Hukum Pidana

38
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Geografis 1) Luas Wilayah Kota Kendari mencakup luas wilayah 28.170 Km 2 yang berada di sekitar pesisir pantai dengan di apit beberapa pegunungan yang ada. Secara garis besar luas wilayah daratan Kota Kendari 8.532,88 Km 2 , sedangkan wilayah perairan 21.200 Km 2 . Secara administratif Kota Kendari terdiri atas 10 Kecamatan yang terdiri dari : 1. Kecamatan Kendari Barat, 2. Kecamatan Mandonga, 3. Kecamatan Baruga, 4. Kecamatan Poasia, 5. Kecamatan Abeli,

Transcript of Hukum Pidana

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

4.1.1 Geografis

1) Luas Wilayah

Kota Kendari mencakup luas wilayah 28.170 Km2

yang berada di sekitar pesisir pantai dengan di

apit beberapa pegunungan yang ada. Secara garis

besar luas wilayah daratan Kota Kendari 8.532,88

Km2, sedangkan wilayah perairan 21.200 Km2. Secara

administratif Kota Kendari terdiri atas 10

Kecamatan yang terdiri dari :

1. Kecamatan Kendari Barat,

2. Kecamatan Mandonga,

3. Kecamatan Baruga,

4. Kecamatan Poasia,

5. Kecamatan Abeli,

38

6. Kecamatan Kendari Barat

7. Kecamatan Ranomeeto

8. Kecamatan Soropia

9. Kecamatan Waworete

10. Kecamatan Konda

2) Batas Wilayah

Batas wilayah Kota Kendari adalah meliputi :

a) Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Konawe.

b) Di sebelah Timur berbatasan dengan Laut

Banda.

c) Di sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Konawe.

d) Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Konsel.

4.1.2 Demografi

38

Jumlah penduduk Kota Kendari (sensus 2005)

ialah 357.778 jiwa yang masing-masing tersebar di

10 Kecamatan. Secara demografi penduduk Kota

Kendari heterogen didiami oleh berbagai suku

seperti Tolaki, Buton, Muna, Bugis, Makassar,

Jawa, Bali, Toraja, Ambon dan warga Keturunan.

4.1.3 Sosial Budaya

1) Masyarakat Kota Kendari masih di mungkinkan

menjadi sumber dari tumbuh berkembangnya secara

heterogenitas yang dimungkinkan terciptanya

konflik masyarakat yang berlatar belakang SARA,

sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh

pihak tertentu yang ingin memperoleh

keuntungan.

2) Masalah Primordialisme sampai saat ini masih

tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat

Kota Kendari yang berakibat adanya konflik yang

bernuansa Primordialis.

38

3) Adanya tradisi masyarakat Kota Kendari yang

mengkonsumsi miras sebagai kebutuhan primer

sehingga memungkinkan perbuatan melawan hukum.

4.1.4 Sosial Politik

1) Suhu politik di Kota Kendari relatif besar

ini menandakan gejolak penguasaan kekuasaan

yang hendak di capai sehingga menimbulkan

konflik etnosentris secara berlebihan.

2) Dari kebiasaan masyarakat Kota Kendari

terlihat setiap terjadi penggantian pejabat

pemerintah selalu menarik perhatian dan

melibatkan suatu kelompok seperti tokoh

masyarakat, tokoh politik maupun Mahasiswa. Hal

ini memungkinkan munculnya sikap primordialisme

yang berakibat dapat melahirkan keterikatan pad

putra daerah secara fanatisme.

4.1.5 Sosial Ekonomi

38

Perkembangan sistem ekonomi di Kota Kendari

mulai mengalami peningkatan akan tetapi

peningkatan tersebut melahirkan beberapa

permasalahan baru yakni :

1) Adanya stratifikasi sosial di dalam masyarakat

yang menonjol sehingga menimbulkan kecemburuaan

sosial dimana hal ini dapat memicu adanya

konflik secara struktural dan horisontal di

kalangan masyarakat.

