iktisar proyek blue abadi fund

15
IKTISAR PROYEK BLUE ABADI FUND Judul Proyek PROGRAM PENGENALAN WAWASAN KEMARITIMAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Nomor Perjanjian Hibah 012/012/BAF/SG-1/N/2018 Periode Kerjasama 1 Arpil 2018 s.d. 31 Desember 2018 ( 12 bulan) Lokasi Proyek (Provinsi/Kota/Kabupaten) MANOKWARI DAN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Lembaga Pelaksana KONSORSIUM MITRA BAHARI Alamat Organisasi/ Lembaga Pelaksana JALAN GUNUNG SALJU AMBAN MANOKWARI Penanggung Jawab Bastian Wanma, Amd.Pi. S.Sos Manajer Proyek Nurhani Widiastuti, S.Pi, M.Si Email [email protected] Telp/Hp 08114904196 Total Anggaran Rp 171.800.000 Dana Hibah BAF (IDR) Rp 169.425.000 Dana Dampingan/ Swadaya (IDR) Rp 2.375.000 Total Pencairan Dana Hibah BAF (IDR) Rp 157.725.000 Realisasi Anggaran (IDR) s.d Desember 2018 Rp 145.425.600

Transcript of iktisar proyek blue abadi fund

IKTISAR PROYEK

BLUE ABADI FUND

Judul Proyek PROGRAM PENGENALAN WAWASAN KEMARITIMAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Nomor Perjanjian Hibah 012/012/BAF/SG-1/N/2018

Periode Kerjasama 1 Arpil 2018 s.d. 31 Desember 2018 ( 12 bulan)

Lokasi Proyek (Provinsi/Kota/Kabupaten)

MANOKWARI DAN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT

Lembaga Pelaksana KONSORSIUM MITRA BAHARI

Alamat Organisasi/ Lembaga Pelaksana JALAN GUNUNG SALJU AMBAN MANOKWARI

Penanggung Jawab Bastian Wanma, Amd.Pi. S.Sos

Manajer Proyek Nurhani Widiastuti, S.Pi, M.Si

Email [email protected] Telp/Hp 08114904196

Total Anggaran Rp 171.800.000

Dana Hibah BAF (IDR) Rp 169.425.000

Dana Dampingan/ Swadaya (IDR) Rp 2.375.000

Total Pencairan Dana Hibah BAF (IDR) Rp 157.725.000

Realisasi Anggaran (IDR) s.d Desember 2018 Rp 145.425.600

Bab I: Pendahuluan

Kondisi geografis wilayah laut Indonesia termasuk di dalamnya posisi Provinsi Papua Barat

dengan kekayaan sumber daya alam yang mendukung pada sisi ekonomi, menyebabkan

kekayaan sumber daya lautnya menjadi daya tarik tersendiri. Tak heran jika masalah kelautan

seringkali terjadi, termasuk masalah teritorial wilayah kelautan NKRI di mana seringkali

terjadi masalah illegal fishing oleh nelayan asing dan pencaplokan wilayah oleh negara

tetangga.

Di satu sisi, masalah kelautan di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh pelaku dari luar.

Paradigma pembangunan yang selama ini berkiblat ke darat juga menyebabkan menurunnya

nilai-nilai kebaharian yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Terkikisnya semangat

maritim dan budaya bahari menyebabkan perilaku rakyat Indonesia umumnya menjadikan

lautan sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Etos kerja yang rendah dibarengi dengan

tekanan ekonomi mendorong adanya oknum-oknum nelayan yang melakukan destructive

fishing dan berdampak pada rusaknya sumberdaya pesisir dan lautan. Efek lebih lanjut yang

ditimbulkan adalah menurunnya kesejahteraan nelayan karena kesulitan memperoleh sumber

penghidupan mereka.

Menimbang posisi geografis Indonesia yang sangat strategis sebagai negara kepulauan,

kekayaan sumberdaya pesisir dan lautan, serta permasalahan yang dihadapi dalam

mengelola kekayaan tersebut, maka dibutuhkan suatu perubahan mental dan pola pikir rakyat

Indonesia dalam memandang lautan. Pada generasi peneruslah masa depan maritim

Indonesia akan diserahkan. Oleh karena itu, mengenalkan wawasan maritim sejak dini

kepada anak meskipun sederhana, namun diharapkan dapat berdampak jangka panjang.

