HUBUNGAN ANTARVARIABEL VERSI TUTI OKTOBER 2014

21
HUBUNGAN ANTARVARIABEL METODE PENELITIAN SOSIAL PROGRAM MAGISTER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

Transcript of HUBUNGAN ANTARVARIABEL VERSI TUTI OKTOBER 2014

HUBUNGAN ANTARVARIABEL

METODE PENELITIAN SOSIALPROGRAM MAGISTER

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nomotetis vs Ideografis• Upaya untuk menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan hubungan antarvariabel sering disebut sebagai model penjelasan nomotetis (nomothetic explanation) mencari penjelasan yang bersifat umum

Berbeda dengan penjelasan ideografis (ideographic explanation)bertujuan untuk memperoleh suatu pemahaman yang lengkap dan berkedalaman (in-depth) terhadap suatu kasus tertentu. menggali keterangan sebanyak mungkin tentang suatu hal.

HUBUNGAN ANTARVARIABEL• Penelitian Eksplanatif menjelaskan hubungan

antarvariabel menguji hipotesis hampir selalu kuantitatif.

• Hubungan antar variable yang paling dasar adalah: Hubungan antar dua variable:

– variable bebas (Variabel pengaruh/independent variable) simbol X

– variable terikat (variabel terpengaruh/ dependent variable) simbol Y

Hubungan antar variable independen/bebas dan variabel dependen/terikat tidak selalu menunjukkan hubungan SEBAB AKIBAT tetapi diduga memilliki hubungan sebab-akibat

Syarat hubungan sebab-akibat

• Suatu hubungan antarvariabel dikatakan memenuhi syarat sebagai hubungan sebab-akibat (causal relationship), jika memenuhi 3 syarat:1. Ada korelasi2. Sesuai dengan urutan waktu3. Hubungan bersifat orisinal

Korelasi• Hubungan yang berkorelasi adalah hubungan yang sebenarnya di antara dua atau lebih variabel. – Misalnya : hubungan antara tingkat pendidikan dengan jabatan atau posisi pekerjaan hubungan langsung yang sifatnya positif

Hubungan antara Jenis kelamin dan sikap terhadap alkohol apakah berkorelasi?

Hubungan antara asal suku dan sikap terhadap alkoholh? apakah berkorelasi?

Urutan waktu• Hubungan sebab-akibat harus mengikuti urutan waktu yang benar (time order).

• Sebab mendahului akibat secara urutan waktu.– Misalnya:

• Hubungan antara lamanya menonton televisi pada anak-anak balita dengan kemampuan menirukan kata-kata.

• Ataukah, hubungan antara kemampuan meniru kata-kata pada anak balita dengan lamanya menonton televisi?

Orisinalitas

• Hubungan sebab-akibat yang orisinal adalah hubungan yang memiliki keterkaitan langsung, yaitu jika variabel akibat tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel ketiga atau variabel lainnya.

• Jika variabel akibat masih dapat dijelaskan dengan variabel sebab lainnya maka bukan hubungan sebab-akibat.– Contoh:

• Hubungan antara usia dan perilaku mengkonsumsi makanan junkfood apakah hubungan yang orisinal?

• Kegemaran makan makanan junkfood lebih/palling dipengaruhi oleh variabel/ sebab apa?

catatan

• Peneliti bisa saja memiliki beberapa variabel sebab yang dapat diduga sebagai faktor yang bertanggung jawab bagi munculnya variabel akibat.

• Tetapi peneliti harus membuktikan satu variabel sebab yang pasti, agar suatu hubungan sebab akibat memiliki orisinalitas.

• Variabel yang akibat yang memiliki lebih dari satu variabel sebab, bukanlah suatu hubungan sebab-akibat.

• Banyak peneliti, menyatakan hubungan sebab akibat dalam bentuk prediksi: X terjadi, maka Y mengikuti, X menghasilkan Y X mempengaruhi Y, X berubungan denganY, semakin besar X maka semakin besar Y, dsb.

Arah Hubungan antar variable:

• Hubungan positif : nilai tertinggi pada variabel X (sebab) sama dengan nilai tertinggi pada variable Y (akibat):

Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi angka daya beli masyarakat.

Semakin rendah semangat belajar, semakin rendah IPK mahasiswa

• Hubungan negatif: nilai tertinggi pada variable X (sebab)

seiring dengan nilai terendah pada variable Y (akibat).

Semakin sering pasangan menghadiri layanan keagamaan, maka semakin rendah peluang terjadinya perceraian.

Semakin tinggi pendidikan, maka semakin rendah derajat fatalismenya

Tipe hubungan antar variable:

1. Hubungan Simetris: apabila variable yang satu tidak disebabkan atau

dipengaruhi oleh variable yang lainnya.– Ada empat (4) jenis hubungan simetris, yaitu:

Kedua variable merupakan indikator untuk konsep yang sama Hubungan antara jabatan dengan jenjang kepangkatan

Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama hubungan antara meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dengan tingginya pertumbuhan pusat perbelanjaan di kota-kota besar

Kedua variable berkaitan secara fungsional hubungan antara produktivitas kerja dengan kuantitas dan kualitas hasil kerja

Hubungan yang kebetulan semata-mata hubungan antara tingginya angka kematian ibu dan anak di suatu wilayah dengan angka perceraian.