2) Kesenjangan masyarakat antara kaya dan miskin di

daerah Kota Kendari menimbulkan perbedaan di

kalangan pribumi dan non pribumi (warga

keturunan Cina), begitu pula antara suku

pendatang dengan suku asli.

4.1.6 Sumber Daya Alam

Kota Kendari memiliki potensi Sumber Daya

Alam yang sangat beraneka ragamyang dapat

meninggkatkan Pendapata Asli Daerah meliputi :

38

1) Perikanan.

2) Perkebunan : Coklat, Kelapa dan lain sebagainya.

3) Pertanian : Tanaman jangka pendek.

4) Peternakan : seperti sapi, kerbau, kambing dan

ayam.

4.1.7 Keamanan

1) Wilayah Kota Kendari adalah daerah bekas

basis DITII sehingga tidak menutup kemungkinan

dapat menimbulkan gangguan terhadap ketertiban

dalam masyarakat hal ini dipengaruhi oleh

heterogennya masyarakat yang mendiami Kota

Kendari.

2) Kesatuan-kesatuan TNI/POLRI di daerah Kota

Kendari terdiri dari :

a) KODIM 1417 HALUOLEO.

b) POM TNI.

c) POLAIRUT.

d) Markas Besar TNI AL.

38

Hal tersebut perlu disikapi dengan tingkat

komunikasi dan koordinasi yang baik.

4.1.8 Situasi Kamtibmas

Berikut ini akan digambarkan situasi kamtibmas

Kota Kendari dalam bentuk tabel sata sejak tahun

2002-2006.

Tabel 1 : Data Kejahatan Periode 2002-2006

No. Tahun Jumlah

T.P

Jumlah SAI

T.P

% SAI.T.P

1. 2002 676 345 49,91

2. 2003 1500 711 47,4

3. 2004 1844 988 53.57

4. 2005 1807 870 48,14

5. 2006 2194 1442 65,72

Sumber Data : POLRES Kota Kendari

38

Tabel 2 : Data Kejahatan Terhadap Konvensional,

Kekayaan Negara dan Implikasi Konti.

No Data Jenis Kejahatan 02 03 04 05 06

1.Konvensina

l

Bunuh,ANIRAT,

CURAT CURAS468 512 515 57

0

610

2. Keky.Neg.

Ilegal Loging,

Kompsi,

Curi Ikan24 31 33 41 43

3. Imp.KontiSOSPOL,Bencana

Alam2 2 1 3 8

Sumber Data : POLRES Kota Kendari

4.2Kondisi Keberadaan Kasus Pelecehan Seksual Di Kota

Kendari

Dalam hal ini penulis akan menguraikan dan

menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh melalui

studi lapangan baik itu pihak aparat penegak hukum

38

maupun korban dan pelaku pelecehan seksual di Kota

Kendari.

Berikut ini penulis akan menguraikan daftar

jumlah tersangka/ terdakwa kasus pelecehan seksual

baik yang telah diselesaikan oleh Pengadilan Negeri

Kendari maupun yang masih dalam proses penuntutan

Jaksa dan penyidikan oleh pihak Kepolisian. Dalam hal

ini penulis akan menyajikan data tersebut dalam bentuk

tabel.

Tabel 1 : Data Tersangka/ terdakwa kasus pelecehan

seksual di Kota Kendari

No.

Tahun TahapPenyidik

an

TahapPenuntut

an

TahapPenyelesaian Sidang

Jumlah

Ket.

1.

2.

2005

2006

-

-

-

-

11

15

11

15

Tela

h

Voni

s

Tela

38

3.

4.

2007

2008

5

2

4

1

8

-

17

3

h

Voni

s

-

-Jumlah 7 5 34 46

Sumber data : POLRES Kota Kendari

Keterangan : Data tahun 2008 hanya sampai pada bulan

Februari

Berdasarkan keterangan tabel tersebut di atas

diperoleh fakta bahwa angka pelecehan seksual sejak

tahun 2005 sampai 2008 terus mengalami peningkatan

yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 2005 sampai

2006 angka pelecehan seksual mengalami peningkatan 36

% pertahun sedangkan tahun 2006 sampai 2007 juga terus

mengalami peningkatan hingga mencapai 13 % dan di

tahun 2008 juga memperlihatkan peningkatan yang cukup

besar. Sejak bulan januari hingga februari 2008 angka

pelecehan seksual berjumlah 3 kasus. Hal ini

38

dimungkinkan akan terus mengalami peningkatan hingga

Desember tahun 2008.