Pendidikan meningkatkan wawasan kemaritiman yang dimulai pada usia sekolah dasar ini

diharapkan akan mengubah paradigma anak dan diimplementasikan oleh karakter yang

terbentuk. Kecintaan kepada laut dan sumberdaya alamnya akan diwujudkan ketika anak

anak memahami betapa pentingnya laut dan sumberdayanya bagi kelangsungan hidup

generasi sekarang dan yang akan datang

Tujuan umum dari pengenalan wawasan kemaritiman dan konservasi pada anak adalah

menumbuhkan kecintaan anak pada lautan dan menbentuk karakter kecintaan pada laut sejak

dini, sedangkan tujuan secara khusus yaitu: 1) Anak-anak SD dapat mengenal kekayaan

sumberdaya pesisir dan lautan yang ada di Indonesia, secara khusus di Papua Barat dan 2)

Peserta (Anak anak SD) dapat mengetahui upaya yang dilakukan para pihak dalam menjaga

laut di wilayah Perairan Papua Barat

Bab II: Pelaksanaan Kegiatan

Secara umum, pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai harapan yang dirumuskan dalam

kerangka logis (logical frame) program yang direncanakan di awal (Tabel 1).

Tabel 1. Logic Frame Program

No Tujuan Kegiatan Rencana Kegiatan dan Penanggung Jawab Hasil Yang Diharapkan Indikator

1 Memberikan pengetahuan tentang keanekaragaman Hayati laut di papua kepada siswa SD

Penyusunan Modul Pendidikan Kemaritiman Tingkat SD

Adanya modul pendidikan kemaritiman yang menjadi panduan dalam pembelajaran

Tersusunnya modul pendidikan kemaritiman dan diadopsi sebagai materi pendidikan muatan lokal di SD

Workshop pembahasan modul bersama guru SD

2 Peserta mengenal kekayaan sumberdaya pesisir dan lautan yang ada di Indonesia, secara khusus di Papua Barat

Pemberian materi berupa kegiatan pendidikan kepada peserta didik. Tema materi yang diberikan (Sejarah Maritim, Konservasi SD Pesisir dan Laut, Upaya menjaga dan mengamankan laut di wilayah Bentang Laut Kepala Burung, Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut.

Peserta didik mengetahui dan memahami Potensi kelautan yang dimiliki BLKB

Materi dapat tersampaikan dengan baik.

Peserta didik memahami sejarah maritim

Pemahaman peserta didik terhadap potensi sumberdaya pesisir dan laut meningkat

Peserta didik mengetahui upaya upaya yang dilakukan dalam menjaga dan mengamankan laut di wilayah BLKB

Terbentuknya karakter cinta laut dan jiwa kebaharian bagi anak anak usia SD

3 Peserta dapat mengetahui upaya yang dilakukan para pihak dalam menjaga laut di wilayah Perairan Papua Barat

Pameran konservasi pesisir laut dan kemaritiman dengan menghadirkan beberapa mitra yang selama berkecimpung dalam dunia kemaritiman dan konservasi. Kegiatan dilakukan dengan menunjukan hasil hasil kegiatan berupa poster, leaflet, atau film yang diselenggarakan saat pendidikan kemaritiman dilakukan.

Peserta didik mengetahui mitra atau pemerhati kemaritiman yang ada dan eksis di wilayah BLKP

Pesan melalui media pameran dapat tersampaikan dengan baik.

Peserta didik mengetahui dan memahami upaya-upaya yang dilakukan oleh mitra yang ada

Pemahaman peserta didik terhadap kerja-kerja kemaritiman dan konservasi meningkat

Kampanye dalam bentuk sosialisasi yang disertai dengan hasil hasil karya kepada peserta didik.

Peserta didik mengetahui dan memahami serta memiliki kemampuan untuk menerapkan upaya pemeliharan lingkungan kemaritiman dari hal hal yang terkecil

Peserta didik dapat menjelaskan kembali upaya mengamankan lingkungan laut serta cara-cara melestarikan sumberdaya pesisir dan laut

4 Peserta dapat mengenal secara langsung (ke lapangan) sumberdaya dan dunia kemaritiman yang ada.

Kunjungan lapangan setelah mengikuti kegiatan 2 dan 3, agar dapat memperkuat pemahaman dan kesadaran anak tentang kemaritiman.

