177 20,24 76 108,4 138,7 12,11 3,24 4,81
101 WCH 19 65,7 173 21,95 79 89,6 72,8 8,21 1,82 4,39
102 EEL 18 54,8 169 19,19 72 95,6 107,0 7,07 1,67 4,62
103 YLD 20 53,5 166 19,42 71 96,0 89,3 10,62 2,52 4,53
104 MAD 21 65,0 168 23,03 84 105,0 69,4 6,72 1,74 4,45
105 AFN 18 52,4 159 20,73 70 111,5 55,9 10,16 2,80 4,37
106 DDN 20 67,4 168 23,88 80 98,4 60,9 9,92 2,41 4,35
107 MRS 19 74,6 164 27,74 88 97,5 77,7 8,32 2,00 4,47
108 IRS 20 57,9 161 22,34 82 96,0 130,3 11,28 2,67 4,72
109 RJJ 22 65,0 166 23,59 84 93,5 193,1 21,04 4,86 4,90
110 RSM 20 44,4 165 16,31 67 93,6 94,6 11,72 2,71 4,54
111 IAP 19 62,9 162 23,97 80 94,8 142,9 6,39 1,50 4,76
112 AKB 24 68,0 179 21,22 88 97,9 143,2 13,27 3,21 4,77
113 IHD 23 55,9 164 20,78 76 91,0 133,0 6,07 1,36 4,70
76
114 ZPL 22 54,0 165 19,83 75 101,6 57,0 6,85 1,72 4,33
115 NSE 22 55,4 164 20,60 78 82,8 117,0 4,94 1,01 4,59
116 ITC 21 54,7 173 18,28 70 113,6 75,2 11,31 3,17 4,53
117 MSY 22 56,0 158 22,43 82 95,0 168,0 8,45 1,98 4,84
118 RJA 23 70,5 167 25,28 85 108,5 83,0 15,33 4,11 4,55
119 AJO 23 71,6 174 23,65 80 123,6 263,5 11,85 3,62 5,20
120 FPR 23 50,5 172 17,07 67 100,3 144,5 6,55 1,62 4,79
121 AMA 25 64,5 171 22,06 84 106,5 133,0 12,88 3,39 4,78
122 NAS 22 45,6 160 17,81 70 88,0 54,0 6,57 1,43 4,23
123 MRZ 22 58,8 167 21,08 81 103,5 81,0 13,13 3,36 4,52
124 ZNA 20 54,9 162 20,92 79 97,6 59,3 8,66 2,09 4,33
125 FRM 22 58,7 165 21,56 76 104,0 73,0 13,08 3,36 4,47
126 MFR 23 61,3 165 22,52 79 95,4 130,0 8,66 2,04 4,71
127 AHN 25 57,9 168 20,51 78 90,6 67,0 6,38 1,43 4,36
128 YLT 25 55,3 165 20,31 79 93,5 60,3 9,54 2,20 4,32
129 MHL 24 62,1 176 20,05 79 95,4 93,3 12,13 2,86 4,55
130 YSO 23 49,3 166 17,89 69 94,6 50,8 15,37 3,59 4,24
131 MBP 24 49,0 160 19,14 69 90,0 86,5 12,01 2,67 4,48
132 RSS 19 70,8 171 24,21 83 85,7 52,8 7,60 1,61 4,21
Keterangan: - BB : Berat badan (kg) - TB : Tinggi badan (cm) - IMT : Indeks Massa Tubuh (kg/m2) - LP : Lingkar Pinggang (cm) - GDP : Glukosa darah sewaktu (mg/dL) - TG : Trigliserida (mg/dL) - HOMA-IR : Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance - TyG index : Triglyceride-Glucose Index
77
LAMPIRAN 6. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi
Nama : dr. Melissa Heidy Wongsari
NIM : C108214104 (PPDS Ilmu Patologi Klinik)
Tempat/Tgl lahir : Ujung Pandang, 14 Mei 1987
Agama : Katolik
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Pannampu No.36 Makassar
B. Riwayat Pendidikan
NO STRATA INSTITUSI TEMPAT TAHUN
TAMAT
1 SD SD Nusantara Makassar 1999
2 SMP SMP Nusantara Makassar 2002
3 SMA SMA Katolik Rajawali Makassar 2005
4 S-1 Profesi
Dokter
FK Universitas
Hasanuddin Makassar 2010
5 Spesialis
(sementara)
Bagian Patologi Klinik FK
UNHAS Makassar
2014-
sekarang
C. Riwayat Pekerjaan
No Kedudukan Instansi Tempat Periode
1 Dokter UGD RSU Hikmah Makassar Juli 2011 – Juni
2014
2 Kepala Instalasi
Rawat Inap RSU Hikmah Makassar
Maret 2012 –
Juni 2014
D. Karya Ilmiah
1. Analisis Kadar Glukosa pada Darah Simpan Packed Red Cells (PRC)
Diterbitkan di Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory (IJCP & ML) Volume 24 No. 2, Maret 2018
2. Acute Lymphoblastic Leukemia – L1 pada Pasien Usia Lanjut (Laporan
Kasus)
Dipresentasikan di PIT PDS PatKLin XV di Surakarta, 19 Oktober 2016
78
AHMAD, N., ADAM, S. I. M., NAWI, A. M., HASSAN, M. R. & GHAZI, H. F. 2016. Abdominal Obesity Indicators: Waist Circumference or Waist‑to‑hip Ratio in Malaysian Adults Population. Int J Prev Med, 7, 82.