2. Hubungan Timbal Balik• hubungan di mana suatu variable dapat

menjadi sebab dan juga akibat dari variable lainnya (tidak dapat diketahui siapa yang lebih dulu, variabel sebab atau variabel akibat)

– Misalnya: hubungan antara tingkat penanaman modal/investas dengan besarnya omzet yang didapat (modal + keuntungan)

– Hubungan antara besarnya omzet dengan tingkat penanaman modal/investasi

Dalam penelitian sosial tidak pernah ditemui hubungan timbal balik yang murni.

Bagaimana hubungan timbal balik dalam penelitian ilmu sosial?

3. Hubungan Asimetris:apabila variable yang satu mempengaruhi variable yang lainnya.

Penelitian survai dan penelitian sosial pada umumnya cenderung menggunakan bentuk hubungan asimetris.

Hubungan Antara Dua Variable (bivariat)

Dalam penelitian survai dan penelitian sosial, pada dasarnya hubungan antar variable yang dimaksud adalah hubungan asimetris yang lebih diarahkan pada hubungan antara dua (2) variable pokok yaitu variable pengaruh (X) dan variable terpengaruh (Y).

Variabel X dan Y sering disebut sebagai variable pokok.

Hubungan antar variable pokok tersebut merupakan titik awal analisis dalam penelitian sosial

Ada dua pola hubungan antara dua variabel:

Bivariat (hubungan antara dua variabel

saja)

X Y

Multivariat (Hubungan antara beberapa variable pengaruh dan satu variable terpengaruh)

Satu syarat yang harus dipenuhi pada pola ini adalah bahwa antar variable pengaruh harus independen satu terhadap lainnya:

X1 X2

Y X3 Xn

Lanjutan…• Dalam penelitian Ilmu Sosial hubungan tunggal antara satu variable dengan variable lainnya hampir tidak pernah ada dalam realita.

• Karena itu, kesimpulan yang di dapat dari hubungan antara dua variable harus dianggap sebagai kesimpulan sementara, spurious (palsu) dan harus diinterpretasikan secara hati-hati.

Hubungan antar lebih dua variable

Dalam penelitian sosial hubungan), MAKA peneliti kemudian menggunakan:

pola multivariate, ataudengan memasukkan variable tambahan yang mempengaruhi hubungan variable pengaruh-terpengaruh ke dalam analisis

Variable tambahan ini yang disebut sebagai variable kontrol.

Pengaruh variable tambahan dapat ‘dikontrol’ melalui sistem analisis, atau dengan cara penentuan sample.

Macam hubungan multivariat lainnya:

• Variabel antara: di mana suatu variabel sebab tidak langsung mempengaruhi variabel akibat, tetapi melalui suatu variabel lain sebagai perantaranya. disebut juga sebagai intervening variabelvariabel antara semakin menguatkan hubungan antara variabel x dan y

• Variabel pendahulu (antecedent variable): Variabel ini mendahului variable pengaruh (ingat bahwa teori terdiri dari unsur eksplanan dan eksplanandum)

Lanjutan…variable kontrol: Pengaruh variable tambahan dapat ‘dikontrol’ melalui sistem analisis, atau dengan cara penentuan sample.

• Variasi variabel kontrol: variable penekan (suppressor variable) yang

dapat mengaburkan hubungan antara variable pengaruh – terpengaruh berdasarkan data tidak terdapat hubungan antara dua variabel, tetapi apabila dilakukan pengontrolan dengan hubungan variabel ketiga, akan terungkap sebenarnya terdapat hubungan Contoh:

Variabel penekan (supressor variabel)

1.X Y Tidak terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan intensitas menghisap rokok

2. X Y

Z

Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan intesitas menghisap rokok, hanya jika tingkat pendidikan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok

VARIABEL PENGGANGGU YANG MENYEBABKAN TERJADINYA HUBUNGAN SEMU

variable pengganggu (distorter variable) yang dapat mengubah arah hubungan antara variable pengaruh – terpengaruh.

Masuknya variabel ketiga dalam analisis dua variabel dapat memberikan hasil yang berlawanan dengan hasil analisis dua variabel saja.

Contoh: terdapat hubungan antara SES dan sikap terhadap KB di sebuah kota di Jawa Tengah

Hasil analisis: SES tinggi ternyata tidak menyetujui KB

Peneliti yang kritis akan mencari variabel lain yang mengganggu keputusan hipotesis awal ditemukan variabel pengganggu: yaitu tingkat keyakinan agama dan jenis pekerjaan (PNS dan Pegawai Swasta)