Peserta didik mengenal dan memahami secara langsung jenis-jenis sumberdaya pesisir dan laut, serta aktivitas kemaritiman di lapangan

Materi dapat tersampaikan dengan baik.

Penandatanganan / pernyataan komitmen peserta tentang kecintaan pada sesisir dan laut pada spanduk dan atau melalui perekaman video

Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis, karakteristik sumberdaya pesisir dan laut, serta fungsinya di dalam ekosistem

Peserta didik berkomitmen untuk turut melestarikan sumberdaya pesisir dan laut

Adanya komitmen peserta untuk mencintai lingkungan pesisir dan laut

TUJUAN 1: Memberikan pengetahuan tentang keanekaragaman Hayati laut di Perairan Papua kepada siswa Sekolah Dasar

1) Penyusunan Modul Pendidikan Kemaritiman Tingkat SD Kegiatan ini diawali dengan membagi tugas kepada tim penyusun Modul Pendidikan

Kemaritiman Tingkat Sekolah Dasar (Nama Tim tertera di dalam cover modul) sesuai

dengan tingkatan kelas yaitu kelas III, IV dan kelas V yang dikerjakan sejak bulan Mei

sampai bulan Juli 2018.

ambar 1. Cover Draft Modul Program Pengenalan Wawasan Kemaritiman kepada Siswa Sekolah Dasar Kelas III, IV dan V

2) Workshop Pembahasan Modul Bersama Guru SD Setelah modul selesai dikerjakan oleh tim, langkah selanjutnya yaitu mengundang

perwakilan guru sebanyak 20 orang dari 10 SD (2 orang per sekolah) yang ada di

Kabupaten Manokwari untuk mengikuti acara workhshop dengan tujuan memperkenalkan

wawasan kemaritiman bagi peserta dan meminta masukkan, koreksian, revisi dan

perbaikan draft modul seperti terlihat pada Gambar 1. Selain itu diharapkan agar modul ini

jika disetujui untuk diterapkan, maka merekalah yang akan mengajar atau menjadi tutor

bagi para wali kelas yang akan menyampaikan kepada para siswa dalam kurikulum Muatan

Lokal (MULOK) jika nantinya dimplementasikan di Manokwari.

Workshop dilaksanakan di Kabupaten Manokwari pada Tanggal 6-7 Agustus 2018 di

Ruang Rapat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua yang dihadiri oleh

peserta dari SD YPK 17 Diaspora Mulyono, SD Neg. 02 Amban, SD YPPK 01 Reremi, SD

Inpres 16 Anggori, SD Neg. 44 Amban, SD Neg. 45 Arowi, SD 13 Elim Kwawi, SD Advent

Brawijaya, SD YPK Pasir Putih dan SD Neg. 06 Sowi 2. Selain perwakilan SD, turut terlibat

perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua Barat serta

Conservasi Internasional Indonesia (CII).

Tabel 2. Daftar Nama dan Alamat SD Partisipan di Kabupaten Manokwari

No Nama Sekolah Kelurahan Distrik

1. SD YPK 17 Diaspora Mulyono Amban Manokwari Barat

2. SD Neg. 02 Amban Amban Manokwari Barat

3. SD Inpres 16 Anggori Amban Manokwari Barat

4. SD Neg. 44 Amban Amban Manokwari Barat

5. SD YPPK 01 Reremi Manokwari Barat Manokwari Barat

6. SD Neg. 45 Arowi Pasir Putih Manokwari Timur

7. SD 13 Elim Kwawi Pasir Putih Manokwari Timur

8. SD YPK Pasir Putih Pasir Putih Manokwari Timur

9. SD Advent Brawijaya Padarni Manokwari Barat

10. SD Neg. 06 Sowi 2 Sowi Manokwari Selatan

Hasil/simpulan yang diperoleh dari kegiatan workshop di Kabupaten Manokwari yaitu : (1)

Adanya modul pendidikan kemaritiman yang menjadi panduan dalam pembelajaran; (2)

Perlu adanya penyederhanaan bahasa dalam menulis modul; (3) Penambahan gambar

untuk tiap ekosistem, baik untuk kelas 3, 4 dan 5; (4) Tingkat kesulitan dalam membuat

soal latihan harus setara dengan tingkatan (kelas); dan (5) Dalam penulisan bahasa ilmiah

perlu ditulis nama lokal atau nama Indonesia. Hambatan dan dukungan yang dialami

adalah sulit menyederhanakan bahasa yang digunakan dalam modul, sehingga harus

berdiskusi dengan para guru untuk menyederhanakan bahasa untuk anak SD. Indikasi

keberhasilan dari kegiatan ini yaitu tersusunnya modul pendidikan kemaritiman yang akan

diadopsi sebagai kurikulum/materi pendidikan muatan lokal di SD.