Keseluruhan kasus sejak tahun 2005 – 2006 telah

diselesaikan dan dijatuhkan vonis oleh Pengadilan

Negeri Kendari dimana jumlah vonis yang dijatuhkan

bervariasi. Sedangkan kasus di tahun 2007 hanya 8

kasus yang telah diselesaikan dan jatuh vonis oleh

pengadilan dan 4 kasus masih dalam tahap penuntutan

oleh jaksa penuntut umum dan 5 kasus masih dalam tahap

penyidikan oleh pihak Kepolisian Kota Kendari.

1. Identitas Pelaku

Dari data yang diperoleh penulis dari studi

lapangan yang dilakukan diperleh fakta mengenai

identitas para pelaku. Dalam hal ini identitas para

pelaku akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 2 : Data pendidikan para pelaku

No Tahun SD SLTP SLTA PT JUMLAH KET.

38

.

1

2

3

4

2005

2006

2007

2008

2

4

4

1

2

5

6

1

6

6

5

1

1

-

2

-

11

15

17

3

JUMLAH 11 14 17 3 45

Sumber data : POLRESTA Kendari

Dari tabel tersebut di atas jika dilihat dari

tingkat pendidikan para pelaku sebagian besar

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, di mana

para pelaku pelecehan seksual terlihat berada pada

urutan pertama yakni mereka yang memiliki tingkat

pendidikan SLTA dengan jumlah 17 orang dan urutan

kedua adalah SLTP dengan jumlah 13 orang sedangkan

urutan ketiga adalah pelaku yang hanya

berpendidikan SD dengan jumlah 11 orang dan jumlah

38

angka terkecil pelecehan seksual di Kota Kendari

berasal dari perguruan tinggi dengan jumlah 3

orang.

Dari data tersebut di atas angka pelecehan

seksual pada perguruan tinggi terlihat hanya tahun

2005 dan 2007, sedangkan di tahun 2006 pelecehan

seksual yang dilakukan oleh mereka yang

berpendidikan perguruan tinggi tidak diperoleh data

yang menunjukkan angka perbuatan pelecehan seksual.

Secara garis besar jika dilihat dari keterangan

tabel di atas menunjukkan angka pelecehan seksual

di Kota Kendari terus mengalami peningkatan dan hal

tersebut merupakan angka yang cukup memprihatinkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap

salah seorang pelaku pelecehan seksual di Kota

Kendari yang bernama Arif Kuswanto menyatakan

tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya tidak

direncanakan sebelumnya di mana ia mengakui bahwa

38

perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan sebagai

akibat dari menonton siaran HBO yang merupakan

siaran luar negeri sekitar pukul 09.00 pagi.

Pelecehan seksual yang ia lakukan kepada anak

majikannya dikarenakan ia tidak bisa menahan nafsu

biologis yang ada pada dirinya dan hal tersebut

dilakukan tanpa disadarinya. Ia juga manambahkan

perbuatan pelecehan yang ia lakukan pada saat ibu

dari majikannya tidak berada di rumahnya. Dan ia

hanya bersama korban yang masih berusia dibawah

umur dan ia mengakui perbuatannya dan menerima

akibat hukum yang diperolehnya dari putusan sidang

Pengadilan Negeri Kendari (Wawancara 5 maret 2007).

Selain daftar tabel tersebut di atas penulis

akan menyajikan identitas para pelaku yang

diperoleh dari studi lapangan dengan menyajikan

identitas tersebut dalam bentuk tabel. Dan tabel

berikut ini akan menerangkan data pekerjaan para

38

pelaku pelecehan seksual yang dapat dijadikan bahan

banding dalam menelusuri kenyataan obyektif

pelecehan seksual yang terjadi di Kota Kendari.