AULIA, R. 2014. Tyg-Index untuk Diagnosis Resistensi Insulin pada Karyawan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
BARRETT, K. E., BARMAN, S. M., BOITANO, S. & BROOKS, H. L. 2016. Endocrine Functions of the Pancreas & Regulation of Carbohydrate Metabolism. Ganong’s Review of Medical Physiology. 25th ed. San Fransisco: McGraw-Hill Education.
BONORA, E., TARGHER, G., ALBERICHE, M., BONADONNA, R. C., SAGGIANI, F., ZENERE, M. B., MONAUNI, T. & MUGGEO, M. 2000. Homeostasis Model Assessment Closely Mirrors the Glucose Clamp Technique in the Assessment of Insulin Sensitivity: Studies in subjects with various degrees of glucose tolerance and insulin sensitivity. Diabetes Care, 23, 57-63.
CASTRO, A. V. B., KOLKA, C. M., KIM, S. P. & BERGMAN, R. N. 2014. Obesity, insulin resistance and comorbidities – Mechanisms of association. Arq Bras Endocrinol Metab, 58, 600-609.
CHEN, X., ZHOU, L. & HUSSAIN, M. M. 2017. Lipids and Dyslipoproteinemia. In: MCPHERSON, R. A. & PINCUS, M. R. (eds.) Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 23rd ed. Missouri: Elsevier.
CHUNG, J. O., CHO, D. H., CHUNG, D. J. & CHUNG, M. Y. 2012. Associations among Body Mass Index, Insulin Resistance, and Pancreatic ß-Cell Function in Korean Patients with New-Onset Type 2 Diabetes. Korean J Intern Med, 27, 66-71.
COWLEY, M. A., BROWN, W. A. & CONSIDINE, R. V. 2016. Obesity: The Problem and Its Management. In: JAMESON, J. L., GROOT, L. J. D., KRETSER, D. M. D., GIUDICE, L. C., GROSSMAN, A. B., MELMED, S., JOHN T. POTTS, J. & WEIR, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. 7th ed. Philadelphia: Elsevier.
DU, T., YUAN, G., ZHANG, M., ZHOU, X., SUN, X. & YU, X. 2014. Clinical usefulness of lipid ratios, visceral adiposity indicators, and the triglycerides and glucose index as risk markers of insulin resistance. Cardiovascular Diabetology, 13, 1-10.
ECKEL, R. H. 2017. The Metabolic Syndrome. In: JAMESON, J. L. (ed.) Harrison's Endocrinology. 4th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
EMOTO, M., NISHIZAWA, Y., MAEKAWA, K., HIURA, Y., KANDA, H., KAWAGISHI, T., SHOJI, T., OKUNO, Y. & MORII, H. 1999. Homeostasis Model Assessment as a Clinical Index of Insulin Resistance in Type 2 Diabetic Patients Treated with Sulfonylureas. Diabetes Care, 22, 818-822.
ER, L.-K., WU, S., CHOU, H.-H., HSU, L.-A., TENG, M.-S., SUN, Y.-C. & KO, Y.-L. 2016. Triglyceride Glucose-Body Mass Index Is a Simple and Clinically Useful Surrogate Marker for Insulin Resistance in Nondiabetic Individuals. PLoS ONE, 11, e0149731.