Gambar 2. Workshop Program Pengenalan Wawasan Kemaritiman Bagi Anak

Sekolah Dasar di Manokwari, 6-7 Agustus 2018

TUJUAN 2. Peserta mengenal kekayaan sumberdaya pesisir dan lautan yang ada di Indonesia, secara khusus di Papua Barat

1) Workshop dan pemberian materi berupa kegiatan pendidikan kepada peserta didik. Tema materi yang diberikan (Sejarah Maritim, Konservasi SD Pesisir dan Laut, Upaya menjaga dan mengamankan laut di wilayah Bentang Laut Kepala Burung, Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut.

Pemberian materi berupa kegiatan pendidikan kepada peserta didik dilakukan melalui kegiatan workshop. Tema materi yang diberikan antara lain : pengenalan sumberdaya pesisir dan laut, konservasi sumberdaya pesisir dan laut, sejarah maritim, upaya menjaga dan mengamankan laut di wilayah Bentang Laut Kepala Burung serta Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut.

Workshop dilaksanakan di Kabupaten Kaimana pada Tanggal 4-5 September 2018 di Gedung Pertemuan SD Negeri 3 Kaimana dengan mengundang perwakilan peserta dari 5 Sekolah Dasar yaitu SD Negeri 3 Kaimana, SD Negeri Matoa, SD YPK Gwereshera, SD YPPK St. Fansiskus, dan SD Yapis. Tiap sekolah diwakili oleh 2 orang guru kelas dan 10 orang siswa pada tingkatan Kelas III, IV dan V. Selain peserta dari perwakilan SD, hadir juga perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan

Hidup, Badan Konservasi Sumber Daya Alam, Conservation Internasional Indonesia (CII) dan SMK Negeri 1 Kaimana. Total partisipan adalah …. orang

Tabel 3. Daftar Nama dan Alamat SD Partisipan di Kabupaten Kaimana

No. Nama Sekolah Kampung/ Kelurahan Distrik

1. SD Negeri 3 Kaimana Krooy Kaimana

2. SD Negeri Matoa Trikora Kaimana

3. SD YPK Gwereshera Kaimana Kota Kaimana

4. SD YPPK St. Fransiskus Kaimana Kota Kaimana

5. SD Yapis Kaimana Kota Kaimana

Kegiatan workshop PPWK yang dilaksanakan berfokus pada uji coba modul. Modul yang telah dibuat oleh tim KMB telah diujicoba kepada murid-murid dan mendapatkan respon yang positif, baik dari segi pemaparan materi maupun diskusi. Terdapat beberapa siswa yang sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas hingga saat pembelajaran di lapangan.

Gambar 3. Workshop Program Pengenalan Wawasan Kemaritiman Bagi Anak

Sekolah Dasar di Kaimana, 4-5 September 2018

Hasil yang diperoleh dari kegiatan workshop yaitu: (1) peserta didik mengetahui dan

memahami Potensi kelautan yang dimiliki BLKB; (2) peserta didik memahami sejarah

maritim, serta (3) peserta didik mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam

menjaga dan mengamankan laut di wilayah BLKB.

Indikasi keberhasilan kegiatan ini adalah materi dapat tersampaikan dengan baik dan

pemahaman peserta didik terhadap potensi sumberdaya pesisir dan laut meningkat,

serta terbentuknya karakter cinta laut dan jiwa kebaharian bagi siswa SD.

TUJUAN 3. Peserta dapat mengetahui upaya yang dilakukan para pihak yang terlibat dalam menjaga laut di wilayah Perairan Papua Barat

1) Pameran konservasi pesisir laut dan kemaritiman dengan menghadirkan beberapa mitra yang selama berkecimpung dalam dunia kemaritiman dan konservasi. Kegiatan dilakukan dengan menunjukan hasil-hasil kegiatan berupa poster, leaflet, atau film yang diselenggarakan saat pendidikan kemaritiman dilakukan.