Tabel 5 : Data identitas pekerjaan para pelaku

tahun 2004-2006

No. Tahun

PekerjaanJumlahNelaya

nPelaja

rPembant

u Swasta

1

2

3

2004

2005

2006

5

4

5

2

4

7

2

1

3

2

6

2

11

15

17Jumlah 14 13 6 10 43

Sumber data : Pengadilan Negeri Kendari

Dari data tersebut di atas dapat diperoleh

fakta bahwa pelecehan seksual yang terjadi di kota

kendari pada tahun 2004 lebih banyak dilakukan oleh

mereka yang berprofesi sebagai nelayan dengan

jumlah pelaku sebanyak 5 orang dan tahun 2005

pelecehan seksual yang banyak terjadi di Kota

Kendari yang telah jatuh vonis oleh Pengadilan

Negeri Kendari dilakukan oleh mereka yang

38

berprofesi swasta dengan jumlah 6 orang sedangkan

pada tahun 2006 angka pelecehan seksual banyak

dilakukan oleh kalangan pelajar dengan jumlah 7

orang pelaku.

Keterangan tersebut di atas memperlihatkan

sebuah kenyataan bahwa perilaku pelecehan seksual

yang terjadi di Kota Kendari tidak hanya dilakukan

oleh mereka yang berada dibawah garis kemiskinan

tetapi terlihat sebuah perimbangan bahwa perilaku

pelecehan seksual banyak terjadi dikalangan mereka

yang memiliki kemampuan finansial secara

berlebihan, sehingga dapat dikatakan tindakan

pelecehan seksual yang dilakukan oleh seseorang

tidak hanya terjadi sebagai akibat ketidakmampuan

secara finansial akan tetapi pelecehan seksual yang

terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh peran

lingkungan dan penggunaan media cetak dan

elektronik secar tidak wajar sehingga menimbulkan

38

imajinasi yang berlebihan yang dikonsumsinya secara

langsung melalui media tersebut.

2. Korban Pelecehan Seksual

Berdasarkan hasil wawancara terhadap korban

pelecehan seksual sebanyak 2 orang mengaku ia

memperoleh perlakuan pelecehan seksual dari

pamannya sendiri dan 1 orang mengaku mendapatkan

perlakuan pelecehan seksual dari temannya sendiri.

Ketiga korban tersebut mengaku sedah berulang kali

ia mendapatkan perlakuan pelecehan seksual akan

tetapi perbuatan tersebut baru ia laporkan setelah

menganggap bahwa prilaku pelecehan seksual yang

ditujukan kepadanya telah berulang kali dan

mengancam dirinya.

Awalnya ia menyatakan tidak berani melaporkan

kejadian tersebut dikarenakan malu dan takut

mendapatkan siksaan dari pelaku. Ia juga mengakui

38

perbuatan pelaku tersebut diakui tidak normal

karena perbuatan tersebut dilakukan karena pengaruh

minuman keras dan pengaruh media elektronik yang

memberikan informasi negatif seperti video porno

dan siaran-siaran yang dapat menimbulkan naluri

biologis pada pelakunya.

Pada tanggal 23 Mei 2006 ia baru melaporkan

perihal pelecehan seksual yang dilakukan oleh

pamannya sendiri. Dalam laporan tersebut ia

menyatakan memperoleh perlakuan perbuatan seksual

dengan cara diremas dan dipegang pada bagian-bagian

anggota tubuhnya yang sangat sensitif. (Wawancara 6

Maret 2007).

4.3Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Pelecehan

Seksual di Kota Kendari

Berlangsungnya perubahan sosial dalam masyarakat

kota Kendari yang serba cepat dan perkembangan zaman

38

yang tidak sama mengakibatkan adanya konflik-konflk

eksternal dan internal juga disorganisasi dalam

masyarakat serta dalam pergaulan hidup individu

masyarakat. Perubahan dan perkemnbangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi dengan

perkembangan pembinaan sosial di dalam pergaulan

masyarakat. Hal tersebut menyebabkan coraak berpikir

masyarakat kadang tidak realistis dalam mengungkap dan

memahami etika dan tatanan hidup dalam masyarakat.

