hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien ...

23
HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh : Violantina Linardi 04011181520073 F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018

Transcript of hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien ...

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIFDENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSIS

YANG DIRAWAT DI INTENSIVECARE UNIT (ICU)

SkripsiDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :Violantina Linardi

04011181520073

F A K U L T A S K E D O K T E R A NUNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

ii

iii

iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sriwijaya, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Violantina LinardiNIM : 04011181520073Program Studi : Pendidikan Dokter UmumFakultas : KedokteranJenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Hak Bebas Royalti Noneksklusif(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah Saya yang berjudul:

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIANPASIEN SEPSISYANG DIRAWAT DI INTENSIVE

CARE UNIT (ICU)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNoneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan,mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),merawat, dan mempublikasikan tugas akhir Saya tanpa meminta izin dari Sayaselama tetap mencantumkan nama Saya sebagai penulis, pencipta, dan sebagaipemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya.

Palembang, 2 Januari 2019Yang Menyatakan,

(Violantina Linardi)

iv

ABSTRAK

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIANPASIEN SEPSISYANG DIRAWAT DI INTENSIVE

CARE UNIT (ICU)

(Violantina Linardi, Januari 2019, 46halaman)

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Latar Belakang. Prevalensi kejadian sepsis di ICU rumah sakit berkisar antara20-80%, dengan prevalensi kematian berkisar antara 20-50%. Salah satu terapipada pasien sepsis adalah terapi cairan. Namun, terapi cairan yang berlebihandapat meningkatkan mortalitas pasien. Beberapa studi menunjukkan bahwa balanscairan kumulatif berpengaruh terhadap kematian pasien sepsis. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan balans cairan kumulatif dengan kematianpasien sepsis.Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desaincohort retrospektif. Sampel penelitian adalah pasien sepsis yang dirawat diIntensive Care Unit (ICU) RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2017yang dipilih melalui total sampling. Sebanyak 103data memenuhi kriteria inklusi.Data kematian dan balans cairan kumulatif pasien sepsis didapat melalui rekammedik dan dianalisis menggunakan uji Chi-squareserta metode Kaplan Meier danuji Mantel-Haenszel log-rank test.Hasil. Dari 103data, sebanyak 64% pasien sepsis meninggal dalam waktu 28 haridan 84,4% pasien sepsis yang meninggal memiliki balans cairan kumulatif positif.Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapathubungan yang sangat bermakna antara balans cairan kumulatif dan kematianpasien sepsis (p=0,001). Probabilitas hidup pasien sepsis 28 hari yang dipengaruhioleh balans cairan kumulatif memiliki pengaruh yang signifikan (p=0,001) setelahdiuji menggunakan Mantel-Haenszel log-rank test.Kesimpulan. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara kematian pasiensepsis dan balans cairan kumulatif. Pengawasan ketat terhadap terapi cairan padapasien sepsis diperlukan untuk mencegah meningkatnya angka mortalitas.

Kata Kunci. Sepsis, Balans Cairan Kumulatif, Kematian

v

ABSTRACT

ASSOCIATION OF CUMULATIVE FLUID BALANCE WITHMORTALITY OF SEPTIC PATIENTS IN

INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

(Violantina Linardi, January 2019, 46pages)