Pameran konservasi pesisir laut dan kemaritiman dilaksanakan di Kabupaten Kaimana

dengan memamerkan beberapa kegiatan mitra yang berkecimpung dalam bidang

kemaritiman dan konservasi, antara lain: CII, WWF, TNC, BENTARA Papua, KUMEP Raja

Ampat dan BLUD Raja Ampat dan mitra Inovasi BAF lainnya. Kegiatan dilakukan dengan

menunjukkan hasil-hasil kegiatan berupa poster, leaflet, dan film yang diselenggarakan

saat pendidikan kemaritiman sedang berlangsung (Gambar 4).

Gambar 4. Pameran konservasi pesisir laut dan kemaritiman

yang dilakukan oleh para pihak

2) Kampanye dalam bentuk sosialisasi

Kegiatan ini berlangsung di Kabupaten Kaimana bersamaan dengan kegiatan pemberian

materi kepada peserta didik, pameran dan field trip (kunjungan lapangan). Untuk

mengkampanyekan pentingnya konservasi lingkungan dan kemaritiman, maka kegiatan

yang dilakukan yaitu :

a) Mengajarkan kepada peserta untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang

sampah sembarangan melalui program KETAWA : Ketemu Sampah Wajib Ambil.

b) Mengajak peserta membawa botol air minum sendiri tanpa harus membeli air kemasan

c) Membagikan seragam kaos kepada peserta yang bertuliskan “SA PENJAGA LAUT”

d) Mengajak peserta untuk menggambar lingkungan laut dan pesisir kemudian dinilai dan

diberi hadiah (gantungan kunci yang berisi pesan konservasi).

e) Penandatanganan/Pernyataan Komitmen Peserta Tentang Kecintaan pada Pesisir

dan Laut

f) Mengajarkan lagu-lagu Konservasi dan Kemaritiman kepada peserta antara lain:

NENEK MOYANGKU

Nenek moyangku orang pelaut, Gemar mengarung luas samudra Menerjang ombak tiada takut, Menempuh badai sudah biasa Angin bertiup layar terkembang, Ombak berdebur di tepi pantai Pemuda b’rani bangkit sekarang, Ke laut kita beramai-ramai

Gambar 5. Latihan lagu kemaritiman, aktivitas menggambar,dan foto bersama

Sebagaimana tujuan besar dari program ini yaitu memperluas kesadaran dan

menghasilkan lebih banyak duta konservasi, pembagian kaos dan gantungan kunci

dengan pesan konservasi diharapkan dapat menjadi media penjangkauan melalui guru

dan siswa di luar kegiatan utama pada program ini.

Gambar 6. Desain Kaos dan Gantungan Kunci

Gambar 7. Penandatanganan dan pernyataan komitmen peserta tentang kecintaan pada sesisir dan laut

Hasil yang didapatkan:

1. Peserta didik mengetahui mitra atau pemerhati kemaritiman yang ada dan eksis di

wilayah Bentang Laut Kepala Burung (BLKP).

2. Peserta didik mengetahui dan memahami upaya-upaya yang dilakukan oleh mitra

yang ada.

3. Peserta didik mengetahui dan memahami serta memiliki kemampuan untuk

menerapkan upaya pemeliharan lingkungan kemaritiman dari hal hal yang terkecil.

4. Peserta dapat menjadi duta konservasi “SA PENJAGA LAUT”

Indikasi keberhasilan kegiatan :

1. Pesan melalui media pameran dapat tersampaikan dengan baik.

2. Pemahaman peserta didik terhadap kerja-kerja kemaritiman dan konservasi

meningkat.

3. Peserta didik dapat menjelaskan kembali upaya mengamankan lingkungan laut serta

cara-cara melestarikan sumberdaya pesisir dan laut.

TUJUAN 4. Peserta dapat mengenal secara langsung (Kunjungan Lapangan) sumberdaya dan dunia kemaritiman.

Kegiatan Kunjungan Lapangan dilakukan setelah workshop dan pameran yang

dilaksanakan di Kabupaten Kaimana. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat

memperkuat pemahaman dan kesadaran anak/siswa tentang pentingnya kemaritiman.