Pengaruh perubahan sosial dalam masyarakat di

kota Kendari mengakinatkan terjadinya pertentangan dan

perselisihan di antara individu masyarakat maupun

kelompok sebagai akibat pelanggaran hak-hak

kepentingan yang tidak saling menghargai antara satu

dengan yang lain. Berbagai pengaruh yang lahir tanpa

dikehendaki memberikan implikasi negatif dlam struktur

pergaulan masyarakat, oleh sebab itu menimbulkan

akibat pelecehan seksual.

38

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan terjadinya pelecehan seksual di kota

Kendari, maka berikut ini penulis akan menyajikan

hasil wawancar dengan pihak-pihak atau instansi-

instansi yang terkait dengan masalah pelecehan seksual

di kota Kendari.

Menurut Bapak Supratman, selaku Kepala Biro

Operasional Kepolisian kota Kendari menyatakan bahwa :

1. Penyebab terjadinya pelecehan seksual di kota

Kendari disebabkan oleh dua faktor yakni faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

- Pelecehan seksual yang terjadi sebagai akibat

besarnya tingkat seksualitas seorang pelaku

yang secara psikologis tidak mampu menekan

naluri biologis dalamdirinya yang timbul dari

pengaruh visualisasi maupun berdasarkan

kehendak dari dirinya sendiri.

38

- Pelecehan seksual yang di lakukan oleh

seseorang sebagai akibat ketidak mampuan dalam

mengelolah dan mengendalaikan tingkat

emosional seksualitas

- Pelecehan seksual yangdilakukan oleh seseorang

di akibatkan besarnya daya fantasi yang

berlebihan secara biologis di dalam diri

seseorang

- Lemahnya mental spiritual yang di miliki

seorang sehingga menyebabkan terjadinya

pelecehan seksual di kota Kendari.

- Lemahnya pendidikan dan ilmu yang berbasisi

etika moral oleh seorang pelaku pelecehan

seksual.

- Kurangnya kesadran akan persamaan hak antara

laki-laki dan perempuan

b. Faktor eksternal

38

- Pelecehan seksual timbul sebagai akibat adanya

media cetak dan elektronik yang memberikan

fasilitas yang mengarah pada akses negatif

seperti video porno, majalah porno maupun

fasilitas yang adapat diperoleh melalui

hubungan interpersonal.

- Pelecehan seksual di kota Kendari terjadi

sebagai akibat ketidakmampuan secara finansial

naluri biologis kepada wanita yang menawarkan

pelayanan jasa seks komersial

- Adanya pengaruh dari lawan jenis yang

memberikan tekanan biologis secara visualisasi

terhadap seseorang, akibatnya orang tersebut

tidak dapat menekan naluri biologis dalam

dirinya.

- Pengunaan pakaian yang sensual dan over sensual

sehingga memperlihatkan bagian tubuh seorang

38

korban yang dapat menimbulkan daya rangsangan

terhadap orang yang melihatnya.

- Tidak adanya batasan pergaulan antara laki-laki

dan perempuan dalam proses interkasi dan

adaptasi dalam lingkungan masyarakat

- Adanya tekanan psikologi dan frustasi sehingga

pelecehan seksual dapat terjadi di kota Kendari

Dari gambaran tersebut di atas memberikan

penjelasan bahwa penyebab utama pelecehan seksual di

kota Kendari lebih banyak dipengaruhi oleh media cetak

dan elektronik yang menawarkan akses-akses negatif

sehingga adanya tekanan biologis dan mereka yang

menyaksikan tidak mampu membendung, sehingga

menyebabkan terjadinya pelecehan seksual.