FLAMMENT, M., HAJDUCH, E., FERRE, P. & FOUFELLE, F. 2012. New insights into ER stress-induced insulin resistance. Trends in Endocrinology and Metabolism, 23, 381-390.
FLIER, J. S. & MARATOS-FLIER, E. 2017. Biology of Obesity. In: JAMESON, J. L. (ed.) Harrison’s Endocrinology. 4th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
79
FUNK, J. L. 2014. Disorders of the Endocrine Pancreas. In: HAMMER, G. D. & MCPHEE, S. J. (eds.) Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine. 7th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
GIERACH, M., GIERACH, J., EWERTOWSKA, M., ARNDT, A. & JUNIK, R. 2014. Correlation between Body Mass Index and Waist Circumference in Patients with Metabolic Syndrome. ISRN Endocrinology, 2014, 6.
GUERRERO-ROMERO, F., SIMENTAL-MENDÍA, L. E., GONZALEZ-ORTIZ, M., MARTÍNEZ-ABUNDIS, E., RAMOS-ZAVALA, M. G., HERNANDEZ-GONZALEZ, S. O., JACQUES-CAMARENA, O. & RODRÍGUEZ-MORAN, M. 2010. The Product of Triglycerides and Glucose, a Simple Measure of Insulin Sensitivity. Comparison with the Euglycemic-Hyperinsulinemic Clamp. J Clin Endocrinol Metab, 95, 3347-3351.
GUERRERO-ROMERO, F., VILLALOBOS-MOLINA, R., JIMENEZ-FLORES, J. R., SIMENTAL-MENDIA, L. E., MENDEZ-CRUZ, R., MURGUIA-ROMERO, M. & RODRIGUEZ-MORAN, M. 2016. Fasting Triglycerides and Glucose Index as a Diagnostic Test for Insulin Resistance in Young Adults. Archives of Medical Research, 47, 382-387.
HALL, J. E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, Philadelphia, Elsevier. HARDY, O. T., CZECH, M. P. & CORVERA, S. 2012. What causes the insulin resistance
underlying obesity? Curr Opin Endocrinol Diabetes Obes 19, 81–87. HASLAM, D. W. & JAMES, W. P. T. 2005. Obesity. Lancet, 366, 1197-1209. HEYMSFIELD, S. B. & WADDEN, T. A. 2017. Mechanisms, Pathophysiology, and
Management of Obesity. N Engl J Med, 376, 254-266. HOLT, R. I. & HANLEY, N. A. 2012. Obesity. Essential Endocrinology and Diabetes. 6th ed.
Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell. HORIBA 2006. Glucose HK CP: Diagnostic reagent for quantitative in-vitro determination
of Glucose HK in serum and plasma by colorimetry. Montpellier: Horiba ABX. HORIBA 2007. Triglycerides CP: Diagnostic reagent for quantitative in-vitro
determination of Triglycerides in serum and plasma by colorimetry. Montpellier: Horiba ABX.
KAILA, B. & RAMAN, M. 2008. Obesity: A review of pathogenesis and management strategies. Can J Gastroenterol, 22, 61-68.
KANG, B., YANG, Y., LEE, E. Y., YANG, H. K., KIM, H.-S., LIM, S.-Y., LEE, J.-H., LEE, S.-S., SUH, B.-K. & YOON, K.-H. 2017. Triglycerides/glucose index is a useful surrogate marker of insulin resistance among adolescents. International Journal of Obesity.
KARASTERGIOU, K., SMITH, S. R., GREENBERG, A. S. & FRIED, S. K. 2012. Sex differences in human adipose tissues – the biology of pear shape. Biology of Sex Differences, 3, 1-12.
KARROWNI, W., LI, Y., JONES, P. G., CRESCI, S., ABDALLAH, M. S., LANFEAR, D. E., MADDOX, T. M., MCGUIRE, D. K., SPERTUS, J. A. & HORWITZ, P. A. 2013. Insulin Resistance Is Associated With Significant Clinical Atherosclerosis in Nondiabetic Patients With Acute Myocardial Infarction. Arterioscler Thromb Vasc Biol, 33, 2245-2251.