Faculty of Medicine Sriwijaya University

Introduction. The prevalence of septic patients which treated in Intensive CareUnit (ICU) ranges from 20-80%, with mortality prevalence ranging from 20-50%.Fluid therapy is importance therapy for septic patients. However, excessive fluidtherapy can increase patient mortality. Several studies have shown that cumulativefluid balance affects the death of septic patients. This study aims to investigatewhether cumulative fluid balance is associated with mortality of septic patients.Methods. Sample of this cohort retrospective designed study was septic patientswhich treated in Intensive Care Unit (ICU) RSUP dr. Mohammad HoesinPalembang in 2017 with total sampling. A total of 103data met the inclusioncriteria. Patients mortality and cumulative fluid balance got from medical recordwere analysed using Chi-square test and Kaplan Meier methode with Mantel-Haenszel log-rank test.Results. Out of 103 data, 64% septic patients died in 28 days and 84,4% septicpatients who died had positive cumulative fluid balance. This study proved thatthere is a highly significant association betweencumulative fluid balance andmortality of septic patients with the p-value of 0,001 (Chi-square test).The 28days survival probability of septic patients affected by cumulative fluid balancehas a significant association with the p-value of 0,001 (Mantel-Haenszel log-ranktest).Conclusion. There is a highly significant association between cumulative fluidbalance and mortality of septic patients. Strict monitoring on fluid therapy isneeded to prevent mortality rate of septic patients.

Keywords. Septic, Cumulative Fluid Balance, Mortality

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Balans Cairan Kumulatif denganKematian Pasien Sepsis yang Dirawat Di Intensive Care Unit (ICU)”. Skripsi inimerupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran diFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan dan penelitian ini banyakhambatan dan dorongan yang mempengaruhi proses pembuatan skripsi ini. Adabanyak pihak yang berperan memberikan dukungan dan bimbingan kepadapenulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas doa, dukungan, bimbingan danajaran yang diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Terima kasih atas segala bimbingan dan ajaran yang telah diberikan oleh dr.Mayang Indah Lestari, Sp.An dan dr. Phey Liana, Sp.PK selaku dosenpembimbing. Terima kasih kepada dr. Kms Ya’Kub Rahadiyanto, Sp.PK., M.Kesdan Dra. Lusia Hayati, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikanbanyak kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas izin dariInstalasi Rekam Medik RSUP dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang danDepartemen Anestesi RSMH Palembang/Fakultas Kedokteran UniversitasSriwijaya Palembang yang telah bersedia membantu selama pengambilan sampelpenelitian. Terima kasih juga kepada teman-teman dan pihak-pihak terkait yangtelah membantu baik secara material ataupun emotional support. Skripsi ini secarakhusus penulis persembahkan kepada orang tua yang selalu memberikan doa dandukungan baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat diselesaikandengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehinggapenulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaanskripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebaik-baiknya.

Palembang, 2 Januari 2019

Penulis

vii

DAFTAR SINGKATAN

ICU Intensive Care Unit

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

TNF-∝ Tumor Necrosis Factor-∝IL Interleukin

EGDT Early Goal Directed Therapy

ARISE The Australian Resuscitation in Sepsis Evaluation

ProCESS Protocolized Care for Early Septic Shock

GIPS Global Increased Permeability Syndrome

SOFA Sequential Organ Failure Assessment

MAP Mean Arterial Pressure

AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome

TLRs Toll-like Receptors

ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome

DIC Disseminated Intravascular Coagulation

EKG Elektrokardiogram

GCS Glasgow Coma Scale

IV Intravena

RSMH Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin

AKI Acute Kidney Injury

viii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iLEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iiLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... iiiABSTRAK .......................................................................................................... ivABSTRACT ........................................................................................................vKATA PENGANTAR ........................................................................................viDAFTAR SINGKATAN .....................................................................................viiDAFTAR ISI........................................................................................................viiiDAFTAR TABEL ...............................................................................................xDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiDAFTAR GRAFIK ............................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ............................................................................11.2. Rumusan Masalah .......................................................................31.3. Tujuan Penelitian ........................................................................4

1.3.1.Tujuan Umum....................................................................41.3.2.Tujuan Khusus ...................................................................4

1.4. Hipotesis .....................................................................................41.5. Manfaat Penelitian ......................................................................4

1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................41.5.2. Manfaat Praktis .................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Sepsis .........................................................................................5