Berdasarkan keterangan tersebut di atas penulis

juga akan memberikan keterangan yang di peroleh

melalui studi lapangan,agar dapat di ketahui penyebab

terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari. Selain

38

keterangan yang telah dipaparkan oleh penulis di atas

yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak Polresta

Kendari, penulis juga akan memaparkan dan menjelaskan

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan

seksual di kota Kendari.

Menurut ibu Husni Rauf, SH. Selaku Jaksa Penuntut

Umum pada Pengadilan Negeri Kendari menyatakan ada

bebrapa hal yang menyebabkan terjadinya pelecaehan

seksual di kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan

informasi negatif dan menyesatkan.

2. Kurangnya pembelajaran seksual yang di terapkan

para orang tua kepada anaknya yang berakibat adanya

tekanan biologis yang tidak dapat di manejemen

secara emosional oleh seseorang yang melakukan

pelecehan seksual.

3. Pengaruh aktraktif lingkungan di mana pelaku

berada.

38

4. Kurangnya moral yang di milki oleh para pelaku

pelecehan seksual

5. Tekanan dan frustasi yang berlebihan

6. Tingginya nafsu seks yang normal tidak terintegrasi

dalam kepribadian dan keroyalan seks.

7. Pada masa kanak-kanak pelaku pernah melakukan

relasi seks atau suka melakukan hubungan seks

sebelum perkawinan untuk sekedar iseng meniknati

masa indah di kala muda.

8. Simbol keberanian yang menjajahi dunia seks secara

nyata di dalam pergaulan.

Hal tersebut di atas menurut ibu Husni Rauf, SH.

selaku Jaksa Penuntut Umum pada Pengadilan Negeri

Kendari bahwa kedelapan faktor tersebut di atas adalah

penyebab terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari.

Dari hasil wawancara penulis, ia juga menerangkan

bahwa pelecehan seksual di kota Kendari terus

mengalami peningkatan yang signifikan di setiap

38

tahunnya. Ia juga menerangkan bahwa pelecehan seksual

yang terjadi saat ini tidak hanya di kehendaki oleh

seorang pelaku saja. Tetapi lebih didominasi oleh

pengaruh korban yang menghendaki terjadinya pelecehan

seksual tersebut karena kepentingan.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa pelecehan

seksual yang dilakukan oleh seorang pelaku memiliki

tingkat penjatuhan pidana yang berbeda antara satu

dengan yang lain bila dilihat di lihat dan di ukur

berdasarkan tingkat perbuatannya. (wawancara 7 Maret

2007)

Menurut Adi Sutrisno, SH.MH., Pengadilan Negeri

Kendari menyatakan pelaku kejahatan pelecehan seksual

di kota Kendari sebagian besar di tuntut pidana empat

bulan sampai tiga tahun dengan melanggar pasal 289

KUHP dan 290 KUHP tentang perbuatan cabul.

Berdasarkan wawancara tersebut penulis juga

memperoleh informasi bahwa kejahatan pelecehan seksual

38

yang terjadi di kota Kendari terus mengalami

peningkatan dan tingkat pelecehan seksual yan

terbanyak diputuskan oleh Pengadilan Negeri Kendari

sebagian besar mereka yang berprofesi nelayan dan

swasta (wawancara, 8 maret 2007).

Dari keterangan tersebut di atas penulis dapat

menarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat pelesehan

seksual di Kota Kendari terus mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh besarnya

pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan

fasilitas negatif seperti video porno, majalah porno

serta informasi yang dapat diperoleh secara mudah

didalam pergaulan masyarakat.

4.4Upaya-Upaya Penanggulangan Pelecehan Seksual di Kota

Kendari

38

Tingginya angka pelecehan seksual di Kota Kendari

yang terus mengalami peningkatan sebagaimana yang

telah diterangkan dalam wawancara tersebut diatas baik

kepada Pihak Kepolisian, pelaku, korban, Kejaksaan

Negeri Kendari dan Pengadilan Negeri Kendari diperoleh

penjelasan dari pihak aparat penegak hukum bahwa dalam

rangka menekan angka pelecehan seksual di Kota Kendari

dilakukan dengan dua cara yakni secara prefentif dan

represif.