Dalam kegiatan kunjungan lapangan, peserta dituntun untuk mengenal potensi

kemaritiman didaerah pesisir. Dengan menggunakan modul yang telah dibuat

sebelumnya, peserta dapat mengidentifikasi jenis-jenis mangrove berdasarkan daun,

bunga, pohon dan akar. Dijelaskan juga kepada peserta fungsi dan manfaat moangrove,

lamun dan terumbu karang.

Gambar 8. Kegiatan kunjungan Lapangan

Hasil yang didapat dari kegiatan kunjungan lapangan antara lain:

1. Peserta didik mengenal dan memahami secara langsung jenis-jenis sumberdaya

pesisir dan laut seperti hutan bakau (mangrove), lamun, terumbu karang, dan biota

laut serta aktivitas kemaritiman di lapangan.

2. Peserta didik berkomitmen untuk turut melestarikan sumberdaya pesisir dan laut

dengan menandatangani petisi kecintaan pada laut.

Bab III: Pembelajaran

Pembelajaran utama yang diperoleh melalui kegiatan ini adalah diperolehnya masukan

konstruktif dari para pihak terutama guru terkait perbaikan modul jika ingin didorong untuk

menjadi muatan lokal. Beberapa masukan tersebut antara lain : (a) perlu adanya penentuan

Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) kemaritiman dalam pembentukan

pembelajaran dalam bidang studi, (b) perlu adanya program tahunan bagi guru agar

implementasi pendidikan kemaritiman ini dapat dikontrol, (c) Perlu ada penyesuaian bahasa

yang sesuai dengan level pendidikan anak. Pada prinsipnya, Pemerintah Daerah dalam hal

ini Dinas Pendidikan Kabupaten Kaimana sangat mendukung dikembangkannya modul

PPWK menjadi muatan lokal di sekolah. Namun tahapan-tahapan yang dilakukan harus

disesuaikan dengan prosedur yang berlaku. Guna mencapai tujuan tersebut, tim pengelola

program PPWK-KMB terus berkoordinasi dengan Widyaiswara dari Lembaga Penjaminan

Mutu Pendidikan Provinsi Papua Barat. Melalui kegiatan yang didanai oleh BAF dan

didampingi oleh KEHATI, tim pelaksana PPWK-KMB juga banyak memperoleh pembelajaran

tentang manajemen proyek yang professional, baik dari sisi teknis/program maupun

keuangan.

Bab IV: Tantangan dan Rekomendasi

Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah modul yang dibuat oleh tim PPWK-KMB

akan didorong menjadi muatan lokal, namun untuk menjadikan modul sebagai muatan lokal

perlu adanya peraturan daerah yang dikeluarkan oleh Bupati. Oleh karena itu, rekomendasi

ke depan adalah perlu adanya regulasi di tingkat lokal berupa Peraturan Daerah yang

mengatur tentang kurikulum muatan lokal bidang kemaritiman yang diterapkan di seluruh

Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten maupun Provinsi Papua Barat.

Lampiran-Lampiran

Lampiran terdiri dari:

i. Timeline (Realisasi Pelaksanaan)

ii. Data Capaian Proyek (terhadap Rencana Strategis BAF)

iii. Laporan Ikhtisar Keuangan (Anggaran & Pengeluaran)

LAMPIRAN

i. Timeline (Realisasi Pelaksanaan)

No. Daftar Kegiatan dan Penanggung Jawab

Jadwal Kegiatan per Bulan

(Sesuaikan dengan Urutan Bulan Kalendar)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1.1 Persiapan draft modul pembelajaran. PJ Jemmy Manan

1.2 Workshop pembahasan modul pembelajaran bersama guru . PJ Nurhani Widiastuti

1.3 Reporting Triwulan I

2.1 Pelaksanaan pendidikan kemaritiman : Materi kelas dan pameran upaya pihak mitra dalam kegiatan kegiatan kemaritiman dan konservasi perairan

2.2 Pendidikan ke lapangan (belajar di alam)

2.3 Reporting Triwulan II

3.1 Evaluasi modul dan metode pembelajaran

3.2 Finalisasi modul pembelajaran

3.3 Reporting Triwulan III - Final report