2.1.1. Definisi..............................................................................52.1.2. Epidemiologi .....................................................................52.1.3. Etiologi..............................................................................62.1.4. Patofisiologi ......................................................................72.1.5. Diagnosis...........................................................................102.1.6. Pemeriksaan Laboratorium ...............................................112.1.7. Tatalaksana........................................................................122.1.8. Komplikasi ........................................................................152.1.9. Pencegahan........................................................................162.1.10. Prognosis .........................................................................17

2.2. Kelebihan Cairan.........................................................................172.2.1. Balans Cairan Kumulatif...................................................172.2.2. Hubungan Kelebihan Cairan dengan Kematian Pasien ....18

2.3. Skor SOFA..................................................................................202.4. KerangkaTeori ...............................................................................21

ix

2.5. Kerangka Konsep ........................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Jenis Penelitian ..............................................................................233.2. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................233.3. Populasi dan Sampel......................................................................23

3.3.1. Populasi .............................................................................233.3.2. Sampel .................................................................................233.3.2.1. Besar Sampel ..................................................................233.3.2.2. Cara Pengambilan Sampel..............................................23

3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...............................................243.4. Variabel Penelitian ......................................................................243.5. Definisi Operasional ......................................................................243.6. Cara Pengumpulan Data..............................................................263.7. Cara PengolahandanAnalisis Data ................................................263.8. Kerangka Operasional ...................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Penelitian..............................................................................28

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.......................................284.1.2 Analisis Univariat...............................................................294.1.3 Analisis Bivariat.................................................................314.1.4 Analisis Kesintasan ............................................................334.1.5 Analisis Tambahan.............................................................34

4.2. Pembahasan ...................................................................................35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .................................................................................405.2. Saran ............................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................42LAMPIRAN .......................................................................................................47BIODATA RINGKAS ........................................................................................68DRAFT ARTIKEL PUBLIKASI .......................................................................69

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Manifestasi Biologik danManifestasi Klinik pada Sepsis ...................... 92. Kriteria Diagnostik untuk Sepsis ............................................................ 103. Rekomendasi Antibiotik untuk Pasien

Sepsis dengan Fungsi Ginjal yang Normal............................................. 134. Skor SOFA ............................................................................................. 205. Definisi Operasional ............................................................................... 246. Karakteristik Pasien ................................................................................ 307. Penggolongan Balans Cairan Kumulatif ................................................ 308. Balans Cairan Kumulatif berdasarkan Keadaan Pulang......................... 319. Balans Cairan Kumulatif berdasarkan Skor SOFA ................................ 3110. Hubungan Balans Cairan Kumulatif dengan Kematian

Pasien Sepsis yang Dirawat di Intensif Care Unit (ICU) ....................... 3211. Hubungan Balans Cairan Kumulatif dengan Skor SOFA ...................... 33

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Algoritma Penegakkan Diagnosis Sepsis ............................................... 112. Efek dari Kelebihan Cairan pada Sistem Organ ..................................... 193. Kerangka Teori ....................................................................................... 214. Kerangka Konsep.................................................................................... 225. Pemilihan Pasien dan Luaran.................................................................. 28

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Kesintasan pada Pasien Sepsi yang Dirawat di ICU .............................. 332. Kurva ROC Balans Cairan Kumulatif dan Kematian Pasien Sepsis ...... 34

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pengolahan dan Analisis Data SPSS ...................................................... 472. Data Subjek Penelitian............................................................................ 593. Sertifikat Etik.......................................................................................... 644. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ 655. Surat Keterangan .................................................................................... 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasien sakit kritis adalah pasien tidak stabil yang memerlukan terapi

intensif dan tertitrasi, seperti bantuan ventilasi, alat penunjang fungsi

organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif/inotropik, obat anti

aritmia, serta pengobatan lain-lainnya secara kontinyu. Pasien sakit kritis

merupakan pasien prioritas utama di Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit

(Kepmenkes, 2011). Dalam kondisi tersebut, pasien dapat mengalami

perubahan fisiologi tubuh yang apabila tidak ditangani dengan tepat dapat

berkembang menjadi disabilitas atau kematian (Frost dan Wise, 2007).