Dalam hal ini, penulis akan memaparkan upaya-

upaya prefentif dan represif dalam rangka menekan

angka terjadinya pelecehan seksual di Kota Kendari :

1. Prefentif

Upaya-upaya prefentif yang dilakukan oleh

aparat penegak hukum, dalam hal ini aparat

kepolisian Polresta Kendari dalam rangka menekan

rangka pelecehan seksual di Kota Kendari dilakukan

dengan berbagai cara yakni sebagai berikut :

38

a. Melakukan razia penyebaran video porno dan

majalah porno di pasar-pasar tradisional maupun

di tempat-tempat penyewaan kaset.

b. Menyebarkan satuan Intelijen kepolisian di

berbagai tempat yang dicurigai yang

memperdagangkan dan menyewakan fasilitas-

fasilitas yang berefek negatif pada masyarakat.

c. Melakukan razia terhadap penggunaan Handphone

dikalangan pelajar yang memungkinkan menyediakan

fasilitas negatif di dalam handphone tersebut.

d. Memberikan himbauan dan penyuluhan kepada orang

tua mengenai resiko yang ditimbulkan oleh

pengaruh media cetak dan elektronik.

e. Memberikan peringatan dini terhadap pihak orang

tua agar tetap waspada kepada orang-orang di

sekitar lingkungan masyarakat dengan cara tidak

membiarkan anak gadisnya berada dirumah sendirian

38

ataupun ditemani oleh seseorang yang bukan

sejenisnya.

f. Melakukan penyuluhan penyuluhan terhadap bahaya

seks bebas dikalangan remaja.

g. Pihak Polresta Kendari bekerja sama dengan tokoh

agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat yang

berada di Kota Kendari untuk melakukan pencegahan

dini terhadap kejahatan pelecehan seksual dengan

menerapkan pembelajaran yang berbasis mental

spiritual.

Upaya-upaya prefentif tersebut diatas merupakan

kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak Polresta

Kendari dalam rangka mencegah kejahatan pelecehan

seksual di wilayah hukum Kota Kendari. Dari proses

wawancara oleh penulis diakui peningkatan pelecehan

seksual saat ini oleh Pihak Kepolisian belum mampu

menekan angka kejahatan pelecehan seksual yang

diakibatkan adanya pengaruh media cetak dan

38

elektronik yang perkembangannya begitu cepat,

sehingga tidak diimbangi dengan pembinaan sosial

untuk itu seluruh elemen baik itu pemerintah, tokoh

agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan orang tua

harus mampu berpartisipasi aktif dalam rangka

menekan angka laju pelecehan seksual di Kota

Kendari sehingga tidak hanya semata-mata memberikan

tanggung jawab kepada Pihak Kepolisian secara

institusi, personal melainkan hal tersebut adalah

tanggung jawab secara keseluruhan oleh masyarakat.

2. Refresif

Selain upaya-upaya prefentif yang di lakukan

oleh aparat penegak hukum dalam hal ini pihak

kepolisian Polresta Kendari, ada pula upaya-upaya

refresif yang di lakukan untuk menekan peningkatan

angka pelecehan seksual di kota Kendari dengan

instrumen memberikan efek jera kepada para pelaku

dengan cara sebagai berikut :

38

a. Menerapakan sistem pengamanan mengenai

pelecehan seksual secara cepat dan tanggap

b. Dalam memberikan efek jera pihak kepolisian

memberikan hukuman fisik kepada para pelaku

tetapi hal tersebut dilakukan masih dalam batas-

batas tertentu.

c. Menerapkan subsideir Pasal kumulatif terhadap

para pelaku pelecehan seksual.

d. Menerapkan sanksi yang tegas dengan kapasitas

hukuman penjara yang tinggi terhadap para pelaku

pelecehan seksual.

e. Memberikan pemahaman secara logis kepada para

pelaku bahwa atas perbuatannya mengakibtkan

kerugian secara mental kepada korban dan

lingkungannya.