KEMENKES 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
KLEIN, S. & ROMIJN, J. A. 2016. Obesity. In: MELMED, S., POLONSKY, K. S., LARSEN, P. R. & KRONENBERG, H. M. (eds.) Williams Textbook of Endocrinology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier.
80
KUMAR, V., ABBAS, A. K. & ASTER, J. C. 2018. Robbins Basic Pathology, Philadelphia, Elsevier.
KUSHNER, R. F. 2017. Evaluation and Management of Obesity. In: JAMESON, J. L. (ed.) Harrison's Endocrinology. 4th ed. Chicago: McGraw-Hill Education.
MAGALHÃES, E. I. D. S., SANT’ANA, L. F. D. R., PRIORE, S. E. & FRANCESCHINI, S. D. C. C. 2014. Waist circumference, waist/height ratio, and neck circumference as parameters of central obesity assessment in children. Rev Paul Pediatr, 32, 273−282.
MAMTANI, M., KULKARNI, H., DYER, T. D., ALMASY, L., MAHANEY, M. C., DUGGIRALA, R., COMUZZIE, A. G., BLANGERO, J. & CURRAN, J. E. 2013. Waist Circumference Independently Associates with the Risk of Insulin Resistance and Type 2 Diabetes in Mexican American Families. PLoS ONE 8, e59153.
MATTHEWS, D. R., HOSKER, J. P., RUDENSKI, A. S., NAYLOR, B. A., TREACHER, D. F. & TURNER, R. C. 1985. Homeostasis model assessment: insulin resistance and beta-cell function from fasting plasma glucose and insulin concentrations in man. Diabetologica, 28, 412-419.
MAZIDI, M., KENGNE, A.-P., KATSIKI, N., MIKHAILIDIS, D. P. & BANACH, M. 2017. Lipid Accumulation Product and Triglycerides/Glucose Index are Useful Predictors of Insulin Resistance. Journal of Diabetes and Its Complications.
MEIER, J. J. 2016. Insulin Secretion. In: JAMESON, J. L., GROOT, L. J. D., KRETSER, D. M. D., GIUDICE, L. C., GROSSMAN, A. B., MELMED, S., JOHN T. POTTS, J. & WEIR, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. Philadelphia: Elsevier.
NADKARNI, P. & WEINSTOCK, R. S. 2017. Carbohydrates. In: MCPHERSON, R. A. & PINCUS, M. R. (eds.) Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 23rd ed. Missouri: Elsevier.
OECD/WHO 2016. Health at a Glance: Asia/Pacific 2016: Measuring Progress towards Universal Health Coverage. Paris: OECD Publishing.
PATTON, K. T. & THIBODEAU, G. A. 2014. The Endocrine System. The Human Body In Health and Disease. 6th ed. Missouri: Elsevier.
PERKENI 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB PERKENI.
POLONSKY, K. S. & BURANT, C. F. 2016. Type 2 Diabetes Mellitus. In: MELMED, S., POLONSKY, K. S., LARSEN, P. R. & KRONENBERG, H. M. (eds.) Williams Textbook of Endocrinology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier.
POOBALAN, A. & AUCOTT, L. 2016. Obesity Among Young Adults in Developing Countries: A Systematic Overview. Curr Obes Rep 5, 2-13.
RANI, G. S. 2014. Bioelectrical Impedance Analysis and its Interpretation. Int. Res. J. of Science & Engineering, 2, 171-176.
RAVUSSIN, E. & SMITH, S. R. 2016. Role of the Adipocyte in Metabolism and Endocrine Function. In: JAMESON, J. L., GROOT, L. J. D., KRETSER, D. M. D., GIUDICE, L. C., GROSSMAN, A. B., MELMED, S., JOHN T. POTTS, J. & WEIR, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. 7th ed. Philadelphia: Elsevier.
RISKESDAS 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
ROCHE 2013. Insulin. Indianapolis: Roche Diagnostics.
81
SACKS, D. B. 2018. Diabetes Mellitus. In: RIFAI, N., HORVATH, A. R. & WITTWER, C. T. (eds.) Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 6th ed. Missouri: Elsevier.
SAH, S. P., SINGH, B., CHOUDHARY, S. & KUMAR, A. 2016. Animal models of insulin resistance: A review. Pharmacological Reports 68, 1165–1177.