Penyebab utama kematian pasien sakit kritis di ICU adalah sepsis (Yentis,

Hirsch, dan Smith, 2009).

Prevalensi kejadian sepsis dan sepsis berat di ICU rumah sakit

berkisar antara 20-80%, dengan prevalensi kematian berkisar antara 20-50%

(Quenot et al., 2013). Penelitian kohort di Eropa menunjukkan bahwa dari

3.147 pasien di ruang perawatan intensif, didapatkan pasien sepsis sejumlah

1.177 (37%), pasien sepsis berat sejumlah 930 (30%), dan pasien syok

septik sejumlah 463 (15%). Rasio angka kematian pasien sepsis jika

dibandingkan dengan pasien nonsepsis adalah 1,15 : 1, artinya angka

kematian pasien sepsis di ICU cukup tinggi di Eropa (Vincent et al., 2006).

Penelitian lain di Indonesia juga menunjukkan angka kematian yang

cukup tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irawan dkk. (2012),

angka kematian pasien sepsis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah

sebesar 16,7%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tambajong, Lalenoh,

dan Kumaat (2016) menyatakan bahwa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado angka mortalitas sepsis sangat tinggi. Dari 35 pasien sepsis yang

dirawat di ruang perawatan intensif, 23 pasien (65,7%) meninggal. Data ini

menunjukkan dua pertiga pasien sepsis meninggal.

2

Sepsis adalah sindrom kompleks yang merupakan kumpulan tanda dan

gejala sistemik sebagai respons terhadap infeksi, termasuk proses inflamasi,

pro-coagulant, dan gejala imunosupresif. Mediator inflamasi seperti TNF- ,

IL-1 , tromboksan, dan nitrit oksida akan mengubah permeabilitas kapiler,

merusak endotel, mikrotrombosis, dan vasodilatasi sehingga pasien akan

mengalami syok (DeMarco dan MacArthur, 2008). Resusitasi cairan harus

segera dilakukan ketika ditemukan tanda hipoperfusi dan syok. Salah satu

metode resusitasi cairan tersebut adalah Early Goal Directed Therapy

(EGDT). EGDT dapat menurunkan angka kematian pasien sepsis (Rivers et

al., 2001). Namun, menurut Mouncey dkk. (2015), pemberian EGDT pada

pasien sepsis berat dan syok sepsis tidak memberikan perbedaan angka

mortalitas yang bermakna dengan resusitasi cairan biasa. Hal yang sama

juga diperoleh dari penelitian The Australian Resuscitation in Sepsis

Evaluation (ARISE) dan Protocolized Care for Early Septic Shock

(ProCESS) (Yearly et al., 2014 dan Bailey et al., 2014).

Resusitasi cairan pada pasien sepsis dilakukan secara terus-menerus

sampai terjadi peningkatan hemodinamik baik dalam fungsi dinamis

(perubahan tekanan darah, variasi stroke volume) maupun statis (tekanan

arteri, denyut jantung). Namun, cairan yang berlebihan dapat menyebabkan

akumulasi cairan di interstisial, intravaskular, dan interselular yang

mengakibatkan edema di berbagai jaringan (Malbrain et al., 2014). Pada

pasien sepsis yang tidak mencapai fase flow (mobilisasi cairan) yang

ditandai dengan tidak meningkatnya diuresis dan tidak membaiknya edema

akan mengalami Global Increased Permeability Syndrome (GIPS) dan

disfungsi multiorgan (Cordemans et al., 2012). Disfungsi multiorgan

tersebut dapat diukur menggunakan skor SOFA. Skor SOFA merupakan

salah satu prediktor kematian pasien sepsis (Macdonald et al., 2014).