Hal-hal tersebut di atas merupakan rangkaian

tindakan represif yang dilakukan oleh aparat

penegak hukum khususnya pihak kepolisian Polresta

38

Kendari dalam rangka menekan angka pelecehan

seksual di kota Kendari dengan asumsi bahwa kepada

para pelaku dapat merasakan efek jera atas

rangkaian tindakan yang dilakukannya dan menyadari

bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut sangat

bertentangan dengan tatanan hukum formal di

Indonesia serta tatanan kaidah yang tumbuh dalam

pergaulan hidup masyarakat serta di harapkan dengan

adanya upaya refresif tersebut dapat menekan angka

peningkatan pelecehan seksual di kota Kendari

sehingga dapat tercipta suasana aman dan tertib

hukum dalam pergaulan masyarakat.

BAB V

PENUTUP

38

Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyampaikan

kesimpulan yang di tarik dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya. Di samping itu penulis akan menyampaikan

saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan pelecehan

seksual di kota Kendari.

5.1 Kesimpulan

Faktor-faktor penyebab dan upaya penanggulangan

terjadinya pelecehan seksual adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pembelajaran kepada masyarakat yang

berbasis mental spiritual dalam proses pergaulan

dalam masyarakat.

2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu

cepat tidak di imbangi dengan pembinaan sosial di

dalam masyarakat.

3. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari

timbul sebagai akibat pengaruh media cetak dan

38

elektronik yang menawarkan fasilitas-fasilitas

negatif seperti video porno, majalah porno yang

dapat di peroleh melalui situs internet.

4. Pelecehan seksual yang terjadi si kota Kendari

timbul sebagai akibat dari korban yang

memperlihatkan bagian-bagian tertentu tubuhnya yang

dapat menimbulkan daya rangsangan kepada orang yang

meluhatnya.

5. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari

timbul sebagai akibat kurangnya kesadaran akan

nilai-nilai persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan.

6. Kurangnya perangkat hukum yang mengatur tentang

pelecehan seksual.

7. Kurangnya sanksi yang tegas yang hanya di atur

dalam Pasal 289 KUHP dan 290 KUHP mengenai

perbuatan cabul.

38

5.2 Saran

Saran yang di ambil oleh penulis di dasarkan pada

kesimpulan yang di tarik dari sebuah pembahasan di

mana, saran tersebut akan berusaha menjawab pertanyaan

dari sebuah kesimpulan yakni sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyuluhan secara rohani dalam setiap

acara religius maupan dalam pertemuan-pertemuan

tertentu.

2. Meningkatkan pembinaan sosial melalui kegiatan yang

bernuansa peningkatan toleransi dan tepa selira di

dalam masyarakat.

3. Melakukan razia terhadap penyebaran infornasi yang

sifatnya memberikan akses negatif kepada

masyarakat.

4. Melakukan penyuluhan tentang akibat penggunaan

pakaian yang dapat menimbulkan daya rangsangan

kepada orang yang melihatnya serta menerapkan

peraturan penggunaan pakaian yang menutup aurat.

38

5. Memberikan pembelajaran seksual di usia dini di

mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun

lingkungan masyarakat.

6. Menetapkan aturan hukum yang fleksibel dan tegas

terhadap pelaku pelecehan seksual.

7. Menambahkan perangkat hukum yang mengatur tentang

pelecehan seksual.

Dari penjelasan tersebut di atas di harapkan

dapat memberikan efek jera terhadap para pelaku

mengenai tindakan kejahatan pelecehan seksual yang

dilakukannya.

Sebelum penulis menutup rangkain penulisan karya

ilmiah ini berdasarkan dari hasil penelitian kiranya

hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi dan

bahan banding kepada pembaca mengenai keberadaan

pelecehan seksual di kota Kendari, dan penulis juga

menyadari atas arti sebuah keterbatasan sebagai

manusia biasa dalam penyajian karya ilmiah ini dan

38

semoga bagi peneliti yang akan datang dapay

menyempurnakan metode penulisan dan pemaparan dari

penelitian ini secara sempurna.