SALAZAR, J., BERMÚDEZ, V., CALVO, M., OLIVAR, L., LUZARDO, E., NAVARRO, C., MENCIA, H., MARTÍNEZ, M., RIVAS-RÍOS, J., WILCHES-DURÁN, S., CERDA, M., GRATEROL, M., GRATEROL, R., GARICANO, C., HERNÁNDEZ, J. & ROJAS, J. 2017. Optimal cutoff for the evaluation of insulin resistance through triglyceride-glucose index: A cross-sectional study in a Venezuelan population. F1000Research, 6, 1337.
SALGADO, A. L. F. D. A., CARVALHO, L. D., OLIVEIRA, A. C., SANTOS, V. N. D., VIEIRA, J. G. & PARISE, E. R. 2010. Insulin Resistance Index (HOMA-IR) in The Differentiation of Patients with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease and Healthy Individuals. Arq Gastroenterol, 47, 165-169.
SAMUEL, V. T. & SHULMAN, G. I. 2012. Mechanisms for Insulin Resistance: Common Threads and Missing Links. Cell, 148, 852-871.
SCHERER, T., LINDTNER, C., O’HARE, J., HACKL, M., ZIELINSKI, E., FREUDENTHALER, A., BAUMGARTNER-PARZER, S., TÖDTER, K., HEEREN, J., KRŠŠÁK, M., SCHEJA, L., FÜRNSINN, C. & BUETTNER, C. 2016. Insulin Regulates Hepatic Triglyceride Secretion and Lipid Content via Signaling in the Brain. Diabetes, 65, 1511-1520.
SIMENTAL-MENDÍA, L. E., RODRÍGUEZ-MORÁN, M. & GUERRERO-ROMERO, F. 2008. The Product of Fasting Glucose and Triglycerides As Surrogate for Identifying Insulin Resistance in Apparently Healthy Subjects. Metab Syndr Relat Disord, 6, 299-304.
SINGH, B. & SAXENA, A. 2010. Surrogate markers of insulin resistance: A review. World J Diabetes, 1, 36-47.
SINGH, Y., GARG, M. K., TANDON, N. & MARWAHA, R. K. 2013. A Study of Insulin Resistance by HOMA-IR and its Cut-off Value to Identify Metabolic Syndrome in Urban Indian Adolescents. J Clin Res Pediatr Endocrinol 5, 245-251.
SUGONDO, S. 2014. Obesitas. In: SUDOYO, A. W., SETIYOHADI, B., ALWI, I., SIMADIBRATA, M. & SETIATI, S. (eds.) Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
TANG, Q., LI, X., SONG, P. & XU, L. 2015. Optimal cut-off values for the homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) and pre-diabetes screening: Developments in research and prospects for the future. Drug Discoveries & Therapeutics, 9, 380-385.
TATEYA, S., KIM, F. & TAMORI, Y. 2013. Recent advances in obesity-induced inflammation and insulin resistance. Frontiers in Endocrinology, 4, 1-14.
TATSUMI, Y., MORIMOTO, A., MIYAMATSU, N., NODA, M., OHNO, Y. & DEURA, K. 2015. Effect of Body Mass Index on Insulin Secretion or Sensitivity and Diabetes. Am J Prev Med, 48, 128-135.
TCHERNOF, A. & DESPRES, J.-P. 2013. Pathophysiology of Human Visceral Obesity : An Update. 359-384.
TCHERNOF, A. & DESPRÉS, J.-P. 2013. Pathophysiology of Human Visceral Obesity: An Update. Physiol Rev, 93 359–404.
82
TURGEON, M. L. 2012. Introduction to Clinical Chemistry. Linné and Ringsrud’s Clinical Laboratory Science: The Basics and Routine Techniques. 6th ed. Maryland Heights: Mosby.
VASQUES, A. C. J., NOVAES, F. S., OLIVEIRA, M. D. S. D., SOUZA, J. R. M., YAMANAKA, A., PAREJA, J. C., TAMBASCIA, M. A., SAAD, M. J. A. & GELONEZE, B. 2011. TyG index performs better than HOMA in a Brazilian population: A hyperglycemic clamp validated study. Diabetes Res Clin Pract, 93, e98-e100.
WALKER, G. E., MARZULLO, P., RICOTTI, R., BONA, G. & PRODAM, F. 2014. The pathophysiology of abdominal adipose tissue depots in health and disease. Horm Mol Biol Clin Invest, 19, 57-74.