Akumulasi cairan di interstisial dapat digambarkan melalui balans

cairan kumulatif pasien sepsis (Cordemans et al., 2012). Berbagai studi

telah menunjukkan bahwa balans cairan kumulatif berperan penting dalam

kematian pasien sepsis. Menurut Cunha dan Lobo (2015), balans kumulatif

3

cairanmerupakan salah satu faktor penting untuk menentukan prognosis

pasien sepsis. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa dari 247 pasien

sepis di ICU, 213 (86%) orang memiliki balans cairan yang positif setelah

keluar dari ICU (Mitchell et al., 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh

Vaara dkk. (2012) menyatakan bahwa dari 76 orang yang menderita sepsis

dengan balans cairan positif, 45 orang diantaranya meninggal (59,2%).

Manajemen cairan pada pasien sepsis sangat penting terutama dalam 3

jam pertama setelah diagnosis sepsis ditegakkan. Sampai saat ini terapi

cairan dengan EGDT masih diperbolehkan dalam Internasional Guidelines

for Management of Sepsis and Septic Shock 2016 (Survival Sepsis

Campaign) (Rhodes et al., 2017). Akan tetapi apabila pemberian cairan

dilakukan secara berlebihan maka akan meningkatkan mortalitas pasien

(Acheampong dan Vincent, 2015). Pemahaman yang tepat mengenai

regulasi manajemen cairan dapat mengurangi kematian dan disfungsi organ

pada pasien sepsis (Malbrain et al., 2014). Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Lestari dkk. (2013) menunjukkan bahwa kelebihan cairan

pada pasien sepsis yang dirawat di ICU dapat dinilai dengan melihat balans

cairan kumulatif dan dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian

Penelitian ini menunjukkan bahwa kelebihan cairan ≥10% memiliki risiko

5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelebihan <10%. Namun, jumah

sampel yang sedikit dan hanya terkhusus pada pasien yang mendapatkan

EGDT menjadi keterbatasan penelitian. Maka dari itu, penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk menilai hubungan balans cairan kumulatif

dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU)

dengan sampel yang lebih besar dan mendapatkan terapi cairan baik EGDT

maupun resusitasi cairan biasa.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian

pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU)?

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian

pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui rerata balans cairan kumulatif positif pasien sepsis yang

mengalami kematian yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

2. Menganalisis hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian

pasien sepsis.

3. Mengetahui dan menganalisis hubungan balans cairan kumulatif

dengan disfungsi organ pasien sepsis yang diukur dengan skor SOFA.

4. Menganalisis probabilitas hidup pasien sepsis dalam waktu 28 hari.

1.4 Hipotesis

Terdapathubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien

sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian mengenai

hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang

dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh praktisi kesehatan

untuk memberikan manajemen cairan pada pasien sepsis yang dirawat di

Intensive Care Unit (ICU).

42

DAFTAR PUSTAKA

Acheampong, A. dan J. L. Vincent. 2015. A Positive Fluid Balance Is AnIndependent Prognostic Factor in Patients with Sepsis. Critical Care.19(1):251, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Bailey, M., R. Bellomo, A. Peter, D. J. Cooper, A. M. Higgins, A. Hold, B. D.Howe, dan S. A. R. Webb. 2014. Goal-Directed Resuscitation for Patientswith Early Septic Shock. The New England Journal of Medicine.371(16):1495-1506, (http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus 2018).

Bouchard, J., dan L.M. Ravindra. 2010. Fluid Balance Issues in the Critically IllPatient. Dalam Ronco, C. (Editor). Fluid Overload: Diagnosis andManagement (halaman 69-76). Karger, Switzerland.

Chen K.P., Cavender S., Lee J., Feng M., Mark R.G., dan Celi. 2016. PeripheralEdema, Central Venous Pressure, and Risk of AKI in Critical Illness.Clinical Journal of Nephrology. 11(4): 602-608,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 31 November 2018).

Claure-Del Granado, Rolando dan R. L. Mehta. 2016. Fluid overload in the ICU:Evaluation and management. Clinical Journal of Nephrology. 17(1):1-9,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 29 Juli 2018).

Cordemans, C., I. De Laet, N. Van Regenmortel, K. Schoonheydt, H. Dits, W.Huber, dan M. L. Malbrain. 2012. Fluid Management in Critically IllPatients: The Role of Extravascular Lung Water, Abdominal Hypertension,Capillary Leak, and Fluid Balance. Annals of Intensive Care. 2(1):1-12,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Cunha, A. R. L. dan A. M. S. Lobo. 2015. What Happens to The Fluid BalanceDuring and after Recovering from Septic Shock ?. Critical Care. 27(1):10-17, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 12 Juli 2018).

Danziger, J. 2016. Positive Fluid Balance and Patient’s Outcome. Dalam Farag, Edan Andrea K. (Editor). Perioperative Fluid Management (halaman 279-298). Springer, Switzerland.

DeMarco, C. E. dan R. D. MacArthur. 2008. Sepsis and Septic Shock. Dalam:Schlossberg, D. (Editor). Clincial Infectious Disease (halaman 9-19).Golden Cup, Hongkong.

Frost, P. dan M. Wise. 2007. Recognition and Early Management of TheCritically Ill Ward Patient. British Journal of Hospital Medicine.68(10):180-183, (https://www.ucl.ac.uk, Diakses 7 Agustus 2018).

43

Guyton, dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit BukuKedokteran EGC: Jakarta

Irawan, D., Purwanti H., Triyono, E., Brammantono, V. Arfianto, dan E.Soewandojo. 2012. Profil Penderita Sepsis Akibat Bakteri Penghasil ESBL.Jurnal Penyakit Dalam. 13(1):63- 68, (https://ojs.unud.ac.id, Diakses 6 Juli2018).

Kepmenkes. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensif CareUnit (ICU) di Rumah Sakit. 1:14. (http://perdici.org, Diakses 6 Juli 2018).

Kim, I. Y., J. H. Kim, D. W. Lee, S. B. Lee, H. Rhee, E. Y. Seong, I. S. Kwak,dan S. H. Song. 2017. Fluid Overload and Survival in Critically Ill Patientswith Acute Kidney Injury Receiving Continuous Renal ReplacementTherapy. Plos One. 12(2):1-13, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 29Juli 2018).

Lestari, M. I., Y. Puspita, E. M. Maas, dan Z. Zulkifli. 2013. Hubungan antaraKelebihan Cairan dengan Meningkatnya Angka Mortalitas Pasien Sepsisyang Dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU). 27:33-36,(http://www.perdatin.org, Diakses 27 Juli 2018).

Macdonald, S. P. J., G. Arendts, D. M. Fatovich, dan S. G. A. Brown. 2014.Comparison of PIRO, SOFA, and MEDS Scores for Predicting Mortality inEmergency Department Patients With Severe Sepsis and Septic Shock.Academic Emergency Medicine. 21(11):1257-1263,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 26 Juli 2018).

Madiyono, B dan Sastroasmoro, S. 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam:Sastroasmoro, S., Ismael, E. (editor). Dasar-Dasar Metodologi PenelitianKlinis. Sagung Seto, Jakarta.

Malbrain, M. L. N. G., P. E. Marik, I. Witters, C. Cordemans, A. W. Kirkpatrick,D. J. Roberts, dan N. Van Regenmortel. 2014. Fluid Overload, De-Resuscitation, and Outcomes in Critically Ill or Injured Patients: ASystematic Review With Suggestions For Clinical Practice. AnestezjologiaIntensywna Terapia. 46(5):361-380, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses26 Juli 2018).

Medam, S., L. Zieleskiewicz, G. Duclos, K. Baumstarck, A. Loundou, J. Alingrin,E. Hammad, C. Vigne, F. Antonini, dan M. Leone. 2017. Risk Factor forDeath in Septic Shock. Medicine. 96(50):9241,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 2 Agustus 2018).