WEISELL, R. C. 2002. Body mass index as an indicator of obesity. Asia Pacific J Clin Nutr, 11(Suppl), S681-S684.
WHITE, M. F. & COPPS, K. D. 2016. The Mechanisms of Insulin Action. In: JAMESON, J. L., GROOT, L. J. D., KRETSER, D. M. D., GIUDICE, L. C., GROSSMAN, A. B., MELMED, S., JOHN T. POTTS, J. & WEIR, G. C. (eds.) Endocrinology: Adult and Pediatric. Philadelphia: Elsevier.
WHO 2000. The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment. Health Communications Australia.
WHO 2011. Waist Circumference and Waist–Hip Ratio: Report of a WHO Expert Consultation Geneva, 8–11 December 2008. Geneva: WHO Document Production Services.
WIDMAIER, E. P., RAFF, H. & STRANG, K. T. 2016. Regulation of Organic Metabolism and Energy Balance. In: WIDMAIER, E. P., RAFF, H. & STRANG, K. T. (eds.) Vander’s Human Physiology: The Mechanisms of Body Function. 14th ed. New York: McGraw-Hill Education.
WILLIAMS, K. J. & SIRAJ, E. S. 2015. Obesity and Diabetes Mellitus. In: STRAYER, D. S. & RUBIN, E. (eds.) Rubin’spathology: Clinicopathologic Foundations of Medicine. 7th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
YE, J. 2013. Mechanisms of insulin resistance in obesity. Front Med, 7, 14-24. YUN, K.-J., HAN, K., KIM, M. K., PARK, Y.-M., BAEK, K.-H., SONG, K.-H. & KWON, H.-S.
2016. Insulin Resistance Distribution and Cut-Off Value in Koreans from the 2008-2010 Korean National Health and Nutrition Examination Survey. PLoS ONE, 11, e0154593.
Contents PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................................................ ii
PRAKATA ..........................................................................................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................................... x
DAFTAR ISI....................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... xv
83
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5
1. Tujuan Umum ................................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................................................. 5
D. Hipotesis ................................................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7
A. Obesitas Sentral ................................................................................................... 7
1. Definisi ............................................................................................................... 7
2. Epidemiologi ...................................................................................................... 9
3. Etiologi ............................................................................................................. 10
4. Patofisiologi ..................................................................................................... 13
5. Komplikasi ....................................................................................................... 15
6. Diagnosis ......................................................................................................... 17
B. Insulin dan Resistensi Insulin ........................................................................... 19
C. Obesitas Sentral dan Resistensi Insulin ......................................................... 25
D. Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance (HOMA-IR) dan
Triglyceride-Glucose Index (TyG Index) ................................................................. 28
KERANGKA PENELITIAN ............................................................................................ 33
A. Kerangka Teori ................................................................................................... 33
B. Kerangka Konsep ............................................................................................... 34
METODE PENELITIAN ................................................................................................. 35
A. Desain Penelitian ............................................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 35
1. Tempat Penelitian .......................................................................................... 35
2. Waktu Penelitian ............................................................................................. 35
C. Populasi Penelitian ............................................................................................. 36
D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel .............................................................. 36
E. Perkiraan Besar Sampel ................................................................................... 36
84
F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .............................................................................. 37
1. Kriteria Inklusi ................................................................................................. 37
2. Kriteria Eksklusi .............................................................................................. 37
G. Izin Subyek Penelitian ....................................................................................... 37
H. Cara Kerja ........................................................................................................... 37
1. Alokasi Subyek ............................................................................................... 37
2. Cara Penelitian ............................................................................................... 38
I. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium ............................................................. 39
J. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif ...................................................... 46
K. Metode Analisis .................................................................................................. 47
L. Skema Alur Penelitian ....................................................................................... 48
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 49
A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 49
1. Karakteristik Subyek Penelitian........................................................................ 49
2. Korelasi HOMA-IR dan TyG index ................................................................... 53
3. Penentuan cut-off TyG index ............................................................................ 53
B. Pembahasan ....................................................................................................... 54
C. Ringkasan Hasil Penelitian ............................................................................... 61
SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 62
A. Simpulan .............................................................................................................. 62
B. Saran .................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 63
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 69