44

Mitchell, K. H., D. Carlbom, E. Caldwell, P. J. Leary, J. Himmelfarb, dan C. L.Hough. 2015. Volume Overload: Prevalence, Risk Factors, and FunctionalOutcome in Survivors of Septic Shock. Annals of The American Socierty.12(2):1837-1844, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 26 Juli 2018).

Mouncey, P. R., T. M. Osborn, G. S. Power, D. A. Harrison, M. Z. Sadique, R. D.Grieve, R. Jahan, C. K. J. Tan, S. E. Harvey, D. Bell, J. F. Bion, T. J. Coats,M. Singer, Y. J. Duncan, dan K. M. Rowan. 2015. ProtocolisedManagement In Sepsis (ProMISe):A Multicentre Randomised ControlledTrial of The Clinical Effectiveness and Cost-effectiveness of Early, Goal-directed, Protocolised Resuscitation for Emerging Septic Shock. HealthTechnology Assesment. 19(97):1-150,(https://www.journalslibrary.nihr.ac.uk, Diakses 6 Agustus 2018).

Munford, R. S. 2011. Severe Sepsis and Septic Shock. Dalam: Longo, D. L. dkk.(Editor). Harrison’s Principles of Internal Medicine (halaman 2232- 2232).McGraw-Hill Companies, Amerika Serikat.

Pinheiro, F., F. G. Zampieri, D. F. Barbeiro, H. V. Barbeiro, A. C. Goulart, F. T.Filho, I. T. Velasco, dan L. Monnteiro. 2013. Septic Shock In Older People :A Prospective Cohort Study. 1:1- 5, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses10 Juli 2018).

Quenot, J.P., C. Binquet, F. Kara, O. Martinet, F. Ganster, J. C. Navellou, V.Castelain, D. Barraud, J. Cousson, G. Louis, P. Perez, K. Kuteifan, A.Noirot, J. Badie, C. Mezher, H. Lessire,dan A. Pavon. 2013. TheEpidemiology Of Septic Shock In French Intensive Care Units: TheProspective Multicenter Cohort EPISS Study. Critical Care. 17,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 6 Juli 2018).

Rabinowitz, S. G. 1977. Bacterial Sepsis and Endotoxic Shock. Dalam: G. P.Youmans, P. Y. Paterson, dan H. M. Sommers. (Editor). The Biologic andClinical Basis of Infectious Diseases (halaman 472- 481). W. B. SaundersCompany, Amerika Serikat.

Rhodes, A., L. E. Evans, W. Alhazzani, M.M. Levy, M. Antonelli, R. Ferrer, A.Kumar, J. E. Sevransky, C. L. Sprung, M. E Nunnally, B. Rochwerg, G. D.Rubenfeld, D. C. Angus, D. Annane, R. J. Beale, G. J. Bellinghan, G. R.Bernard, J. D. Chiche, C. Coopersmith, D. P. de Backer, C. J. French, S.Fujishima, H. Gerlach, J. L. Hidalgo, S. M. Hollenberg, dan A. E. Jones.2017. Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines forManagement of Sepsis and Septic Shock : 2016. Intensive Care Medicine.(http://www.survivingsepsis.org, Diakses 5 Agustus 2018).

45

Rivers, M., B. Nguyen, S. Havstad, J. Ressler, A. Muzzin, B. Knoblich, E.Peterson, dan M. Tomlanovich. 2001. Early Goal-Directed Therapy in TheTreatment of Severe Sepsis And Septic Shock. The New England Journal ofMedicine. 345(19):1368-1377, (http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus2018).

Safari, S., M. Shojaee, F. Rahmati, A. Barartloo, B. Hahshemi, M. M.Forouzanfar, dan E. Mohammadi. 2016. Accuracy of SOFA Score inPrediction of 30-Day Outcome of Critically Ill Patients. Tourkish Journal ofEmergency Medicine. 16(4):146-150, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov,Diakses 29 Juli 2018).

Singer, M., C. S. Deutschman, C. W. Seymour, M. Shankar-Hari, D. Annane, M.Bauer, R. Bellomo, G. R. Bernard, J. Chiche, C. M. Coopersmith, R. S.Hotchkiss, M. M. Levy, J. C. Marshall, G. S. Martin, S. M. Opal, G. D.Rubenfeld, T. V. Der, J. Vincent, dan D. C. Angus. 2016. The ThirdInternational Consensus Definitions For Sepsis And Septic Shock. Journalof The American Medical Association. 315: 801– 810,(https://jamanetwork.com, Diakses 6 Juli 2018).

Sirvent, J. M., C. Ferri, A. Baró, C. Murcia, dan C. Lorencio. 2015. Fluid Balancein Sepsis and Septic Shock as A Determining Factor of Mortality. AmericanJournal of Emergency Medcine. 33(2):186-189,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Tambajong, R. N., D. C. Lalenoh, dan L. Kumaat. 2016. Profil Penderita SepsisDi ICU RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou Manado Periode Desember 2014 -November 2015. 4, (https://ejournal.unsrat.ac.id, Diakses 6 Juli 2018).

Vaara, S. T., A. Korhonen, K. Kaukonen, S. Nisula, O. Inkinen, dan S. Hoppu.2012. Fluid Overload Is Associated with An Increased Risk For 90-DayMortality in Critically Ill Patients with Renal Replacement Therapy : Datafrom The Prospective FINNAKI Study. Critical Care. 16(5):197,(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 12 Juli 2018).

Vincent, J.L., Y. Sakr, C. L. Sprung, V. M. Ranieri, K. Reinhart, H. Gerlach, R.Moreno, J. Carlet, J. R. Le Gall, dan D. Payen. 2006. Sepsis In EuropeanIntensive Care Units: Results Of The SOAP Study. Critical Care Medicine.34:344– 353, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 6 Juli 2018).

Wang, H. E., N. I. Shapiro, R. Griffin, M. M. Safford, S. Judd, dan G. Howard.2012. Chronic Medical Conditions and Risk of Sepsis. 7(10):1-7,(http://www.pubmed.com, Diakses 10 Juli 2018).

46

Wiedemann, H. P., A. P. Wheeler, G. R. Bernard, B. T. Thompson, D. Hayden, B.DeBoisblanc, A. F. Jr Connors, R. D. Hite, dan A. L. Harabin. 2006.Comparison of Two Fluid-Management Strategies in Acute Lung Injury.English Journal Medicine. 354(24):2564-2575, (http://www.nejm.org,Diakses 28 Juli 2018).

Yearly, D. M., J. A. Kellum, D. T. Huang, A. E. Barnato, L. A. Weissfeld, F.Pike, T. Tendrupp, H. E. Wang, P. C. Hou, M. R. Filbin, dan N. Shapiro.2014. A Randomized Trial of Protocol-Based Care for Early Septic Shock.The New England Journal of Medicine. 370(80):1683-1693,(http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus 2018).

Yentis, S. M., N. P. Hirsch, dan G. B. Smith. 2009. Anaesthesia and IntensiveCare A-Z (edisi ke-4). Elsevier, London, Inggris, hal. 482- 484.

Zheng, Z., Dezhao, L., Zhou N., dan Fei,H. 2018. Risk Factor for Sepsis. 8(12):3-7, (http://www.pubmed.com, Diakses10 Desember 2018).

Zoccali, C., U. Moissl, C. Chazot, F. Mallamaci, G. Tripepi, O. Arkossy, P.Wabel, dan S. Stuard. 2017. Chronic Fluid Overload and Mortality inESRD. Journal of the American Society of Nephrology. 28:1-7,(http://www.jasn.org, Diakses 29 Juli 2018).